cakil vis 10 110512
Click here to load reader
Transcript of cakil vis 10 110512
HUBUNGAN ANTARA VISFATIN/FAKTOR PEMACU KOLONI SEL-PRE-
B/NICOTINAMIDE FOSFORIBOSILTRANSFERASE PADA INFLAMASI
JARINGAN ADIPOSE, RESISTENSI INSULIN, DAN LIPID PLASMA
Yi-Cheng Chang, Tien-Jyun Chang, Wei-Jei Lee, Lee-Ming Chuang
Abstrak
Visfatin/factor pemacu koloni sel pre-B (PBEF)/nicotinamide fosforibosiltransferase
(Nampt) telah diusulkan sebagai adipositokine yang menyerupai insulin yang
disekresi terutama dari jaringan adipose visceral (VAT) dan terkait dengan obesitas.
Namun, bukti terbaru menantang usul ini dan justru menunjukan bahwa
visfatin/PBEF/Nampt sebagai sitokin proinflamasi. Hubungan antara ekspresi gen
visfatin/PBEF/Nampt pada jaringan adipose dengan ekspresi gen proinflamasi dan
fenotip metabolic juga diperiksa. Level RNA messanger (mRNA) relative dari
visfatin/PBEF/Nampt, marker spesifik makrofag CD68, dan gen-gen proinflamasi
diukur berbarengan VAT abdominal dan jaringan adipose subkutan (SAT) dan dari
53 orang dewasa non diabetic dengan menggunakan real time PCR kuantitatif. Level
glukosa puasa, insulin, trigliserida, kolesterol, asam urat juga diukur; dan sensitivitas
insulin sistemik diukur dengan tes supresi insulin yang dimodifikasi. Tidak terdapat
perbedaan pada level mRNA visfatin/PBEF/Nampt antara VAT dan SAT, dan juga
tidak ada kaitannya dengan pengukuran obesitas. Level mRNA visfatin/PBEF/Nampt
secara kuat berkaitan dengan ekspresi gen proinflamasi termasuk CD68 dan gen
tumor nekrosis factor-α (TNF-α) di kedua SAT dan VAT. Ekspresi mRNA
visfatin/PBEF/Nampt SAT dan VAT secara positif terkait dengan konsentrasi
glukosa plasma steady-state (kondisi stabil) yang diukur dengan tes supresi insulin
yang dimodifikasi, suatu pengukuran langsung resistensi insulin sistemik
(r=0.42,P=.03 dan r=0.44, P=.03, beruturut-turut). Ekspresi mRNA
visfatin/PBEF/Nampt juga secara positif terkait dengan level trigliserida
(r=0.42,P=.002) dan kolesterol total (r=0.37, P=.009) puasa . Visfatin/PBEF/Nampt
tidak secara dominan disekresi dari VAT dan tidak terkait dengan obesitas. Temuan
kami menunjukan bahwa visfatin/PBEF/Nampt merupakan suatu marker proinflamasi
jaringan adipose yang terkait dengan resistensi insulin sistemik dan hiperlipidemia.
1. Pendahuluan
Penelitian terbaru tentang biologi adiposit telah mengungkap bahwa fungsi
jaringan adipose sebagai suatu organ endokrin yang mampu memproduksi dan
mensekresi beragam factor termasuk asam lemak bebas (FFAs), leptin, adiponektin,
tumor nekrosis factor-α (TNF-α), interleukin-6 (IL-6) dan inhibitor activator
plasminogen-1. Faktor-faktor ini secara nyata mempengaruhi homeostasis metabolic
seluruh tubuh dan berperan dalam pathogenesis resistensi insulin dan atherosclerosis.
Fukuhara et al akhir-akhir ini mengidentifikasi visfatin/PBEF/Nampt sebagai suatu
adipokinase terbaru yang utamanya diekspresikan dan dikeluarkan oleh jaringan
adipose visceral (VAT). Konsentrasi visfatin/PBEF/Nampt plasma dan ekspresi gen
pada VAT berkaitan kuat dengan obesitas. Visfatin/PBEF/Nampt berikatan dan
mengaktivasi reseptor insulin, memperlihatkan efek insulin-mimetik, dan
menurunkan konsentrasi glukosa plasma pada mencit. Penulis juga mengklaim bahwa
visfatin/PBEF/Nampt adalah suatu sitokin derivate adiposit yang disekresi lebih
sering dari VAT, yang terkait dengan obesitas, dan memperlihatkan efek insulin-
mimicking pada jaringan perifer.
Namun, studi-studi selanjutnya gagal untuk mengkonfirmasi bahwa
visfatin/PBEF/Nampt diekspresikan terutama pada VAT. Studi-studi yang
menginvestigasi hubungan ekspresi gen visfatin/PBEF/Nampt pada jaringan adipose
dengan obesitas juga menghasilkan hasil yang tidak sesuai. Selain itu, perhatian
metodologi ditekankan seputar eksperimen yang menunjukan aksi insulin-mimicking
nya. Padahal, sejumlah bukti sekarang menunjukan bahwa visfatin/PBEF/Nampt
terlibat dalam inflamasi dan imunitas bawaan/sejak lahir (innate immunity).
Visfatin/PBEF/Nampt telah ditemukan dikeluarkan dominan dari makrofag dibanding
dari adiposit pada VAT. Ekspresi dari visfatin/PBEF/Nampt ditingkatkan pada
makrofag plak atherosclerosis tak stabil, pada jaringan synovial pasien dengan
arthritis rheumatoid, dan pada neutrofil pasien sepsis. Data yang rancu tersebut
menantang peran visfatin/PBEF/Nampt yang diusulkan dan memunculkan pertanyaan
terkait sumber visfatin/PBEF/Nampt, hubungannya dengan obesitas, dan fungsi
fisiologisnya.
Studi ini bertujuan untuk memeriksa apakah visfatin/PBEF/Nampt secara
dominan diekspresikan pada VAT dan terkait dengan obesitas. Kami selanjutnya
memeriksa hubungan ekspresi gen visfatin/PBEF/Nampt dengan marker spesifik
makrofag CD68 dan ekspresi gen proinflamasi pada jaringan adipose manusia.
Hubungan ekspresi gen visfatin/PBEF/Nampt pada jaringan adipose dengan
homeostasis glucose dan metabolism lipid juga diinvestigasi.
2. Metode dan subjek
2.1. Subjek
Lima puluh tiga subjek Taiwan nondiabetik (44 wanita dan 9 pria) berusia 19
sampai 59 tahun direkrut. Biopsi dilakukan pada VAT dan SAT abdominal pada
kondisi puasa dan selama operasi abdominal elektif baik karena myoma uteri
jinak atau karena pembedahan bariatric. Semua medikasi dihentikan sebelum
studi dilakukan. Level glukosa plasma, total kolesterol, kolesterol lipoprotein
densitas tinggi (HDL-C), trigliserida, dan asam urat puasa dianalisis dengan
automatic analyzer (Hitachi 7250 special;Hitachi, Tokyo, Jepang). Level insulin
serum ditentukan dengan mikropartikel enzim immunoassay dengan
menggunakan sistem AxSYM dari Abbott Diagnostics (Abbott Laboratories,
Dainabot, Tokyo, Jepang). Penilaian model homeostasis resistensi insulin
(HOMA-IR) dihitung dari produk konsentrasi insulin puasa (dalam mikronit per
liter) dan glukosa plasma (dalam milimoles per liter) dibagi dengan 22.5.
Penilaian model homeostasis fungsi sel-β (HOMA-β) dihitung dengan 20 X
insulin puasa (dalam mikrounit per milliliter)/glukosa plasma puasa (dalam
milimoles per liter) – 3.5]. Obesitas ditentukan dengan menentukan indeks masa
tubuh paling tidak 30 kg/m2. Informe consent didapat dari tiap pasien. Studi ini
disetujui oleh badan etika Rumah sakit universitas national Taiwan.
2.2 Tes supresi insulin yang dimodifikasi
Kami mengukur sensitivitas insulin pada 24 subjek (20 wanita dan 4 pria) dari
55 subjek studi dengan menggunakan tes supresi insulin yang dimodifikasi.
Singkatnya, setelah puasa semalaman, suatu kateter vena dipasang pada masing-
masing lengan subjek. Satu lengan digunakan untuk infusan octreotide (0.5 µg
min-1 diawali dengan bolus 25-µg), insulin (25 mU m2min-1) dan glukosa (240
mg m2min-1) selama 180 menit. Konsentrasi glukosa plasma steady state (SSPGs)
diukur 150 sampai 180 menit setelah infusan. Konsentrasi glukosa plasma steady
state memberikan pengukuran langsung kemampuan insulin untuk memediasi
penyingkiran glukosa yang diinfuskan.
2.3 Ekstraksi dan reverse transcription RNA jaringan adipose
Jaringan adipose segera ditempatkan dalam cairan nitrogen setelah reseksi dan
disimpan dalam suhu -80oC sampai akan diproses. RNA total diekstrak dengan
menggunakan REzol (Promega, Madison, WI) sesuai petunjuk pabrik. Reverse
transcription dikerjakan dengan menggunakan kit reverse transctiption
(Promega) dengan 1µg RNA total dan 0.5 µg hexamer acak dalam konsentrasi
akhir 25 µL yang mengandung 200 U enzim reverse transcriptase virus leukemia
murine Maloney, 20 nmol/L dNTP, dan 25 U rRNasin (Promega, Medison, WI)
selama 1 jam dalam suhu 37oC. Hasil reaksi (mixture) didilusikan sampai 100 µL
dengan air yang distilasi double (double-distilled water) sebelum amplifikasi
polymerase chain reaction (PCR).
2.4 Pengukuran level messenger RNA dengan menggunakan PCR real time
5-µL sample DNA komplementer yang didilusikan ditambahkan ke mixture
12.55 µL 2x TaqMan Master Mix Buffer dan 1.25 µL 20x mix probe/primer ,
assay yang mengandung primer spesifik gen yang belum dikembangkan (pre-
developed gene) dan probe-probe dalam volume akhir 25 µL (Applied
Biosystems, Foster City, CA). Primer-primer dan probe-probe yang digunakan
adalah Hs00154355_m1 untuk CD68, Hs00237184_m1 untuk
visfatin/PBEF/Nampt, Hs00174128_m1 untuk TNF-α, Hs000174097_m1 untuk
interleukin-1β (IL-1β), Hs00174131_m1 untuk IL-6, dan Hs0018168_m1 untuk
β-actin (Applied Biosystem).
PCR real time kuantitatif dianalisis dengan ABI PRISM 7000 Sequence
Detection System (TaqMan, Perkin-Elmer Applied Biosystem). Sinyal flouresens
dari masing-masing reaksi PCR dikumpulkan sebagai suatu nilai peak-
normalized yang diplotkan berkebalikan dengan nomer siklus. Reaksi dicirikan
dengan membandingkan nilai threshold cycle (Ct), yang merupakan angka yang
tak berunit (unitless) yang ditentukan sebagai nomer siklus dimana sinyal
flouresens sampel yang dinormalisasi melalui threshold yang ditetapkan diatas
baseline. Sampel-sampel dengan copy number DNA komplementari permulaan
yang tinggi memperlihatkan peningkatan flouresens lebih awal dalam proses
PCR, yang menyebabkan nomer Ct yang lebih rendah. Metode Ct komparatif
yang menyingkirkan perlunya kurva standar digunakan dan dihitung sebagai nilai
Ct gen target dikurangi (minus) nilai Ct β-actin. Ekspresi gen relative dalam
hubungannya terhadap β-actin dihitung dengan menggunakan formula 2-∆Ct.
2.5 Analisis statistic
Hasil diekspresikan sebagai rata-rata ± standar deviasi (SD). Data yang tak
terdistribusi secara normal termasuk BMI, lingkar pinggang, level trigliserida
plasma, glukosa, konsentrasi insulin, HOMA-IR, HOMA-β, dan level mRNA
relative ditransform secara logaritmik ke dalam distribusi normal sebelum
analisis. Perbedaan antara VAT dan SAT dinilai dengan menggunakan tes t
paired. Hubungan Pearson digunakan untuk menilai konsentrasi antara ekspresi
gen dan variable fenotipik metabolic. Analisis-analisis statistic dilakukan dengan
menggunakan STATA 10 (Stata, College station, TX) dan Graph Prism 5
(GraphPad Software, La Jolla, CA). Hipotesisi null ditolak bila nilai P adalah
<.05.
3. Hasil
3.1 Perbedaan pada level mRNA visfatin/PBEF/Nampt antara VAT dan SAT
Kharakteristik partisipan studi berdasarkan status obesitas dan jenis kelamin
dirangkum pada table 1. Tidak terdapat perbedaan pada level mRNA
visfatin/PBEF/Nampt antara SAT dan VAT (P=.25, gbr. 1A). Level mRNA
visfatin/PBEF/Nampt VAT atau SAT tidak berbeda antara subjek non-obese dan
obese (P=.74, dan .84, gbr.1B). Hasil ini serupa pada subgroup wanita (data tidak
ditunjukan). Kami menemukan tidak ada perbedaan pada level mRNA
visfatin/PBEF/Nampt antara subjek pria dan wanita baik pada VAT (P=.31) atau
SAT (P=.72) (gbr. 1C).
3.2 Hubungan antara visfatin/PBEF/Nampt dan ekspresi gen pada jaringan adipose
manusia.
Level mRNA visfatin/PBEF/Nampt secara kuat terkait dengan marker spesifik
makrofag CD68 dan level mRNA TNF-α pada kedua SAT dan VAT (Gbr. 2A-D).
Namun, hubungan antara visfatin/PBEF/Nampt dan level mRNA IL-6 hanya sedikit
signifikan pada VAT (r=0.47, P=.05, Gbr.2E) dan tidak signifikan pada SAT
(r=0.32, P=.05, Gbr 2F). Hubungan antara visfatin/PBEF/Nampt dan level mRNA
IL-1β juga tidak signifikan baik pada VAT (r= 0.33, P = .20) maupun SAT (r =0.15,
P = .57). Hasil ini sama pada subgroup wanita kecuali untuk hubungan tak signifikan
antara visfatin/PBEF/Nampt dan ekspresi gen IL-6 pada VAT (data tidak
ditunjukan).
3.3 Hubungan antara level mRNA visfatin/PBEF/Nampt pada jaringan adipose
manusia dan fenotip metabolic
Hubungan antara level mRNA visfatin/PBEF/Nampt pada jaringan adipose
manusia dan fenotip metabolic dirangkum pada table 2. Kedua level mRNA
visfatin/PBEF/Nampt VAT dan SAT tidak terkait dengan pengukuran obesitas
termasuk BMI, lingkar pinggang (table 2). Level mRNA visfatin/PBEF/Nampt
secara positif berhubungan dengan SSPG yang diukur dengan tes supresi insulin
yang dimodifikasi, suatu pengukuran langsung resistensi insulin baik pada VAT (r=
0.42, P = .03, Tabel 2, Gbr. 3A) dan SAT (r = 0.44, P = .03, Table 2, Fig 3B). Level
mRNA visfatin/PBEF/Nampt secara positif juga berhubungan dengan level
trigliserida plasma (r = 0.42, P = .002, Table 2, Gbr. 3C) dan level kolesterol total
puasa (r = 0.37, P = .009, Table 2, Gbr. 3D). Hasil-hasil ini serupa pada subgroup
wanita (table tambahan table 1).
Tabel 1 Kharakteristik partisipan studi yang distratifikasi oleh status obesitas dan
jenis kelamin
Gbr. 1.A. Perbandingan level mRNA visfatin antara VAT dan SAT pada semua
subjek, B, perbandingan level mRNA visfatin antara VAT dan SAT subjek non-
obese dan obese, C, Perbandingan antara level mRNA visfatin VAT dan SAT antara
subjek laki-laki dan wanita. Data ditunjukan sebagai rata-rata±SD.
Gbr 2. Perbandingan antara level mRNA visfatin dan CD68 pada (A) VAT dan (B)
SAT. Hubungan antara level mRNA visfatin dan TNF-α pada (C) VAT dan (D)
SAT. Hubungan antara level mRNA visfatin dan IL-6 pada (E) VAT dan (F) SAT.
Tabel 2 Hubungan ekspresi mRNA visfatin VAT dan SAT dengan fenotip metabolic
Hubungan koefisiensi (r) dan nilai P diperlihatkan. Data ditampilkan sebagai rata-
rata±SD. *P<.05
4. Diskusi
Fukuhara et al awalnya mengidentifikasi visfatin/PBEF/Nampt sebagai suatu
adipositokin baru yang diekpresikan pada level yang lebih tinggi pada VAT
dibanding SAT dan secara kuat berkaitan dengan obesitas pada manusia. Namun,
tidak ada perbedaan pada ekspresi gen visfatin/PBEF/Nampt antara SAT dan VAT
yang ditemukan pada studi ini, yang mana sesuai dengan kebanyakan laporan-laporan
sebelumnya. Selain itu, ekspresi visfatin/PBEF/Nampt tidak terkait dengan
pengukuran obesitas baik pada SAT atau VAT. Sesuai dengan temuan kami, Berndt
et al menemukan tidak ada hubungan antara ekspresi visfatin/PBEF/Nampt dan BMI
pada wanita. Hanya hubungan yang lemah antara ekspresi visfatin/PBEF/Nampt VAT
dan BMI (r2 = 0.09) diobservasi pada laki-laki. Namun, Pagano et al melaporkan
hubungan yang sebaliknya antara ekspresi visfatin/PBEF/Nampt SAT gluteal dan
BMI, tidak ada hubungan antara ekspresi visfatin/PBEF/Nampt SAT abdominal dan
BMI, dan suatu hubungan positif antara ekspresi visfatin/PBEF/Nampt VAT
abdominal dan BMI. Varma et al melaporkan bahwa ekspresi visfatin/PBEF/Nampt
VAT secara positif berkaitan dengan BMI, padahal ekspresi visfatin/PBEF/Nampt
SAT secara negative berkaitan dengan BMI. Kontroversi ini mungkin dijelaskan
sebagian oleh populasi studi yang relative kecil dan sumber sample yang
heterogenous. Oleh karena itu, bukti terbaru tidak mendukung pernyataan bahwa
visfatin/PBEF/Nampt secara utama diekpresikan pada VAT. Hubungan ekspresi gen
visfatin/PBEF/Nampt dengan obesitas masih controversial.
Temuan utama studi ini adalah hubungan yang kuat antara
visfatin/PBEF/Nampt dan ekspresi gen spesifik makrofag CD68 dan TNF-α pada
jaringan adipose manusia. Mendukung temuan ini, Varma et al memperlihatkan
bahwa ekspresi visfatin/PBEF/Nampt pada fraksi stroma vascular lebih tinggi
dibanding pada fraksi jaringan adipose. Penelitian terakhir juga memperlihatkan
bahwa visfatin/PBEF/Nampt dikeluarkan utamanya dari makrofag daripada dari
adiposity pada VAT. Visfatin/PBEF/Nampt meningkatkan ekspresi gen inflamasi
(TNF-α, interleukin-8, IL-6) pada monosit. Inhibisi farmakologis
visfatin/PBEF/Nampt mengurangi sekresi sitokin inflamasi seperti TNF-α, IL-6, dan
IL-1β baik pada in vivo maupun in vitro. Temuan-temuan ini menunjukan bahwa
visfatin/PBEF/Nampt merupakan suatu marker proinflamasi dari kumpulan makrofag
pada jaringan adipose manusia.
Gbr 3. Hubungan antara level mRNA visfatin dengan SSPG selama tes supresi
insulin yang dimodifikasi pada VAT (A) dan SAT (B). Hubungan antara level mRNA
visfatin VAT dengan level trigliserida puasa (C) dan level kolesterol total (D).
Kami menemukan hubungan signfikan dari level mRNA
visfatin/PBEF/Nampt pada SAT dan VAT dengan resistensi insulin sistemik. Sesuai
dengan temuan kami, level visfatin/PBEF/Nampt yang bersirkulasi ditemukan
meningkat pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2, wanita-wanita dengan
sindrom ovarii polikistik atau diabetes gestasional, dan pasien-pasien dengan sindrom
metabolic. Resistensi insulin diketahui sebagai suatu keadaan inflamasi derajat ringan
yang terkait dengan infiltrasi makrofag pada jaringan adipose. Oleh karena itu,
hubungan positif visfatin/PBEF/Nampt dengan resistensi insulin dapat dimediasi
melalui peningkatan inflamasi jaringan adipose.
Oleh karena itu, kami menemukan hubungan positif antara level mRNA
visfatin/PBEF/Nampt VAT dan level trigliserida plasma dan level kolesterol total.
Sesuai dengan temuan kami, konsentrasi visfatin/PBEF/Nampt yang bersirkulasi
ditemukan secara positif terkait dengan level trigliserida plasma pada anak-anak
obese dan laki-laki muda sehat dan dengan level LDL-C pada pasien-pasien dengan
syndrome metabolic. Mekanisme molecular yang mendasari hubungan ini saat ini
tidak diketahui. Dimungkinkan bahwa ekspresi visfatin/PBEF/Nampt menginduksi
inflamasi jaringan adipose, yang meningkatkan lipolisis pada jaringan adipose dan
aliran(Flux) FFA ke hepar. Di hepar, peningkatan flux FFA memacu produksi
lipoprotein densitas sangat rendah, yang mempertinggi trigliserida plasma dan total
kolesterol. Alasan kenapa hubungan antara level mRNA visfatin/PBEF/Nampt dan
peningkatan level lipid diobservasi hanya pada VAT masih belum jelas. Namun,
VAT telah diperlihatkan jauh lebih aktif secara lipolitik dibanding SAT; dan FFA
yang dikeluarkan dari VAT secara langsung dihantarkan ke vena porta. Pada studi
epidemiologi, VAT berkaitan lebih kuat dengan metabolism lipoprotein abnormal
dibanding SAT. Data-data ini menyediakan kemungkinan penjelasan hubungan lebih
dekat dari level mRNA visfatin/PBEF/Nampt VAT dengan hiperlipidemia.
Studi ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, ini adalah studi
observasional cross-sectional. Studi fungsional lebih lanjut diperlukan untuk
memperjelas mekanisme yang mendasari. Kedua, populasi studi direkrut dari pasien-
pasien yang menjalani operasi myoma uteri jinak atau pembedahan bariatric dan
terutama terdiri dari subjek obese. Sehingga, hasilnya tidak dapat secara langsung di-
ektrapolasi ke populasi umum. Ketiga, kami tidak mengukur konsentrasi
visfatin/PBEF/nampt plasma atau sitokin-sitokin proinflamasi lainnya; dan hubungan
mereka dengan ekspresi gen visfatin/PBEF/Nampt pada jaringan adipose dan fenotip
metabolic tidak dapat dieksplorasi selanjutnya. Terakhir, kami tidak secara langsung
mengukur ekspresi gen visfatin/PBEF/Nampt pada fraksi adiposelular dan stroma
vascular jaringan adipose manusia. Oleh karenanya, bukti langsung terkait sumber
ekspresi visfatin/PBEF/Nampt pada jaringan adipose tidak didapatkan.
Ringkasnya, studi ini memperlihatkan bahwa visfatin/PBEF/Nampt tidak
diekspresikan secara dominan pada VAT dan tidak terkait dengan obesitas. Ekspresi
gen visfatin/PBEF/nampt secara kuat dan positif terkait dengan ekspresi CD68, suatu
marker spesifik makrofag dan ekspresi gen proinflamasi pada jaringan adipose
manusia. Ekspresi gen visfatin/PBEF/Nampt pada jaringan adipose terkait dengan
resistensi insulin sistemik yang meningkat dan peningkatan level trigliseride plasma
dan kolesterol total. Temuan-temuan ini menunjukan visfatin/PBEF/nampt
merupakan suatu marker proinflamasi jaringan adipose yang terkait dengan resistensi
insulin dan hiperlipidemia.