Buletin al-Hikam 3

4
H. Muchsin Bilfagih, S. Ag Halaman: 1 (Seri Hakikat Insan 1) MENGUPAS HAKEKAT SYAHADAT Oleh: H. Muchsin Bilfagih, S. Ag Sesungguhnya syahadat itu adalah merupakan kun Islam yang pertama. Jika seorang manusia mau enjadikan Islam sebagai jalan hidupnya haruslah rlebih dahulu mengucapkan dua kalimat syahadat akni : اﺷﮭﺪ ان ﻻاﻟﮫ اﻻاﷲ واﺷﮭﺪ ان ﻣﺤﻤﺪ اﻟﺮﺳﻮل اﷲArtinya, selama seseorang belum melafadzkan ua kalimat syahadat maka selama itu tidak boleh ta’rifkan sebagai muslim. Dalam pengertian syari’at ua kalimat syahadat itu mengandung arti; aku ersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah elainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan lah. Saat ini, banyak diantara kita yang mampu elafadzkan dua kalimat syahadat tersebut, tetapi rang sekali mengkaji atau sekurang-kurangnya ertanya pada diri sendiri tentang hakikat pengertian yahadat itu. Kita jarang bertanya, mengapa kita arus mengucapkan syahadat dan mengapa pula kita dak boleh mengucapkan satu bentuk kalimat enyaksian yang lain dari pada syahadat diatas?. Disamping itu, mengapa “Laa Ilaaha Illa Allah” sa membawa pada pengertian: Tidak ada Tuhan ang disembah melainkan Allah. Sedangkan pada alimat syahadat itu tidak terdapat perkataan Tuhan Rabbi). Dan tidak pula terdapat perkataan sembah a’budu). Namun, oleh ulama syari’at, justru emaknaannya tertera kata “Tuhan dan sembah”. Jika ecara syari’at ditafsirkan demikian, kenapa syahadat dak tertulis “Laa Rabbi Fa’budni Illa Allah”. Sementara kita diarahkan agar mengucapkan kalim syahadat itu dengan ucapan La Ilaha Illa Allah, yan membawa pengertian : · Tiada · اﻟﮫNyata · اﻻKecuali · اﷲAllah Dengan demikian dapat disimpulkan bahw pengertian yang dibuat oleh ulama syari’at adala jauh atau kurang menempati dari arti sebenarny yang hendak dinyatakan oleh syahadat itu sendi Belum lagi ada beberapa pertayaan yang timbu apakah kata ‘Allah’ pada syahadat itu diartika kepada Tuhan?. Begitu pula bila kita mengucapka Muhammad Rasul Allah, apakah benar-ben membawa kesuatu pengertian bahwa Na Muhammad itu pesuruh Allah?. Jika benar begi mengapa Nabi Adam as. sebagai bapak sekalia manusia juga mengucapkan syahadat dengan ucapa yang sama?. Dan seterusnya Nabi Ibrahim, Isma dan semua nabi dan rasul serta para wali Alla sebelum lahirnya Nabi Muhammad Saw mengucapkan syahadat dengan ucapan yang sam Atau mungkin diantara kita ada yang beranggapa bahwa nabi-nabi sebelum Nabi Muhamma mengucapkan syahadat dengan cara lain. Jik memang benar demikian maka pertanyaannya iala apakah Islam baru lahir pada zaman Nabi Muhamma Saw dan benarkah Islam tidak pernah lahir sebelu Nabi Muhammad Saw?. Jika benar ucapan Muhammad Rasul Allah i diartikan kepada Nabi Muhammad yang lahir di tana Arab, mengapa pula Nabi Muhammad send mengucapkan kalimat seperti yang kita ucapkan, da mengapa Rasul Allah tidak mengucapkan begini : ﺷﮭﺪ ان ﻻ رﺑﻰ ﻓﺎﻋﺒﺪوﻧﻰ اﻻاﷲ واﻧﺎ رﺳﻮل اﷲEdisi III 02 Februari 2010

description

Edisi III02 Februari 2010(Seri Hakikat Insan 1) MENGUPAS HAKEKAT SYAHADAT Oleh: H. Muchsin Bilfagih, S. Ag Sesungguhnya syahadat itu adalah merupakan rukun Islam yang pertama. Jika seorang manusia mau menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya haruslah terlebih dahulu mengucapkan dua kalimat syahadat yakni :Sementara kita diarahkan agar mengucapkan kalima syahadat itu dengan ucapan La Ilaha Illa Allah, yang membawa pengertian : · · · · ‫ﻻ‬ ‫اﻟﮫ‬ ‫اﻻ‬ ‫اﷲ‬ Tiada Nyata Kecuali Allah‫اﺷﮭﺪ ان ﻻ

Transcript of Buletin al-Hikam 3

Page 1: Buletin al-Hikam 3

H. Muchsin Bilfagih, S. Ag Halaman: 1

(Seri Hakikat Insan 1) MENGUPAS

HAKEKAT SYAHADAT

Oleh: H. Muchsin Bilfagih, S. Ag

Sesungguhnya syahadat itu adalah merupakan rukun Islam yang pertama. Jika seorang manusia mau menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya haruslah terlebih dahulu mengucapkan dua kalimat syahadat yakni :

اشھد ان الالھ االاهللا واشھد ان محمد الرسول اهللا

Artinya, selama seseorang belum melafadzkan dua kalimat syahadat maka selama itu tidak boleh dita’rifkan sebagai muslim. Dalam pengertian syari’at dua kalimat syahadat itu mengandung arti; aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Saat ini, banyak diantara kita yang mampu melafadzkan dua kalimat syahadat tersebut, tetapi jarang sekali mengkaji atau sekurang-kurangnya bertanya pada diri sendiri tentang hakikat pengertian syahadat itu. Kita jarang bertanya, mengapa kita harus mengucapkan syahadat dan mengapa pula kita tidak boleh mengucapkan satu bentuk kalimat penyaksian yang lain dari pada syahadat diatas?.

Disamping itu, mengapa “Laa Ilaaha Illa Allah” bisa membawa pada pengertian: Tidak ada Tuhan yang disembah melainkan Allah. Sedangkan pada kalimat syahadat itu tidak terdapat perkataan Tuhan Rabbi). Dan tidak pula terdapat perkataan sembah a’budu).

Namun, oleh ulama syari’at, justru pemaknaannya tertera kata “Tuhan dan sembah”. Jika secara syari’at ditafsirkan demikian, kenapa syahadat tidak tertulis “Laa Rabbi Fa’budni Illa Allah”.

Sementara kita diarahkan agar mengucapkan kalimasyahadat itu dengan ucapan La Ilaha Illa Allah, yang membawa pengertian :

Tiada ال ·

Nyata الھ ·

Kecuali اال ·

Allah اهللا ·

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian yang dibuat oleh ulama syari’at adalah jauh atau kurang menempati dari arti sebenarnya yang hendak dinyatakan oleh syahadat itu sendiBelum lagi ada beberapa pertayaan yang timbul,apakah kata ‘Allah’ pada syahadat itu diartikan kepada Tuhan?. Begitu pula bila kita mengucapkan Muhammad Rasul Allah, apakah benar-benar membawa kesuatu pengertian bahwa Nabi Muhammad itu pesuruh Allah?. Jika benar begitu mengapa Nabi Adam as. sebagai bapak sekalian manusia juga mengucapkan syahadat dengan ucapan yang sama?. Dan seterusnya Nabi Ibrahim, Isma’il dan semua nabi dan rasul serta para wali Allah sebelum lahirnya Nabi Muhammad Sawmengucapkan syahadat dengan ucapan yang samaAtau mungkin diantara kita ada yang beranggapabahwa nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad mengucapkan syahadat dengan cara lain. Jika memang benar demikian maka pertanyaannya ialah apakah Islam baru lahir pada zaman Nabi Muhammad Saw dan benarkah Islam tidak pernah lahir sebelum Nabi Muhammad Saw?.

Jika benar ucapan Muhammad Rasul Allah itu diartikan kepada Nabi Muhammad yang lahir di tanah Arab, mengapa pula Nabi Muhammad sendiri mengucapkan kalimat seperti yang kita ucapkan, dan mengapa Rasul Allah tidak mengucapkan begini :

اشھد ان ال ربى فاعبدونى االاهللا وانا رسول اهللا

Edisi III 02 Februari 2010

Page 2: Buletin al-Hikam 3

Seri Hakikat Insan 1 Halaman: 2

H. Muchsin Bilfagih, S. Ag Mengupas Hakikat Syahadat

Artinya: Aku Bersaksi Tiada Tuhan Yang Disembah Melainkan Allah Dan Aku Bersaksi Bahwa Akulah Pesuruh Allah.

Selain itu, masih banyak persoalan-persoalan yang harus ditanyakan apabila kita sungguh-sungguh berusaha mencari dan menggali pengertian syahadat yang sebenarnya.

Oleh karenanya pada kesempatan ini mari kita membahas pandangan hakekat dan ma’rifat dan mari pula kita menggali ujung jatuhnya syahadat itu sendiri agar kita sama-sama bisa memahami lebih mendalam dan akhirnya kita bisa berpegang dengan pemahaman yang relatif sebenarnya. Orang yang memahami syahadat dengan benar, niscaya dia akan memahami siapa esensi dirinya, siapa Tuhannya dan siapa isi alam ini. Orang yang memahami syahadat, shalatnya bermakna, puasanya kabul, zakatnya diterima dan hajinya mabrur.

Asyhadu Anlaa Ilaaha Illa Allah, dinamakan syahadat tauhid. Wa Asyhadu Anna Muhammad Rasul Allah, dinamakan syahadat rasul. Asyhadu Anlaa Ilaha Illa Allah, dalam kalimat tersebut kita bersaksi dengan sepenuh rasa bahwa tiada yang ada kecuali Allah semata-mata. Tiada sekutu bagi-Nya di dalam segala hal, tiada yang bercampur aduk dengan-Nya kecuali dia sendiri. Oleh karena itu, kita dengan esensi diri kita sendiri, tiada yang nyata pada kita, selain Allah semata-mata. Kita nafikan dan kita isbatkan kepada nyatanya Allah semata-mata (ini yang disebut diri batin manusia).

Sedangkan Asyhadu Anna Muhammad Rasul Allah, itu dinamakan syahadat rasul, sebab kalimat itu kita lafadzkan untuk bersaksi bahwa diri rahasia Allah adalah Muhammad, yakni inilah yang disebut diri batin kita. Sehingga dengan dua kalimat syahadat tersebut, berikrar dan bersaksilah dengan diri kita sendiri (Diri dahir), tetap akan mananggung rahasia Allah dan akan menjaganya untuk selama-lamanya.

Adapun hakikat ketuhanan itu adalah diri batin kita (rohani), dan hakikat muhammad itu adalah diri dahir kita (jasmani). Diri batin adalah sebenarbenarnya diri yang merupakan rahasia TuhanSementara, diri dahir kita bertugas untuk menyatakan diri rahasia Allah. Oleh karena itu diri kita yang dahir ini dinamakan hakikat rasul. Dengan demikian bila kita mengucapkan La Ilaha Illa Allah maknanya: “Tiada yang nyata hanya Allah”.

Dari sini jelaslah bahwa kalimat La Ilaha Illa Allah itu untuk menyatakan diri batin kita. Bila kita lafadzkan kalimat tersebut dengan jelas kita mengakui dengan sesungguhnya bahwa tiada yang nyata hanya Allah, itulah rahasia Allah yang dikandung oleh tubuh dahir kita.

Kemudian, Kalimat Muhammad Rasul Allah pada intinya adalah menyatakan diri kasar (jasmani) kitakarena hakikat bentuk manusia itusendiri bersimbol dengan huruf: م yang setiap huruf ح م دmengandung pemaknaan masingmasing.

Dengan demikian, bila kita melafadzkan kalimat:

اشھد ان ال الھ اال اهللا واشھد ان محمد رسول اهللا

Maka kalimat yang telah kita lafadzkan itu adalah meliputi pada

menyatakan diri batin dan diri dahir kita, yakni kita menyaksikan bahwa yang dikandung oleh diri kasar kita adalah diri rahasia Allah dan diri kasar inilah merupakan sarungnya.

Firman Allah :

اال نسان سرى وانا سره

Artinya: “Manusia itu rahasia-Ku dan Akulah rahasianya”. (Hadis Qudsi)

Allah s.w.t. menganugerahkan manusia untuk memegang dan bertanggung jawab terhadap rahasiaNya yang ditanggung oleh manusia, hal inilah yang

Page 3: Buletin al-Hikam 3

Halaman: 3

kemudian oleh Allah s.w.t. telah memberikan satu penghormatan besar terhadap kejadian manusia.

Firman Allah:

ô‰ s) s9 $uZø) n=y{ z̀ » |¡SM}$# þ’ Îû Ç |̀¡ômr& 5Oƒ Èqø) s? ÇÍÈ

Artinya: “Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (At-Tiin: 4)

Kejadian manusia satu-satunya kejadian yang paling rapih, indah tersusun dahir dan batin. Kemuliaan manusia adalah karena manusia satu-satunya kejadian yang sanggup memegang rahasia-Nya. Sedangkan sebelumnya, Allah sendiri pernah menawarkan rahasia-Nya kepada langit, bumi, bukit-bukit, untuk menyimpan rahasia-Nya, tetapi tak satupun diantara mereka yang mempunyai kesanggupan untuk memikul rahasia-Nya.

Oleh sebab itu jika kita mengucapkan : Asyhadu Anla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammad Rasul Allah berarti bahwa kita bersaksi terhadap diri kita, bahwa tiada yang nyata pada diri kita hanya Allah semata-mata dan tubuh dahir kita ini adalah sebuah kenyataan pada rahasia Allah semata-mata. Bersambung pada edisi selanjutnya…

Penulis adalah Pengasuh Majelis Ta’lim Daar al-Hikam Sulawesi Utara.

MUNAJAT AL-FAQIR Oleh: Habib Muchsin Bilfagih, S. Ag

Bismillah! Rabbana!

Kesalahan telah menutup kami dengan pakaian kehinaan. Perpisahan dari-Mu telah membungkus kami dengan jubah kerendahan. Besarnya dosa kami telah mematikan hati kami. Itulah sebabnya, tak sanggup kami sampaikan doa kami:

Ya Allah! Terlalu seringnya kami melalaikan perintah Mu! Terlalu seringnya kami mengerjakan larangan Mu! Terlalu seringnya kami tak syukuri nikmat Mu! Tapi, Ya Allah kami beranikan juga bermohon pada Mu, karena kami tahu Engkau amat pemurah kepada kami yang menghadap Mu, untuk menemui Mu dengan penuh harapan.

Inilah kami Ya Rabbana! Bersimpuh di pintu keagungan Mu, bergetar berserah diri pada Mu, walau sebesar buih lautan dosa-dosa kami, walau sebanyak dedaunan kesalahan kami !

Ya Rabbana! Terkadang juga kami bertanya, masih bergunakah pengakuan dosa yang kami lakukan? Masihkah menolong pernyataan nista yang kami kerjakan? Ataukah saat ini engkau telah memvonis kami dengan menjatuhkan murka Mu? Apakah di saat kami berdoa, Engkau telah tutupkan kemarahanmu !?

Ya Allah yang maha suci! Apapun yang terjadi kami tak akan putus asa terhadap Mu! Bahkan ingin kami sampaikan ucapan hamba Mu yang hina, yang menganiaya diri kami sendiri, yang sering meremehkan kebesaran Mu, yang dosa-dosa kami makin membesar bersama harihari hidup kami, sehingga tibalah saat ketika kesempatan berbuat baik telah terlambat dan maut telah menjemput, kami yakin, bahwa kami tak punya tempat berlari dan berlindung kecuali pada naungan Mu!

Ya Allah! Hari ini penuh ijabah! Kami datang menghadap Mu! Dengan ketulusan taubat Mu! Kami bersimpuh di hadapan Mu! Dengan hati yang bersih suci, menyeru Mu dengan suara parau dan gemetar. Kami menunduk di muka Mu sampai melengkung punggung kami!

KOLOM MUTIARA AL-HIKAM

Alhamdulillah syukur kepada-Nya Allah yang kaya sangat murahnya Tidak terhitung banyak nikmat-Nya Limpah karunia bagi hamba-Nya.

Rahmat sejahtera Allah ciptakan

Atas Nabi akhir al-zaman Juga keluarga serta sekalian

Sahabat beliau pula demikian.

(Disadur dari buku Sya’ir Wasiat Ayah, karangan Syekh Abd. Samad Bachdlar)

Page 4: Buletin al-Hikam 3

Suasana diskusi Forum Pelangi Kalimantan Timur dengan habib Muchsin, di Majelis Daar al Hikam. Forum membahas tentang isu-isu kemanusiaan, Rabu, 27-01-2010. Forum pelangi terdiri dari element masyarakat dari kaltim. Pegiat NU Kaltim, Keuskupan, Ahmadiyah, dan Aktivis LSM.

Menunduk di depan Mu sampai rebah kepala kami! Kaki kami berguncang Ya Allah! Karena takut pada Mu! Air mata kami deras membasahi pipi. Seraya kami memanggil Mu ; Ya Arhaman Rahimin! Wahai Ilahi, yang maaf Mu lebih sering dibanding azab siksamu! Wahai Ilahi, yang ridha Mu lebih besar dari murka Mu! Wahai Ilahi, yang seringnya menganugerahkan mpunan pada mahluk Mu!

Wahai Ilahi, yang selalu menerima taubat hamba Mu! Naungilah dosa-dosa kami dengan awan rahmat Mu! Curahilah aib-aib kami dengan hujan kasih Mu! Jangan lewatkan kami, pada hari kiamat dari sejuknya ampunan dan maghfirah Mu!

Ya Allah! Jangan Engkau tinggalkan kami dari indahnya maaf dan penghapusan dosa Mu! Wahai Ilahi, duhai yang maha cepat ridha Mu! Ampuni kami semua yang tidak memiliki apapun kecuali doa. Sungguh, Engkau berbuat sekehendak Mu, Wahai yang Asma Mu jadi penawar! Yang mengingat Mu jadi penyembuh! Yang mentaati Mu jadi kekayaan!

Ya Rabbana! Ampuni orang-orang yang modalnya hanya harapan, dan senjatanya hanya tangisan. Wahai sang penabur karunia! Wahai sang penolak bencana! Wahai NUR yang menerangi mereka yang terhempas dalam kegelapan! Wahai yang maha tahu tanpa diberitahu! Sampaikan rahmat Mu kepada kekasih Mu, Habibina Muhammad SAW dan keluarganya. Kepada sahabat para ulama, para leluhur dan orang tua-tua kami.

Ya Allah,,, Nabi Muhammad hari ini pantas mejadi yang agung, Karena beliau telah lelah bersimbah darah dalam rangka meletakkan cintanya pada kami semua.

Ya Allah ! Hari ini berdesakan jiwa kami ingin bermunajat kepada Mu, tapi kami tak sanggup untuk menterjemahkannya, karena engkau memiliki sifat Al-Jabbar, Al-Gaffar, tak sanggup lidah kami menyampaikan doa dan permohonan karena engkau memiliki sifat Zuljalali Wal Ikram, sedangkan kami hanya terdiam dan termangu pada kursi yang hina dan terpasung pada dinding La haula wala kuwata ila billah hil alliyyil adzim.

KOLOm Suara alHikam Suara al-Hikam, edisi sebelumnya.

Bagaimana mengembangkan dakwah Islam di tengah lajunya arus globalisasi? - Caranya, turun langsung dan sosialisasi secara terus menerus dengan umat muslim dari kabupaten /kota, kelurahan melakukan pertemuan dengan ketua majelis ta’lim bapak-bapak dan ibu-ibu serta BKPRMI untuk mempercepat proses pengembangan pergerakan dakwah Islam yang tepat. Daar al-Hikam salah satu majelis yang punya kemampuan melakukan itu… (SMS dari Suwarno Ahmad, Kawangkoan. 085256269xxx)

Suara al-Hikam edisi selanjutnya. Apa tanggapan Anda tentang kegiatan Habib Muchsin Bilfagih, yang menulis tentang tafsir piala dunia fifa 2010, yang terbit di tabloid My Soccer dalam perspektif supranatural/spiritual? Kirim komentar anda di 08991034609. Jawaban anda akan kami tampilkan di alamat Facebook majelis.

KOLOM INFO

Majelis Ta’lim Daar al-Hikam Sulawesi Utara kini bekerja sama dengan tabloid olahraga

My Soccer dalam mensosialisasikan gagasan Habib Muchsin Bilfagih terkait tafsir spiritual tentang fenomena Piala Dunia FIFA

2010 di Afrika Selatan. Bagi anda yang berminat menjadi pelanggan tabloid tersebut, silahkan hubungi kami di

sekretariat majelis (sebagai agen) hub. 081350120686. Per-eksamplar Rp. 3000, terbit setiap hari senin (koran mingguan)

Halaman 4