bunga 10
-
Upload
ayu-wiwik-listiani -
Category
Documents
-
view
80 -
download
3
description
Transcript of bunga 10
BAB I
BUNGA KOREJAT
Obat Alami Tetes Mata dengan Bunga Korejat
Bunga Korejat atau biasa disebut dengan bunga bintang, merupakan obat alami yang
sangat cocok untuk obat tetes mata. Tak hanya sekedar untuk pengobatan, bahkan untuk
perawatan atau pencegahan sakit mata bunga korejat ini sangat baik khasiatnya untuk mata kita.
BUNGA KOREJAT
Sinonim : Laurentia longiflora, Polygala paniculata L.
Nama : Umum
Indonesia : Bunga Bintang, Kitolod
Daerah : Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa)
Malaysia : Lidah Payau
Inggris : Star of Bethlehem
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Campanulales
Familia : Campanulaceae
Genus : Isotoma
Spesies : Isotoma longiflora
Bagi Anda yang sering berlama-lama di depan televisi atau komputer mata pasti sering
terasa pedih, begitu juga bagi yang sering melakukan perjalanan jauh mata sering terkena debu
dan akhirnya mata kita terasa pedih juga. Untuk itu daripada Anda harus membeli obat tetes mata
yang cukup mahal harganya yang banyak di toko-toko obat atau apotek (yang notabene
kandungannya kebanyakan menggunakan ekstrak bunga korejat ini) lebih baik menggunakan
obat tetes mata yang alami yang paling mujarab mudah didapat juga nggak pake mahal. Tak
perlu susah-susah mencarinya karena tanaman bunga korejat sering banget kita jumpai di sekitar
kita lihat gambarnya dan Anda pasti pernah melihatnya walau tanpa Anda sadari bahwa itu
adalah tanaman bunga korejat yang sangat berkhasiat untuk obat tetes mata dijamin ampuh
banget untuk mata kita. Kalau mata kita sehat pasti penglihatan juga akan mantap dan satu hal
yang paling penting kita tak akan salah melihat untuk yang bening-bening..hehe...
Bagian tanaman yang dapat digunakan: Daun, bunga, dan seluruh bagian tanaman
Cara Menggunakannya:
Untuk obat tetes mata: Ambil 3 bunga korejat cuci bersih lalu celupkan pada segelas air
bersih, dan air sudah siap untuk dijadikan obat tetes mata alami. Gampang kan....! Tetesan air
bunga korejat ini memang terasa pedih tapi kalau sudah biasa rasanya tidak terlalu pedih bahkan
biasa saja, namun yang paling penting adalah khasiatnya bro sangat mantap.
Cara yang lain : Ambil 3 helai daun cuci bersih kedua ujung daun di potong, Setelah itu ambil air
minum putih yang biasa (bukan panas dan dingin) celupkan daun kitolod dan teteskan pada mata
rasanya sangat pedih tetesin terus sampai rasa pedih itu berkurang.
Selain untuk obat tetes mata tanaman ini juga berkhasiat untuk :
a) Sakit Gigi : Dua lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi
yang sakit.
b) Asma, Bronchitis, Radang Tenggorokan : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu direbus
dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di saring lalu di
minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore
c) Luka : Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus, tempelkan pada luka
lalu di balut dengan kain bersih. Ganti 2-3 kali sehari.
d) Kanker : Daun 3 lembar berikut batangnya, di rebus dengan 5 gelas air hingga menjadi 1-
2 gelas dengan api kecil. Air rebusan di minum beberapa kali hingga habis dalam sehari
e) Katarak : 1 lembar daun yang sudah bersih ditambah 5 sendok makan air bersihkemudian
tulang daun ditekan tekan dengan sendok. Daunnya dibuang, airnya 3-5 tetes diteteskan
kemata, didiamkan sejenak, kototan mata dibuang kemudian mata dicuci dengan air
rebusan daun sirih.
CATATAN : Tanaman ini beracun. Untuk sekali minum, tidak boleh lebih dari 3 lembar daun.
BAB II
BUNGA MATAHARI
Khasiat Bunga Matahari - Bunga matahari yang memiliki nama ilmiah Helianthus
Annuus Linn, merupakan tanaman hias atau tanaman penghasil minyak. Bunga matahari
merupakan tumbuhan semusim dari family kenikir-nikiran (asteraceae), bunganya berbentuk
besar, berwarna kuning terang dan termasuk ke dalam bunga majemuk yang tersusun dari ratusan
hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol.
Khasiat bunga matahari
Bunga matahari mempunyai nama yang berbeda di tiap wilayahnya, seperti kembang
sarengenge (sunda), bungan ledom (pulau roti), kembang srengenge (jawa), bunga panca matoari
(minagkabau). Bunga matahari seperti yang sudah banyak kita ketahui adalah biji dari bunga
matahari biasanya dijadikan sebagai kwaci atau untuk bahan pembuatan minyak. Selain itu
bunga matahari juga dikenal sebagai tanaman obat herbal, karena hampir ke seluruhan dari
bunga matahari ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan. Pada bagian bunga
mengandung senyawa kimia seperti quercimeritrin, asam oleanolat, helianthoside A, B dan C
serta asam echinocystat. Sedangkan pada bagian biji bunga matahari mengandung senyawa
kimia seperti sitosterol, prostaglandin E, asam kiorogenik, asam quinat, phytin, dan benzopyrene.
Kandungan dalam 100 g minyak biji bunga matahari terdapat 9,8% lemak jenuh, lemak tak
jenuh, 11,7% seperti oleat dan 72,9% linoleat, serta todak mengandung kolesterol.
Selain memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan, pada tiap-tiap bagian dari bunga
matahari juga memiliki beberapa khasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit, seperti
berikut:
1. Bagian biji bunga matahari
Pada bagian biji bunga matahari dapat berkhasiat untuk meningkatkan keinginan
makan, mengatasi keletihan, dan meredakan sakit kepala.
2. Bagian bunga matahari
Pada bagian bunga matahari dapat berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah,
mengobati rasa nyeri saat sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid, dan nyeri lambung.
3. Bagian batang bunga matahari
Pada bagian batang bunga matahari dapat berkhasiat untuk meningkatkan vitalitas dan
membantu kerja liver.
4. Bagian akar bunga matahari
Pada bagian akar bunga matahari dapat berkhasiat untuk meluruhkan air kencing,
mengobati batuk rejan, mengatasi infeksi saluran kencig dan mengatasi masalah
keputihan.
Selain beberapa khasiat diatas, pada bagian daun dari bunga matahari juga bersifat sebagai
antiinflamasi, analgesic, antipiretik, anti radang, dan bersifat untuk mengurangi rasa nyeri.
BAB III
BUNGA ROSELLA
Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan biji). Tanaman rosella
berkembang biak dengan biji, tanaman ini tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan sub
tropis. Tanaman ini dapat tumbuh di semua jenis tanah, tetapi paling cocok pada tanah yang
subur dan gembur. Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah pantai sampai daerah dengan
ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Rosella mulai berbunga pada umur 2-3 bulan, dan
dapat dipanen setelah berumur 5-6 bulan.
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) merupakan salah satu tanaman berbunga yang
penyerbukannya banyak dibantu oleh serangga,
Setelah bunga dipetik kemudian dikeluarkan bijinya, lalu bunga itu dijemur dibawah sinar
matahari. Satu batang rosella bisa menghasilkan 2-3 kg bunga rosella basah, dalam 100 kg bunga
rosella basah bisa menghasilkan 5-6 kg rosella kering (Andiex, 2009).
Di Indonesia nama rosella sudah dikenal sejak tahun 1922, tanaman rosella tumbuh subur,
terutama di musim hujan. Tanaman rosella biasanya dipakai sebagai tanaman hias dan pagar.
Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai tanaman hias dan pagar yang tidak dihiraukan, sekarang
tanaman ini dikenal dengan banyak khasiat yang bermanfaat bagi manusia (Daryanto-Agrina,
2006).
Klasifikasi tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L)
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L (Comojime, 2008).
Morfologi tanaman rosella
1) Batang
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak, berkayu dan
berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter.
2) Akar
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal.
3) Daun
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk bulat telur,
bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-15
cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm.
4) Bunga
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak
bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan
bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal,
yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-
11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan
berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat.
Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
5) Biji
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk seperti ginjal hingga
triangular dengan sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm dan lebar 4 mm.
BAB IV
BUNGA BELIMBING WULUH
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa blimbi L
NAMA LAIN BELIMBING WULUH
(Sumatra) limeng, selimeng, thlimeng (Aceh), selemeng (Gayo), asom, belimbing,
balimbingan (Batak), malimbi (Nias), balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu),
balimbing (Lampung). Jawa: balimbing wuluh, balimbing, blimbing (Jawa), calingcing,
calingcing wulet, balingbing (Sunda), bhalingbhing bulu (Madura). Nusa Tenggara: blingbing
buloh (Bali), limbi (Bima), libi (Sawu), balimbeng (Flores), belerang (Sangi). Sulawesi: lumpias,
rumpeasa dureng, wulidan, lopias, lembetue (Gorontalo), lombituko (Buol), tangkurera (Baree),
bainang (Makasar), calene (Bugis). Maluku: ninilu dae lok (Rote), kerbol (Timor, Kai), takurela
(Ambon), balimbi (Ulias), taprera (Buru), malibi (Halmahera), mirimiri (Kapaur). Irian Jaya:
uteke.
CIRI POHON BELIMBING WULUH
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan
mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Batangnya bergelombang dan tidak rata. Daun
belimbing sayur merupakan daun majemuk sepanjang 30 – 60 cm dengan 11 – 45 pasang anak
daun. Anak daun berwarna hijau, bertangkai pendek, berbentuk bulat telur hingga jorong dengan
ujung agak runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, panjang 2 – 10 cm, lebar 1- 3 cm.
Belimbing wuluh mempunyai bunga majemuk tersusun dalam malai berkelompok. Bunga
belimbing asam seperti buah kapel, tumbuh keluar dari batang atau percabangan yang besar.
Buah belimbing wuluh berupa buni berbentuk lonjor bersegi, dengan panjang 4-6 cm. buahnya
berwarna hijau kekuningan, berair dan apabila masak berasa asam. Ditanam sebagai pohon buah,
kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpi. Pohon yang berasal
dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab.
Tanaman belimbing wuluh mempunyai sosok tanaman yang memanjang keatas bisa
mencapai 12 meter tingginya, miskin akan cabang sehingga tanamannya agak langsing. Daun
belimbing wuluh berbentuk lonjong bulat telur yang letaknya di ujung cabang atau ranting. Buah
belimbing wuluh berbentuk lonjong berwarna hijau pekat semasa muda dan berubah kekuningan
setelah masak, besarnya seukuran telur puyuh yang muncul bergelantungan pada dahannya. Dari
batang dan cabang tanaman belimbing wuluh keluar bunga yang berwarna merah muda atau
ungu yang berbentuk bintang. Belimbing wuluh tumbuh baik pada dataran rendah juga dapat
tumbuh di daerah pegunungan sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Tanaman
belimbing wuluh umumnya tumbuh subur pada daerah yang beriklim kering dan cukup
mendapat sinar matahari .
BAGIAN TUMBUHAN BELIMBING WULUH
A. BATANG
Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya
condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda.
Batang belimbing wuluh mengandung saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam
format.
B. DAUN
Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun
bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar,
tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda.
Warna daging buah-buahan yang dikupas pada umumnya cepat menjadicoklat. Hal ini
disebabkan terjadinya reaksi browning, baik yang enzimatismaupun yang non enzimatis.
Warna-warna buah yang menjadi coklat initidak disukai. Dan dengan adanya air garam
disekeliling buah, maka reaksi browning dapat dicegah.
Daun belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam format dan perokside.
C. BUNGA
Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar,
bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni,
bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak
berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam,
digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain,
mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor
atau sebagai bahan obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.
KANDUNGAN GIZI BELIMBING WULUH
Kandungan zat gizi yang ada pada belimbing wuluh cukup banyak sehingga bila tidak
dimanfaatkan dengan baik akan sia-sia serta dibuang dengan percuma. Adapun kandungan zat
gizi yang terdapat dalam belimbing wuluh dapat dilihat di bawah ini :
KANDUNGAN ZAT GIZI BELIMBING WULUH
TIAP 100 GRAM
Komponen J u m l a h
Energi (cal) 32
Karbohidrat (gr) 7
Protein (gr) 0,4
Vitamin C (mg) 52
Calsium (mg) 10
Phospor (mg) 10
Zat Besi (mg) 1,0
KANDUNGAN KIMIA BELIMBING WULUH
Batang mengandung saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format, dan
peroksidase. Daun mengandung tanin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan
kalium sitrat.
SIFAT DAN KHASIAT BELIMBING WULUH
Rasa asam, bersifat sejuk, dan astringen. Manfaat utama tanaman ini sebagai makan
buah segar maupun makanan buat olahan ataupun obat tradisional. Manfaat lainnya sebagai
stabilisator dan pemeliharaan lingkungan, antara lain dapat menyerap gas – gas beracun buangan
kendaraan bermotor, meyaring debu, meredam getaran suara dan memelihara lingkungan dari
pencernaan karena berbagai kegiatan manusia. Dan manfaat yang lainnya meredakan nyeri
(analgesik), melancarkan keluarnya empedu, antiradang, dan meluruhkan kencing (diuretik).
Indikasi Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh memang bukan buah yang bisa disantap sebagai buah segar apalagi
sampai
dipajang di meja makan. Namun demikian, manfaatnya juga banyak. mulai dari bumbu
sayur, penghapus noda pakaian, obat-obatan tradisional sampai pada manisan.
a) Bunga digunakan untuk pengobatan:
batuk dan sariawan (stomatitis).
b) Daun digunakan untuk mengatasi:
• perut sakit
•gondongan (parotitis)
• tekanan darah tinggi
• rematik.
c) Buah digunakan untuk pengobatan:
• batuk rejan
• gusi berdarah
• sariawan
• sakit gigi berlubang
• jerawat
• panu
• tekanan darah tinggi
• kelumpuhan
• memperbaiki fungsi pencernaan, dan radang rektum.
Cara Pemakaian
Untuk minum, lihat resep. Untuk pemakaian luar, giling daun secukupnya sampai seperti bubur.
Tapal (pemakaian setempat) pada bagian yang terkena gondongan, rematik, jerawat, dan panu.
Contoh Pemakaian untuk pengobatan
• Gondongan
Tumbuk 10 potong ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang
merah. Balurkan pada tempat yang sakit.
• Pegal linu
Giling 1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkih, dan 15 biji
lada. Tambahkan cuka secukupnya, balurkan ke tempat yang sakit.
• Batuk
Potong-potong 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu giring, 1 jari kulit
kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, pegagan, daun saga, daun
inggu, dan daun sendok, masing-masing 1/4 genggam. Rebus dengan 5 gelas air bersih
sampai tersisa separuhnya, saring. Minum dengan madu secukupnya 3 kali 1 /3 bagian
sehari.
• Batuk pada anak
Tim segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, dan gula secukupnya
dengan 1 cangkir air selama 1/2 jam. Saring, bagi untuk minum pagi dan malam sewaktu
perut kosong.
• Batuk rejan
(1) Tumbuk 10 buah belimbing wuluh, remas dengan 2 sdm air garam, saring. Minum 2
kali sehari.
(2) Makan manisan buah belimbing wuluh 3 kali 6-8 buah sehari.
• Rematik
Tumbuk 100 g daun muda belimbing wuluh, 10 butir cengkih, dan 15 biji merica.
Tambahkan cuka secukupnya sampai adonan seperti bubur, oleskan pada tempat yang
sakit.
• Sariawan:
(1) Rebus segenggam bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya, dan 1 cangkir air
sampai kental. Saring, gunakan untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.
(2) Rebus 2/3 genggam bunga belimbing wuluh dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2
1/4 gelas, saring. Minum 3 kali 3/4 gelas sehari.
Jerawat
(1) Tumbuk buah belimbing wuluh secukupnya, remas dengan air garam secukupnya
untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.
(2) Giling 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sdt bubuk belerang, remas dengan 2 sdm air
jeruk nipis. Gunakan untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan
2–3 kali sehari.
Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu kencang, karena
dapat menyebabkan gugurnya bunga ataupun buah.
Curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan
gugurnya bunga dan buah.
Tempat tanamnya terbuka dan terkena sinar matahari secara memadai dengan
intensitas penyinaran 45 – 50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat
terlindung).
Suhu ataupun kelembaban ataupun iklimnya termasuk kedalam tipe A (amat
basah), B (agak basah), C (basah), dengan 6 – 12 bulan basah dan 0 – 6 bulan
kering, namun paling baik didaerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan
kering.
2. Media tanam
Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk
tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik ,
aerasi dan drainasenya baik.
Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki Ph 5,7 – 7,5.
Kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50 – 200 cm dibawah
permukaan tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah
sampai ketinggian 500 m dpl.
Melati
Jasminum sambac (L.) Ait. Nama umum
Indonesia: Melati
Inggris: Arabian jasmine
Melayu: Melati, melur, bunga melor
Pilipina: Sampaguita
Melati
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Scrophulariales
Famili: Oleaceae
Genus: Jasminum
Spesies: Jasminum sambac (L.) Ait.
Berikut ada Beberapa spesies dari bunga melati yaitu :
Jasminum sambac Grand Duke of Tuscany.
Jasminum officinale
Jasminum sambac Maid of Orleans (J. sambac Aid).
Kandungan dari Tanaman Melati ini sangat kaya akan zat alam seperti minyak eteris (zat
berbau).
Selain itu Bunga Melati juga mengandung banyak senyawa kimia penting seperti indole,benzilic,
alkohol benzilic, livalylacetaat , linalcohol, asetat dan jasmon.
Melati mengandung senyawa-senyawa dan unsur kimia yang sangat bermanfaat bagi
pengobatan. Kandungan kimia yang ada di dalamnya antara lain
indol, benzyl, dan livalylacetaat.
Terapi khasiat bunga melati untuk kesehatan :
Demam berdarah
Rebus 7 lembar daun melati dan 1,25 gram belimbing dalam 250 ml air hingga menjadi 1 gelas
air saja. Setelah dingin, saring dan minumkan pada penderita demam berdarah. Lakukan 3 hari
berturut-turut dengan dosis 8 gelas per hari.
Demam dan sakit kepala
Ambil 1 genggam daun melati dan 10 bunga melati lalu di remas – remas, kemudian rendam
dengan air dalam rantang, gunakan air rendaman ini untuk mengompres dahi.
Sakit mata
Penyakit mata yang ringan seperti mata merah karena iritasi, bisa diatasi dengan segenggam
daun melati. Caranya, ambil satu genggam daun melati, tumbuk halus, kemudian tempelkan pada
dahi. Bila sudah mengering ganti dengan yang baru. Ulangi sampai sembuh.
Radang Usus
Ambil satu genggam daun melati poncosuda (nama lain melati hutan atau melati gambir), rebus
dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, saring, minum 2 kali sehari.
Radang Ginjal
Ambil 15 gram daun kering melati poncosuda, rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Minum 2 kali sehari sampai air kencing yang keruh menjadi normal.
Sesak napas
Ambil 20 lembar daun melati dan garam secukupnya. Rebus 20 lembar daun melati dan garam
dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tersisal 2 gelas dan disaring, lalu oleskan di sekitar
dada setiap pagi sebelum mandi.
Menghentikan ASI yang keluar berlebihan
Ambil satu genggam daun melati, tumbuk halus, kemudian tempelkan di sekitar buah dada,
setiap pagi sebelum mandi.
Bengkak akibat sengatan lebah
Ambil 1 genggam melati lalu remas – remas sampai halus, tempelkan pada bagian yang tersengat
lebah.
Demam, Pilek, dan Diare.
Ambil bunga melati 4 gram, teh hijau 4 gram, kapulaga 3 gram, lalu cuci bersih semua bahan,
rebus dengan air 1,5 gelas, hingga tersisa 1 gelas. Minum sehari sekali selama 3-7 hari.
Khasiat terapi bunga melati dapat di lakukan sebagai proses pengobatan ramuan alami, dan yang
paling penting adalah adanya kemauan untuk sembuh.
BAB VI
WOODFORDI
A
FLORIBUND
A
SALISB
.
Botan
i
Sinoni
m
Klasifikas
i
Divis
i
Su
b
divis
i
Kela
s
Bangs
a
Suk
u
Marg
a
Jeni
s
Nam
a
umum/dagan
g
Nam
a
daera
h
Jaw
a
Nus
a
Tenggar
a
Deskrips
i
Habitu
s
Batan
g
Dau
n
Bung
a
Bua
h
Bij
i
Aka
r
Grisle
a
tomentos
a
Roxb
.
Spermatophyt
a
Angiosperma
e
Dicotyledonea
e
Myrtale
s
Lythracea
e
Woodfordi
a
Woodfordia
floribunda
Salisb
.
Sidawaya
h
Sidawaya
h
(Jawa
)
Dhubay
a
(Madura
)
Sil
u
(Timor
)
Perdu
,
tingg
i
±
2,
5
m
.
Berkayu
,
tegak
,
percabanga
n
simpodial
,
puti
h
kotor
.
Majemuk
,
lonjong
,
ujun
g
meruncing
,
pangka
l
tumpul
,
panjan
g
5-
7
cm
,
leba
r
1-
2
cm
,
pertulanga
n
menyirip
,
hijau
.
Majemuk
,
bentu
k
tanda
n
bergerombol
,
tumbu
h
d
i
caban
g
da
n
ketia
k
daun
,
kelopa
k
merah
,
mahkot
a
merah
,
benan
g
sar
i
silindris
,
putih
,
kepal
a
puti
k
bulat
,
merah
.
Kotak
,
bula
t
telur
,
diamete
r
±
3
mm
,
hijau
.
Bula
t
telur
,
berkepin
g
dua
,
hijau
.
Tunggang
,
puti
h
kotor
.
Khasia
t
Bua
h
Woodfordi
a
floribund
a
berkhasia
t
untu
k
oba
t
luk
a
baru
.
Untu
k
oba
t
luk
a
bar
u
dipaka
i
+
1
0
gra
m
bua
h
sega
r
Woodfordi
a
floribun
-
da
,
disangra
i
sampa
i
menjad
i
aran
g
kemudia
n
diserbuk
.
Hasi
l
serbu
k
dita
-
burka
n
pad
a
luka
.
Kandunga
n
kimi
a
Buah
,
bung
a
da
n
dau
n
Woodfordi
a
floribund
a
mengandun
g
saponi
n
da
n
polifenol
,
d
i
sampin
g
it
u
daunny
a
jug
a
mengandun
g
flavonoida
.
Nama Daerah
Jawa: sidawayah, dhubaja.
Nusatenggara: situ.
Pemerian
Bau lemah; rasa kelat dan pahit.
Pemeriksaan Makroskopik Klik untuk melihat.
Tunggal, tegak menyerong ke atas, letak berhadap-hadapan, helai daun berbentuk bundar telur
sampai lanset, pangkal berbentuk jantung sampai membundar, ujung runcing, pinggir daun rata,
panjang 1 cm sampai 7 cm, lebar 0,4 cm sampai 2 cm; permukaan atas berwarna hijau
kecoklatan, berambut, permukaan bawah berwarna kelabu kehijauan, rambut sangat banyak,
tulang daun menonjol; tangkai daun sangat pendek hampir seperti daun duduk, berambut.
Pemeriksaan Mikroskopik Klik untuk melihat.
Mikroskopik. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel yang berisi lendir, dinding tangensial luar
tebal, tidak berlignin, kutikula tipis bergaris, pada pengamatan tangensial sel epidermis tampak
berbentuk poligonal, dinding samping lurus; rambut penutup bersel satu, bentuk keucut, panjang
15 um sampai 105 um, dinding tebal, ujung runcing, lumen sempit, kutikula licin. Jarinagn
palisade terdiri dari satu lapis sel silindrik, tebal jaringan lebih kurang 1/3 bagian dari tebal daun.
Jarinagn buna karang terdiri dari beberapa lapis sel yang tersusun agak rapat, didalam sel
terdapat hablur kalisum oksalat berbentuk roset. Sel epidermis bawah lebih kecil dari sel
peidermis atas; lebih ramping dari pada rambut penutup pada epidermis atas, panjang rambut
penutup 15 um sampai 86 um. Rambut kelenjar terletak didalam lekukan pada epidermis bawah,
mempunyai tangkai yang lebih pendek dengan kepala kelenjar yang berbentuk bulat, kepala
kelenjar terdiri dari sel parenkimatik kecil yang dibatasi oleh selapis sel epidermis pipih. Berkas
pembuluh tipe bikolateral disertai serabut sklerenkim; didalam sel kolenkim dari parenkim
tulang daun terdapat hablur kalsium oksalat serupa hablur di jaringan bunga karang. Stomata tipe
anomositik hanya terdpat pada epidermis bawah.
Serbuk. Fragmen pengenal adalah serabut dengan sel-sel berwarna coklat, floem dengan kalsium
oksalat, fragmen epidermis atas daun, fragmen jaringan palisade dan jaringan bunga karang,
fragmen rambut penutup dan hablur kalsium oksalat berbentuk roset dari daun.
Cara Identifikasi Klik untuk melihat.
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat kemerahan.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna kuning.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna
coklat kemerahan.
D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna coklat
kemerahan.
E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat kemerahan.
F. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna
biru kehitaman.
Uji Kemurnian Klik untuk melihat.
Kadar abu. Tidak lebih dari 58%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1,1%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 36%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 23%.
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%.
Kegunaan
Astrigen.
Kandungan Senyawa
Isi. Tanin.
Referensi
Materia Medika Indonesia III, hal 126-131, thn 1979, Depkes RI
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m.
Mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada
awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh (Syzygium
aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan
berkayu keras cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya
dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat.
Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh
ranting-ranting kecsil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh
berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan
bagian ujung dan panggkalnya menyudut. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung
ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga cengkeh
berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi
menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan berwarna coklat
kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali
berbuah pada umur 4-7 tahun Dari sudutbotanis, tanaman cengkeh adalah termasuk famili
Myrtacea dan sekerabat dengan jambu air(Eugenia Jambos).
Klasifikasi Tanaman Cengkeh
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
Morfologi
Daun
Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus), helaian
daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya berbentuk lonjong
dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada
lebih dari satu daun.
Batang
Batangdari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat (teres),
permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak ranting
atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara
percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara
batang pokok dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens).
Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5
cm (Steenis 1975).
Akar
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga) yang
kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak (fusiformis)
pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan
bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke tanah.
Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat permukaan tanah
banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan
Biji
Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari kulit
(spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Walaupun dalam jangka 20
tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal
ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal
rokok.
Bunga
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek dan
bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh termasuk
bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup bunga. Bunga terdiri
dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga
cengkeh adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan
(flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum) menjadi pendukung
benang sari dan putik (andoginofor).
Buah
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil bagian
dalam pembentukan buah.
Buah cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum pada kulit
buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada septum dan
ovarium.
Pembibitan Krisan dapat dilakukan dengan beberapa cara
Bibit krisan salah satunya didapatkan secara vegetatif, antara lain dengan cara kultur
jaringan dan stek pucuk. Langkah-langkah untuk mendapatkan bibit krisan secara vegetatif
tersebut, antara lain:
1) Kultur jaringan
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk merangsang jaringan-jaringan biji (generatif),
serta jaringan-jaringan batang, daun, tunas, dan akar (vegetatif) dengan menempatkan jaringan-
jaringan tersebut dalam media semai khusus yang berupa padatan atau cairan yang sudah
disterilkan sehingga terbebas dari mikroorganisme. Kultur jaringan lebih efektif digunakan untuk
pembibitan vegetatif. Adapun tahapan-tahapan untuk mendapatkan bibit bunga krisan dengan
menggunakan kultur jaringan, antara lain.
a) Menyeleksi induk krisan
Pertama menyeleksi induk krisan agar mendapatkan induk yang berkualitas, sehingga bibit yang
dihasilkan berkualitas pula. Ciri induk krisan yang berkualitas adalah pertumbuhan bunganya
cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, tidak terserang hama dan penyakit
(dalam kondisi sehat), serta memiliki banyak mata tunas.
b) Pengambilan mata tunas
Proses selanjutnya potong mata tunas dengan suet yang steril, kemudian mata tunas tersebut
direndam selama 10 menit dalam Sublimat 0,04 % HgCL. Jika telah selesai, bilas mata tunas
tersebut dengan air suling yang steril.
c) Eksplan (penempatan mata tunas) pada medium padat
Sebelum mata tunas ditempatkan pada medium, perlu adanya persiapan untuk membuat medium
tersebut. Medium yang diperlukan adalah medium MS padat yang dicampurkan dengan 150 ml
air kelapa per liter, 1,5 mg kinetin per liter, dan 0,5 mg NAA per liter di dalam sebuah wadah
yang steril, biasanya wadah yang digunakan adalah botol. Setelah medium dibuat, kemudian
masukan mata tunas tadi ke dalam medium tersebut (botol). Mata tunas mulai berakar setelah 26
hari ditempatkan di medium dan mulai tumbuh tunas setelah 3 hari tumbuh akar.
d) Penyemaian bibit
Proses selanjutnya bibit dipindahkan di medium penyemaian yang berupa pasir yang sudah steril
(setelah mata tunas sudah berakar dan bertunas di dalam medium), dengan kedalaman tanam
disesuaikan dengan ukuran bibit. Setelah ditanam, kemudian ditutup dengan plastik bening agar
mendapatkan cahaya lampu dan tempatkan di tempat yang terbebas dari mikroorganisme
(aseptik). Buka penutup plastik bening pada sore dan ma’am hari sekitar 1-2 hari sebelum bibit
dipindahkan ke kebun.
e) Penanaman bibit di kebun
Bibit krisan dapat dipindahkan di kebun ketika sudah tumbuh dengan ketinggian kurang Iebih 9
cm dan memiliki daun sebanyak kurang Iebih helai.
2) Stek pucuk
Stek adalah suatu usaha untuk menghasilkan bibit dengan cara melakukan pemotongan pada
salah satu bagian dari tanaman induk, seperti batang, pucuk, cabang, atau akar, yang kemudian
bagian yang dipotong akan disemaikan/ditanam di media semai agar tumbuh akar. Stek pucuk
adalah stek yang dilakukan dengan mengambil pucuk tanaman induknya. Adapun tahapan untuk
melakukan stek pucuk pada krisan, antara lain:
a) Menyeleksi tanaman krisan sebagai induk
Langkah pertama dalam melakukan stek adalah dengan menyeleksi
tanaman krisan untuk dijadikan induk. Dengan mendapatkan induk yang berkualitas, akan
menghasilkan bibit yang berkualitas pula. Ciri-ciri induk krisan yang berkualitas adalah
pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, serta tidak
terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat).
b) Menyeleksi pucuk sebagai bibit
Setelah mendapatkan induk yang berkualitas, Iangkah selanjutnya adalah menyeleksi pucuk dari
induk tersebut untuk dijadikan bibit krisan. Adapun pucuk yang baik untuk dijadikan bibit krisan
adalah memiliki kurang Iebih 4 helai daun yang sudah dewasa dengan warna hijau cerah dan
memiliki diameter pangkalnya kurang Iebih 4 mm.
c) Memotong pucuk
Setelah menemukan pucuk yang baik untuk dijadikan bibit, kemudian potong pucuk tersebut
dengan menggunakan silet atau pisau yang steril dan tajam, dengan ukuran panjang pucuk yang
dipotong kurang Iebih 7 cm. Setelah dipotong, cabut sebagian atau seluruh daun yang berada
pada pucuk tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.
Setelah itu, pucuk yang ingin dijadikan akar direndam dalam larutan ZPT (Zat Pengatur
Tumbuh)/Rotoon selama kurang Iebih 5 menit. Larutan ZPT berfungsi untuk mempercepat
pertumbuhan akar.
d) Penyemaian pucuk stek
Setelah pucuk stek dipotong dan direndam dalam larutan ZPT (Rotoon),selanjutnya pucuk stek
tersebut disemai. Sebelumnya, perlu menyiapkan media semai berupa pasir yang sudah steril.
Media semai tersebut dimasukkan ke dalam pot atau polybag yang bagian bawahnya dilubangi
untuk menghindari jumlah air yang berlebihan, yang dapat mengakibatkan pucuk stek menjadi
busuk. Setelah media semai dibuat, selanjutnya tanam pucuk stek dengan cara menancapkannya
ke dalam media semai tersebut dengan kedalaman sekitar sepertiga dari panjang pucuk stek.
setelah itu, tutup dengan plastik bening dan tempatkan di dalam ruangan. Gunakan lampu untuk
membantu proses pertumbuhannya dan lakukan perawatan dengan melakukan penyiraman
menggunakan sprayer air sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Apabila ada hama atau
penyakit maka lakukan penyemprotan dengan mengunakan pestisida.
e) Pemindahan bibit ke kebun
Bibit krisan dapat dipindahkan dari tempat penyemaian ke kebun untuk ditanam hingga berbunga
kurang lebih 13 hari setelah semai.
Ciri dan Umur Panen
Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum
mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu
setelah 3-4 bulan setelah tanam.
Cara Panen
Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga
krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong
tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman
siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan
menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.
Prakiraan Produksi
Perkiraan hasil bunga krisan pada jarak 10 x 10 cm seluas 1 ha yaitu 800.000 tanaman.
PASCAPANEN
1. Pengumpulan
Kumpulkan bunga hasil panen, lalu ikat tangkai bunga berisi sekitar 50-1000 tangkai simpan
pada rak-rak.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Pisahkan tangkai bunga berdasarkan tipe bunga, warna dan varietasnya. Lalu bersihkan
dari daun-daun kering atau terserang hama. Buang daun-daun tua pada pangkal tangkai.
Kriteria utama bunga potong meliputi penampilan yang baik, menarik, sehat dan bebas
hama dan penyakit. Kriteria ini dibedakan menjadi 3 kelas yaitu:
a) Kelas I untuk konsumen di hotel dan florist besar, yaitu panjang tangkai bunga lebih dari
70 cm, diameter pangkal tangkai bunga lebih 5 mm. Sumber:
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
MIG Corp.
b) Kelas II dan III untuk konsumen rumah tangga, florits menengah dan dekorasi massal
yaitu panjang tangkai bunga kurang dari 70 cm dan diameter pangkal tangkai bunga
kurang dari 5 mm.