Cairan Anisa

download Cairan Anisa

of 8

Transcript of Cairan Anisa

  • 8/18/2019 Cairan Anisa

    1/8

    LI 1. Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan

    1.1 Definisi

    Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas dua komponen (zat) atau lebih. Dimanakomponen yang jumlahnya sedikit sebagai solute (zat terlarut) dan yang jumlahnya banyak dinyatakansebagai solven (pelarut). (KBBI)

    Cairan adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut

    1.2 Jenis-jenis

    Jenis-jenis Larutan

    Larutan Berdasarkan Kejenuhan

    1. Larutan Tak JenuhLarutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuatlarutan jenuh.

    2 . L ar ut an Je nuhLarutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangandengan solute padatnya

    3. Larutan Lewat JenuhLarutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan utuk larutan jenuh

    Larutan Berdasarkan Jumlah Solute Terlarut

    1 . L ar ut an Pe ka tLarutan yang mengandung lebih banyak solute dibandingkan solvent

    2. Larutan Tidak Pekat (encer)Larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.

    1.3 Perbedaan Larutan dan Cairan

    Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serta sama ukuran pertikelnya, tidak adabidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zatpelarut dan zat terlarut), partikel-partkel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupunmolekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zatterlarut didalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud cair, padat, atau gas. Cairan, terdiri dariunsure-unsur atau partikel-partikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah.

    1.4 Fungsi cairan tubuh

    1. Cairan int raselo Berperan dalam proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energy serta

    proses perbaikan selo Berperan dalam proses replikasio Sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan

    ekstrasel

    2 . Cairan ekstraselo Berperan sebagai pengantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, berbagai

    ion, trace mineralis dan regulator hormone/molekul)o Pengangkut CO2, sisa metobilsme, bahan toksik atau bahan yang telah

    mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan.

    1.5 Faktor Kelarutan

    1. Sifat dari solute dan solventSolute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larutdalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa(umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.

    2. CosolvensiCosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain ataumodifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserinatau solutio petit.

    3. KelarutanZat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :

    a. Dapat larut dalam airSemua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base.Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.b. Tidak larut dalam airSemua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larutkecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.

    4. TemperaturZat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat

  • 8/18/2019 Cairan Anisa

    2/8

    endoterm, karena pada proses kelarutannya mem butuhkan panas.Zat terlarut + pelarut + panas → larutan.Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan tidak larut, zat tersebut dikatakanbersifat eksoterm, karena pada proses kelarutannya menghasilkan panas.Zat terlarut + pelarut → larutan + panasContoh : KOH dan K2SO4Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh dipanaskan, misalnya :a. Zat-zat yang atsiri, Contohnya : Etanol dan minyak atsiri.b. Zat yang terurai, misalnya : natrium karbonas.c. Saturatiod. Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis.

    5. Salting OutSalting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besardibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapankarena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam airtersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.

    6. Salting InSalting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solventmenjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yangmengandung Nicotinamida.

    7. Pembentukan KompleksPembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yanglarut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.

    LI.2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan cairan tubuh

    2.1 Kompartemen cairan tubuh

    Di dalam tubuh manusia, cairan akan terdistridusi ke dalam 2 kompartemenutama yaitu cairan intraselular (ICF) dan ca iran ekstrasellular (ECF). (Irawan, 2007)

    Cairan intraselular adalah cairan yang terdapat di dalam sel (Irawan, 2007).

    Sekitar 25 dari 40 liter cairan di dalam tubuh terdapat di dalam kira-kira 75 triliun sel tubuh

    dan secara bersama-sama disebut cairan intraseluler (Guyton,1990). Sedangkan cairan

    ekstraselular adalah cairan yang terdapat di luar sel (Irawan, 2007).

    Hampir 67% dari total badan air ( Body’s Water ) tubuh manusia terdapat di

    dalam cairan intrasellular dan 33% sisanya akan berada pada cairan ekstrasellular. Air yang

    berada di dalam cairan ekstrasellular ini kemudian akan terdistribusi kembali kedalam 2

    Sub-Kompartemen yaitu pada cairan interstisial (ISF) dan cairan intravaskular (plasma

    darah). 75% dari air pada kompartemen cairan ekstraselular ini akan terdapat pada sela-sela

    sel (cairan interstisial) dan 25%-nya akan berada pada plasma darah (cairan intravaskular)

    (Irawan, 2007).

    Pendistribusian air di dalam 2 kompartemen utama (Cairan Intrasellular dan

    Cairan Ekstrasellular) ini sangat bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang

    terdapat dalam kedua kompartemen tersebut. Karena sel membran yang memisahkan kedua

    kompartemen ini memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat, maka konsentrasi

    larutan ( osmolality ) pada kedua kompartemen juga akan berbeda (Irawan, 2007)

    Sumber :

    Irawan, anwari. 2007. Cairan Tubuh, Elektrolit dan Mineral. Sports Science Brief. 1:1 Guyton,

    Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC

    2.2 Sumber Input dan Output

  • 8/18/2019 Cairan Anisa

    3/8

    Kebanyakan masukan air sehari-hari kita masuk melalui mulut , tetapi sejumlah kecil air

    juga disintestis di dalam tubuh, sebagai akibat oksidasi hidrogen dalam makanan. Jumlah ini berkisar

    di antara 150 sampai 250 ml per hari, tergantung kepada kecepatan metabolisme. Masukan cairan

    normal, termasuk yang dissintesis di dalam tubuh, rata-rata sekitar 2400 ml per hari. (Guyton, 1990).

    Pemasukan air dalam tubuh terdiri dari air minum dan air yang terkandung dalam makanan.

    Air metabolisme diproduksi oleh proses oksidasi dari karbohidrat, protein, dan lemak. 1 gram

    karbohidrat, protein, dan lemak masing-masing memproduksi 0.60 gram, 0.41 gram, dan 1.07 gram air.

    (Eastwood, 2003)

    Air yang diminum atau air dalam makanan diserap di usus, masuk ke pembuluh darah,

    beredar ke seluruh tubuh. Di kapiler air difiltrasi ke ruang interstisium, selanjutnya masuk ke dalam sel

    secara difusi, dan sebaliknya, dari dalam sel keluar kembali. Dari darah difiltrasi di ginjal dan sebagian

    kecil dibuang sebagai urin, ke saluran cerna dikeluarkan sebagai liur pencernaan (umumnya diserap

    kembali), ke kulit dan saluran nafas keluar sebagai keringat dan uap air (Unit Pendidikan Kedokteran-

    Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).

    Untuk mempertahankan status hidrasi, setiap orang dalam sehari rata-rata memerlukan 2.5

    L air. Jumlah tersebut setara dengan cairan yang dikeluarkan tubuh baik berupa keringat, uap air,

    maupun cairan yang keluar bersama tinja (Irianto, 2007).

    Sumber

    Sari, Fitri D.N. 2011. Perilaku Siswa Sma Negeri 1 Binjai Tentang Minuman Isotonik

    Berelektrolit. Medan, Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Thesis. Guyton, Arthur C.

    1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC

    2.3 Mekanism e Keseim bangan

    Pergerakan cairan tubuh mencakup penyerapan air di usus, masuk ke pembuluh darah, dan

    beredar ke seluruh tubuh. Pada pembuluh kapiler, air mengalami filtrasi ke ruang interstisium,

    selanjutnya masuk dalam sel melalui proses difusi, sebaliknya air dalam sel keluar ke ruang

    interstisium dan masuk ke pembuluh darah (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian

    Berkelanjutan FKUI, 2007).

    Cairan tubuh berpindah antara kedua kompartemen untuk mempertahankan keseimbangan nilai

    cairan. Pergerakan cairan tubuh ditentukan oleh beberapa proses transpor yaitu difusi, transpor aktif,

    filtrasi, dan osmosis (Horne, 2001).

    Difusi adalah proses pergerakan partikel dalam dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah

    sampai terjadi keseimbangan (Horne, 2001)

    Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi. Banyak zat terlarut

    penting ditransport secara aktif melewati membran sel meliputi natrium, kalium, hidrogen, glukosa dan

    asam amino. (Horne, 2001). Filtrasi adalah mere mbesnya suatu cairan melalui selaput permeable. Arah

    perembesan adalah dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih

    rendah (Horne, 2001).

    Osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeable dari area dengan konsentrasi zat

    terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Osmosis dapat terjadi melewati

    semua membran bila konsentrasi zat terlarut pada kedua area berubah (Horne, 2001).

    Sumber :

  • 8/18/2019 Cairan Anisa

    4/8

    Sari, Fitri D.N. 2011. Perilaku Siswa Sma Negeri 1 Binjai Tentang Minuman Isotonik

    Berelektrolit. Medan, Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Thesis.

    LI 3. Memahami dan Menjelaskan Kekurangan Cairan (Dehidrasi)

    3.1 Definisi Dehidrasi

    Dehidrasi ialah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai ”output” yang

    melebihi ”intake” sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. (Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomik

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006).

    Dehidrasi adalah kehilangan air tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat

    kehilangan air abnormal (Ramali, 1996)

    Dehidrasi adalah hilangnya cairan dari semua pangkalan cairan tubuh (Guyton, 1995)

    Sumber : Sari, Fitri D.N. 2011. Perilaku Siswa Sma Negeri 1 Binjai Tentang Minuman Isotonik

    Berelektrolit. Medan, Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Thesis. Asmadi.2008.

    Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien .Jakarta : Penerbit Salemba

    Medika.

    3.2 Derajat Dehidrasi

    Dehidrasi dapat digolongkan berdasarkan derajat atau jenisnya. (Muscari, 2005)

    a. Derajat. Dehidrasi digolongkan menjadi ringan, sedang atau berat1) Dehidrasi ringan dicirikan dengan kehilangan 5% dari berat badan sebelum sakit2) Dehidrasi sedang dicirikan dengan kehilangan 5-10% dari berat badan sebelum sakit3) Dehidrasi berat dicirikan dengan kehilangan lebih dari 10% berat badan sebelum sakit

    b. Tipe. Terdapat tiga tipe dehidrasi, dehidrasi isotonis, dehidrasi hipertonik, dan dehidrasi

    hipotonik 1) Dehidrasi isotonis dicirikan dengan defisit air dan elektrolit yang terjadi dalam

    proporsi seimbang. Isotonis merupakan jenis dehidrasi yang paling sering terjadi.2) Dehidrasi hipertonik dicirikan dengan kehilangan cairan melebihi kehilangan

    elektrolit.3) Dehidrasi hipotonik dicirikan dengan kehilangan sejumlah eletrolit melebihi

    kehilangan cairan.

    3.3 Gejala Dehidrasi

    Menurut Muscari, 2005, tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada sesorang yang

    mengalami dehidrasi adalah antara lain :

    a. Hausb. Keletihanc. Penurunan berat badand. Membran mukosa keringe. Penurunan atau hilangnya produksi air mataf. Turgor kulit tidak elastis dan waktu pengisian kembali kapiler meningkatg. Mata cekungh. Depresi fontaneli. Penurunan haluaran urin

    j. Takikardiak. Takipneal. Penurunan tekanan darahm. Rasa haus berlebihan

    Tanda-tanda dehidrasi bergantuiung pada derajat dehidrasi

  • 8/18/2019 Cairan Anisa

    5/8

    3.4 Penyebab

    Dehidrasi dapat terjadi karena kemiskinan air (water depletion), kemiskinan natrium

    (sodium depletion), dan water and sodium depletion bersama-sama. (Staf Pengajar Bagian Patologi

    Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006).

    Terdapat banyak sebab kehilangan cairan tubuh dan kandungan elektrolit di antaranya :

    (asmadi, 2008)

    a. Kehilangan melalui kulit (diaforesis, luka bakar)

    b. Kehilangan cairan tubuh melalui saluran pencernaan (muntah, diare, drainase dari

    gastrik intestinal)c. Kehilangan cairan tubuh melalui saluran perkemihan (diuresis osmotik, diabetes

    insipidus)

    3.5 Penanganan dan Pencegahan

    a. Atasi syok (0-30 menit)Tujuannya untuk memperbaiki kegagalan sirkulasi juga meningkatkan filtrasi

    glomerulus.Pada pasien dengan dehidrasi sedang atau berat, berikan NaCl 0,9% (Na dan Cl

    mmol/L) 20-30 ml/kg dalam 1-2 jam setelah masuk, dosis yang sesungguhnya

    bergantung pada berat dehidrasi. Pasien yang mengalami syok harus diberi cairan

    secepat mungkin, dan diberikan melalui satu atau dua jalur infus sampai sirkulasinya

    baik. Kalium tidak boleh diberikan sampai terbukti bahwa fungsi ginjalnya baik b. Mulai rehidrasi (30 menit sampai 4 jam)

    Penggantian cairan awal dengan larutan NaCl 0,45% dengan dekstrosa 5%

    10ml/kg/jam. Pada periode ini, periksa kadar elektrolit plasma.c. Lanjutkan pemberian cairan

    Defisit cairan ekstraselular dan keseimbanghan asam basa diperkuat, mengganti

    kehilangan cairan normal yang sedang berlangsung. Cairan memerlukan tambahan

    kalium, biasanya dua kali dari dari kebutuhan rumatan, misalnya 20mmol/500 ml.

    (muhaimin, 2005)

    Sumber : Muhaimin, rusi. 2005. Vade-mecum Pediatri. Jakarta : EGC

    LI 4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Kesetimbangan Elektrolit

    4.1 Definisi

    A . Hi po ka le miAdalah keadaan dimana kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L ( Yaswir, 2012)

  • 8/18/2019 Cairan Anisa

    6/8

    B. Hi pon at re miAdalah keadaan dimana konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya turun lebih dari

    beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal (135-145 mEq/L) (Ferawati, 2012)

    4.3 Penyebab

    A . Hi pok al em iPenyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut :a. Asupan Kalium Kurang

    Orang tua yang hanya makan roti panggang dan teh, peminum

    alkohol yang berat sehingga jarang makan dan tidak makan dengan baik, atau

    pada pasien sakit berat yang tidak dapat makan dan minum dengan baik melalui

    mulut atau disertai oleh masalah lain misalnya pada pemberian diuretik atau

    pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan berat badan dapat

    menyebabkan hipokalemia.b. Pengeluaran Kalium Berlebihan

    Pengeluaran kalium yang berlebihan terjadi melalui saluran cerna

    seperti muntah-muntah, melalui ginjal seperti pemakaian diuretik, kelebihan

    hormon mineralokortikoid primer/hiperaldosteronisme primer (sindrom bartter

    atau sindrom gitelman) atau melalui keringat yang berlebihan.Diare, tumor kolon ( adenoma vilosa ) dan pemakaian pencahar

    menyebabkan kalium keluar bersama bikarbonat pada saluran cerna bagian

    bawah (asidosis metabolik).1,3 Licorice (semacam permen) yang mengandung

    senyawa yang bekerja mirip aldosteron, dapat menyebabkan hipokalemia jika

    dimakan berlebihan.c. Kalium Masuk ke Dalam Sel

    Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel,

    pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta-adrenergik (pemakaian 2- β

    agonis), paralisis periodik hipokalemik, dan hipotermia. (Ferawati, 2012)B. Hi pon at re mi

    Hiponatremia dapat terjadi karena penambahan air atau penurunan cairan kaya

    natrium yang digantikan oleh air. (Horne, 2001)

    Kehilangan natrium klorida pada cairan ekstrasel atau penambahan air yang

    berlebihan padacairan ekstrasel akan menyebabkan penuruna konsentrasi natrium

    plasma. Kehilangan natrium klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi

    hipoosmotik seperti pada keadaan berkeringat selama aktivitas berat yang

    berkepanjangan, berhubungan dengan penurunan volume cairan ekstrasel seperti

    diare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretik secara berlebihan.Hiponatremia juga dapat disebabkan oleh beberapa penyakit ginjal yang

    menyebabkan gangguan fungsi glomerulus dan tubulus pada ginjal, penyakit addison,

    serta retensi air yang berlebihan (overhidrasi hipo-osmotik) akibat hormonantidiuretik

    Kepustakaan lain menyebutkan bahwa respons fisiologis dari hiponatremia

    adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus (osmolaritas urine rendah).

    (Ferawati, 2012)

    4.4 Gejala

    A . Hi po ka le miTanda-tanda dan gejala yang terjadi pada hipokalemia yaitu keletihan,

    kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau kendur, mual, muntah, ileus, parestesia,

    peningkatan efek digitalis, penurunan konsentrasi urin (mis; poliuria) (Horne, 2001).B. Hi po na tr em i

    Menurut waktu terjadinya, hiponetremia dapat dibagi dalam 2 jenis (Unit

    Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007):1) Hiponatremia akut

    Hiponatremia akut adalah kejadian hiponatremi yang berlangsung

    cepat yaitu kurang dari 48 jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang beratseperti penurunan kesadaran dan kejang.

    2) Hiponatremia kronik

    Hiponatremia kronik adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung lambat yaitu lebih

    dari 48 jam. Pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang

    (ada proses adaptasi), gejala yang timbul hanya ringan seperti lemas atau mengantuk.

  • 8/18/2019 Cairan Anisa

    7/8

    LI 5. Memahami dan Menjelaskan Etika minum sesuai ajaran Islam

    Adab Ketika Makan dan Minum• Makan dan minum har us de nga n duduk • Ketika makan tidak boleh ber bica ra• Makan dengan tangan kanan• Ketika makan harus tenang, tidak boleh tergesa-gesa, makanan tidak boleh tercecer.• Tidak boleh makan sambil ber ja la n• Makan secukupnya jangan berlebihan, makan berlebihan disebut israf, dan israf itu dilarang oleh

    agama Islam maka ambillah secukupnya saja sesuai dengan kebutuhan. Firman Allah SWT : ”Makan

    dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” . Sabda Nabi Muhammad SAW : ”Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkantulang rusuknya. Kalau dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas” . (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim)Hendaklah saat makan tidak membicarakan hal-hal buruk Mengambil makanan atau hidangan yang dekat dan tidak meraih makanan di tempat yang jauh, sebagaipertanda qanaahApabila makan bersama, dilarang mengambil lagi makanan, kecuali bila sudah mendapat izinMulailah untuk mengambil makanan dari pinggir dan dilarang dari tengahTidak boleh mencela makanan tetapi sunah untuk memujinya

  • 8/18/2019 Cairan Anisa

    8/8