Buletin swadesa edisi 2

3
www.pnpm-jabar.org Edisi II/Mei/2013 1 Redaksi menerima tulisan good practices. Kirim ke [email protected] (Tasikmalaya,20/ 05/2013) Penjurian si Kompak Award Tahun 2013 kembali digelar. Dua kabupaten di Jawa Barat terpilih sebagai nominasi. Kabupaten Tasikmalaya menjadi nominator Perencanaan Pembangunan Desa (PPD) sedang kabupaten Kuningan terkait kelembagaan BKAD. Tim Juri berasal dari Satker PMD Pusat dan NMC. Dibantu tim dari RMC dan Satker provinsi, mereka melakukan penilaian tingkat kabupaten, kecamatan sampai dengan desa. Mengingat begitu ketatnya kompetisi, penjurian dilakukan secara menyeluruh dan obyektif. Malam harinya, dalam kesempatan FGD dengan Bupati dan DPRD, tim mempertanyakan konsep dan praktek kebijakan daerah. “Kabupaten Tasik sejak tahun 2011 telah mengembangkan program Gerbang (Gerakan Membangun) Desa”, ujar Bupati UU Ruzhanul Ulum. Pun demikian, program Gerbang Desa tetap menggunakan acuan perencanaan pembangunan Desa. “Disinilah fungsi RKP Desa, sebagai titik temu usulan. Oleh karena itu, usulan desa haru menggunakan proposal yang disertai RKPDesa”, imbuh mantan Ketua DPRD itu. Esoknya, Sabtu (18/5/2013), Tim melakukan penilaian di desa Margalaksana Kec.Salawu. Tidak kurang dari enam jam, tim melakukan FGD dan verifikasi dokumen dengan warga dari berbagai unsur seperti kaum perempuan, BPD, tokoh agama dan lain sebagainya. Teti, 34 tahun, seorang ibu asal RT 03, mengaku bahwa adanya kegiatan perencanaan di PNPM MPd seperti Musdus, MKP, Musyawarah Desa, telah mengajari masyarakat untuk terlibat dalam perencanan pembangunan desa. “seperti saya sebagai kaum perempuan ikut terlibat”, tegas ibu dua anak tersebut. ------------------------------------------------------------------------------ Sementara itu, proses penjurian kelembagaan BKAD dilakukan di Kec.Kadugede Kab. Kuningan. Tim yang diketuai Toriq (Satker PMD) dibantu tiga orang NMC, 2 orang RMC, melakukan telaah dokumen dan wawancara. Kuningan terpilih sebagai nominator karena inisiatif atau prakarsa pemerintah setempat dalam menerbitkan regulasi yang memayungi kelembagaan BKAD melalui Perda No.04/2013 diundangkan per 13 mei 2013 tentang Kerjasama Desa. Pada penilaian hari pertama, tim menuju kantor UPK Kadugede. Ditemui Camat, Kades, pengurus UPK, dan tentunya BKAD, tim melakukan FGD secara intensif. Tidak kurang dari 2,5 jam tim menanyai berbagai hal seperti pembentukan dan pengembangan organisasi, AD/ART, Standar Organisasi Kerja, Kapasitas Kepengurusan dan lain sebagainya. Secara umum, BKAD Kadugede telah memiliki kepengurusan, rencana kerja, dokumentasi dan kersipan kegiatan yang menerangkan peran aktif dalam pembangunan yang memadai. Namun bukan berarti, tidak ada kelemahan. Lendi Wibawa, salah seorang juri, menanyakan peran aktif BKAD dalam kegiatan perencanaan pembangunan. “apakah anda sebagai pengurus juga terlibat dalam musrenbang kabupaten?” tanya spesialist Pengembangan Ekonomi Pedesaan NMC itu. Ketua BKAD yang menjawab hal tersebut mengakui jika sebagai pengurus belum pernah mengikuti kegiatan Musrenbang kabupaten. “Namun, kegiatan lain seperti review RPJMDes, musrenbang desa dan kecamatan kami pasti ikut”, ujarnya. Dalam testimoninya, Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda menegaskan bahwa, pemkab sangat apresiatif terhadap kelembagaan yang terbangun setelah adanya PNPM Mandiri Perdesaan. “untuk itu, kami atas nama pemkab mengharap keberlanjutan program (PNPM MPd, red), ujar Bupati dua periode ini. ------------------------------------------------------------------------------ Tidak berbeda dengan Bupati Kuningan dan Tasikmalaya, H. Ahmad Heryawan Lc, selaku Gubernur Jawa Barat juga menyatakan apresiasinya terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. “pembangunan jalan, pasar, posyandu, sekolah di

description

Bacalah..semoga menginspirasi

Transcript of Buletin swadesa edisi 2

Page 1: Buletin swadesa edisi 2

www.pnpm-jabar.org Edisi II/Mei/2013

1 Redaksi menerima tulisan good practices. Kirim ke [email protected]

(Tasikmalaya,20/05/2013)

Penjurian si Kompak Award Tahun 2013 kembali digelar. Dua kabupaten di Jawa Barat terpilih sebagai

nominasi. Kabupaten

Tasikmalaya menjadi nominator Perencanaan Pembangunan Desa (PPD) sedang kabupaten Kuningan terkait kelembagaan BKAD.

Tim Juri berasal dari Satker PMD Pusat dan NMC. Dibantu tim dari RMC dan Satker provinsi, mereka melakukan penilaian tingkat kabupaten, kecamatan sampai dengan desa. Mengingat begitu ketatnya kompetisi, penjurian dilakukan secara menyeluruh dan obyektif.

Malam harinya, dalam kesempatan FGD dengan Bupati dan DPRD, tim mempertanyakan konsep dan praktek kebijakan daerah. “Kabupaten Tasik sejak tahun 2011 telah mengembangkan program Gerbang (Gerakan Membangun) Desa”, ujar Bupati UU Ruzhanul Ulum.

Pun demikian, program Gerbang Desa tetap menggunakan acuan perencanaan pembangunan Desa. “Disinilah fungsi RKP Desa, sebagai titik temu usulan. Oleh karena itu, usulan desa haru menggunakan proposal yang disertai RKPDesa”, imbuh mantan Ketua DPRD itu.

Esoknya, Sabtu (18/5/2013), Tim melakukan penilaian di desa Margalaksana Kec.Salawu. Tidak kurang dari enam jam, tim melakukan FGD dan verifikasi dokumen dengan warga dari berbagai unsur seperti kaum perempuan, BPD, tokoh agama dan lain sebagainya.

Teti, 34 tahun, seorang ibu asal RT 03, mengaku bahwa adanya kegiatan perencanaan di PNPM MPd seperti Musdus, MKP, Musyawarah Desa, telah mengajari masyarakat untuk terlibat dalam perencanan pembangunan desa. “seperti saya sebagai kaum perempuan ikut terlibat”, tegas ibu dua anak tersebut. ------------------------------------------------------------------------------

Sementara itu, proses penjurian kelembagaan BKAD dilakukan di Kec.Kadugede Kab. Kuningan. Tim yang diketuai Toriq (Satker PMD) dibantu tiga orang NMC, 2 orang RMC, melakukan telaah dokumen dan wawancara.

Kuningan terpilih sebagai nominator karena inisiatif atau prakarsa pemerintah setempat dalam menerbitkan regulasi yang memayungi kelembagaan BKAD

melalui Perda No.04/2013 diundangkan per 13 mei 2013 tentang Kerjasama Desa.

Pada penilaian hari pertama, tim menuju kantor UPK Kadugede. Ditemui Camat, Kades, pengurus UPK, dan tentunya BKAD, tim

melakukan FGD secara intensif. Tidak kurang dari 2,5 jam tim menanyai berbagai hal seperti pembentukan dan pengembangan organisasi, AD/ART, Standar Organisasi Kerja, Kapasitas Kepengurusan dan lain sebagainya.

Secara umum, BKAD Kadugede telah memiliki kepengurusan, rencana kerja, dokumentasi dan kersipan kegiatan yang menerangkan peran aktif dalam pembangunan yang memadai. Namun bukan berarti, tidak ada kelemahan.

Lendi Wibawa, salah seorang juri, menanyakan peran aktif BKAD dalam kegiatan perencanaan pembangunan. “apakah anda sebagai pengurus juga terlibat dalam musrenbang kabupaten?” tanya spesialist Pengembangan Ekonomi Pedesaan NMC itu.

Ketua BKAD yang menjawab hal tersebut mengakui jika sebagai pengurus belum pernah mengikuti kegiatan Musrenbang kabupaten. “Namun, kegiatan lain seperti review RPJMDes, musrenbang desa dan kecamatan kami pasti ikut”, ujarnya.

Dalam testimoninya, Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda menegaskan bahwa, pemkab sangat apresiatif terhadap kelembagaan yang terbangun setelah adanya PNPM Mandiri Perdesaan. “untuk itu, kami atas nama pemkab mengharap keberlanjutan program (PNPM MPd, red), ujar Bupati dua periode ini. ------------------------------------------------------------------------------

Tidak berbeda dengan Bupati Kuningan dan Tasikmalaya, H. Ahmad Heryawan Lc, selaku Gubernur Jawa Barat juga menyatakan apresiasinya

terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. “pembangunan jalan, pasar, posyandu, sekolah di

Page 2: Buletin swadesa edisi 2

www.pnpm-jabar.org Edisi II/Mei/2013

2 Redaksi menerima tulisan good practices. Kirim ke [email protected]

pedesaan mendukung upaya penanggulangan kemiskinan desa”, tegasnya.

Demikian pula apresiasinya terhadap kelembagaan BKAD sebagai penggerak pembangunan partisipatif di tingkat desa. “Peran aktif BKAD seperti halnya di kecamatan Kadugede Kuningan, menunjukan dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan PNPM yang menganut pola bottom up”, imbuh Gubernur yang terpilih untuk keduakalinya itu.

Sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan desa, pemerintah provinsi Jawa Barat telah mengimplementasikan program Desa Mandiri Peradaban dengan pemberian dana stimulan Rp. 1 milyar perdesa, serta program Raksa Desa. “termasuk juga bantuan Rp.1 milyar untuk pembuatan gerai produk kelompok usaha masyarakat” jelasnya.

Oleh karena itu Anugerah SiKompak Award perlu diberi penghargaan dalam pelaksanaannya, karena akan memotivasi pelaku agar lebih optimal dalam menjalankan tupoksinya. “Dengan adanya penghargaan tersebut, menunjukan bahwa pelaksanaan PNPM diakui oleh masyarakat”, terang Gubernur yang pernah menjabat Wakil Ketua DPRD DKI itu.

“Sedikit demi Sedikit Lama-lama Menjadi Bukit Split” Oleh: M. Hikmat F. & Cucu A.P. (FK-FT Sindang Majalengka)

Lebak Bitung merupakan salah satu dusun Desa Indrakila kecamatan Sindang. Lokasinya jauh terpisah dari pusat desa, tepatnya di kaki Gunung Ciremai. Berkunjung kesana

harus melewati tiga desa dengan satu jalan akses. Letak yang terpencil, program pembangunan di dusun Lebak Bitung bisa dibilang minim.

Sebenarnya ketika program PNPM MPd masuk ke desa Indrakila tahun 2009, usulan pembangunan jalan di Dusun Lebak Bitung sudah terjaring meskipun tidak menjadi prioritas desa. Hal ini tidak terlepas dari dilaksanakannya program Membangun Masa Depan Desa (MMDD) yang diinisiasi oleh PNPM-MPd.

Tahun 2012, masyarakat dusun Lebak Bitung bergembira karena usulannya menjadi prioritas pembangunan desa dengan sumberdana PNPM MPd. Sudah menjadi rahasia umum, usulan program yang akan diajukan melalui Musrenbang Kecamatan ke Kabupaten, Provinsi ataupun Pusat bersifat aji mumpung.

Hal ini dapat dimaklumi karena belum pastinya pendanaan dari masing-masing SKPD/ OPD terkait. Berbeda halnya dengan PNPM-MPd, dari setahun sebelumnya sudah ada ancar-ancar alokasi dana per masing-masing kecamatan.

Penantian selama 4 tahun tersebut dibayar dengan antusiasnya masyarakat menyumbangkan tenaga dan. Tentunya ini berdasarkan kemampuan dan sumberdaya lokal yang ada. Melihat topografinya, batu-batu besar banyak sekali tersedia disana maka oleh masyarakat batu tersebut ditarok (dipecah) sehingga menjadi kepingan kecil yang disebut batu split.

Hasil crosscheck Fasilitator Teknik dan Pendamping Lokal, ternyata swadaya tersebut sudah dimulai dari tahun 2011. Sampai saat ini, batu split yang ada apabila diuangkan akan bernilai sekitar 30 juta rupiah. Tentunya ini sudah melampui nilai swadaya yang direncanakan semula.

Batu split ini sudah membentang disepanjang jalan yang akan dibangun. Antusiasme swadaya masyarakat ini disambut baik oleh Fasilitator Teknik Kecamatan dengan

Buletin Swadesa dibuat oleh RMC III Jawa Barat,

Sebagai media komunikasi-informasi PNPM MPd Penanggungjawab: Koordinator Provinsi Pimpinan Redaksi: Spesialis KIE Alamat Redaksi: Jalan Batu Permata II No.1 Marga Cinta-Bandung-Jawa Barat

www.pnpm-jabar.org

KEGIATAN

Page 3: Buletin swadesa edisi 2

www.pnpm-jabar.org Edisi II/Mei/2013

3 Redaksi menerima tulisan good practices. Kirim ke [email protected]

adagium bahwa “walaupun sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit split”.

Dusun lebak bitung ini merupakan penghasil sayur mayur. Apabila panen tiba produknya melimpah. Sayang, harga jualnya rendah karena tingginya biaya transportasi. Harapan dibangunnya jalan muncul. Munculah ide membangun jalan Rabat Beton sepanjang 1.176 m dengan pertimbangan apabila transportasi lancar otomatis biaya transportasi murah.

Cita-cita, harapan, dan keinginan masyarakat Lebak Bitung tidak akan terjadi apabila tidak ada kemauan serta

kegigihan masyarakatnya. Hal ini dibuktikan dengan partisipasi

masyarakat dimulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan Alhasil, cerita tersebut diatas tentunya sesuai dengan tujuan PNPM-MPd yakni meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

BANGUN GENERASI MELALUI MADRASAH Oleh: Engkos Kosasih (FT) & E. Mulyantara (FK)

Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta

Didalam UU No.20/2003 tentang SISDIKNAS, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mengembangkan potensi siswa sehingga memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,...”

Masyarakat Desa Campaka berinisiatif mendirikan Madrasah Diniah Takmiliah Awaliah (DTA) Babussalam di wilayahnya, sebagai jawaban peningkatan kualitas spiritual generasi. Proses belajar di MDTA ini sudah dimulai sejak tahun 2008, dengan menumpang di ruang serbaguna mesjid dan di rumah-rumah warga.

Keinginan masyarakat untuk memiliki gedung madrasah sendiri cukup tinggi demi terciptanya suasana aman dan nyaman selama proses belajar. “kalau sudah punya gedung tentu siswa lebih terkendali”ujar Amsiri, S.Ag, salah satu tenaga pengajar MDTA Babussalam.

Akhirnya, Gedung MDTA Babussalam dibangun dengan dana PNPM MPd TA 2012. Total anggaran sebesar Rp. 156.307.000,- ditambah dengan swadaya masyarakat sebesar Rp. 4.270.000,- sehingga total proyek senilai Rp. 160.577.000,-.

Gedung MDTA ini telah diresmikan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bersama-sama PJOKAB Drs Asep Suparman, Camat Campaka Drs. Rd. Koyok Permana, PJOK Campaka Isop Sopyandi, SH serta unsur-unsur terkait lainnya.

Pengelolaan dan pemeliharaan gedung MDTA Babussalam ini berasal dari hasil sebagian iuran orang tua murid sebesar Rp. 7.000,- serta hasil dari sumbangan dan swadaya masyarakat Desa Campaka.

Sejak diresmikan gedung MDTA Babussalam sudah dimanfaatkan oleh warga secara maksimal, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan gedung MDTA Babussalam ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa Campaka dan akhirnya proses belajar mengajar, yang semula masih menumpang di Aula Mesjid, kini teratasi dengan gedung baru miliki sendiri.