Building Theories From Cases

11
Building Theories from Cases Study Research KELOMPOK 1 FEBRI PRIMA HASSIANA RAESIFFA BERTI

description

teori

Transcript of Building Theories From Cases

Page 1: Building Theories From Cases

Building Theories from CasesStudy Research

KELOMPOK 1

FEBRI PRIMAHASSIANARAESIFFA

BERTI

Page 2: Building Theories From Cases

Menyimpulkan Teori dari Riset Studi Kasus

Pendekatan ini cocok digunakan untuk area topik baru. Pendekatan lama

mengembangkan teori dengan cara mengkombinasikan pengamatan dari literatur yang sudah

ada, common sense dan pengalaman. Kekurangan menurut Perrow (1986) adalah hubungan

dengan data aktual lemah. Namun glaser dan strauss berpendapat bahwa hubungan dengan

realitas empiris adalah hal yang membuat sebuah penelitian menjadi dapat diuji, relevan dan

menghasilkan teori yang valid. Hasil dari paper adalah langkah dalam pembentukan teori dari

studi kasus, serta memposisikan teori yang telah dibangun ke konteks riset yang lebih luas,

seperti sosial sains riset. Berikut adalah stepnya:

Step Aktivitas Alasan Awal - Pendefinisian pertanyaan

penelitian. - Fokus pada proses dan

memberikan landasan konstruk yang lebih baik

Pemilihan kasus - Tidak memakai populasi tertentu berdasarkan teori atau hipotesis

- Teoritis dan non acak sampling

- Menjaga fleksibilitas teori

- Fokus pada kasus yang berguna secara teoritis

Instrumen dan protokol

- Metode pengumpulan data banyak

- Qual dan quan data dikombinasikan oleh banyak pengamat

- Penguatan dasar teori dengan bukti triangulasi

- Sinergis

Masuk kedalam kasus

- Pengumpulan data dan analisis dilakukan bersamaan dengan menggunakan metode yg fleksibel

- Hemat waktu - Memberikan kebebasan

ruang kepada pengamat dikasus yang unik

Analisis data - Analisis within-case - Menggunaka teknik yang

divergen

- Mengambil kesamaan dari data dan teori sebelumnya.

- Membuat oengamat melihat bukti pengamatan dari berbagai sudut pandang

Pembentukan hipotesis

- Penyusunan iterasi dari setiap konstruk.

- Replikasi, non acak - Menemukan sebab untuk

setiap hubungan

- Penajaman konstruk, validitas dan measurability.

- Penegasan dan penajaman teori.

- Membangun validitas internal

Pengumpulan literatur

- Komparasi dengan literatur yang bertentangan.

- Kompari dengan literatur yang sama

- Membangun validitas internal, penajaman kostruk.

- Mempertajam

Page 3: Building Theories From Cases

Lanjutan Kesimpulan Pemenuhan Teori Menghentikan Proses

ketika batas sudah kecil

AWALPemilihan pertanyaan penelitian adalah salah satu langkah penting dalam pembentukan teori dari sebuah studi kasus. Pembuatan konstruk yang spesifik dapat membantu dalam membentuk desain awal pembentukan teori.

1

Page 4: Building Theories From Cases

SELEKSI KASUS Seleksi kasus merupakan aspek penting dalam pembangunan teori dari studi kasus. Di dalam pengujian hipotesis penelitian, konsep dari populasi sangat penting karena populasi didefenisikan sebagai sekelompok entiti dari sampel penelitian yang digambarkan. Juga, seleksi dari populasi yang tepat mengontrol variasi yang tidak berhubungan dan membantu mendefenisikan batasan untuk menggeneralisasi penemuan.

2

3

INSTRUMENPeneliti-peneliti secara khusus membangun teori dengan menggabungkan berbagai metode pengumpulan data. Selain wawancara, observasi, dan sumber arsip yang sangat umum, peneliti-peneliti induktif tidak dibatasi pada pilihan-pilihan ini. Beberapa investigator hanya memakai beberapa metode pengumpulan data (misalnya Gersick, 1988, hanya menggunakan observasi untuk sebagian pertama studi penelitiannya), atau mereka boleh menambahkan metode yang lain (Bettenhausen & Murnighan, 1986, menggunakan data kuantitatif laboratorium). Dasar pemikirannya sama seperti penelitian pengujian hipotesis.

Page 5: Building Theories From Cases

4

MEMASUKI LAPANGAN Ciri yang mencolok dari penelitian untuk membangun teori dari studi kasus adalah analisis data yang sering tumpah tindih (overlap) dengan kumpulan data. Sebagai contoh, Glaser dan Strauss (1967) berdebat mengenai pengumpulan bersama. Sementara banyak peneliti tidak mencapai overlap, kebanyakan mempertahankan beberapa overlap.Catatan lapangan adalah sarana penting untuk mencapai overlap ini. Salah satu kunci untuk menggunakan catatan lapangan adalah menuliskan apapun tanggapan/kesan/pengalaman yang terjadi, yaitu, lebih untuk mempengaruhi dibanding untuk menyaring apapun yang tampak penting karena seringkali sulit untuk mengetahui apa yang akan dan tidak akan berguna di masa depan.

Page 6: Building Theories From Cases

ANALISA DATAAnalisis data adalah inti dalam pembangunan teori dari studi kasus, tetapi keduanya yang paling sulit dan bagian proses yang setidaknya harus dikodekan. Penelitian yang diterbitkan pada umumnya menggambarkan lokasi penelitian dan metode pengumpulan data, tetapi memberikan sedikit ruang untuk diskusi analisis, adanya jurang besar sering memisahkan data dari kesimpulan. Satu langkah kunci adalah analisis within-case. Analisis within-case dapat membantu investigator mengatasi banyaknya data. Analisis within-case biasanya melibatkan rincian studi kasus laporan tertulis untuk setiap situs

5

Mencari Pola Data Cross-CaseSelain metode analisis data within-case, terdapat juga strategi untuk mencari pola data cross-case dengan beberapa teknik yang berbeda. Strategi ini dikembangkan karena kelemahan manusia dalam memproses informasi. Terkadang peneliti langsung membuat kesimpulan berdasarkan data yang terbatas (Kahneman & Tversky, 1973), peneliti terlalu dipengaruhi oleh kejelasan (Nisbett & Ross, 1980) atau responden yang lebih elit (Miles & Huberman, 1984), peneliti mengacuhkan sifat statistik dasar (Kahneman & Tversky, 1973), atau peneliti secara tidak sengaja meletakkan bukti yang belum tentu benar (Nisbett & Ross, 1980). Bias-bias dalam memproses informasi dapat membuat peneliti menarik kesimpulan yang prematur, atau bahkan salah. Oleh karena itu, peneliti perlu melihat data dengan beberapa cara yang berbeda.

6

Page 7: Building Theories From Cases

Mencari Pola Data Cross-Case (Lanjutan)Terdapat tiga strategi yang akan dijelaskan sebagai berikut.Pertama, peneliti memilih beberapa kategori atau dimensi, dengan cara memilih sendiri atau berdasarkan literatur. Setelah itu, peneliti mengamati persamaan data dalam satu kategori dan perbedaan antara satu kategori dengan kategori lainnyaKedua, peneliti memilih pasangan-pasangan kasus, kemudian mendaftar persamaan dan perbedaan pada tiap pasangan kasus. Dengan strategi ini, peneliti bisa saja menemukan persamaan pada dua kasus yang berbeda atau perbedaan pada dua kasus yang sama. Hasil dari perbandingan yang dipaksakan ini dapat dijadikan kategori dan konsep baru yang tidak terduga. Ketiga, peneliti membagi data berdasarkan sumber data. Misalnya, satu peneliti mengambil data melalui observasi, satu peneliti mereview hasil wawancara, sementara peneliti lainnya mengumpulkan bukti dari kuesioner. Strategi ini digunakan dalam pemisahan analisis data kuantitatif dan kualitatif pada penelitian mixed-method.

Page 8: Building Theories From Cases

Membangun HipotesisSetelah melakukan analisis, langkah selanjutnya adalah membandingkan kerangka pikiran yang telah dibuat dengan bukti didapat dari tiap kasus secara berurutan untuk mengukur tingkat kecocokannya. Peneliti membandingkan teori dan data dengan melakukan iterasi terhadap teori yang kecocokannya paling mendekati data. Kecocokan tersebut penting untuk membangun teori yang baik karena dapat memanfaatkan pengetahuan baru yang muncul dari data dan menghasilkan teori yang valid secara empiris.

7 8

Membangun HipotesisSetelah melakukan analisis, langkah selanjutnya adalah membandingkan kerangka pikiran yang telah dibuat dengan bukti didapat dari tiap kasus secara berurutan untuk mengukur tingkat kecocokannya. Peneliti membandingkan teori dan data dengan melakukan iterasi terhadap teori yang kecocokannya paling mendekati data. Kecocokan tersebut penting untuk membangun teori yang baik karena dapat memanfaatkan pengetahuan baru yang muncul dari data dan menghasilkan teori yang valid secara empiris.

Page 9: Building Theories From Cases

Literatur Penghubung antara Hasil-hasil PenelitianSalah satu ciri perumusan teori adalah perbandingan antara konsep, teori, atau hipotesis yang muncul dengan literatur yang ada. Hal ini melibatkan pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang sama dengan hal (konsep, teori, hipotesis) tersebut, apa yang bertentangan, dan mengapa bisa demikian. Kunci proses ini adalah mempertimbangkan literatur yang jangkauannya lebih luas. Terdapat dua jenis literatur dalam hubungannya dengan teori yang muncul sebagai berikut.Literatur yang berlawanan dengan teori yang muncul.Membahas literatur yang bertentangan dengan teori yang muncul penting karena dua alasan. Pertama, jika peneliti mengabaikan temuan-temuan yang berlawanan, kepercayaan terhadap temuan-temuan tersebut akan berkurang. Contohnya, pembaca dapat mengasumsikan bahwa hasil-hasil tersebut tidak benar (tantangan terhadap validitas internal), atau jika benar, hasil-hasil tersebut bersifat khusus untuk kasus yang spesifik pada penelitian (tantangan terhadap generalisabilitas).

Page 10: Building Theories From Cases

Literatur yang mendiskusikan temuan yang sama.Literatur yang mendiskusikan temuan-temuan yang sama juga penting karena literatur ini mengaitkan persamaan-

persamaan dasar pada suatu fenomena yang tidak terkait satu sama lain. Hasilnya berupa suatu teori dengan

validitas internal yang lebih kuat, generalisabilitas yang lebih lebar, dan level konseptual yang lebih tinggi.

Page 11: Building Theories From Cases

KesimpulanTujuan artikel ini adalah untuk menggambarkan proses dalam membangunan sebuah teori dari studi kasus. Proses ini diuraikan dalam tabel 1. Teori yang berkembang dari penelitian dalam bentuk studi kasus cenderung memiliki kekuatan yang penting seperti kebaharuan, pengujian, dan validitas empiris, yang timbul dari bukti empiris. Studi yang kuat adalah penelitian yang hadir dari teori yang memenuhi uji teori atau konsep yang baik untuk dikembangkan dan didasarkan pada bukti yang meyakinkan. Kebanyakan penelitian emipiris mengarah dari teori ke data. Namun artikel ini bermaksud untuk mengajak beberapa peneliti untuk menyelesaikan siklus dengan melakukan penelitian dari data ke teori karena mengingat dalam kedua hal ini sama pentingnya.

9