CAPAIAN INDIKATOR MUTU NASIONAL · terutama yang bertugas di IGD, dan tidak melaksanakan penanganan...

36
CAPAIAN INDIKATOR MUTU NASIONAL

Transcript of CAPAIAN INDIKATOR MUTU NASIONAL · terutama yang bertugas di IGD, dan tidak melaksanakan penanganan...

CAPAIAN INDIKATOR

MUTU NASIONAL

1

Trend Analysis & Analisis Capaian terhadap Standar :

Standar Identitas pada gelang minimal 2 informasi yaitu nama,

tanggal lahir dan nomor RM. Hasil analisis trend pada indikator

cenderung stagnan pada kisaran 80%-82%, belum mencapai

standar nasional (100%). Hal ini dapat terjadi karena

pemahaman sebagian besar staf tentang identifikasi pasien

sudah baik, tapi masih perlu ditingkatkan.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator RSU. Imelda Pekerja Indonesia periode Januari - Juni

2019 masih lebih rendah, kisaran 80%-82%. Hal ini dapat terjadi

karena terdapat perbedaan metode identifikasi pasien yang

digunakan dan perbedaan tingkat pemahaman petugas

terhadap identifikasi pasien.

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan sosialisasi kembali untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya identifikasi pasien kepada seluruh

staf, termasuk SOP Identifikasi pasien dengan benar.

2.Merevisi form supervisi baru untuk monitoring dan meningkatkan kepatuhan staf dalam melakukan identifikasi pasien rawat inap.

3. Perlu dilakukan analisis dan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh penerapan metode baru identifikasi pasien untuk

meningkatkan kepatuhan petugas medis.

2

1. Perlu dilakukan Diklat yang kontinu kepada seluruh Dokter Jaga, petugas medis IGD terkait penanganan kegawatdaruratan

pada pasien di IGD.

2.Melakukan evaluasi secara berkala, terkait pelaksanaan tindakan penanganan kegawatdaruratan pasien sesuai dengan

Pedoman/ SOP yang ada.

Rekomendasi Tindak Lanjut :

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator RS. Imelda Pekerja Indonesia

periode Januari - Juni 2019, cenderung menurun dengan rerata

mencapai 52,77% (belum > 85%). Hal ini dapat terjadi karena

masih rendahnya kemampuan dan kapasitas petugas medis

terutama yang bertugas di IGD, dan tidak melaksanakan

penanganan pasien sesuai dengan SOP yang ada di IGD.

Capaian indikator periode Januari - Juni 2019 masih lebih

rendah dibandingkan RS Murni Teguh, mencapai 78,4% (belum

> 85%). Hal ini dapat terjadi karena terdapat perbedaan

kapasitas staf medis IGD dalam pelayanan kegawatdaruratan.

3

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator periode Januari - Juni 2019,

cenderung meningkat dengan rerata mencapai 85,17% (> 85%).

Hal ini dapat terjadi karena performa dan kinerja Dokter praktek

dan petugas medis sudah baik, dan juga karena jumlah pasien

yang tidak banyak sehingga tidak terjadi penumpukan pasien

yang berobat pada seorang dokter saja.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator sudah lebih baik dibandingkan RS. Murni Teguh, rerata

66,91%. Hal ini terjadi karena ada perbedaan jumlah pasien

yang berobat jalan, perbedaan jenis dan jumlah Dokter spesialis

yang ada di RS serta perbedaan sistem penerimaan/ registrasi

pasien berobat jalan.

Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Tetap melakukan supervisi monitoring untuk mempertahankan capaian indikator.

2. Perlu dilakukan analisis dan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh perubahan sistem registrasi dengan waktu tunggu rawat

jalan RS dan analisis kebutuhan spesialisasi dan subspesialisasi lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sekitar dan

regonal kawasan RS.

4

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Hasil analisis tren pada indikator periode Januari - Juni 2019,

cenderung meningkat, rerata 2,68%, standar nasional (0%). Hal

ini dapat terjadi karena perencanaan dan penjadwalan operasi

elektif yang harus ditingkatkan, tinggianya mobilitas tim dokter

bedah terutama dokter anestesi dan penata anestesi.

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator periode Januari - Juni 2019 masih lebih baik

dibandingkan dengan RS. Murni Teguh, rerata 4,7%. Hal ini

terjadi karena ada perbedaan jenis dan jumlah tindakan operasi

elektif, perbedaan jumlah pasien dan tim Dokter bedah yang

bertugas, sistem penjadwalan operasi elektif yang berbeda.

Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan perencanaan dan persiapan operasi elektif yang lebih baik di masa yang akan datang.

2.Perlunya dilakukan perekrutan tim dokter anestesi yang bekerja penuh waktu di RSU. Imelda Pekerja Indonesia.

5

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator RS. Imelda Pekerja Indonesia

periode Januari - Juni 2019, cenderung stagnan dengan rerata

mencapai 74,9%, dan masih di bawah nilai standar nasional (>

85%). Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar dokter

spesialis yang bertugas di RS, berstatus ASN.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator RSU. Imelda Pekerja Indonesia periode Januari - Juni

2019 lebih rendah dibandingkan dengan RS. Murni Teguh

dengan rerata 89,16%. Hal ini dapat terjadi karena terdapat

Dokter Spesialis yang bertugas di RS berbeda, Dokter Spesialis

status ASN lebih sedikit, sistem pengaturan / kebijakan terkait

jam visite yang berbeda.

Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan penambahan dan perekrutan baru terutama dokter spesialis non-ASN/ mandiri.

2. Perlu dikaji kebijakan baru yang mengatur kedisiplinan Dokter Spesialis untuk visite pasien rawat inap.

6

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator periode Januari - Juni 2019,

cenderung menurun, rerata 80,28% (<100%). Hal ini dapat

terjadi karena masih rendahnya pemahaman staf medis tentang

pentingnya pelaporan hasil kritis lab.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator ini masih lebih rendah, dibandingkan RS. Murni Teguh

rerata 99,12% (<100%). Hal ini dapat terjadi karena terdapat

perbedaan pemahaman petugas lab terkait pentingnya

pelaporan hasil kritis lab.Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan sosialisasi kembali untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pelaporan hasil kritis lab kepada

seluruh staf medis yang terlibat, termasuk sosialisisi tentang SOP Pelaporan Hasil Kritis Lab.

2.Merevisi form supervisi baru untuk monitoring dan meningkatkan kepatuhan staf dalam melakukan pelaporan hasil kritis lab.

7

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator ini periode Januari - Juni 2019,

cenderung meningkat, rerata 79,25% (mendekati 80%). Hal ini

terjadi karena masih dijumpai Dokter / Klinisi dalam memberikan

terapi obat dengan pertimbangan tertentu dan masih dijumpai

kekurangan stock obat ForNas.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator ini masih lebih rendah, dibandingkan RS. Murni Teguh,

rerata 99,45% (>80%). Hal ini terjadi karena terdapat dokter/

klinisi yang bertugas di RS berbeda, distributor obat farmasi

yang bekerja dengan RS juga berbeda.

Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan renegosiasi kontrak kerjasama dengan distributor perusahaan farmasi khususnya obat ForNas.

2.Merevisi form monitoring ketersediaan obat di Instalasi Farmasi RS dan form monitoring penggunaan obat yang diresepkan

Dokter/ Klinisi.

8

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator ini periode Januari - Juni 2019,

cenderung menetap rerata 74,81% (> 85%). Hal ini terjadi

karena masih rendahnya tingkat kesadaran dan pemahaman

petugas terhadap keselamatan pasien dan diri sendiri, karena

tidak melaksanakan prosedur cuci tangan yang baik.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator ini periode Januari - Juni 2019 masih lebih rendah,

dibandingkan dengan RS. Murni Teguh, rerata 86,74%. Hal ini

terjadi karena petugas medis yang bekerja di RS berbeda, dan

ada perbedaan pemahaman terhadap pentingnya keselamatan

pasien.Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan sosialisasi kembali untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya melakukan prosedur cuci tangan

kepada seluruh staf, termasuk SOP Prosedur Cuci Tangan yang baik dan benar.

2.Merevisi form supervisi baru untuk monitoring dan meningkatkan kepatuhan staf dalam melakukan prosedur cuci tangan.

9

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator ini periode Januari - Juni 2019,

cenderung menetap rerata 75,3% (< 100%). Hal ini terjadi

karena masih rendahnya tingkat kesadaran dan pemahaman

petugas terhadap keselamatan pasien dan diri sendiri, karena

tidak melakukan upaya pencegahan cedera pasien jatuh.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator ini periode Januari - Juni 2019 masih lebih rendah,

dibandingkan dengan RS. Murni Teguh, rerata 93,9%. Hal ini

terjadi karena petugas medis yang bekerja di RS berbeda, dan

masih ada perbedaan pemahaman terhadap keselamatan

pasien, khususnya melakukan pencegahan cedera pasien jatuh.

Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan sosialisasi kembali untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya melakukan pencegahan cedera akibat

pasien jatuh.

2.Merevisi form supervisi baru untuk monitoring dan meningkatkan kepatuhan staf dalam melakukan upaya pencegahan cedera

pasien jatuh.

10

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator ini periode Januari - Juni 2019,

cenderung meningkat, rerata 69,89% (< 80%). Hal ini terjadi

karena masih kurang sosialisasi dan pemahaman penggunaan

CP dan PPK yang telah disepakati, yang bertujuan untuk

menjaga mutu pelayanan dan mengurangi variasi dalam

pelayanan klinik.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator ini periode Januari - Juni 2019 juga masih lebih rendah,

dibandingkan dengan RS. Murni Teguh, dengan rerata 75%. Hal

ini terjadi karena terdapat dokter / Klinisi yang bertugas di RS

berbeda dan tingkat pemahaman yang berbeda terhadap

pelaksanaan pelayanan berdasarkan PPK dan CP yang ada.

Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan sosialisasi kembali untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kepatuhan Dokter terhadap PPK dan

2.Merevisi form CPPT sebagai salah satu alat audit dan monitoring untuk meningkatkan kepatuhan DPJP melaksanakan asuhan

klinis sesuai dengan PPK dan CP yang telah ditetapkan RS.

11

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator ini periode Januari - Juni 2019,

cenderung menetap kisaran rerata 70 - 80% (> 85%). Hal ini

terjadi karena komunikasi perawat/dokter/tenaga medis lain

dengan pasien/ keluarga belum maksimal, dokter spesialis

belum visite tepat waktu, fasilitas RS masih kurang bersih,

beberapa pasien mengeluh menu makanan belum dapat dipilih

sesuai selera.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator ini periode Januari - Juni 2019 masih lebih rendah,

dibandingkan dengan RS. Murni Teguh, rerata 83,73%. Hal ini

terjadi karena jadwal visite dokter lebih disiplin, fasilitas RS yang

lebih bersih dan nyaman di RS Murni Teguh.

Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan sosialisasi kembali untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya komunikasi efektif yang baik, antara

dokter dengan pasien, perawat dengan pasien, dan antara sesama Staf Klinik dan Non-Klinis di RS.

2.Berupaya untuk meningkatkan terus kedisiplinan dokter dalam visite pasien rawat inap.

3.Perlu meningkatkan kebersihan ruangan/ fasilitas di lingkungan RS dan meningkatkan keterserdiaan fasilitas umum, sehingga

meningkatkan kenyamanan pasien/ keluarga di RS.

12

Trend Analysis dan Analisis Capaian terhadap Standar :

Analisis Perbandingan terhadap RS Lain :

Hasil analisis tren pada indikator ini periode Januari - Juni 2019,

cenderung meningkat rerata 69,1% (< 75%). Hal ini terjadi

karena penanganan staf RS terhadap keluhan/ komplain pasien/

keluarga masih lambat dan penyelesaiannya juga lama serta

komunikasi belum efektif antara pihak RS dengan pasien/

keluarga pasien.

Hasil analisis perbandingan dengan RS lain, ditemukan capaian

indikator ini periode Januari - Juni 2019 masih lebih rendah,

dibandingkan dengan RS. Murni Teguh mencapai 92,7%. Hal ini

terjadi karena RS. Murni Teguh telah memiliki sistem

penanganan keluhan pasien/ keluarga yang berjalan baik dan

tingkat kepuasan pasien yang tinggi > 80%.

4. Perlu dilakukan sosialisasi kembali tentang komunikasi efektif yang baik di lingkungan RS.

2. Direncanakan untuk perekrutan SDM yang lebih profesional dan pengembangan Pusat Layanan Pasien (Customer Service)

RS yang lebih baik.

Rekomendasi Tindak Lanjut :

1. Perlu dilakukan perbaikan sistem penanganan keluhan pasien/ keluarga yang lebih responsif dan penyelesaian yang lebih

cepat.

3. Perlu dilakukan sosialisasi kembali terkait sistem penanganan keluhan pasien/ keluarga.

“ Pelayanan Kegawatdaruratan

Obstetri-Ginekologi dan Neonatus ”

No DASAR PEMILIHAN PROGRAM PELAYANAN PRIORITAS RS

a) Misi dan tujuan strategis RSU. Imelda Pekerja Indonesia;

b)

Data-data permasalahan Kegawatdaruratan Obstetri Ginekologi dan Neonatus di RS :

- Masih tingginya angka kejadian kematian ibu persalinan

- Masih banyaknya jumlah Ibu melahirkan dengan tindakan operasi emergensi

- Masih tingginya jumlah ibu yang melahirkan neonatus dengan BBLR di RS dan rujukan dari luar kasus BBLR

c)Sistem dan proses yang memperlihatkan variasi proses & hasil pelayanan yang paling banyak pada Kegawatdaruratan

Obstetri Ginekologi dan Neonatus;

d) Perbaikan berdampak pada efisiensi terkait Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Ginekologi dan Neonatus;

e) Dampak pada perbaikan sistem Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Ginekologi dan Neonatus;

CAPAIAN INDIKATOR AREA KLINIK MUTU PELAYANAN PRIORITAS

CAPAIAN INDIKATOR AREA KLINIK MUTU PELAYANAN PRIORITAS

UPAYA PERBAIKAN CAPAIAN AREA KLINIK MUTU PELAYANAN PRIORITAS

No. Kode Indikator Target Capaian Upaya Perbaikan

INDIKATOR AREA KLINIK (PK.1-PK.4 )

1 PK.3Angka Kejadian Daerah

Operasi≤ 2% 2,37

1Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana RS

terkait pelayanan kebidanan emergensi agar semakin baik.

2Menyelenggarakan berbagai pelatihan internal di RS

khususnya bagi Staf Paramedik sehingga semakin Terampil.

3Melakukan sosialisai kembali terkait PPK dan CP dalam

melaksanakan pelayanan Kebidanan Emergensi di RS.

2 PK.4Kemampuan menangani

BBLR 1500 – 2500 gr > 90% 87,7

1

Melakukan pengawasan kepatuhan pelaksanaan PPK dan CP

terkait pelayanan Neonatus Emergensi khususnya BBLR di

RS.

2Menyelenggarakan berbagai pelatihan internal di RS

khususnya bagi Staf Paramedik sehingga semakin Terampil.

CAPAIAN INDIKATOR MUTU PELAYANAN PRIORITAS

UPAYA PERBAIKAN CAPAIAN AREA MANAGERIALMUTU PELAYANAN PRIORITAS

No. Kode Indikator Target Capaian Upaya Perbaikan

INDIKATOR AREA MANAJERIAL (PM.1 – PM.3)

3 PM.1 Emergency Respon Time 2≤ 120

menit99,58

1Melakukan pengawasan kepatuhan pelaksanaan PPK dan CP terkait

pelayanan Kebidanan Emergensi di RS.

2Menyelenggarakan berbagai pelatihan internal di RS khususnya bagi Staf

Paramedik sehingga semakin Terampil.

3Melakukan monitoring dan supervisi terhadap pelaksanaan seluruh

prosedur bedah emergensi agar sesuai dengan SOP di RS.

4 PM.2 Waktu Lapor Hasil Kritis Lab 100% 80,28

1

Mempertahankan kualitas Laboratorium RS yang sudah memadai,

khususnya Pemeriksaan Lab Kritis sesuai dengan Red Category yang

ditetapkan RS.

2 Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan petugas Lab.

3Melakukan Sosialisai pentignya waktu pelaporan hasil kritis lab dan

kepatuhan terhadap SPO demi peningkatan keselamatan pasien.

5 PM.3Kepuasan Pasien dan

Keluarga> 85% 76,14

1Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana RS terkait

pelayanan kebidanan dan neonatus emergensi agar semakin baik.

2Melakukan pengawasan terhadap Standar Pelayanan Kesehatan yang

telah ditetapkan RS dengan memperhatikan budaya keselamatan pasien.

3Menyelenggarakan berbagai pelatihan internal di RS khususnya terkait

budaya keselamatan pasien dan kepuasan pasien.

CAPAIAN INDIKATOR MUTU PELAYANAN PRIORITAS

CAPAIAN INDIKATOR MUTU PELAYANAN PRIORITAS

UPAYA PERBAIKAN CAPAIAN INDIKATOR SKPMUTU PELAYANAN PRIORITAS

No. Kode Indikator Target Capaian Upaya Perbaikan

INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN (PS.1 – PS.6)

8 PS.1

Ketepatan

Memasang Gelang

Identifikasi Pasien

100% 100

1Melakukan sosialisasi secara rutin terkait seluruh SOP pelaksanaan

Standar Keselamatan Pasien

2Menyelenggarakan berbagai pelatihan internal di RS khususnya bagi Staf

Paramedik sehingga semakin terampil dan profesional.

9 PS.2

Ketepatan

Melakukan TBaK

Saat Menerima

Instruksi Verbal

100% 65,08

1Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP yang ada dan

pencatatan pada rekam medis pasien.

2Melakukan sosialisasi kembali terkait seluruh SOP pelaksanaan Standar

Keselamatan Pasien

3Meningkatkan pengawasan terhadap kepatuhan pelaksanaan SOP dan

pencatatan pada Rekam Medis pasien

10 PS.3

Kepatuhan

Penyimpanan

Elektrolit Pekat

100% 100

1Melakukan sosialisasi secara rutin terkait seluruh SOP penyediaan dan

pengawasan penggunaan obat - obatan, khususnya Elektrolit Pekat.

2Meningkatkan koordinasi pada unit terkait terutama instalasi Farmasi

dalam mengawasi penyimpanan elektrolit pekat.

11 PS.5

Kepatuhan Petugas

Kesehatan Dalam

Melakukan

Kebersihan Tangan

100% 70

1Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan SOP cuci

tangan seluruh petugas medik dalam pelayanan kesehatan pasien.

2Melakukan sosialisasi secara rutin terkait seluruh SOP pelaksanaan

Standar Keselamatan Pasien.

3Menyelenggarakan pelatihan Hand Hygienes (internal) di RS khususnya

bagi Staf Paramedik sehingga semakin terampil dan profesional.

12 PS.6

Kepatuhan Pasang

Gelang Tambahan

Pasein Berisiko

Tinggi Jatuh

100% 66,67

1

Melakukan sosialisasi secara rutin terkait seluruh SOP pelaksanaan

Standar Keselamatan Pasien, mulai dari perencanaan awal sampai

proses monitoring pelaksanaannya.

2Menyelenggarakan berbagai pelatihan internal di RS khususnya bagi Staf

Paramedik sehingga semakin terampil dan profesional.

CONTOH PERHITUNGAN EFISIENSI BIAYA PERSALINAN DENGAN PREVIOUS SC

Berdasarkan perhitungan biaya (lama hari rawatan, kamar bedah dan biaya medikasi), pada

Triwulan I (Jan-Mar) s/d Triwulan II (April-Juni), terhadap penanganan kasus Previous SC,

ditemukan efisiensi biaya rerata sebesar -5,34%, dengan efisiensi paling banyak dijumpai

oleh dr MR, SpOG (-14,73%) dan dr. HT, SpOG (-11,31%).

CAPAIAN INDIKATOR AREA KLINIK MUTU UNIT (MENCAPAI STANDAR NASIONAL)

No. Indikator Area Klinik Ruangan StandarCapaian Indikator Mutu (%)

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Rerata

1Ketepatan Pemberian Imunisasi

Hb0 dan PolioR. Neonati 100% 100 100 100 100 100 100 100

2Kesalahan Petugas dalam

Penentuan Rencana FisioterapiR. Fisioterapi ≤ 10% 5,6 8,8 7,5 6,8 6,3 5,8 6,8

3Kejadian Kematian Ibu

Persalinan karena PerdarahanR. Rawat Inap ≤ 1% 2,78 0 0 2,63 0 0 0,9

4Kejadian Kematian Ibu

Persalinan karena PE/ER. Rawat Inap ≤ 30% 7,69 0 4,55 6,25 0 0 3,08

5Persentase Pencapaian Skrining

HIV pada TB AktifR. VCT 100% 100 100 100 100 100 100 100

6Penerapan Keselamatan

OperasiR. OK 100% 100 100 100 100 100 100 100

7Persentase Capaian Indikator

Penyakit TB R. DOTS ≥ 85% 73,33 78,85 86,5 93,33 88,5 93,33 85,64

8Angka Kelengkapan Assessmen

Rawat JalanR. Rawat Inap ≥ 80% 85 88 82 88 85 91 86,5

CAPAIAN INDIKATOR AREA KLINIK MUTU UNIT - 1(BELUM MENCAPAI STANDAR NASIONAL)

CAPAIAN INDIKATOR AREA KLINIK MUTU UNIT - 2(BELUM MENCAPAI STANDAR NASIONAL)

UPAYA PERBAIKAN CAPAIAN INDIKATOR AREA KLINIK MUTU UNIT

Indikator Mutu Target Capaian Upaya Perbaikan (Tindak Lanjut)

1 Kematian Pasien di IGD ≤ 0,2% 4,75

1

Melakukan pelatihan untuk peningkatan kompetensi seluruh

staf Klinis, Medik dan ParaMedikyang terkait secara

berkelanjutan, khususnya pelatihan kegawadarutan lanjut.

2Melakukan evaluasi pelaksanaan PPK dan CP khususnya pada

kasus kegawatdarutan

3Menyusun regulasi baru terkait SOP Triage Penanganan Pasien

dengan Kegawatdaruratan medis tertentu

2Ketidaksesuaian Jenis Diet

Yang Diberikan **≤ 2% 2,44

1Melakukan sosialisasi kembali tentang SOP penyediaan Diet

kepada pasien

2

Membuat aturan baru dengan melakukan pengecekan kembali

oleh petugas yang berbeda terkait pemilahan jenis diet sesuai

dengan kebutuhan pasien

3 Nett Death Rate (NDR) <24 0/00 25,7

1

Melakukan sosialisasi kembali kepada para tenaga kesehatan

profesional untuk patuh pada Clinical Pathway dan seluruh SOP

yang terkait penanganan pasien

2Melakukan pelatihan untuk peningkatan kompetensi seluruh

staf Klinis dan paramedik yang terkait secara berkelanjutan

4

Persentase Angka Kejadian

Extravasasi Paska

Kemoterapi

≤ 5% 9,35

1Melakukan pelatihan untuk peningkatan kompetensi seluruh

staf Klinis dan paramedik yang terkait secara berkelanjutan

2Melakukan edukasi paska pemberian kemoterapi pada

discharge planning

5Kemampuan Asessmen

Pasien Resiko Jatuh100% 66,67 1

Melakukan sosialisasi terkait SOP Asessemen Pasien yang

beresiko tinggi jatuh

CAPAIAN INDIKATOR AREA MANAGERIAL MUTU UNIT(MENCAPAI STANDAR NASIONAL)

No. Indikator Mutu Ruangan StandarCapaian Indikator Mutu (%)

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Rerata

1Pengembalian Rekam Medik

Lengkap dalam 24 Jam (PRM)

Rekam

Medis>80% 88,5 78,5 92,33 87,5 90,25 88 87,51

2Waktu Tunggu Operasi Elektif

(WTE)OK ≤ 48 Jam 28 30 36 30 20 34 29,67

3Waktu Tunggu Pelayanan

Laboratorium (WTPL)Lab ≤ 60 ’ 60 45 60 75 45 60 57,5

4Waktu Tunggu Pelayanan

Radiologi (WTPR)Radiologi ≤ 180 ‘ 100 90 100 90 75 90 90,83

5Waktu Tunggu Rawat Jalan

(WTRJ)Poliklinik ≤ 60 ‘ 31,67 28,33 36,67 33,33 33,33 31,67 32,50

CAPAIAN INDIKATOR AREA MANAGERIAL MUTU UNIT-1(BELUM MENCAPAI STANDAR NASIONAL)

CAPAIAN INDIKATOR AREA MANAGERIAL MUTU UNIT-2(BELUM MENCAPAI STANDAR NASIONAL)

CAPAIAN INDIKATOR AREA MANAGERIAL MUTU UNIT-3(BELUM MENCAPAI STANDAR NASIONAL)

UPAYA PERBAIKAN CAPAIAN INDIKATOR AREA MANAGERIAL MUTU UNIT)

Indikator Mutu Target Capaian Upaya Perbaikan (Tindak Lanjut)

1Jumlah Kejadian Linen

Hilang *0% 10,29 1

Melakukan evaluasi SOP yang ada terkait

penggunaan Linen

2

Kejadian Kesalahan

Setting Program Alat

Hemodialisis *

0% 3,12

1

Melakukan sosialisasi kembali terkait SOP Setting

Program Alat HD dan double check setting alat HD

oleh perawat yang berbeda.

2Melakukan pelatihan untuk peningkatan kompetensi

seluruh staf Klinis yang terkait HD

3

Memetakan kembali kebutuhan SDM, baik staf

medik dan paramedik serta kebutuhan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan

3Kepuasan Pasien dan

Keluarga≥ 85% 76,14

Mengikuti Rekomendasi Tindaklanjut Pada Pelayanan

Prioritas (di atas)

4Ketepatan Jadwal Waktu

Pemberian Diet100% 97,5 1

Memantau pelaksanaan kegiatan pemberian diet

sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

5

Prosentase Staf Area

Kritis Mendapatkan

Pelatihan 20 Jam/orang/

tahun

100% 80

1

Melakukan pelatihan untuk peningkatan kompetensi

seluruh staf Klinis, Medik dan ParaMedikyang

terkait, khususnya pelatihan kegawadarutan lanjut.

2

Menyusun kebijakan baru RS pada bidang

peningkatan kompetensi SDM yang berkelanjutan

khususnya pada pelayanan kegawatdaruratan

UPAYA PERBAIKAN CAPAIAN INDIKATOR AREA MANAGERIAL MUTU UNIT

Indikator Mutu Target Capaian Upaya Perbaikan (Tindak Lanjut)

6Ketepatan Jam Visite

Dokter Spesialis100% 74,9

1Melakukan sosialisasi kembali terkait PPK dan

CP dalam melaksanakan asuhan klinik

2Melakukan audit klinik terhadap kepatuhan

pelaksanaan CP dan PPK terintegrasi

7Waktu Lapor Hasil Tes

Kritis Laboratorium100% 80,28

Mengikuti Rekomendasi Tindaklanjut Pada Pelayanan

Prioritas (di atas)

8Waktu Lapor Hasil Test

Kritis Radiologi100% 98,83

1Melakukan evaluasi kepatuhan pelaksanaan

terhadap SPO Pemeriksaan radiologi hasil kritis

2

Melakukan sosialisai secara rutin dan berkala

setiap 3 bulan tentang waktu pelaporan hasil kritis

radiologi dan kepatuhan terhadap SPO

3Mengadakan briefing harian dengan petugas

radiologi pada setiap shift oleh penanggungjawab

9Emergency Respon Time

2 (ERT)≤ 5" 5,58

Mengikuti Rekomendasi Tindaklanjut Pada Pelayanan

Prioritas (di atas)

10Waktu Tunggu Pelayanan

Resep Obat Jadi≤ 30 " 38,33 1

Menyusun kebijakan baru RS untuk mengurangi

waktu tunggu pelayanan resep obat jadi,

khususnya pengadaan obat jadi

HASIL TINDAK LANJUT CAPAIAN INDIKATOR MUTU NASIONAL

Capaian

Sebelum

nya (%)

Per

Juni'19Juli Agustus Sept Rerata

Komite KMKP

Komite KMKP melakukan supervisi terhadap

pengumpulan dan validasi data capaian

indikator Juli-September 2019;

PIC DataPIC Data melakukan pengumpulan data manual

dan input data melalui aplikasi SIRS;

Kepala Unit

Kepala Unit bertanggungjawab melakukan

supervisi pengumpulan data di unit masing-

masing, Juli - Sept 2019.

Komite KMKP

dan Komite

Diklat

Memfasilitasi terlaksananya Sosialisasi tentang

Keselamatan Pasien, khususnya Aspek

Identifikasi Pasien.

Kepala Unit

Ikut serta melakukan sosialisasi SOP Identifikasi

Pasien dan melakukan pengawsan dengan form

monitoring identifikasi pasien.

Komite KMKP

dan Komite

Diklat

Memfasilitasi terlaksananya Sosialisasi tentang

Keselamatan Pasien, khususnya Aspek

Identifikasi Pasien.

Komite Medik,

Komite

Keperawatan

dan Kepala

Instalasi IGD

Melakukan diklat dan sosialisasi terkait

penanganan kasus kegawadaruratan di IGD

kepada Dokter Jaga dan Perawat, termasuk

pelatihan BLS (Basic Life Support).

3 Waktu Tunggu Rawat Jalan Supervisi dan Edukasi

Wadir Medik,

Kepala Instalasi

Rawat Jalan dan

KMKP

Supervisi bersama dan berjenjang sesuai

TUPOKSI terkait pelayanan rawat jalan spesialis≤ 60 ' 85,17 85,8 87,5 88,2 86,67 ↑

4Angka Kejadian Penundaan

Operasi Elektif

Perencanaan/ penjadwalan operasi

elektfi yang lebih baik dan

meningkatkan fungsi supervisi, serta

perekrutan dokter spesialis anestesi

full timer (baru)

Wadir Medik dan

Kepala Instalasi

Bedah

Melakukan penjadwalan operasi elektif 0% 2,68 * 3,03 8,96 7,38 6,46 * ↑

5Ketepatan Jam Visite Dokter

Spesialis

Perekrutan staf baru, supervisi dan

Edukasi, serta regulasi tentang

insentif

Wadir Medik,

Kepala Instalasi

Rawat Inap dan

Komite Medik

Menetapkan regulasi baru terkait jadwal visite

dokter spesialis di RSU. Imelda Pekerja

Indonesia, yaitu Dokter Spesialis (DPJP) wajib

melakukan visite pasien selambat-lambatnya

sampai pukul 21.00 wib setiap harinya.

≥ 85% 74,9 * 73,8 74,11 75,93 74,61 * ↓

APengukuran Indikator Mutu

Nasional

Hasil Capaian Sementara (2019)Target

(%)No Kegiatan Rencana Tindak Lanjut

Penanggungja

wab &

Pelaksana

Tindaklanjut

Uji Coba Pelaksanaan

100

Ringkasan Capaian Sementara Indikator Mutu Nasional sebagai Hasil Tindak Lanjut Program PMKP Per September Tahun 2019

1 Kepatuhan Identifikasi Pasien

Sosialisasi kembali pentingnya

Keselamatan Pasien dan SOP

Identifikasi Pasien.

100% 81,67 * 80,11 80,05 83,33

Supervisi dan edukasi dengan seluruh

tim, PIC Data dan unit kerja terkait100 100 100 100 100

81,17 * ↓

2Emergency Response Time

IGD < 5 menit

Sosialisasi kembali SOP dan

Melakukan DIKLAT≥ 85% 52,77 * 85,99 91,59 83,35 86,97 ↑

HASIL TINDAK LANJUT CAPAIAN INDIKATOR MUTU NASIONAL

Capaian

Sebelum

nya (%)

Per

Juni'19Juli Agustus Sept Rerata

6Waktu Lapor Hasil Tes Kritis

Laboratorium

Sosialisasi kembali pentingnya

Keselamatan Pasien dan SOP terkait

Pelaporan Hasil Kritis Lab

Wadir Medik dan

Kepala Lab

Melakukan sosialisasi tentang keselamatan

pasien dan SOP terkait Red Category untuk

jenis pemeriksaan Lab

100% 80,28 81,82 79,86 82,26 81,06 * ↑

Komite KMKP

Melakukan pengawasan dan memfasilitasi

sosialisasi tentang keselamatan pasien dan

prosedur cuci tangan yang benar

Kepala Instalasi

Rawat Inap

Melakukan sosialisasi tentang keselamatan

pasien dan prosedur cuci tangan yang benar

Komite KMKP

Melakukan pengawasan dan memfasilitasi

sosialisasi tentang keselamatan pasien dan

pencegahan pasien resiko jatuuh

Kepala Instalasi

Rawat Inap

Melakukan sosialisasi tentang keselamatan

pasien dan prosedur pencegahan pasien

beresiko jatuh

10 Kepatuhan Penggunaan CP Supervisi dan EdukasiWadir Medik dan

Komite Medik

Melakukan sosialisasi kembali CP dan PPK

Prioritas yang telah ditetapkan bersama dengan

seluruh Departemen/ SMF RS.

80% 69,89 * 71,74 65,42 70,0869,08 *

11Kepuasan Pasien dan

Keluarga di IGD, Rawat Jalan

& Rawat Inap

Supervisi dan Edukasi terkait edukasi

dan komunikasi, dan meningkatkan

kebersihan dan kenyaman ruangan/

fasilitas di RS

Komite KMKP

dan Wadir Adm,

Umum,

Keuangan

Melakukan supervisi terhadap kenyaman dan

kebersihan fasilitas RS≥ 85% 76,14 * 74,37 78,28 77

76,55 *

12Kecepatan Respon Terhadap

Komplain

Evaluasi sistem penanganan keluhan

pasien, perekrutan staf CS yang lebih

profesional, meningkatkan efektivitas

komunikasi di RS

Wadir Adm,

Umum,

Keuangan,

Wadir Medik,

MPP dan KMKP

Melakukan evaluasi sistem penanganan keluhan

pasien di RS75% 69,1 * 74,26 75 61,54

70,27 *

8 Kepatuhan Cuci Tangan Supervisi dan Edukasi ≥ 85 % 74,81 *

9Kepatuhan Upaya

Pencegahan Cedera Pasien

Jatuh Rawat Inap

Sosialisasi kembali pentingnya

Keselamatan Pasien dan SOP

Pencegahan Pasien Cedera dengan

Resiko Jatuh

100% 75,3 *

Target

(%)

Capaian Sementara (2019)

78,72 74,03 75,99 * ↑75,24

No Kegiatan Rencana Tindak Lanjut

Penanggungja

wab &

Pelaksana

Tindaklanjut

Uji Coba Pelaksanaan

73,18 72,9 * ↓76,61 68,92