Ca buli

22

description

kanker buli

Transcript of Ca buli

Page 1: Ca buli
Page 2: Ca buli

I. Pendahuluan

Karsinoma buli-buli adalah keganasan yang biasanya didapatkan dalam buli-buli

(vesika urinaria). Kanker ini biasanya merupakan tumor superficial. Tumor ini

lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot dan lemak

perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Tumor

ganas vesika urinaria sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional dan 10%

adalah ca skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan

urakus. Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker vesika

urinaria dapat kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan

ditentukan oleh tingkat differensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan

sekitar vesika urinaria. Epitel transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel

ketebalan lapisan tergantung dari tingkat distensi vesika urinaria. Adapun yang

berperan dalam masalah ini adalah sel basal, sel intermediate, sel superficial,

inilah yang akan menutupi sel intermediate, bergantung padaapakah kandung

kemih dalam keadaan distensi atau tidak.

Karsinoma buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan, dan merupakan

keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinoma prostat.

Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pada pria daripada wanita. Di daerah

industri kejadian tumor ini meningkat tajam.

Keganasan pada vesika urinaria menempati urutan kedua setelah keganasan

prostat. Penyebabnya dapat bermacam – macam dan tersering adalah akibat faktor

pekerjaan. Kanker buli – buli merupakan penyebab kematian ke enam dari seluruh

penyakit keganasan di Amerika Serikat.

Page 3: Ca buli
Page 4: Ca buli

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Buli-buli (Vesica Urinaria/Bladder)

Definisi:

Kantong muskulomembranosa yang terletak di bagian anterior rongga panggul,

yang merupakan penampung kemih, kantong ini menampung produk ekskresi dari

ginjal melalui ureter dan mengeluarkannya melalui uretra.

Gambar 1. Sistem urogenital pria

B. Karsinoma Buli-Buli

Karsinoma buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan, dan merupakan

keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah karsinoma prostat.

Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria daripada wanita. Di daerah

industri kejadian tumor ini meningkat.

Page 5: Ca buli

Karsinoma buli-buli biasanya mulai muncul dari lapisan terdalam di buli-buli

yaitu lapisan sel transisional. Kemudian akan menyebar ke lapisan lainnya yaitu

lapisan dinding otot, dan dapat pula menyebar ke organ-organ sekitar seperti

dinding abdomen, pelvis dan KGB.

Meskipun kebanyakan karsinoma buli-buli perkembangannya lambat, namun

dapat terjadi penyebaran hingga jaringan otot, dan dapat terjadi metastase ke paru-

paru, hati, tulang dan KGB.

Gambar 2. Metastase Ca buli ke testis

Karsinoma buli-buli biasanya dijumpai sebagai tumor yang superficial dan pada

umumnya belum disertai metastasis, tetapi tumor ini mempunyai sifat rekurensi

yang tinggi. Terjadinya tumor ini banyak di hubungkan dengan kebiasaan

Page 6: Ca buli

merokok, pemakaian zat pemanis buatan, dan kontak lama dengan zat-zat kimia

pewarna, bahan-bahan karet dan kulit.

Etiologi

Keganasan buli-buli terjadi karena induksi bahan karsinogen. Faktor resiko yang

mempermudah seseorang menderita karsinoma buli-buli adalah :

1. Pekerjaan.

Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik

korek api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada salon/pencukur rambut

sering tepapar oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatik (2-

naftilamin, bensidin, dan 4- aminobifamil).

2. Perokok

Resiko untuk mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah 2-6

kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok mengandung

bahan karsinogen berupa amin aromatic dan nitrosamine.

3. Infeksi saluran kemih

Telah diketahui bahwa kuman-kuman E.coli dan Proteus spp

menghasilkan nitrosamin dan amin aromatik.

4. Kopi, pemanis buatan , dan obat-obatan

Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin

dan siklamat, serta pemakaian obat-obatan siklofosfamid yang diberikan

intravesika, fenasetin, opium, dan obat antituberkulosis INH dalam jangka

waktu lama dapat meningkatkan resiko timbulnya karsinoma buli-buli.

Page 7: Ca buli

Bentuk Tumor

Karsinoma buli-buli yang masih dini merupakan tumor superficial. Tumor ini

lama kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot, dan lemak

perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya.

Di samping itu tumor dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen.

Penyebaran limfogen menuju kelenjar limfe perivesika, obturator, iliaka eksterna,

dan iliaka komunis, sedangkan penyebaran hematogen paling sering ke hepar,

paru-paru, dan tulang.

Jenis Histopatologi

Sebagian besar (±90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor

ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri

atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior; sedangkan jenis

yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa (+/- 10%) dan adenokarsinoma (+/-

2%).

Page 8: Ca buli

Jenis-jenis Karsinoma Buli

Adenokarsinoma

Terdapat 3 grup adenokarsinoma pada buli-buli, diantaranya adalah :

1. Primer terdapat pada buli-buli, dan biasanya terdapat di dasar dan di

fundus buli-buli. Pada beberapa kasus sistisis glandularis kronis dan

akstrofia vesika pada perjalanannya lebih lanjut dapat mengalami

degenerasi menjadi adenokarsinoma buli-buli.

2. Urakhus persisten (yaitu merupakan sisa duktus urakus) yang mengalami

degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.

3. Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari organ lain,

diantaranya adalah prostat, rektum, ovarium, lambung, mammae, dan

endometrium.

Page 9: Ca buli

Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuomosa terjadi karena rangsangan kronis pada buli-buli sehingga

sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadi ganas. Rangsangan kronis

itu dapat terjadi karena infeksi saluran kemih kronis, batu buli-buli, dan

pemakaian obat-obatan siklofosfamid secara intravena.

Gejala klinis

Perlu diwaspadai jika seorang pasien datang dengan mengeluh hematuria yang

bersifat:

- tanpa disertai rasa nyeri (painless),

- kambuhan (intermittent)

- terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).

Karsinoma buli-buli pada stadium awal jarang sekali menimbulkan keluhan.

Gejala yang paling sering ditemukan adalah hematuria mikroskopik maupun

maupun makroskopik tanpa disertai rasa nyeri yang sifatnya kambuhan dalam

beberapa bulan. Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga

pasien datang meminta pertolongan karena tidak dapat miksi.

Pada karsinoma buli-buli dapat juga dijumpai adanya gejala iritatif akibat dari

pertumbuhan tumor tersebut. Gejala iritasi ini biasanya timbul pada kasus Ca in

situ atau Tis.

Page 10: Ca buli

Pada karsinoma buli-buli dengan ukuran yang lebih besar dapat menyebabkan

obstruksi ureter, sehingga menimbulkan keluhan nyeri pinggang.

Bila tumor telah menyebar ke jaringan sekitar, pasien akan merasakan keluhan

nyeri di pinggulnya. Selain itu, metastase dari karsinoma buli-buli dapat

menimbulkan gejala sekunder berupa nyeri pelvis atau adanya edema tungkai

akibat dari penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang

membesar di daerah pelvis.

Karsinoma buli-buli yang telah mengalami invasi progresif metastase dapat

menyebabkan pasien kehilangan berat badan dan merasa lemah. Adanya anemia

dan uremia adalah merupakan pertanda dari late-stage karsinoma buli-buli.

Derajat invasi tumor (stadium)

Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan sistem atau berdasarkan penentuan

stadium dari marshall :

TNM Marshall UraianTis 0 Karsinoma in situTa 0 Tumor papilari non

invasifT1 A Invasi submukosaT2 B1 Invasi otot superfisialT3a B2 Invasi otot profundaT3b C Invasi jaringan lemak

prevesikaT4 D1 Invasi ke organ sekitarN1-3 D1 Metastasis ke limfonudi

regionalM1 D2 Metastasis hematogen

Page 11: Ca buli

Palpasi Bimanual

Palpasi bimanual pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor TUR buli-buli. Jari

telunjuk kanan melakukan colok dubur atau vagina sedangkan tangan kiri

melakukan palpasi buli-buli di daerah suprasimfisis untuk memperkirakan luas

infiltrasi tumor (T).

Page 12: Ca buli

Laboratorium

Selain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa pula :

1. Sitologi urine yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama

urine,

2. Antigen permukaan sel (cell surface antigen)

3. Flow cytometri yaitu mendeteksi adanya kromosom sel-sel urotelium

Pencitraan

Pemeriksaan PIV dapat mendeteksi adanya tumor buli-buli berupa filling defect

dan mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di ureter atau pielum.

Didapatkan hidroureter atau hidronefrosis merupakan salah satu tanda adanya

infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.

CT scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstansi tumor ke organ sekitarnya.

Terapi

Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah

reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat sekaligus

ditentukan luas infiltrasi tumor. Terapi selanjutnya bergantung pada stadiumnya.

Antara lain

1. Tidak perlu terapi lanjutan tetapi selalu mendapat pengawasan yang

ketat.atau wait and see.

2. Instilasi intravesika dengan obat-obatn Mitosin c, BCG, 5 Floro Uracil,

Siklofosfamid, Doksirubisin, atau dengan Interferon.

3. Sistektomi radikal, parsial, atau total,.

Page 13: Ca buli

4. Radiasi eksterna

5. terapi adjuvan dengan kemoterapi sistemik antara lain regimen

Sisplatinum-Siklofosfamid adn Adriamisin (Cis C A).

Alternatif Terapi Setelah TUR buli-buli

Stadium Tindakan

Superfisial (stadium 0-A) TUR Buli/fulgurasi

Instalasi intravesika

Invasif (stadium B-0-D1) TUR Buli

Sistektomi atau radiasi

Metastasis (Stadium D2) Adjuvantivus kemoterapi

Radiasi paliatif

Diversi Urine

Sistektomi radikal adalah pengangkatan buli-buli dan jaringan sekitarnya (pada

pria berupa sistorostaktomi) dan selanjutnya aliran urine dari ureter dialirkan

melalui beberapa cara diversi urine,antara lain :

1. Ureterosigmoidostomi : yaitu membuat anastomosis kedua ureter ke dalam

sigmoid. Cara ini sekarang tidak banyak dipakai lagi karena banyak

menimbulkan penyulit.

Page 14: Ca buli

2. Konduit usus : yaitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai

penanmpung urin, sedangkan untuk mengeluarkan urine dipasang kateter

menetap melalui sebuah stoma. Konduit ini diperkenalkan oleh bricker

pada tahun 1`950 dan saata tidak banyak dikerjakan lagi karena tidak

praktis.

3. Diversi urine kontinen : yaitu mengganti buli-buli dengan segmen ileum

dengan membuat stoma yang kontinen (dapat menahan urine pada volume

tertentu). Urine kemudian dikeluarkan melalui stoma dengan melakukan

kateterisasi mandiri secara berkala. Cara diveri ini yang terkenal adalah

cara Kock Pouch dan indiana pouch.

4. Diversi Urine Orthotopic : adalah membuat neobladder dari segmen usus

yang kemudian dilakukan anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa

lebih fisiologis untuk pasien, karena berkemih melalui uretra dan tidak

memakai stomayang dipasang di abdomen. Teknik ini pertama kali

diperkenalkan oleh camey dengan berbagai kekurangannyadan kemudian

disempurnakan oleh Studer dan Hautmann.

Kontrol berkala

Semua pasien karsinoma buli-buli harus mendapatkan pemeriksaan secara berkala

dan secara rutin dilkukan pemeriksaan klinis sitologi urine serta sistokopi. Jadwal

pemeriksaan berkala itu pada :

1. Tahun I dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Page 15: Ca buli

2. Tahun ke-II setiap 4 bulan sekali.

3. Tahun ke III dan seterusmnya setiap 6 bulan sekali.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di dalam makalah ini, di dapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kanker buli – buli adalah kanker yang mengenai organ buli – buli

(kandung kemih).

2. Faktor resiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma buli -

Page 16: Ca buli

buli adalah Pekerjaan, Perokok, Infeksi saluran kemih Serta Kopi, pemanis

buatan, dan obat-obatan.

3. Sebagian besar (± 90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel

transisional.

4. Gambaran Klinis pada penderita Ca buli-buli adalah tanpa disertai

rasa nyeri (painless), kambuhan (intermittent), dan terjadi pada

seluruh proses miksi (hematuria Total).

5. Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-

buli adalah reseksi, buli-buli transuretra atau TUR Buli-buli.

6. Pasien Carsinoma buli buli harus mendapatkan pemeriksaan secara berkala

dan secara rutin di lakukan pemeriksaan klinis, sitology urine serta

sistokopi. Jadwal pemeriksaan berkala itu pada : 1. Tahun ke I di lakukan

setiap 3 bulan sekali, 2. Tahun ke II setiap 4 bulan sekali, 3. Tahun ke III

dan seterusnya setiap 6 bulan sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Bedah Staf Pengajar FKUI : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Cetakan

Pertama, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta 1995, 342-363

R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong : Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC,

Jakarta 1997, 542-555

Page 17: Ca buli

MD. Lawrence W. Way : Current Surgical Diagnosis & Treatment, Edisi 9. 286 –

300.

Sabiston, David. C, Buku Ajar Ilmu bedah, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

1995, Jakarta, 385-413

Desen, Wan.2008. Buku Ajar : Onkologi Klinis Edisi 2. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia: Jakarta

Purnomo, Basuki B. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Sagung Seto.

Jakarta

Tanagho, Emil A et all. 2004. Smith’s General Urology Sixteenth Edition. The

Mc-Graw-Hill Companies. United States.