Buletin Harga Pangan Bulan Nopember 2014
Transcript of Buletin Harga Pangan Bulan Nopember 2014
DAFTA R IS I
GERAKAN
MENANAM NA-
SIONAL SOLUSI
ALTERNATIF HIN-
DARI KENAIKAN
1
PASOKAN MENU-
RUN, HARGA CABAI
MERAH MERANG-
KAK NAIK
2
KEMARAU PAN-
JANG, PRODUKSI
GABAH MENURUN
3
LAPORAN PENGIRI-
MAN SMS PANEL
HARGA PANGAN
PERIODE MARET – OKTOBER 2014
4
Buletin Harga Pangan
N O V E M B E R 2 0 1 4
Dari Redaksi…
Memberikan informasi
harga pangan secara
i n t e n s i f k e p a d a
masyarakat merupakan
salah satu upaya dalam
rangka stabilisasi harga
pangan.
Buletin ini diharapkan
dapat member ikan
kontribusi dalam bentuk
informasi mengenai
kondisi harga pangan
secara umum, sehingga
dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan
dalam pengambilan
kebijakan stabilitas
harga pangan.
Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
Badan Ketahanan Pangan
Bersambung ke Hal 2 ...
Gambar.1 Nilai Tukar Petani Tahun 2009-2013
Sumber : BPS (Diolah BKP)
GERAKAN MENANAM NASIONAL SOLUSI ALTERNATIF
HINDARI KENAIKAN HARGA CABAI
C abai merah (Capsicum annuum L)
merupakan salah satu jenis produk
hortikultura yang memilki nilai
ekonomi yang tinggi di mata masyarakat.
Hampir semua masakan yang memerlukan
rasa pedas memerlukan cabai sebagai ba-
han dasar masakan selain lada tentunya.
Minimnya pasokan karena faktor iklim dan
serangan hama penyakit seringkali men-
jadi penyebab kenaikan harga diluar
kondisi karena adanya kenaikan harga
bahan bakar minyak sebagai salah satu
instrumen penentu dalam ongkos pro-
duksi, distribusi dan pemasaran. Para pe-
mangku kepentingan dibuat kalang kabut
manakala pasokan dari daerah sentra pro-
duksi mengalami penurunan yang cukup
signifikan yang berujung pada kenaikan
harga cabai dan sudah barang tentu kon-
sumen akan menjerit dengan kondisi
tersebut. Bahkan berdasarkan data yang
dirilis oleh BPS, salah satu penyumbang
inflasi tertinggi di sektor pangan pada Ok-
tober 2014 adalah kenaikan harga cabai.
Harga cabai merah naik hingga 40,52%
karena produksi berkurang di beberapa
daerah karena kekeringan
Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah
dalam mengantisipasi kenaikan harga ca-
bai, mulai dari penggunaan teknologi
penyimpanan cabai kering, cabai instan
seperti saos cabai atau cabai bubuk,
hingga inovasi budidaya tanam cabai yang
tahan terhadap hama penyakit. Kemente-
rian Pertanian melalui Badan Ketahanan
Pangan guna mengantisipasi kenaikan
harga cabai, telah menggulirkan gerakan
nasional menanam cabai di lahan pekaran-
gan rumah baik di wilayah perdesaan
maupun perkotaan. Gerakan tersebut lebih
dikenal dengan kegiatan Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL). Konsep dari
kegiatan ini adalah mendorong masyara-
kat untuk memanfaatkan lahan pekaran-
gan yang tersedia di rumah untuk di-
tanami dengan cabai, selada, daun
bawang, tomat, dan sayuran lainnya se-
hingga ketersediaan pangan dapat terjaga
dimana manfaat yang ingin dicapai pada
akhirnya adalah penurunan biaya penge-
luaran untuk pangan.
Secara teknik budidaya, Cabai dapat di-
tanam dengan mudah sehingga bisa di-
pakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa
harus membelinya di pasar. Tanaman ca-
bai cocok ditanam pada tanah yang kaya
humus dan gembur serta tidak tergenang
air dengan PH tanah yang ideal sekitar 5-
6. Waktu tanam yang baik untuk lahan
kering adalah pada akhir musim hujan Ma-
ret hingga April. Untuk memperoleh harga
cabai yang tinggi, bisa juga dilakukan
pada Oktober dan panen pada Desember.
Media tanam yang digunakan pun dapat
bervariasi jika lahan pekarangan yang
tersedia sangat minim, mulai dari peng-
gunaan pot, plastik polybag, dan peng-
gunaan talang dengan teknik vertikultur.
Upaya gerakan menanam cabai ini adalah
sebagai salah satu bentuk antisipasi secara
solidaritas dengan menumbuhkan kesada-
Bersambung ke Hal 2 ...
H A L 2
P erkembangan beberapa-
harga pangan nasional
pada Oktober 2014
mengalami kenaikan,
sehingga mendorong terjadinya
inflasi sebesar 0,25 persen. Ko-
moditas yang dominan memberi-
kan sumbangan inflasi antara lain
kenaikan harga cabai merah, ca-
bai rawit dan beras. Sementara
harga pangan lainnya relatif stabil
malahan mengalami penurunan
yang memberikan sumbangan
deflasi pada bulan ini. Adapun
kondisi harga beras, gula pasir,
minyak goreng, bawang merah,
cabai merah, daging sapi, daging
ayam ras dan telur ayam ras Ok-
tober 2014 berdasarkan data BPS
sebagai berikut :
Beras
Harga beras umum di tingkat kon-
sumen pada Oktober 2014
cenderung naik sebesar 0,69%
dibandingkan September 2014
PASOKAN MENURUN, HARGA CABAI MERAH MERANGKAK NAIK
Bersambung ke Hal 3 ...
H arga cabai merah di se-
jumlah daerah di Indo-
nesia terus merangkak
naik. Kenaikan harga mulai terli-
hat sejak awal minggu ke-IV Okto-
ber. Berdasarkan data dari Ke-
menterian Perdagangan di sejum-
lah pasar tradisional di Jakarta
memperlihatkan bahwa, rata-rata
harga cabai merah keriting pada
minggu IV Oktober mengalami
kenaikan hingga 25 persen dan
cabai rawit merah mengalami ke-
naikan hingga 40 persen diband-
ingkan minggu sebelumnya. Rata-
rata harga cabai merah keriting di
pasar tradisional di Jakarta pada
minggu IV Oktober mencapai Rp
45.000/kg dan cabai rawit merah
mencapai Rp 30.000/kg.
Kondisi yang sama juga terjadi di
Pasar-pasar tradisional di daerah
seperti di Pekanbaru, Palembang,
Bandung, Semarang, Yogyakarta,
yang mengalami kenaikan harga
cukup tinggi pada minggu ke-IV
Oktober berkisar 20-50 persen
dibandingkan minggu sebelumnya.
Diperkirakan harga cabai merah
akan terus merangkak naik sepan-
jang November. Kenaikan harga
cabai merah disebabkan oleh
cuaca yang buruk sehingga men-
yebabkan pasokan cabai berkurang
dan kualitas cabai kurang baik.
Selain itu kenaikan harga cabai
diduga dipicu oleh isu kenaikan
harga bahan bakar minyak yang
sedang hangat diperbincangkan
saat ini .
Berdasarkan informasi dari Pasar
Induk Kramat Jati, kondisi pasokan
cabai pada Oktober mengalami
penurunan. Pasokan cabai yang
masuk ke Kramat Jati sudah
berada di bawah batas normal
(<160 ton/hari), yaitu 116 ton/
hari atau turun sekitar 30 persen
dari kondisi normal. Seperti
diketahui bahwa Pasar Induk
Kramat Jati merupakan penyuplai
sayuran untuk sebagian besar
pasar tradisional di Indonesia,
sehingga jika pasokan di Kramat
Jati menurun, tentunya sangat
berpengaruh terhadap pasokan di
pasar tradisional di berbagai
daerah di Indonesia. Menurut
pedagang di Pasar Induk Kramat
Jati, diperkirakan harga cabai
akan terus mengalami kenaikan
hingga Desember.(Irna)
Sumber : PIK (Diolah BKP)
Grafik 1. Pasokan Cabai Merah di Pasar Induk Keramat Jati
KONDISI HARGA PANGAN NASIONAL PERIODE OKTOBER 2014
ran bagi masyarakat dalam
menanam cabai. Diharapkan den-
gan keterlibatan masyarakat me-
lalui gerakan nasional menanam
cabai, potensi kenaikan harga ca-
bai dalam waktu tertentu dapat
diminimalisir sehingga masyarakat
bersama Pemerintah berperan
serta dalam pembangunan pangan
dalam hal: pelaksanaan produksi,
distribusi, perdagangan, dan kon-
sumsi Pangan, sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2012
tentang Pangan Pasal 130 ayat 2.
(YH)
Lanjutan Gerakan Menanam ...
H A L 3 N O V E M B E R 2 0 1 4
yaitu dari Rp 11.425/Kg men-
jadi Rp 11.504/kg. Kondisi yang
sama d tingkat grosir PIBC, be-
berapa jenis beras mengalami
kenaikan seperti beras premium
Cianjur Kepala, Setra, Saigon
naik antara Rp 100/kg—Rp 200/
Kg. Sementara beras medium
untuk jenis IR dan Muncul naik
antara Rp 25/Kg—Rp 300/Kg.
Kisaran harga rata-rata beras
premium di PIBC pada Oktober
2014 berkisar antara Rp 9.935/
kg - Rp 12.058/kg dan beras
medium antara Rp 7.556/kg –
Rp 8.831/kg.
Gula Pasir dan Minyak
Goreng
Rata-rata harga gula pasir dan
minyak goreng curah tingkat
konsumen pada Oktober 2014
c e n d e r u n g t u r u n
dibandingkan September 2014.
Namun penurunannya tidak ti-
dak signifikan yaitu sebesar
0,40%–0,59%. Pada Oktober
2014, rata-rata harga gula pasir
sebesar Rp 11.851/kg sedang-
kan harga minyak goreng curah
Rp 14.199/kg.
Bawang Merah dan Cabai
Merah
Rata-rata harga bawang merah
di tingkat konsumen pada Okto-
ber 2014 naik 1,08% dari Rp
17.660/kg menjadi Rp 17.851/
kg. Kenaikan harga bawang
merah tersebut seiring dengan
terjadinya kenaikan harga
bawang merah di tingkat pro-
dusen sebesar 14,60% dari Rp
8.394/kg menjadi Rp 9.619/kg.
Sementara itu, harga rata-rata
cabai merah tingkat konsumen
pada Oktober 2014 naik 50,09
% dari Rp 22.926/kg menjadi
Rp 34.411/kg. Kondisi yang
sama harga cabai rawit naik
Grafik 2. Perkembangan Harga Pangan
Tk.Produsen dan Tingkat Eceran
Sumber : Data Produsen (PPHP –Kementan) dan Data Kon
sumen (BPS)
35.762
22.683
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV
Juni'14 Juli'14 Agustus'14 Sept'14 Okt '14
Rp/Kg Cabai Merah Tk Eceran
Tk Produsen
3,92% dari Rp 21.282/kg men-
jadi Rp 22.117/kg. Kenaikan
harga cabai merah tersebut
seiring dengan terjadinya ke-
naikan harga cabai merah di
tingkat produsen yaitu cabai
merah besar naik 58,66% dari
Rp 14 .406 / kg men jad i
Rp 22.857/kg dan harga cabai
rawit naik 17,16 persen dari Rp
10.216/kg menjadi Rp 11.969/
kg.
Daging Sapi
Rata-rata harga daging sapi di
tingkat konsumen pada Oktober
2014 turun dibandingkan Sep-
tember 2014 sebesar 0,39
persen dari Rp 99.888/kg men-
jadi Rp 99.495/kg. Kondisi yang
sama, harga daging sapi di
tingkat peternak mengalami
penurunan sebesar 0,55 persen
dari Rp 40.235/kg berat hidup
menjadi Rp 40.013/kg berat
hidup.
Daging Ayam Ras dan Telur
Ayam Ras
Rata-rata harga daging ayam
ras tingkat konsumen pada Ok-
tober 2014 cenderung turun
dibandingkan September 2014
s e b e s a r 1 0 , 8 8 % d a r i
Rp 32 .004 / kg men jad i
Rp 28.522/kg. Kondisi yang
sama, harga daging ayam ras di
tingkat peternak turun 19,35%
dari Rp 19.607/kg berat hidup
menjadi Rp 15.812/kg berat
hidup.
Rata-rata harga telur ayam ras
di tingkat konsumen 2014 turun
3,29% dibandingkan Septem-
ber 2014, dari Rp 18.749/kg
menjadi Rp 18.132/kg. Kondisi
yang sama, terjadi penurunan
harga di tingkat peternak sebe-
sar 6,71% dari Rp 16.226/kg
Lanjutan Kondisi Harga Pangan ….
LAPORAN PENGIRIMAN SMS PANEL HARGA PANGAN PERIODE MARET – OKTOBER 2014
BULETIN HARGA PANGAN Diterbitkan oleh:
Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan
Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian.
Gedung E Lantai 6 Telp/Fax (021) 7804496. Email: [email protected]
Website: http://harga.distribusipangan.com
Penanggung Jawab: Kepala Pusat DCP; Pimpinan Redaksi: Kabid Harga Pangan;
Tim Penyusun : Staf Harga Pangan
H A L 4
P ersentase rata-rata pengiriman sms panel
produsen (PRD) periode Maret– Oktober
85,10%, persentase tertinggi Sumatera
Utara dan terendah Aceh. Sementara itu, persen-
tase rata-rata pengiriman sms panel pedagang
grosir (PPG) 79% dan Pedagang eceran (PPE) 79%.
Persentase tertinggi adalah Riau dan terendah
Papua Barat.(EI)
KEMARAU PANJANG, PRODUKSI GABAH MENURUN
S elama tahun 2014 curah
hujan cukup rendah, di
beberapa daerah kondisi
pengairan waduk dan
aliran sungai mulai berkurang, aki-
batnya terjadi kemunduran awal
musim tanam padi. Musim tanam
berikutnya yang biasanya dilakukan
pada September atau Oktober, pada
Tahun 2014/2015 mundur menjadi
akhir November 2014 sampai den-
gan awal Januari 2015. Pemantauan
yang dilakukan BKP dengan Perum
Bulog di daerah sentra seperti Jawa
Tengah (Solo, Kedu dan Banyumas)
dan Jawa Timur (Bojonegoro, Sido-
arjo dan Jombang), memperlihatkan
rata-rata produksi gabah kering
panen (GKP) sebesar 7-8 ton/Ha
lebih sedikit dibandingkan dengan
produksi pada musim sebelumnya
yang bisa mencapai 10-11 ton/Ha.
Begitu juga apabila dibandingkan
tahun 2013 pada periode yang
sama terjadi penurunan hasil pro-
duksi.
Selain curah hujan yang rendah,
penyebab turunnya produksi dise-
babkan juga adanya serangan
hama/penyakit, terutama hama
wereng dan tikus. Petani menge-
luhkan dengan adanya serangan
hama/penyakit tersebut, produksi
yang mereka hasilkan bisa turun
hampir 30% dari produksi nor-
malnya.
Berdasarkan informasi dari peng-
gilingan juga menyatakan hal
yang sama, volume pemasukan
gabah pada saat ini relatif
berkurang di bandingkan dengan
tahun sebelumnya pada periode
yang sama.
Mengingat kondisi di atas, bisa
memicu terjadinya kenaikan
harga gabah/beras. Kondisi dila-
pangan menunjukan harga
gabah/beras sudah mengalami
kenaikan dan sudah jauh di atas
HPP. Hal ini dapat berdampak
pada penyerapan gabah/beras
oleh Perum Bulog. Rata-rata
harga GKP di wilayah Surabaya
Utara, Surabaya Selatan dan Bo-
jonegoro berkisar antara Rp
4.000/Kg-Rp 4.700/Kg, GKP di
tingkat penggilingan Rp 4.700/
Kg—Rp 5.000/Kg dan harga GKG
Rp 5.000/kg– Rp 5.200/kg.(YN)
Sumber : SMS Center Panel BKP