campur mnajmen 2
-
Upload
adhe-g-jarott-blaraataan -
Category
Documents
-
view
77 -
download
0
Transcript of campur mnajmen 2
![Page 1: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/1.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 1/20
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR …. TAHUN ….
PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH
Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan setiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadat menurut agama dan kepercayaannya;
b. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang
mampu berdasarkan syariat Islam sebagai sumber dana potensial
untuk mewujudkan kesejahteraan umat;
c. bahwa infaq dan shodaqoh merupakan anjuran agama sebagai
sumber dana potensial untuk mewujudkan kesejahteraan sosial;
d. bahwa pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh belum
dilaksanakansecara
optimal,
sehingga
diperlukan penyempurnaan sistem pengelolaan yang mampu meningkatkan
pelaksanaan zakat, infaq, dan shodaqoh yang tepat sasaran dan
dapat dipertanggungjawabkan;
e. bahwa Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentangPengelolaan Zakat sudah tidak sesuai dengan perkembangankebutuhan hukum dalam masyarakat, sehingga perlu diganti;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk
Undang-Undang tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan
Shodaqoh;
Mengingat : Pasal 20 Ayat (1), Pasal 29, dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
![Page 2: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/2.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 2/20
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ,
DAN SHODAQOH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh adalah kegiatan perencanaan, pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan, dan pengawasan zakat, infaq,
dan shodaqoh.
2. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam sesuai denganketentuan syariat Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
3. Infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh perorangan dan atau badan usaha
yang pemanfaatannya untuk kepentingan sosial.
4. Shodaqoh adalah harta yang dikeluarkan oleh perorangan atau badan usahauntuk kemaslahatan dhuafa.
5. Muzakki adalah orang yang beragama Islam dan mampu berdasarkan syariat
Islam untuk menunaikan zakat.
6. Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.
7. Badan Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh yang selanjutnya disingkat
BPZIS adalah lembaga yang melakukan koordinasi, perencanaan, dan pengawasan atas lembaga amil zakat, infaq dan shodaqoh.
8. Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh yang selanjutnya disingkat LAZIS
adalah badan hukum yang melakukan penerimaan, pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh.
9. Unit Pengumpulan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh yang selanjutnya disingkat
UPZIS adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh dan/atau bergabungdengan LAZIS untuk mengumpulkan zakat, infaq, dan shodaqoh serta melayani
muzakki.
10. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha.
11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama.
BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
![Page 3: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/3.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 3/20
Pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh berasaskan:
a. kepercayaan; b. kemanfaatan;
c. keadilan;
d. kepastian hukum;e. keterbukaan; dan
f. akuntabilitas.
Pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh bertujuan:
a. meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq dan
shodaqoh;
b. meningkatkan efektivitas pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, infaq, dan
shodaqoh; dan
c. meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq, dan shodaqoh dalam
rangka pemberdayaan masyarakat dan memajukan pembangunan nasionaluntuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pasal 4
Pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh meliputi:
a. koordinasi, perencanaan dan pengawasan; dan
b. pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.
(1) Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 adalah zakat mal.
(2) Zakat mal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. emas, perak, dan uang;
b. perniagaan;c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan;d. hasil pertambangan;
e. peternakan;
f. pendapatan dan jasa; dang. rikaz.
(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar, dan waktunya ditetapkan
berdasarkan syariat Islam.
BAB III
ORGANISASI PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH
Bagian Kesatu
Badan Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh
(1) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a, dibentuk BPZIS.
(2) BPZIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri.
![Page 4: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/4.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 4/20
Paragraf 2
Tugas dan Wewenang
BPZIS bertugas:
a. melakukan pendataan, penelitian, dan pemetaan untuk menyusun database
muzakki dan mustahiq secara nasional; b. menyusun kebijakan pengelolaan zakat infaq, dan shodaqoh di setiap
tingkatan;
c. mengoordinasi LAZIS;d. melakukan pengawasan terhadap LAZIS;
e. melakukan pembinaan terhadap LAZIS; dan
f. menyampaikan laporan tahunan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan
Rakyat.
BPZIS berwenang:
a. menetapkan kebijakan pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh;
b. membentuk perwakilan BPZIS di daerah;c. memberikan atau mencabut sertifikasi LAZIS;
d. menetapkan pedoman tentang pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh; dan
e. memberikan Nomor Pokok Muzakki.
Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dan Pasal 8, BPZIS dapat bekerja sama dengan instansi Pemerintah, pemerintah
daerah, dan pihak lain yang dipandang perlu.
(1) Untuk pertama kalinya pembentukan BPZIS difasilitasi oleh Pemerintah.
(2) BPZIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah dibentuk dalam waktu
paling lambat 1 (satu) tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.
Ketentuan mengenai struktur organisasi, pengangkatan, dan pemberhentian
anggota serta pembiayaan BPZIS diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga BPZIS.
Bagian Kedua
Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (LAZIS)
(1) Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b,
didirikan LAZIS.
(2) Pendirian LAZIS harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. berbentuk badan hukum;
b. memiliki data potensi muzakki dan mustahiq;
c. memiliki program kerja dan wilayah operasional; dan
d. melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit oleh akuntan publik.
![Page 5: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/5.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 5/20
(3) LAZIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didirikan dengan izin dari BPZIS.
(1) LAZIS terdiri dari LAZIS Nasional, LAZIS Provinsi, dan LAZIS Kabupaten/Kota.(2) Untuk mendapatkan status LAZIS sesuai tingkatannya sebagaimana dimaksud
pada ayat 1, dilakukan sertifikasi oleh BPZIS.
Untuk mendapatkan sertifikasi sebagai LAZIS Nasional, LAZIS memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki wilayah operasional secara nasional minimal 10 (sepuluh) provinsi; dan b. telah mampu mengumpulkan dana Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)
dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 15
Untuk mendapatkan sertifikasi sebagai LAZIS Provinsi, LAZIS memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki wilayah operasional minimal 40% (empat puluh persen) dari jumlah
kabupaten/kota di provinsi tempat lembaga berada; dan b. telah mampu mengumpulkan dana Rp1000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
dalam 1 (satu) tahun.
Untuk mendapatkan sertifikasi sebagai LAZIS Kabupaten/Kota, LAZIS memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki wilayah operasional minimal 40% (empat puluh persen) dari jumlahkecamatan di kabupaten/kota tempat lembaga berada; dan
b. telah mampu mengumpulkan dana Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
dalam 1 (satu) tahun.
(1) Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, LAZIS dapat membentuk Unit Pengumpul Zakat, Infaq dan Shodaqoh (UPZIS).(2) UPZIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas mengumpulkan zakat,
infaq, dan shodaqoh yang selanjutnya diserahkan pada LAZIS.
Ketentuan mengenai susunan organisasi dan tata kerja LAZIS, sertifikasi, dan
UPZIS diatur dalam Peraturan BPZIS.
BAB IVPENGUMPULAN, PENDISTRIBUSIAN, PENDAYAGUNAAN, DAN PELAPORAN
(1) Muzakki melakukan penghitungan sendiri atas harta dan kewajiban zakatnya berdasarkan syariat Islam.
(2) Dalam hal tidak dapat menghitung sendiri harta dan kewajiban zakatnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), muzakki dapat meminta bantuan kepadaLAZIS untuk menghitungnya.
Pengumpulan zakat, infaq, dan shodaqoh dilakukan oleh LAZIS dengan
mengambil dan/atau menerima berdasarkan pemberitahuan dari muzakki.
![Page 6: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/6.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 6/20
(1) LAZIS dapat bekerja sama dengan perbankan dalam pengumpulan zakat,
infaq, dan shodaqoh.(2) Kerja sama dengan perbankan dalam pengumpulan zakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas permintaan muzakki.
(3) Kerja sama dengan perbankan dalam pengumpulan zakat, infaq, dan shodaqohsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Zakat yang dibayarkan oleh muzakki kepada LAZIS, dikurangkan dari penghasilan
kena pajak.
(1) LAZIS wajib memberikan bukti setoran pembayaran zakat kepada setiapmuzakki.
(2) Bukti setoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai
pengurang penghasilan kena pajak.
Pengumpulan zakat dari muzakki, infaq, dan shodaqoh di luar negeri dilakukan
oleh LAZIS yang memiliki kantor perwakilan di luar negeri.
Bagian Kedua
Pendistribusian
(1) Pendistribusian zakat bagi mustahiq dilakukan berdasarkan syariat Islam.
(2) Pendistribusian dan pendayagunaan infaq dilakukan untuk kepentingan sosial.
(3) Pendistribusian dan pendayagunaan shodaqoh dilakukan untuk kemaslahatandhuafa.
LAZIS mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq, dan shodaqoh yangterkumpul berpedoman kepada database mustahiq yang dibuat BPZIS.
Bagian KetigaPendayagunaan
Pendayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh berdasarkan skala prioritas, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha produktif sesuai pedoman pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan yang ditetapkan BPZIS.
Bagian KeempatPelaporan
LAZIS wajib mencatat pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat,infaq, dan shodaqoh.
(1) LAZIS memberikan laporan secara berkala per tahun atas pelaksanaan
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh
![Page 7: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/7.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 7/20
yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada BPZIS.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipublikasikan di media cetak
atau media elektronik.
BAB V
PENGAWASAN
(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas LAZIS dilakukan oleh BPZIS.
(2) Dalam rangka pengawasan, BPZIS memeriksa laporan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, infaq dan shodaqoh oleh LAZIS
yang telah diaudit oleh akuntan publik.
BAB VIPERAN SERTA MASYARAKAT
Dalam pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh masyarakat berperan serta:
a. mengawasi pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, infaq,dan shodaqoh yang dilakukan oleh LAZIS;
b. mengumpulkan zakat, infaq, dan shodaqoh melalui LAZIS; danc. meningkatkan kesadaran umat Islam untuk melakukan pembayaran zakat, infaq,
dan shodaqoh melalui LAZIS.
Pemerintah dan/atau organisasi kemasyarakatan Islam berperan serta:a. meningkatkan kesadaran umat Islam untuk membayar zakat, infaq, dan
shodaqoh melalui LAZIS; dan
b. mengawasi pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh oleh BPZIS dan LAZIS.
BAB VIISANKSI ADMINISTRATIF
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(3), Pasal 23 ayat (1), dan Pasal 29 dikenai sanksi administratif berupa:a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara dari kegiatan; dan/atau
c. pencabutan izin.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administrasi diatur
dalam peraturan BPZIS.
Setiap orang dilarang melakukan tindakan pemilikan, menjaminkan,
menghibahkan, menjual, dan/atau mengalihkan harta zakat, infaq, dan shodaqoh
yang ada dalam pengelolaannya.
Setiap orang dilarang menggunakan dan/atau mengambil manfaat atas harta
zakat, infaq, dan shodaqoh yang ada dalam pengelolaannya melebihi jumlah yang
ditentukan berdasarkan syariat Islam.
![Page 8: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/8.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 8/20
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Setiap orang yang dengan sengaja tidak mencatat atau mencatat dengan tidak
benar harta zakat, infaq, dan shodaqoh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum melakukan tindakan
pemilikan, menjaminkan, menghibahkan, menjual, dan/atau mengalihkan harta
zakat, infaq, dan shodaqoh ada dalam pengelolaannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahundan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Setiap orang yang menggunakan dan/atau mengambil manfaat atas harta zakat,
infaq, dan shodaqoh yang ada dalam pengelolaannya melebihi jumlah yangditentukan berdasarkan syariat Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidanadenda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Semua peraturan pelaksanaan di bidang pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
(1) Paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak diundangkannya Undang-Undangini, organisasi pengelola zakat, infaq, dan shodaqoh yang telah ada wajib
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
(2) Paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak diundangkannya Undang-Undangini, setiap orang yang selama ini melakukan pengelolaan zakat, infaq, dan
shodaqoh wajib bergabung atau membentuk LAZIS berdasarkan ketentuan
dalam Undang-Undang ini.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 38 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 164; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885)dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
![Page 9: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/9.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 9/20
Agar
setiap
orangmengetahuinya,
memerintahkan
pengundanganUndang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal ……………
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA
PATRIALIS AKBAR
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN .... NOMOR....
PENJELASAN
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR …. TAHUN ….TENTANG
PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masingdan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Sejalan denganitu salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh negara adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan umum sebagai upaya mendukung tujuan
pembangunan nasional.
Karena zakat, infaq, dan shodaqoh merupakan pranata keagamaan yang
terkait langsung dengan penanggulangan kemiskinan sedangkan fakir miskin
merupakan mustahiq , infaq dan shodaqoh yang utama, maka secara bertahap zakat, infaq, dan shodaqoh diharapkan akan mampu meningkatkan
kesejahteraan umat Islam Indonesia pada khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya. Hal ini sesuai dengan Pasal 34 UUD Tahun 1945yang mengamanatkan kepada negara untuk memperhatikan dan mengangkat
nasib masyarakat Indonesia yang dikategorikan sebagai fakir miskin.
Agar tercapai tujuan pembangunan nasional maka diperlukan partisipasi
dan kontribusi seluruh elemen masyarakat termasuk umat Islam untuk
menggali potensi yang ada dimasyarakat guna mendukung proses akselerasi
tercapainya tujuan pembangunan nasional. Salah satu bentuk potensi dan
![Page 10: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/10.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 10/20
wujud kontribusi masyarakat, khususnya umat Islam dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat adalah melalui pengelolaan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh.
Zakat, infaq, dan shodaqoh sebagai salah satu rukun Islam yang wajib
ditunaikan bagi setiap muslim yang mampu berdasarkan syariat Islammerupakan potensi yang
sangat besar yang dapat dihimpun dan
didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun hingga saat ini pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh belum
dilaksanakan secara optimal sehingga belum berhasil dan berdaya guna
sebagaimana tujuan yang dikehendaki.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1998 tentang Pengelolaan Zakat dan
peraturan pelaksanaannya
yang selama ini menjadi landasan yuridis
pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh di Indonesia, dalam pelaksanaannya banyak menemui berbagai kendala. Peraturan perundang-undangan yang
ada belum memfasilitasi terwujudnya pengelolaanzakat, infaq, dan
shodaqoh yang didasarkan pada tata kelola yang baik (good governance)
serta bersifat antisipasif terhadap perkembangan pengelolaan zakat di
masyarakat. Hal ini berdampak pada munculnya berbagai permasalahan yangmenghambat optimalisasi pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh.
Persoalan-persoalan tersebut antara lain berkaitan dengan masalah
kelembagaan, perencanaan dan regulasinya, pengumpulan, pendistribusian,12
dan pendayagunaan zakat, infaq dan shodaqoh, hubungan zakat dengan pajak, serta masalah pengawasan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pembentukan Undang-Undang baru yang mampu mengatur pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh secara
komprehensif sebagai pengganti UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat, menjadi kebutuhan yang harus segera dilakukan.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan profesionalitas pengelolaan
zakat, infaq, dan shodaqoh, kelembagaan atau badan pengelola zakat, infaq
dan shodaqoh dilakukan oleh Badan Pengelola Zakat, Infaq, dan Shodaqoh(BPZIS) sebagai pembuat perencanaan dan tata cara pengelolaan zakat,
infaq, dan shodaqoh (regulator), serta sebagai pengawas terhadap
pelaksanaan tugas Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh. SedangkanLembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (LAZIS) bertugas sebagai
pelaksana (operator) yang mengumpulkan, mendistribusikan, dan
mendayagunakan zakat, infaq, dan shodaqoh.
![Page 11: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/11.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 11/20
Rancangan Undang Undang ini berusaha memperbaiki tata cara
pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh baik aturan tentang muzakki,
mustahiq, kewajiban pemerintah, zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak, kelembagaan, peran serta masyarakat, serta sanksinya, sehingga
pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh dapat dilaksanakan secara optimal,
berdaya guna, dan berhasil guna sesuai dengan tujuannya untuk memberdayakan masyarakat dan memajukan pembangunan nasional agar
terwujud kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan "kepercayaan" adalah bahwa pelaksanaanatas pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat,
infaq, dan shodaqoh atas dasar saling percaya antara muzakki dan pemberi infaq serta shodaqohdengan amil zakat.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ”kemanfaatan” adalah bahwa pelaksanaanatas pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat dan
zakat, infaq, dan shodaqoh dapat bermanfaat bagi umat Islam
termasuk seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkankesejahteraan dan keadilan.
Huruf cYang dimaksud dengan ”keadilan” adalah bahwa pelaksanaan atas
pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh
dilakukan berdasarkan database yang disusun secara tertib danteratur oleh BPZ.
Huruf d
Yang dimaksud dengan ”kepastian hukum” adalah bahwa pelaksanaan
atas
pengumpulan, pendistribusian,
dan
pendayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh dilakukan berdasarkansuatu aturan hukum yang jelas dan tegas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan ”keterbukaan” adalah bahwa pelaksanaan
![Page 12: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/12.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 12/20
atas pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat,
infaq, dan shodaqoh dilakukan di bawah pengawasan BPZ dan
masyarakat serta dipublikasikan melalui media massa cetak dan/atau elektronik.
Huruf f Yang dimaksud dengan ”akuntabilitas” adalah bahwa pelaksanaan
atas pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat,
infaq, dan shodaqoh dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab dengan dilengkapi pengauditan oleh akuntan publik.
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Ayat (1)Yang dimaksud dengan “zakat mal” adalah harta yang wajib
dikeluarkan dari harta yang dimiliki atau harta hasil usaha yang
meliputi: emas, perak, dan uang; perniagaan; hasil pertanian, hasil
perkebunan, dan hasil perikanan; hasil pertambangan; hasil peternakan; hasil pendapatan dan jasa; dan rikaz.
Ayat (2)Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “perniagaan” adalah harta
perniagaan semua yang diperuntukkan untuk diperjualbelikandalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat,
pakaian, makanan, perhiasaan dan lain-lain. Perniagaan
tersebut diusahakan baik secara perseorangan maupun oleh
perserikatan seperti CV, PT, Koperasi
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
![Page 13: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/13.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 13/20
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Yang dimaksud “rikaz” adalah harta terpendam dari jaman dahulu
atau biasa disebut dengan harta karun, termasuk di dalamnyaharta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai
pemiliknya.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “penghitungan zakat mal” adalah bahwa
zakat mal dihitung berdasarkan ketentuan nishab (ukuran tertentu
atau batas minimum yang dijadikan dasar kewajiban zakat atasharta tersebut), kadar, dan waktu (haul) kepemilikan harta menurut
Syariat Islam.
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:vpBbXX-VVzkJ:indo-
moeslim.blogspot.com/2010/08/pengertian-dan-
dasar-hukum-zakat-
infaq.html+landasan+hukum+shadaqah&cd=1&hl=
id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-
a&source=www.google.co.id
Selasa, 31 Agustus 2010
Pengertian,Dasar Hukum dan Panduan ZAKAT,
INFAQ, SHADAQAH
Manusia adalah makhluk soisal, hal ini disadari benar oleh Islam karenanya Islam sanga mencelaindividualistis dan sebailiknya sangat menekankan pembinaan dan semangat ukhuwah
(kolektivisme), bahkan semanat ukuhuwah meruapkansalahsatu risalah islam yan sangat menonjol.
Kita bisa melihat betapa seriusnya Islam memperhatikan masalah pembinaan ukhuwah ini didalamajarannya, diantaranya adalah zakat, infaq shadaqah. ZIS mengajarkan kepada kita satu hal yang sangat esensial, yaitu bahwa Islam mengakui hakpribadi setiap anggota masyarakat, tetapi juga menetapkan bahwa didalam kepemilikan pribadi ituterdapat tanggung jawab social atau dalam kata lain bahwa Islam dengan ajarannya sangat
menjaga keseimbangannya antara maslahat pribadi dan maslahat social.
PENGERTIAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh, bersih, berkemabang dan berkah;sedangkan secara syar'Iialah kadar kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan untuk diberikan kepada yang berhak sesuaiyang telah ditetapkan oleh syara', dengan demikian zakat hukumnya wajib.
![Page 14: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/14.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 14/20
Sedangkan Infaq berasal dari kata anfaqo-yunfiqu , artinya membelanjakan atau membiayai, artiinfaq menjadi khusu tatkala dikaitkan dengan upaya realisasi perintah-perintah Allah.
Dan Infaq hanya berkaitan dengaat atau hanya dalam bentuk materi saja, adapun hukumnya adayangw ajib (termask dalam hal ini zakat, nadzardsb),ada infaq sunnah, mubah bahkan ada yang
haram.Adapaun shodaqoh secara bahasa dari kata shodaqa yang berarti benar. Jadi,shidaqahadalahsebuah tindakan yang bisa menjadi bukti akan kebenaran iaman seseoarang.
Kalau infaq hanya berkaitan dengan materi, maka shadaqah bisa berupa materi, tapi juga bisaberupa sebuah kebaikan yang bukan materi, sebagaimana sabda Rosululah SAW: senyummudihdapan saudaramu adalah shadaqah Adapun hukumshadaqah ialah antara wajib dan sunnah, diantara shidaqah wajib adalah zakat.
Manfaat ZIS• Sarana Pembersih JiwaSebagaimana arti bahsa dari zakat adalah suci, maka seseorang yang berzakat, padahakekatnyameupakan buktrhadap duninya dari upyanya untuk mensucikan diri;mensucikan diri dari
sifat kikir, tamak dan dari kecintaan yang sangat terhadap dunianya , juga mensucikan hartanyadari hak-hak orang lain (QS.:103,70:24-25)• Realisasi Kepedulian SosialSalah satu al esensial dalam Islam yang ditekankan untuk ditegakkan adalah hidupnya suasana ?
takaful dan tadhomun ? (rasa sepenanggungan) dan hal tersebut akan bisa direalisasian dengan
ZIS. Jika sholat berfungsi Pembina ke khusu'an terhadap Allah, maka ZIS berfungsi sebagaiPembina kelembutan hati seseorang terhadap sesame (QS.9:71)• Sarana Untuk Meraih Pertolongan Sosial
Allah SWT hanya akan memberikan pertolongan kepada hambaNya, manakala hambanya Nyamematuhi ajranNya.Dan diantara ajaran Allah yang harus ditaati adalah menunaikan ZIS(QS.22:39-40)• Ungkapan Rasa Syukur Kepada Allah
Menunaikan ZIS merupkan ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita• Salah Satu Aksiomatika Dalam Islam
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang diketahui oleh setiap muslim, sebagaimana merekamengetahui sholat dan rukun-rukun Islam lainnya.
Panduan ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH
JENIS ZAKAT DAN SYARAT-SYARATNYA1. Zakat Maal (harta kekayaan)Adapun harta kekayaan yang terkena wajib zakat adalah:• Yang ada nashnya :
• Emas dan Perak (termasuk uang)• Harta Perniagaan• Binatang Ternak (Unta, Sapi/kerbau dan kambing)• Hasil Tanaman
• Hasil tambang dan harta karun.• Yang di Istinbathkan atau dianalogkan :
1. Saham2. Hasil Profesi
3. Barang-barang produktif 4. Hasil Perseroa,dsb.
Syarat-Syarat Zakat MaalSyarat yang terkait dengan Muzakki:
• Islam• Merdeka• Baligh dan Akil
Syarat yang terkait dengan harta :• Halal• Kepemilikan secara penuh• Mencapai nishob (batas jumlah minimal)• Berumur satu tahun (khusus untuk harta poin a.1,2 dan 3)
![Page 15: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/15.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 15/20
• Bebas dari hutang• Kelebihan dari kebutuhan pokok minimal
• Berkembang atau memungkinkan untuk berkembang
2 . Zakat FitriZakat yang wajib dikeluarkan oelh setiap muslim atas nama dirinya dan yang dibawah tanggung jawabnya (istri, anak besar/kecil, pembantu, dsb) pada setiap hari Idul Fitri, bila pada dirinya ada
kelabihan makanan untuk hari tersebut dan malamnya.Adapun jumlah zakat yang dikeluarkan adalah bahan makanan pokok, sejumalh satu sho' untuksetiap jiwa.
Golongan Yang Berhak Menerima Zakat• FakirOrang yang tidak mepunyai mata pencaharian atau mempunyai mata pencaharian, tetapipenghasilannya tidak mencapai separo dari yang dibutuhkan.• Miskin
Orang yang mempunyai mata pencaharian dan penghasilannya mencapai separo atau lebi dari yangdibutuhka, namun belum mencukupinya.• Amil ZakatOrang yang bertugas megelola zakat.
• Hamba sahaya• Orang yang mempunyai hutang
• Muallaf Orang yang baru beberapa saat masuk agama Islam,atau orang yg diharapkan masuk Islam
• Fii SabilillahOrang yang sedang berjuang untuk menegakkan agama
• Ibnu SabilOrang yang sedang safar (perjalanan), sedang bekalnya tidak cukup
Golongan Yang Tidak Berhak Menerima Zakat• Orang Kaya
• Orang Yang mampu bekerja• Orang kafir yang memerangi• Orang atheis• Orang Murtad
• Ahludzimmah• Istri, Bapak/Ibu keatas serta anak kebawah• Keluarga Nabi Muhammad SAW.
Adab Menunaikan Zakat• Menyembunyikan dalam mengeluarkannya
• Tidak dengan caramembanggakan diri atau menyakiti orang yang menerima.• Menyegerakan untuk mengeluarkannya, bila dating saatnya.• Menganggap kecil dengan apa yang telah dikeluarkan.
Tabel Perhitungan Zakat
No Jenis Harta Nishob Jumlah Zakat Keterangan
1 Emas 85 gr 2,5 % Setelah berumur 1tahun
Perak 595 gr 2,5% Setelah Berumur 1
tahun
2. Harta Pernniagaan 85 gr emas 25 % Setelah 1 tahun
Nishibnya:jumlahbarang yang ada+laba 1 tahun
![Page 16: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/16.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 16/20
3. Binatang Ternak
a. Untab. Sapi
c. Kambing
5-9 ekor
10-14 ekor15 -19 ekor
30-39 ekor40-59 ekor
60-69 ekor70-79 ekor
40-120 ekor121-200 ekor
201-399 ekor400-499 ekor
1 kambing
2 kambing3 kambing
1 sapi1 sapi
2 sapi2 sapi
1 kambing2 kambing
3 kambing4 kambing
Umur 1 tahun
Umur 2 tahunUmur 1 tahun
Umur 1 dan 2 tahun
4 Hasil Tanaman 5 Watsaq senilai653 kg beras
5 % jika denganirigasi10 %tanpa irigasi
Setiap panen
5. Tambang harta karun 85 gr emas tanpa
nishob
2,5 %
20%
Setiap mendapatkan
6. Profesi
Qiyas ke emasQiyas ke tanaman dan emas
Qiyas ke tanaman
85 gr
653 kg beras653 jg beras
2,5 %
2,5%5%
Setelah 1 tahun
Setiap mendapatkanSetiap mendapatkan
7. Saham 85 gr emas 2,5 emas Hargasaham+keuntungan
8. Benda-benda produktif 653 kg 5 % atau 10% Dari penghasilan
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:jlQ017nLZmwJ:bmtassalam.wordpress.com/baitul-maal/
+landasan+hukum+shadaqah&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-
a&source=www.google.co.id
BAITUL MAAL
A. Latar Belakang
Baitul Maal menurut para ulama adalah pihak yang mengelola dana sosial seperti zakat,
infak, shadaqaqh dan wakaf (ZISwaf), mulai dari penghimpunan, memungut,
mengembangkan, memelihara, hingga menyalurkannya.
Baitul maal pertama sekali dirumuskan dan didirkan Rasulullah SAW dengan sangat
simpel, hal tersebut dibuktikan dengan riwayat-riwayat yang menyebutkan pendelegasian
tugas baitul maal oleh Rasulullah SAW kepada beberapa orang sahabat tertetnu, sepertitugas pencatatan, tugas penghimpunan zakat hasil pertanian, tugas pemeliharaan zakathasil ternak dan juga tugas pendistribusian. Hal tersebut menjadi landasan yang kuat
bahwa baitul maal telah ada semenjak zaman Rasulullah SAW sekalipun belum dalam
bentuk institusi yang baku. Selanjutnya dimasa kekhalifahan Abu Bakar tidak terlalu ada perubahan yang besar berkaitan dengan baitul maal.
![Page 17: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/17.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 17/20
Perubahan yang besar terjadi pada masa kekhalifahan Umar Bin Khattab dengan
dioperasikannya sistem administrasi pencatatan dengan sistem “ Ad Diwaan”. Selanjutnyabaitul maal semakin berkembang dimasa-masa berikutnya sampai Baitul Maal telahterbentuk sebagai lembaga ekonomi atas usulan seorang ahli fiqih Walid bin Hasyim.
Sejak masa itu dan masa Dinasti Abasiyah dan Umayyah Baitul Maal telah menjadi
lembaga penting bagi negara, mulai dari penarikan zakat (juga pajak), ghanimah, kharajsampai membangun jalan, menggaji tentara dan juga pejabat negara serta membangun
sarana sosial. Dilihat dari konteks masa sekarang baitul maal dimasa itu menjalankan
fungsi sebagai departement keuangan, Departemen sosial dll.
Namun, pengertian “ Baitul Maal” dalam konteks istilah BMT kini lebih menyempitmaknanya. Baitul maal dalam konteks BMT hanya menjalankan fungsi sosial yang lepas
dari kaitan politik negara. Baitul maal dalam kaitan BMT mempunyai kegiatan yang
menyempit yaitu hanya menerima dan menyalurkan zakat, infak, shadaqah, dan wakaf (ZISWAF) yang tidak bersifat komersial. Penyalurannya difokuskan kepada mustahiknya
yaitu (delapan asnaf) yang telah ditentukan dalam Al-Qura’an dengan prioritas utama
untuk fakir miskin. Baitul maal dalam kaitannya dengan BMT adalah menyalurkan danaqardhul hasan yang tidak berorientasi komersial untuk keperluan kesejahteraan dan pengembangan ekonomi umat.
Dalam perkembangan kedepan pengelolaan dana ZIS ini telah diakomodir dengan
pemberlakuan UU no 38 tahun1998 tentang pengelolaan zakat. Namun BMT tetap masihsignifikan sebagai lembaga yang bersinggungan langsung dengan akan rumput kaum
dhuafa, yang dengan demikian memiliki kesempatan besar sebagai mitra kerja lembaga
pengelola zakat, baik berfungsi sebagai unit penghimpunan ZIS maupun sebagai mitra
penyaluran ZIS.
BMT As-Salam sebagai unit yang berperan dalam pengembangan baitul maal , hendak menjalankan program-program yang terkait dengan penghimpunan dan pendistribusian
ZISWaf, agar penyalurannya terkordinir dan terarut. Maka dengan itu proposal ini dibuat
demi kelancaran tiap programnya.
B. Tujuan
“Membangun kemandirian umat melalui pemberdayaan ekonomi Islam menuju
masyarakat yang dinamis dan sejahtera”
C. Visi
Menjadi baitul maal pilihan umat.
D. Misi
1. Berperan aktif dalam penghimpunan zakat, infak, shodaqoh, dan wakaf umat serta
menyalurkannya untuk kesejahteraan umat
![Page 18: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/18.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 18/20
2. Melaksanakan kegiatan dengan keterbukaan dan berpegang teguh pada ketentuan
Syariah Islam.
3. Terus berusaha melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keberhasilan program-program yang terselenggara.
4. Aktif dan inovatif dalam pengembangan Baitul Maal
5. Senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik sebagai Baitul Maal yang profesional.
E. Nilai
1. Berperan aktif dalam penghimpunan zakat, infak, shodaqoh, dan wakaf umat serta
menyalurkannya untuk kesejahteraan umat
2. Melaksanakan kegiatan dengan keterbukaan dan berpegang teguh pada ketentuanSyariah Islam.
3. Terus berusaha melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keberhasilan
program-program yang terselenggara.
4. Aktif dan inovatif dalam pengembangan Baitul Maal5. Senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik sebagai Baitul Maal yang
profesional.
Nilai yang hendak ditanamkan oleh BMT As-Salam adalah dengan mewujudkanwawasan pengelola Baitul Maal yang selalu menjunjung nilai-nilai:
1. Usaha yang tidak kenal lelah untuk meraih yang terbaik dan berguna
2. Memberikan pelayanan yang terbaik, terbuka, cepat dan berdaya guna
3. Aktif mengembangkan diri sebagai organisasi pembelajar 4. Teguh berpegang pada syariah Islam sebagai landasan aktifitasnya
F. Dasar Hukum Ziswaf
1. Dasar Hukum Zakat
Al-Qur’an
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang
ruku’.” (QS. Al Baqarah, ayat 43)
Al-Hadist
“Sesungguhnya kesempurnaan Islam kalian adalah bila kalian menunaikan zakat bagiharta kalian.” (HR. Al Bazzar)
1. Dasar Hukum Infak
Al-Qur’an
![Page 19: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/19.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 19/20
”Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: “Hendaklah merekamendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka
secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari
itu tidak ada jual beli dan persahabatan.” (QS. Ibrahim, ayat 31)
1. Dasar Hukum Shadaqah
Al-Qur’an
”Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan
(pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al
Hadiid, ayat 18)
Al-Hadist
“Setiap orang muslim wajib bersedekah.” (HR. Bukhari)
1. Dasar Hukum Wakaf
Hadis yang lebih populer menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan oleh Imam
Muslim dari Abu Hurairah. Nas hadis tersebut adalah; “Apabila seorang manusia itumeninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali dari tiga sumber, yaitu
sedekah jariah (wakaf), ilmu pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya, dan anak soleh
yang mendoakannya.”
G. Manfaat ZISWAF
Zakat, infaq dan shadaqah memiliki fadhilah dan faedah yang sangat banyak, bahkan
sebagian ulama telah menyebutkan lebih dari duapuluh faedah, diantaranya:
1- Ia bisa meredam kemurkaan Allah, Rasulullah SAW, bersabda: ”
Sesunggunhnya shadaqah secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemurkaan
Rabb (Allah)” (Shahih At-targhib)
2- Menghapuskan kesalahan seorang hamba, beliau bersabda: “Dan Shadaqah bisa
menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api” (Shahih At-targhib)
3- Orang yang besedekah dengan ikhlas akan mendapatkan perlindungan dannaungan Arsy di hari kiamat. Rasulullah saw bersabda: “Tujuh kelompok yang akanmendapatkan naungan dari Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-
Nya diantaranya yaitu: “Seseorang yang menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-
sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangankanannya.” (Muttafaq ‘alaih)
![Page 20: campur mnajmen 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020805/5571fcbf497959916997da19/html5/thumbnails/20.jpg)
5/10/2018 campur mnajmen 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/campur-mnajmen-2 20/20
4- Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani maupun
rohani. Rasulullah saw, bersabda: “Obatilah orang-orang yang sakit diantaramu
dengan shadaqah.” (Shahih At-targhib) beliau juga bersabda kepada orang yang
mengeluhkan tentang kekerasan hatinya: “Jika engkau ingin melunakkan hatimu maka
berilah makan pada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR. Ahmad)
5- Sebagai penolak berbagai macam bencana dan musibah.
6- Orang yang berinfaq akan didoakan oleh malaikat setiap hari sebagaimanasabda Rasulullah saw: “Tidaklah datang suatu hari kecuali akan turun dua malaikat
yang salah satunya mengatakan, “Ya, Allah berilah orang-orang yang berinfaq itubalasan, dan yang lain mengatakan, “Ya, Allah berilah pada orang yang bakhil
kebinasaan (hartanya).” (Muttafaq ‘alaihi)
7- Orang yang membayar zakat akan Allah berkahi hartanya, Rasulullah saw
bersabda: “Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta.” (HR. Muslim)
8- Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkah hartanya di
jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat
ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)
9- Shadaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang, Rasulullah saw bersabda, “ Shadaqah merupakan bukti (keimanan).” (HR.Muslim)
10- Shadaqah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran,
sebagaimana wasiat beliau kepada para pedagang, “Wahai para pedagang sesungguhnya jual beli ini dicampuri dengan perbuatan sia-sia dan sumpah oleh karena bersihkanlah
ia dengan shadaqah.” (HR. Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah juga disebutkan dalam Shahih
Al-Jami’).