Bukan Film Kungfu, Trading Forex Tanpa Dendam

4
Bukan Film Kungfu, Trading Forex Tanpa Dendam Anda pernah menonton film kungfu zaman baheula? Biasanya kisahnya diawali dengan kematian seseorang; guru, kakak, adik, atau mungkin istri si tokoh utama. Kematian itu disebabkan oleh pembunuhan yang dilakukan tokoh lain yang tentu saja adalah tokoh antagonis, biasanya berkumis tebal dan wajahnya garang. Kadang-kadang berjenggot. Latar belakang kisahnya biasanya di masa dinasti Yuan, Ching atau Ming. (Entah mana zaman yang benar, yang jelas waktu itu orang belum mengenal trading forex. ) Singkat cerita, kematian yang disebabkan oleh pembunuhan itu menumbuhkan dendam kesumat di hati sang pendekar yang menjadi tokoh utama kisah itu. Didahului dengan teriakan: “Aku akan membalaskan dendammu, Guru/Kakak/Adik/Istriku!” sang pendekar pun berkelana dengan dendam membara di hati. Selanjutnya bisa ditebak: biasanya sang pendekar berhasil menemukan si pembunuh dan berhasil memenangkan sebuah pertarungan sengit yang berujung pada kematian si pembunuh. Sang pendekar pun puas bisa membunuh si tokoh jahat. Biasanya begitu. “Tradisi” balas dendam ini – sayangnya – ada juga dalam dunia trading forex. Seorang trader cederung akan merasa “dendam” tiap kali strategi forex yang ia miliki tak bisa berjalan dengan baik, dengan kata lain: rugi. Dalam trading forex, tradisi seperti ini kerap disebut dengan “revenge trading” alias “trading balas dendam”. Namun, berbeda dengan kisah-kisah film kungfu, kisah balas dendam dalam trading forex justru seringkali berakhir dengan – agar terdengar menyeramkan – “kematian sang tokoh utama”. Seperti pada kebanyakan film laga yang dibintangi Andy Lau, di mana tokoh protagonisnya justru sering ikut mati.

Transcript of Bukan Film Kungfu, Trading Forex Tanpa Dendam

Page 1: Bukan Film Kungfu, Trading Forex Tanpa Dendam

Bukan Film Kungfu, Trading Forex Tanpa Dendam

Anda pernah menonton film kungfu zaman baheula? Biasanya kisahnya diawali dengan kematian

seseorang; guru, kakak, adik, atau mungkin istri si tokoh utama. Kematian itu disebabkan oleh

pembunuhan yang dilakukan tokoh lain yang tentu saja adalah tokoh antagonis, biasanya berkumis

tebal dan wajahnya garang. Kadang-kadang berjenggot. Latar belakang kisahnya biasanya di masa

dinasti Yuan, Ching atau Ming. (Entah mana zaman yang benar, yang jelas waktu itu orang belum

mengenal trading forex. )

Singkat cerita, kematian yang disebabkan oleh pembunuhan itu menumbuhkan dendam kesumat di

hati sang pendekar yang menjadi tokoh utama kisah itu. Didahului dengan teriakan: “Aku akan

membalaskan dendammu, Guru/Kakak/Adik/Istriku!” sang pendekar pun berkelana dengan dendam

membara di hati. Selanjutnya bisa ditebak: biasanya sang pendekar berhasil menemukan si

pembunuh dan berhasil memenangkan sebuah pertarungan sengit yang berujung pada kematian si

pembunuh. Sang pendekar pun puas bisa membunuh si tokoh jahat. Biasanya begitu.

“Tradisi” balas dendam ini – sayangnya – ada juga dalam dunia trading forex. Seorang trader

cederung akan merasa “dendam” tiap kali strategi forex yang ia miliki tak bisa berjalan dengan

baik, dengan kata lain: rugi. Dalam trading forex, tradisi seperti ini kerap disebut dengan “revenge

trading” alias “trading balas dendam”.

Namun, berbeda dengan kisah-kisah film kungfu, kisah balas dendam dalam trading forex justru

seringkali berakhir dengan – agar terdengar menyeramkan – “kematian sang tokoh utama”. Seperti

pada kebanyakan film laga yang dibintangi Andy Lau, di mana tokoh protagonisnya justru sering ikut

mati.

Page 2: Bukan Film Kungfu, Trading Forex Tanpa Dendam

Apa sih sebenarnya “trading balas dendam” itu?

Adalah manusiawi ketika seorang trader merasa sedih atau setidaknya kecewa ketika pasar dengan

tanpa perasaan merampas uang Anda. Pada situasi seperti itu, besar sekali kemungkinan seorang

trader akan “terbakar” emosi dan segera ingin membalas kekalahan.

Trading balas dendam sebenarnya bukanlah strategi trading forex. Trading balas dendam adalah

ketika Anda menjadi sangat emosional ketika pasar tidak bergerak sesuai dengan keinginan Anda

dan Anda menjadi sangat agresif dalam melakukan transaksi. Keputusan yang Anda ambil tidak lagi

berdasarkan pertimbangan yang matang melainkan. Anda cenderung akan melupakan atau bahkan

mengabaikan aturan-aturan yang berlaku dalam trading.

Bisa Sangat Menyakitkan Emosi adalah musuh utama trader. Para trader pendendam akan melipatgandakan volume transaksi

mereka hingga dua atau bahkan tiga kali lipat dari volume seharusnya (yang telah ditetapkan

dalam trading plan).

Dasar pemikiran mereka sederhana: “Saya akan bisa dengan cepat menutup kerugian sebelumnya,

bahkan ditambah dengan keuntungan.” Namun sayangnya pemikiran seperti ini keliru!

Mengapa? Karena jika ternyata harga tak bergerak sesuai dengan keinginan, mereka akan dengan

mudah melakukan hal yang sama!

Coba pikirkan: misalnya Anda membuka transaksi Buy sebanyak 1 lot, kemudian harga turun sejauh

300 pips. Dengan dasar pemikiran seperti di atas, Anda akan dengan mudah membuka lagi 2 lot

Page 3: Bukan Film Kungfu, Trading Forex Tanpa Dendam

posisi Buy. Jika kemudian harga turun lagi 300 pips, dengan pemikiran yang keliru itu Anda akan

dengan emosional membuka 4 (empat) posisi buy lagi!

Betul, jika harga memantul lagi (rebound) sejauh 300 pips maka Anda akan mendapatkan

keuntungan. Masalahnya, siapkah Anda jika harga ternyata turun lagi sejauh… tak terhingga?

Kalaupun suatu ketika Anda akan “menang”, itu murni karena Anda melakukan “gambling”. Anda

hanya melemparkan diri Anda ke dalam resiko yang tak terukur.

Stick to the plan!

Mungkin beberapa transaksi pertama yang Anda lakukan membuahkan keuntungan yang cukup untuk

membuat Anda tersenyum lebar, namun Anda tidak menyadari bahwa bisa saja suatu saat nanti

senyum Anda akan dihapus oleh beberapa kali kerugian. Akhirnya beberapa kali kesuksesan itu

membuat Anda jumawa dan beranggapan, “Aku tak mungkin akan dikalahkan oleh pasar.” Di tengah

ketakutan akan mengalami kerugian, Anda justru menjadi sombong dan melipatgandakan volume

transaksi Anda.

Atau, bisa jadi Anda memang sengaja menempatkan lot terlalu besar lantaran Anda tak

memiliki trading plan sebelumnya. Untuk itu, buatlah trading plan, yang di dalamnya juga

mengatur berapa besar resiko yang siap Anda hadapi. Jika sudah, jangan lupa untuk selalu

menjalankan trading plan-nya, ya?

Siap kalah = siap menang

Seperti slogan dalam masa kampanye, ya?

Dalam trading, slogan itu bukan sekedar hiasan bibir semata. Anda harus benar-benar siap

menerapkannya.

Sebelum melakukan transaksi, cobalah untuk berasumsi bahwa setiap transaksi pada dasarnya

adalah siap rugi. Dengan demikian Anda akan mempersiapkan sebesar apa kerugian yang siap Anda

tanggung. Jika Anda benar-benar rugi, Anda sudah siap menerimanya kerugian yang Anda alami

hanya sebagian kecil dari modal Anda (biasanya tak lebih dari kisaran 2-5%).

Anda hanya akan siap menerima kerugian jika Anda sudah benar-benar menetapkan berapa besar

kerugian yang akan Anda derita. Itu artinya, Anda masih akan bisa melanjutkan strategi forex Anda

dengan leluasa seandainya kerugian terjadi.

Lebih penting lagi, kehidupan pribadi Anda tak akan terganggu meskipun Anda baru saja loss. Anda

masih tetap bisa membayar tagihan, makan enak, masih bisa membeli tiket untuk liburan.

Pokoknya kerugian dalam trading tak mengubah pola hidup Anda sedikitpun. Maka dari itu Anda

harus – wajib! – membatasi kerugian Anda.

Page 4: Bukan Film Kungfu, Trading Forex Tanpa Dendam

Move on!

Anda harus bisa melupakan kekalahan yang telah lalu. Yang perlu Anda ingat hanyalah kesalahan

apa yang telah dilakukan sehingga berujung pada kerugian. Jangan biarkan kerugian yang baru Anda

alami mempengaruhi keputusan trading Anda.

Inilah yang membedakan trader juara dengan pecundang. Bukan strategi trading forex semata,

melainkan kemampuan untuk tetap berpikir tenang dan obyektif tanpa dibebani oleh kejadian yang

telah berlalu.

Jika Anda telanjur merasa kesal setelah mengalami loss, cobalah untuk mengambil waktu untuk

menjauh dari pasar, setidaknya 24 jam, hingga kekesalan Anda benar-benar hilang. Dengan

demikian, Anda akan kembalifresh dan keputusan yang Anda ambil berdasarkan strategi forex yang

Anda miliki akan lebih obyektif.

Balas dendam melahirkan dendam baru

Kalimat di atas juga sebenarnya cukup sering muncul dalam dialog film kungfu “jadul”. Kalimat itu

biasanya diucapkan oleh pendekar yang sudah tua, cenderung berlaku seperti petapa.

Dalam trading pun demikian. Bayangkan jika setelah melakukan aksi dengan niat “balas dendam”,

kerugian yang Anda derita justru semakin besar. Tentu ini akan melahirkan dendam kesumat baru.

Ada cara lain yang lebih elegan dalam membalas kekalahan Anda: tradinglah seperti biasa.

Jalankan strategi forex Anda dengan baik dan benar. Tanpa emosi, tanpa dendam. Jangan ambil

keputusan trading saat keadaan hati Anda sedang emosional. Tunggu sampai reda, baru melangkah

lagi.

Selamat berjuang, Pendekar!