Cad
-
Upload
jamil-senna -
Category
Documents
-
view
30 -
download
1
Transcript of Cad
CATATAN KOREKSI PEMBIMBING
KOREKSI I
(…………………………………………………………)
KOREKSI II
(………………………..……...………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
Nama Mahasiswa
jamil
Kasus/Diagnosa Medis: CAD Jenis Kasus : Trauma / Non TraumaKasus ke :1
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANGPROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jl. Raya Cilegon KM 06 Pelamunan Kramatwatu Serang Banten Tlp/Fax.0254.232729
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN GAWAT DARURAT STIKes FALETEHAN
1. Definisi Penyakit
Coronary Artery Disease (CAD) dapat dikarakteristikan sebagai akumulasi dari plaq yang
semakin lama semakin membesar, menebal dan mengeras di dalam pembuluh darah artery
(Naettina, 2005). Menurut Brown dan Edwards atherosclerosis termasuk kategori dari CAD.
Gangguan vaskular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh darah coronary
artery dan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan supply oksigen ke otot jantung disebut
sebagai CAD ( McCance & Huether, 2005)
2. Etiologi
Penyebab dari CAD ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu penyebab yang dapat diubah dan yang
tidak dapat diubah
Penyebab yang tidak dapat diubah yaitu:
- Umur
- Jenis kelamin
- Suku dan kebudayaan
- Faktor genetik
Penyebab yang dapat diubah yaitu:
- Tingginya level serum lipid
- Hipertensi
- Merokok
- Obesitas
- Kurang aktivitas
- Stress
- Diabetes mellitus
Penyebab tersering adalah :
1. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
2. Perdarahan pada plak ateroma
3. Pembentukan trombus yang diawali agregrasi trombosit
4. Embolisasi trombus / fragmen plak
5. Spsme arteria koronaria
3. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian bawah
sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri akan terasa
semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan berat, biasa menyebar
kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul
secara spontan (bukan setelah kerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama
beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan istirahat maupun
nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu dan leher.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat bila menderita
infark miokardium, karena neuropati yang menyertai diabetes mempengaruhi neuroseptor,
sehingga menumpulkan nyeri yang dialaminya.
2. Mual dan Muntah
a. Nyeri yang hebat merangsang pusat muntah
b. Area infark merangsang refleks vasofagal
3. Diaporesis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang meningkatkan
stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit
akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
4. Demam
Temperatur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan berlangsung paling
selama satu minggu. Hal ini disebabkan karena ada sel yang nekrotik yang menyebabkan
respon infamasi.
5. Perubahan pola EKG
a. Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang T
inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b. Distrimia dan Blok Jantung
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke impuls saraf
seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus sarat simpatis dapat
berupa bradikardi, takikardi, premature ventrikel, contraction (ventrikel ekstra
systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
6. Perubahan Enzim Jantung, Isoenzim dan Troponin T
a. CKMB, isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 48-72 jam.
b. LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan kembali normal
dalam 7-14 hari.
c. Troponin T, merupakan pertanda baru untuk Acute miocard Infarction, meningkat
sampai hari ke7.
7. Pemeriksaan Jantung
Biasanya tidak memperlihatkan kelainan, kecuali bunyi jantung dapat terdengar redup.
Bunyi jantung S4 sering terdengar pada penderita dengan irama sinus, biasanya terdengar
pada daerah apeks dan parastenal kiri. bunyi jantung S3 dapat timbul bila terjadi kerusakan
miokard yang luas. Kelainan paru bergantung pada beratnya AMI, yang diklasifikasikan
menurut Killip I-IV:
Killip I : Penderita AMI tanpa S3 dan ronkhi basah
Killip II : Ditemukan ronkhi pada kurang dari setengah lapang paru, dengan atau tanpa S3
Kllip III : Ronkhi pada lebih dari setengah lapang paru, biasanya dengan oedema paru
Kllip IV : Penderita dengan syok kardiogenetik
4. Deskripsi patofisiologi ( Berdasarkan Kasus kegawatdaruratan )
Iskemik pada miokardial dapat terjadi ketika kebutuhan oksigen di miokardial melebihi
kemampuan dari coronary artery untuk menyediakan oksigen. Meningkat atau menurunnya
kebutuhan oksigen dapat memicu iskemik dan nyeri pada miokardial. Alasan utama tidak
tecukupinya aliran darah adalah dikarenakan menyempitnya artyery coronary karena adanya
atherosclerosis. Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi maka aliran darah di artery coronary
akan meningkat melalui vasodilatasi dan sehingga meningkatkan aliran darah (Brown &
Edwards, 2005).
Pada seseorang dengan CAD artery coronary tidak dapat berdilatasi untuk memenuhi
meningkatnya kebutuhan metabolic karena sudah terjadi dilatasi kronik pada area yang
tersumbat. Tersumbatnya aliran darah tersebut dikarenakan meningkatnya plaq sehingga
membatasi aliran darah di coronary dan menyebabkabn iskemik terutama saat olah raga. Plaq-
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
plaq ini dapat menyebabkan luka dan rusaknya coronary artery, dan jika luka ini terjadi dapat
menyebabkan permukaan dinding pembuluh darah membuat adhesi platelet dan pembentukan
thrombus. Hal ini lah yang tiba-tiba dapat memutuskan aliran darah ke otot jantung sehingga
menyebabkan iskemik pada miokardial, dan jika ada penyumbatan di pembuluh darah tidak
dapat kembali ddengan cep[at sehingga dapat menyebabkan infark. Iskemik pada miokardial
juga dapat terjadi karena menurunnya pengiriman supply darah dan oksigen pada
miokardium , seperti spasme pada coronary, hypotensi, arrhythmias, dan menurunnya
kapasitas oksigen yang dibawa oleh darah (anemia dan hupoxemia). Terjadinya sumbatan
pada coronary selama 10 menit dapat membuat iskemik pada sel-sel miokardium. Setelah
beberapa menit sel-sel jantung kehilangan kemampuan untuk berkontraksi dan terjadi
penurunan cardiac output. Iskemik juga menyebabkan ketidak abnormalan konduksi yang
dapat menyebabkan perubahan elektrikardiogram dan terjadinya disritmias. Akibat itu
terjadilah proses anaerob dan akumulasi asam laktat. Sel-sel jantung dapat bertahan selama 20
menit selama terjadinya iskemik, dan jika aliran darah dapat tersimpan maka akan beralih ke
metabolism aerob sehingga kontraktilitas kembali normal dan perbaikan sel-sel mulai. Dan
jika coronary artery tidak dapat berkompensasi akan kekurangan oksigen maka akan
menyebabkan infark pada miokardial (McCance & Huether, 2006).
5. Tahapan / Grade/ Tingkatan Penyakit (contoh Gagal Jantung, Kanker, CKD, dll)
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan EKG
Exercise stress testing
Kateteritasi jantung
Positron emission tomography
Radionuclide ventriculography
Kolesterol dan lemak darah
Kogulasi darah dan hemoglobin
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
7. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen/USG/CT-Scan/MRI/MSCT/Biopsi/................................................................(sebutkan
yang tidak ada)
Kesimpulan:
1. Pemeriksaan EKG
a. Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST, gelombang T inverted
menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b. Disritmia dan Blok Jantung
Disebabkan konsisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke impuls saraf
seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulasi saraf simpatis dan berupa
bradikardi, takikardi dan ventrikel fibrilarilasi.
Tabel 1. lokasi infark berdasarkan lokasi
Lokasi Lead Perubahan EKG
Anterior V1-V4 ST elevasi, gelombang Q
Anteroseptal V1-V3 ST elevasi, gelombang Q
Anterior eksterisif V1-V6 ST elevasi, gelombang Q
Posterior V1-V2 ST depresi, gelombang R tinggi
Lateral I, aVL, V5-v6 ST elevasi, gelombang Q
Inferior I, II, aVF ST elevasi, gelombang Q
Ventrikel kanan V4R, V5R ST elevasi, gelombang Q
2. Pemeriksaan Foto data
Biasanya normal, namun infiltrasi mungkin ada yang menunjukkan gagal jantung
kongestif/aneurisma ventrikel.
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Perubahan enzim jantung, isoenzim, dan Troponin T
- CK-MB isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 48-72 jam.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
- LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan kembali
normal dalam 7-14 hari
- Troponin-T, merupakan pertanda baru untuk infark miokard akut, meningkat
sampai hari ke 7.
b. Kolesterol/trigliserida serum, mungkin meningkat (faktor resiko CAD)
c. Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama serangan angina.
d. Elektrolit : kalium, kalsium, magnesium, natrium, mungkin berubah selama serangan.
4. Karakteristik jantung dengan angiografi
Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui angina atau nyeri dada tanpa
aktivitas, pada pasien kolesterol dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri
dada, pasien dengan EKG istirahat normal, prosedur ini akan menggambarkan
penyempitan sumbatan arteri koroner.
5. Echokardiografi
Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding, volume sistolik dan
diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena disfungsi otot papiler dan untuk
mendeteksi adanya thrombus mural, vegetasi katup, atau cairan pericardial.
8. Penatalaksanaan Medis
Waktu serangan:
a. pemberian oksigen, bila ada tanda-tanda hipoksemia, baik atas dasar gejala klinik
maupun hasil analisa gas darah.
b. Pemberian antiplatelet seperti aspilet 2 tab kunyah.
c. pemberian cairan, terutama pada serangan sesak yang berat dan yang berlangsung
lama ada kecenderungan terjadi dehidrasi. Dengan menangani dehidrasi, viskositas
mukus juga berkurang dan dengan demikian memudahkan ekspektorasi.
d. drainase postural atau chest physioterapi, untuk membantu pengeluaran dahak agar
supaya tidak timbul penyumbatan.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
9. Terapi Farmakologis
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling umum
diantaranya:
1. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah
terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resiko serangan
jantung.
2. Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah,
sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.
3. Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan aliran
darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat bereaksi cepat,
Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau semprot di bawah lidah, biasa
digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
4. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and Angiotensin
Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
membantu menurunkan tekanan darah.
5. Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin, Atorvastatin,
Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-Rendah),
yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung koroner dini atau
lanjut. Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit jantung koroner.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
10. Pemeriksaan fisik ( Berdasarkan ABCD / Kasus Kegwatdaruratan)
Pengkajian Primer
A = Biasanya ditemukan sekret dijalan nafas,karena batuk produktif
B = Biasanya terjadi retraksi iga pernafasan, cepat, nafas cuping hidung, nafas sesak
C = Biasanya denyut nadi meningkat, sianosis
D = Tingkat kesadaran biasanya kesadaran klien composmentis kooperatif
Pengkajian sekunder
1. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia
dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2. Sirkulasi
a. Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi,
diabetes melitus.
b. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia.
c. Suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan
jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan akibat
dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
d. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
e. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul
dengan gagal jantung.
f. Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
3. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
perubahan berat badan.
5. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
6. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
7. Kenyamanan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
a. Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
dengan nitrogliserin.
b. Lokasi nyeri dada bagian depan substernal yang mungkin menyebar sampai ke
lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri
yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan
wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata,
perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat
kesadaran.
8. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat
atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau
juga merah muda/ pink tinged.
9. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
10. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
11. Patoflow
Ateroskelosis atau Spasme Pembuluh Darah Coroner
Penyempitan pembuluh darah koroner
Iskemik pada arteri koroner
Hipoksia otot jantung
Metabolisme anaerob
Asam laktat meningkat
Asidosis
Fungsi ventrikel terganggu : Nyeri daerah dada
Kontraksi miokardium berkurang Serabut-serabut memendek Merangsang
Katekolamin Daya dan kecepatan kontaksi berkurang Gerakan dinding miokardium abnormal Vasokontriksi Perifer
Perubahan hemodynamic (TD & Nadi meningkat ringan)
Cardiak output menurun
Tekanan jantung menningkat
Tekanan pada paru-paru
Sesak napas
Gangguan rasa nyaman nyeri
Penurunan curah jantung
Intoleransi aktifitas
Kurang pengetahuan
ANSIETAS
Reseptor saraf nyeri terangsang
MRS
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
12. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS :
- Klien mengatakan
nyeri di area dada
DO :
- Skala nyeri
meningkat (0-10)
- Klien tampak gelisah
- TTV meningkat
Aterosklerosis↓
Konstriksi arteri koronaria↓
Aliran darah ke jantung menurun↓
Oksigen dan nutrisi turun↓
Jaringan Miocard Iskemik↓
Nekrose lebih dari 30 menit↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang
↓Supply Oksigen ke miocard turun
↓Nyeri
Nyeri
2 DS:
- Klien mengeluh
sesak nafas
DO :
- RR meningkat
- Batuk (+)
- Rhonkhi +/+
- Saturasi O2 turun
Aterosklerosis↓
Konstriksi arteri koronaria↓
Aliran darah ke jantung menurun↓
Oksigen dan nutrisi turun↓
Jaringan miocard iskemik pada ventrikel kiri
↓Kemampuan pompa ventrikel kiri
menurun↓
Tekanan dinding ventrikel kiri↓
Resistensi vaskuler sistemik↓
Aliran darah balik ke atrium kiri↓
Tekanan intratrium meningkat↓
Transudasi ke paru↓
Edema paru
Gangguan pola
napas
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
↓Gangguan pola napas
3 DS :
- Klien mengeluh
lemas
DO :
- Kondisi umum klien
tampak lemah
- Klien beraktivitas
minimal
- Kekuatan otot turun
Aterosklerosis↓
Konstriksi arteri koronaria↓
Aliran darah ke jantung menurun↓
Oksigen dan nutrisi turun↓
Jaringan Miocard Iskemik↓
Nekrose lebih dari 30 menit↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang
↓Supply Oksigen ke miocard turun
↓Metabolisme anaerob
↓Penurunan fosforilasi energi tinggi
↓ATP dan asam laktat meningkat
↓Diassosiasi asam laktat menjadi ion
H+ dan laktat↓
Penurunan pH cairan ekstra dan intraseluler
↓Ikatan O2 oleh Hb di paru terhambat
↓Sintesis ATP terhambat
↓fatigue
↓Intoleransi aktivitas
Intoleransi
aktivitas
4 DS:
- Klien mengatakan
kurang paham
perawatan di rumah
DO:
- Klien menanyakan
Aterosklerosis↓
Aliran darah ke jantung menurun↓
Jaringan miocard iskemik↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang
Cemas
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
tentang pantangan
yang harus dihindari
- Klien menanyakan
kegunaan obat-obat
yang diminum
- Klien tampak bingung
↓Gagal jantung kiri
↓Timbul gejala: sesak, nyeri dada
↓Perawatan di rumah sakit
↓Klien dipulangkan
↓Kurang informasi tentang perawatan
klien↓
Cemas5 DS : -
DO :
- Urine kuning pekat
- Gambaran EKG
tidak normal
- TTV tidak stabil
Aterosklerosis↓
Konstriksi arteri koronaria↓
Aliran darah ke jantung menurun↓
Oksigen dan nutrisi turun↓
Jaringan miocard iskemik↓
Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang
↓Supply Oksigen ke miocard turun
↓Hipoksia seluler
↓Integritas membrane sel berubah
↓Kontraktilitas turun
↓After load meningkat
↓Penurunan curah jantung
↓Suplai darah ke jaringan berkurang
↓Resiko gangguan perfusi jaringan
Risiko gangguan
perfusi jaringan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
13. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa
1. nyeri berhubungan dengan menurunnya suplai oksigen miokardial.
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan oedem paru
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan oksigen.
4. cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
5. Resiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah
jantung
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan: Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan
DS:- Laporan secara verbal
DO:- Posisi untuk menahan nyeri - Tingkah laku berhati-hati- Gangguan tidur (mata sayu, tampak
capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri - Fokus menyempit (penurunan
persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum
NOC : Pain Level, pain control, comfort levelSetelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal Tidak mengalami gangguan tidur
NIC : Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……... Tingkatkan istirahat Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan : - Hiperventilasi - Penurunan energi/kelelahan - Perusakan/pelemahan muskulo-
skeletal - Kelelahan otot pernafasan - Hipoventilasi sindrom - Nyeri - Kecemasan - Disfungsi Neuromuskuler - Obesitas- Injuri tulang belakang
DS:- Dyspnea- Nafas pendek DO:
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi - Penurunan pertukaran udara per menit - Menggunakan otot pernafasan
tambahan - Orthopnea - Pernafasan pursed-lip - Tahap ekspirasi berlangsung sangat
lama - Penurunan kapasitas vital- Respirasi: < 11 – 24 x /mnt
NOC: Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Vital sign Status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ………..pasien menunjukkan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan kriteria hasil: Mendemonstrasikan batuk efektif
dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
NIC: Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Berikan bronkodilator :
-…………………..…………………….
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2 Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea Pertahankan jalan nafas yang paten Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi Monitor vital sign Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik
relaksasi untuk memperbaiki pola nafas. Ajarkan bagaimana batuk efektif Monitor pola nafas
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan : Tirah Baring atau imobilisasi Kelemahan menyeluruh Ketidakseimbangan antara suplei
oksigen dengan kebutuhanGaya hidup yang dipertahankan.
DS: Melaporkan secara verbal adanya
kelelahan atau kelemahan. Adanya dyspneu atau
ketidaknyamanan saat beraktivitas.DO :
Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas
Perubahan ECG : aritmia, iskemia
NOC : Self Care : ADLs Toleransi aktivitas Konservasi eneergiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
NIC :
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
dalam merencanakan progran terapi yang tepat. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
Kecemasan berhubungan dengan
Faktor keturunan, Krisis situasional, Stress, perubahan status kesehatan, ancaman kematian, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi
DO/DS:
- Insomnia- Kontak mata kurang- Kurang istirahat- Berfokus pada diri sendiri- Iritabilitas- Takut- Nyeri perut- Penurunan TD dan denyut nadi- Diare, mual, kelelahan- Gangguan tidur- Gemetar- Anoreksia, mulut kering- Peningkatan TD, denyut nadi, RR- Kesulitan bernafas- Bingung- Bloking dalam pembicaraan- Sulit berkonsentrasi
NOC :- Kontrol kecemasan- Koping Setelah dilakukan asuhan selama ……………klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil: Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasi, mengungkapkan
dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
selama prosedur Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi takut Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
tindakan prognosis Libatkan keluarga untuk mendampingi klien Instruksikan pada pasien untuk menggunakan
tehnik relaksasi Dengarkan dengan penuh perhatian Identifikasi tingkat kecemasan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi Kelola pemberian obat anti cemas:........
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2012-2013
Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2, gangguan aliran arteri dan vena
DS:- Nyeri dada- Sesak nafasDO - AGD abnormal- Aritmia- Bronko spasme- Kapilare refill > 3 dtk- Retraksi dada- Penggunaan otot-otot tambahan
NOC : Cardiac pump Effectiveness Circulation status Tissue Prefusion : cardiac,
periferal Vital Sign Statusl
Setelah dilakukan asuhan selama………ketidakefektifan perfusi jaringan kardiopulmonal teratasi dengan kriteria hasil: Tekanan systole dan diastole
dalam rentang yang diharapkan CVP dalam batas normal Nadi perifer kuat dan simetris Tidak ada oedem perifer dan
asites Denyut jantung, AGD, ejeksi
fraksi dalam batas normal Bunyi jantung abnormal tidak
ada Nyeri dada tidak ada Kelelahan yang ekstrim tidak
ada Tidak ada ortostatikhipertensi
NIC :
Monitor nyeri dada (durasi, intensitas dan faktor-faktor presipitasi)
Observasi perubahan ECG Auskultasi suara jantung dan paru Monitor irama dan jumlah denyut jantung Monitor angka PT, PTT dan AT Monitor elektrolit (potassium dan magnesium) Monitor status cairan Evaluasi oedem perifer dan denyut nadi Monitor peningkatan kelelahan dan kecemasan Instruksikan pada pasien untuk tidak mengejan selama
BAB Jelaskan pembatasan intake kafein, sodium, kolesterol
dan lemak Kelola pemberian obat-obat: analgesik, anti koagulan,
nitrogliserin, vasodilator dan diuretik. Tingkatkan istirahat (batasi pengunjung, kontrol
stimulasi lingkungan)
Daftar Pustaka
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta : EGC
Hudak & Gallo. (1996). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Volume II. Jakarta : EGC.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medical Bedah. Bandung : Pajajaran.
Price and Wilson. (2005). Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Volume 2. Jakarta : EGC.
Suzanne CS & Brenda GB. (1999). Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. Jakarta :
EGC.