Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

30
BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KLUNGKUNG NOMOR 20 TAHUN 2019 TENTANG PERATURAN INTERNAL UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT PRATAMA GEMA SANTI NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan paradigma rumah sakit dari lembaga sosial menjadi lembaga sosio-ekonomik, berdampak pada perubahan status rumah sakit yang dapat dijadikan subyek hukum, maka dari itu perlu adanya antisipasi dengan kejelasan tentang peran dan fungsi dari masing-masing pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan rumah sakit; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf r Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, mengamanatkan Rumah Sakit wajib menyusun dan melaksanakan Peraturan Internal ( Hospital Bylaws) Rumah Sakit sebagai acuan dalam melaksanakan penyelenggaraan rumah sakit; c. bahwa untuk mengatur hubungan, hak dan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab dari pemilik rumah sakit atau yang mewakili, pengelola rumah sakit dan staf medis fungsional maka perlu Peraturan Internal (Hospital Bylaws); d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Peraturan Internal Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida Kabupaten Klungkung; 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Mengingat :

Transcript of Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

Page 1: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI

PERATURAN BUPATI KLUNGKUNG

NOMOR 20 TAHUN 2019

TENTANG

PERATURAN INTERNAL UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT

PRATAMA GEMA SANTI NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KLUNGKUNG,

Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan paradigma rumah sakit

dari lembaga sosial menjadi lembaga sosio-ekonomik,

berdampak pada perubahan status rumah sakit yang dapat

dijadikan subyek hukum, maka dari itu perlu adanya

antisipasi dengan kejelasan tentang peran dan fungsi dari

masing-masing pihak yang berkepentingan dalam

pengelolaan rumah sakit;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf r

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, mengamanatkan Rumah Sakit wajib menyusun

dan melaksanakan Peraturan Internal (Hospital Bylaws)

Rumah Sakit sebagai acuan dalam melaksanakan

penyelenggaraan rumah sakit;

c. bahwa untuk mengatur hubungan, hak dan kewajiban,

wewenang dan tanggung jawab dari pemilik rumah sakit

atau yang mewakili, pengelola rumah sakit dan staf

medis fungsional maka perlu Peraturan Internal (Hospital

Bylaws);

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Bupati tentang Peraturan Internal Unit

Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Pratama Gema

Santi Nusa Penida Kabupaten Klungkung;

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah

Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1958 Nomor 122,Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1649);

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek

Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Mengingat :

Page 2: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4431);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5038);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5063);

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5072);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia tahun

2015 Nomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 298);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan

Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4502);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2013 tentang Badan

Pengawas Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 111);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang

Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2017 Nomor 73);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018

tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 971/ Menkes/ PER/

XI/ 2009 tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural

Kesehatan;

Page 3: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/ Menkes/ PER/

IV/ 2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah

Sakit;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang

Komite Keperawatan Rumah Sakit (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 1054);

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 tahun 2014 tentang

Dewan Pengawas Rumah Sakit (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 360);

17. Peraturan Bupati Klungkung Nomor 21 Tahun 2017 tentang

Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana

Teknis Daerah Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa

Penida Kabupaten Klungkung (Berita Daerah Kabupaten

Klungkung Tahun 2017 Nomor 22).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERATURAN INTERNAL UNIT

PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT PRATAMA

GEMA SANTI NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Klungkung. 2. Bupati adalah Bupati Klungkung.

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Klungkung.

4. Rumah Sakit Pratama adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah

Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida Kabupaten

Klungkung.

5. Direktur adalah Direktur Unit Pelaksana Teknis Daerah

Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida Kabupaten

Klungkung.

6. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

7. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah

setiap warga negara Republik Indonesia yang telah

memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat

yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan

negara, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) adalah

peraturan organisasi Rumah sakit (Corporate Bylaws) dan

Peraturan Staf Medis (Medical Staff Bylaws) yang disusun

dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan

Page 4: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

yang baik (Good Corporate Governance) dan tata klinis yang

baik (Good Clinical Governance).

9. Dewan Pengawas Rumah Sakit yang selanjutnya disebut

Dewan Pengawas adalah unit nonstruktural pada Rumah

Sakit yang melakukan pembinaan dan pengawasan Rumah

Sakit secara internal yang bersifat nonteknis

perumahsakitan yang melibatkan unsur masyarakat.

10. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara nyata dan

tegas diatur dalam lini organisasi yang terdiri dari Kepala

Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi.

11. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan

tugas, tanggung jawab, kewajiban, kewenangan dan hak

pegawai dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan

tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan

tertentu serta bersifat mandiri.

12. Jabatan Fungsional Umum adalah jabatan fungsional umum

yang untuk pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan

pangkatnya tidak disyaratkan dengan angka kredit.

13. Pejabat Pengelola Rumah Sakit terdiri dari direktur dan

pejabat struktural rumah sakit.

14. Staf medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter

sub spesialis dan dokter gigi spesialis di rumah sakit

pratama.

15. Staf Keperawatan adalah Perawat dan Bidan yang bekerja

pada Rumah Sakit Pratama.

16. Staf Tenaga Kesehatan Lainnya adalah tenaga kesehatan

selain staf medis dan staf keperawatan yang bekerja pada

Rumah Sakit Pratama.

17. Unit pelayanan adalah unit yang menyelenggarakan upaya

kesehatan, yaitu rawat jalan, rawat inap, gawat darurat,

rawat intensif, kamar operasi, kamar bersalin, radiologi,

laboratorium, rehabilitasi medis dan lain-lain.

18. Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk

menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf

medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui

mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan

pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.

19. Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah

sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan

meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui

mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan

pemeliharaan etika dan disiplin profesi.

20. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah wadah non-

struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama

mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga

kesehatan selain staf medis dan staf keperawatan melalui

mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan

pemeliharaan etika dan disiplin profesi.

21. Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus

seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan

medis tertentu dalam rumah sakit untuk suatu periode

Page 5: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis

(clinical appointment).

22. Kewenangan Klinis tenaga keperawatan adalah uraian

intervensi keperawatan dan kebidanan yang dilakukan oleh

tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya.

23. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan

direktur kepada seorang staf medis untuk melakukan

sekelompok pelayanan medis di rumah sakit berdasarkan

daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.

24. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk

menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis

(clinicalprivilege).

25. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis

yang telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege)

untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis

tersebut.

26. Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional

terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada

pasien dengan menggunakan rekam medis yang

dilaksanakan oleh profesi medis.

27. Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional

terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan

kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang

dilaksanakan oleh profesi perawat dan bidan.

28. Pendelegasian klinis adalah tindakan teknis yang bersifat

pemenuhan layanan dalam keadaan kegawatdaruratan

berupa pendelegasian perintah medis dari dokter spesialis

kepada dokter umum dan/atau perintah dari dokter kepada

perawat atau bidan untuk melaksanakan suatu tindakan

medis sesuai kewenangan profesi serta tetap berpedoman

kepada pedoman praktek klinis rumah sakit, clinical

pathway, algoritmapelayanan serta berbagai panduan

pelayanan yang telah dibuatrumah sakit.

29. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf medis

dengan reputasi dan kompetensi profesi yang baik untuk

menelaah segala hal yang terkait dengan profesi medis.

30. Dokter Tetap atau Dokter Purna Waktu adalah Dokter

dan/atau Dokter Spesialis Non PNS yang sepenuhnya

bekerja di Rumah Sakit Pratama;

31. Dokter Tamu adalah Dokter yang bukan berstatus sebagai

Pegawai Rumah Sakit Pratama, yaitu Dokter dan/atau

Dokter Spesialis yang diundang/ditunjuk karena

kompetensinya untuk melakukan atau memberikan

pelayanan medis dan tindakan medis di Rumah Sakit

Pratama untuk jangka waktu dan/atau kasus tertentu.

32. Dokter Kontrak adalah dokter dan/atau dokter spesialis

yang diangkat dengan status tenaga kontrak di Rumah Sakit

Pratama, yang ditetapkan dengan keputusan Direktur

dengan masa kerja untuk jangka waktu tertentu atas

persetujuan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung.

Page 6: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

33. Satuan Pemeriksa Internal (SPI) adalah perangkat rumah

sakit yang bertugas melakukan pengawasan dan

pengendalian internal dalam rangka membantu Direktur

meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh

lingkungan sosial sekitarnya (social responsibility) dalam

menyelenggarakan bisnis yang sehat.

BAB II

IDENTITAS, FALSAFAH, VISI, MISI, NILAI DASAR, MOTTO, MAKLUMAT, SEJARAH DAN LOGO

Bagian Kesatu Identitas

Pasal 2

(1) Nama Rumah Sakit adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah

Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida Kabupaten

Klungkung;

(2) Jenis Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Kelas D Pratama;

(3) Alamat Rumah Sakit adalah Jalan Pendidikan, Br. Nyuh,

Desa Ped Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali.

Bagian Kedua

Falsafah, Visi, Misi, Nilai Dasar, Motto danMaklumat

Pasal 3

(1) Falsafah Rumah Sakit Pratama adalah “Kepuasan Anda

adalah Kebahagiaan Kami dalam Memberikan Pelayanan”

(2) Visi Rumah Sakit Pratama adalah “Rumah Sakit Pilihan dan

Terdepan dalam Pelayanan Kesehatan di Nusa Penida

Menuju Klungkung Unggul dan Sejahtera”

(3) Misi Rumah Sakit Pratama adalah:

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

berkeadilan;

b. Mengembangkan pengelolaan Rumah Sakit secara

profesional, transparan dan akuntabel;dan

c. Mengembangkan pelayanan spesialistik dasar dan

pelayanan unggulan.

(4) Nilai Dasar Rumah Sakit Pratama adalah:

a. Melayani secara professional

Setiap pegawai RS harus bekerja sesuai standar profesi,

bertanggungjawab, berperilaku positif dan selalu

berusaha meningkatkan kualitas profesinya

b. Menegakkan kedisiplinan

Disiplin kerja : menegakkan semangat kerja dalam

memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat

Disiplin administrasi : melakukan pencatatan dan

pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur,

terarah, terbuka dan terukur

Page 7: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

c. Memiliki integritas.

Setiap pegawai RS dalam melaksanakan tugasnya harus

bersikap terbuka, jujur, benar dan konsisten sesuai

peraturan yang berlaku dank ode etik profesi

d. Dapat dipercaya.

Setiap pegawai RS dalam melaksnakan tugasnya mampu

menerapkan nilai-nilai luhur yang dianut oleh organisasi

e. Melayani secara adil.

setiap pegawai RS dalam melaksanakan tugasnya harus

bersikap obyektif, proporsional dan tidak diskriminatif

kepada semua pasien/pelanggan RS.

(5) Motto Pelayanan Rumah Sakit Pratama adalah Pelayanan GEMA SANTIKU (Giat, Efektif, Mutu, Akuntabel, Santun,

Aman, Nyaman, Terampil, Integrasi, Konsisten, Unggul). (6) Maklumat Pelayanan Rumah Sakit Pratama adalah “Kami

Seluruh Pegawai RS Pratama Gema Santi Nusa Penida Siap Melayani dengan Profesional, Ramah, Santun, dan

Tanpa Diskriminasi”

Bagian Ketiga Sejarah dan Logo Rumah Sakit Pratama

Pasal 4

(1) Sejarah Rumah Sakit Pratama :

a. Berdirinya Rumah Sakit Pratama Gema berawal dari

keinginan/aspirasi dari masyarakat Nusa Penida agar

ada pelayanan kesehatan di Nusa Penida yang mampu

mengurangi rujukan. b. Dengan terbitnya Permenkes Nomor 24 Tahun 2014

tentang Rumah Sakit Kelas D Pratama, Pemerintah

Kabupaten Klungkung mengusulkan agar di Nusa Penida

dibangun Rumah sakit kelas D Pratama.

c. melalui Dana BKK Provinsi Bali akhirnya dibangun

Rumah Sakit kelas D Pratama di Nusa Penida dengan

lokasi Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida.

d. Rumah Sakit mulai menjalankan kegiatan pelayanan

yaitu tanggal 21 Nopember 2017.

(2) Logo Rumah Sakit Pratama Gema Santi

(3) Arti Logo :

a. Palang hijau artinya lambang/simbol fasilitas pelayanan

kesehatan yang nyaman dan menyembuhkan;

Page 8: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

b. Manusia 3 orang membentuk lingkaran artinya;

1. Rumah Sakit Pratama melayani masyarakat 3 pulau

yaitu pulau Nusa Penida, pulau Lembongan dan pulau

Ceningan;

2. Rumah Sakit Pratama dalam menjalankan pelayanan

didukung 3 stakeholder yaitu pihak pemerintah, pihak

swasta dan masyarakat.

BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN

FUNGSI RUMAH SAKIT PRATAMA

Bagian Kesatu Kedudukan Rumah Sakit Pratama

Pasal 5

UPTD. Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida adalah

Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung

yang merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang

pelayanan kesehatan, sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan yang bersifat fungsional, otonom dan bekerja secara

professional yang dipimpin oleh seorang Direktur, berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung.

Bagian Kedua Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Pratama

Pasal 6

Rumah Sakit Pratama mempunyai tugas pokok memberikan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Pasal 7

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6, Rumah Sakit Pratama mempunyai fungsi: a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. pemeliharaandan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan

ketiga sesuai kebutuhan medis;

c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya

manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam

pemberian pelayanan kesehatan; dan

d. penyelenggaraan penelitian, pendidikan dan pengembangan

serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan

etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Page 9: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

BAB IV KEDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH

Pasal 8

(1) Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap

kelangsungan hidup, perkembangan dan kemajuan UPTD.

Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida Kabupaten

Klungkung sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat;

(2) Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tanggungjawabnya

mempunyai kewenangan:

a. menetapkan peraturan internal Rumah Sakit dan

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit beserta

perubahannya;

b. menetapkan Dewan Pengawas;

c. melakukan evaluasi atas kinerja Pejabat Rumah Sakit

yang dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali;

d. memberhentikan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas

menurut peraturan peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

e. menyetujui, mengesahkan, dan mengumumkan visi dan

misi Rumah Sakit serta melakukan review berkala

minimal 1 (satu) tahun sekali atas visi dan misi tersebut;

f. menyetujui Rencana Strategis dan/atau Rencana

Strategi Bisnis, kebijakan, dan standar prosedur

operasional Rumah Sakit.

g. menyetujui dan mengesahkan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran Rumah Sakit;

h. mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai visi dan misi Rumah Sakit;

i. menyetujui rencana Rumah Sakit untuk mutu dan

keselamatan pasien serta menerima laporan dan tindak

lanjut tentang program mutu dan keselamatan pasien

tersebut; dan

j. memberikan penghargaan kepada pegawai yang

berprestasi serta memberikan sanksi kepada pegawai

yang melanggar ketentuan peraturan perundang-

undangan dan peraturan internal Rumah Sakit.

(3) Pemerintah Daerah bertanggungjawab menutup defisit

anggaran Rumah Sakit yang setelah diaudit secara

independen bukan disebabkan karena kesalahan dalam

pengelolaan.

(4) Pemerintah Daerah bertanggunggugat atas terjadinya

kerugian pihak lain, termasuk pasien akibat kelalaian

dan/atau kesalahan dalam pengelolaan Rumah Sakit

Pratama.

(5) Kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengumumkan visi

dan misi ke publik sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf e

didelegasikan kepada Pejabat Pengelola Rumah Sakit

Pratama.

Page 10: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

(6) Kewenangan Pemerintah Daerah untuk menyetujui

kebijakan dan standar prosedur operasional dan pemberian

penghargaan dan sanksi sebagaimana dimaksud ayat (1)

huruf f dan huruf j didelegasikan kepada Direktur Rumah

Sakit.

BAB V PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT DAN

STRUKTUR ORGANISASI

Bagian Kesatu

Pengorganisasian

Pasal 9

(1) Susunan organisasi Rumah Sakit Pratama terdiri dari : a. Direktur;

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; c. Kepala Seksi;

d. Satuan Pemeriksaan Internal SPI; e. Komite-komite; f. Kelompok Staf Medik;

g. Instalasi-Instalasi; h. Kelompok Jabatan Fungsional; dan

i. Unit-unit

(2) Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c terdiri dari : a. Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan; dan b. Kepala Seksi Penunjang Medis

(3) Kepala Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.

Bagian Kedua

Struktur

Pasal 10

Bagan Struktur Rumah Sakit Pratama tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketiga

Direktur

Pasal 11

Direktur bertanggungjawab kepada Bupati melalui Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Klungkung terhadap operasional dan

keuangan Rumah Sakit Pratama secara umum dan keseluruhan.

Page 11: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

Pasal 12

Direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, mempunyai tugas:

a. memimpin dan mengurus UPTD Rumah Sakit Pratama Gema

Santi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan

senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna;

b. menetapkan kebijakan operasional UPTD Rumah Sakit Pratama

Gema Santi;

c. mengoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja UPTD

Rumah Sakit Pratama Gema Santi;

d. mengevaluasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas

bawahan;

e. mengatur, mendistribusikan dan mengoordinasikan tugas-tugas

kepada bawahan;

f. memberikan petunjuk, pembinaan teknis, pengawasan, dan

pengendalian pelaksanaan tugas-tugas kepada bawahan;

g. melaksanakan pengendalian intern;

h. menilai hasil kerja bawahan dan mempertanggungjawabkan

hasil kerja bawahan;

i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

dan

j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui

Kepala Dinas.

Pasal 13

Dalam melaksanakan tugas Direktur Rumah Sakit Pratama

menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi; b. memelihara, menjaga dan mengelola kekayaan UPTD. Rumah

sakit Pratama; c. melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola

UPTD Rumah Sakit Pratama; d. mengelola Rencana Kerja Anggaran UPTD. Rumah Sakit

Pratama; e. menyusun Rencana Kerja Anggaran UPTD. Rumah Sakit

Pratama;

f. mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi UPTD. Rumah Sakit Pratama sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan; g. menyusun laporan tahunan dan laporan berkala; dan

h. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta keuangan UPTD. Rumah Sakit Pratama.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Direktur Rumah Sakit

Pratama mempunyai Kewenangan:

a. menetapkanPeraturan Direktur dan kebijakan operasional dalam

melaksanakan tata kelola rumah sakit yang berpedoman pada

Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By laws);

Page 12: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

b. memberikan bantuan hukum kepada seluruh unsur yang ada

di Rumah Sakit;

c. menetapkan pedoman, petunjuk teknis dan prosedur tetap

Rumah Sakit;

d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian pegawai

rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan;.

e. menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban

pegawai rumah sakit sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan;

f. memberikan penghargaan kepada pegawai dan profesional

yang berprestasi;

g. memberikan sanksi yang bersifat mendidik sesuai dengan

peraturan yang berlaku;

h. mendatangkan ahli, profesional konsultan atau lembaga

independen menakala diperlukan;

i. menetapkan organisasi pelaksana dan organisasi pendukung

dengan uraian tugas masing-masing;

j. menandatangani perjanjian dengan pihak lain untuk jenis

perjanjian yang bersifat teknis operasional pelayanan;

k. mendelegasikan sebagian kewenangan kepada jajaran di

bawahnya;dan

l. meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari semua

Pejabat Pengelola dibawah Direktur.

Bagian Keempat

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pasal 15

(1) Kepala Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

huruf b mempunyai tugas : a. mengoordinasikan penyiapan perumusan bahan

kebijakan teknis Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan

kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; c. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan

arahan kepada bawahan; d. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas

ketatausahaan dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas seksi;

e. memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan pada

atasan; f. mengoordinasikan penyiapan laporan kinerja dan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida;

g. menyelenggarakan urusan rumah tangga, umum, ketatausahaan dan kepegawaian, keuangan. Perencanaan program, informasi danhumas serta

pelaporan; h. mengelola administrasi dan pembinaan pegawai;

i. mengelola keuangan yang meliputi menyiapkan rencana anggaran dan belanja, pembukaan anggaran, verifikasi

serta perbendaharaan;

Page 13: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

j. mengelola administrasi surat menyurat, pengarsipan, perawatan dan perbekalan rumah tangga;

k. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja ketatausahaan;

l. membina, mengawasi, dan menilai kinerja bawahan; dan m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), kepala tata usaha mempunyai fungsi:

a. Pengelolaan urusan rumah tangga;

b. Pengelolaan urusan umum dan kepegawaian;

c. Pengelolaan keuangan; dan

d. Pengelolaan perencanaan dan pelaporan.

Bagian Kelima

Kepala Seksi

Pasal 16

Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan mempunyai

tugas : a. menyusun rencana dan program kerja pelayanan medis dan

keperawatan;

b. mengoordinasikan rencana dan program kerja pelayanan medis dan keperawatan;

c. memberi petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan

kepada bawahan; d. mengatur, mendistribusikan dan mengoordinasikan tugas

kepada bawahan; e. melaksanakan penerapan mekanisme pengaturan dan

pengelolaan kegiatan pelayanan medis dan keperawatan; f. mengoordinasikan pelaksanaan pelayanan medis dan

keperawatan diunit dan instalasi terkait;

g. menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana prasarana, tenaga, peralatan medis dan keperawatan serta

kebutuhan lainnya; h. mengoordinasikan penyusanan dan mengawasi pelaksaan

Medical Staf By Laws; i. mengoordinasikan instalasi terkait lainnya untuk

memberikan informasi/penjelasan dan meminta persetujuan

(informed consent) ; j. mengoordinasikan rencana pelaksanaan dan evaluasi dan

asuhan pelayanan keperawatan di instalasi rumah sakit; k. mengadakan pemantuan pengawasan evaluasi dan mutu

pelayanan asuhan keperawatan sesuai dengan standar mutu yang telah di tetapkan;

l. menyiapkan, mengatur dan melakukan pengawasan serta evaluasi kebutuhan peralatan/logistik pelayanan dan asuhan keperawatan;

m. melaksanakan penerapan mekanisme pengaturan dan pengelolaan kegiatan pelayanan keperawatan;

n. menyusun dan menerapkan pelaksanaan Nursing Staf Bylaws, standar prosedur operasional (SPO) dan ijin kerja

tenaga perawat;

Page 14: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

o. mengevaluasi kegiatan hasil kerja dan laporan untuk bahan perencaan berikutnya;

p. melaksaan sistem pengendalian intern; q. menilai prestasi kerja bawahan dan pertanggungjawabkan

hasil kerja bawahan; r. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh

atasan; dan s. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada direktur.

Pasal 17

Kepala Seksi Penunjang Medis sebagaimana dimaksud dalam

pasal 9 ayat (1) hurup b, mempunyai tugas :

a. menyusun rencana dan program kerja pelayanan penunjang

medis;

b. mengoordinasikan rencana dan program kerja pelayanan

penunjang medis;

c. mengatur, mendistribusikan dan mengoordinasikan tugas

kepada bawahan;

d. membimbing dan memberikan petunjuk kepada bawahan;

e. mengoordinasikan kegiatan dan pemeliharaan peralatan

kesehatan, diagnostik (Laboratorium dan Radiologi), farmasi,

gizi, sterilisasi, laundry dan perawatan jenazah serta instalasi

kesehatan lingkungan;

f. mengevaluasi kegiatan hasil kerja dan laporan untuk bahan

perencanaan berikutnya;

g. melaksanakan sistem pengendalian intern;

h. menilai prestasi kerja bawahan dan mempertanggungjawaban

hasil kerja bawahan;

i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh

atasan; dan

j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Direktur

Bagian Keenam Satuan Pemeriksaan Internal

Pasal 18

(1) Satuan Pemeriksa Internal (SPI) berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur;

(2) Satuan Pemeriksa Internal (SPI) dibentuk dan ditetapkan

dengan Keputusan Direktur.

(3) Tugas dan tanggung jawab Satuan Pemeriksa Internal (SPI)

adalah :

a. melakukan kajian dan analisa terhadap rencana

investasi rumah sakit khususnya sejauh mana uraian

pengkajian dan pengelolaan resiko telah dilaksanakan

oleh unit-unit yang lain;

b. melakukanpenilaian terhadap sistem pengendalian,

pengelolaan, pemantauan, efektifitas dan efisiensi sistem

Page 15: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

dan prosedur, dalam bidang keuangan, operasi dan

pelayanan, pemasaran, sumber daya manusia dan

pengembangan rumah sakit;

c. melakukanpenilaian dan pemantauan mengenai sistem

pengendalian informasi dan komunikasi yang meliputi : 1) informasi penting rumah sakit terjamin

keamanannnya;

2) fungsi sekretariat rumah sakit dalam pengendalian informasi dapat berjalan dengan efektif;

3) penyajian laporan-laporan rumah sakit memenuhi peraturan dan perundang-undangan;

d. melaksanakan tugas khusus dalam lingkup

pengendalian internal yang ditugaskan Direktur;

(4) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud

dalam ayat (3), Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) mempunyai fungsi sebagai unit mopniotoring untuk : a. membantu Direktur agar dapat secara efektif

mengamankan investasi dan asset Rumah Sakit;

b. melakukan penelitian desain dan implementasi

pengendalian internal; dan

c. melakukan analisa dan evaluasi efektif proses sesuai

dengan prosedur pada semua bagian dan unit kegiatan

Rumah Sakit.

(5) Hasil pelaksanaan Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud

dalam ayat (3) dan (4), bertanggung jawab langsung kepada Direktur.

(6) Hasil pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dan ayat (4) disampaikan dalam bentuk

rekomendasi kepada Direktur.

Bagian Ketujuh Komite – Komite

Pasal 19

(1) Komite-komite sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 hurup e,

terdiri dari Komite Medis dan Komite Keperawatan.

(2) Komite Medis dan Komite Keperawatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) merupakan unsur organisasi yang

mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan tata kelola

klinis yang baik (good clinical governance)

(3) Komite Medis dan Komite Keperawatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh dan bertanggung jawab

kepada direktur.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai komite medis dan komite

keperawatan di atur dalam keputusan direktur.

Page 16: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

Bagian Kedelapan Kelompok Staf Medik

Pasal 20

(1) Staf Medis Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja

dibidang medis dalam jabatan fungsional.

(2) Staf Medis Fungsional mempunyai tugas melaksanakan

diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit,

peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan,

pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi kedokteran.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya staf medis fungsional

menggunakan pendekatan tim dengan tenaga profesi terkait.

(4) Pembentukan kelompok staf medis sebagaimana dimaksud

dalam pasal 10 huruf f, sesuai dengan jenis dan jumlah

tenaga medis yang ada di UPTD. Rumah Sakit Pratama

Gema Santi Nusa Penida dan ditetapkan dengan keputusan

direktur.

(5) Kepala kelompok staf medis dipilih secara internal disetiap

kelompok staf medis dan ditetapkan dengan keputusan

direktur.

Bagian Kesembilan

Instalasi-Instalasi

Pasal 21

(1) Kepala instalasi mempunyai tugas dan kewajiban

merencanakan, melaksanakan, memonitor dan

mengevaluasi, serta melaporkan kegiatan pelayanan di

instalasinya masing-masing kepada Direktur;

(1) Instalasi dibentuk sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit

untuk menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan

kegiatan pelayanan.

(2) Instalasi Rumah Sakit Pratama Gema Santi nusa Penida

sesuai kebutuhan layanan, terdiri dari:

a. Instalasi Rawat Jalan;

b. Instalasi Rawat Inap; c. Instalasi Rawat Darurat dan Rawat Intensif;

d. Instalasi Bedah Sentral; e. Instalasi Laboratorium; f. Instalasi Radiologi;

g. Instalasi Farmasi; h. Instalasi Gizi;

i. Instalasi Pendidikan, Pelatihan dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS);

j. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit; dan k. Instalasi Rekam Medik dan Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit.

(3) Setiap penyusunan dan tata kerja instalasi rumah sakit

harus didasarkan pada penerapan prinsip koordinasi,

integrasi, sinkronisasi dan cross functional approach secara

Page 17: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

vertikal dan horizontal baik dilingkungannya serta dengan

instalasi lain sesuai dengan tugas masing-masing

(4) Pembentukan instalasi ditetapkan dengan Keputusan

Direktur.

(5) Instalasi dipimpin oleh Kepala Instalasi.

(6) Kepala Instalasi dalam tugasnya dibantu oleh tenaga

fungsional dan atau tenaga non fungsional.

(7) Kepala Instalasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) berkewajiban untuk menyusun rencana aksi strategis

(Strategic Action Plan).

(8) Pembentukan dan perubahan instalasi didasarkan atas

analisis organisasi dan kebutuhan.

Bagian Kesepuluh Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 22

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga

fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan

fungsional sesuai bidang keahliannya.

(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja

yang ada.

(3) Kelompok Jabatan Fungsional bertugas melakukan kegiatan

berdasarkan jabatan fungsional masing-masing sesuai

dengan keahlian dan kebutuhan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Masing-masing tenaga fungsional dimaksud berada

dilingkungan unit kerja rumah sakit sesuai kompetensinya.

Bagian Kesebelas Unit-Unit

Pasal 23

(1) Pembentukan unit-unit sebagaimana dimaksud dalam pasal

9 hurup i, sesuai dengan jenis pelayanan khusus yang ada

di UPTD Rumah Sakit Pratama dan ditetapkan dengan

keputusan direktur.

(2) Unit-unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh

kepala unit.

(3) Kepala unit sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, memonitor

dan mengevaluasi, serta melaporkan kegiatan pelayanan di

unitnya masing-masing kepada direktur melalui kepala

seksi.

(4) Kepala unit sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)

berkewajiban untuk menyusun rencana teknis operasional di

masing-masing unit.

Page 18: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

BAB VI KEPEGAWAIAN

Bagian Kesatu

Pengelolaan Kepegawaian

Pasal 24

Pengelolaan Kepegawaian merupakan pengaturan dan kebijakan

yang jelas mengenai Sumber Daya Manusia yang berorientasi

pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif untuk

mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien.

Bagian Kedua

Pengangkatan Pegawai

Pasal 25

(1) Pegawai Rumah Sakit Pratama berasal dari PNS dan/atau

non PNS sesuai dengan kebutuhan.

(2) Pengangkatan pegawai Rumah Sakit Pratama yang berasal

dari PNS dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan-undangan.

(3) Pengangkatan pegawai Rumah Sakit Pratama yang berasal

dari non PNS dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi,

ekonomis dan produktif dalam rangka peningkatan

pelayanan.

(4) Mekanisme pengangkatan pegawai Rumah Sakit Pratama

yang berasal dari non PNS sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Rotasi Pegawai

Pasal 26

(1) Rotasi PNS dan non PNS dilaksanakan dengan tujuan untuk

peningkatan kinerja dan pengembangan karir.

(2) Rotasi dilaksanakan dengan mempertimbangkan:

a. penempatan seseorang pada pekerjaan yang sesuai

dengan pendidikan dan ketrampilannya;

b. masa kerja di unit tertentu;

c. pengalaman pada bidang tugas tertentu;

d. kegunaannya dalam menunjang karir; dan

e. kondisi fisik dan psikis pegawai.

(3) Rotasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa rotasi

pejabat fungsional oleh direktur.

Page 19: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

Bagian Keempat Penghargaan dan Sanksi

Pasal 27

(1) Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas pegawai

Rumah Sakit Pratama menerapkan kebijakan tentang imbal

jasa bagi pegawai yang mempunyai kinerja baik yang

ditetapkan oleh Direktur;

(2) Untuk menerapkan kedisiplinan bagi pegawai, Direktur

memberikan sanksi bagi pegawai yang tidak memenuhi

ketentuan atau melanggar peraturan;

(3) Jenis sanksi kedisiplinan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VII

JASA PELAYANAN

Pasal 28

Jasa pelayanan merupakan jasa yang didapatkan pengelola dan

pegawai Rumah Sakit Pratama setelah memberikan pelayanan

medis di Rumah Sakit Pratama.

Pasal 29

(1) Besaran jasa pelayanan ditetapkan oleh Bupati berdasarkan

sebagai berikut :

a. Kemampuan pendapatan rumah sakit;

b. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan

sejenis; dan

c. kinerja operasional Rumah Sakit Pratama dengan

mempertimbangkan indikator keuangan, pelayanan, mutu

dan manfaat bagi masyarakat

(2) Pejabat pengelola dan pegawai Rumah Sakit Pratama

diberikan Jasa Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 28 sesuai ketentuan peraturan perundangan-

undangan.

(3) Bila Pembagian jasa pelayanan bagi pengelola dan pegawai

rumah sakit belum diatur oleh peraturan perundang-

undangan yang berlaku maka pembagian ditetapkan oleh

Direktur mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Masa kerja;

b. Pendidikan;

c. Hari Kerja; dan

d. resiko kerja;

Page 20: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

BAB VIII

DEWAN PENGAWAS

Pasal 30

(1) Dewan Pengawas merupakan unit nonstruktural yang

bersifat independen, yang melakukan pembinaan dan

pengawasan Rumah Sakit secara internal yang bersifat

nonteknis perumahsakitan yang melibatkan unsur

masyarakat,dibentuk dan bertanggung jawab kepada

Bupati;

(2) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berfungsi sebagai governing body dalam melakukan

pembinaan dan pengawasan nonteknis perumahsakitan

secara internal di Rumah Sakit;

Pasal 31

(1) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48

ayat (1) bertugas:

a. menentukan arah kebijakanRumah Sakit Pratama;

b. menyetujui dan mengawasi pelaksanaan rencana

strategis;

c. menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran;

d. mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;

e. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;

f. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit;

dan

g. mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit,

etika profesi, dan peraturan perundang- undangan;

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Dewan Pengawas mempunyai wewenang:

a. menerima dan memberikan penilaian terhadap laporan

kinerja dan keuangan Rumah Sakit Pratama Gema Santi

Nusa Penida Kabupaten Klungkung dari Direktur;

b. menerima laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh

Satuan Pemeriksa Internal Rumah Sakit dengan

sepengetahuan Direktur Rumah Sakit dan memantau

pelaksanaan rekomendasi tindak lanjut;

c. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat

manajemen lainnya mengenai penyelenggaraan pelayanan

di Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida

Kabupaten Klungkung dengan sepengetahuan Direktur

sesuai dengan Peraturan Internal Rumah Sakit

(HospitalBylaws) atau Dokumen Pola Tata Kelola

(Corporate Governance)

d. meminta penjelasan dari komite atau unit nonstruktural

di Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida

Kabupaten Klungkung terkait pelaksanaan tugas dan

fungsi Dewan Pengawas sesuai dengan Peraturan Internal

Page 21: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

Rumah Sakit (Hospital Bylaws) atau Dokumen Pola Tata

Kelola (Corporate Governance)

e. berkoordinasi dengan Direktur dalam menyusun

Peraturan Internal Rumah Sakit Pratama Gema Santi

Nusa Penida Kabupaten Klungkung (Hospital Bylaws) atau

Dokumen Pola Tata Kelola (CorporateGovernance) untuk

ditetapkan oleh pemilik; dan

f. memberikan rekomendasi perbaikan terhadap pengelolaan

Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa Penida

Kabupaten Klungkung.

(3) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati paling

sedikit 1 (satu) kali dalam satu semester dan sewaktu-

sewaktu atas permintaan Bupati.

Pasal 32

(1) Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur: perangkat

daerah yang ditunjuk oleh Bupati, organisasi profesi,

asosiasi perumahsakitan dan tokoh masyarakat yang ahli di

bidang perumahsakitan.

(2) Keanggotaan Dewan Pengawas berjumlah maksimal 5 (lima)

orang terdiri dari 1 (satu) orang ketua merangkap anggota

dan 4 (empat) orang anggota;

(3) Ketua Dewan Pengawas dipilih oleh anggota Dewan

Pengawas melalui musyawarah;

(4) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi anggota Dewan

Pengawas, yaitu :

a. memiliki integritas, dedikasi, dan memahami masalah

yang berkaitan dengan perumahsakitan, serta dapat

menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan

tugasnya;

b. mampu melaksanakan perbuatan hukum;

c. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi

anggota direksi atau komisaris atau dewan pengawas yang

dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan

usaha pailit;

d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;

e. tidak mempunyai benturan kepentingan dengan

penyelenggaraan Rumah Sakit; dan

Pasal 33

(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5

(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali

masa jabatan berikutnya.

(2) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan ditengah

masa jabatan oleh Bupati;

(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana

dimaksud pada ayat(2) apabila :

Page 22: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

b. tidak melaksanaan ketentuan perundang-undangan;

c. terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit

Pratama;

d. mempunyai benturan kepentingan dengan Rumah Sakit

Pratama;

e. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 34

(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Dewan

Pengawas, Direktur dapat mengangkat seorang Sekretaris

Dewan Pengawas dengan persetujuan Dewan Pengawas

(2) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) bertugas dalam pengelolaan ketatausahaan Dewan

Pengawas;

(3) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota

Dewan Pengawas dan tidak dapat bertindak sebagai Dewan

Pengawas;

(4) Masa jabatan Sekretaris Dewan Pengawas ditetapkan selama

5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembaliselama memenuhi

persyaratan.

Pasal 35

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan Pengawas

dapat diberikan Honorarium.

BAB IX

TATA KERJA DEWAN PENGAWAS

Pasal 36

(1) Rapat rutin adalah setiap rapat terjadwal yang

diselenggarakan Dewan Pengawas yang bukan termasuk

rapat tahunan dan rapat khusus.

(2) Rapat rutin merupakan rapat koordinasi antara Dewan

Pengawas dengan Pejabat Pengelola Rumah Sakit dan

Komite Medik serta Pejabat lain yang dianggap perlu untuk

mendiskusikan, mencari klarifikasi atau alternatif solusi

berbagai masalah di Rumah Sakit Pratama Gema Santi Nusa

Penida Kabupaten Klungkung;

(3) Rapat rutin dilaksanakan paling sedikit 4 (empat) kali dalam

setahun dengan interval tetap pada waktu dan tempat yang

ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

(4) Sekretaris Dewan Pengawas menyampaikan undangan

kepada setiap anggota Dewan Pengawas, Pejabat Pengelola

Rumah Sakit, Komite Medik dan pihak lain untuk

menghadiri rapat rutin paling lambat tiga hari sebelum rapat

tersebut dilaksanakan.

Page 23: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

(5) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris

Dewan Pengawas sebagaimana dimaksudpada ayat (4) harus

melampirkan:

a. 1 (satu) salinan agenda;

b. 1 (satu) salinan risalah rapat rutin yang lalu; dan

c. 1 (satu) salinan risalah rapat khusus yang lalu (bila ada).

Pasal 37

(1) Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh

Dewan Pengawas untuk menetapkan kebijakan atau hal-hal

khusus yang tidak termasuk dalam rapat rutin maupun

rapat tahunan.

(2) Dewan Pengawas mengundang untuk rapat khusus

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal:

a. Ada permasalahan penting yang harus segera

diputuskan; atau

b. Ada permintaan yang ditandatangani oleh paling sedikit

dua orang anggota Dewan Pengawas.

(3) Rapat khusus yang diminta oleh anggota Dewan Pengawas

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, harus

diselenggarakan paling lambat tujuh hari setelah

diterimanya surat permintaan tersebut.

(4) Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Dewan

Pengawas kepada peserta rapat paling lambat 24 (dua puluh

empat) jam sebelum rapat khusus tersebut diselenggarakan.

(5) Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan

pertemuan secara spesifik.

Pasal 38

(1) Rapat Tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh

Dewan Pengawas setiap tahun, dengan tujuan untuk

menetapkan kebijakan tahunan operasional rumah sakit

Pratama.

(2) Rapat Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diselenggarakan sekali dalam satu tahun.

(3) Dewan Pengawas menyiapkan dan menyajikan laporan

umum keadaan Rumah Sakit Pratama, termasuk laporan

keuangan yang telah diaudit.

Pasal 39

Setiap rapat dinyatakan sah hanya bila undangan telah

disampaikan sesuai aturan, kecuali seluruh anggota Dewan

Pengawas yang berhak memberikan suara menolak undangan

tersebut.

Page 24: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

Pasal 40

Setiap rapat rutin, selain dihadiri oleh anggota Dewan Pengawas,

Sekretaris Dewan Pengawas danPejabat Pengelola Rumah Sakit

juga dihadiri oleh, Komite Medik dan pihak lain yang ada di

lingkungan Rumah Sakit Pratama atau dari luar lingkungan

Rumah Sakit apabila diperlukan.

Pasal 41

(1) Dalam hal Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir dalam

suatu rapat, maka bila kuorum telah tercapai, anggota

Dewan Pengawas dapat memilih Pejabat Ketua untuk

memimpin rapat.

(2) Pejabat Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berkewajiban melaporkan hasil keputusan rapat kepada

Ketua Dewan Pengawas pada rapat berikutnya.

Pasal 42

(1) Rapat Dewan Pengawas hanya dapat dilaksanakan bila

kuorum tercapai.

(2) Kuorum memenuhi syarat apabila dihadiri oleh 2/3 dari

seluruh anggota Dewan Pengawas.

(3) Bila kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari

waktu rapat yang telah ditentukan, maka rapat

ditangguhkan untuk dilanjutkan pada suatu tempat, hari

dan jam yang sama minggu berikutnya.

(4) Bila kuorum tidak juga tercapai dalam waktu setengah jam

dari waktu rapat yang telah ditentukan pada minggu

berikutnya, maka rapat segera dilanjutkan dan segala

keputusan yang terdapat dalam risalah rapat disahkan

dalam rapat Dewan Pengawas berikutnya.

Pasal 43

(1) Penyelenggaraan setiap risalah rapat Dewan Pengawas

menjadi tanggung jawab Sekretaris Dewan Pengawas.

(2) Risalah Rapat Dewan Pengawassebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus disahkan/ditanda tangani oleh ketua Dewan

Pengawas dalam waktu maksimal empat belas hari setelah

rapat diselenggarakan, dan segala putusan dalam risalah

rapat tersebut yang berupa rekomendasi agar dilaksanakan

oleh Rumah Sakit Pratama.

Pasal 44

(1) Setiap masalah yang diputuskan melalui pemungutan suara

dalam rapat Dewan Pengawas ditentukan dengan

mengangkat tangan atau bila dikehendaki oleh para anggota

Page 25: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

Dewan Pengawas, pemungutan suara dapat dilakukan

dengan amplop tertutup.

(2) Putusan rapat Dewan Pengawas didasarkan pada suara

terbanyak setelah dilakukan pemungutan suara.

Pasal 45

Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan

Pengawas termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan

Pengawas dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten Klungkung.

BAB X

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Bagian Kesatu Perencanaan

Pasal 46

(1) Rumah sakit Pratama menyusun Rencana Strategis

(Renstra) rumah sakit;

(2) Renstra rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

mencakup pernyataan visi, misi, program strategis,

pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima

tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan rumah sakit;

(3) Program strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

memuat program yang berisi proses kegiatan yang

berorientasi pada hasil yang ingin dicapai sampai dengan

kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan

memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada

atau mungkin timbul;

(4) Pengukuran pencapaian kinerja sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), memuat pengukuran yang dilakukan dengan

menggambarkan pencapaian hasil kegiatan dengan disertai

analisa dan faktor-faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi tercapainya kinerja;

(5) Rencana pencapaian lima tahunan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), memuat rencana capaian kinerja pelayanan

tahunan selama 5 (lima) tahun;

(6) Proyeksi keuangan lima tahunan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), memuat perkiraan capaian kinerja keuangan

tahunan selama 5 (lima) tahun.

Page 26: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

Bagian Kedua Penganggaran

Pasal 47

(1) Rumah sakit Pratama menyusun Rencana Kerja dan

Anggaran tahunan yang berpedoman kepada renstra rumah

sakit;

(2) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan prinsip

anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya

menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan

kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima

dari masyarakat, badan lain, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dan sumber-sumber pendapatan rumah

sakit lainnya.

Pasal 48

(1) Rencana Kerja dan Anggaran sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 64, memuat:

a. anggaran pendapatan dan biaya; dan

b. ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi

dengan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

(2) Rencana Bisnis dan Anggaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), disertai dengan usulan program, kegiatan, standar

pelayanan minimal dan biaya dari keluaran yang akan

dihasilkan.

Bagian Ketiga

Persetujuan

Pasal 49

(1) Renstra rumah sakit sebagaimana dimaksud Pasal 46 ayat

(1) mendapat persetujuan Dewan Pengawas dan

dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran serta evaluasi kinerja.

(2) Rencana Kerja dan Anggaran sebagaiamana dimaksud

dalam Pasal 48 ayat (1) mendapat persetujuan Dewan

Pengawas dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari

program dan kegiatan rumah sakit dengan berpedoman

pada pengelolaan keuangan rumah sakit.

Page 27: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

BAB XI

AKUNTANSI, PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Bagian Kesatu

Akuntansi

Pasal 50

(1) Rumah Sakit Pratama menerapkan sistem informasi

manajemen keuangan sesuai dengan kebutuhan dan

praktek bisnis yang sehat.

(2) Setiap transaksi keuangan Rumah Sakit Pratama harus

dicatat dalam dokumen pendukungnya dan dikelola secara

tertib.

(3) Penyelengaraan akuntansi dan laporan keuangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menggunakan basis

akrual baik dalam pengakuan pendapatan, biaya, aset,

kewajiban dan ekuitas dana.

(4) Rumah Sakit Pratama mengembangkan dan menerapkan

sistem akuntansi yang berlaku untuk Rumah Sakit.

(5) Dalam rangka penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan

keuangan berbasis akrual, Direktur menyusun kebijakan

akuntansi yang berpedoman pada standar akuntansi sesuai

jenis layanannya.

(6) Kebijakan akuntansi Rumah Sakit Pratama digunakan

sebagai dasar dalam pengakuan, pengukuran, penyajian

dan pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas dana,

pendapatan dan biaya.

Bagian Kedua

Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 51

(1) Laporan keuangan Rumah Sakit Pratama terdiri dari :

a. laporan neraca;

b. laporan realisasi anggaran;dan

c. catatan atas laporan keuangan.

(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi

pencapaian hasil/keluaran rumah sakit.

(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

(4) Setiap tahun Rumah Sakit Pratama harus menyusun dan

menyampaikan laporan realisasi keuangan dan catatan atas

laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah melalui Dinas Kesehatan

Kabupaten Klungkung untuk dikonsolidasikan ke dalam

Page 28: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

laporan keuangan pemerintah daerah, paling lama 2 (dua)

bulan setelah periode pelaporan selesai.

BAB XII

PEMBINAAN , PENGAWASAN, EVALUASI

DAN PENILAIAN KINERJA

Bagian Kesatu

Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 52

(1) Pembinaan teknis rumah sakit pratama dilakukan oleh

Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Klungkung dan pembinaan keuangan rumah sakit pratama

dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

(2) Pengawasan Operasional rumah sakit pratama dilakukan

oleh Satuan Pemeriksa Internal sebagai internal auditor

yang berkedudukan langsung dibawah Direktur.

(3) Pembinaan dan pengawasan terhadap rumah sakit pratama

selain dilakukan oleh Bupati, PPKD, Internal Auditor juga

dilakukan oleh Dewan Pengawas.

Bagian Kedua

Evaluasi dan Penilaian Kinerja

Pasal 53

(1) Visi dan Misi dipergunakan sebagai pedoman untuk

membuat perencanaan pelaksanaan, pengendalian, evaluasi

dan penilaian kinerja bagi Rumah Sakit Pratama.

(2) Review/perubahan Visi dan Misi dilakukan akibat terjadinya

perubahan kebijakan oleh Pemilik Rumah Sakit Pratama.

(3) Evaluasi dan penilaian kinerja Direktur Rumah Sakit

Pratama dilaksanakan melalui Sasaran Kerja Pegawai Negeri

Sipil.

(4) Evaluasi dan penilaian kinerja rumah sakit pratama

dilakukan setiap tahun oleh Bupati dan/atau Dewan

Pengawas terhadap aspek keuangan dan non keuangan.

(5) Evaluasi dan penilaian kinerja dilakukan bertujuan untuk

mengukur tingkat pencapaian hasil pengelolaan Rumah

Sakit pratama sebagaimana ditetapkan dalam renstra dan

rencana kerja anggaran.

(6) Hasil pengukuran kinerja Rumah Sakit Pratama berupa

laporan kinerja setiap tahun disampaikan kepada Bupati

dan Dewan Pengawas.

Page 29: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

BAB XIII

PENUTUP

Pasal 54

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya

dalam Berita Daerah Kabupaten Klungkung.

Ditetapkan di Semarapura

pada tanggal 23 Mei 2019

BUPATI KLUNGKUNG,

I NYOMAN SUWIRTA

Diundangkan di Semarapura

pada tanggal 23 Mei 2019

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG,

I GEDE PUTU WINASTRA

BERITA DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2019 NOMOR 23

Page 30: Bylaws - jdih.klungkungkab.go.id

LAMPIRAN

PERATURAN BUPATI KLUNGKUNG NOMOR 21 TAHUN 2019

TENTANG PERATURAN INTERNAL PELAKSANA

TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT PRATAMA GEMA SANTI NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG

STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT PRATAMA GEMA SANTI NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG

BUPATI KLUNGKUNG,

I NYOMAN SUWIRTA

DIREKTUR DEWAN PENGAWAS

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SATUAN

PEMERIKSAAN

INTERNAL

KELOMPOK

STAF MEDIS

KOMITE-

KOMITE

KEPALA SUB TATA USAHA

KEPALA SEKSI PELAYANAN

MEDIS DAN KEPERAWATAN KEPALA SEKSI

PENUNJANG MEDIS

INSTALASI/UNIT

INSTALASI/UNIT