BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN...

141

Click here to load reader

Transcript of BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN...

Page 1: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)

LAPORAN KEMAJUAN

PENELITIAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN WARALABA PADA

USAHA RITEL KATEGORI PRINTER DAN TINTA

PROGRAM UNGGULAN

Bidang Fokus : Sistem Logistik dan Bisnis

Peneliti :

Rifqy Alfian Aziz NIM. I 0307018

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta 57126

Telp. (0271) 632110 Faks. (0271) 632110 HP.(085641214214) e-Mail: [email protected]

Oktober 2011

1 2 3 4 ü

Page 2: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

LEMBAR PENGESAHAN Buku Catatan Harian Penelitian

(BCHP) Judul Penelitian : Perancangan Sistem Manajemen Waralaba

PadaUsaha Ritel Kategori Printer Dan Tinta

Program Unggulan :

1. Perancangan produk yang mengedepankan sudut pandang Biomekanika, baik yang dirancang secara manual maupun otomatis.

2. Perancangan Alat Bantu Produksi dan Alat Ukur, baik yang dirancang secara manual maupun otomatis.

3. Perancangan Sistem Logistik dan Supply Chain, baik yang dirancang secara manual maupun otomatis.

No 4 merupakan unggulan dari selain ke-3 (tiga) dari program unggulan.

Kelompok Bidang Keminatan (KBK) : Sistem Logistik dan Bisnis

Peneliti : Rifqy Alfian Aziz Jenis Kelamin : Laki - Laki Lama Penelitian : 5 bulan 4 hari Tanggal, Bulan, Tahun Mulai Penelitian

: 28 April 2011

Sampai Tanggal, Bulan, Tahun Selesai Penelitian

: 30 September 2011

Tujuan Penelitian : 1. Mendapatkan sebuah best practice untuk perancangan sistem manajemen waralaba.

2. Menghasilkan sebuah sistem manajemen waralaba yang dapat diterapkan untuk semua ritel kategori printer dan tinta.

3. Mengimplementasikan sistem manajemen waralaba yang telah dibuat untuk Aston Printer Center

Sasaran Akhir Penelitian : Merancang sistem manajemen waralaba pada usaha printer dan tinta dengan mengimplementasikan sistem yang dibuat dalam bentuk prospektus penawaran untuk Aston Printer Center

1 2 3 4 ü

Page 3: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Surakarta, 26 September 2011

Ketua Kelompok Bidang Keminatan Sistem Logistik dan Bisnis

Peneliti,

a.n Yuniaristanto, S.T., M.T. NIP 19750617 200012 1 001

Rifqy Alfian Aziz NIM. I 0307018

Mengetahui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Yuniaristanto, S.T., M.T. NIP 19750617 200012 1 001

Irwan Iftadi, S.T., M.Eng. NIP 19700404 199603 1 002

Page 4: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRAK

Rifqy Alfian Aziz, NIM : I 0307018. PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN WARALABA PADA USAHA RITEL KATEGORI PRINTER DAN TINTA. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2011.

Industri ritel kategori printer dan tinta merupakan salah satu jenis bisnis yang memiliki pasar potensial besar di Indonesia. Dalam mengembangkan usaha, cara waralaba banyak digunakan oleh perusahaan besar yang telah sukses sebelumnya di usaha ini seperti Veneta System, Acaciana, dan Gold Ink. Kesuksesan usaha melalui bisnis waralaba dikarenakan sistem dan konsep bisnis yang diterapkan sudah teruji dan memiliki tingkat kegagalan yang kecil yang sudah terbukti memberikan keuntungan. Peluang bisnis bagi usaha kecil yang berpotensi menjadi waralaba cukup besar, namun mereka kesulitan berkembang karena tidak adanya manajemen yang baik. Oleh karena itu perlu dirancang sebuah sistem manajemen waralaba pada usaha ritel kategori printer dan tinta.

Metodologi penelitian ini dimulai dengan melakukan functional benchmarking terhadap tiga perusahaan yang unggul dalam kategori ritel yang berbeda, yaitu Veneta System, Alfamart, dan Apotek K-24. Dari tahap benchmarking kemudian didapatkan perbandingan karakteristik diantara ketiga perusahaan tersebut. Dari perbandingan karakteristik kemudian didapatkan best practice yang merupakan cara-cara terbaik yang efektif dan efisien dari masing-masing perusahaan. Hasil best practice akan digunakan sebagai dasar dalam perancangan sistem manajemen waralaba. Sistem yang dirancang kemudian diimplementasikan di Aston Printer Center. Implementasi sistem dilakukan dengan membuat prospektus waralaba yang merupakan sebuah dokumen penawaran waralaba. Prospektus waralaba kemudian dianalisis untuk melihat sejauhmana hubungan dengan sistem manajemen waralaba yang telah dirancang sebelumnya.

Hasil dari penelitian ini berupa sistem manajemen waralaba yang terdiri dari empat bagian, yaitu manajemen kemitraan, manajemen barang dagangan, manajemen pengembangan ritel, dan manajemen toko. Implementasi sistem dengan menyusun prospektus waralaba khususnya dalam aspek finansial terdapat tiga skenario investasi awal yang dapat dipertimbangkan karena memiliki waktu titik impas yang berbeda serta mempunyai kelebihan dan kekurangan masing –masing

Kata kunci: waralaba, ritel, functional benchmarking, best practice, prospektusxvii + 130 hal; 19 gambar; 29 tabel; 3 lampiranDaftar pustaka : 28 (1993 – 2011)

Page 5: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ix

ABSTRACT x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

DAFTAR LAMPIRAN TABEL xvii

BAB I PENDAHULUAN I-1

1.1. Latar Belakang I-1

1.2. Perumusan Masalah I-3

1.3. Tujuan Penelitian I-4

1.4. Manfaat Penelitian I-4

1.5. Batasan Masalah I-4

1.6. Asumsi Penelitian I-4

1.7. Sistematika Penulisan I-5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-1

2.1 Waralaba II-1

2.1.1 Pemberi Waralaba (Pewaralaba) II-4

2.1.2 Penerima Waralaba (Terwaralaba) II-6

2.1.3 Franchise Fee II-9

2.1.4 Royalti fee II-9

2.1.5 Advertising fee II-10

2.1.6 Jenis Waralaba II-10

2.1.7 Perjanjian Waralaba II-12

2.1.8 Panduan Operasi Manual Waralaba II-15

2.1.9 Prospektus Penawaran II-17

2.2 Sistem Bisnis Ritel II-19

2.2.1 Pengertian Ritel II-19

2.2.2 Jenis – Jenis Ritel II-20

2.2.3 Struktur Organisasi untuk Ritel II-21

Page 6: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2.2.4 Manajemen Bisnis Ritel II-24

2.2.5 Fungsi yang Dijalankan Ritel II-25

2.2.6 Proses Keputusan Manajemen Ritel II-26

2.3 Benchmarking II-27

2.3.1 Pengertian Benchmarking II-27

2.3.2 Jenis – Jenis Benchmarking II-28

2.3.3 Tahapan Benchmarking II-30

2.4 Aston Printer Center II-31

2.5 PT. Sumber Alfaria Trijaya II-33

2.5.1 Visi dan Misi Alfamart II-34

2.6 PT. Veneta Media Indonesia (Veneta System) II-34

2.6.1 Visi dan Misi Veneta II-35

2.7 PT. K-24 Indonesia (Apotek K-24) II-35

2.7.1 Visi dan Misi Apotek K-24 II-36

2.7.2 Keunggulan Sistem Apotek K-24 II-37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2

3.1 Studi Lapangan III-2

3.2 Studi Pustaka III-2

3.3 Perumusan Masalah III-2

3.4 Penetapan Tujuan Penelitian III-2

3.5 Benchmarking Perusahaan III-2

3.5.1 Tahap Perencanaan (Planning) III-3

3.5.2 Tahap Analisis III-4

3.5.3 Tahap Integrasi (Integration) III-4

3.6 Perancangan Sistem Manajemen Waralaba III-4

3.7 Implementasi Sistem III-4

3.8 Analisis Prospektus Penawaran III-5

3.9 Kesimpulan dan Saran III-5

BAB IV PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN WARALABA IV-1

4.1. Benchmarking Perusahaan IV-1

4.1.1 Tahap Perencanaan (Planning) IV-1

4.1.2 Tahap Analisis IV-15

Page 7: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4.1.3 Tahap Integrasi IV-21

4.2. Perancangan Sistem Manajemen Waralaba IV-23

4.2.1.Manajemen Kemitraan IV-24

4.2.2.Manajemen Pengembangan Ritel IV-39

4.2.3.Manajemen Barang Dagangan IV-51

4.2.4.Manajemen Toko IV-60

BAB V PEMBUATAN DAN ANALISIS PROSPEKTUS V-1

PENAWARAN

5.1 Pembuatan Prospektus Penawaran V-1

5.2 Analisis Perancangan Prospektus Penawaran V-1

5.2.1 Analisis Manajemen Kemitraan V-1

5.2.2 Analisis Manajemen Pengembangan Ritel V-9

5.2.3 Analisis Manajemen Barang Dagangan V-13

5.2.4 Analisis Manajemen Toko V-15

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan VI-1

6.2 Saran VI-1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRANNormalisasi Ukuran dengan

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

IV-

Page 8: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Panduan Operasi Manual Waralaba II-15

Tabel 2.2 Karakteristik Beberapa Jenis Ritel Modern II-21

Tabel 2.3 Proses Keputusan Manajemen Ritel II- 26

Tabel 4.1 Aspek dalam Usaha Waralaba IV- 4

Tabel 4.2 Target Benchmarking IV- 5

Tabel 4.3 Karakteristik PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) IV- 7

Tabel 4.4 Karakteristik PT. Veneta System Indonesia IV-10

Tabel 4.5 Karakteristik PT. K-24 Indonesia IV-13

Tabel 4.6 Perbandingan Manajemen Kemitraan IV-16

Tabel 4.7 Perbandingan Manajemen Pengembangan Ritel IV-18

Tabel 4.8 Perbandingan Manajemen Barang Dagangan IV-19

Tabel 4.9 Perbandingan Manajemen Toko IV-20

Tabel 4.10 Best Practice Manajemen Kemitraan IV-21

Tabel 4.11 Best Practice Manajemen Pengembangan Ritel IV-22

Tabel 4.12 Best Practice Manajemen Barang Dagangan IV-22

Tabel 4.13 Best Practice Manajemen Toko IV-23

Tabel 4.14 Penjabaran Tugas pada Ritel IV-39

Tabel 4.15 Jumlah Sumber Daya Pewaralaba IV-44

Tabel 4.16 Jumlah Sumber Daya Terwaralaba (Skenario 1) IV-44

Tabel 4.17 Jumlah Sumber Daya Terwaralaba (Skenario 2) IV-44

Tabel 4.18 Jumlah Sumber Daya Terwaralaba (Skenario 3) IV-45

Tabel 4.19 Aspek dalam Mendesain Toko IV-61

Tabel 5.1 Perbandingan Waralaba Toko Baru dan Take Over V-2

Tabel 5.2 Perbandingan Tanggung Jawab Aktif dan Pasif V-3

Tabel 5.3 Rincian Investasi Awal Keadaan Optimis V-6

Tabel 5.4 Rincian Investasi Awal Keadaan Pesimis V-7

Tabel 5.5 Perbandingan Laporan Keuangan Oleh Cabang dan Pusat V-11

Tabel 5.6 Perbandingan Waktu Pelayanan V-16

Tabel 5.7 Perbandingan Alternatif Pengiriman Barang V-17

Page 9: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Fungsional II-22

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Berdasarkan Produk II-22

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Berdasarkan Georgrafis II-22

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi II-23

Gambar 2.5 Gerai Alfamart II-33

Gambar 2.6 Gerai Veneta System II-35

Gambar 2.7 Gerai Apotek K-24 II-36

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian III-1

Gambar 4.1 Alur Waralaba Bisnis Ritel Kategori Printer dan Tinta IV-25

Gambar 4.2 Alur Pengajuan HKI IV-29

Gambar 4.3 Alur Pengajuan SIUP, TDP, dan HO IV-31

Gambar 4.4 Alur Pengajuan STPW Pemberi Waralaba IV-33

Gambar 4.5 Alur Pengajuan STPW Penerima Waralaba IV-34

Gambar 4.6 Struktur Organisasi Pewaralaba IV-41

Gambar 4.7 Struktur Organisasi Terwaralaba (Skenario 1) IV-42

Gambar 4.8 Struktur Organisasi Terwaralaba (Skenario 2) IV-42

Gambar 4.9 Struktur Organisasi Terwaralaba (Skenario 3) IV-43

Gambar 4.10 Skema Distribusi dengan 1 Gudang IV-52

Gambar 4.11 Skema Distribusi dengan Lebih Dari 1 Gudang IV-53

Page 10: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1-1 Prospektus Penawaran Aston Printer Center L1-1

Lampiran 2-1 Rancangan Investasi Awal Aston Printer Center Keadaan L2-1

Optimis

Lampiran 3-1 Rancangan Investasi Awal Aston Printer Center Keadaan L3-1

Pesimis

Page 11: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN TABEL

Halaman

Tabel L2. 1 Rincian Fixture Toko L2-1

Tabel L2. 2 Rincian Peralatan Toko L2-1

Tabel L2. 3 Rincian Persediaan Awal L2-2

Tabel L2. 4 Rancangan 1 Keadaan Optimis L2-5

Tabel L2. 5 Rancangan 2 Keadaan Optimis L2-6

Tabel L2. 6 Rancangan 3 Keadaan Optimis L2-7

Tabel L3. 1 Rincian Fixture Toko L3-1

Tabel L3. 2 Rincian Peralatan Toko L3-1

Tabel L3. 3 Rincian Persediaan Awal L3-2

Tabel L3. 4 Rancangan 1 Keadaan Pesimis L3-5

Tabel L3. 5 Rancangan 2 Keadaan Pesimis L3-6

Tabel L3. 6 Rancangan 3 Keadaan Pesimis L3-7

Page 12: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB IPENDAHULUAN

Bab ini menguraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu

latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

batasan masalah dan asumsi, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Saat ini tren bisnis dengan menggunakan konsep waralaba semakin

membumi di Indonesia. Semakin banyak orang dan perusahaan di berbagai negara

menggunakan konsep bisnis ini. Menurut Majalah Info Franchise Indonesia,

omset bisnis waralaba di Indonesia pada tahun 2010 telah berada di angka lebih

kurang Rp 114 triliun dengan jumlah tenaga kerja terserap lebih dari 700.000

orang. Hal ini meningkat pesat jika dibandingkan dengan omset pada tahun 2008

yang masih di angka Rp 81 triliun dengan jumlah tenaga kerja terserap lebih

kurang 500.000 orang. Jumlah tersebut masih diprediksikan akan meningkat pada

tahun – tahun mendatang.

Berdasarkan penelitian dalam Franchise (2009), industri waralaba nasional

dikelompokkan menjadi delapan kelompok besar yaitu makanan dan minuman

(food beverage), ritel dan minimarket, agen properti, kurir dan ekspedisi,

pendidikan, kesehatan dan kecantikan, pakaian dan perhiasan (fashion

accessories) serta otomotif. Salah satu kategori ritel yang memiliki pasar potensial

besar dan menjanjikan di Indonesia adalah kategori printer dan tinta

(Bataviase.2010). Menurut hasil survey IDC (International Data Corporation)

yang merupakan lembaga survei industri independen, memprediksi bahwa

pertumbuhan penjualan printer di Indonesia sepanjang 2011 akan meningkat 15%

dibandingkan tahun 2010 dari 2,3 juta unit printer laserjet dan inkjet diprediksi

menjadi 2,8 juta unit printer (Affandi, 2011). Dengan prediksi tersebut bisa

dipastikan pertumbuhan industri ritel kategori printer dan tinta akan semakin

berkembang dengan pesat.

Beberapa usaha pada ritel kategori printer dan tinta yang memiliki potensi

untuk berkembang, khususnya di daerah Solo dan sekitarnya, yaitu Aston Printer

Page 13: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

Center, Flash Mandiri, CV. Image Printer dan lainnya. Perkembangan usaha

tersebut dapat melalui dua cara yaitu dengan pola konvensional yaitu membuka

cabang ataupun dengan cara waralaba. Seorang pengusaha yang ingin memperluas

usahanya dengan membuka cabang sangat tergantung dari modal yang

dimilikinya. Dengan menggunakan pola cabang, seorang pengusaha tidak perlu

membayar sejumlah biaya terhadap pihak lain serta reputasi usahanya dapat dijaga

dengan baik karena operasional usahanya ditangani secara langsung. Berbeda

halnya jika menggunakan pola bisnis waralaba dimana salah satu keunggulannya

adalah perluasan usaha yang semakin cepat dengan menggunakan modal dari

penerima waralaba dan resiko yang ditanggung oleh penerima waralaba. Penerima

waralaba akan membayar sejumlah fee kepada pemberi waralaba dan sebagai

wujud tanggungjawabnya, pemberi waralaba akan memberikan bantuan berupa

dokumen operasional serta monitoring yang berkelanjutan. Namun perlu

diperhatikan bahwa pola bisnis waralaba juga memiliki kelemahan dimana

dimungkinkan terjadinya kualitas layanan penerima waralaba yang buruk

sehingga berpengaruh terhadap reputasi merek pemberi waralaba. Hal ini dapat

dikarenakan kurangnya seleksi calon penerima waralaba serta kurangnya

dukungan dan monitoring dari pemberi waralaba (Franchise, 2009).

Kesuksesan usaha melalui bisnis waralaba dikarenakan sistem dan konsep

bisnis yang diterapkan sudah teruji dan memiliki tingkat erorr yang kecil yang

sudah terbukti memberikan keuntungan. Dilihat dari sisi pewaralaba model bisnis

ini akan membantu mereka dalam mengembangkan usahanya karena mereka tidak

memerlukan biaya yang besar dalam membuka cabang. Keuntungannya adalah

pewaralaba mendapatkan royalti atas pemakaian merek dan sistem usahanya.

Sedangkan bagi pihak terwaralaba memudahkan mereka jika ingin memiliki bisnis

yang langsung memberikan keuntungan secara cepat tanpa membutuhkan waktu

yang lama (Franchise,2009)

Bentuk sukses usaha ritel kategori printer dan tinta di Indonesia yang dibuka

dengan pola waralaba adalah Veneta System, Acaciana, dan Gold Ink. Ketiga

perusahaan ini sukses memperluas jaringan usahanya dengan pola waralaba yang

tersebar di puluhan tempat di Indonesia. Veneta System yang membuka usaha

Page 14: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

sejak tahun 2003 kini telah memiliki 147 outlet terwaralaba yang tersebar di

seluruh Indonesia. Selain itu Acaciana yang telah berdiri sejak tahun 1997 kini

telah memiliki 13 outlet terwaralaba yang tersebar di Indonesia. Sedangkan Gold

Ink yang berdiri sejak tahun 2007 kini memiiki lebih dari 11 outlet yang tersebar

di seluruh Indonesia. (Franchise, 2009)

Menurut Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI),

peluang bisnis dari usaha kecil yang berpotensi menjadi waralaba cukup besar

dengan pertumbuhan mencapai 12% per tahun. Namun, usaha kecil tersebut masih

kesulitan berkembang karena keterbatasan kemampuan dalam berwirausaha baik

menyangkut kompetensi dalam pengelolaan usaha, kemampuan berinovasi, dan

mengembangkan kreativitas serta masih rendahnya keuletan dalam berusaha.

(Bataviase, 2010). Kesulitan tersebut banyak disebabkan oleh tidak adanya

manajemen yang baik. Sebuah manajemen yang baik harus dimiliki oleh setiap

pengusaha sebagai syarat jika ingin mewaralabakan usahanya karena dapat

membantu pengusaha yang ingin sukses dalam bidang waralaba (Franchise,2009).

Dalam penelitian ini dirancang sebuah sistem manajemen waralaba yang

dikhususkan pada usaha ritel kategori printer dan tinta. Dalam menyusun sistem

manajemen waralaba digunakan metode functional benchmarking yang tidak

membatasi diri pada perbandingan terhadap pesaing langsung sehingga dapat

melakukan investigasi pada perusahaan – perusahaan yang unggul dalam industri

yang tidak sejenis. Metode benchmarking digunakan dalam penelitian ini karena

dengan metode ini dapat dilihat bagaimana usaha yang telah sukses dalam

menjalankan bisnis waralabanya sehingga dapat mengadopsi best practice untuk

meraih sasaran yang diinginkan. Hasil dari benchmarking menghasilkan sebuah

best practice yang digunakan dalam penyusunan sistem manajemen waralaba.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang suatu

sistem manajemen waralaba pada usaha ritel kategori printer dan tinta.

Page 15: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu :

1. Menghasilkan sebuah best practice untuk perancangan sistem manajemen

waralaba.

2. Menghasilkan sebuah sistem manajemen waralaba yang dapat diterapkan

untuk semua ritel kategori printer dan tinta.

3. Mengimplementasikan sistem manajemen waralaba yang telah dibuat untuk

Aston Printer Center.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Memudahkan pemilik usaha ritel jika ingin membuka cabang baru melalui

sistem waralaba.

2. Mengetahui prosedur mewaralabakan suatu usaha.

1.5 Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah, penelitian dilakukan dengan pembatasan

sebagai berikut :

1. Sistem yang dirancang digunakan untuk pihak pemberi waralaba

(pewaralaba).

2. Implementasi sistem dilakukan pada Aston Printer Center.

3. Benchmarking dilakukan sampai tahap integrasi.

1.6 Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Visi dan misi untuk semua ritel kategori printer dan tinta dianggap sama.

2. Selama kegiatan penelitian, tidak ada perubahan visi dan misi perusahaan.

3. Hasil dari benchmarking yang dilakukan cukup dijadikan sebagai sumber

referensi.

Page 16: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-5

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan

penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika

penulisan, sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan teori-teori yang dipakai untuk mendukung

penelitian, sehingga perhitungan dan analisis dilakukan secara teoritis.

Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber yang berkaitan

langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah secara

umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk flowchart sesuai

dengan permasalahan yang ada mulai dari studi pendahuluan,

pengumpulan data sampai dengan pengolahan data dan analisis.

BAB IV : PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN WARALABA

Bab ini berisi perancangan sistem manajemen waralaba yang dimulai

dengan benchmarking pada tiga perusahaan. Dari hasil benchmarking

didapatkan best practice yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam

perancangan sistem manajemen waralaba.

BAB V : PEMBUATAN DAN ANALISIS PROSPEKTUS PENAWARAN

Bab ini berisi pengimplementasian sistem yang telah dirancang dengan

membuat sebuah prospektus penawaran untuk Aston Printer Center.

Kemudian dilakukan analisis terhadap prospektus tersebut.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan

kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan masalah. Bab ini juga

menguraikan saran dan masukan bagi kelanjutan penelitian.

Page 17: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang memuat teori-teori relevan dan

mendukung analisis serta pemecahan masalah yang terdapat pada penelitian ini.

2.1. Waralaba

Definisi waralaba menurut Amir Karamoy (Konsultan Waralaba) yang

dimuat dalam Andy (2009) adalah :

“Waralaba adalah suatu pola kemitraan usaha antara perusahaan yang

memiliki merek dagang dikenal dan sistem manajemen, keuangan dan

pemasaran yang telah mantap, disebut pewaralaba, dengan perusahaan

atau individu yang memanfaatkan atau menggunakan merek dan sistem

milik pewaralaba, disebut terwaralaba. Pewaralaba wajib memberikan

bantuan teknis, manajemen dan pemasaran kepada terwaralaba dan

sebagai imbal baliknya, terwaralaba membayar sejumlah biaya (fee)

kepada pewaralaba. Hubungan kemitraan usaha antara kedua pihak

dikukuhkan dalam suatu perjanjian lisensi atau waralaba”

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Perdagangan RI No. 12/M-

DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda

Pendaftaran Usaha Waralaba, definisi waralaba yaitu :

“Franchise (waralaba) adalah perikatan antara pemberi waralaba

dengan penerima waralaba dimana penerima waralaba diberikan hak

untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan / atau menggunakan

hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang

dimiliki pemberi waralaba dengan suatu imbalan berdasarkan

persyaratan yang ditetapkan oleh pemberi waralaba dengan sejumlah

kewajiban menyediakan dukungan konsultasi operasional yang

berkesinambungan oleh pemberi waralaba kepada penerima waralaba.”

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa waralaba merupakan

suatu pembelian merek dagang yang biasanya sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Calon pembeli waralaba bisa berupa individu maupun perusahaan, tergantung dari

persetujuan pihak pewaralaba. Pihak terwaralaba wajib membayar sejumlah biaya

Page 18: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

tertentu kepada pewaralaba yang telah disepakati bersama dari awal kontrak, serta

mematuhi peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pewaralaba.

Menurut Franchise (2009), waralaba pada hakikatnya memiliki beberapa

elemen sebagai berikut:

1. Pewaralaba

Pewaralaba yaitu pihak pemilik/produsen dari barang atau jasa yang telah

memiliki merek tertentu serta memberikan atau melisensikan hak eksklusif

tertentu untuk pemasaran barang atau jasanya.

2. Terwaralaba

Terwaralaba yaitu pihak yang menerima hak eksklusif dari pihak pewaralaba

untuk kemudian mengembangkan merek usahanya di beberapa wilayah.

3. Master Franchise

Master franchise yaitu penerimaan hak eksklusif dari seorang terwaralaba

untuk mengembangkan merek usahanya dalam suatu negara dengan lingkup

besar.

4. Elemen – elemen biaya waralaba

Elemen biaya ini muncul sebagai akibat dari bentuk kompensasi atas sebuah

hubungan yang terjadi. Biasanya elemen biaya ini yang menetapkan adalah

pewaralaba dan menjadi kewajiban dari seorang terwaralaba untuk

melaksanakannya. Adapun elemen – elemen biaya tersebut yaitu, franchise

fee, royalty fee, dan advertising fee.

Menurut Widjaja (2001) dalam bentuknya sebagai bisnis, waralaba memiliki

dua jenis kegiatan (Handrata dan Raharja, 2008) :

1. Waralaba Produk dan Merek Dagangan (Product/Trade Mark Franchising)

Waralaba produk dan merek dagang adalah bentuk waralaba yang paling

sederhana. Dalam waralaba produk dan merek dagang, pemberi waralaba

memberikan hak kepada penerima waralaba untuk menjual produk yang

dikembangkan oleh pemberi waralaba yang disertai dengan pemberian ijin

untuk menggunakan merek dagang milik pemberi waralaba. Pemberian ijin

penggunaan merek dagang tersebut diberikan dalam rangka penjualan produk

yang diwaralabakan tersebut. Atas pemberian izin penggunaan merek dagang

tersebut biasanya pemberi waralaba memperoleh suatu bentuk pembayaran

Page 19: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

franchise fee dan selanjutnya pemberi waralaba memperoleh keuntungan

(yang sering juga disebut dengan royalti berjalan) melalui penjualan produk

yang diwaralabakan kepada penerima waralaba. Dalam bentuk yang sangat

sederhana ini, waralaba produk dan merek dagang seringkali mengambil

bentuk keagenan, distributor atau lisensi penjualan.

2. Waralaba Format Bisnis (Bussiness Format Franchising)

Agak berbeda dengan waralaba produk dan merek dagang, waralaba

format bisnis menurut pengertian yang diberikan oleh Martin Mandelson

dalam Franchising: Petunjuk Praktis bagi Pewaralaba dan Terwaralaba,

waralaba format bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang

(pemberi waralaba) kepada pihak lain (penerima waralaba), lisensi tersebut

memberi hak kepada penerima waralaba untuk berusaha dengan

menggunakan merek dagang/nama dagang pemberi waralaba, dan untuk

menggunakan keseluruhan paket, yang terdiri dari seluruh elemen yang

diperlukan untuk membuat seorang yang sebelumnya belum terlatih dalam

bisnis dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang terus menerus atas

dasar-dasar yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Mandelson (2004), ada sekurangnya sembilan alasan dasar mengapa

pengusaha memilih untuk mewaralabakan usahanya. Alasan-alasan tersebut

adalah (Handrata dan Raharja, 2008) :

1. Pengembangan jaringan usaha secara cepat begitu juga penetrasi pasarnya,

maksudnya disini pemberi waralaba dapat dengan mudah mengeksploitasi

teritorial pasarnya.

2. Modal sepenuhnya berasal dari penerima waralaba; jadi modal yang

diperlukan pihak pemberi waralaba menjadi tidak terlalu besar untuk

menjadikan usahanya besar.

3. Pemberi waralaba menerima persentase atas penghasilan penerima waralaba

tanpa menanggung kerugian penerima waralaba.

4. Penerima waralaba membentuk sendiri manajemen operasional usahanya.

5. Penerima waralaba membayar seluruh biaya pelatihan yang diselenggarakan

oleh pemberi waralaba. Ini berarti pemberi waralaba dapat memperoleh

penghasilan lebih dari kegiatan pelatihannya tersebut.

Page 20: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

6. Waralaba membentuk sistemnya sendiri sebagai pencari laba.

7. Rasio keuangan ekuitas yang positif, karena tidak mengeluarkan modal

yang besar.

8. Pemberi waralaba memperoleh penghasilan dari hasil penjualan dan bukan

keuntungan penerima waralaba.

9. Pewaralaba tidak perlu terlalu terlibat langsung setiap hari atau memantau

jalannya usaha yang dilakukan terwaralaba.

2.1.1. Pemberi Waralaba (Pewaralaba)

Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.

259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 pasal 1, pemberi waralaba

(pewaralaba) adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada

pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan

intelektual, penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pemberi waralaba.

Menurut Widjaja (2002), keuntungan dan kerugian bagi pemberi waralaba antara

lain (Handrata dan Raharja, 2008):

1. Keuntungan bagi pemberi waralaba.

Adapun keuntungan bagi pemberi waralaba antara lain:

a. Waralaba dapat menghasilkan keuntungan yang memadai tanpa perlu

terlibat dengan resiko modal yang tinggi maupun dengan masalah –

masalah detail sehari-hari yang timbul dari pengelolaan dan manajemen

outlet eceran yang kecil. Semua kegiatan administrasi dan pengelolaan

jalannya bisnis serta produk yang diwaralabakan akan diselenggarakan

sepenuhnya oleh penerima waralaba.

b. Tidak ada kebutuhan untuk menyuntik sejumlah besar modal untuk

meningkatkan kecepatan pertumbuhan yang besar. Masing-masing

outlet yang terbuka memanfaatkan sendiri sumber daya keuangan yang

disediakan oleh setiap penerima waralaba.

c. Organisasi pemberi waralaba mempunyai kemampuan untuk

memperluas jaringan secara lebih cepat pada tingkat nasional dan

tentunya pun internasional dengan menggunakan modal yang resikonya

seminimal mungkin.

Page 21: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

d. Pemberi waralaba akan lebih mudah untuk melakukan eksploitasi

wilayah yang belum masuk dalam lingkungan organisasinya.

e. Pemberi waralaba hanya akan mempunyai permasalahan staff yang

lebih sedikit karena ia tidak terlibat dalam masalah staff pada masing-

masing pemilik outlet. Setiap karyawan pada outlet bisnis penerima

waralaba menjadi tanggung jawab penerima waralaba sepenuhnya.

f. Penerima waralaba akan mengkonsentrasikan diri secara lebih optimum

pada bisnis yang diwaralabakan tersebut, oleh karena mereka adalah

pemilik bisnis itu sendiri.

g. Pemberi waralaba cenderung untuk tidak memiliki aset outlet dagang

sendiri. Tanggung jawab bagi aset tersebut diserahkan pada penerima

waralaba yang memilikinya.

h. Seorang pemberi waralaba yang melibatkan bisnisnya dalam kegiatan

manufaktur/pedagang besar bisa mendapatkan distribusi yang lebih luas

dan kepastian bahwa ia mempunyai outlet untuk produknya.

i. Tipe-tipe skema waralaba tertentu mampu menangani penerima

waralaba secara nasional. Pemberi waralaba, dalam skala yang besar

lebih dapat bernegosiasi dengan pihak-pihak yang sangat menaruh

perhatian dan mempunyai sejumlah pabrik, kantor, gudang, depot, atau

tempat-tempat lain diseluruh negeri, dan mengatur masing-masing

waralaba lokal untuk menangani pekerjaan yang muncul di perusahaan-

perusahaan di wilayah waralabanya. Hal ini mengefisiensi waktu para

penerima waralaba. Selain itu tidak semua penerima waralaba memiliki

kemampuan atau kapasitas untuk bernegosiasi atau pengaturan jasa

mengenai hal tersebut. Dengan pengkoordinasian keseluruh kegiatan

dibawah satu pemberi waralaba, masing-masing penerima waralaba

dapat menjamin bahwa kelompok nasional yang besar tanpa perlu

menimbulkan pertentangan atau benturan kepentingan (conflict interest)

di antara sesama penerima waralaba.

Page 22: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

2. Kerugian bagi pemberi waralaba

Adapun kerugian bagi pemberi waralaba antara lain:

a. Ada kemungkinan kekurangpercayaan diantara pemberi waralaba dan

penerima waralaba yang berasal dari ketidakseimbangan antara

penerima waralaba individu dalam organisasi penerima waralaba

dengan pihak-pihak yang harus dihubunginya dalam organisasi

waralaba. Hal ini harus dihindari bagi seorang pemberi waralaba.

b. Ada kemungkinan dengan jumlah investasi yang sangat besar, suatu

unit perusahaan yang dimiliki dan dikerjakan sendiri dapat memberikan

keuntungan lebih besar dari keuntungan pemberi waralaba.

c. Jika penerima waralaba membayar fee sebagai presentase dari penjualan

kotor, ada kemungkinan penerima waralaba akan bertindak secara tidak

terbuka dalam menunjukkan penghasilan kotornya.

d. Kemungkinan terdapat kesulitan-kesulitan dalam rekrutmen orang-

orang yang cocok sebagai penerima waralaba untuk bisnis tertentu.

Selain kelebihan dan kekurangan bagi seorang pemberi waralaba, terdapat

masalah-masalah yang potensial bagi penerima waralaba, diantaranya :

1. Adanya kemungkinan terwaralaba menurunkan reputasi nama atau merek

pewaralaba akibat kegagalannya memenuhi standar tertentu.

2. Adanya kemungkinan pelayanan masing-masing terwaralaba berbeda-beda

sehingga mempengaruhi loyalitas pelanggan.

3. Kemungkinan terjadinya persaingan tidak sehat diantara sesama terwaralaba

yang ikut merugikan pewaralaba.

2.1.2. Penerima Waralaba (Terwaralaba)

Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.

259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 Pasal 1, penerima waralaba

(terwaralaba) adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk

memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual, penemuan

atau ciri khas usaha yang dimiliki pemberi waralaba.

Page 23: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

Menurut Widjaja (2002), terdapat keuntungan dan kerugian serta hak dan

kewaiban bagi penerima waralaba,yaitu (Handrata dan Raharja, 2008) :

1. Keuntungan penerima waralaba.

Adapun keuntungan bagi penerima waralaba antara lain:

a. Penerima waralaba dapat mengatasi kurangnya pengetahuan dasar dan

pengetahuan khusus yang dimiliki melalui program pelatihan yang

terstruktur dari pemberi waralaba (support).

b. Penerima waralaba mendapat keuntungan dan aktivitas iklan dari

promosi pemberi waralaba pada tingkat nasional dan atau internasional.

c. Penerima waralaba mendapatkan keuntungan dan daya beli yang besar

dari kemampuan negosiasi yang dilakukan pemberi waralaba atas

seluruh penerima waralaba dan jejaringnya.

d. Penerima waralaba mendapat pengetahuan khusus dan berkemampuan

tinggi serta berpengalaman, organisasi dan manajemen kantor pusat

pemberi waralaba, walaupun dia tetap mandiri dalam bisnisnya sendiri.

2. Kerugian penerima waralaba.

Adapun kerugian bagi penerima waralaba antara lain:

a. Penerima waralaba harus membayar pemberi waralaba atas jasa yang

didapatkannya dan untuk penggunaan sistem waralaba yaitu dengan dan

dalam bentuk franchise fee pendahuluan atau uang waralaba terus

menerus.

b. Pemberi waralaba mungkin membuat kesalahan dalam kebijakan

kebijakannya. Dia mungkin mengambil keputusan yang berkaitan

dengan inovasi bisnis yang berakhir pada kegagalan dan hal ini

mungkin dapat mempengaruhi aktivitas penerima waralaba.

c. Reputasi, citra merek dan bisnis yang diwaralabakan mungkin menjadi

turun, karena alasan-alasan yang mungkin berada di luar kontrol baik

pemberi waralaba maupun penerima waralaba.

3. Kewajiban penerima waralaba.

Adapun kewajiban bagi penerima waralaba antara lain:

a. Melaksanakan seluruh prosedur yang diberikan oleh pemberi waralaba

guna melaksanakan Hak atas Kekayaan Intelektual

Page 24: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

b. Memberikan kekuasaan bagi pemberi waralaba untuk melakukan

pengawasan maupun inspeksi berkala ataupun secara tiba-tiba, guna

memastikan bahwa penerima lisensi telah melaksanakan waralaba yang

diberikan dengan baik.

c. Memberikan laporan-laporan baik secara berkala maupun atas

permintaan khusus dan pemberi waralaba.

d. Membeli barang modal tertentu ataupun barang-barang tertentu lainnya

dalam rangka pelaksanaan waralaba dan pemberi waralaba.

e. Menjaga kerahasiaan Hak atas Kekayaan Intelektual.

f. Tidak memanfaatkan Hak atas Kekayaan Intelektual.

g. Melakukan pendaftaran waralaba.

h. Tidak melakukan kegiatan sejenis, serupa, ataupun yang secara

langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan persaingan

dengan kegiatan usaha yang mempergunakan Hak atas Kekayaan

Intelektual.

i. Melakukan pembayaran royalti dalam bentuk, jenis dan jumlah yang

telah disepakati bersama

4. Hak penerima waralaba.

Hak bagi seorang penerima waralaba, antara lain :

a. Memperoleh segala macam informasi yang berhubungan dengan Hak

atas Kekayaan Intelektual;

b. Memperoleh bantuan dan pemberi waralaba atas segala macam cara

pemanfaatan dan atau penggunaan Hak atas Kekayaan Intelektual

penemuan atau ciri khas usaha.

Selain hal – hal diatas, terdapat masalah-masalah yang potensial

menghadang penerima waralaba, diantaranya (Handrata dan Raharja, 2008) :

1. Terjadi kejenuhan pasar karena terlalu banyak terwaralaba dengan merek atau

produk yang sama di wilayah tertentu.

2. Adanya hasrat pewaralaba yang berlebihan untuk memperluas waralabanya

sehingga penghasilan potensial, ketrampilan managerial dan inisiatif yang

diperoleh para terwaralaba berkurang.

Page 25: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

3. Pembatalan sepihak oleh pewaralaba bisa diberlakukan terhadap terwaralaba

yang dipandang gagal memenuhi kesepakatan.

4. Pada beberapa industri jangka waktu pemberlakuan waralaba terlalu singkat.

5. Sebagian besar kontrak menyebutkan bahwa royalti yang harus dibayar

terwaralaba hanya berdasarkan gross sales (penjualan bruto) tanpa

memperhitungkan laba terwaralaba.

2.1.3. Franchise Fee

Franchise fee merupakan biaya awal waralaba dimana biaya ini harus

dibayar di awal sebelum gerai waralaba beroperasi. Biaya ini dibayarkan untuk

lisensi atau hak penggunaan merek yang diwaralabakan selama jangka waktu

waralaba dan juga untuk hak menggunakan/meminjam pedoman operasional

selama jangka waktu tertentu. Besarnya franchise fee ini tergantung kebijaksanaan

pewaralaba, tetapi biaya ini penting untuk diketahui komposisinya. Biasanya

franchise fee mempunyai komposisi seperti berikut ini (Franchise, 2009) :

1. Survei lokasi.

2. Desain layout.

3. Inventori awal, termasuk stock barang yang dibutuhkan.

4. Sourcing (pencarian supplier) untuk initial inventory dan stock barang.

5. Bimbingan dan diskusi untuk menyusun business plan.

6. Rekrutmen dan/ atau seleksi para pegawai.

7. Sepervisi dan eksekusi launching.

2.1.4 Royalty Fee

Royalty fee merupakan biaya yang harus dibayar setelah gerai waralaba mulai

beroperasi. Pada umumnya pewaralaba yang menetapkan kapan jadwal

pembayaran royalti tersebut. Metode penetapan fee ini beragam, namun umumnya

berupa prosentase terhadap setiap penghasilan yang diterima terwaralaba, dengan

mengecualikan unsur pajak bila ada. Terdapat pewaralaba yang menetapkan

royalti progresif yang mirip dengan pajak penghasilan waib pajak abadi (PPh 21),

juga terdapat pula yang menetapkan flat royalty dimana nilai royalti tetap tidak

peduli berapa pun penghasilan sang terwaralaba (Franchise, 2009).

Page 26: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

Royalty fee tersebut digunakan untuk beberapa hal seperti berikut ini

(Franchise, 2009) :

1. Kelangsungan operasional pewaralaba dalam kaitannya dengan bimbingan

berkesinambungan bagi para terwaralaba.

2. Pelaksanaan audit waralaba dan evaluasi bisnis yang keduanya merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari bimbingan berkesinambungan.

3. Penelitian dan pengembangan

4. Pengelolaan merek dagang dan strategi pemasaran

2.1.5 Advertising Fee

Advertising Fee ini merupakan biaya yang digunakan untuk membiayai

keperluan pengelolaan merek dan strategi dana. Sehingga untuk kepentingan ini

dana tersebut biasanya tidak diambilkan dari royalty fee namun diambil dari dana

iuran dan advertising fee ini (Franchise, 2009).

2.1.6 Jenis Waralaba

Menurut Pedoman Pelaksanaan Keterkaitan Kemitraan di Bidang Industri

Kecil, terdapat tiga tipe atau jenis waralaba, yaitu (Pontoan dan Sutanto, 2008):

1. Product Franchise

Pada tipe ini, pewaralaba menghasilkan atau memproduksi suatu produk atau

jasa yang dipasarkan oleh terwaralaba. Dalam tipe ini terwaralaba menyediakan

atau membentuk gerai untuk memasarkan produk yang dihasilkan pewaralaba.

Contoh: keagenan sepatu, pabrik sepatu X menghasilkan atau memproduksi

sepatu, lalu terwaralaba membuat gerai untuk memasarkan sepatu-sepatu tersebut

sesuai dengan petunjuk pewaralaba.

2. Business Opportunity Ventures

Pada tipe ini, terwaralaba mendistribusikan produk atau jasa yang dihasilkan

pewaralaba. Dalam pendistribusian produk atau jasa tersebut, terwaralaba

mengikuti sistem yang ditetapkan pewaralaba akan tetapi tidak menggunakan

merek dagang pewaralaba. Contoh: dealer kendaraan bermotor A (mobil atau

sepeda motor) menjual produk dari pabrik tertentu, di dalam memasarkan produk

Page 27: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

tidak menggunakan nama dan merek dagang pewaralaba tetapi mematuhi sistem

yang ditetapkan oleh pewaralaba.

3. Business Format Franchising

Pada tipe ini, terwaralaba diberi lisensi untuk memasarkan produk atau jasa

milik pewaralaba sesuai dengan produk atau jasa milik pewaralaba sesuai dengan

sistem yang ditetapkan dan menggunakan merek dagang atau nama perusahaan

pewaralaba. Contoh: real estate, fast food, hotel.

Menurut International Franchise Association (IFA) berkedudukan di

Washington DC yang merupakan organisasi waralaba internasional yang

beranggotakan negara-negara di dunia, ada empat jenis waralaba yang mendasar

yang biasa digunakan di Amerika Serikat, yaitu (Pontoan dan Sutanto, 2008) :

1. Product Franchise

Pada tipe ini produsen menggunakan produk waralaba untuk mengatur

bagaimana cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh produsen.

Produsen memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusikan barang-

barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk menggunakan nama dan

merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar biaya atau membeli

persediaan minimum sebagai timbal balik dari hak-hak ini. Contohnya, toko ban

yang menjual produk dari pewaralaba, menggunakan nama dagang, serta metode

pemasaran yang ditetapkan oleh pewaralaba.

2. Manufacturing Franchise

Pada tipe ini, waralaba memberikan hak pada suatu badan usaha untuk

membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan menggunakan

merek dagang dan merek pewaralaba. Jenis waralaba ini seringkali ditemukan

dalam industri makanan dan minuman.

3. Business Oportunity Ventures

Pada tipe ini, secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan

mendistribusikan produk-produk dari suatu perusahaan tertentu. Perusahaan harus

menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik bisnis, dan sebagai timbal

baliknya pemilik bisnis harus membayarkan suatu biaya atau prestasi sebagai

kompensasinya. Contohnya, pengusahaan mesin-mesin penjualan otomatis atau

distributor.

Page 28: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

4. Business Format Franchising

Pada tipe ini, bentuk waralaba inilah yang paling populer di dalam praktek.

Melalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan suatu metode yang telah

terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis dengan menggunakan

nama dan merek dagang dari perusahaan. Umumnya perusahaan menyediakan

sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis membayar sejumlah biaya atau

royalti. Kadang-kadang, perusahaan juga mengharuskan pemilik bisnis untuk

membeli persediaan dari perusahaan.

2.1.7 Perjanjian Waralaba

Menurut Rachmadi (2007) ada beberapa aspek dasar atau kunci yang

seharusnya ditekankan dalam perjanjian waralaba. Pada umumnya, pewaralaba

merupakan pihak yang aktif dalam pembuatan perjanjian waralaba karena lebih

mengetahui kondisi bisnis. Sebagai calon terwaralaba sebaiknya ikut

mengupayakan agar perjanjian mencakup semua masalah yang mungkin timbul.

Perjanjian harus adil dan harus melindungi pihak terwaralaba dan isi perjanjian

tersebut perlu mencakup beberapa hal, diantaranya (Pontoan dan Sutanto, 2008) :

A. Recitals (Pembukaan)

Pembukaan perjanjian warlaba pada intinya harus berisi tentang adanya

kesepakatan hubungan kontraktual. Informasi ini mencakup latar belakang

pengembangan dan hak kepemilikan dari pewaralaba yang akan dilisensikan

kepada terwaralaba. Seorang terwaralaba berkewajiban untuk mengoperasikan

format bisnis secara ketat sesuai dengan manual operasi dan standar pengendalian

kualitas yang diberikan oleh pewaralaba.

B. Status Hukum Terwaralaba

Status hukum yang dimaksud disini menekankan hubungan legal antara

seorang pewaralaba dan terwaralaba serta mengonfirmasi bahwa semua pihak

tidak bertindak dalam hubungan pegawai – pemberi kerja, prinsipal, dan agen,

mitra umum, atau status lainnya

C. Hak yang diberikan

Dalam sebuah perjanjian, seorang pewaralaba memberikan hak kepada

terwaralaba untuk menggunakan kekayaan intelektual yang dikembangkan oleh

Page 29: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

pewaralaba. Sebagai contoh hak yang diberikan mencakup sejumlah trademark,

service marks, tradedress (sign age, desain counter, seragam, desain fitur),

manual operasi, program pelatihan awal, program pendukung, dan on going

training, bantuan teknis, dan akses ke sumber daya, serta hak untuk membuat atau

mendistribusikan produk pewaralaba.

D. Cakupan Wilayah

Cakupan wilayah yang dimaksud meliputi batasan wilayah yang ditentukan

oleh apa, radius, jalan, kota, ataukah negara. Dan juga termasuk kesepakatan

apakah pewaralaba mempunyai hak untuk membuka cabang sendiri di wilayah

tersebut atau menambah terwaralaba lagi.

E. Pemilihan Lokasi Usaha

Penentuan lokasi usaha harus turut serta dijadikan perhatian dalam

penyusunan perjanjian waralaba. Terwaralaba bebas memilih lokasi dan kemudian

dimintakan persetujuan kepada pewaralaba. Ada beberapa pewaralaba yang

memberikan bantuan nyata dalam pemilihan lokasi, dalam bentuk studi pemasaran

dan demografis, negosiasi sewa dengan pemilik lahan, dan sebagainya.

F. Jasa yang diberikan oleh pewaralaba

Jasa yang diberikan oleh pewaralaba berupa layanan pra pembukaan yang

biasanya mencakup penggunaan manual operasi, rekruitmen dan latihan pegawai,

standar akuntansi dan sistem pembukuan, spesifikasi inventori dan peralatan,

standar konstruksi, rencana desain gedung dan interior, serta dukungan iklan dan

promosi grand opening. Layanan pasca pembukaan meliputi dukungan lapangan

dan trouble shooting, R&D produk baru, pengembangan kampanye promosi iklan

nasional, dan lain-lain.

G. Pasokan produk

Pada waralaba tertentu, pewaralaba memproduksi beberapa jenis produk atau

bahkan mengharuskan terwaralaba untuk membelinya sehingga harus dipastikan

bahwa dalam perjanjian produk atau bahan tersebut akan dipasok tepat waktu dan

berkualitas tinggi pada harga yang wajar.

Page 30: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

H. Besarnya Fee, Royalty, dan Pembayaran Lain yang terkait dengan Pewaralaba

dan Pelaporannya

Franchise fee dibayarkan secara berkala begitu perjanjian waralaba

dilakukan. Ini merupakan kompensasi atas pemberian waralaba, lisensi merek dan

rahasia dagang, pelatihan dan dukungan pra pembukaan, serta dukungan bahan

baku awal. Kategori pembayaran kedua yaitu royalti dari penjualan brutto.

Kategori ketiga adalah pembayaran fee untuk dana kerjasama iklan/promosi

nasional demi efisiensi dan konsistensi upaya pemasaran. Pembayaran fee yang

lain juga berupa penjualan produk/bahan baku, biaya audit dan inspeksi, dan lain-

lain.

I. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas dalam sebuah perjanjian waralaba harus mencakup

sistem jaminan kendali dan konsistensi kualitas. Beberapa bentuk batasan dalam

produk terwaralaba seperti komposisi, bahan baku, dan perlengkapan yang harus

memenuhi panduan dan spesifikasi prosedur operasi.

J. Asuransi, Penanganan Catatan, dan Kewajiban Lain dari Terwaralaba

Terdapat berbagai resiko yang mungkin terjadi yang tidak dapat ditanggung

sendiri oleh seorang terwaralaba serta perlu diasuransikan, seperti banjir,

kebakaran, perlindungan atas mesin dan kendaraan, perlindungan dari bahaya

teroris, dan lain-lain. Pewaralaba biasanya mengikat terwaralaba dengan berbagai

kewajiban, seperti memberikan laporan keuangan, menjaga standar kualitas

pegawai dan pemasok, meng-upgrade peralatan atau fasilitas yang ada,

menyediakan produk atau fasilitas sesuai standar pewaralaba, dan lain-lain.

K. Perlindungan atas Hak Kekayaan Intelektual

Dalam sebuah perjanjian waralaba, seorang calon terwaralaba harus

memahami bahwa pewaralaba akan berusaha mencegah penyalahgunaan dan

penyebarluasan rahasia dagang yang dilisensikan termasuk penggunaan manual

operasi untuk pihak lain, terutama pesaing.

L. Penghentian Perjanjian Waralaba

Dalam perjanjian waralaba ada beberapa kemungkinan penyebab yang bisa

terjadi karena terwaralaba menyalahi standar kendali mutu, dan lain-lain.

Page 31: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

M. Pengalihan Waralaba

Dalam perjanjian waralaba, perlu dicantumkan pemberian ijin kepada

pembeli baru, pelatihan pembeli baru, pembayaran biaya pengambilalihan lisensi

dan pelatihan kepada pewaralaba.

2.1.8 Panduan Operasi Manual Waralaba

Menurut Franchise (2009), panduan operasi manual merupakan hal penting

sebelum sebuah bisnis waralaba dijual. Adapun penjelasan dari operasi manual

tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1. Panduan Operasi Manual Waralaba

No Bagian Aspek

1 Pendahuluan PengantarSejarah PewaralabaOrganisasi PewaralabaHak dan Kewajiban PewaralabaHak dan Kewajiban Terwaralaba

2 Tahapan Operasional

Tahapan Operasional dari bisnis yang harus diikuti Terwaralaba

3 Panduan & Pra Pembukaan

Desain Interior OutletBentuk bangunan Izin UsahaAsuransiLegalitasOrder BarangTim Manajemen

Aplikasi untuk lisensi,izin,pemeliharaanEvaluasi Negoisasi

4 Kebijakan Tema,Image,DekorasiStandar Kualitas PelayananKebijakan HargaGaji KaryawanPelayanan CustomerPenanganan berbagai komplainPenampilan dan seragam karyawanJam Operasi

Page 32: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

Tabel 2.1. Panduan Operasi Manual Waralaba (Lanjutan)

No Bagian Aspek

5 Operasional Dan Pemeliharaan

Pemeliharaan UmumJobdesc karyawanKeseharianLaporan periodikInspeksiStandar Keselamatan dan KesehatanRuang IstirahatKunci, alarm, dan pengamanProsedur darurat

6 Peralatan, Sistem Komputer, Suplai

Peralatan, inventarisasi kebutuhan kantorSpesifikasi, vendor, perawatan, dan perbaikan peralatanOperasional dan manajemen dari database franchisor

7 Administrasi PersonelMenyimpan laporan dan akuntansiSupplierRekruitmen dan TrainingQuality ControlKebijakan asuransi

8 Promosi Penjualan Perencanaaan PembukaanPromosi Umum (Ongoing)Promosi SpesialKehumasanMenggunakan public figureDiskon dan promosiMemelihara visi yang tinggi dalam komunitasMemahami dan menganalisa tren dan statistik demografi lokal

9 Proteksi Merk Dagang Dan Rahasia Dagang

Penggunaan dan pemakaian merk dagangContoh penyalahgunaan merk dagangPemeliharaan dan proteksi rahasia dagangMemelihara dan menggunakan manual operasiProteksi dari software komputer dan manual operasiPerjanjian menjaga rahasia untuk karyawan

10 Laporan Kepada Pewaralaba

Petunjuk dan syarat - syaratnyaContoh Form laporan

Sumber : Franchise (2009)

Page 33: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

2.1.9 Prospektus Penawaran

Prospektus merupakan suatu penjelasan yang berupa keterangan tertulis dan

terperinci mengenai kegiatan suatu perusahaan atau organisasi baru. Prospektus

ini disebarluaskan kepada umum dan disampaikan kepada kelompok tertentu yang

berkepentingan (Franchise, 2009). Dalam sistem waralaba, prospektus ini penting

bagi pihak pewaralaba ataupun terwaralaba. Bagi pihak pewaralaba, prospektus

merupakan syarat utama yang harus diserahkan jika ingin mendapatkan STPW

(Surat Tanda Pendaftaran Waralaba). Dalam PP No.42 Tahun 2007 tentang

Waralaba yang mengatur kewajiban setiap pemberi waralaba (pewaralaba) harus

memberikan prospektus penawaran kepada calon penerima waralaba (terwaralaba)

pada saat menawarkan waralaba. Bagi seorang terwaralaba, prospektus menjadi

sebuah dokumen penting yang dapat digunakan untuk menilai apakah perusahaan

pewaralaba tersebut merupakan perusahaan yang baik atau tidak.

Kandungan prospektus waralaba sesuai dengan PP No.42 tentang Waralaba

antara lain:

A. Data Identitas pemberi waralaba (pewaralaba);

B. Legalitas usaha waralaba;

C. Sejarah kegiatan usaha;

D. Struktur organisasi pemberi waralaba (pewaralaba);

E. Laporan keuangan 2 tahun terakhir;

F. Jumlah tempat usaha;

G. Daftar penerima waralaba;

H. Hak dan kewajiban pewaralaba dan terwaralaba.

Dalam kaitannya memasarkan waralaba ada beberapa hal yang sering

menjadi perhatian para pewaralaba dalam memasarkan bisnisnya. Menurut

Franchise (2009), berikut ini beberapa poin penting yang harus diperhatikan

dalam membuat sebuah penawaran waralaba, antara lain :

A. Menampilkan Kisah Sukses Pewaralaba

Untuk informasi ini, seorang pewaralaba dapat menampilkan berbagai

prestasi baik berupa rekor ataupun penghargaan yang pernah diraih selama

menjalankan bisnis.

Page 34: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

B. Menampilkan Kisah Sukses Waralaba

Untuk informasi ini bisa dilakukan jika sudah ada pihak terwaralaba.

Seorang pewaralaba dapat meminta testimonial dari terwaralaba yang telah

berhasil menjalankan bisnis. Testimoni yang dibuat semenarik mungkin sangat

ampuh untuk meyakinkan calon terwaralaba

C. Menampilkan Keunggulan Produk

Keunggulan produk yang dapat ditawarkan dapat berupa diferensiasi produk

atau services yang ditawarkan dibandingkan dengan kompetitor sejenis. Selain itu

bisa juga ditampilkan dari sisi pengembangan produknya yang dilakukan oleh tim

RnD yang dimiliki oleh pewaralaba

D. Menampilkan Keunggulan Merek

Seorang pewaralaba dapat menampilkan berbagai riset yang menunjukkan

posisi mereknya di industri. Jika merupakan pioner pertama di bidang tersebut,

pewaralaba dapat menonjolkan dirinya. Jika ada media yang pernah meliput

tentang waralabanya, seorang pewaralaba dapat menyertakan sumber tersebut baik

dalam media cetak ataupun elektronik.

E. Menampilkan Sistem

Seorang pewaralaba dapat menggambarkan berbagai hal mengenai sistem

bisnis yang ditawarkannya meliputi: manajemen, keuangan, pemasaran, alur

pasokan, IT, SDM, dan logistik. Pewaralaba dapat menampilkan foto pabrik,

software yang digunakan, maupun alat keamanan.

F. Bantuan Start-Up Usaha

Bantuan start-up usaha merupakan bantuan yang diberikan sebelum sebuah

usaha dijalankan. Bantuan ini dapat berupa bantuan perizinan, set-up interior dan

eksterior design, memberikan bantuan daftar supplier, pasokan produk, dan

lainnya.

G. Program Training Bagi Karyawan dan Terwaralaba

Seorang pewaralaba dapat menampilkan berbagai foto kegiatan training

karyawan baik di inhouse training ataupun on store training. Materi pelatihan apa

saja yang akan diberikan nantinya dapat ikut disertakan.

Page 35: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-19

H. Dukungan yang Berkesinambungan

Pewaralaba dapat menampilkan dukungan berkelanjutan yang nantinya akan

diberikan kepada terwaralaba baik dukungan operasional, pemasaran, atau

pelatihan.

I. Tingkat keuntungan dan pengembalian modal dari catatan outletnya

Pewaralaba dapat membantu menampilkan gambaran dari tingkat

pengembalian modal dari outlet yang sudah berjalan sehingga calon terwaralaba

akan merasa lebih yakin dalam menentukan keputusannya.

J. Kontrak Waralaba

Kontrak waralaba yang menarik menjadi salah satu daya tarik bagi calon

terwaralaba dalam menawarkan bisnis waralabanya.

2.2. Sistem Bisnis Ritel

2.2.1. Pengertian Ritel

Ritel berasal dari kata retail yang berarti eceran. Bisnis ritel merupakan

suatu bisnis menjual dan jasa pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk

memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, atau pengguna akhir lainnya. Aktivitas

nilai tambah yang ada dalam bisnis ritel diantaranya meliputi assortment, holding

inventory, dan providing service (Sopiah dan Syihabudhin, 2009).

Menurut Foreign Agricultural Services, bisnis ritel adalah penjualan

barang secara eceran pada berbagai tipe gerai seperti kios, pasar, department

store, butik dan lain-lain (termasuk juga penjualan dengan sistem delivery

service), yang umumnya untuk dipergunakan langsung oleh pembeli yang

bersangkutan (Pandin, 2009)

Perkembangan ekonomi yang cukup meningkat disertai dengan kondisi

social, ekonomi dan demografi serta perubahan life style memunculkan banyak

sekali industri ritel. Hal ini menjadikan suasana kompetitif diantara industri ritel.

Perubahan paradigma pengelolaan ritel dari ritel tradisional ke ritel modern

membawa dampak yang sangat besar pada perkembangan manajemen ritel.

Page 36: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-20

2.2.2. Jenis – Jenis Ritel

Menurut Godam (2006) ritel di Indonesia dapat dikelompokkan

berdasarkan ciri – ciri tertentu, diantaranya :

A. Discount Stores / Toko Diskon

Discount store adalah toko pengecer yang menjual berbagai barang dengan

harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum, contohnya adalah

Makro dan Alfa

B. Specialty Stores / Toko Produk Spesifik

Specialty store adalah toko eceran yang menjual barang-barang jenis lini

produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh specialty stores yaitu toko

buku gramedia, toko musik disc tarra, toko obat guardian, dan lainnya.

C. Department Stores

Department store adalah suatu toko eceran yang berskala besar yang

pengeloaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen-departemen yang

menjual macam barang yang berbeda-beda. Contohnya seperti ramayana,

robinson, rimo, dan sebagainya

D. Convenience Stores

Convenience store adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang

terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka panjang. Contoh

minimarket alfa dan indomaret.

E. Catalog Stores

Catalog store adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi

produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen potensial.

Toko katalog biasanya memiliki jumlah persediaan barang yang banyak.

F. Chain Stores

Chain store adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan

dimiliki oleh perusahaan yang sama.

G. Supermarket

Supermarket adalah toko eceran yang menjual berbagai macam produk

makanan dan juga sejumlah kecil produk non makanan dengan sistem konsumen

melayani dirinya sendiri / Swalayan, contohnya Hero.

Page 37: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-21

H. Hypermarket

Hypermarket adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah

yang sangat besar atau lebih dari 50.000 item dan melingkupi banyak jenis

produk. Hypermarket adalah gabungan antara retailer toko diskon dengan

hypermarket. Contohnya antara lain Hypermarket giant, Hypermarket hypermart

dan Hypermarket carrefour.

Tabel 2.2. Karakteristik Beberapa Jenis Ritel Modern

Sumber : Pandin, 2009

2.2.3. Struktur Organisasi untuk Ritel

Menurut (Utami, 2010) , aktifitas spesifik yang dilakukan karyawan serta

garis otoritas dan tanggung jawab karyawan dalam perusahaan dapat diidentifikasi

melalui struktur organisasi perusahaan. Terdapat berbagai pilihan struktur

organisasi dalam ritel diantaranya :

A. Struktur Organisasi Fungsional

Struktur ini disusun berdasarkan fungsi yang dijalankan oleh masing –

masing departemen.

Page 38: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-22

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Fungsional

Sumber : Utami, 2010

B. Struktur Organisasi Berdasarkan Produk

Struktur ini disusun berdasarkan barang dagangan yang dijual dalam ritel.

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Berdasarkan Produk

Sumber : Utami, 2010

C. Struktur Organisasi Berdasarkan Geografis

Struktur ini disusun berdasarkan wilayah geografis yang dilayani oleh ritel.

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Berdasarkan Georgrafis

Sumber : Utami, 2010

Page 39: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-23

D. Struktur Organisasi Kombinasi

Struktur ini merupakan bentuk kombinasi antara fungsional dan geografis

maupun barang dagangan yang dijual.

Gambar 2.4. Struktur Organisasi Kombinasi

Sumber : Utami, 2010

Struktur organisasi antara ritel satu dengan yang lainnya berbeda menurut

tipe dari ritel dan ukuran perusahaan. Struktur organisasi ritel dibedakan menurut

jenis ritel dan ukuran perusahaan, antara lain (Utami, 2010) :

A. Organisasi Ritel Tunggal (Single Store)

Pemilik merupakan manajer organisasi secara keseluruhan. Ketika penjualan

tumbuh, karyawan dipekerjakan dengan spesialisasi terbatas. Saat penjualan

meningkat dan pemilik menambah jumlah karyawan maka spesialisasi pekerjaan

bisa terjadi.

B. Organisasi Regional Departement Store

Manajer harus mengawasi unit secara geografis yang saling berjauhan.

Dalam sebagian perusahaan ritel, dua eksekutif senior bekerja bersama sama

untuk mengatur perusahaan. Pada organisasi ini terdapat divisi antara lain, divisi

barang dagangan, divisi pembelian, manajer kelompok, dan divisi ritel.

C. Organisasi Perusahaan dari Rantai Regional Department Store

Keputusan pada kantor pusat meliputi aktivitas mengarah pada strategi dan

peningkatan produktivitas dengan mengoordinasikan aktivitas rantai – rantai

regional.

Page 40: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-24

2.2.4. Manajemen Bisnis Ritel

A. Mengelola Keuangan Ritel

Peranan sebuah aspek keuangan memegang hal yang penting dalam bisnis

ritel. Mengelola keuangan ritel terdiri dari administrasi keuangan seperti

pembuatan buku kas, buku pembelian, buku persediaan barang, buku penjualan,

buku utang, dan buku piutang, yang dapat digunakan sebagai sarana untuk

mencatat transaksi keuangan ritel. Selain itu, dalam mengelola keuangan terdapat

efisiensi keuangan dengan cara efisiensi kas, meminimalisasi piutang,

meningkatkan perputaran persediaan, dan membuat perencanaan keuangan yang

dapat mempermudah merencanakan penerimaan dan pengeluaran keuangan

(Hartono, 2007).

B. Mengelola Barang Dagangan

Barang dagangan merupakan bauran produk yang menjadi aset terbesar

dalam sebuah bisnis minimarket. Sehingga barang dagangan harus dikelola secara

sistematis dan menyeluruh. Ada pun unsur-unsur pengelolaan barang dagangan

dalam bisnis minimarket adalah pengadaan barang dagangan, pengelompokan

barang, dan penjualan barang (Hartono, 2007).

1) Pengadaan Barang

Pengadaan barang dagangan dimulai dari proses pemesanan barang dengan

berbagai pertimbangan yaitu perhitungan berapa lama waktu yang dibutuhkan

mulai barang dipesan sampai barang datang (lead time), jumlah yang cukup untuk

memenuhi konsumen dalam satu periode penjualan, dan batas jumlah minimal

stok barang sampai pada penempatan barang-barang dagangan di rak display.

2) Persediaan Barang Dagangan

Bisnis ritel adalah bisnis yang sangat tergantung pada ketersediaan

inventori atau barang dagangan (Gusway, 2007). Inventori ritel yang sehat adalah

inventori dengan nilai ITO (Inventory Turn Over) yang kecil. ITO digunakan

untuk mengukur seberapa efektif peritel memanfaatkan investasinya pada

inventori. ITO merupakan angka yang terbentuk dari perbandingan antara rata-

rata inventori dan sales.

Page 41: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-25

3) Penggolongan Barang

Penggolongan merupakan salah satu kegiatan untuk memberikan klasifikasi

barang.

4) Penjualan dan Penetapan Harga Jual Barang

Penetapan harga jual produk merupakan salah satu bagian penting dari

keseluruhan rencana bisnis dan strategi pemasaran perusahaan, karena

langsung berpengaruh terhadap pelanggan dan perusahaan

5) Stock Opname

Stock opname (pemeriksaan) dilakukan secara berkala untuk semua jenis

barang yang ada di rak display maupun di gudang. Hasil pemeriksaan fisik

dicocokkan jumlahnya dengan saldo di komputer

2.2.5. Fungsi yang Dijalankan Ritel

Ritel mempunyai fungsi – fungsi yang dapat meningkatkan nilai produk

dan jasa yang dijual kepada konsumen serta memudahkan distribusi produk.

Fungsi yang dijalankan ritel memiliki manfaat baik bagi produsen atau konsumen.

Fungsi tersebut antara lain (Utami, 2010):

A. Menyediakan Berbagai Macam Produk dan Jasa

Ritel sebagai pelaku bisnis berusaha menyediakan berbagai macam

kebutuhan konsumen, yaitu beraneka ragam produk dan jasa baik dari sisi

keanekaragaman jenis, merek, dan ukuran.

B. Memecah

Memecah disini berarti memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih

kecil yang akhirnya menguntungkan produsen dan konsumen. Jika produsen

memproduksi barang dan jasa dalam ukuran besar maka harga barang dan jasa

tersebut menjadi tinggi.

C. Perusahaan Penyimpan Persediaan

Ritel merupakan perusahaan yang menyimpan stok atau persediaan dengan

ukuran lebih kecil. Dalam hal ini, pelanggan akan diuntungkan karena terdapat

jaminan ketersediaan barang dan jasa yang disimpan dalam ritel. Sehingga

konsumen tidak perlu khawatir karena mereka tahu bahwa ritel akan menyediakan

produk produk tersebut bila mereka menginginkannya.

Page 42: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-26

D. Penghasil Jasa

Ritel memberi kemudahan bagi konsumen dalam mengonsumsi produk –

produk yang dihasilkan oleh konsumen. Ritel mampu mengantar produk hingga

ke dekat tempat konsumen, selain itu ritel juga menyediakan jasa yang

membuatnya mudah bagi konsumen dalam membeli dan menggunakan produk.

Ritel menawarkan kredit sehingga konsumen dapat memiliki barang sekarang dan

membayarnya kemudian. Selain itu ritel juga memperlihatkan barang yang

mereka jual sehingga konsumen dengan mudah dapat melihatnya.

E. Meningkatkan Nilai Produk dan Jasa

Dengan adanya barang dan jasa yang dijual ritel, untuk suatu aktivitas

pelanggan yang memiliki beberapa barang, pelanggan akan membutuhkan ritel

karena tidak semua barang dijual dalam keadaan lengkap. Pembelian salah satu

barang ke ritel akan menambah nilai barang tersebut terhadap kebutuhan

konsumen.

2.2.6. Proses Keputusan Manajemen Ritel

Menurut Utami (2010), terdapat empat bagian dalam menentukan

pemahaman terhadap keseluruhan proses keputusan dalam manajemen ritel. Hal

tersebut diperjelas dalam empat bagian yang dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3. Proses Keputusan Manajemen Ritel

No Bagian Aspek Keterangan

1 Memahami Lingkup Bisnis Ritel

Tren dan Format Ritel Ruang Lingkup

ParadigmaPeluang Bisnis Ritel

Customer Perilaku Pelanggan2 Strategi

Pengembangan Ritel

Strategi Pemasaran Promosi BarangAspek SDM Struktur OrganisasiAspek Keuangan Pelaporan keuanganAspek Pemilihan Lokasi Penentuan lokasiManajemen Jaringan Persediaan dan Sistem Informasi

Sistem Distribusi Barang

Membangun Manajemen Relasional

Customer Relationship Management

Page 43: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-27

Tabel 2.2 Proses Keputusan Manajemen Ritel (Lanjutan)

No Bagian Aspek Keterangan

3 Manajemen Barang Dagangan

Perencanaan dan Pengelolaan Barang

Pengelolaan Barang DaganganPerencanaan Barang Dagangan

Sistem Pembelian Barang Sistem Pembelian BarangPenetapan Harga Barang Strategi Penetapan hargaBauran Komunikasi Ritel Metode Komunikasi

dengan Pelanggan4 Manajemen

TokoPengaturan Layout Toko, Desain,Visualisasi Barang

Layout TokoDesain

Aspek Kualitas Layanan Konsep kualitas layananFasilitas ParkirPengiriman Barang ke KonsumenPenerimaan BarangWaktu Pelayanan Toko

Sistem Antrean dan Penanganan Keluhan

Penanganan Komplain/keluhan

Sumber : Utami (2010)

2.3. Benchmarking

2.3.1. Pengertian Benchmarking

Soedjono (1994) menyatakan bahwa benchmarking adalah suatu alat

manajemen yang dipakai dengan maksud untuk menganalisa apa, mengapa dan

seberapa hebatnya pesaing atau organisasi yang terbaik dalam melakukan tata cara

bisnisnya dengan fokus kepada kepuasan pelanggan dan juga merupakan suatu

usaha untuk memperbaiki diri secara terus-menerus agar menjadi kompetitif dan

terbaik di tingkat dunia (Afiffey, 2008).

Proses benchmarking adalah kunci menuju perbaikan kinerja perusahaan.

Tiga pendorong utama banyaknya perusahaan di dunia yang menggunakan

benchmarking adalah (Afiffey, 2008):

A. Persaingan Global, yaitu karena perusahaan-perusahaan menyadari bahwa

mereka harus sama atau melebihi praktik-praktik terbaik yang digunakan

pesaing untuk bertahan hidup.

B. Tanda Penghargaan Mutu

Page 44: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-28

C. Perbaikan Terobosan, yaitu perubahan yang mencolok lebih banyak

disebabkan oleh benchmarking.

Perusahaan diharapkan dapat mengetahui apakah sudah mencapai kinerja

terbaik dengan menggunakan benchmarking. Proses perbaikan kinerja diharapkan

dapat membawa perusahaan dapat berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan

lain terutama yang bergerak dalam industri yang sejenis. Selain itu, untuk

mengetahui apakah sasaran strategisnya sudah tepat dan apakah proses kerjanya

sudah berjalan dengan baik (Afiffey, 2008).

Benchmarking membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

perusahaan. Hal ini bertujuan agar dapat dilakukan perbaikan dari kelemahan

yang dimiliki oleh perusahaan. Selain membantu dalam belajar dari

kepemimpinan perusahaan lain, benchmarking dapat membantu dalam melakukan

prioritas alokasi sumber daya, mampu tetap kompetitif, dan mencapai total

kepuasan konsumen (Afiffey, 2008).

2.3.2. Jenis – Jenis Benchmarking

Menurut Gaspersz (2002), pada dasarnya terdapat empat jenis

benchmarking, antara lain :

A. Internal Benchmarking

Internal benchmarking merupakan investigasi benchmarking yang paling

mudah dengan membandingkan operasi – operasi di antara fungsi fungsi dalam

organisasi itu sendiri. Jenis investigasi ini dapat diterapkan pada perusahaan

internasional atau multidivisi. Dengan demikian internal benchmarking adalah

paket upaya perbaikan terus menerus untuk mengidentifikasi praktek bisnis

terbaik yang ada di dalam lingkungan perusahaan sendiri. Dengan melakukan

internal benchmarking akan diperoleh informasi yang lebih jelas, kritis, dan

obyektif tentang adanya kesenjangan performansi itu. Selanjutnya dengan

memahami informasi tersebut, berbagai upaya untuk mengurangi dan

menghilangkan kesenjangan itu dapat dilakukan.

Impelementasi internal benchmarking akan mendorong semakin

berkembangnya komunikasi internal dan pemecahan masalah secara bersama di

antara unit bisnis atau bagian yang ada dalam organisasi itu.

Page 45: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-29

Dalam melakukan perbandingan, perlu ditetapkan benchmark target.

Untuk jenis internal benchmarking, yang menjadi target adalah unit bisnis atau

fungsi – fungsi dalam perusahaan yang diketahui memiliki performansi terbaik

atau memiliki keunggulan tertentu pada sifat – sifat tertentu, sehingga patut untuk

diteladani oleh unit bisnis lain atau fungsi – fungsi lain dalam perusahaan itu.

B. Competitive Benchmarking

Merupakan tingkatan yang lebih lanjut dari internal benchmarking.

Competitive benchmarking berfungsi untuk memposisikan produk dari perusahaan

terhadap produk dari pesaing. Competitive benchmarking diposisikan untuk

menciptakan atau meningkatkan daya saing serta mampu memperbaiki posisi

produk dalam pasar yang kompetitif. Melalui competitive benchmarking akan

diperoleh informasi tentang performansi terbaik dari pesaing, dimana informasi

tersebut dapat digunakan untuk menciptakan produk yang terbaik dari yang

terbaik .

Dalam competitive benchmarking, target pembanding berada di luar

perusahaan dan bersifat fleksibel, tergantung pada tujuan melakukan competitive

benchmarking itu. Dalam hal benchmark target dapat berupa produk – produk

sejenis yang terbaik yang menjadi pesaing utama, atau bukan produk sejenis

asalkan performansi spesifik tertentu dari produk itu dipandang dapat diinstalasi

pada desain produk baru atau keunggulannya dapat mendatangkan inspirasi atau

gagasan baru bagi perbaikan produk yang sudah ada.

Implementasi competitive benchmarking relatif lebih sulit dibandingkan

dengan internal benchmarking, karena informasi yang diperlukan berada di luar

perusahaan yakni pesaing domestik atau asing, sehingga diperlukan usaha

tambahan untuk memperoleh informasi penting itu.

Competitive benchmarking sering juga disebut sebagai eksternal

benchmarking. Informasi ini dapat diperoleh dari majalah, asosiasi bisnis sejenis,

publikasi riset, dan sumber lain

C. Functional Benchmarking

Merupakan jenis benchmarking yang tidak harus membatasi diri pada

perbandingan terhadap pesaing langsung. Functional benchmarking dapat

melakukan investigasi pada perusahaan – perusahaan yang unggul dalam industri

Page 46: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-30

yang tidak sejenis. Relevansi dari pembandingan pada functional benchmarking

perlu dipertahankan dengan mendifinisikan karakteristik performansi yang harus

serupa dengan fungsi – fungsi dari perusahaan. Misalnya, Xerox Corporation

ingin meningkatkan waktu penyerahan dari small parts ke teknisi, membuat

Xerox mengidentifikasi L.L Bean sebagai pemimpin yang unggul dalam operasi

pergudangan dan pemenuhan pesanan dan operasi pergudangan. Di sini terlihat

bahwa Xerox Corporation sebagai perusahaan fotocopy meniru L.L Bean yang

unggul dalam operasi pergudangan dan pemenuhan pemesanan. Kedua

perusahaan, Xerox Corporation dan L.L Bean merupakan perusahaan tidak

sejenis.

Nilai target pembanding pada functional benchmarking dapat berasal dari

perusahaan tidak sejenis yang unggul. Implementasi functional benchmarking

memang lebih sulit dilakukan, mengingat informasi yang diperlukan panda

umumnya lebih sulit diperoleh dan benchmarking target memerlukan imajinasi

dan kreativitas yang tinggi.

D. Generic Benchmarking

Merupakan jenis benchmarking dimana beberapa fungsi bisnis dan proses

adalah sama tanpa mempedulikan ketidakserupaan atau ketidaksejenisan di antara

industri – industri. Generic benchmarking membutuhkan konseptualisasi yang

komprehensif serta merupakan jenis benchmarking yang paling sulit. Generic

benchmarking merupakan perluasan dari functional benchmarking.

2.3.3. Tahapan Benchmarking

Metode benchmarking yang dilakukan bertujuan untuk mengukur dan

membandingkan kinerja terhadap aktivitas atau kegiatan serupa yang sejenis.

Berikut ini merupakan beberapa tahapan dalam benchmarking, diantaranya

(Gaspersz, 2002) :

A. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap ini dilakukan identifikasi subjek benchmarking, identifikasi target

benchmarking, dan menentukan metode pengumpulan data yang kemudian

dilanjutkan dengan melakukan pengumpulan data.

Page 47: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-31

B. Tahap Analisis

Tahap ini dilakukan perbandingan antara ketiga perusahaan yang menjadi

subjek benchmarking. Pada tahap ini juga digunakan untuk menentukan

kelemahan dan kekuatan yang ada di antara perusahaan yang di benchmarking.

C. Tahap Integrasi (Integration)

Tahap ini mencakup metode benchmarking yang digunakan untuk

menentukan target operasional dalam proses perubahan atau perbaikan. Disini

semua temuan yang diperoleh dalam studi benchmarking harus dikomunikasikan

ke semua orang dalam hierarki perusahaan agar menjadi jelas serta meminta

dukungan dan komitmen dari para pembuat keputusan agar menjamin sumber

daya yang diperlukan untuk mencapai target yang telah ditentukan itu.

D. Tahap Tindakan

Pada tahap ini mencakup implementasi rencana – rencana yang telah dibuat

dan dikembangkan oleh seluruh pekerja. Suatu mekanisme pelaporan dibutuhkan

dalam tahap ini untuk memantau efektifitas dari rencana itu. Pemantauan

dilakukan secara kontinyu demgan demikian informasi dalam tahap ini akan

menjadi umpan balik bagi tahap perencanaan selanjutnya.

2.4. Aston Printer Center

Aston Printer Center merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang penjualan printer, refill tinta, dan jasa perbaikan/ servis printer. Perusahaan

ini merupakan perusahaan perseorangan dengan pemilik yaitu Bapak Ahmad

Agus Purnawan. Perusahaan ini mempunyai kantor pusat di Jalan Imam Bonjol

No.28, Salatiga Jawa Tengah. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2006 dan

kemudian membuka sistem kemitraan pada tahun 2007. Bentuk usaha dari Aston

Printer Center ini masih tergolong ke dalam usaha business opportunity.. Dalam

menjalankan usahanya Aston Printer Center bekerjasama dengan beberapa

distributor printer seperti Canon, Epson, Hp, dan lainnya. Sedangkan untuk tinta,

Aston Printer Center ini mengimpor langsung dari Korea kemudian dilakukan

packaging dan labelling dengan merk AmazInk.

Sistem Kemitraan yang dijalankan oleh Aston Printer Center telah berjalan

selama 4 tahun yang dimulai dari tahun 2007. Hingga kini Aston Printer Center

Page 48: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-32

telah memiliki 22 mitra dengan persebaran seluruhnya berada di Pulau Jawa.

Aston Printer Center (APC) menetapkan kebijakan dimana dalam satu kota hanya

ada satu mitra. Jika nanti ada pemohon baru yang ingin bergabung dengan APC

untuk menjadi mitra harus mendapatkan izin dari mitra yang terlebih dahulu

membuka usaha di sana baru kemudian datang langsung ke APC Pusat. Selama

ini persetujuan untuk menerima masyarakat yang ingin bergabung langsung

menjadi mitra dari APC dilaksanakan dengan pertimbangan dan rekomendasi dari

mitra yang sudah bergabung sebelumnya.

Sistem Kemitraan yang dijalankan oleh APC ini memiliki beberapa

ketentuan diantaranya, jumlah franchise fee yaitu Rp 15.000.000,00 yang dibayar

di awal dan bersifat sekali untuk selamanya. Uang sebesar itu belum termasuk

stok awal dan juga anggaran untuk publikasi, promosi, serta sewa lokasi. Untuk

lokasi, pihak mitra yang harus mencari sendiri dimana letak perusahaan akan

didirikan. Selain itu tidak adanya royalty fee setiap bulannya. Namun demikian,

semua barang wajib diorder langsung ke pusat sehingga keuntungan yang didapat

oleh APC per bulannya adalah dari penjualan barang ke cabang untuk tiap

bulannya. Sebelum mitra beroperasi maka diadakan training terlebih dahulu bagi

para teknisi yang nantinya akan ditugaskan di cabang. Training dilakukan di APC

Pusat selama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut. Jika dalam

perjalanannya masih ada kesulitan, maka APC Pusat membuka konsultasi bagi

para mitranya yang mengalami kesulitan untuk kemudian dicari solusi bersama.

Saat ini di APC menginginkan sebuah manajemen yang kuat dan bagus.

APC Pusat belum melakukan pendokumentasian sistem mereka. Mereka

membutuhkan sebuah manajemen yang kuat dan bagus agar nantinya jika sistem

tersebut diduplikasi oleh mitranya maka mitranya akan mempunyai kualitas yang

sama dengan pusat. Salah satu kelemahan dalam sistem mereka saat ini adalah

kualitas mitra sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan pusat. Jika hal ini

dibiarkan maka akan merusak nama APC di mata konsumen. Selain itu sistem

manajemen yang kuat dan adanya pendokumentasian sistem yang baku

merupakan salah satu syarat yang diperlukan bagi sebuah perusahaan yang ingin

mewaralabakan usahanya.

Page 49: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-33

2.5. PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart)

Perusahaan ini membuka skema waralaba pada tahun 2001. Waralaba

Alfamart adalah usaha minimarket yang dimiliki dan dioperasikan berdasarkan

kesepakatan waralaba dari PT. Sumber Alfaria Trijaya,Tbk. selaku pemegang

merk Alfamart.

Gambar 2.5. Gerai Alfamart

Sumber : Sumber Alfaria Trijaya,2010

Model bisnis Alfamart adalah menjual berbagai kebutuhan sehari – hari

dengan harga terjangkau dan berlokasi di sekitar wilayah perumahan. Data pada

bulan April 2010 menyatakan bahwa Alfamart didukung oleh lebih dari 3700

jaringan toko dan 400 lebih supplier aktif. Hal ini menjadikan Alfamart menjadi

salah satu pemain utama di bisnis minimarket. Alfamart juga berkontribusi

menyerap tenaga kerja lebih dari 40.000 orang. Dengan demikian menjadikan

Alfamart menjadi salah satu employer terbesar di Indonesia saat ini dan salah satu

jenis waralaba yang paling diminati sekarang (Franchise, 2009).

Page 50: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-34

2.5.1. Visi dan Misi Alfamart

Menurut Sumber Alfaria Trijaya (2010) , visi dan misi yang dimiliki oleh

Alfamart adalah :

A. Visi Alfamart

1) Menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka yang dimiliki oleh

masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil,

pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing

secara global.

B. Misi Alfamart

1) Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan berfokus

pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.

2) Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan

selalu menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi.

3) Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh-

kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.

4) Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus

bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan, pemasok, karyawan,

pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.

2.6. PT. Veneta Media Indonesia (Veneta System)

Perusahaan ini membuka skema waralaba pada tahun 2003. Waralaba

Veneta System adalah sebuah merek jasa isi ulang tinta printer (Cartridge Refill

Center) yang cukup disegani. Model bisnis Veneta System adalah melayani isi

ulang tinta printer dan juga penjualan cartridge. Saat ini Veneta System telah

mengoperasikan 148 outlet di seluruh Indonesia dimana 40% diantaranya

merupakan waralaba, dan sisanya adalah milik sendiri. Kepercayaan yang tinggi

membuat Veneta System menjadi market leader di bisnis kategori ini. Meskipun

usaha yang bermain di kategori ini cukup banyak, namun Veneta System sudah

seperti merek generik untuk kategori isi ulang dan dianggap sebagai sebuah brand

principle (Franchise,2009).

Page 51: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-35

Gambar 2.6. Gerai Veneta System

Sumber : Veneta System,2008

2.6.1. Visi dan Misi VenetaSystem

Visi dan misi yang dimiliki oleh Veneta System adalah (Veneta System.,

2008) :

A. Visi Veneta System

1) Menjadi jaringan waralaba terbesar di Indonesia dalam bidang refill

tinta printer, dan produk regenerasi dengan dukungan dari Veneta

System

B. Misi Veneta System.

1) Membangun jaringan outlet Veneta System dengan konsep waralaba

di seluruh kota besar di Indonesia.

2) Mengembangkan pasar refill tinta printer di Indonesia.

2.7. PT. K-24 Indonesia (Apotek K-24)

Perusahaan ini membuka skema waralaba pada tahun 2005. Waralaba

Apotek K-24 adalah sebuah merek jasa penjualan obat – obatan yang sudah sangat

dikenal di masyarakat. Apotek K-24 ini mempunyai keunikan yang membedakan

dengan apotek yang lain dimana apotek ini buka 24 jam setiap hari dan harga

selalu sama. Apotek K-24 ini telah beroperasi lebih dari 180 gerai di Indonesia.

Kesuksesan Apotek K-24 ini membuatnya meraih 22 penghargaan dari berbagai

pihak.

Page 52: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-36

Gambar 2.7. Gerai Apotek K-24

Sumber : Amik, 2010

2.7.1. Visi dan Misi Apotek K – 24

Visi dan Misi merupakan hal mendasar dalam sebuah perusahaan yang

menunjukkan target dan keinginan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut.

Visi dan Misi yang dimiliki oleh Apotek K-24 ini adalah (Arifiah, 2008):

A. Visi Apotek K-24

1) Menjadi merek nasional yang menjadi pemimpin pasar bisnis apotek

di Negara Republik Indonesia, melalui apotek jaringan waralaba yang

menyediakan ragam obat yang komplit, buka 24 jam termasuk hari

libur yang tersebar di seluruh Indonesia.

2) Menjadi merek nasional kebanggaan bangsa Indonesia yang menjadi

berkat dan bermanfaat bagi masyarakat, karyawan-karyawati dan

pemilik.

3) Menyediakan pilihan obat yang komplit, setiap saat, dengan harga

yang sama pagi-siang-malam dan hari libur.

B. Misi Apotek K – 24

1) Menyediakan pilihan obat yang komplit, setiap saat, dengan harga

sama pagi-siang-malam dan hari libur: Apotek K-24 melayani

masyarakat selama 24 jam perhari 7 hari perminggu dengan

memberlakukan kebijakan harga yang tetap sama pada pagi hari, siang

hari, malam hari maupun hari libur.

Page 53: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-37

2) Menyediakan kualitas pelayanan prima : Apotek K - 24 senantiasa

mempelajari dan mengusahakan peningkatan kualitas pelayanan untuk

memaksimalkan tingkat kepuasan para pelanggan dan penerima

waralaba.

2.7.2. Keunggulan Sistem Apotek K-24

Berikut ini merupakan keunggulan dari sistem yang dimiliki oleh Apotek

K-24 (Arifiah, 2008) :

a. Konsep bisnis waralaba yang unggul dan telah teruji.

b. Brand Awarness yang tinggi

c. Royalty Fee ringan ( 1,2% ).

d. Terwaralaba memperoleh transfer pengetahuan sehingga mampu mengelola

gerai secara mandiri, mendapatkan dukungan dalam pendirian gerai,

perijinan, rekruitmen dan pelatihan staff, teknologi informasi, strategi

pemasaran, di dukung dengan panduang operational serta dukungan yang

berkelanjutan

e. Memiliki konsep bisnis khas yang prima, buka selama 24 Jam tiap hari.

Obat yang dijual komplit dengan harga jual bersaing dengan harga sama

baik pagi, siang, malam maupun hari libur. Selain itu melayani konsultasi

obat secara gratis, layanan pesan antar bagi masyarakat yang membutuhkan

obat namun tidak dapat datang ke Apotek K–24, sekaligus jaminan akan

keaslian obat karena obat diperoleh dari distributor resmi, legal dan

terpercaya, dilengkapi dokumen pembelian asli/faktur yang sah dan

pengecekan barang ketika menerima obat dari supplier dengan tata cara

yang benar.

f. Apotek K–24 hanya menyediakan obat dari sumber-sumber dengan

prosedur yang resmi sehingga keaslian obat lebih terjamin. Hal ini sebagai

upaya membantu program Pemerintah dalam memerangi peredaran obat

palsu yang notabene kian marak di pasaran. Cara yang dilakukan adalah

dengan mencegah masuknya obat palsu ke jaringan Apotek K-24,

memusnahkan obat yang sudah kadaluwarsa, kemasan obat yang tidak

terpakai serta memberi informasi dan layanan masyarakat.

Page 54: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas model penelitian dan kerangka pikir atau metodologi

yang digunakan dalam penelitian beserta penjelasan singkat setiap tahapannya.

Mulai

Studi PustakaStudi Lapangan

Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan Penelitian

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Benchmarking Perusahaan

Perancangan Sistem Manajemen Waralaba

Implementasi Sistem

Pembuatan Prospektus Penawaran

Analisis Prospektus Penawaran

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Page 55: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

3.1 Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan sebagai observasi awal untuk mengetahui lebih

jelas permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Observasi awal dilakukan

melalui pengamatan di tempat penelitian dan diskusi dengan beberapa orang yang

berkompeten.

3.2 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan tahap pemahaman teori-teori yang mendasari

penelitian. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari ide-ide, rumusan-rumusan

dan konsep-konsep teoritis dari berbagai literatur yang dapat dipakai sebagai

landasan teoritis untuk melakukan penelitian.

3.3 Perumusan Masalah

Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

merumuskan masalah yang diambil. Perumusan masalah yang ada yaitu

bagaimana merancang suatu sistem manajemen waralaba pada usaha ritel

kategori printer dan tinta.

3.4 Penetapan Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah penetapan

tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan sebuah best

practice yang nantinya akan digunakan dalam perancangan sistem manajemen

waralaba, menghasilkan sebuah sistem manajemen waralaba yang dapat

diterapkan untuk semua ritel kategori printer dan tinta, dan mengimplementasikan

sistem manajemen waralaba yang telah dibuat untuk semua bisnis ritel kategori

printer dan tinta

3.5 Benchmarking Perusahaan

Dalam penelitian ini digunakan strategi functional benchmarking. Strategi

ini tidak harus membatasi diri pada perbandingan terhadap pesaing langsung,

sehingga dapat melakukan investigasi pada perusahaan – perusahaan yang unggul

dalam industri yang tidak sejenis. (Gaspersz, 2002)

Page 56: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

3.5.1.Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini dilakukan identifikasi subjek benchmarking, identifikasi

target benchmarking, penentuan metode pengumpulan data dan dilanjutkan

dengan pengumpulan data.

a. Identifikasi Subjek Benchmarking

Subjek benchmarking dipilih dengan melakukan identifikasi terhadap

perusahaan yang bergerak di bidang ritel dan telah berhasil di bidangnya. Langkah

– langkah dalam mengidentifikasi subjek benchmarking dalam penelitian ini

antara lain:

1) Mengidentifikasi dan memilih organisasi / perusahaan mana yang akan

dijadikan sebagai subjek benchmarking.

2) Mencari informasi mengenai perusahaan yang akan dijadikan sebagai subjek

benchmarking.

Indikator keberhasilan perusahaan yang akan dijadikan sebagai subjek

benchmarking dapat dilihat dari jumlah terwaralaba yang menjadi mitra bisnisnya.

Selain itu perusahaan yang menjadi market leader di bidangnya dapat dijadikan

sebagai subjek benchmarking.

b. Identifikasi Target Benchmarking

Target benchmarking merupakan item yang dijadikan sebagai dasar dalam

mendapatkan informasi yang ingin diperoleh. Penentuan target benchmarking

didasakan pada literatur mengenai manajemen ritel dan waralaba serta

berdasarkan wawancara. Literatur yang digunakan yaitu berdasarkan Franchise

(2009) yang dapat dilihat pada tabel 2.1. dan Utami (2010) yang dapat dilihat

pada tabel 2.3. Sedangkan wawancara dilakukan kepada Store Manager Venetta

System

c. Penentuan Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam melakukan benchmarking pada penelitian ini

adalah metode observasi langsung, wawancara, dan literatur dari artikel, internet

maupun penelitian terdahulu.

Page 57: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

d. Pengumpulan Data

Langkah terakhir dalam tahap perencanaan adalah pengumpulan data. Pada

tahap ini dilakukan pengumpulan data pada perusahaan yang menjadi subjek

benchmarking.

3.5.2.Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan perbandingan terhadap perusahaan – perusahaan

yang menjadi subjek benchmarking. Perbandingan dilakukan berdasarkan target

benchmarking yang telah ditentukan.

3.5.3.Tahap Integrasi (Integration)

Pada tahap integrasi, hasil dari benchmarking yang telah dilakukan pada

perusahaan yang menjadi subjek benchmarking dikumpulkan menjadi satu lalu

dirangkum menjadi sebuah best practice

3.6 Perancangan Sistem Manajemen Waralaba

Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem manajemen waralaba pada

bisnis ritel kategori printer dan tinta. Perancangan dilakukan dengan berdasarkan

benchmarking yang telah dilakukan. Dari benchmarking yang dilakukan

didapatkan sebuah best practice yang kemudian digunakan dalam perancangan

sistem manajemen waralaba.

Hasil dari perancangan sistem manajemen waralaba ini menghasilkan

sebuah sistem manajemen waralaba yang nantinya dapat digunakan sebagai

panduan bagi setiap bisnis ritel kategori printer dan tinta jika ingin

memwaralabakan usahanya. Hasil dari perancangan sistem manajemen waralaba

ini nanti akan diimplementasikan kepada Aston Printer Center yang merupakan

sebuah usaha ritel kategori printer dan tinta.

3.7 Implementasi Sistem

Pada tahap ini dilakukan implementasi dari sistem yang telah dibuat.

Implementasi dilakukan pada Aston Printer Center Salatiga yang merupakan

sebuah bisnis ritel kategori printer dan tinta.

Page 58: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

Implementasi yang dilakukan dengan melalui tahap – tahap berikut ini :

1. Tahap Pertama : Pembuatan Prospektus Penawaran

Prospektus merupakan suatu penjelasan yang berupa keterangan tertulis

dan terperinci mengenai kegiatan suatu perusahaan atau organisasi baru.

Prospektus inilah yang nantinya akan dijadikan sebuah pedoman untuk

menduplikasi sistem yang dalam hal ini sistem waralaba dari pihak

pewaralaba ke pihak terwaralaba. Prospektus dibuat mengacu pada sistem

manajemen waralaba yang dirancang

2. Tahap Kedua : Sosialisasi Prospektus kepada Pimpinan Perusahaan

Setelah prospektus penawaran selesai dibuat, maka prospektus tersebut

kemudian disosialisasikan kepada pimpinan perusahaan Aston Printer Center.

Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan keterangan yang jelas mengenai

isi dari prospektus yang dibuat serta untuk melakukan konfirmasi ulang

mengenai kebenaran data yang ada dalam prospektus penawaran tersebut.

3.8 Analisis Prospektus Penawaran

Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai hasil dari prospektus

penawaran yaang telah dibuat untuk Aston Printer Center Salatiga. Analisis ini

menunjukan sejauhmana hubungan antara sistem manajemen waralaba yang telah

dirancang dengan prospektus penawaran. Dari analisis ini akan diperoleh masukan

yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan untuk perbaikan sistem yang

dibuat.

3.9 Kesimpulan dan Saran

Tahap terakhir dari penelitian ini adalah Kesimpulan dan Saran. Pada

tahap ini akan dibahas hasil perancangan sistem dengan mempertimbangkan

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan memberikan saran untuk perbaikan

maupun untuk penelitian selanjutnya.

Page 59: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN WARALABA

Bab ini membahas mengenai perancangan sistem manajemen waralaba,

dimulai dari benchmarking terhadap tiga perusahaan yang kemudian

menghasilkan sebuah best practice yang nantinya akan dijadikan dasar dalam

peancangan sistem manajemen waralaba

4.1. Benchmarking Perusahaan

Metode benchmarking yang dilakukan bertujuan untuk mengukur dan

membandingkan kinerja terhadap aktivitas atau kegiatan serupa yang sejenis.

4.1.1 Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini dilakukan identifikasi subjek benchmarking, identifikasi

target benchmarking, penentuan metode pengumpulan data dan dilanjutkan

dengan pengumpulan data.

A. Identifikasi Subjek Benchmarking

Dalam menentukan perusahaan yang dijadikan sebagai subjek

benchmarking melalui langkah – langkah berikut ini :

1) Mengidentifikasi dan memilih organisasi / perusahaan yang akan dijadikan

sebagai subjek benchmarking.

Penelitian awal direncanakan dengan menggunakan competitive

benchmarking dimana perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan yang

memiliki bisnis yang sama dan merupakan pesaing satu sama lain. Penelitian

dilakukan di perusahaan yang sukses dalam kategori yang sama, yaitu bidang

printer dan tinta yang memiliki cabang dalam jumlah banyak dengan menerapkan

sistem waralaba. Dengan berdasarkan panduan dari Direktori Franchise dan BO,

didapatkan data mengenai perusahaan – perusahaan yang dapat dijadikan sebagai

subjek benchmarking. Perusahaan yang dipilih ada tiga, yaitu Venetta System,

Gold Ink, dan Acaciana. Pertimbangan yang digunakan dalam memilih ketiga

perusahaan tersebut adalah ketiga perusahaan tersebut merupakan perusahaan

yang bergerak di bidang pengisian (refill) tinta dan sukses dengan memiliki

banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan membuka sistem

Page 60: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

waralaba. Perusahaan yang masih berbentuk BO (Business Opportunity) tidak

dipilih karena dinilai belum stabil secara keuangan karena masih mengalami naik

turunnya bisnis.

2) Mencari informasi mengenai perusahaan yang akan dijadikan sebagai subjek

benchmarking.

Informasi mengenai ketiga perusahaan didapatkan dari internet dan Majalah

Info Franchise. Beberapa informasi yang didapatkan antara lain:

a.) Sejarah perusahaan;

b.) Jumlah terwaralaba;

c.) Kesuksesan dan penghargaan yang diraih perusahaan;

d.) Paket investasi yang ditawarkan;

e.) Pendapat dari masyarakat dan pihak lain mengenai perusahaan.

Setelah didapatkan informasi mengenai perusahaan yang dijadikan sebagai

subjek benchmarking, kemudian dilanjutkan dengan menghubungi ketiga

perusahaan tersebut untuk mengajukan permohonan sebagai tempat penelitian.

Kontak dilakukan dengan bantuan telepon maupun datang secara langsung ke

Venetta System, Gold Ink, dan Acaciana. Namun karena keterbatasan data dan

izin untuk melakukan penelitian di Gold Ink dan Acaciana, maka penelitian tidak

dapat dilakukan di kedua perusahaan tersebut. Oleh karena itu dilakukan

pengulangan langkah dari awal dengan mengganti metode dari competitive

benchmarking menjadi functional benchmarking. Dengan menggunakan

functional benchmarking maka perusahaan yang akan dijadikan sebagai subjek

benchmarking tidak megharuskan perusahaan yang sejenis maupun perusahaan

yang menjadi pesaing. Dengan melakukan pengulangan cara didapatkan hasil

akhir bahwa benchmarking dilakukan terhadap tiga perusahaan yang ketiganya

merupakan perusahaan waralaba yang bergerak di bidang ritel namun memiliki

kategori bisnis yang berbeda. Ketiga perusahaan tersebut adalah :

a. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart)

Nama waralaba : Alfamart

Pemilik waralaba : PT. Sumber Alfaria Trijaya (SAT)

Tahun Berdiri : 2001

Kategori Bisnis : Minimarket

Page 61: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

Pusat : Jakarta

Jumlah outlet : 3700

b. PT. Veneta Media Indonesia (Veneta System)

Nama waralaba : Veneta System

Pemilik waralaba : PT. Veneta Media Indonesia

Tahun Berdiri : 2003

Kategori Bisnis : Refill ink

Pusat : Jakarta

Jumlah outlet : 147

c. PT. K-24 Indonesia (Apotek K24)

Nama waralaba : Apotek K24

Pemilik waralaba : PT. K-24 Indonesia

Tahun Berdiri : 2005

Kategori Bisnis : Apotek/ Toko Obat

Pusat : Yogyakarta

Jumlah terwaralaba : 126

Pemilihan ketiga perusahaan tersebut untuk dijadikan subjek benchmarking

adalah karena ketiganya memiliki keunggulan masing – masing dan menjadi

market leader di bidangnya. Alfamart merupakan retail minimarket besar di

Indonesia yang sukses dengan menerapkan konsep minimarket. Alfamart unggul

dalam proses distribusi barangnya dimana mempunyai 14 distribution center di

seluruh Indonesia yang melayani gerai – gerai di sekitarnya. Apotek K24 dipilih

karena sukses menjadi apotek pertama di Indonesia yang mempunyai keunikan

waktu pelayanannya 24 jam serta manajemen yang sukses yang dilakukan oleh

pihak terwaralaba. Sedangkan Venetta System merupakan market leader

waralaba kategori refill tinta yang berhasil sukses dengan mengedukasi mengenai

tinta refill yang banyak diragukan masyarakat dan unggul di bidang peralatan

dimana mempunyai pabrik remanufacturing produk sehingga produk ditangani

langsung di Indonesia.

Page 62: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

B. Identifikasi Target Benchmarking

Target benchmarking digunakan sebagai pedoman dalam melakukan

perbandingan sehingga apa yang menjadi tujuan telah jelas di awal dan tidak

mengalami penyimpangan dari yang diharapkan. Penentuan target benchmarking

selain didasarkan pada literatur dari Franchise (2009) dan Utami (2010), juga

didasarkan pada hasil wawancara terhadap Store Manager Veneta System tentang

prosedur dalam waralaba. Dari hasil wawancara dengan narasumber diketahui

bahwa dalam mewaralabakan usaha perlu memperhatikan banyak aspek. Adapun

aspek – aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Aspek dalam Usaha Waralaba

No Bagian Aspek

1 Aspek Hukum Legalitas Hukum

Izin Usaha2 Paket Penawaran Franchise Fee

Royalty FeeAdvertising FeeDistribution FeeAdministration FeeBiaya Renovasi TempatBiaya Pembelian Peralatan Toko

2 Paket Penawaran Biaya Sewa TempatBiaya LaunchingBiaya PerijinanBiaya Deposito AwalStock AwalBiaya perpanjangan kontrak

3 Aspek Pengelolaan Barang Sistem distribusi barangHubungan dengan supplierPengiriman barangPemesanan BarangSistem pemeriksaan barang

4 Sistem Manajemen Keuangan

Pelaporan Keuangan HarianPenggajian Karyawan

5 Aspek Relasional KonsultasiMonitoring

Page 63: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

Tabel 4.1. Aspek dalam Usaha Waralaba (Lanjutan)

No Bagian Aspek

6 Aspek SDM Struktur OrganisasiJumlah SDMSistem Recruitment KaryawanTanggung Jawab Terwaralaba

7 Aspek Pelayanan Penanganan KomplainJam Operasi Shift KerjaFasilitas pembayaranFasilitas parkir

Berdasarkan literatur dan wawancara, maka yang menjadi target

benchmarking dalam penelitian ini ada empat hal yang ditunjukkan pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Target Benchmarking

No Target Benchmarking

Aspek Keterangan

1 Manajemen Kemitraan

Bentuk Kemitraan Bentuk Kepemilikan

Syarat dan Ketentuan menjadi Penerima Waralaba (Terwaralaba)Alur KemitraanTanggung Jawab TerwaralabaSistem TrainingStrategi Pembukaan GeraiKonsultasiMonitoring

Hukum dan Perizinan

Legalitas HukumIzin Usaha

Struktur Finansial Franchise FeeRoyalty FeeAdvertising FeeDistribution FeeAdministration FeeBiaya Renovasi TempatBiaya Pembelian Peralatan TokoBiaya Sewa TempatBiaya LaunchingBiaya PerijinanBiaya Deposito AwalStock AwalBiaya perpanjangan kontrak

Page 64: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

Tabel 4.2. Target Benchmarking (Lanjutan)

No Target Benchmarking

Aspek Keterangan

2 Manajemen Pengembangan Ritel

SDM Struktur Organisasi

Jumlah SDMSistem Recruitment Karyawan

Pemilihan Lokasi Penentuan LokasiStandart Lokasi

Keuangan Pelaporan Keuangan HarianPenggajian Karyawan

Manajemen Relasional

Loyalitas Pelanggan

Strategi Pemasaran Promosi Barang

3 Manajemen Barang Dagangan

Perencanaan dan Pengelolaan Barang

Sistem distribusi barang

Hubungan dengan supplierPengiriman barangPemesanan Barang

Harga Jual Barang Penetapan Harga BarangPemeriksaan Barang Sistem pemeriksaan barang

4 Manajemen Toko Layout Toko Design tokoUkuran Toko

Pelayanan Waktu PelayananShift KerjaPenerimaan pesanan oleh KonsumenPengiriman Barang ke KonsumenFasilitas pembayaranFasilitas parkir

Penanganan Keluhan Penanganan komplain/keluhan

C. Penentuan Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam melakukan benchmarking adalah metode

observasi langsung, literatur dari artikel, internet maupun penelitian terdahulu

serta wawancara langsung.

D. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data mengenai karakteristik sistem dari

ketiga subjek benchmarking, yaitu PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart), PT.

Venetta System Indonesia, dan PT. K-24 Indonesia. Data tersebut ditunjukkan

pada Tabel 4.3. – Tabel 4.5.

Page 65: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

Tabel 4.3. Karakteristik PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart)

Bagian No Aspek Target Benchmarking

Alfamart

A. Manajemen

Toko

1 Bentuk Kemitraan

Bentuk Kepemilikan

Waralaba Toko Baru >> sistem umum, franchisee mengajukan usulan lokasi, invest kecil

Waralaba Take Over >> franchisee berinvestasi pada toko yg sudah berjalan, invest besar (terdapat biaya pengganti)

Syarat dan Ketentuan menjadi Penerima Waralaba (Terwaralaba)

a. Perorangan/ Badan Usaha (Koperasi, CV, PT )

b. WNI

c. Sudah/akan mempunyai lokasi dengan luas minimal 80 m2 (di luar gudang & tempat tinggal karyawan)

d. Memenuhi persyaratan perjanjian sesuai dengan ketentuan yg berlaku

e.Bersedia mengikuti sistem dan prosedur yang berlaku di Alfamart

f. Menyiapkan dana investasi

Alur Kemitraan Presentasi Awal > Pemilihan Lokasi > Presentasi Lanjutan > Perjanjian Waralaba > Pembukaan Gerai

Tanggung Jawab Terwaralaba

Pasif

Sistem Training Training di pusat 3 bulan (menggandeng instansi/lembaga pelatihan)

Strategi Pembukaan Gerai

Skema Pembukaan diatur oleh pusat

Door to door, Pembagian brosur/leaflet, diskon pembukaan

Konsultasi Konsultasi dilakukan sesuai kebutuhan terwaralaba, jangka waktu sesuai dengan perjanjian

Monitoring Dilakukan setiap hari dari laporan keuangan

2 Hukum dan Perizinan

Legalitas Hukum Terdaftar HKI

Izin Usaha Terdaftar dengan STPW

Page 66: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

Tabel 4.3. Karakteristik PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) (Lanjutan)

Bagian No Aspek Target Benchmarking

Alfamart

3 Struktur Finansial

Franchise Fee Rp45.000.000 (masa kontrak 5 tahun)

Royalty Fee progresif tergantung omzet diatas 75.000.000 (antara 2-3%)

Advertising Fee -Distribution Fee 2%

Administration Fee

Rp600.000

Biaya Renovasi Tempat

Rp92.000.000

Biaya Pembelian Peralatan Toko

Rp67.070.000

Biaya Sewa Tempat

Rp 150.000.000 - Rp 250.000.000 (tergantung ukuran gerai)

Biaya Launching Rp8.000.000

Biaya Perijinan Rp15.000.000

Biaya Deposito Awal

Rp0

Stock Awal

Biaya perpanjangan kontrak

Rp45.000.000 (masa kontrak 5 tahun)

B. Manajemen Pengemban

gan Ritel

1 Sumber Daya Manusia (SDM)

Struktur Organisasi

Kepala Toko, Asisten Kepala Toko, Merchandiser, Kasir, Pramuniaga

Jumlah SDM 10 - 12 orang /gerai

2Pemilihan Lokasi

Sistem Recruitment Karyawan

Jobfair, Lowongan Koran, Kerjasama dengan SMK, referensi pihak terwaralaba

Penentuan Lokasi Pihak terwaralaba menentukan lokasi sendiri namun sesuai dengan persetujuan Pewaralaba, survey lokasi

Standart Lokasi Di daerah pemukiman warga dengan satu daerah bisa terdiri lebih dari 1 outlet (survey oleh pusat)

3 Keuangan Pelaporan Keuangan Harian

Hasil penjualan dibawa oleh petugas pengiriman barang ke distribution center (DC). Petugas DC kemudian mengirimkan uang tersebut ke rekening pusat melalui bankHasil penjualan hanya dipakai untuk pembiayaan cashflow toko pihak terwaralabaSetiap selesai tutup bulan, pihak terwaralaba menerima laporan keuanganDikenakan Administration Fee sebesar Rp 600.000,-

Penggajian Karyawan

Dilakukan oleh pihak terwaralaba (Kepala Toko) , bulanan

Page 67: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

Tabel 4.3. Karakteristik PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) (Lanjutan)

Bagian No Aspek Target Benchmarking

Alfamart

4 Manajemen Relasional Loyalitas Kartu Membership (AKU)

5 Strategi Pemasaran

Promosi Barang Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (Alfamart)

C. Manajemen

Barang Dagangan

1 Aspek Perencanaan dan Pengelolaan Barang

Sistem distribusi barang

Mempunyai 18 gudang (Distibution Center) yang tersebar di beberapa titik

Hubungan dengan supplier

Supplier mengirim barang ke gudang pusat region lalu didistribusikan ke gerai

Pengiriman barang Pengiriman barang dalam sehari hanya 1 kali

Biaya pengiriman ditanggung oleh terwaralaba dengan membayar distribution fee

Pemesanan Barang Sistem terkomputerisasi

2 Harga Jual Barang

Penetapan Harga Barang

Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (Alfamart)

3 Aspek Pemeriksaan Kualitas

Sistem pemeriksaan barang

Setiap barang yang datang langsung dicek, jika tidak sesuai (cacat) dikembalikan. Jika barang kurang maka segera dilaporkan

D. Manajemen

Toko

1 Layout Toko Design toko Rak, meja kasir

Ukuran Toko Ukuran gerai minimal 80 m2 sampai 120 m2

2 Pelayanan Waktu Pelayanan 1 minggu 7 hari, dari jam 8.00 - 22.00 (ada yang 24 jam)

Shift Kerja 1 hari 2 shift

Penerimaan pesanan oleh Konsumen

Telepon

Pengiriman Barang ke Konsumen

Dikirim ke rumah dengan minimal pemesanan

Fasilitas pembayaran

Cash, debet

Fasilitas parkir Tersedia tempat parkir di depan toko

3 Penanganan Keluhan

Penanganan Komplain

Ada nomor untuk pengaduan komplain, Kotak saran

Page 68: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

Tabel 4.4. Karakteristik PT. Veneta System Indonesia

Bagian No Aspek Target Benchmarking

Veneta System

A. Manajemen

Toko

1 Bentuk Kemitraan

Bentuk Kepemilikan

Waralaba Toko Baru >> sistem umum, franchisee mengajukan usulan lokasi, invest kecil

Waralaba Take Over >> franchisee berinvestasi pada toko yg sudah berjalan, invest besar (terdapat biaya pengganti)

Syarat dan Ketentuan menjadi Penerima Waralaba (Terwaralaba)

a. Perorangan/ Badan Usaha (Koperasi, CV, PT )

b. WNI

c. Sudah/akan mempunyai lokasi dengan tempat yang dibutuhkan minimal 60 m2 dengan lebar depan minimal 4 md. Memenuhi persyaratan perjanjian sesuai dengan ketentuan yg berlaku

e.Bersedia mengikuti sistem dan prosedur yang berlaku di K24

f. Menyiapkan dana investasi sekitar 700 juta

Alur Kemitraan Presentasi > Pemiihan Lokasi > Perjanjian Waralaba > Training > Pra Operasional > Pembukaan Gerai

Tanggung Jawab Terwaralaba

Aktif

Sistem Training Training 3 bulan di Pusat. Jika 1-2 bulan setelah training tidak kompeten maka diberhentikan/di training ulang

Strategi Pembukaan Gerai

Skema Pembukaan diatur oleh pusatDoor to door, Pembagian brosur/leaflet, diskon pembukaan

Konsultasi Konsultasi dilakukan sesuai kebutuhan terwaralaba, jangka waktu sesuai dengan perjanjian

Monitoring Dilakukan setiap hari dari laporan keuangan dan CCTV yang terdapat di kantor dan terhubung dengan kantor pusat

Page 69: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-11

Tabel 4.4. Karakteristik PT. Veneta System Indonesia (Lanjutan)

Bagian No Aspek Target Benchmarking

Veneta System

2 Hukum dan Perizinan

Legalitas Hukum Terdaftar HKI

Izin Usaha Terdaftar dengan STPW

3 Struktur Finansial

Franchise Fee Rp100.000.000 (masa kontrak 5 tahun)

Royalty Fee tergantung produk (antara 2,5 - 5% dari total penjualan sebulan)

Advertising Fee -

Distribution Fee Ongkos kirim paket

Administration Fee

-

Biaya Renovasi Tempat

-

Biaya Pembelian Peralatan Toko

Rp80.000.000

Biaya Sewa Tempat

-

Biaya Launching Rp10.000.000

Biaya Perijinan Rp5.000.000

Biaya Deposito Awal

Rp100.000.000

Stock Awal Rp80.000.000

Biaya perpanjangan kontrak

Rp100.000.000 (masa kontrak 5 tahun)

1 Sumber Dayam Manusia (SDM)

Struktur Organisasi

Kepala Toko, Asisten Kepala Toko, Kasir, Teknisi, Kurir

Jumlah SDM 8 -10 orang / gerai

Sistem Recruitment Karyawan

Dicarikan oleh pusat dengan pertimbangan Area manager, rekomendasi pihak terwaralaba dengan seleksi pusat

2 Pemilihan Lokasi

Penentuan Lokasi Pihak terwaralaba mengajukan usulan lokasi, Pewaralaba memilih lokasi sendiri lalu membuka gerai terlebih dahulu

Standart Lokasi Di jalan raya (sentra bisnis)

3 Keuangan Pelaporan Keuangan Harian

Hasil penjualan dikirim langsung ke rekening pusat setiap hariKeuangan ditangani langsung oleh pusatTiap bulan owner akan menerima rincian keuangan dan langsung ditransfer ke rekening owner

Biaya administrasi langsung dipotong oleh pusat

Penggajian Karyawan

Dilakukan oleh pusat (pihak pewaralaba), karyawan terima gaji lewat bank, bulanan

Page 70: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

Tabel 4.4. Karakteristik PT. Veneta System Indonesia (Lanjutan)

Bagian No Aspek Target Benchmarking Veneta System

4 Manajemen Relasional

Loyalitas Kartu Membership

5 Strategi Pemasaran

Promosi Barang Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (Veneta)

C. Manajemen Barang

Dagangan

1 Aspek Perencanaan dan Pengelolaan Barang

Sistem distribusi barang Mempunyai gudang di 2 tempat di Pulau Jawa

Hubungan dengan supplier

Pemesanan dilakukan oleh pihak terwaralaba kepada gudang, lalu dikirim lewat paket (bekerjasama dgn penyedia jasa pengiriman)

Pengiriman barang Pengiriman barang tergantung dari pemesanan. Tidak ada ketentuan dalam pemesananBiaya pengiriman ditanggung oleh pihak terwaralaba (kerjasama dengan penyedia jasa pengiriman)

Pemesanan Barang Manual

2 Harga Jual Barang

Penetapan Harga Barang Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (Apotek K-24)

3 Aspek Pemeriksaan Kualitas

Sistem pemeriksaan barang

Setiap barang yang datang langsung dicek, jika tidak sesuai (cacat) dikembalikan. Jika barang kurang maka segera dilaporkan

D. Manajemen Toko

1 Layout Toko Design toko Meja kasir, rak display

Ukuran Toko Ukuran minimal 30m2

2 Pelayanan Waktu Pelayanan Jam 9.00 - 20.00 (dengan 2 shift yaitu 9.00 - 17.00 dan 12.00 - 20.00)

Shift Kerja 1 hari 2 shift

Penerimaan pesanan oleh Konsumen

Telepon

Pengiriman Barang ke Konsumen

Dikirim ke rumah gratis

Fasilitas pembayaran Cash, debetFasilitas parkir Tersedia tempat parkir di

depan toko

3 Penanganan Keluhan

Penanganan Komplain Ada nomor untuk pengaduan komplain, Kotak saran

Page 71: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

Tabel 4.5. Karakteristik PT. K-24 Indonesia

Bagian No Aspek Target Benchmarking Apotek K-24

1 Bentuk Kemitraan

Bentuk Kepemilikan Waralaba Toko Baru >> sistem umum, franchisee mengajukan usulan lokasi, invest kecil

Syarat dan Ketentuan menjadi Penerima Waralaba (Terwaralaba)

a. Perorangan/ Badan Usaha (Koperasi, CV, PT )

b. WNI

c. Sudah/akan mempunyai lokasi dengan tempat yang dibutuhkan minimal 60 m2 dengan lebar depan minimal 4 md. Memenuhi persyaratan perjanjian sesuai dengan ketentuan yg berlakue.Bersedia mengikuti sistem dan prosedur yang berlaku di K24f. Menyiapkan dana investasi sekitar 700 juta

Alur Kemitraan Presentasi > Pemilihan lokasi > Perjanjian waralaba > Pra Operasional > Pelatihan Awal > Pembukaan Gerai

Tanggung Jawab Terwaralaba

Aktif

Sistem Training Training di pusat 3 bulan

Strategi Pembukaan Gerai

Skema Pembukaan diatur oleh pusatIklan

Konsultasi Konsultasi dilakukan sesuai kebutuhan terwaralaba, jangka waktu sesuai dengan perjanjian

Monitoring Dalam setahun hanya beberapa kali , dan ketika pihak terwaralaba mengalami kendala

2 Hukum dan Perizinan

Legalitas Hukum Terdaftar HKI

Izin Usaha Terdaftar dengan STPW

3 Struktur Finansial

Franchise Fee Rp60.000.000 (masa kontrak 6 tahun)

Royalty Fee 1,2 % dari omzet perbulan

Advertising Fee 0,3 % dari omzet perbulan

Distribution Fee -

Administration Fee -

Biaya Renovasi Tempat Rp30.000.000

Page 72: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

Tabel 4.5. Karakteristik PT. K-24 Indonesia (Lanjutan)

Bagian No Aspek Target Benchmarking

Apotek K-24

A. Manajemen Toko

3 Struktur Finansial

Biaya Pembelian Peralatan Toko

Rp240.000.000

Biaya Sewa Tempat Rp200.000.000

Biaya Launching Rp10.000.000

Biaya Perijinan Rp17.500.000

Biaya Deposito Awal Rp60.000.000

Stock Awal -

Biaya perpanjangan kontrak

1,7 % dari penjualan kotor tahun ke 4 dan tahun ke 5

B. Manajemen Pengembangan

Ritel

1 Sumber DayaManusia (SDM)

Struktur Organisasi Kepala Toko, Apoteker, Karyawan

Jumlah SDM 15 orang (untuk 2 shift) /gerai

Sistem Recruitment Karyawan

Rekomendasi pihak terwaralaba dengan seleksi pusat

2 Pemilihan Lokasi

Penentuan Lokasi Pihak terwaralaba menentukan lokasi sendiri namun sesuai dengan persetujuan Pewaralaba, survey lokasi

Standart Lokasi Radius 1,2 km

3 Keuangan Pelaporan Keuangan Harian

Hasil penjualan langsung ditangani oleh pihak terwaralaba

Pelaporan Keuangan Harian

Sistem pelaporan keuangan sepenuhnya dilakukan oleh pihak terwaralaba

Penggajian Karyawan Dilakukan oleh pihak terwaralaba, bulanan

4 Manajemen Relasional

Loyalitas

-5 Strategi

PemasaranPromosi Barang Ditentukan langsung oleh

Pewaralaba (K24)

C. Manajemen Barang

Dagangan

1 Aspek Perencanaan dan Pengelolaan Barang

Sistem distribusi barang

Mempunyai gudang yang menjadi satu dengan kantor pusat

Hubungan dengan supplier

Diperbolehkan mengadakan perjanjian dengan supplier luar namun atas seizin Pewaralaba dan lulus proses screening

Page 73: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

Tabel 4.5. Karakteristik PT. K-24 Indonesia (Lanjutan)

Bagian No Aspek Target Benchmarking

Apotek K-24

C. Manajemen Barang

Dagangan

Pengiriman barang Pengiriman barang tergantung dari pemesanan. Biaya pengiriman ditanggung oleh pihak terwaralaba

Pemesanan Barang Manual

2 Harga Jual Barang

Penetapan Harga Barang

Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (K24)

3 Aspek Pemeriksaan Kualitas

Sistem pemeriksaan barang

Setiap barang yang datang langsung dicek, jika tidak sesuai (cacat) dikembalikan. Jika barang kurang maka segera dilaporkan

D. Manajemen Toko

1 Layout Toko Design toko Meja kasir, display obat

Ukuran Toko Ukuran gerai minimal 60m2 dengan lebar depan minimal 45m. Jika ada ruang kosong disarankan untuk tempat praktik dokter

2 Pelayanan Waktu Pelayanan 1 minggu 7 hari, 24 jam nonstop

Shift Kerja 1 hari 2 shift

Penerimaan pesanan oleh Konsumen

Datang ke toko

Pengiriman Barang ke Konsumen

Dikirm ke rumah gratis

Fasilitas pembayaran Cash, debet

Fasilitas parkir Tersedia tempat parkir di depan toko

3 Penanganan Keluhan

Penanganan Komplain Ada nomor untuk pengaduan komplain, Kotak saran

4.1.2 Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan perbandingan antara ketiga perusahaan yang

menjadi subjek benchmarking. Perbandingan dilakukan dengan melihat ketiga

perusahaan tersebut dari berbagai aspek yang menjadi target benchmarking.

Adapun perbandingan ketiga perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6

hingga tabel 4.9.

Page 74: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-16

Tabel 4.6. Perbandingan Manajemen Kemitraan

No Aspek Target Benchmarking Alfamart Apotek K24 Veneta System

Waralaba Toko Baru >> sistem umum, franchisee mengajukan usulan lokasi, invest kecil

Waralaba Toko Baru >> sistem umum, franchisee mengajukan usulan lokasi, invest kecil

Waralaba Toko Baru >> sistem umum, franchisee mengajukan usulan lokasi, invest kecil

Waralaba Take Over >> franchisee berinvestasi pada toko yg sudah berjalan, invest besar (terdapat biaya pengganti)

Waralaba Take Over >> franchisee berinvestasi pada toko yg sudah berjalan, invest besar (terdapat biaya pengganti)

a. Perorangan/ Badan Usaha (Koperasi, CV, PT )

a. Perorangan/ Badan Usaha (Koperasi, CV, PT )

a. Perorangan/ Badan Usaha (Koperasi, CV, PT )

b. WNI b. WNI b. WNIc. Sudah/akan mempunyai lokasi dengan luas minimal 80 m2 (di luar gudang & tempat tinggal karyawan)

c. Sudah/akan mempunyai lokasi dengan tempat yang dibutuhkan minimal 60 m2 dengan lebar depan minimal 4 m

c. Sudah/akan mempunyai lokasi dengan tempat yang dibutuhkan minimal 60 m2 dengan lebar depan minimal 4 m

d. Memenuhi persyaratan perjanjian sesuai dengan ketentuan yg berlaku

d. Memenuhi persyaratan perjanjian sesuai dengan ketentuan yg berlaku

d. Memenuhi persyaratan perjanjian sesuai dengan ketentuan yg berlaku

e.Bersedia mengikuti sistem dan prosedur yang berlaku di Alfamart

e.Bersedia mengikuti sistem dan prosedur yang berlaku di K24

e.Bersedia mengikuti sistem dan prosedur yang berlaku di K24

f. Menyiapkan dana investasi f. Menyiapkan dana investasi sekitar 700 juta

f. Menyiapkan dana investasi sekitar 700 juta

Alur Kemitraan Presentasi Awal > Pemilihan Lokasi > Presentasi Lanjutan > Perjanjian Waralaba > Pembukaan Gerai

Presentasi > Pemilihan lokasi > Perjanjian waralaba > Pra Operasional > Pelatihan Awal > Pembukaan Gerai

Presentasi > Pemiihan Lokasi > Perjanjian Waralaba > Training > Pra Operasional > Pembukaan Gerai

Tanggung Jawab Terwaralaba Pasif Aktif Aktif

Sistem Training Training di pusat 3 bulan (menggandeng instansi/lembaga pelatihan)

Training di pusat 3 bulan Training 3 bulan di Pusat. Jika 1-2 bulan setelah training tidak kompeten maka diberhentikan/di training ulang

Skema Pembukaan diatur oleh pusat Skema Pembukaan diatur oleh pusat Skema Pembukaan diatur oleh pusatDoor to door, Pembagian brosur/leaflet, diskon pembukaan

Iklan Door to door, Pembagian brosur/leaflet, diskon pembukaan

Bentuk Kemitraan Bentuk Kepemilikan

Syarat dan Ketentuan menjadi Penerima Waralaba (Terwaralaba)

Strategi Pembukaan Gerai

1

Page 75: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

Tabel 4.6. Perbandingan Manajemen Kemitraan (Lanjutan)

No Aspek Target Benchmarking Alfamart Apotek K24 Veneta System

Konsultasi Konsultasi dilakukan sesuai kebutuhan terwaralaba, jangka waktu sesuai dengan perjanjian

Konsultasi dilakukan sesuai kebutuhan terwaralaba, jangka waktu sesuai dengan perjanjian

Konsultasi dilakukan sesuai kebutuhan terwaralaba, jangka waktu sesuai dengan perjanjian

Monitoring Dilakukan setiap hari dari laporan keuangan Dalam setahun hanya beberapa kali , dan ketika pihak terwaralaba mengalami kendala

Dilakukan setiap hari dari laporan keuangan dan CCTV yang terdapat di kantor dan terhubung dengan kantor pusat

Legalitas Hukum Terdaftar HKI Terdaftar HKI Terdaftar HKIIzin Usaha Terdaftar dengan STPW Terdaftar dengan STPW Terdaftar dengan STPWFranchise Fee Rp45.000.000 (masa kontrak 5 tahun) Rp60.000.000 (masa kontrak 6 tahun) Rp100.000.000 (masa kontrak 5 tahun)Royalty Fee progresif tergantung omzet diatas 75.000.000

(antara 2-3%)1,2 % dari omzet perbulan tergantung produk (antara 2,5 - 5% dari

total penjualan sebulan)Advertising Fee 0,3 % dari omzet perbulanDistribution Fee 2% - Ongkos kirim paketAdministration Fee Rp600.000 -Biaya Renovasi Tempat Rp92.000.000 Rp30.000.000Biaya Pembelian Peralatan Toko Rp67.070.000 Rp240.000.000 Rp80.000.000

Biaya Sewa Tempat Rp 150.000.000 - Rp 250.000.000 (tergantung ukuran gerai)

Rp200.000.000

Biaya Launching Rp8.000.000 Rp10.000.000 Rp10.000.000Biaya Perijinan Rp15.000.000 Rp17.500.000 Rp5.000.000Biaya Deposito Awal Rp0 Rp60.000.000 Rp100.000.000Stock Awal Rp80.000.000Biaya perpanjangan kontrak Rp45.000.000 (masa kontrak 5 tahun) 1,7 % dari penjualan kotor tahun ke 4 dan

tahun ke 5Rp100.000.000 (masa kontrak 5 tahun)

2 Hukum dan Perizinan

Struktur Finansial3

Page 76: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

Tabel 4.7. Perbandingan Manajemen Pengembangan Ritel

No Aspek Target Benchmarking Alfamart Apotek K24 Veneta System

Struktur Organisasi Kepala Toko, Asisten Kepala Toko, Merchandiser, Kasir, Pramuniaga

Kepala Toko, Apoteker, Karyawan Kepala Toko, Asisten Kepala Toko, Kasir, Teknisi, Kurir

Jumlah SDM 10 - 12 orang /gerai 15 orang (untuk 2 shift) /gerai 8 -10 orang / geraiSistem Recruitment Karyawan Jobfair, Lowongan Koran, Kerjasama dengan

SMK, referensi pihak terwaralabaRekomendasi pihak terwaralaba dengan seleksi pusat

Dicarikan oleh pusat dengan pertimbangan Area manager, rekomendasi pihak terwaralaba dengan seleksi pusat

Penentuan Lokasi Pihak terwaralaba menentukan lokasi sendiri namun sesuai dengan persetujuan Pewaralaba, survey lokasi

Pihak terwaralaba menentukan lokasi sendiri namun sesuai dengan persetujuan Pewaralaba, survey lokasi

Pihak terwaralaba mengajukan usulan lokasi, Pewaralaba memilih lokasi sendiri lalu membuka gerai terlebih dahulu

Standart Lokasi Di daerah pemukiman warga dengan satu daerah bisa terdiri lebih dari 1 outlet (survey oleh pusat)

Radius 1,2 km Di jalan raya (sentra bisnis)

Hasil penjualan dibawa oleh petugas pengiriman barang ke distribution center (DC). Petugas DC kemudian mengirimkan uang tersebut ke rekening pusat melalui bank

Hasil penjualan langsung ditangani oleh pihak terwaralaba

Hasil penjualan dikirim langsung ke rekening pusat setiap hari

Hasil penjualan hanya dipakai untuk pembiayaan cashflow toko pihak terwaralaba

Sistem pelaporan keuangan sepenuhnya dilakukan oleh pihak terwaralaba

Keuangan ditangani langsung oleh pusat

Setiap selesai tutup bulan, pihak terwaralaba menerima laporan keuangan

Tiap bulan owner akan menerima rincian keuangan dan langsung ditransfer ke rekening owner

Dikenakan Administration Fee sebesar Rp 600.000,-

Biaya administrasi langsung dipotong oleh pusat

Penggajian Karyawan Dilakukan oleh pihak terwaralaba (Kepala Toko) , bulanan

Dilakukan oleh pihak terwaralaba, bulanan Dilakukan oleh pusat (pihak pewaralaba), karyawan terima gaji lewat bank, bulanan

4 Manajemen Relasional LoyalitasKartu Membership (AKU) - Kartu Membership

5 Strategi Pemasaran Promosi Barang Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (Alfamart)

Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (K24)

Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (Veneta)

1 Sumber Dayam Manusia (SDM)

2 Pemilihan Lokasi

Pelaporan Keuangan Harian 3 Keuangan

Page 77: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

Tabel 4.8. Perbandingan Manajemen Barang Dagangan

No Aspek Target Benchmarking Alfamart Apotek K24 Veneta System

Sistem distribusi barang Mempunyai 18 gudang (Distibution Center) yang tersebar di beberapa titik

Mempunyai gudang yang menjadi satu dengan kantor pusat

Mempunyai gudang di 2 tempat di Pulau Jawa

Hubungan dengan supplier Supplier mengirim barang ke gudang pusat region lalu didistribusikan ke gerai

Diperbolehkan mengadakan perjanjian dengan supplier luar namun atas seizin Pewaralaba dan lulus proses screening

Pemesanan dilakukan oleh pihak terwaralaba kepada gudang, lalu dikirim lewat paket (bekerjasama dgn penyedia jasa pengiriman)

Pengiriman barang dalam sehari hanya 1 kali

Pengiriman barang tergantung dari pemesanan.

Pengiriman barang tergantung dari pemesanan. Tidak ada ketentuan dalam pemesanan

Biaya pengiriman ditanggung oleh terwaralaba dengan membayar distribution fee

Biaya pengiriman ditanggung oleh pihak terwaralaba

Biaya pengiriman ditanggung oleh pihak terwaralaba (kerjasama dengan penyedia jasa pengiriman)

Pemesanan Barang Sistem terkomputerisasi Manual Manual

2 Harga Jual Barang Penetapan Harga Barang Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (Alfamart)

Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (K24)

Ditentukan langsung oleh Pewaralaba (Apotek K-24)

3 Aspek Pemeriksaan Kualitas

Sistem pemeriksaan barang Setiap barang yang datang langsung dicek, jika tidak sesuai (cacat) dikembalikan. Jika barang kurang maka segera dilaporkan

Setiap barang yang datang langsung dicek, jika tidak sesuai (cacat) dikembalikan. Jika barang kurang maka segera dilaporkan

Setiap barang yang datang langsung dicek, jika tidak sesuai (cacat) dikembalikan. Jika barang kurang maka segera dilaporkan

Pengiriman barang

1 Aspek Perencanaan dan Pengelolaan Barang

Page 78: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

Tabel 4.9. Perbandingan Manajemen Toko

No Aspek Target Benchmarking Alfamart Apotek K24 Veneta System

Design toko Rak, meja kasir Meja kasir, display obat Meja kasir, rak displayUkuran Toko Ukuran gerai minimal 80 m2 sampai 120 m2 Ukuran gerai minimal 60m2 dengan lebar

depan minimal 45m. Jika ada ruang kosong disarankan untuk tempat praktik dokter

Ukuran minimal 30m2

Waktu Pelayanan 1 minggu 7 hari, dari jam 8.00 - 22.00 (ada yang 24 jam)

1 minggu 7 hari, 24 jam nonstop Jam 9.00 - 20.00 (dengan 2 shift yaitu 9.00 - 17.00 dan 12.00 - 20.00)

Shift Kerja 1 hari 2 shift 1 hari 2 shift 1 hari 2 shiftPenerimaan pesanan oleh Konsumen

Telepon Datang ke toko Telepon

Pengiriman Barang ke Konsumen Dikirim ke rumah dengan minimal pemesanan

Dikirm ke rumah gratis Dikirim ke rumah gratis

Fasilitas pembayaran Cash, debet Cash, debet Cash, debetFasilitas parkir Tersedia tempat parkir di depan toko Tersedia tempat parkir di depan toko Tersedia tempat parkir di depan toko

3 Penanganan Keluhan Penanganan Komplain Ada nomor untuk pengaduan komplain, Kotak saran

Ada nomor untuk pengaduan komplain, Kotak saran

Ada nomor untuk pengaduan komplain, Kotak saran

2 Pelayanan

1 Layout Toko

Page 79: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

4.1.3 Tahap Intergrasi

Pada tahap ini menunjukkan hasil dari benchmarking yang telah dilakukan.

Pada penelitian ini hasil dari perbandingan yang dilakukan pada ketiga perusahaan

tersebut kemudian dikumpulkan menjadi satu lalu dirangkum menjadi sebuah best

practice. Hasil dari best practice tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 – tabel 4.13

Tabel 4.10. Best Practice Manajemen Kemitraan

No Aspek Keterangan Best Practicea. Waralaba Toko Barub. Waralaba Take Overa. Perorangan/ Badan Usaha (Koperasi, CV, PT )b. WNIc. Sudah/akan mempunyai lokasi d. Memenuhi persyaratan perjanjian sesuai dengan ketentuan yg berlakue.Bersedia mengikuti sistem dan prosedur yang berlaku f. Menyiapkan dana investasi

Alur Kemitraan Presentasi Awal > Pemilihan Lokasi > Presentasi Lanjutan > Perjanjian Waralaba > Panduan Pra Operasional > Pembukaan Geraia. Tanggung jawab aktif dan pasifb. Tanggung jawab aktif dan pasifa. Training langsung oleh pewaralaba selama 3 bulanb. Training oleh lembaga yang berkompetenc. Sistem Monitoring selama masa training dan operasionalStrategi diatur oleh pewaralabaDoor to door, Pembagian brosur/leaflet, diskon pembukaan

Konsultasi Konsultasi dilakukan sepanjang waktu selama perjanjian waralaba

a.Monitoring tiap hari b.Monitoring tiap beberapa bulan sekalic.Monitoring 1 kali dalam setahun

Legalitas Hukum Terdaftar HKIIzin Usaha Terdaftar dengan STPWFranchise Fee Besaran tergantung pewaralaba dengan memperhatikan balik modal

keuntunganRoyalty Fee Besaran tergantung pewaralaba, dibayarkan selama masa perjanjian

(5 tahun)Advertising Fee Dibayar di awal ,berkaitan dengan materi promosi sepanjang tahun

selama masa perjanjian 5 tahuna. Untuk sistem pelaporan keuangan terpusat langsung dipotong oleh pewaralabab. Untuk sistem pelaporan oleh cabang menjadi tanggungjawab terwaralabaa. Untuk sistem pelaporan keuangan terpusat langsung dipotong oleh pewaralabab. Untuk sistem pelaporan oleh cabang tidak terdapata. Untuk tempat yang sistemnya sewa biaya lebih kecilb. Untuk tempat yang bangun dari awal biaya lebih besarc. Besar biaya tergantung spesifikasi desain dan layout

Biaya Pembelian Peralatan Toko

Dibayarkan di awal, besarnya tergantung spesifikasi alat yang ditentukan oleh pewaralaba

3 Struktur Finansial

Syarat dan Ketentuan menjadi Penerima Waralaba (Terwaralaba)

Strategi Pembukaan Gerai

2 Hukum dan Perizinan

Administration Fee

Biaya Renovasi Tempat

1 Bentuk Kemitraan

Sistem Training

Monitoring

Bentuk Kepemilikan

Tanggung JawabTerwaralaba

Distribution Fee

Page 80: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-22

Tabel 4.10. Best Practice Manajemen Kemitraan (Lanjutan)

No Aspek Keterangan Best PracticeBiaya Sewa Tempat Untuk tempat yang sistemnya sewa

Biaya Launching Dibayarkan di awal, besarnya tergantung materi promosi yang ditentukan oleh pewaralaba

Biaya Perijinan Dibayarkan di awal, besarnya tergantung izin daerah oleh pemerintah setempat

Biaya Deposito Awal

Dapat dibayarkan atau tidak

Stock Awal Stock dagangan awal untuk berjualan awalBiaya perpanjangan kontrak

Diperpanjang setiap 5 tahun sekali, besaran tergantung pewaralaba

Tabel 4.11. Best Practice Manajemen Pengembangan Ritel

No Aspek Keterangan Best PracticeStruktur Organisasi Kepala Toko, Asisten Kepala Toko, Merchandiser, Kasir,

Teknisi, Kurir, PramuniagaJumlah SDM Berjumlah antara 8 - 12 orangSistem Recruitment Karyawan

Bursa kerja (jobfair), lowongan pekerjaan di koran, kerjasama dengan SMK, referensi pihak terwaralaba dengan persetujuan pewaralabaa. Pihak terwaralaba mengajukan usulan lokasib. Survey lokasi dari pihak pewaralaba.a. Jalan rayab. Komplek pemukimana. Sistem Pelaporan Keuangan Terpusat oleh pewaralabab. Sistem Pelaporan Keuangan oleh terwaralabaa. Penggajian dilakukan oleh pewaralaba yang kemudian ditransfer ke bank pihak terwaralabab. Penggajian langsung oleh terwaralaba

4 Manajemen Relasional

Loyalitas Pelanggan

Program Membership

5 Strategi Pemasaran

Promosi Materi promosi ditentukan oleh pihak pewaralaba

Sumber Daya Manusia

1

Penggajian Karyawan

3 Keuangan

2 Pemilihan Lokasi

Penentuan Lokasi

Standart Lokasi

Pelaporan Keuangan Harian

Tabel 4.12. Best Practice Manajemen Barang Dagangan

No Aspek Keterangan Best Practicea.Mempunyai gudang Distribution Center yang tersebar di wilayah tertentu Dari gudang kemudian dikirim ke gerai/toko terwaralaba.

Pengiriman dilakukan dengan memperhatikan kedekatan lokasib.Mempunyai gudang yang tergabung menjadi satu dengan kantor pusat Dari gudang kemudian dikirim ke toko terwaralabaa.Supplier bekerjasama dengan pusat Pemilihan supplier berdasarkan persetujuan pewaralaba saja

b.Supplier bekerjasama langsung dengan cabang Pemilihan supplier langsung dilakukan oleh terwaralaba dengan persetujuan pihak terwaralaba

Perencanaan dan Pengelolaan Barang

1 Sistem distribusi barang

Hubungan dengan supplier

Page 81: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-23

Tabel 4.12. Best Practice Manajemen Barang Dagangan (Lanjutan)

No Aspek Keterangan Best Practicea. Pengiriman barang dilakukan tiap harib. Pengiriman barang dilakukan tergantung pesanan terwaralaba

c. Biaya pengiriman dibayar di awal dalam bentuk distribution fee

d. Biaya pengiriman ditanggung oleh pihak terwaralaba dan biasanya bekerjasama dengan agen pengirimana. Sistem Terkomputerisasi b. Sistem Manual

2 Harga Jual Barang

Penetapan Harga Barang

Harga diatur oleh pihak pewaralaba

Barang yang datang dicek langsung kemudian dikembalikan jika ada cacata. Dikembalikan bersamaan dengan kedatangan petugas pengiriman barangb. Dikembalikan melalui jasa pengiriman

Pengiriman barang

Pemesanan Barang

3 Sistem pemeriksaan barang

Quality Control

Tabel 4.13. Best Practice Manajemen Toko

No Aspek Keterangan Best PracticeDesign toko Rak, meja kasir, displayUkuran Toko Minimal 60 m2

a. Jam operasi 1 minggu 7 hari jam 8.00 - 22.00b. Jam operasi 24 jam

Shift Kerja 2 kaliPenerimaan Pesanan oleh Konsumen

Melalui telepon/ sms

a. Delivery gratisb. Delivery dengan minimum ordera. Cashb. Kredit

Fasilitas Parkir Tersedia fasilitas parkir di depan tokoa. Nomor telpon pengaduan b. Kotak kritik dan saran

Penanganan Komplain

Waktu Pelayanan

Pengiriman Barang ke KonsumenFasilitas Pembayaran

2 Pelayanan

3 Penanganan Keluhan

1 Layout Toko

4.2. Perancangan Sistem Manajemen Waralaba

Setelah didapatkan best practice yang berupa langah – langkah terbaik

dalam bisnis ritel kemudian dilakukan perancangan sistem manajemen waralaba.

Best practice tersebut digunakan sebagai bahan acuan dalam perancangan sistem

manajemen waralaba untuk ritel kategori printer dan tinta. Sistem manajemen

waralaba yang dirancang dibagi menjadi 4 bagian yaitu : manajemen kemitraan,

manajemen operasional, manajemen barang dagangan, dan manajemen toko.

Page 82: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-24

4.2.1 Manajemen Kemitraan

A. Bentuk Kemitraan

1.) Bentuk Kepemilikan

Berdasarkan hasil benchmarking, bentuk kepemilikan dalam usaha

waralaba ada dua, yaitu waralaba toko baru dan waralaba take over.

Kedua cara tersebut dapat dilakukan tetapi harus melihat dari kesiapan

akan sumber daya yang dimiliki pewaralaba yang dalam hal ini adalah

modal usaha.

a. Waralaba Toko Baru

Jika usaha waralaba baru berjalan, maka sistem yang tepat

digunakan adalah waralaba toko baru. Sistem ini memberikan

kemudahan bagi calon mitra untuk menjadi terwaralaba dengan

cara membangun bisnis waralaba dari awal yang dimulai dengan

penentuan lokasi, pembangunan toko hingga pembukaan toko.

Sistem ini tidak membutuhkan modal yang besar bagi pewaralaba.

Semua modal diserahkan kepada terwaralaba sebagai pembeli

lisensi waralaba dari pewaralaba.

b. Waralaba Take Over

Jika usaha waralaba yang berjalan telah berkembang, maka

sistem ini bisa dijalankan. Sistem ini membutuhkan modal

pewaralaba yang besar. Pewaralaba membuka toko baru hingga

toko tersebut beroperasi. Setelah toko tersebut beroperasi,

pewaralaba bisa menjual toko tersebut kepada calon terwaralaba

atau pihak yang sudah menjadi terwaralaba. Modal investasi yang

dikeluarkan oleh terwaralaba lebih besar dibanding sistem

waralaba toko baru karena investasi tersebut digunakan untuk

mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh pewaralaba.

2.) Syarat dan Ketentuan Penerima Waralaba (Terwaralaba)

Bekerjasama dengan seseorang sebagai mitra bisnis tidak boleh

sembarangan karena keberhasilan bisnis waralaba juga tergantung dari

pihak penerima waralaba. Oleh karena itu dalam menerima permohonan

seseorang untuk menjadi calon terwaralaba, seorang pewaralaba harus

Page 83: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-25

selektif dalam memilih. Syarat dan ketentuan untuk menjadi penerima

waralaba atau terwaralaba antara lain:

a. Perorangan / Badan Usaha (Koperasi, CV, PT, dan lainnya);

b. Warga Negara Indonesia;

c. Sudah atau akan mempunyai lokasi tempat usaha;

d. Memenuhi persyaratan perijinan yang nantinya diperlukan;

e. Bersedia mengikuti sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh

pewaralaba;

f. Mengetahui tentang printer dan tinta;

g. Mempunyai komitmen untuk terjun langsung dalam bisnis;

h. Menyiapkan dana investasi;

i. Memiliki rekening di bank.

Persyaratan tersebut wajib diperhatikan oleh pewaralaba dalam

menerima calon terwaralaba karena perekrutan terwaralaba merupakan

proses penting untuk menentukan keberhasilan bisnis waralaba.

3.) Alur Kemitraan

Seorang terwaralaba perlu melalui beberapa proses terlebih dahulu

sebelum dia dapat membuka usahanya. Proses tersebut dapat dilihat

pada gambar 4.1

Gambar 4.1. Alur Waralaba Bisnis Ritel Kategori Printer dan Tinta

Page 84: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-26

Keterangan Gambar :

a. Calon terwaralaba menerima informasi mengenai bisnis yang

diwaralabakan.

b. Calon terwaralaba menghubungi pewaralaba untuk mendapatkan

informasi lebih lanjut.

c. Pewaralaba melakukan presesentasi awal dengan menjelaskan

secara singkat mengenai bisnis yang diwaralabakan, keuntungan

menjadi terwaralaba serta alur kemitraan.

d. Calon terwaralaba yang tertarik dengan bisnis waralaba yang

ditawarkan segera mencari alternatif lokasi tempat berdirinya

usaha.

e. Pewaralaba melakukan presentasi lanjutan. Presentasi ini terfokus

kepada prosedur operasional saat bisnisnya nanti telah beroperasi.

f. Calon terwaralaba yang setuju kemudian melakukan perjanjian

dengan pewaralaba. Saat perjanjian, pewaralaba akan menyerahkan

prospektus penawaran yang berisi gambaran tentang bisnis serta

prosedur operasional dalam berbisnis waralaba.

g. Pewaralaba akan membimbing pihak terwaralaba sampai toko

resmi dibuka.

h. Toko resmi dibuka.

Alur bisnis waralaba tersebut menjelaskan gambaran mengenai

prosedur bagi calon terwaralaba jika ingin menjadi mitra waralaba.

4.) Tanggung Jawab Terwaralaba

Pihak terwaralaba selaku penerima waralaba wajib

bertanggungjawab sepenuhnya atas keberlangsungan usaha yang

dijalankannya. Pihak terwaralaba harus bertindak secara aktif dan tidak

diperkenankan kepemilikan yang pasif. Keberhasilan suatu usaha tidak

selamanya bergantung dari pewaralaba tetapi juga peran serta dari

terwaralaba. Dalam perancangan sistem ini kepemilikan waralaba yang

dikenakan merupakan kepemilikan aktif dengan tanggung jawab pihak

terwaralaba yang besar.

Page 85: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-27

5.) Sistem Training

Training merupakan pelatihan yang diberikan dari pewaralaba

kepada pihak terwaralaba. Pelatihan dilakukan langsung oleh pihak

pewaralaba sebagai pemilik dari waralaba yang mengetahui secara jelas

bisnis yang dijalankan. Pelatihan diberikan kepada pihak terwaralaba

langsung beserta karyawannya. Karena waralaba ini mensyaratkan

kepemilikan yang aktif maka pihak terwaralaba juga mendapatkan

pelatihan. Sistem training yang diberlakukan adalah sebagai berikut :

a. Pelatihan dilakukan selama kurang lebih 1-2 bulan di kantor

pewaralaba.

b. Selama masa pelatihan tersebut, pewaralaba berkewajiban

memantau performansi dari calon karyawan yang dilatih, jika tidak

berkompeten maka akan langsung dipulangkan.

c. Setelah lebih dari 2 bulan maka peserta pelatihan akan

dikembalikan ke toko yang menjadi tempat mereka bekerja.

d. Setelah mulai bekerja, pewaralaba berkewajiban memastikan

bahwa karyawan yang lulus dari training merupakan karyawan

yang telah lulus kompetensi. Jika ternyata masih belum

berkompeten maka akan diberikan peringatan dan kemudian pihak

terwaralaba akan mengirimkan karyawan tersebut untuk diberikan

pelatihan lagi.

6.) Strategi Pembukaan Gerai

Pewaralaba berkewajiban membantu pihak terwaralaba sampai

toko tersebut dibuka. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah

strategi pembukaan. Hal ini menjadi tugas langsung oleh pewaralaba.

Berikut ini strategi pembukaan bisnis waralaba baru, yaitu :

a. Pembagian brosur/leaflet

b. Menyebar informasi sebulan sebelum pembukaan toko

c. Menawarkan diskon pembelian pada saat pembukaan toko.

d. Melakukan demonstrasi mengenai produk di kantor – kantor

ataupun instansi pemerintah.

Page 86: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-28

7.) Konsultasi

Konsultasi merupakan kegiatan memberikan nasihat atau masukan

atas permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini pihak terwaralaba

dapat melakukan konsultasi kepada pewaralaba jika menemui kesulitan

dalam mengoperasikan bisnisnya. Sebuah konsultasi dapat dilakukan

melalui telepon, email ataupun datang langsung ke tempat pewaralaba.

Masa konsultasi sesuai dengan masa perjanjian waralaba. Umumnya

setiap 5 tahun sekali perjanjian waralaba harus diperbaharui, maka

waktu konsultasi berakhir pula pada saat masa berlaku dari perjanjian

waralaba tersebut selesai.

8.) Monitoring

Monitoring merupakan kegiatan mengukur sekaligus memantau

kemajuan dari usaha yang sedang berjalan. Dalam hal ini monitoring

dilakukan oleh pewaralaba terhadap usaha yang dilakukan oleh

terwaralaba. Hal ini penting dilakukan untuk melihat sejauhmana

perkembangan dari usaha yang sedang berjalan. Monitoring dapat

dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

a. Monitoring Harian

Monitoring harian dilakukan setiap hari dengan melihat pada

laporan keuangan harian. Selain itu dapat juga dilakukan dengan

bantuan rekaman CCTV yang terpasang di toko yang berhubungan

langsung dengan kantor pusat. Monitoring secara harian cocok

dilakukan jika usaha telah berkembang besar karena membutuhkan

dukungan teknologi yang besar serta sumber daya yang handal.

b. Monitoring Berkala

Monitoring berkala dilakukan tidak setiap hari dan waktu yang

ditentukan lebih fleksibel. Monitoring berkala dapat terjadi secara

mendadak tanpa pemberitahun sebelumnya, dan bisa juga

tergantung dari permintaan terwaralaba. Monitoring dilakukan

dengan melihat laporan keuangan bulanan ataupun tahunan. Cara

ini cocok digunakan untuk usaha yang baru diwaralabakan karena

Page 87: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-29

tidak membutuhkan teknologi yang handal dan cara ini lebih

mudah diterapkan daripada monitoring harian.

B. Hukum dan Perizinan

1.) Legalitas Hukum

Salah satu dari enam kriteria yang harus dimiliki sebuah usaha

agar dapat digolongkan sebagai waralaba yang berdasarkan pada

Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor:31/M-DAG/PER/8/2008

adalah harus memiliki HKI (Hak Kekayaan Intelektual) yang telah

terdaftar. Sebuah waralaba harus mempunyai HKI agar diakui

keberadaannya sebagai waralaba. Di Indonesia Hukum yang mengatur

HKI di Indonesia di antaranya adalah Paten, Merek, Cipta, Desain

Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan

Perlindungan Varietas Tanaman. Bagi sebuah usaha yang akan

mewaralabakan usahanya harus mempunyai merek terlebih dahulu

karena hal ini menjadi salah satu keunikan usaha tersebut yang

membedakan dengan usaha yang lain.

Adapun tata cara pendaftaran merek dagang dapat dilihat pada

gambar 4.2

Gambar 4.2. Alur Pengajuan HKI

Page 88: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-30

Berikut ini merupakan kelengkapan yang harus dipenuhi bagi

seorang pewaralaba untuk mengurus HKI antara lain:

a. Surat Pernyataan Pemilikan Merek

b. Etiket merek, dengan jumlah 20 puluh helai dengan ketentuan

1. Ukuran maksimal 9 X 9 Cm dan minimal 2 X 2 Cm.

2. Warna, jika etiket merek berwarna, harus disertai pula satu

lembar etiket yang tidak berwarna (hitam putih).

3. Terjemahan, jika etiket merek yang menggunakan bahasa

asing dan atau di dalamnya terdapat huruf selain huruf latin

atau angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa

Indonesia wajib disertai terjemahannya dalam bahasa

Indonesia, dalam huruf latin, dan dalam angka yang lazim

digunakan dalam bahasa Indonesia.

c. Akta pendirian badan hukum

d. Surat Kuasa Khusus

Penjelasan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran merek

dagang dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permintaan Pendaftaran

Merek.

2.) Izin Usaha

Izin usaha yang diperlukan dalam bisnis waralaba ini antara lain:

a. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), TDP (Tanda Daftar

Perusahaan) dan HO (Izin Gangguan)

SIUP merupakan surat izin untuk dapat melaksanakan usaha

perdagangan. TDP merupakan bukti bahwa usaha tersebut telah

melakukan wajib daftar perusahaan. Sedangkan HO merupakan

pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan

dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan gangguan, dan atau

kerugian atau bahaya.

SIUP, TDP, maupun HO wajib dimiliki setiap orang yang

memiliki usaha, karena surat tersebut berfungsi sebagai alat atau

bukti pengesahan dan legalitas dari usaha yang didirikan. Dalam

Page 89: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-31

pembuatannya antara SIUP, TDP, dan HO tidak dapat dipisahkan

karena pendaftaran ketiganya berada dalam satu formulir yang sama.

Berikut ini merupakan prosedur dalam pembuatan SIUP, TDP, dan

HO menurut Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan

Republik Indonesia Nomor : 289/MPP/KEP/10/2001 Tentang

Ketentuan Standar Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP):

Gambar 4.3 Alur Pengajuan SIUP, TDP, dan HO

Berikut ini merupakan kelengkapan yang harus dipenuhi bagi

seorang pewaralaba untuk mengurus permohonan SIUP, TDP, dan

HO antara lain menurut Keputusan Menteri Perindustrian Dan

Page 90: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-32

Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 289/MPP/KEP/10/2001

Tentang Ketentuan Standar Pemberian Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP):

Fotokopi KTP pemilik/penanggungjawab perusahaan

Fotokopi NPWP perusahaan

Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) / HO dari Pemda

setempat bagi kegiatan usaha perdagangan yang

dipersyaratkan SITU berdasarkan Undang-Undang

Gangguan (HO)

Neraca perusahaan.

Dalam mengajukan izin ini usaha pewaralaba harus berjalan

terlebih dahulu karena nanti akan dilakukan survei oleh pemerintah

mengenai usaha yang akan diurus perizinannya. Oleh karena itu

sebelum membuat izin, lebih baik usaha tersebut telah berjalan.

Pihak terwaralaba dibebaskan untuk tidak mengurus SIUP,

TDP, dan HO dengan menggunakan SIUP Pewaralaba, namun

bisa juga dibuat jika diperlukan. Adapan kelengkapan yang harus

dipenuhi bagi seorang terwaralaba untuk mengurus permohonan

SIUP antara lain:

Fotokopi SIUP pewaralaba yang dilegalisasi oleh

pejabat yang berwenang menerbitkan SIUP tersebut;

Fotokopi akte notaris atau bukti lainnya tentang

pembukaan kantor terwaralaba

Fotokopi KTP pihak terwaralaba

Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (pewaralaba)

Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) / HO dari Pemda

setempat bagi kegiatan usaha perdagangan yang

dipersyaratkan SITU berdasarkan Undang-Undang

Gangguan (HO).

b. STPW Pemberi Waralaba

STPW Pemberi Waralaba merupakan surat tanda pendaftaran

waralaba yang harus dimiliki oleh setiap pewaralaba jika ingin

Page 91: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-33

mewaralabakan usahanya. Berikut ini merupakan prosedur dalam

pembuatan STPW Pemberi Waralaba berdasarkan Peraturan Menteri

Perdagangan Republik Indonesia Nomor:31/M-DAG/PER/8/2008

Tentang Penyelenggaraan Waralaba.

Gambar 4.4. Alur Pengajuan STPW Pemberi Waralaba

Berikut ini merupakan kelengkapan yang harus dipenuhi bagi

seorang pewaralaba untuk mengurus permohonan STPW Pemberi

Waralaba berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik

Indonesia Nomor:31/M-DAG/PER/8/2008 Tentang Penyelenggaraan

Waralaba :

Fotokopi Izin Teknis

Fotokopi Prospektus Penawaran Waralaba

Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta Perubahan

yang telah mendapat Pengesahan dari Instansi Berwenang

(khusus bagi yang berbadan hukum)

Fotokopi Tanda Bukti Pendaftaran HKI

Fotokopi KTP Pemilik/Penanggungjawab Perusahaan

Page 92: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-34

c. STPW Penerima Waralaba

STPW Penerima Waralaba merupakan surat tanda pendaftaran

waralaba yang harus dimiliki oleh setiap terwaralaba sebagai bukti

bahwa dia memiliki lesensi sebagai penerima waralaba. Berikut ini

merupakan prosedur dalam pembuatan STPW Penerima Waralaba

berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Nomor:31/M-DAG/PER/8/2008 Tentang Penyelenggaraan Waralaba

Gambar 4.5. Alur Pengajuan STPW Penerima Waralaba

Berikut ini merupakan kelengkapan yang harus dipenuhi bagi

seorang pewaralaba untuk mengurus permohonan STPW Pemberi

Waralaba :

Fotokopi Izin Teknis

Fotokopi Prospektus Penawaran Waralaba dari Pemberi

Waralaba

Fotokopi Perjanjian Waralaba

Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Fotokopi STPW Pemberi Waralaba

Page 93: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-35

Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta Perubahan

yang telah mendapat Pengesahan dari Instansi Berwenang

(khusus bagi yang berbadan hukum)

Fotokopi Tanda Bukti Pendaftaran HKI

Fotokopi KTP Pemilik/Penanggungjawab Perusahaan.

C. Struktur Finansial

Struktur finansial berisi tentang biaya – biaya yang dikeluarkan dalam

waralaba.

1) Franchise Fee

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh terwaralaba pada saat

pihak terwaralaba bersepakat untuk menerima hak waralaba dari pewaralaba

dan dibayarkan sekali selama masa perjanjian. Biaya ini dikeluarkan sebagai

ganti izin pemakaian nama dan bisnis dari pihak pewaralaba. Komponen

pembentuk biaya ini adalah biaya untuk penggunaan nama dan merk dagang

perusahaan, biaya desain layout, biaya rekrutmen dan/atau seleksi pegawai,

serta biaya launching outlet. Selain itu biaya ini juga dipengaruhi oleh

kuatnya brand image perusahaan. Semakin baik dan kuat brand image

perusahaan, maka semakin besar tingkat kepercayaan seseorang terhadap

merek tersebut, sehingga semakin besar nilai franchise fee

2) Royalty Fee

Biaya ini merupakan biaya yang dibayarkan oleh pemegang waralaba

setiap bulan dari keuntungan yang diperolehnya. Banyak cara untuk

menentukan besarnya biaya ini, diantaranya :

Dengan prosentase tetap yang diambil dari keuntungan per bulan

Dengan prosentase yang meningkat seperti pajak progresif yang

diambil dari keuntungan per bulan

Dengan prosentase yang tetap tiap bulannya namun prosentase tiap

produk berbeda.

Sistem penentuan royalty fee yang baik untuk diterapkan pada ritel

kategori printer dan tinta ini diambil dari hasil penjualan produk dimana

prosentase adalah tetap dan prosentase pengambilan produk printer dan tinta

Page 94: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-36

berbeda. Prosentase royalty fee untuk produk tinta dikenakan lebih besar

daripada printer. Besarnya prosentase ditentukan oleh pewaralaba.

3) Advertising Fee

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh terwaralaba untuk

membayar biaya iklan dari usaha yang dijalankan oleh terwaralaba. Biaya

ini dibayarkan sekali di awal pada saat perjanjian dan sebelum toko dibuka.

Biaya ini digunakan untuk membiayai segala bentuk promosi yang

dilakukan sepanjang tahun selama masa perjanjian berlaku. Komponen

pembentuk biaya ini tergantung dari cara promosi yang digunakan. Semakin

besar cara yang digunakan, maka akan semakin besar pula biaya yang

dikeluarkan.

4) Distribution Fee

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh terwaralaba untuk

membayar biaya pengiriman barang dari pihak pewaralaba. Bagi waralaba

yang menerapkan sistem keuangan terpusat, maka biaya ini langsung

dipotong dari hasil penjualan tiap bulannya oleh pewaralaba. Jika

menerapkan sistem keuangan oleh cabang maka besar biaya pengiriman ini

menjadi beban dari pihak terwaralaba. Komponen pembentuk biaya ini

tergantung dari jarak pengiriman, berat barang yang dikirim, dan banyaknya

pengiriman yang dilakukan.

5) Administration Fee

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh terwaralaba untuk

membiayai administrasi keuangan usahanya. Bagi waralaba yang

menerapkan sistem keuangan terpusat, maka dikenakan biaya ini sebagai

pengganti kegiatan administrasi yang ditangani oleh pewaralaba. Jika

menerapkan sistem keuangan oleh cabang maka unsur biaya ini ditiadakan

karena pengelolaan keuangan langsung ditangani oleh cabang. Besar biaya

administrasi tergantung dari pihak pewaralaba. Komponen pembentuk biaya

ini berasal dari pengeluaran untuk internet, transportasi, dan listrik.

6) Biaya Fixture Toko

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan renovasi

bangunan serta untuk membeli peralatan yang dibutuhkan toko. Renovasi

Page 95: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-37

dilakukan sesuai dengan standar layout dan desain yang ditetapkan oleh

pewaralaba. Oleh karena itu biaya ini wajib dikeluarkan oleh pihak

terwaralaba dan dibayarkan di awal pada saat perjanjian. Komponen

pembentuk biaya ini tergantung dari spesifikasi layout dan desain yang

ditetapkan oleh pewaralaba.

7) Biaya Pembelian Peralatan Toko

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli peralatan

toko yang nantinya digunakan sebagai peralatan toko. Peralatan toko akan

disediakan oleh pihak pewaralaba dan pihak terwaralaba mengganti dengan

sejumlah biaya. Biaya ini wajib dibayarkan oleh terwaralaba pada saat

perjanjian usaha dan sebelum gerai dibuka. Komponen pembentuk biaya ini

tergantung dari peralatan toko yang ditetapkan oleh pewaralaba.

8) Biaya Sewa Tempat

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa

dari lokasi yang dijadikan toko. Biaya ini hanya dibayarkan bagi tempat

yang disewa dan tidak untuk tempat yang menjadi milik pribadi terwaralaba.

Jika lokasi yang dipilih merupakan pilihan dari terwaralaba maka biaya

sewa tempat menjadi tanggung jawab terwaralaba untuk membayar kepada

pemilik tempat. Jika lokasi yang dipilih merupakan pilihan dari pewaralaba,

maka pihak terwaralaba wajib membayar sejumlah biaya untuk sewa tempat

dan kemudian dibayarkan kepada pewaralaba pada saat perjanjian dilakukan

atau sebelum gerai dibuka. Komponen pembentuk biaya sewa ini tergantung

dari lokasi yang dipilih dan masa sewa lokasi tersebut.

9) Biaya Launching

Biaya launching merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai

pembukaan gerai yang terkait dengan promosi. Biaya ini dikeluarkan oleh

terwaralaba untuk selanjutnya dibayarkan kepada pewaralaba. Pewaralaba

yang akan mengurusi segala bentuk promosi untuk pembukaan toko. Besar

biaya launching tergantung dari materi promosi yang dilakukan. Semakin

besar promosi yang dilakukan maka semakin tinggi pula biaya yang

dikeluarkan. Komponen pembentuk biaya ini tergantung dari cara launching

Page 96: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-38

yang digunakan. Semakin besar cara yang digunakan, maka akan semakin

besar pula biaya yang dikeluarkan.

10) Biaya Perijinan

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai

perijinan dalam membuka usaha. Biaya ini dikeluarkan oleh terwaralaba

untuk selanjutnya dibayarkan kepada pewaralaba. Pewaralaba yang akan

mengurusi segala bentuk perijinan dalam pembukaan usaha baru.

Komponen pembentuk biaya ini tergantung dari lokasi dimana usaha akan

didirikan karena biaya perijinan di suatu wilayah tergantung dari pemerintah

setempat.

11) Biaya Deposito Awal

Biaya deposito awal merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pihak

terwaralaba dan besarnya tergantung dari pewaralaba. Biaya ini bukan

merupakan uang muka namun biaya ini digunakan sebagai jaminan atas

usaha yang dilakukan oleh terwaralaba dan sekaligus untuk mengantisipasi

akan hal buruk yang terjadi. Biaya ini merupakan pilihan bagi seorang

pewaralaba. Komponen pembentuk biaya ini berasal dari total investasi

awal. Jikapihak pewaralaba menginginkan adanya unsur biaya ini besarnya

dapat ditentukan dari 25-30 % dari total investasi awal.

12) Persediaan Awal

Persediaan awal merupakan persediaan barang yang dijadikan sebagai

initial stock sebelum toko tersebut beroperasi. Persediaan inilah yang

nantinya dijadikan sebagai stock awal dalam beroperasi. Stock awal ini

berupa barang yang besarnya ditentukan oleh pewaralaba dan pihak

terwaralaba berkewajiban mengganti stock awal tersebut dengan biaya

setara total harga barang yang menjadi stock awal. Penentuan stock awal ini

berdasarkan data permintaan produk yang terjadi untuk tiap bulannya.

13) Biaya Perpanjangan Kontrak

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh terwaralaba sebagai

bentuk perpanjangan dari kontrak waralaba. Jika tidak ingin memperpanjang

kontrak maka tidak wajib membayar biaya ini. Komponen pembentuk biaya

perpanjangan kontrak ini adalah franchisee fee yang ditambah dengan biaya

Page 97: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-39

perizinan setelah kontrak sebelumnya dinyatakan habis. Waktu pembayaran

dari biaya ini adalah setiap 5 tahun sekali karena izin STPW hanya berlaku

selama 5 tahun dan selanjutnya harus diperpanjang.

4.2.2 Manajemen Pengembangan Ritel

A. Sumber Daya Manusia (SDM)

1.) Struktur Organisasi

Sebelum membuat sebuah struktur organisasi perlu mendefinisikan

terlebih dahulu tugas tugas yang ada dalam sebuah perusahaan.

Menurut Waters (2011), terdapat tugas pokok yang harus ada dalam

sebuah struktur perusahaan ritel. Penjabaran tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.14

Tabel 4.14. Penjabaran Fungsi pada Ritel

No Jabatan Tugas1. Owner merupakan pemilik yang berkuasa dan

bertanggungjawab penuh atas kepemilikan perusahaan

Operational Manager

merupakan orang yang bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan operational toko sehari – hari.a       Pelayanan penjualan pada customerb       Penerimaan servisc       Pemesanan barang oleh customerd      Inventaris barang dagangana       Pelayanan pembayaran barang yang dibeli oleh customer.b       Pelayanan pembayaran barang yang diservisc       Pencatatan laporan keuangan harian

-Kurir a       Melayani jasa pengirimian kepada customera       Pelayanan servis pada customerb       Mampu menjelaskan kepada customer perihal permasalahan

Finance Bertanggung jawab penuh dalam hal mengelola keuangan yang berhubungan dengan operasional ritela.    Menyusun anggaran belanjab.    Penggajian karyawanc.    Pemberian THRd.   Pemberian santunan karyawana.    Pencatatan laporan keuangan harianb.    Pembukuan laporan keuangan (jurnal,neraca,laporan laba rugi, dll)

-Sales Counter

-Cashier

-Teknisi

3.

-Finance

Accounting

2.

Page 98: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-40

Tabel 4.14. Penjabaran Fungsi pada Ritel (Lanjutan)

No Jabatan Tugasa.    Mengenalkan perusahaan serta produk yang dijual kepada khalayak umum (masyarakat) dengan promosi melalui berbagai macam media (promotion), hubungan kemasyarakatan (public relations), maupun display di toko (visual displays).b.    Menghasilkan ide dan gagasan untuk memasyarakatkan produkc.    Bertanggungjawab melakukan pemilihan supplier yang tepat untuk perusahaan.

Merchandising Bertugas dalam pembelian (buying), penjualan barang (selling), perencanaan (planning), dan pengendalian kapasitas (inventory control)a.    Perencanaan barang yang akan dibeli ke supplierb.    Pembelian sekaligus pembayaran barang dari supplierc.    Pengiriman barang ke distributora.    Pengeluaran barang dari gudang

-Inventory b.    Penerimaan barang dari supplierc.    Pengecekan kualitas (quality control)a.    Mengadakan recruitmen karyawan barub.    Training karyawan baruc.    Bertanggungjawab atas cuti / ijin karyawan

7. Information & Technology

Bertanggungjawab dalam pengelolaan information technology dalam perusahaan

8. Security Bertanggung jawab melindungi dan menjaga keamanan toko dan perusahaan dari pencurian.

4. Marketing

5.

-Purchasing

6. Human Relations

Setelah penjabaran fungsi masing – masing pekerjaan baru

kemudian dirancang struktur organisasi perusahaan. Salah satu bentuk

struktur organisasi untuk ritel menurut Utami (2010) adalah struktur

organisasi fungsional, dimana struktur organisasi ini disusun

berdasarkan fungsi yang dijalankan oleh masing – masing departemen

(bagian). Struktur ini cocok diterapkan pada ritel kategori printer dan

tinta karena dengan menggunakan struktur organisasi ini tanggung

jawab dilakukan oleh masing – masing bagian yang langsung

bertanggungjawab kepada atasan.

Struktur organisasi yang dirancang ada 2 buah, yaitu struktur

organisasi untuk pewaralaba dan struktur organisasi untuk terwaralaba.

Page 99: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-41

Gambar 4.6. Struktur Organisasi Pewaralaba

Penyusunan struktur organisasi bagi terwaralaba harus

memperhatikan modal yang dimiliki karena semakin banyaknya

karyawan akan menyebabkan banyaknya pengeluaran yang harus

dikeluarkan tiap bulannya untuk penggajian. Oleh karena itu untuk

meminimalisasi biaya gaji karyawan, maka sebuah jabatan dapat

merangkap jabatan lain. Terdapat 3 skenario dalam perancangan

struktur organisasi bagi pihak terwaralaba.

Skenario 1 dilakukan dalam keadaan pihak terwaralaba baru saja

membuka gerai tokonya. Keadaan ini tidak membutuhkan karyawan

dalam jumlah yang banyak. Pada skenario 1, struktur organisasi

terwaralaba dikepalai oleh seorang store manager. Store manager bisa

sang terwaralaba sendiri atau menunjuk orang lain. Akan tetapi lebih

baik jika store manager merupakan pihak terwaralaba langsung karena

pengawasan yang dilakukan dapat berjalan aktif. Untuk fungsi

marketing accounting, dan finance dilakukan oleh store manager.

Sedangkan fungsi purchasing dan inventory digabung menjadi satu

menjadi merchandising dan fungsi HRD, IT , dan security dihilangkan.

Struktur organisasi untuk skenario 1 dapat dilihat pada gambar 4.7

Page 100: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-42

Gambar 4.7. Struktur Organisasi Terwaralaba (Skenario 1)

Skenario 2 seperti ditunjukkan pada gambar 4.8 dilakukan dalam

keadaan bisnis terwaralaba sudah berkembang cukup baik. Keadaan ini

membutuhkan karyawan dalam jumlah yang banyak sehingga harus

dilakukan pemecahan jabatan. Berbeda dengan skenario 1, fungsi

marketing dan accounting tidak dilakukan oleh store manager namun

berdiri sendiri, namun fungsi finance masih dilakukan oleh store

manager. Fungsi purchasing dan inventory juga tidak digabung

menjadi satu yaitu merchandising namun berdiri sendiri. Sedangkan

fungsi HRD, IT , dan security dihilangkan.

Store Manager

Sales Counter

Cashier Kurir Teknisi Accounting Marketing Purchasing Inventory

OWNER

Gambar 4.8. Struktur Organisasi Terwaralaba (Skenario 2)

Fungsi human resource tidak penting bagi terwaralaba karena

sebagian tugasnya dikerjakan oleh pihak pewaralaba. Untuk tugas

human resource yang berhubungan dengan kebutuhan karyawan seperti

Page 101: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-43

cuti, libur dan lainnya menjadi tangggungjawab seorang store manager.

Untuk IT dan security merupakan optional (pilihan). Kedua fungsi

tersebut bisa diadakan atau tidak tergantung dari kebutuhan dan sumber

daya yang dimiliki. Jika pewaralaba memmpunyai bisnis waralaba yang

menggunakan IT, maka pihak terwaralaba juga wajib mempunyai

karyawan yang menguasai IT. Jika keadaan ini terjadi maka dapat

disebut sebagai skenario 3 dan bentuk struktur organisasinya dapat

dilihat pada gambar 4.9

Gambar 4.9. Struktur Organisasi Terwaralaba (Skenario 3)

2.) Jumlah SDM

Berdasarkan struktur organisasi yang dibuat maka kemudian dapat

dihitung alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh masing masing

pekerjaan. Dasar pengalokasian sumber daya ini adalah dengan melihat

tugas yang dimiliki oleh masing – masing jabatan. Untuk jabatan yang

berat alokasi sumber daya manusia lebih banyak. Alokasi sumber daya

manusia untuk usaha ritel kategori printer dan tinta dapat dilihat pada

tabel 4.15. sampai tabel 4.18.

Page 102: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-44

Tabel 4.15. Jumlah Sumber Daya Pewaralaba

No Jabatan Jumlah1. Owner 1 orang

Store Manager 1 orang-Sales Counter 3 orang-Cashier 2 orang-Kurir 1 orang-Teknisi 2 orangFinance-Finance 1 orang-Accounting 1 orang

4. Marketing 1 orangMerchandising-Purchasing 1 orang-Inventory 1 orang

6. Human Relations 1 orang7. Information & Technology 1 orang8. Security 1 orang

Total 18 orang

2.

3.

5.

Tabel 4.16. Jumlah Sumber Daya Terwaralaba (Skenario 1)

No Jabatan Jumlah1. Store Manager 1 orang2. Sales Counter 2 orang3. Cashier 2 orang4. Kurir 2 orang5. Teknisi 2 orang6. Merchandising 1 orang

Total 10 orang

Tabel 4.17. Jumlah Sumber Daya Terwaralaba (Skenario 2)

No Jabatan Jumlah1. Store Manager 1 orang2. Sales Counter 2 orang3. Cashier 2 orang4. Kurir 1 orang5. Teknisi 2 orang6. Accounting 1 orang7. Marketing 1 orang8. Purchasing 1 orang9. Inventory 1 orang

Total 12 orang

Page 103: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-45

Tabel 4.18. Jumlah Sumber Daya Terwaralaba (Skenario 3)

No Jabatan Jumlah1. Store Manager 1 orang2. Sales Counter 2 orang3. Cashier 2 orang4. Kurir 1 orang5. Teknisi 3 orang6. Accounting 1 orang7. Marketing 1 orang8. Purchasing 1 orang9. Inventory 1 orang7. Information & Technology 1 orang8. Security 1 orang

Total 15 orang

3.) Sistem Rekrutmen Karyawan

Perekrutan karyawan merupakan proses mendapatkan orang yang

dijadikan sebagai karyawan perusahaan. Nantinya karyawan tersebut

bisa ditempatkan di toko ataupun di kantor pusat. Banyak cara yang

dapat dilakukan untuk melakukan perekrutan karyawan, diantaranya :

a) Cara kerjasama, yaitu dengan melakukan kerjasama dengan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Cara ini dipilih karena para

lulusan SMK merupakan tenaga yang terlatih untuk langsung

terjun di dunia usaha.

b) Iklan di media, yaitu dengan melakukan pemasangan info

lowongan kerja di semua media baik koran, TV, ataupun radio.

c) Rekomendasi, yaitu dengan mempertimbangkan sumber daya

manusia yang direkomendasikan oleh pihak terwaralaba. Dalam

hal ini pihak terwaralaba yang memilih calon calon pegawai dan

kemudian mengajukan calon – calon tersebut untuk diseleksi oleh

pewaralaba. Jika memenuhi standar yang ditetapkan maka calon –

calon tersebut dapat direkrut menjadi pegawai.

Adapun standar yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam

melakukan perekrutan karyawan, antara lain:

a) Pria/ Wanita;

Untuk posisi kurir, teknisi, security dibutuhkan karyawan pria.

Page 104: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-46

b) Pendidikan Minimal SMA/SMK;

c) Menguasai Komputer & Ms. Office (terutama Ms.Word dan

Ms.Excell);

d) Lebih diutamakan memiliki SIM C;

e) Lebih diutamakan memiliki memiliki kendaraan pribadi;

f) Lebih diutamakan telah bekerja di perusahaan sejenis sebelumnya;

g) Memiliki pengalaman dibidang retail, printer, dan tinta ;

h) Mampu bekerja dibawah tekanan;

i) Ulet, teliti, cekatan dan mau bekerja keras;

j) Mempunyai relasi yang luas;

k) Bersedia ditempatkan diseluruh unit kerja perusahaan.

B. Pemilihan Lokasi

1) Penentuan Lokasi

Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi

perkembangan dari usaha yang didirikan. Jika lokasi yang dipilih salah

maka akan mengakibatkan usaha tidak sukses. Untuk penentuan lokasi

dapat dilakukan dengan cara, yaitu:

a) Rekomendasi, yaitu dengan mempertimbangkan lokasi yang

direkomendasikan oleh pihak terwaralaba. Dalam hal ini pihak

terwaralaba yang memilih dan kemudian mengajukan lokasi tersebut

untuk diseleksi oleh pewaralaba. Jika lokasi tersebut memenuhi standar

yang ditetapkan maka lokasi tersebut dapat dipilih.

b) Pihak pewaralaba melakukan survei lokasi terlebih dahulu mengenai

tempat yang akan dijadikan calon lokasi berdirinya usaha.

2.) Standar Lokasi

Adapun standar lokasi yang dapat dijadikan acuan dalam memilih

lokasi untuk tempat usaha ini antara lain :

a) Dekat dengan kompleks perkantoran/ instansi pemerintah;

b) Lokasi jauh dari kompetitor sejenis;

c) Lokasi terletak dekat dengan jalan raya;

d) Lokasi dekat dengan kawasan pemukiman warga/ asrama mahasiswa;

Page 105: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-47

e) Kemudahan akses transportasi mencapai lokasi;

f) Mempunyai tempat parkir.

Lokasi yang akan digunakan sebagai tempat berdirinya usaha

disarankan dengan menggunakan sistem sewa karena resiko sewa lebih kecil

jika dibandingkan dengan membangun toko dari awal yang membutuhkan

dana pembangunan yang besar. Lebih baik lagi jika terwaralaba mempunyai

lokasi sendiri yang merupakan milik pribadi. Hal ini dapat mengurangi

biaya operasional sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi sedikit.

C. Keuangan

1) Pelaporan Keuangan Harian

Pelaporan keuangan harian merupakan aktivitas melaporkan segala

bentuk transaksi yang terjadi dalam satu hari kerja. Transaksi yang

dilaporkan merupakan transaksi keuangan baik berupa pembelian maupun

penjualan. Dari hasil benchmarking, dalam pelaporan keuangan harian ada

dua cara yang dapat dipilih, diantaranya :

a. Pelaporan Keuangan Terpusat

Pelaporan keuangan terpusat berarti segala bentuk laporan keuangan

yang menangani adalah pusat yang dalam hal ini adalah pewaralaba. Dalam

cara ini, pihak terwaralaba tidak menangani keuangan usaha tiap hari secara

langsung karena laporan keuangannya langsung dilaporkan untuk kemudian

dikerjakan oleh pihak pewaralaba. Jika menggunakan sistem seperti ini

dapat memilih alternatif cara, yaitu

1. Pihak terwaralaba membuka rekening atas nama pribadi dan rekening

atas usahanya. Setiap hari karyawan toko melakukan penyetoran atas

keuangan pada hari itu ke rekening pewaralaba. Pihak pewaralaba yang

akan menangani segala bentuk pembiayaan termasuk biaya operasional.

Biaya biaya yang menjadi kewajiban dari pihak terwaralaba akan

dipotong langsung oleh pewaralaba. Hasil bersih keuntugan dan

laporan keuangan akan dikirim tiap bulan ke rekening terwaralaba.

2. Setiap hari pada saat ditutupnya pembukuan, hasil penjualan pada saat

itu setelah dihitung oleh karyawan toko lalu diserahkan kepada petugas

Page 106: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-48

dari pihak terwaralaba. Dalam hal ini baik petugas dari pihak

terwaralaba maupun pewaralaba mempunyai tanggungjawab terkait

dengan keuangan yang dilaporkan tersebut. Hasil penjualan yang

dibawa oleh petugas dari pewaralaba kemudian akan ditangani oleh

pewaralaba. Biaya biaya yang menjadi kewajiban dari pihak

terwaralaba akan dipotong langsung oleh pewaralaba. Hasil bersih

keuntugan dan laporan keuangan akan dikirim tiap bulan ke rekening

terwaralaba.

Cara ini cocok diterapkan bagi usaha yang tidak membutuhkan peran

seorang pemilik waralaba secara penuh. Pihak terwaralaba bertindak pasif

karena segala sesuatunya telah dikerjakan oleh pewaralaba dan terwaralaba

hanya menerima laporan keuangan serta keuntungan tiap bulannya.

Kelebihan cara ini adalah cocok bagi pihak terwaralaba yang sibuk dan

tidak mempunyai waktu untuk mengurusi bisnisnya. Kekurangan dari cara

ini adalah pihak terwaralaba tidak dapat memantau secara langsung

perkembangan bisnisnya karena pihaknya hanya menerima laporan

keuangan serta keuntungan perbulannya tanpa mengetahui sejauhmana

perkembangan harian dari usahanya. Selain itu dengan menggunakan cara

ini maka pihak terwaralaba dikenakan administration fee sebagai ganti

dalam pengurusan administrasi yang dilakukan oleh pewaralaba.

b. Pelaporan Keuangan oleh Cabang

Pelaporan keuangan oleh cabang berarti segala bentuk laporan

keuangan yang menangani adalah cabang langsung yang dalam hal ini

adalah pihak terwaralaba. Pihak terwaralaba bertanggungjawab penuh atas

laporan keuangan bisnisnya. Disini peran seorang pemilik waralaba sangat

penting. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan pelaporan keuangan

terpusat dimana peran serta terwaralaba tidak begitu penting. Kelebihan dari

cara ini adalah pihak terwaralaba mengetahui secara pasti bagaimana

laporan keuangan usahanya sehingga dapat diketahui sejauhmana

keberhasilan dan perkembangan usahanya. Kekurangan dari cara ini adalah

pihak terwaralaba membutuhkan tenaga yang mampu mengerjakan dan

bertanggungjawab penuh atas perhitungan laporan keuangan tersebut.

Page 107: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-49

2) Penggajian Karyawan

Penggajian karyawan merupakan pekerjaan membayar tenaga kerja

dengan imbalan berupa uang. Sistem penggajian yang tepat bagi usaha ritel

jenis printer dan tinta adalah pembayaran gaji tiap bulan. Hal ini lebih

memudahkan daripada penggajian yang dilakukan tiap hari ataupun tiap

minggu. Berdasarkan hasil benchmarking, dalam melakukan penggajian ada

2 cara yang dapat dipilih. Hal ini berkaitan dengan cara pelaporan keuangan

yang digunakan oleh terwaralaba.

1. Jika menggunakan cara pelaporan keuangan terpusat, maka yang

menentukan besarnya gaji adalah pihak terwaralaba. Gaji langsung

dibayarkan kepada karyawan melalui kepala toko. Tiap bulannya dari

hasil penjualan yang dihasilkan oleh sebuah toko akan dihitung

besarnya pengeluaran untuk pembayaran gaji oleh pewaralaba. Setelah

itu biaya penggajian tersebut ditransfer ke rekening toko, Kepala toko

yang berkewajiban mengambil biaya tersebut dan kemudian

membagikan kepada para karyawan.

2. Jika menggunakan cara pelaporan keuangan oleh cabang, yang

menentukan besarnya gaji adalah pihak terwaralaba dengan koordinasi

dari pewaralaba. Setiap bulannya dari hasil penjualan setelah dipotong

biaya operasional dan lainnya akan didapatkan keuntungan.

Keuntungan akan menjadi milik dari pihak terwaralaba. Biaya yang

dipotong termasuk biaya untuk penggajian karyawan akan langsung

dibayarkan oleh pihak terwaralaba langsung ke karyawannya pada akhir

bulan.

D. Manajemen Relasional

1) Loyalitas Pelanggan

Loyalitas merupakan kesetiaan terhadap sesuatu. Loyalitas penting bagi

sebuah usaha agar terus berkembang karena loyalitas berhubungan dengan

pelanggan.

Page 108: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-50

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan

yaitu :

1. Reward/ penghargaan

Hal ini dapat diwujudkan dengan memberikan penghargaan terhadap

pelanggan pelanggan yang setia. Penghargaan dapat berupa diskon ataupun

hadiah langsung.

2. Membership/ keanggotaan.

Hal ini dapat diwujudkan dengan membuat sebuah kartu anggota bagi

para konsumen. Bagi konsumen yang mempunyai kartu ini akan diberikan

berbagai fasilitas istimewa seperti potongan diskon, hadiah langsung dan

lainnya yang berbeda dengan konsumen yang tidak memiliki kartu.

3. Milis atau group

Hal ini dapat diwujudkan dengan membuat sebuah perkumpulan berupa

group atau milis baik melalui media internet atau langsung. Dengan adanya

perkumpulan semacam ini maka informasi mengenai usaha terwaralaba

khususnya informasi mengenai promo produk dapat tersampaikan dengan

baik. Selain itu kehadiran perkumpulan atau milis ini dapat digunakan

sebagai alat monitoring pelayanan yang dilakukan.

Ketiga cara tersebut dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap

usaha terwaralaba sekaligus juga akan meningkatkan trafik penjualan.

E. Strategi Pemasaran

1) Promosi Barang

Kegiatan promosi penting untuk dilakukan karena kegiatan ini

mempengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku konsumen terhadap usaha

pewaralaba yang sedang dijalankan. Strategi promosi yang bisa dilakukan

untuk usaha ini antara lain:

Melalui iklan, yaitu dengan media TV (lokal maupun nasional, radio,

surat kabar, spanduk dan majalah.

Penjualan langsung, yaitu dengan promosi ke kantor – kantor dan

instansi pemerintahan.

Page 109: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-51

Promosi penjualan, yaitu dengan memberikan kupon hadiah serta

mengikuti pameran komputer dan elektronik.

Diskon selama masa pembukaan toko.

Papan nama, yaitu dengan menempatkan sebuah papan nama di depan

toko yang memudahkan dalam memberikan informasi kepada

konsumen

Web, yaitu dengan membuat sebuah web online bagi toko. Hal ini

sangat memudahkan bagi konsumen jika ingin melihat barang yang

dijual oleh toko serta jika ingin melakukan pembelian secara online.

Milis atau group, yaitu dengan menyebarkan informasi berupa promosi

kepada perkumpulan atau komunitas yang dibuat.

Melalui situs pertemanan seperti facebook, twitter, friendster, dan

lainnya.

4.2.3 Manajemen Barang Dagangan

A. Perencanaan Dan Pengelolaan Barang

1) Sistem Distribusi Barang

Distribusi berkaitan dengan aktivitas pengiriman barang dari

pewaralaba ke pihak terwaralaba. Dari hasil benchmarking, skema

distribusi barang untuk ritel kategori printer dan tinta dapat dilihat pada

gambar 4.10.

Page 110: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-52

Gambar 4.10. Skema Distribusi dengan 1 Gudang

Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa pewaralaba memiliki

gudang yang menjadi satu dengan kantor pusat. Dari gudang tersebut

produk didistribusikan langsung ke tempat terwaralaba. Skema ini

cocok untuk bisnis waralaba yang baru saja berkembang dan belum

begitu besar. Kedekatan gudang dengan tempat terwaralaba sangat

penting kaitannya. Skema distribusi ini disebut sebagai sistem gudang

pribadi atau gudang swasta (Firmansyah, 2011)

Jika nanti waralaba telah berkembang pesat dan memiliki area

pengiriman yang luas maka perlu dibuat skema distribusi yang lebih

besar dengan menempatkan lokasi gudang sesuai dengan kedekatan

pada lokasi terwaralaba. Gudang ini disebut sebagai gudang distribution

centre (Firmansyah, 2011). Skema distribusi tersebut dapat dilihat pada

gambar 4.11.

Page 111: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-53

Gambar 4.11. Skema Distribusi dengan lebih dari 1 Gudang

2) Hubungan dengan Supplier

Supplier yang menjadi rekanan bisnis dari pewaralaba

mempunyai peranan penting dalam proses distribusi barang. Pemilihan

supplier menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Untuk ritel

kategori printer dan tinta ini pemilihan supplier ditentukan langsung

oleh pewaralaba. Pihak terwaralaba tidak diperkenankan mengadakan

perjanjian dengan supplier lain tanpa sepengetahuan pewaralaba. Hal

ini menjadi salah satu perjanjian antara pewaralaba dengan terwaralaba.

Pemilihan supplier yang baik sangat menentukan keberhasilan

usaha karena hal ini berhubungan dengan kualitas pelayanan yang

diberikan. Oleh karena itu dalam melakukan pemilihan supplier harus

dilakukan dengan sangat teliti.

Page 112: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-54

Berikut ini merupakan beberapa panduan dalam memilih supplier

menurut Raharjo (2001).

a. Ketepatan waktu pelayanan. Hal yang harus diperhatikan di sini

berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu penyerahan;

b. Akurasi pelayanan, berkaitan dengan pelayanan yang dapat

diandalkan dan bebas dari kesalahan – kesalahan;

c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan;

d. Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan

penanganan keluhan;

e. Kelengkapan, menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan

sarana pendukung;

f. Kemudahan mendapatkan pelayanan;

g. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan

permintaan khusus dan lain – lain.

3) Pengiriman Barang

Pengiriman barang dari pewaralaba ke terwaralaba perlu

diperhatikan tingkat keefisienannya. Pengiriman tiap hari tidak cocok

digunakan untuk produk printer dan tinta karena kebutuhan akan kedua

barang ini bukan termasuk kebutuhan yang mendesak setiap hari. Pola

pengiriman yang dapat diterapkan adalah dengan menunggu pesanan

dari terwaralaba. Dalam sebulan pihak terwaralaba akan melakukan

pemesanan sebanyak berapa kali tergantung dari kebutuhan

terwaralaba. Pewaralaba berkewajiban memenuhi pesanan dari

terwaralaba dengan mengirimkan barang sesuai dengan waktu yang

ditentukan oleh terwaralaba. Hal ini lebih efisien jika dibandingkan

dengan pengiriman barang setiap hari.

Pada pengiriman barang terdapat aktivitas pembelian barang dan

pemesanan barang oleh konsumen/ terwaralaba. Untuk melihat

sejauhmana keefektifitasan dari aktivitas pengiriman barang dapat

dilihat dari laporan dan dokumen yang terkait. Adapun laporan dan

dokumen tersebut antara lain :

Page 113: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-55

a. Form Sales Order

Form ini digunakan dalam aktivitas penerimaan order dari

konsumen/ terwaralaba yang memuat informasi mengenai :

Nomor Sales Order (SO)

Tanggal terjadinya order

Tanggal kirim produk

Model pembayaran (debet/cash)

Nama dan Alamat Konsumen/Terwaralaba

Kriteria produk (nama produk,jumlah pesan, satuan produk,harga

satuan)

Catatan (diskon, uang muka)

Tanda tangan penanggungjawab

b. Form Faktur Penjualan

Form ini dikeluarkan atas barang – barang yang dijual ke

konsumen/ terwaralaba yang memuat informasi mengenai :

Nomor Sales Order (SO)

Nomor Faktur penjualan

Tanggal pembuatan faktur

Nama dan Alamat Konsumen/Terwaralaba

Kriteria produk (nama produk,jumlah pesan, satuan produk,harga

satuan dan total harga)

Tanda tangan penanggungjawab

c. Kartu Gudang

Kartu gudang digunakan untuk mencatat aktivitas keluar masuk

barang yang memuat informasi mengenai :

Nomor Kartu Gudang

Nama Barang

Tanggal Masuk Barang

Tanggal Keluar Barang

Sisa Barang

Page 114: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-56

Kriteria Produk (Jumlah barang, satuan, harga barang, dan total

harga)

Tanda tangan penanggungjawab

d. Form Delivery Order

Form ini merupakan surat jalan yang diberikan kepada konsumen/

terwaralaba terkait dengan pengiriman barang yang dibeli/dipesan.

Form ini memuat informasi mengenai :

Nomor form

Tanggal pengiriman barang

Nama dan alamat konsumen/terwaralaba

Barang yang dikirim (nama barang, jumlah barang, satuan barang,

harga)

No kendaraan yang dipakai untuk mengirim

Tanda tangan konsumen/terwaralaba dan petugas pengirim.

e. Form Retur Barang

Form ini digunakan untuk pengembalian barang oleh konsumen/

terwaralaba karena terdapat hal – hal yang tidak diinginkan yang ada

pada barang. Form ini memuat informasi mengenai :

Nomor Form retur

Tanggal pengiriman barang

Nama dan alamat konsumen/terwaralaba

Barang yang dikembalikan ( nama barang, jumlah barang, satuan

barang, harga)

Alasan pengembalian barang

Tanda tangan penanggungjawab

f. Laporan Keuangan

Form ini digunakan untuk mengetahui aktivitas keuangan yang

terjadi baik harian, bulanan atau waktu – waktu yang ditetapkan. Form

ini memuat informasi mengenai :

Nomor Laporan Keuangan

Tanggal pembuatan laporan

Pemasukan

Page 115: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-57

Pengeluaran

Saldo

Tanda tangan penanggungjawab

4) Pemesanan Barang

Pemesanan barang oleh terwaralaba dapat dilakukan secara

manual atau melalui sistem yang terintegrasi dengan bantuan teknologi

komputer. Sistem yang terkomputerisasi memudahkan dalam

pemesanan barang karena pewaralaba langsung dapat mengetahui

kondisi dari persediaan barang secara langsung sehingga dapat

diketahui kapan waktu pengiriman yang sesuai. Namun cara ini

membutuhkan dukungan teknologi yang besar dan tepat diterapkan bagi

usaha waralaba yang memiliki banyak terwaralaba yang tersebar luas.

Bagi usaha waralaba yang belum begitu besar lebih tepat menggunakan

cara pemesanan manual melalui telepon atau email. Hal ini lebih mudah

dilakukan, efisien serta menghemat biaya.

Dalam pemesanan barang terdapat aktivitas pembelian dan

pemesanan barang. Untuk melihat sejauhmana keefektifitasan dari

aktivitas pemesanan barang dapat dilihat dari laporan dan dokumen

yang terkait. Adapun laporan dan dokumen tersebut antara lain :

a. Form Purchase Request Barang

Form ini digunakan untuk mengajukan permintaan barang ke

bagian keuangan untuk meminta persetujuan pembelian. Form ini

memuat informasi mengenai :

Nomor Form Purchase Request

Tanggal permintaan barang

Barang yang diminta ( nama barang, jumlah kembali,satuan

produk, harga)

Tanda tangan penanggungjawab

b. Form Purchase Order Barang

Bagi pewaralaba form ini digunakan untuk mengajukan

pembelian barang ke supplier, sedangkan bagi pihak terwaralaba form

Page 116: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-58

ini digunakan untuk mengajukan pembelian barang ke pewaralaba.

Form ini memuat informasi mengenai :

Nomor Form Purchase Order

Tanggal pembelian barang

Barang yang diminta ( nama barang, jumlah kembali,satuan

produk, harga)

Tanda tangan penanggungjawab

c. Form Bukti Terima Barang

Bagi pewaralaba form ini merupakan form bukti penerimaan

barang dari supplier, sedangkan bagi terwaralaba form ini merupakan

form bukti penerimaan barang dari pewaralaba. Form ini memuat

informasi mengenai :

Nomor Bukti Terima Barang

Nomor Purchase Order

Nomor Delivery Order

Tanggal terima barang

Nama pengirim barang

Barang yang diminta ( nama barang, jumlah kembali,satuan

produk, harga)

Tanda tangan pengirim dan penerima barang

B. Harga Jual Barang

1) Penetapan Harga Barang

Harga suatu barang yang dijual oleh terwaralaba harus sesuai

dengan standar harga yang ditetapkan oleh pewaralaba. Dalam hal ini

pewaralaba berkewajiban menetapkan harga dan terwaralaba

berkewajiban menaati peraturan harga yang ditetapkan oleh

pewaralaba. Strategi yang bisa diterapkan dalam penetapan harga jual

menurut Utami (2010) antara lain :

Penetapan harga di bawah harga pasar

Penetapan harga sama dengan harga pasar

Penetapan harga di atas harga pasar

Page 117: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-59

Penetapan harga dengan melihat harga pasar adalah dengan

memperhatikan harga yang ditawarkan oleh competitor/ pesaing

sejenis. Penetapan harga dilakukan dengan memperhatikan margin

keuntungan yang diambil. Penetapan harga di bawah harga pasar berarti

mengambil margin keuntungan lebih kecil daripada margin keuntungan

yang diambil oleh competitor/ pesaing. Penetapan harga sama dengan

harga pasar berarti mengambil margin keuntungan sama dengan margin

keuntungan yang diambil oleh competitor/ pesaing. Sedangkan

penetapan harga di atas harga pasar berarti mengambil margin

keuntungan lebih besar daripada margin keuntungan yang diambil oleh

competitor/ pesaing.

Bagi usaha yang sudah dikenal dan memiliki reputasi yang baik di

masyarakat, maka penetapan harga di atas harga pasar bisa menjadi

pilihan yang tepat, namun bagi usaha yang baru saja berkembang

pilihan ini tidak tepat karena tidak akan membuat penjualan meningkat

karena mereka belum dikenal pasar. Penetapan harga yang sesuai

adalah dengan melakukkan penetapan harga sama dengan harga pasar.

Namun pemilihan cara ini perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas

layanan dan juga biaya operasional yang dikeluarkan. Hal yang tidak

boleh terjadi adalah jika menetapkan harga namun tidak memperhatikan

biaya operasional yang dikeluarkan.

Salah satu hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam

menentukan harga jual adalah dengan menggunakan penetapan harga

ganjil (Ma’ruf,2005). Harga ganjil yang dimaksud merupakan harga

yang berakhir dalam jumlah atau bilangan yang ganjil. Sebagai contoh

dengan penetapan harga Rp 399.900,00 merupakan harga yang lebih

murah bagi konsumen dibandingkan dengan harga Rp 400.000,00.

C. Pemeriksaan Kualitas

1) Sistem Pemeriksaan Barang

Pengecekan kualitas penting untuk dilakukan dan ini berlaku bagi

pewaralaba dan juga terwaralaba. Bagi pewaralaba pengecekan kualitas

Page 118: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-60

dilakukan untuk mengecek sejauhmana kualitas barang yang

diterimanya dari supplier. Usaha kategori printer dan tinta ini

mendapatkan barang dari supplier, oleh karena itu penting untuk

dilakukan pengecekan kualitas dari barang sebelum barang tersebut

didistribusikan ke terwaralaba. Pengecekan kualitas yang dilakukan

termasuk memastikan ada atau tidaknya garansi pada produk. Karena

biasanya produk yang didistribusikan dalam kondisi tersegel maka tidak

mungkin dilakukan pengecekan kualitas dengan membuka segel. Oleh

karena itu pengecekan kualitas difokuskan pada keadaan bumgkus

barang. Rusak atau tidaknya kardus barang kadang menunjukkan

bahwa barang di dalam telah mengalami perlakuaan yang tidak baik

selama proses pengiriman. Barang dengan keadaan kardus yang rusak

bisa ditukarkan kembali ke supplier sebelum didistribusikan ke

terwaralaba. Hal ini untuk mengantisipasi barang rusak yang diterima

oleh konsumen.

4.2.4 Manajemen Toko

A. Layout Toko

1) Desain Toko

Desain toko yang menarik harus diperhatikan karena merupakan

salah satu daya tarik bagi konsumen. Desain toko yang menarik dapat

menjadikan keunikan tersendiri yang menjadikan pembeda dengan yang

lain. Desain toko bagi setiap terwaralaba harus sama dan identik karena

hal tersebut dapat dijadikan sebuah keunikan atau cirri khas tersendiri

yang membedakan dengan kompetitor lainnya. Hal tersebut juga

memudahkan konsumen dalam mengingat karena hal yang unik

biasanya akan diingat. Menurut Utami (2010), dalam mendesain sebuah

toko harus memperhatikan beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel

4.19.

Page 119: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-61

Tabel 4.19. Aspek dalam Mendesain Toko

Aspek Desain Toko Keterangan

Desain Toko harus sesuai dengan strategi dan image perusahaanharus bisa mempengaruhi psikologis pembelimempertimbangkan anggaranpenempatan pintu masukpenerangan di luar tokopengaturan jendela dan dindingpengaturan papan reklameketinggian langit - langit dengan lantai

Tata Letak Produk

menarikmudah dalam pengambilan

Komunikasi visual

menggunakan media papan, gambar, grafikpenggunaan media sesuai dengan strategi dan image perusahaanharus diperhatikan ke uptodate an penggunaan mediapembuatan media harus semenarik mungkin

Penerangan memperhatikan pencahayaan yang sesuai, tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelapmenggunakan lampu sorot produk

Warna menggunakan warna warna yang mempengaruhi psikologismemilih warna yang mengesankan kebersihan seperti putihmemilih warna yang mampu membangun mood pembeli seperti hijau dan biru

Musik menggunakan musik yang mewakili image perusahaan (jingle)memilih musik yang berirama atraktif

2) Ukuran Toko

Luas yang diperlukan untuk usaha ritel kategori printer dan tinta ini

adalah minimal 45 m2 (tidak termasuk parkir). Kebutuhan akan ruang

dalam toko antara lain :

a. Gudang barang, minimal luas 12 m2

b. Ruang Store Manager, minimal 9 m2

c. Ruang Teknisi, minimal 9 m2

d. Ruang Pelayanan (display produk, kasir) minimal 15 m2

e. Parkir, minimal luas 15 m2

Page 120: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-62

B. Pelayanan

1) Waktu Pelayanan

Jam buka toko untuk ritel kategori printer dan tinta ini adalah dari

pukul 08.00 sampai 20.00. Ada alternatif jam operasi lain yaitu 24 jam,

namun untuk ritel jenis ini jam operasi tersebut tidak tepat karena

kebutuhan akan printer dan tinta bukan kebutuhan yang mendesak

seperti halnya obat di apotik. Ritel kategori ini buka setiap hari dari

senin hingga minggu dengan pertimbangan bahwa hari minggu

merupakan hari yang potensial karena banyak toko yang tutup ketika

hari minggu.

2) Shift Kerja

Sesuai dengan Undang Undang No.13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan disebutkan bahwa waktu kerja untuk satu minggu

yang terdiri dari 6 hari kerja adalah maksimal 7 jam, dan jika terdiri

dari 5 hari kerja adalah maksimal 8 jam. Sehingga jika disesuaikan

dengan jam operasi ritel kategori ini yang buka selama 7 hari dalam

seminggu, maka waktu kerja yang sesuai adalah 6 jam sehari. Sehingga

shift atau pembagian kerja ada 2 yaitu dari jam 08.00 – 14.00 dan 14.00

– 20.00.

3) Penerimaan Pesanan oleh Konsumen

Salah satu fasilitas dalam pelayanan adalah memberikan

kemudahan kepada konsumen dalam mendapatkan pelayanan yang

diinginkan. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya kemudahan

konsumen dalam memesan produk yang akan dibelinya. Konsumen

dapat menghubungi toko melalui telepon untuk mendapatkan informasi

apakah produk yang diinginkan tersebut tersedia atau tidak. Hal ini

akan memudahkan konsumen daripada mereka datang ke toko

langsung. Jika nantinya didukung oleh IT yang memadai maka pesanan

dapat dilakukan secara online dengan melakukan pemesanan via

internet dari web yang dimiliki oleh toko terwaralaba.

Page 121: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-63

4) Pengiriman Barang ke Konsumen

Fasilitas lain yang tidak kalah penting adalah fasilitas pengiriman

barang. Konsumen akan merasakan kenyamanan dan kemudahan dalam

pembelian melalui pengiriman. Pengiriman barang dilakukan oleh kurir

jika lokasi konsumen dekat dan masih dalam satu wilayah. Jika

lokasinya jauh maka pengiriman dilakukan dengan bekerjasama dengan

agen pengiriman barang.

5) Fasilitas Pembayaran

Konsumen dalam membeli barang biasanya menggunakan uang

tunai, namun akan lebih baik jika diberikan alternatif lain yaitu

pembayaran melalui kartu kredit. Hal ini memudahkan konsumen

terlebih lagi jika pembelian yang dilakukan dalam jumlah besar.

6) Fasilitas Parkir

Fasilitas parkir termasuk area parkir yang luas dan kedekatan area

parkir dengan pintu masuk harus diperhatikan. Hal ini dapat

memudahkan konsumen dalam membeli produk ke toko. Luas lahan

yang dapat dijadikan tempat parkir adalah minimal 15 m2.

C. Penanganan Komplain/ Keluhan

Komplain atau keluhan merupakan wujud ketidakpuasan akan

pelayanan yang diberikan. Untuk mengatasi hal tersebut dapat

digunakan beberapa cara, yaitu:

Konsumen datang langsung

Konsumen yang ingin menyampaikan komplain atau keluhan

kepada toko dapat menyampaikannya secara langsung dengan

datang ke toko. Komplain atau keluhan tersebut akan ditangani

oleh petugas toko untuk kemudian diselesaikan dan dicarikan

solusi bersama.

Kotak Saran

Kotak ini berisi saran dan kritik yang ditujukan kepada toko.

Konsumen yang kurang puas terhadap pelayanan yang didapatkan

Page 122: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-64

dapat menuliskan keluhan, kritik, maupun saran pada sebuah

lembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam kotak saran.

Nomor Pengaduan

Nomor pengaduan ini dimaksudkan sebagai media konsumen yang

ingin menyampaikan keluhan, kritik, maupun saran atas pelayanan

toko via telepon. Konsumen dapat menyampaikan keluhannya

melalui pesan singkat (sms) ataupun berbicara langsung melalui

telepon.

Web dan email

Web dan email ini dimaksudkan sebagai media konsumen yang

ingin menyampaikan keluhan, kritik, maupun saran atas pelayanan

toko dengan menggunakan media internet.

Milis atau group

Konsumen yang terdaftar sebagai anggota milis atau group

merupakan konsumen yang memiliki loyalitas tinggi terhadap

perusahaan. Oleh karena itu komplain atau keluhan dari mereka

sangat membantu bagi kemajuan usaha.

Page 123: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB VPEMBUATAN DAN ANALISIS PROSPEKTUS PENAWARAN

Bab ini menjelaskan mengenai implementasi sistem yang dilakukan dengan

membuat sebuah prospektus penawaran dan kemudian dilakukan analisis terhadap

prospektus penawaran tersebut.

5.1 Pembuatan Prospektus Penawaran

Prospektus penawaran merupakan sebuah dokumen tertulis yang berisi

keterangan terperinci mengenai pewaralaba. Prospektus inilah yang nantinya

diberikan kepada terwaralaba sebagai panduan dalam menjalankan usahanya.

Prospektus penawaran dibuat berdasarkan sistem manajemen waralaba

untuk kategori printer dan tinta yang telah dirancang sebelumnya. Sistem yang

telah dirancang tersebut kemudian disesuaikan dengan kondisi tempat

implementasi sistem, yaitu Aston Printer Center. Penjelasan lebih lanjut mengenai

prospektus penawaran dapat dilihat pada Lampiran 1.

5.2 Analisis Perancangan Prospektus Penawaran

Setelah prospektus dibuat dengan melihat kondisi tempat implementasi

yaitu Aston Printer Center, kemudian dilakukan analisis terhadap prospektus

tersebut. Analisis ini menunjukan sejauhmana hubungan antara sistem yang telah

dirancang dengan prospektus penawaran yang dibuat sebagai hasil dari

implementasi sistem.

5.2.1 Analisis Manajemen Kemitraan

Dari hasil perancangan sistem terdapat tiga aspek rancangan untuk

manajemen kemitraan yang digunakan dasar dalam perancangan prospektus

penawaran, yaitu aspek bentuk kemitraan, aspek hukum dan perizinan, dan aspek

struktur finansial.

Pada aspek bentuk kemitraan, bentuk kepemilikan pada Aston Printer

Center menggunakan sistem kepemilikan toko baru dimana sistem ini merupakan

sistem waralaba pada umumnya dengan investasi awal sepenuhnya ditanggung

pihak terwaralaba. Sistem ini dapat diterapkan saat ini oleh Aston Printer Center,

Page 124: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

namun sebaiknya Aston Printer Center memperhatikan alternatif lain sistem

kepemilikan waralaba, yaitu sistem waralaba take over. Perbandingan kedua

sistem tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1. Perbandingan Waralaba Toko Baru dan Take Over

Waralaba Toko Baru Waralaba Take Over

- Investasi kecil

- Dimulai dari awal

- Diurus oleh terwaralaba

- Belum menjanjikan keuntungan

- Belum dapat diprediksi

- Investasi besar

- Sudah berjalan

- Diurus oleh pewaralaba

- Sudah menjanjikan keuntungan

- Lebih aman

Waralaba take over relatif lebih aman dan sudah teruji menguntungkan

karena operasionalnya dikerjakan sendiri, namun nilai investasinya lebih tinggi

dibandingkan dengan membuka toko baru karena ada biaya toko sejak dibuka

hingga mencapai kondisi mapan. Sedangkan waralaba toko baru belum tentu

dalam kondisi aman karena operasional toko ditangani langsung oleh terwaralaba

sehingga monitoring dari pihak pewaralaba tidak bisa 100 %. Salah satu kelebihan

waralaba take over adalah keadaan yang sudah teruji menguntungkan sehingga

akan lebih menarik minat calon terwaralaba untuk berinvestasi dibandingkan

dengan waralaba toko baru yang harus dimulai dari awal.

Syarat dan ketentuan menjadi terwaralaba Aston Printer Center menjelaskan

mengenai item item yang harus dipenuhi oleh calon terwaralaba jika ingin

menjadi terwaralaba Aston Printer Center. Syarat dan ketentuan tersebut wajib

dijadikan pedoman oleh pihak Aston Printer Center dalam memilih calon

terwaralaba. Dalam pemilihan calon terwaralaba hendaknya Aston Printer Center

memberlakukan aturan yang ketat dan tidak sembarangan dalam memilih. Hal ini

untuk mengantisipasi hal – hal buruk yang terjadi kemudian.

Alur kemitraan menjelaskan mengenai tahapan – tahapan dari seorang calon

terwaralaba yang dimulai dari awal hingga menjadi terwaralaba Aston Printer

Center. Pada tahapan alur kemitraan, hal yang harus diperhatikan adalah pada saat

Page 125: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

melakukan perjanjian waralaba. Pada saat ini semua biaya yang menjadi investasi

awal dalam pendirian waralaba Aston Printer Center harus dibayar lunas. Selain

itu Aston Printer Center wajib memastikan bahwa semua persyaratan yang

diperlukan dalam perjanjian telah terpenuhi dan tidak ada syarat yang bermasalah

secara hukum. Pada dokumen surat perjanjian waralaba antara Aston Printer

Center dengan terwaralaba, hal yang harus dikaji ulang adalah tidak adanya sanksi

yang diberikan kepada pihak pewaralaba jika melakukan pelanggaran. Sanksi

terhadap pelanggaran perjanjian hanya diberikan kepada terwaralaba namun tidak

bagi pewaralaba. Hal ini harus dikaji lagi karena bisnis waralaba merupakan

bisnis yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Sehingga tidak boleh

terdapat hal yang merugikan bagi satu pihak atau menguntungkan pihak yang lain.

Tanggung jawab terwaralaba Aston Printer Center terhadap toko yang

dimilikinya adalah tanggung jawab aktif yang membutuhkan perhatian dan

tanggung jawab langsung pihak terwaralaba. Untuk saat ini tanggung jawab aktif

bisa dijalankan, namun sebaiknya Aston Printer Center tidak mengabaikan

kemungkinan untuk menerapkan tanggung jawab pasif di kemudian hari.

Perbedaan keduanya dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Perbandingan Tanggung Jawab Aktif dan Pasif

Aktif Pasif

- Tanggung jawab terwaralaba besar

- Toko diurus oleh terwaralaba

- Laporan keuangan oleh cabang

- Cocok untuk entrepreneur

- Tidak ada biaya administrasi

- Tanggung jawab terwaralaba kecil

- Toko diurus oleh pewaralaba

- Laporan keuangan oleh pusat

- Cocok untuk investor

- Terdapat biaya administrasi

Tanggung jawab terwaralaba ini berhubungan dengan pelaporan keuangan

harian toko. Selama Aston Printer Center masih menerapkan sistem pelaporan

keuangan yang ditangani langsung oleh cabang, maka tanggung jawab

terwaralaba harus aktif. Namun Aston Printer Center juga tidak boleh

mengabaikan karakteristik dan kemauan calon terwaralaba. Jika calon terwaralaba

Page 126: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

mempunyai jiwa entrepreneurship, maka tanggung jawab aktif lebih cocok

digunakan karena dibutuhkan peran serta dan tanggung jawab terwaralaba yang

besar. Selain itu dinamika dalam memimpin dan membesarkan toko akan menjadi

sebuah tantangan tersendiri bagi pihak terwaralaba. Tetapi jika calon terwaralaba

mempunyai jiwa seorang investor, maka tanggung jawab pasif lebih cocok

diterapkan. Hal ini dikarenakan prinsip seorang investor hanya menanamkan

modal saja dan berharap dapat keuntungan secepatnya, sehingga detail

operasional toko tidak diperhatikan. Oleh karena itu perlu campur tangan

langsung dari pihak pewaralaba dalam menanganinya. Tanggung jawab yang pasif

memunculkan biaya – biaya yang harus dikeluarkan oleh terwaralaba terkait

dengan penanganan langsung dari pewaralaba seperti biaya administrasi. Hal

tersebut merupakan keuntungan dari tanggung jawab pasif bagi pihak pewaralaba,

sedangkan bagi pihak terwaralaba keuntungan yang diperoleh adalah tidak

mengeluarkan tenaga yang besar dalam mengurus operasional toko.

Sistem training yang dilakukan oleh Aston Printer Center terhadap

karyawan pihak terwaralaba dilakukan sepenuhnya di kantor pusat Aston Printer

Center. Masa training selama tiga bulan dianggap sudah mencukupi dalam hal

penguasaan materi. Selain itu dengan adanya sistem monitoring terhadap

perkembangan karyawan pada saat terjun di toko terwaralaba, akan sangat

menguntungkan bagi pihak terwaralaba. Hal ini menunjukkan dukungan yang

tidak terputus oleh Aston Printer Center terhadap kualitas karyawan, karena

kualitas karyawan berakibat pada pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.

Strategi pembukaan toko bagi pihak terwaralaba diatur oleh Aston Printer

Center. Dalam hal ini Aston Printer Center mempunyai sebuah SOP tentang cara

pembukaan toko yang dilengkapi dengan strategi pemasaran. Hal ini

menguntungkan bagi pihak terwaralaba karena dengan mengikuti prosedur yang

ditentukan diharapkan dapat mengikuti kesuksesan yang diraih oleh Aston Printer

Center.

Konsultasi bagi terwaralaba dilayani selama masa perjanjian yaitu 5 tahun.

Konsultasi dilakukan dengan melalui media telepon, email atau datang langsung

ke Aston Printer Center Pusat. Kebijakan ini sudah tepat dilakukan karena

Page 127: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-5

konsultasi merupakan salah satu hak yang wajib diterima oleh setiap terwaralaba

sebagai bentuk bantuan dukungan dari pewaralaba. Masa konsultasi 5 tahun sama

dengan masa perjanjian waralaba yang juga berakhir pada 5 tahun.

Monitoring Aston Printer Center terhadap terwaralaba dilakukan dalam

jangka waktu perjanjian waralaba selama 5 tahun. Monitoring dilakukan secara

berkala dengan melihat laporan keuangan terwaralaba. Selama ini monitoring

Aston Printer Center terhadap terwaralaba masih sangat kurang. Aston Printer

Center melakukan monitoring hanya pada saat terwaralaba mengalami kesulitan.

Jika nantinya Aston Printer Center menerapkan adanya royalty fee, maka

monitoring harus dilakukan secara insentif karena hal ini merupakan salah satu

bentuk tanggung jawab dan kewajiban Aston Printer Center terhadap terwaralaba.

Monitoring yang kurang dapat menyebabkan Aston Printer Center tidak

mengetahui perkembangan outlet terwaralaba dengan jelas. Hal ini dapat

berakibat negatif jika pelayanan terwaralaba buruk karena akan berpengaruh pada

citra Aston Printer Center.

Legalitas hukum Aston Printer Center telah terdaftar untuk merek tinta yaitu

amazINK. Merek yang telah terdaftar tersebut dapat menjadikan suatu identitas

bagi Aston Printer Center. Selain itu penggunaan merek amazINK juga

merupakan salah satu kriteria yang harus dimiliki sebuah usaha agar dapat

digolongkan sebagai waralaba. Sehingga dengan demikian usaha Aston Printer

Center sudah siap untuk disebut sebagai waralaba.

Izin usaha Aston Printer Center ada dua macam yaitu izin untuk mendirikan

usaha yang terdiri dari SIUP, TDP, dan HO serta izin mendirikan waralaba yaitu

STPW Pemberi Waralaba. Dari kedua izin tersebut yang belum dimiliki adalah

STPW Pemberi Waralaba. Sebagai syarat izin mendirikan usaha semua dokumen

perizinan telah dimiliki oleh Aston Printer Center, namun untuk izin waralaba

Aston Printer Center belum mendapatkan izin karena Aston Printer Center masih

belum berbentuk waralaba. Karena STPW merupakan syarat membuka waralaba,

maka Aston Printer Center sebaiknya segera mengurus izin tersebut. Bagi calon

terwaralaba kelak juga harus memiliki STPW Penerima Waralaba. Izin ini penting

Page 128: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-6

di Indonesia sebagai bukti bahwa usaha yang didirikannya adalah murni waralaba.

Jika tidak mempunyai izin tersebut maka akan diberikan denda oleh pemerintah.

Struktur finansial yang dirancang untuk Aston Printer Center ada 2, yaitu

rancangan untuk keadaan optimis dan rancangan untuk keadaan pesimis. Kedua

rancangan ini ditampilkan dalam prospektus agar calon pewaralaba dapat

mengetahui secara pasti bahwa baik dalam keadaan pesimis ataupun optimis,

bisnis ini tetap memberikan keuntungan. Namun yang membedakan adalah kapan

terjadinya titik impas (BEP). Rancangan untuk keadaan optimis dibuat

berdasarkan Aston Printer Center Tegal, sedangkan untuk keadaan pesimis

dengan melihat keadaan pada Aston Printer Center Klaten. Penjelasan lebih lanjut

mengenai rincian investasi tersebut terdapat pada Lampiran 2.

Pada keadaan optimis terdapat tiga rancangan skenario sperti ditunjukkan

pada tabel 5.3. Rancangan 1 tidak memperhitungkan adanya royalty fee,

sedangkan rancangan 2 terdapat royalty fee yang berbeda tiap kategori barang.

Sementara untuk rancangan 3 besar royalty fee yang dikenakan sama terhadap

semua barang.

Tabel 5.3 Rincian Investasi Awal Keadaan Optimis

Rincian Rancangan 1 Rancangan 2 Rancangan 3Franchise Fee 15.000.000Rp 15.000.000Rp 15.000.000Rp fixture toko 10.150.000Rp 10.150.000Rp 10.150.000Rp peralatan 16.484.400Rp 16.484.400Rp 16.484.400Rp persediaan awal 30.618.000Rp 30.618.000Rp 30.618.000Rp royalty fee - - Tinta (ink + toner) 4% - Tinta (ink + toner) 4%

- - Infus (2%) - Infus (4%)

- - sparepart (2%) - sparepart (4%)

- - aksesoris printer (2%) - aksesoris printer (4%)

- - cartridge (2%) - cartridge (4%)BEP 8,1 bulan 9 bulan 9,5 bulan

Total Investasi 72.252.400Rp 72.252.400Rp 72.252.400Rp Sewa Tempat (1 tahun) 18.000.000Rp 18.000.000Rp 18.000.000Rp

Dana minimal yang dipersiapkan

90.252.400Rp 90.252.400Rp 90.252.400Rp

Page 129: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-7

Pada keadaan pesimis juga terdapat tiga rancangan skenario seperti

ditunjukkan pada tabel 5.4. Rancangan 1 tidak memperhitungkan adanya royalty

fee, sedangkan rancangan 2 terdapat royalty fee yang berbeda tiap kategori barang.

Sementara untuk rancangan 3 besar royalty fee yang dikenakan sama terhadap

semua barang.

Tabel 5.4. Rincian Investasi Awal Keadaan Pesimis

Rincian Rancangan 1 Rancangan 2 Rancangan 3Franchise Fee 15.000.000Rp 15.000.000Rp 15.000.000Rp fixture toko 10.150.000Rp 10.150.000Rp 10.150.000Rp peralatan 16.484.400Rp 16.484.400Rp 16.484.400Rp persediaan awal 30.618.000Rp 30.618.000Rp 30.618.000Rp royalty fee - - Tinta (ink + toner) 4% - Tinta (ink + toner) 4%

- - Infus (2%) - Infus (4%)

- - sparepart (2%) - sparepart (4%)

- - aksesoris printer (2%) - aksesoris printer (4%)

- - cartridge (2%) - cartridge (4%)BEP 31 bulan 37 bulan 40 bulan

Total Ivestasi 72.252.400Rp 72.252.400Rp 72.252.400Rp

Sewa Tempat (1 tahun) 18.000.000Rp 18.000.000Rp 18.000.000Rp

Dana minimal yang dipersiapkan

90.252.400Rp 90.252.400Rp 90.252.400Rp

Rancangan yang dipakai dalam prospektus penawaran adalah rancangan 1

baik untuk keadaan optimis maupun pesimis. Rancangan 1 dipilih karena

rancangan ini sesuai dengan kebijakan Aston Printer Center yang tidak menarik

royalty fee dari hasil penjualan terwaralaba.

Kebijakan yang diambil oleh Aston Printer Center tersebut dapat tetap

dilaksanakan. Namun jika melihat bahwa usaha ini memberikan prospek yang

menjanjikan maka Aston Printer Center sebaiknya memperhatikan rancangan

investasi awal yang lain. Adanya item tambahan berupa royalty fee dalam bentuk

prosentase keuntungan terhadap penjualan masing – masing barang kecuali printer

dapat memberikan keuntungan finansial kepada Aston Printer Center. Hal ini

dikarenakan semakin banyak produk yang dijual maka semakin besar juga royalti

yang akan didapatkan. Sehingga bagi pihak terwaralaba akan memberikan

keuntungan tambahan.

Page 130: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-8

Prosentase yang dikenakan pada royalty fee menyebabkan terjadinya waktu

titik impas (BEP). Semakin banyak royalty fee yang dikenakan, maka semakin

lama pula waktu BEP bagi pewaralaba. Hal tersebut berlaku baik dalam keadaan

optimis maupun pesimis. Untuk itu sebaiknya Aston Printer Center jika akan

menerapkan rancangan ini memperhatikan faktor lamanya BEP.

Sesuai dengan rancangan investasi awal pada prospektus penawaran baik

untuk keadaan optimis maupun pesimis, terdapat beberapa aspek finansial yang

terdapat pada rancangan sistem manajemen waralaba namun tidak masuk ke

dalam perhitungan di prospektus penawaran, antara lain:

1) Distribution Fee

Biaya ini dikeluarkan setiap bulan oleh terwaralaba dan menjadi satu dengan

biaya transportasi.

2) Administration Fee

Biaya ini dikeluarkan jika keuangan terwaralaba ditangani oleh pusat.

Karena pada saat ini Aston Printer Center tidak menerapkan sistem

keuangan terpusat maka biaya ini tidak masuk ke dalam perhitungan

3) Biaya Deposito Awal

Biaya ini tidak masuk ke dalam perhitungan investasi awal karena Aston

Printer Center tidak menerapkan adanya uang muka yang dijadikan sebagai

deposito awal sehingga biaya ini ditiadakan.

4) Biaya Perpanjangan Kontrak

Biaya ini tidak masuk ke dalam pehitungan investasi awal karena biaya ini

dikeluarkan nanti pada saat masa berlaku perjanjian telah selesai.

Selain keempat biaya ini, terdapat tiga biaya lain dalam struktur finansial

yang masuk dalam komponen franchise fee, yaitu biaya perijinan, advertising fee,

biaya penggunaan merk, biaya launching.

Rancangan investasi yang dibuat menggunakan asumsi bahwa modal yang

dimiliki oleh terwaralaba adalah modal sendiri sehingga tidak memperhitungkan

adanya biaya pengeluaran untuk membayar pinjaman di bank. Namun sebaiknya

pihak Aston Printer Center perlu mempertimbangkan hal ini karena tidak menutup

kemungkinan bahwa modal yang dimiliki oleh terwaralaba tidak sepenuhnya

Page 131: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-9

merupakan modal sendiri dan bisa berupa modal pinjaman. Jika hal tersebut

terjadi maka akan berpengaruh pada waktu BEP (titik impas) karena biaya yang

dikeluarkan menjadi bertambah untuk membayar pinjaman dan bunga bank.

Aston Printer Center hendaknya mengikuti langkah yang dilakukan oleh Alfamart

dan Apotek K24 yang mengadakan perjanjian kredit waralaba dengan bank swasta

di Indonesia seperti BRI, BNI, Mandiri, dan lainnya. Adanya perjanjian untuk

memberikan keringanan pengambilan kredit waralaba ini sangat menguntungkan

baik untuk pewaralaba maupun terwaralaba. Bagi pewaralaba langkah ini akan

memudahkan dalam merekrut banyak terwaralaba karena cara ini dapat

memfasilitasi bagi terwaralaba yang tidak mempunyai modal sendiri untuk dapat

bergabung menjadi terwaralaba. Sedangkan bagi terwaralaba memudahkan dalam

mencari pinjaman sehingga dapat memiliki bisnis waralaba dengan mudah dan

cepat. Kentungan dengan melakukan perjanjian ini adalah adanya bunga yang

relatif jauh lebih rendah yaitu sampai 10% dibanding dengan kredit ritel pada

umumnya yang berkisar 13%.

Langkah ini nantinya dapat menjadi salah satu nilai jual bisnis waralaba

Aston Printer Center yaitu dengan adanya kemudahan dalam peminjaman modal

usaha di bank.

5.2.2 Analisis Manajemen Pengembangan Ritel

Berdasarkan hasil perancangan sistem terdapat lima aspek rancangan untuk

manajemen pengembangan ritel yang digunakan dasar dalam perancangan

prospektus penawaran, yaitu aspek sumber daya manusia, aspek pemilihan lokasi,

aspek keuangan, aspek manajemen relasional, dan aspek strategi pemasaran.

Pada aspek sumber daya manusia, struktur organisasi yang dirancang untuk

terwaralaba Aston Printer Center adalah struktur organisasi fungsional dengan

pembagian tugas pada masing – masing departemen. Pembagian tugas pada

terwaralaba Aston Printer Center ada 4 bagian, yaitu kepala toko, teknisi, dan

marketing. Pada kondisi saat ini, pembagian tersebut sudah berjalan efektif.

Namun perlu dipersiapkan beberapa skenario struktur organisasi untuk

mengantisipasi perkembangan toko nantinya. Pada pembagian tugas yang

Page 132: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-10

dirancang untuk waktu saat ini masih terdapat beberapa tugas yang dirangkap,

seperti finance dan accounting yang dipegang oleh kepala toko dan tugas sales

counter yang dipegang oleh marketing. Nantinya jika toko sudah berkembang

dengan baik, maka perlu dipersiapkan beberapa skenario seperti yang telah

dirancang pada sistem manajemen waralaba printer dan tinta.

Jumlah sumber daya manusia yang dirancang untuk terwaralaba ada 4

orang. Jumlah ini sudah cukup bagi toko terwaralaba. Penentuan banyaknya

sumber daya karyawan ini harus memperhatikan kondisi finansial toko karena

terkait dengan pembayaran gaji. Selain itu shift kerja juga mempengaruhi jumlah

karyawan. Oleh karena itu sebaiknya Aston Printer Center menyiapkan beberapa

skenario bagi terwaralaba mengenai jumlah karyawan dengan mempertimbangkan

waktu operasional dan perkembangan toko. Semakin baik perkembangan toko

maka pekerjaan karyawan akan semakin berat sehingga membutuhkan

penambahan jumlah karyawan.

Sistem rekruitmen karyawan bagi toko terwaralaba diserahkan kepada

terwaralaba untuk mencari calon karyawannya. Jika terwaralaba tidak

mendapatkan calon yang sesuai, maka Aston Printer Center Pusat akan membantu

mencarikan karyawan baru melalui pengumuman di koran dan iklan. Hal tersebut

merupakan bentuk dukungan Aston Printer Center Pusat terhadap terwaralabanya.

Penentuan lokasi bagi pihak terwaralaba oleh Aston Printer Center

dilakukan dengan dua cara, yaitu rekomendasi dan survei pewaralaba. Kedua cara

ini sudah efektif untuk dilakukan karena dengan cara tersebut ada keterlibatan dari

pihak Aston Printer Center selaku pemberi waralaba namun tidak menghilangkan

kebebasan terwaralaba dalam menentukan lokasi usahanya. Dengan adanya

keterlibatan tersebut maka diharapkan lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang

tepat sebagai lokasi outlet pihak terwaralaba, karena lokasi yang strategis

merupakan kunci dari keberhasilan penjualan. Selain itu adanya hak wilayah

yang diberikan kepada terwaralaba merupakan langkah yang tepat karena

memberikan kesempatan bagi terwaralaba untuk mengembangkan daerah tersebut.

Pengaturan wilayah akan memudahkan pihak pewaralaba dalam membentuk jalur

distribusi barang yang dimilikinya.

Page 133: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-11

Standar lokasi yang ditetapkan oleh Aston Printer Center Pusat dalam

memilih lokasi sudah tepat. Standar ini harus selalu dijadikan pedoman baik bagi

terwaralaba ataupun Aston Printer Center Pusat dalam memilih lokasi. Aston

Printer Center Pusat menyarankan untuk memilih lokasi dengan sistem sewa. Hal

ini cukup efektif dibandingkan dengan toko baru karena resiko sewa lebih kecil

jika dibandingkan dengan membangun toko dari awal yang membutuhkan dana

pembangunan yang besar. Namun jika terwaralaba sudah mempunyai lokasi

sendiri akan lebih menguntungkan bagi terwaralaba karena dapat mengurangi

biaya operasional untuk sewa bangunan sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi

sedikit.

Pelaporan Keuangan harian bertujuan memberikan informasi tentang posisi

keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan. Dalam pelaporan keuangan ini pihak

Aston Printer Center menerapkan sistem pelaporan keuangan oleh cabang. Sistem

tersebut saat ini dapat dilakukan mengingat kondisi Aston Printer Center belum

didukung oleh sumber daya maupun teknologi yang mencukupi. Namun

sebaiknya Aston Printer Center harus mulai memperhatikan alternatif sistem

pelaporan keuangan yang dikelola oleh Aston Printer Center sendiri.

Perbandingan kedua sistem dapat dilihat pada Tabel 5.5

Tabel 5.5 Perbandingan Laporan Keuangan oleh Cabang dan Pusat

Cabang Pusat

- Laporan diurus oleh terwaralaba

- Tidak ada biaya administrasi

- Monitoring oleh pewaralaba susah

- Cocok untuk entrepreneur

- Tidak membutuhkan dukungan

SDM dan teknologi

- Penggajian karyawan oleh cabang

- Laporan diurus oleh pewaralaba

- Terdapat biaya administrasi

- Monitoring oleh pewaralaba mudah

- Cocok untuk investor

- Harus menyiapkan SDM dan

teknologi yang handal.

- Penggajian karyawan oleh pusat

Kelemahan dari sistem pelaporan keuangan oleh cabang adalah monitoring

atas laporan keuangan terwaralaba menjadi sangat kurang. Hal ini dikarenakan

Page 134: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-12

Aston Printer Center tidak menangani keuangan secara langsung sehingga

perkembangan terwaralaba tidak dapat diketahui secara pasti. Namun kelebihan

dari sistem ini adalah tidak membutuhkan SDM dan teknologi yang handal. Jika

pelaporan keuangan diurus oleh Aston Printer Center Pusat, maka harus

mempersiapkan SDM dan teknologi yang handal. Teknologi yang digunakan

dapat berupa sistem akuntansi yang terintegrasi.

Seperti halnya dengan tanggung jawab terwaralaba, maka Aston Printer

Center juga wajib memperhatikan karakteristik dari pihak terwaralaba. Bagi calon

terwaralaba yang mempunyai karakter seorang entrepreneur, maka tidak menjadi

masalah jika pelaporan keuangan ditangani langsung oleh terwaralaba. Namun

jika calon terwaralaba mempunyai karakter seorang investor, cara pelaporan

keuangan yang ditangani oleh terwaralaba tentunya tidak akan sesuai. Hal ini

dikarenakan calon terwaralaba tersebut lebih memilih mempercayakan pelaporan

keuangan kepada Aston Printer Center. Jika hal tersebut terjadi, maka Aston

Printer Center perlu menyiapkan rencana sistem pelaporan keuangan yang

ditangani langsung oleh pusat.

Penggajian karyawan berhubungan dengan sistem pelaporan keuangan yang

dipakai. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.3, jika nantinya dikembangkan

sistem pelaporan keuangan yang ditangani langsung oleh Aston Printer Center,

maka penggajian karyawan juga otomatis menjadi tanggung jawab Aston Printer

Center sebagai pewaralaba. Sistem ini memberikan dampak adanya sebuah

administration fee yang dibayarkan oleh terwaralaba ke pihak pewaralaba yang

merupakan biaya pengganti pengurusan administrasi keuangan

Loyalitas pelanggan penting untuk dijaga agar konsumen atau pelanggan

selalu setia terhadap produk yang dijual Aston Printer Center. Cara membentuk

loyalitas pelanggan pada Aston Printer Center adalah dengan menggunakan

media milis atau group dan memberikan penghargaan berupa diskon. Pemberian

diskon sudah cukup efektif dalam menunjang penjualan, namun menggunakan

media milis atau group belum efektif dilakukan karena terbukti dari sepinya group

Aston Forum. Sebaiknya Aston Printer Center lebih mengoptimalkan kembali

group dan milis yang sudah dibuat dengan menginformasikan kepada pelanggan.

Page 135: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-13

Selain itu dapat digunakan cara keanggotaan atau membership bagi setiap

pelanggan yang berminat. Keuntungan dengan cara ini adalah adanya database

pelanggan yang tersimpan sehingga memudahkan bagi toko jika nanti akan

memberikan informasi kepada pelanggan sehubungan dengan promosi atau berita

mengenai toko.

Strategi promosi yang diterapkan Aston Printer Center sudah berjalan

efektif namun perlu ditingkatkan lagi khususnya strategi pemasaran yang

berhubungan dengan internet. Penggunaan website serta forum Aston di internet

harus lebih dioptimalkan lagi.

5.2.3 Analisis Manajamen Barang Dagangan

Dari hasil perancangan sistem terdapat tiga aspek rancangan untuk

manajemen barang dagangan yang digunakan dasar dalam perancangan

prospektus penawaran, yaitu aspek perencanaan dan pengelolaan barang, aspek

harga jual barang, dan aspek pemeriksaan kualitas.

Pada aspek perencanaan dan pengelolaan barang, untuk sistem distribusi

barang pada Aston Printer Center menggunakan gudang pribadi dimana lokasi

gudang menjadi satu dengan lokasi kantor pusat. Hal ini efektif dilakukan pada

saat ini mengingat hampir 85 % lokasi mitra berada di Jawa Tengah dan dekat

dengan kantor pusat sehingga cara ini efektif dilakukan dengan pertimbangan

efisiensi biaya. Namun jika nanti lokasi mitra sudah tersebar di luar Jawa perlu

dipikirkan lagi untuk menggunakan gudang distribution center yang lokasinya

melihat pada kedekatan dengan lokasi mitra. Keputusan tersebut nantinya

menyebabkan Aston Printer Center harus mempersiapkan anggaran biaya untuk

membangun gudang distribution center tersebut.

Hubungan dengan supplier pada Aston Printer Center dilakukan dengan cara

gabungan, yaitu mitra diberikan kebebasan untuk mencari supplier lain untuk

produk selain yang ditentukan oleh Aston Printer Center. Adapun produk yang

harus dibeli lewat Aston Printer Center adalah tinta, infuse, toner dan sparepart

cartridge laserjet. Produk tersebut dikategorikan sebagai produk yang sangat

berpengaruh pada kualitas. Selain produk tersebut, terwaralaba diberikan

Page 136: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-14

kebebasan untuk mengadakan kerjasama dengan supplier lain. Untuk printer

Brother, supplier dipilihkan oleh Aston Printer Center. Kebijakan ini dilakukan

dengan tujuan agar kualitasnya terjaga. Namun perlu diperhatikan juga bahwa

dengan kebebasan memilih supplier bagi produk printer akan membawa kesulitan

bagi terwaralaba karena pihak terwaralaba masih baru dalam usaha penjualan

printer dan tinta. Kesulitan yang dihadapi adalah dalam menentukan harga jual

produk ke konsumen. Jika Aston Printer Center tidak memberikan panduan

mengenai harga jual maka terwaralaba akan mengalami kesulitan. Dampak

lainnya adalah adanya perbedaan harga di antara terwaralaba. Oleh karena itu

perlu dikaji kembali keputusan mengenai kebebasan pemilihan supplier.

Sebaiknya semua barang tanpa terkecuali dipasok langsung oleh Aston Printer

Center dan terwaralaba mengambil barang langsung dari Aston Printer Center

Pusat. Selain mampu menambah pemasukan bagi pewaralaba dengan menjual

barang berupa printer, cara ini memberikan kemudahan bagi terwaralaba karena

tidak usah disulitkan dengan pemilihan supplier yang sesuai.

Aspek perencanaan dan pengelolaan barang juga terkait dengan pengiriman

dan pemesanan barang. Pengiriman barang pada Aston Printer Center tergantung

dari pemesanan mitra. Biaya pengiriman dijadikan satu dengan biaya pembelian

barang. Untuk saat ini hal tersebut dapat dilakukan, namun jika nanti Aston

Printer Center ingin menerapkan sistem informasi yang terkomputerisasi maka

pengiriman barang tidak usah menunggu pemesanan dari mitra. Database

terwaralaba akan langsung muncul di Aston Printer Center Pusat sehingga tanpa

pemberitahuan pemesanan, Aston Printer Center Pusat langsung dapat

mengirimkan barang.

Penetapan harga barang untuk produk yang dijual oleh terwaralaba diatur

oleh Aston Printer Center. Harga barang yang ditetapkan dalam bentuk kisaran

margin keuntungan. Tiap daerah berbeda dalam penetapan harganya. Aston

Printer Center memperhatikan lokasi dimana terwaralaba membuka tokonya. Hal

ini dikarenakan setiap lokasi memiliki harga sewa yang berbeda, sehingga

penetapan harga mengikuti dari pemilihan lokasi tersebut.

Page 137: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-15

Sistem pemeriksaan barang yang ditetapkan oleh Aston Printer Center sudah

cukup efektif dilakukan. Pengecekan kualitas berhubungan dengan pelayanan

kepada pelanggan sehingga hal ini merupakan hal yang penting bagi toko agar

senantiasa menjual barang dengan kualitas yang baik.

5.2.4 Analisis Manajemen Toko

Dari hasil perancangan sistem terdapat tiga aspek rancangan untuk

manajemen toko yang digunakan dasar dalam pembuatan prospektus penawaran,

yaitu aspek layout toko, aspek pelayanan, dan aspek penanganan keluhan.

Perancangan untuk aspek layout toko dibagi menjadi dua, desain toko dan

ukuran toko. Saat ini Aston Printer Center sudah mempunyai desain toko yang

nantinya diterapkan kepada calon terwaralaba. Hal ini sudah baik dilaksanakan

karena desain toko dapat menjadi salah satu identitas dan ciri khas yang

membedakan dengan usaha sejenis lainnya.

Ukuran toko yang ditetapkan oleh Aston Printer Center Pusat merupakan

standar bagi sebuah lokasi untuk berdirinya toko Aston Printer Center. Sama

halnya dengan pemilihan lokasi, ukuran toko tersebut harus dijadikan dasar bagi

terwaralaba dalam mencari lokasi yang tepat.

Waktu Pelayanan di Aston Printer Center dimulai pukul 08.00 sampai pukul

17.00 atau selama 9 jam dari hari senin sampai sabtu dan libur pada hari minggu.

Aturan tersebut sudah berlaku sejak awal hingga sekarang. Kebijakan tersebut

dapat dilakukan namun jika ingin mendapatkan lebih banyak konsumen dan

menaikkan penjualan, maka pihak Aston Printer Center perlu memperhatikan

alternatif lain waktu pelayanan toko yaitu dengan membuka pelayanan pada hari

minggu dan memperpanjang waktu pelayanan sampai malam. Penjelasan lebih

lanjut dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Page 138: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-16

Tabel 5.6. Perbandingan Waktu Pelayanan

Aston Printer Center Rancangan Alternatif

- Waktu Operasional Senin – Sabtu

- Pukul 08.00 – 17.00

- Hanya 1 shift kerja

- Tidak ada pergantian karyawan

- Tidak membutuhkan karyawan

banyak

- Waktu Operasional Senin - Minggu

- Pukul 08.00 – 20.00

- Terdapat 2 shift kerja

- Terdapat pergantian karyawan

- Membutuhkan karyawan banyak

Alternatif ini dapat membantu menaikkan trafik penjualan toko karena

kebanyakan ritel printer dan tinta tutup pada hari minggu sehingga jika konsumen

ingin mencari printer dan tinta pada hari tersebut akan kesulitan. Selain itu

memperpanjang waktu pelayanan sampai malam juga dapat menaikkan trafik

penjualan karena jarang ditemui ritel jenis ini yang buka hingga malam. Peluang

tersebut hendaknya ditangkap oleh Aston Printer Center sebagai sebuah

kesempatan. Tentunya dengan memperpanjang waktu pelayanan juga harus

memperhatikan kondisi keuangan toko terkait dengan penggajian tenaga kerja,

karena memperpanjang waktu pelayanan toko berarti menambah juga waktu kerja

bagi karyawan.

Shift kerja berhubungan dengan waktu pelayanan toko. Saat ini di Aston

Printer Center menerapkan kebijakan bahwa shift merupakan pergantian waktu

istirahat dan bukan pergantian karyawan. Jadi karyawan bekerja selama 9 jam dan

mendapatkan istirahat selama 45 menit. Shift dikenakan hanya untuk pergantian

istirahat. Jika kemudian alternatif menambah waktu operasional pelayanan sampai

malam dan buka dari senin sampai minggu dilakukan, maka Aston Printer Center

harus memperhatikan kebutuhan sumber daya juga. Sesuai dengan hasil

rancangan sistem yaitu buka dari jam 08.00 – 20.00 dari hari senin sampai minggu

maka pergantian shift sebagai berikut. Shift 1 bekerja dari jam 08.00 sampai

14.00, sedangkan shift 2 bekerja dari jam 14.00 sampai 20.00. Istirahat bagi

karyawan masing – masing shift selama 45 menit. Untuk kepentingan ibadah

disediakan ruang di toko.

Page 139: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-17

Penerimaan pesanan oleh konsumen pada Aston Printer Center selain

melalui datang langsung juga dilayani melalui telepon serta email. Penggunaan

telepon dan email sudah efektif bagi konsumen khususnya pihak terwaralaba jika

ingin memesan barang ke toko. Untuk pemesanan dalam jumlah banyak mampu

dilayani dengan media email. Meskipun cara ini sudah efektif dilakukan, Aston

Printer Center juga tidak boleh mengabaikan fungsi media internet melalui

website. Aston Printer Center saat ini sudah mempunyai website, namun belum

ditangani secara optimal. Hal ini perlu mendapat perhatian lanjut, karena

pengoptimalan website yang efektif dapat menunjang penjualan ke konsumen.

Untuk itu Aston Printer Center perlu mengoptiumalkan website yang sudah

dimiliki dan melayani pemesanan melalui website.

Pengiriman barang ke tempat konsumen dan terwaralaba Aston Printer

Center dilayani oleh kurir jika lokasi dekat dan masih dalam satu wilayah. Namun

jika lokasinya jauh maka pengiriman dilakukan dengan bekerjasama melalui agen

pengiriman barang. Kedua cara tersebut sudah efektif dilakukan saat ini, namun

sebaiknya Aston Printer Center perlu memperhatikan cara yang paling efektif

dengan melihat pertimbangan – pertimbangan yang dijelaskan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Perbandingan Alternatif Pengiriman Barang

Melalui Kurir Agen Pengiriman Barang

- Kualitas pengiriman terjamin

- Membutuhkan armada untuk

pengiriman

- Dapat mengambil keuntungan

banyak dari biaya pengiriman

- Menambah anggaran pembelian

armada

- Kualitas pengiriman tidak terjamin

- Tidak membutuhkan armada

pengiriman

- Tidak dapat mengambil

keuntungan banyak dari biaya

pengiriman

- Tidak menambah anggaran

pembelian armada

Dengan melihat perbandingan antara pengiriman melalui agen dan kurir

pribadi, hendaknya Aston Printer Center mempertimbangkan kembali kebijakan

Page 140: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-18

dalam melakukan pengiriman kepada terwaralaba. Selain berhubungan dengan

kualitas barang, hal tersebut juga membuka kesempatan bagi Aston Printer Center

untuk mengambil keuntungan dari cara tersebut.

Fasilitas pembayaran pada Aston Printer Center menerapkan fasilitas

pembayaran langsung dan melalui transfer bagi terwaralaba. Pembayaran bagi

terwaralaba sudah efektif diterapkan karena lokasi terwaralaba letaknya jauh dari

Aston Printer Center sehingga akan memudahkan cara pembayaran. Namun

sebaiknya fasilitas pembayaran bagi pelanggan yang datang langsung ke toko

ditambah dengan menggunakan bantuan pembayaran melalui kartu kredit. Hal ini

akan memudahkan pelanggan dalam melakukan transaksi pembelian sehingga

pelanggan tidak usah membawa uang tunai dalam jumlah besar.

Fasilitas parkir merupakan salah satu bentuk pelayanan terhadap konsumen.

Aston Printer Center memasukkan item fasilitas parkir ini ke dalam surat

perjanjian. Oleh karena itu fasilitas parkir merupakan salah satu syarat lokasi

yang dapat dipilih untuk mendirikan toko. Hal tersebut merupakan cara yang tepat

agar terwaralaba mempunyai lokasi yang benar – benar sesuai sebagai tempat

untuk mendirikan toko. Luas parkir yang disyaratkan oleh Aston Printer Center

adalah minimal mampu menampung 5 sepeda motor dan 2 unit mobil. Hal ini

sudah cukup sebagai syarat memilih lokasi dengan pertimbangan pengantaran

barang ke toko terwaralaba menggunakan mobil sehingga harus tersedia lahan

yang cukup untuk mobil parkir di depan toko.

Penanganan komplain terhadap Aston Printer Center dilayani secara

langsung di toko dan melalui telepon. Pelanggan yang ingin memberikan

komplain atau keluhan terhadap pelayanan toko dapat datang langsung ke toko

dan menyampaikan keluhannya. Selain itu dapat dengan menelpon ke toko secara

langsung. Cara ini sudah efektif dilakukan, namun sebaiknya Aston Printer Center

juga menggunakan fungsi media internet dengan mengoptimalkan web yang

sudah dimiliki. Dengan pengoptimalan website diharapkan ada interaksi langsung

antara konsumen dengan toko.

Page 141: BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP)... · BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (BCHP) LAPORAN KEMAJUAN ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-2 ... Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kombinasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-1

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan mengenai beberapa kesimpulan dan saran dari

penelitian yang dilakukan. Kesimpulan hasil penelitian merupakan jawaban dari

tujuan penelitian yang ingin dicapai. Sedangkan saran berisi tentang hal-hal yang

harus dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya agar diperoleh hasil yang

lebih baik.

6.1 Kesimpulan

Dari seluruh tahap-tahap penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat

ditarik kesimpulan, sebagai berikut:

1. Best practice telah didapatkan dari hasil benchmarking terhadap tiga

perusahaan yaitu Alfamart, Veneta System, dan Apotek K24. Best practice

berisi langkah – langkah terbaik dari ketiga perusahaan yang dikumpulkan

menjadi satu dan kemudian disesuaikan untuk ritel kategori printer dan tinta.

2. Sistem manajemen waralaba yang dirancang untuk ritel kategori printer dan

tinta terdiri dari empat aspek yaitu manajemen kemitraan, manajemen

barang dagangan, manajemen pengembangan ritel, dan manajemen toko.

Keempat aspek tersebut dirancang berdasarkan best practice yang telah

disesuaikan untuk ritel kategori printer dan tinta.

3. Hasil rancangan sistem manajemen waralaba telah diimplementasikan di

perusahaan Aston Printer Center. Implementasi dilakukan dengan membuat

prospektus penawaran yang dibuat khusus untuk Aston Printer Center.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau penelitian

selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Dalam menerapkan skenario alternatif yang dirancang pada sistem

manajemen waralaba ini, sebaiknya Aston Printer Center

mempertimbangkan karakteristik dari calon terwaralaba.