Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

117

Transcript of Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

Page 1: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1
Page 2: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1
Page 3: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1
Page 4: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

Oleh : © Tim Penelusuran Sejarah Sidoarjo

Ketua Tim : M.Bahrul Amig

Wakil Ketua Tim : Oyok Harimurti

Anggota :M.Wildan, Farkan Z, Syaiful AI, Rahmat H

Layout & sampul : Yusqi Fuadi

Penerbit : Ikatan Alumni Pamong Praja Sidoarjo

Cetakan Pertama : Maret 2006

Page 5: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

Kata Sambutan Bupati Sidoarjo,Drs. Win Hendrarso, MSi

Selamat kepada Tim Penelusuran Sejarah Sidoarjo, yang telahselesai menyusun naskah buku tentang sejarah Sidoarjo tempo duluyang diberijudul: JejakSidoarjo, dariJenggala ke Suriname.

Layaknya buku-buku tentang sejarah, buku ini memotret realitasmasa lalu di daerah kita tercinta, Sidoarjo ini. Sebuah penulisansejarah adalah potret yang bisa hadir dengan bidikati karnera dariberbagai sudut pandang.

Buku ini mencoba mengangkat sejarah dari perspektif yangcukup komprehensif. Di satu sisi, menceriterakan tentangsejarah kelahiran sebuah kawasan yang sekarang kita kenal dengannama Sidoarjo ini.

Di sisi yang lain, juga dianalisis sejarah Sidoarjo dalamperspektif perkembangan ekonomi, politik dan juga aspek denyutnadi masyarakat lainnya.

Sebagaimana kita ketahui, pentingnya sejarah terletak padabagaimana kita memahami makna untuk kemudian mengambilbJkrnahyangtersembunyi di dalamnya. Sebuahperistiwayangsudahterjadi di masa lampau, akan bernilai lebih apabija kita bisamengambil manfaat darinya.

Dari perjalanan sejarah Sidoarjo di masa lampau, apayang bisadipetik oleh masyarakat adalah semangat juang generasi kita di masalampau untuk survive, bertahan hidup, dengan nasionalisme yangmenggelora untuk melawan segala jenis penindasan yang datangdari luar. Berbagai pemberontakan yang muncul di Sidoarjo di erakolonialisme membuktikan hal itu.

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname

Page 6: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

Kita yakin bahwa kebebasan dan kemerdekaan adalah sesuatuyang asasi dan mutlak diperjuangkan oleh setiap individu. Tidak adasesuatupun yang boleh menghilangkan dan menindasnya atasnamaapapun.

Maka secara filosofis, kemerdekaan itu berarti bebas daripenidasan dan bebas untuk berbuat, dengan dilandasi oleh satutoleransi bahwa kemerdekaan kita itu tidak boleh melanggarkebebasan individu dan sosial kemasyarakatan.

Padatitiktertentu, nasionalisme merupakan reaksi spontan yangdilandari oleh Zeitgeist —semangat zaman yang dalam setiapperiode sejarah, jelas berbeda-beda bentuknya. Bila kita refleksikansekarang, nasionalisme kita tentunya lebih sesuai dan kontekstualbila diwujudkan untuk membangun Sidoarjo di segalabidang.

Sekali lagi, saya mengucapkan selamat atas terbitnya buku “JejakSidoarjo dari Jenggala ke Suriname.” Semoga bisa menjadi bahanreferensi dan penelitian lebih Ianjut dalam rangka pengembanganmasyarakat yang berpendidikan, demokratis, egaliter danpartisipatoris

(Drs. Win Hendrarso, Msi)

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname

Page 7: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

PrakataTim Penelusuran Sejarah Sidoarjo

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainyapenulisan buku ini. Karena tanpa karunia dan ke-MahaPemurahan-Nya karya tulis ini tidak akan pernah dapat selesai.Ide awal dari penulisan buku ini bermula dari keprihatinan melihatminimnya referensi tentang Sejarah Sidoarjo. Padahal, buku sejarahtidak hanya penting tetapi juga bisa menjadi referensi kita untukmengambil kebijakan di masa depan.Selain itu, perasaan kita tercabik-cabik melihat berbagai fenomenasosial di sekitar kita. Kenapa hingga detik ini masih saja banyakdari diri kita yang mengulang-ulang kesalahan yang sama. Apakahkita tidak pernah belajar masa lalu kita? Di sinilah pentingnyarentetan masa lalu itu dibukukan dalam bentuk buku sejarah.Naskah buku ini sebagian pernah diikutsertakan dalam lombamenulis sejarah tingkat Kabupaten Sidoarjo yang digelar oleh BadanKepegawaian Daerah untuk memperingati Hari Ulang TahunKabupaten Sidoarjo, dan menjadi pemenang pertamanya. Denganrendah hati, kita juga bermaksud untuk menjadikan naskah buku inimenjadi kado bagi kota tercinta ini.Sebuah karya yang mendasarkan diri pada sejarah, selalu dan pastiakan membuka sebuah perdebatan tentang versi sejarah mana yangbenar. Sebab sejarah sendiri menyediakan ruang yang lumayan luasuntuk itu. Tetapi bagaimanapun sejarah akan selalu bersifat subyektif,karena berdasarkan pada bagaimana si penulis melihat, menganalisadan menilai “mahluk unik” ini.Adapun bila sebuah perdebatan itu terjadi seyogyanya tidakmelandaskan pada pandangan kalah-menang saja. Tetapi lebih padatujuan untuk menggali secara bersama-sama sejarah

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname

Page 8: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

Sidoarjo. Sebab seperti yang di ketahui, upaya untuk menggalisejarah Sidoarjo sangat minim. Padahal bila mau jujurperkembangan interaksi masyarakat dan sendi-sendi kehidupanyabisa diteropong dengan perjalanan sejarah.

Pendapat ini juga untuk menjawab beberapa anasir yangmenganggap sejarah sama dengan musium yang kesepian ditengah kepungan Mall-mall. Sejarah bukan hanya sebuahpelajaran penambah nilai bagi adik-adik kita yang kini masih beradadi bangku sekolah. Tetapi ia juga merupakan ruh terbesar bagidinamika masyarakat.

Setelah bekerja siang malam, tim ini memberanikan diri untukmenerbitkan naskahnya dalam bentuk buku sejarah. Dan kita semuamemahami secara bijaksana, sebuah buku adalah kumpulan bab,kumpulan kalimat, kumpulan kata yang bisa jadi salah. Namun jugabisa jadi memiliki muatan kebenaran. Pada titik inilah, diperlukananalisa kritis tidak hanya dari segi bahasa, namun juga logika danpenalaran kronologis dari isi dan materi bukutersebut.

Terakhir, tim penelusuran sejarah Sidoarjo menyampaikan banyakterima kasih kepada Bupati Sidoarjo yang telah berkenan memberikata pengantar di buku ini. Ucapan terima kasih juga kamisampaikan kepada rekan-rekan anggota tim yang telah berjibakuuntuk menuntaskan karya ini.

Begitu banyak individu dan lembaga yang terlibat dalam prosespenulisan ini. Karenanya untuk kerja sama dan perhatian merekasemua, kami mengucapkan terima kasih.

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname

Page 9: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

Daftar Isi

Kata Sambutan Bupati Sidoarjo ............................................... iPrakata Tim Penelusuran Sejarah Sidoarjo ............................. iiiDaftar isi ................................................................................... vi

Bab 1 Dewi Kilisuci dan Kesunyian Selomangleng....................Dari Bali ke Kahuripan .......................................................... 2Kahuripan Terbelah................................................................ 4

Bab 2 Pasar Besar Bernama Jenggala......................................... 8Jenggaladi Sidoarjo?..............................................................10Pusat-Pusat Militer.................................................................. 12Pusat Bisnis; bandar Sungai Porong........................................ 15Runtuhnya Jenggala ................................................................16KemanaPerginyaPelarian Jenggala.......................................... 18Sebuah Mitologi Candi Pari.....................................................19

Bab 3 Keris Pemberontakan Sang Adipati ................................ 22Pembangkangan Adipati ................................................... 24

Bab 4 Jalan Lempang Ke Sidoarjo............................................ 28TahtauntukRakyat ........................................................... 30Sidoarjo di Tikungan Sejarah.................................................. 33DariArakApihinggaTerpisahnyaAnaklsteri............................ 41Mesin-Mesin Impor Itu.......................................................... 47PolitikEkonomi Cultuurstelsel................................................. 52Kalung Besi Milik Sidoarjo.....................................................59

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname

Page 10: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

Tiga Jalur di selusin Stasiun..................................................... 61Sebuah Kasus Perlawanan Fisik............................................ 62Sebuah Mitologi Sarip tambak Oso....................................... 64

Bab 5 Si Cebol Bertongkat Kuning............................................... 68Jembatan Porong Enam Maret................................................71Orang Bule di Keranjang Babi................................................ 73

Bab 6 Yang Datang dan Membaur..................................................74

Bab 7 Mereka yang Dikapalkan............................................ 80Onderneming di Sumatra................................................... 81Dulur Jawa yang Bemama Suriname.................................. 84Arbeiders Contract van Sidoardjo......................................... 86

Bab 8 Sorban Putih Kyai Hasyim.................................................. 91Kerusuhan Rasial Pasar Larangan........................................ 96Kenapa Mereka Marah?....................................................... 97

Daftar Pustaka............................................................................102

Lampiran: Pemimpin Sidoarjo DalamLintasan Sejarah TimPenelusur Sejarah Sidoarjo

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname

Page 11: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 11

Bab 1

DEWI KILISUCI DAN KESUNYIANSELOMANGLENG

Andai Dewi Kilisuci bersedia menjadi ratu di Kahuripan,barangkali sejarah tidak mengenal kerajaan Jenggala. Tetapikarena sang dewi lebih tertarik pada kesunyian guaSelomangleng (Kediri) daripada pesta pora hedonistik istana,maka Ayahnya, Airlangga merasa perlu membagi kerajaanmenjadi dua.

Pembelahan kerajaan Kahuripan bukan saja merubah wajahJawa secara geografis, tapi juga geopolitik dan ekonomi. Pusatpemerintahan yang sebelumnya ada di satu tempat kini menjadidua. Hanya sayangnya pusat ekonomi tetap menjadi haksebuah daerah belahan dari Kahuripan.

Masing-masing dua daerah belahan Kahuripan inimempunyai kekuatan dan kelemahan. Jenggala, belahansebelah utara ini kuat dalam ekonomi karena bandar dagangdi Sungai Porong termasuk dalam wilayahnya. SedangkanDhaha (Kediri) yang bercorak agraris ini lebih kuat dalambidang Yudhagama, olah keperajuritan, militer, bahkanmempunyai pasukan gajah.

Pembelahan kerajaan ini memang pada ujungnya jugamenyisakan sebuah sengketa antar dua pewaris. Dimana di

Page 12: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname12

salah satu belahan mengalami tingkat perekonomian yangtinggi, sementara di belahan lain tingkat ekonominya sangatminus.

Kedua perbedaan inilah yang menimbulkan sebuah perangyang akan meluluh lantakkan sebuah kerajaan dari muka bumi.Dan kerajaan itu adalah Jenggala.

“Dari Bali ke Kahuripan”Bicara tentang sejarah jawa feodal, kita tidak bisa

meninggalkan Airlangga. Walaupun ia tidak berasal dari Jawa,Airlangga mempunyai peran besar dalam menentukan arahkisaran sejarah Jawa Timur paska kerajaan Kahuripan.

Airlangga adalah putra Raja Bali, Udayana dari pemaisuriMahendratta. Ibu Airlangga ini masih adik kandung dari SriDharmawangsa Teguh Anantawikrama, Raja MedangKamulan di Jawa Timur, sebuah kerajaan yang berjalurketurunan Dinasti Isyana dari jaman Mataram Hindu (silsilahterlampir)

Pada umur 17 tahun, Airlangga datang ke MendangKamulan untuk menikahi kedua putri Sri Darmawangsa Teguhyang bernama Sri dan Laksmi. Pada waktu pesta penikahanketiga anak raja ini terjadi sebuah peristiwa yang membuatAirlangga muda merubah jalan hidupnya.

Barangkali hanya Sri Dharmawangsa Teguh, raja Jawayang berani menyerang Sriwijaya. Padahal, Sriwijaya yangbercorak Budha itu sedang mengalami jaman keemasannyaoleh bandar dagang dan ketinggian filsafatnya. Bisa ditebakjika serangan dari Jawa itu kemudian mengalami kegagalan.Namun itu tidak mengurungkan Sriwijaya untukmenghukum Medang Kamulan dengan menggunakankerajaan Wura-wuri (Ponorogo) sekutunya di Jawa.

Page 13: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 13

Serbuan dari kerajaan Wura-wuri itu terjadi tepat di malampesta pernikahan Airlangga dengan kedua PutriDharmawangsa. Peristiwa tragis yang kemudian disebutPralaya (Malapetaka) di Kraton Medang itu menewaskan SriDharmawangsa Teguh berikut pemaisuri, patih dan menteri-menterinya.

Menurut batu Calcutta, seluruh Jawa bagaikan satu lautanyang dimusnahkan oleh raja Wura-wuri. Tapi ada yang lolosdari kehancuran, yaitu Airlangga beserta kedua istri dan sedikitpengawalnya yang melarikan diri ke Gunung Prawito(Penanggungan). Di sana, Airlangga bersembunyi danmengatur kekuatan untuk merebut kembali kerajaanmertuanya.

Pada tahun 1019, Airlangga yang dinobatkan oleh parapendeta Budha, Siwa dan Brahmana, menggantikanDharmawangsa, bergelar Sri Maharaja Rake Halu SriLokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramo-ttunggadewa. Ia memerintah dengan daerah hanya kecil sajakarena kerajaan Dharmawangsa sudah hancur, menjaditerpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

Sejak tahun 1028 Airlangga mulai merebut kembali daerah-daerah saat pemerintahan Dharmawangsa, yang bisa jadi jugaada hubungannya dengan kelemahan Sriwijaya yang baru sajadiserang dari Colamandala (1023 dan 1030). Raja-raja yangditaklukkan itu adalah Bhismaprabhawa (1028-1029), Wijayadari Wengker (1030), Adhamapanuda (1031), raja Wengker(1035), Wurawari (1032) dan seorang seperti raksasa rajaperempuan (1032). Peperangan Airlangga melawan Sang Ratuini melahirkan legenda Calon Arang di Bali.

Kemakmuran dan ketentraman pemerintahan Airlangga (iadibantu oleh Narottama/rakryan Kanuruhan dan Niti/rakryanKuningan) yang ibukotanya pada tahun 1031 di Wotan Mas

Page 14: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname14

dipindahkan ke Kahuripan di tahun 1031, kraton dari kerajaanini diperkirakan berada di desa Wotan Mas, wilayah Ngorokabupaten Pasuruan, atau sekarang lebih dikenal dengan namasitus Kuto Girang.

Pemerintahan Airlangga diikuti dengan suburnya senisastra, yang antara lain: kitab Arjuna Wiwaha karangan mpuKanwa tahun 1030 M yang berisi cerita perkawinan Arjunadengan para bidadari hadiah para dewa atas jerih payahnyamengalahkan para raksasa yang menyerang kayangan (kiasanhasil usaha Airlangga sendiri yang merupakan persembahanpenulis kepada raja). Ini juga pertama kali keterangan wayangdijumpai, walau sebetulnya sudah ada sebelum Airlangga.

“Kahuripan Terbelah”Prabu Airlangga mempunyai dua istri yaitu Sri dan Laksmi.

Keduanya adalah putri Dharmawangsa Teguh Anantawikramayang tak lain pamannya sendiri. Dari perkawinannya denganSri, Prabu Airlangga mendapatkan seorang putri yang bergelarDewi Kilisuci atau disebut juga Dewi Sanggramawijaya yamgditetapkan sebagai mahamantri i hino (ialah berkedudukantertinggi setelah raja). setelah tiba masanya menggantikanAirlangga, ia menolak dan memilih sebagai pertapa. S

Semenjak awal Dewi Kilisuci telah menjalani kehidupansebagai seorang pertapa. Rupanya Kesunyian GuaSelomangleng (Kediri) dan Pucangan (gunungPenanggungan), ternyata lebih menarik perhatian sang Putridari pada Hedonistik Istana. Dia memutuskan untuk menarikdiri dari hiruk pikuk keduniawian, Sehingga ia menolak ketikaharus menggantikan Airlangga menjadi ratu di Kahuripan.

Selain Dewi Kilisuci, Airlangga juga mempunyai dua orangbernama Lembu Amisena dan Lembu Amilihung. Keduanyaputra dari selir. Karena pewaris tahta yang sah tidak bisa

Page 15: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 15

menggantikannya, Airlangga merasa perlu membagi kerajaanuntuk dipimpin kedua putranya. Sebelum Keputusan ini diambil, Airlangga terlebih dahulu meminta saran Mpu Bharadayang menjadi penasehatnya. Menurut sang Mpu, membagikerjaan bukanlah sebuah jalan keluar yang baik, sebabdikhawatirkan akan timbul perang saudara antar putraAirlangga.

Kemudian Mpu Bharada menyarankan agar salah satuputraAirlangga memerintah di Bali, karena masih punya darahdengan Udayana (ayah Airlangga). Saran Mpu Bharada diterima oleh Airlangga dan segera mengutusnya ke Bali. Disana Mpu Bharada melakukan perundingan dengan MpuKuturan, seorang pandita tinggi. Tetapi usul Airlangga ituditolak Mpu Kuturan karena yang bisa menjadi Raja Baliadalah keturunan Mpu Kuturan sendiri. Merasa menemukanjalan buntu, Mpu Bharada kembali ke Kahuripan.

Berdasarkan dua petimbangan di atas, maka Airlanggamelaksanakan pembelahan kerajaan Kahuripan 1042. Prosespembagian kerajaan itu menjadikan Kahuripan menjadi Dua.Di Kahuripan bagian Utara berdiri kerajaan Jenggala yangdipimpin Lembu Amiluhung yang bergelar Sri Jayantaka,sedangkan di bagian Selatan berdiri Kerajaan Dhaha yangdipimpin Lembu Amisena yang bergelar Sri JayaWarsa.

Peristiwa pembelahan ini dicatat oleh Mpu Prapanca dalamkitabnya Negarakertagama. Alasan pembagian kerajaandilukiskan Oleh Mpu Prapanca sebagai “Demikian lah sejarahJawa menurut tutur yang dipercaya. Kisah JenggalaNata diKahuripan dan Sri Nata Kahuripan di Dhaha (Kediri). Waktubumi Jawa di belah karena cintanya pada kedua putranya.

Sedangkan sosok tokoh pelaksana pembagian itu, MpuBharada, dilukiskan sebagai berikut: Mpu Bharada nama beliau,adalah pendeta Budha Mahayana yang telah putus ilmu

Page 16: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname16

Tantrayananya, bersemedi di lemah Tulis gunumg Prawito(penanggungan). Ia dikenal sebagai pelindung rakyat dankemana-mana selalu jalan kaki.

Kemudian Mpu Prapanca juga mencatat proses pembagiankerajaan itu sebagai berikut: Beliau menyanggupi permintaanRaja untuk membelah kerajaan. Tapal batas dua bakalkerajaan itu di tandai dengan kucuran air dari kendi yangdibawanya terbang ke langit.

Dalam kitab ini Mpu Prapanca juga menuliskan sebuahperistiwa kecil yang menimpa Mpu Bharada dalampekerjaannya: Turun dari langit sang Mpu berhenti di bawahpohon Asam. Kendi Suci di taruh di desa Palungan (sekarangwilayah Gempol). Karena jubahnya tersangkut pohon Asam,marahlan sang Mpu, dan beliau mengutuk pohon Asam itukerdil untuk selamanya.

Air kucuran kendi itu membuat garis demarkasi untukkedua kerajaan. Mengenai garis itu Negara Kertagamamenulis: Tapal batas Negara adalah Gunung Kawi sampaidengan aliran sungai Poro (Poro : porong, jawa kawi ;dibagi). Itulah tugu gaib yang tidak bisa mereka lalui. Makadibangunkah Candi Belahan (Sumber Tetek) sebagai prasastidi belahnya Kahuripan. Semoga Baginda tetap teguh, tegakdan berjaya dalam memimpin Negara.

Airlangga turun tahta setelah pembelahan Kahuripan. Duakerajaan baru yang berdiri di atas Kahuripan telah dipimpin olehputra-putranya. Seperti adat leluhurnya, ia pun lengser keprabonmadeg mandita (turun tahta dan hidup seperti pendeta).

Dalam upayanya meninggalkan keduniawian ini ia memilihGunung Penanggungan dan Gunung Arjuna. Selainmeninggalkan tahta, ia juga menanggalkan gelarnya. Sebagaigantinya Airlangga menggunakan nama-nama yangmenunjukkan kesiapannya menuju samsara.

Page 17: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 17

Di Gunung Penanggungan Airlangga dikenal sebagai ResiJatinindra dan di Gunung Arjuna ia dimemakai namaBegawan Mintaraga. Selain itu Airlangga juga dikenal sebagaiResi Gentayu, sebuah ungkapan yang berasal dari kata Jatayu(burung Garuda yang menyelamatkan Sintha dalam eposRamayana). Tujuh tahun kemudian (1049 M) Airlangga wafat.Jenazahnya diperabukan di Candi Belahan (Sumber Tetek)disana ia diarcakan sebagai Wisnu yang menunggang garuda.Arca itu di sebut Garudamukha.

sumber tetek belah

Candi Belahan

(Sumber Tetek),

di lereng

Gunung

Penanggungan,

Pasuruan. Candi

ini adalah

prasasti

terbelahnya

Kerajaan

Kahuripan.

Page 18: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname18

Bab 2

PASAR BESAR BERNAMA JENGGALA

Dibandingkan Dhaha, faktor ekonomi Kerajaan Jenggalatumbuh sangat pesat. Jenggala menguasai sungai-sungaibermuara termasuk Bandar dagang di Sungai Porongmemberikan income yang besar bagi kerajaan. Selain itu jugamembuat Jenggala lebih di kenal oleh manca Negara karenaBandar dagang peninggalan Airlangga ini (berdasarkan catatankerajaan China) adalah Bandar dagang kedua terbesar danramai setelah Sriwijaya.

Tetapi Bandar dagang ini juga menjadi bibit perselisihandengan Dhaha yang hanya menguasai sungai tanpa muara.Sebab bagi Dhaha sangat tergantung dengan hasil Agrokulturini tidak mempunyai pasar yang cukup memadai bagi hasilbuminya, karena pasar besar adalah Jenggala.

Kata Jenggala di percaya berasal dari ucapan salah untukUjung Galuh. Walaupun saat ini Ujung Galuh lebihmenunjukkan suatu tempat di Surabaya atau Tuban. Tetapiuntuk hubungan kalimat Jenggala dengan Ujung Galuhbisadilihat dari catatan Pedagang China yang menuliskanJenggala dengan Jung-ga-luh. Misalnya pedagang Chou kufei yang datang pada tahun 982 Saka (1060 M) menuliskan:Negara asing yang merupakan lumbung padi terbesar saat ituadalah Jung-ga-luh (Jenggala) dan San-fo-tsi (Sriwijaya).

Page 19: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 19

Raja-raja Jenggala di antaranya Lembu Amiluhung (SriJayantaka). Sri Jayantaka adalah putra Airlangga dari selir.Ia mulaimemerintah di Jenggala mulai tahun 1042 M. Padamasa pemerintahannya, Jenggala mengalami jaman keemasansekaligus jaman kecemasan.

Dikatakan jaman keemasan karena pada masa itu Jenggalamengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari hasilBandar Dagang Porong. Sementara dilain pihak Jenggala jugadi cemaskan oleh ancaman serangan oleh Dhaha bila Bandardagang itu tidak diserahkan ke Dhaha. Kecemasan itu cukupberalasan mengingat kekuatan militer Dhaha lebih kuat daripada Jenggala.

Raja lainnya adalah Sri Maharaja Mapanji Garasakan (1044- 1052). Pada masa pemerintahan Mapanji Garasakan,kerajaan Jenggala mengalami kemunduran akibat serangandari Dhaha yang saat itu diperintah oleh Kameswara 1 (InuKertapati). Karena serangan itu pusat kerajaan Jenggala ditarik lebih ke Utara, diperkirakan sekarang berada di daerahLamongan.

Bukti perpindahan pusat kerajaan itu dapat dilihat padaPrasasti Kembang Putih, Malengga yang ditemukan di daerahTuban. Pada periode selanjutnya kerajaan Jenggala beribukotadi Lamongan.

Tibalah Mapanji Alanjung Ahyes berkuasa (1052 - 1059).Jenggala di bawah Mapanji Alanjung Ahyes tetap berpusatdi Lamongan. Pada masa pemerintahannya sering dilancarakan serangan secara sporadis kepada pendudukanDhaha.

Sri Samarotsaha adalah raja Jenggala terakhir sebelumkerajaan itu hilang dari pengamatan sejarah. Pusat kerajaantetap di daerah Lamongan. Setalah tahun 1059 keberadaanJenggala seperti hilang di telan bumi.

Page 20: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname20

Batas kerajaan Jenggala adalah sesuai dengan batasKerajaan Kahuripan sebelah utara. Dalam hal ini batas daerahkekuasaan Jenggala meliputi Timur (Bali), Tenggara(Pasuruan), Barat daya (Kudus)

“Jenggala di Sidoarjo?”Sebenarnya dalam proses penulisan sejarah Jenggala kita

akan terbentur pada pertanyaan, Dimanakah letak kratonKerajaan Jenggala? Apakah di Sidoarjo ataukah di kota lain ?Sebab ada beberapa fakta yang mendukung rentetanpertanyaan itu.

Di antara pertanyaan itu; Satu, belum ditemukannya situs-situs sejarah yang menyatakan kraton Jenggala berada diSidoarjo. Kedua, tidak adanya pernyataan dari kitab-kitab kunobahwa kraton Jenggala ada di Sidoarjo. Ketiga, adanya klaimdari beberapa tempat diluar daerah Sidoarjo yang menyatakansebagai kraton Jenggala, misalnya Prasasti Kembang putihyang ditemukan di Lamongan.

Sebagai sebuah catatan : istilah Jenggala pada awalnyaadalah untuk menunjukkan sebuah tempat, Ujung Galuh, danbaru dipakai menjadi nama kerajaan setelah peristiwapembelahan Kahuripan.

Untuk menentukan di mana letak kutaraja (kraton)Jenggala, tulisan ini menggunakan masa pemerintahan Srijayantaka sebagai rujukan, yang mana kraton Jenggaladitempatkan di wilayah Sidoarjo.

Adapun pertimbangannya adalah karena pada masa SriJayantaka yang Cuma tiga tahun itu, kerajaan Jenggala masihmerupakan sebuah struktur pemerintahan yang otonom dan aktif.Artinya Jenggala pada waktu itu masih punya wilayah, pusatpemerintahan, pusat militer, fasilitas umum dan masih memegangkendali perkembangan Bandar dagang di sungai Porong.

Page 21: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 21

Sedangkan untuk masa setelah Sri Jayantaka, Jenggala lebihberbentuk komunitas-komunitas kecil yang tersebar dibeberapa daerah di Jawa Timur. Termasuk juga padapemerintahan Mapanji Garasakan dan Alanjung ayes yangmasih memimpin perlawanan terhadap Kediri secara sporadis.

Selain merujuk pada masa pemerintahan Sri Jayantaka,fakta lain yang menunjukkan hubungan Sidoarjo denganJenggala adalah; Pertama, sebuah tulisan dari KitabNegarakertagama yang menceritakan perjalanan dinas HayamWuruk untuk meninjau tiga daerah yang berdekatan yaituJenggala, Surabaya dan Bawean. Adapun kalimat dalam kitabtersebut adalah: Yen ring Jenggala ki sabha nrpati ringCurabhaya melulus mare Buwun (Jika raja berada di Jenggala,beliau pasti mengunjungi Surabaya sebelum ke Bawean).

Kedua, pada masa pemerintahan Mataram, wilayahSidoarjo masih di sebut Jenggala. contohnya kawedanan diSidoarjo diistilahkan Jenggala 1, Jenggala 2 dan seterusnya.Dengan beberapa fakta di atas bisa dikatakan bahwa kratonJenggala pada mulanya ada wilayah Sidoarjo. Pertanyaanselanjutnya adalah di wilayah Sidoarjo sebelah manakahkraton Jenggala berdiri ? Ada beberapa pendapat yangberlainan mengenai keberadaan kraton Jenggala. tulisan inihanya menghimpun pendapat-pendapat itu.

Menurut buku sejarah Sidoarjo yang di himpun PAPENSE(Panitia Penggalian Sejarah Sidoarjo, tahun 1970), letak kratondari Jenggala berada di sekitar sungai Pepe. Hal ini dibuktikandengan penemuan beberapa arca di lokasi itu. Pada saat inilokasi yang diyakini kraton Jenggala itu berada di wilayahKecamatan Gedangan.

Lain halnya dengan Totok Widiardi yang menyatakanbahwa kraton Jenggala berada di sekitar alun-alun. Tepatnyaberada di lokasi yang kini menjadi rumah dinas Bupati

Page 22: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname22

Sidoarjo. Pendapat ini mendasarkan bukti tentang adanyapatung katak raksasa dan arca Bathara Ismaya (Semar) yangmasih berada di sana hingga tahun 1975.

Sampai saat ini kepastian di mana persis nya posisi kratonJenggala masih misterius. Karena selain tidak adanyapenelitian untuk itu juga belum ditemukannya situs purbakalayang menunjukkan bekas Kraton Jenggala. Di tambah lagitidak adanya kitab-kitab peninggalan Jenggala.

“Pusat-Pusat Militer”Sebenarnya kurang tepat bila disebut pusat militer, karena

sebenarnya konsentrasi militer Jenggala (yang bisa terlacak saatini) lebih bertujuan mengamankan Kutaraja (kraton) Jenggala.

Stasiun Wonokromo dulunya adalah pusat militer Jenggala.

Page 23: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 23

Adapun pusat militer Jenggala dibagi dalam beberapasektor-sektor sebagai berikut: sektor utara; kondisi geografismuara sungai Brantas memecah menjadi 9 sungai, yaitu :Krembangan, Mas, Pegirian, Greges, Anak, Bokor, Pecekan,Anda dan Palaca. Kesembilan sungai itu membentuk rawadan delta-delta. Batas paling Selatan dari muara Brantas adadi Wonokrmo, begitu juga garis pantai selat Madura.

Di sebelah Utara, militer Jenggala terpusat di daerahWonokromo, Surabaya. Mengingat garis pantai pada saat ituadalah Wonokromo. Tujuan penempatan militer di posisi iniadalah untuk menghadang musuh dari utara. Selain itu jugaberfungsi untuk mengawasi orang-orang hukuman(straafkoloni) yang di Surabaya. Perlu diketahui bila Surabayamulai jaman Mataram Hindu (abad 9) sudah menjadi semacam“Nusa Kambangan” bagi para orang buangan. Komunitasperantaian yang di buang di situ terdiri dari narapidana, oranggila, cacat mental, cacat jasmani, tawanan perang dan perampok.

Di sektor tengah pusat militer Janggala diperkirakan beradadi daerah Larangan (sekarang wilayah Kecamatan Candi).Peristiwa yang mendukung perkiraan itu adalah penemuanbeberapa benda purbakala pada saat penggalian pondasi untukPasar Larangan yang terjadi di tahun 1980-an. Benda-bendapurbakala itu berbentuk Binggal (gelang lengan), pedang,perhiasan dan rompi perang. Dari penemuan benda-bendakeprajuritan itu beberapa orang sejarahwan menyimpulkanbahwa daerah Larangan dulunya merupakan komplek militerJenggala. Walau pun hal itu harus dibuktikan dengan penelitianyang lebih lanjut, tetapi setidaknya akan membantu kitamerekonstruksi komplek kraton Jenggala.

Di sebelah Selatan Jenggala menempatkan Miiternya didaerah Gempol. Tentu saja hal ini di maksudkan untukmelindungi asset ekonomi kerajaan Jenggala yaitu Bandar

Page 24: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname24

dagang Porong. Karena bagaimana pun juga bandar dagangini merupakan keuntungan geografis yang menyumbangincome terbesar bagi dana kerajaan. Selain itu jugadimaksudkan untuk mempertahankan Kutaraja dari seranganmusuh yang datang dari selatan, terutama Kediri yang terang-terangan menuntut hak kepemilikan bandar dagang di Porong.

Beberapa pusat aktifitas Jenggala lainnya di antaranyadiperkirakan dari proses persamaan kata (lingua franca). Dariproses persamaan kata ini, kita akan mendapati beberapa faktabahwa pusat IPTEK Kerajaan Jenggala diperkirakan dikawasan kecamatan Taman. Tempat rekreasi bagi bagi putra-putri kerajaan diperkirakan di daerah Tropodo. Sementara ituPerpustakaan Kerajaan Jenggala (dalam sebuah riwayat disebut Gedung Simpen) berada di Desa Entalsewu, KecamatanBuduran. Sebuah sumber menyatakan lokasi perpustakaan iniberdasarkan lingua franca, kata Ental dengan TAL. Tal adalahsejenis pohon yang daunnya digunakan menjadi alat tulis-menulis, adapun daun pohon Tal secara jamak disebutRONTAL (Ron; daun, Tal; pohon Tal).

Sedangkan kata sewu (seribu) dibelakangnya lebihmenunjukkan jumlah yang banyak. Menurut sumber itu TALSEWU berarti menunjukkan jumlah naskah-naskah yangbanyak di sebuah tempat.

Masih berdasar lingua franca, pusat religi dan spiritual Jenggaladiperkirakan berada di kawasan Buduran. Sebuah sumbermengkaitkan ini dengan kata Budur yang dalam Sansekerta berartiBiara. Kata Budur yang berarti biara ini bisa kita lihat dari kataBorobudur yang berarti biara yang tinggi (Boro: tinggi, Budur:Biara). Bila kata Budur ber-lingua franca dengan biara, makaBuduran berarti sebuah komplek berkumpulnya satu atau lebihbiara. Dengan kata lain Kecamatan Buduran di masa Jenggalaadalah pemukiman bagi pemuka-pemuka agama.

Page 25: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 25

“Pusat Bisnis: Bandar Sungai Porong”Pada masa pemerintahan Sri Jayantaka, bandar dagang

di Porong sedang dalam puncaknya. Konon bandar dagangini dikatakan terbesar kedua setelah Sriwijaya. Banyaknyaorang-orang asing yang berdagang semakin menunjukkanbandar dagang ini diperhitungkan di dunia internasional.Boleh jadi lahirnya bandar dagang ini merupakan babak barubagi perjalanan sejarah Jawa.

Pada awalnya, kerajaan di Jawa bersifat agraris dan beradadi lereng-lereng gunung. Segala aktifitas pemerintahanbanyak dilakukan di sana. Tingkat interaksi dengan dunialuar tidak secepat Sriwijaya. Dengan keberadaan bandardagang ini secara tidak langsung memindahkan kerajaangunung ke kerajaan Pantai. Merubah budaya agraris denganbudaya merkantilis (perdagangan).

Sungai Porong yang dulu sebagai bandar dagang

Page 26: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname26

Ada dua orang dari negeri Cina yang sempat mencatatkeberadaan Bandar dagang Porong. Menurut Chou Yu Kua,Bandar dagang di Porong merupakan sebuah pelabuhan yangbesar dengan pajak murah dan kantor-kantor dagang yangberjejer dengan suasana yang menyenangkan. Kantor-kantordagang itu mengurusi palawija, emas, gading, perak dankerajinan tangan yang selalu disenangi dan dikagumi orangTa-shi (Arab). Pusat perdagangan berada di tempat yangbernama Yeo-thong (Jedong, sekarang wilayah Ngoro). Dibelakangnya ada gunung dengan sembilan puncak yang selaludiselimuti kabut tebal. Gunung yang bernama Pau-lian-an(Penanggungan) itu menjadi pedoman navigasi kapal yangakan masuk pelabuhan Porong.

Chou Ku Fei, seorang Pedagang, menuliskan kondisi suburtanah Jung-ga-luh (Jenggala) yang banyak dikelilingi sungai-sungai besar yang tembus dampai di gunung Pau-lain-an(Penanggungan). Sedangkan Bandar dagang di Porong banyakdidatangi oleh para pedagang dari Cina, Arika, Thailand, Ta-shi (Arab) yang mengimpor beras, kayu Cendana, KayuGaharu dan bunga-bunga kering seperti Kenanga dan Melati.

“Runtuhnya Jenggala”Seperti yang telah dikemukakan bahwa Bandar dagang

Porong merupakan sumber perselisihan yang mengarah padapertumpahan darah. Sri Jayawarsa yang memerintah Kediri(Dhaha) menuntut kepada kerajaan Jenggala agar Bandardagang di Porong diserahkan pada Dhaha. Tuntutan ini ditolak oleh Raja Jenggala yang mendasarkan pada hasilpembelahan Kahuripan di Jaman Airlangga. Atas jawaban iniraja Dhaha mengancam akan merebut Bandar dagang Porongdan menyerbu Jenggala dengan kekuatan militer. Patutdiketahui dalam bidang militer Dhaha lebih unggul dari pada

Page 27: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 27

Jenggala. Karenanya dapat dipastikan bila terjadi perang makaJenggala akan berada di pihak yang kalah.

Untuk menghindari terjadinya peperangan saudara ini, danjuga untuk agar Bandar dagang Porong dikuasai dua kerajaan,maka diusulkan untuk menggelar perkawinan antar dua putramahkota. Dua orang itu adalah Inu Kertapati anak rajaJenggala, dan Dewi Sekartaji putri. Perkawinan ini diharapkanbisa mereda ketegangan antara Jenggala dan Dhaha.

Tetapi konsensus yang digagas itu kenyataannya tidakberjalan mulus. Walaupun Dewi Sekrataji sangat mencintaiInu Kertapati, tetapi Inu kertapati ternyata tidak mencintaisepupunya itu. Ia lebih memilih Dewi Anggaraini anak patihJenggala. akibatnya ketegangan memuncak lagi. KerajaanDhaha kembali mengancam akan membumi hanguskanJenggala bila perkawinan politik itu gagal. Oleh Kecemasanakan serbuan Dhaha itu, raja Jenggala membuat kebijakandengan membunuh Dewi Anggraini. Sehingga diharapkanperkawinan antara Inu Kertapati dan Dewi Sekartaji bisaberjalan Lancar.

Namun permasalahan tidak berhenti disini. Sedih karenakematian kekasihnya, Inu Kertapati diam-diam meninggalkanistana Jenggala. Ia pergi berkelana. Sedangkan Dewi Sekartajiyang merasa malu karena Inu Kertapati lebih mencintaioranglain juga melakukan hal yang serupa. Sekartaji (atau jugadisebut Galih Candra Kirana) meninggalkan Dhaha.

Dari perjalanan ini pula timbul sebuah legenda Jawa yangterkenal sampai sekarang, Ande-ande lumut. Dimana dalamcerita itu Inu Kertapati di simbolkan sebagai Ande-andeLumut, seorang jejaka anak pungut Mbok Rondo Dadapanyang membuat hati para gadis takluk. Sedangkan DewiSekartaji disimbolkan sebagai Klenting Kuning, seorang anak

Page 28: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname28

pungut yang disia-siakan saudara dan ibu tirinya, tetapi padaakhirnya ia yang dipilih Ande-ande lumut menjadi istri.

Perjalanan kedua putra mahkota ini juga di tulis oleh MpuDharmaja, seorang pujangga Dhaha, dalam kekawinAsmaradahana pada pemerintahan Kameswara 1.

Kemudian mereka melaksanakan pernikahan di Dhaha danInu Kertapati Marak dinobatkan menjadi Raja Dhaha dengangelar Kamesywara 1 (1115-1130), bergelar Sri maharaja rakesirikan sri Kameswara SakalabhuwanatustikaranaSarwwaniwaryyawiryya Parakrama Digjayottunggadewa,lencana kerajaan berbentuk tengkorak bertaring yang disebutChandrakapala, dan adanya mpu Dharmaja yang telahmenggubah kitab Asmaradahana (berisi pujian yangmengatakan raja adalah titisan dewa Kama, ibukota kerajaanbernama Dahana yang dikagumi keindahannya oleh seluruhdunia, permaisuri yang sangat cantik bernama Dewi CandhraKirana). Mereka dalam kesusasteraan Jawa terkenal dalamcerita Panji. Dengan dinobatkannya Inu Kertapati sebagai RajaDhaha maka kerajaan Jenggala dan Dhaha disatukan. Peristiwaini terjadi pada tahun 1045 M. Terhitung dari tahun ini Jenggalasebagai kerajaan Besar pelan-pelan menutup buku sejarah.

“Kemana Perginya Pelarian Jenggala?”Dengan diangkatnya Inu Kertapati menjadi raja di Dhaha,

maka secara tidak langsung wilayah Kahuripan yangsebelumnya terpecah dapat disatukan lagi. Hanya saja wilayahitu tidak dibawah bendera Jenggala tetapi bendera KerajaanDhaha. Bisa dikatakan bahwa pada saat itu Kerajaan Jenggalamulai surut. Raja-raja Jenggala setalah Sri Jayantaka menarikKerajaan lebih ke jauh di Utara.

Sejarah masih bisa melacak keberadaan Jenggala hinggatahun 1059, peristiwa ini bisa dilihat dari prasasti Kembang

Page 29: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 29

Putih di Lamongan. Prasasti ini menulisakn bahwa kratonJenggala berada di sebelah utara sungai Lanang. Kraton iniberada di sana sampai dengan pemerintahan raja Jenggalaterakhir Sri Samarattongga. setelah itu Jenggala hilang daripanggung sejarah. Sampai saat ini masih belum didapat sebuahsumber yang menjelaskan secara tepat perginya orang Jenggalasetelah 1059. Apakah mereka dari raja hingga rakyatnya habisditumpas bala tentara Dhaha ataukah orang-orang Jenggalaitu hijrah ke tempat lain?

“Sebuah Mitologi Candi Pari”Salah satu cagar budaya yang bisa dikatakan utuh sampai

sekarang adalah Candi Pari. Candi yang terletak di kecamatanPorong ini di bangun pada jaman Majapahit atau seperti yangtertulis pada 1293 C (1371 M ). Candi Pari yang terletak diketinggian 4,42 meter di atas permukaan air laut ini memilikiarea luas mencapai 1310 meter persegi. Sementara bangunaninduknya terletak di sisi timur area.

Ada dua versi cerita tentang Candi Pari yang saling bertolakbelakang. Di satu versi Candi Pari di sebut sebagai bangunanpersembahan untuk Ratu Campa, atau lebih tepatnya sebagaitempat persinggahan sang ratu bila ingin mengunjungisaudaranya di Majapahit.

Sedangkan di versi kedua, Candi Pari menjadi simbolpembangkangan rakyat sekitar candi terhadap penarikan upetidari Majapahit yang saat itu diperintah Hayam Wuruk (RajasaNegara). Menurut versi ini kondisi daerah di Candi Pari adalahhutan rimba. Adalah Jaka Pandelegan (konon masih anakPrabu Brawijaya dari perselingkuhannya dengan seorang gadisdesa bernama Ni Jinjingan) yang berjasa menyulap daerahhutan menjadi daerah pertanian yang makmur. Kemakmuranitu membuat Majapahit menuntut upeti dengan jumlah yang

Page 30: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname30

Candi Pari yang berada di Desa Candi Pari Kecamatan Porong

Candi Sumur lokasinya berdekatan dengan Candi Pari yang kondisinya sudah

tidah utuh lagi

Page 31: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 31

tinggi. Jaka Pandelegan yang merasa tidak berhutang budidengan Majapahit menolak tuntutan itu.

Hasil pertanian tidak diserahkan ke Majapahit tetapi untukkepentingan masyarakat di daerah itu. Majapahit yang sedangjaya itu menganggap sikap Jaka Pandelegan sebagai tantanganterhadap bala tentaranya. Untuk itu Majapahit kemudianmengirim pasukan untuk menangkap dan menghukum JakaPandelegan.

Singkat cerita pasukan itu sampai di desa Jaka Pandelegan.Mereka bergerak cepat untuk menangkap tokoh yang dianggappembangkang itu. Jaka Pandelegan lari menghindaritangkapan prajurit Majapahit dan melompat di tumpukan padi,di sana ia muksa.

Merasa tidak bisa menangkapnya, prajurit Majapahitbergerak untuk menangkap istri Jaka Pandelegan yangbernama Nyi Walang Angin. Sama dengan suaminya, wanitaitu berlari dan menceburkan diri di sebuah sumur di sebelahselatan tumpukan padi itu, disana ia juga tidak pernahditemukan. Untuk mengenang suami istri yang berjasa padadaerah itu maka didirikanlah Candi Pari di bekas tumpukanPadi dan Candi Sumur di daerah itu.

Seperti yang telah diutarakan di atas bahwa kedua versi itusaling bertolak belakang. Salah satu versi melambangkanCandi Pari sebagai persembahan bagi penguasa, sedangkanversi satunya menjadikan Candi Pari sebagai simbol bagiperlawanan terhadap penguasa. Walaupun berbeda setidaknyakedua versi itu akan saling melengkapi, apalagi jika mau kitamenggali, mengumpulkan dan mendokumentasi kejadian masalampau. ***

Page 32: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname32

Bab 3

KERIS PEMBERONTAKANSANG ADIPATI

Umpama Adipati Jayenggrana pejabat yang “sendikodawuh” pada Sri Sunan Pakubuwono dan Belanda, bisa jadiSidoarjo masih berada di wilayah administrasi Surabaya danmasih bernama Sidokare. Tetapi karena sang Adipati memilihmengambil jarak dengan dua penguasa itu, maka ia terbunuhdi usia muda.

Dengan terbunuhnya Jayenggrana Belanda memecahwilayah Surabaya. Dan salah satunya pecahannya berbentukkabupten Sidoarjo. Kelahiran “jabang bayi” Sidoarjo tidakbutuh jalan yang berpilin. Cukup dengan dua lembar suratkeputusan Belanda.

Satu surat untuk menyatakan sebagai Kabupaten dan suratlain untuk mengubah nama dari Sidokare menjadi Sidoarjo.Untuk memerintah kabupaten baru ini diangkatlah Notopuro(R.T.P Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan Surabayasebagai Bupati pertama.

Sidoarjo merupakan basis ekonomi pertanian yang sangatkuat. Terbukti dengan beberapa pabrik gula dan beberapa jalurrel kereta api di Sidoarjo. Keberadaan pabrik gula ini memangmembuat Sidoarjo sebagai kekuatan ekonomi, tetapi juga

Page 33: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 33

menyisakan permasalahan yang berbuntut perlawanan daripenduduk Sidoarjo.

Akhir abad ke 17 Surabaya menjadi kadipaten yangmempunyai wilayah kekuasaan yang luas. Pada waktu itukadipaten ini mencakup daerah Pasuruan, Madura, sebagianKalimantan bagian selatan, Sedayu, Bojonegoro dan Sidoarjo(yang pada saat itu bernama kawedanan Sidokare).

Secara administratif Surabaya berada di bawah kekuasaanKasunanan Surakarta Hadinigrat. Seperti yang telah diketahuisetelah perjanjian Giyanti, pulau Jawa dikuasai oleh duakerajaan besar yang dalam istilah Belanda di sebutVorstenlanden. Masing-masing adalah Kasultanan Yogyakartadan Kasunanan Surakarta.

Surabaya adalah kota yang penuh dengan catatan-catatanpemberontakan. Dan hampir semua pemberontakan itu padamsetelah pemimpinnya terbunuh atau dibunuh. Sebut sajapemberontakan Pangeran Pekik (Adipati Surabaya yangdiangkat Mataram), pada tahun 1625 Surabaya ditaklukkanMataram yang pada waktu itu di perintah Amangkurat 1.

Penaklukan ini dilakukan sebagai hukuman terhadapPangeran Pekik yang dianggap ingin mendirikan Surabayamenjadi daerah yang otonom dari Mataram dan Belanda.Pemberontakan selanjutnya adalah Trunojoyo seorangpangeran dari Madura. Dalam proses pemberontakannyaTrunojoyo berhasil mengendalikan dan menguasai daerahpesisir utara sampai dengan lereng Kelud. Semuapemberontakan itu mengarahkan taringnya pada KasunananSolo yang dianggap lemah terhadap Belanda.

Pemberontakan-pemberontakan ini tidak berasal darikalangan borjuis saja, pada tahun 1671 Untung Soerapati,seorang kebanyakan, melakukan pembangkangan denganmengobarkan perang dari Pasuruan.

Page 34: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname34

Untung Surapati ini bisa dikatakan berhasil dari padapemberontakan sebelumnya. Karena ia tidak saja mampubertahan lama (1686 -1706) , tapi juga bisa mendirikan sebuahpemerintahan mandiri yang lepas dari pengaruh Surakarta danSurabaya. Bahkan ia berhasil mengusir kedudukanTumenggung Onggojoyo di Pasuruan di tahun 1686.

“Pembangkangan Adipati”Adipati Jayenggrana adalah putra dari Onggowongso,

Tumenggung Surabaya yang masih saudara kandung dariTumenggung Onggojoyo di Pasuruan. Jayenggrana (atau jugadi sebut Janggrana) selain merupakan cucu langsung dari KiAgeng Brondong dan juga masih paman tokoh pemberontakSawunggaling.

Sejak awal adipati muda ini mengambil jarak dengan pihakKeraton Kasuhunan Surakarta.Hal ini karena Sunan PakuBuwono bersikap lemah terhadap Belanda. Karenanya ia jugabersikap lemah kepada setiap pemberontakan yang ditujukanke Surakarta. Ketika Untung Surapati mengamuk danmenguasai Pasuruan, Adipati Jayenggrana tidak ambil pusing,bahkan cenderung membiarkan. Juga ketika pemberontakanini menguncang kedudukan Tumenggung Onggojoyo yang taklain adalah paman dari Adipati Jayenggrana sendiri.

Sikap Adipati Jayenggrana yang non kooperatif inimembuat Belanda dan Kasuhunan kerepotan. Apalagi denganlemahnya sikap Jayenggrana kepada pemberontakan UntungSurapati yang terang-terangan menantang kekuasaanSurakarta dan Belanda dengan mendirikan kerajaan diPasuruan. Kedua pihak itu menganggapnya sebagai orangyang pantas disingkirkan.

Pada tahun 1706 pemberontakan Untung Surapati berakhirdengan tewasnya tokoh tersebut dalam perangan melawan

Page 35: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 35

Pasuruan

Kraton Kasunanan Surakarta Hadinigrat sebagai titik awalpemberontakan Jayenggrana.

Kawasan pantai Pasuruan, pernah dikuasai Untung Suropati

Page 36: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname36

Belanda di daerah Bangil. Dengan tumpasnya pemberontakanitu, tiga tahun kemudian, tepatnya pada 7 Februari 1709Kompeni Belanda memaklumatkan dua tuntutan kepadaAdipati Jayenggrana, yaitu; Pertama, Penyerahan kekuasaanatas daerah Wirosobo dan Japanan. Kedua, pencabutan hakatas daerah Sedayu dan Jipang (Bojonegoro).

Adipati Jayenggrono menolak dua tuntutan itu. Karena iatahu tujuan dari Belanda adalah mempersempit daerahkekuasaan Surabaya atas wilayah-wilayah diatas. Karenadengan luasnya daerah Surabaya akan menimbulkan kesulitanbagi Belanda untuk mengontrolnya selain juga bertujuanmemperkecil peran Adipati Jayenggrana secara politis.Penolakan ini dianggap sebagai sebuah pembangkanganterhadap Kasuhunan dan Belanda. Dengan demikian Belandamembariskan serdadunya untuk menggempur Surabaya.

Jika Belanda ingin menghukum Adipati Jayenggranadengan kekerasan, tidak demikian dengan Keraton Surakarta.Karena jika memahami tipikal orang pesisir, penyikapandengan kekerasan akan menimbulkan kekerasan baru. Padatanggal 26 Februari 1709 Adipati Jayengrana di panggil untukmenghadap Sunan Pakubuwono.

Ternyata ini adalah taktik Kasuhunan untuk menyingkirkanSang Adipati. Di kisahkan oleh Dukut Imam Widodo dalambuku Surabaya Tempo Doeloe, Adipati Jayenggranamemenuhi panggilan itu dengan berpakaian putih-putih danberpengiringkan sekitar empat puluh orang saja. Sesampai dikeraton, Adipati Jayenggrana memasuki keraton seorang dirisetelah memerintahkan para pengiringnya menunggu di alun-alun.

Pada jam sembilan pagi saat Jayenggrana akan melintasigerbang tiba-tiba muncul belasan perajurit Kasunanan yangmengepung dan menyerangnya hingga menemui ajal.

Page 37: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 37

Bersamaan dengan itu ratusan prajurit lain mengepungpengiring Jayenggrana yang ketahuan mulai beringas melihatjunjungannya mati. Adipati Jayenggrana terbunuh pada usia34 tahun. ***

Page 38: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname38

Bab 4

JALAN LEMP ANG KE SIDOARJO

Perjalanan Sidoarjo menjadi daerah yang mandiri tidakmemerlukan proses yang berbelit. Sebagaimana diketahui,bahwa wilayah Surabaya sangat luas, bahkan sampai ke PulauKalimantan. Secara sederhana bisa dikatakan pembentukanKabupaten Sidoarjo merupakan salah satu cara untukmempermudah pengawasan terhadap Kabupaten Surabayasetelah pemberontakan Adipati Jayengrana. Denganpenyempitan area Surabaya maka Sidoarjo tidak lagi menjadibagian Kabupaten Surabaya.

Pada awalnya kota ini bernama Sidokare yang dipimpin olehseorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggaldi kampung Pucang Anom. Patih ini dibantu oleh seorangwedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampungPanggabahan pada tahun 1851. Pada saat itu Sidokare masihmerupakan daerah bagian dari Kabupaten Surabaya.

Untuk membagi daerah Surabaya yang begitu luas, makapada tahun 1859 pemerintah Belanda menjadi dua. Dasarhukum pembagian ini adalah Keputusan Pemerintah HindiaBelanda no. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No.6, yang menyatakan daerah Kadipaten Surabaya dibagi

Page 39: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 39

menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan KabupatenSidokare.

Dengan demikian Kabupaten Sidokare tidak lagi menjadidaerah bagian dari Kabupaten Surabaya dan sejak itu mulaidiangkat seorang Bupati utuk memimpin Kabupaten Sidokareyaitu R. Notopuro (R.T.P Tjokronegoro) berasal dariKasepuhan. Dia adalah putera R.A.P Tjokronegoro BupatiSurabaya, dan bertempat tinggal di kampung Pandean ataujuga di sebut Pekauman. Tetenger yang menandai masapemerintahannya adalah dibangunnya masjid di Pekauman(Masjid Abror sekarang), sedang alun-alunnya pada waktuitu adalah Pasar Lama (sekarang Pertokoan Matahari Store).

Dalam tahun 1859 itu juga, dengan berdasarkan SuratKeputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 10/1859 tanggal28 Mei 1859 Staatsblad. 1859 nama Kabupaten Sidokarediganti dengan Kabupaten Sidoarjo.

Sidokare.

Pertokoan Matahari Store (Pasar Lama) merupakan alun-alun Sidoarjo jaman dulu

Page 40: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname40

Berdasarkan surat itu pula Kabupaten Sidoarjo dinyatakanterbentuk yaitu pada tanggal 28 Mei 1859 dengan R.Notopuro(R.T.P Tjokronegoro) sebagai bupati pertama.Batas wilayahnya sesuai dengan batas wilayah Sidoarjo yang sekaran yaituSebelah Timur (Selat Madura), Barat (Kabupaten Gresik),Utara (Kabupaten Surabaya) dan Selatan( K a b u p a t e nPasuruan).

Dalam bidang pemerintahan tersusun menjadi 6Kawedanan (Distrik) yaitu: Kawedanan Gedangan,Kawedanan Sidoarjo, Kawedanan Krian, Kawedanan TamanJenggolo, Kawedanan Porong Jenggolo, Kawedanan Bulang.

“Bupati Sidoarjo Era Kolonial”Semula rumah Kabupaten di daerah kampung Pandean,

kemudian Bupati Tjokronegoro I memindahkannya keKampung Pucang (Wates).

Adapun tetenger pemindahan ini adalah Masjid Jamik(Masjid Agung), Pesarean Pendem (Asri). Pada tahun 1862,beliau wafat setelah menderita sakit, dan dimakamkan diPesarean Pendem (Asri).

Sebagai gantinya pada tahun 1863 diangkat kakakalmarhum sebagai Bupati Sidoarjo, yaitu Bupati R.T.A.ATjokronegoro II (Kanjeng Djimat Djokomono), pindahan dariLamongan.

Pada masa pemerintahan Bupati Tjokronegoro II inipembangunan pada era sebelumnya mendapat perhatiansangat besar antara lain, meneruskan pembangunan MasjidJamik yang masih sangat sederhana, perbaikan terhadapPesarean Pendem dan dibangunnya kampung Magersari.

Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro pensiun. Pada tahunsama beliau wafat dan dimakamkan di Pesarean BotoputihSurabaya. Sebagai gantinya diangkat R.P Sumodiredjo

Page 41: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 41

MASID ABROR (Matahari Deps store)

Makam para bangsawan Sidoarjo tempoe doeloe

Masjid Abror (Pekauman) dulu merupakan Masjid Agung Sidoarjo

Page 42: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname42

pindahan dari Tulungagung tetapi hanya berjalan 3 bulankarena wafat pada tahun itu juga dan dimakamkan di PesareanPendem.

Sebagai gantinya diangkatlah R.A.A.T. Tjondronegoro Isebagai Bupati Sidoarjo. Pada masa pemerintahannya MasjidJamik diperindah dengan pemasangan marmer.

Pembangunan ini dimulai hari Jum’at Kliwon tanggal 26Muharrom 1313 H, bertepatan dengan tahun Wawu 1825 dantanggal 19 Juli 1895. Bagi Pesarean para Bupati sertakeluarganya, para penghulu dan segenap ahlul masjidditetapkan di pekarangan Masjid Jamik (seperti yang kitasaksikan sekarang).

Masjid Jamik/Agung (seperti yang kita saksikan sekarang).

Page 43: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 43

“Sidoarjo di Masa Pancaroba Sejarah”Pancaroba masa peralihan abad ke-19 ke abad ke-20 ialah

ucapan yang lumrah diketengahkan dalam sejarah Sidoarjo,bahwa suatu jiwa zaman (zeitgeist) membentuk kepribadianseseorang dan kelompok masyarakat yang hidup di masa itu.Abad ke-20 bercirikan nasionalisme serta produkperkembangan-nya, yaitu negara nasion. Maka berbicaratentang Kabupaten Sidoarjo tidak lepas dari nasionalisme, dansebaliknya perkembangan nasionalisme tidak dapat lepas dariperan kepemimpinan yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo.

Beberapa dasawarsa menjelang tahun 1900, Sidoarjomengalami perubahan ekonomi, sosial dan politik sebagaidampak modernisasi seperti pembangunan komunikasi.Antara lain kereta api, jalan raya, telepon, telegraf, industripertanian dan pertambangan, edukasi dari sekolah rendahsampai pelbagai pengajaran profesi dalam kedokteran,teknologi pertanian dan lain sebagainya.

Tidak mengherankan apabila timbul peningkatan mobilitas,pendidikan profesi, ekonomi pasar serta ekonomi keuangandan lain-lain. Kebingungan rakyat dalam menyikapi perubahanitu, menciptakan pada rakyat sejak kira-kira pertengahan abadke-19 pandangan dunia, seperti gambaran kuno ialahdatangnya Kaliyuga atau datangnya kiamat (apocalyps).

Kedatangan akhiring zaman ditandai antara lain oleh“Pulau Jawa sudah berkalung besi” atau adanya rel kereta api,anak yang sudah tahu nilai uang akibat adanya monetisasi,anak tidak lagi mematuhi kata orangtua, dan sebagainya.Adanya kebingungan berubahnya nilai-nilai, karanganpujangga terakhir Ranggawarsita maka dalam serat Kalatidamenyatakan “Jamane jaman edan sing ora edan orakeduman... Begja begjane kang lali luwih begja kang elinglan waspada.”

Page 44: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname44

Di sini zaman penuh perubahan nilai-nilai menimbulkankebingungan, karena orang kehilangan pegangan sehinggakelakuannya serba aneh (seperti orang gila). Orang tidak jujur(korup) menjadi kaya dan yang jujur tidak menjadi kaya akantetapi yang paling bahagia adalah orang yang tetap ingat (jujur)serta waspada.

Begitulah perubahan. Selalu menyisakan kegamangan,namun sekaligus menawarkan harapan akan lahirnya sesuatuyang baru. Nasionalisme, saat itu menjadi kata yang tiba-tibamenyedot perhatian publik. Sama dengan kata globalisasi diawal abad 21 saat ini.

Menurut H Kohn, nasionalisme adalah suatu state of mindand an act of consciousness. Jadi sejarah pergerakan nasionalharus dianggap sebagai suatu history of idea. Dari pernyataanini secara sosiologis, ide, fikiran, motif, kesadaran harus selaludihubungkan dengan lingkungan yang konkrit dari situasisosio-historis.

Pengertian lain dari nasionalisme dapat disebut sebagaisocial soul atau “mental masyarakat”, sejumlah perasaandan ide-ide yang kabur”, dan sebagai a sense of belonging.Dan beberapa lagi, pengertian nasionalisme yang lain, yaitumerupakan produk atau antitese dari kolonialisme.

Dari berbagai pengertian di atas tidak terdapat perbedaanyang mendasar, justru menunjukkan persamaan, yaitusemuanya lebih bersifat sosio-psikologis. Ini berartinasionalisme sebagai suatu bentuk respon yang bersifat sosio-psikologis tidak lahir dengan sendirinya. Akan tetapi lahir darisuatu respon secara psikologis, politis, dan ideologis terhadapperistiwa yang mendahului-nya, yaitu imperialisme ataukolonialisme.

Jika demikian halnya, maka awal terbentuknya nasionalismelebih bersifat subjektif, karena lebih merupakan reaksi group

Page 45: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 45

consciousness, dan berbagai fakta mental lainnya. Dari sekianjumlah penggunaan istilah di atas, semuanya merupakankomponen-komponen keadaan jiwa dan pikiran yang tidakdijelaskan secara rinci perbedaannya. Dengan demikian, akanmengalami kesulitan dalam menggunakannya sebagaiterminologi maupun konsep analitis untuk mencari strukturdan sifat-sifat nasionalisme itu sendiri.

Secara analitis, nasionalisme mempunyai tiga aspek yangdapat dibedakan, pertama aspek cognitif, yaitu menunjukkanadanya pengetahuan atau pengertian akan suatu situasi ataufenomena. Dalam hal ini adalah pengetahuan akan situasikolonial pada segala porsinya aspek goal/value orientation, yaitumenunjukkan keadaan yang dianggap berharga oleh pelakunya.

Nah, yang dianggap sebagai tujuan atau hal yang berhargaadalah, memperoleh hidup yang bebas dari kolonialisme; aspekaffective dari tindakan kelompok menunjukkan situasi denganpengaruhnya yang menyenangkan atau menyusahkan bagipelakunya. Misalnya berbagai macam diskriminasi padamasyarakat kolonial melahirkan aspek affective tersebut.

Apa yang terjadi di Sidoarjo saat itu? Tak lain kesadaranpribumi untuk merdeka, tidak berada di bawah tempurungkolonial, yang semakin menggelora. Para pelajar Sidoarjomulai merumuskan impian baru tentang ruang hidup mereka.Para pedagang pribumi yang perannya semakintermarginalisasikan, mulai merasakan kesumpekan.

Berdirinya Boedi Oetomo, 1908, Sarekat Islam, NU,Muhammadiyah, Indische Partij, ISDV, PKI dan masih banyaklagi organisasi lain menjadi gairah baru bagi warga Sidoarjountuk memilihnya sebagai payung rasa nasionalisme yangmereka miliki .

Bahkan di negeri Belanda pun para pelajar Indonesiamembentuk Perhimpoenan Indonesia. Belanda menanggapi

Page 46: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname46

secara positif, dengan mengeluarkan Bestuurshervormingswetpada 1922, yang membuka peluang bagi pembentukan badan-badan pemerintahan baru dengan mengikut sertakan lebihbanyak lagi keterlibatan bumiputera.

Memang, dari segi historis politik kolonial itu menghasilkanhominies novi atau manusia baru. Yaitu priyayi intelegensiayang akan berperan sebagai modernisator atau aktorintelektualis dalam profesionalisme teknologi bidang industri,pertanian, kedokteran, biroktasi, pendidikan, dan sebagainya.

Dalam menyebut pendidikan sebagai unsur politik kolonial,perlu diketengahkan Politik Etis pada awal abad ke-20 dengantrilogi pendidikan wanita, biaya pendidikan, dan pendidikanpada umumnya. Ini langkah pelaksanaan pidato RatuWilhelmina pada tahun 1901 serta merupakan perwujudanekspresi dari edukasi, irigasi, dan emigrasi.

Pada akhir dekade pertama, saat itu dijumpai kultur barudi Sidoarjo, berupa life style tersendiri di tengah masyarakat.Ini sebagai imbas eksisnya kaum priyayi inteligensia sertapimpinan bangsawan atau kaum aristokrasi yang saat diwakilioleh organisasi Boedi Oetomo. Maka, selaras dengan kondisiitu sifat organisasi, gerakannya tidak mungkin radikal.

Sementara, kaum pedagang menengah dan penduduk kotasebagai anggota Muhammadiyah juga lebih bersifat moderat,sedang SI yang mencakup lapisan menengah sampai bawahterdiri atas aneka ragam golongan antara lain golongan petani,golongan pertukangan industrialis rumah tangga, sertapedagang kecil.

Ada pula penganut ideologi merupakan campuran antaragerakan tradisional dan setengah modern kota. Meskipunmasih bercorak etnonasionalistis, namun saat itu ditengaraisudah ada komunikasi antara golongan bawah menengah danatas.

Page 47: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 47

Komunikasi semacam ini, sebenarnya tidak hanya terjadidi Sidoarjo. Kongres Jong Java pada 3-5 Oktober 1908 diYogyakarta, adalah contohnya. Bagaimana semangat dan sikapkaum maju dalam akhir dekade pertama Indonesia saat itu,dapat diamati selama kongres tersebut. Sangat menonjol jenisnasionalisme pertemuan itu ialah etnosentrisme.

Berbagai golongan yang ada di Sidoarjo, antara laingolongan bangsawan, golongan aristokrasi, dokter, guru, siswadari berbagai sekolah seakan menjadi satu dalam semangatyang sama. Ini semua memberikan makna, bahwa tidak lagidipatuhi aturan feodal dan ada komunikasi lebih bebas.

Di sini, kita melihat tanda-tanda permulaan dari demokrasi.Dari substansi pembicaraan terbukti perhatian mereka luas,mencakup kesejahteraan kehidupan rakyat dan bagaimanamereka menyikapi kebudayaan Barat. Dalam skala nasional,peristiwa yang menarik adalah pidato Soetomo; dialog antaradokter Tjipto Mangunkoesoemo dan dokter RadjimanWedyodiningrat.

Dokter Soetomo mengutarakan keadaan negerinya yangserba terbelakang di berbagai bidang, antara lain bidangkesehatan, pendidikan, pertanian, peternakan, perumahan, dansebagainya.

Pidato itu mencakup berbagai segi kehidupan rakyat yangsangat komprehensif, tetapi tidak disinggung masalah politik,diskriminasi sosial dan serba tertinggal dalam tingkat pendidikan.

Sesuai dengan tingkat kepri-yayiannya, dokter Soetomotidak melancarkan kritik terhadap pihak kolonial, masih jauhdari retorik serta diskusi yang diungkapkan Bung Karno.Sementara Dokter Tjipto Mangunkoesoemo lebih progresif.Bahwa kemajuan dapat dicapai dengan menerima danmenyikapi positif proses westernisasi terutama dalam segiteknologinya.

Page 48: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname48

Sebagai visi alternatif, Dokter Radjiman Wedyodiningratmengutarakan bahwa mungkin lebih baik tetap bersifatkonservatif dalam menghadapi westernisasi. Bangsa Indonesiatelah memiliki kultur atau peradaban sendiri, lebih-lebihdengan perbendaharaan yang cukup kaya raya, khususnyadalam hal ini pembicara merujuk kepada kesenian danKesusastraan Jawa. Radjiman lebih condong mempertahankankebudayaannya sendiri serta berhati-hati dalam menerimakebudayaan Barat. Sedang dokter Tjipto Mangoenkoesoemolebih cenderung menerima westernisasi terutama yangdimaksud bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.

Rupanya, pada zaman itu kolonialisme semakin kuat sistemdominasinya sehubungan dengan ancaman Perang Dunia IIserta ancaman ekspansi Jepang. Pidato-pidato Soekarnosemakin lebih tegas menyerang kolonialisme danimperialismenya negara Barat.

Nyatanya, nasionalisme Indonesia pada fase-faseperkembangannya merupakan reaksi sesuai dengan zeitgeist.Dalam menghadapi modernisasi lewat westernisasi oleh parakaum maju, jelas disadari bahwa tidak ada jalan lain daripadamengutamakan edukasi menurut sistem Barat. Berlangsunglahsistem pendidikan semacam itu di Jawa, dan juga Sidoarjo.

Mobilitas penduduk ini tidak bisa total ketika pemudaakhirnya mengetahui apa motif asli Jepang datang ke tanahair. 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu.Sehingga Kaigun, Tentara Laut Jepang, yang berada di sekitarDelta Brantas pusatnya di ujung Surabaya, dengan sembunyi-sembunyi menyerahkan senjatanya kepada pemuda-pemudakita.

Proklamasi dikumandangkan dwitungal Soekarno-Hatta.Yang patut dicacat adalah bulan-bulan berat dalam perjuangankemerdekaan Indonesia, yaitu ketika Belanda yang

Page 49: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 49

membonceng kedatangan Sekutu kembali mendudukiSidoarjo.

Sepenggal kisah yang tercatat, ketika Belanda sampai dikawasan Gedangan, Bupati memindahkan tempatpemerintahan kabupaten ke Porong. Hingga 24 Desember1946, Belanda benar-benar menyerang kota dari jurusanTulangan. Dalam hitungan jam, Sidoarjo jatuh ketanganBelanda. Segenap jajaran pemerintahan Kabupaten Sidoarjoterpaksa mengungsi ke sekitar Jombang.

Sejak saat itu, Sidoarjo dibawah pemerintahan Recomba.hingga tahun 1949. Di akhir tahun 1948, bukan saja karenaRepublik yang masih usia balita itu harus menghadapi musuhdi depan (Belanda) tetapi juga ditusuk dari belakang oleh anak-bangsa sendiri, yaitu kelompok komunis (PKI) pimpinan Musoyang mendalangi peristiwa (kudeta) Madiun pada pertengahanSeptember 1948.

Klimaksnya ialah terjadinya serangan (agresi) militerBelanda kedua pada 19 Desember 1948. Akibatnya nyarisfatal. Ibu kota Republik, Yogyakarta, diduduki Belanda,Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hattabeserta sejumlah menteri yang berada di ibu kota ditangkap.

Sejak itu, Belanda menganggap Republik sudah tamatriwayat-nya.Akan tetapi, kemenangan militernya itu hanyabersifat sementara. Walaupun ibu kota Yogya jatuh ke tanganBelanda, serta berhasil menawan Soekarno-Hatta dengansejumlah menteri, nyatanya Republik tidak pernah bubar.

Suatu titik balik yang tak terduga oleh Belanda datangsecara hampir serentak dari dua jurusan. Pertama, dari Yogyadan kedua dari Bukittinggi di Sumatera. Beberapa jam sebelumkejatuhan Yogya, sebuah sidang darurat kabinet berhasilmengambil keputusan historis yang amat penting: Presidendan Wakil Presiden membe-rikan mandat Mr Sjafruddin

Page 50: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname50

Prawira-negara untuk membentuk Pemerintah-an Darurat RIdi Sumatera.

Jika ikhtiar ini gagal, mandat diserahkan kepada DrSoedarsono, Mr Maramis dan Palar untuk membentuk exile-government di New Delhi, India. Surat mandat tersebutkabarnya tidak sempat “dikawatkan” karena hubungantelekomunikasi keburu jatuh ke tangan Belanda. Namun,naskah-nya dalam bentuk ketikan sempat beredar di kalanganorang Republieken.

Kedua, sewaktu mengetahui via radio bahwa Yogyadiserang, Mr Sjafruddin Prawiranegara waktu itu MenteriKemakmuran yang sedang bertugas di Sumatera, segeramengumumkan berdirinya Pemerintah Darurat RepublikIndonesia (PDRI) di Bukittinggi.

Tindakannya itu mulanya bukan berdasarkan pada mandatyang dikirimkan Yogya, melainkan atas inisiatif spontan,Sjafruddin dengan pemimpin setempat, PDRI pada gilirannyadapat berperan sebagai pemerintah alternatif bagi Republikyang tengah menghadapi koma.

Sidoarjo pun menghadapi kondisi serupa. Namun,sebagaimana mereka yang jauh dari sentrum kekuasaan, disini cuma bisa menunggu perkembangan. Perang tentu sajaterjadi, yang mengubur darah segar para pribumi yang tiba-tiba jadi pejuang perbaik untuk bangsanya.

Pasca penyerahan kembali kedaulatan kepada PemerintahRepublik Indonesia, R. Soeriadi Kertosoeprojo menjabatsebagai Bupati. Entah mengapa, pada periode ini muncul‘pemberontakan daerah’ yang dilakukan oleh bekas kepaladesa Tromposari, Kecamatan Jabon, Imam Sidjono aliasMalik.

Dia memobilisasi dukungan dengan mengajak lurah-lurahuntuk menggulingkan bupati. Dengan senjata bekas

Page 51: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 51

kepunyaan KNIL, gerombolan ini berhasil menguasai Gempol,Bangil, hingga Pandaan. Mereka juga gigih mengadakaninfiltrasi ke seluruh sudut kabupaten. Sekitar pertengahanMei 1951, perlawanan Malik sedikit demi sedikit berhasildiredam setelah ia tertangkap di Bangil. Operasi kontinyu dariaparat, akhirnya berhasil menangkap para pengikut Malikhingga keamanan berangsur kondusif lagi.

“Dari Arak Api hingga Terpisahnya Anak-Isteri”Manisnya gula tak semanis sejarahnya. Ada politik saling

menelikung, ada pedihnya penderitaan petani tebu, dan adasenggol menyenggol kepentingan ekonomi. Sejarah berdirinyapabrik-pabrik gula di Sidoarjo, bak ungkapan tadi. Dinding-dinding tebal berlumut PG Watoetoelis, PG Toelangan, PGKremboong dan PG Krian, menjadi saksi bisu, betapakompleksnya persoalan di balik bulir-butir putih nan manis,yang melengkapi secangkir kopi, teh atau susu itu, agar rasanyamembuat lidah bergoyang.

Memang pada akhirnya, kita hanya bisa tergagap.Betapa gemilangnya dunia pergulaan berubah meredup.Bill Guerin, kolomnis Asia Times, memaparkan bahwa saatini, secara makro industri gula nasional telah hancur.Padahal, pada era kolonial, Jawa pernah mengalami masakeemasan bahkan termasuk terbesar kedua di dunia,setelah Kuba.

Analisis yang bernada kelakar, barangkali dikarenakantanaman tebu gula atau suikerriet bukan tanaman asliIndonesia, sehingga tidak betah memberi kontribusi besar ditanah yang bukan kelahirannya. Namun, di negeri asalnyasendiri, India Timur dan Pasifik selatan, ternyata tebu jugatidak juga dijadikan idola yang menghasilkan kekayaanberlebih.

Page 52: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname52

Baiklah, mari kita tengok sejarahnya. Konon, penyebarantebu gula dimulai oleh para pedagang Tionghoa dan Arab yangberlayar hingga ke Jawa sekitar abad ke-8. Kala itu, air tebumerupakan barang mewah, yang konsumennya hanyalahsegelintir elite yang memiliki privilege saja.

Sampai abad ke-15, masyarakat Jawa umumnya masihmemakai jenis pemanis lain, seperti madu dan tanaman umbi-umbian. Hingga kemudian hadirnya tanaman kopi, teh dancoklat yang dibawa oleh kolonialis Portugis, Inggris, Spanyoldan Belanda maka air tebu menjadi kebutuhan pokok, sebagaipemanis minuman dari bahan tanaman itu.

Apalagi setelah orang-orang Tionghoa menemukan alatpengepres tebu yang kemudian ditiru prototipenya olehPortugis dan Spanyol, yang berekspansi ke Hindia Barat danAmerika Selatan. Sejak itulah gula muncul menjadi barang-dagangan yang dikonsumsi luas terutama di daratan Asia danEropa.

Perkembangan pengepresan tebu di Jawa, secaraprofesional dimulai di Batavia, pada awal abad ke-17 denganpengelola warga Tionghoa. Sebuah buku yang secara sekilasmengupas kisah keberhasilan dagang kaum bermata bermatasipit ini adalah “Ni Hoe Kong Kapitein Tionghoa di Betawiedalem tahon 1740,” yang ditulis Hoetnik tahun 1923.

Syahdan, Ni Hoe Kong adalah orang kaya yang tinggal disekitar Ommelanden, Batavia Selatan. Ia terpilih sebagaiKapitein Tionghoa di Batavia tahun 1740. PengertianKapitein dalam tulisan Hoetnik, barangkali semacampemimpin sosial dan bukan gelar kepangkatan dalam bidangkemiliteran.

Saat itu, syarat seorang diangkat jadi Kapitein adalah kayaraya. Dan agaknya, di antara kalangan kongometat Tionghoalainnya, Ni Hoe Kong termasuk yang paling pantas mendapatkan

Page 53: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 53

gelar itu. Ia adalah pemilik banyak tanah dan 14 penggilingantebu, yang disewakannya ke warga Tionghoa yang lain.

Para konglomerat Tionghoa itu tidak lupa menggandengpara pejabat VOC yang juga pedagang besar. Mereka terlibatdalam membiayai penggilingan-penggilingan tebu ini.Bahkan, VOC mulai melakukan pengiriman gula Batavia sejak1637 ke Eropa, dengan jumlah ekspor per tahun lebih dari10.000 pikul. VOC biasanya membeli dari para Tionghoa,dengan harga setiap pikul antara empat hingga enamrijksdaalder tergantung kualitasnya.

The World’s Cane Sugar Industry Past & Present karyaGeerligs, menjelaskan, bahwa sayangnya awal yang begitubaik ini tidak didukung kemampuan dalam melakukankompetisi pasar. Ketika India, koloni Inggris, juga memasokgula ke Eropa, VOC surut dari percaturan perdagangan gula.Penggilingan yang aktif merosot menjadi hanya tinggalsepuluh buah pada tahun 1660.

Mundurnya VOC dari perdagangan gula ke Eropa, tidakserta merta mengendurkan semangat warga etnis Tionghoa.Mereka tetap gigih mengusahakan pengepresan gula, hinggatercatat pada tahun 1710 tercapai jumlah sekitar 130 buahpenggilingan, dengan produksi rata-rata setiap penggilingankurang lebih 300 pikul.

Meskipun demikian pada masa-masa selanjutnya terjadipasang surut pada jumlah penggilingan maupun produksinya.Seperti dalam tahun 1745, terdapat 65 penggilingan sedangpada 1750 naik menjadi 80, dan di akhir abad ke-18 merosottinggal 55 penggilingan yang memasok sekitar 100.000 pikulgula.

Wajar jika pertanyaan muncul, apa yang menyebabkanjumlah penggilingan di atas mengalami pasang-surut sangatdrastis? Ada kemungkinan karena sederhananya penggilingan

Page 54: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname54

atau pengepres gula tersebut sehingga dapat dipindah-pindahkan.

Elson, dalam The Impact of Governement Sugar Cultivationin the Pasuruan Area, East Java, During the CultivationSystem Period mengungkapkan, bentuk dan teknologipengepres tebu ini, hanya terdiri dari dua buah selinder batuatau kayu yang diletakkan berhimpitan, dengan salah satuselinder diberi tonggak sedang pada ujung tonggak diikatkanternak, atau digunakan tenaga manusia untuk memutarselinder.

Sementara itu pada salah satu sisi pengepres biasanya satuorang atau lebih memasokkan tebu. Kemudian hasilpengepresan dialirkan ke kuali besar yang terletak tepat dibawah selinder. Mudah pengoperasiannya dan dapat dipindah-pindahkan menurut kebutuhan. Di masa panen tebu,penggilingan-penggilingan ini akan dibawa menghampirikebun yang sedang panen.

Sedang tenaga kerja yang digunakan penggilinganpenggilingan Tionghoa ini, dikerahkan buruh-buruh etnisTionghoa yang sangat banyak, dan buruh-buruh Jawa yangdidatangkan dari karesidenan-karesidenan pesisir UtaraJawa Tengah, terutama dari Cirebon, Tegal danPekalongan.

Hoetink memperkirakan, dari segi politis, berlimpahnyapopulasi komunitas Tionghoa di sekitar Batavia ini belakanganmembuat komunitas Eropa ketakutan. Sehingga di tahun 1740,terjadi ‘pembasmian’ orang-orang Tionghoa.

Ada dua dugaan tentang sebab-sebab merosot hinggaberakhirnya penggilingan-penggilingan ini. Pertama, diajukanoleh Knight yang melihat bahwa, faktor-faktor ekologis cukupbesar pengaruhnya sehingga menyebabkan keruntuhanindustri gula Ommelanden.

Page 55: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 55

Sebagaimana diketahui, dalam proses pemasakan gulasangat banyak diperlukan kayu bakar. Rupa-rupanya orang-orang Tionghoa, dalam periode hampir seabad, telah dengansangat intensif, menggunduli pohon-pohon dan fertilitasdataran rendah Batavia.

Sedang dugaan lain dapat diikuti dari Geschiedenis vande suiker op Java atau Sejarah Gula di Jawa, yang memberisepenggal informasi yang menyatakan bahwa penggilinganommelanden sangat tergantung pada modal yang disediakanoleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie.

Kumpeni begitu orang Jawa mengatakan, setiap tahunnyamenyediakan dana untuk uang panjar atau persekot sebesar8.000 gulden. Dan bantuan keuangan ini terhenti denganterjadinya peperangan di Eropa yang dikomando NapoleonBonaparte dari Prancis.

Kedua dugaan tersebut bisa jadi saling berkorelasi.Meskipun dugaan yang pertama akan sulit untuk dibuktikan,karena belum ada penelitian untuk mendukung pendapattersebut. Sedang pendapat kedua mungkin lebih mendekatikebenaran. Sebab berhentinya penggilingan-penggilinganTionghoa ini juga bersamaan waktunya ketika VOC bubar diakhir abad 18.

Namun demikian, bagaimanapun juga, gula atau sirup tetapmenjadi barang-dagangan yang dikonsumsi oleh masyarakatEropa yang bermukim sementara waktu di Jawa dan pesisirAsia Tenggara dan Timur.

Karena, selain gula dipergunakan sebagai pencampurminuman kopi, coklat dan teh, tetes atau gula kental pun dapatdiolah melalui fermentasi tertentu, diubah menjadi arak ataurum. Sehingga, meskipun industri ommelanden runtuh di akhirabad 18, tidak mematikan bisnis penggilingan gula yang mulaimuncul di tempat-tempat lain.

Page 56: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname56

Arak dan rum menjadi hampir separuh produksiommelanden. Setelah industri gula Batavia ini runtuh,produksi arak dilanjutkan oleh para pedagang-besar Inggrispada perkebunan Pamanukan-Ciasem, Jawa Barat.

Dalam tahun 1820-an, dua buah penggilingan milikTionghoa yang berada di Karesidenan Pekalongan, yangmemproduksi sekitar 1800 pikul gula setiap tahunnya,mengirimkan empat per lima produksi tetes-nya atau sekitar1.440 pikul ke Batavia dan Semarang untuk disuling menjadirum.

Penyulingan rum menyurut dengan runtuhnya industrigula yang dikelola para pedagang besar Inggris di akhir1820-an. Raffles dalam The history of Java tahun 1817,bahkan pernah memuji arak buatan Jawa. Ia mensejajarkanarak Jawa dengan arak buatan Filipina. Disebutkannya,bahwa arak nomor satu produksi Jawa terkenal denganjulukan arak api.

Pada kurun cultuurstelsel, arak hanya diproduksi olehbeberapa pabrik, antara lain Wonopringo, Pekalongan.Menurut Geerligs, merosotnya produksi rum dan arak, karenadianggap telah tidak menguntungkan untuk dijual. Di Eropaproduksi rum dan arak sangat melimpah, sehingga harganyamerosot.

Gula masih tetap diproduksi oleh orang-orang Tionghoa disepanjang karesidenan-karesidenan pesisir Utara Jawa Tengahdan Jawa Timur atau Oosthoek. Namun, kedudukan parapengolah gula terlalu lemah, sehingga pada saat terjadimeningkatnya per-mintaan gula, manufaktur-manufaktur yangdikelola oleh orang-orang Tionghoa ini dirampas oleh orang-orang Eropa. Dan kemudian dikelola dengan cara sewa desa,yaitu desa-desa dilepaskan dari kekuasaan para bupatinya,antara 3 sampai 10 tahun.

Page 57: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 57

Burger dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia,menulis, ternyata ketika kurun pemerintahan Daendels, 1808-1811, sistem sewa desa ini pernah dicoba untuk dihapuskan.Tetapi penghapusan sewa desa ini pun dikenakan pada desa-desa yang memproduksi barang yang tidak menguntungkangubernemen. Sedang desa-desa penghasil nila dan tebu gulayang menggunakan sistem sewa desa, masih tetapdipertahankan.

“Mesin-Mesin Impor Itu”Dalam tahun 1820-an, mulai bermunculan pabrik-pabrik

yang dikelola langsung oleh orang-orang Eropa. Sepertipabrik-pabrik gula yang didirikan di Bekasi, Jawa Barat dandi Oosthoek, Jawa Timur. Dilengkapi dengan modal-modalbesar, didatangkanlah mesin-mesin impor yang sebelumnyatidak pernah digunakan di Jawa. Era ini, oleh karenanya bisadisebut sebagai awal terjadinya industrialisasi di Jawa Timur.

Salah satu surat Jessen Trail and Company yang ditujukankepada NHM memperjelas kedatangan mesin-mesin imporberkualitas tinggi itu. “Perusahaan-perusahaan sekarang adadi tangan kami, agaknya masih menggunakan mesin kasar dantidak sempurna lagi. Kami memutuskan untuk mengimpormesin dari Eropa sekaligus orang-orang trampil untukmengoperasionalkan perlengkapan baru tersebut.

Sekarang, tahun 1826, kami mempunyai tiga set mesin uap;satu penggilingan dari Eropa dengan ke-kuatan delapan tenagakuda, dengan tiga selinder. Dikerjakan oleh lembu dan tigapenggilingan putar batu tambahan, juga ditarik oleh lembu,dengan enam perangkat lengkap pemasak baja dan penjernihbaja dan tembaga.

Juga ada tiga mesin penyuling yang terdiri dari enampenyuling tembaga Eropa, dan satu pelengkap yang sesuai dari

Page 58: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname58

sistem fermentasi untuk menyuling gula kental menjadi Arakdan Rum.”

Kaum pedagang besar Inggris yang telah terlibatpengoperasian pabrik-pabrik gula di India, beramai-ramai..Sederet nama pedagang yang cukup penting, di antaranyaWilliam Taylor Money, Thomas MacQuoid, Peter Jessen danJohn Palmer. Mereka membentuk lima buah firma, dua diantaranya yang terbesar-adalah Jessen Trail and Co. danPalmer & Co. Demikian ditulis Knight dalam John Palmerand Plantation Development in Western Java during theEarlier Neneteenth Century ( 1980).

John Palmer adalah pedagang kain dan candu selama kurunpemerintahan Inggris yang singkat di Jawa. Dan di akhirpemerintahan Raffles, Palmer memulai usaha perkebunannyadi wilayah Subang, Jawa Barat.

Para pedagang Inggris ini umum nya melakukan investasidengan melakukan pembukaan tanah-tanah baru di Jawa. Halini dimungkinkan karena pasar di Eropa telah terbuka kembalisetelah berakhirnya peperangan Napoleon. Yang berakhirdengan kekalahan Napoleon dalam pertempuran Waterloo, diBelgia, Juni 1815. Ia kemudian dibuang ke St. Helena.

Sayangnya, meskipun usaha keras untuk memvitalisasikanindustri gula di Jawa itu bisa dikatakan telah maksimal, dengantarget bisa menyamai produksi industri gula India, namunhingga 1826, ketika kurun pemerintahan Du Bus de Gisigniesantara tahun 1826-1830, produksi hanya mencapai 19.795pikul. Jumlah sebesar ini, masih jauh dibanding denganproduksi penggilingan yang dilakukan oleh orang Tionghoaselama abad ke-18.

Akar penyebabnya bisa ditelusur dari kesulitan merekauntuk mengatasi masalah yang muncul. Yaitu kelangkaaninformasi geografis penanaman perkebunan tebu, maupun

Page 59: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 59

faktor kebiasaan masyarakat sekitar pabrik gula itu. Ini tentuberkait dengan salahnya pemilihan lokasi industri.

Contoh kasus, terjadi di daerah perkebunan tebuPamanukan, Ciasem. Di kawasan seluas 213.000 hektar itu,populasi tahun 1819 berkisar 21 ribu orang. Terdapat beberapatuan tanah, yang melalui para perantaranya, para mandor danlurah, mengorganisir petani untuk memproduksi agrikulturpadi.

Para tuan tanah ini tentunya tidak ingin kehilanganpendapatan tanaman padi, meski mereka juga diminta untukpengembangan industri gula. Dari sisi pengelola onderneminggula, ini tentu sangat tidak menguntungkan. Sebab merekatidak bisa merekrut buruh dari wilayah tersebut.

Solusi yang akhirnya diambil adalah, industriawan gulamencoba untuk menyelesaikan masalah untuk mendapatkanburuh-buruhnya dengan cara mengirimkan agen-agen pencaritenaga kerja ke wilayah karesidenan-karesidenan yang dalamkurun itu memang telah padat penduduknya.

Dengan menghubungi para lurah dalam karesidenan-karesidenan pesisir, maka industriawan gula berhasilmengumpulkan sekelompok bujang yang bersedia bekerjasebagai buruh upah di onderneming-onderneming gulatersebut.

Namun demikian, keadaan penyediaan tenaga kerjasemakin memburuk. Sehingga pada penutup tahun 1824,Gubernur Van der Capellen, menyetujui bahwa bebanmerekrut buruh dialihkan kepada pemerintah. Dengankomandonya, Capellen memerintahkan residen-residen dipesisir Utara Jawa untuk memberikan semua dukungan danpertolongannya.

Keterlibatan gubernemen menyediakan tenaga kerja ini, takpelak membuat kebutuhan minimal antara 150 hingga 200

Page 60: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname60

orang buruh untuk setiap pabrik, teratasi. Meskipun demikian,masalah baru muncul berkait pemaksaan kehendak kepadapara bumiputera ini.

Sebuah kisah yang menyentuh, ketika para buruh ini harusberpisah dengan keluarga, anak-anak, maupun isteri yangmereka cintai. Jelas, para buruh pria ini lebih memilih berkumpuldengan mereka daripada harus mengikuti kerja paksa, yangupahnya tidak cukup meski hanya untuk memenuhi kebutuhanhidupnya sendiri. Akibatnya, kerja yang sesungguhnyamerupakan aktivitas wajib kaum pria, justru menjadi beban.Bahkan penjara yang mengungkung kebebasan hidup.

Ketika keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yangmereka cintai sudah sampai di ubun-ubun, maka para buruhini memilih mencari cara untuk melarikan diri. Escape forfreedom, meski bila tertangkap resikonya adalah pembuanganke penjara-penjara. Pelarian, oleh karenanya menjadi akrabterdengar di masa itu, mengiringi tindakan majikan yangsemakin intens untuk bertindak represif.

Sebenarnya, para buruh tersebut berkeinginan sederhana.Kembali ke desa asal, berkumpul dan bercengkrama denganorang-orang yang mereka cintai. Meski barangkali hidupsederhana dan tidak terlalu banyak menggunakan uang.Menggarap sawah ladang di desa, atau juga menggarap lahan-lahan tidak bertuan yang masih banyak saat itu, adalahdambaan para pekerja paksa itu.

Masalah lain yang dihadapi industri gula adalah lahan tebu.Ini juga terjadi di berbagai kawasan di Sidoarjo. Kebun-kebuntebu yang dibuka tidak ditanam di sawah, tetapi dilakukanpembukaan tanah yang sama sekali baru. Maka diperlukanketekunan tersendiri untuk mengubah tanah menjadi lahanproduktif yang siap ditanam tebu. Apalagi tebu adalah tanamanmanja yang menuntut irigasi dan drainasi intensif.

Page 61: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 61

Akibatnya, banyak para pengusaha atau fabriekant frustrasi,karena laba yang diharapkan tidak kunjung tiba sementaraindustri telah menyedot cukup banyak uang, danmengakibatkan kebangkrutan. Fabriekant adalah istilah yangmenunjuk pada orang yang hanya mengusahakan penggilinganatau fabriek (pabrik).

Dalam arsip-arsip yang tersimpan di pabrik-pabrik gula siSidoarjo, setelah 1850, istilah fabriekant diganti menjadiondernemer dikarenakan fabriekant telah lebih mendapatkeleluasaan dari gubernemen, den lebih dilibatkan dalampengolahan kebun-kebun.

Tetapi, sebenarnya bila kita telisik lebih jauh, dari apa yangdilakukan oleh para pengusaha pabrik gula di Jawa ini lebihtepat disebut sebagai planter ketimbang fabriekant ataupunondernemer. Sebab, tanah-tanah yang dikuasainya itu adalahhasil dari pembelian yang mereka lakukan selama kurunpemerintahan Raffles dan satu dekade sesudahnya.

Jadi, mereka memiliki pabrik sekaligus tanahnya denganstatus pemilikan tanah partikulir. Baru setelah berakhirnyacu1tuurstelsel, sebutan untuk pengusaha perkebunan, industrigula maupun onderneming-onderneming lainnya,diseragamkan menjadi planter.

Meskipun demikian, makna planter kurun pasca 1870berbeda dengan planter kurun 1820-an, terutama antarabentuk persewaan jangka panjang. Setelah 1870, bentukpemilikkan tanah (grondbezit) sementara dalam kuruncultuurstelsel, sebutan planter mengacu kepada buruh-buruhbumiputra yang bekerja dalam onderneming.

Nah, akibat dari kegagalan yang diderita secara bertubi-tubi inilah, para fabriekant itu akhirnya menyerah. William T.Money, seorang fabriekant mengatakan “Dana-dana saya diBombay, tertelan oleh perkebunan di Jawa.”

Page 62: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname62

Atau, firma yang dikelola oleh Thomas MacQuoid,MacQuoid Davidson and Co, terpaksa gulung tikar pada 1826.Di akhir 1820-an, tercatat industri gula di Jawa, hancur samasekali, dan ditinggalkan para pengelolanya. Maka, apa yangdikata-kan Bill Guerin, di awal tulisan ini, sungguh tepat.Industri gula bak puing-puing mengenaskan, digerus tantanganpasar global.

“Politik Ekonomi Cultuurstelsel”Hancurnya industri gula ini, sedikit banyak terkait dengan

keadaan ekonomi negeri Belanda yang morat marit. Sehinggadi masa pemerintahan Van den Bosch, diterapkanlah kebijakancultuurstelsel di seluruh pulau Jawa. Ada beberapa alasanpemberlakuan kebijakan tersebut. Pertama, keadaan di negeriBelanda sangat buruk setelah berakhirnya peperanganNapoleon.

Apalagi saat itu, keuangan pemerintah juga banyak terkuraskarena membiayai perang Diponegoro di Jawa yangberlangsung lama, antara 1825-1830. Menyusul kemudianperang melawan Belgia di awal tahun 1830.

Bahkan, dalam kurun pemerintahan Gubernur Jenderal Vander Capellen, pemerintah Hindia Belanda berhutang padafirma Palmer and Co. sebesar 20 juta gulden. Maka,pemberlakuan cultuurstelsel oleh Bosch adalah upaya menutupdefisit kronis perekonomiannya.

Istilah stelsel sebetulnya mengacu pada situasi yang khasdengan dipergunakannya sistem politik ekonomi khusus.Pemberlakuan sistem ini, disebabkan oleh kondisi kelasburjuasi yang notabene adalah kaum terpelajar danpengkhotbah etika dalam dunia politik di negeri Belanda yangterlalu lemah. Rancangan untuk membuka Jawa atas dasarketerlibatan aktif investor swasta, dapat digagalkan oleh arus

Page 63: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 63

konservatif di tubuh pemerintah, yang dalam kurun tersebutmendominasi politik di Belanda.

Du Bus de Gisignies, salah satu pendukung sistemeksploitasi swasta, pernah mengajukan rancangan pengelolaanJawa secara liberal. Yaitu dengan mengambil tanah hutan dantanah di sekeliling desa menjadi milik kaum pengusahaonderneming swasta, dan untuk menciptakan buruh-buruhnya,rakyat bumiputra dicabut hak-hak tradisionalnya dalampembukaan hutan-hutan.

Dengan cara ini, akan tercipta lapisan sosial yang disebutproletar. Juga, seperti dikatakan Polak dalam “TentangCultuurstelsel dan penggantinja” tahun 1961, dilakukanindividualisasi tanah untuk mempercepat terciptanya klasburuh di Jawa, namun rancangan ini akhirnya ditolak RajaWillem I.

Dengan kata lain, Jawa belum memungkinkan dikelolasecara liberal. Dalam kurun ini, pemerintah telah memilikidua lembaga yang diharapkan menjadi tulang punggung sistemcultuurstelsel.

Pertama adalah Nedherland Handeel Maschapij (NHM),yang didirikan tahun 1824. Lembaga perdagangan monopoli inidibentuk atas inisiatif raja Willem I, dalam rangka menghancurkanhegemoni komersial Inggris di Jawa. Pada kurun tersebut, Inggrisdengan ‘perdagangan bebas’nya, memiliki armada kapal lebihdari 100, dari 171 kapal yang berlabuh di Batavia. Sementarakapal Belanda hanya 43 buah.

Berangkat dari sini, upaya memajukan perdaganganBelanda didorong untuk diwujudkan dalam bentuk satumaskapai besar. Modal pertama untuk NHM sebesar satu jutagulden, sedang langkah pertama keterlibatannya dalamperdagangan adalah dengan memberikan hak penjualan kopiPriangan selama duabelas tahun.

Page 64: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname64

Pemberian prioritas dan keistimewaan dalam menjual hasil-hasil Jawa di Eropa ini, implisit berarti penanamangubernemen harus diperluas.

Kedua, Javasche Bank, didirikan tahun 1828. Sebagaipendukung finansial, dalam prakteknya selama kuruncultuurstelsel peranan Javasche Bank tidak nampak.Lembaga ini baru menunjukan sosoknya dalam kurun pasca1870.

Hal ini terjadi karena modal nominal yang dijanjikan olehpemerintah Belanda sebesar 4 juta gulden ternyata yang masukdalam sirkulasi bank hanya setengah juta gulden. Inimenunjukkan, pemerintah memang dalam kondisi benar-benardefisit akibat menbiayai perang Jawa. Sehingga praktis, bankhanya berfungsi sebagai penyalur keuangan NHM saja.

Pada 13 Agustus 1830, Bosch setuju untuk menanam tebugula di karesidenan-karesidenan Jawa Tengah dan Timur, yangdianggap situasinya menguntungkan. Inilah isyarat,pembukaan industri gula yang berbentuk perusahaan negara(staatbedrijf).

Sebetulnya, bentuk perusahaan ini tidak dapat dikatakanseratus persen sebagai perusahaan negara. Sebab, gubernemenhanya bertanggung jawab terhadap penyediaan tebu, sedangpabriknya sendiri dibangun secara patungan antaragubernemen dengan para kontraktor atau fabriekant.

Pemilihan Jawa Tengah dan Timur ini, ditekankan untukmenghindari nasib tragis seperti yang menimpa industriPamanukan-Ciasem. Dan memang, Jawa Barat menjaditerhindar sebagai onderneming gula. Knight menjelaskan halini, “Ciri-ciri krusialnya adalah perpindahan industri daribasis perkebunan di Jawa Barat dan menuju koloni dikaresidenan-karesidenan pantai utara. Di mana relatif telahtersedia populasi petani binatang dan mesin tradisional.

Page 65: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 65

Warga Belanda baru mendatangkan mesin-mesin dalamtahun 1935.

Berlangsungnya rasisme tidak bisa dihindari. Pihakmanajemen dimasuki orang-orang Eropa, sementara tenagakasar diperoleh dari penguasa bumiputera dengan perintahtangan besinya. Buruh banyak yang tidak memperoleh upah,atau gratisan. Adapula yang memperoleh upah, namunjumlahnya sangat minim. Nah, dalam Bahasa Belanda, kerjapaksa ini disebut heerendienst dan culturdienst.

Heerendienst untuk kerja rodi pembuatan infrastrukturindustri seperti pembangunan jembatan, bendungan air ataudam, pembuatan jalan sekitar pabrik dan sebagainya; sedangcultuurdienst untuk kerja menanam jenis tanaman(plantege)yang di panen.

Pada bagian lain pemerintah Belanda melakukan upaya-upaya untuk menembus pasar Eropa, seperti membuat per-aturan perdagangan khusus dalam bentuk kelonggaran-kelong-garan cukai impor. Yaitu untuk setiap cukai sebesar 100gulden, diberi potongan 15 gulden. Regulasi ini hanya berlakubagi perdagangan gula saja.

Fondasi industri perkebunan ini ternyata berhasil baik, guladari Jawa mampu mendominasi pasaran dunia. Produksiberkembang sangat cepat, dari 752.657 pikul (tahun 1840)hingga mencapai 1.764.505 pikul (di tahun1860), denganfluktuasi laba antara 280.780 sampai 453.656 gulden pertahunnya.

Tentu saja, hal ini berhasil menguatkan perekonomiannegeri induk; dan juga menguatkan ekonomi klas burjuasiBelanda yang telah dilibatkan dalam bisnis-bisnis pemerintah,sebagai sebagai kontraktor. Hal ini mendorong klas borjuasiBelanda untuk mengambil alih peranan yang selama inidipegang oleh negara dalam pengelolaan industri.

Page 66: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname66

Salah satu caranya adalah perjuangan politik melaluiTweede Kamer atau Majelis Rendah Negeri Belanda. Sepertidilakukan oleh salah seorang pendekar golongan Liberal yangcukup vokal, Van Hoevell.

Baron W.R. van Hoevell, dalam tahun 1848 pernahmengadakan demonstrasi di Batavia, dan mengajukan petisiuntuk kebebasan pers, pembentukan sekolah-sekolah di Jawadan perwakilan tanah Hindia Belanda di Tweede Kamer.

Akibatnya, ia kemudian diusir dari Hindia Belanda. Namundalam waktu dua tahun ia telah berhasil masuk ke TweedeKamer, dan menjadi juru bicara kaum Liberal. Pada dasarnya,Hoevell tidak anti terhadap cara-cara cultuurstelsel dalammengeduk keuntungan.

Namun, dia sangat anti terhadap pemerintah Belanda yangmengan-tongi sebagian besar laba yang didapatkan dari sistemtersebut. Hal yang menjadi alat perjuangan gaga-san politikHoevell adalah peningkatan standar pendidikan pendudukbumiputra Jawa untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

Bahkan, Hoevel secara tegas menyampaikan dalam pidatoparlementer pada 8 Desember 1851. “...Saya ingin melihatbahwa dalam pelaksanaan Culturestelsel gubernemen harusmendelegasikan sebanyak mungkin pada inisiatif swasta.Misalnya, ketika kontrak-kontrak gula baru diberikan, sayaingin kebutuhan pabrik-pabrik tidak lagi dipertemukan olehgubernemen tetapi oleh para pengusaha swasta.

Ketika para penggiling gula mempunyai kebebasan pembagiandari produknya, dan tidak lagi menerima pembayaran uang muka,mereka akan belajar untuk menjadi lebih bergantung padakekuatan mereka sendiri. Dan bagi mereka akan lebih mudahmembuat transisi ke sistem lain di mana tanpa intervensipemerintah mereka akan membuat kontrak dengan rakyatregarding penanaman tanaman yang dipanen.

Page 67: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 67

Walaupun secara resmi negara melepas para kontraktor gulapada 1879 (Suiker Wet), tetapi akibat tekanan-tekanan kerasdari kaum Liberal ini, maka sejak 1850 gubernemen memberikelonggaran-kelonggaran pada para pengelola industri gulauntuk membuka interaksi langsung antara pabrik denganpetani, seperti dalam melakukan perjanjian penanaman danmerekrut tenaga kerja.

Waktu memang tak bisa dihentikan. Terus berjalan, meskitanpa kehendak manusia. Hingga tidak terasa, dari tahun ketahun penguasaan gula semakin meluas di seantero Jawa.Tercatat, di tahun 1935, pabrik-pabrik gula berdiri di sekitarSidoarjo, Pasuruan, Probolinggo dan Malang.

Untuk Keperluan tersebut dianggap perlu adanya Balaipenelitian Gula atau Proofstation Van Ooc Java di Paruruan,yang merupakan salah satu balai penelitian di antara bagaipenelitian yang tersebar di belahan bumi bagian selatan.Hingga kini, balai tersebut masih berfungsi dan diberi namaBP3G atau Balai Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula.

Untuk keperluan perbaikan-perbaikan pabrik, khususnyapenyediaan suku cadang dan tempat perbengkelan mesin-mesin beratnya, didirikan pula bengkel besar dengan namaDe Bromo. Boma ini mempunyai tiga unit antara lain; unitBhinneka, Turangga dan Wahana. Masing - masing berfungsisebagai unit aneka ragam pekerjaan, unit yang membuat mesindan ada unit yang membuat gerbang kereta api.

Dari gambaran di atas, bisa disimpulkan seperti halnyadijaman Airlangga, pada masa Belanda pun Sidoarjo masihdihitung sebagai salah satu kekuatan ekonomi. Ada satu tolokukur yang bisa jadi indikator yaitu banyaknya pabrik gula dikota sekecil Sidoarjo.

Untuk saat ini saja ada lima komplek pabrik gula yangberoperasi. Kelima pabrik gula itu berada di daerah Candi,

Page 68: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname68

Krembung, Krian, Prambon dan Tulangan. Konon dulu lebihanyak lagi, termasuk Pabrik Gula Sruni (sekarang jadi markasArhanud). Dengan banyak nya jumlah itu bisa di ketahuitingkat kesuburan tanah di Sidoarjo dibanding daerahsekitarnya.

“Kalung Besi Milik Sidoarjo”Sebuah teknologi kolonial yang dipergunakan sampai

sekarang adalah jalur besi untuk kereta api. Ini yang dikatakanJayabaya sebagai kalung besi di tanah Jawa. Tidak dapatdipungkiri jika hanya di Jawa, di banding pulau luar Jawa,yang memiliki jalur kereta yang padat. Belanda membangunkonstruksi ini melintas sepanjang pantai utara Jawa dan jalursebelah selatan.

Markas Arhanud dulu merupakan Pabrik Gula Sruni

Page 69: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 69

Menurut teori interaksi, tinggi-rendahnya sebuah prosestransformasi segala hal bisa diukur dari ada tidaknya sebuahjalur transportasi yang memadai. Di Jawa, transformasi darisegala yang berbau asing mudah sekali masuk dan merasuk.Tentu pada awalnya bukan maksud Belanda untuk mewariskanteknologi hebat ini, tujuannya adalah memperkuat hegemonikolonial di negara jajahannya.

Jalur kereta api hanya melintasi dan menghubungkan kota-kota yang dianggap penting oleh pemerintah Belanda. Bisajadi ukuran dari penting itu karena adanya pusat politik danekonomi. Setidaknya ada beberapa pertimbanganpembangunan rel kereta di jaman Belanda,antara lain:1. Sebagai jalur yang bersifat politis. Yaitu untuk mengontrol

wilayah jajahannya.2. Sebagai jalur militer. Memudahkan distribusi tentara dalam

melakukan ekspansi, pengamanan atau pergerakan posisi.3. Sebagai jalur ekonomi. Memudahkan transportasi bahan

baku dan hasil sebuah pabrik.Di Sidoarjo, saat ini, terdapat dua lintasan kereta api yang

masih berfungsi, di sebelah timur kota dan barat kota. Lintasandi timur ini, selain menghubungkan Sidoarjo dengan kota-kotadi belahan selatan Jawa Timur, juga menghubungkan kota-kota di Jawa timur bagian timur. Sementara lintasan Baratmenghubungkan Sidoarjo dengan Jawa Timur bagian tengahdan sampai ke Jawa Barat, jika anda akan ke Jakarta, lintasanini kerap di sebut “jalur Selatan”.

Selain jalur kereta, diwilayah Sidoarjo juga terdapat stasiun-stasiun yang tersebar di sepanjang kedua jalur itu. Dibandingdengan jalur selatan, jumlah stasiun di jalur timur jauh lebihbanyak. Apalagi ketika ada program kereta komuter antaraSurabaya – Sidoarjo, jumlah stasiun itu juga bertambah olehpembangunan stasiun baru dan difungsikannya stasiun lama.

Page 70: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname70

Tiga jalur di selusin setasiunSebenarnya Sidoarjo tidak cuma memiliki dua lintasan itu.

Pada jaman Belanda terdapat lagi sebuah lintasan yangmembelah tengah kota Sidoarjo dan menghubungkan jalurtimur dan barat. Keberadaan jalur itu bisa disaksikan hinggasekarang. Bukti fisiknya adalah sebuah lajur rel Kereta ke arahbarat di perbatasan desa Tenggulunan dan Sumokali,kecamatan Candi.

Bukti fisik lainnya adalah reruntuhan sebuah komplekstasiun di daerah Tulangan.

Selain itu juga terdapat bukti tertulis berupa peta dari jamanBelanda. Dimana peta itu bayak digunakan oleh para keluargaBelanda di Jawa Timur pada tahun 1900, seperti di bawah ini :

Peta Jaman Belanda

KETERANGAN :

Jalur kereta api:

Stasiun :

Kawedanan :

Kabupaten :

Industri :

Page 71: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 71

Berdasarkan peta ini terlihat jalur Kereta Api (garis tebal) yangmengurung Sidoarjo di timur dan barat kota. Tampak di sanakedua jalur itu terpecah dari stasiun Gubeng (sekarang StasiunSurabaya Kota). Di peta ini tergambar bahwa kedua jalur itudihubungkan oleh sebuah lintasan antara Sidoarjo dan Tarik.Semua lintasan ini bersifat ekonomi karena sengaja di bangunsejalur atau berdekatan dengan komplek industri (lingkaran kecil)yang menyebar di sekujur Sidoarjo.

Diawal telah disebutkan tentang stasiun-stasiun yang ada diSidoarjo. Pada jaman Belanda jumlah stasiun di Sidoarjo ada 12bangunan yang berdekatan dengan komplek bangunan industridan lembaga pemerintahan. Dari jalur timur terdapat stasiunWaru, Gedangan, Buduran, Sidoarjo, Tanggulangin dan Porong.Sementara di jalur tengah melewati stasiun Tulangan dan Watutulis. Di barat terdapat stasiun Kejaten, Tropodo, Krian dan Tarik.

Bekas rel kereta jalur tengah di Desa Tenggulunan Candi

Page 72: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname72

Selusin stasiun ini keberadaannya dimaksudkan untukmemudahkan distribusi bagi pabrik-pabrik di Sidoarjo,diantaranya ; pabrik gula di Candi, Tanggulangin, Krembung,Tulangan, Watutulis dan Krian. Diantara stasiun-stasiun iniseparuh diantaranya sudah tidak berfungsi. Bahkan ada beberapadiantaranya sudah runtuh atau beralih fungsi.

Dari banyaknya jalur kereta dan stasiun ini menunjukkan bahwaSidoarjo dari dulunya merupakan daerah industri yang maju.

“Sebuah Kasus Perlawanan Fisik”Yang paling terkenal adalah jihad di Gedangan yang

dipimpin oleh Kiai Hasan Mukmin. Sebab-sebabpemberontakan berakar dari gerakan agama yang berbasismasyarakat tani. Karenanya tipikal gerakan itu menjadikanpermasalahan petani sebagai isu sentral.

Gerakan ini mengalami radikalisasi ketika Belandamemaksakan peraturan yang ketat mengenai efektifitasproduksi pertanian. Peraturan itu adalah penanaman paksapalawija yang berupa jagung dan ubi kayu. Selain itu jugadipaksakannya pemakaian weluku (bajak) model Hindu.

Sementara di industri gula, Belanda menentukan secarasepihak harga sewa tanah sawah untuk ditanami tebu.Belanda juga memaksa petani menjadi tanaga kerja dipabrik-pabrik gula pada waktu masa giling. Semetarakebutuhan utama petani, irigasi, berjalan dengan pembagianyang buruk.

Setiap habis shalat Magrib, anggota tarekat selalumengadakan pertemuan di rumah Kiai Hasan Mukmin diSamentara. Pertemuan-pertemuan ini membahas tentangperaturan Belanda yang dirasa sangat memberatkan bagipetani. Semakin lama pertemuan para anggota tarekat itubukan lagi pertemuan untuk membahas permasalahan petrani.

Page 73: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 73

Tetapi sudah mengarah pada rencana pemberontakan terhadapperaturan Belanda di Sidoarjo.

Kiai Hasan Mukmin adalah putra seorang ulama diYogyakarta. Sebelum menjadi guru tarekat Qadiriyah-Naqsyabandia di Samentara, Beliau pernah belajar di di Kairo,tetapi tidak sampai tamat karena ayahnya meninggal dunia.Pengikut kumpulan tarekat ini sangat besar, selain Sidoarjo,anggotanya juga berasal dari Mojokerto dan Jombang.

Akhirnya para anggota tarekat sepakat untuk melakukansebuah pemberontakan. Tanggal pelaksanaannya adalahHari kedua belas bulan Maulud tahun Wawu atau 27 Mei1904.

Pada hari itu pemberontakan di mulai setelah shalat Magrib.Sebelum melaksanakan aksinya kaum pemberontakmengambil air wudhu lebih dulu. Kemudian merekaberkumpul di sebuah sawah yang terbuka, dimana berkibarsehelai bendera berwarna putih-biru-putih sebagai symbol darikemandulan, kepiluan dan kefanaan. Sebagai symbol lainpemberontakan, mereka meyelempangkan Klaras (daunPisang kering) seraya berdzikir. Kemudian seorang pembicaramembakar semangat pemberontak dengan mendakwahkankonsep Jihad (perang suci). Para pemberontak itu berasal dariSamentara, Taman dan Damarsi. Sementara pengikut dari kotalain tidak ikut.

Ketika Wedana Gedangan menerima informasi tentangkonsentrasi massa pemberontak di Keboan Pasar (KeboanSikep), ia langsung mendatangi mereka dengan membawaanggota Polisi yang bersenjata. Tetapi karena jumlah yangkalah banyak, akhirnya Wedana dan Mantri Polisi tertawan.

Melihat kejadian itu pemerintah di Sidoarjo mengerahkankekuatan militer untuk menindas pemberontakan. Melihatbarisan tentara, pemberontak yang berjumlah tiga ratus orang

Page 74: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname74

itu bukannya takut. Mereka maju membuat provokasi denganmenari gaya pencak silat sambil menggenggam keris danmengucap La ilaha ilallah. Tentara mulai menyemburkan pelorpanas ke arah pemberontak. Pertempuran itu berjalan singkat.Tetapi menelan cukup banyak korban jiwa. Tiga puluh tigapemberontak mati terbunuh, tiga puluh tujuh lainnya terlukatermasuk Kiai Hasan Mukmin.

Walaupun terluka, tetapi Kiai Hasan Mukmin berhasilmelarikan diri kerumahnya. Namun tak lama kemudian tentaraBelanda mengepung dan membakar rumah itu setelahmembunuh Kiai Hasan Mukmin. Pemberontakan Gedanganpadam bersama dengan kematian sang Kiai.

“Sebuah Mitologi Sarip Tambak Oso”Cerita ini akrab di dengar di Sidoarjo dan juga di panggung

Ludruk. Lakon Sarip Tambak Oso merupakan sebuah eposyang lahir dan pernah terjadi di Sidoarjo, tepatnya di desaTambak Oso (sekarang di sebut Tambak Sawah, KecamatanWaru). Dilihat dari beberapa tokoh sentral dalam cerita,diperkirakan peristiwa ini terjadi di masa Sidoarjo sudahberbentuk Kabupaten.

Perlawanan Sarip –seperti halnya dengan Jaka Sambangdan Untung Surapati- lebih sering dijumpai di panggung-panggung ludruk. Hal ini bisa menjadi analisa tersendiri jikamelihat dari batasan tentang seni panggung di jaman itu.

Batasan itu lahir dari kraton, antara seni yang “adiluhung”yang hanya pantas dipertontonkan di kraton dengan senirakyat yang berasal dari rakyat biasa. Dalam hal ini, begitujuga dengan halnya ludruk, Sarip Tambak Oso, Jaka Sambangdan Untung Surapati lahir dari orang kebanyakan. Sehinggasepak terjang ke tiga tokoh pembangkang diatas lebih seringdigambarkan di panggung Ludruk daripada Ketoprak yang

Page 75: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 75

adiluhung itu. Bisa juga dikatakan ketiga tokoh inimerupakan “doa orang biasa” yang menjawab realita timpangpada saat itu, dimana penguasa Pribumi (kraton Solo) lebihberpihak pada penguasa asing daripada kepentingan kawulanya.

Sarip adalah anak seorang janda miskin di desa TambakOso. Dia dikenal sebagai pemuda Bengal, kecu, perampok danseorang maling yang ulung. Keberadaan anak janda inimembuat orang-orang kaya pelit tidak bisa tidur nyenyak.Karena merekalah yang jadi target operasi pencurian Sarip.Dan Sarip bukanlah maling yang pilih-pilih. Barang apapunyang bisa dijadikan uang pasti ia ambil.

Sementara itu sikap masyarakat miskin di sekitarnya cenderungmendiamkan perilaku Sarip, bahkan melindunginya. Bisa di tebakmasyarakat bersikap seperti itu karena Sarip selalu membagi-bagikan hasil curiannya kepada masyarakat. Karenanya Sarip jugadikenal sebagai maling budiman. Tetapi tidak demikan halnyadengan pemerintah yang menganggap Sarip tidak lebih sebagaiseorang kriminil yang meresahkan. Mulai saat itu pihak keamananberupaya untuk menangkap maling budiman itu.

Pada suatau hari Sarip mengunjungi seorang saudaranya untukmembicarakan pembagian harta warisan. Ia mempertanyakan hakwarisnya atas sebidang tanah tambak dari bapaknya. Saudaranyaini adalah seorang yang curang. Walaupun ia orang kaya tetapitidak mau memberikan tambak yang menjadi hak Sarip. Masalahini menimbulkan perselisihan antara mereka berdua. Bermuladari pertengkaran mulut, perselisihan ini menjadi perkelahianyang berakhir dengan kemenangan Sarip setelah menggebukisaudaranya sampai tersungkur.

Si korban tidak terima atas perlakuan ini. Kepada LurahGedangan yang bernama Bargowo ia melaporkan kejadian ini.Kemudian Lurah Bargowo dan Cariknya yang bernama

Page 76: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname76

Abilowo pergi ke Tambak Oso untuk menangkap Sarip. Tetapimereka hanya menemukan emak Sarip yang sudah tua. Jengkelkarena tidak bisa menemukan buronannya, Lurah danCariknya itu menganiaya emak si Sarip hingga terluka. Setelahkorbannya tidak berdaya, mereka kembali ke Gedangan.

Tak lama kemudian Sarip tiba di rumah. Demi melihatemaknya babak belur di hajar lurah dan carik Gedangan, ianaik pitam dan mengejar kedua orang itu. Sarip berhasilmenyusul kedua orang itu dan langsung membalaspenganiayaan terhadap emaknya. Kedua pamong praja itumelarikan diri ke Sidoarjo setelah tidak mampu mengalahkanSarip. Di Sidoarjo mereka melaporkan kasus penganiayaanyang baru mereka alami ke pada Mantri Polisi.

Pada saat itu juga rombongan lurah dan mantra polisibergerak ke Tambak Oso untuk menangkap Sarip. Singkat ceritaterjadi pertarungan antara Sarip dengan rombongan itu. Saatmerasa terdesak Sarip mencoba melrikan diri. Tetapi pelurukompeni lebih dulu merenggut nyawanya. Sarip tergeletak mati.

Dirumah, emak Sarip merasa telah terjadi sesuatu dengananaknya. Kemudian ia berteriak keras memanggil nama Sarip.Ikatan batin yang kuat antara ibu-anak itu membuat sebuahkeajaiban. Begitu mendengar panggilan emaknya tubuh Saripyang sudah mati itu bergeletar hidup lagi dan segera melarikandiri. Kejadian itu mengejut kan rombongan pemburunya.

Kejadian serupa berkali-kali terjadi, Sarip yang sudah matibegitu dipanggil emaknya akan hidup lagi. Tahulah rombonganmantra Polisi jika Sarip memempunyai kelebihan. Merasagagal menangkap Sarip, rombongan itu kembali ke Sidoarjountuk merencanakan siasat penangkapan.

Lurah Bargowo yang merasa terancam karena gagalnyapenagkapan itu, kemudian minta tolong kepada Paidi, seorangpemuda kusir dokar di desa Segoro tambak. Paidi merupakan

Page 77: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 77

musuh bebuyutan Sarip. Setiap kali bertemu, kedua pemudaitu selalu berselisih karena masing-masing merasa sebagaijagoan di desanya. Lurah Bargowo tahu hanya Paidi yangmampu menaklukkan Sarip. Karena dalam perkelahianpemuda itu pandai menggunakan “jagang baceman” (kayupenyangga dokar jika tidak ada kudanya). Paidi menyanggupipermintaan pak Lurah dan mulai memprovokasi Sarip untukberkelahi dengannya.

Sarip terpancing. Kedua pemuda itu terlibat perkelahian.Karena masing-masing adalah jago di desanya, perkelahianitu berjala seru. Pada awalnya Paidi terdesak oleh seranganSarip. Ia mulai menggunakan jagang baceman sebagaisenjataanya. Ketika senjata itu mengenai sasaran, tubuh Sariptiba-tiba lunglai. Melihat sarip sudah lemas, lurah Bargowomenghubungi Mantri Polisi di Sidoarjo yang langsungmenggelandangnya. Konon, Sarip terlebih dulu di kerangkengdi Gedangan sebelum ia menjalani hukuman gantung.

Page 78: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname78

Bab 5

SI CEBOLBERTONGKAT KUNING

Pearl harbour di serang Jepang. Pangkalan laut Amerikaitu luluh lantak dan sekitar 3000 prajuritnya jadi korban.Admiral Isokoru Yamamoto, komandan penyerangan itumenggunakan puluhan pesawat dari armada Kamikaze(terbang untuk mati)untuk membombardir para prajuritAmerika yang tidak dalam keadaan siap. Setelah itu Jepangmulai menjarah Asia untuk mendirikan Negara Asia TimurRaya, di mana Jepang sendiri sebagai pemimpinnya.

Kedatangan Jepang di Indonesia disambut meriah. Merekadianggap sebagai pembebas yang mampu melibas Belandayang sudah ratusan tahun bercokol. Tetapi pada perkembanganselanjutnya, Jepang terbukti bukanlah perampok yang pilih-pilih.

Selama kekuasaannya penghinaan dan penganiayaanmerupakan pemandangan sehari-hari. Sebut saja seperti JugunIanfu (wanita yang di paksa sebagai pelacur), Romusha,perampasan beras dan bahan makanan serta tidak adanyapendidikan membuat bangsa ini semakin “kurus”. Si CebolBertongkat kuning (sebutan Jayabaya untuk Jepang) ini hanyaberkuasa 3,5 tahun, tetapi tingkat kematian pendudukbertambah tinggi. Dikarenakan sudah banyak materi yangmenulis tentang kekejaman Jepang maka tulisan ini hanya

Page 79: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 79

membatasi pada proses penyerbuan Jepang di Jawa Timur danbeberapa peristiwa yang terkait dengan Sidoarjo.

Untuk menguasai Jawa Timur Jepang membuat garis besarserangan dengan cara menduduki pantai utara Jawa di Kragan,menguasai Rembang dan pangkalan minyak Cepu, untukmenguasai dua kota besara Jawa Timur yaitu Surabaya danMalang. Untuk menyerang Jawa Timur, Jepang mengunakanDivisi ke-48 yang berada di bawah pimpinan Letnan JendralTuchihashi Yuitsu. Tujuan utama serangan ini adalah kotaSurabaya. Letnan Jendral Tuchihashi Yuitsu dalam melaksanakanoperasi militernya berdasarkan perkiraan lokasi konsentrasiterbesar Belanda ada di sebelah Timur Laut Surabaya.

Untuk mengecoh perhatian Belanda, pasukan Jepangdipecah dengan dua jalur penyerangan. Pasukan pertamamengikuti jalur Utara bergerak untuk menguasai Surabaya,sedangkan Pasukan Kedua mengikuti jalur selatan untukmemotong jalan Surabaya Malang. Setelah itu kedua pasukanakan menyerang titik pertahanan angkatan laut Belanda dariBarat dan Tenggara. Pemecahan jalur gerak pasukan Jepangmemang membawa hasil, perhatian Belanda terkecoh dengangerakan pasukan Jepang. Pada tanggal 28 Februari 1942 siang,komandan Divisi Belanda Mayor Jenderal Ilgen mendapatberita pengitaian dari udara melaporkan armada Jepang terdiridari 104 kapal besar mendarat di pantai Utara antara Rembangdan Weru. Dengan keadaan medan seperti itu maka MayorJenderal Ilgen memutuskan untuk memusatkan pertahanan diPaciran. Tujuan dari rencana ini adalah mengahambat gerakanpasukan Jepang dari Utara. Tujuan lainnya adalah untukmemberi waktu tim bumi hangus untuk menghancurkanobyek-obyek vital dan pangkalan laut Belanda di Surabaya.Untuk itu komandan pasukan Belanda di Tuban, kolonel VanKuilenburg, menerima intruksi sebagai berikut :

Page 80: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname80

- Musuh telah mendarat di Kragan dengan kekuatan duahingga tiga divisi.

- Pasukannya akan mempertahankan sebelah Selatan kaliSolo dari Sembayat hingga ke Cepu.

- Apabila musuh terlalu kuat harus mengundurkan diri keJombang di belakan tepian sungai Brantas.

Tetapi perhitungan Mayor Jenderal Ilgen keliru, pada tanggal2 Maret 1942 pagi datang berita bahwa pasukan Jepang sudahmasuk Jawa Timur dengan menyamar memakai piyama Cina.Berita ini diikuti dengan berita lainnya yang membuat mentaldan moral pasukan Belanda anjlok.

Di Surabaya tim bumi hangus diberi waktu empat hariuntuk melumpuhkan obyek-obyek vital yang kemungkinandigunakan Jepang. Obyek vital itu terdiri dari selruh komplekpelabuhan, instalansi minyak di Wonokromo dan pabrikPiroteknik di Kamal, Madura. Untuk pembumi hangusanpangkalan angkatan laut diundur atas permintaan AdmiralHelfrich karena ada kapal selam yang akan masuk. TetapiAdmiral Helfrich sendiri sudah melarikan diri ke luar negeripada tanggal 2 Maret. Karena tidak ada berita lebih lanjuttentang keberadaan sang Admiral maka mulai tanggal 3 Maret1943 pangkalan laut mulai di bumi hanguskan. Kapal-kapalyangtidsak dapat berlayar di tenggelamkan untuk menutupijalur pelayaran. Praktik bumi hangus ini juga menghancurkangudang-gudang bahan makanan yang diikuti denganpenjarahan besar-besaran oleh masyarakat. Pada tanggal 5Maret 1942 pasukan Jepang telah berada di daerah antarsungai Solo dan Brantas. Jepang telah masuk Jawa Timur,Mayor Jenderal Ilgen terkecoh. Ia baru sadar jika Surabayadiserang dari dua arah. Strategi bertahannya berakhir dengankehancuran total.

Page 81: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 81

Masa Pedudukan Jepang ( 8 Maret 1942 - 15 Agustus1945 ) Sebagaimana juga daerah-daerah di Indonesia, mulaitanggal 8 Maret 1942 daerah Delta Brantas ada dibawahkekuasaan Pemerintahan Militer Jepang. Pada waktupendudukan Jepang itu, yang menjadi Bupati Sidoarjo adalahtetap Bupati R.A.A. Sujadi. Pemerintahan jepang sangatmiliteristik sehingga tidak sedikit para pemimpin danPamong Praja yang dianggap merintangi PemerintahanJepang menjadi korban Kempetai. Dimana-mana dibentukSeinendan dan Keibondan dan (sebagai pembantu Polisi ),hingga ke desa-desa terpencil.

Pemerintahan Republik Indonesia. Sebagaimana tercatatpada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu,pada waktu itu adalah waktu yang sebaik-baiknya bagi BangsaIndonesia untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan,dimana-mana di daerah Republik Indonesia dibentukbermacam-macam badan atau perkumpulan yang bersifatnasional. Pada waktu itu yang berkuasa di daerah Delta Brantasialah Kaigun ( tentara Laut Jepang ).

“Jembatan Porong Enam Maret”Strategi perang yang diterapkan Mayor Jenderal Ilgen tidak

diikuti oleh penggunaan artileri dan koordinasi yang baik daninformasi yang akurat tentang kemajuan Jepang, membuatpsukannya tidak mampu membendung gerak Jepang dalammenguasai Surabaya. Selain itu pasukan Belanda jugamengalami kehancuran dari segi taktis dan psikologi. Padatanggal 6 Maret 1942 pasukan Belanda yang ada di Tuban ditarik ke selatan Surabaya. Pasukan yang dipimpin oleh colonelVan Kuilenburg ini ditempatkan di daerah Porong dengantujuan untuk menahan serangan Jepang yang diketahui telahsampai di daerah Kediri sampai tepi sungai Brantas.

Page 82: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname82

Hari itu jam 9 pagi beberapa pesawat tempur Jepang tampakterbang rendah di atas wilayah Porong. Beberapa kali pesawat-pesawat itu melepaskan beberapa bom sambil sesekalimenembaki posisi tentara Belanda. Setelah penyerangandengan arteleri udara itu selesai, pada pukul 12 siang Jepangmenyerang habis-habisan posisi tentara Belanda di Porong.Serangan itu membuat perkubuan tentara Belanda di sanahancur karena prajurit yang melayani senjata berat anti tanktelah melarikan diri.

Atas hancurnya pertahanan Belanda di Porong otomatisSidoarjo dan Surabaya menjadi daerah yang tak terlindungi.Terlebih lagi kemudian Mayor Jenderal Ilgen memerintahkantentara Belanda untuk gerilya. Pada 6 Maret 1942 sore dapatdikatakan seluruh tentara Belanda di bawah Divisi ke 3 telahbergerak menuju daerah yang ditunjuk sebagai kantong-kantonggerilya. Mereka bergerak diantara Pasuruan dan Malang. Tetapitaktik gerilya ini tidak bertahan lama karena prajurit-prajuritBelanda itu tercerai berai dan kehilangan kontak dengankomandannya. Mayor Jenderal Ilgen sempat melakukanrekrutmen untuk menambah jumlah pasukannya yang semakintipis. Tetapi rekrutmen itu hanya mendapat 20 orang saja.

Sementara itu Radio Nirom (radio resmi milik pemerintahHindia Belanda) pada tanggal 8 Maret 1942 menyatakan JawaBarat telah menyerah kepada Jepang. Mayor Jenderal Ilgenmendengar berita itu berpendapat penyerahan kepda Jepanghanya untuk Jawa barat saja. Baru setelah mendapat beritabahwa pasukan KNIL telah menyerah seluruhnya, pada tanggal9 Maret 1942 Mayor Jenderal Ilgen bersama Kepala StafnyaLetnan Kolonel G.S. Gotschal melaporkan penyerahan dirinyakepada Mayor Jendral Abe koichi di Malang yang kemudianditindak lanjuti oleh Markas Komando Letnan JendralTsichibashi di Sidoarjo.

Page 83: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 83

“Orang Bule di Keranjang Babi”Kekejaman tentara Jepang tidak hanya menimpa kepala

inlander saja, tetapi orang bule pun tidak luput dari praktek-praktek dehumanis serdadu Dai Nippon. Dibawah ini sebuahcerita tentang kekejaman Jepang di Sidoarjo yang menimpakaum interniran (sebutan orang Belanda yang di tawanJepang). Cerita ini beredar dari mulut ke mulut sehinggamenyerupai majalah yang tidak mengenal hukum sensor.

Setelah penyerahan tentara Belanda pada bulan Maret 1942,terdapat sekelompok kecil serdadu Belanda yang nekat melanjutkanperang gerilya. Mereka menyembunyikan diri di dekat pabrik gulaWatoe toelis. Untuk makan mereka mencuri seekor sapi milik petanisetempat. Permasalahan pun timbul setelah petani yang kehilangankebaunya itu menemukan bercak darah yang berleleran. Iamelaporkannya ke kepala desa yang kemudian di teruskan ke asistenwedana. Oleh asisten Wedana laporan ini di teruskan kepadakenpeitai (polisi rahasia Jepang yang sudah membunuh banyakorang). Dengan menjejak bercak darah rombongan asisten wedanadan serdadu Jepang mencoba menemukan kerbau yang hilang.Jejak darah itu menuju ke tempat persembunyian serdadu Belandasehingga mereka dapat ditangkap.

Para serdadu Belanda yang nekad itu kemudian dimasukkan kedalam keranjang yang biasa digunakan untukmengangkut Babi. Para tawanan itu dimasukkan kesana dalamkeadaan telanjang dan kaki dihimpit. Setelah itu merekadiangkut kedalam truk yang masing-masing di jaga tigaserdadu Jepang. Keranjang babi berisi manusia itu ditumpuktiga di dalam truk. Seorang saksi dari Pasuruan ada yangmendengar suara-suara dalam bahasa Inggris yang memohon“water” (air), ketika truk itu berhenti mengisi bensin.

Keranjang-keranjang itu kemudian di buang ke laut di tigatempat yang berbeda. ***

Page 84: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname84

Bab 6

ETNIS MADURA, MA TARAMANDAN TIONGHOA DI SIDOARJO

Sejak pertengahan abad ke 19 terdapat tidak kurang dari833.000 orang Madura yang bertempat tinggal di Jawa Timurdan bagian terbesar penduduk yang tinggal di pantai utara JawaTimur berasal dari Madura (Hageman Czn, 1858: 324-325).Karena pengembangan usaha perkebunan swasta di daerahpedalaman Jawa Timur pada pertengahan abad ke-19 butuhtenaga besar, maka migrasi penduduk dari Madura ke JawaTimur meningkat pesat, dari Sumenep saja setiap tahun rata-rata 10.000 penduduk yang bermigrasi (Koloniaal Verslag 1892'Bijlage C, No, 22:3). Para migran dari Sumenep dan Pamekesan,umumnya bermigrasi ke daerah Sidoarjo, Bondowoso, Jemberdan Banyuwangi seperti yang tertulis dalam dokumen BelandaWerkschema Reboisatic Madoera, 1938: 9-10.

Secara paradoks, Kabupaten Sumenep yang ditinggalkanoleh warga Madura justru didiami oleh orang-orang yang asal-usulnya dari negeri asing. Menurut Catalan Raffles dalam TheHilary of Java (1817, I: 63; II: 284-286). disebutkan bahwaorang-orang asing yang tinggal di Sumenep adalah CinaSingkek, Peranakan Cina, Melayu, dan Arab. Kehadiran orangCina di Sumenep tidak menimbulkan masalah apapun, karenaperaturan pemerintah kolonial tidak memberi peluang kepadaetnis itu untuk memiliki tanah.

Page 85: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 85

Karena alasan peraturan itulah, maka orang-orang Cina diSumenep umumnya menjadi rentenir, penyewa hak atas tanah,hak pajak tanah, pasar, dan pelabuhan. Sementara orang-orangArab justru sangat dihormati karena latar belakang agama dimana sebagian di antara mereka diyakini sebagai keturunannabi Muhammad SAW.

Tidak jauh berbeda dengan keadaan di Sumenep, diKabupaten Sidoarjo Juga terdapat orang-orang yang asalusulnya dari negeri asing. Namun demikian, karena alasankesamaaan agama maka orang-orang Arab di Sidoarjo sangatdihormati. Sebaliknya hubungan warga Madura Sidoarjodengan warga keturunan Cina, umumnya Iebih bersifatekonomi di mana orang-orang Cina umumnya berstatussebagai juragan sedang orang-orang Madura berstatus sebagaiburuh atau kuli.

Hubungan tradisional antara warga Madura di Sumenepdan Pamekasan dengan warga Madura di Sidoarjo rupanyatetap terjalin sampai Memasuki akhir abad ke-20 ini. Para kiaibesar di Sidoarjo, pada umumnya menjadi panutan bagi wargaMadura di Sumenep dan Pamekasan. Dan peranan kiai sebagaifigur sentral bagi warga Madura, sangat berperanan pentingdalam setiap perubahan sosial yang terjadi di tengahmasyarakat Madura baik yang di Sumenep, Pamekasanmaupun Sidoarjo dan sekitarnya.

Sementara itu, kelompok masyarakat di Sidoarjo yang tidakboleh diabaikan keberadaannya adalah para pendudukpendatang yang berasal dari kultur mataraman sepertiNganjuk, Madiun, Solo, dan lainnya yang diperkirakan sudahtinggal di kawasan ini sejak awal abad ke-17.

Sekalipun Jumlah mereka itu relatif kecil dibandingpenduduk Madura yang datang pada abad ke-19, namunmereka merupakan kelompok yang juga mencoba untuk

Page 86: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname86

bertahan hidup dengan berbagai cara. Salah satu bukti adalahdikenalnya pertunjukan wayang kulit di Sidoarjo.

Sampai sekarang, kelompok ini masih menunnjukkanidentitasnya secara tegas. Sebagai etnis mataraman yangterpengaruh dalam budaya kraton, komunitas ini dikenal karenaintelektualnya yang tinggi. Dan kelompok ini, memberikan citratersendiri bagi kehidupan masyarakat di Sidoarjo.

Komunitas lain yang tidak kalah unik di Sidoarjo adalahetnis Tionghoa. Kedatangan rtnis yang tergolong minoritasini ke Sidoarjo tidak bisa dilepaskan dari sejarah kedatanganbangsa Tiongkok ke nusantara secara bergelombang. MenurutPrasasti Tain Fei Ling Ying Zhi Ji yang ada di Changle,Provinsi Fujian (Hokkian), ada seorang panglima bernamaCheng Ho berlayar sampai tujuh kali ke nusantara mulai tahun1405-1431 Masehi. Dalam tujuh kali pelayaran tersebut,armada Cheng Ho berkunjung ke Sumatra dan Jawa, sertadaerah lainnya.

Cheng Ho adalah seorang utusan Kaisar Zhu dari dinastiMing Tiongkok, yang dalam pelayarannya dibantu oleh WangJinghong (Ong King Hong). Dalam pelayarannya ke Jawa,Cheng Ho sudah mendapati kantong-kantong komunitas etnisTionghoa dan giat mengajarkan agama Islam.Persinggahannya ke Jawa membekas hingga saat ini yaitumasih berdirinya Kelenteng sam Po Kong di Semarang –sebagai penghormatan Wang Jing Hong (Kyai JurumudiDampo Awang) kepada Cheng Ho.

Pelayaran pertama Cheng Ho (1405-1407) sangatfenomenal karena dia berkunjung ke Jawa Timur danmendapati perang saudara di kerajaan Majapahit, yaitu antaraWirabumi dengan Wikramawardhana. Dalam kekacauanperang itu, 170 awak kapal Cheng Ho terbunuh oleh pasukanWikramawardhana. Namun karena takut balasan Dinasti

Page 87: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 87

Ming, maka Wikramawardhana mengirim utusan ke Tiongkokuntuk meminta ampun. Kaisar Zhu memaafkan dengan syaratWikramawardhana mengganti kerugian dengan emas 60.000tail. Menurut Ming Shi (Sejarah Dinasti Ming) volume 324,ganti rugi itu dibayar dengan cara mencicil setiap tahun sekalisampai akhirnya lunas.

Dalam karya Ma Huan, Ying Ya Shen Yang, terdapat babtersendiri yang berjudul Kerajaan Jawa. Di dalam bab itu HaMuang menulis bahwa bila ada kapal dari luar negeri, merekaakan berlabuh di empat pelabuhan yaitu Tuban, Gresik,Surabaya dan Majapahit (Sidoarjo dibawah kekuasaanMajapahit dan berbatasan dengan Surabaya).

Ma Huan menulis, bahwa Surabaya berbatasan denganMojokerto, pemandangannya indah dan udaranya panassepanjang tahun. Dari kejauhan tampak gunung(Penanggungan) yang lerengnya penuh pohon Yanfu danNanmu. Adat istiadat masyarakat sekitar sungai (sekitar

Illustrasi Kapal Cheng Ho

Page 88: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname88

Sidoarjo) sederhana. Baik pria dan wanitanya berkonde danmemakai baju panjang dan pinggangnya dililit dengan kainberlipat. Orang yang tua diangkat sebagai kepala daerah.Penduduk membuat garam dari air laut dan membuat arakdari sorghum. Di daerah ini terdapat kambing, burung beo,kapuk, kelapa, kain kapas, perak, dan sebagainya.

Kedatangan etnis Tionghoa ke Surabaya dan Sidoarjolambat laun semakin deras seiring dengan semakinmenggeliatnya roda ekonomi kawasan ini. Di beberapadokumen lain menyebutkan di Sidoarjo saat era kolonialBelanda, sudah tercatat berdirinya toko-toko, sekolahan dantempat ibadat milik etnis Tionghoa. Yang paling kentara adalaheksistensi dari tempat ibadat Tri Dharma Tjong Hok Kiong diSidoklumpuk, Sidoarjo yang sudah berdiri sejak tahun 1869.

Illustrasi Laksamana Cheng Ho

Page 89: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 89

Tempat ibadat ini adalah tempat dimana etnis Tionghoa yangberagama Budha, Kong Hu Cu dan Tao berkumpul. Sementaraetnis yang beragama Islam, membaur dengan warga etnis pribumiyang kebanyakan beragama Islam untuk beribadah di MasjidJamik. Salah satu ritual yang cukup terkenal di Tjong Hok Kiongadalah peringatan hari ulang tahun Thian Siang Seng Bo (DewaMahco). Ulang tahun Dewa yang jadi simbol kasih sayangsesama umat manusia ini diperingati setiap tanggal 1 dan 15Imlek dengan cara mendatangi Tjong Hok Kiong untukbersembahyang, memohon keselamatan dan perlindungan.

Dua etnis pendatang, etnis Madura dan Tionghoa ke Sidoarjoini memiliki tipologi yang hampir sama; yaitu sama-sama uletuntuk berdagang. Etnis Madura kebanyakan bergerak di sektorinformal seperti di pasar-pasar tradisional sementara etnisTionghoa kebanyakan menguasai perdagangan di sektor formalseperti di banyak pertokoan yang tersebar di Sidoarjo.***

Tempat Ibadat Tri Dharma Tjong Hok Kiong di Sidoklumpuk, Sidoarjo

Page 90: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname90

Bab 7

MEREKA YANG DIKAPALKAN

Keinginan bangkit dari kemiskinan ternyata harusberakhir dalam liang kubur di negeri orang. Orang-orangJawa, Termasuk 200 orang diantaranya dari Sidoarjo, yangdi pekerjakan di Suriname kebanyakan mengalamikehancuran tubuh akibat siksaan, kerja badani yang kelewatberat dan perlakuan yang buruk. Selain itu mentalitas kulikontrak itu juga remuk karena pelegalan judi, prostitusibahkan anjuran menghisap candu. Hanya sebagaian kecilyang berhasil pulang ke Indonesia seiring hancurnyakekuasaan kolonial Belanda di negeri jajahannya. Sisanyamenetap disana.

Pada awalnya adalah tanam paksa di Jawa yangdiprogramkan oleh Van den Bosch untuk menolong keuanganBelanda yang hampir bangkrut akibat Perlawanan Diponegoro.Di Negara induk, Belanda, program itu menolongperekonomian negeri. Sementara Hindia Belanda hanyakebagian ampas dari kemakmuran itu. Bukan saja angkakemiskinan semakin tinggi akibat tanamm paksa itu, tingkatkematian penduduk juga berlipat dua.

Seorang anggota parlemen Belanda, Van Deventer,menuntut rakyat Belanda untuk membalas budi atas jasapenduduk Indonesia yang secara terpaksa membantumemperbaiki ekonomi Negara Kincir Angin itu. Multatuli,

Page 91: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 91

asisten keresidenan Banten, mendesak kerajaan Belanda daridalam Hindia Belanda. Akhirmya Raja Belandamencanangkan politik etis yang dimaksudkan untuk membalasbudi bagi inlander Hindia Belanda. Politik ini mencantumkantiga poin yaitu : Edukasi, Irigasi, migrasi.

Pada poin terakhir ini ternyata juga terjadi penyelewengan.Penduduk yang di pindahkan dari Jawa hamper seluruhnyadijadikan pekerja di perkebunan (onderneming) milik Belandayang bertambah luas itu. Pekerja-pekerja itu (disebut jugaKoeli kontrak) tersebar di Sumatra, Afrika dan Suriname(Amerika Selatan).

“Onderneming di Sumatra”Deli 1863. seorang Belanda yang bernama J.Nienhuis

menanam tembakau yang ternyata mempunyai kualitas terbaikdi pasaran Eropa. Seiring dengan permintaan yang besar dariEropa, petani-petani Belanda di Deli ramai-ramai memperluaskebun tambakau mereka. Untuk pekerja, awalnya merekamengambil orang-orang Batak dan Cina sebagai pekerja(arbeiders) diperkebunan itu.

Dengan semakin meningkatnya hasil kebun tembakaudiperlukan pekerja-pekerja terampil yang sudah biasamelakukan kegiatan tanam menanam (plantages). Untuk ituDeli Planters Vereeniging, yang didirikan tahun 1897, mulaimelirik petani-petani dari Jawa. Karena selain terjerumuskemiskinan orang Jawa terkenal menurut dan gampang diatur.Untuk keperluan itu organisasi ini membuat kontrak denganbeberapa pihak, seperti calo dan lurah, untuk bertugas mencariburuh di Jawa.

Kebutuhan akan buruh juga terjadi di luar Hindia, termasukdi Suriname yang mulai mengembangkan perkebunan juga disamping pertambangan Bauiksit.

Page 92: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname92

Kuatnya pengaruh pemilik perkebunan di dalam dan luarHindia membuat kebutuhan akan buruh itu mendapatperhatian pemerintah Hindia Belanda. Dan terbitlah suratkontrak yang disebut Koeli Ordonantie yang dibuatberdasarkan surat keputusan Gubernur Jendral Stbl. No: 138tertanggal 13 Juli 1889. surat ini mengalami revisi oleh suratkeputusan lain tertanggal 11 Maret 1898, Stbl. No: 78 yangjuga berisi kewajiban pekerja, anatara lain: pelaranganmeninggalkan onderneming, sehari bekerja 10 jam selamatiga tahun, terikat dengan hokum daerah tujuan,

Sementara untuk hak pekerja: mendapat tempat tinggal,upah, makan dan MCK. Selain itu juga berhak untukmengajukan surat pengaduan bila pemilik perkebunan(ondernemer) memperlakukannya tidak sesuai ketentuan,termasuk juga minta di pulangkan bila kontraknya telahselesai.

Dalam memilih pekerja pemilik onderneming sangatselektif. Selain kesehatan hal yang juga diperhatikan adalahfactor sekuritas dan monopoli atas pekerja kontrak mereka.Unjtuk hal terakhir ini dalam biodata setiap pekerja selalutercantum tanda kenal berubah tahi lalat, bekas luka atauciri fisik lainnya. Tanda kenal ini berguna untuk menemukanpekerja yang melarikan diri atau bekerja secara diam-diamdi perkebunan lain.

Masih tentang melarikan diri, pemilik onderneming danstafnya diperkenankan untuk melakukan tindakan hokumbagi pekerja yang kabur. Selain itu ondernemermenggunakan jasa para opas untuk menangkap, mengurungbahkan menyiksanya. Tenaga lainnya adalah para mandoryang biasanya diambil dari pribumi. Selain mendapat gajiresmi dari perkebunan mandor juga mendapat jatah 7,5persen hasil pendapata kelompok buruh yang diawasinya.

Page 93: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 93

Adalah kanker kemiskinan yang membuat para petani jawatergiur untuk kontrak kerja itu tanpa tahu daerah tujuan danpekerjaan sebenarnya. Pamphlet tentang kesempatan kerjakontrak seperti sebuah jawaban bagi keinginan petani miskinuntuk merubah nasib. Ditengah himpitan ekonomi dansebagian oleh keinginan berjudi, mereka secara peroranganataupun kelompok masuk dalam ikatan kontrak onderneming.

Dalam pamphlet itu agen pencari tenaga kerja menuliskantentang suasana kerja yang nyaman, manusiawi dan gajisebesar f 60 bagi orang dewasa. Di Suriname gaji seorangkuli kontrak bisa mencapai 80 sen perhari untuk pria dan 60sen untuk wanita.

Contoh Pamfletyang berisi ajakan

kepada kaumpribumi untuk ikut

kuli kontrak keSuriname. inti dari

ajakan tersebutadalah di butuhkan

pekerja Jawa Timuryang rajin dan sehatdengan gaji f 60,-

Page 94: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname94

Tetapi petani-petani buta huruf itu tertipu. Bukan sajatempat kerjanya yang sangat jauh, kondisinya pun tak sesuaidengan yang tertera di iklan pamlet. Mereka tidur tinggalberdesakan di barak-barak kumuh. Jika sakit para koeli itulebih menderita karena pemilik perkebunan lebihmementingkan peningkatan hasil perkebunan daripadakesehatan pekerjanya. Dan bila ada yang mati, pihakonderneming hanya memberi 7 meter kain kafan.

“Dulur Jawa yang bernama Suriname”Suriname adalah sebuah Negara bekas jajahan belanda di

Amerika selatan. Pada jaman colonial kawasan ini“diramaikan” oleh kedatangan pekerja-pekerja dari Jawa,Afrika dan India. Ketiga etnis inilah yang pada gilirannya nantimembentuk Suriname sekarang. Negara yang mendapatkemerdekaan dari Belanda pada 25 November 1975 inibermotto Justitia - Pietas – Fides (Keadilan - Kesederhanaan- Loyalitas).

Suriname beribukota Paramaribo dengan mata uangDollar Suriname (SRD). Saat ini etnis Jawa 15 persen dari487.024 jiwa. Etnis Jawa masih melestarikan budaya Jawadan kesenian Jawa, termasuk bahasanya. Walaupungenerasi dibawahnya sudah mulai meninggalkan budayaleluhurnya.

Pada tahun 9 Agustus 1890 sebanyak 94 orang buruhkontrak dari Jawa untuk pertama kali mendarat di dekatParamaribo dengan tugas membabat hutan dan bekerja diperkebunan. Perpindahan ini melalui laut atas prakarsa dariNederlandse Handel-maatschappij (NHM). Bersama denganmereka juga disertakan pekerja pabrik yang berasal dari India.Kedatangan imigran Jawa itu sampai tahun 1914, kecuali1894, di bagi menjadi dua etape dengan tempat transit

Page 95: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 95

Amsterdam. Untuk selanjutnya hingga tahun 1939 tercatatsekitar 32.965 orang Jawa dikapalkan ke Suriname. “Alsafreisplaatsen op Java fungeerden Batavia (Djakarta),Semarang en Tandjong Priok. De aangeworven arbeiders (enhun eventuele gezinsleden) verbleven daar enige tijd in eendepot waar zij werden geregistreerd en gekeurd. Daartekenden zij ook hun contract”.

Menurut nukilan keterangan dari sejarah Suriname di atas,mereka (pekerja Jawa) diberangkatkan melalui tempat, yaitu:Batavia, Semarang dan pelabuhan Tanjung Priok. Adakemungkinan beberapa diantaranya sekeluarga. Sebelumdiberangkatkan mereka, yang terdiri dari berbagai tingkat usiaitu, mendatangi biro-biro pencari tenaga kerja untuk di daftardan diperiksa. Setelah itu mereka menandatangani suratkontrak (dengan tanda silang).

Kapal-kapal yang digunakan mengangkut pekerja itu antaralain Buitenzorg, Ambon & Prins Maurits, Banda, Madura &Prins der Nederlanden, Medan & Prins Willem V, Banda enPr. Willem I, Bali & Prins Frederik Hendrik, Djebres & PrinsWillem I, Medan & Prins Willem V, Merauke, Djambi,Karimoen III. Semua kapal ini berjenis SS

Imigran dari Indonesia berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil yang. Di setiap kelompok terdapat seorangketua yang juga ikut dalam proses perekrutan koeli. Biasanyaketua ini berasal satu kota atau kawasan (gewest) dengananggota kelompoknya. Mereka bekerja di perkebunan yangbanyak tersebar di Suriname dan sebagian di pertambanganbauksit.

Seperti hal nya dengan nasib kuli kontrak lainnya, wongJowo disana mendapat perlakuan yang tidak adil danmengerikan bahkan saat pertama kali menginjakkan kaki diSuriname. Paramaribo, Juli 1894, dari 612 orang koeli dari

Page 96: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname96

Jawa, 32 diantaranya meninggal di perjalanan. 16 orangmeninggal begitu turun dari kapal dan 200 diantaranya sakitkeras.

Hukuman bagi para pekrja Jawa ini juga ditimpahkankarena kesalahan-kesalahan kecil saja. Ia dianggap disersi bilameninggalkan perkebunan sebentar untuk bercengkramadengan kawan satu daerah di perkebunan lain, dianggapmerusak milik orang lain hanya kaena tidak sengaja memotongranting pohon kopi, Bahkan pekerja Jawa bisa dilaporkan kepolisi dengan alasan malas bila ia sakit atau lelah. Hukumannyasangat bervariasi, dari kerja paksa sampai penghapusan hakpulang ke Jawa. Di setiap tempat kerja berdiri tiang-tiangpancang untuk menghukum para pekerja.

“Arbeider contract van Sidoardjo”Pengiriman kuli kontrak ke Suriname berlangsung antara

9 Agustus 1890 sampai dengan 13 Desember 1939. Selama49 tahun pengiriman ini, jumlah Javanese tercatat 32.965orang, kurang lebih 200 orang diantaranya berasal dariSidoarjo.Sebagian besar dari mereka bekerja di ondernemingpenghasil pala, hanya sebagian kecil yang bekerja dipertambangan Bauksit.

koeli Jawa yang berasal dari Sidoarjo terdiri dari berbagaitingkat usia. Beberapa diantaranya masih berumur dibawahdua puluh tahun. seperti misalnya Boekari, pemuda asal dariGedangan, pada usia 18 tahun ia menjalani kontrak kerja diGonggrijp, I.H. antara 16 juni 1907 sampai 16 juni 1912.

Begitu juga dengan Karnie yang masih berumur 17 tahun.gadis asal Krembung (Belanda: Kremboong) ini bekerja kontrakdi Agenten NHM, pl. Mariënburg & Zoelen dari 20 juli 1913sampai 20 juli 1918. Ia berangkat dari Semarang dengan kapalDjebres & Prins Willem I pada tanggal 17 mei 1913. Sampai

Page 97: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 97

kini tidak diketahui apakah kedua orang muda ini meninggaldunia di Suriname ataukah berhasil pulang ke Indonesia. Karenadalam catatan Belanda, baik tanggal kematian atau tanggalpulang berakhir dengan satu kata : Onbekend (tidak diketahui).

Dibawah ini di tulis keterangan beberapa orang koelikontrak Sidoarjo yang dikapalkan ke Suriname:

Nama : DjenabJenis Kelamin :perempuanNomor kontrak : 223Usia : 20Tinggi badan : 145 cmAsal :Gedangan, SidoarjoTanggal berangkat:31 juli 1913Tempat berangkat:SemarangKapal :Bali & PrinsFrederik HendrikWaktu kontrak:1 Oktober 1913-1 Oktober 1918Tempat kerja : onbekendTanggal Kematian: onbekendTanggal Pulang : onbekendNama : Amari

Page 98: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname98

Jenis Kelamin : PriaNomor kontrak : 106Usia: 32Tinggi badan : 159Asal : SidoarjoTanggal berangkat :15 december 1921Tempat berangkat :Tanjung PriokKapal :BandaWaktu kontrak :25 februari 1922-25 februari 1927Tempat kerja :Bruinings, E.A.Tanggal Kematian : 25 augustus - 1938, Tanggal Pulang : -

Nama :AsijahJenis Kelamin: PerempuanUsia : 23Nomor kontrak : 635Tinggi badan : 147Asal : PorongTanggal berangkat :4 februari 1920Tempat berangkat :SemarangKapal :MeraukeWaktu kontrak: 27 maart1920-27 maart 1925Tempat kerja :Kirke, E.R.Tanggal Kematian : Onbekend, Tanggal Pulang : Onbekend

Page 99: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 99

Nama : BodinJenis Kelamin: priaUsia : 23Nomor kontrak : 206Tinggi badan :147Asal : KrianTanggal berangkat :19 april 1912Tempat berangkat :SemarangKapal :Medan &Prins Willem VWaktu kontrak :25 juni 1912-25 juni 1912Tempat kerja : Agenten der Marienburg en Zoelen, Tanggal Kematian : Onbekend,Tanggal Pulang : Onbekend

Nama :BaitinJenis Kelamin : perempuanUsia : 26Nomor kontrak : 233Tinggi badan : 148Asal : Tambak CemandiTanggal berangkat :23 mei 1909Tempat berangkat :SemarangKapal :Banda en Pr. Willem IWaktu kontrak:26 juli 1909-26 juli 1914,Tempat kerja : Hall, J. van, directeur van Slootwijk.

Page 100: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname100

Nama : MatTinggi : 160Jenis Kelamin : Laki-lakiUsia : 18Asal : GedanganTempat Keberangkatan :BataviaTanggal Keberangkatan :30 maart 1929Kapal : DjambiNomor Kontrak : 044Tempat Kerja :Agenten NHM,Gedeputeerdeder Sur. CultuurMaatschappijWaktu Kontrak : 9 mei 1929 - 9 mei 1934.tanggal kematian : Onbekend, tanggal pulang : Onbekend

Dari 32.965 koeli Jawa di Suriname, pada tahun 1954,sebanyak 8.684 orang diantaranya kembali ke Indonesia. Inidicantumkan pada arsip departemen imigrasi (gepubliceerdin Hoefte, 1998, p. 62 e.v.). tahun 1975 saat Suriname merdekadari Belanda, orang-orang yang termasuk orang Jawa diberipilihan, tetap di Suriname atau ikut pindah ke Belanda. Banyakorang Jawa akhirnya pindah ke Belanda, dan lainnya tetap diSuriname. ***

Page 101: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 101

Bab 8

SORBAN PUTIH KYAI HASIM

Tiada alasan untuk menyebut Sidoarjo sebagai kawasanyang sekular. Sebaliknya, sangat beralasan bila kita menyebutSidoarjo adalah kawasan yang agamis. Buktinya, hingga tahun2002 lalu, tercatat ada 4.709 tempat ibadah terdiri dari langgardan mushola sebanyak 3.823 bangunan, masjid 859 bangunan,gereja 21 bangunan, pura 1 bangunan, vihara 2 bangunan dancandi 3 bangunan.

Pemeluk Islam tercatat 94,46 %; pemeluk Kristen 1,98 %;pemeluk Katolik 1,08 %; pemeluk Hindu 0,26 %; pemelukBudha 0,25 %; pemeluk Kong Hu Cu 0,01 % penganutKepercayaan 0,06 %.

Sejak era kolonial, Sidoarjo adalah tempat bergurunya parakyai sepuh kalangan Nahdlatul Ulama (NU) seperti KyaiHasyim Asy’ari. Sejak usia 14 tahun Kyai Hasyim kecilberkelana dari satu pesantren ke pesantren lain. Bermula diPesantren Wonokoyo (Probolinggo), kemudian pindah kePesantren Langitan (Tuban). Setelah itu ia melanjutkan kepesantren Trenggilis (Semarang).

Tidak puas dengan ilmu yang diperolehnya, ia pun akhirnyamemutuskan untuk menyempurnakankan ilmunya di Sidoarjo,yaitu di Pesantren Siwalan Panji di bawah bimbingan kyaiJa’kub. ( Kini pondok bersejarah itu sudah dirubah namanya oleh

Page 102: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname102

pengasuh pondok yang baru menjadi Pondok Pesantren SalafiyahYak’ub Hamdani dibawah asuhan Kyai Haji M Asy’ari Asmu’i)Hingga akhirnya Kyai Hasyim Asy’ari menjadi seorang ulamahadis terkenal yang dimiliki Indonesia.

Kedekatan emosional Kyai Hasyim Asy’ari dengan Sidoarjotampak saat Kyai Ja’kub diangkat sebagai menantu, sesuai dengantradisi di lingkungan pesantren. Pendiri NU ini mempersuntingKhadijah, perempuan asli Sidoarjo.

Bagi warga NU Sidoarjo, inilah sejarah bernuansa adikodratiyang cukup ‘akbar’. Sidoarjo adalah tanah yang mendapat berkahdan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menggodok pemimpin yangkelak akan memayungi organisasi sosial keagamaan di nusantara.

Bisa disebut Sidoarjo adalah ‘kawah candradimuka’ sangpendiri NU, sekaligus tempat cintanya berlabuh.Hasilpernikahan Kyai Hasim _Khodijah ini melahirkan seorang anakbernama abdullah. sayangnya, Khadijah dan Abdullah ahirnyameninggal dunia di makkah dan di tahun 1930, pondok ituterbakar habis hingga tinggal pung-puing dan sebuah musholla.

Selain Kyai Hasyim Asy’ari, banyak lagi kyai yang lahir dari‘perut’ pesantren-pesantren di Sidoarjo. Itu berkat prosesberlangsungnya proses belajar mengajar yang ulet.

Kepercayaan para santri NU sangat dekat dengan kisah-kisah keajaiban. Misalnya, tentang ide pendirian NU di tahun1924. Bermula dalam kelompok diskusi Tauswirul Afkar(potret pemikiran), yang didirikan KH Wahab Hasbullah diSurabaya. Dalam berbagai kesempatan, KH Wahab selalumensosialisasikan ide untuk mendirikan jam’iyah. la sudahmenyampaikan keinginan itu kepada Kyai Hasyim, gurunya.

Namun Kiai Hasyim tidak serta merta menerima idetersebut. Berhari-hari ia melakukan shalat istikharah untuk

Page 103: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 103

memohon petunjuk Tuhan. Sementara itu, Kyai Cholil, guru kiaiHasyim yang juga guru Kiai Wahab, diam-diam mengamatimereka. Kyai sepuh asal Bangkalan, Madura ini cukup tanggap.

Seorang santri yang terhitung masih cucunya sendiri, As’ad,dipanggilnya untuk menghadap. “Saat ini Kyai Hasyim sedangresah, Antarkan dan berikan tongkat ini kepadanya,” kata kyaiCholil menyerahkan sebuah tongkat.

Di Tebuireng, As’ad menyerahkan tongkat tersebut, sambilmembacakan ayat yang disampaikan Kiai Cliolil yaitu ayatmengenai Musa dan tongkatnya. Hati Kyai Hasyim pun bergetardan menafsirkan bahwa gurunya tidak keberatan atas akandidirikan Jam’iyah. Karena jami’iyah belum juga didirikan, KiaiCholil kembali mengutus muridnya itu untuk menyampaikantasbih. Dan, akhirnya Kiai Hasyim Asy’ari mantap untukmendirikan jam’iyah yang dinamakan Nahdlatul Ulama.

Pondok Pesantren Siwalan Panji, Buduran Sidoarjo

Page 104: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname104

Tempat penggodokan para santri nahdliyin adalah pondokpesantren. Di Sidoarjo kini sudah berdiri 236 pondok yang diisioleh ribuan santri yang berasal dari segenap penjuru tanah air.

Selain Nahdlatul Ulama, di Sidoarjo juga muncul banyakorganisasi sosial keagamaan yang lain seperti Muhammadiyah,Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Persatuan Islam TionghoaIndonesia, Hizbut Tahrir. Banyak pula institusi yang berada dibawah naungan organisasi keagamaan tersebut. Seperti institusiFatayat, Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Ikatan Pelajar NU(IPNU), Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) yang ada di bawahorganisasi Nahdlatul Ulama. Sementara Ikatan RemajaMuhammadiyah mengiduk kepada organisasiMuhammadiyah.

Pemikiran keagamaan warga NU bisa di telusur dari pokuk-pokok pikiran KH Hasyim Asy’ari dalam belasan Judul kitabyang ditulisnya. Yang hingga kini diajarkan di banyakpesantren di Sidoarjo. Alur pemikiran KH Hasyim Asy’ari takterlepas dari trilogi kalam, Fikih dan Tasauf.

Dalam pandangannya, ada tahapan yang mesti ditempuhagar tak timbul penyimpangan. Sangat prihatin jika ada orangyang akidahnya belum mantap tiba-tiba mengikuti tarekat.Sinkretisme ala budaya kejawen perlu dijernihkan, meski ituadalah realitas keberagaman masyarakat Indonesia terutamadi Jawa. Semangat pemurnian akidah warga NU itu tercermindalam doktrin teologi Ahlus Sunnah wal Jamaah ala AbuIIasan Al Asy’ari dan Abu Manshur AI Maturidi.

Sedikitnya ada dua kitab; al Qalaid fi Ma Yajib minal Aqaiddan Risalah Tauhidiah, yang menjelaskan doktrin teologi yangharus dipegang oleh setiap Musum Sunni. Obsesi permunianIslam itu adalah untuk membersihkan sufisme dan tarekat danpraktek-praktek yang menjurus pada panteisme dan syirik.Sufisine murni ala santri NU merujuk pada konsep sufismeortodoks Abu Hamid Al Ghazali yang menekankan

Page 105: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 105

peningkatan nilai-nilai etika dan moral dengan melaksanakanajaran Rasulullah.

Praktek sufisme dan tarekat yang menyimpang dijauhi. Sepertitertulis dalam Ad Dararul Muntatsirah dan Tamyizul Haqqminal Baithil. Dalam kilab ini, KH Hasyim Asy’ari memaparkanbahwa penyimpangan ajaran sufi kerap bersumber dari kultusindividu berlebihan terhadap tokoh tertentu.

Namun, keberadaan hal-hal berbau mistik sebenamya tidakdipungkiri oleh para santri NU. Mereka beranggapan bahwapengalaman mistik adalah pengalaman spriritual yang bersifatpersonal dan tak selayaknya dijadikan wacana publik.

Sementara itu, panteisme dan mistik heterodoks ala AlHallaj dan Hamzah Fansuri dianggap bisa menyesatkan umatsehingga perlu dijauhi. Begilu juga dalam hal sufisme, parasantri getol membersihkan sufisine dari aiaran-ajaran eskatikdan metafisik.

Dalam bidang ekonomi, para santri mepunyunyai visi untukmewujudkan ekonomi berbasis kerakyatan. KH HasyimAsy’ari saat melihat kondisi ekonomi masyarakat yangmemprihatinkan pada tahun 1918 merintis kerjasama parapelaku ekonomi lemah yang disebutnya Syirkatul ‘Ianan liMutahathoti Ahlil Tujjar. Yang bentuknya mirip koperasi yangmenggunakansyariat Islam.

Badan ini berkembang dengan lahirnya Nahdlatul Tujjar(Kebangkitan Kaum Pedagang) yang menjadi wadah parapengusaha santri. Berbeda dengan Sarekat Islam yang politis,Nahdlatul Tujjar murni bergerak untuk memberdayakanekonomi umat.

Page 106: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname106

“Kerusuhan Rasial Pasar Larangan”Hubungan sosial antar etnis semakin meriah di Sidoarjo.

Dalam lintasan sejarah, keturunan etnis Tionghoa, etnis Maduradan etnis Batak, etnis Jawa (Tengah yang dikenal denganMataraman) atau warga ‘asli’ Siduarjo sudah terjalin harmonissejak jaman era kolonial.

Perubahan sosial terkadang memunculkan friksi-friksi kecil.Khususnya jika berkaitan dengan hal-hal yang bersentuhandengan ekonomi. Seperti yang pernah terjadi di Pasar Laranganpada 12 Januari 2002 lalu, yang menjadi catatan sejarah bagiSidoarjo. Peristiwa itu merupakan konflik terbesar dalam duadekade sebelumnya.

Tercatat sekitar 3000 massa dari desa-desa seputar pasarLarangan yaitu Durung Beduk, Tenggulunan, Sepandemenggeruduk pasar terbesar di Sidoarjo itu. Aksi itu dipicuoleh tewasnya Nur Isman (60 tahun) seorang pedagang sayuranwarga Durung Bedug. Warga menuduh Munakib (37 tahun)pedagang asal madura bertanggungjawab atas kasuspembunuhan itu. Sebelumnya, Dakir (32 tahun) adik kandungMunakib tewas dalam suatu perkelahian.

Meski aparat keamanan telah mencium gelagat aksi massatersebut, tak urung massa yang emosi sempat membakarsembilan rumah milik warga etnis Madura di sekitar pasarLarangan. Kedatangan massa untuk menggeruduk pasar, takpelak membuat pedagang etnis Madura lari lintang pukangmenyelamatkan diri. Aktivitas ekonomi di pasar yang cukuplengkap menjual beraneka bahan kebutuhan sehari-haritersebut praktis lumpuh untuk beberapa saat.

Situasi tegang menyelimuti kawasan sekitar pasar menyusulmunculnya isu akan adanya amuk massa susulan dari wargaDurung Beduk karena tidak berhasil menemukan targetpembunuh Nur Isman.

Page 107: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 107

Para pedagang spontan menempelkan tulisan “Jawa Asli”.Namun tulisan ini pun segera dicabut begitu munculnya isu baruakan adanya serangan balasan dari Etnis Madura dari berbagaikota di Jawa Timur.Peristiwa tahun 2002 ini tak syak merupakan konflik terbesar yangbernuansa etnis di Sidoarjo, yang sempat menyentak banyak kalangandi Jawa Timur. Sebab, pertama, selama ini Jawa Timur relatif “bersih”dari konflik berlatar belakang etnis. Kerusuhan dengan warna perbedaanetnis memang pernah terjadi dua dekade lalu. Saat itu, gelombang aksimassa anti Cina muncul di Jakarta yang merembet ke sebagian JawaBarat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Peristiwa itu tak urungmeninggalkan kenangan traumatik.

“Kenapa Mereka Marah?”Pasar Larangan secararesmi dibangun oleh Pemda Sidoarjo

ada tahun 1985 dan mengalami renovasi tahun 1998. Pasarterbesar di Sidoarjo ini awalnya merupakan relokasi pasarpertama yang ada di jalan Gajah Mada (sekarang menjadi lokasisupermarket).

Sebanyak 80% dari 2800 pegadang yang menempati pasarlarangan berasal dari etnis Madura. Pasar seluas 5,6 hektar itumemiliki 70 togu (toko gudang) 1150 kios dan 2300 los. Padasaat awal pemanfaatan, pedagang enggan menempati area barukarena sepi.

Kondisi itu oleh pengelola pasar disikapi dengan caramendorong para pedagang memanfaatkan kawasan pasar itu tanpamengacu pada kualifikasi jenis barang dagangan danpedagangnya.

Semula pasar larangan dibagi menjadi tiga unit. Pertama unitsembako. Kedua, kelontong dan alat rumah tangga. Ketiga,

Page 108: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname108

konveksi. Kelonggaran yang diberikan pengelola pasar berakibatbanyak tempat yang peruntukannya menjadi tak jelas.

Pasar itu memiliki empat jenis peruntukan menurut luas lahan,modal, dan barang dagangan. Yaitu ruko, kios, los, dan pancakan.Dan etnis Madura kebanyakanmenempati sebagian kecil kios.Sebagian besar yang lain memanfaatkan los dan pancakan.Pancakan adalah istilah untuk menyebut tempat tak resmi yang bisadimanfaatkan untuk berdagang. Misalnya trotoar, gang-gang masukke pasar, teras kios dan los.

Membiaknya pancakan yang sulit dikendaikan akhirnyamenstimulasi munculnya konflik. Pemilik kios atau los yangkebetulan terasnya dipakai pedagang pancakan sering merasaterganggu. Namun mereka lebih memilih diam menghindari konflikterbuka. Seperti api dalam sekam, langkah merepresi sikap inipotensial meletup sewaktu-waktu.

Sementara para pedagang pancakan merasa tak bersaleh karenasetiap hari mereka membayar retribusi dan iuran lain. Selain itubukankah dulu pihak pengelola pasar memberi kesempatan luasbagi mereka untuk berdagang di pasar saat pasar kurang diminatipedagang dan pembeli?

Di sisi lain keterjepitan ekonomi makin membuat konflik yangdirepres muncul dari impoten menjadi poten. Keterpurukanekonomi Indonesia yang berkepanjangan menyulitkan duniausaha untuk sekedar bisa menggeliat mencari nafas segar bagikelangsungan roda ekonomi.

Siapa pun tahu, frustasi sosial yang muncul kemudian mudahmenggelayut dalam amuk massa yang datang bak air bah. Pengelolapasar sebenarnya sudah mengantisipasi kemungkinan munculnyakonflik terbuka. Beberapa pendekatan sudah diupayakan untukmeredam potensi konflik. Upaya yang telah dilakukan antara lainmembentuk Paguyuban Pedagang Pasar bemama HimpunanPedagang Pasar (HPP) Larangan.

Page 109: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 109

HPP dibentuk bersamaan dibukanya pasar Larangan.Anggotanya meliputi seluruh pedagang. Sayangnyapembentukannya lebih didorong oleh kepentingan pengelola pasaruntuk “menguasai pasar”. Bukan atas dasar kebutuhan obyektif parapedagang untuk menjamin kelancaran usahanya.

Pengelola pasar memang dibebani oleh target retribusi yangselanjutnya setor ke kas daerah. Untuk itulah HPP dibentuk denganmerangkul tokoh-tokoh informal agar motif pragmatis tercapai.Tokoh-tokoh informal itu dilibatkan dalam membantu memeliharakeamamanan pasar dan penanganan parkir.

Model pendekatan yang dilakukan pengelola pasarmenunjukkan kegagalan pengaturan pasar secara makro. Meskidalam beberapa hal pemakaian tokoh informal secara temporal bisamemperlancar perolehan pendapatan, namun di sisi lain hal inimemperpanjang wajah koersif negara. Akibatnya potensi konfiiktidak dihilangkan namun “dilupakan”

Jalan keluar yang bisa dilakukan adalah lewat pendekatan“community based development’. Semua komponen yangmemiliki kepentingan terhadap hidupnya akfivitas pasar harusdilibatkan. “termasuk warga sekitar pasar. Terhadap tokoh-tokohinformal mereka tetap perlu diajak serta.

Penanganan secara menyeluruh yang mengarah padatransformasi kesadaran bahwa pasar adalah fasilitas umum milikbersama harus diupayakan. Untuk itu perlu upaya edukasi,komunikasi yang sehat, dan pendekatan perilaku secaramenyeluruh.

Penting pula untuk memahami hubungan kekerabatan(geneologi) orang Madura. Berbeda dengan masyarakattetangganya relasi interetnis masyarakat Madura sangatlah dekat.Tradisi carok, membunuh atas alasan harga diri menjelaskanfenomenal ini.

Page 110: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname110

Jika salah satu anggota keluarga terbunuh bagi anggotakeluarga yang lain adalah sah untuk membalas dendam. Denganbegitu rantai menjadi sulit terputus. Tak jarang dendam initerwariskan dari generasi ke generasi. Meski ada dalam satu ikatan‘darah’ (etnis) mengapa antar mereka bisa saling bunuh?

Hal ini disebabkan karena legitimasi kekuasaan masyarakatMadura bersifat heterogen. Setiap kelompok sosial memilikipemimpin yang diekspektasikan secara berbeda-beda olehpenganutnya. Pada umumnya, kapasitas keagamaan, prestasikeberhasilan seseorang, kekuatan spiritual dan kekuatan seksualdianggap sebagai elemen yang populer dalam proses legitimasikekuasaan.

fakta sosiogis ini penting untuk dipahami menyangkutpermasalahan yang melibatkan warga etnis Madura. Dalam aksi yanglebih konkret maka pengelola pasar bisa memanfaat tokoh-tokohyang memiliki kapasitas seperti di atas untuk ikut terlibat aktifbersama-sama warga etnis lain membangun satu kerjasama dalamkerangka ‘community based’ tadi.

Tokoh-tokoh agama pertu dilibatkan karena pada dasarnyapemimpin keagamaan (religius elite) telah menggeser-tokoh adatdan informal (secular elite), sehingga mereka punya pengaruh yangkuat

Alternatif aksi bisa beragam tanpa melepaskan motif utamapara pedagang yaitu ekonomi.Misalnya, membangun sarana ibadahdi area pasar yang dikerjakan oleh seluruh kelompok yangmemiliki kepentingan terhadap pasar. Pendekatan dengan bahasaagama bisa dilakukan seiring dengan upaya lain yang Bertujuanmembuahkan hasil signifikan bagi peningkatan pendapatanpedagang. Karena hasil ini tidak mungkin serta merta diperolehdan bergantung pada berbagai macam faktor maka proses edukasiharus terus dijalankan.

Page 111: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 111

Ada kredo yang perlu dicermati, pendidikan akan membuatorang mudah dipimpin tapi tidak bisa dipaksa. Pendidikan jugaakan menghasilkan orang-orang yang mudah diperintah tapitak bisa di perbudak.

Transformasi kesadaran ini akan melahirkan sikapbertanggung jawab dan dengan sendirinya akan munculkeinginan untuk memelihara pasar karena akan berdampaksecara langsung pada pendapatan mereka. Selain itu langkahhukum dengan segera menangkap pelaku pembunuhan danmemprosesnya secara transparan dengan memenuhi rasakeadilan masyarakat harus cepat dilakukan.

Untuk mencegah konflik tidak menjalar dan memperoleheskalasi dengan masuknya kelompok kepentingan yang makinmengeruhkan suasana harus secepatnya mempertemukan paratokoh yang bertikai dalam satu meja.

Kerena pola kepemimpinan etnis Madura tersebar ke dalamberbagai kelompok maka ada baiknya mengundang semuatokoh-tokoh yang berpengaruh termasuk ulama. Tentu kita takingin kesalahan penanganan yang terjadi di Sampit, Sambasmaupun Larangan terjadi lagi. ***

Page 112: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname112

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsip Nasional Suriname, Achtergrondinformatie, 20062. Berg, C.C. Penulisan Sejarah Jawa, BHARATA 19763. Breg, C.C. Javaansche Geschiedschrijving, N.V.

Uitgevers Maatschappij Amsterdam, 1938.4. Dinas Purbakala Jawa Timur. Tafsir Kitab

Negarakertagama, 1985.5. De Graf, H. J, Kerajaan Islam Pertama di Jawa, Pustaka

Grafiti Pers dan KITLF, 1986.6. De Graf, H. J, Runtuhnya Istana Mataram, Pustaka Utama

Grafiti dan KITLF, 1986.7. Houben, Vincebt, J.H. Kraton and Kumpeni, KITLV press

1994.8. Iswanto, Syaiful Ary. wawancara dengan Totok Widiardi,

Juli 2005.9. Iswanto, Syaiful Ary. Irisan Airlangga yang diiris Belanda,

Januari 2005.10.Hariyono. Kultur Cina dan Jawa, Pustaka Sinar Harapan

1993.11. Kartodirjo, Sartono. Ratu adil, Sinar Harapan Jakarta,

1984.12. Surat Keputusan Gubernur Jendral Stbl. No: 138 13 Juli

1889 Koeli Ordonantie & revisi surat keputusan laintertanggal 11 Maret 1898, Stbl. No: 78

13.Maryono, Oong. Pencak silat merentang waktu, PustakaPelajar Yogyakarta, 1998.

14.Moll, J.P.A.C. val. De Onlusten in Sidhoardjo (Mei 1904),Archief Java suker industri, 1905.

15.Majalah Horison, no 11 tahun xx, November 1985

Page 113: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 113

16.Majalah VISI, no 14, volume 2, Februari 200317.Nortier, J.J. De Japanese aanval op Java Maart 1942,

De Bataafse Leeuw, 1994.18.Panitia Penggalian Sejarah, Sejarah Sidoarjo, 197019. Panitia Penelitian Majalah VISI, Refleksi tentang

Pandangan Hidup Masyarakat Sidoarjo, 200320. Panyebar Semangat, No 45, 11 Nopember 1995 Monumen

Sa-abad Wong Jawa Dibangun ing Kaledonia Baru.21.Radar Surabaya. Legenda Candi Pari Sarat dengan

Nuansa Politik, 25 Juni 2003.22.Staatsarchief Suriname, Archief Immigratiedepartement

Gepubliceerd in Hoefte, 199823.Suyono, Capt.R.P. Seks dan kekerasan di jaman Kolonial,

Grasindo Jakarta, 2005.24.Sidoarjo pos. Siklus atau satria piningit?, minggu ke 3

Mei 2005.25.Sidoarjo pos, Persembahan untuk Ratu, Minggu ke 2 April

2005.26.Stapel, Dr. F.W. Geschiedenis van Nederlands Indie, N.V.

Uitgevers Maatschappij Amsterdam, 1938.27.Toer, Pramoedya ananta. Panggil aku Kartini saja, Hasta

Mitra Jakarta, 2000.28.Toer, Pramoedya Ananta, Hoakiau di Indonesia, Garba

Budaya, 1998.29.Toer, Pramoedya ananta. Arok Dedes, Hasta Mitra Jakarta,

2000.30. Widodo, Imam Dukut. Surabaya Tempo Doeloe, 200231. Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa

Indonesia, Republiek Suriname, 200532. Yuanzi, Prof Kong, Muslim Tionghoa Cheng Ho, Yayasan

Obor Indonesia, 2000

Page 114: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname114

BUPATI SIDOARJODARI MASA KE MASA

1. R.T. Tjokronegoro 1 1859-18632. R.T. Tjokronegoro 2 1863-18833. Sumodirejo 1883-(wafat 3 bulan kemudian)4. R.A.A.P. Tjondronegoro 11883-19065. R.A.A.P. Tjondronegoro 21906-19246. Sumodiputro 1926-19327. - kosong 1932-1933

8. R.A.A. Soejadi 1933-1947

11. R. Soeriadi Kertoprojo 1950-1958

12. H.A. Choedori Amir 1958-1959

LAMPIRAN

9. K.Ng. Soebakti Pusponoto1947-194910. Soeharto 1949-1950

Page 115: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 115

14. H.R.Soedarsono 1965-1975

13. R.H.Samadikoen 1959-1964

15. H. Soewandi 1975-1985

16. Soegondo 1985-1990

17. Edhi Sanyoto 1990-1995

18. Soedjito 1995-2000

19. Bupati Wakil Bupati

Drs.Win Hendrarso H. Saiful Ilah, S.H 2000-2005

20. Bupati Wakil BupatiDrs.Win Hendrarso H. Saiful Ilah, S.H

2005-2010

Page 116: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname116

M. Bahrul Amig, 9 Desember 1970, alumni STPDN ini dikenal sebagaisosok familiar dan humanis. Dia dikenal seorang PNS yang “Nyentrik”karena ide-idenya yang orisinal dan berani tetapi penuh perhitungan. Disela-sela kesibukannya sebagai seorang Camat, ia masih menyempatkanwaktu brainstorming tentang berbagai hal yang aktual dan terkait denganSidoarjo.

Oyok Harimurti, 22 Maret 1971, adalah alumni STPDN yang punyakepekaan social yang tinggi. Ia masih menympatkan diri untuk aktif diberbagai kegiatan social dan acara-acara alumni STPDN di Sidoarjo.Selain sering aktif di diskusi-diskusi tentang pemerintahan, ia jugamenjadi manajer ManglayangFC, sebuah komunitas olahraga sepak bolaalumni STPDN Sidoarjo.

Rahmat Hidayat, 9 November 1971, adalah seorang penulis lepas diberbagai media. Selain itu juga pernah tercatat sebagai wartawan olahraga diKoran Sidoarjo pos sekaligus atlet sepak bola dadakan. Bapak dua anakini punya hobi memelihara ular dan burung. Saat ini aktif di majalah Visi.

Achmad Farkan Jazuli, 14Januari 1979, sebagai seorang ajudanBupatiini dikenal sebagai alumni STPDN yang komunikatif. Pria ini punyakomitmen, dedikasi dan loyalitas kepada tugasnya. Termasuk ketikaketiban sampur menjadi anggota tim penelusur ini.

Muhammad Wildan, 20 Oktober 1971, selain dikenal sebagai konsultanbeberapa media, juga pernah menjadi aktivispers di Tabloid Nyata. Priayang “nekaf menjadi penulis seumur hidup ini aktif nongkrong diKomunitas Grudak-gruduk, sebuah perkumpulan diskusi orang muda.Jalan hidup yang dipilih itu membuatnya aktif di majalah Visi selain nyambijadi PNS di Badan Kepegawaian Daerah Sidoarjo.

Syaiful Ar y Iswanto, 21 Mei 1976, seorang cerpenis dan penulis lepasdi berbagai media. Sebelumnya sempat tercatat sebagai penjual sandaljepit dan balon di kawasan alun-alun, GOR dan jalan Gajah Mada.Beberapa cerpen yang terpublikasi adalah Syech, Ketika Musa di Tursina,Subversif Kresna, Guerilla. Sedangkan beberapa artikelnya adalahinteraksi sosial dan Hukum Newton, Re/aksasi sebagai”ruang”alternatifpribadi, Seporsi gado-gado dalam bahasa kita, Irisan A irlanggayang diiris Belanda. Karyanya yang berjudul Menjejak Orang Jenggalamendapatjuara pertama.

Tim Penelusur

Page 117: Buku Sejarah Sidoarjo JEJAK SIDOARJO1

JEJAK SIDOARJO dari Jenggala ke Suriname 117