BUNDEL KIMOR.docx
-
Upload
dita-arlini-khoerinisa -
Category
Documents
-
view
226 -
download
5
Transcript of BUNDEL KIMOR.docx
![Page 1: BUNDEL KIMOR.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082610/55cf8ff1550346703ba184b0/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
I. Nomor Percobaan : III
II. Nama Percobaan : Analisa Kualititatif Gugus Fungsi Alkohol
III. Tujuan Percobaan :
1. Agar mahasiswa paham akan sifat fisik dan kimia alkohol dan fenol.
2. Agar mahasiswa dapat mengerti reaksi-reaksi yang terjadi pada alkohol dan
fenol.
3. Agar mahasiswa dapat membedakan reaksi yang terjadi pada alkohol dan
fenol.
IV. Dasar Teori
Senyawa yang mengandung gugus fungsional –OH disebut alkohol. Gugus –
OH berikatan kovalen dengan atom karbon dalam molekul alkohol, dan molekul-
molekul tersebut tidak terionisasi didalam air menghasilkan ion OH-. Alkohol
bereaksi dengan logam natrium untuk melepaskan hidrogen dalam sebuah reaksi yang
analog dengan reaksi antara natrium dan air.
2ROH + 2Na H2 = 2NaOR
Alkohol yang paling sederhana adalah metanol, CH3OH, yang disebut juga
metil alkohol. Etanol, CH3CH2OH, yang juga dikenal sebagai etil alkohol adalah
alkohol paling sederhana berikutnya, mengandung dua atom karbon. Jika jumlah
atom karbon dalam molekul alkohol lebih besar dari dua, ada beberapa isomer yang
mungkin, bergantung pada letak gugus –OH seperti pada sifat alami rantai karbon
(Goldberg, 2004).
Reaksi alkohol dengan asam kuat menghasilkan pemindahan atau pengeluaran
(eliminasi) gugus – OH. Gugus –OH merupakan gugus pergi yang kurang baik.pada
tahap I, oksigen menyumbangkan sepasang elektron bebasnya (basa Lewis) dan
menjadi terprotonasi pada tahap II, air keluar untuk membentuk karbokation, tahap
ini merupakan tahapan penentu kecepatan reaksi. Akhirnya, pada tahap III,
karbokation diserang oleh nukleofil melalui reaksi SN1 atau dieliminasi oleh suatu
reaksi E1.
Eliminasi terjadi bila basa konjugasi dari asam bukan merupaka nukleofil yang
baik (seperti basa konjugasi yang berasal dari asam H2SO4). Pembentukkan
karbokation terutama terjadi pada reaksi dengan alkohol sekunder dan tersier. Oleh
karena sifat reaksi, penataan ulang untuk membentuk karbokation yang lebih stabil
berlangsung dalam suatu campuran produk pula. Untuk alkohol primer, setelah
protonasi, air akan digantikan oleh suatu nukleofil melalui reaksi SN2.
Reaksi jenis SN2 juga terjadi pada reaksi alkohol dengan PBr3, atau SOCl2.
Reaksi alkohol dengan PBr3 akan berakhir dengan pembentukan alkil bromida,
![Page 2: BUNDEL KIMOR.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082610/55cf8ff1550346703ba184b0/html5/thumbnails/2.jpg)
sedangkan reaksi alkohol dengan SOCl2 pada alkil klorida. Ikatan O-P atau O-S
kemudian terbentuk dan akan memberikan muatan positif pada oksigen. Cl- atau Br-
bertindak sebagai nukleofil dan menggantikan spesies, dengan hasil berupa
pembentukkan alkil halida (Bresnick, 2004).
Adanya gugus –OH atau hidroksil adalah ciri khas alkoholdan fenol.
Tergantung pada sifat atom karbon dimana gugus –OH menempel, alkohol
digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu: alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol
tersier. Lebih dari satu gugus –OH mungkin terdapat dalam satu molekul, senyawa ini
dinamakan alkohol polihidrat.
Sebagai suatu kelompok senyawa alkohol alifatik merupakan cairan yang
sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya
rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat
molekul yang seperti air berkurang sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon.
Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air,
sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian. Titik didih dan kelarutan
fenol sangat bervariasi, tergantung bpada sifat substituen yang menempel pada cincin
benzena.
Metanol dikenal sebagai alkohol kayu karena ia dapat dihasilkan melalui
distilasi destruktip dari kayu. Senyawa ini sangat beracun dan dapat menyebabkan
kebutaan dan kematian jika ditelan. Kebanyakan metanol dibuat secara sintesis dari
karbon monoksida dan hidrogen.
Etanol adalah “alkohol” biasa. Etanol diperoleh melalui peragian tetes (sisa
pemurnian gula tebu), atau dari bahan lain yang mengandung gula alam. Pada
dasarnya, metode sintetik dilakukan dengan hidrasi pada etilena dengan asam sulfat.
Etilena glikol CH2OHCH2OH larut dalam air dan mempunyai titik didih yang
tinggi (197℃) dibandingkan air. Karena sifat ini etilena digunakan sebagai anti beku
dalam radiator mobil. Senyawa ini juga digunakan dalam pembuatan pelarut, pelarut
cat, dan pelunak (plasticizer, softener). Propilena glikol diguanakan dalam lotion, dan
jika dipakai dengan fluorokarbon menghasilkan busa tanpa air dalam produk-produk
aerosol.
Gliserol CH2OHCHOHCH2OH secara komersial diperoleh dari pembuatan
sabun. Rasanya manis seperti sirup dan bercampur dengan air dalam segala proporsi.
Karena kemampuannya menyerap air, ia dapat digunakan sebagai pelembab dan
pelembut, sehingga sering dicampurkan dalam lotion dan kosmetik. Ia juga dipakai
untuk mempertahankan kelembaban pada tembakau dan gula (Petrucci, 1985).
Perbedaan antara alkohol primer, sekunder dan tersier dapat ditentukan dengan
meninjau kedudukan uluran C-O. Pada sprektum tersebut pita C-O muncu pada
bilangan gelombang 1029/cm dengan intensitas yang sangat kuat dan menunjukan
bahwa gugus fungsi hidroksil (O-H) berasal dari alkohol primer (Anam, dkk, 2007).
![Page 3: BUNDEL KIMOR.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082610/55cf8ff1550346703ba184b0/html5/thumbnails/3.jpg)