Capital Budgeting

19
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Seorang manajer perusahaan memiliki keinginan agar perusahaannya memiliki nama baik. Nama baik sebuah perusahaan diperoleh dari banyaknya konsumen yang menjadi pelanggan tetap perusahaan itu. Nama baik juga merupakan keadaan yang diperoleh jika nilai saham perusahaan tersebut baik atau meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya nilai saham sangat dipengaruhi oleh faktor keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga nantinya keuntungan tersebut dapat dibagikan kepada pemegang saham. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak terlepas dari bagaimana perusahaan itu menjalankan proses bisnisnya. Untuk menjalankan proses bisnis yang baik, pastinya ada keputusan-keputusan yang harus diambil oleh semua anggota perusahaan tersebut baik tingkat eksekutif sampai karyawan. Keputusan dalam sebuah bisnis dimana seorang manajer akan mengambil suatu proyek untuk dijalankan merupakan hal yang sangat penting yang harus dipikirkan matang-matang. Dalam mengambil sebuah keputusan, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan oleh sebuah perusahaan. Metode- metode tersebut nantinya sangat berpengaruh terhadap pengeluaran atau investasi yang sering disebut sebagai modal. Penganggaran modal atau dalam istilah asing disebut sebagai capital budgeting adalah proses yang memiliki efek jangka panjang. Efek jangka panjang tersebut berhubungan dengan risiko untung atau rugi yang mungkin akan dihadapi, dimana 1

description

 

Transcript of Capital Budgeting

Page 1: Capital Budgeting

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Seorang manajer perusahaan memiliki keinginan agar perusahaannya memiliki nama

baik. Nama baik sebuah perusahaan diperoleh dari banyaknya konsumen yang menjadi

pelanggan tetap perusahaan itu. Nama baik juga merupakan keadaan yang diperoleh jika nilai

saham perusahaan tersebut baik atau meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya nilai saham

sangat dipengaruhi oleh faktor keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga nantinya

keuntungan tersebut dapat dibagikan kepada pemegang saham. Keuntungan-keuntungan yang

diperoleh perusahaan tidak terlepas dari bagaimana perusahaan itu menjalankan proses

bisnisnya. Untuk menjalankan proses bisnis yang baik, pastinya ada keputusan-keputusan

yang harus diambil oleh semua anggota perusahaan tersebut baik tingkat eksekutif sampai

karyawan. Keputusan dalam sebuah bisnis dimana seorang manajer akan mengambil suatu

proyek untuk dijalankan merupakan hal yang sangat penting yang harus dipikirkan matang-

matang.

Dalam mengambil sebuah keputusan, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan

oleh sebuah perusahaan. Metode-metode tersebut nantinya sangat berpengaruh terhadap

pengeluaran atau investasi yang sering disebut sebagai modal. Penganggaran modal atau

dalam istilah asing disebut sebagai capital budgeting adalah proses yang memiliki efek

jangka panjang. Efek jangka panjang tersebut berhubungan dengan risiko untung atau rugi

yang mungkin akan dihadapi, dimana pada akhirnya mencerminkan keadaan suatu

perusahaan apakah proyek bisnis yang dijalankan merupakan keputusan yang benar atau

tidak dan apakah proyek tersebut akan dilanjutkan atau dihentikan.

Metode-metode dalam membuat keputusan untuk mengambil suatu proyek atau tidak

akan dijelaskan dalam makalah ini. Metode-metode tersebut antara lain : Payback Period,

Profitability Index, Net Present Value dan Internal Rate of Return. Metode pengambilan

keputusan tersebut dijelaskan dengan contoh perhitungan dan penjelasan mengapa suatu

proyek harus diambil atau ditolak untuk dilanjutkan. Makalah ini juga berisi tentang beberapa

kelemahan dan keunggulan suatu metode serta perbedaan mengenai Net Present Value

dengan Internal Rate of Return.

1

Page 2: Capital Budgeting

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari penganggaran modal (Capital Budgeting)?

2. Mengapa keputusan-keputusan dalam penganggaran modal merupakan hal penting

bagi perusahaan?

3. Apa perbedaan antara payback period dan discounted payback period?

4. Bagaimana kriteria pengambilan keputusan dalam metode Profitability Index, Net

Present Value, dan Internal Rate of Return?

5. Manakah metode yang lebih baik digunakan, apakah Net Present Value atau Internal

Rate of Return?

I.3 TUJUAN PENULISAN

1. Memberikan pengertian tentang penganggaran modal.

2. Menunjukkan perbedaan metode payback period dan discounted payback period

dengan contoh soal.

3. Menjelaskan kriteria penerimaan sebuah proyek dalam beberapa metode.

4. Menjelaskan mengapa Net Present Value adalah keputusan yang baik.

2

Page 3: Capital Budgeting

BAB II

ISI

Modal adalah aktiva-aktiva jangka panjang yang digunakan dalam produksi.

Anggaran (budget) adalah sebuah rencana yang memerinci proyeksi-proyeksi arus kas masuk

dan keluar selama suatu periode tertentu di masa mendatang. Jadi, anggaran modal adalah

suatu uraian investasi yang teah direncanakan pada aktiva tetap, sedangkan penganggaran

modal adalah keseluruhan proses menganalisis proyek dan memutuskan proyek mana yang

akan dimasukkan di dalam anggaran modal.

Dengan penganggaran modal, berarti menentukan apakah suatu investasi atau proyek

yang direncanakan akan berharga lebih, begitu ia telah siap, daripada biaya perolehannya.

Keputusan-keputusan penganggaran modal sangat penting karena :

1. Implikasi dari keputusan tersebut akan berlangsung terus hingga suatu periode yang

cukup lama atau memiliki konsekuensi jangka panjang.

2. Menentukan bentuk-bentuk aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan

menanamkan terlalu banyak aktiva tetap, perusahaan akan menanggung beban berat

yang tidak perlu. Jika yang ditanamkan tidak cukup, perusahaan akan mempunyai

kapasitas yang tidak memadai dan dapat kehilangan sebagian pangsa pasarnya untuk

direbut perusahaan-perusahaan saingan.

3. Melibatkan pengeluaran yang besar.

Ada beberapa keputusan dalam menentukan penganggaran modal, diantaranya :

Pembayaran kembali (payback period)

Indeks profitabilitas

Net Present Value

Internal Rate of Return

Pembayaran Kembali (Payback Period)

Pembayaran kembali (Payback period) adalah jumlah tahun yang diperlukan untuk

menutup kembali pengeluaran investasi awal.

Rumus untuk menghitung payback period adalah :

3

Page 4: Capital Budgeting

Tahun sebelum pengembalian penuh + Biaya yang belum dikembalikan pada awal tahunarus kas selama tahun berjalan

Contoh :

Sebuah invenstasi membutuhkan dana sebesar $1000. Aliran kas yang diharapkan

pada tahun I sebesar $200, tahun II sebesar $500 dan tahun III sebesar $400. Hitung payback

periodnya!

Tahun

Perkiraan arus kas bersih setelah

pajak

Arus kas

kumulatif

0 (1000) (1000)

1 200 (800)

2 500 (300)

3 400 100

Payback period pada akhhir tahun ke 2, atau lebih tepatnya :

2 tahun + 300400

=2, 75 tahun atau 2 tahun 9 bulan

Kelebihan metode ini : Mudah dihitung dan dimengerti, memberikan informasi

mengenai risiko dan likuiditas proyek. Proyek yang payback periodnya pendek memiliki

risiko yang lebih kecil dan likuiditas yang lebih baik.

Kelemahan metode ini : 1) mengabaikan arus kas setelah payback period dan 2) nilai

waktu uang.

Contoh 1) :

Tahun Perkiraan arus kas proyek A

Arus kas proyek

B

0 ($1000) ($1000)

1 1000 500

2 100 1000

3 - 2000

4 - 1000

4

Page 5: Capital Budgeting

Payback period A = 1 tahun

Payback period B = 1,5 tahun

Menurut metoda payback period, proyek A lebih baik. Tapi sebenarnya proyak B

lebih menguntungkan karena pada tahun ke 3 dan 4, proyek B asih menghasilkan arus kas

sebesar 3 juta sementara proyek A sudah berhenti memberikan pemasukan.

Contoh 2) :

Tahun Proyek X Proyek Y

0 ($250) ($250)

1 100 100

2 100 200

3 100 0

4 100 0

Payback Period X = 2+ 50100

=2,5 tahun.

Payback Period Y = 1+ 50200

=1,75 tahun.

Dalam hal ini, maka investasi yang diterima adalah proyek Y. Ketika kita

menginginkan imbal hasil 15%, maka NPV dari kedua proyek tersebut adalah :

Project X : ∑t=0

n CFt

(1+k )t =

-250(1+0,15 )0

+ 100(1+0,15 )1

+ 100(1+0,15 )2

+ 100(1+0,15 )3

+ 100(1+0,15 )4

= $35,50

Project Y : ∑t=0

n CFt

(1+k )t= −250

(1+0,15 )0+ 100

(1+0,15 )1+ 200

(1+0,15 )2 = -$11,81

NPV dari investasi proyek Y adalah negatif, jika mengambil proyek tersebut maka

akan menurunkan nilai dari ekuitas pemegang saham. Dalam hal ini terbukti bahwa Payback

period mengabaikan nilai waktu dari uang.

Periode Pembayaran Kembali Terdiskonto (Discounted Payback Period)

5

Page 6: Capital Budgeting

Discounted Payback Period adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh arus kas

sebuah investasi, yang didiskontokan dengan biaya modal, untuk mengembalikan kembali

biayanya.

Tahun

Arus

Kas PVIF 10% Nilai Sekarang Nilai Sekarang Kumulatif

0 ($1500) 1 ($1500) ($1500)

1 300 0,909 272,7 -1227,3

2 450 0,826 371,7 -855,6

3 750 0,751 563,25 -292,35

4 750 0,683 512,25 219,9

5 900 0,621 558,9 778,8

Discounted payback period = 3 tahun+ 292,35512,25

=3+0,57=± 3 tahun6 bulan.

Perbedaan Payback period dan Discounted payback period : payback period tidak

memperhitungkan biaya modal (biaya dari utang atau ekuitas yang digunakan untuk

melaksanakan proyek), sedangkan discounted payback period memperhitungkan biaya modal

(pembayaran ini menunjukkan tahun impas setelah mengembalikan utang dan biaya ekuitas).

Indeks Profitabilitas (Profitability Index)

Indeks profitabilitas adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan dibagi dengan

investasi awal atau bisa juga didefinisikan sebagai rasio antara present value penerimaan arus

kas dan present value pengeluaran arus kas.

Rumus untuk menghitung indeks probitabilitas :

PI : PV cas h inflows

PV cas h outflows=∑t=0

n CIFt

(1+k)t

∑t=0

n COF t

(1+k)t

6

Page 7: Capital Budgeting

Dimana :

CIF t = Cash inflows pada periode t

COF t= Cash outflows pada periode t

k = biaya modal proyek

t = periode waktu

Kriteria penerimaan proyek : suatu proyek diterima jika PI proyek adalah sama

dengan atau lebih besar dari 1. Jika PI proyek sama dengan atau lebih besar dari 1, artinya PV

penerimaan sama dengan atau lebih besar dari PV pengeluaran. Untuk proyek mutually

exclusive, proyek dengan PI lebih besar yang dipilih, dengan catatan PI ≥ 1.

Contoh :

Tahun Arus Kas Proyek

0 (1000)

1 200

2 500

3 400

Jika biaya modal proyeknya 10%, berapakah profitability index nya?

PI =

200

(1+0,1 )1+ 500

(1+0,1 )2+ 400

(1+0,1 )3

1000

(1+0,1 )0 = 0,896.

Dengan melihat kriteria penerimaan, maka seharusnya proyek tersebut tidak diambil karena

PI nya bernilai >1.

Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value)

Nilai sekarang bersih adalah suatu ukuran mengenai berapa besar nilai yang diciptakan atau

ditambahkan hari ini dengan melakukan suatu investasi.

Rumus NPV :

∑t=0

n CFt

(1+k )t

Dimana :

7

Page 8: Capital Budgeting

CFt= Cash flow atatu arus kas pada waktu t

k = Biaya modal proyek (project cost of capital)

t = Periode waktu

n : usia proyek

Jika NPV nol atau positif, yang berarti present value dari arus kas masuk sama dengan

atau lebih besar dari present value dari arus kas keluar. Dengan demikian, jika NPV negatif

maka proyek tersebut harus ditolak. Jika 2 proyek bersifat “mutually exclusive” maka proyek

yang memiliki NPV positif yang terbesar yang dipilih.

NPV sebesar nol menunjukkan bahwa arus kas proyek tepat cukup untuk membayar

kembali modal yang diinvestasikan dan menyediakan tingkat keuntungan yang disyaratkan

pada modal (biaya modal proyek). Jika NPV adalah positif, arus kas proyek menghasilkan

suatu sisa keuntungan yang akan dinikmati oleh para pemegang saham. Jadi jika perusahaan

mengambil proyek dengan NPV positif, nilai perusahaan akan naik yang berarti kesejahteraan

pemegang saham naik. Jika perusahaan mengambil proyek dengan NPV = 0. Harga saham

tidak berubah karena proyek hanya menghasilkan keuntungan sebesar yang disyaratkan.

Contoh soal :

Seorang analisis keuangan akan menganalisis 2 proposal investasi modal, proyek Y

dan Z. Setiap proyek memerlukan biaya sebesar $1000 dan biaya modal untuk kedua proyek

tersebut adalah 12%. Arus kas bersih yang diharapkan pada kedua proyek tersebut adalah

sebagai berikut :

TahunPerkiraan arus kas bersih

Proyek Y Proyek Z0 ($1000) ($1000)1 650 3502 300 3503 300 3504 100 350

Berapakah Net Present Value dari kedua proyek tersebut? Bagaimana keputusan yang harus

diambil?

Proyek Y

Tahun Arus Kas PVIF (12%)Nilai

Sekarang0 ($1000) 1 ($1000)1 650 0,893 580,45

8

Page 9: Capital Budgeting

2 300 0,797 239,13 300 0,712 213,64 100 0,636 63,6

NPV 96,75

Proyek Z

Tahun Arus Kas PVIFA (12%)Nilai

Sekarang0 ($1000) 1 ($1000)1 350 0,893 312,552 350 1,690 591,53 350 2,402 840,74 350 3,037 1062,95

NPV 1807,7

Berdasarkan tabel dari kedua proyek tersebut, nilai NPV yang berasal dari arus kas

yang didiskontokan dengan tingkat biaya modal sebesar 12% tersebut sama-sama bernilai

positif. Dalam hal ini, seorang analisis tersebut bisa mengambil kedua proyek tersebut. Akan

tetapi, jika seorang analisis tersebut hanya akan mengambil satu proyek, maka proyek yang

diambil adalah proyek Z karena nilai NPV nya lebih besar. Dengan nilai NPV sebesar 1807,7

pada proyek Z berarti bahwa nilai saham akan bertambah sebesar 1807,7 per lembarnya.

Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return)

Tingkat pengembalian internal adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai

sekarang dari ekspektasi arus kas masuk suatu proyek ke nilai sekarang dari biaya proyek.

Tingkat pengembalian internal juga bisa dikatakan sebagai tingkat diskonto yang membuat

NPV = 0.

Rumus IRR :

NPV = ∑t=0

n CFt

(1+k )t = 0

Dapat dilihat bahwa rumus IRR sama dengan rumus NPV, hanya saja pada metode

NPV tingkat diskonto (k) ditentukan oleh biaya kesempayan dari modal yang ditentukan oleh

pasar sedangkan pada metode IRR yang dicari adalah IRRnya yang membuat NPV sama

dengan nol.

Atau bisa juga dengan rumus :

9

Page 10: Capital Budgeting

k 1+NPV 1

NPV 1−NPV 2

x¿)

Rumus di atas dapat dicari dengan cara coba-coba dengan mencoba beberapa tingkat

diskonto. Jika nilai sekarang lebih besar dari biaya investasi, maka dicoba lagi dengan suku

bunga yang lebih tinggi. Jika nilai sekarang arus kas lebih lecil daripada biaya investasi,

gunakan suku bunga yang lebih rendah dan proses demikian diulang lagi. Proses coba-coba

tersebut diulang hingga nilai sekarang arus kas dari investasi sama dengan biaya investasinya.

Atau bisa juga dengan menggunakan tabel present value interest factor (PVIF) untuk arus kas

tidak konstan dan tabel present value interest factor of an (ordinary) annuity (PVIFA) untuk

arus kas konstan.

Kriteria penerimaan proyek :

Jika IRR lebih besar atau sama dengan biaya modal maka proyek sebaiknya diterima.

Karena jika IRR lebih besar dari biaya modal artinya proyek tersebut dapat membayar biaya

modal proyek dan tetap menghasilkan keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham.

Dengan demikian, mengambil proyek yang IRR nya lebih besar dari biaya modal proyek

akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

Dengan contoh soal NPV diatas, berapakah nilai IRRnya pada proyek Y? Bagaimana

keputusan yang diambil?

Proyek Y

Tahun

Perkiraan arus kas

DF 12% Nilai sekarang

DF 19% Nilai sekarang

0 ($1000) 1 ($1000) 1 ($1000)1 650 0,893 580,45 0,84 5462 300 0,797 239,1 0,706 211,83 300 0,712 213,6 0,593 177,94 100 0,636 63,6 0,499 49,9

NPV 96,75 -14,4

IRR = 12 %+ 96,7596,75−(−14,4 )

x¿) = 18,09%

Kesimpulan : karena nilai IRR lebih besar dari biaya modalnya (12%), berarti bahwa

proyek tersebut dapat membayar biaya modal investasi dan tetap menghasilkan keuntungan

yang dinikmati pemegang saham. Maka keputusan yang diambil adalah mengambil proyek

tersebut.

Perbandingan Metode NPV dan IRR

10

Page 11: Capital Budgeting

Secara matematis, metode NPV dan IRR selalu memberikan rekomendasi yang sama

untuk menerima atau menolak proyek-proyek yang independen.

Jika suatu proyek memiliki NPV = 0, maka IRR = biaya modal.

Metode NPV dan IRR dapat memberikan keputusan yang berbeda satu sama lain

pada proyek-proyek yang mutually exclusive.

Contoh :

Tahun Perkiraan arus kas proyek X arus kas proyek Y0 -1000000 -10000001 500000 1000002 400000 3000003 300000 4000004 100000 600000

Jika kedua proyek tersebut bersifat mutually exclusive dengan biaya modal sebesar

5%, bagaimanakan keputusan yang diambil jika menggunakan metode NPV dan IRR?

Proyek X

Tahun Arus Kas PVIF (5%)Nilai

Sekarang0 -1000000 1 -10000001 500000 0,952 4760002 400000 0,907 3628003 300000 0,864 2592004 100000 0,823 82300

  NPV 180300

Proyek Y

Tahun Arus Kas PVIF (5%)Nilai

Sekarang0 -1000000 1 -10000001 100000 0,952 952002 300000 0,907 2721003 400000 0,864 3456004 600000 0,823 493800

  NPV 206700

Dengan metode NPV, maka proyek yang sebaiknya diambil adalah proyek Y karena

nilai NPV nya lebih besar.

11

Page 12: Capital Budgeting

Proyek X

Tahun Perkiraan arus kas DF 5%Nilai

sekarangDF

16% Nilai sekarang0 -1000000 1 -1000000 1 -10000001 500000 0,952 476000 0,862 4310002 400000 0,907 362800 0,743 2972003 300000 0,864 259200 0,641 1923004 100000 0,823 82300 0,552 55200

NPV 180300 -24300

IRR = 5 %+ 180300180300−(−24300)

x ¿) = 14,69%

Proyek Y

IRR = 5 %+ 206700206700−(−103300)

x ¿) = 12,33%

Menurut metode IRR, proyek yang dipilih adalah proyek X karena memiliki tingkat

IRR yang lebih besar.

Contoh soal diatas menjawab perbandingan NPV dan IRR dalam hal proyek yang

bersifat mutually exclusive.

Jika harus memilih, maka yang digunakan sebaiknya metode NPV. Karena

opportunity cost dari arus kas suatu proyek adalah biaya modal proyek tersebut. Jika kita

menanamkan uang pada suatu proyek, maka kita kehilangan kesempatan untuk memperoleh

keuntungan dari proyek lain.

12

Tahun Perkiraan arus kas DF 5% Nilai sekarangDF

16%Nilai

Sekarang0 -1000000 1 -1000000 1 -10000001 100000 0,952 95200 0,862 862002 300000 0,907 272100 0,743 2229003 400000 0,864 345600 0,641 2564004 600000 0,823 493800 0,552 331200

NPV 206700 -103300

Page 13: Capital Budgeting

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Keputusan penganggaran modal (capital budgeting) merupakan hal yang sangat

penting bagi perusahaan. Beberapa metode diciptakan untuk dijadikan patokan bagi sebuah

perusahaan untuk mengambil atau menolak suatu proyek. Pemilihan metode tersebut

tergantung bagaimana tipe sebuah perusahaan apakah lebih memilih pengembalian investasi

yang lebih cepat dalam bentuk tahun seperti yang dijelaskan dalam payback period,

prosentasi present value arus kas penerimaan seperti dalam profitability index, atau dengan

melihat nilai tambah yang dihasilkan nantinya dalam sebuah proyek, baik dalam bentuk

nominal maupun prosentase sesuai penjelasan NPV dan IRR.

Keputusan untuk menggunakan metode manapun haruslah merupakan hasil pemikiran

matang agar nantinya perusahaan tidak mengalami kerugian dan dapat memiliki nama baik

dengan keuntungan dan nilai saham yang meningkat yang nantinya saham tersebut dapat

dibagikan kepada pemegang saham dan/atau dapat menambah kekayaan perusahaan.

13

Page 14: Capital Budgeting

III.2 DAFTAR PUSTAKA

1. Ross, Stephen A., RandolphW. Westerfield, dan Bradford D. Jordan. 2008. Pengantar

Keuangan Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.

2. Weston, J. Fred. dan Thomas E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Jakarta :

Binarupa Aksara.

3. Brigham and Houston. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10. Jakarta :

Salemba Empat.

4. Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta :

ANDI OFFSET.

5. Keown, Arthur J. dkk. 2008. Manajemen Keuangan Prinsip dan Penerapan, Edisi

Kesepuluh, Jilid 1. INDEKS.

6. Hanafi, Mamduh M. 2012. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE.

14