bunga 10

55
BAB I BUNGA KOREJAT Obat Alami Tetes Mata dengan Bunga Korejat Bunga Korejat atau biasa disebut dengan bunga bintang, merupakan obat alami yang sangat cocok untuk obat tetes mata. Tak hanya sekedar untuk pengobatan, bahkan untuk perawatan atau pencegahan sakit mata bunga korejat ini sangat baik khasiatnya untuk mata kita. BUNGA KOREJAT Sinonim : Laurentia longiflora, Polygala paniculata L. Nama : Umum Indonesia : Bunga Bintang, Kitolod Daerah : Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa) Malaysia : Lidah Payau Inggris : Star of Bethlehem Klasifikasi

description

NOSI

Transcript of bunga 10

Page 1: bunga 10

BAB I

BUNGA KOREJAT

Obat Alami Tetes Mata dengan Bunga Korejat

Bunga Korejat atau biasa disebut dengan bunga bintang, merupakan obat alami yang

sangat cocok untuk obat tetes mata. Tak hanya sekedar untuk pengobatan, bahkan untuk

perawatan atau pencegahan sakit mata bunga korejat ini sangat baik khasiatnya untuk mata kita.

BUNGA KOREJAT

Sinonim : Laurentia longiflora, Polygala paniculata L.

Nama : Umum

Indonesia : Bunga Bintang, Kitolod

Daerah : Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa)

Malaysia : Lidah Payau

Inggris : Star of Bethlehem

Klasifikasi

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas : Asteridae

Ordo : Campanulales

Page 2: bunga 10

Familia : Campanulaceae

Genus : Isotoma

Spesies : Isotoma longiflora

Bagi Anda yang sering berlama-lama di depan televisi atau komputer mata pasti sering

terasa pedih, begitu juga bagi yang sering melakukan perjalanan jauh mata sering terkena debu

dan akhirnya mata kita terasa pedih juga. Untuk itu daripada Anda harus membeli obat tetes mata

yang cukup mahal harganya yang banyak di toko-toko obat atau apotek (yang notabene

kandungannya kebanyakan menggunakan ekstrak bunga korejat ini) lebih baik menggunakan

obat tetes mata yang alami yang paling mujarab mudah didapat juga nggak pake mahal. Tak

perlu susah-susah mencarinya karena tanaman bunga korejat sering banget kita jumpai di sekitar

kita lihat gambarnya dan Anda pasti pernah melihatnya walau tanpa Anda sadari bahwa itu

adalah tanaman bunga korejat yang sangat berkhasiat untuk obat tetes mata dijamin ampuh

banget untuk mata kita. Kalau mata kita sehat pasti penglihatan juga akan mantap dan satu hal

yang paling penting kita tak akan salah melihat untuk yang bening-bening..hehe...

Bagian tanaman yang dapat digunakan: Daun, bunga, dan seluruh bagian tanaman

Cara Menggunakannya:

Untuk obat tetes mata: Ambil 3 bunga korejat cuci bersih lalu celupkan pada segelas air

bersih, dan air sudah siap untuk dijadikan obat tetes mata alami. Gampang kan....! Tetesan air

bunga korejat ini memang terasa pedih tapi kalau sudah biasa rasanya tidak terlalu pedih bahkan

biasa saja, namun yang paling penting adalah khasiatnya bro sangat mantap.

Cara yang lain : Ambil 3 helai daun cuci bersih kedua ujung daun di potong, Setelah itu ambil air

minum putih yang biasa (bukan panas dan dingin) celupkan daun kitolod dan teteskan pada mata

rasanya sangat pedih tetesin terus sampai rasa pedih itu berkurang.

Page 3: bunga 10

Selain untuk obat tetes mata tanaman ini juga berkhasiat untuk :

a) Sakit Gigi : Dua lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi

yang sakit.

b) Asma, Bronchitis, Radang Tenggorokan : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu direbus

dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di saring lalu di

minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore

c) Luka : Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus, tempelkan pada luka

lalu di balut dengan kain bersih. Ganti 2-3 kali sehari.

d) Kanker : Daun 3 lembar berikut batangnya, di rebus dengan 5 gelas air hingga menjadi 1-

2 gelas dengan api kecil. Air rebusan di minum beberapa kali hingga habis dalam sehari

e) Katarak : 1 lembar daun yang sudah bersih ditambah 5 sendok makan air bersihkemudian

tulang daun ditekan tekan dengan sendok. Daunnya dibuang, airnya 3-5 tetes diteteskan

kemata, didiamkan sejenak, kototan mata dibuang kemudian mata dicuci dengan air

rebusan daun sirih.

CATATAN : Tanaman ini beracun. Untuk sekali minum, tidak boleh lebih dari 3 lembar daun.

Page 4: bunga 10

BAB II

BUNGA MATAHARI

Khasiat Bunga Matahari - Bunga matahari yang memiliki nama ilmiah Helianthus

Annuus Linn, merupakan tanaman hias atau tanaman penghasil minyak. Bunga matahari

merupakan tumbuhan semusim dari family kenikir-nikiran (asteraceae), bunganya berbentuk

besar, berwarna kuning terang dan termasuk ke dalam bunga majemuk yang tersusun dari ratusan

hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol. 

Khasiat bunga matahari 

Bunga matahari mempunyai nama yang berbeda di tiap wilayahnya, seperti kembang

sarengenge (sunda), bungan ledom (pulau roti), kembang srengenge (jawa), bunga panca matoari

(minagkabau). Bunga matahari seperti yang sudah banyak kita ketahui adalah biji dari bunga

matahari biasanya dijadikan sebagai kwaci atau untuk bahan pembuatan minyak. Selain itu

bunga matahari juga dikenal sebagai tanaman obat herbal, karena hampir ke seluruhan dari

bunga matahari ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan. Pada bagian bunga

mengandung senyawa kimia seperti quercimeritrin, asam oleanolat, helianthoside A, B dan C

serta asam echinocystat. Sedangkan pada bagian biji bunga matahari mengandung senyawa

kimia seperti sitosterol, prostaglandin E, asam kiorogenik, asam quinat, phytin, dan benzopyrene.

Kandungan dalam 100 g minyak biji bunga matahari terdapat 9,8% lemak jenuh, lemak tak

jenuh, 11,7% seperti oleat dan 72,9% linoleat, serta todak mengandung kolesterol. 

Selain memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan, pada tiap-tiap bagian dari bunga

matahari juga memiliki beberapa khasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit, seperti

berikut: 

1. Bagian biji bunga matahari 

Pada bagian biji bunga matahari dapat berkhasiat untuk meningkatkan keinginan

makan, mengatasi keletihan, dan meredakan sakit kepala. 

Page 5: bunga 10

2. Bagian bunga matahari 

Pada bagian bunga matahari dapat berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah,

mengobati rasa nyeri saat sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid, dan nyeri lambung. 

3. Bagian batang bunga matahari 

Pada bagian batang bunga matahari dapat berkhasiat untuk meningkatkan vitalitas dan

membantu kerja liver. 

4. Bagian akar bunga matahari 

Pada bagian akar bunga matahari dapat berkhasiat untuk meluruhkan air kencing,

mengobati batuk rejan, mengatasi infeksi saluran kencig dan mengatasi masalah

keputihan. 

Selain beberapa khasiat diatas, pada bagian daun dari bunga matahari juga bersifat sebagai

antiinflamasi, analgesic, antipiretik, anti radang, dan bersifat untuk mengurangi rasa nyeri. 

Page 6: bunga 10

BAB III

BUNGA ROSELLA

Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan biji). Tanaman rosella

berkembang biak dengan biji, tanaman ini tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan sub

tropis. Tanaman ini dapat tumbuh di semua jenis tanah, tetapi paling cocok pada tanah yang

subur dan gembur. Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah pantai sampai daerah dengan

ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Rosella mulai berbunga pada umur 2-3 bulan, dan

dapat dipanen setelah berumur 5-6 bulan.

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) merupakan salah satu tanaman berbunga yang

penyerbukannya banyak dibantu oleh serangga,

Setelah bunga dipetik kemudian dikeluarkan bijinya, lalu bunga itu dijemur dibawah sinar

matahari. Satu batang rosella bisa menghasilkan 2-3 kg bunga rosella basah, dalam 100 kg bunga

rosella basah bisa menghasilkan 5-6 kg rosella kering (Andiex, 2009).

Di Indonesia nama rosella sudah dikenal sejak tahun 1922, tanaman rosella tumbuh subur,

terutama di musim hujan. Tanaman rosella biasanya dipakai sebagai tanaman hias dan pagar.

Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai tanaman hias dan pagar yang tidak dihiraukan, sekarang

Page 7: bunga 10

tanaman ini dikenal dengan banyak khasiat yang bermanfaat bagi manusia (Daryanto-Agrina,

2006).

Klasifikasi tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L)

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa L (Comojime, 2008).

Morfologi tanaman rosella

1) Batang

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak, berkayu dan

berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter.

2) Akar

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal.

3) Daun

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk bulat telur,

bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk, Panjang daun 6-15

cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm.

4) Bunga

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak

bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan

bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal,

Page 8: bunga 10

yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-

11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan

berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat.

Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.

5) Biji

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk seperti ginjal hingga

triangular dengan sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm dan lebar 4 mm.

Page 9: bunga 10

BAB IV

BUNGA BELIMBING WULUH

Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom    : Tracheobionta

Super Divisi     : Spermatophyta

Divisi               : Magnoliophyta

Kelas                : Magnoliopsida

Sub Kelas         : Rosidae

Ordo                : Geraniales

Famili               : Oxalidaceae

Genus              : Averrhoa

Spesies            : Averrhoa blimbi L

NAMA LAIN BELIMBING WULUH

            (Sumatra) limeng, selimeng, thlimeng (Aceh), selemeng (Gayo), asom, belimbing,

balimbingan (Batak), malimbi (Nias), balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu),

balimbing (Lampung). Jawa: balimbing wuluh, balimbing, blimbing (Jawa), calingcing,

calingcing wulet, balingbing (Sunda), bhalingbhing bulu (Madura). Nusa Tenggara: blingbing

buloh (Bali), limbi (Bima), libi (Sawu), balimbeng (Flores), belerang (Sangi). Sulawesi: lumpias,

rumpeasa dureng, wulidan, lopias, lembetue (Gorontalo), lombituko (Buol), tangkurera (Baree),

Page 10: bunga 10

bainang (Makasar), calene (Bugis). Maluku: ninilu dae lok (Rote), kerbol (Timor, Kai), takurela

(Ambon), balimbi (Ulias), taprera (Buru), malibi (Halmahera), mirimiri (Kapaur). Irian Jaya:

uteke.

CIRI POHON BELIMBING WULUH

Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan

mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm.  Batangnya bergelombang dan tidak rata. Daun

belimbing sayur merupakan daun majemuk sepanjang 30 – 60 cm dengan 11 – 45 pasang anak

daun. Anak daun berwarna hijau, bertangkai pendek, berbentuk bulat telur hingga jorong dengan

ujung agak runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, panjang 2 – 10 cm, lebar 1- 3 cm.

Belimbing wuluh mempunyai bunga majemuk tersusun dalam malai berkelompok. Bunga

belimbing asam seperti buah kapel, tumbuh keluar dari batang atau percabangan yang besar.

Buah belimbing wuluh berupa buni berbentuk lonjor bersegi, dengan panjang 4-6 cm. buahnya

berwarna hijau kekuningan, berair dan apabila masak berasa asam. Ditanam sebagai pohon buah,

kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpi. Pohon yang berasal

dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab.

Tanaman belimbing wuluh mempunyai sosok tanaman yang memanjang keatas bisa

mencapai 12 meter tingginya, miskin akan cabang sehingga tanamannya agak langsing. Daun

belimbing wuluh berbentuk lonjong bulat telur yang letaknya di ujung cabang atau ranting. Buah

belimbing wuluh berbentuk lonjong berwarna hijau pekat semasa muda dan berubah kekuningan

setelah masak, besarnya seukuran telur puyuh yang muncul bergelantungan pada dahannya. Dari

batang dan cabang tanaman belimbing wuluh keluar bunga yang berwarna merah muda atau

ungu yang berbentuk bintang. Belimbing wuluh tumbuh baik pada dataran rendah juga dapat

tumbuh di daerah pegunungan sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Tanaman

belimbing wuluh umumnya tumbuh subur pada daerah yang beriklim kering dan cukup

mendapat sinar matahari .

Page 11: bunga 10

BAGIAN TUMBUHAN BELIMBING WULUH

A. BATANG

Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya

condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda.

Batang belimbing wuluh mengandung saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam

format.

B. DAUN

Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun

bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar,

tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda.

Warna daging buah-buahan yang dikupas pada umumnya cepat menjadicoklat. Hal ini

disebabkan terjadinya reaksi browning, baik yang enzimatismaupun yang non enzimatis.

Warna-warna buah yang menjadi coklat initidak disukai. Dan dengan adanya air garam

disekeliling buah, maka reaksi browning dapat dicegah.

Daun belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam format dan perokside.

C. BUNGA

Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar,

bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni,

bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak

berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam,

digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain,

mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor

atau sebagai bahan obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.

KANDUNGAN GIZI BELIMBING WULUH

Kandungan zat gizi yang ada pada belimbing wuluh cukup banyak sehingga bila tidak

dimanfaatkan dengan baik akan sia-sia serta dibuang dengan percuma. Adapun kandungan zat

gizi yang terdapat dalam belimbing wuluh dapat dilihat di bawah ini :

Page 12: bunga 10

KANDUNGAN ZAT GIZI BELIMBING WULUH

TIAP 100 GRAM

Komponen                                     J u m l a h

Energi (cal)                                          32

Karbohidrat (gr)                                   7

Protein (gr)                                          0,4

Vitamin C (mg)                                    52

Calsium (mg)                                       10

Phospor (mg)                                       10

Zat Besi (mg)                                       1,0

KANDUNGAN KIMIA BELIMBING WULUH

Batang mengandung saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format, dan

peroksidase. Daun mengandung tanin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan

kalium sitrat.

SIFAT DAN KHASIAT BELIMBING WULUH

Rasa asam, bersifat sejuk, dan astringen.  Manfaat utama tanaman ini sebagai makan

buah segar maupun makanan buat olahan ataupun obat tradisional. Manfaat lainnya sebagai

stabilisator dan pemeliharaan lingkungan, antara lain dapat menyerap gas – gas beracun buangan

kendaraan bermotor, meyaring debu, meredam getaran suara dan memelihara lingkungan dari

pencernaan karena berbagai kegiatan manusia. Dan manfaat yang lainnya meredakan nyeri

(analgesik), melancarkan keluarnya empedu, antiradang, dan meluruhkan kencing (diuretik).

Indikasi Belimbing Wuluh

Belimbing wuluh memang bukan buah yang bisa disantap sebagai buah segar apalagi

sampai

Page 13: bunga 10

dipajang di meja makan. Namun demikian, manfaatnya juga banyak. mulai dari bumbu      

sayur, penghapus noda pakaian, obat-obatan tradisional sampai pada manisan.

a) Bunga digunakan untuk pengobatan:

batuk dan sariawan (stomatitis).

b) Daun digunakan untuk mengatasi:

• perut sakit

•gondongan (parotitis)

• tekanan darah tinggi

• rematik.

c) Buah digunakan untuk pengobatan:

• batuk rejan

• gusi berdarah

• sariawan

• sakit gigi berlubang

• jerawat

• panu

• tekanan darah tinggi

• kelumpuhan

• memperbaiki fungsi pencernaan, dan radang rektum.

    Cara Pemakaian

Untuk minum, lihat resep. Untuk pemakaian luar, giling daun secukupnya sampai seperti bubur.

Tapal (pemakaian setempat) pada bagian yang terkena gondongan, rematik, jerawat, dan panu.

   Contoh Pemakaian untuk pengobatan

• Gondongan

Tumbuk 10 potong ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang

merah. Balurkan pada tempat yang sakit.

Page 14: bunga 10

• Pegal linu

Giling 1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkih, dan 15 biji

lada. Tambahkan cuka secukupnya, balurkan ke tempat yang sakit.

• Batuk

Potong-potong 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu giring, 1 jari kulit

kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, pegagan, daun saga, daun

inggu, dan daun sendok, masing-masing 1/4 genggam. Rebus dengan 5 gelas air bersih

sampai tersisa separuhnya, saring. Minum dengan madu secukupnya 3 kali 1 /3 bagian

sehari.

• Batuk pada anak

Tim segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, dan gula secukupnya

dengan 1 cangkir air selama 1/2 jam. Saring, bagi untuk minum pagi dan malam sewaktu

perut kosong.

• Batuk rejan

(1) Tumbuk 10 buah belimbing wuluh, remas dengan 2 sdm air garam, saring. Minum 2

kali sehari.

(2) Makan manisan buah belimbing wuluh 3 kali 6-8 buah sehari.

• Rematik

Tumbuk 100 g daun muda belimbing wuluh, 10 butir cengkih, dan 15 biji merica.

Tambahkan cuka secukupnya sampai adonan seperti bubur, oleskan pada tempat yang

sakit.

• Sariawan:

(1) Rebus segenggam bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya, dan 1 cangkir air

Page 15: bunga 10

sampai kental. Saring, gunakan untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.

(2) Rebus 2/3 genggam bunga belimbing wuluh dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2

1/4 gelas, saring. Minum 3 kali 3/4 gelas sehari.

Jerawat

(1) Tumbuk buah belimbing wuluh secukupnya, remas dengan air garam secukupnya

untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.

(2) Giling 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sdt bubuk belerang, remas dengan 2 sdm air

jeruk nipis. Gunakan untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan

2–3 kali sehari.

   Syarat Pertumbuhan

1.      Iklim

Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu kencang, karena

dapat menyebabkan gugurnya bunga ataupun buah.

Curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan

gugurnya bunga dan buah.

Tempat tanamnya terbuka dan terkena sinar matahari secara memadai dengan

intensitas penyinaran 45 – 50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat

terlindung).

Suhu ataupun kelembaban ataupun iklimnya termasuk kedalam tipe A (amat

basah), B (agak basah), C (basah), dengan 6 – 12 bulan basah dan 0 – 6 bulan

kering, namun paling baik didaerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan

kering.

2.      Media tanam

Page 16: bunga 10

Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk

tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik , 

aerasi dan drainasenya baik.

Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki Ph 5,7 – 7,5.

Kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50 – 200 cm dibawah

permukaan tanah.

3.      Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah

sampai ketinggian 500 m dpl.

Page 17: bunga 10

Melati

Jasminum sambac (L.) Ait. Nama umum

Indonesia: Melati

Inggris: Arabian jasmine

Melayu: Melati, melur, bunga melor

Pilipina: Sampaguita

Melati

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Asteridae

                         Ordo: Scrophulariales

                             Famili: Oleaceae

                                 Genus: Jasminum

                                     Spesies: Jasminum sambac (L.) Ait.

Berikut ada Beberapa spesies dari bunga melati yaitu :

Jasminum sambac Grand Duke of Tuscany.

Page 18: bunga 10

Jasminum officinale

Jasminum sambac Maid of Orleans (J. sambac Aid).

Kandungan dari Tanaman Melati ini sangat kaya akan zat alam seperti minyak eteris (zat

berbau).

Selain itu Bunga Melati juga mengandung banyak senyawa kimia penting seperti indole,benzilic,

alkohol benzilic, livalylacetaat , linalcohol, asetat dan jasmon.

 Melati mengandung senyawa-senyawa dan unsur kimia yang sangat bermanfaat bagi

pengobatan. Kandungan kimia yang ada di dalamnya antara lain

indol, benzyl, dan livalylacetaat.

Terapi khasiat bunga melati untuk kesehatan :

Demam berdarah

Rebus 7 lembar daun melati dan 1,25 gram belimbing dalam 250 ml air hingga menjadi 1 gelas

air saja. Setelah dingin, saring dan minumkan pada penderita demam berdarah. Lakukan 3 hari

berturut-turut dengan dosis 8 gelas per hari.

Demam dan sakit kepala

Ambil 1 genggam  daun melati dan 10 bunga melati lalu di remas – remas, kemudian rendam

dengan air dalam rantang, gunakan air rendaman ini untuk mengompres dahi.

Sakit mata

Penyakit mata yang ringan seperti mata merah karena iritasi, bisa diatasi dengan segenggam

daun melati. Caranya, ambil satu genggam daun melati, tumbuk halus, kemudian tempelkan pada

dahi. Bila sudah mengering ganti dengan yang baru. Ulangi sampai sembuh.

Radang Usus

Ambil satu genggam daun melati poncosuda (nama lain melati hutan atau melati gambir), rebus

dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, saring, minum 2 kali sehari.

Page 19: bunga 10

Radang Ginjal

Ambil 15 gram daun kering melati poncosuda, rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas.

Minum 2 kali sehari sampai air kencing yang keruh menjadi normal.

Sesak napas

Ambil 20 lembar daun melati dan garam secukupnya. Rebus 20 lembar daun melati dan garam

dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tersisal 2 gelas dan disaring, lalu oleskan di sekitar

dada setiap pagi sebelum mandi.

Menghentikan ASI yang keluar berlebihan

Ambil satu genggam daun melati, tumbuk halus, kemudian tempelkan di sekitar  buah dada,

setiap pagi sebelum mandi.

Bengkak akibat sengatan lebah

Ambil 1 genggam melati lalu remas – remas sampai halus, tempelkan pada bagian yang tersengat

lebah.

Demam, Pilek, dan Diare.

Ambil bunga melati 4 gram, teh hijau 4 gram, kapulaga 3 gram, lalu cuci bersih semua bahan,

rebus dengan air 1,5 gelas, hingga tersisa 1 gelas. Minum sehari sekali selama 3-7 hari.

Khasiat terapi bunga melati dapat di lakukan sebagai proses pengobatan ramuan alami, dan yang

paling penting adalah adanya kemauan untuk sembuh.

Page 20: bunga 10

BAB VI

WOODFORDI

A

FLORIBUND

A

SALISB

.

Botan

i

Sinoni

Page 21: bunga 10

m

Klasifikas

i

Divis

i

Su

b

divis

i

Kela

s

Bangs

a

Suk

u

Marg

a

Jeni

s

Nam

a

umum/dagan

g

Nam

a

daera

h

Jaw

a

Nus

a

Page 22: bunga 10

Tenggar

a

Deskrips

i

Habitu

s

Batan

g

Dau

n

Bung

a

Bua

h

Bij

i

Aka

r

Grisle

a

tomentos

a

Roxb

.

Spermatophyt

a

Angiosperma

e

Dicotyledonea

e

Myrtale

Page 23: bunga 10

s

Lythracea

e

Woodfordi

a

Woodfordia

floribunda

Salisb

.

Sidawaya

h

Sidawaya

h

(Jawa

)

Dhubay

a

(Madura

)

Sil

u

(Timor

)

Perdu

,

tingg

i

±

2,

5

m

Page 24: bunga 10

.

Berkayu

,

tegak

,

percabanga

n

simpodial

,

puti

h

kotor

.

Majemuk

,

lonjong

,

ujun

g

meruncing

,

pangka

l

tumpul

,

panjan

g

5-

7

cm

,

Page 25: bunga 10

leba

r

1-

2

cm

,

pertulanga

n

menyirip

,

hijau

.

Majemuk

,

bentu

k

tanda

n

bergerombol

,

tumbu

h

d

i

caban

g

da

n

ketia

k

daun

Page 26: bunga 10

,

kelopa

k

merah

,

mahkot

a

merah

,

benan

g

sar

i

silindris

,

putih

,

kepal

a

puti

k

bulat

,

merah

.

Kotak

,

bula

t

telur

,

Page 27: bunga 10

diamete

r

±

3

mm

,

hijau

.

Bula

t

telur

,

berkepin

g

dua

,

hijau

.

Tunggang

,

puti

h

kotor

.

Khasia

t

Bua

h

Woodfordi

a

floribund

Page 28: bunga 10

a

berkhasia

t

untu

k

oba

t

luk

a

baru

.

Untu

k

oba

t

luk

a

bar

u

dipaka

i

+

1

0

gra

m

bua

h

sega

r

Woodfordi

Page 29: bunga 10

a

floribun

-

da

,

disangra

i

sampa

i

menjad

i

aran

g

kemudia

n

diserbuk

.

Hasi

l

serbu

k

dita

-

burka

n

pad

a

luka

.

Kandunga

n

Page 30: bunga 10

kimi

a

Buah

,

bung

a

da

n

dau

n

Woodfordi

a

floribund

a

mengandun

g

saponi

n

da

n

polifenol

,

d

i

sampin

g

it

u

daunny

a

jug

Page 31: bunga 10

a

mengandun

g

flavonoida

.

Nama Daerah

Jawa: sidawayah, dhubaja.

Nusatenggara: situ.

Pemerian

Bau lemah; rasa kelat dan pahit.

Pemeriksaan Makroskopik Klik untuk melihat.

Tunggal, tegak menyerong ke atas, letak berhadap-hadapan, helai daun berbentuk bundar telur

sampai lanset, pangkal berbentuk jantung sampai membundar, ujung runcing, pinggir daun rata,

panjang 1 cm sampai 7 cm, lebar 0,4 cm sampai 2 cm; permukaan atas berwarna hijau

kecoklatan, berambut, permukaan bawah berwarna kelabu kehijauan, rambut sangat banyak,

tulang daun menonjol; tangkai daun sangat pendek hampir seperti daun duduk, berambut.

Page 32: bunga 10

Pemeriksaan Mikroskopik Klik untuk melihat.

Mikroskopik. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel yang berisi lendir, dinding tangensial luar

tebal, tidak berlignin, kutikula tipis bergaris, pada pengamatan tangensial sel epidermis tampak

berbentuk poligonal, dinding samping lurus; rambut penutup bersel satu, bentuk keucut, panjang

15 um sampai 105 um, dinding tebal, ujung runcing, lumen sempit, kutikula licin. Jarinagn

palisade terdiri dari satu lapis sel silindrik, tebal jaringan lebih kurang 1/3 bagian dari tebal daun.

Jarinagn buna karang terdiri dari beberapa lapis sel yang tersusun agak rapat, didalam sel

terdapat hablur kalisum oksalat berbentuk roset. Sel epidermis bawah lebih kecil dari sel

peidermis atas; lebih ramping dari pada rambut penutup pada epidermis atas, panjang rambut

penutup 15 um sampai 86 um. Rambut kelenjar terletak didalam lekukan pada epidermis bawah,

mempunyai tangkai yang lebih pendek dengan kepala kelenjar yang berbentuk bulat, kepala

kelenjar terdiri dari sel parenkimatik kecil yang dibatasi oleh selapis sel epidermis pipih. Berkas

pembuluh tipe bikolateral disertai serabut sklerenkim; didalam sel kolenkim dari parenkim

tulang daun terdapat hablur kalsium oksalat serupa hablur di jaringan bunga karang. Stomata tipe

anomositik hanya terdpat pada epidermis bawah.

Serbuk. Fragmen pengenal adalah serabut dengan sel-sel berwarna coklat, floem dengan kalsium

oksalat, fragmen epidermis atas daun, fragmen jaringan palisade dan jaringan bunga karang,

fragmen rambut penutup dan hablur kalsium oksalat berbentuk roset dari daun.

 

Cara Identifikasi Klik untuk melihat.

A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat kemerahan.

Page 33: bunga 10

B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna kuning.

C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna

coklat kemerahan.

D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna coklat

kemerahan.

E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat kemerahan.

F. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna

biru kehitaman.

 

Uji Kemurnian Klik untuk melihat.

Kadar abu. Tidak lebih dari 58%.

Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1,1%.

Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 36%.

Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 23%.

Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%.

 

Kegunaan

Astrigen.

Page 34: bunga 10

Kandungan Senyawa

Isi. Tanin.

Referensi

Materia Medika Indonesia III, hal 126-131,  thn  1979,  Depkes RI

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m.

Mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada

awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh (Syzygium

aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan

berkayu keras cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya

dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. 

Page 35: bunga 10

Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh

ranting-ranting kecsil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh

berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan

bagian ujung dan panggkalnya menyudut. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung

ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga cengkeh

berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi

menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan berwarna coklat

kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali

berbuah pada umur 4-7 tahun Dari sudutbotanis, tanaman cengkeh adalah termasuk famili

Myrtacea dan sekerabat dengan jambu air(Eugenia Jambos).

Klasifikasi Tanaman Cengkeh

Divisi                  : Spermatophyta

Subdivisi            : Angiospermae

Kelas                  : Dicotyledonae

Bangsa               : Myrtales

Suku                   : Myrtaceae

Marga                 : Syzygium

Jenis                   : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry

Morfologi

Daun

Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus), helaian

daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya berbentuk lonjong

Page 36: bunga 10

dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada

lebih dari satu daun.

Batang

Batangdari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat (teres),

permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak ranting

atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara

percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara

batang pokok dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas (patens).

Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5

cm (Steenis 1975).

Akar

Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga) yang

kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak (fusiformis)

pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan

bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke tanah.

Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat permukaan tanah

banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan

Biji

Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari kulit

(spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Walaupun dalam jangka 20

tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal

ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal

rokok.

Page 37: bunga 10

Bunga

Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek dan

bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh termasuk

bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya  selalu ditutup bunga. Bunga terdiri

dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga

cengkeh adalah  bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan

(flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum) menjadi pendukung

benang sari dan putik (andoginofor).

Buah

Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar

berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil bagian

dalam pembentukan buah.

Buah cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar

berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum pada kulit

buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada septum dan

ovarium.

Page 38: bunga 10

Pembibitan Krisan dapat dilakukan dengan beberapa cara 

Bibit krisan salah satunya didapatkan secara vegetatif, antara lain dengan cara kultur

jaringan dan stek pucuk. Langkah-langkah untuk mendapatkan bibit krisan secara vegetatif

tersebut, antara lain:

1) Kultur jaringan

Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk merangsang jaringan-jaringan biji (generatif),

serta jaringan-jaringan batang, daun, tunas, dan akar (vegetatif) dengan menempatkan jaringan-

jaringan tersebut dalam media semai khusus yang berupa padatan atau cairan yang sudah

disterilkan sehingga terbebas dari mikroorganisme. Kultur jaringan lebih efektif digunakan untuk

pembibitan vegetatif. Adapun tahapan-tahapan untuk mendapatkan bibit bunga krisan dengan

menggunakan kultur jaringan, antara lain.

a) Menyeleksi induk krisan

Pertama menyeleksi induk krisan agar mendapatkan induk yang berkualitas, sehingga bibit yang

dihasilkan berkualitas pula. Ciri induk krisan yang berkualitas adalah pertumbuhan bunganya

cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, tidak terserang hama dan penyakit

(dalam kondisi sehat), serta memiliki banyak mata tunas.

Page 39: bunga 10

b) Pengambilan mata tunas

Proses selanjutnya potong mata tunas dengan suet yang steril, kemudian mata tunas tersebut

direndam selama 10 menit dalam Sublimat 0,04 % HgCL. Jika telah selesai, bilas mata tunas

tersebut dengan air suling yang steril.

c) Eksplan (penempatan mata tunas) pada medium padat

Sebelum mata tunas ditempatkan pada medium, perlu adanya persiapan untuk membuat medium

tersebut. Medium yang diperlukan adalah medium MS padat yang dicampurkan dengan 150 ml

air kelapa per liter, 1,5 mg kinetin per liter, dan 0,5 mg NAA per liter di dalam sebuah wadah

yang steril, biasanya wadah yang digunakan adalah botol. Setelah medium dibuat, kemudian

masukan mata tunas tadi ke dalam medium tersebut (botol). Mata tunas mulai berakar setelah 26

hari ditempatkan di medium dan mulai tumbuh tunas setelah 3 hari tumbuh akar.

d) Penyemaian bibit

Proses selanjutnya bibit dipindahkan di medium penyemaian yang berupa pasir yang sudah steril

(setelah mata tunas sudah berakar dan bertunas di dalam medium), dengan kedalaman tanam

disesuaikan dengan ukuran bibit. Setelah ditanam, kemudian ditutup dengan plastik bening agar

mendapatkan cahaya lampu dan tempatkan di tempat yang terbebas dari mikroorganisme

(aseptik). Buka penutup plastik bening pada sore dan ma’am hari sekitar 1-2 hari sebelum bibit

dipindahkan ke kebun.

e) Penanaman bibit di kebun

Bibit krisan dapat dipindahkan di kebun ketika sudah tumbuh dengan ketinggian kurang Iebih 9

cm dan memiliki daun sebanyak kurang Iebih helai.

2) Stek pucuk

Stek adalah suatu usaha untuk menghasilkan bibit dengan cara melakukan pemotongan pada

salah satu bagian dari tanaman induk, seperti batang, pucuk, cabang, atau akar, yang kemudian

bagian yang dipotong akan disemaikan/ditanam di media semai agar tumbuh akar. Stek pucuk

adalah stek yang dilakukan dengan mengambil pucuk tanaman induknya. Adapun tahapan untuk

melakukan stek pucuk pada krisan, antara lain:

Page 40: bunga 10

a) Menyeleksi tanaman krisan sebagai induk

Langkah pertama dalam melakukan stek adalah dengan menyeleksi

tanaman krisan untuk dijadikan induk. Dengan mendapatkan induk yang berkualitas, akan

menghasilkan bibit yang berkualitas pula. Ciri-ciri induk krisan yang berkualitas adalah

pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, serta tidak

terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat).

b) Menyeleksi pucuk sebagai bibit

Setelah mendapatkan induk yang berkualitas, Iangkah selanjutnya adalah menyeleksi pucuk dari

induk tersebut untuk dijadikan bibit krisan. Adapun pucuk yang baik untuk dijadikan bibit krisan

adalah memiliki kurang Iebih 4 helai daun yang sudah dewasa dengan warna hijau cerah dan

memiliki diameter pangkalnya kurang Iebih 4 mm.

c) Memotong pucuk

Setelah menemukan pucuk yang baik untuk dijadikan bibit, kemudian potong pucuk tersebut

dengan menggunakan silet atau pisau yang steril dan tajam, dengan ukuran panjang pucuk yang

dipotong kurang Iebih 7 cm. Setelah dipotong, cabut sebagian atau seluruh daun yang berada

pada pucuk tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.

Setelah itu, pucuk yang ingin dijadikan akar direndam dalam larutan ZPT (Zat Pengatur

Tumbuh)/Rotoon selama kurang Iebih 5 menit. Larutan ZPT berfungsi untuk mempercepat

pertumbuhan akar.

d) Penyemaian pucuk stek

Setelah pucuk stek dipotong dan direndam dalam larutan ZPT (Rotoon),selanjutnya pucuk stek

tersebut disemai. Sebelumnya, perlu menyiapkan media semai berupa pasir yang sudah steril.

Media semai tersebut dimasukkan ke dalam pot atau polybag yang bagian bawahnya dilubangi

untuk menghindari jumlah air yang berlebihan, yang dapat mengakibatkan pucuk stek menjadi

busuk. Setelah media semai dibuat, selanjutnya tanam pucuk stek dengan cara menancapkannya

ke dalam media semai tersebut dengan kedalaman sekitar sepertiga dari panjang pucuk stek.

setelah itu, tutup dengan plastik bening dan tempatkan di dalam ruangan. Gunakan lampu untuk

membantu proses pertumbuhannya dan lakukan perawatan dengan melakukan penyiraman

Page 41: bunga 10

menggunakan sprayer air sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Apabila ada hama atau

penyakit maka lakukan penyemprotan dengan mengunakan pestisida.

e) Pemindahan bibit ke kebun

Bibit krisan dapat dipindahkan dari tempat penyemaian ke kebun untuk ditanam hingga berbunga

kurang lebih 13 hari setelah semai.

Ciri dan Umur Panen 

Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum 

mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu 

setelah 3-4 bulan setelah tanam.

Cara Panen

Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga 

krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong 

tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman 

siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan 

menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. 

 Prakiraan Produksi 

Perkiraan hasil bunga krisan pada jarak 10 x 10 cm seluas 1 ha yaitu 800.000 tanaman. 

 PASCAPANEN 

1. Pengumpulan 

Page 42: bunga 10

Kumpulkan bunga hasil panen, lalu ikat tangkai bunga berisi sekitar 50-1000 tangkai simpan 

pada rak-rak. 

2. Penyortiran dan Penggolongan 

Pisahkan tangkai bunga berdasarkan tipe bunga, warna dan varietasnya. Lalu bersihkan 

dari daun-daun kering atau terserang hama. Buang daun-daun tua pada pangkal tangkai. 

Kriteria utama bunga potong meliputi penampilan yang baik, menarik, sehat dan bebas 

hama dan penyakit. Kriteria ini dibedakan menjadi 3 kelas yaitu: 

a) Kelas I untuk konsumen di hotel dan florist besar, yaitu panjang tangkai bunga lebih dari 

70 cm, diameter pangkal tangkai bunga lebih 5 mm. Sumber:

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi 

MIG Corp.

b) Kelas II dan III untuk konsumen rumah tangga, florits menengah dan dekorasi massal 

yaitu panjang tangkai bunga kurang dari 70 cm dan diameter pangkal tangkai bunga 

kurang dari 5 mm.