Buku Hukum Mendel

38
N Pola-Pola Hukum Mendel 1 N KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku ini dengan judul ”POLA- POLA HUKUM MENDEL”. Meskipun penulis berharap isi dari buku modul ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar buku ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar buku modul ini bermanfaat bagi semua pembaca. Tangerang, November 2014 Penyusun

Transcript of Buku Hukum Mendel

Page 1: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 1

N

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan,

tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak

untuk Allah Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat,

taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Buku ini dengan judul ”POLA-

POLA HUKUM MENDEL”.

Meskipun penulis berharap isi dari buku modul ini bebas dari

kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar buku ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar buku modul ini bermanfaat

bagi semua pembaca.

Tangerang, November 2014

Penyusun

Page 2: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 2

N

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................1

Daftar Isi .......................................................................................2

Peta Konsep .......................................................................................3

Pola-Pola Hereditas ..........................................................................4

Istilah Genetika ..........................................................................5

Pewarisan Sifat Menurut Mendel ................................................8

Hukum Mendel I ...........................................................9

Hukum Mendel II ........................................................................14

Penyimpangan Semu Hukum Mendel ..............................................17

Tautan ..................................................................................................28

Pindah Silang .....................................................................................30

Soal-Soal Latihan ........................................................................32

Teka-Teki Silang ........................................................................37

Daftar Pustaka .....................................................................................38

Page 3: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 3

N

PETA KONSEP

Page 4: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 4

N

PERTANYAAN :

Bagaimana caranya sifat orang tua bisa diturunkan ? apakah

seluruh sifat orang tua diturunkan ke anaknya?

POLA – POLA HEREDITAS

Pada semua organisme yang berkembang biak secara seksual,

sifat – sifat induk diwariskan kepada keturunannya melalui sel

gamet.

W.S Sutton (1902 ) seorang ahli genetika Amerika, memberikan

pemikiran tentang pola – pola penurunan sifat sebagai berikut :

1. Jumlah kromosom sel sperma dan ovum adalah setengah

dari jumlah kromosom sel tubuh

2. Organisme baru hasil fertilisasi ovum oleh sperma

mengandung dua perangkat kromosom ( diploid : 2n )

pada setiap sel.

3. Dalam pembelahan meiosis kedua perangkat kromosom

memisah secara bebas.

4. Setelah melalui proses mitosis dan meiosis, bentuk dan

identitas setiap kromosom adalah tetap.

Page 5: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 5

N

PEWARISAN SIFAT

Genetika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu

yang berhubungan dengan pemindahan informasi dari satu sel ke

sel lain dan pewarisan sifat (hereditas ) dari induk ke

keturunannya.

ISTILAH GENETIKA

a. Parental; Parental disingkat P, berarti induk atau orang tua,

atau tetua

b. Filial; Filial adalah keturunan ( generasi ) yang diperoleh

sebagai hasl dari perkawinan Parental, keturunan pertama

Disingkat F1 Keturunan kedua disingkat F2 Dst.

c. Dominan; Dominan adalah sifat yang muncul pada keturunan,

yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan

sifat pasangannya, gen dominan adalah gen yang dapat

mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan

alelnya.

d. Resesif; Resesif adalah sifat yang tidak muncul pada

keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini

dapat dikalahkan ( ditutupi ) oleh sifat pasangannya. Gen resesif

adalah gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang

merupakan pasangan alelnya.

Page 6: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 6

N

e. Genotipe; Genotipe adalah susunan genetik suatu sifat yang

dikandung suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat –

sifat pada fenotip

contoh : T adalah gen untuk tinggi, sedangkan t adalah gen untuk

pendek; tinggi dominan terhadap pendek

maka : TT atau Tt adalah genotip dengan fenotipe tinggi; tt

adalah genotipe dengan fenotipe pendek

f. Fenotipe; Fenotipe adalah sifat lahiriah yang merupakan

bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati. Fenotipe merupakan

interaksi antara genotipe dan lingkungan, maka dapat dituliskan :

F = G + L F= fenotipe, G= Genotipe L= Lingkungan

g. Alel; Alel adalah anggota pasangan gen yang mempunyai sifat

alternatif sesamanya. Gen – gen tersebut terletak pada lokus yang

bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog. Contoh untuk

pasangan gen Bb, B adalah alel dari b, dan b adalah alel dari B.

h. Homozigot; Homozigot adalah pasangan alel dengan gen yang

sama, keduanya gen dominan atau resesif. Contoh :(Homozigot

dominan : BB,AA,TT,MM) (Homozigot resesif : bb, aa, tt.mm)

i. Heterozigot; Heterozigot adalah pasangan alel dengan gen

yang tidak sama, yang satu gen dominan dan yang lain gen

resesif. Contoh : Bb, Aa, Tt, Mm

Page 7: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 7

N

j. Pembastaran; Pembastaran adalah perkawinan antara dua

individu yang mempunyai sifat beda

Hibrida adalah keturunan hasil penyerbukan silang dengan

sifat – sifat yang berbeda

Monohibrida : hibrida yang memiliki satu sifat beda

Dihibrida : hibrida yang memiliki dua sifat beda

Trihibrida : hibrida yang memiliki tiga sifat beda

Polihibrida : Hibrida yang memiliki banyak sifat beda

Page 8: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 8

N

PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL

regor Johan Mendel (1822 – 1884 ) disebut juga

bapak genetika. Karena melalui percobaannya beliau

dapat meletakkan dasar – dasar ilmu genetika. Dalam

percobaannya mendel menggunakan tanaman kacang kapri atau

ercis ( Pisum Sativum ). Alasannya, tanaman kacang kapri

memiliki siklus hidup yang tidak lama, mudah disilangkan,

memiliki bunga sempurna serta tidak memiliki tujuh sifat yang

mencolok. Dengan penelitian menggunakan tanaman kapri

tersebut akhirnya mendel dapat menemukan hukum – hukum

genetika yang dikenal dengan Hukum Mendel I dan Hukum

Mendel II

G

Page 9: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 9

N

HUKUM MENDEL I

‘’Ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu,

akan terjadi pemisahan alel secara bebas’’

Oleh karena itu setiap gamet mengandung salah satu alel yang

dikandung oleh induknya. Hukum mendel I disebut juga

segregasi bebas, dapat dijumpai pada persilangan monohibrid

a. ) Persilangan Monohibrid

Mendel menyilangkan dua individu kacang kapri yang memiliki

satu sifat beda ( monohibrid) yaitu antara kapri berbatang tinggi

dengan berbatang rendah, sifat tinggi dominan terhadap sifat

rendah.

Page 11: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 11

N

Backcross dan testcross

Backcross adalah menyilangkan atau mengawinkan individu

hasil hibrida ( F1 ) dengan salah satu induknya. Tujuannya untuk

mengetahui genotipe induknya ( parental )

Contoh : sifat tinggi batang pada kacang kapri

Page 12: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 12

N

TESTCROSS adalah menyilangkan individu F1 dengan salah

satu induknya yang homozigot resesif, tujuannya untuk

mengetahui apakah individu F1 itu homozigot ( galur murni )

atau heterozigot .

Page 13: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 13

N

INTERMEDIAT adalah semidominan atau kodominan adalah

penyilangan dengan satu sifat beda, namun sifat dominan tidak

mampu menutupi sifat resesif sehingga muncul sifat di antara

keduanya.

Keterangan : Warna merah muda disebabkan oleh sifat M yang

tidak dominan terhadap m, ataupun sifat m yang tidak resesif

terhadap M, sifat demikian disebut intermediat.

Page 14: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 14

N

HUKUM MENDEL II

“Pada saat pembentukan gamet, gen – gen sealel akan

mengelompok secara bebas”

Hukum mendel II disebut juga hukum asortasi atau

pengelompokan gen secara bebas. Hukum mendel II dapat

dibuktikan dengan persilangan dihibrid atau lebih.

Mendel melakukan percobaan penyilangan pada kacang kapri

dengan dua sifat beda, yaitu warna dan bentuk biji.

B : Bulat, dominan terhadap keriput

b : Keriput

K : Kuning, dominan terhadap hijau

k : Hijau

Page 15: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 15

N

Komposisi Gen

P : BBKK >< bbkk

( bulat kuning ) ( keriput hijau )

Gamet : BK ; bk

F1 : BbKk ( Bulat kuning )

Gamet : BK,Bk, bK, bk

F2 : BbKk >< BbKk

Gamet–gamet dari BbKk (BK,Bk,bK,bk) dapat berpasangan

secara bebas (hukum mendel II) sehingga F2 dapat dianalisis

dengan sistem papan catur ( Punnet Square ) seperti berikut :

Gamet BK Bk Bk Bk

BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4

Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8

bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12

Bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 bbkk16

Page 16: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 16

N

Maka kemungkinan kombinasi genotipe dan fenotipe pada F2

adalah :

Nomor kotak Genotipe Fenotipe

1 BBKK Bulat kuning

2, 5 BBKk Bulat kuning

3, 9 BbKK Bulat kuning

4, 7, 10, 13 BbKk Bulat kuning

6 BBkk Bulat hijau

8, 14 Bbkk Bulat hijau

11 bbKK Keriput kuning

12, 15 bbKk Keriput kuning

16 Bbkk Keriput hijau

Rasio fenotipe F2 = bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning :

keriput hijau

9 : 3 : 3 : 1

Page 17: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 17

N

Macam gamet, jumlah gamet, dan jumlah macam fenotip

Jumlah

sifat

beda

Macam

gamet

pada F1

Jumlah macam ga pada F2 Macam

fenotip

pada F2

Perbandingan

fenotipe pada

F2 seluruhnya homozigot Heterozigot

1 21 = 2 31= 3 21 = 2 3 – 2 = 1 21 = 2 3 : 1

2 22 = 4 32= 9 22 = 4 9 – 4 = 5 22 = 4 9:3:3:1

3 23= 8 33= 27 23 = 8 27 – 8 = 19 23 = 8 27 : 9 : 9: 9 : 3

: 3 : 3 : 1

N 2n 3n 2n 3n – 2n 2n

Page 18: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 18

N

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

Kebanyakan sifat yang diturunkan dari induk (orang tua)

kepada keturunannya (anak) tidak dapat dianalisis dengan cara

Mendel yang sederhana. Misalnya persilangan monohybrid yang

menghasilkan perbandingan fenotip 1 : 2 : 1 dan persilangan

dihibrid yang menghasilkan perbandingan 12 : 3 : 1, 9 : 7, atau 15

: 1. Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar alel dan

genetic.

Penyimpangan karena interaksi alel:

1. Dominasi tidak sempurna (incomplete dominance) :

alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif

sepenuhnya. Akibatnya individu heterozigot bersifat

setengah dominan dan setengah resesif. Contoh : tanaman

bunga Snapdragon.

Page 19: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 19

N

Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1

2. Kodominan : dua alel suatu gen yang menghasilkan

produk berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi

oleh alel yang lain. Contoh : Sapi Shorthorn, dan pada

Anjing Husky: BB (bermata biru) x bb (mata coklat), BB x bb

akan menghasilkan Bb (bermata biru dan coklat).

Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1

3. Alel ganda : adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen

yang terjadi sebagai akibat dari mutasi. Contoh : warna

rambut kelinci. Pertambahan jumlah anggota alel ganda

menyebabkan bertambahnya kemunkinan genotip bagi

masing-masing fenotip (polimorfisme)

Page 20: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 20

N

4. Alel letal : alel yang dapat menyebabkan kematian bagi

individu yang memilikinya pada saat masih menjadi

embrio awal atau beberapa saat setelah kelahiran.

Page 21: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 21

N

a. Alel letal resesif : alel yang dalam keadaan homozigot

resesif dapar menyebabkan kematian. Contoh : albino ( 1

dari 4 keturunan akan mati)

b. Alel letal dominan : alel yag dalam keadaan homozigot

dominan dapat menyebabkan kematian. Contoh : ayam jambul (1

dari 4 keturunan akan mati).

Selain interaksi antar alel, terdapat juga interaksi genetic

yaitu adalah suatu keadaan dimana dua atau lebih gen

mengekspresikan protein enzim yang mengkatalis langkah-

langkah dalam suatu jalur yang sama.

Interaksi genetic ini menyebabkan :

1. Atavisme : munculnya suatu sifat baru karena adanya

interaksi dari beberapa gen. contoh : jengger ayam

(persilangan antara rose dan pea menghasilkan walnut

Page 22: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 22

N

100%, lalu disilangkan lagi sesama walnut)

Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 3 : 1 (walnut : rose :

pea : single) muncul sebuah sifat baru

2. Polimeri : bentuk interaksi gen yang kumulatif atau salin

menambah sebagai akibat dari interaksi dua gen atau

lebih, atau bisa disebut sebagai gen ganda. Contoh :

percobaan H. Nillson-Ehle pada biji gandum (persilangan

antara gandum berbiji merah gelap dengan putih

menghasilkan merah sedang 100%, lalu disilangkan lagi

sesama merah sedang)

Page 23: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 23

N

Perbandingan hasilnya 15 : 1 (merah : putih)

3. Kriptomeri : sifat gen dominan yang tersembunyi jika

gen tersebut berdiri sendiri, namun setelah berinteraksi

dengan gen dominan lainnya akan muncul sifat yang

tersembunyi itu. Contoh : bunga Linaria maroccana

(persilangan anatar bunga merah dan putih yang

menghasilkan keturunan ungu 100%, kemudia disilangkan

sesama ungu)

Page 24: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 24

N

Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 4 (ungu : merah :

putih)

4. Epistasis dan Hipostasis : gen yang menutupi dan yang

ditutupi.

a. Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang

menutupi kerja gen lain. Contoh : labu putih disilangkan

dengan labu hijau akan menghasilkan labu putih 100%, bila

disilangkan lagi maka akan menghasilkan keturunan dengan

perbandingan 12 : 3 : 1 (putih : kuning : hijau)

Page 25: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 25

N

b. Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang

mempengaruhi gen lain. Contoh : warna rambut tikus hitam

dengan tikus putih akan menghasilkan tikus abu-abu agouti,

bila disilangkan lagi akan menghasilkan perbandingan 9 : 3 :

4 (abu-abu : hitam : putih)

Page 26: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 26

N

c. Epistasis dominan rangkap : peristiwa dua gen dominan

atau lebih yang bekerja untuk munculnya satu fenotip

tunggal. Contoh : persilangan biji segitiga dengan biji

membulat menghasilkan 100% biji segitiga yang bila

disilangkan lagi akan menghasilkan perbandingan 15 : 1

antara segitiga dan membulat

Page 27: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 27

N

d. Komplementer / epistasis resesif rangkap : interkasi

beberapa gen yang slaing melengkapi. Contoh : bunga

Lathyrus odoratus. (perbadingan akhirnya 9 : 7 (ungu : putih)

Page 28: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 28

N

TAUTAN DAN PINDAH SILANG

Selain karena adanya interaksi genetic dan alel, penyimpangan

dalam hukum mendel juga bisa berasal dari adanya tautan dan

pindah silang. Hal ini menyebabkan terjadinya rekombinasi di

antara gen-gen pada sepasang kromosom.

TAUTAN

1. Tautan autosomal : gen-gen yang terletak pada kromosom

yang sama tidak dapat bersegregasi secara bebas dan cenderung

diturunkan bersama. Penelitian ini dilakukan oleh Thomas Hunt

Morgan dengan menggunakan lalat buah yang dikembang

biakkan dan akhirnya menemukan satu variasi baru berupa lalat

bermata putih yang Ia sebut sebagai lalat mutan, karena berasal

dari alel tipe normal yang mengalami perubahan atau mutasi.

2. Tautan kelamin : percobaan pertama Morgan dilanjutkan

dengan mengawinkan lalat buah bermata putih jantan dengan

lalat buah betina bermata merah. Hasilnya seperti persilangan

pada umumnya yaitu 3 : 1, hanya saja perbedaan yang muncul

adalah keturunan bermata putih hanya ada paa jantan, dan

ternyata warna mata pada lalat adalah berdasarkan jenis

kelaminnya. Sehingga diambil kesimpulan bahwa gen yang

membawa mata putih hanya terdapat pada kromosom X. gen

tertaut kelamin adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin

dan sifat yang ditimbulkan gen pada kromosom ini diturunkan

Page 29: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 29

N

bersama dengan jenis kelamin. Gen tertaut ini terbagi 2 menjadi

sempurna yang terletak dibagian homolog dan tidak sempurna di

bagian yang tidak sempurna.

a. Gen tertaut kromosom X : gen yang terdapat pada kromosom

X, ini disebut gen tertaut kelamin yang tidak sempurna.

b. Gen tertaut kromosom Y : gen yang tertaut kelamin sempurna.

Gen-gen yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu

bersama-sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan

meiosis, gen ini dapat mengalami pindah silang. Pindah silang

adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengn gen-

gen kkromatid homolognya, yang diikuti oleh patah dan

melekatnya kromatid sewaktu profase dalam pembelahan

meiosis.

Page 30: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 30

N

PINDAH SILANG

• proses pertukaran Gen antara kromatid-kromatid yang bukan

pasangannya pada sepasang kromosom homolog.

• Tempat persilangan dua kromatid yang membentuk titik temu

disebut chiasma

• Proses terjadi ketika reproduksi sel secara miosis pada profase

I , tepatnya pada fase diploten

• Ahli yang mengembangkan oleh : Morgan

• Ia menerapkan pada pada tanaman ercis bunga ungu pollen

lonjong (PPLL) yang serbuk sari bunga itu disilangkan dengan

bunga merah pollen bulat (ppll)

• Hasilnya ternyata pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong

(PpLl) Namun ketika antara F 1 itu disilangkan terjadi hal aneh

Hasil temuan pada F2 ternyata dihasilkan rasio fenotif tidak

sesuai dengan hukum mendell; Ungu lonjong : Ungu Bulat :

merah lonjong : merah bulat

Page 31: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 31

N

Hasil Pindah silang akan terbentuk

• Kombinasi Parental (KP)

• Kombinasi Rekombinan (RK)

• Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut

• Pindah silang menyebabkan pergantian alel diantara kromosom

homolog, menghasilkan kombinasi yang tidak ditemukan pada

induknya. Pindah silang meningkatkan keaneka ragaman hayati

genetik selain yang dihasilkan oleh pengelompokkan gen secara

bebas.

Page 32: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 32

N

Soal-Soal Latihan

Essay

1. Pada persilangan kacang ercis, disilangkan kacang ercis berbiji

bulat kuning disilangkan dengan kacang ercis berbiji keriput

hijau. Apabila bulat kuning merupakan warna dominan

terhadap warna lainnya dan keturunan pada F1 disilangkan

anatar sesamanya maka :

a. Bagaimanakah perbandingan fenotip pada F2 ?

b. Berapakah kemungkinan prosentase dihasilkan anakan bulat

kuning pada F2 ?

2. Tanaman berbunga merah besar yang dikendalikan gen ”MB”

disilangkan dengan tanaman berbunga putih kecil yang

dikendalikan gen ”mb” menghasilkan keturunan pertama (F-1)

tanaman dengan genotip ”MmBb”. Kemudian tanaman F-1

dengan genotip ” MmBb” tersebut dikawinkan sesamanya dan

menghasilkan keturunan kedua (F-2) berjumlah 800 tanaman. .

a. Bila peristiwanya dominan penuh, fenotip apa saja yang

muncul pada keturunan kedua (F-2)? Berapa jumlah masing-

masing fenotip tersebut?

b. Bila peristiwanya semi dominan, fenotip apa saja yang

muncul pada keturunan kedua (F-2)? Berapa jumlah masing-

masing fenotip tersebut?

3. Buatlah diagram perkawinan monohibrid antara 2 tetua

homozigot dominan dan homozigot resesif hingga sampai

keturunan kedua! Berilah keterangan genotip dan fenotipnya!

(sifat dan simbol boleh ditentukan sendiri)

Page 33: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 33

N

Pilihan Ganda

1. Disilangkan ayam berpial walnut (PPRr) dengan ayam berpial

grigi (ppRr). Kemungkinan keturunan yang memiliki fenotif

sama dengan induk adalah…

a.25%

b.37,5%

c.50%

d.75%

e. 100 %

2. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning

(hhKk). Berapa kemungkinan dihasilkan gandum berfenotif

putih?

a.0%

b.12,5%

c.37,5%

d.25%

e. 50 %

3. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot

menyebabkan kematian. Pernyataan yang tepat berhubungan

dengan gen letal dominan…

a.Terpaut padakromosom kelamin

b.Menyebabkan kematian postnatal

c.Hanya diperoleh dari ayahnya

Page 34: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 34

N

d.Genotipe geterozigot berfenotip cacat

e. Genotipe homozigot berfenotip normal

4. Pindah silang yang terjadi antar kromatid dari kromosom

homolognya sering terjadi saat…

a. Profase

b. Metafase

c. Anafase

d. Telofase

e. Interfase

5. Jika ayam walnut ( RrPp) disilangkan dengan ayam

walnut ( RrPP) bertelur 12 butir maka akan dihasilkan

ayam Berjambul Pea/biji sebanyak ?

a. 2 ekor

b. 3 ekor

c. 4 ekor

d. 6 ekor

e. 8 ekor

6. Mendel menyilangkan tanaman berbunga merah batang

tinggi dan putih rendah hasil keturunannya dihasilkan

keturunan F1 merah muda dengan batang sedang

(intermedier), jika antar keturunan F1 itu di disilangkan

maka untuk menghasilkan turunan merah muda batang

Page 35: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 35

N

sedang sebanyak .....

a. 0 %

b. 25 %

c. 50 %

d. 75 %

e. 100 %

7. Gandum kulit hitam ( HhKk) disilangkan dengan gandum

kuning (hhKk). Bila dihasilkan 800 biji gandum, maka

yang berwarna putih berjumlah ...

a. 100

b. 200

c. 400

d. 500

e. 600

8. Dari individu dengan genotif PpQqRRtt

Dapat menghasilkan macam gamet …

a. 1

b. 2

c. 4

d. 8

e. 16

Page 36: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 36

N

9. Tanaman bunga merah (Aabb) disilangkan dengan bunga

putih (aaBb) menurunkan keturunan sebanyak 128

tanaman.

Berapa ratio dari keturunan itu yang berbunga ungu :

putih ?

a. 1 : 1

b. 1 : 2

c. 2 : 1

d. 2 : 3

e. 3 : 2

10. Diketahui faktor-faktor penentu sifat warna pada tikus. Tikus

Abu abu Epistasis terhadap tikus hitam .Apabila tikus abu-abu

heterozigot disilangkan dengan sesamanya,

maka perbandingan tikus Hitam : Tikus Abu-abu : Tikus albino

pada keturunannya adalah .....

a. 9 : 4 : 3

b. 3 : 12 : 1

c. 9 : 5 : 2

d. 9 : 3 : 4

e. 12 : 3 : 1

Page 37: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 37

N

TEKA-TEKI SILANG

Across

2. sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan

sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya

5. sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu

perkawinan sifat ini dapat dikalahkan ( ditutupi ) oleh sifat pasangannya

7. induk atau orang tua

9. sifat yang dapat diamati

10. yang memiliki dua sifat beda

Down

1. nama ilmiah kacang kapri atau ercis

3. alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya

4. gen yang ditutupi

6. Cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada

keturunannya

8. gen yang menutupi

Page 38: Buku Hukum Mendel

N

Pola-Pola Hukum Mendel 38

N

DAFTAR PUSTAKA

Suryo, Ir. Genetika Untuk Strata I. Yogyakarta : UGM Press.

2012.

Artikel Pdf :

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Paramita%20C

ahyaningrum%20Kuswandi,%20M.Sc/2.%20Genetika%20Mend

el.pdf

youtube : http://www.youtube.com/watch?v=hUTeOD7qliw

JURNAL : http://eprints.uny.ac.id/10250/1/Jurnalnew.pdf