Bumi Merupakan Salah Satu Planet Dari Galaksi Bimasakti

7
Bumi merupakan salah satu planet dari galaksi bimasakti. Manusia dan ciptaan Tuhan melangsungkan kehidupan di bumi. Kita hidup di bumi berada di bagian kerak bumi (lithospher) atau di permukaan bumi. Permukaan bumi terbentuk dari berbagai macam batuan yang kurang lebih 80% adalah diselimuti oleh batuan sedimen dengan volume kurang lebih 0,32% dari volume bumi. Setiap daratan di bumi ini di bentuk oleh batuan – batuan ang bermacam – macam. Dari sejumlah batuan yang memiliki ciri khas yang berbeda – beda terangkum dalam sebuah lempeng – lempeng yang tersebar di seluruh dunia. Lempeng – lempeng di permukaan bumi bersifat dinamis, karena adanya perbedaan perlapisan dan tenaga endogen yang mengakibatkan pergerakan lempeng. Dari pergerakan lempeng dapat menimbulkan sebuah siklus batuan yang tak dapat dipungkri adanya. Lempeng tektonik adalah bagian dari kerak bumi dan lapisan paling atas, yang disebut juga lithosphere. Atau menjelaskan tentang gerakan bumi dengan skala besar dari lithoepher bumi. Teori yang meliputi konsep-konsep lama (kontinental drift) dikembangkan selama satu setengah abad sejak abad ke-20 oleh Alfred Wegner tentang lantai samudra (seafloor) pada tahun 1960-an. Lempeng tektonik memiliki tebal sekitar 100 km (60 mill) yang terdiri dari dua jenis bahan pokok yaitu kerak samudra (disebut juga sima yang terdiri dari silikon dan magnesium) dan kerak benua (disebut juga sial yang terdiri dari silicon dan megnesium). Komposisi dari dua jenis lapisan terluar atau kulit dari kerak samudra adalah batuan basalt (mafic) dan kerak benua terdiri dari batuan granitic yang prinsip kepadatannya rendah. Permukaan bumi terdiri dari 15 lempeng besar (mayor) dan 41 lempeng kecil (minor), 11 lempeng kuno dan 3 dalam orogens, dengan jumlah keseluruhan 70 lempeng tektonik yang tersebar di seluruh permukaan bumi. Tatanan tektonik Indonesia di bagian barat menunjukkan pola tektonik yang relative lebih sederhana dibandingkan Indonesia bagian timur. Kesederhanaan tatanan tektonik tersebut dipengaruhi oleh keberadaan Paparan Sunda yang relative stabil. Pergerakan dinamis mencolok hanya terjadi pada perputaran Kalimantan serta peregangan selat makassar. Hal ini terlihat pada pola sebaran jalur subduksi Indonesia Barat. Sementara keberadaan benua mikro yang dinamis karena

description

tektonik

Transcript of Bumi Merupakan Salah Satu Planet Dari Galaksi Bimasakti

Page 1: Bumi Merupakan Salah Satu Planet Dari Galaksi Bimasakti

Bumi merupakan salah satu planet dari galaksi bimasakti. Manusia dan ciptaan Tuhan melangsungkan kehidupan di bumi. Kita hidup di bumi berada di bagian kerak bumi (lithospher) atau di permukaan bumi. Permukaan bumi terbentuk dari berbagai macam batuan yang kurang lebih 80% adalah diselimuti oleh batuan sedimen dengan volume kurang lebih 0,32% dari volume bumi. Setiap daratan di bumi ini di bentuk oleh batuan – batuan ang bermacam – macam. Dari sejumlah batuan yang memiliki ciri khas yang berbeda – beda terangkum dalam sebuah lempeng – lempeng yang tersebar di seluruh dunia. Lempeng – lempeng di permukaan bumi bersifat dinamis, karena adanya perbedaan perlapisan dan tenaga endogen yang mengakibatkan pergerakan lempeng. Dari pergerakan lempeng dapat menimbulkan sebuah siklus batuan yang tak dapat dipungkri adanya.

Lempeng tektonik adalah bagian dari kerak bumi dan lapisan paling atas, yang disebut juga lithosphere. Atau menjelaskan tentang gerakan bumi dengan skala besar dari lithoepher bumi. Teori yang meliputi konsep-konsep lama (kontinental drift) dikembangkan selama satu setengah abad sejak abad ke-20 oleh Alfred Wegner tentang lantai samudra (seafloor) pada tahun 1960-an. Lempeng tektonik memiliki tebal sekitar 100 km (60 mill) yang terdiri dari dua jenis bahan pokok yaitu kerak samudra (disebut juga sima yang terdiri dari silikon dan magnesium) dan kerak benua (disebut juga sial yang terdiri dari silicon dan megnesium). Komposisi dari dua jenis lapisan terluar atau kulit dari kerak samudra adalah batuan basalt (mafic) dan kerak benua terdiri dari batuan granitic yang prinsip kepadatannya rendah. Permukaan bumi terdiri dari 15 lempeng besar (mayor) dan 41 lempeng kecil (minor), 11 lempeng kuno dan 3 dalam orogens, dengan jumlah keseluruhan 70 lempeng tektonik yang tersebar di seluruh permukaan bumi.

Tatanan tektonik Indonesia di bagian barat menunjukkan pola tektonik yang relative lebih sederhana dibandingkan Indonesia bagian timur. Kesederhanaan tatanan tektonik tersebut dipengaruhi oleh keberadaan Paparan Sunda yang relative stabil. Pergerakan dinamis mencolok hanya terjadi pada perputaran Kalimantan serta peregangan selat makassar. Hal ini terlihat pada pola sebaran jalur subduksi Indonesia Barat. Sementara keberadaan benua mikro yang dinamis karena dipisahkan oleh banyak system sasar sangat mempengaruhi bentuk kerumitan tektonik Indonesia bagian timur. Berdasarkan konsep ini pula, Indonesia terbentuk tujuh jalur orogenesa, yaitu: jalur orogenesa Sunda, Barisan, Taulud, Sulawesi, Banda, Malanisia, dan Dayak. Kondisi struktur geologi wilayah Indonesia timur sangat rumit juga karena disebabkan Indonesia timur merupakan tempat terbentuknya system busur kepulauan yang unuk dengan asosiasi palung samudera, zona akresi, busur gunung api, dan cekungan busur belakang. Selain itu yang membuat rumit juga adalah busur-busur kepulauan nya yang dibatasi oleh lautan dengan kedalaman mencapai ribuan meter dengan palung-palung dalam yang terdapat diantara busur lengkung yang tajam dan beda relief yang sangat tajam.

Secara tektonis, wilayah Indonesia Timur merupakan lokasi pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik yang bergerak dari arah timur ke barat, Lempeng Australia yang bergerak dari arah tenggara ke barat laut dan Lempeng Eurasia yang bergerak dari arah barat laut ke tenggara. Pertumbukan ketiga lempeng ini menghasilkan pola tektonik rumit yang menyebar dari Pulau Sulawesi, Maluku sampai Irian Jaya. Pergerakan Lempeng Pasifik dari timur ke arah barat mengakibatkan terbentuknya Patahan Sorong yang berupa patahan geser memanjang sepanjang pantai utara Irian Jaya,

Page 2: Bumi Merupakan Salah Satu Planet Dari Galaksi Bimasakti

utara Serui dan Biak, bercabang di wilayah Kepala Burung, Irian Jaya kemudian bercabang lagi di sekitar Kepulauan Banggai dan Sula di Maluku.Semua hal ini berpengaruh pada kondisi struktur geologinya.

Menurut teori tektonik lempeng, wilayah Indonesia bagian Timur diketahui sebagai zona interaksi antara lempeng Eurasia – Hindia, Australia, dan Pasifik. Lempeng-lempeng ini memperagakan zona-zona penunjaman aktif dengan arah gerak agak membujur dibagian utara, seperti misalnya palung-palung di Filipina, Halmahera dan Minahasa serta Timor di selatan yang agak melintang. Wilayah Indonesia timur juga tersusun oleh lempeng-lempeng mikro yang sifatnya lemah terhadap akumulasi energy dan mudah melepaskan energy dalam wujud gempa.

Pada bagian utara wilayah Indonesia timur, lempeng pasifik menabrak sisi barat dan selatan Indonesia. Tekanan dahsyat karena pergerakan tiga lempeng besar bumi: Lempeng Eurasia, Lempeng Hindia-Australia, dan lempeng Pasifik ini menyebabkan interior lempeng bumi dari kepulauan Indonesia ini terpecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil kerak bumi yang bergerak antara satu terhadap lainnya yang dibatasi oleh patahan-patahan aktif. Sedangkan wilayah Indonesia bagian barat, daerahnya relative stabil dibandingkan wilayah Indonesia bagian timur, maka dari itu pulau-pulaunya berukuran lebih besar daripada yang berada di wilayah bagian Indonesia timur.

Laut Banda punya banyak misteri, salah satunya adalah bentuk dasar laut yang membusur. Busur Banda adalah formasi geologi di dasar laut banda yang berbentuk busur sepanjang 1000 km dan melengkung 180 derajat. Pada sekitar 3 Ma (pertengahan-Pliosen) ketika tepi utara Benua Australia berbenturan dengan busur Kepulauan Banda. Benturan ini telah membentuk jalur lipatan dan sesar foreland sepanjang Timor, Tanimbar sampai Seram. Di wilaya Seram, jalur ini juga banyak dipengaruhi oleh benturan busur Seram dengan mikro-kontinen Kepala Burung. Pembukaan lateral juga terjadi mengikuti benturan busur-benua ini, pembukaan ini adalah manifestasi tectonic escape. Sesar-sesar mendatar besar terbentuk hampir sejajar dengan orientasi Pulau Timor. Pengalihan tempat mikro-kontinen Sumba dan pembentukan serta pembukaan Cekungan Weber, Sawu, dan Laut Banda dapat berhubungan dengan escape tectonics pascabenturan ini melalui mekanisme extensional structure ataucollapse yang mengikuti arc-continent collision.

Pulau Timor merupakan bagian dari Busur Banda. Sejarah tektonik Timor terekam secara kompleks. Secara umum Busur Banda adalah produk kolisi dari tepi NW kontinen Australia dan zona subduksi kerak samudera Banda.

Pada gambar di bawah, dapat dilihat bahwa Timor merupakan bagian dari Australian continental (Paparan Sahul) yang mengalami imbrikasi dan zona akresi dari kejadian kolisi pada Neogen.

Page 3: Bumi Merupakan Salah Satu Planet Dari Galaksi Bimasakti

Gambar 1. Kondisi tektonik Busur Banda dan Indonesia Timur

Tatanan geologi Pulau Timor sangat komplek, terdiri dari:

1. Unsur Benua Gondwana (Pra pemisahan).2. Satuan batuan sesudah pemisahan benua.3. Satuan Melange (berhubungan dengan benturan)4. Satuan dari Busur Banda 5. Satuan batuan penyerta orogen.

MODEL TEKTONIK EVOLUSI TIMOR

Hanya akan dibahas tiga model yaitu model overthrust, imbricate, dan Autochton. Hal tersebut dikarenakan beberapa peneliti sebelumnya banyak menggunakan tipe model ini untuk menjelaskan tektonik evolusi Timor.

Page 4: Bumi Merupakan Salah Satu Planet Dari Galaksi Bimasakti

1. Overthrust model (Schematic cross-section of the overthrust model for Timor. Allochthonous units are overthrust onto the folded Australian continental margin (from Richardson and Blundell, 1996)).

Overthrust model dikembangkan pada awal pekerjaan geologi permukaan dengan kondisi material overthrust sheet of allochthonous terekspose dengan baik. Model ini menekankan begitu rumitnya allochthonous sheet dari thrust sheet pada Pulau Timor ( Audley-Charles, 1968; Audley-Charles & Carter, 1972; Carter Et al., 1976; Barber Et al., 1977). Mereka berargumentasi bahwa allochthonous strata diperoleh dari pergerakan lempeng Eurasian ke utara yang mengangkat kerak benua Australia sepanjang proses benturan atau kolisi. Perlipatan dan erosi dengan skala yang besar pada cekungan benua Australia terjadi sebelum adanya thrust sheet dan tidak dipengaruhi oleh lipatan.

Pertimbangan untuk model overthrust adalah perbandingan batuan berdasarkan asal dan jenisnya yang sangat berbeda, meskipun seringkali merupakan batuan pada umur yang sama ( Bowin et al., 1980). Bagaimanapun, Grady dan Berry ( 1977) dan yang lainnya, sering menanyakan kebenaran dari model overthrust terutama kerna tidak adanya bukti-bukti yang cukup terutama mengenai thrust fault yang pada kenyataannya merupakan dipping faults bertahap. Grady dan Berry ( 1977) juga menyatakan bahwa material allochthonous dan autochthonous secara stratigrafi berhubungan normal dan berdasarkan penelitian terbentuk dari deformasi yang sama.

2.Imbricate model (Schematic cross section of the imbricate model for Timor. Imbricated sheets of Australian and Eurasian affinity are thrust on top of one another during collision (from Richardson and Blundell, 1996).

Page 5: Bumi Merupakan Salah Satu Planet Dari Galaksi Bimasakti

Model ini menekankan banyaknya perlipatan yang diakibatkan oleh adanya gaya akibat sesar naik. Allochthonous dan para-autochthonous merupakan dasar atau basement dari kontinen Australia. Susunan stratigrafi batuan baik beradasarkan jenis dan umur di wilayah ini sangat rumit dan kompleks yang membentuk imbricated rock dan mélange (Richardson & Blundell, 1996; Linthout et al., 1997; Hall, 2002).

Mikro continen dari Eurasia diperkirakan mempengaruhi susunan stratigrafi dan struktur dari wilayah ini (Carter et al., 1976; Karig et al., 1987; Whittam et al., 1996). Pengaruh dari mikrokontinen ini dimulai sejak 8 juta tahun yang lalu dan bersamaan waktunya dengan pembentukan Formasi Aileu pada bagian utara pantai timur Timor( Biji& Grady, 1981; Biji& Mcdougall, 1986). Data paleomagnetik juga sebagian membuktikan bahwa Pulau Timor merupakan bagian dari benua Australia.

3. Autochton Model (Schematic cross section for the autochthon model. Timor represents the uplifted Australian continental margin. Uplift caused south-directed gravity sliding and decoupling of the oceanic slab (from Richardson and Blundell, 1996).

Model ini menentang kedua model sebelumnya. Di dalam model ini, sedimen akresi hampir seluruhnya diperoleh dari sekuen kraton Australia yang mengalami pengangkatan (Grady, 1975; Grady& Biji, 1977; Chamalaun& Grady, 1978). Material berasal dari seberang batas lempeng pada proses olistostrome dan berkumpul sebagai hasil pengangkutan (sedimen) dan menghasilkan unit tunggal yang yang dikenal sebagai Bobonaro scaly clay (Chamalaun& Grady, 1978; Harris et al., 1998). Model ini mengutip atau menjelaskan suatu ketiadaan bukti-bukti lapangan untuk overthrust dan imbricate model. Model ini dikembangkan akibat adanya pengangkatan dan juga dipengaruhi oleh daya apung (buyoancy) dari interaksi lempeng Indo-Australia dengan Eurasia.

Secara keseluruhan, penulis cenderung untuk memilih model yang terakhir. Hal tersebut dikarenakan model tersebut didukung beberapa bukti di lapangan dan dapat menjelaskan pembentukan Formasi Bobonaro yang terdiri dari litologi scaly clay. Selain itu di Timor hampir secara keseluruhan ditutupi oleh zona akresi dengan komposisi yang berasal dari sekuen Kerak Benua Australia. Pada dasarnya, perbedaan-perbedaan model yang diperlihatkan di atas, akan memberikan interpretasi, kondisi dan pendapat yang berbeda-beda. Akan tetapi, semua itu merujuk pada kesimpulan yang mirip secara deskripsi geologi yaitu Pulau Timor dibentuk dari kontribusi gabungan antara lempeng kontinen Australia, mélange block, dan batuan ofiolit Banda terrane.

Berdasarkan data seismic, Hamilton (1979 dan 1980) menyatakan pendapat bahwa prisma akresi tebal berasal dari sedimen dan gelinciran batuan kraton tua Australia yang terbentuk di atas lantai lempeng yang tersubduksi. Teori Hamilton tadi dapat menjadi benar, karena semestinya sekuen Timor terdiri dari batuan mélange dari lantai continental slope dengan ketebalan lebih dari 4 km dan ditutupi oleh gelinciran batuan kraton Australia akibat redistribusi mélange mass oleh gravity sliding. Batuan mélange di Timor ditemui sekitar 60% dari keseluruhan pulau dengan 6 km ketebalan dari batuan yang terimbrikasi pada umur lebih tua atau sama dengan Miosen.