BUKU INFORMASI MENGINTERPRETASIKAN DETAIL …

41
BUKU INFORMASI MENGINTERPRETASIKAN DETAIL GAMBAR KERJA C.24LAS01.025.1 KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2018

Transcript of BUKU INFORMASI MENGINTERPRETASIKAN DETAIL …

BUKU INFORMASI

MENGINTERPRETASIKAN DETAIL GAMBAR KERJA

C.24LAS01.025.1

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2018

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 2 dari 41

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- 2

BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------ 3

A. Tujuan Umum --------------------------------------------------------------------- 3

B. Tujuan Khusus -------------------------------------------------------------------- 3

BAB II MENYIAPKAN INTERPRETASI DETAIL GAMBAR KERJA ------------------------- 5

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam menyiapkan interpretasi detail

gambar kerja --------------------------------------------------------------------- 5

1. Fungsi gambar teknik ------------------------------------------------------- 5

2. Cara mengidentifikasi gambar teknik ------------------------------------- 7

3. Cara mengidentifikasi Simbol-simbol las -------------------------------- 23

4. Cara mengidentifikasi dimensi las ----------------------------------------- 28

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam menyiapkan interpretasi detail

gambar kerja ---------------------------------------------------------------------- 30

1. Mengidentifikasikan gambar teknik --------------------------------------- 30

2. Mengidentifikasikan Simbol-simbol las dan dimensi las --------------- 30

C. Sikap kerja yang diperulkan dalam menyiapkan interpretasi detail

gambar kerja ---------------------------------------------------------------------- 30

1. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi Simbol-simbol las dan

dimensi las -------------------------------------------------------------------- 30

2. Taat asas dalam mengidentifikasi gambar teknik ---------------------- 30

BAB III MEMBUAT SKETSA DETAIL GAMBAR KERJA -------------------------------------- 31

A. ------------------------------------------------------------------------------------------------- P

engetahuan yang Diperlukan dalam membuat sketsa detail gambar

kerja ------------------------------------------------------------------------------- 31

1. --------------------------------------------------------------------------------------------- C

ara mengidentifikasi jenis – jenis sambungan pada gambar kerja - 31

2. --------------------------------------------------------------------------------------------- C

ara mengidentifikasi dimensi komponen pada gambar kerja -------- 32

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 3 dari 41

3. --------------------------------------------------------------------------------------------- C

ara mengidentifikasi proses lain (selain pengelasan) dalam

gambar kerja ---------------------------------------------------------------- 33

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam membuat sketsa detail gambar

kerja ------------------------------------------------------------------------------- 34

1. --------------------------------------------------------------------------------------------- M

engidentifikasikan Jenis-jenis sambungan pada gambar kerja ------ 34

2. --------------------------------------------------------------------------------------------- M

engidentifikasikan dimensi komponen pada gambar kerja ----------- 34

3. --------------------------------------------------------------------------------------------- M

engidentifikasikan proses lain (selain pengelasan) dalam gambar

kerja -------------------------------------------------------------------------- 34

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam membuat sketsa detail gambar

kerja -------------------------------------------------------------------------------- 34

1. --------------------------------------------------------------------------------------------- H

arus cermat dan teliti dalam mengidentifikasi Jenis-jenis

sambungan pada gambar kerja ------------------------------------------ 34

2. --------------------------------------------------------------------------------------------- H

arus taat asas dalam mengidentifikasi dimensi komponen pada

gambar kerja ---------------------------------------------------------------- 34

3. --------------------------------------------------------------------------------------------- t

eliti, cermat dan taat asas dalam mengidentifikasi proses lain

(selain pengelasan) dalam gambar kerja ------------------------------- 34

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------- 35

A. Dasar Perundang-undangan ---------------------------------------------------- 35

B. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------- 35

C. Majalah atau Buletin -------------------------------------------------------------- 35

D. Referensi Lainnya ----------------------------------------------------------------- 35

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN --------------------------------------------------- 36

A. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------------- 36

B. Daftar Bahan ----------------------------------------------------------------------- 36

LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------------------------------- 37

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 4 dari 41

Lampiran 1 ------------------------------------------------------------------------------ 38

DAFTAR PENYUSUN ----------------------------------------------------------------------------- 39

BAB I

PENDAHULUAN

a. Tujuan Umum

Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menginterpretasikan

detail gambar kerja untuk proses pengelasan.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi

menginterpretasikan detail gambar kerja guna memfasilitasi peserta latih sehingga

pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Menyiapkan interpretasi detail gambar kerja meliputi Mengidentifikasikan

gambar teknik, Mengidentifikasikan Simbol-simbol las dan dimensi las;

2. Membuat sketsa detail gambar kerja meliputi kegiatan Mengidentifikasikan

Jenis-jenis sambungan pada gambar kerja, Mengidentifikasikan dimensi

komponen pada gambar kerja, Mengidentifikasikan proses lain (selain

pengelasan) dalam gambar kerja;

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 5 dari 41

BAB II

MENYIAPKAN INTERPRETASI DETAIL GAMBAR KERJA

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menyiapkan interpretasi detail

gambar kerja

1. Fungsi gambar teknik

Gambar adalah sebuah alat komunikasi untuk menyatakan maksud dari

seorang ahli teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai

bahasa teknik atau bahasa untuk ahli teknik. Penerusan informasi adalah

fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar. Gambar bagaimanapun

adalah bahasa teknik. Oleh karena itu gambar diharapkan dapat meneruskan

keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. Keterangan-keterangan

dalam gambar yang tidak dapat dinyatakan dengan bahasa lisan harus

diwakili oleh lambang-lambang. Karena itu, kualitas keterangan yang dapat

diberikan dalam gambar tergantung dari keterampilan juru gambar (drafter).

Sebagai juru gambar sangat penting untuk memberikan gambar yang

tepat dan mempertimbangkan kemampuan pembacanya. Untuk pembaca,

yang terpenting adalah mengumpulkan keterangan sebanyak yang dapat

dibacanya dengan teliti.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 6 dari 41

Gambar teknik memiliki 3 fungsi, yaitu: sarana penyampaian informasi,

sarana penyimpanan informasi dan sebagai konsep.

a. Sarana Penyampaian Informasi

Gambar teknik mempunyai fungsi meneruskan informasi dari juru

gambar kepada orang-orang yang bersangkutan, seperti: perencana

proses, operator, pemeriksa, perakit dan sebagainya. Orang-orang yang

bersangkutan bukan saja orang-orang dalam pabrik tetapi juga orang-

orang di pabrik lain yang merupakan pihak sub kontrak (rekanan)

ataupun orang-orang berbahasa asing yang berhubungan dengan

rancangan tersebut

b. Sarana Pengawetan, Penyimpanan dan Penggunaan Informasi

Gambar merupakan data teknis yang sangat penting sebagai bahan

informasi untuk perencanaan yang akan datang. Untuk membuat satu

unit alat (misalnya mesin) memerlukan beratus-ratus bahkan beribu-

ribu gambar yang harus dibuat. Karena itu gambar harus diberi nomor

(kodifikasi nomor urut). Nomor urut dibuat untuk memudahkan dalam

mencari data/informasi saat merakit atau mereparasi suatu suku

cadang.

Selain diberi nomor, gambar perlu juga disimpan dan diawetkan sebagai

informasi untuk rencana-rencana baru. Penyimpanan gambar ini dapat

dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1) Disimpan dengan dibendel dengan cara gambar

dikumpulkan, gambar yang mempunyai ukuran besar dilipat

sesuai dengan aturan melipat gambar, diurut sesuai dengan

pengelompokannya kemudian dibendel dalam satu file.

2) Untuk menghemat tempat, gambar difoto dengan skala

diperkecil dan klisenya disimpan pada kartu berlubang untuk

memudahkan mencari gambar yang diperlukan.

3) Saat ini gambar dapat dibuat dengan komputer, maka

penyimpanan gambar pun dapat disimpan dalam media CD atau

hard disk.

c. Konsep

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 7 dari 41

Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran

diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses. Awalnya konsep

(ide) dianalisa lalu diwujudkan dalam bentuk gambar untuk kemudian

diteliti dan dievaluasi.

Proses ini diulang-ulang sehingga didapatkan gambar yang sempurna.

Dengan demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tetapi

berfungsi juga sebagai peningkat daya pikir untuk perencana. Oleh

karena itu seorang lulusan teknik tanpa kemampuan menggambar akan

memiliki kekurangan dalam cara menyampaikan atau menerangkan

sebuah ide.

2. Cara mengidentifikasi gambar teknik

Cara mengidentifikasi gambar teknik meliputi banyak komponen berikut

macam – macam komponennya :

a. Perlengkapan / Alat – Alat Menggambar Teknik

1) Mesin Gambar

Mesin gambar adalah suatu alat untuk mempercepat penyelesaian

gambar. Dengan mesin ini gambar yang diperoleh lebih baik dan

lebih tepat. Ketinggian serta kemiringan papan gambarnya dapat

dilakukan / distel dengan mudah dan cepat. Diatas papan gambar

dilengkapi dengan busur derajat, sepasang mistar yang tegak lurus

satu sama lain, serta bias diatur kemiringannya sesuai keinginan

dan dapat digerakkan bebas di semua permukaan papan gambar.

Lihat gambar 2.1 dibawah ini.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 8 dari 41

Gambar 2.1 Meja gambar

2) Papan Gambar

Papan gambar harus dibuat dari jenis kayu dengan urat yang halus

untuk mendapatkan permukaan papan gambar yang rata dan

halus. Kedua kaki penyangga / penguat dipasang dibawah papan

gambar dengan sambungan ekor burung agar papan gambar kuat,

tidak melengkung / bergelombang apabila keadaan udara panas

atau dingin yang akan mempengaruhi kelembaban kayu. Kaki –

kaki ini dibuat miring agar papan gambar miring ke arah tukang

gambar. Dengan demikian akan memudahkan pelaksanaan

menggambar. Pada kaki penguat tersebut dibuat alur untuk

menyimpan mistar gambar.

Harus dijaga agar permukaan papan gamar tetap rata dan halus.

Oleh karena itu jangan sekali – kali memotong kertas gambar

memakai landasan papan gambar.

3) Mistar Pengukur

Mistar pengukur mempunyai garis pembagi dalam mm, dibuat dari

bahan yang tidak mudah rusa, biasanya dari kayu yang baik, tidak

terpengaruh kelembaban udara atau dari seluloid. Untuk

memindahkan ukuran yang baik dan tepat, pembagian skala harus

sedekat mungkin dengan kertas, jadi harus tipis.

Mistar ukur ini tidak boleh bengkok, oleh karena itu hanya untuk

memindahkan ukuran, bukan untuk menggaris. Pada mistar hitung

biasanya juga diperuntukkan sebagai mistar pengukur.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 9 dari 41

Gambar 2.2 Mistar Pengukur

4) Pensil Gambar

Pensil dibuat dengan berbagai macam kekerasan. Tingkat

kekerasan diberi tanda dengan huruf dan disertai angka B = Black,

F = Firm, H = Hard. Lebih banyak B, pensil lebih lunak, lebih

banyak H pensil lebih keras. Adapun pensil gambar sesuai

golongannya yaitu :

Golongan lunak sampai paling lunak meliputi B, 2B, 3B dan 4B.

Golongan pensil tulis, keras sedang meliputi HB, F

Golongan keras sampai sangat keras meliputi H sampai dengan

9H.

Tanda – tanda khusus pada pensil gambar dengan angka

adalah

No. 1 = lunak

No. 2 = sedang

No. 3 = keras

No. 4 = keras sekali

Kekerasan pensil yang harus dipakai tergantung pada

keadaan kertas dan gambar. Makin besar kertas dan makin halus /

rumit gambar, maka dipakai pensi yang makin keras.

Pensil HB dan F tidak boleh dipakai gambar teknik karena

terlalu lunak sehingga garis yang digambar mudah luntur dan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 10 dari 41

membuat gambar menjadi kotor. Dengan pensil ini tidak dapat

membuat garis yang tajam. Pensil akan cepat tumpul.

Maka yang paling tepat adalah pensil H dan 2H. Ujung pensil

yang pipih dan bulat pada ujung / titik tulisnya lebih baik daripada

titik tuli yang bulat atau runcing. Ujung piph dan bulat akan tahan

lama dan tidak mudah putus.

Sekarang banyak dipakai pensil gambar mekanik karena titik

tulisnya tidak mudah putus dan inti pensilnya mudah disimpan.

5) Mal Gambar dan Mal Bentuk

Tidak semua garis lengkung dapat digambar dengan jangka, maka

untuk mengatasi hal tersebut dipakai mal gambar, misal gambar

elips, parabola, hyperbola, lengkungan potongan dan sebagainya

(gambar 2.3). Untuk menggambar, bentuk – bentuk dengan

ukuran tertentu supaya lebih cepat dipergunakan mal – mal bentuk

(gambar 2.4).

Gambar 2.3 Mal Gambar

Gambar 2.4 Mal Bentuk

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 11 dari 41

6) Busur Derajat

Busur derajat dibuat dari logam yaitu aluminium atau plastik.

Biasanya busur derajat ini mempunyai garis – garis pembagi dari 00

sampai dengan 1800 (gambar 2.5). Dengan alat ini dapat diukur

sudut atau membagi sudut.

Gambar 2.5 Busur Derajat

7) Kertas Gambar

Untuk latihan dan perencanaan awal biasanya dipakai kertas

gambar yang tebal dan putih serta permukaannya tidak berbulu

atau kasar. Jika kertas yang dipakai kasar / berbulu akan sulit

menarik garis lurus atau garis lengkung yang kecil – kecil. Bila

menggambar sket akan lebih mudah menggunakan kertas

milimeter karena perbandingan panjang garis yang satu dengan

yang lainnya pada kertas milimeter bisa diatur sehingga gambar

yang diperoleh mempunyai ukuran yang serasi dengan ukuran

benda kerja yang direncanakan.

Apabila gambar kerja yang dibutuhkan lebih dari satu atau akan

diproduksi lagi (untuk kebutuhan pada bagian – bagian lain seperti

pada bagian produksi, atau untuk penyimpanan data dan lain –

lain) biasanya dipakai kertas kalkir. Di dalam bengkel biasanya

dipakai gambar produksi ulang, sedangkan gambar aslinya (kalkir)

dan sebuah copynya disimpan sebagai arsip.

a) Standar Ukuran Kertas Gambar

Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar.

Sebagai ukuran pokok dari kertas gambar, diambil ukuran

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 12 dari 41

A0 yang mempunyai luas 1 m2 atau 1.000.000 mm2.

Perbandingan lebar dan panjangnya sama dengan

perbandingan sisi bujursangkar dengan diagonalnya. Jika

bujursangkar mempunyai sisi = x maka diagonalnya

. Selanjutnya x dipakai sebagai lebar kertas gambar

dan y sebagai panjang kertas gambar.

Gambar 2.6 Menentukan ukuran kertas A0

Karena ukuran kertas gambar A0 mempunyai luas x.y =

1.000.000 mm2, dengan , maka x2 = 1.000.000

mm2 sehingga diperoleh lebar 841 mm (dibulatkan) dan

panjang 841 = 1189 mm.

Untuk mendapatkan ukuran kertas gambar lainnya adalah

dengan cara membagi dua panjangnya, sehingga ukuran:

Sesuai dengan standar ISO (International Standardization for

Organization) dan NNI (Nederland Normalisatie Instituet)

selanjutnya kertas gambar diberi garis tepi sesuai dengan

ukurannya.

Pada tabel di bawah ditetapkan ukuran batas tepi bawah,

tepi atas dan tepi kanan (diwakili kolom C) sedangkan tepi

kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 13 dari 41

Penetapan jarak ini dimaksudkan untuk memberikan jarak

sehingga jika kertas gambar dibundel tidak akan

mengganggu gambarnya.

Tabel 2.1 Standar ukuran kertas

b. Jenis – Jenis Garis

Selain pembakuan ukuran kertas gambar, jenis garis pada gambar

teknik pun turut ditetapkan sehingga setiap garis menunjukkan fungsi

tersendiri. Terdapat sedikit perbedaan antar berbagai bidang

keteknikan dalam jenis dan fungsi garis ini.

Tabel 2.2 Jenis-jenis garis dan penggunaannya (ISO R. 128)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 14 dari 41

c. Standar Huruf dan Angka

Huruf dan angka yang dipakai pada gambar teknik, yang dianjurkan

oleh ISO 3098/11974 harus mudah dibaca dan dapat ditulis miring 7

atau tegak. Contoh atau gambaran dari huruf dan angka yang dipakai

pada gambar teknik adalah sebagai berikut.

1) Penulisan Huruf dan Angka Tegak

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 15 dari 41

Gambar 2.7 Huruf dan angka tegak

2) Penulisan Huruf dan Angka Miring (75 )

Gambar 2.8 Huruf dan angka miring

3) Ukuran Huruf Standar

Perbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari perbandingan

ukuran kertas yang distandarkan, yaitu

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 16 dari 41

Ketentuan – ketentuan ukuran huruf yang dianjurkan dapat dilihat

pada tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3 Perbandingan standar huruf dan angka

Keterangan tabel:

a) Tinggi huruf kecil; tinggi huruf kecil disini adalah tinggi huruf

kecil diantara huruf yang dipakai, tinggi huruf kecil ini tanpa

tangkai dan kaki (huruf b, k, l = bertangkai dan j, g =

berkaki).

b) Tinggi huruf kecil untuk tipe A = (10/14).h dan untuk tipe B

= (7/10).h

c) Jarak antar huruf; jarak antar huruf disini adalah jarak

antara huruf yang satu dan lainnya dalam satu kata. Untuk

tipe A (2/14).h dan untuk tipe B (2/10).h.

d) Jarak antar garis; jarak antar garis disini adalah jarak

antara batas bawah huruf besar di atas dan batas atas huruf

besar di bawah.

e) Jarak antar kata; bila dalam suatu kalimat ada dua kata yang

disambung (misalnya baja nikel) maka jarak antara kata baja

dan nikel tersebut dianjurkan sebagai berikut: untuk

penggunaan tipe huruf A jaraknya 6/14.h dan untuk tipe

huruf B jaraknya 6/10.h.

f) Tebal huruf yaitu tebal pena yang digunakan untuk membuat

huruf. Ukuran pena tersebut harus disesuaikan dengan

tinggi huruf dan tipe huruf yang digunakan. Tebal huruf yang

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 17 dari 41

dianjurkan untuk tipe A adalah 1/14.h dan untuk tipe B yaitu

1/10.h.

Contoh 1 :

Jika huruf mempunyai tinggi h = 14 mm, berapa lebar

hurufnya (x = lebar huruf)?

Jawab :

dengan h = 14 mm, maka

jadi lebar hurufnya adalah 9,899 mm atau dibulatkan menjadi

10 mm

d. Tata Letak (lay out)

1) Kepala Gambar (etiket)

Setiap gambar kerja yang dibuat, selalu ada etiketnya. Etiket

dibuat di sisi kanan bawah kertas gambar. Pada etiket (kepala

gambar) ini kita dapat mencantumkan:

a) nama yang membuat gambar

b) judul gambar

c) nama instansi, departemen atau sekolah

d) tanggal menggambar atau selesainya gambar

e) tanggal diperiksanya gambar dan nama pemeriksa

f) ukuran kertas gambar yang dipakai

g) skala gambar

h) jenis proyeksi

i) satuan ukuran yang digunakan

j) berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar.

e. Skala

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 18 dari 41

Skala merupakan perbandingan ukuran antar objek pada

gambar dengan ukuran benda sebenarnya. Skala dikelompokkan

menjadi: skala sebenarnya, skala diperbesar dan skala diperkecil.

Bilangan skala yang direkomendasikan untuk digunakan pada gambar

teknik adalah: 1, 2, 5 dan 10.

Tabel 2.4. Skala pada gambar teknik

Kategori Skala yang direkomendasikan

Skala perbesaran

50: 1 20: 1 10: 1

5: 1 2: 1

Ukuran sebenarnya 1: 1

Skala pengecilan

1: 2 1: 5 1: 10

1: 20 1: 50 1: 100

1: 200 1: 500 1: 1000

1: 2000 1: 5000 1: 10000

f. Mengenal Proyeksi

Untuk bisa membaca gambar, maka terlebih dahulu anda harus

memahami informasi yang terdapat pada gambar tersebut.

Untuk bisa memahami informasi dari sebuah gambar, antara designer

(perancang gambar), drafter (juru gambar) dan operator (pengguna

gambar) harus mempunyai konsep yang sama sehingga informasi

gambar yang dimaksudkan tidak terjadi salah pengertian di antara

ketiga orang tersebut.

Untuk itu designer, drafter dan operator harus memahami, simbol,

ukuran dan skala gambar yang telah distandarkan. Cara yang lain dapat

dilakukan untuk bisa membaca gambar adalah dengan memahami jenis

proyeksi dari gambar tersebut.

Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan, yang

dilukiskan menurut garis-garis pandangan pengamat pada suatu bidang

datar/ bidang gambar. Proyeksi juga berfungsi untuk menyatakan

wujud benda dalam bentuk gambar yang diperlukan.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 19 dari 41

Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis,

bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang

gambar. Proyeksi piktorial/pandangan tunggal adalah cara penyajian

suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan

proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang

proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya.

Secara umum proyeksi dapat dilihat pada Gambar 2.9

Gambar 2.9 Grafik pembagian gambar proyeksi

1) Proyeksi Piktorial (Posisi Benda)

Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah

bidang dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara

proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa macam

cara proyeksi antara lain

a) Proyeksi Isometrik

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 20 dari 41

Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk

benda yang sebenarnya pada umumnya dibuat gambar

isometri, dimetri dan trimetri, dari proyeksi aksonometrinya.

Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang

sebenarnya dari benda yang bersangkutan. Oleh karena itu,

penggambarannya memakan waktu. Di pihak lain gambar

isometri, dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan

panjang sisi yang benar. Pada gambar isometri panjang garis

pada sumbu-sumbu isometri menggambarkan Panjang yang

sebenarnya. Karena itu penggambarannya sangat sederhana,

dan banyak dipakai untuk membuat gambar satu pandangan.

Gambar isometri dapat menyajikan benda dengan tepat dan

memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan

cara proyeksi yang lain.

a sumbu

- Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis

mendatar.

- Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.

Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan

panjang benda yang

digambarnya.

b) Proyeksi Dimetri

Proyeksi pada gambar dimana skala perpendekan dari dua sisi

dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut proyeksi

dimetri. Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan

ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan tersebut

antara lain:

(1) Ciri pada sumbu

Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada

sumbu y mempunyai sudut 40°.

(2) Ketentuan ukuran

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 21 dari 41

Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan

skala pada sumbu y = 1 : 2,

sedangkan pada sumbu z = 1 : 1

Contoh :

Gambar 2.10 Proyeksi dimetri

c) Proyeksi Miring

Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis

horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45°

dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama

dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x

= 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z

= 1 : 1.

2) Proyeksi Ortogonal

Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang

proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya.

Garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi

disebut proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang

proyeksinya juga proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama

lain. Contoh-contoh proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar

dibawah ini

a) Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

b) Proyeksi ortogonal dari sebuah garis

c) Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

d) Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

3) Proyeksi Pandangan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 22 dari 41

Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan

untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga

dimensi terhadap bidang dua dimensi

a) Proyeksi Eropa

Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada

yang menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini

tergantung dari masing pengarang buku yang menjadi

refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini

merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik dengan

arah pandangannya (lihat Gambar 2.11)

Gambar 2.11 Gambar proyeksi Eropa

Keterangan :

P.A = Pandangan Atas

P.Ki = Pandangan Kiri

P.Ka = Pandangan Kanan

P.Ba = Pandangan Bawah

P.Be = Pandangan Belakang

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 23 dari 41

Gambar 2.12 Gambar proyeksi Eropa

b) Proyeksi Amerika

Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan

juga ada yang menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi

Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama

dengan arah pandangannya (lihat Gambar 2.13)

Gambar 2.13 Proyeksi Amerika

Keterangan :

P.A = Pandangan Atas

P.Ki = Pandangan Kiri

P.Ka = Pandangan Kanan

P.Ba = Pandangan Bawah

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 24 dari 41

P.Be = Pandangan Belakang

Gambar 2.14 Proyeksi Amerika

3. Cara mengidentifikasi Simbol-simbol las

Simbol untuk menunjukkan sambungan las pada gambar teknik awalnya

dibuat oleh masing-masing kantor gambar untuk memberikan informasi yang

lebih berguna berupa panah sederhana dengan instruksi ‘lasan di sini’.

Praktek ini jelas tidak memuaskan, terutama ketika gambar dilewatkan dari

satu perusahaan ke perusahaan lain dan, untuk memecahkan masalah ini,

banyak simbol yang ada dirasionalisasi sampai tingkat tertentu oleh negara-

negara yang menyusun spesifikasi standar mereka sendiri untuk simbol

pengelasan.

Sistem simbolisisasi Amerika adalah sistem AWS, yang diformulasikan oleh

American Welding Society (AWS). Semua standar AWS sesuai dengan

persyaratan American National Standards Institute (ANSI) dan ditetapkan

ANSI / AWS. Sistem ini digunakan secara luas di seluruh dunia, terutama

karena industri minyak, dan saat ini digunakan oleh sekitar setengah industri

pengelasan dunia. Seluruh dunia menggunakan sistem ISO, yang dirancang

oleh Internasional Standardisasi Organisasi (ISO). Namun, sejumlah negara,

terutama yang memiliki tautan perdagangan luas, dapat menggunakan satu

sistem di negara mereka sendiri tetapi perlu menggunakan yang lain untuk

memenuhi persyaratan pelanggan di luar negeri. Oleh karena itu perlu

adanya perbandingan kedua sistem tersebut.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 25 dari 41

Gambar 2.15 Standar Lokasi elemen Simbol Pengelasan

Pada simbol las ada 2 acuan standar pengelasan menggunakan standar dari

AWS dan dari ISO.

Gambar 2.16 Standar simbol ISO dan AWS

Gambar 2.17 macam – macam arah panah simbol las

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 26 dari 41

Gambar 2.18 simbolisasi lasan pada sisi panah dan lasan di sisi lain dalam

sistem ISO dan AWS

Untuk macam – macam sambungan las bisa dilihat seperti gambar dibawah

ini

Gambar 2.19 Butt joint dan corner joint

Gambar 2.20 T-joint

Gambar 2.21 Lap joint

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 27 dari 41

Gambar 2.22 Edge joint

Gambar 2.23 Joint Types

Penunjukkan ilustrasi Simbol las

Single-V butt/groove weld

Square butt/groove weld

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 28 dari 41

Single bevel

butt/groove weld

Single-U butt/groove

weld

Single-J butt/groove

weld

Butt weld between plates with raised edges (ISO) Edge weld on a

flanged groove

joint (AWS)

Single-V butt weld

with broad root

face

Single bevel butt weld

with broad root

face

Gambar 2.24 Contoh simbol pengelasan dasar

a. Simbol kode proses pengelasan

Tabel 2.5 Kode proses pengelasan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 29 dari 41

b. Simbol las untuk kode proses NDT

Gambar 2.25 Lokasi Standard Simbol uji Nondestructive

Sesuai gambar 2.25 elemen – elemen dari simbol nondestructive tes

meliputi :

1) Reference line

2) Arrow

3) Examination method letter designations

4) Extent and number of examinations

5) Supplementary symbols

6) Tail (specifications, codes, or other references)

Examination method letter designations ditunjukkan pada tabel 2.6

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 30 dari 41

Tabel 2.6 Kode proses NDT inspeksi

4. Cara mengidentifikasi dimensi las

Dimensi las pada kedua standar sistem ISO dan AWS, dimensi dari

sambungan butt/groove pengelasan bisa di spesifikasikan.

a. Lasan Butt/goove

Pada simbol pengelasan butt/groove antara V groove dan X groove

memiliki persamaan dan perbedaan sesuai gambar dibawah ini

Gambar 2.26 Single V groove

Gambar 2.27 Double-V grove

b. Lasan penetrasi sebagian/parsial

Baik dalam sistem ISO dan AWS peletakkan dimensi bisa ditaruh di

sabelah simbol las seperti contoh dibawah ini, untuk ISO menggunakan

satuan milimeter sedangkan AWS menggunakan satuan Inch

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 31 dari 41

Gambar 2.28 Partial penetration single-V butt/groove

c. Panjang lasan butt / groove

Gambar 2.29

d. Lasan fillet

Pada standar ISO ada 2 metode mengetahui ukuran fillet weld

Leg length (z) dan throat thickness (a)

Gambar 2.30 Fillet weld size

Dalam standar AWS ukuran lasan fillet selalu mengacu pada panjang

kaki, dimensi ditempatkan disebelah kiri lasan simbol.

Gambar 2.31 simbol Fillet AWS dan ISO

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 32 dari 41

Gambar 2.30 Ukuran las single fillet

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan interpretasi detail

gambar kerja

1. Mengidentifikasikan gambar Teknik

2. Mengidentifikasikan Simbol-simbol las

3. Mengidentifikasikan dimensi las

C. Sikap kerja yang diperulkan dalam Menyiapkan interpretasi detail gambar

kerja

Harus bersikap secara:

1. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi gambar teknik

2. Taat asas dalam mengidentifikasi Simbol-simbol las dan dimensi las

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 33 dari 41

BAB III

MEMBUAT SKETSA DETAIL GAMBAR KERJA

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat sketsa detail gambar kerja

1. Cara mengidentifikasi jenis – jenis sambungan pada gambar kerja

Untuk mengidentifikasi jenis – jenis sambungan pada gambar kerja minimal

kita paham sambungan dasar pada proses pengelasan.

Tabel 3.1 Simbol Joint type AWS A 3.0

Gambar 3.1 Flange

Pada gambar 3.1 diatas huruf B menunjukkan sambungan butt joint , huruf C

menunjukkan sambungan fillet joint

B C

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 34 dari 41

2. Cara mengidentifikasi dimensi komponen pada gambar kerja

Gambar 3.1 Flange ended pipe

Pada gambar diatas ini merupakan gambar standar simbol las baik

menggunakan standar AWS maupun standar ISO dilapangan simbol las dimana

dimensinya sudah ditunjukkan seperti ditunjukkan pada angka – angka. Untuk

ilustrasi gambar dilapangan yang sebenarnya bisa dilihat pada gambar 3.2

dibawah ini

Gambar 3.2 Flange ended pipe

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 35 dari 41

3. Cara mengidentifikasi proses lain (selain pengelasan) dalam gambar

kerja

Gambar 3.3 Upper handle

Gambar diatas merupakan gambar kerja pada benda kerja seperti gambar 3.4

dibawah ini mengerjakannya bisa dengan manual dan bisa dengan software

gambar.

Gambar 3.4 Upper handle

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 36 dari 41

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat sketsa detail gambar kerja

1. Mengidentifikasikan Jenis-jenis sambungan pada gambar kerja

2. Mengidentifikasikan dimensi komponen pada gambar kerja

3. Mengidentifikasikan proses lain (selain pengelasan) dalam gambar kerja

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Membuat sketsa detail gambar kerja

1. Harus cermat dan teliti dalam mengidentifikasi Jenis-jenis sambungan pada

gambar kerja

2. Harus cermat dan teliti dalam mengidentifikasi dimensi komponen pada gambar

kerja

3. Harus taat asas dalam mengidentifikasi Jenis-jenis sambungan pada gambar

kerja, dimensi komponen pada gambar kerja dan proses lain (selain pengelasan)

dalam gambar kerja

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 37 dari 41

DAFTAR PUSTAKA A. Dasar Perundang-undangan

1. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No.98 Tahun 2018

tentang Penetapan SKKNI Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri

Logam Dasar Bidang Jasa Pembuatan Barang-barang dari Logam Subbidang

Pengelasan.

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.8 Tahun 2014 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi.

3. Keputusan Dirjen Binalattas No. KEP. 181/LATTAS/XII/2013 tentang Pedoman

Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

B. Buku Referensi

1. Giesecke F. Dkk. Technichal drawing with engineering graphics. Prentice

Hall:2016

2. CWB. Welding for design engineering. ISBN 0-9739175-0-4

3. E. N. Gregory and A. A. Armstrong. Welding symbols on drawings. Woodhead

Publishing Limited:2005

B. Majalah atau Buletin

1. –

C. Referensi Lainnya

1. Gambar Teknik Kelas X semester I

2. Modul simbol las. 2010

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 38 dari 41

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan

1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori

2. Printer

3. Komputer (software CAD) Setiap peserta

4.

5.

6.

7.

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan

1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja, buku penilaian)

Setiap peserta

2. Kertas A3

3. Spidol whiteboard

4. Spidol marker

5. Buku gambar

6. Tinta printer

7. ATK siswa

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 39 dari 41

LAMPIRAN

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 40 dari 41

Lampiran 1

Gambar Lengkapi symbol

lasnya

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Industri Logam Sub-bidang Pengelasan

Kode Modul

C.24LAS01.025.1

Judul Modul : Menginterpretasikan Detail Gambar Kerja Buku Modul Versi: 2018

Halaman: 41 dari 41

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI

1. Guntoro Amuktibowo Instruktur las