Buletin KKP VI Edisi 2 Thn 2011

download Buletin KKP VI Edisi 2 Thn 2011

of 52

description

Buletin Kkp VI Edisi 2 Thn 2011 tebit per triwulan, yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Priok, autor : Nana Mulyana,SKM

Transcript of Buletin KKP VI Edisi 2 Thn 2011

RAISSEKKI ; Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka Menengah

DIAH LESTARI ; Kita mulai merasakan adanya hubungan langsung antara kesehatan dengankeadaan lingkungan di sekitar kita

RBAW ; Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang sering ditemukan dalam usus manusiadan hewan berdarah panas

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

Buletin INFO KESPEL

Buletin INFO KESPELKANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

Volume VI edisi 2

Headline .

DAFTAR ISIATENSI RAMBU KEGIATAN TERINTEGRASI Oleh :RAISSEKKI, SKM, MM, Halaman . 4 RUANG TU PEMIMPIN PROFESIONAL Oleh : Irene Kusumastuti, SE, Halaman . 6

S

istem penganggaran Negara kita harus bersifat terinmemf asilit asi upaya

Bisasi

erdasarkan Permenkes dan Tata Kerja

356

tahun 2008 tentang OraganKantor maka Pelabuhan,

P

elabuhan merupakan

Tanjung salah

Priok satu

tegrasi dan lebih responsif yang d apat memenuhi tuntutan peningkatan kinerja sehingga tercipta kualitas layanan yang lebih efektif dan pemanfaatan pan pada dan prinsip sumber daya lebih perencanaan dan efisien. Oleh karena itu, penerapenganggaran harus diarahkan penganggaran terpadu, penganggaran berbasis

pelabuhan umum yang tersibuk di Indonesia, dimana 65 % total arus barang secara nasional diangkut melalui Pelabuhan ini. Disamping sebagai tempat aktifitas lalu lintas barang, orang dan alat angkut dari dan keluar negeri, Pelabuhan Tanjung salah Priok juga pintu merupakan suatu satu masuk

Kesehatan

kegiatan penanganan WNIO dari Arab Saudi dengan KM. Labobar di Pelabuhan Tanjung Priok pada 4 Mei 2011 menjadi salah satu bentuk pengabdian rakyat sesuai dengan visi d an mi s i K em e nt e ri an Kesehatan RI. Alur perjalanan KM. Labobar dari Pelabuhan Arab Tanjung dan ke Jeddah ke Saudi kembali

RUANG PKSE Selintas tentang : Penanganan Kedatangan WNI Overstayer Dari Arab Saudi Dengan KM. Labobar Di Terminal Penumpang Nusantara Pura II Pelabuhan Tanjung Priok Tanggal 4 Mei 2011 Oleh :RBAW, Halaman . 18 RUANG PRL HASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABUHAN SEHAT Oleh : Diah lestari (Kepala Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan), Halaman . 13 HUBUNGAN TIMBAL BALIK LINGKUNGAN DAN KESEHATAN (SUATU CARA UNTUK MEMAHAMI LINGKUNGAN KITA) Oleh : Diah Lestari, Halaman . 17 RUANG UKLW GANGUAN PELIHAT WARNA (BUTA WARNA) (sambungan Vol. VI edisi 1) Oleh : Oleh : dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKK, Halaman 21 TEKNOLOGI dan INFORMASI 10 Hal Yang Perlu Dilakukan Dalam Pelaksanaan IHR 2005 Oleh : Fery Anthony, Halaman . 26 BEBERAPA SUMBER RADIOAKTIF DI SEKITAR KITA Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani, Halaman . 32 SERBA SERBI HINDARI !!! STRESS BERKEPANJANGAN Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani, Halaman . 34 JEJARING KERJA dan KEMITRAAN EXECUTIVE SUMARY PERTEMUAN JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN KEKARANTINAAN DAN SAURVEILANS EPIDEMIOLOGI Oleh : RBAW, Halaman . 37 FLORA dan FAUNA KUNYIT dan CACING TANAH Oleh : Ny. BERTHA M. PASOLANG, S.os, Halaman .42 KAJIAN dan DIKLAT Pelatihan bagi pejabat structural pada UPT guna memenuhi standar Kompetensi yang telah ditetapkan Oleh RBAW, Halaman . 44 Sudah Waktunya mendigitalkan laporan kegiatan, Oleh : Nana Mulyana, Halaman . 46 ANEKA PERISTIWA Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC) Oleh :RBAW, Halaman . 47 RELAKSASI TAHUKAH ANDA? Oleh : HENDRA KUSUMAWARDHANA, Halaman . 50 Cover Belakang Pelatihan Pengambilan Specimen Kesehatan Lingkungan bagi petugas KKP

Negara (show windows) sangat berpotensi besar menjadi sumber infeksi yang atau sumber kontaminsi risiko bagi merupakan

kinerja yang ditujukan untuk mendukung upaya mencapai tujuan. Kunci perubahan yang diamanatkan oleh Undang undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara meliputi aspek penting : Penerapan Pendekatan Pelanggaran dengan ..

Pelabuhan Tanjung Priok sebagai berikut : KM. Labobar 10 berangkat Priok 2011 dari pada Pelabuhan tanggal Tanjung April

kesehatan masyarakat, penyebaran penyakit, pencemaran lingkungan serta gangguan keamanan dan ketertiban. pelabuhan waking) merupakan yang Wilayah wilayah

dengan

membawa tim penanganan WNIO yang terdiri dari tenaga kesehatan, TNI POLRI dan petugas lainnya

perairan dan daratan (Ring bedipergunakan

Halaman ..

4

Halaman ..

8

Halaman .. 13

Tim Penerbit Buletin Info Kesehatan PelabuhanDiterbitkan oleh : KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PELINDUNG / PENASEHAT : Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Raissekki, SKM.MM. DEWAN REDAKSI : Ketua, RBA. Widjonarko,SKM.M.Kes. Anggota Redaktur : Drs.Wilpren Gultom,MM. Rosyid Ridlo Prayogo,SE,MKM. Ikron, SKM,MKM. Agus Syah FH,SKM,MKM dr.Trio Toufik Edwin Fitri Nurhayati EDITOR : Nana Mulyana,SKM. Lussi Soraya. Dian Puspa Riana,SKM. Desain Grafis & Photografer : Yulia Daru Tantri Kusrini Sekertariat : Nursamah,S.Sos Evi Maria Alamat : Jl. Raya pelabuhan No.17 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Telepon : (021) 43931045, 4373266., Faximile : (021) 4373265, Webblog: http:// kkptanjungpriok.blogspot.com. E-mail : [email protected] Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak sajak ataupun karya sastra lain dan foto foto yang berkaitan dengan program kesehatan pelabuhan. Redaksi memberikan kesempatan ini pada para kolega KKP, institusi kesehatan unit pusat dan daerah serta seluruh pembaca di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan Pelabuhan. Tanggapan dan komentar dari para pembaca bisa dikirm lewat pos ke alamat redaksi atau melalui email. Kami berharap komentar untuk kemajuan bulletin pada masa yang akan datang.

Cover Buletin Vol. VI edisi 2

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok dengan Stake Holder

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

2

Buletin INFO KESPEL

PENGANTAR REDAKSI

B

uletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume VI edisi 2 yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Buletin ini merupakan wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam mengembangkan potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan, khususnya bagi para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia. Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil kegiatan pelaksanaan program, kajian kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan, naskah naskah ilmiah, dan karya karya seni serta peristiwa peristiwa terkini lainya, bahkan informasi kesehatan tradisional. Topik topiknya yakni Atensi, Ruang TU, Ruang PKSE, Ruang PRL, Ruang UKLW, Teknologi dan informasi, Serba serbi, Jejaring kerja dan kemitraan, Flora dan fauna, Kajian dan Diklat, Aneka peristiwa serta Relaksasi Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak sajak ataupun karya sastra lain dan foto foto yang berkaitan dengan program kesehatan pelabuhan. Redaksi memberikan kesempatan ini pada para kolega KKP, institusi kesehatan unit pusat dan daerah serta seluruh pembaca di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan Pelabuhan. Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan kecepatan optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja yang kita inginkan. Untuk membaca langsung buletin info kesehatan pelabuhan melalui media komunikasi elektronik bisa berkunjung langsung di http:// buletinkkptanjungpriok.blogspot.com/. Kritik dan saran kami nantikan. Selamat bekerja dan sukses selalu Dewan Redaksi

PERTEMUAN JEJARING DAN KEMITRAAN PENGENDALIAN PENYAKIT IMS & HIV/AIDS BULAN MARET 2011

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

3

Buletin INFO KESPEL

ATENSIRAMBU KEGIATAN TERINTEGRASIOleh : RAISSEKKI, SKM, MM Sistem penganggaran Negara kita harus bersifat terintegrasi dan lebih responsif yang dapat memfasilitasi upaya memenuhi tuntutan peningkatan kinerja sehingga tercipta kualitas layanan yang lebih efektif dan pemanfaatan sumber daya lebih efisien. Oleh karena itu, penerapan prinsip perencanaan dan penganggaran harus diarahkan pada penganggaran terpadu, dan penganggaran berbasis kinerja yang ditujukan untuk mendukung upaya mencapai tujuan

Kgah,

unci perubahan yang diamanatkan oleh Undang undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keu-

(5) dirinci menurut jenis belanja, prakiraan maju untuk tahun berikutnya, serta sumber dan sasaran pendapatan Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. (6) RKA-KL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi seluruh kegiatan satuan kerja di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga termasuk kegiatan dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan Pasal 4 : RKA-KL disusun dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut: a) Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah; b) Penganggaran Terpadu; c) Penganggaran berbasis kinerja Pasal 6, ayat 1 : (1) Penyusunan anggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga untuk menghasilkan dokumen RKA-KL dengan klasifikasi anggaran belanja menurut organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. (2) Keterpaduan rencana penganggaran ini harus dituangkan dalam sebuah matrik secara tannya dengan institusi lain. Pasal 7 : (1) Penyusunan anggaran berbasis kinerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. terinci sesuai tugas pokok dan fungsi institusi dan keterkai-

angan Negara meliputi aspek penting : Penerapan Pendekatan Pelanggaran dengan Perspektif Jangka MenenPenerapan Penganggaran Secara Terpadu, dan Penerapan Penganggaran Berdasarkan Kinerja. Memperhatikan kunci perubahan dalam Penerapan Penganggaran Secara Terpadu maka pelaksanaan program harus dievaluasi untuk menghilangkan program dan ataupun kegiatan yang tumpang tindih, dan untuk membuat sasaran program lebih transparan serta dapat diukur. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam penyusunan penganggaran harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga. Kerja, Peraturan Pemerintah tersebut harus dipapara Kepala Kantor Kesehatan hami oleh setuap Instansi Pemerintah ataupun Satuan khususnya Pelabuhan. Beberapa hal yang perlu dipahami, secara ringkas diuraikan sebagai berikut : Pasal 3 : (1) RKA-KL terdiri dari rencana kerja Kementerian Negara/Lembaga dan anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan rencana kerja tersebut. (2) Di dalam rencana kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diuraikan visi, misi, tujuan, kebijakan, program, hasil yang diharapkan, kegiatan, keluaran yang diharapkan. (3) Di dalam anggaran yang diperlukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diuraikan biaya (4) untuk masing-masing program dan kegiatan untuk tahun anggaran yang direncanakan yang

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

4

Buletin INFO KESPEL

(2) Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan. (3) Tingkat kegiatan yang direncanakan dan standar biaya yang ditetapkan pada permulaan siklus tahunan penyusunan anggaran menjadi dasar untuk menentukan anggaran untuk tahun anggaran yang direncanakan dan prakiraan maju bagi program yang bersangkutan.

(4) Menteri Keuangan menetapkan standar biaya, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus bagi Pemerintah Pusat setelah berkoordinasi dengan Kementerian Negara/Lembaga terkait. Penyusunan rencana penganggaran (RKAKL) harus berdasarkan stantar biaya umum dan biaya khusus yang ditetapkan oleh ) Menteri Keuangan. Semoga para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan memahami rambu rambu penyusunan rencana penganggaran secara tepat. Selamat bekarja

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

5

Buletin INFO KESPEL

RUANG TUPEMIMPIN PROFESIONALOleh : Irene Kusumastuti, SE

Pemimpin harus mampu mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan institusi. Oleh karena itu, pemimpin memegang peranan penting dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi institusi yang dipimpinnya. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak sekali kita temukan institusi yang stagnan bahkan bangkrut sebagai akibat dari penyelenggaraan kepemimpinan yang tidak professional. Syukurlah apabila institusi yang stagnan tersebut adalah institusi pemerintah sehingga baik buruknya hampir tidak pernah diukur bahkan apabila diukurpun, ukurannyapun tidak jelas. Apabila institusi swasta??Niscaya, . . . bangkrut. Indikator kinerja institusi harus jelas, cara pengukurannya juga harus obyektif dan jelas. Selanjutnya, pengangkatan pemimpinnya harus sesuai dengan kompetensi jabatan serta kriteria lain yang jelas dan obyektif (itupun kalau ada aspek legal institusi tentang kompetensi jabatan dan kriteria lain tentang pengangkatan dalam suatru jabatan) Memang benar bahwa memimpin itu tidaklah mudah. Kenyataan juga menunjukkan bahwa orang yang menduduki tidak semua jabatan sebagai pemimpin memimpin

Mengenai cara memilih pimpinan yang professional, dibawah ini disajikan sepotong aturan pengangkatan Pegawai Negeri Sipildalam suatu jabatan struktural. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.Pengangkatannya dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan. Persyaratan PNS yang akan diangkat dalam jabatan Berstatus struktural, Pegawai antara Sipil, l ain : Negeri serendah-

rendahnya memiliki pangkat satu tingkat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan, memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan, semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir, memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan, sehat jasmani dan rohani. Selain persyaratan tersebut, Pejabat Pembina Kepegawaian perlu memperhatikan faktor : senioritas dalam kepangkatan, usia, pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) Jabatan, pengalaman. Kupasan : Semua yang diangkat dalam jabatan structural adalah Pegawai Negeri Sipil (jelas) serendah - rendahnya memiliki pangkat satu tingkat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan (jelas) memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan (jelas) memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan (jelas) semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir (jelas memakai Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai /DP3, namun unsur penilaian ini belum dijabarkan secara lebih operasional. Nah, sudah tepatkah ?). memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan (jelas, namun . . . apakah sudah ada ketetapan yang memuat tentang kompetensi tiap jabatan

memiliki kemampuan untuk memimpin atau sebaliknya banyak orang yang memiliki kemampuan impin dalam arti yang sebenarnya. Bagaimana menjadi pemimpin yang professional dan bagaimana memilih pemimpin yang berkemampuan professional? Penulis mengajukan 5 (lima) TIPS pemimpin profesional : 1. 2. bekerja lebih keras daripada bawahannya karena dia seorang adalah panutan bawahannya. Berhubungan dengan bawahannya dengan prinsip saling menguntungkan dan beranggapan bahwa bawahannya adalah mitra kerja 3. 4. 5. Memiliki kemampuan emosional yang efektif dihadapkan pada suatu masalah Mendelegasikan pekerjaan agar dapat mencapai tujuan institusi seefisien mungkin. Menunjukkan rasa apresiasi terhadap pekerjaan anak buahnya (memberi ganjaran atas hasil kerja yang baik ataupun yang buruk) bila tetapi tidak mendapat kesempatan untuk menjadi pem-

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

6

Buletin INFO KESPEL

dalam unit organisasi ? Permen atau sejenisnya)

Misalnya dalam bentuk

10.

Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.

sehat jasmani dan rohani (jelas) senioritas dalam kepangkatan (jelas, namun kenyataan menunjukkan banyak yang berpangkat jenderal tetapi berotak Kopral. Kenapa? Penilaian pekerjaan yang tidak tepat ) usia, pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) Jabatan (jelas) pengalaman (jelas, namun harus dijabarkan lebih lanjut) Apabila hal tersebut sudah bagus, maka secara otomatis akan tergambar Peta Kepegawaian tiap unit organisasi dibawahnya tanpa mencomot kiri kanan, tanpa kesulitan m em il ih pemimpin unit organisa si l ain bahdibawahnya.Dengan kata 11.

Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi muda guna diteruskannya.

wa :Pengangkatannya dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan. Profeciat . . . ! Kalimat yang tidak perlu terlontar adalah Pemimpin professional tidak minta dan tidak memilihkarena kenyataan kita lihat bersama bahwa pemimpin politis kita . . . . sebagian besar professional . . profesional segala bidang . . . . . Pemimpin bangsa pada jaman Orde Baru Soeharto mengemukakan tentang pemimpin bermoral Panca Sila adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh Hing ngarso sung tulodo, yaitu memberi suritauladan yang baik di hadapan anak buah. Hing madyo mangun karso, yaitu bergiat dan menggugah semangat di tengah-tengah masyarakat (anak buah). 4. 5. 6. 7. 8. Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari belakang kepada anak buah. Waspodo purbo wiseso, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah. Ambeg paromo arto, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan. Prasojo, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan Satyo, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan dan juga ke samping. 9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

7

Buletin INFO KESPEL

RUANG PKSESelintas tentang :

Penanganan Kedatangan WNI Overstayer Dari Arab Saudi Dengan KM. Labobar Di Terminal Penumpang Nusantara Pura II Pelabuhan Tanjung Priok Tanggal 4 Mei 2011

Latar Belakang Kegiatan Berdasarkan Permenkes 356 tahun 2008 tentang Oraganisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, maka kegiatan penanganan WNIO dari Arab Saudi dengan KM. Labobar di Pelabuhan Tanjung Priok pada 4 Mei 2011 menjadi salah satu bentuk pengabdian rakyat sesuai dengan visi dan misi Kementerian Kesehatan RI. Alur perjalanan KM. Labobar dari Pelabuhan Tanjung ke Jeddah Arab Saudi dan kembali ke Pelabuhan Tanjung Priok sebagai berikut : KM. Labobar berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 10 April 2011 dengan membawa tim penanganan WNIO yang terdiri dari tenaga kesehatan, TNI POLRI dan petugas lainnya yang terkait berjumlah 67 orang KM. Labobar Tiba di Jeddah Arab Saudi pada tanggal 20April 2011 dan berangkat dari Jeddah Arab Saudi menuju Tanjung Priok pada tanggal 22 April 2011 Jam 23.48 (Waktu Setempat)dan rencana akan singgah terlebih dahulu di Pelabuhan Teluk Bayur Padang pada tanggal 02 Mei 2011 Jam 09.30 WIB. Proses In Out Clearance Kapal dalam karantina sesuai dengan UU RI No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina laut dari Jeddah Arab Saudi dilakukan di Pelabuhan Teluk Bayur Padang dan berangkat dari Pelabuhan Teluk Bayur pada tanggal 02 Mei 2011 jam 22.00 WIB dengan membawa penumpang sebanyak 2349 WNIO dengan rincian sebagai berikut : a. Laki-laki dewasa : 29 orang b. Perempuan dewasa : 2148 orang, diantaranya terdapat Ibu Hamil sebanyak 123 orang c. Bayi dan Anak : 172 orang

1.

Informasi Tgl 23 April 2011 KM. Labobar berangkat dari Jeddah Arab Saudi menuju Tanjung Priok pada tanggal 22 April 2011 Jam 23.48 waktu setempat. Pelayanan kesehatan di Poliklinik KM. Labobar dimulai pada tanggal 23 April 2011 Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar pada tanggal 22 April 2011 sebanyak 255 pasien

2.

Informasi Tgl 24 April 2011 Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar pada tanggal 23 April 2011 sebanyak 116 pasien Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar pada sampai dengan tanggal 24 April 2011 sebanyak 371 pasien.

3.

Informasi Tgl 25 April 2011 Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar pada tanggal 25 April 2011 sebanyak 103 pasien. Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 25 April 2011 sebanyak 639 pasien.

4.

Informasi Tgl 26 April 2011 Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar pada tanggal 26 April 2011 sebanyak 204 pasien.

5.

Informasi Tgl 27 April 2011 Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 27 April 2011 sebanyak 946 pasien.

6. Kronologis Kondisi kesehatan WNIO dari Arab Saudi yang dilakukan penanganan kesehatan oleh Tim Kesehatan Kementerian Kesehatan RI selama dalam perjalanan dengan KM. Labobar dari Jeddah Arab Saudi menuju Tanjung Priok sebagai berikut : 7.

Informasi Tgl 28 April 2011 Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 28 April 2011 sebanyak 1159 orang pasien. Informasi Tgl 29 April 2011Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar sam-

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

8

Buletin INFO KESPEL

pai dengan tanggal 29 April 2011 sebanyak 1321 pasien. 8. Informasi Tgl 30 April 2011 Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 30 April 2011 sebanyak 1398 pasien. 9. Informasi Tgl 01 Mei 2011 Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar pada tanggal 01 Mei 2011 sebanyak 90 pasien. 10. Informasi Tgl 02 Mei 2011 KM. Labobar singgah di Pelabuhan Teluk Bayur pada hari Senin tanggal 02 Mei 2011 jam 09.30 WIB Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar pada tanggal 02 Mei 2011 sebanyak 113 pasien dan tanggal tanggal 03 Mei 2011 sebanyak 120 pasien. Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 02 Mei 2011 sebanyak 1643 pasien. KM. Labobar berangkat dari Pelabuhan Teluk Bayur pada hari Senin tanggal 02 Mei 2011 jam 22.00 WIB Informasi Tgl 03 Mei 2011 Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 03 Mei 2011 sebanyak 1876 pasien yang terdiri dari 124 pasien laki-laki dan 1752 pasien perempuan. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Propinsi SUMSEL JAMBI LAMPUNG BANTEN DKI JABAR JATENG JATIM NTB NTT KALSEL KALBAR KALTENG SULSEL SULBAR SULTRA SULTENG MALUKU Jumlah Jumlah WNIO Dari Arab Saudi Yang Tiba Dengan KM Labobar Menurut Asal Propinsi Jumlah 6 1 37 144 14 1228 222 372 181 13 56 29 4 28 3 4 8 2 2352 Persentase (%) 0,26 0,04 1,58 6,12 0,6 52,2 9,5 15,8 7,7 0,5 2,3 1,2 0,2 1,2 0,1 0,2 0,4 0,1 100

Gambaran umum WNIO Berdasarkan Asal/ Propinsi WNIO yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 4 Mei 2011 berjumlah 2.352 orang dari 18 propinsi di Indonesia. Dari grafik diatas diperoleh gambaran bahwa WNIO dari Arab Saudi yang kembali ke Indonesia dengan KM. Labobar sebanyak 2352 orang, dimana sebanyak 1228 orang (52,2%) berasal dari Propinsi Jawa Barat.

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

9

Buletin INFO KESPEL

WNIO Berdasarkan Kelompok Umur Jumlah WNIO Dari Arab Saudi Dengan KM. Labobar Menurut Kelompok Umur

Berikut ini adalah data kunjungan Pasien WNIO ke Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok yang ada di Terminal Penumpang Nusantara Pura II. Jumlah WNIO yang Berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok, Berdasarkan Jenis Kelamin Persentase (%) 92 4 4 100 Jumlah WNIO yang berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok yang berada di terminal penumpang Nusantara Pura II sebanyak 45 orang. Sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 36 orang (80%). Kunjungan Pasien WNIO Dari Arab Saudi Di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok Berdasarkan Kelompok Umur

No. 1 2 3

Kelompok Umur Dewasa Anak Bayi Jumlah

Jumlah 2163 93 96 2352

No.

Kelompok Umur

Jumlah Pasien

Persentase (%) 11,1 15,6 4,4 6,7 57,8 4,4 0 100

1 2 3 Distribusi WNIO dari Arab Saudi sebagian besar merupakan kelompok umur dewasa sebanyak 2163 orang (92%), sedangkan untuk kelompok bayi sebanyak 96 orang (4%) dan untuk kelompok anak sebanyak 93 orang (4%). Total kunjungan berobat pasien di KM. Labobar selama dalam perjalanan sebanyak 1876 pasien yang terdiri dari 124 pasien laki-laki dan 1752 pasien perempuan. Gambaran penanganan kesehatan WNIO Penanganan WNIO yang mengalami gangguan 4 5 6 7

* 0 - 65 Thn Jumlah

5 7 2 3 26 2 0 45

Berdasarkan Kelompok Umur Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pasien WNIO yang berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok yang berada di terminal penumpang Nusantara Pura II seluruhnya berjumlah 45 orang. Sebagian besar adalah kelompok usia 25 44 tahun sebanyak 26

kesehatan dilakukan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin. Untuk kasus-kasus yang membutuhkan penanganan khusus dilakukan rujukan ke rumah sakit rujukan terdekat sesuai dengan kondisi gangguan kesehatannya. Jumlah Pasien WNIO Dari Arab Saudi Yang Berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok Berdasarkan Jenis Kelamin No. 1 2 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah Pasien 9 36 45 Persentase (%) 20 80 100

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

10

Buletin INFO KESPEL

orang (57,8%), sedangkan kelompok Lansia (>65 tahun) tidak ada (0%). Selain pasien yang berobat ke Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok, ada 25 orang passien yang dirujuk ke Beberapa rumah sakit karena kondisi gangguan kesehatan yang berat. Berikut ini adalah data rujukan pasien WNIO dari Arab Saudi dengan KM. Labobar pada tanggal 4 Mei 2011.

Berdasarkan Jenis Rumah Sakit Rujukannya Jumlah Pasien WNIO Dari Arab Saudi Yang Dirujuk Ke Beberapa Rumah Sakit Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki 1 2 0 1 Perempuan 10 7 3 0 11 9 3 1

No.

Rumah Sakit Rujukan RSUD Koja RS. Persahabatan RS. Harapan Kita RSPI. Sulianti Saroso

Persentase (%) 44 36 12 4

1 Jumlah WNIO Yang Dirujuk Ke Rumah Sakit Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Pasien WNIO Yang Dirujuk Ke Rumah Sakit Menurut Jenis Kelamin 5 No. 1 2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah 4 21 25 Persentase (%) 16 84 100 2 3 4

RS. Polri Jumlah

0 4

1 21

1 25

4 100

Dari gambar di atas diketahui bahwa sebagian besar pasien yang dirujuk ke rumah sakit adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang (84%) dan untuk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4 orang (16%). Rumah sakit rujukan pasien WNIO berada di sekitar atau dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok dengan klasifikasi sesuai dengan kebutuhan dan diagnosa pasien. Berikut ini adalah data pasien WNIO berdasarkan jenis rumah sakit rujukannya pada tanggal 4 Mei 2011.

Dari grafik di atas diketahui bahwa pasien WNIO yang dirujuk sebagian besar dirujuk ke RSUD Koja sebanyak 11 orang (44 orang), Rumah Sakit Persahabatan sebanyak 9 orang (36%), Rumah Sakit Harapan Kita sebanyak 3 orang (12%), Rumah Sakit Sulianti Saroso sebanyak 1 orang (4%) dan Rumah Sakit Polri (dr. Sukamto) sebanyak 1 orang (4%). Pasien yang meninggal karena gagal ginjal dalam perjalanan dirujuk ke Rumah Sakit Polri (dr. Sukamto).

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

11

Buletin INFO KESPEL

WNIO yang dirujuk Ke Rumah Sakit Menurut Diagnosa Dari grafik di atas dapat dideskripsikan bahwa pasien yang dirujuk ke rumah sakit sebagian besar dengan diagnosa Post Stroke yaitu sebanyak 6 orang (24%). Ringkasan

Jumlah Pasien WNIO Dari Arab Saudi Yang Dirujuk Ke Rumah Sakit Menurut hasil Diagnosa 1. 2. 3. 4. 5. Jumlah WNIO yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 2.352 orang Jumlah pasien WNIO yang dirujuk ke rumah sakit sebanyak 25 orang. Jumlah WNIO yang meninggal dalam perjalanan berjumlah 1 orang karena gagal ginjal. Jumlah WNIO yang melahirkan sebanyak 4 orang. Jumlah WNIO yang tiba di pelabuhan Tanjung Priok sebagian besar berasal dari daerah Jawa Barat sebanyak 1.228 orang (52,2%). 6. Tujuan kepulangan WNIO tersebar di 18 Propinsi. Demikian dapat dijadikan sekilas tentang dalam kegiatan

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Diagnosa Penyakit Jantung Post Stroke Gagal Ginjal Akut Ikterik Ca. Cervix Ketuban Pecah Dini (KPD) Hiperemisis Gravidarum Post Partum Kolik Abdomen Penyakit Paru ( Asma + Distress Resp. ) Campak TBC Jumlah

Jumlah 4 6 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 25

Persentase (%) 16 24 12 8 4 4 4 4 4 8 4 8 100

penenganan WNIO dari Arab Saudi dengan KM. Labobar pengalaman penanganan WNIO/ TKI ilegal di periode yang akan datang. (RBAW)

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

12

Buletin INFO KESPEL

RUANG PRLHASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABUHAN SEHATOleh :Diah lestari (Kepala Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan)

Bwasan 2010. Tujuan

elum lama ini Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Tanjung Priok bekerjasama dengan Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok dan PT 4.

atau bongkar muat barang diperlukan kondisi keamanan dan ketertiban Melaksanakan public health response yaitu mencegah, melindungi, dan mengendalikan terjadinya penyebaran penyakit secara international untuk menghindari implikasi dari PHEIC, yaitu : Dampak negative dari ekonomi yang hebat terhadap tourisme, perdagangan dan perjalanan.

(Persero) Pelabuhan Indonesia II cab. Tanjung Priok, menyelenggarakan Sosialisasi Pelabuhan sehat dengan tema Perspektif Pembangunan Pelabuhan Sehat BerwaKesehatan dan Ekonomi. Pertemuan dilaksanakan di Hotel Grand Cempaka Jakarta, 29 Juli pertemuan sehat adalah untuk tersosialisasinya mewujudkan konsep kawasan

Implikasi social, penderitaan manusia baik secara fisik maupun psikologi. Gangguan terhadap kehidupan normal Ancaman terhadap kesehatan dan system kesejahteraan masyarakat. Sehingga diperlukan suatu kondisi kawasan pelabuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat. Penyelenggaraan pelabuhan sehat bukan hanya merupakan tangungjawab dari sektor kesehatan saja, tetapi juga merupakan tanggungjawab semua sektor yang berada di wilayah pelabuhan. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan kawasan pelabuhan Tanjung Priok yang bersih, aman, nyaman dan sehat diperlukan suatu upaya kerjasama lintas program, lintas sector dan stakeholder untuk melaksanakan public health respon yaitu mencegah, melindungi dan mengendalikan terjadinya penyebaran penyakit secara international yang dapat meresahkan dunia. Peserta pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat dihadiri oleh lintas sector, lintas program dan stakeholder yang ada dikawasan pelabuhan Tanjung Priok dan konsultan dari WHO. Peserta pertemuan lintas sector, program dan stakeholder, diantaranya adalah : KPU Bea Cukai Kantor Imugrasi Kelas I tanjung Priok Polres Pelabuhan Tanjung Priok Balai Besar Karantina Tumbuhan dan Hewan Tanjung Priok

pelabuhan

pelabuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat. Alasan Kegiatan Dilaksanakan : 1. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pelabuhan umum yang tersibuk di Indonesia, dimana 65 % total arus barang secara nasional diangkut melalui Pelabuhan ini. Disamping sebagai tempat aktifitas lalu lintas barang, orang dan alat angkut dari dan keluar negeri, Pelabuhan Tanjung Priok juga merupakan salah satu pintu masuk suatu Negara (show windows) sangat berpotensi besar menjadi sumber infeksi atau sumber kontaminsi yang merupakan risiko bagi kesehatan masyarakat, penyebaran penyakit, ban. 2. Wilayah pelabuhan merupakan wilayah perairan dan daratan (Ring bewaking) yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan dan menjamin kesehatan pelayaran sesuai yang diamanatkan dalam International Health Regulation (IHR) 2005, yaitu untuk menghindarkan kerugian akibat pembatasan larangan perjalanan dan perdagangan masyarakat. 3. Pelabuhan sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dan industry, tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang karena masalah kesehatan pencemaran lingkungan serta gangguan keamanan dan keterti-

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

13

Buletin INFO KESPEL

Stasiun Karantina Ikan Kelas I Tanjung Priok Lantamal Tanjung Priok Terminal Penumpang Nusantara II Tanjung Priok Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat PT. Jakarta International Container Terminal Kawasan Berikat Nusantara Tanjung Priok PT Bogasari PT. DOK Kodya Bahari dan PT.DOK Daya Radar Utama Unit Terminal Peti Kemas PT. Multi Terminal Indonesia Assosiasi Pengusaha Bongkar Muat Indonesia PT. Pengerukan Indonesia Paguyuban TPM Narasumber dan materi yang disampaikan dalam pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat, diantaranya adalah : Direktur Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP&PL, tentang Kebijakan Kementerian Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok, General Manager PT (Persero) Pelindo II, Cabang Tanjung Priok, Ketua DPC INSA JAYA Tanjung Priok, menyampaikan peran masing-masing dalam mensukseskan pelabuhan sehat. DR. dr. Hariadi Wibisono MPH, NPO/IHR-WHO Indonesia, Penerapan IHR dalam Penanggulangan dan Cegah Tangkal PHEIC Prof. DR.dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Guru besar Unv. Indonesia, Pendekatan Pembangunan

Sambutan pengarahan oleh Dirjen PP&PL, Kementerian Kesehatan, dan beliau sekaligus berkenan membuka pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat. Dalam sambutan pengarahan disampaikan bahwa Indonesia sebagai Negara anggota dan Kementerian Kesehatan sebagai IHR focal point wajib melaksanakan tuntutan yang diamanatkan dalam IHR 2005, bahwa : a. Negara anggota wajib menjamin bahwa kapal, container international harus bebas dari kontaminasi, sumber infeksi, vector dan reservoir. b. Negara harus menjamin bahwa pelabuhan/peti kemas terbebas dari kontaminasi, sumber infeksi, vector dan reservoir c. Setiap pelabuhan peti kemas diharapkan tersedia fasilitas inspeksi dan isolasi container. Ditjen PP&PL Narasumber sehat. Dirjen PP&PL dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa pada dasarnya penyelenggaraan pelabuhan sehat merupakan implementasi dari IHR 2005, yaitu menciptakan kondisi pelabuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat yang harus dijaga terus-menerus dan berkelanjutan untuk komunitas pelabuhan (pekerja dan masyarakat). Lebih lanjut dalam sambutannya, beliau mengharapkan dari pertemuan sosialisasi ini adanya pemahaman yang sama tentang konsep pelabuhan sehat, dan adanya kesepakatan penerapan program serta adanya dukungan politis (legalitas, pendanaan,teknis) dari pengambil kebijakan, dan dalam waktu secepat mungkin penyelenggaraan pelabuhan sehat dapat terealisasi dimulai dari pembentukan tim Pembina, tim teknis dan forum-forum yang ada di pelabuhan Tanjung Priok. Output atau keluaran yang diharapkan dari pertemuan sosialisasi ini adalah : Adanya pemahaman yang sama tentang konsep pelabuhan sehat Diperolehnya kesepakatan untuk melaksanakan, menerapkan dan mengembangkan program pertemuan sosialisasi pelabuhan

Pelabuhan Berwawasan Kesehatan. Sambutan sekapur sirih dari walikota Jakarta Utara mengawali pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat. Dalam sambutannya bahwa Pelabuhan Tanjung Priok secara geografis terletak di wilayah Jakarta Utara, mewujudkan pelabuhan sehat Tanjung priok sejalan dengan pencanangan kota sehat di wilayah Jakarta Utara, yaitu suatu pendekatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mendorong terciptanya kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya dan produktifitas, serta perekonomian yang sesuai dengan kebutuhan wilayah perkotaan.

pelabuhan sehat Diperolehnya kesepakatan pemahaman tentang peran dan fungsi masing-masing Diperolehnya dukungan politis dari pengambil kebijakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan pendanaan

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

14

Buletin INFO KESPEL

forum Pelabuhan Sehat oleh ADPEL Utama Tg. Priok Tersusunya rencana tindak lanjut dari program pelabuhan sehat di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Akhir dari pertemuan sosialisasi ini adalah Penyampaikan Butir-Butir Isi Kesepakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang disampaikan dan ditandatangani bersama sebagai perwakilan dari peserta pertemuan sosialisasi oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I Tanjung Priok, Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok, General Manager PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cab. Tanjung Priok dan DPC INSA JAYA. Butir- butir isi Kesepakatan Rencana Tindak Lanjut Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat Pelabuhan Tanjung Priok adalah , sbb : 1. Adanya kesepakatan bahwa penyelenggaraan pelabuhan sehat Tanjung Priok sangat penting untuk dilaksanakan dari semua sektor yang ada dikawasan pelabuhan Tanjung Priok baik dari sektor kesehatan dan non kesehatan baik dari kementerian /lembaga maupun dari lembaga non pemerintah ( Pelindo, Insa, APBMI dll), pada bulan September 2010. 2. 3. Adanya pemahaman yang sama tentang konsep pelabuhan sehat. Adanya kesepakatan untuk, mewujudkan, melaksanakan, menerapkan dan mengembangkan program pelabuhan Tanjung Priok sehat. 4. Adanya kesepakatan pemahaman tentang peran dan fungsi dalam penyelenggaraan pelabuhan sehat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing -masing instansi dan berperan secara aktif dalam setiap tahapan atau proses kegiatan. 5. Perlu adanya dukungan politis dari pengambil kebijakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan pendanaan 6. Perlu dibentuknya kelembagaan tim Pembina dan tim 7. teknis yang akan dibentuk pada bulan September 2010 Perlu terbentuknya kelembagaan forum / pokja/ gugus tugas dari pekerja dan masyarakat, perusahaan, jasa, assosiasi dan semua perwakilan komunitas pelabuhan dengan pelindung ADPEL dan PELINDO serta sekertariat . ( KKP) dengan harapan dapat segera dikeluarkannya SK 9. 8. dan Pelindo (ADPELINDO). Perlu disusunnya rencana kerja dari forum / pokja/ gugus tugas yang berkesinambungan. Perlu adanya pertemuan rutin forum yang waktunya d i se p ak a t i b e r sam a , m i sal nya .. (pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali) 10. Diperolehnya nilai / kondisi kawasan pelabuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat 11. Tercapainya sehat 12. Tercapainya pelabuhan peningkatan untuk turut kesadaran komunitas kondisi menciptakan peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pelabuhan

pelabuhan sehat 13. Tersedianya kelengkapan infrastruktur serta sarana dan prasarana yang diperlukan oleh komunitas pelabuhan 14. Terbentuknya pelabuhan terintegrasi 15. Diperolehnya hasil monitoring dan evaluasi secara terus menerus yang dan berkelanjutan sehingga m enjadi terhadap program dan kemajuan pel abuhan dicapai komitmen dengan komunitas yang untuk peningkatan kegiatan

sehat

sukses

bersinambungan.

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

15

Buletin INFO KESPEL

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

16

Buletin INFO KESPEL

HUBUNGAN TIMBAL BALIK LINGKUNGAN DAN KESEHATAN (SUATU CARA UNTUK MEMAHAMI LINGKUNGAN KITA)Oleh : Diah Lestari

Pendahuluan Istilah lingkungan secara sederhana adalah sekeliling.Udara yang kita hirup, pohon-pohon dan bunga yang kita kagumi, air yang kita minum, langit yang kita pandangi, dan orang-orang yang tinggal di dekat kita seluruhnya adalah bagian dari lingkungan kita. Faktorfaktor fisik seperti udara, air, tanah, iklim, panas, cahaya, suara bising, perumahan, radiasi, reruntuhan, faktorfaktor biologis adalah seluruh jenis tanaman dan hewan termasuk manusia, kondisi social dimana kita tinggal termasuk adat-istiadat, kebudayaan, agama, kebiasaan, pendapatan, teknologi, ekonomi, politik juga termasuk lingkungan. Jadi lingkungan adalah hubungan yang konstan antara mahluk hidup dan faktor-faktor fisik, biologis dan social. Lingkungan terus mengalami perubahan yang sangat cepat. Populasi meningkat, pekerjaan manual berganti mesin-mesin dan komputerisasi.Kehidupan beberapa tahun lalu mengalami perubahan dan berbeda pada saat ini, yang memerlukan ruang dan sumber daya alam untuk mendukung perubahan. Perubahan-perubahan tersebut dapat bersifat positif seperti perubahan teknologi transportasi dan komunikasi yang menbuat jarak antar Negara/benua terasa lebih dekat, dan juga perubahan yang bersifat negative. Kehidupan modern telah mempengaruhi kondisi alam dan membawa beberapa factor risiko ke dalam lingkungan kita. Udara yang kita hirup terkontaminasi oleh asap kendaraan, asap pabrik, air yang diminum terkontaminasi kotoran baik dari aliran sungai maupun dari danau, dan ketenangan yang pernah kita rasakan seperti kehidupan di pedesaan sudah terganggu oleh kebisingan, area yang hijau karena banyaknya tumbuhan sudah berubah dengan gedunggedung pencakar langit, dan berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna. Lingkungan Kita Kalau kita perhatikan lingkungan yang ada disekitar kita, akhir-akhir ini hampir di setiap daerah mengalami banjir

setiap musim hujan dan mengalami kekeringan setiap musim kemarau, tanah longsor, pemusnahan hutan, pembuangan limbah, cuaca ekstrim, ketersediaan air bersih yang semakin menipis, dan perubahan-perubahan lainnya yang kita rasakan. Apakah kita setuju perubahan yang kita rasakan saat ini adalah suatu penurunan ? Bagaimana dengan kesehatan, apakah mengalami peningkatan atau penurunan ? Dengan adanya penyakit baru yang muncul pada lima tahun terakhir ini. Permasalahan baru mulai sering timbul menganggu kehidupan masyarakat. Kita mulai merasakan adanya hubungan langsung antara kesehatan dengan keadaan lingkungan di sekitar kita. Misalnya dengan peningkatan polusi pada tingkat yang mengkhawatirkan, maka permasalahan kesehatan bertambah, dan penyakit yang muncul pada saat ini berhubungan secara langsung dengan menurunnya keadaan lingkungan juga menganggu keseimbangan ekologis. Polutan Lingkungan Sumber kekayaan alam seperti air, udara, tanah dan biosfer memainkan peran yang penting dalam memenuhi kebutuhan manusia yang diinginkan.Kemakmuran, kekayaan dan pembangunan manusia seluruhnya sangat berhubungan dengan keadaan lingkungan disekitarnya. Degradasi yang terjadi pada komponen lingkungan (udara, air, tanah, biosfer) akan memberi efek buruk pada kesehatan individu karena munculnya bermacam polutan. Penggunaan sumber-sumber kekayaan alam secara besar-besaran menganggu keseimbangan ekologi dan menimbulkan ketidakseimbangan aliran pertukaran energy dan materi antara komponen dan lingkungan. Ketidakseimbangan tersebut akan menimbulkan adanya perubahan lingkungan secara global yang mengarah pada kerusakan alam (natural hazard), meningkatnya fenomena iklim (climatic phenomena) seperti banjir, kelaparan, hujan asam, kebakaran hutan dan diikuti efek

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

17

Buletin INFO KESPEL

buruk terhadap kesehatan manusia. Tabel di bawah merupakan tren penggunaan sumber daya alam yang mempengaruhi lingkungan. POLUTAN Penggunaan pupuk Penggunaan batu bara Produksi minyak Produksi gas alam Produksi CFC Populasi manusia Gudang senjata nuklir Polusi air

pneumonia, penyakit pernapasan akut dan kanker paruparu.

HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN

Polusi udara dan perubahan iklim Polusi udara dan perubahan iklim Perubahan iklim Penipisan lapisan ozon Perubahan pola penggunaan tanah Global security Lingkungan Dan Dampaknya Bagi Kesehatan Difinisi kesehatan menurut WHO adalah, kesejahteraan fisik, mental dan social dan tidak hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan yang memungkinkan orang untuk menjalani kehidupan produktif secara ekonomi dan bermasyarakat. Faktor-faktor penentu kesehatan yang memberikan andil terhadap pemeliharaan kesehatan manusia antara lain : Faktor biologis, yaitu susunan gen kita. Penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi dll. 1. Kebiasaan seperti merokok, alcohol, diet ketat dll 2. Timbulnya penyakit seperti darah tinggi, kegemukan, paru-paru, dll 3. Faktor lingkungan seperti udara, air, perumahan, penanganan limbah. 4. Faktor social ekonomi dan social budaya seperti kemiskinan, diet anak-anak, wanita hamil dll 5. Penanganan sanitasi, penanganan air, makanan dan kotoran manusia. 6. Faktor lain yang juga ikut berpengaruh yaitu usia, ilmu dan teknologi, informasi dan komunikasi, hak asasi manusia. Faktor utama penyebab penyakit seperti organisme atau bakteri memasuki tubuh, atau interaksi berbagai factor. Sebagai contoh diare yang disebabkan karena bakteri

Sumber : Vital sign, 1995,World Watch Institute (www.worldwatch.org) Kita harus mengetahui bahwa lingkungan juga memiliki kapasitas pertahanan untuk mengurangi konsentrasi polutan.Sebagai contoh, aliran air dari hulu ke sungai mempunyai batas beban menerima konsentrasi polutan di bawah batas ambang, dan memiliki kemampuan self purification. Menurut WHO, polutan dapat dibagi menjadi polutan local dan global. Polutan lokal adalah zat yang konsentrasinya melampaui ambang batas tingkat konsentrasi dalam sejumlah air, tanah atau udara. Sebagai contoh, kehadiran Nox, VOCs dan aerosol di udara akan masuk pada polutan kelas ini. Polutan Global adalah zat yang tingkat kepadatanya/ konsentrasinya bertambah di udara, air atau tanah dari tahun ke tahun.Sebagai contoh, ancaman pemanasan global, penipisan ozon stratosferis akibat meningkatnya CO2 dan CFC secara terus menerus. Organisasi kesehatan dunia WHO telah memperkirakan kontribusi sejumlah factor risiko peningkatan penyakit dan polusi udara dalam ruang tertutup sebagai factor risiko paling penting yang dianggap bertanggung jawab terhadap penyakit yang bersifat global. Secara global, polusi udara dalam ruang tertutup dari penggunaan bahan bakar padat dapat mengakibatkan kematian akibat

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

18

Buletin INFO KESPEL

Tabel dibawah ini untuk memberi gambaran hubungan antara polutan dan sumber-sumbernya. Tipe-tipe Utama Polutan Udara dan Sumbernya

Pengelompokan Polutan Oksida karbon (COx)

Komponen di Dalamnya Karbon dioksida (CO2) Karbon monoksida (CO)

Sumber Pembakaran batubara, minyak dan bahan bakar lain untuk menghasilkan energy, produksi pabrik dan transportasi, pembakaran biomassa, kebakaran hutan

Oksida sulfur (SOx)

Sulfur dioksida (SO2) Sulfur trioksida (SO3)

Pembakaran sulfur yang mengandung bahan bakar seperti batu bara, minyak peleburan biji untuk ekstraksi logam, ekstraksi minyak tanah, penyulingan minyak tanah, pembuatan kertas, municipal incineration.

Oksida nitrogen (NOx)

Nitrit oksida (NO) Nitrogen dioksida (NO2)

Penggunaan minyak tanah, diesel untuk transportasi, pembakaran batu bara, produk dalam pembuatan pupuk, pembakaran biomassa.

Hidrokarbon (HCs) atau campuran organic (Volatile Organic compound) (VOCs)

Metan (CH4) Butan (C4H10) Etilen (C2H4) Benzena (C6H6) Benzopiren (C20H12)

Evaporasi bensin dari kendaraan, karburator, pembakaran bahan bakar fosil, biomasa, pembakaran limbah kota, aktifitas mikroba pada saluran air, proses industry dengan menggunakan bahan pelarut.

Suspended particulate matter (SPM)

Debu, tanah, garam sulfat, tetesan asam sulfur,logam (seperti timah, besi, krom, dll), partikel karbon, silica, dan asbes.

Pembakaran bahan bakar, angkutan kendaraan, pembangunan gedung, penambangan, pemecahan batu, pembangkit panas bumi, proses industry, kebakaran hutan, pembakaran limbah.

Senyawa lain

anorganis

Hidrogen sulfide (H2S), timah, merkuri dll.

Industri kimia, minyak, sumur/mata air, penyulingan, pembakaran, limbah kota, pembuatan kertas, pupuk, cat, keramik.

Liquid droplets

Asam sulfur (H2SO4), asam nitrat (HNO3), minyak pestisida seperti DDT dan malasi

Reaksi polutan di atmosfer, penyemprotan pestisida dan insektisida, penyulingan minyak.

Oksidan fotokimiawi

Ozon (O3), peroksi asil nitrat (PAN), formaldehid (CH2O), asetaldehid (C2H4O), hidrgen peroksida (H2O2), hidroksil radikal (OH)

Reaksi fotokimiawi di atmosfir yang melibatkan hidrokarbon, oksida nitrogen dan sinar matahari

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

19

Buletin INFO KESPEL

dan factor lain seperti kekebalan tubuh, higienitas. Con- Tabel di bawah sumber-sumber bahaya lingkungan toh lain, penyakit liver sebagai agen penyebab seperti sejarah keluarga, perokok, alcohol, stress, dll. Faktor ini merupakan factor dengan risiko tinggi. Sejumlah tekanan pada lingkungan seperti pertambahan penduduk, pembagian sumber daya alam yang tidak seimbang, perkembangan teknologi adalah membawa sejumlah risiko kesehatan. Tabel di bawah adalah factor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan.Faktor Psikososial Stress, jabatan, pendapatan,hubungan teman kerja, temanteman dan keluarga

Air Penyakit karena bakteri spt :

Udara NOx,infeksi

Sosial Me l u d a h SU

Tanah Cacing,

FAKTOR FISIK

Radiasi Sinar UV

Hewan Anjing rabies Nyamuk

Kesimpulan :FAKTOR BIOLOGI FAKTOR KIMIA

Pengertian kesehatan relatife, tergantung cara pandang individu. Pengertian menurut WHO adalah kondisi fisik dan social yang komplet tidak hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan agar manusia dapat menjalankan hidupnya secara produktif.

Faktor lain Situasi, emosional, pengaruh obat-obatan

Kualitas lingkungan merupakan factor penentu yang Faktor penentu kesehatan adalah biologis,kebiasaan, penting baik langsung maupun tidak langsung untuk lingkungan, social, ekonomi, social budaya, dan system kesehatan manusia. Di Negara berkembang populasi kesehatan dan factor penentu lainnya, umur, jenis keberisiko karena pengaruh hazard kesehatan lingkungan lamin, hak asasi. termasuk persediaan air yang tidak aman dan sanitasi Faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam yang jelek, kualitas rumah yang buruk, makanan rendah pemeliharaan kesehatan dan perkembangan penyakit, gizi dan meratanya vector yang menyebarkan penyakit. Risiko Kesehatan Lingkungan yaitu fisik, kimia, biologi, psikologi dan factor lain. Faktor ini bias terjadi dengan sendirinya atau rekasi dengan factor lain. Risiko bahaya lingkungan bias sementara, jangka menengah dan penjang.Bahaya dapat Adalah setiap factor lingkungan, tunggal atau campu- pendek,

ran, bertentangan dengan fungsi fisiologi normal tubuh berdampak langsung atau tidak langsung terhadap kita dan menimbulkan ketidakmampuan, penyakit atau kesehatan. kematian.Risiko kesehatan dapat terjadi dalam jangka pendek yaitu risiko dalam hitungan hari atau minggu dan Reff : Park, K, Concept of Health and Disease In Parks Preakibatnya hanya sementara dan dapat disem- ventive and social Medicine, 14th Edn, Jabalpur, Banarsiddas Bhanot, 2001. buhkan.Contoh, alergi kulit karena bersentuhan bahan WHO Regional Office for Europe, Burden of Diseases Attikimia.Risiko kesehatan jangka panjang, berlangsung berbutable to Selected environmental factor and Injuries Among Europes Children and adolescent bulan-bulan dan bertahun-tahun karena terpapar bahan , Environmental Burden of Diseases Series, 2004 berbahaya selama jangka panjang dan terusmenerus.Biasanya efek penyakit tidak dapat dikembali- Artikel ini ditulis pada saat menempuh perjalanan Jakarkan dan kronis.Contoh, terpapar berbagai jenis debu, ta-Semarang cuti liburan IdulFitri 1431H bersama anakefek penyakit seperti pneumoconiosis, penumpukan anakku Gian dan Ganang. Ide timbul karena keprisecara bertahap timbal dari lalu lintas yang padat yang hatinan melihat kerusakan lingkungan dan dipertajam merusak semua organ tubuh. dari beberapa referensi, (diah lestari).

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

20

Buletin INFO KESPEL

RUANG UKLWGANGGUAN PENGLIHATAN WARNA (BUTA WARNA)Oleh : dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKKLanjutan dari Volume VI edisi 1 halaman .................... 40

2.Penyebab (Acquired)

lain

yang

didapat

beda. Gejala dan Tanda Mereka warna yang sejak menderita lahir hal sering buta tidak

akmampuan

untuk

mengenal i

warna, disebabkan karena defek sel cone atau tidak ada. Monochromacy timbul ketika 2 atau semua ketiga pigmen cone hilang dan warna dan terangnya penglihatan berkurang menjadi 1 dimensi. Rod monochro (achromatopsia) adalah gangguan yang jarang dan ketidakmampuan non progresif untuk mengenali warna sebagai akiba dari hilangnya atau tidak berfungsinya cone retina. Hal ini berhubungan dan dengan sensitivitasca

Shaken Baby Sindrome (sindrome ini menyebabkan kerusakan pada retina dan otak, sehingga juga dapat menyebaban buta warna).Kecelakaan dan trauma lain terhadap retina dan otak. Sinar Ultra Violet alat (saat tidak

m en yadar i mengetahui

ini.Bia sanya tersebut.

orang di sekitar mereka lah yang kelainan Sebagian besar mengalami buta warna ringan, oleh karena itu butuh b er t a hu n - t a hu n u nt u k menyadarinya. Hal diatas bukanlah kondisi yang serius dan benar -benar baru dirasakan dampaknya bila mereka ingin menjadi seorang pilot, supir dan designer interior. Pada mereka dengan kelainan ini maka beberapa warna tertentu terlihat hanya berwarna abu-abu atau dua warna yang terlihat berbeda pada orang normal, maka akan sama/serupa pada mereka dengan buta warna. Klasifikasi Buta Warna Berdasarkan Etiologi: Defisiensi

menggunakan diri).Banyak

pelindung karena

kerusakan

sinar UV ini terjdi saat kanakkanak dan bentuk dari degenerasi retina ini menyebabkan kebutaan . Obat tertentu seperti Viagra dan tamoxifen (obat yang diresepkan untuk mencegah kanker payudara) dapat penglihatan rang ditemui. Penyakit mata yang parah mengubah terhadap

(photophobia),nistagmus, buruknya penglihatan.

Monocromacy cone adalah kelainan yang jarang, buta warna total, yang disertai dengan dan el penglihatan mata relatif normal, el ektroretinogram, ektrooculogram. Dichromacy adalah gangguang

warna.Namun hal ini sangat ja-

dapat juga menyebabkan buta warna.Penyakit degeneratif tertentu dapat mempengaruhi retina mata dan membatasi kemampuan untuk melihat warna kuning dan biru.Gangguan pada syaraf optic juga dapat mengurangi dapat vitamin juga dangan kemampuan terjadi karena dalam ini proses katarak panuntuk Monocromacy: dikenal sebagai membedakan warna.Hal penglihatan warna sedang berat yang mana satu dari 3 warna dasar tidak ada atau tidak berfungsi. Hal ini diturunkan dengan terkait sex Didapat Diturunkan: terdapat 3 tipe yang gangguan penglihaan warna yang diturunkan atau didapat : monochrom, dichrom, dan anomalous trichromacy. linked, secara mempengaruhi predominan. laki-laki Dichromacy

gangguan warna dapat di klasifikasikan sebagai didapat aau diturunkan.

imbul ketika salah satu dari pigmen cone hilang dan warna berkurang menjadi 2 dimensi. Protanopia defisiensi adal ah tipe warna

peradangan atau kekurangan A.Sedangkan sehingga dapat menutupi sulit

penglihatan

yang berat disebabkan oleh kehilangan komplit dari fotorese-

membedakan warna yang ber-

buta warna total adalah ketid-

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

21

Buletin INFO KESPEL

por retina merah. Hal ini merupakan matisma bentuk yang dari mana dichomerah ini

Deuteranomali, disebabkan oleh pergeseran yang sama pada resepor retina hijau, yang sejauh ini merupakan tipe yang paling umum dari gangguan

tuk lihat.

menyesuaikan

sampel

yang

diberikan pada spektrum yang ter-

akan tampak gelap, hal

terkait keturunan, sex -linked, dan timbul 1% dari seluruh lakilaki. Deuteranopia : adal ah

Monochromacy Monochromasi adalah kondisi dalam mempunyai hanya 1 chanel warna. Monochromats kompl it apapun variasi warna hanya untuk memberitahukan informasi tentang memiliki untuk dan pada ketidakmapuan mengenali menerima

penglihatan warna, secara ringan berpengaruh pada merahhijau hue discriminasi pada 5% laki-laki, hal ini diturunkan dan terkait sex-linked. Tritanomaly adalah gangguan

gangguan penglihatan warna yang mana potoresepor hijau di retina tidak ada secara moderat mempengaruhi discriminasi merah hijau. Merupakan bentuk dichromatisasi yang mana hanya terdapat 2 cone pigmen hal ini terkait keturunan, sex linked, dan timbul 1% dari seluruh laki-laki. Tritanopia gangguan

penglihatan warna yang arang, diurunkan,berefek pada birukuning hue discriminasion. Berdasarkan Penampakan Klinis berdasarkan penampakan klinis, buta warna dapat dibagi menjadi total atau parsial. Buta warna total lebih sedikit mayor dibandingkan dari buta warna sebagian. Terdapa 2 tipe dari buta warna keduanya memiliki gangguan dalam mengenal antara merah dan hijau. Dan juga kesulitan mengenal antara biru dan kuning. Buta warn total Buta warna sebagian Merah -Hijau Dichromasi (protanopia

penenarnagn. Hal ini timbul dalam 2 bentuk utama: 1. Monochromasy Batang : biasa disebut mana Achromatopsia, retina ditidak mengan-

dung sel kerucut, sehingga pada penambahan dari absensi disrciminasi warna, pandangan dalam cahaya intensitas normal adalah sulit.Meskipun jarang secara normal, achromatopsia cukup umum pada pulau pingelap, bagian dari negara pohnpei, negara federasi Micronesia, dimana hal ini dikenal sebagai maskun.: mengenai 1/12 populasi disana memilikinya. Pulau ini dihancurkan oleh badai pada abad 18, dan satu dari sedikit laki-laki yang bertahan hidup membawa gen untuk achromatopsia,populasinya sekrang ini ada beberapa ribu, yang mana sekitar 30% membawa gen ini. 2. Monochromasi Kerucut. Adalah k ond i s i dari m e m p u n ya i keduanya batang dan kerucut,

penglihatan warna yang amat jarang yang mana hanya 2 pigmen cone yang ada dan hilangnya reseptor retina biru secara total. Anomali Trichromacy adalah tipe yang um um dar i ga n gg ua n penglihatan warna yang diturunkan, timbul ketika salah satu 3 pigmen cone berubah dari spectral snesiivitasnya. Hal ini menyebabkan ketidakseim bangan, daripada kehilangan, dari trichromacy (normal penglihatan 3 dimensi) Protanomali adalah gangguan penglihatan wanra yang ringan, yang mana perubahan sensitivitas spectral dari reseptor retina merah (dekat dengan respon resepor hijau ) gangguan pada menghasilkan merah-hijau

dan deuteranopia) Anomalous trichromasi

(Protanomaly dan deuteranomaly) Biru Kuning Dichromasi (trianopia) Anomalous (Tritanomali) Defisiensi Penglihatan warna Kongenital defisiensi penglihatan warna ongenital dibagi berdasarkan nomor dari warna utama yang dibutuhkan untrichromasi

tetapi hanya sejenis kerucut. Monokromat memiliki normal kerucut dapat bentuk harian. penglihatan Tetapi tidak

hue discrimination. hal ini terkait keturunan, sex -linked, dan timbul 1% dari seluruh laki-laki. Sering diturunkan dari ibu ke anak.

yang baik pada level cahaya

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

22

Buletin INFO KESPEL

mam pu

untuk

m engenal i kerucut

mobil dan lain-lain)

warna. Monokromasi

biru (X chromosome) disebabkan oleh absensi kerucut L dan M. yang ini di encode sama ditempat buta dengan

This is how numbers look to a dichromate (only two photopigments) on a color vision test. *Tritan is not included because it is extremely rare.

warna merah-hijau, pada kromosom X. puncak sensitivitas spektral adalah pada regio biru dari spektrum penglihatan M er ek a Diagnosis Tes Ishihara merupakan tes yang banyak dipakai untuk mengetahui lkelainan ini.Tes ini terdiri dari beberapa serial gambar spot berwarna , terutama untuk mendiagnosa kelainan akibat defisiensi warna merahhijau. Sebuah gambar (biasanya satu atau lebih angka) berupa sejumlah spot deengan warna berbeda , yang dapat dilihat olh mereka dengan penglihatan warna noral, namun tidak buat mereka yang mengalami buta warna parsial. Tes ini penuh Normal berisi dengan aneka gabar dengan latar belakang dan mampu kombinasi warna mendiagnosa saat Normal (d e k a t mus 440nm). Tritanope

umumnya menunjukan Nystag(mata bergerak-gerak), ketajaman dan m iopia photofobia (sensiivitas cahaya), penurunan pengl ihatan,

adanya buta warna parsial. Anomaloscope, juga dapat digunakan untuk mendiagnosa anomali trikromat. Namun demikian, tes ishihara hanya berisi sejumlah angka tertentu dan oleh karenanya kurang bermanfaat untuk anak-anak yang belum bisa Protanope membaca angka. Sering dikatakan bahwa penting untuk mengidentifikasi masalah buta warna sedini mungkin dan menjelaskan nya kepada anak-anak untuk yang mencegah serta kemungkinan adanya terjadi

trauma

psikologis.Untuk dengan simbol Protanope

alasan inilah kini berkembang tes p engl iha ta n Deuteranope menggunakan warna bermacam

(lingkaran, persegi panjang, gambar

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

23

Buletin INFO KESPEL

dapat menyuplai suatu lensa kontak tunggal berwarna merah untuk dipakai pada mata yang dominan.Hal ini dapat memungkinkan si pemakai untuk melewati tes buta warna untuk p e k e r j aa n t e r t e nt u . E f e k dari pemakaian alat ini adalah seperti menggunakan kacamata 3 dimensi biru/merah dan dapat dipakai untukmelewati panjang gelombang tertentu.Sebagai dikembangkan mereka bedakan warna. menyediakan Protanomaly Deutanope tambahan, untuk program software di komputer telah membantu memwarna dengan kesulitan buta

Desktop gnome

akses

dengan menggunakan gnome-mag dan software tertentu.

Prognosis This is how numbers look to an anomalous trichromate (three photopigments, one pigment is just a little off) on a color vision test. The defect is not as severe compared to a dichromate. In fact, some of the test numbers can be seen by an anomalous trichromate. Kelainan buta warna yang diturunkan biasanya tidak akan berubah sepanjang hidup mereka. Sedangkan mereka yang mengalami buta warna setelah lahir,bergantung pada masal ah yan g mendasarinya.Sebagai contoh, bila buta warna terjadi karena obat tertentu ,maka bila pengobatannya dihentikan penglihatan warna bisa kembali normal. RINGKASAN Buta warna adalah kondisi diDeuteronomaly Manajemen Terapi Secara umum tidak ada terapi atau pengobatan untuk menyembuhkan k e l a i n a n i n i . N a m u n demikian ,beberapa jenis filter warna dan lensa kontak dapat membantu seseorang dengan buta warna unNormal tuk membedakan bermacam warna denganVolume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

mana seseorang tidak dapat membedakan w ar na adanya perbedaan warna, bukannya tidak bisa melihat sam a se kal i .De f i si e nsi sebenarnya penglihatan warna

merupakan istilah yang lebih tepat untuk kondisi ini. Buta warna merupakan kelainan yang diturunkan.Lebih banyak pria yang mengalami hal ini dibanding

lebih

baik.

Optometrist

24

Buletin INFO KESPEL

para wanita. Selain itu kelainan ini juga bisa didapat (acquired) karena penyakit mata lain, peradangan syaraf optic, trauma yang me-

nyebabkan kerusakan retina dan otak serta obat tertentu. Terdapat beberapa jenis buta warna yaitu : Buta warna total Buta warna parsial Tidak ada terapi atau penyembuhan untuk buta warna ini, kecuali bila berkaitan dengan penyakit mata yang lain D i a g n o s a d e n g a n Deuteronope Dichromat

menggunakan tes ishihara Color Normal This is how objects look to a dichromate Color Normal

Normal Dichromat

Dichromat

Protanope

Color Normal

MATA DUITAN

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

25

Buletin INFO KESPEL

TEKNOLOGI & INFORMASI10 Hal Yang Perlu Dilakukan Dalam Pelaksanaan IHR 2005Oleh : Fery Anthony

Dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia tahun 2005 telah merekomendasikan Peraturan Kesehatan Internasional 2005 (International Health Regulation-IHR) menggantikan IHR-1969, karena pengawasan penyakit di pintu masuk suatu Negara sudah dianggap kurang efektif sehingga kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit menular antar Negara masih berlangsung. Salah satu perubahan mendasar dalam orientasi berfikir dari IHR-1969 menjadi IHR-2005 adalah perubahan pengendalian kemungkinan penyebaran suatu penyakit melal ui perbat asan, menjadi pengendali an sangat kemungkinan penyebaran suatu penyakit di sumber penyakit. Oleh karena itu dalam IHR-2005 ditekankan pentingnya penguatan Surveilans disemua tingkatan; kerjasama antar negara meliputi informasi dan komunikasi bila terjadi situasi kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern-PHEIC); menunjuk National Focal Point disetiap Negara; serta pengawasan di pintu keluar masuk suatu Negara melalui bandara, pelabuhan maupun lintas batas darat. IHR : tujuan, ruang lingkup, prinsip dan konsep-konsep Peraturan perjanjian Kesehatan Internasional mengikat (2005) secara

aksanakan secara konsisten berdasarkan hukum internasional dan perjanjian lainnya; pelaksanaannya harus "menghormati martabat, hak asasi manusia dan kebebasan fundamental manusia" dan "dipandu dengan tujuan aplikasi universal guna melindungi semua orang di dunia dari penyebaran penyakit secara internasional ". Ruang lingkup IHR yang luas dan inklusif berkenaan dengan kesehatan masyarakat dan memiliki aplikasi untuk memaksimalkan probabilitas seperti kejadian serius yang dapat menimbulkan konsekuensi internasional guna diidentifikasi secara dini dan penilaian segera dilaporkan oleh Negara-negara Anggota ke WHO. Peraturan bertujuan untuk memberikan kerangka kerja hukum dalam deteksi, pencegahan dan pengendalian risiko kesehatan masyarakat pada sumbernya, sebelum menyebar melintasi batas, melalui tindakan kerja sama antar Negara dan WHO. Pemberitahuan yang diperlukan dalam IHR "kejadian yang dapat menimbulkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional". Dalam hal ini, definisi yang luas dari "kejadian", "penyakit" dan "risiko kesehatan masyarakat" dalam IHR adalah kewajiban membangun surveilans bagi Negara Anggota dan WHO. "Penyakit" berarti "atau kondisi medis penyakit, terlepas dari asal atau sumber, yang dapat membahayakan bagi manusia". Istilah "kejadian" ini secara luas didefinisikan sebagai "manifestasi dari penyakit atau suatu kejadian yang meningkatkan potensi penyakit". "Risiko kesehatan m asyarakat" m engacu pada "kemungkinan suatu peristiwa yang mungkin berpengaruh buruk terhadap kesehatan populasi manusia, dengan penekanan dapat menyebar secara internasional atau mungkin serius datangnya dan mengandung bahaya l angsung". Sebuah kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi

(selanjutnya disebut "IHR" atau "Peraturan") adalah internasional yang hukum di 194 negara (Negara-negara Anggota), termasuk semua negara anggota WHO. Definisi "tujuan dan lingkup IHR adalah "untuk mencegah, melindungi, mengendalikan dan memberikan respon kesehatan masyarakat terhadap penyebaran penyakit secara internasional dengan cara yang sesuai dan terbatas pada risiko kesehatan masyarakat serta menghindari hambatan yang tidak perlu terhadap lalu lintas dan perdagangan internasional ". Sejak mulai berlaku pada tanggal 15 Juni 2007, IHR bertujuan melindungi masyarakat global dari risiko kesehatan masyarakat dan keadaan darurat yang melintasi perbatasan internasional. Kegiatan ini dil-

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

26

Buletin INFO KESPEL

perhatian internasional (PHEIC) didefinisikan sebagai "sebuah kejadian luar biasa yang menimbulkan risiko kesehatan masyarakat negara lain melalui penyebaran penyakit secara internasional dan berpotensi memerlukan respons internasional yang terkoordinasi". Sehingga, kejadian yang berpotensi menjadi perhatian internasional, mewajibkan Negara Anggota untuk memberitahukan ke WHO, mulai dari asal atau sumber timbulnya penyakit menular. Dalam IHR secara eksplisit memungkinkan WHO memperhitungkan informasi dari sumber selain pemberitahuan resmi dan berkonsultasi, penilaian, untuk mencari verifikasi kejadian tertentu dari Negara Anggota yang bersangkutan. Tanggung jawab untuk melaksanakan IHR terletak pada Negara Anggota dan WHO secara bersama-sama. Dalam rangka merespon ra kejadian, harus atau menanggapi kapasitas risiko untuk 3. kesehatan masyarakat dan keadaan darurat, NegaAnggota memiliki mendeteksi kejadian itu melalui peningkatan surveilans nasional dan respon infrastruktur. Negara-negara Anggota diwajibkan bekerja sama secara aktif satu sama lain, bersama dengan WHO, untuk memobilisasi sumber daya keuangan guna memfasilitasi pelaksanaan IHR. Atas permintaan, WHO membantu negara-negara berkembang dalam memobilisasi sumber daya keuangan dan menyediakan dukungan teknis guna membangun, memperkuat dan memelihara kapasitas yang ditetapkan dalam Lampiran 1 dari Peraturan ini. 2. Memperbarui nasional Kerangka hukum yang memadai diperlukan Negara Anggota guna mendukung semua kegiatan IHR di setiap negara. Di beberapa negara, IHR memberikan pengaruh dalam yurisdiksi domestik dan hukum nasional yang mengharuskan pihak berwenang mengadopsi sebagian pelaksanaan undang-undang atau seluruh hak dan kewajiban yang relevan bagi Negara Anggota. Namun, revisi undang-undang yang baru mungkin tidak secara tegas disyaratkan satu implementasi atau lebih ketentuan dalam IHR dalam sistem hukum sebuah negara, revisi beberapa undang-undang, peraturan atau instrumen lain peraturan perundang-undangan

masih dapat dipertimbangkan secara efisien, efektif atau cara yang lebih menguntungkan oleh negara dalam rangka memfasilitasi kinerja pelaksanaan IHR. Selain itu, dari sudut pandang dapat kebijakan, berfungsi pelaksanaan undang-undang

melembagakan dan memperkuat peran operasi dan kapasitas IHR Negara Anggota, serta kemampuan untuk melaksanakan hak-hak tertentu yang tercantum dalam Peraturan ini. Manfaat potensial lebih lanjut dari undang-undang tersebut adalah dapat memfasilitasi koordinasi yang diperlukan antara entitas yang terlibat dalam pelaksanaan yang berkesinambungan. Untuk alasan ini, Negara Anggota harus mempertimbangkan IHR guna menilai relevan undang-undang yang ada untuk menentukan apakah mungkin cocok untuk revisi dalam rangka memfasilitasi dan efisien pelaksanaan penuh dari Peraturan ini. Mengenal berbagi realitas dan kebutuhan koordinasi pertahanan kolektif Diakui bahwa globalisasi membawa serta tantangan baru dan kesempatan penyebaran penyakit secara internasional adalah titik awal untuk merevisi IHR (1969). Pada tahun 2003, akhir pengendalian wabah SARS pemerintah-pemerintah di dunia yakin akan kebutuhan koordinasi pertahanan kolektif dengan munculnya ancaman terhadap kesehatan masyarakat, memberikan dorongan yang diperlukan untuk menyelesaikan proses revisi. Kerangka hukum IHR mendukung pendekatan inovatif yang ada dalam deteksi kejadian global dan respon terhadap risiko kesehatan masyarakat dan keadaan darurat. Peraturan saat ini dibangun di atas fondasi pendahulu mereka, IHR (1969), dan terutama berdasarkan pengalaman dari WHO dan Negaranegara Anggota dalam sistem surveilans nasional, intelijen epidemi, verifikasi, penilaian risiko, waspada wabah, dan koordinasi respon internasional, yang semuanya merupakan bagian dari dekade lama tugas WHO untuk meningkatkan kesehatan keamanan masyarakal global. Berbeda dengan IHR (1969), Peraturan saat ini mempunyai cakupan yang luas, menggunakan berbagai informasi dan menekankan tindakan

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

27

Buletin INFO KESPEL

kolaborasi antara Negara Anggota dan WHO dalam identifikasi dan penilaian kejadian serta respon terhadap keadaan risiko kesehatan WHO masyarakat berkoordinasi dalam dalam darurat.

Pemberitahuan - Dalam IHR, Negara Anggota wajib memberitahukan kepada WHO semua kejadian yang dinilai kemungkinan merupakan suatu PHEIC, dengan mempertimbangkan konteks di mana sebuah peristiwa terjadi. Pemberitahuan ini harus dilaporkan dalam waktu 24 jam penilaian oleh negara menggunakan instrumen keputusan dalam Lampiran 2 dari Peraturan ini. Instrumen keputusan ini mengidentifikasi empat kriteria Negara Anggota harus mengikuti penilaian tentang peristiwa dalam wilayah mereka dan keputusan mereka, apakah peristiwa ini harus dilaporkan ke WHO : Apakah kejadian berdampak serius terhadap

merespon keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi spesifik perhatian internasional, tindakan kesehatan, disesuaikan maksimum diganti dengan rekomendasi resmi dan konteks-tindakan dengan ancaman aktual yang dihadapi. 4. Mengamati dan melaporkan kemajuan pelaksanaan IHR Negara-negara Anggota dan WHO sama-sama diwajibkan untuk melaporkan kepada Majelis Kesehatan Dunia tentang pelaksanaan IHR. Sampai saat ini, persyaratan ini telah dipenuhi melalui pelaporan tahunan oleh Sekretariat WHO guna mengatur badan-badan tersebut. Dengan menggunakan informasi yang dikumpulkan melalui kuesioner, Sekretariat WHO telah meringkas kegiatan yang dilakukan IHR dengan oleh negara-negara Hal ini untuk untuk melaksanakan dikumpulkan indikator tersebut.

kesehatan masyarakat? Apakah kejadian tidak biasa atau tak terduga? Apakah ada risiko penyebaran internasional yang signifikan? Apakah ada risiko pembatasan perjalanan dan perdagangan internasional yang signifikan? Pemberitahuan harus diikuti dengan komunikasi terus menerus mengenai informasi kesehatan masyarakat secara rinci tentang kejadian, termasuk, jika memungkinkan, definisi kasus, hasil laboratorium, sumber dan jenis risiko, jumlah kasus dan kematian, kondisi yang mempengaruhi penyebaran penyakit dan tindakan kesehatan yang dilakukan. Konsultasi - Dalam kasus di mana Negara Anggota tidak dapat menyelesaikan pilihan penilaian definitif menggunakan algoritme pada Lampiran 2, Negara Anggota memiliki eksplisit berkonsultasi dengan WHO dan meminta saran evaluasi, penilaian

mengantisipasi bahwa, di masa depan, data ini akan menggunakan yang sama saat dengan ke ini indikatorsedang WHO guna tertentu

dikembangkan. Selain itu, dalam IHR, Departemen Koordinasi bekerja Wilayah dan melaporkan Kantor WHO departemen kerja terkait lainnya,

program

mendukung pelaksanaan IHR. 5. Pemberitahuan, laporan, konsultasi dan permintaan verifikasi oleh WHO IHR menggambarkan unsur-unsur prosedur utama pemberitahuan yang harus diikuti oleh Negaranegara Anggota dan WHO dalam hal berbagi informasi yang berkaitan dengan kejadian. Hubungan komunikasi secaraa resmi di bawah IHR dilakukan antara National IHR Focal Point dan regional WHO IHR Contact Point, keduanya secara resmi ditunjuk dan dibutuhkan selama 24-jam sehari, 7 hari seminggu. Dalam IHR (2005) menyebutkan tiga cara di mana Negara-negara Anggota dapat melakukan komunikasi terkait kerjadian kepada WHO :

dan tindakan tepat yang harus dilakukan. Laporan Lain - Negara Anggota harus memberitahu WHO melalui National IHR Focal Point dalam waktu 24 jam setelah memperoleh bukti adanya risiko kesehatan masyarakat yang teridentifikasi di luar wilayahnya yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit internasional, seperti kasus manifestasi manusia yang berasal dari ekspor atau impor, vektor yang membawa infeksi atau kontaminasi, atau barang yang terkontaminasi. Selain ketiga jenis komunikasi di atas, Negara Anggota yang disyaratkan dalam IHR untuk merespon Permintaan WHO untuk Verifikasi. WHO memiliki wewenang untuk mendapatkan verifikasi

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

28

Buletin INFO KESPEL

dari Negara Anggota mengenai laporan tidak resmi atau komunikasi, yang diterima dari berbagai sumber, tentang kejadian yang timbul di dalam wilayah mereka yang mungkin merupakan PHEIC; laporan ini awalnya ditinjau oleh WHO sebelum menerbitkan permintaan verifikasi. Negara Anggota harus menjawab permintaan verifikasi dari WHO dalam waktu 24 jam dan memberikan informasi kesehatan masyarakat tentang status kejadian dan pemberitahuan harus didiikuti dengan komunikasi terus menerus secara rinci dan akurat mengenai informasi kesehatan masyarakat yang tersedia.

menyediakan informasi kesehatan masyarakat yang tepat guna untuk manajemen kejadian dan risiko. Informasi kesehatan yang berkaitan dengan risiko atau masyarakat diberitahukan

dilaporkan ke WHO dan secara bersama-sama dinilai dengan Negara Anggota yang terkena dampak untuk memastikan sifat dan tingkat risiko, potensi penyebaran penyakit internasional dan gangguan perjalanan dan perdagangan, respon yang tepat dan strategi pencegahan. Dalam rangka untuk memenuhi kewajiban IHR dan untuk memfasilitasi pertukaran informasi antara Organisasi dan Negara-Negara Anggota, WHO telah membentuk Situs Informasi kejadian IHR. Situs ini

6. Memahami peranan WHO dalam deteksi kejadian internasional, penilaian bersama dan tanggapan IHR mengamanatkan WHO untuk mengelola respon internasional terhadap kejadian akut dan risiko kesehatan masyarakat, termasuk keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi 7.

dapat diakses Nasional IHR Focal Points dan dalam situs ini menyediakan informasi yang terkini mengenai kejadian kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung yang menjadi perhatian internasional. Partisipasi dalam penentuan PHEIC dan penerbitan

perhatian internasional. Peraturan ini mewajibkan WHO untuk melakukan pengawasan umum, dan menetapkan prosedur khusus bagi Negara Anggota yang bersangkutan dan WHO berkolaborasi dalam penilaian dan pengendalian kejadian risiko kesehatan masyarakat, bahkan sebelum kejadian tersebut resmi diberitahukan kepada WHO. Pada tingkat internasional, WHO setiap saat menganalisis dengan pemahaman kejadian tentang kesehatan konteks masyarakat teknis, dan situasi menggunakan pengetahuan

rekomendasi WHO Penentuan PHEIC dan penerbitan rekomendasi WHO yang telah dilakukan oleh Direktur Jenderal jarang terjadi. Memang, sejak berlakunya IHR ini pada tanggal 15 Juni 2007 hanya satu kali rekomendasi yang dikeluarkan. Selain itu sangat penting bagi Negara-negara Anggota IHR untuk menyadari proses yang mungkin mempengaruhi hak mereka ketika berkonsultasi dan memaparkan pandangan mereka. Jika diperlukan aksi global dalam memberikan respon kesehatan masyarakat guna mencegah atau mengendalikan penyebaran penyakit secara internasional, di dalam IHR Direktur Jenderal WHO diberi wewenang untuk menentukan bahwa kejadian ini merupakan sebuah PHEIC. Pada kesempatan tersebut, IHR Komite Darurat memberikan pandangan kepada Direktur Jenderal mengenai rekomendasi sementara yang sesuai dan memerlukan tindakan kesehatan yang paling umum untuk menanggapi keadaan darurat. Komite Darurat juga akan memberikan saran, pada kasus di mana Negara Anggota yang bersangkutan mungkin tidak setuju telah terjadi PHEIC. Rekomendasi sementara yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal terhadap Negara Anggota yang tidak terkena dampak untuk

operasional, dan persyaratan komunikasi risiko untuk menilai risiko kesehatan masyarakat sesuai dengan mandat WHO dalam IHR tersebut. Untuk lebih memperkuat peningkatan sistem ini kewaspadaan internasional kejadian dan dan kemampuan respon, WHO telah mengembangkan manajemen-sistem berbasis-web standar operasional prosedur. Fungsi manajemensebagai tempat penyimpanan resmi semua informasi yang relevan mengenai suatu kejadian yang dapat menimbulkan keadaan komunikasi darurat dengan kesehatan Focal teknis masyarakat Nasional mitra, yang IHR, dan menjadi perhatian internasional. WHO memfasilitasi Point dan lembaga-lembaga

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

29

Buletin INFO KESPEL

mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit secara internasional dan menghindari hambatan yang tidak perlu bagi lalu lintas internasional.

dapat

dilaksanakan

oleh

setiap

negara

untuk

memastikan bahwa adanya kapasitas inti yang relevan dan berfungsi di seluruh negeri dan/atau wilayah. Negara Anggota yang mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan rencana mereka

8.

Meningkatkan respon dan kapasitas surveilans

dapat meminta jangka waktu dua tahun tambahan hingga 15 Juni 2014 guna memenuhi kewajiban mereka seperti yang tecantum dalam Lampiran 1A. Atas dasar kebutuhan yang relevan, perpanjangan dua tahun dapat diperoleh. Dalam keadaan luar biasa, dan didukung oleh rencana implementasi yang baru, Direktur Negara Jenderal WHO dapat individu m e m b e r i ka n Ang g ot a

nasional Aspek fundamental lain dari IHR adalah menjaga dengan

kewajiban bagi semua Negara Anggota untuk mengembangkan, kapasitas surveilans inti dan memperkuat Untuk dan bisa kesehatan respon. masyarakat

mendeteksi,

menilai, memberitahukan dan melaporkan kejadian dan merespon terhadap risiko kesehatan masyarakat dalam keadaan darurat yang menjadi perhatian internasional, Pihak Anggota harus memenuhi 9. persyaratan yang diuraikan dalam Lampiran 1A dari IHR (2005). Pada Lampiran 1A menguraikan kapasitas inti di tingkat lokal (masyarakat), tingkat nasional, termasuk di tingkat internasional, penilaian semua laporan peristiwa yang mendesak dalam waktu 48 jam dan segera melaporkan kepada WHO melalui National IHR Focal Point, jika diperlukan. IHR dengan mensyaratkan dukungan setiap WHO, Negara untuk Anggota, memenuhi

perpanjangan lebih lanjut dan tidak melebihi dua tahun untuk memenuhi kewajibannya. Meningkatkan keamanan kesehatan masyarakat di pelabuhan bandara dan perlintasan darat Di pintu masuk Internasional, baik darat, laut atau udara, diberikan kesempatan untuk menerapkan tindakan guna mencegah penyebaran penyakit secara internasional. Untuk alasan ini, ketentuan dalam penanganan aspek ini dalam IHR (1969) telah diperbarui disertakan kesehatan dalam IHR (2005) dan juga telah Ketika beberapa misalnya, ketentuan wisatawan baru.

kebutuhan pengawasan dan kapasitas inti respon "sesegera mungkin", tetapi tidak lebih dari lima tahun setelah tanggal berlakunya bagi negara itu. IHR sebagaimana ditentukan melakukan proses dua tahap untuk membantu Negara-Negara Anggota guna merencanakan yang pelaksanaan dengan kesehatan kapasitas masyarakat sesuai

menerapkan langkah IHR yang terkait dengan internasional, mereka harus diperlakukan dengan hormat dan sopan, dengan mempertimbangkan jenis kelamin, sosial budaya, etnis dan agama. Mereka harus diberikan makanan yang layak, air, akomodasi dan perawatan medis jika dikarantina, diisolasi, tindakan kesehatan masyarakat atau medis lainnya dan dalam pelaksanaannya tunduk di bawah IHR (2005). Negara-negara darat internasional langkah Anggota dengan yang diminta untuk menunjuk bandara, pelabuhan dan perlintasan mengembangkan diperlukan untuk kapasitas kesehatan masyarakat tertentu dalam menerapkan mengelola berbagai risiko kesehatan masyarakat. Kapasitas ini meliputi akses terhadap pelayanan medis yang sesuai (dengan fasilitas diagnostik), alat transportasi orang sakit, tenaga terlatih untuk memeriksa kapal, pesawat terbang dan alat angkut lainnya, pemeliharaan lingkungan yang sehat serta

kewajibannya. Pada tahap pertama, dari 15 Juni 2007 sampai dengan 15 Juni 2009, Negara-negara Anggota harus menilai kemampuan struktur nasional yang ada dan sumber daya untuk memenuhi kapasitas inti pengawasan dan persyaratan respon. Penilaian ini harus mengarah pada pengembangan dan pelaksanaan rencana ini aksi nasional. Sebagaimana ditentukan dalam IHR, WHO harus mendukung penilaian dan memberikan bimbingan terhadap perencanaan nasional dan memperkuat kapasitas pelaksanaan rencana ini. Pada tahap kedua sejak 15 Juni 2009 hingga tanggal 15 Juni 2012, rencana aksi nasional yang diharapkan

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

30

Buletin INFO KESPEL

memastikan

rencana

dan

fasilitas

dalam

Deklarasi

Kesehatan

Pesawat

Umum

(General

menerapkan langkah-langkah darurat karantina. 10. Sosialisasi IHR dan penggunaan dokumen kesehatan di pintu masuk Dalam berbagai pelaksanaan dokumen IHR ini menggunakan di pelabuhan,

Declaration atau Gendec) Dokumen ini merupakan bagian dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah lembaga dalam PBB. Dokumen ini secara periodik ditinjau oleh Negara Anggota ICAO, dan secara historis, untuk tujuan praktis, diperbanyak pada lampiran IHR. Deklarasi revisi Juli 2007 yang diadopsi oleh ICAO telah disalin pada edisi kedua 2008 dalam IHR (2005).

kesehatan

bandara dan perlintasan darat. Kegagalan oleh Negara-negara Anggota mengenai penggunaan dokumen-dokumen dalam operasi sehari-hari dapat menyebabkan hambatan yang tidak perlu bagi lalu lintas internasional. Model Sertifikat Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal/ Sertifikat Pengawasan Sanitasi Kapal (Ship Sanitation Control Exemption Certificate/Ship Sanitation Control Certificate atau SSCEC/SSCC) Sertifikat Bebas Hapus Tikus/Sertifikat Hapus Tikus (Deratting telah Exemption Certificate/Deratting Sertifikat Bebas Certificate atau DEC/DC) yang sempit lingkupnya digantikan dengan Pengawasan Sanitasi Kapal/Sertifikat Pengawasan Sanitasi Kapal (SSCEC/SSCC) pada tanggal 15 Juni 2007. Model Maritim Deklarasi Kesehatan (Maritime Declaration of Health atau MDH) Maritim deklarasi kesehatan mencerminkan

ruang lingkup yang lebih luas dari IHR dan sesuai dengan standar teknis dan terminologi. Model Sertifikat Internasional Vaksinasi Atau Profilaksis Menggantikan Sertifikat Internasional

Vaksinasi atau Vaksinasi Ulang Terhadap Penyakit Demam Kuning Demam Kuning adalah penyakit khusus yang hanya ditetapkan oleh IHR dan bukti vaksinasi atau profilaksis mungkin diperlukan pelancong sebagai syarat masuk ke suatu Negara. "Sertifikat international vaksinasi atau vaksinasi ulang terhadap demam kuning" diganti oleh "sertifikat Internasional vaksinasi atau profilaksis" (ICV). Dokter yang mengeluarkan sertifikat harus mencatat perbedaan utama dari sertifikat lama dengan menetapkan secara tertulis penyakit pada tempat yang telah disediakan dan sertifikat yang dikeluarkan adalah demam kuning. Dalam ICV tidak berisi referensi ke pusat vaksinansi yang ditunjuk.

Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011

31

Buletin INFO KESPEL

BEBERAPA SUMBER RADIOAKTIF DI SEKITAR KITAOleh : Roswitha Kusuma Wardhani

T

ahukah anda bahwa dalam kehidupan kita sehari hari dikelilingi oleh lautan radioaktif? Namun jangan takut tetapi kita harus selalu

atan listrik yang disebut ion, sebagai sontoh : alpha, beta, neutron, proton, gamma dan X-Rays. Sedangkan Radiasi non pengion yakni radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi, sebagai contoh : gelombang radio, televise, microwave, infra merah, electron energy rendah. Radiasi tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, diden Marilah kita simak beberapa benda benda yang disinyalir sebagai sumber radiasi : 1. Handphone Pada era ini, hampir seluruh laipisan masyarakat telah memiliki telepon tangan (handphone). Anak sekolah, mahasiswa, pegawai negeri ataupun swasta, bahkan pemulungpun telah mempunyai handphone. Hebat bangsa kita ini. Tanpa kita sadari bahwa handphone ini juga merupakan sumber radiasi (non pengion) yang harus kita waspadai.

demikian, anda

lebih berhati hati. Kenapa kita terlalu takut dengan dampak radiasi nuklir oleh meledaknya Perusahaan Listrik Tenaga Nuklir di Fukushima Jepang? Padahal di sekitar kita justru banyak sekali sumber radiasi yang harus diwaspadai. Semua penumpang pesawat yang berasl dari Negara Jepang diukur ada atau tidaknya kontaminasi radiasinya, media masa menyorot hal itu, semuanya kebakaran jenggot. Memang benar bahwa kita harus selalu waspada namun kita harus tahu bahwa belum ada pernyataan dari Badan Keshatan Dunia bahwa dmpak nuklir di Jepang itu belum merupakan masalah kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. TITIK !!! Kita memiliki utusan tenaga professional dan konsultan yang bekerja pada Badan Kesehatan Dunia tersebut, kita punya Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang mampu bekerja sebagai intelejen nuklir tanpa harus membuat resah masyarakat. Justru sumber radioaktif yang berada di sekitar kehidupan kita sehari hari inilah yang perlu diwaspadai. Benda - benda alami maupun buatan manusia, peralatan peralatan yang kita gunakan sehari hari, lantas siapa yang peduli ??? Early Worning System yang disingkat seperti nama sebuah momok EWORS atau dengan kata lain system kewaspadaan dini terhadap bahaya dampak radiasi ini harus dikelola dengan baik oleh institusi pemerintah ataupun institusi independen yang berfungsi sebagai pengkaji maupun sebagai pengawas.gar ataupun dicium. Radiasi adalah pancaran energy melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetig / cahaya (foton) dari sumber radiasi. Indera manusia tidak bisa mendeteksi radiasi. Ada dua macam radiasi, yakni Radiasi Pengion dan Radiasi Non Pengion. Radiasi pengion yakni radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak suatu matri akan muncul partikel bermu-

2.