bungkarno resensi

6
A. Identitas Buku : a. Judul : Soekarno Perempuan & Pergerakan Nasional b. Pengarang : Colin Brown c. Editor : Tubagus Arie Rukmantara d. Tata letak : Ainin J. Syabri e. Sampul : Jube’ f. Pracetak : Aisyah g. Nama dan Kota Terbit : Penerbit Ombak ,Yogyakarta h. Harga Buku : - i. Tahun terbit : 2004 j. Tebal buku : xii + 76 ; 12x18 cm k. Cetakan ke : I (pertama) B. Sinopsis : Soekarno merasa perempuan objek seksual untuk dinikmati ketimbang ikut aktif berpilitik. Hal ini tentunya merupakan suatu kesan yang sengaja Soekarno buat untuk kepentingannya di tahun-tahun terakhir dalam hidunya. Tetapi,akan merupakan kekeliruan apabila kita menginterpretasikan bahwa hanya pandangan ini yang utama,yaitu pandangan terhadap masalah-masalah keterlibatan perempuan dalammemerintah dan pandangan Soekarno pada potensi politik perempuan Indonesia. Meskipun topic perempuan tidak pernah menjadi fokus perhatian utama Soekarno selama periode pergerakan nasional dan revolusi, dia tetap menyediakan sebagian waktunya untuk berdiskusi mengenai peran yang seharusnya diambil perempuan Indonsia dalam bidang politik Indonesia. Secara konsekuen Soekarno menguraikan peranan perempuan dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia

description

resensi dari bung karno

Transcript of bungkarno resensi

A. Identitas Buku : a. Judul: Soekarno Perempuan & Pergerakan Nasionalb. Pengarang: Colin Brownc. Editor: Tubagus Arie Rukmantarad. Tata letak: Ainin J. Syabrie. Sampul: Jubef. Pracetak: Aisyahg. Nama dan Kota Terbit: Penerbit Ombak ,Yogyakartah. Harga Buku: -i. Tahun terbit: 2004j. Tebal buku: xii + 76 ; 12x18 cmk. Cetakan ke: I (pertama)B. Sinopsis :Soekarno merasa perempuan objek seksual untuk dinikmati ketimbang ikut aktif berpilitik. Hal ini tentunya merupakan suatu kesan yang sengaja Soekarno buat untuk kepentingannya di tahun-tahun terakhir dalam hidunya. Tetapi,akan merupakan kekeliruan apabila kita menginterpretasikan bahwa hanya pandangan ini yang utama,yaitu pandangan terhadap masalah-masalah keterlibatan perempuan dalammemerintah dan pandangan Soekarno pada potensi politik perempuan Indonesia. Meskipun topic perempuan tidak pernah menjadi fokus perhatian utama Soekarno selama periode pergerakan nasional dan revolusi, dia tetap menyediakan sebagian waktunya untuk berdiskusi mengenai peran yang seharusnya diambil perempuan Indonsia dalam bidang politik Indonesia. Secara konsekuen Soekarno menguraikan peranan perempuan dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia serta peran perempuan yang aktif dan secara kualitatif setara dengan peran yang dijalankan oleh lelaki Indonesia. Tidak ada pemimpin politik Indonesia yang lain yang menaruh perhatian yang seserius Soekarno.Karir aktif politik Soekarno dimulai pada tahun 1926 saat sebelum putra kelahiran Blitar ini lulus sebagai arsitekdari Institut Teknologi Bandung(ITB). Soekarno di kota kembang itu membantu membentuk Kelompok Studi Bandung.Ditahun berikutnya,kelompok tersebut menjadi partai pollitik,perserikatan nasional Indonesia(PNI) dan ia menjadi ketuanya kongres nasional,PNI membahas berbagai tema politik dan mencetuskan pula tema perbaikan status perempuan,yakni dengan penghapusan poligami,kawin paksa,dan kawin dibawah umur,tema perempuan dan pergerakan nasional menarik hatinya dan menginspirasikannya untuk menulis artikel panjang yang kemudian ia sumbangkan ke Soleh Indonesia Moeda.Artikel panjang itu berisi penda pat Soekarno mengenai rencana untuk mengadakan kongres perempuan.Artikel tersebut memberikan indikasi pertama dari pandangan Soekarnoterhadap peran perempuan dalam pergerakan nasional.Melalui tulisannya,Soekarno mengidentifikasi dua tipe utama organisasi perempuan yang ada di Indonesia pada masa itu.Organisasi pertama dan yang terbesar adalah gerakan perempuan ,yang anggotanya hanya tertarik pada ilmu dapur,belajar menjongket,bersama-sama mengurus perkara beranak,mengadakan kursus ilmu obat-obatan,memperhatikan pendidikan,dan lain-lain. Tipe organisasi yang kedua adalah yang tampak lebih politis.Menurut Soekarno,mereka seharusnya menetapkan tujuan yang lebih tinggi,yaitu pencapaian kemerdekaan nasional. Hanya dalam kemerdekaan Indonesia,bebas dari tekanan kolonial,maka perempuan dapat mencapai kesetaraannya. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut,kaum perempuan harus bersiap diri untuk terjun bergabung dengan pergolakan nasionalis bersama-sama kaum laki-laki Indonesia. Peran serta mereka dalam pergolakan merupakan hal yang sangat penting bila pergolakan tersebut akan berhasil. Dalam satu hal,banyak perempuan Indonesia berasal dari lingkungan kebudayaan yang selama berabad-abad memperlakukan perempuan lebih rendah dari lelaki,melarang untuk mengambil bagian dalam kegiatan nondomestik apapun. Mereka telah menerima hal yang sudah sepatutnya menjadi peran mereka seumur hidup.Ia ditangkap tanggal 29 Desember 1929,disituDalam pidatonya,Soekarno melihat tiga tahap perkembangan dalam pergerakan perempuan.Pada tahap pertama,tahap ferminin,anggota lebih memperhatikan masalah wanita,seperti memasak,dan merawat anak. Tahap yang kedua, menunjukkan peningkatan tuntutan terhadap emansipasi dan hak yang sama dengan pria dalam hal seperti pendidikan dan pekerjaan. Pada tahap ketiga,lelaki dan perempuan bekerjasama dalam pergolaan menuju kemerdekaan bangsa dari tekanan kolonial. Ia ditangkap lagi pada tahun 1933.Namun tidak berarti ia pasif secara intelektual.Ia mengalihkan perhatiannya kepada Islam,mempelajarinya,mengujinya terhadap kepercayaan lain daan juga menerapkannya,atau begitulah menurutnya,secara penuh dan sadar.Namun,interpretasinya mengenai Islam mengakibatkan dia konflik dengan beberapa ahli yang lebih berpengalaman dalam hal agama.Pendudukan Jepang di Indonesia sejak tahun 1942-1945 membawa arti bagi pergerakan perempuan juga bagi pergerakan nasional secara keseluruhan yaitu adanya pembatasan yang besar pada kebebasan untuk berorganisasi melakukan aktivitas politik.Organisasi perempuan satu-satunya yang boleh berdiri adalah Fujinkai dan ini pun adalah cabang dari Jawa Hokokai.Seterusnya,perempuan telah mampu menyelenggarakan kongres-kongres untuk membentuk pergerakan nasional.Dengan latar belakang inilah,Soekarno menulis dan menerbitkan kuliah-kuliah informalnya dalam sebuah buku berjudul Sarinah.Perjuangan isu-isu perempuan bukan saja tidak membawa keuntungan-keuntungan untuk pihak mereka,melainkan juga mengancam keutuhan pergerakan nasional dan kemungkinan-kemungkinan pergerakan tersebut meraih kemenangan yang sesungguhnya.

Kepengarangan:1. Tentang PenulisProf. Colin Brown menjabat sebagai Dekan Fakultas Media,Society & Culture di Curtin University of Technology, di Perth (Australia Barat) sejak tahun 2003. Sebelumnya ia pernah bekerja di berbagai Universitas di Austrlia dan Indonesia,termasuk Griffith University,Australian National University,Flinders University dan Universitas Gadjah Mada. Pernah menjadi Visiting Scholar di Cornell University (AS),International Institute for Asian Studies (Belanda) dan Universitas Parahyangan.2. Karya-Karyanya-Australian Journal of Politics and History-Bulletin of Indonesian Economic Studies-Journal of South east Asian Studies-Modern Asian Studies-Prisma-Review of Indonesia and Malayan Affairs-A short History of Indonesia

Kesimpulan:1. KeunggulanYang menjadi daya tarik buku ini adalah 2. Kelemahan