Bustami Muhammad Sabar (60 thn) - eda.admin.ch · hama dan penyakit tanaman kakao dapat meningkat...

24

Transcript of Bustami Muhammad Sabar (60 thn) - eda.admin.ch · hama dan penyakit tanaman kakao dapat meningkat...

Bustami Muhammad Sabar (60 thn), petani kakao di Desa Pantee Rakyat Kecamatan Babah Rot Kabupaten Aceh Barat Daya. Mengikuti kegiatan sekolah lapang SCPP pada tahun 2012, memiliki kebun kakao dengan luas 1,2 ha dengan produksi 1 ton pertahun.

Kingdom of the Netherlands

Schweizerische Eidgenossenschaft

Confederation suisse

Confederazione Svizzera

Confederaziun svizra

Swiss Confederation

Federal Department of Economic Affairs,

Education and Research EAER

State Secretariat for Economic Affairs SECOCocoa

R

1

The Sustainable Cocoa Production Program kapasitas organisasi. Program ini juga

(SCPP) atau Program Produksi Kakao menargetkan sertifikasi dengan standar

Berkelanjutan adalah sebuah kerjasama keberlanjutan internasional bagi petani

skala besar antara Swiss State Secretariat kakao dalam meningkatkan prospek

for Economic Affairs SECO, The Sustainable keberlangsungan sektor kakao di Indonesia.

Trade Initiative (IDH), Kedutaan Kerajaan Pada akhir tahun 2012, program

Belanda (EKN) untuk Indonesia, menambahkan komponen nutrisi, yang

Kementerian Dalam Negeri Indonesia dimaksudkan untuk meningkatkan

(Kemendagri), Swisscontact dan perusahaan pemahaman petani kakao mengenai

kakao swasta. Program ini menargetkan pengetahuan gizi seimbang dan cara

pelibatan 60.000 petani kakao dalam pengelolaan taman gizi keluarga untuk

program pengembangan kapasitas guna peningkatan konsumsi sayuran bergizi.

meningkatkan produksi dan mutu kakao. Komponen nutrisi ini ditujukan untuk

Sekitar 1.100 kelompok tani dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

sekurangnya 100 usaha kecil kakao ditingkat keluarga petani kakao, serta menambah

kecamatan diikutkan dalam penguatan produktivitas petani kakao dikebun mereka.

manajerial, keuangan dan peningkatan

SCPPSustainable Cocoa Production ProgramProgram Produksi Kakao Berkelanjutanswisscontact

TM

Latar Belakang

9.000

Parigi MoutongPoso

Sulawesi Tengah

Petani

6.000

KolakaKolaka Timur

Sulawesi Tenggara

Petani

24.000

Aceh Barat DayaAceh TamiangAceh Tenggara

BireuenPidie Jaya

Aceh

Petani

3.000

Kota PadangPadang Pariaman

Tanah Datar

Sumatera Barat

Petani

12.000

BoneLuwu

Luwu TimurLuwu UtaraSoppeng

Sulawesi Selatan

Petani

6.000

MajeneMamuju

Sulawesi Barat

Petani

Wilayah Kerja SCPP

2

3

Sasaran utama SCPP adalah mencapai tingkat produksi

sekurangnya 1.000 kg kakao per hektar per tahun bagi petani yang

terlibat dalam program ini melalui peningkatan manajemen kebun

kakao. Peningkatan manajemen pengelolaan kebun kakao dapat

dicapai melalui pelatihan di kebun yang tepat, penerapan praktek

pertanian pasca panen yang baik, manajemen hama terpadu,

penggunaan sarana produksi yang bertanggung jawab,

penggunaan bahan penanaman yang baik serta penguatan

kelompok tani.

lata

r b

ela

kan

g

Hama Penggerek Buah Kakao

(PBK) pada awalnya disebut

juga dengan Acrocercops

cramerella dan saat ini selalu

disebut dengan Conopomorpha

cramerella. Hama ini

merupakan hama utama

disamping hama lainnya seperti

Helopeltis dan penggerek

batang pada tanaman kakao di

Asia Tenggara dan Indonesia.

Kerusakan buah kakao akibat

serangan hama PBK ini terjadi

pada buah-buah muda sampai

buah-buah tua bahkan pada

buah siap panen. Pada buah-

buah yang terserang terjadi

perubahan warna kulit buah

sesuai dengan perkembangan

buah dan kerusakan yang

ditimbulkan oleh larva atau ulat

PBK. Serangan hama ini dapat

menyebabkan kerusakan biji

dan menurunkan produksi

sampai 80%.

4

5

Penyakit akar adalah salah

satu penyakit tanaman kakao

yang sering dijumpai di

Indonesia. Pada kebun

kakao yang terjangkit hama

tersebut tersebut kerugian

yang diakibatkan bisa

mengurangi populasi pohon

kakao sampai 50%.

Kerusakan karena jamur

akar ini umumnya

dikarenakan penanganan

yang lambat. Padahal

kerusakan yang diakibatkan

sangat fatal. Penyakit lainnya

yang juga banyak dijumpai

pada tanaman kakao di

Indonesia adalah kanker

batang (inset) disebabkan

jamur Phytophthora

palmivora. Batang yang

diserang biasanya batang

pokok walaupun tidak

menutupi kemungkinan

cabang yang besar juga bisa

terinfeksi. Penyakit mudah

berkembang pada kebun

yang lembab dengan curah

hujan tinggi atau daerah

yang sering tergenang air

sampai berhari-hari.

6

Salah satu upaya untuk

meningkatkan produksi

kakao petani adalah dengan

menyelenggarakan kegiatan

sekolah lapang bagi petani

kakao. Melalui kegiatan ini

diharapkan pengetahuan

petani akan pengendalian

hama dan penyakit tanaman

kakao dapat meningkat

melalui metode ramah

lingkungan, aman dan murah

dengan melakukan panen

sering, pemangkasan,

sanitasi dan pemupukan

yang tepat. Sebagai contoh,

pengendalian hama

Penggerek Buah Kakao

(PBK) dapat dilakukan

dengan memahami alur

hidup hama dan

memutusnya, sehingga

hama tersebut tidak dapat

berkembang biak. Sekolah

lapang SCPP mengikut-

sertakan partisipasi

perempuan dalam setiap

kegiatannya, ditargetkan

sebanyak 20% peserta

perempuan dapat mengikuti

kegiatan-kegiatan tersebut.

7

SCPP dijalankan di 19

kabupaten di enam

propinsi di Indonesia,

termasuk Aceh, Sumatera

Barat, Sulawesi Barat,

Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tengah, dan

Sulawesi Tenggara.

8

Panen sering, pemangkasan,

sanitasi dan pemupukan

adalah salah satu kegiatan

yang dianjurkan pada

kegiatan sekolah lapang

petani SCPP. Panen sering

dilakukan untuk memutus

daur hidup hama terutama

hama PBK dan menghindari

berjangkitnya penyakit dari

buah-buah terinfeksi yang

masih berada di pohon.

Pemangkasan dilakukan

untuk memaksimalkan

distribusi makanan pada

pohon kakao dan

merangsang pembungaan

serta mengusir hama yang

menjangkit tanaman kakao.

Sanitasi dilakukan juga untuk

memutus daur hidup hama

dan menghindari

tergenangnya kebun pada

musim hujan. Pemupukan

dilakukan untuk merangsang

pertumbuhan buah kakao

yang sehat pada tanaman

dalam meningkatkan

produksi tanaman kakao

petani.

9

10

lata

r b

ela

kan

g

11

SCPP didanai oleh SECO, IDH, EKN dan �Dinas Kehutanan dan Perkebunan kontribusi dari perusahaan kakao swasta (Dishutbun)seperti: Armajaro, ADM Cocoa, Cargill, Mars �Badan Penyuluh dan Pengembangan Inc., dan Nestlé. Jangka waktu program Sumber Daya Manusia Pertanian dimulai sejak 1 Januari 2012 sampai 31 (BPPSDMP)Desember 2015. Program ini juga �Dinas Kesehatan (Dinkes)menyertakan kerjasama yang erat dengan �Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kemendagri dibawah payung Nota (Disperindag)Kesepahaman dengan Swisscontact untuk �Dinas Koperasi dan Usaha kecil dan menjalankan kegiatan program di Indonesia Menengah (Diskop & UMKM)termasuk juga hubungan kerja yang erat �Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan instansi pemerintah setempat seperti: (BAPPEDA)

Salah satu kegiatan sekolah

lapang SCPP adalah

mempelajari dan

mengembangkan klon-klon

unggul yang dapat

menghasilkan buah kakao yang

sehat dan berkualitas, tahan

terhadap hama dan penyakit.

Biji kakao yang berkualitas

tinggi diambil dan

dikembangbiakkan melalui

metode pembibitan didalam

area pembibitan yang dibangun

disetiap kecamatan lokasi

program SCPP untuk kemudian

disebarluaskan kepada petani-

petani lainnya.

12

Kegiatan sekolah lapang SCPP

lainnya adalah dengan

mempelajari dan

mengembangkan teknik

budidaya kakao terbaik seperti

teknik sambung pucuk dan

sambung samping. Kedua

teknik tersebut adalah dengan

memanfaatkan entres unggul

yang terdapat di kebun-kebun

petani. Dalam penerapannya

para peserta sekolah lapang

dibantu dengan penggunaan

peralatan yang baik dan tepat

untuk mencapai hasil yang

diharapkan.

13

lata

r b

ela

kan

g Dalam rangka meningkatkan keberlanjutan dan kuat untuk meraih keberlangsungan rantai nilai kesinambungan usaha dari rantai nilai sektor kakao di ndonesia melalui kontribusi finansial kakao di wilayah operasional program SCPP, dan keterlibatan di lapangan, menciptakan keterlibatan sektor swasta dinilai sangat keberlangsungan hubungan jangka panjang penting. Untuk itu SCPP bekerja bersama didalam rantai nilai sektor kakao.perusahaan terpilih yang memiliki komitmen

14

15

lata

r b

ela

kan

g Keterlibatan pemerintah dan swasta dalam pemerintah dan swasta. Kerjasama petugas kegiatan program, penyuluhan dan pelatihan penyuluh pemerintah, swasta dan SCPP merupakan jaminan bahwa pemerintah sangatlah penting dalam mencapai tingkat Indonesia dapat menerapkan pendekatan mutu dan kuantitas yang diinginkan bagi program yang sama dimasa yang akan datang peningkatan ekonomi kakao di Indonesia.dan memperkuat hubungan strategis antara

25

Salah satu tujuan program

adalah peningkatan kualitas biji

kakao melalui penanganan

pasca panen yang tepat dengan

menggunakan peralatan seperti

alat penjemur biji kakao serta

melakukan proses fermentasi.

Proses fermentasi biji kakao

dilakukan selama 4-5 hari

didalam wadah/kotak khusus

fermentasi dan menjaga suhu o

ideal yakni 46 c guna

menghasilkan biji kakao

fermentasi yang sempurna dan

dapat bersaing di industri

pengolahan kakao.

16

17

lata

r b

ela

kan

g

Sebanyak 60.000 petani akan menerima pelatihan pertanian dan

usaha kakao program SCPP, termasuk didalamnya pelatihan

nutrisi bagi 40.000 anggota keluarga petani kakao hingga akhir

tahun 2015. Ditargetkan lebih dari 20% peserta pelatihan kakao

dan 80% peserta pelatihan nutrisi diantaranya adalah peserta

perempuan

Salah satu program SCPP

adalah peningkatan nutrisi

keluarga petani, program ini

mengutamakan keikutsertaan

istri petani atau perempuan

guna mendapatkan informasi

tentang bagaimana

meningkatkan nilai nutrisi

keluarga melalui pemanfaatan

pekarangan rumah untuk

ditanam sayuran yang memiliki

nilai gizi dan ekonomi.

18

Juma Ali (kiri) dan Anace, petani

kakao dan alumnus sekolah

lapang yang diselenggarakan

oleh SCPP-Swisscontact di

Sulawesi Barat, menerima

penghargaan atas partisipasi

mereka dalam menggalakkan

keberlanjutan pertanian kakao di

Indonesia oleh PISAgro di

Malang, 29 Mei 2013 yang lalu19

Kegiatan inti pada

program SCPP di

Indonesia meliputi

penerapan praktek

pertanian yang baik

dan sistem alih

teknologi melalui

sekolah lapang,

integrasi nutrisi

keluarga petani kakao

dan sensitifitas jender,

menggiatkan

organisasi petani

melalui kelompok tani

dan menjembatani

akses pasar dan

penerapan sertifikasi,

menjembatani

pembiayaan agri-bisnis

yang terintegrasi serta

mengkomunikasikan

manajemen para

pemangku

kepentingan serta

sarana penghubung

yang terkait.

kkkek

ddad

m

p

pe

ya

Zarmi (59)Alumnus SL SCPP

Kota Padang,

Sumatera Barat

Astuty (49)Petani Pemandu,

Kab. Aceh Tenggara,

Aceh

20

Tanda (52) Alumnus SL SCPP,

Kab. Mamuju,

Sulawesi Barat

Mawarni (45)Alumnus SL SCPP,

Kab. Bone,

Sulawesi Selatan

21

Baharuddin (42)Peserta SL SCPP,

Kab. Parimo,

Sulawesi Tengah

S. Sonda (63)Peserta SL SCPP,

Kab. Luwu Timur,

Sulawesi Selatan

22