Budaya Organisasi Dinas Pengairan

19
TUGAS URAIAN BUDAYA ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO Menurut Pendekatan CAMERON & QUINN Mata Kuliah Budaya Organisasi Dosen Pengajar Dr. Djuni Farhan, SE, MM Disusun Oleh: Andy Hermawan NIM. 13023107 PROGRAM PASCASARJANA S2 UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG 2015 I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dalam Rencana Strategi 2010 s/d 2015, Dinas Pekerjaan Umum Pengairan melakukan penyempurnaan yang berorientasi pelayanan prima baik administrasi maupun teknis dengan sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat guna mendukung penciptaan struktur sosial dan tatanan politik nasional yang lebih kokoh di masa depan. Penyelenggaraan bidang pekerjaan umum pengairan dapat dipandang sebagai penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan teknis yang berkaitan dengan organisasi publik yang memerlukan kepemerintahan yang baik (good governance). Konsep kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu pokok dewasa ini dalam pengelolalaan administrasi publik dan teknis untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Ditinjau dari aspek fungsional, good governance menunjukkan apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu menyelenggarakan pemerintahan, mengatur ketertiban umum dan keamanan serta mewujudkan kesejahteraan rakyat. Saat ini kinerja pelayanan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Mojokerto banyak mendapat Budaya Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kab. Mr 1

description

Uraian

Transcript of Budaya Organisasi Dinas Pengairan

BUDAYA ORGANISASI

TUGAS URAIANBUDAYA ORGANISASIDINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRANKABUPATEN MOJOKERTOMenurut PendekatanCAMERON & QUINN

Mata KuliahBudaya Organisasi

Dosen PengajarDr. Djuni Farhan, SE, MM

Disusun Oleh:Andy HermawanNIM. 13023107

PROGRAM PASCASARJANA S2UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG2015

I. PENDAHULUAN1. 1. Latar BelakangDalam Rencana Strategi 2010 s/d 2015, Dinas Pekerjaan Umum Pengairan melakukan penyempurnaan yang berorientasi pelayanan prima baik administrasi maupun teknis dengan sasaran peningkatan kesejahteraan rakyat guna mendukung penciptaan struktur sosial dan tatanan politik nasional yang lebih kokoh di masa depan. Penyelenggaraan bidang pekerjaan umum pengairan dapat dipandang sebagai penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan teknis yang berkaitan dengan organisasi publik yang memerlukan kepemerintahan yang baik (good governance). Konsep kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu pokok dewasa ini dalam pengelolalaan administrasi publik dan teknis untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Ditinjau dari aspek fungsional, good governance menunjukkan apakah pemerintah telah berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu menyelenggarakan pemerintahan, mengatur ketertiban umum dan keamanan serta mewujudkan kesejahteraan rakyat.Saat ini kinerja pelayanan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Mojokerto banyak mendapat sorotan dari masyarakat, wartawan serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) karena kinerja pelayanan terhadap masyarakat dianggap kurang baik. Hal tersebut merupakan sebuah tantangan ke depan yang perlu dihadapi serta berguna untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan sendiri. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan perlu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai secara optimal. Dengan kata lain Dinas Pekerjaan Umum Pengairan perlu menyesuaikan strategi dan mempersiapkan prasarana organisasi dengan baik. Salah satu prasarana utama yang perlu diperhatikan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan adalah budaya organisasi, karena dengan budaya organisasi yang baik kebijakan, strategi, dan rencana instansi dapat dijalankan dengan baik pula.1.2. Sejarah Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten MojokertoTugas Pokok dan Fungsi DINAS PU PENGAIRAN Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Peraturan Bupati Mojokerto Nomor : 51 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi sesuai dengan Tata Kerja DINAS PU PENGAIRAN Kabupaten Mojokerto mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian Urusan Rumah Tangga Daerah di bidang Pengairan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut DINAS PU PENGAIRAN mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan penyusunan rencana program2. Pelaksanaan pemberian pembinaan dan perijinan3. Pelaksanaan kebijaksanaan teknis 4. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian teknis4. Pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan5. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Daerah. Susunan Organisasi DINAS PU PENGAIRAN1.3.Masalah dan Tujuan1.3.1. Masalah1. Bagaimana penerapan budaya organisasi di Dinas Pekerjaan Umum Pengairan kabupaten Mojokerto ?2. Apa tipe budaya organisasi yang dominan di Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Mojokerto ? 1.3.2. Tujuan1. Untuk mengetahui penerapan budaya organisasi di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO.2. Untuk mengetahui tipe budaya organisasi yang dominan di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO.

II. KERANGKA TEORIAnalisis budaya organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan model competing value framework (Kim S. Cameroon & Robert E. Quinn, 1999). Secara sederhana model competing value framework menghasilkan empat kuadran budaya organisasi sebagai berikut:Kuadran I:Tipe budaya Adhokrasi, yaitu budaya organisasi yang sangat dinamis, dijiwai semangat kewiraswastaan dan semangat kreatifitas. Nilai yang diutamakan adalah inovasi dan keberanian mengambil resiko. Ikatan yang menyatukan organisasi adalah komitmen terhadap eksperimen dan inovasi dengan tujuan pertumbuhan dan memperoleh sumberdaya baru. Sukses diukur dengan perolehan produk atau jasa baru yang inovatif.Kuadran IITipe budaya market, yaitu suatu tipe budaya organisasi yang memfungsikan diri sebagai pasar dengan melakukan interaksi-interaksi yang ditujukan untuk mencapai keuntungan kompetitif. Konsep terpenting dalam tipe budaya organisasi ini adalah transaction cost. Dengan demikian budaya market adalah budaya yang berorientasi pada hasil (result oriented) dan nilai-nilai yang dianggap penting adalah daya saing (competitiveness) dan produktifitas. Tujuan jangka panjang organisasi dengan pola budaya market ini adalah melakukan tindakan-tindakan kompetitif dan mencapai sasaran serta target-target yang terukur. Sukses diukur dengan market share atau penguasaan pasar.Kuadran IIITipe budaya hirarki, adalah budaya organisasi yang bersifat formal dan terstruktur, di mana segala sesuatu yang dilakukan adalah berdasarkan prosedur-prosedur yang sudah ditentukan. Nilai yang dianggap penting adalah efesiensi dan kelancaran jalannya organisasi yang diikat dengan aturan-aturan kebijakan formal. Sukses diukur dari produk yang dapat diandalkan, kelancaran jadwal dan penghematan biaya.Kuadran IVTipe budaya klan, yaitu suatu budaya yang sangat menekankan pada keakraban dan ikatan emosi untuk saling berbagi, sehingga organisasi lebih menjadi sebuah keluarga besar ketimbang entitas ekonom. Budaya klan ini memiliki nilai utama yaitu kerjasama teamwork, partisipasi dan konsensus. Pemimpin organisasi diposisikan sebagai pembimbing atau mentor bahkan sebagai figur orang tua. Organisasi diikat oleh kekuatan loyalitas dan tradisi, sedangkan sukses diartikan sebagai kepekaan terhadap konsumen dan perhatian yang manusiawi.III. PEMBAHASAN3.1. Penerapan Budaya Organisasi di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTOBudaya organisasi dalam DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO mengacu pada perwujudan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Oleh karena itu perlu dilakukan penekanan pada pembangunan aparatur negara melalui pelaksanaan reformasi birokrasi yang berdasarkan pada prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu antara lain keterbukaan dan transparansi, akuntabilitas, efektif dan efisien, menjunjung tinggi supremasi hukum, demokrasi, responsif, dan membuka partisipasi masyarakat. Penerapan budaya organisasi di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO adalah sebagai berikut :3.1.1. Identitas OrganisasiBudaya organisasi merupakan suatu pedoman perilaku bagi seluruh anggota organisasi. Pedoman tersebut tertuang dalam:a. Landasan Hukum Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air merupakan penjabaran dari potensi Sumber Daya Air. Sumber daya air ini perlu pengelolaan yang baik untuk bisa menyejahterakan rakyat sebagaimana mandat konstitusi. Dalam rangka pengelolaan sumber daya tersebut, maka perlu adanya lembaga yang kuat yang mengatur pengelolaan sumber daya agraria, sehingga peran DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO sebagai lembaga pemerintah yang melaksanakan pengelolaan pengairan di Indonesia khususnya di kabupaten Mojokerto menjadi sangat urgent keberadaannya. DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO mempunyai tugas pemerintahan di bidang pengairan secara nasional, regional dan sektoral.b. Organisasi dan Tata Kerja Berdasarkan Peraturan Bupati Mojokerto Nomor : 51 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi sesuai dengan Tata Kerja DINAS PU PENGAIRAN Kabupaten Mojokerto. Peraturan Bupati ini menguatkan kelembagaan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO sebagai lembaga pemerintah yang diberi tugas dan kewenangan di bidang pengairan. c. Struktur Organisai DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTOPeraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Mojokerto.d. Lambang OrganisasiLambang KORPRIdiatur dalam Keputusan Musyawarah Nasional VI KORPRI Nomor : KEP- 09 / MUNAS / 2004 tentang Lambang, Panji dan Atribut KORPRI; Lambang KORPRI diadakan dengan maksud untuk lebih menumbuhkan jati diri dan jiwa korsa anggota KORPRI.e. Pakaian Dinas DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTOPakaian Dinas merupakan bagian dari identitas pegawai negeri sipil. Di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO, pengaturan mengenai seragam ini diatur dalam PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH. Tujuan dari kewajiban memakai pakaian dinas ini yaitu meningkatkan disiplin, wibawa, dan motivasi kerja pegawai serta membangun kepercayaan publik.f. Visi dan Misi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTOVisi dan misi merupakan komitmen DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO, yang menjadi kerangka acuan kerja di bidang pengairan di dalam Kewenangan Pemerintah Kabupaten Mojokerto.g. Semboyan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTOSemboyan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO adalah: Pelayanan Prima di dalam mewujudkan Kesejahteraan Seluruh Masyarakat Kabupaten Mojokerto.Faktor Pendukung Identitas OrganisasiSemua indikator identitas organisasi telah dibakukan dalam peraturan perundang-undangan, sehingga mempunyai kekuatan mengikat bagi seluruh anggota organisasi.

3.1.2. Komunikasi dan KoordinasiKomunikasi dan koordinasi di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO yang menjadi budaya organisasi dipengaruhi oleh faktor pendukung yaitu manajemen puncak.a. Hubungan Atasan dan Bawahan.Salah-satu hal yang mencerminkan hubungan atasan dan bawahan adalah pengawasan melekat. Dasar pertimbangan dilakukan pengawasan melekat adalah Inpres No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, dan Inpres Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat. Pengawasan melekat merupakan ciri budaya organisasi. b. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil (PNS)Pembinaan PNS di lingkungan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO mengacu pada UU Nomor 8 Tahun 1978 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Pada pasal 12 ayat (1) dari UU tersebut menyebutkan bahwa pembinaan PNS diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pembinaan PNS meliputi :1. Formasi dan Pengadaan2. Kepangkatan, Jabatan, Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian 3. Sumpah, Kode Etik dan Peraturan Disiplin 4. Pendidikan dan Latihan5. Penghargaan

Faktor Pendukung Komunikasi dan KoordinasiOrganisasi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO merupakan struktur organisasi fungsional dengan sifat organisasi mekanistik, sehingga apabila dalam pelaksanaaan komunikasi dan koordinasi terdapat ketidaksesuaian satu sama lain, maka pimpinan puncak mengambil kendali. Hal ini akan memudahkan dalam pengambilan keputusan, sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas organisasi.

Faktor Kendala Komunikasi dan Koordinasi Kendala komunikasi dan koordinasi dalam penerapan budaya organisasi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO adalah adanya tumpang tindih perencanaan pekerjaan, hal ini terjadi karena ego sektoral masing-masing bidang sehingga banyak pekerjaan yang sudah dilaksanakan oleh suatu bidang dikerjakan lagi oleh bidang lain pada tahun yang tidak bersamaan. Hal ini mengakibatkan pemborosan anggaran dan kesulitan akses data.

3.1.3. Pelayanan Pengairana. SPOPPOleh karena budaya organisasi dalam birokrasi akan menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh para anggota organisasi (Siagian, 1995), maka dalam mendukung tercapainya efektifitas organisasi khususnya dalam menyelenggarakan peningkatan pelayanan kepada masyarakat telah ditetapkan Standar Prosedur Operasi Pelayanan Pengairan (SPOPP) yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO dalam pelayanan bidang pengairan. Karena dengan SPOPP masyarakat diberikan kejelasan dan kemudahan dalam mengakses informasi, prosedur, dan jangka waktu pelayanan dalam bidang pengairan. Dari pihak DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO sekarang telah menjalankan sistem pelayanan loket terpadu (1 pintu) dalam melayani penerimaan Biaya Retribusi Perijinan Pemanfaatan Aset Kekayaan Daerah, penggunaan teknologi komputerisasi, pemberlakuan nomor antrian bagi pemohon, peningkatan fasilitas ruang pelayanan yang dilengkapi CCTV. Berkaitan dengan upaya peningkatan disiplin pegawai telah diberlakukan Absensi Sidik Jari dan kewajiban pemakaian ID Card sebagai kartu identitas pegawai, kewajiban apel pagi setiap hari sebagai sarana konsolidasi antara pimpinan dan staf dan juga peningkatan fungsi ID Card sebagai kartu akses antar ruang security card personal (SCP).b. Sumber Daya ManusiaSDM menjadi cermin budaya organisasi yang ada di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO.

Faktor Pendukung Budaya Pelayanan1. Monopoli Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi DINAS PU PENGAIRAN Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Peraturan Bupati Mojokerto Nomor : 51 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi sesuai dengan Tata Kerja DINAS PU PENGAIRAN Kabupaten Mojokerto, DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO merupakan satu-satunya lembaga yang diberi tugas mengurus masalah pengelolaan pengairan di Kabupaten Mojokerto. 2. Teknologi dan InformasiBudaya organisasi memiliki pengaruh terhadap tujuan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi sebagai sebuah alat dapat dimanfaatkan dengan peran tertentu tergantung pada orientasi pengguna. Orientasi organisasi akan mempengaruhi arah pemanfaatan teknologi. Peran teknologi informasi akan lebih ditekankan sesuai dengan budaya organisasi tersebut. Di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO, teknologi akan berperan sebagai alat yang mampu menyelesaikan masalah internal, prosedur, aturan, aktivitas organisasi dan dikembangkan berdasarkan kemampuan SDM yang ada. DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO dapat mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan antar bidang kerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO. Dengan demikian seluruh pihak berkepentingan setiap saat dapat memanfaatkan informasi dan layanan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO secara optimal.3. Data PengairanDalam melaksanakan kegiatan pengelolaan pengairan dibutuhkan data sebagai pendukung sehingga menghasilkan output yang berkualitas yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai input kegiatan lainnya.

Faktor Kendala Budaya Pelayanan1. Kompetensi SDMSumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi. Melalui kompetensi, organisasi dapat memperoleh SDM yang diperlukan sesuai kebutuhan yang berorientasi dengan visi dan misi organisasi tersebut, sehingga SDM mampu bersaing serta memberikan pelayanan yang prima dan bernilai. Hal ini berarti bahwa SDM tidak hanya mengejar produktifitas saja namun kinerja yang dihasilkannyapun sesuai dengan tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan. Dengan SDM berbasis kompetensi ini diharapkan konsep tata pemerintahan yang baik dapat tercapai.Berkaitan dengan hal tersebut di atas budaya organisasi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO dalam menerapkan SDM yang berkompetensi belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Hal ini bisa berdampak mematikan motivasi SDM yang ada untuk mengembangkan kompetensinya.2. Data PengairanData pengairan merupakan salah satu kendala dalam mempercepat pelayanan pengairan pada kantor pengairan, karena sebagian besar masih terbiasa dengan budaya secara manual. Di era digitalisasi saat ini DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO dituntut untuk menyediakan data pengairan secara digital. Namun SDM yang ada belum semuanya siap, jangankan pada tingkatan staf, di tingkatan pimpinanpun masih ada yang belum siap atau paham mengenai penggunaan data digital. 3. Jenjang Karir Karir merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status kepegawaian seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan jalur karir yang telah ditetapkan organisasi. Pegawai Negeri Sipil/ PNS memiliki golongan dan pangkat yang secara berkala dan berjenjang akan meningkat setiap 4 (empat) tahun sekali yang diatur dalam PP No. 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil. Hal tersebut terjadi secara otomatis, sehingga seseorang mempunyai kemampuan atau tidak, secara reguler setiap 4 tahun sekali pangkat/ golongannya akan naik. Seharusnya jenjang karir dilandasi dengan kompetensi inti yang dirumuskan untuk jabatan struktural dan fungsional. Untuk jabatan struktural, kompetensi inti yang diperlukan adalah kepemimpinan dan manajerial serta mempunyai kode etik, sedangkan untuk jabatan fungsional kompetensi inti yang diperlukan adalah keahlian dan/atau keterampilan spesialistik dan mandiri serta mempuyai kode etik. 4. Budaya Masyarakat Berkaitan dengan budaya masyarakat yang menjadi kendala dalam hubungannya dengan budaya organisasi, menurut Suryono (2010) ada asumsi menarik yang dipertanyakan. Apakah budaya organisasi birokrasi mempengaruhi proses pelayanan publik, ataukah tradisi pelayanan publik akan mempengaruhi dan menciptakan budaya organisasi birokrasi ?Dipaparkan bahwa jika hal yang pertama muncul maka akan terjadi stagnasi dan kekuatan status quo dalam organisasi birokrasi; tetapi jika hal yang kedua muncul maka akan tercipta perubahan dan pengembangan organisasi birokrasi yang dinamis. Budaya organisasi (birokrasi) merupakan kesepakatan bersama tentang nilai bersama dalam kehidupan organisasi dan mengikat semua orang dalam organisasi yang bersangkutan. Apapun kegiatan yang dilakukan oleh aparat pelayanan publik haruslah berpedoman pada rambu-rambu aturan normatif yang telah ditentukan oleh organisasi publik sebagai perwujudan dari budaya organisasi publik. Kondisi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO sebagai instansi pelaksana pelayanan publik di bidang pengairan berkaitan dengan masih banyaknya keluhan masyarakat tentang mutu pelayanan pengairan. Berkaitan dengan hal tersebut pimpinan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO mengeluarkan Keputusan Kepala DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO Nomor 1 Tahun 2005 tentang SPOPP dan Peraturan Kepala DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO Nomor 6 Tahun 2008 tentang penyederhanaan dan percepatan SPOPP untuk jenis pelayanan pengairan tertentu. Oleh karena itu bila dikaitkan dengan teori di atas, apabila budaya organisasi birokrasi kemudian diciptakan guna mempengaruhi proses pelayanan publik agar lebih baik, maka yang terjadi adalah proses stagnasi dan kekuatan status quo dalam organisasi birokrasi.5. Keterbatasan anggaranAnggaran pemerintah yang dialokasikan untuk DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO selama ini tidak seimbang dengan kebutuhan riil DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO dalam menjalankan kegiatan pengelolaan pengairan. Sebagai gambaran, untuk tahun 2009, DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO hanya mendapatkan alokasi anggaran sebesar 3 Milyar rupiah, sedangkan kebutuhan riilnya kegiatan pengelolaan pengairan lebih dari 40 Milyar rupiah, karena untuk kegiatan pemetaan saja membutuhkan dana 3,9 Milyar per tahun.

3.1.4. Disiplin PegawaiDINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO sebagai suatu organisasi dalam mencapai tujuan, salah satunya sangat ditentukan oleh disiplin para pegawainya. Disiplin pegawai sangat penting untuk pertumbuhan organisasi dan bermanfaat untuk mendidik pegawai mematuhi dan mentaati peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Bagi pegawai DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO sebagai aparatur pemerintahan, disiplin mencakup unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban, mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan. Pasal 29 UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok - Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU No. 43 Tahun 1999 dinyatakan bahwa "Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, maka untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, diadakan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil". Dalam rangka meningkatkan budaya disiplin pegawai, DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO melaksanakan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan disiplin pegawai, antara lain :a. Jam KerjaPenentuan jam kerja bagi pegawai negeri merupakan wujud dari DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO dalam menanamkan disiplin waktu kerja pada pegawai. DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO menetapkan jam kerja kantor mulai pukul 07.00 wib sampai dengan 16.00 wib untuk hari Senin sampai dengan Kamis, sementara untuk hari Jumat mulai pukul 07.30 wib sampai dengan pukul 15.00 wib.b. Apel PagiPegawai negeri sipil di lingkungan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO sebagai abdi masyarakat wajib menegakkan dan meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Tidak terkecuali dengan hadir pada apel pagi yang merupakan indikasi kedisiplinan pegawai hadir sesuai jam kerja. c. Larangan PungliPegawai di lingkungan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO dilarang melakukan pungutan-pungutan di luar ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan alasan apapun.d. PenghargaanBagi pegawai DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO yang berprestasi dalam melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab disiplin yang tinggi diberikan penghargaan.

Faktor Pendukung Disiplin Pegawai:Untuk mendukung pelaksanaan jam kerja, apel pagi dan larangan pungli serta pemberian penghargaan, telah diterbitkan peraturan sebagai berikut:1. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. 2. Surat Edaran Kepala DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO No. 130.1-1889 tanggal 31 Agustus 2006 yang ditujukan kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO di seluruh Kabupaten Mojokerto, perihal disiplin kerja.3. Surat Edaran Kepala DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO No. X.262-3156. tanggal 26 Desember 2005 mengenai larangan melakukan pungutan liar (pungli) di lingkungan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO.4. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1994 tentang Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya.

Faktor Kendala Disiplin Pegawai:Pada kenyataannya masih ada pegawai negeri sipil di lingkungan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO yang tidak disiplin, seperti tidak ikut apel pagi, pulang sebelum waktunya dan masih ada yang melakukan pungutan di luar ketentuan.3.2. Tipe Budaya Organisasi di Badan Pengairan NasionalUntuk mengetahui tipe budaya organisasi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan, dilakukan dengan pendekatan analisis OCAI (Organizational Culture Assement Instrument).Dari analisis tersebut didapatkan gambaran tentang tipe budaya organisasi yang berkembang di Dinas Pekerjaan Umum Pengairan saat ini maupun yang diharapkan sesuai hasil kuesioner yang dikumpulkan dari responden kelompok dan dapat dilihat hasilnya pada tabel.1 berikut ini

Tabel 1.Tipe Budaya Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

NoBudaya OrganisasiHarapanSaat IniSelisih

AIdentitas Organisasi

1. Budaya Klan4,34,10,2

2. Budaya Adhokrasi4,74,20,5

3. Budaya Market4,94,60,3

4. Budaya Hierarki4,74,30,4

BManajemen Puncak

1. Budaya Klan4,73,90,8

2. Budaya Adhokrasi4,43,90,5

3. Budaya Market4,84,40,4

4. Budaya Hierarki4,23,60,6

CPelayanan Pengairan

1. Budaya Klan4,84,10,7

2. Budaya Adhokrasi4,94,00,9

3. Budaya Market4,64,30,3

4. Budaya Hierarki4,84,20,6

DDisiplin Pegawai

1. Budaya Klan4,23,50,7

2. Budaya Adhokrasi4,93,91,0

3. Budaya Market4,23,21,0

4. Budaya Hierarki4,53,80,7

Rata-rata4,64,00,6

Berdasarkan hasil analisis kesenjangan (selisih) antara tipe budaya organisasi yang diharapkan dengan budaya organisasi saat ini, terlihat bahwa kesenjangan tersebut antara 0,20 sampai 1,00 (kesenjangan positif) dan tidak ditemukan adanya kesenjangan negatif. Hal ini berarti bahwa responden mengharapkan semua tipe budaya organisasi (budaya klan, adhokrasi, market dan hirarki) perlu ditingkatkan atau dikuatkan dengan tingkat penguatan yang berbeda-beda. Untuk mengetahui bagaimana tingkat penguatan budaya terhadap budaya organisasi di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO saat ini dan harapan maka dilakukan penyederhanaan dan pengurutan poin dari tiap-tiap tipe budaya organisasi tersebut, sebagaimana tabel 2 berikut ini : Tabel 2.Urutan Budaya Organisasi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO Sekarang, Harapan dan Penguatannya

NoBO Saat iniPoinNoBO HarapanPoinNoPenguatan BudayaPoin

1Budaya Market4,131Budaya Adhokrasi4,731Budaya Adhokrasi0,73

2Budaya Adhokrasi4,002Budaya Market4,632Budaya Klan0,60

3Budaya Hierarki3,983Budaya Hierarki4,553Budaya Hierarki0,58

4Budaya Klan3,904Budaya Klan4,504Budaya Market0,50

Dari tabel 2, secara umum diperoleh gambaran bahwa tipe budaya organisasi yang dominan saat ini di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO adalah tipe budaya market, sedangkan tipe budaya organisasi yang menjadi harapan di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO adalah tipe budaya adhokrasi. Adapun secara umum terlihat bahwa semua tipe budaya organisasi yang ada dianggap masih lemah sehingga masih perlu adanya penguatan ke empat tipe budaya organisasi tersebut dengan tingkat penguatan yang berbeda-beda.Kecenderungan umum menunjukkan bahwa responden menginginkan penguatan budaya organisasi untuk tipe budaya organisasi adhokrasi adalah yang paling besar, diikuti budaya klan, hirarki dan terakhir market. Apabila digambarkan dalam model diagram kuadran budaya organisasi diperoleh hasil sebagaimana bagan 1 berikut

Bagan 1 : Diagram empat budaya organisasi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO harapan dan saat ini

Dari bagan 1 tersebut terlihat bahwa penguatan budaya adhokrasi mengindikasikan adanya fleksibilitas (kelenturan) dan diskresi (keleluasaan bertindak) yang tinggi dan fokus perhatian organisasi tersebut cenderung terhadap kondisi eksternal.Hal ini menunjukkan bahwa DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO dapat digolongkan menjadi organisasi yang ideal dan efektif apabila memiliki :1. Kemampuan berubah khusus dalam cara pandang terhadap masyarakat bukan sebagai abdi masyarakat namun lebih sebagai pelayan masyarakat.2. Kemampuan beradaptasi dimaksudkan agar DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO menjadi instansi yang mampu untuk menyesuaikan diri berkaitan dengan perubahan atau dinamika yang terjadi, seperti perkembangan teknologi dan informasi terkini.3. Kemampuan organik yaitu bentuk organisasi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO menjadi lebih luwes dan terbuka dimana semua tugas dan peran tidak terlalu kaku yang memungkinkan para pegawai di lingkungan DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan situasi.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN4.1. KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:1) Penerapan budaya organisasi di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO telah dilakukan dalam 4 (empat) bentuk yaitu :a. Identitas organisasib. Komunikasi dan koordinasic. Pelayanan pengairand. Disiplin pegawai2) Gambaran tipe budaya organisasi yang ada di DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO adalah : a. kondisi saat ini, adalah tipe budaya market b. kondisi harapan, adalah tipe budaya adhokrasic. penguatan paling besar, adalah tipe budaya adhokrasi

4.2. SaranCara atau solusi untuk memperbaiki Budaya Organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO perlu adanya peningkatan budaya organisasi sehingga tujuan untuk mencapai kepemerintahan yang baik (good governance) dapat tercapai. Sehubungan dengan hal tersebut maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :1) Budaya organisasi DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO yang masih bersifat budaya market yaitu masih menjalankan tugas sertipikasi tanah sebagai tugas utama, perlu dikembangkan dengan disesuaikan kebutuhan dan perkembangan yang ada yaitu mengacu pada paradigma baru pembangunan nasional bahwa pemberdayaan masyarakat sebagai strategi dasar yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan dan pemerintah sebagai fasilitator; 2) Dengan adanya paradigma baru pembangunan nasional, DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO hendaknya bersikap proaktif dan inovatif dalam upaya memberdayakan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan fasilitasi ke sumber-sumber perekonomian atau akses-akses permodalan yang dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat, sehingga budaya adhokrasi yang mengedepankan inovasi dapat tercapai, untuk pengembangan budaya organisasi. 3) Untuk meningkatkan budaya organisasi yang lebih baik, hendaknya DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN MOJOKERTO menerapkan paradigma pelayanan publik yang baru yaitu melayani warga masyarakat bukan menjadikannya sebagai pelanggan, mengutamakan kepentingan publik daripada kepentingan produktivitas, lebih menghargai warga negara daripada kewirausahaan, berpikir strategis dan bertindak demokratis, serta menyadari bahwa akuntabilitas atau kewajiban untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, bukan sesuatu yang mudah sehingga diperlukan kesungguhan dalam melaksanakana tugas pelayanan publik agar tujuan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat dapat terwujud.

811Budaya Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kab. Mr