Buku Panduan Belajar Modul for 2013-2014 Re3v.
-
Upload
gusnur-gazali -
Category
Documents
-
view
75 -
download
1
description
Transcript of Buku Panduan Belajar Modul for 2013-2014 Re3v.
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
PENDAHULUAN
Fungsi utama dari proses peradilan pidana adalah untuk mecari kebenaran sejauh yang dapat dicapai oleh manusia dan tanpa harus mengorbankan hak-hak dari tersangka. Yang bersalah akan dinyatakan bersalah dan yang memang tidak bersalah akan dinyatakan tidak bermasalah.
“Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan, menangani seorang korban baik luka, keracunan, atau korban mati akibat suatu peritiwa yang diduga merupakan tindak pidana, ia berwenang meminta keterangan ahli kepada dokter ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan/ahli lainnya.”1
Proses penegakan hukum dan peradilan adalah merupakan suatu usaha ilmiah dan bukan sekedar common-sense, non-scientific belaka. Dengan demikian dalam perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa manusia bantuan dokter dengan pengetahuan Ilmu Kedokteran Forensik yang dimilikinya sebagaimana tertuang dalam visum et Repertum yang dibuatnya mutlak diperlukan.
Selain bantuan Ilmu Kedokteran Forensik tersebut tertuang didalam bentuk Visum et Repertum, maka bantuan dokter dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sangat diperlukan didalam upaya mencari kejelasan dan kebenaran materiil yang selengkap-lengkapnya tentang suatu perbuatan/tindak pidana yang telah terjadi.
Untuk dapat mengetahui dan dapat membantu dalam proses penyidikan, maka dalam perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa manusia diperlukan pengetahuan khusus, yaitu Ilmu Kedokteran Kehakiman (istilah lain yang sering dipakai : Ilmu Kedokteran Forensik, Forensic Medicine, Legal Medicine dan Medical Jurisprudence).
Ilmu Kedokteran Forenik dan Medikolegal, yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan peradilan serta berbagai aspek hukum and etika berkaitan dengan praktek kedokteran, menjadi unik. Mahasiswa kedokteran dituntut untuk mampu menterjemahkan aspek medis pasien ke dalam bahasa hukum dalam bentuk visum et repertum, mampu untuk menjadi saksi ahli di sidang peradilan, dan mampu berpraktek sesuai rambu hukum dan etika yang berlaku.
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 1
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasisa yang mengikuti modul forensik adalah mahasiswa semester enam yang telah lulus seluruh modul pengantar dan telah mengambil modul organ semester sebelumnya.
AREA KOMPETENSI YANG DITUJU
Setelah mengikuti modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, mahasiswa
diharapkan mencapai area kompetensi :
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinik dasar
3. Keterampilan menerapkan dasar-dsar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku an
epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
4. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga maupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan,
terkoordinir dan bekerjasama dalam konteks pelayanan kesehatan primer
5. Memanfaatkan dan menilai secara kritis teknologi informasi
6. Mawas diri dan pengembangan diri dengan belajar sepanajng hayat
7. Etika, moral dan profesionalisme dalam praktek
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 2
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan modul ilmu kedokteran forensik dan medikolegal mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Menerapkan pengetahuan tentang komunikasi efektif, baik verbal maupun
nonverbal, mendengar aktif, mengelola benda bukti, klien dan/pasien dengan
mengintegrasikan penalaran klinis dan medikolegal sehingga menunjang
terciptanya kerjasama yang baik antar dokter dengan pasien, keluarga, komunitas,
teman sejawat dan tenaga profesional lain yang terlibat dalam penanganan
kedokteran khususnya forensic dan medikolegal
2. Mampu melakukan anamnesis dengan lengkap dengan teknik yang tepat dan
kontekstual, dan menafsirkan hasil pemeriksaan serta memformulasikannya ke
dalam bentuk visum et repertum
3. Menggunakan ilmu biomedik, klinik, perilaku dan komunitas untuk memahami dan
menjelaskan masalah medikolegal yang dihadapi
4. Memanfaatkan sarana dan prasaran yang dimiliki secara optimal untuk membantu
memecahkan masalah forensik dan atau mengambil keputusan dalam kaitan
dengan pelayanan kedokteran forensik.
5. Mengenali isu dan dilema etik serta masalah medikolegal dalam situasi klinik yang
berkaitan dengan pelayanan dan kebijakan kesehatan. Mahasiswa mengetahui saat
dan cara yang tepat untuk mendapatkan bantuan pakar atau sumber lain dalam
menyelesaikan pilihan etik dan medikolegal tersebut
6. Mencari, mengenal dan menemukan benda bukti berupa luka/cidera, racun atau
benda bukti lain terkait dugaan pidananya.
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 3
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
SASARAN PEMBELAJARAN dan POKOK BAHASAN
Bila dihadapkan pada kasus pemicu, mahasiswa semester 6 mampu :
Sasaran Pembelajaran Pokok Bahasan
1. Menjelaskan dasar hukum
yang berkaitan dengan kasus
Aspek medikolegal :
Dasar hukum yang berkaitan dengan kasus-kasus
forensik klinik :
− Korban hidup terkait penganiayaan/ perlukaan
− Korban kekerasan seksual
− KDRT
− CAN
2. Membuat visum et repertum
korban hidup sesuai dengan
kasus meliputi deskripsi luka,
derajat luka dan hal-hal yang
perlu diperhatikan pada VeR
sesuai kasus
Visum et Repertum
Korban hidup :
Dasar hukum
Peran dan Fungsi
Jenis dan bentuk
Perlukaan pada korban hidup :
Deskripsi luka pada korban hidup
Penentuan derajat luka pada korban hidup
Hal-hal yang harus diperhatikan pada Visum et
Repertum perlukaan.
3. Menjelaskan definisi atau
deskripsi kasus yang dihadapi
4. Menentukan pemeriksaan dan
tatalaksana sesuai kasus
5. Menjelaskan hal-hal yang
perlu diperhatikan pada Visum
et Repertum sesuai kasus.
KDRT
Child abuse and neglect
Kejahatan seksual
6. Membuat visum et repertum Aspek Medikolegal Forensik Patologi :
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 4
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Korban mati sesuai dengan
kasus meliputi deskripsi luka,
derajat luka dan hal-hal yang
perlu diperhatikan pada VeR
sesuai kasus
Dasar hukum pemeriksaan
Kedokteran Forensik
Visum et Repertum korban mati :
Dasar hukum, peranan dan fungsi
Jenis dan bentuk
Tanotologi :
Definisi mati
Algor mortis
Pembusukan
Perkiraan saat kematian
Traumatologi :
Kekerasan tajam
Kekerasan tumpul
Luka tembak
Listrik + petir
Trauma suhu
Trauma kimia
Asfiksia mekanik dan tenggelam :
Chocking, Gagging, Hanging
Strangulation, Drowning
Toksikologi :
Toksikologi umum
Obat-obatan/Narkotika
Logam berat
Pembunuhan anak sendiri
Pengguguran kandungan
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 5
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Identifikasi forensik :
Tujuan identifikasi
Teknik identifikasi
Identifikasi korban massal
Forensik molekuler
Autopsi :
Teknik autopsi
Teknik autopsi khusus
Penatalaksanaan jenazah di strata primer
7. Menjelaskan hukum
kedokteran yang terkait
dengan praktik dokter
Hukum Kedokteran :
Hak dan kewajiban dokter dan pasien Surat
keterangan medik
Rahasia kedokteran
Informed consent
Rekam Medik
Undang-undang praktik kedokteran
Malpraktek
8. Menjelaskan etika kedokteran
yang terkait dengan praktik
dokter
Etika Kedokteran :
Pelanggaran etika dan disiplin kedokteran
Etika kedokteran forensik
Etika HAM
Korelasi etika kedokteran dan hukum/ etikolegal
9. Menentukan pemeriksaan
laboratorium forensik
sederhana yang harus
Lab. Forensik Sederhana :
Pemeriksaan darah
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 6
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
dilakukan sesuai dengan kasus Pemeriksaan cairan mani
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan histopatologi forensik
Intravitalis luka
Sudden death
Asphyxial sign
Gambaran paru pada kasus PAS
PREASSESSMENT
Untuk penguasaan materi dilakukan Quiz pre – dan posttest (MCQ)
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 7
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
METODE PEMBELAJARAN
Untuk mencapai sasaran pembelajaran yang telah ditentukan di atas, kegiatan
pembelajaran akan dilakukan dengan :
1. Kuliah interaktif :
Merupakan kuliah tatap muka yang bersifat interaktif yang bertujuan untuk
merangsang minat/ketertarikan mahasiswa terhadap materi pembelajaran,
sehingga akan aktif untuk belajar secara mandiri
Dilakukan dalam kelas besar terdiri dari kurang lebih 155 mahasiswa.
Dosen pengajar adalah narasumber dari bidang ilmu Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Diskusi kelompok / tutorial dan diskusi mandiri :
Dirancang agar mahasiswa berperan aktif dalam pembelajaran dengan cara
berdiskusi antar anggota kelompok.
Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil .
Masing-masing kelompok diskusi difasilitasi oleh satu orang fasilitator
Diskusi dipicu oleh skenario yang berisi masalah/data pasien.
Pelaksanaan diskusi menggunakan metode seven jump, meliputi:
1. identifikasi dan klarifikasi istilah yang belum dipahami,
2. identifikasi masalah,
3. analisis masalah,
4. menyimpulkan hasil analisis masalah,
5. merumuskan sasaran pembelajaran,
6. belajar mandiri,
7. mensintesis informasi yang didapat dari belajar mandiri.
3. Pleno
Dilakukan setelah dua sesi diskusi, selama 3 jam per kali.
Mahasiswa diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok tutorial.
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 8
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Setiap kali pleno ada 4 kelompok mahasiswa yang menjadi pembicara dan
kelompok lainnya menjadi penyanggah.
Pada akhir sesi, narasumber akan meluruskan atau mempertegas hasil
pleno.
4. Pelatihan Keterampilan Klinik Dasar (KKD):
Dirancang agar mahasiswa terampil untuk membuat visum et Repertum (VeR)
Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil .
SUMBER PEMBELAJARAN
A. Narasumber :
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 9
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Koordinator modul (KPM) : dr. Sutopo Widjaja, MS
Sekretaris modul : dr. Meyanti, SpFK
Kontributor modul : Departemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
B. Daftar Rujukan
JUDUL BUKU PENULIS PENERBIT TAHUN/EDISI
1. Ilmu Kedokteran Forensik Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik
FK.UI
Bagian Ilmu
Kedokteran
Forensik FK.UI
2. Forensik Pathology Bernard Knight Arnold 1999
3. Forensik Pathology Vincent di Maio CRC Press 1993
Etika dan Hukum
KUHAP
KUHP
KUHPerdata
UU No.23 th.1992 tentang kesehatan
UU No.23 th.2002 tentang
perlindungan anak
UU No.23 th. 2004 tentang anti KDRT
UU No.29 th. 2004 tentang praktek
kedokteran
KoDeKi
Basic of Bioethics MCVEATH
Etika FRANS MAGNIS
Etika BERTENS
1. Basic Pathology Robins Saunders 7 th ed
2. General and Systemic
Pathology
JCE Underwood Churchiil
livingstone
3 th ed
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 10
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Harrison’s Principles of Internal
Medicine
John J Crush,
Kenneth D, Brand,
Antonio J Reginato,et
al
Mc GrawHill 2005 / 16 th ed
1. Pediatrics Nelson
ORTHOPEDI
Forensic Radiology
William’s Obstetrics
PSIKIATRI
2. Journal atau Majalah
− International Journal
− American Journal of Forensic
Pathology
− American Journal of Forensic
Medicine
− Dundee University
3. Situs Internet
− Elsevier
SARANA DAN PRASARANA
Dalam menyelenggarakan modul FOR digunakan :
− 1 ruang kuliah dengan kapasitas maksimal 160 orang
− 12 ruang diskusi kelompok
− 1 ruang seminar dapat menggunakan ruang kuliah atau auditorium
− Jadwal kuliah
− Buku Rancangan Pengajaran Modul FOR
− Buku panduan belajar mahasiswa
ALOKASI WAKTU
Lamanya modul : 4 minggu
Tatap muka : 45 JAM
Diskusi kelompok tutorial : 6 x 1 sesi x 2 jam = 12 JAM
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 11
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Seminar : 3 x 4 jam = 12 JAM
Diskusi mandiri terstruktur : 8 x 2 jam = 16 JAM
KKD : 1 x 3 jam = 3 JAM
Total : 88 JAM
Perhitungan SKS :
Kuliah tatap muka = 45 jam/15 x 1 SKS = 3 SKS
PBL = 40 jam/(15x2) x 1 SKS = 1,3 SKS
KKD = 3 jam
Total = 4,3 SKS
EVALUASI
Evaluasi dilakukan melalui beberapa tahap:
1. Tahap Umpan Balik (formatif), bertujuan untuk memberikan input kepada
mahasiswa maupun pengelola modul dengan melakukan penilaian proses dan hasil
yang telah dicapai mahasiswa
Proses diskusi – pembuatan peta aktivitas diskusi untuk menilai partisipasi
mahasiswa dalam diskusi – menjadi umpan balik langsung
2. Evaluasi pendidikan dilakukan dengan cara :
I. Evaluasi hasil pendidikan :
A. Tes Formatif :
a. Proses : pengamatan dan umpan balik dalam proses tutorial dan KKD
b. Pengetahuan : MCQ pada minggu ke 3
B. Tes Sumatif :
I. Untuk Modul TANPA NILAI Praktikum dan tugas individual
1. Bila rata-rata nilai UTM dan UAM > 50, rumus nilainya:
35% UTM + 40% UAM + 25 % (rata-rata tutorial dan logbook)
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 12
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
2. Bila rata-rata nilai UTM dan UAM ≤ 50 (nilai 50 masuk kategori
ini)rumusan nilainya TANPA TUTORIAL DAN LOGBOOK :
40% UTM + 60% UAM
II. Untuk Modul dengan NILAI Praktikum dan Tugas Individual
1. Bila rata-rata UTM dan UAM > 50, rumusan nilainya :
25% UTM + 35% UAM + 25% (rata-rata tutorial dan logbook) + 15%
Praktikum (atau tugas individual)
2. Bila rata-rata nilai UTM dan UAM ≤ 50 (nilai 50 masuk kategori
ini)rumusan nilainya TANPA TUTORIAL DAN LOGBOOK :
40% UTM + 45% UAM + 15% Praktikum (atau tugas individual)
Catatan:
Nilai Lulus adalah rata-rata nilai pengetahuan (UTM, UAM dan Praktikum) + nilai proses
minimal 56 (C).
I. Evaluasi program pendidikan
- Evaluasi program : 70% mahasiswa lulus dengan nilai minimal B.
- Evaluasi proses program : 90% kegiatan berlangsung sesuai waktu dan
rencana.
Alur pengisian dan pengumuman nilai :
1. Koordinator Pelaksana Modul (KPM) atau Sekretaris Pelaksana Modul (SPM)
mengisi nilai mentah berdasarkan form standar yang sudah ditentukan.
2. KPM/SPM mengirimkan (melalui e-mail) hasil pengisian itu kepada Koordinator
PSSK (K-PSSK) untuk dicross chek.
3. Setelah dicross check K-PSSK mengirimkan kembali data nilai tersebut kepada
KPM/SPM.
4. KPM/SPM kemudian mengisi di lembaran hijau yang diterimanya dari DIKJAR
(bagian komputer).
5. Setelah diisi KPM/SPM menyerahkan kepada K-PSSK untuk ditandatangani.
6. KPM/SPM kemudian meyerahkan kepada bagian DIKJAR untuk diumumkan.
Alur pengisian bila setelah diumumkan ada nilai yang salah:
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 13
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
1. Bila setelah diumumkan ternyata ada nilai yang salah maka KPM/SPM mengirimkan
surat kepada Wadek 1 untuk diubah nilai. HANYA Wadek 1 yang berhak merubah
nilai tersebut.
2. KPM/SPM menyerahkan lembaran hijau kepada Wadek 1 untuk dikoreksi nilai yang
salah tersebut.
3. Setelah ditandatangani oleh Wadek 1, lembaran hijau langsung diserahkan oleh
Wadek 1 kepada DIKJAR bagian komputer untuk diumumkan ulang.
Ketentuan waktu pengumuman nilai :
1. Proses pengisian hingga pengumuman nilai maksimal 2 minggu dari pelaksanaan
UAM
Khusus untuk modul terakhir, proses pengisian hingga pengumuman nilai maksimal 1
minggu dari pelaksanaan UAM, karena mendekati PPHB.
Lampiran
LEMBAR EVALUASI PESERTA DALAM DISKUSI KELOMPOK
Kelompok : Modul :FORNama Fasilitator : Tanggal : Kasus : Sesi :
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 14
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
NO NAMA
Kognitif Psikomotor
AfektifJUML
AHNILAI
Nilai Log
Book
Berpikir krits
Relevansi
Komunikasi
Disiplin
Sikap
12345
Keterangan :
Kriteria Penilaian 0 1 2 3
Berpikir Kritis : Memberikan pengetahuan tanggapan secara ilmiah dan logis
Tidak Hadir/ tidak memberikan tanggapan
Tidak Logis Sebagian kecil Sebagian Besar
Relevansi : pendapat yang dikemukakan relevan dengan learning Objective (LObj) yang ditemukan.
Tidak memberi pendapat
Tidak Relevan Sebagian kecil Sebagian Besar
Komunikasi: Menyampaikan pendapat dengan jelas dan mudah dipahami.
Tidak memberikan pendapat
Sebagian kecil Sebagian besar Seluruhnya
Disiplin : Kehadiran mahasiswa dalam setiap kali diskusi
Tidak Hadir Terlambat > 15 Menit.
Terlambat < 15 Menit.
Tepat Waktu
Sikap : sikap menghargai pendapat (menyimak dan mendengarkan) anggota lain dan tutor serta tidak mendominasi diskusi.
Tidak Hadir Acuh atau melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan kegiatan tutorial
sikap menghargai TETAPI mendominasi diskusi.
sikap menghargai pendapat DAN tidak mendominasi diskusi.
Jakarta, 20….( ) Nama Jelas Fasilitator
FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIALNama mahasiswa : Modul :FORNIM : ___________ Kelompok : Tanggal : Kasus : _____ Sesi :
KRITERIA URAIAN
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 15
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
1. Identifikasi dan analisis masalah
Masalah yang ditemukan pada skenario dan analisis hubungan antar masalah tersebut. Dalam membuat analisis, dapat dibuat peta konsep (mind map).
2. Learning Objective
(Rumusan sasaran pembelajaran yang hendak dicapai oleh mahasiswa)
3. Learning issue (Learning objective yang masih harus dicari secara mandiri)
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator :
FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL
Nama mahasiswa : Modul :FORNIM : ___________ Kelompok : Tanggal : Kasus : _____ Sesi :
KRITERIA URAIAN
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 16
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
1. Hasil penelusuran literatur
(Catatan penting tentang hasil penelusuran literatur terhadap learning issue yang telah ditentukan sebelumnya).
Nilai
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator:
FORMAT LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL
Nama mahasiswa : Modul :FORNIM : ___________ Kelompok : Tanggal : Kasus : _____ Sesi :
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 17
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
KRITERIA URAIAN
3. Hasil penelusuran literatur
(Catatan penting tentang hasil penelusuran literatur terhadap learning issue yang telah ditentukan sebelumnya).
4. Referensi yang digunakan
(Tuliskan sumber referensi yang digunakan atau dibaca)
Nilai
Nama Fasilitator :
Tanda tangan fasilitator:
RUBRIK PENILAIAN LOGBOOK DISKUSI TUTORIAL MAHASISWA
KRITERIA 0 1 2
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 18
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Penyelesaian tugas Tidak menyelesaikan tugas
Menyelesaikan sebagian tugas
Menyelesaikan seluruh tugas
Jumlah Referensi yang digunakan
0 1-2 >2
Ketepatan waktu pengumpulan tugas
Tidak tepat waktu Tepat waktu
Nilai : jumlah/5 * 100
Catatan:
Referensi yang dinilai harus yang penulisannya benar (vancauver style) dan berasal dari sumber
yang sahih, tidak boleh dari blog pribadi.
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 19
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
JADWAL KEGIATAN MODUL FORENSIK (1 April 2014-26 April 2014)
Minggu Ke 1JAM Senin, 31 Maret
2014Selasa, 1 April
2014Rabu, 2 April 2014 Kamis, 3 April
2014Jumat, 4 April 2014 Sabtu, 5 April 2014
07.00 – 08.00 Pengantar IKF & M Traumatologi I Thanatologi Kekerasan seksual Pleno kasus I WW (TW) (TDS) WW & FT
08.00 – 09.00 Traumatologi IIAsfiksia Mekanik
Pembunuhan anak sendiri
Pleno Kasus I
LIBUR
(TW) (VAL) 09.00 – 10.00 Prosedur
Medikolegal dan VeR
Traumatologi III
Tenggelam
Abortus provokatus Pleno Kasus II
(TW) HARI RAYA
NYEPI
Kuis 10.00 – 11.00 Penjelasan buku
wajib dan lab Diskusi kasus I Diskusi kasus II
Pleno kasus II
Pembagian kelompok diskusi
11.00 – 12.00 Isoma 12.00 – 13.00 Isoma Belajar mandiri Isoma Jam 07.00-11.00
Belajar mandiri Belajar mandiri 13.00 – 14.00 Belajar mandiri Belajar mandiri Belajar mandiri 14.00 – 15.00 Belajar mandiri Belajar mandiri
Minggu Ke 2
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 20
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
JAM Senin, 7 April 2014
Selasa, 8 April 2014
Rabu, 9 April 2014 Kamis, 10 April 2014
Jumat, 11 April 2014
Sabtu, 12 April 2014
07.00 – 08.00 Toksikologi umum, keracunan CO &
CN, PB, AS
histologi forensik TKP narkotika, psikotropika
Pleno kasus III
(ZS) (DS) (OK) (AD) YB & AD08.00 – 09.00 Kematian
mendadaklaboratorium
forensik sederhana Exhumasialkohol, barbiturat Pleno kasus III
(ZS) 09.00 – 10.00 Film teknik autopsi forensik molekuler LIBUR Identifikasi forensik insektisida Pleno kasus IV
(ZS) 10.00 – 11.00 KUIS KUIS PEMILU Pleno kasus IV
11.00 – 12.00 Belajar mandiri Belajar mandiri Isoma 12.00 – 13.00 Isoma
Diskusi kasus III
Diskusi kasus IVIsoma Jam 07.00-11.00
13.00 – 14.00 Belajar mandiri Belajar mandiri 14.00 – 15.00 Belajar mandiri Belajar mandiri
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 21
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Minggu Ke 3JAM Senin, 14 April
2014Selasa, 15 April
2014Rabu, 16 April 2014 Kamis, 17 April
2014Jumat, 18 April
2014Sabtu, 19 April 2014
07.00 – 08.00UTM
Prinsip dasar moral dan etika
Visum et repertum Forensik klinik
hub pasien-dokter, dr-RS,
Pleno kasus V
(YB) (FT) YB ZS & OK08.00 – 09.00
UTM KDRT & CAN informed consent,
malpraktek WAFAT
Pleno kasus V
09.00 – 10.00 Belajar mandiri Sumpah dokter
dan etika kedokteran
Film pemeriksaan korban perkosaan dan
penjelasan
Hukum pembuktian ilmiah dan keterangan
YESUS KRISTUS
Pleno kasus VI
Belajar mandiri ahli 10.00 – 11.00
KDB dan prima
facie
Diskusi kasus VI
Belajar mandiri Presentasi kasus VI11.00 – 12.00 Belajar mandiri Belajar mandiri KUIS 12.00 – 13.00 Isoma
Diskusi kasus VIsoma Isoma Jam 07.00-11.00
13.00 – 14.00 Belajar mandiri Belajar mandiri 14.00 – 15.00 Belajar mandiri Belajar mandiri Belajar mandiri
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 22
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Minggu Ke 4JAM Senin, 21 April
2014Selasa, 22 April
2014Rabu, 23 April 2014 Kamis, 24 April
2014Jumat, 25 April
2014Sabtu, 26 April 2014
07.00 – 08.00 rekam medis, Belajar mandiri Skillab Visum Kapita selekta Ujian akhir modul (H) Belajar mandiri (NTH) (TW) tw
08.00 – 09.00 rahasia kedokteran
Belajar mandiri Skillab Visum Kapita selekta Ujian akhir modul Nilai Akhir Modul Forensik
Belajar mandiri (TW) (UAM) 09.00 – 10.00 Persetujuan
tindakan kedokteran
Belajar mandiri Skillab Visum Kapita selekta Ujian akhir modul
(H) Belajar mandiri (TW) (UAM) 10.00 – 11.00
Diserahkan tanggal
24 April 2014
11.00 – 12.00 Belajar mandiri 12.00 – 13.00 Isoma Isoma 13.00 – 14.00 Belajar mandiri Belajar mandiri 14.00 – 15.00 Belajar mandiri Belajar mandiri
Catatan : - Untuk perbaikan nilai mahasiswa dapat mengikuti SEMESTER PENDEK MODUL FORENSIK selama satu minggu.- Setiap Staf IKF FKUI membuat 1 kasus, lengkap dengan student guide, tutor guide serta soal UTM dan UAM.- Diskusi kelompok dibimbing oleh fasilitator dari FK Usakti (10 – 12 dokter).- Presentasi / Seminar dipimpin oleh staf IKF FKUI ( 2 staf ).
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 23
SKENARIO KASUS DISKUSI TUTORIAL
KASUS I EMERGENCY MEDICINE – PATOLOGI FORENSIK (PBL 1)
Seorang laki-laki ditemukan di sebuah sungai kering yang penuh batu-batuan dalam keadaan mati tertelungkup. Ia mengenakan kaos dalam (oblong) dan celana panjang yang di bagian bawahnya di gulung hingga setengah tungkai bawahnya. Lehernya terikat lengan baju (yang kemudian diketahui sebagai baju miliknya sendiri) dan ujung lengan baju lainnya terikat kesebuah dahan pohon perdu setinggi 60 cm. Posisi tubuh relatif mendatar, namun leher memang terjerat oleh baju tersebut. Tubuh mayat tersebut telah membusuk, namun masih dijumpai adanya satu luka terbuka di daerah ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak yang putus, dan beberapa luka terbuka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan akibat kekerasan tajam.
Perlu di ketahui bahwa rumah terdekat dari TKP adalah kira-kira 2 km. TKP adalah suatu daerah perbukitan yang berhutan cukup lebat.
PETUNJUK BAGI MAHASISWA
Kasus diatas adalah hanya sebagai pemicu untuk membahas perkara pembunuhan atau penganiayaan hingga mati dengan pendekatan problem based. Untuk itu kelompok harus membahas dan mengajukannya di dalam pleno berbagai aspek yang terkait, seperti: aspek hukum dan prosedur medikolegal, pemeriksaan medis-baik di bidang tanatologis untuk menilai kekerasan penyebab luka, interpretasi temuan kesimpulan tentang saat mati-sebab mati-dan memungkinan cara mati korban, dan pembuatan serta penyampaian laporan hasil pemerikasaan.
Sebagai pengetahuan yang “nice to know” adalah aspek indentifikasi korban dan apa peran dokter dalam peran tersebut.
MIND MAPPING
Kesimpulan Pemeriksaan medis
Cara mati Aspek hukum laki-laki lehernya Saat mati terikat lengan baju Prosedur medico-legal
Interpretasi temuan Identifikasi
Pemeriksaan luka Thanatologi
KASUS II EMERGENCY MEDICINE – PATOLOGI FORENSIK (PBL 2)
Sesosok mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam melihat seorang perempuan yang
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada disana cukup lama. Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut.
Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai dokter direktur rumah sakit. Polisi juga mengatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.
PETUNJUK BAGI MAHASISWA
Kasus diatas adalah hanya sebagai pemicu pembahasan “ pembunuhan anak sendiri”. Oleh karena itu diharapkan untuk membahas kasus pembunuhan anak sendiri secara lengkap, mulai dari aspek hukumnya, prosedur medikolegalnya, pemeriksaan terhadap mayat bayi dan interpretasi temuannya, pemeriksaan terhadap tersangka ibunya dan interpretasi temuannya, pemeriksaan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara si mayat bayi dengan si wanita, pembuatan laporan atau Visum et Repertum.
MIND MAPPING
Ibu Bayi
Pemeriksaan temuan Aspek hokum
V et R Mayat bayi dan perempuan Prosedur medico-legal
Yang dicurigai
Lahir hidup
Interpretasi temuan
Lahir mati
KASUS 1 EMERGENCY MEDICINE 2 – FORENSIK KEDOKTERAN (PBL 3)
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 25
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Anda bekerja sebagai dokter di IGD sebuah rumah sakit . Pada suatu sore hari datang seorang laki-laki berusia 45 tahun membawa anak perempuannya yang berusia 14 tahun menyatakan bahwa anaknya tersebut baru saja pulang “dibawa lari” oleh teman laki-laki yang berusia 18 tahun selama 3 hari keluar kota. Sang ayah takut apabila telah terjadi sesuatu pada diri putrinya. Ia juga bimbang apa yang akan diperbuatnya bila sang anak telah ” disetubuhi” laki-laki tersebut dan akan merasa senang apabila anda dapat menjelaskan berbagai hal tentang aspek medikolegal dan hukum kasus anaknya.
PETUNJUK BAGI MAHASISWA
Kasus diatas adalah hanya sebagai pemicu untuk membahas perkara kejahatan seksual dengan pendekatan problem based. Untuk itu kelompok harus membahas dan pengajukannya didalam pleno berbagai aspek yang terkait seperti : Aspek hukum, prosedur hukum yang dapat ditempuh, prosedur medikolegal, pemeriksaaan medis, pemeriksaan laboratorium, interpretasi hasil, pembuatan visum et repertumnya. Sebagai pengetahuan yang “ nice to know “ adalah aspek psikososialnya dan bagaimana peran LSM yang bergerak dibidang ini.
MIND MAPPING
Aspek hukum
Peran LSM Prosedur hukum
Psikososial Seorang perempuan 14 tahun Prosedur medikolegal
Sudah disetubuhi
V et R Pemeriksaan medis
Interpretasi hasil Pemeriksaan laboratorium
KASUS II EMERGENCY MEDICINE 2 – FORENSIK KEDOKTERAN (PBL 4)
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 26
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Anda kebetulan sedang berdinas jaga di laboratorium di sebuah rumah sakit tipe B. Seorang anggota polisi membawa sebuah botol ukuran 2 liter yang disebutnya sebagai botol dari sebuah alat “suction curret“ milik seorang dokter di kota anda. Masalahnya adalah bahwa dokter tersebut disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang ilegal dan di dalam botol tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil suction. Polisi menerangkan dalam surat permintaannya, bahwa darah dan jaringan dalam botol berasal dari tiga perempuan yang saat ini sedang diperiksakan ke Bagian Kebidanan di rumah sakit anda. Penyidik membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang dapat menjelaskan apakah benar telah terjadi pengguguran kandungan dan apakah benar bahwa ketiga perempuan yang sedang diperiksa di kebidanan adalah perempuan yang kandungannya digugurkan oleh dokter tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut penting agar dapat dilanjutkan ke proses hukum terhadap dokter tersebut.
Anda tahu bahwa harus ada komunikasi antara anda dengan dokter kebidanan yang memeriksa perempuan-perempuan diatas, agar pemeriksaan medis dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi penyidikan dan penegakan hukum
PETUNJUK BAGI MAHASISWA
Kasus diatas adalah hanya sebagai pemicu untuk membahas perkara pengguguran kandungan dan terminasi kehamilan yang termasuk di dalam kategori tindakan medis tertentu sebagaimana dalam UU kesehatan pasal 15. Untuk itu kelompok harus membahas dan mengajukannya didalam pleno berbagai aspek yang terkait, seperti : aspek hukum, aspek etik profesi dan prosedur medikolegal, pemeriksaan medis – baik di bidang pemeriksaan fisik dan ginekologis terhadap perempuan tersangka pengguguran maupun pemeriksaan laboratorium terhadap perempuan dan hasil suction di dalam botol, kesimpulan tentang hasil pemeriksaan, dan pembuatan serta penyampaian laporan hasil pemeriksaan. Sebagai pengetahuan yang “ nice to know “ adalah aspek identifikasi hubungan antara jaringan dengan perempuan tersangka dan apa peran dokter dalam tugas tersebut.
MIND MAPPING
Aspek hukum Prosedur medikolegal barang bukti
Pemeriksaan medis
V et R Pengguguran kandungan tersangka
Kesimpulan Pemeriksaan laboratorium
KASUS I EMERGENCY MEDICINE 2 – ETIKA PROFESI KEDOKTERAN (PBL 5)
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 27
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Seorang pasien berusia 62 tahun datang kerumah sakit dengan karsinoma kolon yang telah terminal. Pasien masih cukup sadar berpendidikan cukup tinggi. Ia memahami benar posisi kesehatannnya dan keterbatasan kemampuan ilmu kedokteran saat ini Ia juga memiliki pengalaman pahit sewaktu kakaknya menjelang ajalnya dirawat di ICU dengan peralatan bermacam-macam tampak sangat menderita, dan alat –alat tersebut tampaknya hanya memperpanjang penderitaannya saja. Oleh karena itu ia meminta kepada dokter apabila dia mendekati ajalnya agar menerima terapi yang minimal saja ( tanpa antibiotika , tanpa peralatan ICU dll ), dan ia ingin mati dengan tenang dan wajar. Namun ia tetap setuju apabila ia menerima obat-obatan penghilang rasa sakit bila memang dibutuhkan.
PETUNJUK BAGI MAHASISWA
Kasus diatas adalah kasus pemicu pembahasan tentang etika profesi kedokteran . Kelompok diharapkan membahas tentang prinsip-prinsip etika kedokteran, peraturan yang terkait – seperti informed consent, dan dampak hukum yang mungkin timbul dari keputusan dokter.
MIND MAPPING
Aspek hukum Prosedur tindakan medis
Dampak hukum Pasien 62 tahun, dengan Ca Colon informed consent
Aspek etika Rekam medis Prosedur terapi
KASUS II EMERGENCY MEDICINE 2 – ETIKA PROFESI KEDOKTERAN (PBL 6)
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 28
Bayi dengan patah tulang klavikula
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Seorang pasien bayi dibawa orang tuanya datang ke tempat praktek dokter A, seorang dokter anak. Ibu pasien bercerita bahwa ia adalah pasien seorang dokter obsgin B sewaktu melahirkan, dan anaknya dirawat oleh dokter anak C. Baik dokter B maupu C tidak pernah mengatakan bahwa anaknya menderita penyakit atau cedera sewaktu lahir dan dirawat disana. Sepuluh hari pasca lahir orang tua bayi menemukan benjolan dipundak kanan bayi.
Setelah diperiksa oleh dokter anak A dan pemeriksaan radiologi sebagai penunjangnya, pasien dinyatakan menderita fraktur klavikula kanan yang sudah berbentuk kalus. Kepada dokter A mereka meminta kepastian apakah benar terjadi patah tulang klavikula, dan kapan kira-kira terjadinya. Bila benar bahwa patah tulang tersebut terjadi sewaktu kelahiran, mereka akan menuntut dokter B karena telah mengakibatkan patah tulang dan C karena lalai tidak dapat mendiagnosisnya. Mereka juga menduga bahwa dokter C kurang kompeten sehingga sebaiknya ia merawat anaknya ke dokter A saja. Dokter A berpikir apa yang sebaiknya ia katakan.
PETUNJUK BAGI MAHASISWA
Kasus diatas adalah kasus pemicu pembahasan tentang etika profesi kedokteran. Kelompok diharapkan membahas tentang prinsip-prinsip etika kedokteran, hubungan dokter – pasien dan hubungan kesejawatan, dan dampak hukum yang mungkin timbul keputusan dokter. Bagaimana pula jalan keluar yang sebaiknya ?
MIND MAPPING
Beneficence
4 Kaidah Non maleficenc e
Autonomi
Justice informed concence
Dampak hukum Etika kedokteran
METODE SEVEN JUMP (TUJUH LANGKAH)
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 29
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
LANGKAH 1.
Klarifikasi istilah/terminologi asing (yang tidak dimengerti)
Proses
Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang maknanya belum jelas dan menyamakan persepsi mengenai istilah tersebut. Dalam hal ini, mahasiswa dapat mencari arti istilah atau terminologi asing yang tidak dimengerti melalui kamus. Semua mahasiswa harus dibuat merasa aman, agar mereka dapat menyampaikan dengan jujur apa yang mereka tidak mengerti.
Alasan
Istilah asing dapat menghambat pemahaman. Klarifikasi istilah walaupun hanya sebagian bisa mengawali proses belajar.
Output tertulis
Kesepakatan mengenai pengertian dari kata-kata atau istilah yang tidak dimengerti.
LANGKAH 2.
Menetapkan masalah
Proses
Ini merupakan sesi terbuka dimana semua mahasiswa didorong untuk berkontribusi pendapat tentang masalah. Tutor mungkin perlu mendorong semua mahasiswa untuk berkontribusi dengan cepat tetapi dengan analisis yang luas.
Alasan
Sangat mungkin setiap anggota kelompok tutorial mempunyai perspektif yang berbeda terhadap suatu masalah. Membandingkan dan menyatukan pandangan ini akan memperluas cakrawala intelektual mereka dan menentukan tugas berikutnya.
Output tertulis
Daftar masalah yang akan dijelaskan
LANGKAH 3.
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 30
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Curah pendapat tentang analisis masalah dan penjelasan sementara
Proses
Lanjutan sesi terbuka, tetapi sekarang semua mahasiswa mencoba memformulasikan, menguji dan membandingkan manfaat relatif hipotesis mereka sebagai penjelasan masalah atau kasus. Tutor mungkin perlu menjaga agar diskusi berada pada tingkat hipotetis dan mencegah masuk terlalu cepat ke penjelasan yang sangat detail. Dalam konteks ini:
a. Hipotesis berarti dugaan yang dibuat sebagai dasar penalaran tanpa asumsi kebenarannya, ataupun sebagai titik awal investigasi
b. Penjelasan berarti membuat pengenalan secara detail dan pemahaman, dengan tujuan untuk saling pengertian
Alasan
Ini merupakan langkah penting, yang mendorong penggunaan prior knowledge dan memori serta memungkinkan mahasiswa untuk menguji atau menggambarkan pemahaman lain; link dapat dibentuk antar item jika ada pengetahuan tidak lengkap dalam kelompok. Jika ditangani dengan baik oleh tutor dan kelompok, langkah ini akan membuat mahasiswa belajar pada tingkat pemahaman yang lebih dalam.
Output tertulis
Daftar hipotesis atau penjelasan
LANGKAH 4.
Menyusun penjelasan menjadi solusi sementara
Proses
Mahasiswa akan memiliki banyak penjelasan yang berbeda. Masalah dijelaskan secara rinci dan dibandingkan dengan hipotesis atau penjelasan yang diajukan, untuk melihat kecocokannya dan jika diperlukan eksplorasi lebih lanjut. Langkah ini memulai proses penentuan tujuan pembelajaran (learning objectives), namun tidak disarankan untuk menuliskannya terlalu cepat.
Alasan
Tahap ini merupakan pemrosesan dan restrukturisasi pengetahuan yang ada secara aktif serta mengidentifikasi kesenjangan pemahaman. Menuliskan tujuan pembelajaran terlalu cepat akan menghalangi proses berpikir dan proses intelektual cepat, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terlalu melebar dan dangkal.
Output tertulis
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 31
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Pengorganisasian penjelasan masalah secara skematis yaitu menghubungkan ideide baru satu sama lain, dengan pengetahuan yang ada dan dengan konteks yang berbeda. Proses ini memberikan output visual hubungan antar potongan informasi yang berbeda dan memfasilitasi penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. (Perhatian: Dalam memori, unsur-unsur pengetahuan disusun secara skematis dalam frameworks atau networks, bukan secara semantis seperti kamus).
LANGKAH 5.
Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Proses
Anggota kelompok menyetujui seperangkat inti tujuan pembelajaran (learning objectives) yang akan mereka pelajari. Tutor mendorong mahasiswa untuk fokus, tidak terlalu lebar atau dangkal serta dapat dicapai dalam waktu yang tersedia. Beberapa mahasiswa bisa saja punya tujuan pembelajaran yang bukan merupakan tujuan pembelajaran kelompok, karena kebutuhan atau kepentingan pribadi.
Alasan
Proses konsensus menggunakan kemampuan seluruh anggota kelompok (dan tutor) untuk mensintesis diskusi sebelumnya menjadi tujuan pembelajaran yang tepat dan dapat dicapai. Proses ini tidak hanya menetapkan tujuan pembelajaran, akan tetapi juga mengajak semua anggota kelompok bersama-sama menyimpulkan diskusi.
Output tertulis
Tujuan pembelajaran adalah output utama dari tutorial pertama. Tujuan pembelajaran seharusya berupa isu yang ditujukan pada pertanyaan atau hipotesis spesifik. Misalnya, "penggunaan grafik cantle untuk menilai pertumbuhan anak" lebih baik dan lebih tepat daripada ”topik global pertumbuhan”
LANGKAH 6.
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 32
Modul Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK.USAKTI
Mengumpulkan informasi dan belajar mandiri
Proses
Proses ini mencakup pencarian materi di buku teks, di literatur yang terkomputerisasi, menggunakan internet, melihat spesimen patologis, konsultasi pakar, atau apa saja yang dapat membantu mahasiswa memperoleh informasi yang dicari. Kegiatan PBL yang terorganisir dengan baik meliputi buku program atau buku blok yang memuat saran cara memperoleh atau mengontak sumber pembelajaran spesifik yang mungkin sulit ditemukan atau diakses.
Alasan
Jelas bagian penting dari proses belajar adalah mengumpulkan dan memperoleh informasi baru yang dilakukan sendiri oleh mahasiswa
Output tertulis
Catatan individual mahasiswa.
LANGKAH 7.
Berbagi hasil mengumpulkan informasi dan belajar mandiri
Proses
Berlangsung beberapa hari setelah tutorial pertama (langkah 1-5). Mahasiswa memulai dengan kembali ke daftar tujuan pembelajaran mereka. Pertama, mereka mengidentifikasi sumber informasi individual, mengumpulkan informasi dari belajar mandiri serta saling membantu memahami dan mengidentifikasikan area yang sulit untuk dipelajari lebih lanjut (atau bantuan pakar). Setelah itu, mereka berusaha untuk melakukan dan menghasilkan analisis lengkap dari masalah.
Alasan
Langkah ini mensintesis kerja kelompok, mengkonsolidasi pembelajaran dan mengidentifikasikan area yang masih meragukan, mungkin untuk studi lebih lanjut. Pembelajaran pasti tidak lengkap (incomplete) dan terbuka (open-ended), tapi ini agak hati-hati karena mahasiswa harus kembali ke topik ketika ’pemicu’ yang tepat terjadi di masa datang.
Output tertulis
Catatan individual mahasiswa.
Buku Panduan Belajar Mahasiswa Semester Genap 2013/2014 33