Buku Hukum IBP Oke

download Buku Hukum IBP Oke

of 198

Transcript of Buku Hukum IBP Oke

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    1/198

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    2/198

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    3/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    i

    Terima KasihBAGIAN IPengantar ........................................................................ 1Pendahuluan: Mengapa Kelompok Masyarakat Sipil Perlu

    Menelusuri dan Memantau Pembelanjaan Anggaran..... 2Bab 1: Sekilas tentang Siklus Anggaran ............................................ 6Bab 2: Mengapa Pembelanjaan Pemerintah Menyimpang

    dari Anggaran .................................................................. 9

    BAGIAN II Proses Eksekusi Anggaran ............................................ 13

    Bab 3: Proses Eksekusi Anggaran ...................................................... 14Bab 4: Studi Kasus Inisiatif Masyarakat Sipil untuk Memantau

    Pelaksanaan Anggaran ..................................................... 221. MKSS Melakukan Audit Sosial di India ...................... 222. CSCQBE Melaksanakan Survei-survei

    Penelusuran Belanja Publik di Malawi ........................ 34Bab 5: Inisiatif Lain yang Berhasil Memonitor

    Pelaksanaan Anggaran ..................................................... 43

    BAGIAN III Proses Tender ............................................................. 49Bab 6: Proses Tender .......................................................................... 50BAb 7: Studi Kasus Inisiatif Masyarakat Sipil yang

    Berhasil Memantau Tender ............................................. 581. Spesialisasi Procurement Watch Inc. dalam Memantau

    Tender Publik di Filipina ............................................ 582. G-Watch Memantau Pengadaan Buku-buku

    Teks di Filipina ............................................................ 65

    Bab 8: Inisiatif Lain yang Berhasil MelakukanPemantauan Tender Publik .............................................. 71

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    4/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    ii

    BAGIAN IV Proses Pengukuran Dampak ........................................ 75Bab 9: Proses Pengukuran Dampak ................................................... 76Bab 10: Studi Kasus tentang Keberhasilan Program Masyarakat

    Sipil dalam Mengukur Dampak Anggaran Belanja ....... 831. PAC (Pusat Urusan Publik) Mengembangkan Citizen

    Report Card di India .................................................. 832. Hakikazi Catalyst Menggunakan PIMA Card

    di Tanzania .................................................................. 96Bab 11: Inisiatif Lain Pengukuran Dampak Anggaran

    yang Berhasil .................................................................... 108

    BAGIAN V Proses Pengawasan Audit dan Legislatif ....................... 113Bab 12: Proses Pengawasan Audit dan Legislatif ............................... 114Bab 13: Studi-studi Kasus terhadap Inisiatif Masyarakat Sipil yang

    Berhasil dalam Audit dan Proses Pengawasan Legislatif 1281. Fundar Memeriksa Dana-dana HIV/AIDS di Meksiko 1282. HakiElimu Mempublikasikan Arah-arah

    Gejala Laporan Audit di Tanzania .............................. 1353. CCAGG Mengaudit Pembelanjaan

    Jalan Raya Umum di Filipina ..................................... 141

    4. PSAM Meng-assesses Sistem-sistemPengawasan di Afrika Selatan ...................................... 147

    Bab 14: Inisiatif Lain yang BerhasilMemantau Audit dan Legislatif ....................................... 157

    BAGIAN VI Langkah Selanjutnya .................................................... 163Bab 15: Kesimpulan dan Saran untuk

    Memulai Kerja Anggaran ................................................ 164

    BAGIAN VII Sumber-sumber Tambahan......................................... 171A. Glosarium .................................................................... 172B. Bibliografi ................................................................... 179

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    5/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    iii

    SINGKATAN

    ACIJ: Asociacin Civil por la Igualdad y la Justicia [Argentina]ASIES: Asociacin de Investigacin y Estudios Sociales [Guatemala]BAI: Board of Audit and Inspection [South Korea]CAG: Comptroller and Auditor GeneralCBMES: Community Based Monitoring and Evaluation System [Uganda]CCAGG: Concerned Citizens of Abra for Good Government [Philippines]CCEJ: Concerned Citizens for Economic Justice [South Korea]CCER: Coordinadora Civil para la Emergencia y la Reconstruccin [Nicaragua]CMRC: Comisin Mixta Revisora de Cuentas [Argentina]COA: Commission on Audit [Philippines]CRC: Citizen Report CardCSCQBE: Civil Society Coalition for Quality Basic Education [Malawi]CSO: Civil Society OrganizationDEEM: Differential Expenditure Efficiency MeasurementGCNE: Gran Campaa Nacional por la Educacin [Guatemala]GDP: Gross Domestic ProductG-Watch: Government Watch [Philippines]

    IBP: International Budget ProjectIFAI: Instituto Federal de Acceso a la Informacin Pblica [Mexico]IMF: International Monetary FundIMT: Interim Management Team [South Africa]INTOSAI: International Organization for Supreme Audit InstitutionsMDG: Millennium Development GoalsMKSS: Mazdoor Kisan Shakti Sangathan [India]MKUKUTA: Mkakati wa Kukuza Uchumi na Kupunguza Umaskini Tanzania

    MPWH: Ministry of Public Works and Highways [Philippines]NREGA: National Rural Employment Guarantee Act [India]NSGRP: National Strategy for Growth and Reduction of Poverty [Tanzania]NTS: National Tax Service [South Korea]OBI: Open Budget IndexOECD: Organization for Economic Cooperation and DevelopmentPAC-India: Public Affairs Centre [India]PAC: Public Accounts CommitteePETS: Public Expenditure Tracking Surveys

    PSAM: Public Service Accountability Monitor [South Africa]PWC: Price Waterhouse Coopers

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    6/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    iv

    PWI: Procurement Watch Incorporated [Philippines]REPOA: Research on Poverty Alleviation [Tanzania]SAI: Supreme Audit Institution

    SFG: School Facilities Grant [Uganda]TI: Transparency InternationalTI-M: Transparency International-MexicoUDN: Uganda Debt Network

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    7/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    v

    Kisah seorang ibu

    Pada bulan September 1996, Susheela Devi, seorang perempuan desadi India, menghadiri konvensi hak atas informasi yang diadakan olehKampanye Nasional Hak-hak Rakyat atas Informasi dan merupakankerjasama dengan dua lembaga media penting di India. Pada

    konvensi tersebut juga hadir V.P. Singh, mantan perdana menteriIndia, dan tokoh-tokoh lain.

    Pihak penyelenggara mengundang Susheela untuk mewakiliorganisasi petani dan buruh. Beberapa bulan sebelumnya, kelompoktersebut mengadakan kampanye besar-besaran untuk menuntut hakwarga atas informasi publik termasuk informasi yang mengungkapapakah program-program lapangan kerja daerah dirugikan akibatkorupsi.

    Pada konvensi tersebut, seorang wartawan dari surat kabar nasionalmenanyakan pada Susheela, mengapa dia dan organisasinya begituyakin bahwa warga harus mendapat akses pada informasi tersebut.Susheela yang seorang ibu dari tiga anak dan tidak mengenyampendidikan tinggi menjawab, Kalau saya memberi anak saya uang 10

    Rupee dan menyuruh anak saya ke pasar untuk belanja dengan uang itu, ketikadia pulang, saya pasti minta laporan soal uang itu padanya. Sama saja dengan

    pemerintah. Kalau pemerintah belanja dengan uang saya, saya berhak mintalaporan atas belanja itu.1

    1 Wawancara dengan Aruna Roy anggota MKSS yang juga hadir pada konvensi tersebut (21 April, 2007).

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    8/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    vi

    Didorong oleh logika pertanggungjawaban sederhana itu, Susheeladan ribuan warga lain dari seluruh India turut serta dalamperjuangan panjang yang akhirnya memuncak pada pengesahan

    hukum yang menjamin hak warga atas informasi. Kelompokmasyarakat sipil kini menggunakan hak yang dijamin dalam hukumtersebut untuk mendapatkan laporan-laporan pemerintah. Ini adalahawal dari pelibatan warga dalam pemantauan dan audit catatan-catatan publik.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    9/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    vii

    Our Money, Our Responsibility: A Citizens Guide to Monitoring GovernmentExpenditures adalah publikasi ketiga dari seri yang dibuat oleh Inter-national Budget Project (IBP). Buku ini menyusul A Guide to BudgetWork for NGOs (terbit pada 2001) danA Guide to Tax Work for NGOs(terbit pada 2006). Panduan ini melengkapi kedua panduansebelumnya dengan berfokus pada proses implementasi anggaran,terutama pada upaya masyarakat sipil untuk memantau danmempengaruhi kualitas pembelanjaan pemerintah.

    Panduan ini disusun selama 18 bulan dan diedit oleh VivekRamkumar, seorang staff IBP yang memiliki spesialisasi pada inisiatifaudit partisipatif dan pemantauan pembelanjaan tingkat basis.Bahkan ketika Panduan ini selesai dibuat, Vivek masih menguji meto-dologi-metodologi yang dibahas dalam Panduan ini dan memberikanpendampingan teknis pada kelompok di Afrika Timur yang sedangmemantau implementasi anggaran. Pekerjaan Vivek tersebut danpekerjaan rekan-rekan kami di seluruh dunia- membuat kami yakin

    bahwa instrument dan teknik yang dibahas rinci dalam Panduan inidapat diterapkan di berbagai konteks negara di seluruh dunia.

    Vivek menerima bantuan tak ternilai dari analis anggaran senior IBP,Albert van Zyl, dalam membuat konsep Panduan dan menyusun babdemi bab yang menjelaskan proses-proses anggaran. Albert jugameninjau draft awal Panduan dan membuat beberapa perbaikan.Beberapa staff IBP juga membantu menulis studi kasus, termasukHelena Hofbauer manajer program Kemitraan dan Inovasi (Partner-ship and Innovation program);

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    10/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    viii

    Tom Zanol, Koordinator program untuk Partnership and Innovation;Jennifer Sleboda, program officer; dan Ifeoma Okwuje dari Centeron Budget and Policy Priorities.

    Panduan ini membahas advokasi anggaran yang dilakukan oleh 18organisasi di seluruh dunia. Pemantuan anggaran oleh masyarakatsipil, terutama penelusuran pembelanjaan publik, adalah bidangkegiatan baru dan dokumentasi seputar hal itu masih sangat sedikit.Untuk itulah, Panduan ini tidak akan dapat diselesaikan tanpabantuan besar yang kami terima dari para organisasi mitra kami:

    Kami sangat berterimakasih pada banyak pihak dari organisasi-organisasi ini yang telah membantu kami menuliskan studi-studikasus. Secara khusus kami ingin menghaturkan terima kasih padaAlicia Athie dari Fundar di Mexico; Ana Quiros dari Centro deInformacin y Servicios de Asesora en Salud (CISAS); Ezequiel Nino,co-director dari La Asociacin Civil por la Igualdad y la Justicia(ACIJ) di Argentina; Kang-won Lee, direktur departemen legislatifCitizens Coalition for Economic Justice (CCEJ) di Korea Selatan;Laura Malajovich, yang bekerja dengan Centro de Implementacin de

    Polticas Pblicas para la Equidad y el Crecimiento (CIPPEC) di Ar-gentina; Ruth Carlitz, narasumber di HakiElimu di Tanzania; danThokozile Madonko serta Debbie Dalton, peneliti untuk ProyekPemantauan Kinerja dari Public Service Accountability Monitor(PSAM) di Afrika Selatan.

    Selain itu, banyak pihak yang telah kami wawancarai untukmendapatkan informasi lebih bagi Panduan ini, di antaranya adalah

    Aruna Roy, pendiri Mazdoor Kisan Shakti Sangathan (MKSS) di India;Clara Chindime, koordinator dari Civil Society Coalition for QualityBasic Education (CSCQBE) di Malawi; Dondon Parafina, koordinatorG-Watch di Filipina; Emmanuel Kallonga, direktur Hakikazi Catalystdi Tanzania; Gopakumar Thampi, direktur Public Affairs Center(PAC) di India; Josefina Esguerra, direktur Procurement Watch Inc.(PWI) di Filipina dan Immanuel Magalit, juga dari PWI; JuanitaOlaya, manajer Program Transparansi Pendapatan di TransparencyInternational (TI) di Jerman dan Marcela Rozo, koordinator program

    senior untuk publik yang dikontrak di TI; Kairat Imanaliev, ketuaNamys di Kazakhstan; dan Pura Sumangil dari Concerned Citizens ofAbra for Good Government (CCAGG).

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    11/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    ix

    Panduan ini telah melalui beberapa proses peninjauan. Untuk itu,kami ucapkan terima kasih khususnya pada Debbie Budlender,peneliti spesialis di Community Agency for Social Enquiry (CASE) di

    Afrika Selatan, yang tidak saja membantu kami meninjau Panduan ini,namun juga memberi penyuntingan rinci. Jim Shultz, direktur De-mocracy Center di Bolivia, membantu menulis Bagian I dan VII.Shaamela Cassiem, manajer pelatihan IBP, meninjau dua draftPanduan ini dan memberi komentar yang mencerahkan. IBP jugaberterimakasih pada Charles Griffin, rekan senior, pembangunan danekonomi global di Brookings Institution di Amerika Serikat; MartinTisne, manajer Integritas di proyek rekonstruksi di Tiri di Inggris; dan

    Ann Blyberg, direktur eksekutif International Human Rights Intern-ship Program di Amerika Serikat atas ulasannya yang sangat bernilai.

    John Springer, penulis senior di Center on Budget and Policy Priori-ties, memainkan peran penting dalam penyuntingan Panduan ini.Rocio Campos, program associate di IBP, membantu desain danpencetakan.

    Akhirnya, Panduan ini tidak akan terwujud tanpa dukungan

    intelektual dan finansial dari Ford Foundation, the Open SocietyInstitute, dan William and Flora Hewlett Foundation. Ketigaorganisasi ini memberi dukungan besar bagi upaya-upaya IBP untukmendorong transparansi dan akuntabilitas anggaran.

    IBP terinspirasi oleh banyak inisiatif yang kini dilakukan di berbagaibelahan dunia untuk memantau pembelanjaan pemerintah. Inisiatif-inisiatif tersebut menunjukkan betapa besar potensi masyarakat sipil

    untuk mempengaruhi proses anggaran dan memiliki dampak nyatapada kehidupan warga biasa terutama warga miskin. IBP memilikipeluang unik untuk mendukung pertumbuhan inisiatif-inisiatiftersebut, dan kami menganggap Panduan ini hanyalah kontribusipertama kami bagi upaya tak kenal henti untuk menyebarluaskankerja pemantauan anggaran ke seluruh belahan dunia.

    Warren KrafchikDirektur International Budget ProjectFebruari 2008

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    12/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    x

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    13/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    1

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    14/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    2

    Mengapa Kelompok

    Masyarakat Sipil PerluMenelusuri dan Memantau

    Pembelanjaan Anggaran

    Terkadang para pejabat public bingung

    membedakan antara uang rakyat dan uang mereka.

    - Aktivis anggaran di Uganda

    Anggaran public adalah salah satu masalah penting yang ditanganipemerintah. Anggaran public menyangkut banyak isu daripendidikan hingga pelayanan kesehatan, hingga ke pajak- yangmenyangkut kehidupan rakyat secara signifikan. Pada dasawarsa

    terakhir dunia menyaksikan ledakan minat warga dan kelompokmasyarakat sipil terhadap isu anggaran, baik melalui analisisanggaran, pendidikan public dan advokasi.

    Umumnya pekerjaan tersebut berfokus pada penyusunan danpenetapan anggaran. Dua publikasi International Budget Project(IBP) sebelumnya, yaitu A Guide to Budget Work for NGOs dan AGuide to Tax Work for NGOs, menunjukkan banyak contoh inisiatif

    advokasi anggaran yang ditujukan untuk mempengaruhi anggaranpada tahap penyusunan dan penetapannya di badan legislative.2

    Menengok ke luar Pembuatan Anggaran:

    Eksekusi Anggaran

    Namun mempengaruhi perkembangan anggaran tidak dengan

    sendirinya cukup untuk mencapai tujuan advokasi organisasi. Yang

    2 IBPs publications are available at http://www.internationalbudget.org/resources/guide/index.htm and http://www.internationalbudget.org/GuideTaxWork.pdf

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    15/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    3

    lebih penting dari yang dinyatakan oleh anggaran adalah apa yangakan dilakukan anggaran setelah disampaikan sasaran. Apakah danayang dialokasikan ke sekolah, klinik, atau pemeliharaan jalan benar-

    benar digunakan untuk mendanai semua itu, atau membelok keprogram lain atau ke kantung pejabat? Tujuan dari panduan iniadalah untuk membantu warga dan kelompok masyarakat sipil untukmenjawab pertanyaan tersebut. Dengan menelusuri implementasianggaran, kelompok masyrakat sipil dapat meminta pertanggung-jawaban pejabat public dengan menilai apakah sumberdaya publicdibelanjakan sesuai dengan yang seharusnya. Kemudian, denganterlibat dalam proses anggaran terus-menerus, masyarakat sipil dapat

    membangun sekutu dalam pemerintahan, termasuk dengan parapengelola program di badan-badan pemerintah, dan bahkan darikalangan ombudsman (ombudsperson), yang memiliki pengaruhdalam pembuatan keputusan yang terkait pembelanjaan keuangan.

    Selain itu, bahkan jika pemerintah jujur menjalankan anggaranseperti yang tersusun dalam hukum anggaran, masalah-masalahpenting tetap muncul dalam jenis pembelanjaan tertentu. Misalnya,di beberapa Negara misalnya India dan Kenya- beberapa pembelan-

    jaan ditentukan setelah anggaran dibuat karena anggaran tersebutmemberi uang langsung ke anggota legislative yang kemudianmengalokasikannya ke tempat yang mereka anggap tepat. Denganmengamati anggaran di sepanjang implementasinya, masyarakatsipil dapat menunjuk titik-titik di mana keputusan dari atas tersebutterjadi dan melakukan advokasi yang tepat untuknya.

    Terakhir, dampak anggaran biasanya baru dapat dinilai setelah

    dilakukan pembelanjaan. Dengan memeriksa dampak selama dansetelah fase eksekusi, masyarakat sipil dapat meminta pertanggung-jawaban pemerintah atas hasil kongkrit anggaran. Hal ini pentingterutama karena anggaran pemetrintah jarang menyampaikanbanyak informasi tentang apa yang ingin dicapai. Anggaranpendidikan, misalnya, tidak merinci berapa banyak guru yangdirekrut, anggaran kesehatan tidak merinci berapa banyak rumahsakit baru yang akan dibangun. Dalam hal ini, masyarakat sipil dapatmencari informasi sendiri dan baru meminta pertanggungjawaban

    pemerintah. Singkatnya, jika keterlibatan masyarakat sipil berhentipada penyusunan dan penetapan anggaran, banyak kesempatanuntuk kemajuan agenda yang terlewat.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    16/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    4

    Panduan bagi panduan ini

    Our Money, Our Responsibility menyediakan ide-ide dan alat dasar yangdiperlukan masyrakat sipil untuk memulai pemantauanpembelanjaan anggaran.

    Bagian Satu membahas proses anggaran secara keseluruhan danmengapa ada perbedaan antara pendanaan yang sesuai anggarandengan pembelanjaannya sesungguhnya.

    Bagian DuaLima menyoroti dari dekat empat tahap penelusuran

    dan pemantauan pembelanjaan yang dapat dilakukan olehkelompok masyarakat sipil (mengacu pada Bagan 1): ekseskusianggaran, pengadaan, pengukuran dampak, dan audit dan prosespengawasan legislative. (Pada Panduan ini, kita akanmenggunakan istilah implementasi anggaran untukmenggambarkan keempat tahap proses anggaran tersebut.)

    Perlu diingat bahwa proses pengadaan biasanya dianggap bagian dariproses eksekusi. Namun untuk penyampaiannya, kami menganggapkedua proses terkait tersebut, yaitu eksekusi dan pengadaan, disajikanterpisah. Kemudian, proses pengukuran dampak dalam beberapa haldapat tumpang tindih dengan proses audit dan pengawasan. DalamPanduan ini kami juga akan memisahkannya menjadi dua bagian.

    Masing-masing bagian Panduan ini terdiri dari tiga bab. Bagianpertama menyajikan gambaran tahapan proses anggaran. Bab keduamenyajikan studi kasus yang merinci metodologi yang digunakan oleh

    kelompok masyarakat sipil untuk menguji, menganalisa, danmemantau anggaran pemerintah. Bab ketiga menyajikan secarasingkat studi kasus dari kerja anggaran kelompok masyarakat sipilyang berhasil.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    17/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    5

    Bagan 1: Empat Bagian Proses Implementasi Anggaran

    Bagian Enam menawarkan ide-ide bagi kelompok anggaranuntuk mulai melakukan pemantauan pembelanjaan.

    Bagian Tujuh menyajikan sumber tambahan bagi kelompok yangtelah siap melakukan pekerjaan ini.

    Kami berharap informasi yang terkandung di sini dapat memberiinspirasi dan bekal bagi kelompok masyarakat sipil dan warga dibanyak Negara untuk memulai tugas penting bagi demokrasi ini.

    ProsesEksekusi Anggaran:

    Uang dikeluarkan oleh

    bendahara Negara ke instansi

    dan pembelanjaan dilakukan

    sepanjang tahun pembukuan

    Proses Audit danPengawasan

    Legislatif:Laporan anggaran diauditdan laporan audit

    diperiksa oleh legislatif

    Proses Pengadaan:Kontrak untuk pengadaan

    barang dan jasadiberikan pada

    pemenang tender

    ProsesPengukuran Dampak:

    Pada akhir tahun,

    pembelanjaan dan hasil

    program pemerintah

    dibandingkan terhadap

    perencanaan

    Proses

    ImplementasiAnggaran

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    18/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    6

    Anggaran adalah rencana pembelanjaan pemerintah dan pendapatan

    yang diharapkan, serta mencerminkan prioritas kebijakan untuk tahunberikutnya.1 Namun anggaran bukan sekedar dokumen biasa.Anggaran adalah siklus dari serangkaian proses sepanjang tahun yangsetiap tahapnya menawarkan masyarakat sipil berbagai titik aksesuntuk mempengaruhi sumberdaya, alokasi dan hasil anggaran. Dalambagian ini kita akan membahas tahap dan kejadian utama dalam siklusanggaran.

    Bagan 2: Siklus Anggaran

    DokumenAnggaranPenting:

    Laporan Audit;

    Laporan Komite

    Audit Legislatif

    PenyusunanAnggaran:

    Eksekutif menyusun

    draft anggaran.

    PengesahanAnggaran:Legislatif meninjau dan

    mengubah anggaran -dan

    mensahkan secara hukum.

    Eksekutif mengumpulkan

    pendapatan dan membelanjakan

    uang sesuai alokasi yang

    ditetapkan pada anggaran.

    Eksekusi Anggaran:

    Pengawasan Anggaran:Laporan-laporan anggaran diaudit dan

    temuan auditnya diperiksa oleh

    legislatif, yang kemudian meminta

    eksekutif melakukan tindakan korektif.

    DokumenAnggaranPenting:

    Proposal anggaran

    Eksekutif; Laporan

    angga ran

    pendukung

    DokumenAnggaranPenting:

    Hukum anggaran;Laporan- laporan

    komite anggaran

    leg is lat i f

    DokumenAnggaran Penting:

    Laporan tahunan

    (in -yea r); Laporantengah - tahun ;

    Laporan akhir tahun;

    Anggaran tambahan

    1 Penjelasan ini diambil dari buku Shapiro, A Guide to Budget Work for NGOs.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    19/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    7

    Siklus anggaran biasanya terdiri dari empat tahap (mengacu padaBagan 2):2

    Penyusunan, ketika cabang eksekutif menyusun rencana anggaran; Penetapan, ketika anggota legislatif membahas/berdebat,

    mengubah dan menyetujui rencana anggaran; Eksekudi, ketika pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan

    dalam anggaran, dan Audit dan penilaian legislatif, ketika lembaga audit nasional dan

    legislator menjelaskan dan menilai pembelanjaan yang telahdilakukan menurut anggaran tersebut.

    Penyusunan

    Cabang eksekutif pemerintah bertanggung jawab untuk menyusunanggaran. Biasanya bagian anggaran di dalam departemen keuanganyang mengkoordinir proses ini, yaitu dengan meminta informasi daridepartemen-departemen dan mengusulkan penawaran yangdiperlukan untuk menyiasati prioritas pemerintah ke dalam totalpendapatan dan belanja anggaran. Penyusunan dapat berlangsungdari beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung padatingkat keterlibatan setiap departemen dan banyaknya negosiasi yangterjadi.

    Penetapan

    Pada tahap kedua siklus anggaran, anggaran eksekutif diajukan kelegislatif untuk dimintai pertimbangan (yang mungkin melibatkandengar pendapat di berbagai komite) dan akhirnya disetujui.Kerangka kerja hukum negara akan menentukan jenis perubahanyang dapat dilakukan legislatif. Biasanya publik dan masyarakat sipilmemusatkan perhatiannya pada tahap ini karena memangmenjanjikan akses terbesar bagi input dari warga.

    2 Selain keempat langkah dasar di siklus anggaran, langkah lain yang disebut external ex post evaluasi dampakanggaran disertakan juga dalam jangka yang lebih panjang (setiap beberapa tahun) sebagai tinjauan strategisatas program. Keputusan dan pengamatan yang dilakukan pada langkah ini tercermin dalam siklus anggaranselama pilihan kebijakan diambil.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    20/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    8

    Eksekusi

    Eksekusi anggaran dimulai ketika pemerintah memulaipembelanjaan yang disahkan oleh hukum. Dalam praktiknya,anggaran tidak selalu dijalankan sama persis dengan bentuknya ketikadisetujui; tingkat pendanaan dapat berubah, dan dana tidak selaludibelanjakan untuk tujuan yang sama dengan ketika anggarandisetujui. Seperti yang akan dijelaskan lebih rinci nanti,penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat disebabkan olehberbagai faktor, mulai dari kondisi lapangan hingga korupsi. Ketikakesenjangan antara pembelanjaan yang sah dengan yang ada di

    lapangan terlalu besar, masyarakat sipil harus meminta penjelasan.

    Audit dan Evaluasi Kinerja

    Tahap terakhir dalam siklus anggaran adalah sejumlah kegiatan yangditujukan untuk mengukur apakah sumberdaya publik telahdigunakan secara efektif dan efisien. Idealnya, pihak eksekutif

    melaporkan kegiatan fiskalnya ke legislatif dan publik. Pembelanjaanjuga harus ditinjau secara teratur oleh lembaga independent danprofessional, misalnya lembaga audit atau auditor negara. Hasilpenemuan lembaga audit tersebut harus diserahkan ke badan legisla-tive yang bertanggungjawab untuk meminta pertanggung-jawabaneksekutif atas eksekusi anggarannya.

    Evaluasi dan audit memungkinkan badan legislatif menentukan

    bukan saja apakah pemerintah telah mematuhi aturan anggaran,namun juga apakah sumberdaya publik telah digunakan dengan carasebaik-baiknya. Oleh karena itu, reformasi penganggaran modernmenekankan penyediaan informasi bagi entitas publik mengenaikinerja anggaran untuk memperbaiki kinerja mereka.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    21/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    9

    Ada banyak alasan, baik alasan yang sah maupun tidak, mengapapembelanjaan yang dilakukan pemerintah dapat menyimpang darianggaran yang telah disahkan legislatif. Alasan-alasan tersebut diantaranya:

    Sistem Manajemen Keuangan yang Buruk

    Di negara-negara berkembang, seringkali terjadi sistem manajemenkeuangan yang buruk sehingga melemahkan kualitas pembelanjaananggaran dan kemampuan pemerintah untuk mengelola aliran dana.Di banyak negara, bendahara atau menteri keuangan tidakmelakukan rencana aliran dana yang efektif sepanjang tahunpembukuan. Akibatnya, badan pemerintah yang melakukanpembelanjaan akan kekurangan dana selama tiga kuartal pertamatahun pembukuan tersebut. Namun sebaliknya pada kuartal terakhir

    mereka akan dijejali porsi anggaran yang signifikan. Dalam keadaantersebut, badan pemerintah merasakan harus membelanjakan uangsebelum tahun fiskal berakhir. Hal ini seringkali berujung padapemborosan. Dengan memantau anggaran sepanjang tahun,organisasi masyarakat sipil dapat mendorong pemerintah untukmerencanakan aliran dana sehingga pembelanjaan yang terjadi dapatmendukung tujuan kebijakan pemerintah di sepanjang tahun tersebut.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    22/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    10

    Korupsi

    Korupsi merusak manajemen keuangan banyak negara, terutamanegara-negara berkembang yang sistem manajemen keuangannyalemah. Pejabat publik dapat memakai berbagai cara untukmencongkel uang rakyat, misalnya dengan pembukuan kreatif danpengadaan barang fiktif. Korupsi yang terjadi pada tahap eksekusianggaran seringkali dapat dideteksi hanya dengan memantau proyekselama dan setelah fase eksekusi.

    Pembelokan dana

    Pemerintah terkadang membelokkan dana ke program lain. Misalnyauang yang seharusnya digunakan untuk menyediakan perawatan HIV/AIDS dibelokkan ke administrasi rumah sakit atau pelayanankesehatan lain. Pembelokan dana tersebut tidak selalu merupakanpraktik korupsi. Pemerintah terkadang juga menggunakan saluran-saluran resmi yang merupakan bagian dari proses anggaran untuk

    mengarahkan pembelanjaan sepanjang tahun fiskal tersebut.Misalnya, klausul transfer dana (lihat glossarium di Bagian Tujuh) dananggaran tambahan (lihat Bab Tiga) secara rutin digunakan untukmengalihkan dana dalam pemerintahan atau menggunakan uangtambahan dalam suatu program atau lembaga. Namun masyarakatsipil harus terus menerus memantau pembelanjaan untukmemastikan bahwa dana dikeluarkan untuk menjalankan tujuan yangseharusnya.

    Pemakaian cadangan ketika ada kejadian tak

    terduga

    Biasanya pemerintah memiliki dana cadangan yang dapat ditarikketika terjadi peristiwa tak terduga, misalnya bencana alam. Olehkarena itu anggaran terkadang digantikan oleh pengganti anggaran

    yang dipakai untuk menanggapi kebutuhan khusus. Pembelanjaan

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    23/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    11

    dari dana cadangan tersebut hanya dapat dianalisa oleh organisasimasyarakat sipil ketika sudah terjadi.

    Pendanaan kurang

    Terkadang anggaran gagal mendanai program dengan cukup. Jikaprogram adalah program hibah atau entitlement (misalnya, programyang memungkinkan penerima manfaatnya mengajukanpermohonan manfaat tersebut setiap saat sepanjang tahun),pemerintah akan berkewajiban menambah pendanaan sepanjang

    tahun tersebut jika terjadi perubahan pada keadaan yang mengaturdistribusi pemberian manfaat tersebut. Kelompok masyarakat sipilyang waspada dapat menekan pemerintah untuk memenuhikewajibannya dalam pemberian manfaat jika alokasi anggaranterancam kurang.

    Dana bantuan di luar anggaran

    Negara-negara miskin sering mendapat dana signifikan dari donorbilateral maupun multilateral untuk proyek-proyek pembangunanyang tidak tercakup dalam anggaran pemerintah. Dalam situasitersebut, anggaran tidak termasuk dalam spektrum pembelanjaanpublik. Untuk menganalisa program secara komprehensif, kita perlumemantau eksekusinya agar memahami sepenuhnya sumber danadan tujuan pengeluaran dana tersebut.

    Pengawasan yang lemah

    Keterbatasan kapasitas seringkali menghambat lembaga audit publikdan legislatif dalam menjalankan pengawasan efektif terhadapanggaran nasional. Dalam hal tersebut, masyarakat sipil dapatmeningkatkan kapasitas pengawasan pemerintah. Hal ini akan

    dibahas lebih lanjut di Bagian Lima.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    24/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    12

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    25/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    13

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    26/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    14

    Bab ini menyajikan gambaran prosedur dasar yang diikuti setiap

    pemerintah dalam mengeksekusi anggaran dan dokumen-dokumenyang diperlukan pemerintah untuk mencatat eksekusi anggaran.

    1. Proses Eksekusi Anggaran

    Proses eksekusi anggaran umumnya mengikuti lima langkah (lihatBab 3):

    uang dikeluarkan ke departemen/instansi sesuai dengan jumlah

    yang disetujui dalam anggaran; para instansi tersebut mulai pembelanjaan langsung atau dengan

    mengadakan barang dan jasa; pembayaran dilakukan atas pembelanjaan tersebut; laporan tahunan (in-year) dibuat untuk tahun tersebut, puncaknya

    pada akhir tahun dengan penutupan buku dan penyusunanlaporan akhir tahun.

    Bagan 3: Proses Eksekusi Anggaran

    Proses

    eksekusi

    anggaran

    Dana yang dikeluarkan

    oleh Bendahara Negara

    ke instansi

    Instansi melakukan

    pembelan jaaan

    (menggaji, membeli

    barang, dsb.)

    Pembayaran dilakukan

    atas barang dan jasa

    yang dibeli

    Transaksi dicatat

    dalam sistem

    pembukuan

    Transaksi dicatat dalam sistem pembukuan

    Laporan keuangan

    tahunan dan akhir

    tahun disusun oleh

    in s t an s i

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    27/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    15

    Pengeluaran Dana ke departemen dan instansi pemerintah

    Fase implementasi proses anggaran dimulai ketika bendahara negaramengeluarkan dana ke departemen dan instansi terkait. Pengeluarantersebut biasanya terjadi setelah legislatif mengesahkan anggaran.Transfer uang dapat dilakukan per kuartal atau per bulan dari danapendapatan pusat. Transfer ini dilakukan melalui surat perintahresmi (dengan form yang disahkan pemerintah) yang mensahkanpengeluaran uang tersebut. Surat tersebut mencantumkan pedomankerja anggaran yang pembelanjaannya akan dilakukan oleh instansitersebut.

    Di beberapa negara misalnya Portugal, Italia dan bekas koloninya-institusi audit tertingginya (SAI) bertanggungjawab untuk menyetujuibeberapa jenis pembelanjaan publik. Menurut sistem ini, SAImelakukan pengecekan terinci sebelum transfer dana dilakukan.Sebaliknya, pada sistem Westminster, pengawas (lembaga yangmemadukan audit dengan tanggung jawab manajemen dana)menyetujui transfer dari departemen keuangan ke departemen lain.Sistem-sistem tersebut akan dibahas pada Bagian Lima.

    Awal Pembelanjaan

    Setelah dana dikeluarkan ke departemen-departemen, pejabat yangberwenang mengajukan proposal pembelanjaan. Kepala bagianakunting dari departemen keuangan (atau pejabat yang ditunjuk,biasanya pejabat kepala keuangan) meninjau proposal-proposaltersebut untuk memastikan bahwa isinya termasuk dalam cakupananggaran dan telah memenuhi prosedur. Setelah proposal disetujui,

    departemen-departemen tersebut menandatangani kontrak ataumelakukan pemesanan barang atau jasa yang diperlukan untukmelakukan pembelanjaan tersebut. (Proses ini akan dibahas lebihrinci pada Bagian Tiga.) Pemerintah juga menggunakan sistemmanajemen penggajian untuk membayarkan gaji dan sistemmanajemen utang untuk memenuhi kewajiban membayar utangnya.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    28/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    16

    Pembayaran

    Pembayaran sebenarnya untuk pembelanjaan tersebut biasanyadilakukan oleh bagian keuangan dari departemen atau instansimelalui cek atau transfer bank. (Di beberapa negara, bendahara pusatyang melakukan semua pembayaran.)

    Di banyak negara berbahasa Perancis, orang yang melakukanpembayaran (le comptable) secara hukum dilindungi dari pengaruhorang yang membuat keputusan pembelanjaan (lordonnateur). Dibanyak negara berkembang, pemerintah terkadang melakukantransaksi pembayaran. Transaksi-transaksi tersebut mendorong

    terjadinya korupsi dan harus digantikan dengan transaksi perbankanformal.

    Pencatatan Transaksi

    Hampir semua negara berkembang menggunakan sistem akuntansitunai. Pada sistem ini, pembelanjaan dicatat setelah pembayarandilakukan, tepatnya segera setelah order pembayaran keluar.

    Meskipun masuk akal, sistem ini menyulitkan kita dalam membuatgambaran menyeluruh situasi keuangan pemerintah pada saat itu.Misalnya, jika pemerintah masuk ke suatu kontrak untuk mengadakansuatu barang atau jasa yang mahal, laporan keuangannya dalamsistem akuntansi tunai tidak akan mengacu pada pembelian tersebuthingga pembayaran benar-benar dilakukan, dan itu mungkin sajabaru terjadi beberapa bulan kemudian.

    Sebaliknya pada sistem pertambahan (accrual), transaksi keuangan

    dicatat ketika kegiatan yang menimbulkan transaksi tersebut terjadi.Jadi, jika pembelanjaan terjadi ketika barang dan jasa dibeli (bahkanmeskipun pembayaran belum dilakukan) dan pemasukan dihitungketika pajak telah jatuh tempo atau barang dan jasa telah terjual(meskipun pembayaran belum diterima). Sayangnya, sistem ini lebihrumit dan hanya sedikit negara berkembang yang memilikisumberdaya dan kapasitas cukup untuk menjalankannya.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    29/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    17

    Pembuatan Laporan Pembukuan dan Anggaran

    Periode 12 bulan berlakunya suatu anggaran disebut sebagai tahunpembukuan. Tahun pembukuan tidak selalu sama dengan tahunkalender. Selama tahun pembukuan tersebut, pejabat keuangan ataustaff yang ditunjuk mencatat semua pemasukan yang besar dantransaksi yang terjadi sepanjang tahun tersebut, dan transaksi yangtercatat tersebut menjadi dasar bagi laporan anggaran dan akuntingtahun tersebut. Pada akhir tahun, setelah semua transaksi tercatat,pejabat keuangan membuat laporan akhir dari semua operasikeuangan entitas pada tahun tersebut. Laporan akhir tersebuttermasuk dalam laporan tahunan, yang diserahkan ke SAI untuk

    diaudit.

    2. Dokumen-dokumen Pemerintah yang

    Dapat Membantu Memantau Eksekusi

    Anggaran

    Empat macam laporan pemerintah dapat membantu memantaueksekusi anggaran: Anggaran yang disahkan, laporan tahunan (in-yearreport), anggaran tambahan, dan laporan akhir tahun.

    Anggaran yang disahkan

    Setelah membahas dan memperdebatkan anggaran ayng diajukaneksekutif, legislatif mengambil suara untuk mensahkannya secarahukum. (Ini kemudian disebut anggaran yang disahkan) Di

    beberapa negara, anggaran yang disahkan harus menyebutkanalokasi ke instansi yang melakukan pembelanjaan dan bahkan pro-gram-program instansi tersebut. Namun ada juga yang hanyamenyebutkan jumlah pembelanjaan secara umum. Anggaran yangdisahkan adalah satu-satunya dokumen yang memiliki status hukum/legal. Tingkat detailnya menggambarkan cakupan di manapemerintah dapat mengubah anggaran tanpa meminta pengesahandari legislatif. Oleh karena itu, anggaran yang disahkan sangat

    penting bagi keperluan pemantauan. Anggaran yang disahkan jelas

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    30/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    18

    menyatakan apa yang akan dibelanjakan pemerintah selama tahunpembukuan yang akan datang.

    Laporan Tahunan (in-year report)Dalam fase eksekusi anggaran, pemerintah biasanya memantautingkat pembelanjaan, pendapatan dan utang.5 Banyak pemerintahanyang membuat laporan bulanan, kuartalan, dan tengah tahunan yangmembandingkan hasil anggaran sebenarnya dengan anggaran yangdisetujui untuk menunjukkan apakah pembelanjaan, pendapatan danutang pada fase eksekusi anggaran sesuai dengan anggaran yangdisahkan.

    Namun laporan tahunan ini secara umum tidak menunjukkan apakahpemerintah benar-benar menyelenggarakan layanan yang didukungoleh anggaran. Hanya sedikit negara yang memantaupenyelenggaraan dan kinerja layanan publik. Seperti pada contohkerja anggaran masyarakat sipil (lihat pada Bagian Empat), caraterbaik bagi masyarakat sipil untuk menyelesaikan tugas-tugas iniadalah dengan pengamatan langsung terhadap penyelenggaran

    proyek dan layanan, bukan sekedar mengandalkan dokumenpenelusuran anggaran yang disusun pemerintah.

    Laporan-laporan tahunan dikeluarkan pemerintah sebagai satukesatuan atau oleh instansi-instansinya. Di beberapa negara, instansipengurus pendapatan negara mengeluarkan laporannya. Di negaralain, laporan (bukan sekedar status bank negara) dikeluarkan olehbank sentral, bukan oleh ekselutif. Selama laporan menunjukkan apayang telah benar-benar dibelanjakan bukan sekedar jumlah uang

    bulanan yang ditransfer ke unit pemerintahan, laporan dapat disebutlaporan tahunan.

    The Organization for Economic Cooperation and Developments Best Practicesfor Budget Transparency menyarankan laporan bulanan dapatdikeluarkan dalam empat minggu dari akhir periode pelaporan(OECD, 2001). Laporan harus menunjukkan pendapatan yang

    5 Bagian ini diambil dari pendapat Friedman dan Gomez, 2005.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    31/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    19

    diterima dan membandingkan jumlah perkiraan pendapatan bulanandan pembelanjaan selama periode pelaporan. Laporan juga harusmencantumkan analisa singkat (dan penjelasan atas) selisih antara

    pendapatan dan pembelanjaan yang diperkirakan dengan yangterjadi sebenarnya.Beberapa negara melaporkan secara rinci pembelanjaan setiapprogram dan pemasukan setiap pajak; negara-negara lainmelaporkan hanya jumlah totalnya. Di beberapa negara, laporandikeluarkan terpisah oleh setiap unit pemerintahan; namun ada jugayang merangkum semua informasi dalam satu laporan, dan biasanyadilakukan oleh bendahara negara.

    Anggaran Tambahan

    Anggaran tambahan memungkinkan pemerintah merevisi proposalanggarannya untuk merespons kebutuhan yang belum terantisipasiselama tahun tersebut, misalnya bencana alam atau kekurangan danakarena beberapa program yang perencanaan anggarannya buruk.Meskipun anggaran tambahan bukan hal yang biasa di beberapanegara, namun kebiasaan penggunaan anggaran tambahan yang

    besar dapat dijadikan petunjuk praktik penganggaran yang buruk.Permintaan tambahan yang bersifat rutin merusak perencanaandalam departemen dan instansi. Hal itu juga mengganggu debatterbuka mengenai alokasi sumberdaya, karena perdebatan tersebutharus terjadi ketika legislatif mengulas proposal anggaran darieksekutif untuk tahun pembukuan mendatang.

    Praktik anggaran yang baik juga meminta anggaran tambahan harusdisetujui legislatif. Hal ini perlu untuk memudahkan pengawasan atas

    anggaran tambahan. Itu penting untuk memastikan bahwa adapemeriksaan atas penggunaan uang rakyat oleh eksekutif.

    Tabel 1 berdasarkan survey IBP pada 59 negara. Tabel inimenunjukkan bahwa pada 35 negara, pihak eksekutif tidakmengajukan anggaran tambahan atau meminta persetujuan legislatifsebelum menggunakan uang yang disediakan dalam anggaran

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    32/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    20

    tersebut.6 Namun di 22 negara legislatif dimintai pendapat hanyasetelah dana dibelanjakan, atau tidak dimintai sama sekali.

    Laporan Akhir Tahun

    Laporan akhir tahun menggabungkan informasi pada pembelanjaansebenarnya dari unit-unit pemerintahan, pendapatan dan utang-utangnya. Ada beberapa negara yang membuat laporan ini berupasatu dokumen untuk semua bagian pemerintahan. Di negara-negara

    lain, setiap unit pemerintahan membuat laporan akhir tahun.Laporan akhir tahun dapat berupa beberapa dokumen ataudisatukan dalam dokumen besar, misalnya proposal anggaran tahunberikutnya.

    OECD menyarankan laporan akhir tahun dikeluarkan ke publikdalam enam bulan dari akhir tahun fiskal. Laporan tersebut harusmencakup semua item besar yang disajikan di anggaran, menjelaskan

    selisih antara perkiraan asli (yang disetujui legislatif selama tahuntersebut) dan pembelanjaan, pendapatan dan utang sebenarnya sertaasumsi makroekonomi. Laporan juga harus menyertakan informasikinerja non-finansial, yang dapat digunakan untuk mengukurperkembangan terhadap tujuan kebijakan anggaran.

    Tabel 1: Waktu Persetujuan Legislatif atas Anggaran

    Tambahan di 59 Negara

    6 Lima puluh sembilan negara tersebut adalah: Albania, Algeria, Angola, Argentina, Azerbaijan, Bangladesh,

    Bolivia, Botswana, Brazil, Bulgaria, Burkina Faso, Cameroon, Chad, Colombia, Costa Rica, Croatia, CzechRepublic, Ecuador, Egypt, El Salvador, Perancis, Georgia, Ghana, Guatemala, Honduras, India, Indonesia,Jordan, Kazakhstan, Kenya, Malawi, Mexico, Mongolia, Maroko, Namibia, Nepal, New Zealand, Nicaragua,Nigeria, Norway, Pakistan, Papua New Guinea, Peru, Philippines, Poland, Romania, Russia, Slovenia, AfricaSelatan, Korea Selatan, Sri Lanka, Swedia, Tanzania, Turkey, Uganda, Amerika Serikat, Inggris, Vietnam,dan Zambia.

    Source: IBPs Open Budget Index 2006

    Sebelum anggaran

    dibelanjakan, atau

    eksekutif jarang

    mengajukan

    anggaran tambahan

    Setelah dana dibelanjakan, atau

    eksekutif menerapkan anggaran

    tambahan tanpa persetujuan dari

    l e g i s l a t i f

    Tidak ada

    keterang-

    an / la in -

    l a i n

    3 5 2 23 5 2

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    33/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    21

    Laporan-laporan tahunan dan akhir tahun penting bagi pemantauankarena menunjukkan sejauh mana pemerintah setia pada isi anggaranyang disahkan. Seperti yang ditunjukkan Tabel 2, mayoritas negara

    yang disurvey IBP menunjukkan dokumen-dokumen tersebut kepublik.

    7 Di tiga negara, laporan tahunan (in-year reports) tidak dibuat. Di lima negara lain, laporan tahunan tidak dibuat.

    Tabel 2: Penyusunan dan Publikasi Dokumen Eksekusi

    Anggaran di 59 Negara7

    Source: IBPs Open Budget Index 2006

    Dokumen AnggaranDibuat tetapi

    tidak dipublikasikanDipublikasikan

    Anggaran yang Disahkan

    Laporan Tahunan

    Laporan Akhir Tahun

    0

    9

    4

    5 9

    4 7

    5 0

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    34/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    22

    Bab ini mengupas metodologi partisipatif yang diterapkan Mazdoor

    Kisan Shakti Sangathan (MKSS), sebuah gerakan sosial di India, gunamenganalisis pembelanjaan pemerintah di tingkat masyarakat danmeminta pertanggungjawaban instansi-instansi pemerintah ataspembelanjaan tersebut. Selanjutnya, bab ini membahas sebuah koalisimasyarakat sipil di Malawi, Civil Society Coalition for Quality BasicEducation (CSCQBE) atau Koalisi Masyarakat Sipil untuk PendidikanDasar yang Berkualitas. Koalisi ini menggunakan survei untukmengukur kualitas pendidikan dan besarnya kebocoran dalam

    anggaran pendidikan ketika dana dialihkan dari satu tingkatpemerintahan ke tingkat pemerintahan yang lain.

    1. MKSS Melakukan Audit Sosial di India

    Organisasi yang menjadi cikal-bakal MKSS dibentuk di India pada 1991menyusul perebutan tanah antara seorang tuan tanah feodal dan

    kaum petani dan buruh di negara bagian pedesaan, Rajasthan.Belakangan, organisasi ini mengalihkan perhatiannya pada kegagalanpemerintah untuk membayarkan upah minimum yang diwajibkan olehundang-undang kepada para buruh yang bekerja untuk program

    pekerjaan umum. Karena penolakan pembayaran upah tersebutdikaitkan langsung dengan ketidaktransparanan pemerintah (yangmemberikan peluang bagi para pejabat pemerintahan untukmenyalahgunakan dana yang dimaksudkan untuk membayar upah),MKSS melancarkan kampanye massa yang menuntut pengundanganhak untuk mendapatkan informasi, juga hukum untuk melindungi hak-

    hak buruh miskin. MKSS dipimpin oleh sebuah komite pusat dandidukung oleh sepuluh orang staf purnawaktu dan dua orang staf

    paruhwaktu. Anggotanya ribuan orang, terdiri dari petani dan buruh diRajasthan pedesaan. Mereka menyumbangkan waktu, uang, danmakanan untuk kampanye-kampanye MKSS.

    PROFIL ORGANISASI

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    35/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    23

    a. Pendahuluan

    Dalam bulan April 2006, MKSS bersama sejumlah LSM India lainnyamengorganisir audit sosial di distrik Dungarpur, Rajasthan. (Auditsosial adalah proses partisipatif yang mewadahi anggota masyarakatmemantau pelaksanaan program-program pemerintah di dalamlingkungan mereka.) Hampir 800 orang dari berbagai latar belakangturut berpartisipasi. Audit sosial tersebut berfokus pada dana pro-gram yang dibelanjakan di Dungarpur sesuai National Rural Employ-ment Guarantee Act (NREGA) atau Undang-Undang Jaminan TenagaKerja Desa Nasional, yang baru-baru ini diberlakukan di India.

    Undang-undang ini memberikan hak bagi setiap rumah tangga desauntuk bekerja selama 100 hari bagi pemerintah dengan menerimaupah minimum.

    Pada awal proyek tersebut, semua peserta mengikuti orientasi selamadua hari, yang meliputi penerangan tentang manajemen NREGA,dokumen-dokumen pemerintah yang mencatat pembayaran yangdilakukan dengan program NREGA, serta teknik auditing sosial.Orientasi tersebut juga membantu peserta mengembangkanketerampilan berkomunikasi yang dapat dimanfaatkan selama auditsosial berlangsung, antara lain penggunaan lagu, pertunjukanboneka, dan pertunjukan drama di jalanan.

    Selanjutnya, para peserta dibagi menjadi 31 kelompok yang masing-masing terdiri dari 2025 orang dan dibekali dengan kotak auditsosial. Dengan mengenakan turban warna-warni, mengacung-acungkan boneka dan bendera, bersenjatakan megafon, dan

    menyandang tas-tas yang dipenuhi daftar nama buruh dan gaji yangditerima mereka, para peserta berpencar ke seluruh penjuru distrik.

    Selama tujuh hari berikutnya, para peserta mengunjungi setiap desadan tempat kerja yang menjalankan program-program NREGA. Kira-kira ada 140.000 orang buruh yang mereka jumpai tengahmembantu pembangunan jalan raya, bendungan, sumur, dan lain-lain. Dengan arahan NREGA, para peserta mendiskusikan

    pelaksanaan program bersama buruh-buruh tersebut, dan mengecekapakah program itu sudah dijalankan sesuai dengan standar NREGA.Antara lain, NREGA mewajibkan pembayaran upah minimum secara

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    36/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    24

    teratur, kelengkapan kotak pertolongan pertama, dan air minum ditempat kerja, dan pengaturan jasa penitipan, pengawasan, danpengasuhan bagi ibu-ibu yang bekerja. Hukum mengharuskan

    catatan program selalu tersedia di tempat kerja tersebut sehinggamemungkinkan warga melakukan sidak ketika pelaksanaan programsedang berlangsung.

    Audit sosial di Dungarpur mengidentifikasi banyak pelanggaranhukum, misalnya upah minimum tidak dibayarkan, upah dibayarkanterlambat, dan buruknya fasilitas di tempat kerja. Pola pembayaranupah juga mencuatkan kekhawatiran serius: di tempat-tempat kerjaitu, kebanyakan pekerja dibayar jauh di bawah upah minimum yangditetapkan undang-undang negara, yaitu, 73 rupee India (sekitar 1,8dolar AS) per hari karena upah dihitung berdasarkan tugas-tugasyang selesai dikerjakan. Praktik ini melanggar pedoman NREGA yangditetapkan pemerintah pusat, yang dengan tegas menetapkan bahwaupah buruh tidak boleh di bawah upah minimum yang ditetapkanpemerintah negara bagian itu untuk buruh tani. Semua isu inidiangkat dalam forum publik dengan pemerintah distrik, yangberjanji akan mengadakan tindak korektif.

    b. Metodologi

    Memang keterlibatan LSM membawa manfaat bagi audit sosial,namun partisipasi pihak ketiga seperti itu tidak selalu diperlukan.Masyarakat yang telah mengalami pemberdayaan dapat sajamelaksanakan audit sosial sendiri. Namun LSM juga dapat

    membantu suatu masyarakat yang tengah melakukan audit sosialdengan cara (1) memberikan pelatihan proses audit sosial bagianggota masyarakat, (2) mengakses informasi yang diperlukan untukmelaksanakan audit sosial. (3) membantu menyusun danmenyosialisasikan informasi kepada masyarakat, dan (4)mendokumentasikan hasil-hasil temuan audit sosial dan dilanjutkandengan mendesak pejabat-pejabat publik agar mengambil tindakan.Untuk melaksanakan audit sosial, ada tujuh tahap yang tidak bisa

    lepas dari proses tersebut, yaitu:

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    37/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    25

    Tahap 1: Identifikasi Lingkup Audit

    Dalam suatu masyarakat, beberapa instansi pemerintahmelaksanakan program yang berbeda-beda secara bersamaan.Langkah pertama dalam audit sosial ialah mengidentifikasi programdan instansi spesifik yang hendak diseleksi untuk diaudit, sertaperiode (jumlah tahun) yang akan dipertimbangkan.

    Pertanyaan-pertanyaan berikut akan membantu menentukan lingkupaudit sosial:

    1. Seberapa besar kesulitan untuk memperoleh informasi mengenai

    program-program itu dari instansi pemerintah, dan apakahinformasi tersebut selalu tersedia sepanjang periode audit?

    2. Sampai sejauh mana keterlibatan yang bisa dilakukanmasyarakat? Semakin terlibat suatu masyarakat, semakin besarpotensi untuk terlaksananya audit yang luas.

    3. Sumberdaya apa saja yang disediakan organisasi yangmengoordinasikan audit? Idealnya, organisasi tersebut mencarisumberdaya dari dalam masyarakat tempat audit akan

    dilaksanakan. Sumber daya tersebut bisa berupa ruang publikatau relawan yang membantu logistik.4. Seperti apa hubungan antara pejabat pemerintah dan organisasi

    yang mengoordinasi audit? Pejabat-pejabat yang bersimpati dapatmemainkan peran penting jika organisasi menginginkan tindakkorektif berdasarkan hasil-hasil audit.

    5. Apa fokus strategi kelompok yang melakukan audit?Suatu kelompok dapat berupaya melakukan audit terhadapinstansi/program yang sesuai dengan fokus kegiatannya.

    Tahap 2: Mengembangkan Pemahaman yang Jelas tentangManajemen Program

    Program-program yang akan diaudit dapat dikelola oleh pemerintahpusat melalui kantor-kantor daerah, instansi pemerintah negarabagian/propinsi, dikelola langsung oleh pemerintah daerah, ataugabungan dari instansi-instansi ini.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    38/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    26

    Organisasi yang mengoordinasi audit sosial harus memeriksa strukturadministrasi yang akan membawahi manajemen program-programyang hendak diaudit. Akan bermanfaat jika organisasi tersebut

    menyusun buku panduan sederhana yang memetakan berbagaiinstansi yang terlibat dalam pengelolaan program-program itu,pertanggungjawaban dan struktur manajerial masing-masing instansi,serta aliran dana untuk program. Informasi ini memungkinkandiketahuinya instansi (dan mungkin kantor) yang tepat yang nantinyabertanggung jawab untuk proyek inidan kalau perlu, menghadapatasan pejabat yang enggan memberikan informasi.

    Organisasi yang mengoordinasi pelaksanaan audit juga harusmengidentifikasi individu-individu di dalam masyarakat yang sudahpernah mengerjakan proyek-proyek pemerintah. Mereka akanmenjadi narasumber yang baik mengenai dokumen-dokumen yangditangani para manajer proyek, misalnya dokumen yangberhubungan dengan gaji buruh dan pembelian material.

    Tahap 3: Memperoleh Informasi tentang Program-program

    yang Diaudit

    Organisasi pengoordinasi audit sosial memerlukan akses ke banyakdokumen, antara lain, catatan pembukuan (seperti buku kas, daftargaji, dan tagihan pembelian material), catatan-catatan teknis(misalnya buku pengukuran milik perencana proyek dan spesifikasikontrak), serta catatan-catatan manajerial (seperti sertifikatpemanfaatan dana, yang dikeluarkan manajer program jika proyekselesai). Organisasi perlu mendokumentasikan berbagai jenis catatan

    yang dibuat pemerintah selama melaksanakan sebuah proyek.

    Akses ke setiap catatan rinci tidak terlalu penting, namun akses kecatatan-catatan pengeluaran yang dinyatakan telah diadakan,sangatlah penting. Catatan-catatan ini meliputi:

    catatan pembukuan, termasuk buku kas untuk periode tiga tahunsebelumnya yang memberikan informasi tentang semua

    penerimaan dari pemerintah nasional, pemerintah negarabagian/propinsi, dan donator luar negeri juga semuapengeluaran;

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    39/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    27

    tagihan-tagihan yang menunjukkan pembelian material olehpemerintah daerah dan tagihan dari pihak kontraktor yangmendokumentasikan pembayaran-pembayaran yang dilakukan

    pada semua tahap periode proyek (hal ini penting, terutamauntuk memperoleh laporan akhir tagihan yang berisi daftarsemua biaya yang diadakan oleh pihak kontraktor);

    catatan stok material yang dibeli instansi-instansi lain dandikirimkan ke pemerintah daerah untuk digunakan dalamproyek-proyek bangunan;

    kuitansi atau tanda terima dengan tanda tangan/cap jempol parapihak ketiga yang menerima manfaat dari program, yang

    mengakui kuitansi atau tanda terima adanya transfer tunailangsung kepada mereka; catatan perencana proyek, meliputi buku-buku pengukuran yang

    memperlihatkan spesifikasi bangunan untuk proyek pekerjaanumum (seperti jumlah semen yang diperlukan untuk proyek,perkiraan tenaga kerja, dan desain proyek); dan

    daftar nama buruh yang dipekerjakan di lokasi proyek, jumlahhari bekerja, besarnya upah, jumlah total yang dibayarkan kepadaburuh, dan tanda tangan/cap jempol para buruh yang mengakui

    tanda terima atau kuitansi upah itu.

    Besar kemungkinan tuntutan atas informasi akan terhadangpenolakan kuat dari pejabat daerah apabila mereka merasa terancamoleh konsekuensi dari pengungkapan informasi tersebut. Para pejabatmungkin akan mengancam, membujuk, memengaruhi, ataumengabaikan orang-orang yang mencari informasi. Untukmembangun kepemilikan proses audit sosial dan untuk membantu

    proses tersebut tetap berjalan para relawan dari masyarakat yangbersangkutan harus terlibat sepenuhnya dalam perjuangan panjanguntuk memperoleh informasi itu. Sukses yang merupakan buah dariperjalanan panjang untuk mengumpulkan informasi yang melibatkanmasyarakat lokal bukan saja berarti audit yang sukses, namun jugasama dengan memberdayakan masyarakat itu sendiri.

    Tahap 4: Menyusun Informasi

    Setelah informasi didapat, organisasi koordinator harus bekerja samadengan para relawan setempat untuk memilah data dan menyiapkanarsip-arsip proyek yang terkait dengan informasi itu ke dalam format

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    40/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    28

    yang dapat diakses.

    MKKS menyusun informasi proyek menjadi matriks-matriks yang

    merangkum dengan jelas aneka ragam informasi yang diperoleh daricatatan-catatan proyek. Contohnya, satu matriks didasarkan padainformasi dari daftar nama buruh yang mengungkap kasus-kasuspenipuan ketika para buruh tercatat bekerja pada dua lokasi proyekyang berbeda pada hari yang sama.

    Organisasi koordinator juga membuat grafik-grafik sederhana yangmengilustrasikan jumlah material bangunan yang mungkindiperlukan untuk membangun proyek infrastruktur khusus dalamsebuah masyarakat. Dengan grafik-grafik tersebut, dapat dibuatperhitungan kasar untuk membandingkan jumlah material bangunanyang dipesan untuk sebuah proyek bangunan dengan standar industriuntuk proyek-proyek semacam itu.

    Tahap 5: Penyebaran Informasi

    Berikutnya, organisasi koordinator membuat salinan dari dokumendan matriks proyek, kemudian membawa semuanya ke desa-desatempat dengar pendapat publik digelar. Beberapa tim relawanberkeliling dari rumah ke rumah, membagi-bagikan informasi dariarsip-arsip proyek tersebut.

    Pertemuan-pertemuan dengan warga yang pernah mengerjakan atautinggal berdekatan dengan proyek tertentu bisa sangat membantu.Selama berlangsungnya audit MKSS, salinan daftar nama buruh

    terbukti menjadi sumber yang menarik karena warga mengenaliadanya nama-nama fiktif atau nama orang yang sudah meninggaldunia. Warga juga bisa mengenali tagihan-tagihan palsu untukpengeluaran yang dilakukan perusahaan-perusahaan setempat dalamsebuah proyek karena mereka menyatakan perusahaan itu tidak adadalam komunitas mereka.

    Tim audit sosial juga mengunjungi setiap lokasi proyek dan secara

    fisik memeriksa kesempurnaan semua tahap yang diantisipasi dalamrencana bangunan. Tim juga mengunjungi para penerima manfaat

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    41/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    29

    program sosial tersebut guna memeriksa apakah mereka benar-benartelah menerima dana seperti yang dinyatakan dalam catatanpembelanjaan. Relawan-relawan lokal membantu mengidentifikasi

    lokasi-lokasi proyek dan para penerima manfaat program, sertamemfasilitasi kunjungan dengan mereka.

    Semua informasi yang dihimpun dari masyarakat harus dicatat dalamarsip-arsip proyek terkait. Siapa pun yang telah memberikaninformasi harus diberitahu mengenai dengar pendapat publikberikutnya dan didorong untuk angkat bicara di sana.

    Proses penyebaran informasi dapat berlangsung seminggu sampaibeberapa bulan. Proses ini memberi kesempatan untuk membangunmomentum di dalam masyarakat menjelang hari dengar pendapatpublik digelar.

    Tahap 6: Gelar Dengar Pendapat Publik

    Agar tampak menarik di mata masyarakat daerah, dengar pendapat

    publik perlu diselenggarakan dengan meriah. Jika tahappengumpulan dan penyebaran informasi terlaksana efektif, adanyadengar pendapat itu pasti sudah tersebar luas di kalangan komunitas,yang pasti menaruh banyak harapan pada acara tersebut.

    Perlu upaya khusus untuk memastikan bahwa lokasi dengar pendapatakan dapat dimasuki oleh semua warga. Acara dengar pendapat tentuberlangsung hampir sehari penuh. Dengan demikian, perlu adatempat duduk, air, dan perbekalan lainnya bagi hadirin. Namun

    sebaiknya jangan menggunakan ruang pertemuan yang luas, karenaforum tampak elite atau birokratis dan bisa mengurangi keinginanuntuk berpartisipasi.

    Ada lima kelompok yang berperan penting dalam dengar pendapat:

    Organisasi koordinator audit sosialbersama para relawansetempat. Mereka inilah yang harus menentukan agenda.

    Panel yang terdiri dari warga-warga terkemuka (dan bilamemungkinkan, pejabat pemerintahan senior) untuk memimpin

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    42/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    30

    dengar pendapat. Mereka ini yang akan mengumumkanperaturan dalam acara dengar pendapat, misalnya, laranganmenggunakan bahasa yang kasar.

    Media lokal. Mereka sebaiknya diundang untuk menghadiridengar pendapat dan memberi laporan tentang hasil temuanyang acapkali mengejutkan, yang barangkali terkait hubungannyadengan korupsi dalam proyek-proyek negara.

    Para pejabat daerah yang bertanggung jawab atas pengelolaanproyek-proyek tersebut harus diundang untuk hadir. Sebaiknyadijelaskan kepada mereka bahwa dengar pendapat bukanlahajang untuk saling tuduh, melainkan kesempatan bagi masyarakat

    untuk memberikan umpan balik. Para pejabat yang tidak terbiasadengan pertanggungjawaban di hadapan publik mungkin tidaksenang dengan prospek dengar pendapat ini, namun rasa ingintahu dan kemarahan karena ketidakadilan moral dapatmemotivasi mereka untuk hadir. (Dalam kasus-kasus tertentu, adabaiknya meminta pejabat senior agar memerintahkan parapejabat daerah untuk menghadiri dengar pendapat itu.)

    Yang terakhir, peran terpenting di acara dengar pendapatdipegang oleh masyarakat. Perbedaan antara audit sosial yang

    berhasil dan yang tidak ditentukan oleh audiensi yang besar danaktif.

    Setelah anggota-anggota masyarakat memberikan kesaksian, parapejabat terkait harus diberi kesempatan penuh untuk menjelaskantindakan mereka atau menanggapi pernyataan yang bernadamenentang mereka. Tahap ini mudah sekali berubah menjadi ricuh.Oleh karena itu, tahap ini wajib dikelola dengan cara yang menjamin

    suara semua peserta didengarkan dan dicatat.

    Dalam audit-audit sosial yang digelar MKSS, satu persatu parapembicara memaparkan contoh-contoh korupsi, ketidakefisienandalam penggunaan dana masyarakat, serta buruknya perencanaandalam tubuh instansi pemerintahan. Diskusi memanas ketika parapejabat publik berusaha membela proyek-proyek mereka dan wargadesa segera menunjuk adanya ketidakkonsistenan dalam pernyataan-pernyataan mereka. Dalam beberapa audit sosial, para pejabat publik

    bahkan mau mengakui kesalahan dan menyerahkan dana yang

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    43/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    31

    pernah mereka curi kepada panel yang bertindak sebagai pengambilkeputusan dalam dengar pendapat itu.

    Tahap 7: Tindak Lanjut terhadap Dengar Pendapat

    Kesimpulan dari dengar pendapat harus dimasak menjadi kampanyeadvokasi efektif yang mampu menunjuk contoh kasus salah urusmaupun pertimbangan-pertimbangan kebijakan yang lebih luasmenyangkut transparansi dan akuntabilitas.

    Laporan resmi tentang audit sosial tersebut disusun setelah dengar

    pendapat usai, dan tembusannya dikirimkan ke para pejabat seniorpemerintahan terkait, media, dan kelompok-kelompok lain yangterlibat dalam kampanye. Laporan tersebut juga harus memberikanrekomendasi tentang langkah-langkah spesifik menghadapi parapejabat yang menyimpang dan perubahan kebijakan gunameningkatkan mutu penyelenggaran layanan pemerintah.

    Dengan demikian, organisasi koordinator harus berupaya

    memastikan bahwa kesimpulan-kesimpulan dari audit sosial tersebuttelah ditindaklanjuti tindakan. Ada kemungkinan instansi-instansipemerintah bersikap lamban dalam merespons hasil-hasil audit danmemerlukan tekanan dari luar.

    c. Hasil-hasil yang Telah Dicapai

    KeberhasilanAntara 1995 dan 2005, MKSS telah mengorganisir banyak acaradengar pendapat untuk membangun momentum seputar kampanyehak atas informasi di India, baik di tingkat negara bagian (Rajasthan)maupun di tingkat nasional. Semua acara dengar pendapat inimendapat sambutan luas. Ribuan pengunjuk rasa turut serta denganMKSS menuntut agar Rajasthan mengesahkan undang-undang yangmemberikan warga hak atas informasi. Dewan legislatif mengesahkan

    undang-undang itu pada 2000. Kampanye hak atas informasi

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    44/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    32

    kemudian mengarahkan perhatiannya pada pemerintah nasional, danlima tahun kemudian parlemen India meloloskan hukum yangmenjamin hak warganegara atas informasi.

    Hak atas informasi merupakan senjata ampuh bagi bermacamkelompok warga. Contohnya, konvensi tahun 2000 yangdiselenggarakan National Campaign for Peoples Right to Informa-tionKampanye Nasional bagi Hak Rakyat atas Informasi,menyajikan 39 lokakarya tentang dampak hak atas informasi tersebutterhadap isu-isu seperti pengelolaan persediaan bahan makananpokok, korupsi, dampak merugikan dari globalisasi ekonomi, sertaorang hilang sebagai akibat dari tindakan pengamanan yangdilakukan negara. Konferensi ini menyedot perhatian 400 pesertadari seluruh penjuru India.

    Selain itu, MKSS dan beberapa kelompok masyarakat sipil lainmemanfaatkan momentum dari kampanye hak atas informasitersebut untuk menuntut program pemberian hak pekerjaan bagiwarga desa yang miskin. Kampanye ini membuahkan hasil ketikapemerintah mengundangkan NREGA (tersebut di atas), yang

    memberikan hak bagi setiap rumah tangga desa 100 hari bekerjadengan upah minimum dari pemerintah. Keistimewaan dari NREGAini adalah bahwa pemerintah negara bagian didorong untukmengorganisir audit sosial dengan menggunakan teknik-teknik yangdiadopsi oleh MKSS untuk memonitor pelaksanaan programNREGA.

    Dalam tahun 2007, organisasi masyarakat sipil di hampir setengah

    lusin negara bagian di India memanfaatkan hak atas hukum informasiini untuk mendapatkan dokumen-dokumen pemerintah tentangpelaksanaan NREGA dan mengorganisir audit sosial mengenaikegiatan-kegiatan yang dibiayai NREGA di masyarakat mereka. Audit-audit ini berhasil mengungkap hasil-hasil yang mirip dengan hasil-hasil yang diungkapkan audit Dungarpur sebagaimana tersebut diatas.

    Melalui perkembangan yang signifikan, pemerintah negara bagian

    Andhra Pradesh kemudian mengakui pentingnya audit sosial dalam

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    45/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    33

    mengekang korupsi pada pelaksanaan program-program NEGRA.Pemerintah negara bagian Andhra Pradesh bekerjasama dengansejumlah kelompok masyarakat sipil guna memperluas penggunaan

    metodologi audit sosial.

    Tantangan

    Sejumlah tantangan dihadapi MKSS dalam melaksanakan auditsosial. Contohnya, walaupun ada hukum hak atas informasi, aksesmenuju informasi tetap menjadi hal yang sulit diperoleh di India.Pejabat pemerintah yang bersalah melakukan salah urus keuangan

    enggan memberikan informasi yang mungkin memberatkannya, danmungkin menolak menanggapi permintaan yang dibuat berdasarkanhukum hak atas informasi, atau mungkin mengaburkan, menunda-nunda, atau menyembunyikan informasi.

    Bahkan, kalaupun dapat diperoleh MKSS, catatan-catatan tersebuttidak teratur rapi dan sulit dipahami. Buruknya pengelolaan catatandi kantor-kantor pemerintahan memperlambat proses audit sosial

    dan melemahkan dampaknya.

    Selain itu, para pejabat pemerintah terkadang mengintimidasi danbahkan mengancam penduduk desa untuk mencegah mereka bersaksidi forum-forum publik. Dalam situasi demikian, warga dapat menjadiragu-ragu untuk menyuarakan keluhan mereka terkait program-program pemerintah.

    Terakhir, agar mewujudkan potensinya secara maksimal, proses audit

    sosial harus disertakan ke dalam proses perencanaan anggaranpemerintah. Hanya dengan demikianlah warga setempat memilikikesempatan untuk secara teratur meminta pertanggungjawabanpemerintah atas pelaksanaan program-program publiknya.

    Informasi tentang MKSS bisa diperoleh dengan mengirim email ke [email protected] tidak mempunyai situsweb, namun tulisanlengkap mengenai organisasi ini dapat diakses dengan menggunakan mesin

    pencari Internet.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    46/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    34

    2. Civil Society Coalition for Quality Basic

    Education Melaksanakan Survei-survei

    Penelusuran Belanja Publik di Malawi

    a. Pendahuluan

    Pendidikan dasar sudah dicanangkan Malawi sejak tahun 1994,

    namun sampai tahun 2001, kualitas pendidikan belum juga membaikmeskipun pembiayaan pemerintah untuk pendidikan semakin me-ningkat. Banyak warga curiga bahwa penyebabnya adalah korupsi dansalah kelola yang dilakukan pemerintah. Sebagai contoh, dalam kasusyang mendapat liputan luas pada 1999, Kementerian Pendidikanmenjadi korban penipuan 187 Kwacha Malawi (sekitar 1,3 juta dolarAS) yang ditujukan untuk pembangunan sekolah. Kelompok-kelom-pok masyarakat sipil percaya bahwa dengan pantauan yang cermat

    terhadap anggaran dan pengeluaran pemerintah, mereka dapatmembantu mencegah korupsi dan mendorong pengelolaan danamasyarakat yang lebih baik.

    The Civil Society Coalition for Quality Basic Education (CSCQBE) atauKoalisi Masyarakat Sipil untuk Pendidikan Dasar yang Berkualitas,dibentuk pada 2000. Organisasi ini terdiri dari 67 kelompokmasyarakat sipil di Malawi, termasuk LSM, organisasi berbasiskomunitas, persatuan guru-guru, organisasi berbasis agama, dan

    jaringan-jaringan kerja distrik. CSCQBE menyatukan organisasi-organisasi ini dengan tujuan bersama, yaitu memperjuangkan hakuntuk mendapat pendidikan dasar yang berkualitas. CSCQBE telahmengikrarkan komitmen jangka panjang untuk memantaukemajuan Malawi menuju pencapaian sasaran Pendidikan untukSemua yang disepakati dalam Konferensi Dakar pada bulan Apriltahun 2000, juga Millennium Development Goals. (Dalam tahun2000, PBB menyetujui resolusi yang mengakui delapan MillenniumDevelopment Goals yang perlu dicapai setiap negara. Kedelapan

    sasaran itu berkisar dari menurunkan tingkat kemiskinan ekstremsampai menghentikan penyebaran HIV/AIDS dan menyediakanpendidikan dasar universal pada 2015.)

    PROFIL ORGANISASI

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    47/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    35

    Untuk alasan inilah CSCQBE mengambil keputusan untuk memusat-kan perhatiannya pada sektor pendidikan. Dana pendidikan dasaryang disetujui parlemen Malawi dikeluarkan dari kas negara lang-

    sung ke rekening-rekening distrik. Dari rekening distrik, dana dialo-kasikan sesuai kebijakan majelis-majelis distrik. Sistem yang terdesen-tralisasi ini hanya memberikan akuntabilitas terbatas, karena peme-rintah nasional dan pemerintah distrik tidak banyak memberi infor-masi tentang penggunaan dana-dana tersebut. Namun survey pene-lusuran CSCQBE menghasilkan data independen tentang pengguna-an dana pendidikan. Masyarakat sipil dapat menggunakan data inde-penden tersebut untuk melakukan advokasi demi pembiayaan pen-

    didikan yang lebih baik dan lebih efektif.

    CSCQBE pun berupaya meningkatkan pemahaman publik akankebijakan pendidikan, kebijakan anggaran, dan keharusan akanakuntabilitas. Untuk itu, CSCQBE telah membentuk 13 jaringan kerjadistrik untuk mendesentralisasikan pemantauan terhadap anggaranbelanja pendidikan. Jaringan-jaringan tersebut mendukung peman-tauan anggaran belanja sekolah yang dilakukan oleh kelompokberbasis sekolah atau kelompok berbasis masyarakat, seperti dewan

    sekolah atau persatuan orangtua-guru. CSCQBE, pada gilirannya,membekali jaringan-jaringan ini dengan pendampingan teknis (tech-nical assistance) guna menguatkan kapasitas mereka dalam menunjangupaya-upaya daerah.

    Diharapkan bahwa setelah jaringan-jaringan distrik ini beroperasipenuh, mereka dapat mendorong organisasi-organisasi anggotanyauntuk terlibat dalam pemantauan anggaran di bidang-bidang lain di

    luar pendidikan.

    b. Metodologi

    The Public Expenditure Tracking System (PETS) adalah metodologi untukmenelusuri pembelanjaan publik yang menyajikan pendapatan danpembelanjaan dalam format yang memudahkan penggunanya

    membaca aliran anggaran. Dengan menggunakan PETS, suatuorganisasi dapat menelusuri aliran sumberdaya yang melewatiberbagai tingkat pemerintah sampai ke pengguna akhir dan

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    48/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    36

    mengidentifikasi adanya kebocoran. Contohnya, PETS dapatdigunakan untuk menelusuri dana-dana pendidikan yang disetujuipemerintah pusat untuk perbaikan sekolah karena dana mengalir

    melalui pemerintah distrik ke sekolah itu sendiri. PETS pertama kaliditerapkan oleh Bank Dunia di Uganda (lihat Kotak 1). Sejak saat itu,PETS dipergunakan oleh berbagai organisasi multilateral dan donornasional di lusinan negara di seluruh dunia.

    Dalam era pertengahan tahun 1990an, Bank Duniasalah satudonatur terbesar bagi pemerintah Ugandamengamati bahwa

    walaupun ada peningkatan signifikan alokasi anggaran Uganda untuksekolah dasar dalam lebih dari satu dasawarsa ini, jumlah murid yangterdaftar tetap tidak mengalami perkembangan. Ada kecurigaanbahwa kebocoran atau pengalihan dana telah menyebabkan danayang mencapai sekolah dasar kurang dari jumlah yang dianggarkanuntuk mendanai sekolah-sekolah tersebut.

    Untuk mengungkap fakta, untuk pertama kalinya Bank Duniamelakukan survey penelusuran pembelanjaan publik. Hasil-hasiltemuan survey tersebut membenarkan ketakutan terburuk para

    pejabat: antara tahun 19911995, rata-rata hanya 13 persen daridana bantuan per-siswa tahunan yang mencapai sekolah-sekolahdasar. Selebihnya diselewengkan atau disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pendidikan.Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa sekolah-sekolah besardan yang mayoritas muridnya dari keluarga berada justru lebihbanyak menerima manfaat dari dana bantuan itu ketimbangsekolah-sekolah kecil dan miskin. Bahkan, setengah dari sekolah-sekolah tersebut tidak menerima dana sama sekali.

    Temuan yang mengejutkan ini mendesak pihak yang berwenanguntuk mengambil sejumlah inisiatif guna meningkatkan transparansidan akuntabilitas. Pemerintah pusat mulai mempublikasikan semuatransfer dana ke distrik-distrik dan mewajibkan sekolah-sekolah dankantor-kantor distrik memberitakan informasi tentang semua transferdana yang diterima. Komite-komite sekolah juga mendapat pelatihantentang cara menggunakan informasi tersebut untuk memintaakuntabilitas pihak-pihak yang berwenang. Upaya-upaya ini memberihasil yang dramatis: ketika survey sekolah dilakukan kembali pada1999, diketahui bahwa lebih dari 90 persen dana yang dianggarkanbagi sekolah-sekolah telah berhasil mencapai sasarannya (Sundet,2004).

    KOTAK 1: PENGALAMAN UGANDA DENGAN PETS

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    49/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    37

    Dalam kurun waktu antara tahun 2002 dan 2007, CSCQBE sudah tigakali menerapkan PETS untuk menyurvei belanja-belanja pendidikan.Metodologi CSCQBE pun kian membaik. Sebagai bagian dari proses

    PETS, anggota-anggota CSCQBE yang berbasis pada komunitasmembagikan serangkaian kuesioner standar kepada para guru danpejabat pendidikan di seluruh negeri. Kuesioner yang dibagikankepada kepala sekolah di sejumlah sekolah berupaya mencariinformasi tentang siswa (jumlah siswa, angka kelulusan, angka putussekolah, dll.), guru (kualifikasi, kekurangan jumlah guru, perumahan,dll.). pengambilan gaji (gaji guru seringkali dibayarkan secara tunai,khususnya di daerah-daerah pedesaan), ketersediaan bahan-bahan

    ajar dan pembelajaran, fasilitas-fasilitas, penyeliaan, danakuntabilitas. CSCQBE menyeleksi sampel representatif terdiri dari500 sekolah (sekitar sepersepuluh dari jumlah sekolah di negara ini)untuk surveinya, baik sekolah di desa ataupun di kota.

    Kuesioner tingkat-sekolah mengumpulkan data tentang jumlah siswa,tingkat staf, perumahan guru dan siswa, serta kualifikasi guru.Kuesioner ini meliputi pertanyaan tentang usulan anggaran belanjaoperasional yang dikirimkan sekolah kepada Menteri Keuangan,

    dana yang benar-benar diterima dari kementerian, serta belanjaoperasional yang sesungguhnya (actual recurrent expenditures) selamamasa tiga bulan pengambilan contoh. Pertanyaan-pertanyaan lainmengarah pada kelayakan ruang kelas dan bahan-bahanpembelajaran.

    CSCQBE juga menghimpun data dari majelis distrik, kantorpendidikan distrik, kantor divisi, Education Supplies UnitsUnit

    Pembekalan Pendidikan, dan fakultas-fakultas pendidikan guru.Komisaris distrik diberi kuesioner yang meminta informasi tentangjumlah dana yang diminta dari Kementerian Keuangan untuk belanja-belanja operasional, jumlah yang kemudian dialokasikan untuk distriktersebut, serta jumlah sesungguhnya yang diterima distrik dandibelanjakan setiap bulan (termasuk tujuan-tujuan pembelanjaandana tersebut). Selain itu ada pertanyaan lain tentang rencana proyek-proyek pendidikan dasar dalam anggaran saat itu dan proyek yangbaru-baru ini dilaksanakan, berikut biayanya.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    50/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    38

    Para pengelola pendidikan distrik pun ditanyai tentang belanja-belanja operasional dalam masa tiga bulan pengambilan contohtersebut serta alokasi bulanan dalam anggaran pendidikan dasar

    (dibandingkan dengan dana-dana yang diterima danpengeluarannya). Juga ditanyakan data jumlah siswa, jumlah staf,distribusi gaji, serta transportasi dan fasilitas.

    Unit perbekalan disurvey untuk mengetahui dengan pasti kebutuhan-kebutuhan anggaran dibandingkan dengan alokasi dana yangsesungguhnya untuk bahan ajar dan bahan pembelajaran, untukmenilai proses pembelian dan proses pengiriman, sertamendapatkan informasi tentang banyaknya bahan yang telahditerima.

    Sekretariat CSCQBE mengumpulkan kuesioner, memasukkan data kedokumen elektronik, lalu menganalisisnya untuk membuat laporantahunan. Perhatian khusus dicurahkan pada:

    setiap peningkatan dalam alokasi anggaran; selisih antaranggaran untuk tingkat pendidikan yang berbeda-

    beda; jumlah bahan ajar dan bahan pembelajaran yang diterima sekolah

    dan perguruan tinggi; jumlah dan ketepatan waktu penerimaan gaji guru; jumlah guru yang direkrut dan dididik; persebaran guru di seluruh area geografis; jumlah murid di setiap sekolah, terutama berhubungan dengan

    gender; dan

    jumlah anak yang dengan kebutuhan khusus dan ketersediaanbahan-bahan ajar bagi mereka.

    Draft laporan diedarkan di antara organisasi-organisasi CSCQBE dandidiskusikan dalam rapat khusus untuk mendapat persetujuan,kemudian dibuat laporan akhir.

    CSCQBE mempublikasikan laporan itu dalam rapat terbuka bersamapara pejabat kementerian, anggota parlemen, mitra-mitra

    pembangunan, dan media dalam diskusi anggaran parlemen.Selanjutnya, hasil diskusi dibahas dalam pertemuan-pertemuan

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    51/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    39

    distrik yang digelar CSCQBE bersama para pejabat majelis distrik,pejabat pendidikan distrik, LSM, serta pejabat sekolah, dan biladiperlukan, merumuskan rencana-rencana tindakan untuk mengatasi

    masalah. Laporan tersebut diliput oleh surat kabar, radio, dan televisi.Salinan laporan tersebut juga dikirimkan CSCQBE kepada semuastakeholder utama seperti menteri, kantor kepresidenan, para donatur,serta meminta komitmen dan tanggapan mereka terhadap isu-isuyang diangkat laporan tersebut. Masalah komitmen ini mendapatperhatian serius dari CSCQBE, yang kemudian terus memantaupelaksanaannya.

    c. Hasil-hasil yang Telah Dicapai

    Keberhasilan

    Sejumlah sukses penting berhasil diraih CSCQBE melalui PETS ini.Dalam tahun 2002, misalnya, ketika pemerintah menutup sejumlahperguruan tinggi pendidikan guru karena kekurangan dana,kelompok-kelompok masyarakat sipil melancarkan kampanye tiga

    bulan yang memaksa pemerintah untuk kembali membuka sekolah-sekolah itu. Koalisi ini berpendapat bahwa penutupan sekolah-sekolahtersebut melanggar komitmen pemerintah sendiri untuk mendidik6.000 orang guru setiap tahun.

    Pada 2003, diketahui bahwa sejumlah guru terlambat menerima gajiatau tidak menerima gaji sama sekali. Kelompok-kelompokmasyarakat sipil menekan sebuah komite parlemen untuk mengkaji

    isu ini. Komite tersebut mengirim laporannya ke Majelis Nasional.

    Tahun 2004, setelah menyaksikan keberhasilan upaya CSCQBE,pemerintah melakukan survei penelusuran pembelanjaan sendiri.Masyarakat sipil dilibatkan dalam perencanaan dan pemantauansurvei tersebut.

    Kelompok-kelompok masyarakat sipil juga menekan pemerintahagar membuat alokasi anggaran yang ditujukan untuk anak-anak

    dengan kebutuhan khusus dan membelikan bahan-bahan khusus bagiguru yang menitikberatkan perhatiannya pada siswa-siswa dengan

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    52/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    40

    kebutuhan khusus.

    Di samping itu, kini pemerintah berupaya mengatasi kesenjangan

    pendidikan antara desa dan kota. Pemerintah berencana akanmemberikan insentif guna menarik minat guru ke desa danmembangun perumahan bagi guru-guru desa.

    Dalam kegiatannya, CSCQBE kini bekerjasama dengan lembagainternasional seperti Bank Dunia, UNESCO, the Global Campaignfor EducationKampanye Global untuk Pendidikan, dan the AfricaNetwork Campaign for Education For AllKampanye JaringanAfrika untuk Pendidikan Bagi Semua. CSCQBE juga diundang untukberpartisipasi dalam rapat-rapat pemerintah dan kelompok-kelompok kerja untuk pendidikan. Pengalaman-pengalaman inidimanfaatkan CSCQBE untuk membantu memperluas ruang danpengaruh masyarakat sipil dalam masyarakat Malawi danmeningkatkan kapasitas pemantauandan evaluasinya.

    Tantangan

    Dalam melaksanakan survey penelusuran pembelanjaan publik,CSCQBE menghadapi beberapa tantangan. Pertama, pejabat-pejabatpemerintah tidak selalu mempublikasikan seluruh data anggaran danpembelanjaan. Akibatnya semakin sulitlah upaya penelusuranpembelanjaan dan penentuan sejauh mana usaha pemerintah dalammemperbaiki sistem pendidikan.

    Kedua, dalam banyak hal, informasi yang diberikan para pejabat

    tidak lengkap, atau para pejabat menolak memberikan informasidengan menyatakan mereka masih berusaha menghimpun informasitersebut.

    Ketiga, kapasitas teknis yang dimiliki kebanyakan anggota koalisiuntuk menganalisis data anggaran pendidikan hanya terbatas.

    Keempat, anggota-anggota koalisi sudah sibuk dengan bermacam-

    macam komitmen dan waktu yang bisa mereka investasikan untukproses PETS terbatas. Dalam beberapa kasus, hal ini mempengaruhikualitas laporan yang diserahkan mereka yang mengumpulkan

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    53/198

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    54/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    42

    sarana-sarana tingkat mikro untuk memahami belanja publik danmewujudkannya ke dalam pelayanan publik. Makalah inimenyajikan sarana survey baru dan menjelaskan aplikasi

    pertamanya untuk penyampaian layanan dokumen dari penyedialayanan publik, penyedia layanan swasta nirlaba, serta penyedialayanan swasta yang bertujuan mencari keuntungan. Sarana inimemiliki dua varian: survey penelusuran pembelanjaan publikdiagnostik dan survey penyampaian layanan kuantitatif berbasisfasilitas yang lebih komprehensif.

    Sub-regional Course on Public Expenditure Tracking Surveys inEducation (Accra: 22-26 May 2006)http://www.unesco.org/iiep/eng/focus/etico/pdfs/ghana.pdf

    The International Institute for Educational Planning dan Institut BankDunia menggelar kursus tentang survey pembelanjaan publikuntuk pendidikan pada Maret 2006 di Accra, Ghana. Kursus inimemperkenalkan para peserta pada PETS. Peserta melakukanPETS di sebuah negara fiktif, kemudian mendiskusikan carapenerapan metodologi ini di negara mereka sendiri. Laporan ini

    juga mencakup bahan-bahan yang diberikan pada kursustersebut; lampiran berisi daftar peserta dan referensi bibliografi.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    55/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    43

    Pengalaman MKSS dan CSCQBE hanya dua dari beberapa kisahsukses upaya masyarakat sipil memantau pembelanjaan. Berikut inideskripsi singkat mengenai dua contoh lainnya. Contoh pertamamenceritakan langkah-langkah yang diambil Uganda Debt Network(UDN) untuk membentuk sistem pemantauandan evaluasi berbasiskomunitas untuk memantau pembangunan sekolah. Contoh keduamenampilkan sukses kelompok Fundar dari Meksiko dalammemastikan bahwa dana yang dimaksudkan untuk program-programHIV/AIDS memang dibelanjakan untuk tujuan itu.

    1. UDN Mendirikan Komunitas Berbasis

    Sistem Pemantauan dan Evaluasi

    UDN berdiri pada 1996. Saat itu sebuah koalisi lembaga advokasidan pelobi serta beberapa individu bersatu mengoordinasikan

    kampanye penghapusan utang nasional.8 Setelah sukses dalamkampanye tersebut, UDN memperluas kegiatannya hingga mencakuppemantauanbelanja yang dikeluarkan pemerintah daripenghematan-penghematan yang diperoleh dari penghapusan utang.

    Untuk memantau program pemerintah dari tingkat distrik sampaitingkat desa, UDN membentuk Sistem Pemantauan dan EvaluasiBerbasis Komunitas (Community Based Monitoring and Evaluation System

    CBMES). UDN menerapkan sistem ini di delapan distrik dan 47 sub-county. CBMES dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut:

    8 Studi kasus ini digunakan dalam De Renzio et al., 2006.

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    56/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    44

    1. Menyeleksi distrik dan sub-county yang disasar.2. Menyelenggarakan pertemuan pendahuluan di tingkat distrik

    untuk membangun dukungan dari CBMES di kalangan pihak

    yang berwenang di distrik dan memobilisasikan individu danlembaga kunci.

    3. Bertemu dengan masyarakat untuk memperkenalkan konsepCBMES, menarik respons masyarakat, dan memobilisasi peserta.

    4. Menyeleksi petugas pemantau (sekitar 80100 orang) darimasyarakat setempat.

    5. Melatih petugas pemantau hasil seleksi.6. Mengembangkan indikator-indikator komunitas dan manajemen

    informasi dan sistem tindakan, serta merumuskan proposaltentang penggunaan pemantauanuntuk menuntut tindakan diberbagai tingkat pemerintahan.

    7. Memantau aktivitas dan proyek tingkat-masyarakat.8. Menghimpun hasil-hasil temuan yang dikumpulkan para petugas

    pemantau di tingkatsub-county.9. Mengadakan tanya jawab sub-county dengan pihak yang

    berwenang setempat, mengidentifikasi isu-isu yang akan diangkatke pihak berwenang di tingkat yang lebih tinggi, dan menunjuk

    perwakilan untuk komite tingkat-distrik.10. Menghimpun hasil-hasil temuan yang dikumpulkan para petugas

    pemantau di tingkat distrik.11. Menggelar lokakarya sehari sebagai umpanbalik di tingkat

    distrik, difasilitasi oleh UDN, untuk membicarakan hasil-hasilupaya pemantauan, tantangan-tantangan saat itu, serta aktivitas-aktivitas tindak lanjut. Lokakarya ini khususnya dihadiri parapejabat distrik senior.

    Dengan menerapkan CBMES, UDN berhasil memonitor beberapaprogram pemerintah di tingkat daerah dan menggunakan informasiyang diperoleh untuk melakukan advokasi di tingkat nasional. Salahsatu contoh terbaiknya ialah kasus Dana Bantuan Fasilitas Sekolah(School Facilities GranttSFG) yang diluncurkan pemerintah pada 1998untuk mendanai perbaikan pada infrastruktur pendidikan (ruangkelas, toilet, perumahan guru, dll.) di masyarakat miskin.

    Bulan April 2002, UDN dan mitra-mitranya di kawasan Teso, Ugandatimur, mempublikasikan laporan yang mendokumentasikanpenyalahgunaan dana SFG di distrik Katakwi. UDN juga

  • 7/29/2019 Buku Hukum IBP Oke

    57/198

    Uang Kami,Tanggung jawab Kami

    45

    memproduksi sebuah film dokumenter tentang penyalahgunaan danaini, yang mendapat liputan luas dari media. Laporan tersebutberhasil menyita perhatian kantor perdana menteri, yang kemudian

    memerintahkan penyelidikan resmi. Hasil penyelidikanmembenarkan banyak temuan UDN dan mengakibatkan dicopotnyadewan tender distrik dan menunjuk ahli perencanaan baru untukmengawasi proyek-proyek SFG di distrik tersebut. Selanjutnya, pihakkontraktor yang bertanggung jawab atas buruknya konstruksi gedungsekolah, diperintahkan membangun ulang semua ruang kelas yangtidak memenuhi standar konstruksi.

    Selain itu, pemerintah merevisi pedoman SFG untuk membantumeningkatkan kualitas proyek-proyek di masa m