Cara Membaca Kode Warna Resistor

52
CARA MEMBACA KODE WARNA RESISTOR Untuk membaca besarnya resistansi dari resistor yang mempunyai kode warna adalah sebagai berikut : Lingkaran I dan II menunjukan angka. Lingkaran III menunjukan kelipatan logaritmig. Lingkaran IV menunjukan prosen toleransi. Arti nama dapat dilihat pada tabel di bawah ini : WARNA LINGKARAN I DAN II ANGKA LINGKARAN III KELIPATAN LINGKARAN IV TOLERANSI Hitam 0 10 0 - Coklat 1 10 1 - Merah 2 10 2 - Orange 3 10 3 - Kuning 4 10 4 - Hijau 5 10 5 - Biru 6 10 6 - Ungu 7 10 7 - Abu-abu 8 10 8 - Putih 9 10 9 - Emas - 10 -1 5% Perak - 10 -2 10% Tampa warna - - 20% 1

Transcript of Cara Membaca Kode Warna Resistor

Page 1: Cara Membaca Kode Warna Resistor

CARA MEMBACA KODE WARNA RESISTOR

Untuk membaca besarnya resistansi dari resistor yang mempunyai kode warna

adalah sebagai berikut :

Lingkaran I dan II menunjukan angka.

Lingkaran III menunjukan kelipatan logaritmig.

Lingkaran IV menunjukan prosen toleransi.

Arti nama dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

WARNA LINGKARAN I

DAN II ANGKA

LINGKARAN III

KELIPATAN

LINGKARAN IV

TOLERANSI

Hitam 0 100 -

Coklat 1 101 -

Merah 2 102 -

Orange 3 103 -

Kuning 4 104 -

Hijau 5 105 -

Biru 6 106 -

Ungu 7 107 -

Abu-abu 8 108 -

Putih 9 109 -

Emas - 10-1 5%

Perak - 10-2 10%

Tampa warna - - 20%

1

Page 2: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Contoh :

Lingkaran I warna coklat = 1

Lingkaran II warna biru = 5

Lingkaran III warna kuning = 104

Lingkaran IV warna emas = 5%

Nilai resistor tersebut adalah :

R = 15. 144 ± 5% nya

= 150.000 ± 5% . 150.000 ohm

= 142.500 s/d 157.500 ohm ( sebagai batas atas dan bawah ).

Resistor yang tanpa kode warna biasanya telah tertulis pada body resistor

besarnya resistansi resistor tersebut.

2

Page 3: Cara Membaca Kode Warna Resistor

BAB I

PENGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK

A. TUJUAN PERCOBAAN.

1. Membaca kode warna dan mengukur hambatan serta

membandingkan

harga terukur terdapat kode warna.

2. Menguji Dioda Silikon, Led, dan Dioda Jembatan.

3. Menguji transistor NPN dan PNP.

B. LANDASAN TEORI.

1. Meter kumparan putar- magnet permanen ( MCPM ) atau De‘ Arsonal.

2. Hambatan seri dan batas ukur volmeter, hmbatan shunt dan batas ukur

amperemeter, Airton-shunt.

3. Koreksi hasil pengukuran tegangan dan arus.

4. Kode warna penghambat ( resistor ).

5. Pengujian diode, Led, dioda jembatan dan transistor.

a. Rangkaian seri.

Rt = R1 + R2 + R3

Vt = V1 + V2 + V3

It = I1 + I2 + I3

b. Rangkaian paralel.

1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

It = I1 + I2 + I3

Vt = V1 + V2 + V3

3

Page 4: Cara Membaca Kode Warna Resistor

c. Rangkaian seri-paralel.

Rt = R1(R2/ R3)

= Rt + R2+R3/R2+R3

It = I1 + I3

Vt = VAB + VBC

Resistor

Simbol

Satuan Ohm ( Ω )

Kapasitor

Simbol

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur percobaan.

a. Pengukuran hambatan ( resistor ).

Gunakan tabel pengamatan untuk mencatat hasil

pengamatan.

Tuliskan warna cincin-cincin pada penghambat dengan

urutan yang benar ( cincin untuk toleransi adalah yang

paling kanan biasanya berwarna perak atau emas ).

4

Page 5: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Tulis harga hambatan termasuk besar toleransinya

menurut kode warna.

Pilih kedudukan batas ukur yang tepat untuk mengukur

setiap hambatan, catat batas ukur yang dipakai dan hasil

pengukurannya, jangan memegang kedua ujung

penghambat pada watku pengukuran.

b. Pengujian diode.

Gunakan tabel pengamatan untuk mencatat hasil.

Pilih batas ukur Ohm x 10 atau x 1 untuk mengukur

hambatan maju dan hambatan mundur sebuah diode kecil,

diode besar dan sebuah Led.

Gambar 1a. Gambar 1b.

Gambar 1a. hampir mundur jarum hampir tidak menyimpang, berarti 1

adalah katode dan kaki 2 adalah anoda.

5

Page 6: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Gambar 1b. hambatan maju jarum menyimpang kekanan berarti adalah

anoda dan kaki 1 adalah katoda.

a. Pengujian diode jembatan.

Dasar pengujian diode jembatan disini adalah pengukuran

hambatan maju dan hambatan mundur keempat diode yang

membentuk diode jembatan.

Terminal atau kaki- kaki diode jembatan :

Terminal ( t ) = terminal ac = gabungan A-K

Terminal ( + ) = terminal plus = gabungan K-K

Terminal ( - ) = terminal minus = gabungan A- A

Gunakan daftar pengamatan I. 2b.

Ujilah hambatan maju D1 dan D2 ( gambar I. 3a ).

Ujilah haembatan mundur D1 dan D2 gambar I. 3b ).

Ujilah hambatan maju D3 dan D4 ( gambar I. 3c ).

Ujilah hambatan mundur D3 dan D4 ( gambar I. 3d ).

Gambar I. 3. Pengujian diode jembatan ( kedudukan Ohm x 10 atau x 1 ).

6

Page 7: Cara Membaca Kode Warna Resistor

b. Pengujian Transistor.

Hubungan pena merah pada base pena hitam pada emitter

untuk mengatur hambatan diode DE, catat besar simpangan

yang terjadi.

Pindahkan pena hitam pada kolektor untuk menghitung

hambatan diode DC, kemudian catat nilai simpangan jarum

penunjuk yang terjadi.

Ulangi langkah diatas dengan pena hitam pada base.

Simpulkan hambatan tersebut merupakan hambatan maju

atau hambatan mundur, dalam kondisi baik atau tidak dan

tentukan type transistornya.

Ukurlah hambatan bocor dan arus bocor ICBO antara

kolektor dan emitor ( IC dalam keadaan basenya terbuka ).

Ulangi ke-5 langkah di atas untuk beberapa transistor

lainnya.

2. Alat-alat dan komponen yang digunakan.

a. multimeter.

b. resistor, diode, LED, diode jembatan, transistor.

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.

1. Data Percobaan.

Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung harga dari hambatan:

a. R1 = warna

7

Page 8: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Coklat : 1

HIjau : 5

Coklat :101

Emas : ± 5%

Maka harga dari R1 adalah:

150Ω ±5%

Angka terendah: Angka tertinggi:

150- (150 ×5%) = 142,5Ω 150 +(150 ×5%) = 157,5Ω

b. R2 = warna

Hijau : 5

Biru : 6

Coklat : 101

Emas : ± 5%

Maka harga dari R5 adalah:

560Ω ± 5%

Angka terendah: Angka teringgi:

560- (560 × 5%) = 532 Ω 560 – (560 × 5%) = 588 Ω

c. R3 = warna

8

Page 9: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Orange : 3

Hitam : 0

Orange : 101

Emas : ± 5%

Maka harga dari R3 adalah:

30000 Ω ± 5%

Angka terendah: Angka tertinggi:

30000 – (30000 × 5%) = 29670,05 Ω30000 + ( 30000 × 5%) =

30329,95 Ω

d. R4 = warna

Orange : 3

Orange : 3

Merah :102

Emas : ± 5%

Maka harga dari R4 adalah:

3300 Ω ± 5%

Angka terendah: Angka tertinggi:

3300 – (3300 × 5%) = 2970,05 Ω 3300 + (3300 × 5%) =

3629,95 Ω

e. R5 = warna

9

Page 10: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Orange : 3

Orange : 3

Coklat : 101

Emas : ± 5%

Maka harga dari R5 adalah:

330 Ω ± 5%

Angka terendah: Angka tertinggi:

330 – (330 × 5%) = 0,05Ω 330 – (330 × 5%) = 659,95

Ω

2. Pengujian Diode.

Dari ketentuan teori, dapat disimpulkan bahwa apabila pena

merah terhubung kebasis nilai hambatan yang terukur kecil maka

hambatan tersebut adalah hambatan maju dan merupakan transistor

bertipe PNP. Tetapi jika nilai hambatan yang terukur besar atau (∞),

maka hambatan transistor tersebut adalah hambatan mundur dan

mempunyai tipe NPN. Jadi diode masih dalam baik dan bertipe NPN.

BAB II10

Page 11: Cara Membaca Kode Warna Resistor

RANGKAIAN DASAR LISTRIK

A. TUJUAN PERCOBAAN.

a. Mahasiswa dapat mengukur besarnya resistor, arus, dan tegangan.

b. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran dengan teori.

B. LANDASAN TEORI.

1. Rangkaian Seri.

Rt = R1+R2+R3

Vt = V1+V2+V3

It = I1+I2+I3

2. Rangkaian Paralel.

= 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

It = I1 + I2 + I3

Vt=V1 + V2 + V3

3. Rangkaian Seri Paralel.

Rt = R1(R2/ R3)

= Rt + R2+R3/R2+R3

It = I1 + I3

Vt = VAB + VBC

Bila semua resistor menpunyai nilai yang

sama R, maka RAC dapat di cari sebagai

berikut

Cara 1 : denagn hubungan ∆ - Y

Cara 2 : dengan memadang tegangan titik,

sebagai berikut :

11

Page 12: Cara Membaca Kode Warna Resistor

VAB = VAD, IBD = 0 maka titik B dengan D

dapat di hubungkan singkat.

Dengan demikian :

RAC = ( R1/R2 ) + ( R2 + R3 )

Atau RAc = ( R1 x R2/R1 + R4 ) + (R2 x R3/R2

+ R3)

Buktikan cara satu diatas

Untuk mencari resitan total seperti gambar

dapat digunakan dua cara pula yaitu ∆ - Y

dan tegangan titik.

Dengan cara memandang teganagan titik

sebagai berikut :

VAH = V AB

VAc = VAF = VAG = dan VAF = VAD

Titikyang bertegangan sama di hubungkan

sehingga di peroleh

Rt = RAE = ½ R + ½ R + ½ R

Rt = 1 ½ R

Bila semua resistor harganya sama maka

besarnya Rt = RAG= dapat di cari dengan

metode tegangan titik sebagai berikut ;

VAB = VAE = VAD

VAF = VAH = VAC

Titik yang hubungannya sama dihubungkan dan diperoleh :

Rt = 1/3 R + 1/6 R + 1/3 R

Rt = 5/6 R

12

Page 13: Cara Membaca Kode Warna Resistor

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur percobaan.

a. Rangkaian Seri.

Menbuat rangkaian seperti gambar I dengan : R1 = 100 Ohm, R2

= 120 Ohm, R3 = 150 Ohm.

Mengukur masing-masing R dan Rt.

Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,

mengukur V1, V2, V3.

Menganti Rt dengan NTC dan R3 degan lampu, melakukan

percobaan seperti diatas.

Menbandingkan hasil pengukuran dengan teori.

b. Rangkaian parallel.

Menbuat rangkaian seperti gambar 2 dengan harga

masing-masing R sama seperti diatas.

Mengukur Rt.

Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,

mengukur I1, I2, I3, VAB dan VBC.

Menbandingkan hasil pengukuran dengan teori.

c. Rangkaian seri parallel.

Menbuat rangkaian seperti gambar 3 dengan harga masing-

masing R sama seperti diatas.

Mengukur Rt .

Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,

mengukur I1, I2, I3, VAB dan VBC .

Menbuat rangkaian seperti gambar 4 dan mengukurnya.

Menbuat rangkaian seperti gambar 5 dan mengukurnya.

Menbuat rangkaian seperti gambar 6 dan mengukurnya.

2. Alat dan komponen yang digunakan :

a. Resistor.

13

Page 14: Cara Membaca Kode Warna Resistor

b. NTC ( Negative temperature coefisuen ).

c. Lampu pilot.

d. PSU ( power suplay unit ).

e. Papan rangkaian dan kabel penghubung.

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.

1. Data percobaan.

a. Rangkaian Seri.

Keterangan R1 R2 R3 Rt

Pengukuran 99,5 Ω 132 Ω 152 Ω 367 Ω

Teori 100 Ω 120 Ω 150 Ω 370 Ω

Diketahui bahwa rangkaian dihubungkan kesumber 6 Volt I total = 22,5

A pada rangkaian seri It = I1 + I2 + I3

Rt = R1 + R2 + R3

= 90 + 115 + 145

= 350 Ω

Et = It x Rt

= 22,5/1000 x 350

= 7,875 V

b. Rangkaia parallel.

Keterangan Rt I1 I2 I3 It

Pengukuran 60Ω 60 MA 40 MA 38MA 148MA

Teori

Diketahui :

Rt = 60 Ω

14

Page 15: Cara Membaca Kode Warna Resistor

It = 148 MA

= 148/1000 A

= 0,148 A

V = 6 Volt

I untuk rangkaian parallel adalah I = I1 + I2 + I3

c. Rangkaian seri – parallel.

Keterangan Rt VAB VAC VAD VA F VAG VAH I1

Pengukuran 130 Ω 1,83 2,80 3,69 3,25 2.89 1,91 30MA

Teori

Keterangan Rt VAB VAE VAD VA C VAF VAH I1

Pengukuran 80Ω 2,34 1,15 1,17 0,01 3,50 30MA

Teori

2. Analisa data Percobaan.

a. Rangkaian seri.

% Factor Kesalahan

FK = Teori – Praktek / Teori x 100 %

Keterangan Rt I1 I2 It VAB VBC

Pengukuran 145 Ω 45MA 33 MA 30 MA 3,25 2.36

Teori

Keterangan VAB VAD VBD I1 VAB

Pengukuran 2,92 5,86 3,93 30 MA 40 MA

Teori

15

Page 16: Cara Membaca Kode Warna Resistor

R1. FK = 100 – 90 / 100 x 100 %

= 10%

R2 FK = 120 – 115 / 120 x 100%

=4,166%

R3 Fk = 150 – 145 / 150 x 100%

= 3,33%

Rt FK = 370 – 330 / 370 x 100%

= 10,81%

14

BAB III

RANGKAIAN PENYEARAH

A. TUJUAN PERCOBAAN.

a. Mahasiswa dapat menbuat rangkaian penyearah setengah gelombang

maupun gelombang penuh.

b. Mahasiswa dapat meneliti pengaruh filter terhadap pengeluaran

penyearah.

c. Mahasiswa dapat menggunakan diode zener sebagai stabilator tegangan.

B. LANDASAN TEORI.

1. Transfomator.

Adalah suatu alat listrik yang berfungsi memindahkan ( transfer )

daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian lain secara elektro

magnetik. Transformasi dianggap ideal bila tidak ada rugu–rugi pad

transfomator tersebut, sehingga berlaku : daya masuk primer = daya

16

Page 17: Cara Membaca Kode Warna Resistor

keluar sekunder. Namun sebenarnya tidak ada transfomator ideal, yaitu

selalu ad ruggi-rugi, rugi besi, rugi inti, dan rygi fluks bocor..

Perbandingan transfomator

(a) Adalah A = V1 / V2 = n1 /

n2

Keterangan ;

V1 = Tegangan

primer

V2 = Tegangan

sekunder

n1 = lilitan primer

n2 = lilitan sekunder

karena adanya rugi-rugi tersebut, maka tegangan sekunder tanpa

beban ( V2 ) tidak sama dengan beban ( V2I ) sehingga akan

terjadi regulasi tegangan yang besarnya sebagai berikut :

Regulasi tegangan = V2 = V2I / V2 x 100%

Transfomator dikatakan baik apabila regulasi tegangannya kecil

1. Diode penyearah dan Diode Zener.

a. Diode penyearah.

Dikatakan penyearah karena diode hanya dapat melewatkan

arus listrik dari satu arah saja. Keluaran penyearah/diode dapat

dilihat gambar ini :

It = Im / π

Vt = Vm / π

Keterangan :

Im : Arus maksimun

Vm : Tegangan

maksimun

It : Arus rata-rata

17

Page 18: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Vt : Tegangan rata-rata.

b. Diode zener.

Diode zener berfungsi sebagai stabilator, karena akan

selalu menjaga teganga tidak melebihi rated tegangan diode zener,

dengan melewatkan sebagai arus.

c. Filter atau penyaring.

Filter ini utuk menperhalus pengeluaran dari suatu

rangkaian penyearah, pada dasarnya filter ini terdiri dari

kapasistor atau rangkaian kapasitor dengan indicator, type

penyaring bermacam-macam di antaranya type T, L dan type π,

keluaran penyearah dengan penyaring kapasitor dapat di lihat

digambar :

Penyearah gelombang penuh

Dengan filter

Penyearah setengah gelombang

Dengan filter C

Keterangan :

Vr = Tegangan riak = ripple Voltge

f = frekuensi

T = Periode = V1 / f

Jenis kapasitor yang digunakan adalah jenis polar. Pada kapasitor

akan dapat dibaca kutupnya, tegangan dan kapasitasnya.

C. METODELOGI PERCOBAAN.

18

Page 19: Cara Membaca Kode Warna Resistor

1. Prosedur percobaan.

a. Penyearah setengah gelombang ( Halp Wave )

Membuat rangkaian di bawa ini :

Memberi tegangan V1 = 6 Volt.

S1, S2, dan S3 off mengukur V3 dan menggambar

gelombangnya.

S1 dan S2 off, S3 on mengukur V1 menghitung regulasi

transformasi

S2 dan S3 off, S1 on mengukur V2 dan menggambar

gelombangnya.

S1 dan S3 off, S2 on mengukur V3 dan menggambar

gelombangnya.

S1 dan S2 on, S3 off mengukur V3 dan menggambar

gelombangnya

b. Penyearah gelombang penuh ( full wave ).

Menbuat rangkaian di bawah ini

C = 470 uF, Dz = 6,2 Volt, dan R1 = 200 Ohm.

D = Diode, Dz = diode zener, C = Capasitor polar, S = Saklar.

Gunakan Osciloscope ( CRO ) dengan benar.

Arus yang dilewatkan pada diode zener ( Dz ) adalah :

Iz = Vz/Rz

Pz = Iz/Vz

19

Page 20: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Melakukan pengamatan yang sama seperti pada setengah

gelombang diatas.

1. Alat dan komponen yang digunakan.

a) Transformator step-down.

b) Diode dan diode zener.

c) Resistor, Condensator, Induktor.

d) Multimeter.

e) CRO ( Osciloscope ).

f) Papan rangkaian dan kabel penghubung.

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.

1. Data percobaan.

a. Penyearah setengah gelombang.

V1

S1, S2, S3, off S1 on S2

on

S3 on S1, S2 on

V3 gambar V2 gambar V3 V1 gambar V3 gambar

6V 2,65 15,08 2,73 2,56 12,80

9V 4,05 14,18 4,11 3,91 12,37

12V

b. Penyearah gelombang penuh.

V1

S1, S2, S3, off S1 on S2 on S3 on S1, S2 on

V3 Gamba

r

V2 gamba

r

V3 V1 gamba

r

V3 gamba

r

6V 15,6 15,1 9,25 4,5 9,24

20

Page 21: Cara Membaca Kode Warna Resistor

1 8

9V 17.5

0

17,2

2

10,9

0

7,3

4

10,9

9

12

V

2. Analisa data percobaan.

a. Penyearah setengah gelombang.

Apabila setengah gelombang pertama ( V1 ) semakin tinggi

ternyata tegangan yang masuk kedalam komponen dalam hal

ini V1, V2, V3 juga semakin besar pula.

Pada saat S1 on, sedangkan yang lain off apabila kita

mengukur dan melihah gambar pada Oscilocope, gambar

yang terjadi adalah garis lurus.

Pada no. 2 juga terjadi pada saat kita mematikan saklar 3, S3

kemudian menghidupkan saklar pertama S1 dan saklar ke 2, S2

on.

b. Penyerah gelombang penuh.

Apabila kita memperhatikan hasil dari penyearah setengah

point no.2 dan 3 berlaku juga pada penyearah gelombang

penuh.

Dalam keadaan yang sama tegangan dari V, V, V adalah lebih

besar dari pada penyearah setengah gelombang.

21

Page 22: Cara Membaca Kode Warna Resistor

BAB IV

DATA DAN PERBAIKAN FAKTOR

DAYA

A. TUJUAN PERCOBAAN.

a. Mahasiswa dapat mengukur daya listrik dengan menggunakan Watt

meter yang merupakan daya nyata.

b. Mahasiswa dapat mengukur besar daya semu.

c. Mahasiswa dapat menperbaiki factor daya ( Cos ø ).

B. LANDASAN TEORI.

Daya pada arus bolak-balik dari tiga jenis daya yaitu : Daya nyata ( p ),

daya semu ( S ), daya buta / relative ( Q ).

Hubungan ketiga daya tersebut, ditunjukan pada gambar dibawah

ini :

22

Page 23: Cara Membaca Kode Warna Resistor

P = V. I. Cos Q

S = V. I Volt Amper ( VA )

Q = V. I Sin Q Volt Amper reaktif

(VAR )

Cos Q = Faktor Daya (pf0

= P/S = ( V. I. Cos / V. I )

Bila rangkaian seri RLC di pasang pada tegangan AC, maka besar

daya semu = jumlah vektoris dari dari masing – masing komponen

S = I2 R + I2 XL + I2XC

= I2 R + 12 ( XL –

XC ) atau

S = I2

S = I2 . Z

P = I2 . R dan

Q = I2 ( XL – XC )

Perbaikan Faktor daya ( Cos Q )

Bila suata listrak menyerap daya sangat tergantung factor dayanya

( pf ), sedangkan besarnya pf sangat dipengaruhi oleh daya

reaktifnya, besar daya semu menpunyai nilai yang mendekati daya

nyata, maka perlu adanya perbaikan daya.

Beban listrik bersifat induktif, maka untuk perbaikan pf dipasang

C sebagai beban kapasitif yang sifatnya mengurangi beban

23

Page 24: Cara Membaca Kode Warna Resistor

induktifnya. C ini dapat ipasang seri dengan beban maka C

tersebut akan dipengaruhi oleh beban, bila arus beban naik cukup

besar sehinngga melampaui kapasitas C, maka C akan rusak,

untuk menghindari arus beban terhadap C, maka C dipsang

parallel terhadap bebannya.

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur Percobaan.

a. Mengukur daya.

Menbuat rangkaian seperti gambar dibawah :

Menghubungkan rangkaian ke jala – jal PLN dan menghubungkan

AB< DC seperti pada laporan laporan sementara.

Mengukur daya ( P ), arus VAB, VCD, VAE, dan Cos Q dan cari

daya semu serta day reaktifnya.

Menbandingkan hasil pengukuran dengan teori.

b. Perbaikan Factor Daya.

Menbuat rangkaian seperti gambar ini :

Menghubungkan Ab dan CD seperti pada laporan sementara.

Untuk C seri dengan beban diukur It, VAB, VBC, dan mencari Cos

Qdan Q1 ( sebelum dipasang C )dan Cos Q2 sesudah dipasang C

daya nyata, daya semu, dan daya reaktif.

24

Page 25: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Untuk C dipasang parallel dengan beban, mengukur daya nyata It,

V1, IAB, ICD serta memcari Cos Q1 dan Q2, daya semu dan

dayanyata.

Membandingkan pengukuran dengan teori.

BAB V

RANGKAIAN PENGENDALI MOTOR

LISTRIK 3 FASE

A. TUJUAN PERCOBAAN.

a. Mahasiswa dapat merangkai pengendali motor 3 fase.

b. Melatih mengerjakan pemasangan instalasi sebuah motor listrik 3 fase

dengan system pengendali jarak jauh.

B. LANDASAN TEORI.

Menjalankan motor 3 fase dengan putaran tertentu dapat menggunakan

kontaktor 3 fase, bagan pengendali, dan rangkaian dasar.

Cara kerjanya sebagai berikut :

1. Kontaktor disambung dengan jala – jala.

2. Tombol start ditekan, arus akan mengalir dari jala R – tombol start

– tmbol stop – kumparan magnet HC – OL – kembali ke jala T.

3. HC bekerja menarikkontok – kontaknya.

25

Page 26: Cara Membaca Kode Warna Resistor

4. Bila tombol start dilepas HC tetap menarik kontak – kontaknya

sebab sebab arus dari jala R mengalir melalui : kontak MC –

tombol stop – HC – OL kembali ke jala T.

5. Kontak – kontak lainnya menghubungkan arus jala –jala ke

pesawat listrik .

6. Bila tombol stop ditekan arus hc terputus sehingga kontak –

kontak terlepas dengan demikian pesawat listrik terputus hubung

sehingga motor berhenti.

Kontaktor 3 fase juga dapat digunakan untuk melayani motor –

motor listrik 1 fase atau 2 fase aslkan tegangan MK sesuai

tegangan yang tersedia.

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur Percobaan.

a. Menbuat rangkaian seperti dibawah :

b. Mengukur tahana isolasinya, Mengukur besarnya tegangan jala – jala

PLN, mengukur putaran motor, dan mengukur besarnya arus.

2. Alat dan komponen yang digunakan .

a Sekring 3 fase 1 buah.

b. Kontaktor magnetic 1 buah.

c. Saklar thermos 1 buah.

d. Motor listrik 3 fase 1 buah.

e. Kabel.

f. Multimeter, Amperemeter, Tachometer, dan Megger.

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.

Hasil – hasil percobaan :

a) Tahanan isolasi :

R – S = 9,5 M Ohm R – N = 8,5 M Ohm

R – T = 8 M Ohm S – N = 8 M Ohm

S – T = 8 M Ohm T – N = 4 M Ohm

26

Page 27: Cara Membaca Kode Warna Resistor

b) Tahanan tegangan jala –jala PLN :

R – S = 389 Volt R – N = 219 Volt

R – T = 386 Volt S – N = 214 Volt

S – T = 388 Volt T – N = 219 Volt

Terminal motor Terminal motor

U –V = 389Volt U = 3 Amp

U – W = 386 Volt V = 2,8 Amp

V – W = 387 Volt W = 2,8 Amp

Putaran motor = 1008 rpm

c) Besarnya arus PLN :

R = 2,8 amper

S = 2,8 amper

T = 2,8 amper

d) Data – data motor yang disilidiki :

TYPE 112 M – 6 NO L11843

2 – 2 KW 3 HP 940 rpm

220 – 380 Volt 9,72 / 5,61 A LW 67Db ( A )

CONNA / Y ( SI ) P 44 50 Hz ( 44 kg )

INS CLB STANDART 1980

27

Page 28: Cara Membaca Kode Warna Resistor

BAB VI

RANGKAIAN PUTAR BALIK

MOTOR LISTRIK 3 FASE

A. TUJUAN PERCOBAAN.

Mahasiswa dapat menbuat rangkaian motor 3 fase dengan system pengendali

jarak jauh yang berfungsi sebagai saklar pembalik putaran.

B. LANDASAN TEORI.

Membalik motor 3 fase haruslah merubah merubah kedudukan 2 kawat

( fase ) yang ke motor untuk membalikan arah putaran motor dari mundur ke

maju haruslah dihentikan dulu sehinngga tidak berputar sama sekali supaya

28

Page 29: Cara Membaca Kode Warna Resistor

tidak terjadi penekanan tombol yang keliru, maka digunakan kontaktor yang

dilengkapi dengan pengunci kontak.

Bagian rangkaian dasar sebagai berikut :

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur percobaan.

a. Hubungan kontaktor dengan sumber jala – jala

b. Tombol reserce ditekan, arus mengalir dari jala – jala R ke T

melalui : tombol stop – tombol reserce – NC2 – No – 1

c. Tombol reserce dilepas arus mengalir dari jala – jala R – T melalui

tombol stop – E1 – NC2 – No – 1

d. Kontak – kontak lainnya menghubungkan arus ke motor

e. Bila tombol fowart ditekan, arus tidak dapat mengalir ka no sebab

NC1 terbuka

f. Untuk menghentikan putaran, tombol stop ditekan arus ke No 1

terputus, sehingga kontak terlepas kecuali NC1 yang terhubung

g. Untuk membalik arah putaran motor, tekan fowart 2, maka No2

dilalui arus listrik dan NC2 terbuka setelah tombal fowart dilepas,

arus R – t melalui : tombol stop-E2-No-II. Sedangkan kontak lainya

telah mengubah fasenya ke motor, sehingga motor berbalik arah

putaran.

2. Alat dan kompenen

a. Sekring 3 fase 2 buah

b. Saklar thermis, saklar on – off 2 buah

c. Kontaktor 2 buah

d. Motor listrik 3 fase 1 buah

e. Multi, Amperemeter, tachometer, Megger.

29

Page 30: Cara Membaca Kode Warna Resistor

D. Data dan analisa percobaan

Hasil – hasil percobaan

a). Tahanan isolasi :

R – S = 7 M Ohm R – N = 8 M Ohm

R – T = 9 M Ohm S – N = 3 M Ohm

S – T = 6 M Ohm T – N = 7 M Ohm

b). Tahanan tegangan sumber jala –jala PLN :

R – S = 285 Volt R – N = 220 Volt

R – T = 286 Volt S – N = 221 Volt

S – T = 286 Volt T – N = 221 Volt

Motor putar kiri Motor putar kanan

U –V = 385 Volt U –V = 386 Volt

U – W = 387 Volt U – W = 387 Volt

V – W = 387 Volt V – W = 385 Volt

Putaran = 1505 rpm Putaran = 1508 rpm

c). Besarnya arus PLN :

R = 2 amper

S = 2 amper

T = 2 amper

Motor putar kiri Motor putar kanan

U = 2,05 Amp U = 2,1 Amp

V = 2,1 Amp V = 2,05 Amp

W = 2,05 Amp W = 2,05 Amp

d). Data – data motor yang disilidiki :

Motor 1

Moteur Asynchorne Retor Ctct C 5 m 1

30

Page 31: Cara Membaca Kode Warna Resistor

Motor 2

3 phase induksion motor

FUZHOU GENERATING EQUIPMENT FACTORY

THE PEOPLES REPLIBLIK OF CHINA

BAB VII

RANGKAIAN DUA BUAH MOTOR

LISTRIK 3 FASE

TYPE ( LS100 LI ) N2 ( 587105 ) ( 1 P44 )

KW ( 2,2 ) Cos ø ( 0,75 ) ∆V ( 220 ) A ( 9,8 )

Ch ( 3 ) rd±% ( 79 ) ^V ( 380 ) A ( 5,7)

Tr/ mn ( 1430 ) isol classe ( B ) ambCC oC ( 40 )

H2 ( 50 ) ph ( 3 ) service ( s 1 77 )

TYPE ( YCH 90 – 6 ) Tech. CONN. NO JB 3074 - B

( 1 HP ) ( 4.0 / 2.3 ) A ( 220 / 380 ) V

Pros class 1` p44 ( 910 ) 1 / min / w ( 56 ) dB / A

CONN ( ∆ / y ) RATED DuTY SI INS.CLASS B ( 23 ) Kg

Seri NO ( 295 ). 50 Hz Manuf. Date ( 87 . 10 )

31

Page 32: Cara Membaca Kode Warna Resistor

A. TUJUAN PERCOBAAN.

Mahasiswa dapat mengerjakan pemasangan motor listrik 3 fase dengan

pengendali jarak jauh dan mengunakan saklar tunda atau timer relay untuk

mengatur bekerjanya 2 bbuah motor secara berurutan.

B. LANDASAN TEORI.

Disebut saklar tunda sebab terjadinya pemyambungan / pemutusan kontak

diperlukan waktu, waktu yang diperlukan tersebut dapat diatur oleh pesawat

elektronik, untuk pembuatan saklar tunda diperlukan bahan sebagai :

1. Printed / teak wood.

2. Satu buah transistor 2SB 471.

3. Satu bahan kapasistor 2000 MF / 25 V.

4. Satu tahanan 22 K ¼.

5. Satu buah relay 12 V.

6. Satu adptor 220 AC/12 V DC.

Cara kerja saklar tunda elektrinik tersebut :

1. Adaptor dihubungkan dengan sumber tegangan tukar 120 V.

2. Rangkaian elektronik mendapat sumber tegangan searah 12 V.

3. Base transistor mendapat tegangan negative dari sumber tegangan

dan kapasitor terisi muatan hingga tegangan kapasitor meningkat.

4. Setelah kapasitor tegangannya naik maka tegangan biasa lebih

negative terhadap emitor sehingga arus base bertambah besar

menyebabkan arus mengalir melalui emitor ke kolektor.

5. Dengan adanya arus kolektor yang cukup besar dan mengalir dalam

lilitan relay, maka kontak relay tertarik dan dapat memutus /

menyambung aliran listrik.

32

Page 33: Cara Membaca Kode Warna Resistor

6. Bila tegangan sumber memutus, maka terputuslah arus kolektor dan

kontak relay terlepas.

C. METODELOGI PERCOBAAN.

1. Prosedur percobaan.

a. Kontaktor dihubungkan dengan arus searah.

b. Tombol start 1 ditekan, arus mengalir dan dan kontak – kontak

tersambung menyebabkan arus jala – jala mengalir ke kumparan

magnet shunt dan arus jangkar melalui tahanan.

c. Tombol start 2 ditekan, arus mengalir tombol start kontak –

kontak tersambung arus jangkar melalui tahanan .

2. Alat dan komponen yang digunakan .

a. Sekring kast 3 fase.

b. Kontaktor magnetic 2 buah.

c. Saklar thermis 1 buah.

d. Saklar on – off 2 buah.

e. Timer relay 1 buah.

f. Moto listrik 3 fase 2 buah.

g. Kabel-kabel.

h. Multimeter digital, Ampermeter, Tachometer, dan Megger.

D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.

Hasil- hasil percobaan :

a). Tahanan isolasi :

R – S = 3 M Ohm R – N = 3 M Ohm

33

Page 34: Cara Membaca Kode Warna Resistor

R – T = 4 M Ohm S – N = 1,5M Ohm

S – T = 2 M Ohm T – N = 2,1 M Ohm

b). Tahanan tegangan sumber jala –jala PLN :

R – S = 390 Volt R – N = 221 Volt

36

R – T = 390 Volt S – N = 225 Volt

S – T = 380 Volt T – N = 224 Volt

Tegangan motor 1 Tegangan motor 2

U –V = 388 Volt U –V = 389 Volt

U – W = 388 Volt U – W = 399 Volt

V – W = 391 Volt V – W = 392 Volt

Putaran = 1002 rpm Putaran = 1500 rpm

c). Data – data motor yang disilidiki :

Motor 1.

Moteur Asynchorne Retor Ctct C 5 m 1.

Motor 2.

3 phase induksion motor.

KW ( 2,2 ) Cos ø ( 0,75 ) ∆V ( 220 ) A ( 9,8 )

Ch ( 3 ) rd±% ( 79 ) ^V ( 380 ) A ( 5,7)

Tr/ mn ( 1430 ) isol classe ( B ) ambCC oC ( 40 )

H2 ( 50 ) ph ( 3 ) service ( s 1 77 )

TYPE ( YCH 90 – 6 ) Tech. CONN. NO JB 3074 - B

( 1 HP ) ( 4.0 / 2.3 ) A ( 220 / 380 ) V

Pros class 1` p44 ( 910 ) 1 / min / w ( 56 ) dB / A

CONN ( ∆ / y ) RATED DuTY SI INS.CLASS B ( 23 ) Kg

Seri NO ( 295 ). 50 Hz Manuf. Date ( 87 . 10 )

34

Page 35: Cara Membaca Kode Warna Resistor

FUZHOU GENERATING EQUIPMENT FACTORY

THE PEOPLES REPLIBLIK OF CHINA.

BAB VIII

MERENCANA

A. PERENCANAAN GAMBAR.

1. Tujuan perencanaan.

Agar mahasiswa dapat merangkai pengendali motor listrik 3

fase.

Dapat mengerjakan pemasangan instalasi sebuah motor listrik 3

fase dengan system three push botton( 3 saklar ).

2. Landasan teori.

Mengerjakan perencanaan dan pemasangan suatu instalasi 2 buah

motor listrik, masing-masing 3 fase yang dapat dioperasikan dari tiga

tempat control dalam suatu papan kerja, dimana motor-motor tersebut

dapat berputar/bekerja secara bersama-sama atau sendiri-sendiri.

1. Metodelogi percobaan.

35

Page 36: Cara Membaca Kode Warna Resistor

a. Membuat rangkaian seperti gambar di bawah

b. Bahan atau alat yang digunakan :

Tachometer.

Mager.

Multimeter.

Kabel.

Kontaktor.

Push botton.

Tang ampere.

BAB IX

PENUTUP

A. KESIMPULAN.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam praktikum Listrik dan

Elektronika Dasar adalah mahasiswa dapat meningkatkan kedisiplinan

dalam bekerja karena dalam menyusun suatu rangkaian listrik dibutuhkan

konsentrasi penuh dan membutuhkan waktu yang tepat dalam

menyelesaikan setiap unitnya.

B. SARAN.

1. Untuk asisten harap bertanggung jawab apa yang sudah menjadi

tugasnya.

2. Lebih ditingkatkan lagi mutu dan kualitas Lab Listrik dan

Elektronikanya.

36

Page 37: Cara Membaca Kode Warna Resistor

DAFTAR PUSTAKA

Buku panduan praktikum listrik dan elektronika dasar.

37

Page 38: Cara Membaca Kode Warna Resistor

38