Bulan April - surajis.files.wordpress.com · Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis...
Transcript of Bulan April - surajis.files.wordpress.com · Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis...
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
Bulan April
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
Outline Bulan April
A. Tujuan
Beberapa tujuan besar dari kegiatan Subdirektorat Kawasan Strategis pada Bulan
April, diantaranya adalah:
1. Penyelesaian Dokumen Awal 5 RZ KSN (KSN Manado-Bitung, KSN Selat Sunda,
KSN Sasamba, KSN Raja Ampat, dan KSN Biak)
2. Harmonisasi dan Penyempurnaan RPerpres RZ KSN
3. Melaksanakan kegiatan koordinasi survei untuk penyusunan RZ KSNT Pulau
Mega dan Pulau Enggano
4. Melaksanakan kegiatan koordinasi survei untuk penyusunan RZ KSNT Klaster
Mentawai
5. Penyempurnaan Rpermen RZ KSNT PPKT Pulau Sebatik dan Karang Unarang
dan Gugus PPKT Provinsi Riau (Pulau Batumandi, Pulau Rupat, Pulau Bengkalis,
dan Pulau Rangsang)
6. Pelaksanaan Verifikasi Lapang untuk Dokumen Tender SKPT Moa
B. Lokasi Adapun lokasi pelaksanaan kegiatan Subdirektorat Kawasan Strategis pada Bulan
April, diantaranya Bandung, Palembang, Mentawai, Sumbar, Bengkulu, dan Jakarta.
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
1. Koordinasi dan Persiapan Pelaksanaan FGD Pembangunan SKPT Moa Waktu Pelaksanaan Dilaksanakan pada tanggal 2-5 April 2019 di Ambon. Dilakukan koordinasi dengan beberapa SKPD terkait. Tujuan Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait di lingkup Pemda Kab. Maluku Barat Daya (MBD) dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk pelaksanaan FGD. Hasil Kegiatan Hasil koordinasi dengan SKPD Terkait di Beberapa isu yang akan dibahas dalam FGD :
Dalam pelaksanaan pembangunan SKPT, status lahan harus clean and clear. PRL telah
melakukan koordinasi dengan BPN Saumlaki terkait status tanah pada lokasi rencana
pembangunan SKPT di Pantai Tiakur. Dalam koordinasi tersebut, didapatkan informasi
bahwa status lahan tersebut masih dalam sengketa antara pemda Kab MBD dengan
marga Poro, dan akan diselesaikan di pengadilan.
Dalam rancangan desain pembangunan SKPT Moa, terdapat beberapa aset bangunan
Pemda MBD yang akan digunakan sebaga bagian dari pelabuhan perikanan.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan pembahasan terkait pemanfaatan
aset Pemda MBD dalam pembangunan SKPT Moa, apakah akan dihibahkan ke KKP
atau dengan mekanisme lainnya.
Sesuai dengan peraturan, salah satu persyaratan dalam pembangunan pelabuhan
perikanan adalan adanya rekomendasi lokasi pembangunan pelabuhan perikanan oleh
Bupati. Terkait dengan hal tersebut KKP akan bersurat untuk meminta frekomendasi
dimaksut.
Kondisi saat ini, pada loakasi rencana pembangunan pasar ikan dan pelabuhan
perikanan SKPT terdapat beberapa bangunan liar yang diperuntukkan sebagai rumah
sementara serta warung dan toko. Pemda MBD telah melakukan pertemuan dengan
para memilik bangunan liar tersebut pada bulan Mei 2018 untuk melakukan sosialisasi
rencana pembangunan SKPT serta rencana pemindahan bangunan liar gtersebut.
Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa Pemda MBD akan menyediakan lahan
untuk pemindahan bangunan liar tersebut.
Pemerintah daerah telah melakukan relokasi pedagang pasa yang menempati
bangunan lama yang dibangun oleh Pemda MBD ke pasar baru yang dibangun oleh
Pemprov. Maluku dan dari dana TP kementerian Perdagangan. Pemerintah daerah
telah berencana akan membongkar bangunan pasar lama yang kondisi saat ini telah
dikosongkan.
Pemda MBD serta pedagang ikan berharap pasar ikan tetap dibangun di kompleks
pasar Tiakur dengan beberapa pertimbangan diantaranya kesesuaian dengan
masterplan kota tiakur serta kebiasaan konsumen yang lebih cenderung lebih menyukai
belanja berbagai kebutuhan dalam satu lokasi. Dikarenakan Pemda MBD akan
melakukan pembongkaran bangunan pasar lama, maka pasar ikan dapat dibangun
pada lahan bekas pasar lama tersebut.
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
2. Pembahasan Dokumen Awal 5 RZ KSN Waktu Pelaksanaan Dilaksanakan pada tanggal 4 April 2019 di Tangerang. Dipimpin oleh Direktur PRL, dihadiri oleh Kepala BHO KKP, dan Internal Subdit Kawasan Strategis Tujuan Menyusun Dokumen awal 5 RZ KSN tahun 2019 Sasaran Tersusunnya Dokumen awal 5 RZ KSN tahun 2019 Hasil Kegiatan
Arahan-arahan pada RZ KSN sebaiknya juga dimasukkan sebagai KSN, dimana pada
arahan-arahan tersebut, APBD dan pendanaan lainya bisa masuk.
secara konsep Planning, arahan-arahan pada RZ KSN dimasukkan sebagai KSN maka
bisa saja, yang menjadi masalah hanyalah pada Pasal 50 UU 1/2014 yang mengatur
bahwa pemberian izin dan pencabutan izin yang menjadi sumber konflik.
Konsepsi RZ KSN sebagai dasar izin tidak dikenal pada UU 1/2014 dan UU 32/2014,
konsepsinya RZ KSN sebagai dasar izin adalah berdasar pada RPP Perizinan. Pada
UU 1/2014, menteri memberikan izin berdasarkan rzwp3k dianggap tidak pas, maka
dibuat RZ KSN sebagai dasar izin adalah berdasar pada RPP Perizinan bahkan MKP
pada 2016 sudah memberikan paraf pada RPP Perizinan.
Pasal 360 UU 23 tahun 2014 tentang kawasan khusus, bisa jadi berpotensi menjadi
cantolan terkait RZ KSN. Bila pendelegasian tugas butuh dekon dan/atau T, sesuai
Pasal 282 UU 23 tahun 2014.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
3. Rapat Perbaikan Ranpermen RZ KSNT PPKT Pulau Sebatik dan Karang Unarang dan Gugus PPKT Provinsi Riau (Pulau Batumandi, Pulau Rupat, Pulau Bengkalis, dan Pulau Rangsang)
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan pada tanggal 8 April 2019 di RR Cakalang. Dipimpin oleh Kasi KSNT dan
dihadiri oleh BHO KKP dan Tim Subdit Kawasan Strategis
Tujuan
Menyusun perbaikan Rpermen RZ KSNT PPKT Pulau Sebatik dan Karang Unarang dan
Gugus PPKT Provinsi Riau
Sasaran
Tersusunnya perbaikan Rpermen RZ KSNT PPKT Pulau Sebatik dan Karang Unarang dan
Gugus PPKT Provinsi Riau
Hasil Kegiatan
Perbaikan kedua ranpermen melibatkan Biro Hukum dan Organisasi, KKP;
Pembuatan tabel keterkaitan antara tujuan, kebijakan, strategi dalam kedua ranpermen
dengan lampiran indikasi program agar disesuaikan dengan karakteristik tiap PPKT;
Perubahan redaksional sumber pendanaan dalam lampiran indikasi program
disesuaikan dengan batang tubuh ranpermen;
Kegiatan penelitian dan/atau pendidikan dan monitoring dan/atau evaluasi dimasukkan
dalam kegiatan yang diperbolehkan dalam tiap zona;
Memasukkan kegiatan reklamasi dalam aturan pemanfaatan ruang di zona yang
bepotensi melakukan kegiatan reklamasi;
Menambah bab aturan peralihan dalam ranpermen terkait dengan penyesuaian RZWP-
3-K dengan RZ KSNT PPKT;
Perubahan redaksional pasal wilayah perencanaan dalam batang rubuh ranpermen;
Penyesuaian lokasi dalam lampiran indikasi program menjadi lebih spesifik;
Menghilangkan alur migrasi biota dalam batang tubuh ranpermen RZ KSNT Gugus
PPKT Provinsi Riau; dan
Menambahkan keterangan Peta Rupa Bumi Tahun 2016 skala 1:50.000 untuk RZ KSNT
PPKT Pulau Sebatik dan Karang Unarang dan Peta Rupa Bumi Tahun 2017 skala
1:50.000 untuk RZ KSNT Gugus PPKT Provinsi Riau.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
4. Verifikasi Lapangan Tender Perencanaan Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Moa
Waktu Pelaksanaan dilaksanakan selama 2 (dua) hari tanggal 9 – 10 April 2019 bertempat di Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Bekasi, Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Bandung, serta Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, serta Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tujuan Melakukan verifikasi lapangan terkait kevalidan dokumen yang telah diterima oleh tim Pokja
ULP KKP
Sasaran Terlaksanya verifikasi lapangan terkait kevalidan dokumen yang telah diterima oleh tim Pokja
ULP KKP
Hasil Kegiatan
Semua dokumen yang berhasil diverifikasi oleh pejabat yang berwenang dinyatakan
benar
Terdapat 3 (tiga) dokumen yang tidak dapat di verifikasi karena pejabat yang berwenang
telah pindah tugas yaitu; Surat keterangan pekerjaan atas nama Ir. Wowo Adizar
Darwin , MT sebagai Team Leader pada pekerjaan Perencanaan DED Sarana dan
Prasarana Pendukung Venue Peparnas XIII tahun 2016, Surat Keterangan pekerjaan
atas nama Ir. Wowo Adizar Darwin , MT sebagai Team Leader pada pekerjaan
Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat tahun
2016, serta Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada PT. Nusantara Citra Konsultan
yang dikeluarkan oleh Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
5. Verifikasi Lapangan Tender Perencanaan Pembangunan SKPT Moa (PT. Yodya Karya Wilayah-V)
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan pada tanggal 9 -11 April 2019 di Palembang, yang diwakili oleh Tim SKPT Moa
dan Tim Pokja ULP KKP
Tujuan
Melakukan verifikasi lapangan terkait kevalidan dokumen yang telah diterima oleh tim Pokja
ULP KKP
Sasaran
Terlaksanya verifikasi lapangan terkait kevalidan dokumen yang telah diterima oleh tim Pokja
ULP KKP
Hasil Kegiatan
Tim Pokja ULP kemudian berfokus pada pengecekan dokumen referensi tenaga kerja
dikarenakan terdapat keraguan dalam kebenaran dokumen tersebut;
Dokumen referensi tenaga kerja tersebut selanjutnya diklarifikasi ke RSUD Sekayu di
Kabupaten Musi Banyuasin, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten
Banyuasin, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Selatan, dan RSUD Palembang BARI;
Dari hasil verifikasi dokumen tersebut didapatkan kesimpulan:
a. Dokumen IUJK, TDP, dan SITU BENAR diterbitkan oleh DPM-PTSP Banda Aceh;
b. surat keterangan pengalaman atas nama Yudi Fanizar, S.T., yang diberikan oleh
Inspektur Aceh dinyatakan TIDAK BENAR;
c. Surat referensi kerja atas nama Yusri, S.T., yang diterbitkan Dinas Pertanian dan
Peternakan Nomor S.Ket/009/APBK/XI/2010 tanggal 13 Agustus 2011 dinyatakan
TIDAK BENAR; dan
d. Surat referensi kerja atas nama Indra Azmi dari Dinas Pekerjaan Umum nomor
006/S.Ket.PU/XII/2011 tanggal 25 Desember 2011 dinyatakan TIDAK BENAR.
Berdasarkan hasil verifikasi lapangan tersebut, tim Pokja ULP KKP selanjutnya akan
menilai apakah PT. Yodya Karya Wilayah-V (Palembang) memenuhi kriteria penilaian
sebagai perusahaan yang akan melakukan pekerjaan pengadaan jasa konsultasi
perencanaan pembangunan SKPT Moa.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
6. Koordinasi Awal Penyusunan RZ KSNT Pulau Mega dan Pulau Enggano
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan pada tanggal 9 – 12 April 2019 di Bengkulu
Tujuan
Koordinasi Awal Penyusunan RZ KSNT Pulau Mega dan Pulau Enggano
Sasaran
Terlaksananya koordinasi penyusunan RZ KSNT Pulau Mega dan Pulau Enggano
Hasil Kegiatan
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
a. Koordinasi dan penggalian informasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Bengkulu
b. Pengumpulan data di Bappeda Provinsi Bengkulu
c. Koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perencanaan Ruang Provinsi
Bengkulu
d. Koordinasi dengan KSOP Bengkulu
e. Koordinasi dengan LANAL Bengkulu
f. Penggalian informasi terkait gelombang, cuaca dan resiko bencana di Badan
Metereologi, Klimatologi dan Geofisika di Provinsi Bengkulu
g. Koordinasi dengan Universitas Bengkulu
h. Koordinasi dengan Bagian Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Bengkulu terkait kesiapan Kapal untuk pelaksanaan survey lapangan
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu, LANAL Bengkulu, KSOP Bengkulu
dan Universitas Bengkulu siap mendukung proses pelaksanaan survei lapangan ke
Pulau Enggano dan Pulau Mega terkait fasilitasi transportasi yang berupa kapal
pengawas, rubber boat, mesin dan personil untuk pendampingan survei lapangan.
Kondisi arus, gelombang dan cuaca di perairan Pulau Enggano dan Pulau Mega relatif
cepat berubah dan berbahaya karena merupakan perbatasan dengan laut lepas
(Samudra Hindia), berdasarkan pengalaman kondisi gelombang yang paling
mendukung untuk melakukan survey adalah bulan April – Juni, Juli hingga September
gelombang akan naik dan mencapai puncaknya pada bulan November – Desember.
Pulau Mega merupakan PPKT di Provinsi Bengkulu yang tidak berpenduduk, perjalanan
menuju Pulau Mega dari Pelabuhan Pulau Bay diperkirakan 10 – 16 jam, dengan jarak
tempuh 120 mill, tidak ada sinyal telekomunikasi sehingga untuk survei harus disiapkan
logistik yang cukup, HP satelit, BTS Portable dan alat keselamatan pelayaran yang
memadai.
Terdapat 3 alternatif transportasi untuk survei RZ KSNT Pulau Enggano dan Mega:
a. Menggunakanan Kapal Pengawas : Perjalanan dari Kota Bengkulu ke Pulau
Enggano dan Pulau Mega dapat dilakukan dalam 1 (satu) rangkaian dengan
menggunakan Kapal Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Bengkulu. Kapal pengawas.
b. Perjalanan menggunakan pesawat Aviastar dari Kota Bengkulu ke Pulau
Enggano, yang kemudian dilanjutkan survei menggunakan Kapal Wisata.
Perjalanan dilanjutkan dari Pulau Enggano ke Pulau Mega PP dengan
menggunakan Kapal Wisata. Perjalanan kembali dari Pulau Enggano ke Kota
Bengkulu menggunakan Kapal Perintis Sabuk Nusantara atau Kapal Ferry Pulau
Tello.
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
c. Perjalanan menggunakan kapal nelayan dari pelabuhan Pulau Bay ke Pulau Mega,
sedangkan perjalanan dari Kota Bengkulu ke Pulau Enggano menggunakan
Ferry/Kapal Sabuk Nusantara.
Isu dan permasalahan di Pulau Enggano dan Pulau Mega antara lain :
a. Transportasi merupakan faktor pembatas utama di Pulau Enggano maupun Pulau
Mega. Angkutan kapal regular dari Bengkulu ke Pulau Enggano sudah ada yaitu
Kapal Sabuk Nusantara yang berlayar 2 minggu sekali dan Kapal Ferry Pulau Tello
yang berlayar setiap hari Selasa dan Jumat, namun dengan tingginya gelombang
dan cuaca yang kurang menentu serta masalah teknis lainnya seringkali kapal tidak
dapat melakukan perjalanan sehingga menggakibatkan Pulau Enggano dalam
keterisolasian karena tidak adanya bahan kebutuhan pokok dan BBM yang masuk
ke Pulau Enggano.
b. Pulau Enggano dan Pulau Mega mempunyai potensi perikanan yang cukup tinggi,
namun belum dimanfaatkan secara optimal.
c. Pada perairan Pulau Enggano terdapat alur migrasi Paus yang biasanya terjadi
pada bulan September
d. Sebagai pulau yang tidak berpenduduk, Pulau Mega mempunyai potensi perikanan
yang cukup besar. Karena secara geografis Pulau Mega lebih dekat dengan Pulau
Pagai Provinsi Sumatera Barat sehingga banyak nelayan dari Mentawai
memaanfaatkannya sebagai tempat penangkapan lobster dan untuk berteduh
apabila ada gelombang. Berdasarkan monitoring yang telah dilakukan oleh
Universitas Bengkulu kondisi tutupan terumbu karang di Pulau Mega mencapai
80% dengan keanekaragaman yang tinggi.
e. Melihat potensi yang ada perlu dilakukan pengembangan kegiatan wisata bahari
seperti surfing, menyelam, snorkeling dan jelajah pulau.
f. Pulau Enggano meskipun telah ditetapkan sesuai dengan Keppres No. 6 Tahun
2017 tentang Pulau-pulau Kecil Terluar, namun karena tidak berbatasan langsung
dengan Negara lain, maka secara kajian militer intelegen tidak masuk ke dalam
SKEP sehingga hal ini agak menyulitkan TNI AL dalam melakukan kegiatan
pengamanan di kedua pulau tersebut.
g. Pulau Mega pernah direncakanan untuk dikembangkan sebagai transhipmen
batubara, namun karena kondisi gelombang yang besar sehingga dialihkan ke area
sekitar DLKR/DLKP Pelabuhan Kota Bengkulu. Usulan arahan pengembangan
untuk Pulau Mega pada kegiatan konservasi dan wisata bahari.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
7. Koordinasi Kegiatan Penyusunan RZ KSNT Klaster Mentawai Waktu Pelaksanaan Koordinasi dilaksanakan selama 5 (lima) hari, mulai tanggal 9 – 13 April 2019 dengan melakukan kunjungan ke kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, BPSPL Padang, LPSPL Pelanbaru – Satker Padang dan Dinas Perikanan Kabupaten Mentawai. Tujuan Koordinasi Awal Penyusunan RZ KSNT Klaster Mentawai Sasaran Terlaksananya koordinasi Awal Penyusunan RZ KSNT Klaster Mentawai Hasil Kegiatan
Selain kunjungan ke kantor dinas, dilakukan juga Rapat Koordinasi dengan beberapa
SKPD dan pemangku kepentingan terkait lingkup propinsi Sumatera Barat dan
Kabupaten Mentawai. Rapat koordinasi dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 11 April
2019, bertempat di Kantor Dinas Provinsi Sumatera Barat. Rapat dipimpin oleh Kepala
Subdit Kawasan Strategis, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan di hadiri oleh: a. Lantamal II
b. Bappeda Provinsi Sumatera Barat
c. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat
d. Dinas Energi dan dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat
e. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Sumatera Barat
f. Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat
g. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat
h. Bappeda Kabupaten Mentawai
i. Dinas Perikanan Kabupaten Mentawai
Penyusunan RZ KSNT merupakan mandat dari UU 32/2014 dan PP 62/2010
Berdasarkan Kepres No. 6/2017 PPKT di klaster Mentawai terdiri atas tiga pulau yaitu
1) Pulau Sibarubaru, 2) Pulau Pagai Utara dan 3) Pulau Niau
Salah satu tujuan penyusunan RZ KSNT adalah untuk menunjukkan kehadiran negara
pada PPKT untuk menjaga kedaulatan negara, sebagai contoh adalah Pulau Nipah.
Selain itu RZ KSNT PPKT juga dimaksudkan sebagai alat pengendalian dan
pengawasan pemanfaatan PPKT.
direncanakan akan dilakukan survei lapang ke tiga PPKT tersebut untuk melihat kondisi
fasilitas eksisting, potensi sumberdaya dan pemanfaatan pulau.
Secara umum, PPKT terdiri atas tiga jenis pemanfaatan yaitu pertahanan dan
keamanan, kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Salah satu kendala dalam penetapan Permen RZ KSNT adalah kepentingan masing-
masing sektor K/L yang harus diakomodasi.
Dalam permen RZ KSNT ada indikasi program yang merangkum rencana program kerja
masing-masing sektor dalam 20 tahun kedepan.
Batas wilayah perencanaan RZ KSNT adalah sampai dengan 12 mil dari garis pantai
atau disesuaikan dengan kondisi masing-masing pulau.
Pada saat ini telah terbit tiga Permen RZ KSNT PPKT untuk empat pulau yaitu Pulau
Nipah, Pulau Maratua dan Pulau Sambit serta Pulau Senua.
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
Beberapa pemanfaatan yang digambarkan dalam RZ KSNT antara lain, alur pelayaran,
alur migrasi biota, kawasan konservasi, perikana tangkap dan budidaya, dll.
Pulau Sibarubaru dan Pulau Niau memiliki luasan kurang dari 100 km2, sehingga
perencanaan akan dilakukan pada wilayah perairan dan daratan.
Pendekatan perencanaan Pulau Pagai Utara untuk kesejahteraan masyarakat, Pulau
Niau untuk kawasan pelestarian lingkungan dan Pulau Sibaribaru untuk kawasan
ekowisata
Sesuai dengan tahapan perencanaan, diharapkan Permen RZ KSNT PPKT Klaster
Mentawai dapat diterbitkan pada Desember.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
8. Rapat Koordinasi Integrasi Perpres RTR dan RZ KSN Kawasan TN Komodo Waktu Pelaksanaan Rapat diselenggarakan di Gdg Kemenkomar, lt 21 pada Rabu 10 April 2019. Dipimpin oleh Asdep Jasa Kemaritiman, dihadiri oleh KKP, ATR, Setkab, Setneg, dan Kemenkoperekonomian Tujuan merencanakan langkah yang akan ditempuh dalam pengintegrasian Perpres RTR dan RZ KSN Komodo Sasaran Tersusunnya rencana peingintegrasian Perpres RTR dan RZ KSN Komodo Hasil Kegiatan
Ranperpres RTR KSN Komodo telah sampai proses harmonisasi di Kumham dan RZ
KSN Komodo di PAK
Wacana integrasi RPerespres RTR-RZ KSN Komodo telah diinisiasi oleh Menkomar
sejak Bulan Mei 2018. Integrasi RTR-RZ Komodo akan menjadi pilot project penyatuan
peraturan perundang-undangan matra darat-laut
Penggabungan Ranperpres yang diamanatkan/diatur dalam UU yang berbeda dapat
dilakukan selama ke-2 UU yang mengatur selaras dan tidak bertentangan. Namun
Setneg perlu mengkaji lebih lanjut apakah RTR dan RZ yg diamanatkan 2 UU (26/2007
dan 32/2014) dapat disingkronkan dalam 1 Perpres
Penggabungan substansi aturan yang berbeda dalam satu Perpres sudah pernah
dilakukan, ex: Perpres No 48/2018 yang menggabungkan pengaturan yang
diamanatkan 2 UU berbeda.
Untuk mengharmonisasikan perencanaan ruang darat dan laut dalam proses
penetapannya, maka 2 ranperpres tersebut akan diintegrasikan dalam 1 buah Perpres
yang akan dikoordinasikan oleh Kemenkomar ke Kemenkumham
Kemenkomar akan segera membentuk tim kecil untuk menyusun pedoman integrasi
Perpres untuk RTR dan RZ KSN (Dalam bentuk SK Tim)
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
9. Rapat Pembahasan Analisis Kewenangan Dalam Batas Wilayah Perencanaan RZ KSN
Waktu Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 11 April 2019 di Ruang Rapat Cakalang, GMB III Lt.1, KKP. Rapat ini dipimpin oleh Direktur PRL, dengan narasumber Dr. Maret Priyanta (UNPAD) dan Dr. Halilul Khairi (IPDN), serta dihadiri oleh Dit. PRL, Bagian Hukum Ditjen PRL, dan BHO KKP. Tujuan Membahas dan menentukan batas wilayah perencanaan RZ KSN serta kaitannya dengan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Sasaran Tersusunnya analisis kewenangan pemerintah daerah batas wilayah perencanaan RZ KSN Hasil Kegiatan
Pengelolaan KSN di ruang laut menjadi kewenangan pemerintah pusat (Lampiran Y
angka 1 UU 23/2014), Sebagai konsekuensinya, pembiayaan pengelolaan KSN di ruang
laut tidak dapat dibebankan pada APBD (Pasal 282 ayat (1) dan (2))
Dapat dilaksanakan oleh provinsi dengan menggunakan asas Tugas Pembantuan
namun biaya program tetap berasal dari APBN (pasal 17 UU 23/2014 UU 23/2014)
Pemerintah pusat menetapkan wilayah perencanaan KSN di ruang perairan pesisir
dengan memuat KSN di dalamnya dengan bentuk zona-zona peruntukan strategis
nasional (pasal 27 UU 23/2014)
Untuk ruang perairan pesisir di dalam wilayah perencanaan KSN yang tidak ditetapkan
menjadi zona-zona peruntukan strategis nasional, maka pemerintah pusat memberikan
arahan pengelolaan untuk RZWP3K (pasal 27 jo pasal 405 UU 23/2014)
Izin lokasi perairan (0-12 mil) menjadi kewenangan Gubernur (lampiran Y angka 2 UU
23/2014)
Dalam proses pemberian izin lokasi perairan di zona-zona peruntukan strategis nasional
diberikan oleh Gubernur dengan mendapat rekomendasi Menteri berdasarkan RZ KSN
(sinkronisasi pasal 50 UU 1 /2014 dengan pasal 360 UU 23/2014)
Izin lokasi perairan pesisir (0-12 mil) yang lokasi kegiatan berada pada dua atau lebih
wilayah provinsi di dalam zona-zona peruntukan strategis nasional diberikan oleh
Menteri tanpa rekomendasi dari masing-masing Gubernur (lampiran Y angka 2 UU
23/2014 dan Pasal 13 UU 23/2014)
Izin lokasi perairan pesisir (0-12 mil) yang lokasi kegiatan berada pada dua atau lebih
wilayah provinsi di luar zona-zona peruntukan strategis nasional diberikan oleh Menteri
dengan rekomendasi dari dari masing-masing Gubernur (lampiran Y angka 2 UU
23/2014 dan Pasal 13 UU 23/2014)
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
10. Rapat Harmonisasi RTR & RZ Jabodetabekpunjur serta RTR KSN Komodo
Waktu Pelaksanaan Dilaksanakan pada Tanggal 11 April 2019 di R.R Legiprudensi Kemenhumham. Dipimpin oleh Direktur Perancangan perundang2an II, dihadiri oleh KKP, Kemen ATR/BPN, KKP, Setkab, Setneg, BIG, Kemenhub, dan Kemenkoperekonomian. Tujuan Harmonisasi substansi RPerpres RTR dan RZ Jabodetabekpunjur, dan RPerpres RTR KSN Komodo Sasaran Terharmonisasinya substansi RPerpres RTR dan RZ Jabodetabekpunjur, dan RPerpres RTR KSN Komodo Hasil Kegiatan
ATR mengkhawatirkan adanya kekosongan hukum apabila pola ruang perairan yang
sudah diatur dlm Perpres 54/2008 RTR Jabodetabek tdk diatur kembali didalam revisi
RTRnya karena proses legalisasi RZ KSN Jabo kemungkinan terbendung oleh proses
penetapan RPP RTRLN/PRL
Untuk menindaklanjuti poin 1, ATR tetap menggambar pola ruang di laut (Zona P),
mengatur arahan, dan menambahkan ketentuan peralihan dalam Revisi RTR-nya,
ketentuan peralihan tsb akan menyebutkan pencabutan pengaturan dilaut apabila RZ
KSN Jabo telah ditetapkan
Setkab menanggapi bahwa kekhawatiran akan kekosongan hukum tidak dpt menjadi
alasan, karena pola ruang perairan yang digambar dan diatur dalam RTR tetap tidak
dapat berfungsi, terutama untuk perizinan
Dimunculkannya zona P dalam RTR sebelum RZ ditetapkan berpotensi pada
kegaduhan/kebingungan dalam implementasi izin di perairan
Wilayah Perencanaan KSN Komodo, 70% mencakup wilayah laut, maka dari itu ATR
memerlukan tema besar (masukan) dari KKP terkait pengaturan ruang laut dalam RTR
KSN Komodo (Zona L3.3, Zona L3.4, Zona B4.1, Zona B4.2), ATR merasa berat jika
konsep pembagian aturan dalam KSN Komodo disamakan dengan Konsep GKS
Mengenai 70% ruang laut yang disebutkan oleh ATR dalam Draft RTR Komodo, pada
hakikatnya sudah masuk/diatur dalam Draft RZ KSN Komodo, maka dari itu RZ KSN
berperan lebih untuk menyusun pengaturannya
Untuk mewujudkan harmonisasi pengaturan ruang darat-laut dalam KSN Komodo,
maka dari itu Kemenkomar menginisiasi integrasi 2 RPerpres Komodo untuk disatukan
Kegiatan integrasi RTR-RZ KSN Komodo yang diinisiasi Kemenkomar tidak akan
menghold proses yang sedang ditempuh masing-masing Rperpres
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
11. Rapat Pembahasan Dalam Rangka Revisi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK)
Waktu Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 15 April 2019 di Hotel Grand Kemang. Rapat dipimpin oleh Direktur Perecanaan Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Dihadiri oleh beberapa Narasumber Ridwan Sutriadi, ST, MT, Ph.D, Ahdiwan Fahlan Aritenang, ST, MT, Ph.D, Dr. Maret Prianta, SH, MH, Dr. Enny Sri Hartati Tujuan Pembahasan Revisi Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK) Hasil Kegiatan
Kawasan Batam merupakan kawasan dengan potensi yang cukup tinggi baik dari sisi
alam, ekonomi maupun jasa namun juga mempunyai permasalahan yang cukup
komplek.
Kebijakan pengembangan Pulau Batam pada awalnya diarahkan sebagai daerah
industri, dan dalam rangka mempercepat pengembangan kawasan tsb seluruh areal
tanah yang terletak di Pulau Batam diserahkan hak pengelolaan kepada Ketua Otorita
Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam.
Hak pengelolaan tersebut memberi wewenang kepada Ketua Otorita Pengembangan
Daerah Industri Pulau Batam untuk :
Merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah
Menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelaksanaan tugasnya
Menyerahkan sebagian dari tanah tersebut kepada pihak ketiga sesuai
dengan ketentuan Pasal 41-43 Undang-undang Pokok Agraria
Menerima uang pemasukan/ganti rugi dan uang wajib tahunan
Dengan ditetapkannya RTR BBK diharapkan dapat menjadi penengah dalam
perencanaan ruang di KSN BBK, meskipun secara faktual belum dapat menyelesaikan
masalah karena RTR KSN tidak operasional/bukan landasan perizinan yang mana hal
tersebut merupakan pusat pusaran konflik di kawasan Batam
Pada awalnya Kawasan Batam menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat, namun
sejak adanya otonomi daerah mengalami kemunduran. Kemunduran tersebut diduga
krn adanya dualisme kewenangan dan adanya peran asing yg sengaja membuat Batam
tidak berkembang.
Perencanaan pengembangan Pulau Batam seharusnya dikembalikan pada tujuan awal
yaitu sebagai kawasan industri.
Penunjukan Walikota Batam sebagai ex-officio BP Batam merupakan satu-satunya
walikota di Indonesia yang memiliki kewenangan Pusat, dan secara hukum sebenarnya
kurang tepat dan akan kontraproduktif karena tanah dikuasai oleh BP Batam. Catatan
Walikota Batam disini merupakan organ hukum yang berdiri sendiri, jadi tidak sama
dengan Pemerintah Kota Batam.
Perlunya sinkronisasi terkait dualisme perencanaan pada kawasan BBK (RZWP3K, RZ
KSN, RTR BBK, RTRW) (diserasikan, diselaraskan dan diseimbangkan).
Perlunya diskusi dan pertemuan tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah Batam.
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
12. Rapat Koordinasi Integrasi Peraturan Presiden Untuk RTR - RZ KSN Waktu Pelaksanaan Dilaksanakan pada tanggal 18 April 2019 di The Sahira Hotel, Bogor. Dipimpin oleh Asdep Jasa Kemaritiman, dihadiri oleh Setkab, Kemenkomar, Kemenkoperekonomian, ATR, KKP. Tujuan Menyusun strategi untuk integrasi Perpres RTR dan RZ KSN Sasaran Tersusunnya strategi untuk integrasi Perpres RTR dan RZ KSN Hasil Kegiatan
Perlu dilakukan penyelasaran, penyerasian, dan penyeimbangan substansi antara RTR
dan RZ KSN.
Penyelasaran, penyerasian, dan penyeimbangan awalnya akan dilakukan dengan
menyusun pedoman umum integrasi, namun langkah integrasi akan dilakukan dengan
pembentukan Tim Koordinasi lintas Kementerian/Lembaga yang beranggotakan
pejabat eselon I sebagai pengarah dan pejabat eselon II sebagai pelaksana, yakni:
a. Kemenko Bidang Kemaritiman;
Asisten Deputi Jasa Kemaritiman, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam
dan Jasa
Kepala Biro Informasi dan Hukum, Sekretariat Kemenko Bidang Kemaritiman
b. Kemenko Bidang Perekonomian;
Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Deputi Bdiang
Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
c. Kementerian Sekretariat Negara;
Assiten Deputi Bidang Perekonomian, Deputi Peraturan Perundang-undangan
Sekretariat Kabinet
Asisten Deputi Kelautan dan Perikanan, Deputi Kemaritiman
Asisten Deputi Bidang Percepatan Infrastruktur, Pengembangan Wilayah, dan
Industri, Deputi Perekonomian
d. Kementerian Kelautan dan Perikanan;
Direktur Perencanaan Ruang Laut, Ditjen, Pengelolaan Ruang Laut
e. Kementerian ATR/BPN;
Direktur Perencanaan Tata Ruang, Ditjen, Tata Ruang
f. Kementerian Hukum dan HAM;
Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II, Ditjen. Peraturan
Perundang-undangan
g. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan, Kebijakan Wilayah dan Sektor, Ditjen.
Planologi, Kehutanan, dan Tata Lingkungan
h. Kementerian Dalam Negeri;
Direktur SUPD I, Ditjen. Bina Pembangunan Daerah
Direktur SUPD II, Ditjen. Bina Pembangunan Daerah
i. Badan Informasi Geospasial;
Kepala Pusat Tata Ruang dan Atlas
Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai
j. Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanograsi TNI AL
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa akan menerbitkan SK tim
dimaksud pada minggu pertama bulan Mei 2019.
Rapat selanjutnya akan diadakan pada minggu kedua bulan Mei 2019
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
13. Kick-Off Masterplan Pengambangan Pusat-Pusat Permukiman yang Mendukung Optimalisasi PLBN Tahap II
Waktu Pelaksanaan Dilaksanakan pada tanggal 22 April 2019 di R.R Hotel Fourpoint by Sheraton Jakarta, acara dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kemenko. Perekonomian, dan dihadiri oleh perwakilan dari K/L dan Pemerintah Daerah terkait Tujuan Penyusunan masterplan pengambangan Pusat-Pusat Permukiman yang Mendukung Optimalisasi PLBN Tahap II Hasil Kegiatan
Penyusunan masterplan ini sangat penting untuk mewujudkan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru di lokasi PLBN
Sesuai Inpres No.1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 (Sebelas) PLBN
Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan, Pos Lintas Batas
Negara (PLBN) yang akan dibangun di wilayah perbatasan, yaitu:
1) Kalimantan Barat: Jagoi Babang (Kab.Bengkayang), Sei Kelik (Kab.Sintang), 2) Kalimantan Utara: Sei Nyamuk (Kab.Nunukan), Labang (kab.Nunukan), Long
Nawang (Kab.Nunukan) 3) NTT: Depoli (Kab.Kupang), Napan (Kab.Timor Tengah Utara) 4) Papua: Sota (Kab.Merauke), Yetetkun (Kab.Boven Digoel) 5) Kepulauan Riau: Serasan (Kab.Natuna)
Saat ini Kementerian PUPR sedang menyusun Masterplan Pengambangan Pusat-
Pusat Permukiman yang Mendukung Optimalisasi PLBN Tahap II.
Pembangunan PLBN tipologi laut perlu pelibatan KKP secara langsung dan perlu
sinkronisasi perencanaan ruang darat dan ruang laut.
Terdapat beberapa Tipologi (Tipe A,B,C) untuk pembangunan PLBN agar efesien dan
efektif sesuai pertimbangan sistem anggaran, sarpras, SOP, dan manajemen
kelembagaan
Dalam dukungannya terhadap pembangunan kawasan perbatasan dan sesuai dengan
tugas MKP dalam Inpres No.1/2019, KKP telah membangun 12 Balai Karantina Ikan di
kawasan perbatasan, peningkatan produk kelautan dan perikanan, kegiatan
pengawasan di kawasan perbatasan negara, pengembangan program SKPT, dan
penyusunan rencana zonasi baik KSN di kawasan perbatasan dan KSNT di PPKT.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
14. Rapat Pembahasan Cost Estimation dan Layout Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT)
Waktu Pelaksanaan Rapat dilaksanakan tanggal 22 April 2019 di Ruang Vicon Pusat Data, Statistik dan Informasi dipimpin oleh Kabag Perencanaan Umum, Biro Perencanaan. Untuk pembahasan SKPT Moa dijadwalkan pada pukul 09.15 sampai dengan pukul 10.15 yang diwakili oleh Kasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu. Tujuan Membahas komentar JICA terkait hasil perbaikan dan revisi Cost Estimation dan Layout pada rapat sebelumnya. Beberapa komentar JICA serta tanggapan PIC atas perbaikan Cost Estimation dan Layout sebagaimana tabel terlampir. Hasil Kegiatan
Panjang jetty disesuaikan dengan jumlah kapal yang direncanakan akan bersandar.
Perhitungan panjang jetty dihitung berdasarkan batimetri dan pasang surut air laut,
secara detail, panjang jetty akan diperhitungkan dalam penyusunan DED oleh TC.
Untuk panjang struktur “T” pada ujung jetty disarankan untuk diperpendek. Cost
estimate jetty disesuaikan dengan volume pekerjaan yang telah direvisi.
Untuk penambahan jetty apung agar dibuat akses masuk dari kedua sisi untuk
mempermudah pengangkutan ikan.
Panjang causeway disesuaikan antara layout dengan cost estimate.
Diskripsi land clearing dilengkapi dengan penambahan perkuatan tanggul dan panjang
tanggul.
Untuk pengelolaan air bersih dijelaskan bahwa pengujian debit dan kualitas air pada 3
titik sumur dimasukkan dalam salah satu pekerjaan TC penyusunan DED SKPT Moa.
JICA menyerankan agar kedalaman sumur lebih dari 30 meter untuk menjamin kualitas
air yang baik.
Pendanaan penyusunan dokumen lingkungan dapat dimasukkan dalam Cost estimate
sebagai salah satu item yang akan dibiayai oleh hibah ODA.
Hasil perbaikan Cost Estimation dan Layout yang telah disesuaikan dengan komentar
JICA dan hasil rapat terkini kami sampaikan sebagaimana terlampir.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
15. Rapat Tim Teknis SKPT Moa
Waktu Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 23 April 2019, di Ruang Rapat Mujaer, GMB IV Lantai 15, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Rapat dipimpin oleh Kasubdit Kawasan Strategis dengan dihadiri oleh Tim Teknis SKPT Moa dari BBRSEKP, LPMIKP dan Subdit Kawasan Strategis Tujuan Menyusun rencana kegiatan Tim Teknis Moa Tahun 2019 Sasaran Tersusunnya rencana kegiatan Tim Teknis Moa Tahun 2019 Hasil Kegiatan
Pelaksanaan tender Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan
Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Moa telah dilaksanakan
oleh Pokja Pemilihan, Biro Umum dan PBJ. Dalam evaluasi penawaran dokumen
Administrasi dan Teknis dinyatakan bahwa seluruh peserta yang mengajukan
penawaran dinyatakan tidak lulus evaluasi teknis sesuai dengan Perpres 16 Tahun
2018, sehingga Pokja Pemilihan menyatakan “tender gagal”. Sebagai tindak lanjut, akan
dilakukan evaluasi dokumen tender dan melakukan tender ulang.
Terkait dengan poin 1, pelaksanaan pembangunan fisik SKPT Moa diperkirakan akan
mengalami penundaan sehingga untuk tahun anggaran 2019, kegiatan pembangunan
SKPT Moa lebih difokuskan kepada peningkatan kapasitas nelayan dan pengelola
SKPT.
Secara umum dalam masterplan SKPT Moa telah disebutkan beberapa kebutuhan
pelatihan terkait peningkatan kapasitas SDM pada SKPT Moa, yaitu:
a. Pelatuhan Nelayan Tangkap
b. Pelatihan Pengolahan / UKM
c. Pelatihan Pengelolaan Koperasi / Kelompok Nelayan
d. Pelatihan Pengelolaan SKPT
Dalam rapat, secara detail dibahas jenis serta prioritas pelatihan yang diperlukan
sebagaimana tabel terlampir. Pada tahun ini direncanakan akan dilaksanakan 4 jenis
pelatihan dengan sasaran kelompok nelayan dan koperasi.
Beberapa pelabuhan perikanan yang dapat dijadikan lokasi pembelajaran untuk SKPT
Moa antara lain:
a. Pelabuhan Perikanan Cilacap b. Pelabuhan Perikanan Pekalongan c. SKPT Talaud d. Pelabugan Perikanan Bitung
Dalam rapat tersebut juga dibahas Agenda Kerja tim teknis sebagai berikut:
a. Diagendakan dilakukan pertemuan rutin setiap 2 minggu b. Jadwalkan pertemuan Tim Teknis dengan PMC c. Pertemuan antara PIC SKPT Moa dengan PMO setiap bulan d. Rapat untuk mengali Lesson Learn dari SKPT Lain (Natuna, Mentawai,
Morotai dan Talaud) e. Penyelesaian status lahan dengan melibatkan Pemda MBD dan BPN
Saumlaki f. Pertemuan antar K/L (ESDM, Perhubungan, PU, Kominfo (Bakti), Pertamina,
PLN, Telkonsel)
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
Pelaksanaan forum bisnis untuk mengembangkan pasar bagi produk perikanan di MBD.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
16. Rapat Harmonisasi RPerpres tentang RZ KSN Gerbangkertosusila dan RTR KSN Jabodetabekpunjur
Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan pada tanggal 25 April 2019 di Kementerian Hukum dan HAM, dihadiri oleh K/L
terkait.
Tujuan
Harmonisasi RPerpres tentang RZ KSN Gerbangkertosusila dan RTR KSN
Jabodetabekpunjur
Sasaran
Terharmonisasinya RPerpres tentang RZ KSN Gerbangkertosusila dan RTR KSN
Jabodetabekpunjur
Hasil Kegiatan
Pembahasan RZ KSN Gerbangkertosusila
a. Batas wilayah perencanaan RTR KSN Gerbangkertosusila di laut menyesuaikan dengan batas wilayah perencanaan RZ KSN Gerbangkertosusila;
b. Akan dilakukan pertemuan lebih lanjut untuk membahas rumusan pasal-pasal RPerpres RZ KSN Gerbangkertosusila terkait rencana pola ruang laut dan peraturan pemanfaatan ruang laut;
Pembahasan RTR KSN Jabodetabekpunjur
a. RTR KSN Jabodetabekpunjur akan diserasikan, diselaraskan dan diseimbangkan dengan RZ KSN Jabodetabekpunjur;
b. RTR KSN Jabodetabekpunjur masih mengatur zona di ruang laut (Zona P) dan terdapat indikasi pengaturan tentang reklamasi;
c. KKP dan Setneg menyampaikan bahwa sesuai peraturan perundang-undangan bahwa dasar pemberian izin lokasi di ruang laut adalah rencana zonasi, oleh karena itu RTR tidak perlu mengatur peruntukan di ruang laut;
d. Terkait dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana tertuang dalam Perpres No.58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No.3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN, seluruhnya sudah termuat ke dalam RPP RTRL, sehingga tidak ada kekosongan hukum sebagai dasar izin lokasi kegiatan PSN, termasuk di perairan KSN Jabodetabekpunjur di ruang laut;
e. Perlu diberikan alasan/dasar hukum bahwa RZ merupakan pengaturan tata ruang di laut, sehingga RTR tidak mengatur sampai ruang laut/perairan
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
17. Rapat Sinkronisasi Permen KP No 8 Tahun 2019 dan RZ KSNT
Waktu Pelaksanaan Dilaksanakan tanggal 29 April 2019. Rapat ini dipimpin oleh Kasie KSNT serta dihadiri oleh perwakilan dari Dit. PRL, Dit. P4K, Bagian Hukum Ditjen PRL, dan BHO KKP. Tujuan Membahas Permen KP No 8 Tahun 2019 dan Sikronisasi dengan RZ KSNT Hasil Kegiatan
Dalam Permen 8/2019, Izin Menteri untuk Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Perairan
di Sekitarnya dalam rangka PMA: meliputi daratan PPK dan perairannya
Dalam Permen 8/2019, Rekomendasi Pemanfaatan PPK dibawah 100 km²: meliputi
daratan PPK saja
Pada daratan PPK, urutan perizinan adalah sebagai berikut:
a. Izin lokasi (ATR BPN) b. PMA: Izin pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan sekitarnya dalam rangka
PMA (KKP) c. PMDN: Rekomendasi Pemanfaatan PPK dibawah 100 km² (KKP)
Pada perairan PPK, urutan perizinan adalah sebagai berikut:
a. PMA: Izin pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan sekitarnya dalam rangka PMA (KKP)
b. PMDN dan PMA: Izin lokasi perairan (KKP) c. Izin Pengelolaan (KKP untuk 8 kegiatan pada UU 1/2014)
Sebagai rencana tindak lanjut, akan dilaksanakan rapat kembali dengan mengundang
perwakilan dari PTSP juga.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
18. Rapat Pembahasan Konsepsi RZ KSN Waktu Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 29 April 2019 di Ruang Rapat Direktorat PRL, yang dihadiri oleh Dit. PRL dan Dit. SUPD II – Kemdagri. Tujuan Membahas hubungan koordinasi serta kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam RZ KSN, serta merupakan tindak lanjut dari rapat tanggal 11 April 2019 (dengan narasumber Dr. Maret Priyanta dan Dr. Halilul Khairi). Hasil Kegiatan
Dalam UU 23/2014, hal-hal yang bersifat ‘lintas provinsi’ merupakan kewenangan
mutlak Pemerintah Pusat, termasuk kegiatan yang berada pada 2 atau lebih wilayah
provinsi di dalam KSN;
Konsep yang benar mengenai rekomendasi perizinan adalah bahwa pemerintahan yang
lebih tinggi memberikan rekomendasi perizinan kepada pemerintahan dibawahnya;
Perlu mulai menggunakan sudut pandang bahwa Gubernur merupakan perwakilan dari
Pemerintah Pusat di daerah, sehingga ada pelimpahan pengurusan (bukan pelimpahan
kewenangan) untuk perizinan di wilayah KSN kepada Gubernur;
Bahwa Izin lokasi perairan (0-12 mil) menjadi kewenangan Gubernur berdasarkan
Lampiran Y angka 2 UU Pemda;
Bahwa dalam proses pemberian izin lokasi perairan di zona-zona peruntukan strategis
nasional diberikan oleh Gubernur dengan mendapat rekomendasi Menteri berdasarkan
RZ KSN berdasarkan sinkronisasi Pasal 50 UU Pengelolaan WP-3-K dengan Pasal 360
UU Pemda. (Kewenangan tetap di pusat dengan pelimpahan pemberian izin oleh
gubernur);
Bahwa izin lokasi perairan pesisir (0-12 mil) yang lokasi kegiatan berada pada 2 (dua)
atau lebih wilayah provinsi di dalam kawasan strategis nasional diberikan oleh Menteri
berdasarkan RZ KSN;
Pembiayaan di zona-zona peruntukan strategis nasional dibebankan kepada APBN
sedangkan pembiayaan di luar zona-zona peruntukan strategis nasional dibebankan
kepada APBD.
Dokumentasi
Laporan Kegiatan Sub Direktorat Kawasan Strategis Bulan April
C. Rencana Pelaksanaan Kegiatan di Bulan Berikutnya Adapun rencana pelaksanaan kegiatan Subdirektorat Kawasan Strategis pada bulan
berikutnya (Mei) diantaranya adalah:
1. Kegiatan RZ KSN
• Rapat Bilateral/Tematik
• Rapat PAK RZ KSN Komodo
• Harmonisasi RZ KSN Gerbangkertosusila
• Konsultasi Teknis RZ KSN (Kementerian Perhubungan, Kemenhan, Kementerian
Perindustrian dan Dewan KEK, KLHK)
• Koordinasi Tematik
• Penyusunan Dokumen Antara RZ KSN
Rencana Alokasi Anggaran : Rp. 122.000.000
2. Kegiatan RZ KSNT dan SKPT Moa
• Pembahasan Pedum SKPT Moa
• Internal KKP RZ KSNT Klaster Toli Toli
• Internal KKP RZ KSNT Pulau Batek & Pulau Mangudu
• FGD SKPT Moa
• Survey RZ KSNT Klaster Sangihe
• Rapat koordinasi teknis SKPT Moa
Rencana Alokasi Anggaran : Rp. 182.900.000