Buku Panduan Kota Hijau 2013

download Buku Panduan Kota Hijau 2013

of 184

Transcript of Buku Panduan Kota Hijau 2013

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    1/184

    Panduan Kota Hijau di Indonesiaii

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    2/184

    iii

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    3/184

    171

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    4/184

    1

    Panduan

    di Indonesia

    Kementerian Pekerjaan UmumDirektorat Jenderal Penataan Ruang

    ~ 2013 ~

    {Kota Hijau}

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    5/184

    Panduan Kota Hijau di Indonesiaii

    Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

    Seraya memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami

    menyambut baik penerbitan Buku Panduan Kota Hijau di Indonesia

    guna memandu berbagai upaya untuk mewujudkan ruang kota/

    kawasan perkotaan yang berkelanjutan melalui pembangunan kota

    hijau.

    Kita memahami bahwa kondisi perkotaan di Indonesia pada saat inidihadapkan pada tekanan urbanisasi yang berat. Di satu sisi urbanisasi

    memang penting untuk pertumbuhan ekonomi kota. Namun di sisi

    lain, urbanisasi memicu degradasi kualitas lingkungan permukiman

    yang diikuti dengan berbagai eksternalitas negatif, seperti banjir,

    kemacetan, kekumuhan dan krisis infrastruktur.

    Tantangan ke depan bagi kota-kota di Indonesia pun akan semakin

    berat dengan hadirnya parameter perubahan iklim (climate change)

    dan semakin terbatasnya sumberdaya pendukung kehidupan (nite

    resources). Dampak perubahan iklim sudah mulai kita rasakan sejakbeberapa waktu belakangan. Untuk itu, berbagai upaya mitigasi

    dan adaptasi perlu diprogramkan dengan baik dalam arus-utama

    pembangunan perkotaan. Sementara itu, pola produksi dan konsumsi

    sumberdaya perlu kita kembangkan dengan cara-cara yang lebih

    cerdas dan esien, sehingga telapak ekologis wilayah yang positif

    senantiasa dapat kita pertahankan.

    Namun, seberat apapun tantangan yang kita hadapi seyogyanya

    tidak membuat kita berkecil hati atau bersikap pesimis. Tetapi kita

    perlu menjawab tantangan tersebut dengan langkah-langkah nyata

    yang sistematis, antara lain melalui konsepsi dan pendekatan kota

    hijau. Kota Hijau dapat diartikan sebagai sebuah metafora dari

    pencapaian tujuan-tujuan pembangunan perkotaan berkelanjutan.

    Singkatnya, kota yang ramah lingkungan yang dibangun berdasarkan

    keseimbangan antara dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, serta

    dimensi tata kelolanya, termasuk kepemimpinan dan kelembagaan

    kota yang mantap.

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    6/184

    iii

    M. Basuki Hadimuljono

    Direktur Jenderal Penataan Ruang

    Kementerian Pekerjaan Umum

    M. Basuki Hadimuljono

    Direktur Jenderal Penataan RuangKementerian Pekerjaan Umum

    Jakarta, Februari 2013

    Untuk itu, sejak tahun 2011 Kementerian Pekerjaan Umum mendorong

    terwujudnya kota hijau, yang berlandaskan pada penerapan prinsip-

    prinsip pembangunan berkelanjutan, sekaligus mampu merespon

    secara tepat melalui upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di

    perkotaan. Hal ini juga sejalan dengan harapan kita semua untuk mulai

    mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan

    sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

    Penataan Ruang (UUPR).Buku Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam upaya

    mewujudkan kota hijau yang berkelanjutan di Indonesia, agar tidak

    hanya menjadi utopia, namun dapat direalisasikan secara sistematis

    dan bertahap, melalui penguatan pengetahuan pihak-pihak yang

    terlibat dalam upaya perwujudan kota hijau yang tercermin dari

    perwujudan keseluruhan atributnya yaitu: (1) perencanaan dan

    perancangan kota yang ramah lingkungan; (2) ketersediaan ruang

    terbuka hijau; (3) konsumsi energi yang esien; (4) pengelolaan air

    yang efektif; (5) pengelolaan limbah dengan prinsip 3R; (6) bangunanhemat energi atau bangunan hijau; (7) penerapan sistem transportasi

    yang berkelanjutan; dan (8) peningkatan peran masyarakat sebagai

    komunitas hijau.

    Akhir kata, semoga buku Panduan Kegiatan P2KH 2013 ini

    dapat bermanfaat sebagai panduan dalam perwujudan kota hijau

    berkelanjutan di kota/kabupaten peserta P2KH sehingga kegiatan

    yang dilaksanakan dapat lebih terpadu sesuai dengan prinsip

    pengembangan kawasan (entitas) yang tidak sektoral.

    Wassallamuallaikum Wr. Wb.

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    7/184

    Panduan Kota Hijau di Indonesiaiv

    Dicetak di Indonesia

    Penerbit :

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

    Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

    Dipersilahkan mengutip atau memperbanyak

    sebagian buku ini dengan seizin tertulis dari

    penulis dan/atau penerbit.Indeks

    ISBN 978-602-17471-1-7

    Copyright 2013

    TIM PENGARAH :

    M. Basuki Hadimuljono

    Imam S. Ernawi, Dadang Rukmana

    Iman Soedrajat, Joessair Lubis

    Bahal Edison N, Lina Marlia

    Rido Matari Ichwan

    TIM PELAKSANA :

    Endra S. Atmawidjaja

    Allien Dyah Lestari

    Hajar Ahmad Chusaini

    Caesar Adi Nugroho, Wulansih

    Ratu Veby Renita, Rocky Adam

    Agus Salam

    TIM KONSULTAN :

    Tito Budiarto, Jajan Rohjan

    Firmansyam Bastaman

    Hendi Syahmadi

    Putra Arta Samodro

    Meyliantri Maskan

    TIM KREATIF :

    Yoga Iman G

    [email protected]

    TIM

    PENYUSUN

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    8/184

    v

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    9/184

    Panduan Kota Hijau di Indonesiavi

    D

    AFTAR

    ISI

    Sambutan Direktur Jenderal Penataan Ruang

    Tim Penyusun

    Daftar IsiDaftar Tabel

    Daftar Gambar

    Pendahuluan

    Kenapa Harus Mengembangkan Kota Hijau ?

    Apa Itu Kota Hijau ?

    Apa Saja Yang Menjadi Atribut Kota Hijau ?

    Apa Saja Yang Menjadi Atribut Kota Hijau Di Indonesia ?

    Bagaimana Kedudukan Kota Hijau Dalam Penataan Ruang

    Di Indonesia ?

    Lingkup & Skala

    8 Atribut Kota Hijau Di Indonesia

    Green Planning & Design

    Apa Itu Green Planning & Design?

    Mengapa Kota Pelu Green Planning & Design ?

    Bagaimana Green Planning & DesignDalam Konteks Hirarki-

    Penataan Ruang ?

    Bagaimana Merumuskan Green Planning & Design?

    Bentuk Atau Model Green Planning & Design

    Compact City

    Mixed Used

    Kawasan Pejalan KakiTransit Oriented Development

    Green Open Space

    Apa Itu Green Open Space?

    Mengapa Kota Perlu Menyediakan Green Open Space?

    Bagaimana Mewujudkan Green Open Space?

    Tahapan Perwujudan Green Open Space?

    Bentuk Green Open SpaceDi Kawasan PerkotaanTaman Lingkungan & Taman Kota

    ii

    iv

    vviii

    ix

    1

    1

    3

    4

    6

    9

    10

    13

    15

    15

    16

    17

    19

    25

    25

    26

    2727

    31

    31

    31

    35

    38

    3939

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    10/184

    vii

    Hutan Kota

    Tempat Pemakaman Umum

    Jalur HijauPertanian Perkotaan

    Komponen Hijau (Soft Material)

    Green Building

    Apa Itu Green Building?

    Mengapa Kota Perlu Mengembangkan Green Building?

    Bagaimana Mewujudkan Green Building ?

    Bagaimana Menerapkan Green Building ?

    Green Waste

    Apakah Itu Green Waste?

    Mengapa Green Waste Diperlukan ?

    Bagaimana Mewujudkan Green Waste

    Bentuk Penerapan Green Waste

    Green TransportationApa Itu Green Transportation?

    Mengapa Green Transportation?

    Bagaimana Merumuskan Green Transportation?

    Bentuk atau Model Green Transportation?

    Jalur Pejalan Kaki

    Jalur Sepeda

    Bus Rapid Transit

    Kereta Api PerkotaanAngkutan Kota (Paratransit)

    Taxi

    High Occupancy Vehicle

    Green Water

    Apa Itu Green Water?

    Mengapa Green Water diperlukan ?

    Bagaimana Merumuskan Green Water?Bentuk Atau Model Green Water

    47

    51

    5254

    60

    65

    65

    67

    68

    65

    81

    81

    81

    84

    85

    9595

    96

    97

    98

    99

    104

    110

    112114

    117

    117

    121

    121

    121

    123124

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    11/184

    Panduan Kota Hijau di Indonesiaviii

    Biopori

    Pengelolaan Air Hujan

    Pengelolaan Air Bersih Sistem Perpipaan

    Pengelolaan Air Di Lingkungan Industri

    Pengelolaan Air Untuk Pertanian

    Green Energy

    Apa Itu Green Energy?

    Mengapa Green EnergyDiperlukan ?

    Bagaimana Mewujudkan Green Energy?

    Bentuk Atau Model Green Energy ?

    Pembangkit Listrik Tenaga Angin

    Pembangkit Listrik Tenaga Matahari

    Pembangkit Listrik Tenaga Air

    Energi Tumbuhan

    Energi Sampah

    Energi Panas Bumi

    Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

    Green Community

    Apa Itu Green Community?

    Mengapa Perlu Green Community?

    Bagaimana Membentuk Green Community?

    Green Community Dapat Dibentuk Melalui

    Komunitas Warga

    Tabel.1 Green Planning and Design dalam konteks hirarkipenataan ruang di Indonesia

    Tabel.2 Tabel Penilaian Skenario/Alternatif

    Tabel.3 Struktur tata Ruang dan RTH

    Tabel.4 Rata-rata konsentrasi Pb ( g/g) pada kulit Batang & daun

    Tabel.5 Matriks tahapan / strategi & Manfaat pembangunan

    Tabel.6 Matriks tahapan / strategi pengerjaan Tapak

    Tabel.7 Matriks Tahapan Pembangunan Struktur

    Tabel.8 Matriks Strategi Tahap Pembangunan Sistem Bangunan

    Tabel.9 Strategi Tahap Pembangunan Penyelesaian

    Tabel.10 Strategi Tahap Pemanfaatan dan Pemeliharaan

    Tabel.11 Kapasitas bank sampah untuk melayani jumlahpenduduk di perkotaan

    Tabel 12. Perbandingan Beberapa Moda

    Tabel 13 Perbandingan Berbagai Penetapan Zona Eksklusi danZona Penduduk Rendah Pada Berbagai PLTN

    18

    23

    37

    53

    66

    67

    69

    71

    73

    74

    86

    114

    158

    124

    127

    130

    132

    136

    141

    141

    142

    144

    145

    145

    146

    151

    154

    154

    158

    160

    165

    165

    165

    166

    167

    168

    Daftar Tabel

    Daftar Pustaka 170

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    12/184

    ix

    Gambar. 1 The Sustainability Triangle Of The Three Conicting Planning Goals

    Gambar. 2 Delapan atribut kota hijau dan keterkaitan satu sama lainnya

    Gambar. 3 Penyelenggaraan Penataan Ruang

    Gambar. 4 Prinsip Pengembangan Green Planning & Design

    Gambar. 5 Proses merumuskan konsep Green Planning and Design

    Gambar. 6 Proses identikasi dan analisis wilayah perencanaan

    Gambar. 7 Proses perumusan visi, tujuan dan sasaran

    Gambar. 8 ProsesAlternatif/Skenario Rencana Pencapaian

    Gambar. 9 Skema jaringan TOD

    Gambar. 10 Struktur RTH dalam wilayah kota

    Gambar. 11 Penyediaan Green Open spaces dalam setiap tingkatan rencana

    Gambar. 12 Bentuk dan Struktur RTH Publik

    Gambar. 13 RTH Publik dalam Tata Ruang Kota

    Gambar. 14 Tahapan utama dalam perwujudan RTHGambar. 15 Pembagian kadar emisi CO2 menurut sektor

    Gambar. 16 Tahapan bagaimana mewujudkan Green Building

    Gambar. 17 Tahapan mewujudkan Green Building

    Gambar. 18 Unsur Pendukung Green Building

    Gambar. 19 Siklus Pengolahan Sampah

    Gambar. 20 Grak Komposisi Sampah Di indonesia

    Gambar. 21 Tahapan Sosialisai Green Waste

    Gambar. 22 Skema Manajemen Pengelolaan Sampah

    Gambar. 23 Data Pendukung pentingnya Bank SampahGambar. 24 Tahapan Pembentukan Bank Sampah

    Gambar. 25 Pendekatan Fitoremediasi

    Gambar. 26 Prinsip Pengembangan Green Transportation

    Gambar. 27 Skema langkah penerapangreen transportation

    Gambar. 28 Piramida Green Transportation

    Gambar. 29 Tipologi Angkutan Umum

    Gambar. 30 Tahapan Perumusan Green Water

    Gambar. 31 Ilustrasi Resapan Biopori

    Gambar. 32 Ilustrasi Pembuatan Biopori

    Gambar. 33 Konsep Blue Water dan Green Water

    Gambar. 34 Tahapan Mengembangkan Green Energy

    Gambar. 35 Cara Kerja Kincir Angin

    Gambar. 36 Cara Kerja Solar Cell

    Gambar. 37 Proses Produksi Energi Sampah

    Gambar. 38 Proses Produksi Energi Dari Sampah

    Gambar. 39 Proses Produksi Energi Panas Bumi

    Gambar. 40 Peta Potensi Geotermal di Indonesia

    Gambar. 41 Faktor-Faktor Luar yang Mempengaruhi Keberadaan PLTN

    2

    7

    9

    15

    19

    20

    21

    22

    28

    33

    35

    36

    36

    3861

    63

    64

    75

    78

    79

    80

    81

    8384

    87

    91

    93

    94

    105

    119

    120

    121132

    140

    142

    143

    150

    151

    154

    155

    157

    Daftar Gambar

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    13/184

    8

    Pendahuluan

    aman Karang Jangkong Mataram

    8

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    14/184

    1

    Kota Hijau ?Kenapa Harus Mengembangkan

    Kondisi perkotaan di Indonesia pada saat ini dihadapkan padatekanan urbanisasi yang berat. Di satu sisi urbanisasi memangpenting untuk pertumbuhan ekonomi kota. Namun di sisi

    lain, urbanisasi memicu degradasi kualitas lingkungan permukimanyang diikuti dengan berbagai eksternalitas negatif, seperti banjir,kemacetan, kekumuhan dan krisis infrastruktur. Tantangan ke depanbagi kota-kota di Indonesia pun akan semakin berat dengan hadirnyaparameter perubahan iklim (climate change) dan semakin terbatasnya

    sumberdaya pendukung kehidupan (nite resources). Untuk itu,berbagai upaya mitigasi dan adaptasi perlu diprogramkan denganbaik dalam arus-utama pembangunan perkotaan. Sementara itu, polaproduksi dan konsumsi sumberdaya perlu dikembangkan dengancara-cara yang lebih cerdas dan esien, sehingga telapak ekologis

    wilayah yang positif senantiasa dapat dipertahankan.

    Tantangan tersebut perlu dijawab dengan langkah-langkah nyatayang sistematis, antara lain melalui konsepsi dan pendekatankota hijau. Kota Hijau merupakan sebuah metafora dari

    pencapaian tujuan-tujuan pembangunan perkotaan berkelanjutan.Secara konseptual, pembangunan perkotaan berkelanjutan merupakanupaya untuk mengintegrasikan secara sinergis dari tiga kepentinganutama dalam pembangunan perkotaan yang meliputi keadilan sosial,mendorong pertumbuhan dan esiensi ekonomi, dan perlindungan

    terhadap kelestarian lingkungan.

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    15/184

    2

    Kota hijau adalah kota yang ramah lingkungan yang dibangunberdasarkan keseimbangan antara dimensi sosial, ekonomi danlingkungan, serta dimensi tata kelolanya, termasuk kepemimpinan dankelembagaan kota yang mantap.

    Gambar 1THE SUSTAINABILITY TRIANGLE

    OF THE THREE CONFLICTING PLANNING GOALS1

    S

    USTAIN

    ABLEDEVELO

    PM

    E

    NT

    SOCIAL

    JUSTIC

    E-E

    CONOMICOP

    PORTUN

    ITY

    EQUITY

    OVERAL

    L

    ECONOM

    ICGROWTH

    AND

    EFFIC

    IENCY

    ECONOMY

    ENV

    IRONME

    NTALPROTE

    CT

    ION

    ENVIRONTM

    EN

    T

    SOCIAL

    JUSTIC

    E-E

    CONOMICOP

    PORTUN

    ITY

    GREENPROFIT

    ABLE

    ANDFAIR

    THE PROPERTY

    CONFLICT

    THE DEVELOPMENT

    CONFLICT

    THE RESOURCE

    CONFLICT

    1 Campbell, S. (1996). Green Cities, Growing Cities, Just Cities?: Urban Planning and the ContradictionsofSustainable Development, Journal of the American Planning Association, 62

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    16/184

    3

    Kota Hijau ?Apa Itu

    Seperti yang telah disinggung pada uraian sebelumnya,

    bahwa terminologi Kota Hijau merupakan metafora dari KotaBerkelanjutan atau Kota Ekologis yang didenisikan sebagai berikut:

    Kota Hijau dapat dipahami sebagai kota yang ramah lingkungan

    dengan memanfaatkan secara efektif dan esien sumberdaya air

    dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasiterpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergikanlingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan danperancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunanberkelanjutan.2

    Kota yang didesain dengan mempertimbangkan dampak terhadap

    lingkungan, dihuni oleh orang-orang yang memiliki kesadaranuntuk meminimalisir (penghematan) penggunaan energi, air danmakanan, serta meminimalisir buangan limbah, percemaran udaradan pencemaran air.3

    Kota yang mengutamakan keseimbangan ekosistem hayati,

    dengan lingkungan terbangun sehingga tercipta kenyamananbagi penduduk kota yang tinggal didalamnya maupun bagi parapengunjung kota.4

    Kota yang dibangun dengan menjaga dan memupuk aset-aset

    kota-wilayah, seperti aset manusia dan warga yang terorganisasi,lingkungan terbangun, keunikan, dan kehidupan budaya, kreativitasdan intelektual, karunia sumber daya alam, serta lingkungan dankualitas prasarana kota.5

    2Diadaptasi dari www.unep.org/wed3 Richard Register first coined the term ecocity in his 1987 book, Ecocity Berkeley: building cities for a

    healthy future.4M. Yunus, S.Si, M: Sustainable Cities Suatu antangan Pembangunan5Nirwono Joga: Pembangunan Perkotaan dan Perubahan Iklim.

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    17/184

    4

    Kota Hijau ?Apa saja yang menjadi atribut

    Beberapa literatur yang dapat digunakan untuk menentukan atributdari Kota Hijau, diantaranya adalah sebagai berikut :1. Menurut Platt6 ada 5 atribut dari Kota Hijau :

    a. Kepekaan dan kepedulian masyarakatb. Beradaptasi terhadap karakteritik bio-geosik kawasan

    c. Lingkungan yang sehat, bebas dari pencemaran lingkunganyang membahayakan kehidupan

    d. Esiensi dalam penggunaan sumberdaya dan ruang

    e. Memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan

    2. Kurokawa7, menjelaskan 5 atribut terkait dengan Kota Hijau, yaitu :

    1. Menciptakan suatu jejaring Ruang Terbuka Hijau (RTH)

    kota/wilayah

    2. Menghindari/mengendalikan urban sprawl (ekspansipenduduk kota beserta aktivitasnya ke kawasan pinggiranyang mengakibatkan peralihan fungsi lahan dari pertanian keperkotaan)

    3. Pengembangan usaha untuk mengurangi sampah dan limbahserta pengembangan proses daur ulang (reduce, reuse, recycle)

    4. Pengembangan sumber energi alternatif (misalnya: biomas,

    matahari, angin, ombak)5. Pengembangan sistem transportasi berkelanjutan

    (misalnya: pembangunan fasilitas pedestrian dan jalur sepeda,

    dsb)

    3. Atribut Kota hijau menurut United Nations Urban EnvironmentalAccords (UNUEA):

    6Te Ecological City. Te University Massachusetts Pr. Amherst7Kisho Kurokawa : architect and associate, selected and current works. Hong Kong : Image Publ Group,

    2004

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    18/184

    5

    ATRIBUT KOTA HIJAU

    a. Energi Esiensi Energi

    Energi Terbarukan Perubahan Iklim

    b. Pengurangan Limbah Tanpa Limbah Peningkatan Tanggung Jawab

    Produsen Tanggung Jawab Konsumen

    c. Transportasi Transportasi Umum Mobil Bersih Pengurangan Kemacetan

    d. Urban Desain Green Building Perencanaan Kota Green Jobs

    e. Urban Nature Ruang Terbuka Hijau Restorasi Habitat Konservasi Cagar Alam

    f. Kesehatan lingkungan Pengurangan Bahan Beracun Udara Bersih

    g. Air Akses Air Bersih Konservasi Sumber Air Pengurangan Limbah

    GREEN

    OPEN SPACE

    GREEN

    PLANING

    & DESIGN

    GREEN

    COMMUNITY

    GREEN

    WASTE

    GREEN

    BUILDING

    GREEN

    WATER

    GREEN

    ENERGY

    GREEN

    TRANSPORT

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    19/184

    6

    Kota HijauApa saja yang menjadi atribut

    di Indonesia ?

    1.Green Planning

    and design

    Perencanaan dan perancangan yangberadaptasi pada biosik kawasan

    2. Green Openspace

    Peningkatan kuantitas dan kualitasRTH sesuai karakteristik kota/kabdengan target 30%

    3. Green Waste

    Usaha untuk zero waste dengan

    melaksanakan prinsip 3R yaitumengurangi sampah/limbah,mengembangkan proses daur ulangdan meningkatkan nilai tambah

    4.Green

    Transportation

    Pengembangan sistem transportasiyang berkelanjutan, misal :

    transportasi publik, jalur sepeda, dsb

    5. Green Water Esiensi pemanfaatan sumberdaya air

    6. Green EnergyPemanfaatan sumber energi yangesien dan ramah lingkungan

    7. Green Building Bangunan hemat energi

    8. Green Community

    Kepekaan, kepedulian dan peranserta aktif masyarakat dalampengembangan atribut-atribut kotahijau

    Ada 8 (delapan) atribut Kota Hijau yang dikembangkan khususuntuk Indonesia. Ke-delapan atribut Kota Hijau tersebut adalah

    sebagai berikut:

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    20/184

    7

    Pada Gambar 2, menunjukkan keterkaitan satu sama lain dari kedelapanatribut kota hijau. Misalnya, air buangan yang dihasilkan sebagai limbahdari rumah tangga atau dari suatu bangunan/gedung dapat diolahkembali menjadi air bersih, sehingga terjadilah esiensi pemanfaatan air.

    Demikian pula sampah yang dihasilkan dari suatu kota, dapat

    Gambar 2DELAPAN ATRIBUT KOTA HIJAU DAN KETERKAITAN SATU SAMA LAINNYA

    WaterGreen

    GreenOpen Space

    BuildingGreen

    WasteGreenTransportation

    Green

    EnergyGreen

    Planing & Design

    Green

    CommunityGreen

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    21/184

    8

    dimanfaatkan sebagai bahan baku sumber energi baik itu untukPembangkit Listrik Tenaga Sampah (PTLS) maupun biogas untukmemenuhi kebutuhan energi suatu kawasan/kota maupun gedung.

    Pengembangan ruang terbuka hijau pada suatu kawasan/kota, salahsatunya akan memberikan dampak yang positif terhadap kondisi iklimmikro kawasan/kota tersebut. Artinya semakin banyak ruang terbukahijau, maka kondisi iklim mikro kawasan/kota akan semakin sejuk.Dengan demikian penggunaan AC (air condition) pada bangunangedung dapat diminimalkan yang tentunya akan menciptakan esiensi

    energi. Juga kaitannya dengan pengembangan sistem transportasihijau yang berprinsip pada esiensi penggunaan bahan bakar, ramah

    lingkungan, dan beroientasi pada manusia (pengembangan jalur

    pejalan kaki, jalur sepeda, dan angkutan umum massal), memberikandampak terhadap penghematan energi dan lingkungan udara yangbebas polusi.

    Enam atribut tersebut (green open space, green transportation, greenbuilding, green energy, green water, dan green waste) merupakankomponen yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya danmerupakan bagian yang harus terintegrasi dalam perencanaan danperancangan suatu kota (green planning and design). Cita-cita KotaHijau ini akan terwujud jika adanya kepekaan dan kepedulian yangtinggi dari seluruh elemen masyarakat kota dalam mewujudkan KotaHijau (green community).

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    22/184

    9

    Berdasarkan Undang-undang No. 26 tahun 2007, sebagaimanayang telah diuraikan diatas bahawa penyelenggaraan penatanruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nusantara yangaman nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Pencapaian tujuan inimemerlukan langkah-langkah sistemis dalam penyelenggaraanpenataan ruang yang mencakup pengaturan, pembinaan, pelaksanaandan pengawasan (TURBINLAKWAS).

    Kedudukan Kota Hijau dalam kerangkan penyelenggaraan penataanruang berada pada posisi pelaksanaan penataan ruang merupakanupaya pencapaian tujuan penataan ruang yang aman, nyaman,

    produktif dan berkelanjutan.

    Kota HijauBagaimana Kedudukandalam Penyelenggaraan Penataan Ruang di Indonesia ?

    Gambar 3. Penyelenggaraan Penataan Ruang

    PENGATURAN

    PEMBINAAN PENGAWASAN

    Pengendalian

    Pemanfaatan

    Ruang

    Pemanfaatan

    Ruang

    Perencanaan

    Tata Ruang

    TUR

    BIN WAS

    LAK

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    23/184

    10

    Lingkup& SkalaLingkup dan skala kegiatan pengembangan Kota Hijau diarahkanuntuk skala kawasan sampai dengan skala kota dengan tetapmengintegrasikan dan mensinergikan kegiatan-kegiatan yang terkait

    dengan program Kota Hijau dalam lingkup komunitas/lingkungan.

    Gambar : DED aman Kota Sonorejo - Kab. Sukoharjo Jawa angah

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    24/184

    11

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    25/184

    12

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    26/184

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    27/184

    14

    Gambar : DED aman Kota Sonorejo Kab. Sukoharjo Jawa angah

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    28/184

    15

    Apa itu Green Planning and Design ?Green Planning and Design dapat diartikan sebagai suatu perencanaandan perancangan wilayah/kota/kawasan yang memperhatikankapasitas daya dukung lingkungan, esiensi dalam pengalokasian

    sumberdaya dan ruang, mengutamakan keseimbangan lingkunganalami dan terbangun dalam rangka mewujudkan kualitas ruang wilayah/kota/kawasan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.1

    1Diolah dari berbagai sumber

    Planning & DesignGreen

    Gambar 4. Prinsip Pengembangan Green Planning & Design

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    29/184

    16

    Mengapa Kota Perlu Green Planning and Design?Kota dapat diibaratkan sebagai sebuah organisme hidup.Secara alamiah, kota akan tumbuh dan berkembang dikarenakan dayatarik berbagai faktor sosial-ekonomi, kelengkapan infrastruktur, danlainnya. Pertumbuhan dan perkembangan kota yang terjadi secaraalami saat ini yang rakus akan lahan, ternyata menimbulkan berbagaipermasalahan seperti inesiensi pemanfaatan sumberdaya dan

    ruang, penurunan kualitas lingkungan, dan penurunan kualitas hidup.Untuk mengatasi persoalan tersebut, dibutuhkan suatu konsepperencanaan dan perancangan yang memperhatikan keseimbanganekosistem, baik itu yang alami maupun terbangun. Salah satukonsepnya adalah Green Planning and Design.

    Green Planning and Design bertujuan untuk mengarahkanpengalokasian ruang agar tercapai keseimbangan antara ruangsosial, ekonomi, dan lingkungan (lingkungan alami dan terbangun)untuk mewujudkan ruang wilayah/kota/kawasan yang aman, nyaman,produktif, dan berkelanjutan.

    Melalui Green Planning and Designakan diperoleh beberapa manfaatsebagai berikut:

    Esiensi pemanfaatan sumberdaya dan ruang;

    Mencegah pengembangan kota yang ekspansif-horizontal, dalamkaitannya dengan pengendalian urban sprawl;

    Mampu mengantisipasi dampak terhadap lingkungan yang

    diakibatkan oleh perkembangan kota;

    Menyediaan ruang-ruang publik yang memiliki multi fungsi

    (lingkungan, ekonomi, dan sosial) lebih leluasa, terencana danteroganisir; dan

    Pengembangan ecological corridor (jejaring ruang terbuka hijau

    kota-wilayah) dapat lebih terintegrasi;

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    30/184

    17

    Bagaimana Green Planning and Designdalam Konteks Hirarki Penataan Ruang?

    Green Planning and Designdalam konteks hirarki penataan ruangyang berlaku di Indonesia, pada dasarnya memberikan nuasa/warna terhadap isi/konten yang ada dalam dokumen rencana

    tersebut, mulai dari rencana umum sampai dengan rencana rinci.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    17

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    31/184

    18

    Tingkatan Rencana Muatan Green Planning and Design

    Mengembangkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota yang telah mengadopsi prinsip-prinsip kota hijau dan menjamin karakter kota:

    a) Rencana Pola Ruangyang dirumuskan harusmengacu pada prinsip:

    memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan, efisiensi dalampengalokasian sumberdaya dan ruang, mengutamakan keseimbanganlingkungan alami dan terbangun dalam rangka mewujudkan kualitas ruang

    wilayah/kota/kawasan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;

    arahan pengembangan kawasan terbangun perkotaan menganut prinsip-prinsip

    compact citydengan maksud untuk memberikan keleluasaan dalam penyediaan

    ruang terbuka;

    alokasi untuk ruang terbuka hijau minimal 30% dimana dalam arahan polaruangnya dibentuk sedemikian ruang, sehingga menciptakan jejaring ruang

    terbuka hijau (ecological corridor) yang terintegrasi.

    b) Rencana Struktur Ruang yang secara bertahap mengarah pada pengembangan greeninfrastructure(infrastruktur hijau), diantaranya:

    pengembangan sistem transportasi yang berprinsip pada pengurangan dampak

    negatif terhadap lingkungan, efisiensi penggunaan bahan bakar, danberorientasi pada manusia yang meliputi pengembangan jalur-jalur khusus

    pejalan kaki dan sepeda, pengembangan angkutan umum massal yang

    memanfaatkan energi alternatif terbarukan yang bebas polusi dan ramahlingkungan, serta mempromosikan gaya hidup sehat dalam bertransportasi;

    Pengembangan energi untuk kebutuhan kota dengan pemanfaatan

    sumberenergi yang efisien dan ramah lingkungan;

    Pengelolaan limbah/sampah perkotaan dengan prinsip mengurangi

    sampah/limbah, mengembangkan proses daur ulang dan meningkatkan nilai

    tambah (konsep 3R);

    Pengelolaan sumberdaya air yang efisien.

    Materi dalam RDTR dalam kaitannya dengan green planning and designminimal memuat:

    a)

    Rencana Blok (Block Plan), dimana kawasan yang merupakan bagian dari wilayahkota/perkotaan dibagi kedalam sistem blok dan zona harus memperlihatkan dengan

    jelas alokasi ruang untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Blok/Zona mana, penerapanblok/zona kepadatan tinggi terutama untuk daerah kawasan pusat kota, penetapan

    blok/zona yang dapat dikembangkan sebagai penggunaan campuran (mixed used).b)

    Penerapan Ketentuan KDH (Koefisien Dasar Hijau) untuk setiap zona yangtercantum dalam ketentuan zonasinya (amplop ruang/intensitas pemanfaatan ruang).

    Guna mendukung RTRW dan RDTR kedalam bentuk rencanapengembangan/pembangunan yang lebih spesifik, maka perlu dibuatkan masterplan yang

    terkait dengan pengembangan/pembangunan komponen kota hijau, misalnya:

    Penyusunan Masterplan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau.

    Mengembangkan dokumen perancangan kota (Rencana Tata Bangunan dan

    Lingkungan/RTBL) yang mengarah pada penerapan kawasan berkepadatan tinggi, mixed

    used, transit oriented development, dan berorientasi pada manusia (penyediaankawasan/jalur pejalan kaki, penyandang cacat, pengguna sepeda);

    Untuk mengatasi persoalan keterbatasan lahan untuk RTH, maka perlu dikembangkan

    dan diterapkan rancangan menghijaukan bangunan (green roof/green wall).

    Didalam Detail Engineering Desain, beberapa prinsip hijau (green building) yang dianut

    adalah:

    Menerapkan standar bangunan hemat energy dan air

    Memanfaatkan material lokal ramah lingkungan

    Menerapkan Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Dasar Hijau yang sesuai

    prinsip-prinsip lingkungan (menjamin resapan air, meminimalkan dampak negatif

    terhadap lingkungan)

    RTRW

    RDTR

    Masterplan

    RTBL

    DED

    Tabel 1. Green Planning and Design dalam konteks hirarkipenataan ruang di Indonesia

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    32/184

    19

    Bagaimana Merumuskan

    Green Planning and Design?

    Dalam merumuskan konsep Green Planning and Design harusdilakukan secara sistemik dan sistematis. Sistemik berarti kitamenganggap suatu kota atau kawasan yang direncanakan merupakansub sistem dari sistem yang lebih besar, yang memiliki keterkaitan satusama lainnya. Sistematis berarti mengikuti proses dan prosedur yangbenar dalam proses perencanaan dan perancangannya. Tahapandalam proses merumuskan konsep Green Planning and Designadalahsebagai berikut.

    8

    7

    6

    5

    4

    3

    2

    1 Membangun Pengertian Dan Kesepahaman TentangApa Itu Green Planning And Design Di Tingkat Lokal

    Lakukan Identifikasi dan Analisis Kondisi Eksternal dan InternalTerkait Dengan Kota atau Kawasan yang akan Direncanakan

    Formulasikan Apa yang Menjadi Visi, Tujuan, Sasarandan Issu Kunci/Utama Terkait dengan Green Planning and Design

    Rumuskan Wujud Renana dan Rancangan Ruang Kotaatau Kawasan Masa yang Akan Datang BesertaAlternatif/Skenario Pencapaiannya

    Lakukan Penilaian terhadap alternatif/Skenario Yang Sudah DibuatDalam Perspektif Lingkungan, Sosial-Budaya,Ekonomi, dan Keruangan

    Pilih Alternatif/Skenario Yang Terbaik

    Implementasi Alternatif/Skenario Yang Terpilih

    Pengawasan dan Pengendalian

    Gambar 5. Proses merumuskan konsep Green Planning and Design

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    33/184

    20

    Membangun Pengertian dan Kesepahaman Tentang

    Apa Itu Green Planning and Design di Tingkat Lokal Tahap ini merupakan tahap awal dan juga merupakan tahap kritis

    dalam rangka memformulasikan konsep Green Planning andDesign. Pada tahap ini dikumpulkan seluruh pemangku kepentingandari berbagai sektor yang terkait. Salah satu pendekatan yangdapat digunakan adalah FGD (Focus Group Discussion).

    Dalam FGD ini, masing-masing sektor mengungkapkan pemikiran/persepsinya tentang apa itu green planning and design. Selanjutnyadibuat pemetaan persepsi tentang apa itu green planning anddesign berdasarkan masing-masing sektor. Berdasarkan pemetaanpersepsi tersebut, tim perumus merumuskan pengertian green

    planning and designyang sesuai dengan karakteristik lokal. Namundemikian prinsip keserasian dan keseimbangan lingkungan,ekonomi, dan sosail-budaya dalam konteks keruangan harusmenjadi pertimbangan utama.

    I d e n t i f i k a s idan Analisis

    K o n d i s iE k s t e r n a ldan InternalTerkait denganKota atauKawasan YangDirencanakan

    Pada tahap ini,dilakukan identikasi

    ISSU

    KUNCI/UTAMA

    ANALISIS KONDISI

    EKSTERNAL

    ANALISIS KONDISI

    INTERNAL

    POTENSI PERMASALAHAN PELUANG TANTANGAN

    ANALISIS WILAYAH

    PERENCANAAN

    Gambar 6. Proses identikasi dan analisiswilayah perencanaan

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    34/184

    21

    dan analisis wilayah perencanaan secara komprehensif/menyeluruh yang dilihat dari berbagai aspek, mulai dari aspekkebijakan terkait, kondisi sik-lingkungan, sosial-budaya, dan

    ekonomi dalam konteks keruangan. Pada prinsipnya, pada tahapini akan dihasilkan minimal mengenai:

    Kedudukan wilayah perencanaan dalam konstelasi makro(wilayah yang lebih luas);

    Potensi dan permasalahan internal wilayah perencanaanserta peluang dan tantangan dari luar wilayah perencanaanyang akan berpengaruh terhadap pengembangan wilayahperencanaan; dan

    Issu kunci/utama terkait dengan pengembangan wilayah

    perencanaan dalam kaitannya dengan penerapan konsep greenplanning and design.

    Salah satu metode yang dapat digunakan adalah SWOT(Strenghts,Weaknesses, Opportunities, Threats).

    Formulasi Visi, Tujuan, Sasaran, dan Issu Kunci/Utama

    Sebelum kitamembuat suatukonsep rencana,tentunya harusdidahului olehp e r u m u s a nvisi, tujuandan sasaran.Perumusan tujuanperencanaan danp e r a n c a n g a n

    suatu kota ataukawasan harusdidasarkan padakesepakatan dank e s e p a h a m a nseluruh pemangku kepentingan tentang apa yang akan dilakukanpada kota atau kawasan pada masa yang akan datang. Prinsipkeserasian dan keseimbangan lingkungan, ekonomi, dan sosial-budaya dalam konteks keruangan harus menjadi pertimbangan

    utama dalam merumuskan tujuan perencanaan dan perancangan

    EFEK DARI MASALAH UTAMA

    MASALAH UTAMA

    AKIBAT

    SEBAB

    PENYEBAB MASALAH UTAMA

    Gambar 7. Proses perumusan visi, tujuan dan sasaran

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    35/184

    22

    kawasan.Selain itu, permasalahan atau issu kunci/utamaberdasarkan hasil identikasi dan analisis kondisi eksternal dan

    internal yang dilakukan pada tahap-2, juga menjadi pertimbangan.

    Dalam proses memformulasikan issu kunci/utama, sebaiknyadilakukan secara terstruktur. Salah satu metodenya adalahmembuat suatu pohon masalah. Pohon masalah menunjukkanmasalah serta akar akibatnya, yang berarti menunjukkan keadaansebenarnya atau situasi yang tidak diharapkan. Analisis pohonmasalah membantu untuk menemukan solusi dengan memetakansebab dan akibat disekitar masalah utama untuk membentuk polapikir, tetapi dengan lebih terstruktur. Pendekatan yang dilakukanuntuk perumusan issu kunci adalah melalui FGD yang melibatkanseluruh pemangku kepentingan dari berbagai sektor terkait.

    Perumusan Wujud Rencana dan RancanganKota Masa Yang Akan Datang Beserta Alternatif/Skenario Rencana Pencapaiannya

    Berdasarkan rumusan visi, tujuan dan sasaran yang akandicapai pada masa yang akan datang, jangka panjang misalnya

    20 tahun ke depan, selanjutnya dibuat rumusan wujud rencanadan rancangan kota masa yang akan datang beserta alternatif/skenario pencapaiannya. Alternatif/skenario yang dibuat, jugamemperhatikan permasalah atau issu utama beserta

    alternatif solusinya.Dari sisi kerangkawaktunya, alternatif/skenario rencana

    dapat dibagi menjadi3 (tiga) tahapan, yaitujangka pendek, jangkamenengah, danjangka panjang.

    SAATINI

    WUJUDKOTA HIJAU

    YANGDITUJU

    ALTERNATIF 1

    ALTERNATIF 2

    WAKTU

    JANGKAPENDEK

    VISI, TUJUAN DAN SASARAN

    JANGKAMENENGAH

    JANGKAPANJANG

    Gambar 8.Proses Alternatif/Skenario RencanaPencapaian

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    36/184

    23

    Kriteria Utama Sub Kriteria BobotAlternatif-1 Alternatif-2

    Skore Bobot X Skore Skore Bobot X Skore

    Lingkungan

    Daya Dukung Lingkungan

    Daya Tampung Lahan

    Efisiensi Pemanfaatan SD

    dan Ruang

    Lainnya ...............

    Ekonomi

    Potensi Pengembangan

    Usaha

    Implementasi untuk SetiapTahapan

    Kemampuan PembiayaanPemda

    Peluang Kerjasama

    (Public-Private-Community)

    Lainnya ..........

    Sosial-Budaya

    Keamanan

    KesetaraanKearifan Lokal

    Lainnya ....

    Keruangan

    Keseimbangan Lingkungan

    Terbangun dan RTH

    Kekompakan Bentuk Kota

    (Compact City)

    Pola Penggunaan

    Campuran (Mixed Used)

    Pengembangan Kawasan

    Berorientasi Pada Manusia

    (misal Kawasan pejalankaki)

    Lainnya ....

    TOTAL

    Penilaian Alternatif/Skenario

    Setelah alternatif/skenario dibuat, selanjutnya dilakukan penilaianterhadap alternatif/skenario tersebut. Penilaian dimaksudkan untukmemilih alternatif mana yang paling baik/cocok. Kriteria penilaiandidasarkan pada aspek lingkungan, sosial-budaya, ekonomi, dankeruangan. Berikut contoh Tabel Penilaian Skenario/Alternatif.

    Pemilihan Alternatif/Skenario

    Berdasarkan hasil penilaian multi kriteria yang dilakukan padaTahap-5, selanjutnya dapat dipilih alternatif/skenario yang terbaikatau paling cocok untuk diterapkan. Alternatif/skenario terpilihadalah yang memiliki nilai total (bobot x skore) yang paling tinggi.

    Tabel 2. Tabel Penilaian Skenario/Alternatif

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    37/184

    24

    Implementasi Alternatif/Skenario Terpilih

    Setelah terpilih alternatif/skenario mana yang terbaik/cocok,selanjutnya dilakukan implementasi pembangunan. Dalamimplementasi rencana tersebut, dilakukan berdasarkan tahappembangunan yang sudah direncanakan, rencana investasi danpembiayaan pembangunan, kelembagaan pengelola pembangunan,dan sharing pembiayaan pembangunan (pemerintah, daerah,swasta, dan masyarakat).

    Pengawasan dan Pengendalian

    Pengawasan dan pengendalian merupakan hal yang harus

    dilakukan agar implementasi dari rencana dan rancangan kotayang sudah dibuat dapat berjalan sesesuai dengan rencana.

    Jalur Hijau & aman Kota Jl. Udayana - Kota Mataram

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    38/184

    25

    Bentuk atau Model Green Planning and DesignCOMPACT CITY

    menekankan pada usaha untuk mengurangi/mengendalikanperluasan area kota yang dari waktu ke waktu semakin luas yangdiakibatkan oleh urban sprawl.

    adanya usaha untuk melakukan simbiosis antara alam dan populasi

    tinggi, misalnya dengan pengembangan/pembangunan bangunan-bangunan vertikal sehingga kebutuhan akan ruang terbuka hijaudapat terpenuhi.

    Konsep ini telah berhasil diterapkan di beberapa kota di negara maju.Contohnya di Kota Tokyo dan Kobe di Jepang. Di kota-kota tersebut

    telah dibuktikan bahwa untuk satu node compact city dapat direduksisekitar 30% dampak dari permasalahan urban sprawl. Konsep sepertiini seharusnya dapat diadopsi dalam proses perencanaan kota-kotadi Indonesia.

    Kawasan perkotaan terpadu dengan gedung-gedung tinggiyang dikelilingi oleh penghijauan.

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    39/184

    26

    Rasuna Epicentrum: dengan produknya yang dikembangkan adalah ; apartement, perkantoran,pusat hiburan dan hotel.

    MIXED USED

    Mixed-Use Development adalah suatu pengembangan produkproperti yang terdiri dari baik itu produk perkantoran, hotel, tempat

    tinggal, komersial yang di kembangkan menjadi satu kesatuan atauminimal dua produk properti yang dibangun dalam satu kesatuan.Konsep ini menjawab kebutuhan akan optimalisasi return pada suatulahan untuk pengembangan produk properti. Dimana disinilah adanyakonsep deferensiasi produk serta ada beberapa macam produk yangdapat ditawarkan. Konsep ini juga cukup menjawab permasalahanpengembangan properti pada suatu wilayah ataupun perkotaan.Isu-isu permasalahan perkotaan yang kerap muncul dalam halpengembangan infrastruktur dan properti, yaitu :

    Keterbatasan Lahan & Nilai Lahan (Sistem Pertanahan & HargaPatokan)

    Keterbatasan Sumber Daya (Alam, Manusia, Buatan)

    Peraturan (Pertanahan, Zoning Regulation)

    Tata Nilai Perkotaan (Keteraturan dan Ketertiban)

    Urbanisasi

    Penyediaan Prasarana Dasar (Air, Listrik, rumah)

    Jumlah Penduduk Yang Besar

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    40/184

    27

    KAWASAN PEJALAN KAKI

    Adalah suatu kawasan khusus bagi pejalan kaki, biasanya ditempatkandikawasan tempat bermain anak, dipusat perbelanjaan yangsebelumnya dibuka untuk lalu lintas kendaraan yang ditutup untuk lalulintas kendaraan, pada kasus-kasus tertentu ada kawasan pejalan kakiyang membolehkan bus atau trem untuk tetap bisa masuk. Kawasanpejalan kaki biasanya dilengkapi dengan kursi, patung atau taman.Akses ke kawasan pejalan kaki secara terbatas bisa diberikan untuk:

    kendaraan yang mengantar pasokan ke pertokoan, yang biasanyawaktunya sangat dibatasi.

    Kendaraan darurat seperti pemadam kebakaran, ambulans

    Kendaraan patroli polisi

    Kawasan pejalan kaki di pusat kota Stockholm, Swedia

    TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

    Transit Oriented Development atau disingkat menjadi TODmerupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yangmengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaanangkutan massal seperti Busway/BRT, Kereta api kota (MRT),Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda. Dengan demikian perjalanan/trip akan didominasi denganmenggunakan angkutan umum yang terhubungkan langsung dengantujuan perjalanan. Tempat perhentian angkutan umum mempunyaikepadatan yang relatif tinggi dan biasanya dilengkapi dengan fasilitasparkir, khususnya parkir sepeda.

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    41/184

    28

    Berdasarkan penerapan TOD di beberapa kota besar menunjukkanpenurunan ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, karena

    adanya pilihan yang cepat, murah dan mudah mencapai tujuan hanyadengan hanya berjalan kaki, berjalan kaki, menggunakan angkutanumum, masyarakat tidak perlu repot mencari tempat parkir, membayarbiaya parkir yang tinggi, biaya operasi yang tinggi pula.

    TOD harus ditempatkan:

    Pada jaringan utama angkutan massal

    Pada koridur jaringan bus/ BRT dengan frekuensi tinggi

    Pada jaringanpenumpang bus yangwaktu tempuhnya kurangdari 10 menit dari jaringanutama angkutan massal.

    Kalau persyaratan diatastidak dipenuhi oleh suatukawasan maka perludiambil langkah untukmenghubungkan dengan

    angkutan massal, disampingitu yang juga perlu menjadipertimbangan adalahfrekuensi angkutan umumyang tinggi.

    Ada beberapa ciri tata ruangcampuran yang bisa dicapaidengan mudah cukup Gambar 9. Skema jaringan TOD

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    42/184

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    43/184

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    44/184

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    45/184

    32

    Fungsi ekologis/lingkungan ;

    Meliputi berbagai fungsi antara lain alomerasi iklim, perlindungan hidroorologis, pereduksi polutan serta habitat satwa liar.

    1.Bernatzky (1978), setiap 1 ha RTH yang ditanami pepohonan,perdu, semak dan penutup tanah, dengan jumlah luas permukaandaun seluas 5 ha, mampu mengisap 900 kg CO2 dari udara danmelepaskan 600 kg O2 dalam waktu 12 jam.

    2.Purnomohadi (1995), suhu di sekitar kawasan RTH (dibawahpohon teduh) di Jakarta, menurun 2- 4 derajat celcius.

    3.Austin et.al (1985), iklim mikro dan suhu lokal yang terbentukoleh deretan pepohonan, menunjukan aliran udara yang masuk

    ke bagian bawah diantara batang-bantang pohon tersebut, turunsebanyak 10 20 %.

    4.Carpenter (1975), RTH kota dengan ukuran ideal (0,4 ha), mampumeredam 25 80% kebisingan.

    5. Vegetasi selain produsen pertama dalam ekosistem, juga dapatmenciptakan ruang hidup (habitat) bagi makhluk hidup lainnya(Zoeraini Djamal. 1997).

    Fungsi sosial budaya ;

    Semua tingkatan usia manusia akan selalu membutuhkan green openspace. Bayi membutuhkan tempat terbuka untuk berjemur, anakanakmembutuhkannya untuk menyalurkan energinya yang berlimpah berlaridan bermain sekaligus untuk mempelajari dunia di ruang terbuka.Remaja membutuhkan green open space untuk mengekpresikandirinya melalui pengembangan kratitas dan interaksi sesamanya.

    Dewasa membutuhkan sarana berolahraga untuk menjaga kebugaran,serta sarana interaksi sosial sesama anggota masyarakat.

    Fungsi Planologis :Perkembangan kota harus di kendalikan. Green open spacemerupakan pembatas perkembangan kota secara horizontal.Pertumbuhan kota yang melebar secara horizontal akan merusakkeseimbangan ekologis, sosial dan ekonomi. Kota semacam iniakan memiliki masalah dalam pelayanan air bersih, listrik, pelayanantransportasi dan mengganggu penyediaan sumberdaya bagi kebutuhanmasyarakat kota. Penyebaran RTH di perkotaan harus sejalan denganpenyebaran struktur kota. Penyebaran struktur kota dengan jalur-jalur

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    46/184

    33

    penghubung yang dilengkapi RTH, akan mewujudkan konektitas

    RTH melalui jalur, bercak dan matrik, yang akan mempertahankankeanekaragaman hayati, sebagai modal stabilitas dan sustainabilitas

    lingkungan perkotaan. Gambar berikut ini menggambarkan strukturRTH dalam wilayah kota. (Budyono,2006).

    Gambar 10. Struktur rth dalam wilayah kota

    Fungsi Ekonomi :

    Green open space seperti jalur hijau sungai, hutan kota,jalur hijau KA, jalur hijau listrik tegangan tinggi, bisa menjadi sumberdaya bagi masyarakat untuk memberikan kontribusi berbagaikebutuhan seperti tanaman obat, sayuran dan buah-buahan. Potensiini bisa membentuk kota yang kreatif melalui kegiatan urban farming.

    Taman

    Regional

    Taman

    Perumahan

    Jalur Hijau JalanKoridor Sungai

    SabukHijau

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    47/184

    34

    Taman kota telah menjelma menjadi sumber pendapatan masyarakatbahkan sumber pendapatan kota. Dari mulai yang kecil pedagangrokok asongan di taman-taman kota, PKL, pedagang musiman dihari minggu pagi, sampai pertunjukan musik yang bernilai ratusanjuta rupiah. Taman kota menjadi potensi bagi membangkitkanperekonomian masyarakat, kecenderungan munculnya pedagang dihari minggu pagi, saat orang berkumpul di taman kota, menjadi indikasifungsi ekonomi green open space,telah berkembang di perkotaan.

    Fungsi estetis :

    Fungsi estetis dipengaruhi oleh kualitas visual. Kualitas visual ialahpersepsi seseorang terhadap rangsangan yang dilihatnya berdasarkan

    interaksi mata dan emosi serta intelegensi dan skemata yangdimilikinya, sehingga dapat menetapkan baik dan buruknya sesuatu.

    Green Open space adalah elemen estetis kota, tanaman denganbentuk, warna dan tekstur tertentu dapat dipadu dengan arsitektursarana sik untuk mendapatkan komposisi dengan baik. Nuansa

    hijau yang dipancarkan berbagai jenis tumbuhan disatukan olehhamparan rumput dengan aksen warna-warni tanaman hias sertadinamika burung berloncatan dari dahan ke dahan, merupakan

    keindahan yang dipancarkan sebuah RTH. Tidak hanya taman yangdapat memancarkan keindahan semacam ini. Jalur hijau jalan, sungai,jaringan utilitas dapat memancarkan keindahan tersendiri dari tegakanpohon berbagai bentuk tajuk serta keteduhan dan ketenangan yangdipancarkannya. Hal ini sangat terasa pada RTH yang dikatagorikansebagai hutan kota.

    Hutan kota yang tidak banyak kita miliki di perkotaan ini, disampingmemiliki fungsi ekologis yang sangat menonjol, juga memiliki fungsiestetis yang tidak kalah kuatnya. Coba rasakan saat anda duduk

    dibawah tegakan, ada rasa yang sulit digambarkan dipancarkan olehkerimbunan pohon disekeliling kita. Hutan Kota adalah komunitasvegetasi berupa pohon dan asosiasinya, yang tumbuh di lahankota atau sekitar kota, berbentuk jalur, menyebar atau bergerombol(menumpuk) dengan struktur meniru (menyerupai) hutan alam,membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa danmenimbulkan lingkungan sehat, nyaman dan estetis (Zoerini Djamal,1997).

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    48/184

    35

    Bagaimana Mewujudkan Green Open Space?Tahapan penyediaan RTH (Green open space) harus merupakanbagian integral dari rencana tata ruang wilayah, sesuai dengan

    tingkatan dan skala perencanaan (RTRWN, RTRWP, RTRW, RDTR).

    Gambar 11. Penyediaan Green Open spaces dalam setiap tingkatan rencana

    Agar keberadaan Green open space di perkotaan dapat berfungsisecara efektif baik secara ekologis maupun secara planologis,pengembangan Green Open space tersebut sebaiknya dilakukansecara hirarkhis dan terpadu dengan sistem struktur ruang yang ada

    di perkotaan. Dengan demikian keberadaan Green open spacebukansekedar menjadi elemen pelengkap dalam perencanaan suatu kotasemata, melainkan lebih merupakan (sebagai) pembentuk strukturruang kota. Sehingga kita dapat mengidentikasi hierarki struktur

    ruang kota melalui keberadaan komponen pembentuk Green OpenSpaceyang ada. Bentuk dan struktur RTH disesuaikan dengan hierarkiwilayah yang dilayaninya

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    49/184

    36

    Secara hirarkhis dari mulaiunit perumahan terkecil(RT/RW), kelurahan,kecamatan, wilayah kota,hingga ke tingkat kota/kota besar, dikembangkanelemen-elemen RTH yang

    sesuai dengan tingkatpelayanannya sebagaimanatertera pada Gambar danTabel berikut.

    KELURAHAN

    RW

    KOTA

    BESAR

    /METROPOLITAN

    KECAMATAN

    RUMAH

    TAMAN

    KELURAHAN

    TAMAN KECAMATAN

    TAMA

    NKO

    TATAMA

    NMETROPILITAN

    KOTA

    /K

    OTA

    SATEL

    IT

    Gambar 13.RTH Publik dalamTata Ruang Kota

    Gambar 12.Bentuk dan Struktur RTH Publik

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    50/184

    37

    HirarkiKawasan Fungsi Pelayanan Fasilitas Umum dansosial Ruang Terbuka Hijau

    Pusat Kota Melayani fungsi-fungsi regionalkawasan

    Pemenuhankebutuhan insidentilseperti RS besar,pe3ndidikan tinggi,jasa perbankan dankoneksi terhadap

    jaringan transportasiregioanal/ antar kota

    Pusat perdagangandan bisnis

    Perkantoran Perdagangan dan

    jasa skala besar Rumah sakit pusat,

    saran pendidikanlanjutan

    Sarana hiburan dan

    rekreasi kota

    Taman kota, green-belt,hutan kota,taman botani dll.

    Fasilitas olahraga:stadion sepakbolaskala regional/nasional.

    Jalur-jalur hijaupada koridor jalan

    utama Danau dan arearetensi pengendalibanjir

    Sub Pusat( Kecama-tan)

    Melayani kegiatanekonomi sosial ditingkat kecamatan

    Pemenuhankebutuhan bulanan(Pusat perbelanjaan,

    pasar tradisional danjasa perbankan)

    SMA, SekolahTinggi, perustakaanwilayah,.

    Pasar Kecamatan Fasilitas perbankan.

    Pos dan giro

    Saran rekreasi(bioskop arenahiburan dan lain-lain)

    Taman kecapmatan,jogging track.

    Fasilitas olahraga,stadion mini kolamrenang.

    Sempadan sungai,

    situ, dan kolam-kolam retensi Urban farming,

    kebon bibit, tamanbunga dll.

    Lokal( Kelurahan)

    Pusat kegiatan lokal Pemenuhan kebutu-

    han mingguan(belanja, bank,rekreasi)

    Pendidikan menen-gah SMP, Sekolahkejuruan, kursusketerampilan

    Sarana ibadah :Mesjid besar,

    Gereja.

    Taman Kelurahan,taman bunga.

    Sarana olahragalapangan bola,lapangan basket dll

    TPU

    Sub Lokal( RT / RW )

    Kawasan hunian(domitory area)

    Pemenuhankebutuhan sehari-hari (Pendidikandasar, ibadah,interaksi sosial,belanja harian dll.)

    Taman kanak-kanak,sekolah dasar

    Sarana Ibadah Pertokoan kecil,

    warung serba ada Sarana transportasi

    ojek, Becak dll)

    Taman bermain(play ground)

    Lapangan olahraga(volley tennis,badminton dll)

    Taman tamanprivat, roof gardendll.

    Tabel 3. Struktur Tata Ruang dan RTH

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    51/184

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    52/184

    39

    Bentuk Green Open Space di Kawasan Perkotaan

    TAMAN LINGKUNGAN DAN TAMAN KOTA

    Apakah Taman Lingkungan dan Taman Kota?

    Taman Lingkungan dan Taman Kota disediakan secara berjenjang,melayani jumlah penduduk tertentu. Taman Lingkungan beradadisekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal kita. Taman inidisamping menjadi tempat tumbuh berbagai tanaman, juga berfungsisebagai area bermain anak, remaja bahkan sebagai tempat untukseluruh warga melakukan interaksi sosial, seperti bersilaturahmi,

    ngobrol atau sekedar bersantai. Dari uraian di atas terlihat jelasbahwa taman lingkungan memiliki fungsi yang khas yaitu memilikifungsi sosial, ini yang membedakan antara taman lingkungan denganpulau jalan. Ukuran taman lingkungan bervariasi idealnya yang terkecilberukuran 250 m2.

    Taman Kota, berada di pusat kota atau bagian wilayah kota. Taman iniuntuk melayani seluruh atau sebagian masyarakat kota, berolahraga,pameran pembangunan atau kegiatan lainnya yang memiliki skala

    kota.

    aman Kota Jam Gadang - Kota Bukittinggi

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    53/184

    40

    aman P2KH Kabupaten Bandung

    aman P2KH Kabupaten Kuningan aman P2KH Kabupaten Bekasi

    aman P2KH Kabupaten asikmalaya

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    54/184

    41

    aman P2KH Kota Solo

    aman P2KH Kota Salatiga

    aman P2KHKabupaten Pekalongan

    aman P2KH

    Kabupaten Kendal

    aman P2KH Kota Semarang

    aman P2KH Kab Sukoharjo

    aman P2KH Kab Sukoharjo

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    55/184

    42

    Taman Lingkungan Melayani setiap 250 Penduduk.

    Untuk perkotaan di P Jawa, taman ini melayani penduduk dalam saturukun tetangga (RT), untuk melayani kegiatan bermain anak usiabalita, kegiatan sosial para ibu rumah tangga serta para manula.Luas taman ini adalah minimal 1 m2 per penduduk, denganluas minimal 250 m2. Lokasi taman berada pada radius kurangdari 300 meter dari rumah-rumah penduduk yang dilayaninya.

    Fasilitas yang harus disediakan adalah setidaknya tersedia bangkutaman dan fasilitas mainan anak-anak. Luas area yang ditanamitanaman (ruang hijau) minimal seluas 40% dari luas taman. Padataman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman, juga terdapat

    minimal 3 (tiga) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.

    Taman Lingkungan Melayani setiap 2500 Penduduk.

    Taman yang ditujukan untuk melayani penduduk khususnya kegiatanremaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan lainnya. Luas

    taman ini minimal 0,5 m

    2

    per penduduk, dengan luas minimal 1.250 m

    2

    .Lokasi taman berada pada radius kurang dari 1000 meter dari rumah-rumah penduduk yang dilayaninya.

    Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70%dari luas taman sisanya dapat berupa pelataran yang diperkerassebagai tempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selainditanami dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapatminimal 10 (sepuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atausedang.

    aman Kota Lestari Kabupaten Bogor

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    56/184

    43

    Taman Kota Melayani setiap 30.000 penduduk

    Luas taman ini minimal 0,30 m2per penduduk kelurahan, dengan luasminimal taman 9.000 m2.

    Taman ini dapat berupa taman aktif , dengan fasilitas utama lapanganolahraga (serbaguna), dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapatberupa taman pasif, dimana aktivitas utamanya adalah kegiatan

    yang lebih bersifat pasif, misalnya duduk atau bersantai, sehinggalebih didominasi oleh ruang hijau dengan pohon-pohon tahunan.Lebih dari 60 % taman ini berupa ruang hijau yang ditumbuhi berbagaijenis tanaman (Pohon, Perdu dan semak).

    Taman Kota Melayani setiap 120 000 penduduk.

    Taman ini ditujukan untuk melayani setiap 120.000 penduduk.Luas taman ini minimal 0,2 m2 per penduduk, dengan luas taman

    minimal 24.000 m2

    . Lokasi taman berada di pusat kota atau bagianwilayah kota.

    Taman ini dapat berupa taman aktif dengan fasilitas utama lapanganolahraga (lapangan serbaguna), dengan jalur trek lari di seputarnya,atau dapat berupa taman pasif dimana aktitas utamanya adalah

    kegiatan yang lebih bersifat pasif, misalnya duduk atau bersantai,sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau dengan pohon-pohontahunan.

    aman Kota - Kota Padang

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    57/184

    44

    Taman Kota Melayani 480.000 penduduk

    Taman ini ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagianwilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk denganstandar minimal 0,3 m2per penduduk kota, dengan luas taman minimal144.000 m2. Taman ini dapat berbentuk lapangan hijau. Taman inidilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleksolahraga dengan ruang hijau 30%. Semua fasilitas tersebut terbukauntuk umum.

    Pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok ataumenyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagaipembatas antar kegiatan.

    Setiap 1 ha RH yang ditanami pepohonan, perdu, semak dan penutup tanah,dengan jumlah luas permukaan daun seluas 5 ha, mampu mengisap 900 kg CO2 dariudara dan melepaskan 600 kg O2 dalam waktu 12 jam. (Zoeraini Djamal. 1997).

    Suhu di sekitar kawasan RH dibawah pohon teduh di Jakarta, menurun 2- 4 derajatcelcius. (Purnomohadi, 1994).

    aman Putroe Phang - Kota Banda Aceh

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    58/184

    45

    Contoh aman Kota di Nusantara

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    59/184

    46

    hu

    tank

    ota

    46

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    60/184

    47

    Hutan KotaKomunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuhdi lahan kota atau sekitarnya, berbentuk jalur jalur, menyebaratau bergerombol (menumpuk). Struktur menyerupai hutan alami,membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa liardan menimbulkan lingkungan sehat, suasana nyaman sejuk danestetis (Zoeraini Djamal. 1997).

    Hutan kota berperan dalam :

    a) memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;

    b) meresapkan air;

    c) menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan sik kota;dan

    d) mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.

    Luas Hutan Kota sedikitnya 10% dari luas kota atau di sesuaikandengan kondisi sik kota tersebut.

    Fungsi Hutan Kota sangat tergantung pada komposisi dan jenisdari komunitas yang menyusunnya dan tujuan perancangannya.Fungsi Huta Kota dapat dikelompokan menjadi 3 fungsi (Zoeraini

    Djamal. 1997) :

    Fungsi lansekap :

    a. Fungsi sik, vegetasi sebagai unsur struktural berfungsi

    melindungi kondisi sik disekitarnya terhadap angin, sinar

    matahari, pemandangan yang buruk dan bau. Peran Arsitekturalhutan kota melalui vegetasinya meliputi menghubungkanbangunan dengan tapak di sekitarnya, menyatukan dan

    menyelaraskan lingkungan yang bekesan tidak beraturan,memperkuat lokasi tertentu di sekitarnya.

    b. Fungsi sosial, merupakan tempat interaksi sosial masyarakatperkotaan, memberikan nilai-nilai ilmiah sehingga dapat menjadilaboratorium hidup untuk sarana pendidikan dan penelitian.Hutan kota dapat menjadi sumber pendapatan penduduk melaluibuah-buahan, obat-obatan, warung hidup dan apotek hidup.

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    61/184

    48

    Fungsi Pelestarian Lingkungan ( ekologi ) :

    a. Menyegarkan udara atau sebagai paru - paru kota, denganmengisap CO2dan melepaskan O2segar ke udara.

    b. Menurunkan suhu kota dan meningkatkan kelembabanudara. Proses respirasi akan menghasilkan uap air yangakan menurunkan suhu kota dan meningkatkan persentasekelembaban udara.

    c. Sebagai ruang hidup Satwa, seperti populasi burung, seranggayang sangat berperan dalam penyerbukan dan pemencaran biji.

    d. Pencegah dan perlindungan permukaan tanah dari erosi.Tajuk pohon, perdu, semak dan penutup tanah serta seresah

    akan melindungi permukaan tanah dari benturan air hujan danangin, meningkatkan resapan air dan menghambat erosi.

    e. Mengendalikan dan mengurangi polusi udara dan limbah. Fungsiini meliputi mengurangi polusi udara dan limbah, menyaringdebu. Dalam sebutir debu terdapat unsur-unsur seperti garamsulfat, sulfuroksida, timah hitam, asbestos, oksida besi, silika,jelaga dan unsur kimia lainnya. Pencemaran debu secaralangsung dapat mnyebabkan kerusakan pada organ pernafasandan kulit.

    f. Peredam kebisingan. Gelombang suara diarbsorpsi oleh daun,cabang, ranting dari pohon dan semak.

    Hutan Kota dapat menurunkan kadar debu sebesar 46,13% di siang hari pada permulaanmusim hujan. Hutan kota berstrata banyak lebih efektif menurunkan kadar debu sebesar53,56% dibandingkan dengan hutan kota yang berstrata dua yang menurunkan kadardebu sebesar 42,89%. ( Zoeraini Djamal. 1997)

    elah dipostulasikan bahwa bagian tanaman yang paling efektif untuk absorpsisuara adalah bagian yang memiliki daun tebal, berdaging dengan banyak

    petiole. Kombinasi ini memberikan tingkat fleksibilitas dan vibrasi tertinggi( Robinette, 1972 dalam Djamal Irwan. 1994.)

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    62/184

    49

    Fungsi estetika.

    Kualitas visual vegetasi berupa ukuran, bentuk, warna dantekstur tanaman serta unsur komposisi dan hubungannya denganlingkungan perkotaan disekitarnya, merupakan faktor yangmempengaruhi kualitas estetika. Penilaian estetika terhadap dua

    jenis pohon dominan yang tumbuh dalam masing-masing hutankota, digabungkan dengan penilaian asosiasi vegetasi hutankota yang berstrata banyak mempunyai nilai estetika lebih tinggidaripada hutan kota berstrata dua.

    Hutan kota dapat berbentuk:

    a) Bergerombol atau menumpuk: hutan kota dengan komunitas

    vegetasi terkonsentrasi pada satu areal, dengan jumlah vegetasiminimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan.

    b) Menyebar: hutan kota yang tidak mempunyai pola bentuk tertentu

    dengan Komunitas vegetasi tumbuh menyebar terpencar-pencardalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil.

    c) Berbentuk jalur: komunitas vegetasi yang tumbuh pada lahan

    berbentuk jalur mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, salurandan lain sebagainya.

    Struktur hutan kota dapat terdiri dari:

    a) Hutan kota berstrata dua, yaitu hanya memiliki komunitastumbuh-tumbuhan pepohonan dan rumput.

    b) Hutan kota berstrata banyak, yaitu memiliki komunitas tumbuh-tumbuhan selain terdiri dari pepohonan dan rumput, jugaterdapat semak, terna, liana, epit dengan banyak anakan dan

    penutup tanah dengan jarak tanam tidak beraturan.

    Struktur vegetasi berstrata banyak ternyata paling efektif menanggulangi masalahlingkungan kota ( suhu udara, kebisingan debu dan kelembaban udara ). Hasil analisissecara multidimernsi dari lima jenis hutan kota, ternyata hutan kota yang berbentuk

    menyebar strata banyak paling efektif menanggulangi masalah lingkungan kota disekitarnya. (Zoeraini Djamal. 1997).

    Hutan Kuta - Kota Kupang

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    63/184

    50

    TempatPemakaman

    Umum

    50

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    64/184

    51

    Tempat Pemakaman Umum ( TPU )Tempat pemakaman umum (TPU), merupakan fasilitas sosialyang disediakan pemerintah untuk melayani masyarakat dalam halpenguburan serta aktitas ritual lainnya. Dilihat dari sisi fungsi sosial

    maka pemakaman adalah ruang terbuka untuk umum, sehinggasangat memungkinkan memiliki fungsi ganda sebagai RTH, khususnyaberperan seperti halnya taman pasif. Pemakaman adalah ruangterbuka yang difungsikan fungsi untuk kelembagaan lain (Rapuarnoand Wigjuniton, 1964). Fungsi utama TPU sebagai RTH seyogianyaharus tetap di pertahankan.

    Standar kebutuhan TPU adalah 1,2 m2/penduduk (Permenpu 5/PRT/

    m2008), atau menyesuaikan dengan RDTRW setempat. Kesulitanpenyediaan pemakaman yang terjadi di banyak kota besar diIndonesia, harus diatasi dengan merubah disain makam pada bentukmakam yang memperkuat fungsi RTH tetapi daya tampung makammenjadi lebih banyak .

    Untuk mengembalikan TPU sebagai RTH kota, maka makam denganbangunan beton harus dirubah, dengan makam tanpa beton. Modelmakam tanpa gundukan tanah meningkatkan fungsi RTH TPU, sertameningkatkan daya tampung makam.

    Kepadatan makam makam beton di PU Muslim di Kota Bandung 50 70/100 m2denganBCR antara 33 79,25%.Penerapan makam tanpa gundukan tanah mampu meningkatkan daya tampung makam

    potensial di PU Muslimin di Kota Bandung sebanyak 41,87%, serta menurunkan BCRmenjadi 24%. ( Firmansam. 2012 ).

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    65/184

    52

    Jalur Hijau

    Manfaat penyediaan Jalur Hiaju

    Jalur hijau merupakan RTH berbentuk memanjang mengikuti jalan,sungai atau jaringan utilitas lainnya dan fungsi tertentu di perkotaan.

    Secara struktural jalur hijau berfungsi untuk membatasi jalan, sungaidan jaringan utilitas lainnya dari gangguan berbagai aktitas perkotaan

    atau meningkatkan keamanan bagi masyarakat terhadap dampaknegatif dari jaringan yang dibatasinya.

    Secara fungsional jalur hijau merupakan tempat tumbuh berbagai jenis

    tumbuhan yang berperan sebagai pembatas perkembangan kota,serta menjadi jalur penghubung antara RTH di perkotaan sehinggamembentuk konektitas antara satu RTH dengan RTH lainnya baik di

    dalam maupun di tepian kota.

    Jenis jalur Hijau di Perkotaan

    Berbagai jenis jalur hijau yang bisa di kembangkan di perkotaanmenginguti jalur penghubung antara struktur di kota tersebutantara lain :

    Jalur Hijau Jalan

    Jalur Hijau jalan bebas hambatan (TOL)

    Jalur Hijau jalan Kereta Api

    Jalur Hijau sempadan sungai / badan air

    Jalur hijau sempadan Jaringan Listrik tegangan tinggi (SUTT/SUTET).

    Jalur hijau batas kota

    Jalur hijau fungsi khusus, misalnya pembatas industri,pertambangan, sumber air.

    Jalur Hijau Jalan Kota Kupang Jalur Hijau Sempadan Rel Kereta

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    66/184

    53

    Bentuk Jalur Hijau

    Jalur hijau dapat berbentuk hutan kota berstrata dua atau berstratabanyak, yaitu dipenuhi dengan berbagai jenis pohon tahunan dibagianbawah berupa ground cover yang memungkinkan orang untukmelakukan aktitas, atau dipenuhi dengan perdu dan semak sehingga

    menyerupai hutan alami. Jalur hijau dapat pula berupa taman yang ditata secara estetis, sehingga menjadi tempat yang rekreasi dan atitas

    masyarakat.

    Pada prisnsipnya kedua jenis bentuk jalur hijau tersebut cukup didominasi dengan pohon, sehingga memiliki peran ekologis yang kuatsebagai pencipta iklim mikro, wildlife habitat,peningkatan keragaman

    hayati serta melindungi elemen utamanya dari perkembanganperkotaan.

    No Jenis TumbuhanRata-rata Kontrol

    Daun Batang Daun Batang1 Akasia 76,1 342,4 3,0 10,2

    2 Angsana 321,7 843,5 1,1 0,23 Asam jawa 28,8 27,4 16,2 7,0

    4 Asam Landi 94,2 121,6 8.6 2,25 Bungur 99,0 521,4 7,6 5,4

    6 Cemara 221,6 694,2 - -7 Flamboyan 56,2 347,7 10,6 5,4

    8 Glodogan 72,2 526,4 - -9 Mahoni 249,1 213,7 - -

    10 Kiara payung 77,9 87,7 - -

    Booth (1979),Jalur Hijau dengan lebar 183 meter, dapat mengurangi pencemaran udarasampai 75%.Wargasasmita et al (1991). umbuhan dapat mengakumulasi Pb pada daun dan kulitbatangnya. Kandungan Pb lebih banyak pada tanaman tepi jalan dibandingkan dengankandungan Pb pada tanaman sejenis di lokasi yang jauh dari pinggir jalan.

    Tabel 4. Rata-rata konsentrasi Pb ( g/g) pada kulit Batang dan daundari 10 jenis tumbuhan tepi jalan

    Jalur Hijau Sempadan Sungai - Padang Jalur Hijau Sumber Air - Kota Lombok

    Sumber : Wargasasmita 1991 dan Zoeraini Djamal. 1997

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    67/184

    54

    Pertanian Perkotaan

    Manfaatkan ruang di lingkungan anda untuk area

    kebun

    Manfaatkan sudut-sudut, tepi sungai di lingkungan/ di kotasebagai area berkebun, jangan pedulikan dengan luas lahannya.Berkebun di sekitar tempat tinggal adalah sesuatu yang menyenangkan.Tukar menukar benih, tukar menukar gagasan tentang jenistanaman yang akan dikembangkan, tukar menukar hasil panen akanmembangkitkan interaksi dan kekeluargaan sesama warga.

    Jadikan lahan di kota untuk pertanianKota dapat mendorong dan mengajak warganya untuk memanfaatkanlahan kosong untuk dijadikan kebun perkotaan. Pemerintah ataukomunitas dapat mensponsori acara bercocok tanaman bagiseluruh warga. Kebun perkotaan tidak hanya menyediakan makanansehat bagi warga, tetapi juga membuat masyarakat aktif danterlibat dalam kegiatan di luar ruangan yang sehat. Selain itu tetapimembantu penyangga limpasan air dan memperindah lahan terlantar/belum terbangun di lingkungan masing-masing. Jika masyarakat

    telah merasakan manfaat kebun perkotaan sementara lahan tersebutakan dibangun, seyogianya kota dapat memfasilitasi lahan lainnyauntuk taman atau kebun. Lahan di pinggir kota, kawasan industri,memberikan peluang lahan lebih besar sehingga memungkinkanmengembangkan pasar hasil panen.

    Pertanian Perkotaan - Prakarsa Kota LestariPadasuka - Kabupaten Bandung

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    68/184

    55

    Tanamlah tanaman produktif untuk dinikmati langsung

    Libatkan warga terdekat dalam desain dan pemeliharaan ruang hijaupublik dan ijinkan mereka untuk berbagi dalam panen buah-buahan,sayuran dan herbal. Seyogianya berupa hamparan tanaman yangdapat dikonsumsi akan menjadikan jika warga sekitar lebih antusias.Disain kebun harus eksibel sehingga perubahan kebun dapat

    dilakukan sesuai kebutuhan

    Pertanian Perkotaan Jakarta imur

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    69/184

    56

    Ajak partisipasi masyarakat secara langsung

    Kebun perkotaan merupakan atraksi untuk anak-anak, programkegiatan untuk kaum tuna wisma, produksi bahan makanan untukseluruh warga manfaat berkebun di perkotaan. Warga akan sangatsenang, merasa aman dan akan memberikan apresiasi atas hasilpanen yang didapatkan dari kebun di sekitar tempat tinggal, yangterlihat proses produksinya.

    Manfaat dari perkebunan perkotaan

    Tempat produksi makanan segar yang aman dengan disekitar kita

    Anak-anak dan orang dewasa dapat belajar proses dan dari manamakanan berasal

    Peluang untuk proyek-proyek sosial yang menangani masyarakatmarginal/terpinggirkan atau dikesampingkan secara sosial

    Elemen sosial yang membawa warga dari berbagai latar belakangdan

    budaya kebersamaan

    Pertanian Perkotaan - Prakarsa Kota Lestari Padasuka - Kabupaten Bandung

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    70/184

    57

    Studi kasus :

    Warga Havana mampu membuatnya pertanian perkotaan pada tahun1989 dengan mengolah makanan mereka sendiri dan obat padaHuertos (tanah yang tidak digunakan dimana tanaman tumbuh).Akhirnya pemerintah menetapkan pasar organik besar (organoponicos)di mana penduduk setempat dipekerjakan untuk mengolah tanah danmakanan dijual secara lokal. Pada tahun 2002, Havana menumbuhkan90% dari produk segar dari dalam kota.

    PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN

    GREEN OPENS

    Dengarkan Keinginan Masyarakat

    Libatkan masyarakat mulai dari tahap perencanaan, agar keinginandan kebutuhan mereka terakomodasi. Hal ini penting mengingatmasyarakat adalah yang benar-benar akan menggunakan sertamerasakan baik dan buruknya fasilitas yang disediakan.

    Ciptakan rasa hormat terhadap ruang hijau publikDengan melibatkan sebagai bagian pengambil keputusan dalamdesain, konstruksi dan pemeliharaan, mereka akan menghormatiRTH dan merawatnya sebagai milik mereka sendiri, diharapkanakan muncul inisiatif masyarakat untuk mengatasi permasalahanRTH yang ada, tanpa harus menunggu menunggu pemerintah untukmemperbaikinya. Orang lebih cenderung untuk mengambil sampah dijalan sendiri dari pada jalan umum, serta meminta orang lain untukmelakukan hal yang sama.

    Adopsi area hijau mulai dari luar pintu rumah kita

    Bawa warga bersama-sama untuk menciptakan antusiasme danmelibatkan mereka dalam proses penciptaan ruang hijau yang ada dilingkungan terdekat mereka. Gunakan publisitas untuk menyebarkansemangat ke lingkungan lain. Atur kegiatan seperti acara-acarapenanaman pohon misalnya Program Sejuta Pohon .

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    71/184

    58

    Jadikan ruang yang tidak terpakai di kota menjadiarea hijau

    Berikan kesempatan untuk masyarakat melaksanakan kegiatanberkebun sementara di tanah kosong di disekitar lingkunganmereka sendiri. Lingkungan menjadi lebih hijau, tukang kebunsenang, penduduk sekitar dan orang yang lewat terinspirasiuntuk melaksanakan kegiatan yang sama di lingkungan mereka.Biarkan masyarakat memilih jenis tanaman yang paling diminati,sehingga mereka bisa merasakan manfaat dan kesenangan atas hasilberkebun yang telah mereka laksanakan.

    Manfaat partisipasi

    Meningkatkan kelayakan hunian serta lingkungan disekitarnya

    Menurunkan tingkat kriminal dan anti-sosial, serta meningkatkankeamanan

    Kontrol dan kesetiakawanan sosial menjadi lebih baik

    Masyarakat lebih mengenal lingkungan dan area hijau mereka

    Selama bertahun tahun kita telah melihat perbedaan nyata dalam

    sikap terhadap pohon pohon di kota kota di Inggris.Pohon pohon tersebut lebih dihargai sebagai sebuah aset masyarakat

    yang memberikan banyak manfaat budaya.

    Studi yang disusun oleh mitra kami di Universitas Nottingham Trent

    memberikan indikasi yang jelas bahwa di sebuah kota yang sehat dan

    aman warganya cenderung untuk keluar ke jalan-jalan

    dan masuk ke ruang hijau.

    Dengan terlibat dalam pengambilan keputusan tentang jalan-jalan dan

    ruang hijau, dan membuatkan mereka tempat tinggal yang lebih baik,

    warga merasa memiliki tempat-tempat ini - mereka menggunakannyadan membantu mempertahankannya, yang pada akhirnya menjamin

    kualitas dan keberlanjutan jangka panjang

    dari ruang-ruang hijau tersebut

    Sharon Johnson, Kepala Eksekutif, Pohon untuk Kota

    Sertakan warga dalam pengambilan keputusan mulai dari

    desain pembangunan dan pemeliharaan RTH

    di lingkungan mereka sendiri

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    72/184

    59

    Pengembangan baru :

    Mengikutsertakan warga untuk menjadi bagian dari perencanaan dan

    desain proses ruang hijau publik.

    Pengembangan pertisipasi yang sudah berjalan :

    Ijinkan penduduk untuk mengadopsi ruang hijau di dekatnya dan

    berpartisipasi dalam pembangunan dan pemeliharaan RTH tersebut.

    Sejumlah orang menikmati sinar matahari musim gugur di aman Victoria ower di London, Inggris

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    73/184

    60

    Komponen Hijau ( Soft Material )

    Tanaman / tumbuhan di dalam green open space merupakan elemenutama yang amat penting peranannya. Didalam green open spacetanaman memiliki fungsi ganda meliputi fungsi arsitektural, fungsilingkungan dan fungsi estetis. ( Booth Norman, 1993). Di beberapatempat Indonesia, tamanan memiliki fungsi sosial yang sangat kuatmisalnya sebagai sarana ritual kegamaan, identitas kedaerahan,landmark serta menjadi satu alat untuk menentukan status sosialseseorang.

    Tanaman dilihat dari karakteristiknya dikelompokan sebagai berikut :

    Pohon : Memiliki Satu Batang Pokok

    Berkayu Keras Hidup Tahunan

    Perdu :

    Berkayu Keras Hidup Tahunan

    Memiliki Batang Pokok Lebih Dari Satu Batang

    Semak :

    Tidak Berkayu Keras

    Ada yang berumur tahunan dan ada yang musiman (annual).

    Fungsi Arsitektural/struktural meliputi :

    Penghubung antar bangunan

    Pembentuk Ruang / Pelingkup ruang

    Fungsi Lingkungan meliputi :

    Menurunkan Suhu

    Memperbaiki Kualitas Udara

    Mengurangi Terik Matahari Dan Mengurangi Silau

    Mengendalikan Angin

    Mengendalikan Bunyi Dan Debu

    Mencegah Erosi

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    74/184

    61

    Fungsi Estetis meliputi :

    Pelengkap

    Pemersatu

    Penegas / Pengarah

    Pengenal

    Pelembut

    Pembingkai Pemandangan

    Pemilihan tanaman untuk di perkotaan harus berdasarkan padaketersediaan lahan untuk perkembangan tajuk dan akar, kesesuaianhabitat serta fungsi arsitektural, lingkungan dan fungsi estetika yangingin di dapatkan. Berikut ini beberapa contoh tanaman yang dapatdigunakan untuk perkotaan, sehubungan masalah polusi, kelangkaan

    burung serta banjir.

    Pohon Pengundang Burung

    No Nama Tanaman Nama Latin Jenis burung / Potensi

    1 Kiara Ficus spp

    Punai ( Treron sp )2 Beringin Ficus benyamina

    3 Loa Ficus glaberrima

    4 Dadap Erythrina varigata Betet ( (Psittacula alexandri),

    Srindit ( Loriculus pusillus )Jalak ( ( sturnidae ) dan

    beberapa jenis burung madu

    5 Dangdeur Gosampinus

    heptaphylla

    Burung ukut-ukut

    Srigunting

    6 Aren Arenga pinatta ( Bahan pembuat sarang )

    7 Buni Antidesma bunius Buah dapat dimakan

    8 Buni hutan Antidesma montanum

    9 Kembang merak Caesalpinia

    pulcherrima

    Pengundang serangga

    Syzygium

    paucipuncatum

    Katagori pohon langka

    Serut Streblus asper Tahan pangkas

    Jamblang Syzygium cumini Buah dapat dimakan

    Salam Syzygium polyanntum Bumbu dapur

    Sumber : EN Dahlan.2004

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    75/184

    62

    Tanaman Perduksi Polusi Udara

    No Jenis dan Nama

    Tanaman

    Nama Latin Keterangan

    I

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    II

    1

    2

    3

    Perdu / Semak

    Lolipop merah

    Akalipa merah

    Nusa Indah merah

    Daun Mangkokan

    Bogenvil merah

    Azalea

    Soka daun besar

    Bakung

    Oleander

    Palem Kuning

    Heliconia merah

    Sikas

    Alamanda

    Puring

    Kembang Merak

    Pohon

    Palem Putri

    Palem Ekor Ikan

    Galinggem

    Kayu Manis merah

    Dadap MerahCemara kipas

    Karet Munding

    Melinjo

    Ground Cover

    Rumput Manila

    Adam dan Hawa

    Rumput kawat

    Jacobina carnea *)o)

    Acalypha wilkesiana *)o)

    Musaenda erytthrophylla *)oo)

    Notophanax scutelarium *)

    Bougenvillea glabra *)

    Rhododendron indicum *)oo

    )

    Ixora javonica **)

    Crinum asiaticum **)

    Nerium oleander **)oo)

    Chrysalidocaus lutescens **)

    Heliconia psittacorum **)

    Cycas revolata **)

    Aalamanda cartatica **)

    Codiaeum varigatumo)

    Caesalphinia pulcherimao)

    Veitchia merillii **)

    Caryota mitis **)

    Bixa orellana *)o)

    Cinnamomom burmanii **)

    Erythrina cristagalliThuja orietalis ***)

    Ficus elastica ***)

    Gnetum gnemon *)

    Zoysia matrella **)

    Rhoeo discolor **)

    Cynodon dactylon ***)

    Berbunga

    Daun berwarna

    Berbunga

    Berdaun unik

    Berbunga

    Berbunga

    Berbunga

    Berbunga

    Berbunga

    Daun berwarna

    Berbunga

    Bentuk tanjuk unik

    Merambat berbunga

    Daun berwarna

    Berbunga

    Bentuk Tajuk eksotis

    Bentuk Tajuk eksotis

    Berbunga

    Daun berwarn

    BerbungaBentuk tajuk menarik

    Tekstur daun menarik

    Berbuah

    Tekstur halus

    Daun berwana

    Tekstur sedang

    Sumber : Modifikasi dari Nizar Nasrullah dkk.

    *) Serapan NO2 tinggio) Serapan SO2 tinggi

    **) Serapan NO2 sedangoo

    ) Serapan SO2 sedang

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    76/184

    63

    Tanaman Tahan Genagan air

    Lama genangan

    (hari)

    Jenis tanaman

    Nama Lokal Nama Latin

    0 10 Sungkai, Jati Seberang Peronema canescensJati Tectona grandis

    Dahat Tectona hamiltoniana

    10 20 Salam Eugeniu polyantha

    Lantana Merah, Tembelekan Lantana camara

    Balsa Orchoma lagopus

    Cendana India Santaum album

    Suren Toona sureni

    Gopasa Vitex gopassus

    20 30 Kesumba Keling, Pacar Keling Bixa orellana

    Kemlandingan Leucaena glauca

    30 40 Kayu Palele Castanopsis javanica

    Trengguli, Golden Shower Cassia fistula

    Dalingsem, Kayu Batu, Kayu Kerbau,

    Gia

    Homalium tomentosum

    40 50 Kedondong Bulan Canarium littoralle

    Johar Cassia siamea

    Keladan Dipterocarpus gracillis

    Ampupu Eucalyptus alba

    Pinus Benquet Pinus insularis

    Tusam Pinus mercusii

    Wedang Pterocarpus javanicus

    Angsana Pterocarpus indicus

    Laban Vitex pubescens

    50 60 Weru, Kihiyang Albizzia procera

    Sonoleking Dalbergia sisso

    Sengon, Sengon Laut, Jeungjing Paraserianthes falcataria

    Kosambi Schleichera oleosa

    60 70 Tekik Albizzia lebbeck

    Kopi Coffea spp

    Meranti tembaga Shorea leprosula

    70 80 Sonokeling Dalbergia latifolia

    Meranti merah Shorea ovalis

    Keluarga Mahoni Swietenia spp.

    90 - 100 Cemara laut Casuarina equisetifolia

    100 200 Semar, Pendusta utan Intsia bijuga

    Kihujan Samanea saman

    300 Rengas Gluta renghas

    Sumber ; Soerianagara dan Indrawan (1988 )

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    77/184

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    78/184

    65

    BuildingGreen

    Apa itu Green Building ?Kontribusi jumlah carbon yang dilepaskan ke udara terbesaradalah berasal dari aktitas rumah tangga/perumahan.

    (Lestari suryandari, 2011). Green buildingadalah suatu langkah yangharus dilakukan dari seluruh aktitas gedung, rumah dan bangunan

    lainnya untuk menghindari meningkatnya gas rumah kaca di atmosr,

    serta penghematan sumber daya alam demi keberlanjutan lingkungan

    Sumber : Lestari Suryandari. 2011

    Rumah dan perumahan seringkali boros air. Air yang berlimpah jatuhdari langit dibuang percuma tidak termanfaatkan, disisi lain air bersihkita gunakan sangat tidak esien padahal air bersih telah menjadi

    barang yang sulit kita dapatkan. Demikian pula dengan lahan dan

    Gambar 15. Pembagian kadar emisi CO2 menurut sektor

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    79/184

    66

    Contoh bangunan tempat tinggal yang ramah lingkungan dengan memanfaatkanunsur alam yaitu matahari sebagai penerangan pada siang hari dan angin sebagaisirkulasi udara sehingga tidak memerlukan penyejuk udara.

    sumber daya alam dan lingkungan terjadi pemanfaatan yang tidakesien, sementara keberadaannya sangat dibutuhkan dan sulit

    didapatkannya. Sebuah perilaku kontradiktif yang perlu dibenahimelalui pendekatan green building.

    Green building adalah upaya meningkatkan desain dan konstruksisehingga bangunan yang kita bangun hari ini akan bertahan lebih lama,biaya operasional yang lebih hemat, dan tidak akan membahayakankesehatan pekerja dan penduduk. Green building juga merupakanupaya untuk melindungi sumber daya alam serta meningkatkanlingkungan binaan agar ekosistem, orang, perusahaan dan masyarakatdapat berkembang secara berkelanjutan.

    Green buildingmerupakan perubahan paradigma penting berkenaancara kita memahami, merancang dan membangun perumahan didunia saat ini. Mewujudkan Green buildingmemerlukan perencanaanmenyeluruh, desain yang biajksana dan kualitas konstruksi yangbaik. Penerapan green buildingdi perumahan akan bermanfaat bagimasyarakatnya di sekitar maupun masyarakat lainnya serta baik untuklingkungan alam. Penerapan green building tidak hanya menghasilkanbangunan yang lebih baik tetapi juga menghasilkan keuntunganekonomi yang lebih baik.

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    80/184

    67

    Mengapa kota perlu mengembangkan

    Green Building ?

    Green buildingadalah seluruh pendekatan sistem meliputi konstruksi,desain dan pengoperasian bangunan dari tahap awal hingga akhirsecara paripurna. Pendekatan ini akan memberi keuntungan bagiindustri bangunan, penghuni dan masyarakat melalui peningkatankualitas konstruksi, umur bangunan yang lebih panjang, mengurangisistem jaringan utiltas, mengurangi biaya pemeliharaan danmeningkatkan kenyamanan.

    Terdapat tiga tujuan dasar Green building:

    1. Melestarikan sumberdaya alam

    2. Meningkatkan esiensi energi

    3. Meningkatkan kualitas udara dalam ruangan

    GREEN BUILDINGadalah bangunan baru ataupun bangunan lama,yang direncanakan dibangun, dan dioperasikan dengan memperhatikanfaktor-faktor keberlanjutan lingkungan. (GBC INDONESIA, 2009).

    Bagaimana mewujudkan Green Building:

    KETENTUAN PENERAPAN

    GREEN BUILDING

    LEMBAGA /INSTANSI

    BERWENANG

    SERTIFIKASI

    GREEN BUILDING

    T T

    V

    V

    L

    Y

    T

    KOMPONEN PENERAPAN :

    PRINSIP DASAR GREEN BUILDING :

    T

    Y

    STANDAR YANG SESUAI

    BERDASARKAN KONDISI

    SETEMPAT

    Gambar 16. Tahapan Bagaimanan mewujudkanGreen Building

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    81/184

    68

    Bagaimana Mewujudkan Green building ?Terdapat 6 (enam tahapan untuk mewujudkan Green building :

    (Multifamily Green building guidlines.)

    Gambar 17. Tahapan mewujudkan Green Building

  • 8/10/2019 Buku Panduan Kota Hijau 2013

    82/184

    69

    Bagaimana Menerapkan Green Building ?Menetapkan manfat untuk menyusun strategi pembangunan

    Manfaat yang ingin diperoleh akan menentukan strategi pembangunanapa yang harus dilakukan, sehingga mendapatkan hasil sesuaiharapan. Banyak manfaat yang dapat di peroleh, berikut manfaatutama untuk digunakan menentukan strategi pembangunannya.

    Kesehatan ;mengurangi polusi dalam ruangan ; mengusahakan

    kualitas lingkungan ruangan yang lebih baik ; memberikan

    kesempatan perbaikan kesehatan masyarakat.

    Tapak/Komunitas: Melindungi tanah, air dan udara pada

    tapak dan sekitarnya dari polusi atau kerusakan lingkungan ;menggunakan infrastruktur kota dengan lebih esien melalui

    pembangunan kembali gedung atau tapak : menyediakan fasilitas

    yang dibutuhkan bagi terwujudnya kenyamanan masyarakat.

    Efsiensi energi ; mengurangi konsumsi energi dalam bangunan

    Efsiensi air ; mengurai konsumsi air pada bangunan dan tapak.

    Efsiensi material :menerapkan prinsip 3 R (reduce, reuse, recycle); m