Modul Neurofisiologi Klinik Panduan Peserta
-
Upload
kle-mbiyiing -
Category
Documents
-
view
59 -
download
18
description
Transcript of Modul Neurofisiologi Klinik Panduan Peserta
BUKU
PANDUAN PESERTA
MODUL NEURO FISIOLOGI KLINIK
KOLEGIUM NEUROLOGI INDONESIA(KNI)
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA(PERDOSSI)
2009
MODUL NEUROFISIOLOGI KLINIK
1. ELEKRONEUROMIOGRAFI (ENMG)2. EVOKED POTENSIAL (EP)
- VISUAL EVOKED POTENSIAL (VEP)- SOMATO SENSORI EVOKED POTENSIAL (SSEP)- BRAIN AUDITORI EVOKED POTENSIAL (BAEP)
- EVENT RELATED POTENSIAL / P3003. ELEKTRO ENSEFALO GRAFI (EEG) / BRAIN MAPPING
PENYUSUNDr. Lyna Soertidewi Sp.S (K), M.Epid
PENYUSUN PEMBANTUProf. Dr. Bob Santoso Wibowo Sp.S (K)
Dr. Manfaluthy Hakim Sp.SDr. Fitri Octaviana Sp.S
Dr. Riwanti Estiasari Sp.S
Modul ini telah dipresentasikan kepada seluruh Ketua Program Studi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Saraf. Para Ketua
Program Studi tersebut adalah sebagai berikut:
Prof. DR.Dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) – KPS FK UNUDDr. Abdul Muis, Sp.S(K) – KPS FK UNHAS
Dr. Ahmad Asmedi, Sp.S., M.Kes – KPS FK UGMDr. Alwi Shahab, Sp.S(K) – KPS FK UNSRI
Dr. Endang Kustiowati, Sp.S(K) – KPS FK UNDIPDr. Jofizal Jannis, Sp.S(K) – KPS FK UI
Dr. Rusli Dhanu, Sp.S(K) – KPS FK USUDr. Saiful Islam,Sp.S(K) – KPS FK UNAIR
Dr. Thamrin Syamsudin,Sp.S(K), M.Kes – KPS FK UNPADDr. Yuliarni Syafrita,Sp.S – KPS FK UNAND
1. ALOKASI WAKTU Mengembangkan Kompetensi Waktu (selama 12 MINGGU / 3 BULAN)Sesi di dalam kelas
Sesi dengan fasilitasi Pembimbing(di ruang pemeriksaan / saat stase di ENMG,EP,EEG/Brain Mapping)
Sesi praktik dan pencapaian kompetensi(di ruang pemeriksan / saat stase di ENMG, EP, EEG / Brain Mapping)
8X 2 jam (classroom session), terbagi dalam tatap muka alih pengetahuan tentang alat, prosedur pemeriksaan, hasil pemeriksaan, interpretasi hasil pemeriksaanENMG - 2 x 2 jamEP - 4 x 2 jamEEG / brain Mapping - 2 x 2 jam
1x per minggu/1jam (coaching session) 8 minggu / 2 bulan - ENMG dan EP 4 minggu / 1 bulan - EEG / Brain Mapping
1x per minggu / 1jam (facilitation and assessment) 8 minggu / 2 bulan - ENMG dan EP 4 minggu / 1 bulan - EEG / Brain Mapping
2. TUJUAN UMUM1. Melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu dalam bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat2. Mempersiapkan para kandidat dalam menangani masalah masalah
neurodiagnostik spesifik terutama bidang neurofisiologi klinik agar dapat menangani penyakit secara klinis sehingga mampu mengatasi berbagai masalah yang akan dihadapi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta kompetensi sebagai spesialis saraf
3.TUJUAN KHUSUS1. Mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penyakit terutama dari
aspek ilmu-ilmu dasar neurofisiologi klinis untuk melaksanakan kegiatan promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi dan kegawat daruratan
2. Memiliki pengetahuan mendasar untuk melakukan analisis penyakit secara klinis,. komunitas maupun science, dan mempunyai ketrampilan mendiagnosis melalui
pemeriksaan neurofisiologi klinis sehingga dapat mengobati penderita dengan lebih baik
3. Berpartisipasi aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan mempunyai ketrampilan dalam penerapan ilmu neurofisiologi klinis pada penderita yang memerlukan pertolongan
4. Dapat bekerja sama dengan profesi lain demi kepentingan pasien dan ilmu pengetahuan, khususnya bidang neurofisiologi klinis
5. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berfikir ilmiah dalam menerapkan pengetahuan keilmuan, khususnya bidang neurofisiologi klinis
6. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan, penyelesaian dan menyusun prioritas masalah neurofisiologi klinis dengan cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan kegawat daruratan
7. Mampu menangani kasus kasus dengan kemampuan profesional yang tinggi melalui pendekatan Evidance Based Medicine
8. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis dan lapangan tentang neurofisiologi klinis serta mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajar sehingga dapat mencapai tingkat akademis lebih tinggi
9. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan tehnologi atau masalah yang dihadapi masyarakat
4. STRATEGI PEMBELAJARAN Pembelajaran diselenggarakan di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit
Lahan / Jejaring Pendidikan Pelatih memberi kuliah dengan topik yang relevan, mutakhir, dengan
memperhatikan evidence-based medicine Pelatih memberi peluang / kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
diskusi, baik antara pelatih dengan peserta didik maupun antar peserta didik Pembelajaran ini difasilitasi oleh seorang atau lebih pelatih yang bertanggung
jawab terhadap penyelesaian modul secara lengkap, sampai dengan evaluasi pencapaian kompetensi
Pelatih menyiapkan kasus-kasus yang relevan dengan tujuan pembelajaran Peserta didik mengerjakan pre-test, evaluasi ditengah-tengah proses
pembelajaran, dan ujian akhir yang berkaitan dengan kompetensi peserta didik RINCIAN STATEGI PEMBELAJARAN, DENGAN MENGACU PADA
TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN AGAR TERCAPAI KOMPENTESI, adalah sebagai berikut :
Tujuan-1: Mengidentifikasi gejala klinis dan mengindikasikan kepentingan pemeriksaan Neurofisiologi Klinik
Menggunakan ceramah, diskusi interaktif, contoh kasus nyata dengan bed site teaching atau kasus simulasi dengan role play
Peserta didik menjelaskan manfaat pengenalan gejala dan tanda klinik gangguan neurologis sehubungan dengan kepentingan pemeriksaan Neurofisiologi Klinis untuk memperkuat penegakkan diagnosis, pemberian terapi dan prognosis
Pembimbing memberikan feedback kepada peserta didik berdasarkan daftar tilikTujuan-2: Menjelaskan prosedur pemeriksaan Neurofisiologi Klinik sesuai dengan
diagnosis dan indikasi Pembimbing menjelaskan langkah-langkah prosedur pemeriksaan Neurofisiologi
Klinik, termasuk persiapan alat dan persiapan pasien berdasarkan nilai-nilai humanistik sesuai dengan diagnosis dan indikasi dengan mempergunakan metode ceramah dan penayangan video
Peserta didik menunjukkan kemampuan dalam hal menjelaskan langkah langkah prosedur pemeriksaan Neurofisiologi Klinik berdasarkan nilai-nilai humanistik sesuai dengan diagnosis dan indikasi
Pembimbing memberi feedback kepada peserta didik berdasarkan daftar tilikTujuan-3: Melakukan pemeriksaanNeurofisiologi Klinik secara efektif
Pembimbing memberikan contoh cara melakukan pemeriksaan Neurofisiologi Klinik kepada peserta didik sesuai diagnosis dan indikasi.
Peserta didik melakukan pemeriksaan Neurofisiologi Klinik sesuai diagnosis dan indikasi
Cara belajar dengan mempergunakan kasus nyata (bed site teaching) Pembimbing memberi umpan balik kepada peserta didik berdasarkan daftar tilik.
Tujuan-4: Menunjukkan kemampuan dalam pendekatan diagnostik Peserta didik menjelaskan gejala klinik dan diagnosis pasien Peserta didik dapat menentukan pemeriksaan yang diperlukan pasien sesuai
indikasinya Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan Neurofisiologi Klinik sesuai dengan
indikasinya Peserta didik menginterpretasi hasil pemeriksaan Neurofisiologi Klinik yang telah
dilakukan Peserta didik membuat diagnosis yang lebih tepat dan diagnosis banding
berdasarkan hasil pemeriksaan Cara belajar dengan mempergunakan kasus nyata (bed site teaching) Pembimbing memberi feedback kepada peserta didik berdasarkan daftar tilik
Tujuan-5: Menjawab konsultasi dan membuat laporan Peserta didik merangkum hasil anamnesis dan pemeriksaan Neurofisiologi Klinik
secara sistematik Peserta didik menjelaskan perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang
Neurofisiologi Klinik Peserta didik membuat laporan final hasil pemeriksaan Neurofisiologi Klinik
sebagai jawaban atas konsultasi Cara belajar dengan mempergunakan kasus nyata (bed site teaching) Pembimbing memberi feedback kepada peserta didik berdasarkan daftar tlik
Tujuan-6: Membuat keputusan diagnostik dan terapetik yang tepat Peserta didik menjelaskan alasan keputusan diagnostik dan diagnostik banding
yang dibuat berdasarkan hasil rangkuman anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan Neurofisiologi Klinik dan pemeriksaan penunjang lainnya
Peserta didik menjelaskan alasan anjuran pemberian terapi yang berkaitan dengan diagnosis
Cara belajar dengan mempergunakan kasus nyata (bed site teaching) Pembimbing memberikan feedback kepada peserta didik berdasarkan daftar tilik
Tujuan-7: Memahami keterbatasan pengetahuan seseorang
Peserta didik menjelaskan alasan untuk membuat rujukan kepada departemen lain Peserta didik mengiterpretasi hasil rujukan Peserta didik mengambil keputusan diagnostik, pemeriksaan anjuran tambahan,
terapetik dan prognosis setelah mempertimbangkan jawaban rujukan Cara belajar dengan mempergunakan kasus nyata (bed site teaching) Pembimbing memberikan feedback kepada peserta didik berdasarkan daftar tilik
Tujuan-8: Memerhatikan dan mempertimbangkan analisis risiko dan biaya yang ditanggung oleh pasien
Peserta didik menjelaskan alasan perlunya dilakukan pemeriksaan penunjang dan pemeriksan penunjang tambahan
Peserta didik menjelaskan pemberian terapi sesuai dengan guidelines yang disepati secara nasional dan evidence-based medicine
Cara belajar dengan mempergunakan kasus nyata (bed site teaching) Pembimbing memberikan feedback kepada peserta didik berdasarkan daftar tilik
Tujuan-9 : Mempelajari Neurofisiologi Klinik secara konsisten dan mandiri (life long learning) untuk meningkatkan kompetensinya sehingga menjadi mahir
Peserta didik melakukan pemeriksaan Neurofisiologi Klinik dalam jumlah yang telah ditentukan dan dianggap cukup mahir
Peserta didik membuat telaah pustaka untuk peningkatan pengetahuan, minimal satu (1) buah untuk masing masing keilmuan (EEG-Brain Mapping, ENMG dan Evoked Potensial – ERP/P300)
Pembimbing memberikan feedback kepada peserta didik berdasarkan daftar tilik
5. PERSIAPAN SESI Ruang Kuliah Peralatan Audiovisual Alat Bantu Latih : Alat ElekrtoNeuroMioGrafi (ENMG)
Alat Evoked Potential (Visual Evoked Potential / VEP, Somasosensori Evoked Potential / SSEP, BrainAuditory Evoked Potential / BAEP, Event Related Potential / ERP – P300) Alat ElektroEnsefaloGrafi (EEG) dan Brain Mapping
Kasus Pembelajaran : Subyek yang dipelajari secara mandiri dan aktif oleh peserta didik adalah pemeriksaan ENMG, EP, EEG dan Brain Mapping sebagai pemeriksaan penunjang diagnostik pada kasus kasus yang sesuai Materi presentasi termasuk VCD /DVD kasus NeuroFisiologiKlinik Status pemeriksaan NeuroFisiologi Klinik Penuntun Belajar Pemeriksaan NeuroFisiologiKlinik : ENMG, EP, EEG, Brain
Mapping termasuk kelengkapan referensi Daftar Tilik Kompetensi Pemeriksaan NeuroFisiologiKlinik : ENMG, EP, EEG,
brain Mapping
5.REFERENSI Buku Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf,
Kolegium Neurologi Indonesia (KNI), PERDOSSI, 2006
Aminoff J.M. Electromyography in Clinical Practice. Clinical and Electrodiagnosic Aspects of Neuromuscular Disease. 3rd ed, 1998
Levin and Luders. Comprehensive Clinical Neurophysiology, 2000 Kimura J. Electrodiagnois in disease of Nerve and Muscle. Principles and
Practice, 2001 Delisa JA, cs. Manual of Nerve Conduction Velosity and Clinical
Neurophysiology. 3rd ed, 1994 Shin J Oh. Electromyography. Neuromuscular Transmission Studies, 1998 Stalberg E. Clinical Neurophysiology of Disorders of Muscle and Neuromuscular
Junction, including Fatique. Vol.2, 2003 The Cleveland Clinic Foundation. Comprehensive Clinical Neurophysiology. Vol 1 and Vol.2, 2001
6. KOMPETENSISetelah menyelesaikan modul Neurofisiologi Klinik ini, diharapkan para peserta didik memiliki kompetensi menyeluruh (kognitif, psikomotor dan afektif) dalam Neurofisiologi Klinik (ENMG, EP, EEG, Brain Mapping, P300) yang meliputi aspek teknologi komputer, prosedur pemeriksaan, human functional anatomy, indikasi pemeriksaan, cara melakukan pemeriksaan, membuat laporan pemeriksaan dan menginterpretasi hasil pemeriksaan. Pencapaian kompetensi ini diselaraskan dengan prinsip kompetensi (Bab II hal 2-6) dan ruang lingkup kompetensi (Bab II, no 9) yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf tahun 2006. Indikator hasil pembelajaran yang diharapkan setelah menyelesaikan modul ini tercantum di dalam Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf halaman 80-81 (EEG, Brain Mapping dan ENMG) dan halaman 87 (Evoked Potential).
7. GAMBARAN UMUMPelatihan dengan modul ini dimaksudkan untuk memberi bekal pengetahuan dan praktik ketrampilan dalam hal pemeriksaan Neurofisiologi Klinik secara komprehensif dengan memperhatikan azas cost-effectiveness dan evidence based medicine, melalui pendekatan pembelajaran berbasis kasus (case-based learning). Subyek yang dipelajari secara mandiri dan aktif oleh peserta didik adalah kasus kasus yang sesuai untuk mempelajari pemeriksaan Neurofisiologi Klinik, termasuk EEG, ENMG, Evoked potensial – Event Related Potential/P300).
8. CONTOH KASUSKasus pertama Seorang wanita berusia 28 tahun mengeluh penglihatan mata kanannya semakin lama semakin kabur sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri, dobel, mata merah disangkal. Selain mata kabur pasien juga sering kesemutan pada kedua tungkai yang diikuti dengan kelemahan. Satu tahun yang lalu pasien pernah mengalami hal serupa tetapi penglihatan membaik kembali meskipun tidak sempurna. Saat ini keluhan tersebut muncul lagi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus kanan 6/6 kiri 4/60, papil atrofi primer mata kiri.
Pemeriksaan penunjang neurologis apa yang diperlukan? Jelaskan tentang pemeriksaan tersebut!
Apa hasil yang diharapkan?
Kasus kedua Seorang ibu rumah tangga datang berusia 47 tahun datang dengan keluhan sering kesemutan pada kedua tangannya sejak 2 minggu yang lalu. Kesemutan terutama pada tangan kanan pada ibu jari, jari telunjuk dan sebagian jari tengah. Keluhan ini dirasakan terutama pada malam hari saat sedang beristirahat. Bila tangan dikibaskan maka rasa kesemutan tersebut akan sedikit berkurang.Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tinnel sign (+), Phalen sign (+) dan Luty sign (+). Tampak juga atrofi pada otot-otot thenar.
Pemeriksaan ENMG apa saja yang perlu dilakukan? Apa hasil yang diharapkan?
Kasus ketiga Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri pada bahu kanan yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri menjalar ke lengan kanan sampai ke jari-jari tangan. Belikat kanan juga terasa nyeri. Selain itu pasien juga merasa baal pada ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.
Pemeriksaan ENMG apa saja yang perlu dilakukan pada pasien ini? Hasil apa yang diharapkan? Bila terdapat double crush syndrome di mana druklesi di proximal dan distal
maka bagaimana hasil yang akan didapatkan? Kasus keempat Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun datang dengan keluhan tidak dapat berjalan sejak 6 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien sudah dapat berjalan, tetapi lama kelamaan berjalannya seperti bebek dan tidak bisa bangun dari posisi jongkok ke berdiri. Di keluarga pasien ada kerabat yang menderita sakit yang sama dengan pasien.Pada pemeriksaan fisik didapatkan Gower sign (+), pseudohipertrofi (+).
Pemeriksaan ENMG apa saja yang perlu dilakukan? Pada pemeriksaan ENMG hasil apa yang akan didapatkan?
Kasus kelima Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan kelemahan keempat anggota gerak sejak 4 bulan yang lalu. Selain itu pasien juga mengalami gangguan bicara yang diikuti dengan gangguan menelan. Kesemutan ataupun baal tidak dirasakan.Pada pemeriksaan fisik didapatkan atrofi lidah dan otot-otot tangan. Babinski (+).
Pemeriksaan ENMG apa saja yang perlu dilakukan? Apa hasil yang diharapkan dari pemeriksaan tersebut?
Kasus keenam (EEG)Lihat modul Epilepsi
CONTOH KASUS UNTUK PROSES PEMBELAJARANKasus pertama :Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang dengan keluhan gangguan pendengaran telinga kiri yang semakin memberat sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga merasakan telinganya berdenging. Dalam 3 bulan terakhir pasien sering pusing berputar yang disertai mual dan muntah. Sejak 1 minggu yang lalu pasien sakit kepala yang semakin memberat disertai pandangan dobel dan mulut mencong serta mata kiri tidak dapat dipejamkan sempurna.Pada pemeriksaan fisik didapatkan rinne +/-, weber lateralisasi ke kanan, nistagmus (+), paresis N. VII perifer sinistra, papil edema kiri (+).
Pemeriksaan penunjang neurologis apa yang diperlukan? Jelaskan tentang pemeriksaan tersebut!
Apa hasil yang diharapkan?
Kasus kedua Seorang laki-laki 18 tahun datang dengan kelemahan keempat anggota gerak sejak 8 bulan yang lalu. Pasien juga merasakan baal dari leher ke bawah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: tetraparesis, refleks fisiologis meningkat, Babinski +/+, hipestesi setinggi segmen medula spinalis C5-6 ke bawah. Proprioseptif keempat ekstremitas terganggu.
Pemeriksaan penunjang neurologis apa yang diperlukan? Jelaskan tentang pemeriksaan tersebut!
Apa hasil yang diharapkan?
Kasus ketiga Seorang wanita berusia 58 tahun datang dengan keluhan kelemahan kedua tungkai sejak 2 tahun yang lalu. Pasien juga merasakan baal pada kedua tungkai. Sejak 6 bulan terakhir pasien tidak dapat mengontrol buang air besar dan air kecil. Perut juga terasa seperti diikat.Pada pemeriksaan fisik didapatkan:Paraparesis, refleks APR dan KPR meningkat, babinski +/+, hipestesi dan hipohidrosis setinggi segmen medula spinalis Th X ke bawah, proprioseptif kedua tungkai terganggu. * Pemeriksaan penunjang neurologis apa yang diperlukan? Jelaskan pemeriksaan tersebut! * Apa hasil yang diharapkan?
Kasus keempat Seorang anak berusia 8 tahun sering dikeluhkan oleh orang tuanya tidak dapat duduk tenang dan sulit berkonsentrasi.
Pemeriksaan penunjang neurologis apa yang diperlukan? Jelaskan pemeriksaan tersebut!
Apa hasil yang diharapkan?
Kasus kelima
Seorang wanita 37 tahun datang dengan keluhan kelemahan keempat anggota gerak sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien merasakan sedikit kesemutan pada jari-jari kaki. Rasa kesemutan dan kelemahan yang awalnya hanya di ujung-ujung jari lama kelamaan naik hingga ke sekitar betis. Sepuluh hari sebelumnya pasien demam dan diare.
Pemeriksaan EMG apa saja yang diperlukan oleh pasien ini? Apa hasil yang diharapkan?
Kasus keenam Seorang wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan kelopak mata terutama kananmenutup sejak 3 bulan yang lalu. Kelopak mata menutup bila kelelahan, panas dan bila hari semakin sore. Pagi hari dirasakan lebih baik.
Pemeriksaan EMG apa yang diperlukan? Apa hasil yang diharapkan?
Kasus ketujuh Jelaskan tentang pemeriksaan Brain Mapping!
9.TUJUAN PEMBELAJARAN* Mengidentifikasi gejala klinis dan mengindikasikan kepentingan pemeriksaan Neuro Fisiologi Klinik* Menjelaskan prosedur pemeriksaan Neuro Fisiologi Klinik sesuai dengan diagnosis dan indikasi* Melakukan pemeriksaan Neuro Fisiologi Klinik secara efektif* Menginterpretasi hasil pemeriksaan NeuroFisiologiKlinik (kemampuan pendekatan diagnostik)* Menjawab konsultasi dan memberikan laporan hasil pemeriksaan NeuroFisiologiKlinik* Membuat keputusan diagnostik yang benar sebagai dasar untuk pemberian terapi yang tepat * Memperhatikan dan mempertimbangkan analisis risiko dan biaya yang ditanggung oleh pasien* Mempelajari Neuro Fisiologi Klinik secara konsisten dan mandiri (life long learning) untuk meningkatkan kompetensinya sehingga menjadi mahir
10. METODE PEMBELAJARANMetoda pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis kasus (case-based learning), dengan memperhatikan aspek-aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dengan penekanan pada professional behavior yang ditunjukkan dengan : a. Kepakaran medik / pembuat keputusan klinik b. Komunikator c. Kolaborator d. Manajer e. Advokasi kesehatan f. Kesarjanaan g. Profesional h. Performance
11. EVALUASIEvaluasi dilakukan dengan :a. Kompetensi pendekatan klinik dicapai dengan cara penilaian (dengan daftar tilik) saat final-test dengan kasus yang relevan / sesuai Final-test, dilakukan tiap selesai stase yang waktunya telah ditetapkan. Penilaiannya meliputi hal hal sebagai berikut :
Kemampuan identifikasi gejala klinis Kemampuan menelaah indikasi pemeriksaan NeuroFisiologiKlinik yang sesuai dengan diagnosis Kemampuan menjelaskan prosedur pemeriksaan Neurofisiologi Klinik sesuai dengan diagnosis dan indikasinya Kemampuan melakukan pemeriksaan Neuro Fisiologi Klinik secara efektif Mampu menginterpretasi hasil pemeriksaan NeuroFisiologiKlinik (kemampuan pendekatan diagnostik) Mampu menjawab konsultasi dan memberikan laporan hasil pemeriksaan NeuroFisiologi Klinik Mampu membuat keputusan diagnostik yang benar sebagai dasar untuk
pemberian terapi yang tepat Menilai alur fikir prognosis baik ad vitam, ad functionam maupun ad sanasionam Menilai cara dan rencana Komunikasi, Informasi maupun Edukasi yang akan dan sudah diberikan kepada pasien maupun keluarganya Menilai kemampuan dalam melaksanakan sistem rujukan
b. Penilaian kompetensi psikomotor Hasil observasi selama alih pengetahuan dan ketrampilan saat stase (dengan daftar tilik yang dipergunakan saat mid-test dan final-test untuk kasus yang relevan/sesuai
12. INSTRUMEN PENILAIANINSTRUMEN PENILAIAN1). Kompetensi KognitifWaktu dan cara penilaian Pre-test dengn MCQ Mid-test dengan Essay Final –test dengan Essay dan Lisan2).Kompetensi psikomotorWaktu dan cara penilaian Pre-test dengan daftar tilik cara pemeriksaan Neuro Fisiolgi Klinik (ENMG, EP,
P300, EEG, dan Brain Mapping) Mid-test dengan daftar tilik cara pemeriksaan Neuro Fisiologi Klinik dan interpretasi
hasil pemeriksaan berdasarkan kasus yng relevan (tengah stase) Final –test dengan daftar tilik yang sama dengan mid-test dengan kasus simulasi
ataupun kasus nyata (akhir stase)
13. PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR INFORMED CHOICE (contoh)
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................
II. INFORMED CHOICE
1. Sapa dengan hormat pasien anda
2. Kenalkan diri anda dan jelaskan tujuan anda dalam wawancara
3. Tanyakan apakah pasien telah tahu tentang kelainan yang ada dan apakah sudah mendapat penjelasan tentang apa yang akan dilakukan Jika belum, jelaskan kelainan yang dialami dan upaya yang akan
dilakukan Jika sudah, nilai kembali apakah penjelasannya benar dan lengkap
4. Tunjukkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan dan penatalaksanaan untuk kelainan yang ada
5. Jelaskan berbagai pengobatan dan tindakan yang dapat diterapkan terhadap pasien, termasuk efek samping, komplikasi dan risiko (sampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan pastikan pasien telah mengerti)
6. Jelaskan pada pasien standar operasi prosedur tindakan pemeriksaan NeuroFisiologiKlinik yang akan dilakukan secara jelas serta indikasi perlunya pemeriksaan tersebut untuk memperjelas diagnosis dan menentukan terapi yang lebih tepat (sampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan pastikan pasien telah mengerti)
7. Persilahkan pasien dan keluarganya untuk menyatakan dan menuliskan persetujuan atau penolakan pemeriksaan NeuroFisiologiKlinik pada status pasien atau formulir yang telah disediakan
14. Lampiran – Presentasi (Lihat Power Point)