Business Plan

25
LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN ACARA IV MENYUSUN RENCANA BISNIS Disusun Oleh: Eva Nadia (A1L112006) Diah Oktaviana (A1L112040) Gustomo Wiro (A1L112042) Balqizh Djeniro (A1L112043) Melinda Kartika Y. (A1L112044) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

description

bisnis plan ternak lele

Transcript of Business Plan

LAPORAN PRAKTIKUMKEWIRAUSAHAAN

ACARA IVMENYUSUN RENCANA BISNIS

Disusun Oleh:Eva Nadia(A1L112006)Diah Oktaviana(A1L112040)Gustomo Wiro(A1L112042)Balqizh Djeniro(A1L112043)Melinda Kartika Y.(A1L112044)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2014I. PENDAHULUANTerdapat sebuah istilah bahwa seorang pengusaha yang menjalankan usahanya tanpa adanya rencana maka sama saja dengan merencanakan kegagalan. Membuat sebuah usaha membutuhkan perencanaan sebelumnya. Perencanaan tersebut dapat berupa bayangan bisnis, pemikiran sderhana tentang bisnis yang akan dilakukan, perhitungan untung rugi dalam menjalankan bisnis tersebut, bagaimana cara menjalankan bisnis, apa nama bisnisnya, bagaimana persaingan bisnis tersebut dan lain-lain. Semua pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis tersebut akan menjadi sebuah perencanaan bisnis apabila dapat dijawab dengan baik.Ada banyak sekali pengertian tentang business plan yang ditulis oleh pengarang buku kewirausahaa. Diantaranya adalah :1. Bygrave (1994) menyatakan bahwa business plan merupakan suatu dokumen yang menyatakan keyakinan tentang kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa yang menghasilkan keuntungan menarik bagi penyandang dana.2. Hisrich-Peters (1995) menyatakan bahwa business plan adalah sebuah dokumen tertulis yang dipersiapkan oleh pengusaha yang isinya menjelaskan tentang faktor-faktor internal dan eksternal yang relevan untuk memulai sebuah usaha. Isinya seringkali berupa rencana yang terpadu meliputi:pemasaran, keuangan, produksi dan sumber daya manusia.Sangat penting jika semua pemikirn tentang perencanaan usaha tersebut dapat dituliskan dalam sebuah rencana usaha (business plan) sehingga dapat dibaca kembali dan dievaluasi agar rencana tersebut dapat dijalankan secara sistematis dan efisien. Hal tersebut sudah lazim dilakukan oleh perusahaan kecil maupun besar dengan membuat laporan harian, mingguan, bulanan, kwartal dan tahunan sehingga dapat disusun RJP (Rencana Jangka Pendek) dan RJPa (Rencana Jangka Panjang). Dalam RJP dan RJPa tersebut tercantum posisi keuangan perusahaan, target yang akan dicapai dan kendala-kendala teknis dan non-teknis.II. TUJUAN

a. Mahasiswa mampu mencari peluang bisnis.b. Mahasiswa mampu membuat sebuah rencana bisnis yang bersumber dari peluang bisnis yang telah ada.

III. ISI RENCANA BISNIS

A. Latar BelakangIkan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah diBudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :1. dapat diBudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2. teknologi Budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3. pemasarannya relatif mudah dan 4. modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air Budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila Budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan Budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut :Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam Budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Struktur Kepemilikan Budidya lele Mantap Jaya didirikan dan dimiliki oleh 5 orang yang sangat ahli dalam bidangnya masing-masing.

1. ManajemenBudidaya lele Leri memiliki sebuah tim manajemen yang cukup kuat, dengan Gustomo Wiro sebagai General Manager yang telah punya banyak pengalaman dalam berbisnis yang bertanggung jawab pada controlling manager serta pengembagan usaha. Eva Nadia Sebagai Manager Keuangan yang memiliki kemampuan ekonomi dan akuntansi berbasis syariah yang cukup memadai, dan Balqizh Djeniro sebagai Manager Administrasi & HRD yang bertanggung jawab pada kepegawaian, keamanan kolam dan rencana pengembangan usaha serta yang tidak kalah penting adalah Melinda Kartika Yudha sebagai Manager Resource Development yang bertanggungjawab pada pembesaran lele yang meliputi pembelian benih lele, proses pembesaran lele, antisipasi & penanggulangan penyakit serta link penjualan ketika lele sudah besar, dan Diah Oktaviana sebagai Manager Marketing yang bertanggungjawab pada pemasaran lele ke beberapa restoran atau rumah makan yang telah menjalin kerjasama.Kami berlima sudah komitmen untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis ini dengan sungguh-sungguh, setiap dari kami memiliki keunggulan masing-masing dibidangnya sehingga menjadikan kami tim yang saling melengkapi, solid, amanah dan bertanggungjawab2. Visi dan Misi2.1 VisiMenjadi satu-satunya perusahaan yang bergerak dibidang peternakan lele yang amanah, sinergi dan profitable2.2 Misia. Menjadi salah satu perusahaan yang menyuplai kebutuhan lele di daerah yogyakartab. Membudidayakan lele yang berkualitas tinggi yaitu sehat dan murahc. Menjadi lahan dakwah untuk memajukan ekonomi syariah.3. Faktor Kunci SuksesKunci keberhasilan bagi Budidaya lele Leri adalah : Budidaya menggunakan bibit lele sangkuriang yang merupakan bibit unggul di daerah yogyakarta Keadaan kolam yang strategis yaitu ditengah perkampungan dan cukup luas sehingga mampu menampung banyak lele. Manajemen keuangan dan sumber daya manusia yang profesional Disiplin dan bertanggungjawab dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang ditanggung4. Gambaran Umum Bentuk UsahaKami adalah perusahaan yang bergerak dalam budidaya lele. Kami memiliki sumberdaya-sumberdaya manusia yang handal dan memiliki kapabilitas di dalamnya. Dari mulai menejerial, pengembangan, dan teknis lapangan. Dalam budidaya lele membutuhkan waktu persiapan yang lama hingga bibit yang dihasilkan memenuhi kualitas dan kuantitas standar untuk pembesaran sehingga ada masa kosong yang tidak produktif. Masa itu memiliki periode selama 6 bulan. Untuk mengisi masa tidak produktif tersebut menjadi masa yang produktif maka kami memanfaatkan kolam-kolam yang kosong tersebut dengan pembesaran yang bibit pembesarannya kami belikan bukan kami produksi sendiri hingga bibit yang kami siapkan yang nantinya kami manfaatkan guna pembesaran siap untuk di manfaatkan. Untuk tenaga ahli kami memiliki orang yang sudah sangat berpengalaman baik secara teori maupun praktek dilapangan yang kami peroleh dari Universitas Jenderal Soedirman dan beberapa warga yang sudah ahli dibidang budidaya lele, sehingga sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam budidaya dan pemanfaatan lele kedepan.5. Analisis Pesaing5.1 PesaingBanyaknya petani yang memdudidayakan lele di daerah Purwokerto tidak membuat kami pesimis karena faktanya lele yang dikonsumsi sehari-hari masih disuplay dari luar Purwokerto sehingga suplay dari Purwokerto sendiri masih kurang.5.2 Resiko atau HambatanResiko yang dipertimbangkan dalam memulai dan mengembangkan usaha ini adalah : Hama penyakit yang ada ketika Budidaya berlangsung. tingkat mortalitas yang tinggi.

Kedua resiko ini dapat diminimalisir dengan cara perawatan yang baik dan benar oleh ahlinya.6. Analisi Swot Kelebihan1. Masih tingginya permintaan pasar terhadap lele terlihat dari mahalnya harga lele di pasar.2. Masih impornya perikanan Purwokerto terutama lele dari luar kota3. Murahnya harga pekerja dan tanah di wilayah Purwokerto. Kekurangan1. Jauhnya jarak antara tengkulak dengan tambak menambah biaya transportasi.2. Angka penyusutan penjualan yang dikarenakan jauhnya jarak ke tengkulak sehingga banyaknya lele yang mati membuat pengurangan nilai produksi. Ruang kesempatan yang tersedia1. Banyaknya penjual lele di pasar menjadi nilai tambah karena berarti lele masih mudah dalam pemasaran.2. Belum banyaknya pengembangan hasil produk pakan berbahan dasar lele menjadi wilayah olah sendiri. Ancaman dan penanggulangannya1. Banjir menjadi ancaman besar terhadap segala jenis tambak tidak terkecuali lele. Untuk itu sudah jelas pastialah kami mencari lahan yang aman dari banjir.2. Hama seperti luak dan ular menjadi penting untuk di khawatirkan karena dapat menurunkan jumlah produksi. Untuk itu kami menanggulanginya dari membuat pagar hingga mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah kerugian yang dihasilkan karena kemungkinan terserang oleh hama ini.3. Penyakit juga biasa meyerang perikanan. Untuk itu kami menganggap penting untuk menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya penyakit dikarenakan adanya bibit2 penyakit, juga persiapan lahan yang matang menjadi salah ssatu faktor penekatan terhadap penyerangan penyakit ini. Kami juga mengadakan pemeriksaan rutin terhadap lele dikarenakan kemungkinan terserang wabah juga besar sehingga penting untuk segera ditanggulangi Analisis pengembangan1. Dikarenakan masih sangat tingginya permintaan pasar terhadap lele sehingga untuk pengembangan lahan dalam jumlah besarpun masih dirasa memungkinkan jika hanya mengincar pasar yang sudah ada. Seperti misalanya diciptakannya frencise peternakan lele yang nantinya kita hanya bermodalkan bibit yang kita produksi sendiri sehingga kita dapat menjual hasil bibit, peralatan dan pangan terhadap orang yang mengikuti frencise kita.2. Menciptakan pasar sendiri juga dinilai penting guna melewati batas equlibrium penjualan dengan cara mengolah hasil pembudidayaan jadi produk olahan yang dapat dikonsumsi secara instan yang tenaga ahlinya diambil dari Universitas Jenderal Soedirman seperti tim ahli pembudidayaan yang juga kami ambil dari universitas tersebut.3. Menciptakan momentum dan prestis dari produk lele juga menjadi marketing dari hasil olah lele sehingga terttancap pada benak mereka bahwa suatu kebanggaan atau kebiasaan merngonsumsi lele pada waktu tertentu tentunya dalam pengolahan produk lele berbentuk lain.7. Analisis Keuangan7.1 Modal Ada dua jenis pengeluaran dalam bisnis lele, biaya awal dan biaya operasional. Perincian biaya awal dan biaya operasional antara lain sebagai berikut: Biaya Awal Biaya awal adalah biaya yang hanya dikeluarkan satu kali, perinciannya sebagai berikut:NoNamaquantitysatuanharga satuanTotal

1Sewa1tahunIDR2,500,000.00IDR 2,500,000.00

2Peralatan1setIDR100,000.00IDR 100,000.00

3lele Indukan2setIDR700,000.00IDR 1,400,000.00

4Laboratorium6sampleIDR15,000.00IDR 90,000.00

5Pagar, pipa paralon dan Jembatan1setIDR2,000,000.00IDR 2,000,000.00

JumlahIDR6,090,000.00

- Biaya OperasionalBiaya operasional dibagi menjadi 2 yaitu biaya operasional awal dan biaya operasional berjalan. Pada masa pembesaran membutuhkan biaya operasional awal dan biaya operasional berjalan, sedangkan pada masa peternakan hanya biaya operasional berjalan (lihat NoNamaQuantitysatuanharga satuanTotal

Biaya operasi awal

1lele pembesaran72000ekor IDR 250.00 IDR 18,000,000.00

Biaya operasi berjalan

1upah pekerja2bulan IDR 600,000.00 IDR 1,200,000.00

2kapur2sak IDR 4,000.00 IDR 8,000.00

3garam25kg IDR 1,000.00 IDR 25,000.00

4pupuk64kg IDR 10,000.00 IDR 640,000.00

5Pellet188sak IDR 200,000.00 IDR 37,600,000.00

Jumlah IDR 57,473,000.00

Sehingga modal yang dibutukan meliputi:Biaya Awal + Biaya Operasional = ModalIDR 6,090,000.00 + IDR 57,473,000.00 = IDR 63,563,000.007.2 Keuntungan Dari investasi awal tersebut maka dapat dihitung cash flow (dengan asumsi bahwa minimal lele panen 5 kali dalam setahun dan jumlah tingkat kehidupan hanya 70% yang nantinya dapat kami tekan hingga dibawah 8% karena kami memiliki sumberdaya yang mendukung)BibitTingkat kehidupan Jumlah 7 lele per kgHarga/KgTotal

7200070%0,142857142857IDR 11.000,-IDR 79,200,000.00

Maka Keuntungan bersih yang didapat pada panen pertama adalah = Keuntungan modal awal= IDR 79,200,000.00 - IDR 63,563,000.00 = IDR 15,637,000.00Jadi terlihat pada panen pertama saja kita sudah dapat balik modal dan bahkan sudah memiliki keuntungan sebesar = IDR 15,637,000.00Pada panen kedua dan ketiga keuntungan bersih yang didapat persekali panen adalah = Keuntungan Biaya operasional total= IDR 79,200,000.00 IDR 57,473,000.00= IDR 21,727,000.00Keuntungan bersih yang didapat pada periode panen kedua dan ketiga adalah sama yakni sebesar = IDR 21,727,000.00/panen.

Pada panen keempat dan kelima keuntungan bersih yang didapat persekali panen adalah= Keuntungan Biaya operasional total= IDR 79,200,000.00 IDR 39,473,000.00= IDR 39,727,000.00Keuntungan bersih yang didapat pada periode panen keempat dan kelima adalah sama yakni sebesar = IDR 39,727,000.00/panen.Sehingga keuntungan bersih sebelum zakat pertahun adalah akumulasi keuntungan bersih pada:= Panen Pertama + Panen Kedua + Panen Ketiga + Panen Keempat + Panen Kelima= IDR 15,637,000.00+IDR 21,727,000.00+IDR 21,727,000.00+IDR 39,727,000.00+ IDR 39,727,000.00 = IDR 138,545,000.00Karena kami menggunakan syariah sebagai perhitungan ekonominya sehingga wajib dikenakan zakat pertanian sebesar 10% (dalam bentuk hasil panen) sehingga perhitungan keuntungan bersih setelah zakat menjadi sebagai berikut= Keuntungan zakat pertanian (10%)= IDR 138,545,000.00 IDR 13,854,500.00= IDR 124,690,500.00Keuntungan ini merupakan perhitungan minimal karena kita menghitung tingkat Mortalitas (kematian) sebesar 30 %, pada kenyataannya mortalitas dapat diminimalisir sampai 8 %.8. Profit SharingPembagian hasil antara pengelola dengan investor adalah 60 : 40 Perbandingan ini lebih besar dari perbandingan yang dikepuarkan BI untuk system syariah sebesar 65 : 35 sehingga lebih menguntungan investor dibandingan dengan investasi syariah konvesionalJika investor hanya sebagian maka perhitungan profit sharingnya adalah :

Contoh:

Jadi, Investor mendapatkan keuntungan setiap = IDR 1,000,000.00 sebesar = IDR 784,673.47 setiap tahunnya sehingga dana yang dikembalikan kepada investor jika investor tidak mau memperpanjang kontraknya sebesar = IDR 1,748,600.00 (dengan pembulatan sebesar = IDR 73.47 yang akan diakumulasikan dengan yang lain dan hasilnya akan disumbangkan keorang yang membutuhkan). Keuntungan yang diberikan kepada investor sudah dipotong zakat pertanian sebesar 10% dan investor masih harus membayarkan zakat harta kepada orang-orang yang membutuhkan sebesar 2.5% yang akan dibayarkan investor masing-masing.

IV. KESIMPULANBerdasarkan analisis biaya yang kami lakukan, menunjukan bahwa ternyata usaha lele dari mulai pembenihan hingga pembesaran sangat menguntungkan, dimana dengan modal yang tidak terlalu banyak dan perawatan yang mudah dilakukan di peroleh hasil hingga dua kali lipat dari modal awalnya. Untuk itu peluang usaha benih lele hingga pembesaran ini masih sangat terbuka untuk siapa pun.