Buku Panduan Kerohanian

11
BUKU PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN BAB I DEFINISI 1. Pengertian Adalah suatu prosedur pelayanan kerohanian kepada pasien yang membutuhkan bimbingan spiritual sesuai agama dan kepercayaan yang dianut. Bimbingan spiritual ternyata berdampak kepada peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien. Dalam konteks ini, bimbingan spiritual ternyata merupakan pelengkap pengobatan dan pelayanan medis di rumah sakit. 2. Tujuan a. Dapat dilayaninya dengan baik hak dan kebutuhan mendasar dari pasien dan keluarganya, sehingga timbul kekuasaan dan ketenangan jiwa. b. Meningkatnya kualitas pelayanan di Rumkit Ciremai.

Transcript of Buku Panduan Kerohanian

Page 1: Buku Panduan Kerohanian

BUKU

PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

BAB I

DEFINISI

1. Pengertian

Adalah suatu prosedur pelayanan kerohanian kepada pasien yang membutuhkan

bimbingan spiritual sesuai agama dan kepercayaan yang dianut.

Bimbingan spiritual ternyata berdampak kepada peningkatan kesembuhan dan

motivasi pasien. Dalam konteks ini, bimbingan spiritual ternyata merupakan pelengkap

pengobatan dan pelayanan medis di rumah sakit.

2. Tujuan

a. Dapat dilayaninya dengan baik hak dan kebutuhan mendasar dari pasien dan

keluarganya, sehingga timbul kekuasaan dan ketenangan jiwa.

b. Meningkatnya kualitas pelayanan di Rumkit Ciremai.

Page 2: Buku Panduan Kerohanian

BAB II

Ruang Lingkup

1. Panduan pelayanan kerohanian digunakan kepada semua pasien Rumkit Ciremai terhadap

agama yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Republik Indonesia.

2. Pelaksana panduan pelayanan kerohanian meliputi unsure pimpinan kepala unit

pelayanan dan staf pelaksana pelayanan.

3. Prinsip

a. Pelayanan kerohanian harus sesuai dengan agama dan kepercayaan pasien.

b. Pelayanan kerohanian dilaksanakan atas permintaan pasien atau keluarga.

4. Kewajiban dan tanggung jawab

a. Proses identifikasi agama dan kepercayaan pasien merupakan tanggung jawab petugas

rekam medis saat psien mendaftar.

b. Perawat ruangan segera merespon apabila ada permintaan pelayanan kerohanian dari

pasien/keluarga.

c. Staf RS Ciremai lainnya dalam hal ini kontrole, Perwira piket , teleponis, costumer

service, dll melaksanakan pedoman ini sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

d. Para rohaniawan melaksanakan bimbingan kepada pasien sesuai dengan ketentuan

yang telah disepakati.

Page 3: Buku Panduan Kerohanian

BAB III

TATA LAKSANA

Dalam melaksanakan panduan pelayanan kerohanian, para petugas kesehatan

seyogyanya memahami betapa besar pengaruh ketenangan jiwa pasien terhadap pengobatan

yang diberikan oleh petugas medis. Hal yang perlu diketahui meliputi:

1. Hubungan kerohanian/ iman dan kesehatan

Jika seseorang menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya niscaya jiwanya

terjaga dari kesesatan dan kehancuran, sehingga kesehatan tubuh sangat dipengaruhi oleh

kesehatan jiwa. Hubungan antara keimanan dan kesehatan jiwa :

Seorang peneliti Barat mengatakn, “Tiadanya kepastian hidup, menurunkan

kualitas hubungan sosial, dan tiadanya ketenangan serta kenyamanan yang dirasakan

manusia modern menjadi penyebab berbagai masalah dan penyakit. Masalah medis lain

yang dihadapi manusia sekarang ini adalah kekurangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh,

masuknya macam-macam bakteri dan virus ke dalam sistem peredaran darah, dan lain-

lain. Persoalan ini lebih banyak disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara

dimensi lahiriah dan dimensi batiniah. Sebagian penyakit yang diderita manusia modern

nyaris tidak dikenal oleh generasi manusia sebelumnya yang terbiasa hidup sederhana dan

tidak mengenal budaya hedonis. Ternyata, orang yang selalu menjaga ketenangan jiwa di

tengah gejolak dan hiruk pikuk kehidupan modern, terhindar dari berbagai penyakit dan

persoalan medis.

2. Peran agama terhadap kondisi pasien

Ada sejumlah penelitian yang dilakukan para ilmuwan Barat mengenai fenomena

doa dan hubungannya dengan kesehatan jasmani, diantaranya:

a. Harris melakukan penelitian terhadap 990 pasien di sebuah rumah sakit di Amerika.

Ia meminta sekelompok orang untuk berdoa bagi sebagian psien itu setiap hari selama

empat minggu berturut-turut. Namun, peneliti sengaja tidak mempertemukan

kelompok orang yang sakit itu dengan kelompok orang yang mendoakan mereka.

Kelompok orang yang diminta berdoa itu tidak mengenali pasien yang mereka

doakan. Mereka hanya diberi tahu nama-nama psien tersebut. Sebaliknya, para pasien

yang sakit pun tidak tahu bahwamereka sedang didoakan oleh sekelompok orang.

Ternyata hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kelompok pasien yang didoakan

oleh kelompok orang itu merasakan kemajuan dan perbaikan kondisi badannya,

Page 4: Buku Panduan Kerohanian

karena serangan penyakit yang mereka derita berkurang sepuluh persen disbanding

kelompok psaien yang tidak didoakan.

b. Penelitian lain dilakukan terhadap 393 pasien yang menderita berbagai penyakit berat

seperti jantung dan paru-paru. Langkah penelitiannya sama denganpenelitian Harris.

Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa pasien yang didoakan membutuhkan obat-

obatan dan alat bantu pernapasan yang lebih sedikit dibandingkan pasien yang tidak

didoakan. Dan mereka juga lebih sedikit mengalami komplikasi.

c. Majalah “Psychomatic Medicine” melakukan penelitian yang melibatkan dua

kelompok responden, yaitu 78 orang pasien kulit hitam dan 77 orang pasien kulit

putih, yang usianya bervariasi antara 25 hingga 45 tahun. Kedua kelompok itu

dipisahkan dalam studi tersebut karena orang Afro-Amerika dianggap cenderung

lebih religius dan lebih taat menjalankan doa dan shalat dibandingkan kelompok

pasien kulit putih. Para pasien itu kemudian diminta untuk menjalankan perintah-

perintah agama lebih taat dan lebih khusyuk, terutama doa dan shalat. Hasil penelitian

itu menunjukkan bahwa ternyata shalat dan doa yang banyak mereka lakukan itu

dapat menurunkan darah tinggi, terutama pada para pasien kulit hitam. Penyakit yang

diderita para pasien kulit putih tidak mengalami perubahan yang berarti karena

mereka lebih malas menjalankan shalat dan doa.

Dari

a. Peran agama terhadap kondisi psikologis

Orang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan, akan timbul rasa tenang dan

aman. Hal ini merupakan cirri sehat mental, yaitu:

- Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat.

- Membiasakan persepsi ke arah positif.

- Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik.

- Mengembangkan emosi positif.

b. Peran agama terhadap kondisi sosial

Umumnya kegiatan ibadah atau kegiatan sosial lainnya dilakukan secara

bersama-sama (berjamaah) dan dilaksanakan secara berulang, sehingga dapat

menimbulkan rasa kebersamaan dan meningkatkan rasa solidaritas antar jemaah.

Orang dengan kondisi religiusnya tinggi pada umumnya dapat membina

keharmonisan keluarga dan dapat membina hubungan yang baik antar manusia.

Page 5: Buku Panduan Kerohanian

3. Perkembangan spiritual

Perkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoff’s dibagi ke dalam empat

tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu:

a. Usia anak-anak

Merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku

tahap yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain

dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Pada masa ini, anak belum

mempunyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan yang ada pada

masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa

sebelum tidur dan makan, dan lain-lain. Pada masa prasekolah, kegiatan keagamaan

yang dilakukan belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai

mencontoh aktivitas keagamaan orang sekelilingnya, dalam hal ini keluarga. Pada

masa ini anak-anak biasanya sudah mulai bertanya tentang pencipta, arti doa, serta

mencari jawaban tentang kegiatan keagamaan.

b. Usia remaja akhir

Merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya partisipasi

aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub membuat mereka

semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan spiritual

pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spiritual

seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang berarti

sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan. Bila

pemenuhan kebutuhan spiritual tidak terpenuhi akan timbul kekecewaan.

c. Usia awal dewasa

Merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses pertanyaan akan

ke yakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk yang tepat

untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran sudah bersifat rasional dan

keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional. Segala pertanyaan

tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa ini, timbul

perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya.

d. Usia pertengahan dewasa

Merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri. Perkembangan ini diawali dengan

semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan walaupun menghadapi

perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan dirinya.

Page 6: Buku Panduan Kerohanian

4. Pasien yang membutuhkan bantuan pelayanan spiritual/kerohanian

a. Pasien kesepian

Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan bantuan

spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak

ada yang menyertainya selain Tuhan.

b. Pasien ketakutan dan cemas

Adanya ketakutan atau kecemasan dapat dapat menimbulkan perasaan kacau, yang

dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan yang

paling besar adalah bersama Tuhan.

c. Pasien menghadapi pembedahan

Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan

timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadan pencipta dalam hal

ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan bantuan

spiritual.

d. Pasien yang harus mengubah gaya hidup

Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan keberadaan

Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan

bila kea rah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup ke arah yang

lebih baik, maka pasien akan lebih membutuhkan dukungan spiritual.

Page 7: Buku Panduan Kerohanian

BAB IV

DOKUMENTASI

Pendokumentasian pelayanan kerohanian dibuat sejak pasien/keluarga melaporkan

akan melaksanakan proses kerohanian dan mengisi formulir permohonan ijin termasuk

permohonan kerohaniawan atau tidak. Pelaporan dibuat secara hirarki dari perawat ruangan

kepada kontrole dan perwira piket.

Revisi dan audit:

a. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu tiga tahun.

b. Kebijakan ini dievaluasi staf terkait di RS Ciremai.

- Komite mutu dan keselamatan pasien

- Satuan pengawas internal

- Staf lain terkait

Cirebon,

Kepala Rumah Sakit Ciremai

dr. Handy hernandy yuliawan, Sp.MLetkol Ckm NRP 11930098810770

Page 8: Buku Panduan Kerohanian

DAFTAR PUSTAKA

1. Elzaky, Jamal. (2011). Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah. Jakarta: Penerbit

Zaman.