BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

10
208 BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA SISWA SEKOLAH DASAR Nur Samsiyah Universitas PGRI Madiun [email protected] ABSTRAK Budaya lokal perlu diintegrasikan dalam literasi baca pada siswa di sekolah dasar sebagai wujud menghargai dan melestarikan budaya lokal di sekitar siswa. Sehingga diharapkan siswa dapat mengenali dan memahami budaya lokal. Salah satu upaya menumbuhkan budaya lokal dengan meningkatkan literasi baca yang berisi kearifan lokal yang ada di daerah siswa. Literasi baca di sekolah dasar dapat dilakukan baik sebelum pelajaran atau sebagai pembiasaan sehari-hari yang tercantum dalam gerakan literasi Nasional. Dalam literasi baca siswa tidak hanya membaca cerita tetapi bagaimana menyampaikan makna, membuat kesimpulan, berfikir kritis dan peduli terhadap budaya lokal. Kata kunci: Budaya Lokal, Literasi Baca, dan Sekoah Dasar PENDAHULUAN Literasi di sekolah merupakan tanggung jawab guru di semua mata pelajaran karena dalam pelajaran apapun membutuhkan bahasa khususnya literasi baca. Terlebih di sekolah dasar sebagai dasar dalam mengembangkan kemampuan ke tahap yang lebih tinggi. Selain itu di sekolah dasar telah dikembangkan kurikulum 2013 yang terintegrasi dalam tema, sehingga semua mata pelajaran tergabung dalam tema. Salah satu program Kemendikbud antara lain, Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dan Program Pendidikan Multi keaksaraan. Program ini berfokus pada literasi baca, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Sehingga tujuan dari multi keaksaraan tidak hanya membaca atau menulis. Kaitan program pendidikan keaksaraan dengan usaha adalah bagimana memberdayakan siswa ke sektor usaha sambil memberikan materi pelajaran tentang usaha dan kegiatan siswa sesuai dengan lingkungan siswa. Sehingga siswa perlu diberikan bekal keterampilan dasar literasi sebagai bagian dari program keaksaraan. Dalam melaksanakan program tersebut diperlukan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa di lapangan, sehingga kegiatan literasi harus ditanamkan sejak dini

Transcript of BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

Page 1: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

208

BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI

BACA SISWA SEKOLAH DASAR

Nur Samsiyah

Universitas PGRI Madiun

[email protected]

ABSTRAK

Budaya lokal perlu diintegrasikan dalam literasi baca pada siswa di sekolah dasar

sebagai wujud menghargai dan melestarikan budaya lokal di sekitar siswa.

Sehingga diharapkan siswa dapat mengenali dan memahami budaya lokal. Salah

satu upaya menumbuhkan budaya lokal dengan meningkatkan literasi baca yang

berisi kearifan lokal yang ada di daerah siswa. Literasi baca di sekolah dasar dapat

dilakukan baik sebelum pelajaran atau sebagai pembiasaan sehari-hari yang

tercantum dalam gerakan literasi Nasional. Dalam literasi baca siswa tidak hanya

membaca cerita tetapi bagaimana menyampaikan makna, membuat kesimpulan,

berfikir kritis dan peduli terhadap budaya lokal.

Kata kunci: Budaya Lokal, Literasi Baca, dan Sekoah Dasar

PENDAHULUAN

Literasi di sekolah merupakan tanggung jawab guru di semua mata

pelajaran karena dalam pelajaran apapun membutuhkan bahasa khususnya literasi

baca. Terlebih di sekolah dasar sebagai dasar dalam mengembangkan kemampuan

ke tahap yang lebih tinggi. Selain itu di sekolah dasar telah dikembangkan

kurikulum 2013 yang terintegrasi dalam tema, sehingga semua mata pelajaran

tergabung dalam tema. Salah satu program Kemendikbud antara lain, Program

Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dan Program Pendidikan Multi

keaksaraan. Program ini berfokus pada literasi baca, literasi numerasi, literasi

sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Sehingga

tujuan dari multi keaksaraan tidak hanya membaca atau menulis. Kaitan program

pendidikan keaksaraan dengan usaha adalah bagimana memberdayakan siswa ke

sektor usaha sambil memberikan materi pelajaran tentang usaha dan kegiatan

siswa sesuai dengan lingkungan siswa. Sehingga siswa perlu diberikan bekal

keterampilan dasar literasi sebagai bagian dari program keaksaraan. Dalam

melaksanakan program tersebut diperlukan pembelajaran yang sesuai dengan

kondisi siswa di lapangan, sehingga kegiatan literasi harus ditanamkan sejak dini

Page 2: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

209

salah satunya melalui budaya lokal. Hal ini sejalan dengan penelitian Samsiyah

(2019) bahwa penanaman karakter kecintaan budaya dan menghargai perbedaan

budaya dengan mengajarkan literasi sastra dengan cara mengajarkan pada siswa

tentang kearifan lokal dan kondisi alam. Selain itu penerapan program literasi 6 M

salah satu cara yang relatif mudah dan efektif (Aulia Akbar, 2017). Perlunya

penguatan budaya lokal dalam literasi sangat penting ditanamkan sejak dini.

Selain itu Kemendikbud (2017) telah mencanangkan strategi yang digunakan

untuk memperkuat literasi budaya. Salah satu literasi budaya dengan mengajarkan

dalam mata pelajaran di kelas atau di luar kelas. Namun banyak kendala yang

sering dialami oleh guru maupun siswa. Karena tuntutan materi yang harus

dihabiskan dalam satu semester, menjadikan guru melaksanakan literasi di luar

kelas hanya sebagai pembiasaan selama 15 menit dengan membaca bacaan yang

sudah disediakan guru tanpa memasukan nilai-nilai budaya lokal yang sesuai

dengan lingkungan siswa. Gerakan literasi sekolah yang telah gagas oleh

pemerintah dalam Kemendikbud menekankan pada prinsip perkembangan literasi

sesuai tahap perkembangannya, bersifat berimbang yang membebaskan siswa,

strategi membaca dan jenis bacaan bervariasi karena siswa berbeda, sesuai dengan

kurikulum, kegiatan literasi baca tulis dilakukan di manapun dan kapanpun,

mengembangkan kemampuan budaya lisan berupa kegiatan membaca dan

menulis, serta mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman. Dalam

mengembangakan kesadaran pada budaya Indonesia, perlu bahan bacaan yang

mempertajam pengalaman multikultural siswa. Sehingga siswa perlu dikenalkan

pada kekayaan Indonesia khususnya di sekitar siswa. Bagi peserta didik yang

telah mengenal kegiatan baca-tulis sejak dini tidak akan mengalami hambatan

yang berarti dalam pembelajaran literasi yang diberikan di sekolah (Lonigan,

2006).

Tantangan guru antara lain, guru harus mengajar dengan berorientasi

pada konstruksi makna, pembelajaran aktif, akuntabilitas, menggunakan

teknologi, peningkatan kompetensi siswa, kepastian pilihan, dan masyarakat

multikultural (Arends, 2012). Menurut Abidin, Mulyati dan Yunansah (2017)

guru yang bermutu adalah guru yang mampu mengembangkan dirinya secara aktif

Page 3: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

210

untuk meningkatkan profesionalisme dan melakukan pembelajaran sesuai tuntutan

zaman, dan selalu mengembangkan kapabilitas dirinya untuk mewujudkan

sekolah yang multiliterat. Salah satu kegiatan yang menjadi tugas dalam mengajar

adalah membiasakan siswa dengan literasi baca sebagai kemampuan awal yang

harus dimiliki siswa. Literasi baca tidak hanya mengenalkan huruf tetapi lebih

pada memberikan kesempatan siswa untuk membaca, mendalami makna, berfikir

kritis dengan apa yang dibacanya. Untuk meningkatkan literasi baca dengan

menerapkan dan mengenalkan budaya lokal yang ada di sekitar siswa agar siswa

tidak hanya belajar berliterasi tetapi juga menghargai, menjaga dan melestarikan

budaya lokal. Sehingga tidak hilang oleh kemajuan zaman yang lebih didominasi

oleh penggunaan teknologi modern.

Salah satu hal yang menyebabkan budaya lokal luruh atau merana hingga

hilang ialah semakin menipisnya jumlah penyampai atau pelisannya, karena salah

satu kekuatan budaya lokal terletak pada aspek lisannya. Budaya berbeda dengan

artefak atau benda mati yang pelestariannya lewat pemugaran atau penyimpanan

dan perawatan di museum. Salah satu masalah yang diungkapkan Mahmud (2013)

adalah menumbuhsuburkan kembali wayang diperlukan apresiasi yang segar

tentang pewayangan dari penonton, kesiapan sang dalang untuk

mempergelarkannya, dan sambutan yang baik dari masyarakat pada umumnya.

Namun dalam hubungannya dengan sambutan masyarakat amat cepat bergeser,

sehingga wayang dan sejenisnya yang tradisional itu kini tidak lagi menjadi

bagian utuh dari erhatian, apresiasi dan orientasi nilai hidup, seperti filsafat, seni

atau ajaran moral karena banyak media dan sarana lain yang menggantikannya.

sehingga banyak masyarakat khususnya siswa di sekolah dasar yang tidak tahu

tentang budaya yang banyak memiliki ajaran moral. Apabila budaya lokal masih

ada diperlukan unsur kekinian yang mempertautkan tradisional dengan kondisi

sosial dan pengaruh teknologi, sehingga diperlukan modifikasi. Untuk

memodifikasi dengan unsur kekinian diperlukan guru yang kreatif dan inovatif

dalam megemas pembelajaran agar diterima siswa. Berdasarkan pentingnya

literasi baca di sekolah dasar sebagai kemampuan awal dalam memahami

pengetahuan yang lain, maka perlu ditingkatkan kompetensi pendidikaan dengan

Page 4: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

211

memperkenalkan berbagai budaya lokal yang ada di sekitar siswa melalui

pembelajaran di sekolah dasar. Bagaimana meningkatkan literasi baca dengan

menerapkan budaya lokal di sekolah dasar? Dengan memberikan bacaan tentang

nilai-nilai kearifan lokal diharapkan siswa akan semakin meningkat literasi baca

dalam mengenali budaya lokal.

Pengertian Budaya

Budaya dalam Kamus bahasa berarti akal budi atau adat istiadat atau

sesuatu yang berkembang dan sulit dirubah. Budaya merupakan hasil karya

masyarakat dalam suatu kelompok yang dipandang sebagai cara hidup dan

diwariskan pada generasi secara turun temurun. Budaya adalah suatu pola hidup

menyeluruh. Menurut Kottak Philip (2013) budaya memiliki arti yang luas yang

dijelaskan sebagai berikut. “culture is learned, culture is simbolic, culture is

shared, culture and nature, culture is All-encompassing, culture is integrated,

culture is instrumental, adaptive and maladaptive”. Budaya bersifat kompleks,

abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.

Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial

manusia (Mulyana dan Rakhmad, 2006). Sedangkan budaya Lokal menurut

Koentjaraningrat (1994) merupakan suatu sistem gagasan, rasa, tindakan, dan

karya yang dihasilkan melalui tahap belajar dan menjadi miliknya. Beberapa ahli

menyebutkan komponen atau unsur budaya terdiri atas tindakan, gaya hidup mulai

dari berpakaian, cara bicara dsb, kebiasaan, adat yang berkembang, kepercayaan

dan tradisi yang berlaku di masyarakat. Budaya loka; memiliki ciri yaitu ada di

suatu daerah dan dipelajari, diwariskan pada setiap generasi namun dapat berubah

sepanjang waktu, budaya diwariskan dari generasi ke genarasi, budaya

mencerminkan perilaku secara terbatas dan ada anggapan budaya masyarakat

yang dimiliki lebih baik. Menurut Permendagri Nomor 39 Tahun 2007 pasal 1

budaya daerah diartikan sebagai sistem nilai yang dianut oleh kelompok

masyarakat di daerah tertentu yang diyakini dapat memenuhi harapan dan

memenuhi kehidupan warga masyarakat dan terdapat nilai, sikap dan tata cara.

Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa budaya lokal memiliki nilai-

nilai budi pekerti, norma, adat istiada yang ada di masyarakat suatu daerah yang

Page 5: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

212

terbentuk alami dengan proses belajar lama. Beberapa jenis budaya lokal dapat

berupa hasil seni, adat istiadat, pola pikir, makanan, produk, tradisi, hukum adat

dan lain sebagainya.

Literasi Baca

Literasi dalam masa perkembangan awal diartikan sebagai kemampuan

untuk menggunakan bahasa dan gambar dalam berbagai ragam untuk empat

keterampilan berbicara, melihat, menyajikan dan berfikir kritis tentang ide-ide

(Abidin, Mulyati dan Yunansah, 2017). Lebih lnajut dijelaskan bahwa literasi

adalh proses yang kompleks dengan melibatkan pembangunan pengetahuan

sebelumnya, budaya dan pengalaman untuk mengembangkan pengetahuan baru

yang lebih dalam. sehingga berkembang istilah – istilah literasi seperti

multiliterasi. Sedangkan literasi baca sendiri merupakan kegiatan membaca yang

dilakukan oleh seseorang untuk menemukan makna dari bacaan yang dibacanya.

Literasi baca juga merupakan kecakapan untuk membaca teks tertulis, menulis,

mencari, menelusuri untuk mengembangkan pemahaman siswa.

Aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama membaca (Burke, 2013) dapat

dilakukan sebagai berikut.

a. Siswa menghubungkan skematanya (baik berupa pengalaman, pengetahuan,

sikap maupun keterampilannya yang telah dimiliki sebelumnya), teks lain

yang pernah dibaca, serta konteks kehidupan dengan teks yang sedang

dibacanya.

b. Siswa mengevaluasi ide-ide pnjelas yang berhubungan dengan tujuan

membaca.

c. Siswa membangun pemahaman selama membaca.

d. Siswa menjawab pertanyaan yang dibuat dan/atau melakukan kegiatan lain

yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

e. Siswa mengkaji bagaimana teks diorganisasikan dan tujuan pengorganisasian

teks.

f. Siswa membaca secara aktif dengan mencatat ide-ide penting, mengutip,

membuat referensi dan menyimpulkan isi teks.

Page 6: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

213

g. Siswa memilih strategi atau teknik yang dapat digunakan untuk menguatkan

pemahaman teks.

Dalam kaitannya dengan literasi baca, guru hendaknya membekali siswa dengan

strategi membaca yang tepat agar apa yang dibacanya dapat dipahami secara

mendalam. Menurut Ahuja dan Ahuja (2007) strategi membaca yang harus

dilatihkan kepada siswa ada dua yaitu;

(1) kurangi kecepatan membaca jika:

a. Menemukan kata – kata, konsep, petunjuk, detail teknis dan materi yang

ingin dikuasai yang sukar yang tidak tahu arti dan maknanya

b. Struktur kalimat dan paragraf sulit

c. Materi yang berbentuk diagram, menuntut kecemasan visualisasi, dan

menuntut kehati-hatian dalam memahaminya

d. Tulisan artistik yang mengandung unsur khayalan.

(2) tingkatkan kecepatan membaca jika:

a. Materi sederhana dan sedikit informasi baru yang dibutuhkan siswa

b. contoh dan ilustrasi , penjelasan detail dan elaborasi yang tidak dibutuhkan

c. Ide-ide yang telah dinyatakan sebelumnya

d. Materi yang tidak mengandung ide dan fakta yang penting

HASIL DAN PEMBAHASAN

Budaya lokal salah satunya adalah sastra daerah yang hidup dalam

masyarakat. Dalam kaitannya dengan pelestarian budaya lokal masyarakat perlu

mengangkat tradisi lokal ke dalam ajang kreativitas dan media sosial yang banyak

digunakan masyarakat. Begitu pula dengan pembelajaran di sekolah, budaya lokal

perlu mendapat perhatian dalam pembelajarannya dengan memasukan dalam

kajian materi atau dalam kurikulum. Selama ini budaya lokal belum sepenuhnya

menjadi ikon masyarakat khususnya sekolah sebagai bagian dari pelestarian

budaya. Perlunya menanamkan budaya lokal agar siswa memiliki perhatian

terhadap kearifan lokal yang mulai hilang seiring perkembangan teknologi.

Kegiatan menumbuhkan budaya lokal salah satunya dengan membaca cerita atau

bacaan yang mengandung pesan moral untuk meningkatkan literasi baca

Page 7: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

214

khususnya siswa di sekolah dasar. Kegiatan literasi baca dapat dilaksanakan

sebagai pembiasaan di luar kelas 15 menit secara serentak atau di dalam kelas.

Kegiatan yang dapat dilaksanakan di luar kelas dapat dilaksanakan di halaman

sekolah sebagai berikut.

a. Kegiatan membaca cerita atau dongeng yang mengandung nilai-nilai

pendidikan dan nilai kehidupan.

b. Bacaan yang disajikan memuat cerita sejarah, kearifan lokal, adat istiadat,

makanan khas, tradisi dan lain sebagainya yang ada di sekitar siswa. Contoh

di Madiun, menyajikan cerita dongkrek, penthul tembem.

c. Setiap siswa diberi bacaan dengan tema yang sama, tetapi beda kata atau

kalimat disesuaikan dengan tingkatan kelas.

d. Siswa dapat membaca nyaring bagi kelas rendah atau membaca dalam hati

bagi kelas tinggi.

e. Setiap bacaan yang diterima tidak hanya dibaca, namun diajak untuk

menganalisis isi cerita, menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri,

merangkum, mengartikan kata sulit dan kegiatan lainnya yang bisa

dilaksanakan sebagai tindak lanjut

f. Siswa dapat ditunjuk untuk menjadi pencerita atau mendongeng di depan

teman-temannya melalui pengeras suara. Selain bercerita siswa dapat

melakukan bermain peran dengan tim yang sebelumnya sudah dibimbing

terlebih dahulu oleh guru.

g. Dalam bercerita siswa juga harus mengemukakan tokoh cerita dan nilai yang

terkandung dalam cerita serta manfaat yang diperolehnya.

Jika kegiatan literasi baca dilaksanakan di dalam kelas maka guru dapat

menggunakan media atau pajangan kelas untuk menyajikannya di depan anak-

anak. Media pembelajaran yang dapat digunakan misalkan Big Book yang dibuat

oleh guru bersama anak-anak. Isi dari Big Book merupakan cerita tentang budaya

lokal yang ada di sekitar siswa. Selain itu bahan yang kaya dengan teks budaya

lokal dapat dijadikan sebagai pajangan atau penjelasan sebelum memulai

pelajaran, misalkan tulisan kaligrafi, gambar prasasti, poster tentang batik,

gambar-gambar pahlawan di kota tempat tinggal siswa, atau dapat berupa dinding

Page 8: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

215

kata tentang budaya lokal, CD pembelajaran yang berisi budaya lokal misalkan

pembuatan batik, upacara adat, tradisi selamatan, atau tradisi perkawinan,

miniatur sejarah, dan literasi lain yang dapat di tempatkan di kelas sebagai bagian

dari pembelajaran.

Prinsip kegiatan literasi baca adalah siswa memiliki kecintaan terhadap

buku, baik buku teks maupun buku nonteks. Sehingga dalam pembelajarannya

tidak hanya mengenalkan buku tetapi juga membuat siswa menyukai dan

mencontoh karakter yang disajikan. Sehingga pemilihan buku sangat penting

dilakukan sebagai bahan literasi baca. Pada kegiatan membaca di kelas, jika siswa

tidak selesai maka guru dapat meminta siswa membaca di rumah. Contoh buku

yang menarik buku tentang cerita rakyat yang masih jarang dibaca, misalkan di

Jawa Timur, sejarah Retno Dumilah, reog Ponorogo, Dongkrek, Upacara Keduk

beji, terjadinya telaga Sarangan, tradisi Tingkepan dan lain sebagainya. Kajian

cerita akan lebih menarik jika disertai dengan ilustrasi gambar yang dapat dibuat

oleh guru. Apalagi dengan banyak munculnya tempat-tempat wisata baru yang

telah banyak dimuat dalam web atau media sosial dapat dijadikan bahan kajian

yang menarik dengan cara meminta siswa untuk membuat bacaan atau menulis

narasi tentang wisata yang ada di sekitarnya. Sehingga siswa tidak hanya belajar

melalui teks tetapi juga melalui media sosial dengan pendampingan guru dan

orang tua.

SIMPULAN

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan budaya lokal

hampir tidak dikenal siswa sehingga perlu ditanamkan sejak kecil pada siswa agar

tidak musnah dan hilang. Dalam mengajarkan budaya lokal salah satunya dapat

dilakukan di kelas atau di luar kelas melalui pembiasaan literasi setiap pagi.

Penerapan budaya lokal diharapkan dapat meningkatkan literasi baca siswa

khususnya siswa sekolah dasar. Sehingga budaya lokal masih terpelihara melalui

kegiatan literasi baca di sekolah. Untuk meningkatkan literasi baca dengan

menyajikan informasi – informasi budaya lokal di sekitar siswa dapat dilakukan

melalui pembelajaran di sekolah dasar dengan menggunakan media atau pajangan

Page 9: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

216

di kelas yang kaya dengan teks sejarah atau pemahaman nilai-nilai lokal dalam

suatu tayangan tertentu. Selain itu budaya lokal dalam bentuk wisata atau cerita

rakyat dapat diterapkan ke dalam teks bacaan atau dalam media sosial. Untuk itu

peran guru dan orang tua penting dalam mendampingi anak menggunakan media

sosial atau internet sehingga siswa cerdas dalam bermedia. Peran orang tua tidak

hanya mendampingi tetapi lebih pada bentuk pemberdayaan bagi peningkatan

pengetahuan dan keterampilan, kesadaran dalam memanfaatkan potensi melalui

budaya lokal.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2015). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: Refika Aditama.

Abidin, M. & Yunansah. (2017). Pembelajaran Literasi. Strategi Meningkatkan

Kemampuan Literasi Matematika, Sains, membaca dan Menulis. Bandung:

Bumi Aksara.

Ahuja, C. G. & Ahuja, P. (2007). How to Increasing Your Reading Speed.

Malaysia: Unipress Publishing.

Akbar, A. (2017). Membudayakan Literasi Dengan Program 6M Di Sekolah

Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Vo. 3 Nomor 1

Arends, R. (2012). Learning ti Teach. Ninth Edition. New York: McGraw-Hill

Companies

Burke, J. (2013). The English Teacher’s Companion: A Completely New Guide to

Clasroom, Curriculum, and The profession. Fourt Edition. Portsmouth:

Heinemann

https://kbbi.web.id/budaya. Diakses tanggal 6 Maret 2020

Kemendikbud. (2017). Materi Pendukung Literasi baca (GLN). Jakarta

Kemendikbud. (2017). Fliyer Literasi Baca Tulis.pdf

Kottak Philip, C. (2013). Cultural Anthropology. Univesity of Michigan: McGraw

Hill Education

Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka

Lonigan, C. J. (2006). Development, Assessment, and Promotion of Preliteracy

Skills. Early Education and Development, 17 (1), 91 –114.

Page 10: BUDAYA LOKAL UNTUK MENINGKATKAN LITERASI BACA …

217

Mulyana, D & Rakhmat, J. (2006). Komunikasi Antarbudaya:Panduan

Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung:Remaja

Rosdakarya.

Permendagri No 39 Tahun 2007 tentang Budaya Lokal

Samsiyah, N. (2019). Internalisasi Literasi sastra Berbasis Kearifan Lokal Untuk

menanamkan Karakter Siswa SD. Konferensi Nasional Bahasa dan sastra

V. http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/knbs/article/view/12892