Buku Pegangan Tutor

28
BUKU PEGANGAN TUTOR KEPERAWATAN DASAR I MODUL HAUS Disajikan pada Mahasiswa Semester II Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNHAS 1

Transcript of Buku Pegangan Tutor

Page 1: Buku Pegangan Tutor

BUKU PEGANGAN TUTORKEPERAWATAN DASAR I

MODUL

HAUS

Disajikan pada Mahasiswa Semester IIProgram Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran UNHASMakassar

2010

BUKU PEGANGAN TUTOR

1

Page 2: Buku Pegangan Tutor

KEPERAWATAN DASAR I

MODUL

HAUS

Disusun oleh : TIM KD I

PENDAHULUAN

2

Page 3: Buku Pegangan Tutor

Keperawatan Dasar I menyajikan 2 modul yang terdiri dari modul haus dan modul lapar. Kedua

modul ini masing-masing terdiri dari 1 skenario. Diharapkan skenario ini memotivasi mahasiswa

untuk belajar dan mencari jawaban dengan pendekatan ilmiah.

Dari 2 modul yang disajikan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami tentang konsep-

konsep pemenuhan kebutuhan dasar manusia, mampu mengintegrasikannya dalam praktek-praktek

keperawatan/kesehatan yang ada dan mampu untuk berkomunikasi secara efektif dengan individu,

keluarga, dan kelompok.

Proses pembelajaran pada PBL meliputi kegiatan seperti pertemuan dengan tutor,belajar mandiri

dengan mencari informasi/teori baik dari ahli, buku-buku, jurnal di perpustakaan maupun melalui

internet dan membuat penyajian laporan hasil diskusi dari kegiatan PBL ini

Besar harapan kami kiranya dengan kegiatan PBL ini mahasiswa dapat lebih aktif untuk mencari

jawaban dan berusaha menyelasaikan masalah-masalah yang kemungkinan ditemukan dalam

praktik keperawatan.

Makassar, Maret 2009

Koordinator PBL Kebutuhan Dasar I

Tim Keperawatan dasar I

MODUL

HAUS

3

Page 4: Buku Pegangan Tutor

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami :1. Konsep cairan dan elektrolit2. Fisiologi kebutuhan cairan dan elektrolit

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :1. Menjelaskan fungsi cairan dalam tubuh2. Menyebutkan persentase total cairan tubuh terhadap BB3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haus (kebutuhan air untuk tubuh)4. Menjelaskan mekanisme haus5. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh6. Menjelaskan pengaruh aktivitas olahraga (senam) terhadap kebutuhan :

a. Oksigenasib. Sirkulasic. Cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basad. Eliminasi urin

7. Bagaimana mekanisme haus dapat mempengaruhi kebutuhana. Oksigenasib. Cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basac. Sirkulasid. Eliminasi urin

TUGAS UNTUK MAHASISWA

Kegiatan pembelajaran pada Problem Base Learning (PBL) sangat menuntut keaktifan peserta didik

dalm mencapai tujuan pembelajaran dari modul yang telah disiapkan pada KD I. Proses

pembelajaran dalam hal ini meliputi :

1. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan menbuat pertanyaan-

pertanyaan, konsep ilmiah dan hubungan antra disiplin ilmu terkait. Untuk mengarahkna diskusi,

4

Page 5: Buku Pegangan Tutor

mahasiswa diharapkan dapat menentukan kata kunci dari scenario di atas. Diskusi akan

didampingi oleh tutor untuk 2 kali pertemuan, dan diwajibkan untuk membuat laporan hasil

diskusi yang akan dilaporkan pada diskusi panel.

2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual baik di perpustakaan dengan menggunakan buku

ajar, jurnal, textbook, ataupun melalui media elektronik seperti internet, slide ataupun video dan

mendiskusikan hasil temuan dengan sesama anggota kelompok.

3. Melakukan diskusi kelompok tanpa dipandu oleh tutor dalam rangka curah pendapat antar

anggota kelompok untuk menganalisis informasi dalam menyelesaikan masalah yang ada.

Jadwal yang ditentukan oleh anggota kelompok sendiri.

4. Peserta didik dapat berkonsultasi pada nara sumber yang ahli sesuai dengan masalah yang ada

untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.

5. Mengikuti kegiatan pada skills lab.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam melaksanakan PBL, ada 7 langkah (seven Jumps) yang biasa ditempuh untuk mencapai

tujuan pembelajaran :

1. L1 : Menjelaskan istilah dan konsep

2. L2 : Menetapkan masalah/problem dasar pada scenario dan membuat pertanyaan untuk

membantu menentukan masalah yang ada

3. L3 : Menganalisis masalah dengan menjawab pertanyaan

4. L4 : Menarik kesimpulam dari L3

5. L5 : Merumuskan sasaran pembelajaran

6. L6 : Mengumpulkan informasi tambahan baik dari perpustakaan, internet, dsb

7. L7 : Menyampaikan kesimpulan akhir

STRATEGI PEMBELAJARAN

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat dan diskusi, anda

diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7

langkah penyelesaian di bawah ini :

1. Dengan Brain Storming, klarifikasi semua istilah yang asing (bila ada)

2. Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada scenario di atas yang tidak anda mengerti.

Buat pertanyaan tentang hal tersebut.

3. Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing jawablah atau jelaskanlah salah

tersebut.

5

Page 6: Buku Pegangan Tutor

4. Cobalah membuat menyusun penjelasan tersebut secara sistematik

5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikanlah hal tersebut

sebagai tujuan pembelajaranmu selanjutnya.

6. Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut , carilah informasi yang diperlukan

sebanyak-banyaknya dari kepustakaan, pakar, dan lain-lain sumber informasi.

7. Diskusikan dan lakukan sintese dari semua informasi yang anda temukan.

Penjelasan

Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai

pada kesimpulan akhir, maka proses 5 dan 6 bisa diulangi dan selajutnya dilakukan lagi langkah 7.

Kedua langkah di atas bias diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dianggap cukup maka

pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panekl

dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum

jelas.

JADWAL KEGIATAN

Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi

menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 9-10 orang tiap kelompok.

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka atau satu arah untuk penjelasan dan

Tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan

membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.

2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan

penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan :

memilih ketua dan sekretaris kelompok

brain storming untuk proses 1 - 5

pembagian tugas

3. Pertemuan ketiga : diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan : untuk melaporkan informasi

baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klasifikasi, analisa dan sintese

dari semua informasi.

4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri maupun berkelompok. Tujuan : untuk mencari

informasi baru yang diperlukan.

6

Page 7: Buku Pegangan Tutor

5. Diskusi mandiri : diskusi ini sama dengan diskusi tutorial dan apabila informasi yang diperlukan

telah cukup, maka hasil dari diskusi mandiri ini digunakan untuk membuat laporan penyajian dan

laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakuakn berulang-ulang diluar jadwal.

6. Pertemuan keempat : Diskusi panel dan Tanyajawab pakar. Tujuan : untuk melaporkan hasil

analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada scenario. Bila

ada masalah yang belum jelas atau terjadi salah persepsi, maka bisa diselesaikan oleh pakar

yang hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai

urutan yang tercantum pada buku kerja.

7. Masing-masing mahasiswa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan sesuai dengan

scenario yang telah didiskusikan bersama pada kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk

laporan penyajian dan laporan lengkap.

8. Pertemuan terakhir : laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-masing

mahasiswa.

Catatan :

Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta laporan

kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke coordinator PBL NEU

melalui ketua kelompok

Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing dan

dikembalikan ke mahasiswa melalui coordinator untuk perbaikan.

Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke coordinator PBL

NEU.

Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk

dipakai sebagai salah satu bahan ujian.

TIME TABLE

PERTEMUAN

I II III IV V VI VII

Petemuan 1

(penjelasan)

Pertemuan

mandiri

(Brain

storming)

Tutorial I

Pengumpulan

informasi,

analisa dan

sintese

Mandiri Kuliah

konsultasi

Tutorial II

(laporan

& diskusi)

Pertemuan

terakhir

(laporan)

7

Page 8: Buku Pegangan Tutor

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor

2. Disksi kelompok tanpa tutor

3. Konsultasi pakar

4. Kuliah khusus dalam kelas

5. Aktivitas pembelajaran individual diperpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah,

video dan internet.

SUMBER INFORMASI

A. Buku ajar dan jurnal

B. Diktat dan hand-out

C. Sumber lain : internet

D. Nara sumber (dosen pengampu)

PETUNJUK UNTUK TUTOR

TUGAS TUTOR

A. Pra tutorial

1. Mempelajari dengan saksama modul ini termasuk TIU dan TIK

2. Jika ada materi yang tidak jelas mohon ditanyakan pada dosen pengampu (nama, no telepon

setiap pengampu terlampir)

3. Melihat kelengkapan ruang tutorial

B. Tutorial tahap I

1. Mengecek daftar kehadiran mahasiswa dan menandatanganinya.

2. Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekretaris

3. Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya yaitu :

Menyusun kata kunci

8

Page 9: Buku Pegangan Tutor

Membuat daftar pertanyaan sebanyak-banyaknya

Membuat tabel komponen paradigama yang menghubungkan kata kunci.

Membahas TIU dan TIK

Membagi tugas pencarian informasi berdasarkan komponen paradigama yang menimbulkan

masalah kesehatan/keperawatan.

4. Menilai setiap mahasiswa dan menandatanganinya

5. Mengingatkan mahasiswa agar pertemuan selanjutnya masing-masing sudah mengisi lembaran

kerja.

C. Tutorial tahap 2

1. Mengecek daftar kehadiran mahasiswa dan menandatanganinya

2. Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekretaris

3. Mengecek apakah mahasiswa datang dengan membawa lembaran kerjanya.

4. Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya yaitu :

Mahasiswa mendiskusikan satu persatu komponen paradigma yang menyebabkan masalah

kesehatan/keperawatan, etiologi, mendiagnosisnya.

Mahasiswa menganalisis kembali tabel yang dibuat berdasarkan setiap komponen

paradigma dan kata kunci.

Menguraikan masalah mulai dari masalah yang terdekat ke masalah yang paling jauh.

Tutor menanyakan beberapa pertanyaan mendasar yang perlu diketahui mahasiswa dan

mendiskusikannya.

Mahasiswa mencatat pertanyaan yang belum terjawab untuk ditanyakan dalam diskusi panel

atau ditanyakan langsung kepada dosen pengampu.

5. Membuat penilaian terutama saat mahasiswa nelaporkan informasi yang diperoleh.

D. Saat panel diskusi.

1. Wajib mengikuti diskusi panel

2. Membuat penilaian pada penampilan, cara menjawab, isi jawaban dan lain-lain pada mahasiswa

yang melapor atau menjawab pertanyaan.

9

Page 10: Buku Pegangan Tutor

SKENARIO

Nn. A (22 th), dengan BB 55 kg dan TB 150 cm, berlari mengelilingi lapangan karebosi dibawah terik matahari. Setelah 45 menit kemudian Nn. A berhenti secara tiba-tiba dan nafasnya terengah-engah, nadi menjadi 140 x/menit, tenggorokannya kering dan haus.

KATA KUNCI

1. Usia 22 tahun2. BB 55 kg3. Nafas terengah-engah & Nadi 140 x/menit4. Senam 5. Tenggorokan kering

PETA KONSEP

10

Haus

Aktivitas Olah raga

Page 11: Buku Pegangan Tutor

ACUAN UNTUK TUTOR

Beberapa Pertanyaan

1. Fungsi cairan dalam tubuh :a. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel b. Mengeluarkan buangan-buangan sel c. Membentu dalam metabolisme sel d. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit e. Membantu memelihara suhu tubuh f. Membantu pencernaan g. Mempemudah eliminasi h. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim)

2. Persentase total cairan tubuh terhadap BB :

Umur Umur Total cairan tubuh (%) Total cairan tubuh (%) terhadap BBterhadap BB

Bayi BLBayi BL 7777

6 Bulan6 Bulan 7272

2 Tahun2 Tahun 6060

11

Pemenuhan kebutuhan oksigenasi

Pemenuhan kebutuhan sirkulasi

Pemenuhan kebutuhan cairan & elektrolit

Pemenuhan kebutuhan eliminasi

urine

Pengaturan keseimbangan cairan tubuh

Pusat haus di hipothalamus

Afek ADH

Page 12: Buku Pegangan Tutor

16 Tahun16 Tahun 6060

20-39 Tahun:20-39 Tahun:

Pria/WanitaPria/Wanita

  

60/5060/50

40-59 Tahun:40-59 Tahun:

Pria/Wanita Pria/Wanita

55/4755/47

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haus :

1. Olahraga/aktifitas fisik

Jika kita sedang berolahraga atau melakukan aktifitas fisik yang membuat tubuh berekeringat, maka sebaiknya kita meminum lebih banyak air untuk mengganti kehilangan cairan tubuh tersebut. Tambahan sebanyak 400-600 ml (atau setara 1,5 – 2,5 gelas) air akan dapat mencukupi kebutuhan tubuh saat olahraga, tetapi olahraga/aktifitas fisik yang lebih panjang (lebih dari 1 jam) akan memerlukan tambahan air lebih banyak lagi. Besarnya tambahan air tersebut tergantung dari banyaknya keringat yang keluar saat olahraga, jangka waktu olahraga serta tipe olahraga/aktifitas fisik yang dilakukan. Pada saat olahraga dianjurkan untuk mengganti caoran tubuh tersebut dengan minuman khusus yang mengandung Na untuk menggantikan Na yang hilang bersama keringat & untuk mencegah terjadinya hiponatremia yang dapat membahayakan.

Saat berolahraga perlu diingat bahwa air yang keluar melalui keringat tidak hanya merupakan air yang dihasilkan melalui proses metabolisme namun juga air yang diperoleh melalui konsumsi cairan & makanan dalam sehari-hari. Sehingga apabila proses berkurangnya cairan dari dalam tubuh pada saat berolahraga ini dibiarkan dalam jangka waktu yang lama dan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup maka tubuh akan mengalami dehidrasi akibat tidak memiliki sumber lain untuk memperoleh air.Seorang atlet harus tetap berada pada kondisi hidrasi yang baik untuk mencapai performa yang optimal. Beberapa hal yang menyebabkan seorang atlet mengalami dehidrasi antara lain adalah kurangnya konsumsi air. Kurangnya konsumsi air putih dapat menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi plasma natrium & osmolality plasma secara cepat. Peningkatan konsentrasi ini akan menyebabkan timbulnya rasa haus sehingga meningkatkan volume konsumsi cairan yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh. Ketika rasa haus timbul, tubuh sebenarnya sudah berada pada kondisi dehidrasi ringan dengan kehilangan cairan tubuh sebesar 2-3% dan sudah mengalami penurunan performa hingga 10%.

12

Page 13: Buku Pegangan Tutor

Air merupakan elemen terpenting yang dibutuhkan tubuh ketika berolahraga. Tatkala “mesin” tubuh menjadi panas dan keringat bercucuran akibat gerakan-gerakan olahraga, asupan air dapat mendinginkan tubuh dan menggantikan air yang terbuang lewat keringat.

Dianjurkan minum cukup air sebelum melakukan olahraga untuk menghindari dehidrasi saat berolahraga. Setelahnya, minum air yang memadai diperlukan untuk membantu membuang kotoran yang berkaitan dengan produksi energi.

Jumlah air yang diminum tergantung pada intensitas olahraga, suhu udara dan kelembaban di lingkungan sekitar, serta kecepatan penguapan air. Pada suhu udara 20°C, dalam kegiatan olahraga yang cukup lama, dianjurkan minum 25 ml air setiap 15 hingga 20 menit.

2. Lingkungan/cuaca

Cuaca yang panas dan lembap membuat tubuh sering berkeringat sehingga memerlukan cairan pengganti. Udara panas didalam ruangan (pemanas ruangan) juga dapat membuat tubuh kehilangan kelembapannya. Lebih jauh lagi daerah yang mempunyai ketinggian > 2500 meter juga dapat memancing tubuh untuk sering buang air kecil & bernafas dengan cepat, sehingga beresiko untuk kehilangan cairan.

3. Kondisi kesehatan

Adanya penyakit seperti demam, muntah ataupun diare membuat tubuh kehilangan cairan yang dimilikinya, untuk mengatasinya disarankan untuk mengkonsumsi minuman pengganti cairan tubuh yang lengkap kandungan elektrolitnya. Pada orang yang mempunyai kondisi medis tertentu seperti infeksi kandung kemih ataupun infeksi saluran kencing juga disarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi air minum. Akan tetapi beberapa kondisi seperti gagal jantung ataupun beberapa tipe penyakit ginjal, hati & kelenjar adrenal daapt menggangu pengeluaran cairan tubuh & malah disarankan untuk mengurangi konsumsi cairan/minumannya.

4. Kehamilan & menyusui

Wanita yang sedang hamil ataupun menyusui membutuhkan tambahan cairan untuk tetap terjaga kelembapannya. Institut kesehatan sendiri menyarankan untuk wanita hamil agar meminum 2,3 liter (sekitar 10 gelas) air sehari sedangkan untuk wanita hamil mengkonsumsi 3,1 liter (sekitar 13 gelas) air sehari.

4. Mekanisme Haus :

Mekanisme haus dan peranan vasopresin (anti diuretic hormone/ ADH)Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang osmoreseptor

di hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypothalamus yang

13

Page 14: Buku Pegangan Tutor

menyintesis vasopressin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalamdarah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressindengan resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air dimembrane bagian apeks duktus koligen. Pembentukan aquaporin ini memungkinkanterjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk diduktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalamtubuh tetap dapat dipertahankan.Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypothalamus akibat peningkatanosmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypothalamussehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembalinormal.

Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan olehsystem saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahankeseimbangan cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus,osmoreseptor di hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium.Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalamikekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH denganmeningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volumecairan tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volumenatrium dan air .

5. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh

Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor-faktor:a. Usia perbedaan usia menen.tukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga

dapat me:mengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

14

Page 15: Buku Pegangan Tutor

b. Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran c:airan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

c. Diet apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah c:adangan makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergeerakan c;airan dari interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pe:menuhan kebutiuhan cairan.

d. Stres dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan c:airan dan caektrolit, melalui proses peningkatan produksi ADH, karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium dan air.

e. Sakit. Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk6. Perubahan apa saja yang terjadi pada tubuh seseorang yang melakukan aktivitas

olahraga?

Jawaban : a) Cardiovaskuler/sirkulasi darah

Pada saat orang berolahraga terjadi penyesuaian dalam tubuh. Aliran darah meningkat seiring gerakan otot-otot, supaya dapat memenuhi kebutuhan pasokan oksigen, glukosa, dan zat gizi lain ke otot-otot. Di saat yang sama, tubuh juga membuang kotoran sebagai hasil metabolisme, dan harus menjamin kecukupan aliran darah ke kulit untuk mengeluarkan keringat. Perubahan tersebut akan menyebabkan hilangnya air dan mineral tertentu, terutama sodium dan potasium, dalam tubuh. Volume darah juga menurun setara air yang hilang. Untuk menyeimbangkan kondisi ini, detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat sehingga membatasi gerak tubuh dalam berolahraga. Perubahan tersebut sifatnya sementara dan akan kembali seperti sedia kala (semula) dalam waktu yang relative singkat 3 sampai 5 menit, tergantung usia dan kondisi atlet yang bersangkutan.

b) Respirasi

Olahraga menyebabkan metabolisme meningkat. Peningkatan metabolism tubuh menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Saat system tubuh tidak mampu untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tubuh ini, maka kadar oksigenasi akan menurun. Peningkatan laju metabolisme merupakan respon normal tubuh pada aktivitas latihan fisik (olahraga) karena dalam kondisi ini tubuh melakukan pembangunan jaringan. Kebanyakan individu dapat memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat dan tidak memperlihatkan tanda-tanda kekurangan oksigen.

c) Cairan dan elektrolit

Olahraga menyebabkan peningkatan kehilangan air dan mineral terutama sodium dan potasium, dalam tubuh. Kehilangan ini bisa melalui kulit (berkeringat) dan paru-paru. Seseorang yang melakukan olahraga dapat berespon terhadap mekanisme rasa haus dan membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan meningkatkan asupan cairan. Volume keringat berkaitan dengan kehilangan air selama berolahraga bervariasi, tergantung beberapa faktor, antara lain kebugaran fisik, pakaian

15

Page 16: Buku Pegangan Tutor

yang dikenakan, jenis olahraga dan lamanya berolahraga, suhu, serta kelembaban udara.

Seringkali kita baru spontan minum kalau merasa haus. Padahal, rasa haus tidak akan muncul sampai kekurangan cairan dirasakan betul oleh tubuh (kira-kira 1% dari berat tubuh atau sekitar 0,7 liter cairan untuk berat tubuh normal). Jika air dan mineral yang hilang tidak digantikan, maka kemampuan melakukan kegiatan olahraga dengan baik akan berkurang.

d) Eliminasi urinPeningkatan metabolisme saat berolahraga akan meningkatkan pula kehilangan air dan elektrolit.sehingga hal ini menyebabkan volume air dalam tubuh juga akan berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap produksi urin. Apabila produksi urin menurun maka haluaran urin juga akan berkurang dan konsistensinya akan menjadi pekat.

7. Bagaimana mekanisme haus dapat mempengaruhi kebutuhana. Oksigenasib. Cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basac. Sirkulasid. Eliminasi urin

Jawaban :

Oksigenasi

CO2 merupakan stimulator yang akan menstimulasi pusat pernafasan. Ketika asam karbonat dan karbondioksida meningkat dalam darah, pusat pernafasan akan terstimulasi dan meningkatkan kadar dan kedalaman pernafasan. CO2 dilepaskan (diekshalasi) dan secara otomatis level asam karbonat menurun. Sebaliknya, ketika level bikarbonat berlebihan kadar dan kedalaman respirasi menurun. Hal ini menyebabkan CO2 terperangkap, level asam karbonat meningkat dan bikarbonat yang berlebihan dinetralkan.

Keseimbangan Asam BasaParu-paru akan membantu mengatur keseimbangan asam basa dengan

mengeliminasi atau menyimpan CO2. jika CO2 bergabung dengan air akan membentuk asam karbonat (CO2 + H2O → H2CO3). Reaksi kimia ini bersifat reversible (bola-balik); asam karbonat dapat diurai kembali menjadi karbondioksida dan air. Bekerja dengan system buffer, paru-paru mengatur keseimbangan asam-basa dan pH dengan mengubah kadar dan kedalaman pernafasan. Respon ini terjadi sangat cepat dalam hitungan menit. Level CO2 dalam darah diukur sebagai PCO2 atau tekanan parsial dari gas yang tidak larut dalam darah. PCO2 merujuk kepada tekanan CO2 dalam darah vena. PaCO2 merujuk kepada tekanan CO2 dalam darah arteri.

Walaupun sistem buffer dan respirasi dapat menkompensasi perubahan yang terjadi pada pH, ginjal merupakan akhir dari regulasi keseimbangan asam basa. Sistem-sistem tersebut lambat merespon terhadap perubahan, memerlukan waktu berjam-jam sampai berhari-hari untuk mengoreksi ketidakseimbangan tetapi respon-respon tersebut lebih permanen dan selektif dibandingkan sistem-sistem yang lain.

16

Page 17: Buku Pegangan Tutor

Ginjal mempertahankan keseimbangan asam basa dengan cara mengekskresi secara selektif atau menyimpan ion-ion bikarbonat dan hidrogen. Ketika ion hidrogen berlebihan dan pH menurun (asidosis) ginjal mengabsorbsi kembali dan meregenerasi bikarbonat serta mengeluarkan ion hidrogen. Pada kasus alkalosis dan pH yang meningkat, bikarbonat yang berlebihan diekskresikan dan ion hidrogen dipertahankan.

Level serum bikarbonat yang normal adalah 22-26mEq/L. Normal PaCO2 adalah 35-45mmHg.

Keseimbangan air dan elektrolitCara tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairannya melalui sensasi haus

dan kontrol ekskresi renal melalui ADH. Pada saat seseorang melakukan aktivitas fisik yang moderat akan terjadi kehilangan cairan tubuh (IWL) yang banyak melalui kulit dan paru-paru. Keadaan ini meransang hipotalamus (pusat sensasi haus) melepaskan ADH (vasopressin) dari pituitary posterior. Vasopressin meningkatkan reabsorbsi air di ginjal untuk mengembalikan keseimbangan air dalam tubuh.

Mekanisme haus merupakan regulasi primer dari intake cairan. Pusat haus terletak pada hipotalamus. Sejumlah pencetus ynag menstimulus pusat haus ini termasuk didalamnya tekanan osmotik dari cairan tubuh, volume vaskuler dan angiotensin (hormon yang dilepaskan sebagai respon untuk menurunkan aliran darah ke ginjal). Sebagai contoh, pelari jarak jauh kehilangan sejumlah air yang signifikan melalui prespirasi dan pernafasan yang cepat sepanjang lintasan, peningkatan konsentrasi solut dan tekanan osmotik cairan tubuh. Peningkatan tekanan osmotik pada pusat haus, menyebabkan pelari mengalami sensasi haus dan berkeinginan untuk minum untuk mengganti cairan yang hilang.

Haus secara normal teratasi segera setelah minum dalam jumlah yang sedikit, bahkan sebelum air tersebut diserap oleh saluran pencernaan. Bagaimanapun, hal ini hanya terjadi secara temporer dan haus kembali terjadi kira-kira 15 menit kemudian. Haus secara temporer kembali dapat diatasi setelah cairan dicerna pada saluran pencernaan bagian atas. Mekanisme-mekanisme ini melindungi seorang individu dari minum terlampau banyak. Diperlukan waktu 30 menit sampai 1 jam bagi cairan untuk diserap dan didistribusikan ke seluruh tubuh.

Natrium (Na +) keluar melalui keringat dan feses dan organ utama yang bertanggung jawab untuk pengaturan dan pembuangan natrium adalah ginjal. Pada seseorang yang beraktivitas seperti lari akan mengalami kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit (Na+) melalui prespirasi. Hal ini akan meransang korteks adrenal pada hipothalamus untuk melepaskan hormon aldosteron yang akan meningkatkan reabsorbsi natrium di ginjal.

Eliminasi UrineUrine merupakan pengeluaran cairan paling utama dihasilkan dari ginjal dan

dieksresikan melalui kandung kemih. Normal pengeluaran urine untuk orang dewasa 1400-1500ml/hari atau sekurang-kurangnya 0,5ml/kg BB/jam. Pada orang yang sehat pengeluaran urine bervariasi dari hari ke hari. Jenis output cairan yang lain adalah Insensible Water Loss (yang dapat dikesan tetapi tak dapat diukur). Pada orang dewasa normal pengeluaran IWL adalah 300-400ml/hari. Latihan meningkatkan aktivitas metabolik dan produksi panas dengan demikian akan menyebabkan kehilangan cairan melalui kulit dan juga paru-paru. Jika terjadi kehilangan cairan yang banyak melalui prespirasi dan pernafasan volume urine akan menurun dan karakteristik urine cenderung lebih pekat untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.

17

Page 18: Buku Pegangan Tutor

SirkulasiLatihan yang adekuat akan meningkatkan kadar denyut jantung, kekuatan kontraksi

otot jantung dan suplai darah ke jantung serta otak peningkatan Cardiac output mencapai 30 L/menit. Normal cardiac output 5 L/menit. Beberapa jenis latihan lebih efektif dibandingkan dengan yang lain, erobik pada beberapa aktivitas melibatkan otot-otot tubuh yang luas yang dilakukan dalam waktu 20 menit akan meningkatkan cardiac output dan kadar metabolisme.

18