C2

47
RESUME BLOK III SKENARIO 2 BIOLOGI MOLEKULAR Oleh: KELOMPOK C 1.Lilis Rahmawati (092010101033) 2.Fitria Intan Beladina (092010101034) 3. Ferdila Putri Anindita (092010101035) 4.Khadijah N Al F (092010101036) 5.Mardhotillah Chilmy (092010101037) 6.Diki Dzikrillah D S (092010101038) 7.Roat Yeti Mustafida (092010101039) 8.I Nyoman Ananta K (092010101040) 9.Aggy Permata Putra (092010101041)

description

dmtu

Transcript of C2

Page 1: C2

RESUME BLOK III

SKENARIO 2

BIOLOGI MOLEKULAR

Oleh:

KELOMPOK C

1.Lilis Rahmawati (092010101033)

2.Fitria Intan Beladina (092010101034)

3. Ferdila Putri Anindita (092010101035)

4.Khadijah N Al F (092010101036)

5.Mardhotillah Chilmy (092010101037)

6.Diki Dzikrillah D S (092010101038)

7.Roat Yeti Mustafida (092010101039)

8.I Nyoman Ananta K (092010101040)

9.Aggy Permata Putra (092010101041)

10.Ari Setyo Rini (092010101042)

11.Hendri Prasetyo (092010101043)

12.Yudha Ananta K P (092010101044)

13.Wulan Pradani Nurisa (092010101045)

14.Malfin Abidatun I (092010101046)

15.Megga Setyana (092010101047)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2009

Page 2: C2

BIOLOGI MOLEKULAR

Pagi ini, langit di FK Unej tampak cerah para mahasiswa tampak bereseliweran kian kemari, hari ini memang ada seminar tentang kedokteran molekul yang menghadirkan dokter ahli senior. Menurut bocoran dari panitia, bahwa pembicara akan membahas tentang DNA, RNA, hingga tahapan-tahapan proses sintesis protein. Dokter yang terkenal ahli rekayasa genetika dan terapi gen sudah beberapa kalimenuliskan paper tentang mutasi, gen, kromosom, dan genom. Seminar ini menjadi lebih menarik karena dia akan menyampaikan kuliah tetntang proses adaptasi sel, kerusakan sel, hingga kematian sel, dan sistem imun. Penjelasan dokter tersebut akan dilengkapi dengan gambaran berbagai enzim dan protein penting dalam tubuh kita dan beberapa contoh penyakit yang disebabkan ole kelainan molekul. Setuju atau tidak setuju seminar tentang kedokteran molekul itu memang layak untuk kita ikuti.

Page 3: C2

KLARIFIKASI ISTILAH

DNA : Rantai double heliks berpilin yang berfungsi sebagai pewaris sifat dan

sintesis protein.

RNA : Senyawa yang merupakan bahan genetika dan memainkan peran utama

dalam ekspresi gen.

Protein : S kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari

monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain

dengan ikatan peptida.

Rekayasa genetika : Kegiatan mamanipulasi gen untuk mendapatkan produk baru.

Terapi gen : Perbaikan kelainan genetic dengan memperbaiki gen.

Mutasi : Perubahan materi genetik (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis

pada keturunannya.

Gen : Sekuen DNA dengan panjang tertentu yang mengkode urutan asam

amino suatu polipeptida atau RNA.

Kromosom : Struktur fisik yang terdiri dari dua komponen molekul yaitu DNA dan

protein, dimana molekul DNA ini akan diikatkan dengan molekul

protein.

Genom : Perangkat kromosom secara keseluruhan; DNA secara keseluruhan di

dalam sel.

Sistem imun : Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan

keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat

ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. berfungsi untuk

pertahanan, homeostatis, dan pengawasan.

Enzim : Senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk mempercepat

jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa mempengaruhi

keseimbangan reaksi.

Adaptasi sel : Kemampuan sel untuk menyesuaikan diri dan berubah, memungkinkan sel untuk hidup dalam lingkungan yang berubah.

Page 4: C2

PERMASALAHAN

1. Dasar Biologi molekular

1.1 Asam nukleat

1.1.1 DNA

1.1.2 RNA

1.2 Protein

2. Substansi Genetik

2.1 Kromosom

2.2 Gen

2.3 Genom

3. Sentral Dogma

3.1 Replikasi

3.2 Transkripsi

3.3 Translasi

4. Mutasi

4.1 Macam-macam mutasi

4.2 Penyebab mutasi

4.3 Penyakit-penyakit yang disebabkan mutasi

5. Rekayasa genetika

6. Enzim

7. Jejas, adaptasi, dan kematian sel

7.1 Jejas sel

7.1.1 Sistem imun

7.2 Adaptasi sel

7.3 Kematian sel

Page 5: C2

TUJUAN BELAJAR

1. Mengetahui dasar-dasar biologi molekular 2 Mengetahui komponen biomolekul penyusun tubuh manusia3. Mengetahui dogma sentral sintesa protein4. Mengetahui macam-macam dan penyebab mutasi.5. Mempelajari tentang rakayasa genetika6. Mempelajari mengenai peristwa terjadinya jejas, adaptasi, dan kematian sel7. Mengetahui dan mempelajari tentang macam enzim

Page 6: C2

ANALISA MASALAH

1. Dasar Biologi Molekular1.1 Asam Nukleat

Asam nukleat merupakan polimer nukleotida.

Nukleotida Gugus fosfat terikat pada atom C-5

fraksi gulanya sehingga disebut dengan nukleosida 5 fosfat atau 5’nukleotida.

Gugus fosfat dapat berjumlah 1 (monofosfat), 2 (difosfat), atau 3(trifosfat)

Page 7: C2

• Antara nukleotida dihubungkan oleh ikatan fosfodiester yang menghubungkan gugusan 3’hidroksi fraksi gula pada nukleotida yang satu dengan 5’hidroksi fraksi gula pada nukleotida berikutnya.• Salah satu ujung rantai polinukleotida adalah gugusan 5’OH dan ujung yang lain adalah gugusan 3’OH • Urutan basa dituliskan dalam arah 5’-3’.

1.1.1 DNA (Deoxiribosa Nukleat Acid)1. StrukturDNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.Setiap nukleotida terdiri dari 3 (tiga) gugus molekul yaitu :

1. Gula 5 karbon (pentosa) / 2 – deoksiribosa2. Basa nitrogen3. Gugus fosfat

Purin : Adenin, GuaninPirimidin : Timin, Sytosin

DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenin

jembatan phospodiester

Page 8: C2

(dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), dan timin (T). Adenin berikatan 2 atom hidrogen dengan timin, sedangkan guanin berikatan 3 atom hirogen dengan sitosin, sehingga ikatannya lebih kuat daripada Adenin-Timin. Jumlah Adenin harus sama dengan Timin, sedangkan Guanin harus sama dengan Sitosin

2. Fungsi Pembawa informasi genetik suatu organisme. Informasi genetik tersebut dipakai sebagai acuan proses sintesis semua

protein dan diturunkan kepada sel anak. Setiap sel dalam suatu organisme mempunyai informasi genetik yang sama

tetapi ekspresi gen antara sel satu dengan lainnya dapat berbeda.

3. Gambar DNA

1.1.2 RNA (Ribonucleic Acid)1. Struktur RNA

RNA hanya terdiri dari satu rantai saja. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa dari nukleotida yang lain.Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa). Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timin pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenin, guanin, sitosin, atau urasil untuk suatu nukleotida. Jumlah Sitosin tidak perlu sama dengan jumlah Guanin, jumlah Adenin tidak perlu sama dengan Urasil.Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.

Page 9: C2

2. Macam-macam RNAGenetika molekular klasik mengajarkan adanya tiga tipe RNA yang terlibat dalam proses sintesis protein:

a. RNA-kurir (messenger-RNA, mRNA)Berfungsi untuk meneruskan informasi genetik yang berasal dari DNA

b. RNA-transfer (transfer-RNA, tRNA) rantai tunggal , terdiri sekitar 70-90 nukleotida dengan BM 25.000.

Berbentuk seperti daun semanggi. Fungsi : membawa asam amino bentuk aktif ke ribosom untuk

membentuk ikatan peptida dengan asam amino lain yang sesuai dengan urutan yang ditentukan oleh mRNA acuannya.

mempunyai tempat spesifik untuk pembawa dan tempat untuk pengenalam nukleotida cetakan pada mRNA (regio antikodon).

minimal ada 20 jenis tRNA

c. RNA-ribosom ( ribosomal-RNA, rRNA) Merupakan salah satu komponen dari ribosom. Fungsi : diperlukan pada pengikatan mRNA dengan ribosom pada

proses translasi Di dalam ribosom mRNA dan tRNA berinteraksi menerjemahkan

informasi genetika dalam gen rRNA merupakan jenis RNA paling banyak (70-80%) dan paling stabil.

3. Fungsi RNAPada sekelompok virus (misalnya bakteriofag), RNA merupakan bahan genetik. Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik, sebagaimana DNA pada organisme hidup lain. Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan virus-virus baru.Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer yang menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk keterangan lebih lanjut.RNA juga berfungsi sebagai enzim (ribozim) yang dapat mengkatalisis formasi RNA-nya sendiri.Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori 'dunia RNA', yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA.

Perbedaan DNA dengan RNAKomponen :

Gula Basa Nitrogen- Purin- Pirimidin

Deoksiribosa

Adenin, guaninTimin, sitosinRantai panjang, garda, dan

Ribose

Adenin, guanineUrasil, sitosinRantai pendek, tunggal, dan

Page 10: C2

Bentuk :

Letak :

berpilinDi dalam nukleus, kloroplas, mitokondriaTetap

tidak berpilinDi dalam nukleus, sitoplasma, kloroplas, mitokondriaTidak tetap

1.2 ProteinProtein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Struktur protein ada 4: Struktur primer: Susunan linear asam-asam amino sepanjang rantai polipeptida. Struktur sekunder:Rantai peptide tidak berbentuk lurus, melainkan berbentuk spiral yang memiliki sifat-sifat geometrik yang khas heliks alfa. Struktur tersier:Heliks alfa tersebut meliuk-liuk sehingga terjadi bentukan bulat atau elipsoid. Struktur kuartener:Terbentuk jika protein mempunyai lebih dari satu rantai polipeptida.

Asam-asam amino penyusun protein: glisin, alanin, valin, leusin, isolusin, serin, threonin, sistein, metionin, aspartat, asparagin, glutamate, glutamin, arginin, lisin, hidroksilin, histidin, fenilalanin, tirosin, triptofan, prolin, hidroksiprolin.

ASAM AMINO Merupakan suatu golongan senyawa karbon yang setidaknya mengandung satu gugus karboksil (-COOH) dan satu gugus amino (-NH2). Jika gugus amino terikat pada aton C alfa (yaitu atom karbon yang terikat langsung pada gugus karboksil), disebut asam alfa amino (asam -amino) MACAM ASAM AMINO(berdasarkan sifat kecenderungan berukatan dengan air) 

Hodrofilisitas(kecenderungan berikatan dengan air)

Hidrofobisitas(kecenderungan menghindari air dalam lingkungan yang lebih non polar)

Arginin Asparagin Asam aspartat Sistein Asam glutamat Glutamin Glisin Histidin

Alanin Isoleusin Leusin Metionin Fenilalanin Prolin Triptofan Tirosin

Page 11: C2

Lisin Serin Treonin

Valin

2. Substansi Genetik2.1 Kromosom

Kromosom terdapat di dalam nukleus dan hanya dapat diamati dengan mikroskop pada saat sel sedang membelah secara mitosis atau meiosis. Struktur kromosom

Page 12: C2

berbentuk bengkok dan panjang yang tersusun atas materi yang mudah menyerap pewarna reagen. Hal ini sesuai dengan namanya yaitu chrome yang berarti warna dan soma yang berarti badan. Dengan demikian, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang mampu menyerap warna.

Jumlah pasangan kromosom pada tiap spesies tidak sama. Selain itu ukuran kromosom pada setiap spesies juga berbeda. Jumlah kromosom tidak dapat digunakan sebagai penentu tinggi rendahnya tingkatan makhluk hidup.

Struktur kromosom :1. Kromonema, ialah pita bentuk spiral yang terdapat di dalam kromosom.2. Kromomer, ialah penebalan-penebalan kromonema.3. Sentromer, ialah bagian yang menyempit dan tampak lebih terang yang membagi

kromosom menjadi dua lengan. Fungsi sentromer adalah sebagai tempat berpegangnya benang plasma dari gelendong inti (spindle) pada anafase dari pembelahan inti.

4. Telomere, ialah bagian dari ujung-ujung kromosom yang menghalang-halangi bersanbungnya kromosom satu dengan yang lainnya.

Bahan yang menyusun kromosom ialah kromatin. Bagian kromosom yang tidak padat dan membawa gen-gen disebut eukromatin, sedang bagian yang tetap padat disebut heterokromatin.

Berdasarkan letak sentromer, kromosom dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu :1. Metasentrik, apabila sentromer terletak median (kira-kira di tengah kromosom) sehingga

kromosom terbagi menjadi dua lengan yang hampir sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf dua huruf V yang saling membelakangi.

2. Submetasetrik, apabila sentromer terletak submedian (ke arah salah satu ujung kromosom) sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan tidak sama panjang (satu lengan panjang dan satu lengan pendek) serta mempunyai bentuk seperti huruf J.

3. Akrosentrik, apabila sentromer terletak subterminal (di dekat ujung kromosom) sehingga kromosom tidak membengkok melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom sangat pendek, sedangkan lengan lainnya sangat panjang.

4. Telosentrik, apabila sentromer terletak di ujung kromosom sehingga kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang. Kromosom manusia tidak ada yang telosentris.

Kromosom manusia dibedakan atas 2 tipe, yaitu :1. Autosom, ialah kromosom yang tidak berhubungan dengan

penentuan jenis kelamin. Dari 46 kromosom di dalam inti sel tubuh manusia, maka yang 44 buah atau 22 pasang merupakan autosom.

2. Seks kromosom, ialah sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin. Seks kromosom dibedakan atas 2 macam, yaitu kromosom-X dan kromosom-Y.

2.2 GenGen merupakan zarah (unit terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi agar tetap berfungsi) penentu sifat individu. Gen terletak pada lokus (lokasi) tertentu pada kromosom. Pada

Page 13: C2

manusia, gen penentu sifat, rambut, warna kulit, golongan darah, dan lain-lain, masing-masing menempati lokus tertentu, dan menempati nomor kromosom tertentu.

Fungsi gen : Mengontrol struktur dan fungsi sel/individu Mewariskan sifat dari generasi ke generasi Mempunyai pasangan pada lokus yang sama di kromosom homolog

Macam gen :a. Gen struktural: bertanggung jawab dalam pembentukan protein tertentu b. Gen kontrol: mengatur aktivitas gen-gen struktural

Penyusun gen :Secara kimiawi, gen merupakan sepenggal DNA yang memiliki urutan basa tertentu dan berfungsi mengkode pembuatan satu macam polipeptida. 2.3 GENOM

Kromosom biasanya diberi nomor menurut ukuran panjangnya. Pada manusia misalnya, karena jumlahnya 23 pasang maka kromosom diberi nomor 1 sampai 23. Kromosom nomor 1 (terpanjang) ada sepasang, demikian pula kromosom yang lain jumlahnya sepasang. Kromosom terpendek adalah kromosom nomor nomor 23. Perangkat kromosom secara keseluruhan, yaitu nomor 1 sampai 23 pada manusia, disebut genom kromosom. Istilah genom ini juga digunakan untuk merujuk DNA secara keseluruhan di dalam sel, yang disebut sebagai genom DNA.

3. CENTRAL DOGMAAlur informasi genetic umunya, dari DNA ke RNA (tepatnya pada rantai

cetakan) merupakan cetakan untuk sintesis molekul RNA, dan pada kebanyakan kasus molekul RNA langsung dipkai cetakan untuk sintesis protein. Pada beberapa keadaan, RNA merupakan hasil akhir dari ekspresi gen dan akan berfungsi di dalam sel. Sebagai contoh adlah tRNA dan rRNA. Prinsip alur informasi genetic melalui 3 makromolekul yang penting dan dikenal dengan Central Dogma biologi molekuler.

Central Dogma meliputi replikasi DNA, transkripsi informasi yang dibawa oleh DNA ke dalam RNA, dan translasi informasi pada RNA menjadi protein.

Teori Central Dogma : Transkripsi Translasi

DNA Replikasi RNA Protein

Dalam proses replikasi DNA terdapat 3 teori yang menyatakan bagaimana replikasi DNA tersebut dapat terjadi, yaitu

1. Teori konservatif, menyatakan bahwa double helix yang lama tetap (tidak berubah), dan langsung terbentuk doble helix yang baru

2. Teori dispersive, menyatakan bahwa double helix yang lama terputus-putus, lalu potongan-potongan tersebut memisah dan membentuk potongan-potongan yang baru yang akan bersambungan dengan potongan-potongan yang lam, sehingga kembali menjadi dua DNA yang sama persis.

Page 14: C2

3. Teori konservatif menyatakan bahwa dua pita dari double helix memisahkan diri dan masing-masing pita yang lama mendapat pasangan pita baru seperti pasangannya yang lama, sehingga terbentuklah dua DNA baru yang sama persis.

3.1 REPLIKASI DNA

Page 15: C2

3.2 TRANSKRIPSITranskripsi adalah proses pembentukan RNA berdasrkan cetakan pada DNA.

Transkripsi tidak terjadi pada seluruh molekul DNA, tetapi hanya terjadi pada satu rantai DNA dan hanya terjadi pada gen atau serangkaian gen. Dalam 1 molekul DNA rantai ganda dapat dijumpai banyak jenis dan jumlah gen. Arah polimerisasi transkripsi adlah 5’ ke 3’. Rantai DNA yang dijadikan sebagai cetakan untuk sintesis RNA disebut rantai cetakan DNA. Proses transkripsi secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu inisiasi (permulaan), tahap perpanjangan rantai (elongasi), dan tahap terminasi (termination).

3.3 TRANSLASIPada sintesis protein terjadi penerjemahan informasi dari informasi yang berupa

susunan nukleotida pada mRNA menjadi susunan asam amino dalam protein spesifik. Proses tersebut dikenal dengan istilah translasi. Pada proses translasi ini dibutuhkan suatu molekul adaptor yang dapat mengenal susunan nukleotida dan asam amino spesifik. Molekul adaptor yang dimaksud adalah tRNA, yang berperan juga dalam penempatan asam amino pada posisi yang benar pada sintesis protein.

Page 16: C2

Tempat terjadinya translasi adalah di ribosom. Jadi dalam ribosom berlangsung penerjemahan urutan nukleotida DNA ke dalam bentuk protein. Urutan singkat sintesis protein adalah, sbb:

1. DNA membentuk mRNA untuk membuat kode sesuai urutan basa N-nya2. mRNA meninggalkan inti, menuju ke ribosom dan sitoplasma3. tRNA dating membawa asm amino yang sesuai dengan kode yang dibawa

oleh mRNA. tRNA inibergabung dengan mRNA sesuai dengan kode pasangan basa N-nya yang seharusnya

4. Asam-asam amino akan berjajar-jajar dalam urutan yang sesuai dengan kode sehinggas terbentuklah protein yang diharapkan

5. Protein yang terbentuk merupakan enzim yang mengatur metabolism sel dan reproduksi.

Page 17: C2

4 . MUTASIMutasi berasal dari bahasa latin “mutatus” yang berarti perubahan. Mutasi didefinisikan sebagai perubahan materi genetik (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis pada keturunannya.

4.1 Macam-macam mutasia. Jenis sel yang bermutasi

1. Mutasi GametikMutasi gametik adalah mutasi yang terjadi pada sel kelamin (gamet). Gen-gen yang mengalami mutasi di dalam gamet dapat berupa mutasi autosomal (jika gen-gennya terdapat pada kromosom autosomal).

2. Mutasi SomatikMutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel soma (sel tubuh), dapat berupa zigot, sel-sel embrio maupun sel dewasa.

b. Bagian sel yang bermutasi1.Mutasi Gen

Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi pada nukleotida DNA yang membawa pesan suatu gen tertentu. Mutasi ini pada dasarnya merupakan mutasi titik (point mutation).Mutasi gen dibedakan menjadi 4: Mutasi tidak bermakna (non sense mutation)

Page 18: C2

Triplet (basa nitrogen) berubah tetapi tidak mempengaruhi terhadap protein yang dibentuknya. Contoh : UUU menjadi UUC, asam aminonya tetap Phenilalanin.

Mutasi ganda (triple mutation)Terjadi pengurangan/penambahan tiga basa nitrogen.

Mutasi bingkai (frame shift mutation)Terjadi penambahan/pengurangan basa nitrogen terdiri dari delesi (kehilangan gen) dan duplikasi (penambahan gen).

Mutasi penggantian basa-Transisi : purin – purin ex: A menjadi Gprimidin – pirimidin ex: S menjadi T- Transversi : purin – pirimidin ex: A menjadi Tpirimidin-purin ex: S menjadi G

2. Mutasi KromosomMutasi kromosom adalah mutasi yang disebabkan oleh perubahan pada kromosom. Dapat dibedakan atas: Euploid : kehilangan/panambahan perangkat kromosom

Contoh : 2n-4n , 2n-n An-euploid : perubahan kromosom hanya terjadi pada salah satu atau lebih

dari satu genom.Contoh : 2n + 1 (trisomi)

2n + 2 (tetrasomi)2n – 1 (monosomi)2n – 2 (nullisomi)

c. Kejadiannya1. Mutasi Alam (mutasi spontan)

Yaitu mutasi yang penyebabnya tidak diketahui, terjadi di alam dengan spontan (alami), secara kebetulan.

2. Mutasi Buatan (mutasi induksi)Yaitu mutasi yang terjadi dengan campur tangan manusia.

4.2 Penyebab MutasiPenyebab mutasi disebut juga dengan mutagen. Mutagen dibedakan menjdi 3 yaitu:

a. Mutagen kimiaYang termasuk mutagen kimia adalah gas metan, asam nitrat, zat digitonin, kolkisin, dll. Kolkisin merupakan suatu zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafasedan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.

b. Mutagen fisika Sinar ultraviolet dari matahari

Page 19: C2

Sinar ini akan melepaskan energinya sehingga menyebabkan eksitasi elektron sehingga ion-ion menjadi reaktif dan memungkinkan perubahan susunan kimia DNA.

Sinar kosmisMempunyai pengaruh yang kurang lebih sama dengan sinar UV.

Alat nuklirDapat melepaskan energi yang besar sehingga menimbulkan energi pengionisasi, yang menyebabkan ada beberapa senyawa kimia penyusun DNA menjdi tidak aktif sehingga terjadi perubahan DNA.

Radiasi sinar X, alfa, beta dan gamma yang dipancarkan oleh isotop radioaktif berpengaruh terhadap beberapa senyawa kimia penyusun DNA menjadi tidak aktif sehingga menjadi perubahan struktur DNA. (mis: uranium, radium)

Temperatur tinggi Radiasi sinar radioaktif

c. Mutagen biologi Virus Bakteri

4.3 Penyakit yang disebabkan mutasia. Kelainan kromosom (sindrom down )

Istilah sindrom down muncul tahun 1866, berasal dari nama seorang dokter berkebangsaan Inggris, John Langdon Down, yang pertama kali menyelidiki anak-anak yang berwajah khas Mongolia dan memiliki perbedaan redartasi mental (gangguan perkembangan inteligensi yang disebabkan gangguang sejak dalam kandungan sampai masa paerkembangan dini sekitar lima tahun, red) dengan anak-anak normal lainnya. Namun, baru tahun 1959 diketahui penyebab kelainan ini.Penyebab berat ringannya kondisi sindrom down seseorang dipengaruhi banyak faktor. Hingga kini penyebab terjadinya kelainan genetika yang belum ditemukan cara pengobatannya ini masih terus diteliti. Namun, kemunculannya dikaitkan usia ibu saat mengandung. Makin tua usia sang ibu, risikonya makin besar pada janin.Selain dikaitkan faktor usia saat ibu hamil, munculnya kelainan genetika ini juga secara tidak langsung disebabkan radiasi sinar matahari. Radiasi yang dipancarkan matahari memberikan dampak terhadap gen atau kromosom kita. Makin lama kita hidup artinya makin banyak terkena sinar matahari. Efek kumulatif matahari inilah yang kemudian menyebabkan mutasi pada gen atau kromosom.

b. Semua kankerc Semua kelainan bawaan metabolik (fenilketonuria, diabetes, dll)d. Kelainan darah (thalassemia, hemofilia, dll)

5. REKAYASA GENETIKARekayasa genetikaa dapat diartikan sebgai kegiatan memanipulasi gen untuk

mendapatkan produk baru dengan cara membuat DNA rekombinan melalui penyisipan gen. DNA rekombinan adalah DNA yang urutannya telah direkombinasikan agar memiliki sifat-sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga organism penerimanya mengekspresikan sifat atau fungsi yang kita inginkan. Misalnya kita membuat DNA rekombinan yang memiliki fungsi membuat insulin. DNA ini akan kita masukkan ke dalam bakteri dengan harapan bakteri tersebut dapat membuat insulin.

Page 20: C2

Dalam kegiatan rekayasa genetika ini, ada beberapa teknik yang dapat dilaksanakan, yakni: teknik plasmid, teknik hibridoma, terapi genetic, dan cloning.

DNA REKOMBINAN

Page 21: C2

KLONING UNTUK MENGHASILKAN DOMBA DOLLY

Page 22: C2

KLONING PADA SEL MANUSIA

Page 23: C2

TEKNIK PLASMID

TEKNIK HIBRIDOMA

Page 24: C2

TERAPI GENETIK

Page 25: C2

6. ENZIMEnzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. enzim tidak ikut bereaksi, struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi. Enzim sebagai biokatalisator dengan bagian yang aktif adalah sisi aktif dari enzim

a. KLASIFIKASIUntuk menghilangkan ambiguitas, International Union of Biochemistry (IUB) menciptakan suatu system terpadu tatanama enzim, yakni setiap enzim memiliki nama dan kode khusus yang menunjukkan tipe reaksi yang dikatalisis dan substrat yang terlibat. Berdasarkan tipe reksi, enzim dikelompokkan ke dalam enam kelas, yaitu: Oksidoreduktase

Mengatalisis reaksi oksidasi dan reduksi Transferase

Mengatalisis pemindahan gugus seperti gugus glikosil, metal, atau fosforil Hidrolase

Mengatalisis pemutusan hidrolitik C-C, C-O, C-N, dan ikatan lain Liase

Mengatalisis pemutusan C-C, C-O, C-N, dan ikatan lain dengan eliminasi ataom yang menghasilkan ikatan rangkap

IsomeraseMengatalisis perubahan geometric atau structural di dalam suatu molekul

LigaseMengatalisis penyatuan dua molekul ysng dikaitkan dengan hidrolisis ATP

b. TATANAMANama-nama ysng paling sering digunakan untuk kebanyakan enzim menjelaskan tipe

reaksi yang dikatalis, didikuti oleh akhiran –ase. Contohnya, dehirogenase mengeluarkan atom-atom hydrogen, protease menghidrolisis protein, dan isomerase mengatalisis tata ulang dalam kofigurasi.

Meskipun system IUB telah jelas, namun nama-nama enzim menjadi panjang dan relative tidak praktis sehingga kita biasanya tetap menamai enzim berdasarkan nama tradisionalnyameskipun kadang-kadang nama itu “menyesatkan”.

Nama IUB dari heksokinase adlah ATP:D-heksosa 6-fosfotranferase E.C.2.7.1.1. nama ini menunjukkan heksokinase sebagai anggota dari kelas dua (transferase), subkelas 7(pemindahan satu gugus fosforil), sub-subkelas 1 (alcohol adalah akseptor fosforil), dan “heksosa-6” menunjukkan bahwa alcohol yang terfosforilasi berada di karbon enam heksosa. Namun, kita terus menyebutnya sebagai heksokinase

c. MEKANISME KERJACara enzim bereaksi dengan subtrat ada 2 cara, yakni : Induced fit, sisi aktif enzim dapat berubah bentuk seuai dengan bentuk substratnya

(sisi aktif enzim menyesuaikan sengan subatratnya) Lock and key, enzim dimisalkan sebagai gembok dan substrat adalah kuncinya.

Antara sisi aktif enzim memiliki bentuk yang serupa dengan substratnya sehingga keduanya telah pas.

Page 26: C2

Sifat-sifat enzim enzim dibentuk dalam protoplasma sel enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya (disebut endoenzim) maupun di

tempat yang lain diluar tempat sintesisnya (disebut eksoenzim) Sebagian besar enzim bersifat endoenzim enzim bersifat koloid, luas permukaan besar, bersifat hidrofil dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, kation maupun anion enzim sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi protein

misalnya suhu, pH dll enzim dapat dipacu maupun dihambat aktifitasnya enzim merupakan biokatalisator yang dalam jumlah sedikit memacu laju reaksi tanpa

merubah keseimbangan reaksi enzim tidak ikut terlibat dalam reaksi, struktur enzim tetap baik sebelum maupun

setelah reaksi berlangsung enzim bermolekul besar enzim bersifat khas/spesifik Suhu: optimum 300C, minimum 0 0C, maksimum 400C Logam, memacu aktifitas enzim: Mg, Mn, Co, Fe Logam berat, menghambat aktivitas enzim: Pb, Cu, Zn, Cd, Ag pH, tergantung pada jenis enzimnya (pepsin aktif kondisi masam, amilase kondisi

netral, tripsin kondisi basa) Konsentrasi substrat, substrat yang banyak mula-mula memacu aktifitas enzim, tetapi

kemudian menghambat karena: penumpukan produk (feed back effect) Konsentrasi enzim, peningkatan konsentrasi enzim memacu aktifitasnya Air, memacu aktifitas enzim Vitamin, memacu aktifitas enzim

Koenzimmolekul yang juga dikenal sebagai kofaktor yang berperan dalam reaksi enzimatis

biasanya terdiri dari fosfor atau vitamin. Enzim dan koenzim harus bersatu dalam menjalankan tugasnya. Koenzim menyimpan atau melepaskan energi dan menerima produk oksidasi dari reaksi-reaksi kimia. Koenzim yang umum yaitu ATP, NAD, dan FAD

Page 27: C2

Penghambatan aktifitas inhibitor enzim ada dua tipe: Kompetitif: zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan substrat sehingga

dapat bergabung dengan sisi aktif enzim. Terjadi kompetisi antara substrat dengan inhibitor untuk bergabung dengan sisi aktif enzim (misal feed back effect)

Non kompetitif: zat penghambat menyebabkan struktur enzim rusak sehingga sisi aktifnya tidak cocok lagi dengan substrat

Page 28: C2

7. JEJAS, ADAPTASI, DAN KEMATIAN SEL7.1 JEJAS

PENYEBAB JEJAS:1. HipoksiaMerupakan penyebab umum terjadinya jejas sel yang dikarenakan sel mengalami kekurangan O2, disebabkan oleh gangguan aliran arteri /vena, kegagalan kardiorespirasi, dan kemampuan mengangkut oksigen turun (anemia, keracunan CO)

2. Bahan kimia dan obatSetiap bahan kimia dan obat dapat menimbulkan jejas terhadap sel karena menyebabkan perubahan fungsi vital sel : permeabilitas, gangguan osmosa, enzim, kofaktor.Bersifat spesifik dan selektif pada sel tertentu:- Barbiturat : sel hati- HgCl : lambung, usus besar dan ginjal

3. Agen fisik Trauma mekanik Suhu dingin : vasokonstriksi,vasodilatasi, beku intravask, kristalisasi intrasel Suhu tinggi : hipermetabolisme, penimbunan asam metabolit, pH turun. Perubahan tekanan atmosfir mendadak : penyelam, pekerja tambangè peny, caisson Radiasi : ionisasi intrasel (àradikal panasàmerusak sel), mutasi (sel kanker, kematian sel) Tenaga listrik è luka bakar, aritmia jantung

4. Agen mikrobiologi Virus dan ricketsia:

- Parasit yg kelangsungan hidupnya hanya dalam sel hidup.- Virus penumpang (pasenger virus) : tidak mempengaruhi sel- Virus yg merusak à 1.kematian sel 2. sel tumor

Kuman:- Kuman komensal: tidak berbahay dan membantu manusia- Kuman yg menimbulkan penyakit- Melepas eksotoksin/endotoksin, melepas enzim reaksi imunologis

Jamur- Reaksi kepekaan: histoplasma,coccidiodes,blastomyces

Protozoa: amoeba, malaria, toksoplasma Cacing: trichina, filaria

5. Gangguan genetik: cacat genetika/ cacat sejak lahir Penyebab:- diturunkan sebagai sifat keluarga- mutasi- penyimpangan kromosom

6. Ketidakseimbangan nutrisi Defisiensi nutrisi à kerusakan sel

Page 29: C2

- Defisiensi protein-kalori- Defisiensi vit, avitaminosis

Kelebihan nutrisi à penyakit & kematian - Obesitas- Aterosklerosis à stroke

7. proses penuaanPerubahan struktur & fungsi à mengurangi kemampuan sel bereaksi terhadap jejas à kerusakan sel sampai kematian sel.

Penyebab:Setiap sel secara genetik mempunyai batas jangka waktu hidup.Jejas yg berulang & terus menerus. Morfologi:Sel membesar, inti lebih dari 1, vakuol2Pada otak: sel neuron berkurang, degenerasi neufibril à dimensia, penyakit alzheimer.

8. Mekanisme imunAntigen+antibodi à reaksi hipersensitivitas à penyakit autoimun/ hipersensitifitas

7.1.1 SISTEM IMUNSistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. berfungsi untuk pertahanan, homeostatis, dan pengawasan.Dalam pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme timbul respon imun. Ada 2 macam respon imun, yaitu :

Respon Imun Spesifik : deskriminasi self dan non self, memori, spesifisitas. Respon Imun non Spesifik : efektif untuk semua mikroorganisme.

Perbedaan antara imunitas non spesifik dan spesifik adalah imunitas non spesifik berespons dengan cara yang sama pada paparan berikutnya dengan mikroba, sedangkan imunitas spesifik akan berespons lebih efisien karena adanya memori imunologik.

Page 30: C2

Komponen imunitas non spesifikSistem imun non spesifik terdiri dari epitel (sebagai barrier terhadap infeksi), sel-sel dalam sirkulasi dan jaringan, serta beberapa protein plasma.

1. Barrier epitelTempat masuknya mikroba yaitu kulit, saluran gastrointestinal, dan saluran pernapasan

dilindungi oleh epitel yang berfungsi sebagai barrier fisik dan kimiawi terhadap infeksi. Sel epitel memproduksi antibodi peptida yang dapat membunuh bakteri. Selain itu, epitel juga mengandung limfosit intraepitelial yang mirip dengan sel T namun hanya mempunyai reseptor antigen yang terbatas jenisnya. Limfosit intraepitelial dapat mengenali lipid atau struktur lain pada mikroba. Spesifisitas dan fungsi limfosit ini masih belum jelas.

2. Sistem fagositTerdapat 2 jenis fagosit di dalam sirkulasi yaitu neutrofil dan monosit, yaitu sel darah

yang dapat datang ke tempat infeksi kemudian mengenali mikroba intraselular dan memakannya (intracellular killing). Sistem fagosit dibahas dalam bab tersendiri.

3. Sel Natural Killer (NK)Sel natural killer (NK) adalah suatu limfosit yang berespons terhadap mikroba

intraselular dengan cara membunuh sel yang terinfeksi dan memproduksi sitokin untuk mengaktivasi makrofag yaitu IFN-γ. Sel NK berjumlah 10% dari total limfosit di darah dan organ limfoid perifer. Sel NK mengandung banyak granula sitoplasma dan mempunyai penanda permukaan (surface marker) yang khas. Sel ini tidak mengekspresikan imunoglobulin atau reseptor sel T. Sel NK dapat mengenali sel pejamu yang sudah berubah akibat terinfeksi mikroba. Mekanisme pengenalan ini belum sepenuhnya diketahui. Sel NK mempunyai berbagai reseptor untuk molekul sel pejamu (host cell), sebagian reseptor akan mengaktivasi sel NK dan sebagian yang lain menghambatnya. Reseptor pengaktivasi bertugas untuk mengenali molekul di permukaan sel pejamu yang terinfeksi virus, serta mengenali fagosit yang mengandung virus dan bakteri. Reseptor pengaktivasi sel NK yang lain bertugas untuk mengenali molekul permukaan sel pejamu yang normal (tidak terinfeksi). Secara teoritis keadaan ini menunjukkan bahwa sel NK membunuh sel normal, akan tetapi hal ini jarang terjadi karena sel NK juga mempunyai reseptor inhibisi yang akan mengenali sel normal kemudian menghambat aktivasi sel NK. Reseptor inhibisi ini spesifik terhadap berbagai alel dari molekul major histocompatibility complex (MHC) kelas I.

4. Sistem komplemenSistem komplemen merupakan sekumpulan protein dalam sirkulasi yang penting dalam

pertahanan terhadap mikroba. Banyak protein komplemen merupakan enzim proteolitik. Aktivasi komplemen membutuhkan aktivasi bertahap enzim-enzim ini yang dinamakan enzymatic cascade.

5. Sitokin pada imunitas non spesifikSebagai respons terhadap mikroba, makrofag dan sel lainnya mensekresi sitokin untuk

memperantarai reaksi selular pada imunitas non spesifik. Sitokin merupakan protein yang mudah larut (soluble protein), yang berfungsi untuk komunikasi antar leukosit dan antara leukosit dengan sel lainnya. Sebagian besar dari sitokin itu disebut sebagai interleukin dengan alasan molekul tersebut diproduksi oleh leukosit dan bekerja pada leukosit (namun definisi ini terlalu sederhana karena sitokin juga diproduksi dan bekerja pada sel lainnya). Pada imunitas non spesifik, sumber utama sitokin adalah makrofag yang teraktivasi oleh mikroba. Terikatnya LPS ke reseptornya di makrofag merupakan rangsangan kuat untuk mensekresi

Page 31: C2

sitokin. Sitokin juga diproduksi pada imunitas selular dengan sumber utamanya adalah sel T helper (TH).

6. Protein plasma lainnya pada imunitas non spesifikBerbagai protein plasma diperlukan untuk membantu komplemen pada pertahanan

melawan infeksi. Mannose-binding lectin (MBL) di plasma bekerja dengan cara mengenali karbohidrat pada glikoprotein permukaan mikroba dan menyelubungi mikroba untuk mempermudah fagositosis, atau mengaktivasi komplemen melalui jalur lectin. Protein MBL ini termasuk dalam golongan protein collectin yang homolog dengan kolagen serta mempunyai bagian pengikat karbohidrat (lectin). Surfaktan di paru-paru juga tergolong dalam collectin dan berfungsi melindungi saluran napas dari infeksi. C-reactive protein (CRP) terikat ke fosforilkolin di mikroba dan menyelubungi mikroba tersebut untuk difagosit (melalui reseptor CRP pada makrofag). Kadar berbagai protein plasma ini akan meningkat cepat pada infeksi. Hal ini disebut sebagai respons fase akut (acute phase response).

Komponen imunitas spesifik.Limfosit B

terdapat pada darah perifer (10 – 20%), sumsum tulang, jaringan limfoid perifer, lien, tonsil.

Adanya rangsangan → sel B, berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma, yang mampu membentuk Ig : G, M, A, D, E

Limfosit T Terdapat pada darah perifer (60 – 70 %), parakortek kel limfe, periarterioler

lien. Punya reseptor : T cell receptor (TCR), untuk mengikat Ag spesifik. Mengekspresikan mol CD4, CD8

IMUNOPATOLOGIKegagalan dari sistem imun :

Reaksi hipersensitivitas : respon imun berlebihan. Imunodefisiensi  : respon imun berkurang Autoimun  : hilangnya toleransi diri dari reaksi system imun terhadap jaringan

sendiri

MORFOLOGI JEJAS SEL: Jejas reversible:

- pembengkakan sel- gelembung sitoplasma- pembengkakan mitokondria, pdtan kcl- plebaran RE

Irreversible:- kelainan membran sel- inti piknotis/kariolisis/karioreksis- pembengkakan mitokondira berkurang, pada padatan besar- lisosom pecah dan autosis

Page 32: C2

7.2 ADAPTASIAda beberapa jenis adaptasi yang dilakukan sel sebagai respons terhadap jejas diantaranya sebagai berikut

1. AtrofiAtrofi merupakan pengerutan ukuran sel dengan hilangnya substansi sel. Perlu diketahui walaupun sel yang atrofi mengalami penuruan fungsi, tetapi sel tersebut tidak mati. Penyebab atrofi antara lain sebagai berikut.

a) Berkurangnya beban kerjab) Hilangnya persyarafan c) Berkurangnya suplai darahd) Nutrisi yang tidak adekuate) Rangsangan endokrinf) Penuaan

Page 33: C2

Contoh Atrofi

2. HipertrofiHipertrofi merupakan penambahan ukuran sel dan menyebabkan penambahan ukuran organ. Jadi hipertrofi berbeda dengan hiperplasia yang ditadai dengan penambahan jumlah sel namun hipertofi dan hiperplasia dapat terjadi secara bersamaan. Hipertofi bisa disebabkan oleh fisologik, patologik, peningkatan kebutuhan fungsional atau dapat juga disebabkan oleh rangsangan hormonal spesifik. Salah satu contoh hipertrofi fisiologik yang terjadi bersamaan dengan hiperplasia adalah pembesaran uterus selama kehamilan akibat rangsangan dari hipertrofi otot polos dan hiperplasia otot polos. Contoh hipertrofi sel fisiologik mencakup perbesaran jantung yang terjadi akibat hipertensi atau penyakit katup aorta. Hipertrofi akibat peningkatan kebutuhan fungsional misalnya terjadi pada sel otot jantung maupun sel otot rangka pada orang dewasa.

Contoh Hipertrofi pada jantung :

3. HiperplasiaHiperplasia merupakan peningkatan jumlah sel dalam jaringan atau organ. Hal ini biasanya terjadi pada sel yang mudah membelah. Hiperplasia juga dapat terjadi karena fisiologik maupun patologik.Contoh hyperplasia :

4. MetaplasiaMetaplasia adalah perubahan satu jenis sel dewasa menjadi digantikan jenis sel dewasa yang lain. Pada metaplasi sel yang lebih sensitif terhadap tekanan atau

Page 34: C2

kondisi lingkungan tertentu digantikan dengan sel lain yang yang lebih mampu bertahan pada kondisi tesebut. Contoh metaplasia adalah perubahan epitel silindris bersilia degan epitel gepeng pada saluran nafas seorang perokok. Walaupun epitelmetapalstik adaptif mempunyai keuntungan dalam daya tahan hidu, tetapi mekanisme perlindungan yang oenting akan hilang seperti sekresi muus dan pembersihan material berukuran partikel yang merupakan fungsi dari epitel silindris bersilia.

5. DisplasiaDysplasia adalah kelainan bentuk dalam proses pertumbuhan sel. Dysplasia dapat dijadikan sebagai tanda-tanda munculnya kanker ganas. Contohnya kanker serviks.

7.3 KEMATIAN SEL

Ada dua bentuk kematian sel yaitu: Apoptosis dan Nekrosis :Apoptosis adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat menguntungkan bagi tubuh.

Urutan kronologis tahapan yang terjadi antara lain: 1. fragmentasi DNA 2. penyusutan dari sitoplasma 3. perubahan pada membran 4. kematian sel tanpa lisis atau merusak sel tetangga.

Nekrosis adalah kematian sel yang disebabkan oleh kerusakan sel secara akut. Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah pemisahan jari pada embrio. Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah satu sama lain.

Proses Nekrosis: Pencernaan enzim katalitik dari lisosom yang mati atau autolisis atau dari leukosit imigran (heterolisis) → nekrosis lekuefatif Denaturasi protein → nekrosisikoagulatif

- Butuh waktu beberapa jam- Tanda yang jelas pada inti: kariolisis, piknosis atau karioreksis

Urutan kronologis tahapan yang terjadi antara lain: 1. pembengkakan sel 2. digesti kromatin 3. rusaknya membran (plasma dan organel) 4. hidrolisis DNA 5. vakuolasi oleh ER

Page 35: C2

6. penghancuran organel 7. lisis sel

o Pelepasan isi intrasel setelah rusaknya membran plasma adalah penyebab dari inflamasi / peradangan pada nekrosis

Jenis Nekrosis:a. Nekrosis Koagulatif

1. Proses denaturasi protein yang dominan2. Diduga karena jejas atau asidosis intrasel → denaturasi protein termasuk protein enzim sehingga proteolisis sel terhambat.3. Khas untuk kematian sel karena hipoksia pada semua jaringan kecuali otak. Contoh: infak miokardium → sel menggumpal tanpa inti

b. Nekrosis Likuefaktif1. Proses autolisis / heterolisis yang dominan2. khas untuk kematian sel pada infeksi kuman 3. menimbulkan asbes

c. Nekrosis Kaseosa → bentuk lain dari koagolatif1. bentuk seperti keju2. histologis: reaksi granulotosoma3. lemak yang enzimatik4. istilah yang umum, bukan bentuk khusus nekrosis

d. Nekrosis Fibrinoid- jejas pada pembuluh darah

e. Nekrosis Gangrenosa- mula-mula hipoksia → nekrosis koagulatif → likuelatif oleh enzim kuman dan lekosit yang masuk kedalam jaringan nekrosis tersebut → ganggren kering / basah.

Perbedaan antara Nekrosis dan Apoptosis

Nekrosis ApoptosisKematian oleh faktor luar sel Kematian diprogram oleh sel

Sel membengkak Sel tetap ukurannya

Pembersihan debris oleh fagosit dan sistem imun sulit Pembersihan berlangsung cepat

Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit maupun sistem imun

Sel sekarat akan ditelan fagosit karena ada sinyal dari sel

Lisis sel Non-lisis

Merusak sel tetangga (inflamasi) Sel tetangga tetap hidup normal

Page 36: C2

KESIMPULANSel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari setiap organisme. Dalam menjalankan fungsi-fungsinya sel memiliki banyak aktivitas seperti replikasi dan sintesis, di dalamnya terdapat proses biologi dan kimiawi, dimana apabila terjadi perubahan pada salah satu materi penyusunnya akan mengakibatkan gangguan pula pada sistem yang lain. Dengan kata lain molekul-molekul penyusun makhluk hidup saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lain. Terdapat pula biomolekul yang bertugas dalam pengkodean ekspresi gen yang mempengaruhi penampakan fenotip suatu organisme. Samapai pada kerusakan dan kematian sel yang diakibatkan oleh gangguan maupun instruksi bunuh diri.