Buku Siswa Virus

22
Macam-macam Virus Penyebab Penyakit Manusia sebagai makhluk hidup rentan dengan penyakit. Penyebabnya bisa beragam, namun yang paling umum dijumpai adalah virus, yakni mikroba yang bersifat parasit dengan ukuran mikroskopik dan cenderung bekerja dengan cara menginfeksi inangnya. Pada kenyataannya virus ini masih jadi bahan perdebatan di kalangan ahli terkait statusnya sebagai makhluk hidup. Mengapa? Sebab faktanya ia tak bisa melakukan aktifitas makhluk hidup jika ia berada di luar wilayah inangnya. Selama ini virus memang lekat dengan asosiasi terhadap penyakit tertentu. Berikut uraian singkat macam-macam virus penyakit yang paling umum dijumpai menginfeksi manusia. A. Virus Influenza Virus Influenza merupakan virus yang sangat menular, menyebar dengan mudah dari orang ke orang, terutama ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Virus influenza merupakan penyebab influenza (flu). Virus influenza berbentuk bulat, tetapi juga bisa berbentuk memanjang atau tidak teratur. Di dalam virus

description

BUKU SISWA

Transcript of Buku Siswa Virus

Macam-macam Virus Penyebab Penyakit

Manusia sebagai makhluk hidup rentan dengan penyakit. Penyebabnya bisa beragam, namun yang paling umum dijumpai adalah virus, yakni mikroba yang bersifat parasit dengan ukuran mikroskopik dan cenderung bekerja dengan cara menginfeksi inangnya. Pada kenyataannya virus ini masih jadi bahan perdebatan di kalangan ahli terkait statusnya sebagai makhluk hidup. Mengapa? Sebab faktanya ia tak bisa melakukan aktifitas makhluk hidup jika ia berada di luar wilayah inangnya. Selama ini virus memang lekat dengan asosiasi terhadap penyakit tertentu. Berikut uraian singkat macam-macam virus penyakit yang paling umum dijumpai menginfeksi manusia.

A. Virus Influenza

Virus Influenza merupakan virus yang sangat menular, menyebar dengan mudah dari orang ke orang, terutama ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Virus influenza merupakan penyebab influenza (flu). Virus influenza berbentuk bulat, tetapi juga bisa berbentuk memanjang atau tidak teratur. Di dalam virus influenza ada delapan segmen RNA -untai tunggal (asam ribonukleat)- yang mengandung instruksi genetik untuk membuat salinan baru dari virus. Fitur yang paling mencolok dari virus influenza adalah lapisan yang terproyeksi dari permukaannya, yang pertama adalah protein hemagglutinin (HA), yang memungkinkan virus (berbentuk) untuk sel dan memulai infeksi, yang lain adalah protein yang disebut neuraminidase (NA), yang memungkinkan virus baru terbentuk untuk keluar dari sel inang.

Jenis Virus InfluenzaVirus influenza diklasifikasikan sebagai tipe A, B, atau C berdasarkan komposisi protein mereka. Tipe A virus ditemukan dalam berbagai jenis hewan seperti bebek, ayam, babi, paus, termasuk manusia. Tipe B beredar secara luas pada manusia. Tipe C telah ditemukan pada manusia, babi, dan anjing menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan, tetapi tidak memicu epidemi. Virus Influenza ATipe influenza A adalah yang paling menakutkan dibandingkan tipe yang lainnya, tipe ini diyakini menyebabkan wabah global tahun 1918, 1957, dan 1968. Virus influenza tipe A dibagi lagi menjadi dua kelompok berdasarkan protein permukaan, HA dan NA. Para ilmuwan telah menandai subtipe HA dan 9 NA subtipe dari virus influenza. Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza AVirus influenza BGenus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut dan musang. Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu serotipe influenza B. Karena tidak terdapat keragaman antigenik, beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak memungkinkan perpindahan antigen antarspesies), membuat pandemi influenza B tidak terjadi. Virus influenza CGenus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.

Tanda dan gejala

Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39C (kurang lebih 100-103F). Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat meliputi: Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar) Batuk Hidung tersumbat Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok Kelelahan Nyeri kepala Iritasi mata, mata berair Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan hidung Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen, (dapat menjadi parah pada anak dengan influenza B) Kadangkala sulit untuk membedakan antara selesma dan influenza pada tahap awal dari infeksi ini, namun flu dapat diidentifikasi apabila terdapat demam tinggi mendadak dengan kelelahan yang ekstrem. Diare biasanya bukan gejala dari influenza dari anak, namun hal tersebut dapat dijumpai pada sebagian kasus "flu burung" H5N1 pada manusia dan dapat menjadi gejala pada anak-anak. Karena obat-obat antivirus efektif dalam mengobati influenza apabila diberikan dini, penting untuk mengidentifikasi kasus secara dini. Dari gejala-gejala yang disebutkan di atas, kombinasi demam dengan batuk, nyeri tenggorok dan/atau hidung tersumbat dapat meningkatkan akurasi diagnositik. Dua penelitian analisis keputusan menunjukkan bahwa pada saat terdapat wabah influenza lokal, prevalensinya lebih dari 70%, oleh karenanya pasien dengan salah satu kombinasi dari gejala tersebut dapat diobati dengan inhibitor neuraminidase tanpa pemeriksaan. Bahkan saat tidak terdapatnya wabah lokal, pengobatan dapat dibenarkan pada pasien tua pada saat musim influenza selama prevalensinya lebih dari 15%.

Penularan

Shedding virus influenza (waktu di mana seseorang dapat menularkan virus pada orang lain) dimulai satu hari sebelum gejala muncul dan virus akan dilepaskan selama antara 5 sampai 7 hari, walaupun sebagian orang mungkin melepaskan virus selama periode yang lebih lama. Orang yang tertular influenza paling infektif pada hari kedua dan ketiga setelah infeksi. Jumlah virus yang dilepaskan nampaknya berhubungan dengan demam, jumlah virus yang dilepaskan lebih besar saat temperaturnya lebih tinggi. Anak-anak jauh lebih infeksius dibandingkan orang dewasa dan mereka melepaskan virus sebelum mereka mengalami gejala hingga dua minggu setelah infeksi. Penularan influenza dapat dimodelkan secara matematis, yang akan membantu dalam prediksi bagaimana virus menyebar dalam populasi. Influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama: melalui penularan langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat lendir hidung yang masuk secara langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang lain); melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan kecil dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah), dan melalui penularan tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau tangan-ke-mulut, baik dari permukaan yang terkontaminasi atau dari kontak personal langsung seperti bersalaman. Modal penularan mana yang terpenting masih belum jelas, namun semuanya memiliki kontribusi dalam penyebaran virus. Pada rute penularan udara, ukuran droplet yang cukup kecil untuk dihirup berdiameter 0,5 sampai 5 m dan inhalasi satu droplet mungkin cukup untuk menimbulkan infeksi. Walaupun satu kali bersin dapat melepaskan sampai 40.000 droplet, sebagian besar dari droplet tersebut cukup besar dan akan hilang dari udara dengan cepat. Karena virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat ditularkan lewat permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran uang, gagang pintu, saklar lampu, dan benda-benda rumah tangga lainnya.

B. Virus Flu Burung Flu burung atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan avian flu atau avian influenza (AI) adalah penyakit menular yang disebabkan virus influenza A sub tipe H5N1 yang biasanya menyerang unggas tetapi juga dapat menyerang manusia. Virus ini termasuk family Orthomyxoviridae dan memiliki diameter 90-120 nanometer. Virus avian influenza ini menyerang alat pernapasan, pencernaan dan system saraf pada unggas.Secara normal, virus tersebut hanya menginfeksi ternak unggas seperti ayam, kalkun dan itik, akan tetapi tidak jarang dapat menyerang spesies hewan tertentu selain unggas misalnya baabi, kuda, haarimau, macan tutul dan kucing. Walaupun hampir semua jenis unggas dapat terinfeksi virus yang terkenal sangat ganas ini, tetapi diketahui yang lebih rentan adalah jenis unggas yang diternakkan secara massal.

Ciri Virus

Virus influensa pada manusia dan binatang ada beberapa tipe yaitu tipe A, tipe B dan Tipe C. Pada manusia virus A dan virus B dapat menjadi penyebab wabah flu yang cukup luas, sementara virus C menyebar secara periodic, ringan dan tidak menyebabkan wabah. Virus influensa tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemic dan pandemi. Virus A mempunyai permukaan yang terdapat dua glikoprotein, yaitu hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N). Untuk mengklasifikasikannya secara rinci, maasing-masing tipe virus itu dibagi lagi menjadi subtipe berdasarkan kelompok H dan N, yaitu H1 sampai H15 dan N1 sampai N9. Perbedaan H merupakan dasar subtype. Influensa pada manusia sejauh ini disebabkan virus H1N1, H2N2 dan H3N2 serta virus avian H5N1, H9N2 dan H7N7.Strain yang sangat virulen atau ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada 00 C. Virus akan mati pada pemanasan 600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam

Jalur Penularan

virus Avian Influenza (AI) ditularkan melalui air liur, ingus, dan kotoran unggas. Penularan pada manusia terjadi karena kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi virus tersebut. Selain itu, dapat terjadi melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu, kadang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaiaan, tinja ternak dan sepatu para peternak yang langsung mengenai unggas yang sakit, juga pada saat jual-beli ayam hidup dipasar, dan mekanisme lainnya.Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui udara (air borne) dan melalui kontak langsung dengan unggas sakit atau kontak dengan bahan bahan infeksius seperti tinja, urin, dan sekret saluran napas unggas sakit.

Penularan antar ternak unggasSeekor unggas yang terinfeksi virus H5N1 akan menularkannya dalam waktu singkat. Jika semua unggas peliharaan memiliki daya tahan yang bagus maka infeksi tidak akan menyebabkan kematian, dengan kata lain virus tidak aktif. Sebaliknya, jika kondisi unggas berada dalam kondisi buruk maka flu burung dapat mematikan. Secara singkat, penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke unggas lain atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan cara sebagai berikut: Kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka. Melalui lendir yang berasal dari hidung dan mata. Melalui kotoran (feses) unggas yang terserang flu burung. Lewat manusia melalui sepatu dan pakaian yang terkontaminasi dengan virus. Melalui pakan, air, dan peralatan kandang yang terkontaminasi. Melalui udara karena memiliki peran penting dalam penularan dalam satu kandang, tetapi memiliki peran terbatas dalam penularan antar kandang. Melalui unggas air yang dapat berperan sebagai sumber (reservoir) virus dari dalam saluran intestinal dan dilepaskan lewat kotoran.

Penularan dari ternak ke manusia Faktor yang memengaruhi penularan flu burung dari ternak ke manusia adalah jarak dan intensitas dalam aktivitas yang berinteraksi dengan kegiatan peternakan. Semakin dekat jarak peternakan yang terkena wabah virus dengan lingkungan manusia maka peluang untuk menularnya virus bisa semakin besar. Penularan virus ke manusia lebih mudah terjadi bila orang tersebut melakukan kontak langsung dengan aktivitas peternakan.Orang yang mempunyai risiko tinggi terserang flu burung adalah pekerja peternakan unggas, penjual, penjamah unggas, sampai ke dokter hewan yang bertugas memeriksa kesehatan ternak di peternakan.Penularan antar manusiaPenularan flu burung antar manusia belum dapat dibuktikan, tetapi tetap perlu diwaspadai. Hal ini dikarenakan virus cepat bermutasi dan beradaptasi dengan manusia sehingga memungkinkan adanya varian baru dari virus flu burung yang dapat menular antar manusia.

Gejala

Secara umum pada masa inkubasi, antara mulai tertular dan timbulnya gejala, adalah sekitar tiga hari. Sementara, dalam kepustakaan dinyatakan, masa infeksius pada manusia adalah satu hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Sementara pada anak bisa sampai 24 hari.Gejala manusia yang tertular flu burung pada dasarnya sama dengan flu umumnya, hanya saja berpotensi menjadi berat dan fatal. Gejalanya antara lain demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan nyeri sendi sampai infeksi selaput mata.Jika keadaannya makin memburuk, maka dapat terjadi severe respiratory distress yang di tandai dengan sesak nafas hebat, rendahnya kadar oksigen darah serta meningkatnya kadar CO2. Ini terjadi karena infeksi flu menyebar ke paru dan menimbulkan radang paru (pneumonia) yang dapat disebabkan oleh virus AI atau bakteri. Kemudian masuk ke saluran napas dan menginfeksi paru yang sedang sakit akibat virus flu burung.Laporan dari kasus yang terjadi pada tahun 1999 menunjukkan adanya variasi gejala berupa demam sekitar 390C, lemas, sakit tenggorok, sakit kepala, tidak nafsu makan, muntah dan nyeri perut, serta diare. Hanya saja, kesepuluh pasien flu burung di Vietnam tahun 2004, tidak seorang pun yang mengeluh sakit tenggorok dan pilek. Agak aneh memang. Juga tidak ada keluhan radang selaput mata dan bercak kemerahan pada pasien.Secara khusus, gejala flu burung dibedakan atas : Flu burung pada ternakGejala klinis flu burung pada unggas mirip dengan gejala newcastle disease, atau di indonesia disebut penyakit tetelo atau pileren yang disebabkan oleh paramyxovirus. Gejala Klinis ternak unggas yang terinfeksi flu burung sebagai berikut:o Jengger, pial, dan kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu bewarna biru keunguan.o Pembengkakan di sekitar kepala dan muka.o Ada cairan yang keluar dari hidung dan mata.o Perdarahan di bawah kulit (subkutan)o Perdarahan titik (ptechie) pada daerah dada, kaki, dan telapak kaki.o Batuk, bersin, ngorok.o Diare.o Tingkat kematian tinggi. Flu burung pada manusiaOrang yang terserang flu burung menunjukkan gejala seperti terkena flu biasa, tetapi kerena keganasan virusnya menyebabkan flu ini juga ganas. Virus influenza biasanya menimbulkan penyakit yang ringan. Tetapi virus flu burung ini sangat ganas dan dapat menyebabkan kematian dalam satu minggu. Orang yang terkena flu burung mengalami kenaikan suhu tubuh sampai 39C, sakit tenggorokan, batuk, sesak napas dan mengeluarkan lendir bening dari hidung. Kondisi ini dapat diikuti dengan penurunan daya tahan tubuh yang sangat cepat karena biasanya penderita tidak memiliki nafsu makan, diare dan muntah.Dalam waktu singkat gejala gejala tersebut dapat menjadi lebih berat dengan terjadinya peradangan di paru (pneumonia). Apabila tidak dilakukan penanganan yang baik pada pasien maka dapat menyebabkan kematian.

Pencegahan Flu burung yang mana belum ada obat atau vaksinnya, maka upaya yang dilakukan hanya bersifat pencegahan dan pertolongan pertama. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan pencegahan luar dan dalam tubuh.1). Pencegahan LuarPencegahan luar bertujuan untuk mencegah penularan dari lingkungan agar tidak masuk ke dalam tubuh. Tindakannya adalah:o Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari unggas harus menggunakan pelindung.o Memusnahkan unggas yang terkena flu burung.o Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi resiko penularan.o Tidak mengkonsumsi produk unggas dari peternakan yang terkena wabah flu burung.o Tetap terapkan pola hidup sehat.2). Pencegahan DalamPencegahan dalam dilakukan dengan mengonsumsi obat dan makanan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. ObatObat yang direkomendasikan untuk mencegah terinfeksi flu burung adalah obat antiviral misalnya amantadine dan rimantadine dan penghambat neurominidase misalnya oseltamivir dan zanimivir. Obat ini digunakan dalam pencegahan dan pengobatan influenza di beberapa Negara dan diperkirakan dapat juga mengatasi penyakit flu burung. MakananMengkonsumsi makanan yang banayak mengandung serat dan kandungan antioksidan tinggi seperti buah dan sayuran.

C. Virus HepatitisHepatitis adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus. Hepatitis ialah peradangan hati yang akut karena suatu infeksi atau keracuanan. Bermacam-macam zat dan organisme mungkin mendatangkan radang hati, termasuk kuman-kuman, virus-virus, dan zat-zat racun. Seorang yang menderita penyakit hepatitis umumnya dapat sembuh setelah enam sampai delapan minggu, tetapi biasanya kambuh lagi kepada orang-orang yang cepat-cepat bekerja kembali. Mereka yang terpaksa hidup dengan makanan yang kurang baik, atau mengkonsumsi minuman keras, mungkin ia dapat menderita penyakit ini lebih lama.

Pengertian Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis , sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT (masih dalam tahap penelitian).. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut Hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

Etiologi Hepatitis

Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi. Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat mengakibatkan kematian. Dalam masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning. Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan maupun kehadiran parasit dalam organ hati (liver). Salah satu gejala penyakit hepatitis (hepatitis symptoms) adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata. Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian.

Patofisiologi Hepatitis

Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa sampai ke hati. di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT). Akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasii bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia). salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara lambat dan juga merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan alkohol yang banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada alkoholik.Virus hepatitis A mempunyai masa inkubasi singkat/hepatitis infeksiosa, panas badan (pireksia) didapatkan paling sering pada hepatitis A. Hepatitis tipe B mempunyai masa inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis serum. Hepatitis akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat bagian yaitu: hepatotoksin-hepatotoksin direk, hepatotoksin-hepatotoksin indirec, reaksi hipersensitivitas terhadap obat, dan idiosinkrasi metabolik. Obat-obat yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan hepar adalah: Obat anastesi Obat antibiotik Obat antiinflamasi Obat antimetabolik dan imunosupresif Antituberkulosa hormon-hormon obat psikotropik Lain-lain, contoh phenothiazine Epidemiologi Hepatitis A Hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling ringan. Infeksi virus hepatitis A (VHA) biasanya tidak sampai menyebabkan kerusakan jaringan hati (liver) yang parah. Mayoritas mereka yang terinfeksi oleh virus ini dapat pulih sepenuhnya. Hepatitis A menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh VHA.Gejala Hepatitis A Gejala awal seperti influenza, gastritis maupun artritis. Tetapi yang terutama adalah adanya demam, lemah/lesu, mual, muntah, dan diare. Urin menjadi berwarna gelap dan tinja berwarna pucat selama penderita mengalami kulit berwarna kuning atau jaundice. Gejala hepatitis A biasanya berlangsung selama 3 6 minggu, dan masa penyembuhannya secara klinis dan biokimiawi memerlukan waktu sampai 6 bulan.Penularan Hepatitis A Penularan hepatitis A terutama terjadi melalui makanan dan minuman (95%). Penularan lain melalui kontak langsung dengan penderita, atau melalui pemakaian jarum suntik. Kelompok yang berisiko terhadap Hepatitis A antara lain, orang yang mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak terjamin kebersihannya berisiko untuk tertular hepatitis A. Terjadinya infeksi tambahan hepatitis A pada pengidap kronik hepatitis B atau hepatitis C sering mengakibatkan bertambah parahnya penyakit hati tersebut, sehingga menyebabkan gagal hati.Pengobatan dan pencegahannya Tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap hepatitis A. Istirahat dan gizi yang baik dapat membantu mempercepat penyembuhan. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan :- pola hidup yang baik dan bersih- vaksinasi terhadap hepatitis A

Hepatitis B

Sumber Penularan Hepatitis Ba.Darah Dalam perjalanan infeksi virus hepatitis B hati dan darah merupakan tempat yang mengandung konsentrasi virus hepatitis B yang tertinggi.b.Air SeniHBsAg dapat ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam air seni penderita hepatitis akut B dan pengidap dengan fungsi ginjal yang normal. Bukti yang nyata bahwa air seni dapat menularkan infeksi tidak jelas. c.Tinja Dan Sekresi Usus Pada waktu ini dianggap bahwa HBsAg tidak terdapat dalam tinja penderita hepatitis akut B dan pengidap.

d.Air Liur HBsAg sering dijumpai pada air liur pada kasus hepatitis akut ataupun pengidap. Walaupun air liur dapat mengandung sejumlah kecil partikel virus hepatitis B namun agaknya daya infeksinya rendah. e.Semen (cairan mani)Sekresi Vagina dan Darah Menstruasi HBsAg telah dijumpai pada semen, baik pada kasus akut maupun pengidap, demikian pula pada sekret vagina dan darah menstruasi. Kontak seksual merupakan salah satu penularan HBsAg yang penting. Cara Penyebaran Virus Hepatitis B Penyebaran virus hepatitis B dapat melalui berbagai cara :A. Penularan melalui kulit (perkutan) Penularan perkutan terjadi jika bahan yang mengandung HBsAg/partikel virus hepatitis B intak masuk atau dimasukkan ke dalam kulit. Terdapat 2 keadaan cara penularan ini: Penularan perkutan yang nyata : Terjadi jika bahan yang infeksius masuk melewati kulit; melalui penyuntikan darah atau bahan yang berasal dari darah, baik secara intravena atau tusukan jarum. Penularan perkutan tidak nyata : Penularan perkutan yang tidak nyata bisa terjadi. Banyak penderita mendapat hepatitis virus B dan tidak pernah dapat mengingat bahwa mereka mendapat trauma pada kulit atau hal lain, virus hepatitis B tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun dapat melalui kulit yang mengalami kelainan penyakit kulit. Penularan yang tidak nyata ini sangat mungkin memegang peranan penting dalam menerangkan jumlah pengidap HBsAg yang sangat besar.

Hepatitis C

Secara klinik hepatitis C mirip dengan infeksi hepatitis B. Gejala awal tidak spesifik dengan gejala gastrointestinal (pencernaan) diikuti dengan ikterus (kuning) dan kemudian diikuti dengan perbaikan pada kebanyakan kasus. Yang menyolok adalah sebagian besar penderita yang terkena infeksi hepatitis C akan menjurus menjadi kronik. Kejadiannya jauh lebih sering dibandingkan dengan hepatitis B. Dilaporkan bahwa kira-kira 50% menjadi sirosis hati. Kanker hati dapat terjadi mengikuti sirosis hati yang disebabkan oleh hepatitis NANB. Lamanya waktu sejak terjadinya pemberian transfusi darah dan kejadian penyakit hati kronik sebagai berikut : o 13 tahun dibutuhkan untuk terjadinya hepatitis kronik aktif o 12 tahun dibutuhkan untuk terjadinya sirosis hati o 18-24 tahun untuk perkembangan ke arah karsinoma hepatoselulerPenularan Hepatitis C Parenteral (melalui darah) Di Amerika Serikat, dan Jepang penularan hepatitis C terjadi terutama melalui cara parenteral, seperti transfusi darah atau produk darah. Populasi dengan risiko tinggi terlihat pada hemodialisis (cuci darah) mereka yang sering mendapatkan penyuntikan obat-obatan secara intravena, disusul oleh penderita hemofilia dan thalasemia. Kontak personal Peran kontak orang ke orang dalam penularan hepatitis C belum jelas. Penularan secara kontak erat dengan penggunaan bersama alat cukur atau sikat gigi dalam keluarga mungkin merupakan salah satu cara penularan. Transmisi seksual Hasil penelitian akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa kontak seksual dengan banyak partner heteroseksual atau dengan penderita hepatitis dapat berakibat terjangkitnya penyakit. Transmisi neonatal (bayi baru lahir)Penularan VHC dari ibu ke bayi melalui transmisi vertikal/perinatal namun demikian angka kejadiannya kecil. Transmisi non parenteral Ditemukannya antibodi pada para donor darah menunjukkan bahwa hepatitis C dapat ditularkan melalui cara non parenteral.Pencegahan Pencegahan lebih penting daripada pengobatan, yaitu dengan cara: Kebersihan diri dan lingkungan Bila akan donor darah, perlu di screning terhadap virus hepatitis C Jangan pernah melakukan tatoo atau tindakan dengan jarum-jarum suntik yang tidak steril. Menghindari hubungan intim dengan wanita yang tidak kita kenal baik profesinya (partner yang tidak jelas). Memakai alat: sisir, pisau cukur, sikat gigi, handuk, dsb. milik pribadi Melakukan general check-up lengkap paling lama setiap tahun, termasuk pertanda hepatitis C.

D. Virus Polio

PengertianPoliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis). Gejala Klinik.Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. Sebagian besar (90%) infeksi virus polio menyebabkan inapparent infection, sedangkan 5% menampilkan gejala abortive infection, 1% nonparalytic, dan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. Bagi penderita dengan tanda klinik paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan kelumpuhan ringan, 30% menunjukkan kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala berat serta bisa menimbulkan kematian. Masa inkubasi biasanya 3-35 hari. Penderita sebelum ditemukannya vaksin terutama berusia di bawah 5 tahun. Setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia penderita bergeser pada kelompok anak usia di atas 5 tahun. Stadium akut. Sejak ada gejala klinis hingga dua minggu-- ditandai dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu permulaan sakit. Kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus.Kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan itu berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan) ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlau tinggi. Kadang, itu disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu sisi. Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun) ditandai dengan pulihnya kekuatan otot lemah. Sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut. Kemudian setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot. Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit biasanya menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot permanen. Jenis Polio1. Polio non-paralisisPolio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.2. Polio paralisis spinalStrain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembulu darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik -- yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.3. Polio bulbarPolio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher. Mekanisme Penyebaran Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun. Ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya. Virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan. Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.

Pencegahan Dalam World Health Assembly 1988 yang diikuti sebagian besar negara di dunia, dibuat kesepakatan untuk melakukan eradikasi polio (Erapo) tahun 2000. Artinya, dunia bebas polio pada 2000. Program Erapo pertama yang dilakukan adalah melakukan imunisasi tinggi dan menyeluruh. Kemudian, diikuti Pekan Imunisasi Nasional yang dilakukan Depkes 1995, 1996, dan 1997. Imunisasi polio yang harus diberikan sesuai rekomendasi WHO adalah sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian, diulang usia 1,5 tahun, dan 15 tahun. Upaya ketiga adalah survailance accute flaccid paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun. Mereka harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau bukan. Tindakan lain adalah melakukan mopping-up. Yakni, pemberian vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak usia di bawah lima tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya.

E. Virus HIV Pengertian Virus HIVHIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama selCD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempatberkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidakmemiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilekbiasa.

Penyakit AIDS

AIDS adalah singkatan dariAcquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untukmenjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dariVirus HIV penyebab penyakit AIDS.

Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS

Darah Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka,terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju PriaContoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb. Cairan Vagina pada PerempuanContoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alatbantu seks, oral seks, dll. Air Susu Ibu / ASIContoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asipasangannya, dan lain sebagainya.Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :- Air liur / air ludah / saliva- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja- Air mata- Air keringat- Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine

Penanggulangan Virus HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulanberbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari hilangnya sistem kekebalan tubuhkarena infeksi dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Walaupun sudah adapenanganan untuk AIDS dan HIV, obatnya belum diketahui. Mungkin tidak semua orang dapat peduli bentuk materi (uang, sumbangan untuk yayasan, atau sejenisnya), melalui sosialisasi informasi penting berupapenularan, pencegahan, dan kondisi rawan tentang AIDS mungkin bisabermanfaat bagi masyarakat. AIDS adalah akronim dalam bahasa Inggris dari AcquiredImmunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan kumpulan berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari hilangnya sistem kekebalan tubuh karena infeksi dari Human Immunodeficiency Virus(HIV).Walaupun sudah ada penanganan untuk AIDS dan HIV, obatnya belum diketahui. Berbagai faktor yang mempengaruhi adalah kesehatan, fungsi kekebalan, layanan kesehatan, dan infeksi lain. Pita Merah (Red Ribbon) adalah simbol solidaritas untuk orang yang positif HIV dan terkena AIDS, dan tanggal 1 Desember telah ditetapkan sebagai Hari AIDS Internasional.