JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI...

21
0 JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja Heavy Viewer Di SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar) Disusun oleh: ARUM SEJATI D0210017 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

Transcript of JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI...

Page 1: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

0

JURNAL

LITERASI MEDIA REMAJA

(Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja Heavy Viewer Di

SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar)

Disusun oleh:

ARUM SEJATI

D0210017

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2016

Page 2: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

1

LITERASI MEDIA REMAJA

(Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan

Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja Heavy Viewer Di

SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar)

Arum Sejati

Sofiah

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Many soap opera teenager audiences believes that the characters in the

soap opera is exist in the real life. To minimize the occurrence of such an

assumption would require a media literacy.This study aims to determine how

media Literacy In Watching Impressions of Ganteng-Ganteng Serigala Soap

Opera on SCTV By Heavy Viewer Teens, Students of SMA Colomadu,

Karanganyar.Type of this research is descriptive qualitative. The sampling of this

research was purposive sampling. Informants of this research were students of

SMA Colomadu Karanganyar specially heavy type of viewer of Ganteng-Ganteng

Serigala, where the informants watch the Ganteng-Ganteng Serigala soap opera

every day. There are 6 informants included in those type of viewer this

study.Media literacy that studied in this research is the ability to access, analyze,

evaluate, and communicate messages in a variety of forms.the informant is a

heavy viewer type audience that had high media literacy skills in terms of media

access categoryThe informant was able to explain, identify and analyze the

purpose of the message. The ability to evaluate, each informant has a difference

in that regard, because they are highly subjective answers. As for communicating

the messages they receive they did it through interpersonal communication,

because there is a environmental equation in terms of experience and

understanding the Ganteng-Ganteng Serigala soap opera.

Keywords: Media Literacy, Teens, Soap Opera

Page 3: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

2

Pendahuluan

Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap televisi masih sangat tinggi

keberadaannya. Menurut data Nielsen pada Mei 2014, televisi masih menjadi

medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh

Internet (33%), Radio (20%), Suratkabar (12%), Tabloid (6%) dan Majalah (5%).

(Http://Www.Nielsen.Com/, diakses Pada Rabu, 29 Oktober 2014 Pukul 23.27

WIB). Menonton televisi pun kini bukan sekedar hanya menjadi aktivitas biasa,

bahkan sepertinya sudah menjadi rutinitas sehari-hari masyarakat Indonesia.Saat-

saat menonton televisi kemudian dikemas sebagai bagian koheren dari jadwal

aktivitas sehari-hari, menjadi bagian dari agenda harian (Triwardani, 2011: 206).

Pertelevisian kita sedang dibanjiri dengan adanya tayangan hiburan dengan

berbagai format pengemasannya, salah satunya adalah sinetron yang memiliki

banyak penggemar. Menurut riset audiens terhadap penonton sinetron remaja

dalam artikel Jurnal Mimbar oleh Astuti (2010), remaja senang menonton

sinetron, dan tidak ada batasan sinetron macam apa yang ditonton. Mereka senang

menonton sinetron apa saja, termasuk sinetron dewasa dan anak-anak, asal seru

(Astuti, 2010: 28).

Sinetron yang banyak dikagumi oleh para remaja salah satunya Ganteng

Ganteng Serigala.Namun, sinetron ini ternyata menjadi polemik di masyarakat

dan menjadi sorotan KPI. Pada Bulan Mei 2014, KPI mengeluarkan siaran pers

mengenai 10 sinetron & FTV bermasalah dan tidak layak ditonton karena

pelanggaran terhadap UU Penyiaran serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan

Standar Program Siaran (P3SPS). Dampak yang ditimbulkan dari menonton

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala ini ternyata didapati terjadi pada anak- anak

di Desa Cangkir Kecamatan Driyorejo, Gresik.Anak laki-laki memotong rambut

agar terlihat seperti Digo dan Tristan sedangkan anak perempuan memanjangkan

rambut agar terlihat seperti Prilly dan Nayla. Selain itu anak juga meminta kepada

orangtua kaos, jaket kacamata, sepatu dan jam tangan seperti yang dipakai oleh

idolanya. Memanggil orangtua dengan sebutan Papsky dan Mamsky.(Adwiyanti

dan Listyaningsih, 2015: 694).

Page 4: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

3

Jika dilihat dari kasus yang terjadi di atas, kemampuan audiens televisi

dalam menyaring apa yang ditontonnya sangat kurang. Penonton sangat mudah

dalam menirukan dan menyerap pesan secara langsung dari apa yang ditayangkan

di televisi. Apalagi, ternyata penonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala masih

anak-anak maupun remaja.Mereka senantiasa masih belum dapat memilih dan

memilah yang mana baik maupun buruk dari apa yang mereka lihat.

Menilik pada uraian di atas, selanjutnya peneliti menarik untuk meneliti

remaja sebagai penonton Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala.Peneliti ingin

melihat sejauh manakah daya kritis remaja menempatkan dirinya sebagai

penonton program televisi khususnya sinetron Sinetron Ganteng-Ganteng

Serigala (GGS). Peneliti memilih judul Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media

Dalam Menonton Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Di SCTV Oleh

Remaja Heavy Viewer Di SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar untuk

judul penelitian ini.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

dikemukakan perumusan masalah yaitu, “Bagaimana Literasi Media Dalam

Menonton Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja

Heavy Viewer Di SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar?”

Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah di atas yaitu, untuk

mengetahui bagaimana Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

Ganteng-Ganteng Serigala Di SCTV Oleh Remaja Heavy Viewer Di SMA Negeri

Colomadu Kabupaten Karanganyar.

Page 5: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

4

Tinjauan Pustaka

a. Komunikasi Massa

Komunikasi massa tak ubahnya adalah kegiatan dalam

mengomunikasikan pesan kepada khalayak. Komunikasi massa pun memiliki

fungsi, menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) dalam Nurudin

(2007: 64) menjelaskan, fungsi komunikasi massa antara lain: (1) to inform

(menginformasikan), (2) to entertain (memberi hiburan), (3) to persuade

(membujuk), dan transmission of the culture (transmisi budaya). Sementara itu

fungsi komunikasi massa menurut John Vivian dalam bukunya The Media of

Mass Communication (1991) disebutkan; (1) providinginformation, (2)

providing entertainment, (3) helping to persuade, dan (4) contributing to social

cohesion (mendorong kohesi sosial).

b. Media Massa

Menurut Kuswandi media massa terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Media

massa elektronik (televisi dan radio); 2. Media massa cetak (koran, majalah

dan sejenisnya). Masing-masing media massa mempunyai kekuatan masing-

masing. Tetapi pada prinsipnya media massa merupakan satu institusi yang

melembaga dan berfungsi bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada

khalayak agar well informed (tahu informasi). (Kuswandi, 1996: 98).

c. Televisi

Istilah televisi terdiri dari perkataan “tele” yang berarti jauh dan “visi”

(vision) yang berarti penglihatan.(Effendy, 1993: 22). Sedangkan dalam Baksin

(2006: 16) didefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi

tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak.

Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk

mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”.

Page 6: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

5

d. Sinetron di Indonesia

Menurut Veven Sp. Wardhana, sinetron merupakan penggabungan dari

kata “sinema” dan “elektronik”. Namun, elektronika disini tidak mengacu pada

pita kaset yang proses perekamannya tetap berdasarkan kaidah-kaidah

elektronis itu. Elektronis dalam sinetron mengacu pada medium penyiarannya,

yaitu televisi, atau televisual, yang memang merupakan medium

elektronik.(Wardhana, 1994: 27).

Ada beberapa faktor yang membuat paket acara yang satu ini disukai

pemirsa yaitu:

1. Isi pesannya sesuai dengan realitas sosial pemirsa

2. Isi pesannya mengandung cermin tradisi luhur budaya masyarakat

(pemirsa)

3. Isi pesannya lebih banyak mengangkat permasalahan atau persoalan yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat (Kuswandi, 1996: 130).

e. Dampak Menonton Televisi

Menurut Prof. Dr. R. Ma’rat dari Universitas Padjajaran

(Unpad)Bandung, acara televisi pada umumnya memang mempengaruhi

sikap,pandangan, persepsi dan perasaan para penonton; ini adalah hal yang

wajar.Jadi,bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona

atau latah,bukanlah sesuatu yang istimewa.Alasannya, salah satu pengaruh

psikologis daritelevisi ialah seakan-menghipnotis penonton, sehingga mereka

seolah hanyutdalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan

televisi (Effendy, 2004: 122).

f. Remaja

Sekiranya usia remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Remaja

masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun

psikisnya.Ditinjau dari segi tersebut mereka masih termasuk golongan kanak-

kanak, mereka masih harus menemukan tempat dalam masyarakat. Pada

Page 7: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

6

umumnya mereka masih belajar di sekolah Menengah atau Perguruan Tinggi

(Monks, A.M.P Knoers, dan Rahayu, 1999: 259)

Monks &dkk, juga menambahkan batasan usia masa remaja adalah masa

di antara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18

tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. (Monks,

dkk, 1999: 288).

g. Literasi Media ( Media Literacy)

Penelitian ini akan menggunakan model konsep literasi media dari

National Leadership Conferenceon Media Education yang menyatakan

bahwaliterasi media yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis,

mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuknya

(Hobbs, 1999 dalam Judhita, 2013: 52).

Tabel 1.1. Model Konsep Literasi Media

No.

Kategori Literasi

Menurut National

Leadership

Conference on

Media Education

Keterangan Indikator

1. Mengakses Pemahaman dan

pengetahuan

menggunakan dan

Mengakses Media dan

mampu memahami isi pesan

Media yang digunakan

Frekuensi penggunaan

Tujuan penggunaan

Mengerti isi pesan

2. Menganalisa

Mampu memahami

tujuan pesan media dan dapat

mengidentifikasi

pengirim pesan melalui

media dan apa isi

pesan tersebut.

Kemampuan mengingat pesan

yang diterima melalui media.

Mampu menjelaskan maksud

dari pesan.

Mampu mengidentifikasi

pengirim pesan.

Mampu menilai pesan media

yang dapat menarik perhatian

3. Mengevaluasi Mampu menilai pesan yang

diterima kemudian

dibandingkan

dengan perspektif

Sikap, perasaan atau reaksi

yang dirasakan setelah

menerima pesan dari media.

Mengungkapkan informasi

Page 8: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

7

sendiri. Hal ini mencakup

penilaian

subjektif seorang

individu atau reaksi

sikap terhadap pesan serta

implikasi lain dari pesan

apa saja yang menyarankan

atau memberikan informasi

yang berguna bagi pengguna

4. Mengkomunikasikan Mampu

mengkomunikasikan

pesan yang diterima

dari media dalam

bentuk apa saja kepada orang

lain

Pesan yang diterima

dikomunikasikan dalam

bentuk apa

Sumber :National Leadership Conference on Media Education (Hobbs,1999)

dikutip dari Juditha (2013: 52).

h. Teori Kultivasi

Cultivation analysis pertama kali diperkenalkan oleh George Gerbner

pada 1968.Menurutnya ada dua tipe penonton TV, yaitu “Heavy-viewers”

(orang yang menghabiskan waktu cukup banyak untuk menonton TV) dan

“Light-viewers” (orang yang menghabiskan sedikit waktu untuk menonton

TV). Khalayak yang termasuk “Heavy-viewers” (penonton berat) menurut

Gerbner akan memandang dunia nyata ini sama dengan gambaran yang ada di

TV. Semakin sering dia menonton acara kekerasan di TV, maka dia akan

menganggap bahwa dunia ini penuh dengan kekerasan. (Kriyantono, 2010:

285).

Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Pengumpulan data

primer diperoleh dari hasil wawancara dengan objek penelitian dengan

pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling.Informan yaitu siswa-siswi SMA Negeri Colomadu, Kabupaten

Karanganyar khususnya yang merupakan penonton Sinetron Ganteng-Ganteng

Serigala di SCTV dengan tipe heavy viewer.Heavy viewer yaitu dimana informan

Page 9: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

8

yang melakukan kegiatan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala setiap

hari dan informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang.

Dalam upaya mendapatkan validitas data, hasil temuan data dianalisis

dengan menggunakan trianggulasi teori, dimana dalam membahas permasalahan

yang dikaji menggunakan teori yang berhubungan dengan permasalahan.Data

dikumpulkan berdasarkan teori- teori yang sudah dijelaskan pada telaah pustaka

yang dipergunakan sebagai referensi dan seperangkat alat pertanyaan.Data yang

sudah terkumpul dianalisis dengan menggunakan model Interaktif Miles dan

Huberman yang terdapat tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Sajian Data

1. Kegiatan Mengakses

Kegiatan mengakses media di dalam penelitian ini tertuju hanya pada

media televisi saja.Untuk mengakses televisi, masing- masing informan memiliki

kebiasaan setiap harinya menonton televisi dengan intensitas yang lama yaitu

lebih dari 3 jam.Sedangkan untuk kegiatan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng

Serigala.Informan sebagian besar menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

setiap hari.

Para informan dalam penelitian ini memiliki tujuan menonton Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala hanya sebatas pada mencari hiburan semata.Fungsi

televisi yaitu fungsi hiburan saja yang dianggap dapat terpenuhi oleh informan

dan tidak ada tujuan khusus dalam menonton Sinetron Ganteng- Ganteng

Serigala.Fungsi lain yang didapat dari televisi dengan melakukan kegiatan

menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala adalah mendapatkan informasi.

Informasi yang didapat oleh informan dalam menonton Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala adalah pengetahuan tentang tokoh-tokoh yang bermain di

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

Page 10: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

9

2. Kemampuan dalam Menganalisis

a. Kemampuan Menjelaskan Maksud Pesan

Sinetron striiping yang penayangannya setiap hari, nampaknya menjadi

keharusan untuk mengikuti cerita sinetron tersebut setiap episodenya.Informan

pun berpendapat bahwa maksud dari keharusan menonton sinetron tiap

episodenya agar mengetahui isi cerita dari sinetron tersebut. Seperti yang

diungkapkan oleh Erdina berikut ini:

“Harus ngikutin tiap episodenya ya biar tau isi dari sinetron itu.”

(Wawancara Erdina, 16 April 2015)

Perlakuan terhadap tayangan sinetron sepertinya sangat berbeda dengan

tayangan lain. Program acara lain kemungkinan ditayangkan hanya sekali atau

dua kali dalam seminggu. Sinetron tidak perlu menunggu lama untuk

menonton cerita kelanjutan yang disajikan.Cerita dari sinetron yang dibuat

bersambung tiap episodenya dan ditayangkan setiap hari membuat sinetron

harus selalu ditonton agar tidak ketinggalan alur ceritanya.

b. Mengidentifikasi Pengirim Pesan

Semua informan dalam penelitian ini mengetahui beberapa tokoh yang

bermain di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.Selain itu para informan juga

menyebutkan dan menjelaskan karakter dari tokoh yang ada. Riska berujar

bahwa ia tahu semua akan tokoh- tokoh yang ada di Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala. Seperti yang dijelaskan oleh Riska sebagai berikut:

“Iya tahu semua tokoh-tokohnya. Misal, Sissy karakternya romantis

kayak gitu, Digo juga sama romantis. Tristan agak cuek tapi juga

romantis. Nayla orangnya tu kayak lembut kayak gitu, trus kalo Galang

orangnya lucu banget sama Toby, Mamsky, Papsky juga.” (Wawancara

Riska, 17 April 2015).

Penilaian para informan terhadap pemeran dari tokoh- tokoh yang

bermain di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala terhadap peran masing- masing

tokoh dianggap sudah baik dalam memerankannya.Walaupun itu juga masih

ada informan yang menganggap bahwa ada juga aktor dan aktris yang belum

bagus dalam memerankan tokoh di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

Page 11: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

10

c. Kemampuan Mengingat dan Menjelaskan Isi Pesan

Penjelasan kembali mengenai apa yang diceritakan di Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala oleh para informan nampaknya sangat menggambarkan

bahwa para informan merupakan penonton setia Sinetron Ganteng- Ganteng

Serigala. Cerita tentang Nayla, Tristan, dan Galang menjadi sorotan utama bagi

informan.Begitu juga yang diceritakan kembali oleh Riska.

“….. ceritanya GGS itu tentang sepasang kekasih Nayla dan Tristan yang

lagi jatuh cinta kayak gitu, terus ada serigala yang juga cinta sama

Nayla,,Tristan juga cemburu kayaknya.” (Wawancara Riska, 17 April

2015)

Tidak lupa juga perebutan dan peperangan dari bangsa vampir dan

serigala akan perebutan darah suci menjadi sorotan informan.

d. Kemampuan Menilai Pesan yang Menarik

Ketertarikan informan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

jika dibandingkan dengan program acara lain nampaknya sangat tinggi. Seperti

yang menjadi alasan para informan, ketertarikan mereka menonton Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala karena tokoh dan ceritanya yang menarik. Novita

memberikan alasannya menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala sebagai

berikut:

“GGS itu ceritanya menarik, pemaine cantik-cantik sama ganteng-

ganteng.” (Wawancara Novita, 17 April 2015).

Selain dari wajah tampan dan cantik dari tokoh yang bermain di Sinetron

Ganteng- ganteng Serigala, ternyata tingkah laku dari tokoh juga menjadi daya

tarik tersendiri bagi Riska

e. Pengetahuan Tentang Adegan- Adegan di Sinetron Ganteng- Ganteng

Serigala

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala pun sempat mendapatkan sanksi

administratif penghentian sementara oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)

selama 3 (tiga) hari berturut-turut. Penerimaan sanksi dari KPI ini dikarenakan

dalam Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala ditemukan terjadi adegan yang

melanggar terhadap UU Penyiaran serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan

Standar Program Siaran (P3SPS) dan adegan tersebut berulang sehingga

Page 12: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

11

diberikanlah sanksi pemberhentian sementara kepada sinetron ini karena

sebelumnya juga mendapatkan sanksi administratif.

Adegan dalam Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang ditengarai

menjadi adegan tidak pantas adalah adegan mesra. Para informan dalam

penelitian ini pun juga menyetujui bahwa Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

ini adalah sinetron yang memiliki banyak adegan mesra yang dilakukan oleh

para tokoh-tokohnya

Adegan pelukan merupakan salah satu adegan tidak pantas yang disoroti

oleh KPI.Informan dalam hal ini berpendapat bahwa adegan pelukan yang ada

di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala tidaklah pantas.Apalagi dilakukan oleh

siswa-siswi yang memakai seragam sekolah. Menurut Kara, adegan pelukan

yang dilakukan di sekolah dan memakai seragam tidaklah pantas dan

melanggar kode etik.

“Uhh, sangat tidak pantas. Ya karena kan itu gimana ya, eehh, apa ya..ya

kalo pelukan di sekolah, pake seragam pula ya itu tadi melanggar kode

etik.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

Adegan pelukan memang dirasa kurang pantas apalagi di lingkungan

sekolah dan dilakukan oleh murid yang berbeda jenis. Lingkungan pendidikan

tidak semestinya dicampuri dengan tindakan tidak pantas oleh siswa-

siswinya.

3. Kemampuan dalam Mengevaluasi

a. Sikap, Perasaan atau Reaksi yang Dirasakan Setelah Menerima Pesan

dari Media

1) Perasaan ketika menonton dan tidak menonton Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala

Kegiatan menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang biasa

dilakukan hampir setiap hari ini, menjadikan kekecewaan tersendiri bagi

penonton apabila tidak menonton sinetron tersebut. Seperti yang

diungkapkan oleh Yulia yang apabila tidak menonton Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala,

Page 13: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

12

“Rasanya kecewa ya, karena terbiasa nonton setiap hari.” (Wawancara

Yulia, 10 April 2015).

Rasa yang timbul selain kecewa apabila tidak menonton Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala adalah rasa kekhawatiran akan ketinggalan

cerita yang disajikan pada episode yang tidak di tonton. Novita

mengungkapkan, perasaan yang biasa saja jika tidak menonton Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala, akan tetapi rasa takut ketinggalan akan cerita

tetap ada.

“Gak nonton ya biasa aja, tapi takut ketinggalan ceritanya gitu.”

(Wawancara Novita, 17 April 2015).

2) Kesamaan kisah di sinetron dengan realita

Kisah cerita yang ada di cerita Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

diakui informan ada yang sama dengan cerita di kehidupannya juga di

lingkungan sekitar informan. Ema mengungkapkan, bahwa cerita yang ada

di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala sama dengan kejadian terhadap

temannya.

“Iya itu ada, antara perebutan Nayla dengan Tristan dengan Galang

itu, pada teman saya juga.Perebutan teman saya dengan teman saya

yang memperebutkan seorang laki-laki.Tapi, pada akhirnya mereka ya

gak jadi apa-apa cuma jadi temen.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Akan tetapi informan lebih banyak mengatakan bahwa tidak ada

kesamaan cerita di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dengan cerita di

kehidupan maupun lingkungan sekitarnya seperti Yulia, Erdina, Novita, dan

Riska

3) Keinginan menjadi seperti tokoh Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

Mempertanyakan apakah ada keinginan seperti tokoh yang ada di

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, informan mengatakan bahwa tidak ada

keinginan seperti tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

Seperti yang diungkapkan oleh Erdina sebagai berikut:

“Nggak begitu pingin kayak tokoh-tokoh.Lebih pingin jadi diri sendiri

aja.”(Wawancara Erdina, 16 April 2015)

Selain itu informan lain, Kara, juga mengungkapkan bahwa tidak ada

keinginan seperti tokoh, Kara menganggap bahwa keiinginan menjadi

Page 14: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

13

seperti tokoh yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala tidak ada

manfaatnya.

4) Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala belum sesuai umur

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala sebenarnya merupakan tayangan

yang diperuntukkan bagi remaja, karena dilihat dari ceritanya saja berlatar

belakang anak SMA.Akan tetapi ternyata informan menganggap bahwa

sinetron yang mereka tonton yakni Ganteng- Ganteng Serigala belum sesuai

dengan umur mereka.Kara pun mengakui bahwa usianya yang masih di

bawah umur dan belum sesuai jika menonton Sinetron Ganteng- Ganteng

Serigala.

“Belum, karena saya juga masih di bawah umur. Karena sinetron itu

yang biasanya ditonton oleh anak remaja, karena ya saya masih

apa,,umur di bawah umur yang masih untuk melaksanakan belajar.”

(Wawancara Kara, 14 Mei 2015)

Pengakuan akan usia yang belum dewasa juga diakui oleh Riska.

Walaupun Riska tahu umurnya belum sesuai untuk menonton Sinetron

Ganteng- Ganteng, akan tetapi Riska tetap menonton Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala tersebut.

b. Mengungkapkan Informasi Apa Saja Yang Menyarankan atau

Memberikan Informasi Yang Berguna Bagi Pengguna

1) Sinetron GGS mengandung hal negatif dan positif

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang ditonton oleh para informan

dianggap memiliki hal positif walaupun di sisi lain sinetron seringkali

dianggap banyak mengandung hal yang negatif. Hal positif yang didapatkan

dari menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala menurut informan

mengatakan bahwa terhibur dengan program acara tersebut. Seperti yang

diungkapkan oleh Ema seperti berikut ini,

“Hal positifnya kita dapat terhibur dengan ceritanya yang menarik.”

(Wawancara Ema, 2 April 2015)

Benar adanya jika sinetron seringkali dianggap memiliki hal negatif,

dari adegan bahkan dampak yang ditimbulkan dengan menonton sinetron

tersebut.Selain itu adegan yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

Page 15: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

14

juga masih ada yang dianggap negatif oleh para informan, dari adegan

mesra sampai ciuman.

“……hal negatifnya adalah ketika ada adegan Digo dan Sissy saat

pelukan dan ciuman.” (Wawancara Yulia, 10 April 2015).

Nampaknya Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dirasa masih banyak

memiliki unsur negatif daripada positif menurut para informan.Kehadiran

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala menjadi sebuah hiburan adalah hal

positif dan adegan romantis oleh para pemainnya masih menjadi sesuatu

yang negatif bagi para informan.

2) Cerita Sinetron GGS tidak ada di lingkungan kita

Cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala mengenai tokoh

vampir dan serigala dianggap oleh Novita sebagai cerita yang tidak ada di

lingkungan kita. Seperti yang diungkapkan Novita sebagai berikut ini,

“Kalo yang vampir serigala tu gak ada, gak ada di dunia nyata, tu

kayaknya gak ada.” (Wawancara Novita, 17 April 2015)

Ema pun juga menyatakan bahwa cerita tentang perebutan darah suci

yang ada di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala adalah hal yang mustahil.

4. Kemampuan Mengkomunikasikan Pesan

a. Kegiatan mengkomunikasikan setelah menonton

Kegiatan informan dalam mengkomunikasikan cerita Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala yang ditontonnya sangat beragam.Tindakan

mengkomunikasikan setelah menonton terkait cerita dari Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala dalam bentuk bercerita maupun menyebarkan lewat media

kepada teman- teman mereka.

Seperti Ema yang menyebarkan kegiatan menceritakan kembali cerita

Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala lewat SMS (Short Message Service)

kepada teman- temannya.

“Pertama, membuat pos di SMS ke temen-temen trus kalo udah di

sekolahan diceritakan ke temen-temen sana-sini buat gosip, buat hiburan

waktu jam kosong atau istirahat.” (Wawancara Ema, 2 April 2015)

Page 16: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

15

Walaupun sudah menyebarkannya lewat SMS, Ema tetap bercerita secara

langsung kepada teman-temannya di sekolah.Sebagaimana juga dengan Yulia,

Yulia menceritakan adegan- adegan lucu yang ada di Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala secara langsung kepada teman- teman.

b. Usaha ketika tidak sempat menonton

Ketertinggalan akan cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

kadang terjadi jika tidak sempat menonton. Informan mengusahakan agar tidak

ketinggalan cerita apabila tidak sempat menonton dengan cara menanyakan

kepada teman terkait cerita yang tidak ditonton. Seperti Novita dan juga Ema

yang melakukan hal yang sama yaitu menanyakan kepada teman terkait

ketertinggalan cerita.

“Ya, kalo gak nonton ya tanya temen yang nonton.” (Wawancara

Novita, 17 April 2015).

Selain bertanya kepada teman, Ema juga menggunakan internet yaitu

youtube untuk melihat ketertinggalannya cerita dari Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala.Penggunaan media sosial seperti youtube oleh para informan

dimanfaatkan untuk mengakses episode Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala

yang tidak sempat mereka tonton.Selain itu menanyakan kepada teman adalah

tindakan yang para informan lakukan juga.

c. Memiliki lingkungan yang sama

Kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala bisa didapat karena adanya lingkungan yang sama juga

membicarakan terkait sinetron tersebut. Jika dilihat dari bagaiman para

informan mengkomunikasikan dan usaha yang dilakukan para informan apabila

tidak menonton dapat diketahui bahwa lingkungan juga mendukung dengan

adanya informasi yang didapat.Lingkungan dari para informan yang juga

membicarakan tentang Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala sebagaimana para

informan juga menyukainya. Seperti yang diutarakan oleh Novita,

“…sama temenku yang suka nonton GGS itu suka ngobrol tentang

sinetron itu..temen rumah, tetanggaku. (Wawancara Novita, 17 April

2015).

Page 17: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

16

Orang- orang di sekitar informan memiliki kesamaan akan pengetahuan

mengenai Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang membuat komunikasi

antara informan dengan lingkungannya menjadi lebih intens dan jelas.

d. Kegiatan like fanpages

Para informan juga memanfaatkan jejaring sosial untuk mengetahui info

terkait Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Memanfaatkan facebook dan

melakukan liking pada halaman- halaman yang berhubungan dengan Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala. Seperti yang dilakukan oleh Kara, Kara melakukan

liking halaman tokoh-tokoh Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala di

facebook.Seperti yang diutarakan Kara sebagai berikut,

“Kalo fanpages sih ada di facebook.Saya nge-likes tokoh- tokohnya

GGS gitu.” (Wawancara Kara, 14 Mei 2015).

Berhubungan dengan fanpages atau halaman untuk para fans Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala, Yulia juga mengikutinya di facebook. Bahkan

Yulia juga bergabung dengan obrolan admin di halaman Ganteng- Ganteng

Serigala

Analisis Data

1. Kegiatan Mengakses

Informan dalam penelitian ini mengakses televisi setiap hari dengan

intensitas yang lebih dari 3 jam. Seperti Ema dan Novita yang mengakses televisi

bahkan lebih dari 4 jam. Kegiatan mengakses televisi yang cukup tinggi itu,

mereka bisa dikatakan termasuk sebagai tipe penonton Heavy-viewers seperti

yang diperkenalkan Gerbner dalam Cultivation analysis, yaitu orang yang

menghabiskan waktu cukup banyak untuk menonton TV (Kriyantono, 2010:

285).Menurut informan dalam penelitian ini, mereka sebernarnya tidak ada tujuan

khusus dalam menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala. Mereka hanya

mencari hiburan dan menghilangkan rasa bosan dengan cara menonton Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala. Hal ini seperti yang dikatakan Nurudin poin penting

yang bisa kita lekatkan pada sinetron Indonesia yaitu tujuannya yang penting

adalah menghibur. Ini Bahkan bisa dikatakan “kodrat sinetron itu menghihur”.

Page 18: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

17

(https://www.academia.edu/5706785/Nurudin_Kodrat_Sinetron_itu_Menghibur_

Kata_Pengantar_Buku_TV_Menghibur_diri_Sampai_Mati_, diakses pada Rabu,

23 Desember 2015, pkl 20.51 WIB).

2. Kemampuan dalam Menganalisis

Mengidentifikasi pengirim pesan pada kemampuan literasi media dalam

menonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala oleh informan dalam penelitian ini

tertuju pada bagaimana informan menjelaskan mengenai tokoh- tokoh dan

karakteristiknya.Sebagian besar informan mengetahui dan mengenal semua tokoh

yang bermain di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, akan tetapi ada juga yang

mengaku bahwa tidak mengenal semuanya,

Pengetahuan tentang adegan- adegan di Sinetron Ganteng- Ganteng

Serigala yang mendapat teguran dari KPI oleh para informan sangat

beragam.Salah satu dari adegan yang ada yaitu pelukan. Menurut informan yaitu

Ema, adegan pelukan merupakan adegan biasa, akan tetapi jika adegan tersebut

dilakukan di sekolah tidaklah pantas. Adegan perkelahian yang juga menjadi

sorotan KPI dianggap oleh semua informan adalah hal yang biasa di sinetron

tersebut.Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala banyak memiliki adegan- adegan

yang tidak pantas.Hampir semua sinetron-sinetron remaja yang ada sekarang

mengekploitasi kekerasan, seksualitas dan kadang mengabaikan moralitas

(Alkhajar, 2009: 19).

3. Kemampuan dalam Mengevaluasi

Kemampuan dalam mengavaluasi adalah bagaimana individu mampu

menilai pesan yang diterima kemudian dibandingkan dengan perspektif sendiri.

Walaupun informan lain juga sebagai penonton tipe heavy viewer tidak

mempengaruhi dirinya mempunyai keinginan untuk menjadi seperti tokoh- tokoh

yang ada. Selain itu, beberapa informan yang mengatakan bahwa ada kesamaan

antara cerita di Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala dengan kisah yang ada di

sekitarnya, seperti Ema dan Kara. Terkait dengan adanya kesamaan cerita dengan

Page 19: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

18

realitas dari penonton Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala, ini menjadi salah satu

alasan mengapa sinetron digemari oleh penontonnya yaitu, menurut Wawan

Kuswandi karena isi pesannya sesuai dengan realitas sosial pemirsa (Kuswandi,

1996: 130).

4. Kemampuan Mengkomunikasikan Pesan

Komunikasi antar pribadi juga dilakukan oleh informan untuk mengetahui

cerita dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala yang tidak informan

tonton.Informan juga menggunakan youtube untuk mengakses episode yang tidak

ditontonnya. Wilbur Schramm dalam Effendy (1994: 62) menyatakan bahwa

komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang

disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of

reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences

and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Informan juga memanfaatkan

jejaring sosial yaitu facebook untuk mengetahui informasi terbaru dari Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala dan para tokohnya dengan caraliking fanpages dari

tokoh- tokoh dan halaman tentang Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala.

Kesimpulan

Remaja dengan tipe Heavy Viewer dalam menonton Sinetron Ganteng-

Ganteng Serigala sudah memiliki kemampuan literasi media yang cukup untuk

mengkritisi tayangan televisi yaitu sinetron terutama Ganteng- Ganteng

Serigala.Literasi media dengan kategori mengakses media terutama televisi, oleh

6 informan terbilang sangat tinggi.Sedangkan dalam hal menonton Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala oleh semua informan dalam penelitian ini memiliki

frekuensi yang tinggi pula.

Kemampuan dalam menganalisis informan sudah mampu menjelaskan

maksud dari sinetron yang harus ditonton setiap hari. Pengidentifikasian dari

tokoh- tokoh yang ada di sinetron beserta karakteristiknya didapati bahwa

sebagian besar informan mengetahui dan mengenal semua tokoh yang ada,

Page 20: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

19

akantetapi ada juga yang mengaku bahwa tidak mengenal semuanya. Sedangkan

untuk pengetahuan mengenai adegan- adegan yang disoroti oleh KPI di Sinetron

Ganteng- Ganteng Serigala yang kurang pantas, para informan berpendapat bahwa

hanyalah suatu peran yang dilakukan oleh para pemainnya saja.

Kemampuan dalam mengevaluasi, hal ini masing- masing dari 6 informan

memiliki perbedaan dalam hal tersebut, karena jawaban informan sangatlah

subjektif. Dengan kata lain bahwa informan sudah mampu menilai pesan yang

diterima, kemudian dibandingkan dengan perspektif sendiri

Kemampuan dalam mengkomunikasikan, informan mengkomunikasikan

pesan yang informan terima yaitu menceritakan kembali dan mengetahui akan

ketertinggalan informasi dari Sinetron Ganteng- Ganteng Serigala kepada orang

lain lewat komunikasi antar pribadi dengan orang lain.

Saran

1. Untuk remaja diharapkan lebih selektif dalam memilih tayangan- tayangan

yang berkualitas agar dapat membawa dirinya ke arah yang positif dan

mendapatkan informasi yang berguna pula bagi diri mereka.

2. Remaja juga harus mengedepankan betapa pentingnya literasi media dalam hal

membentengi diri untuk dampak dari tayangan- tayangan yang mereka tonton.

3. Untuk akademisi, pemerintah, maupun orang tua supaya dapat memberikan

pendidikan literasi media sejak dini kepada remaja maupun anak- anak dengan

kegiatan yang menunjang sehubungan dengan literasi media.

4. Untuk penelitian yang terkait dengan penelitian ini, peneliti harapkan dapat

menjadi sebuah sumbangan acuan untuk meneliti terkait penelitian literasi

media selanjutnya.

Daftar Pustaka

Adwiyanti, Wifi., dan Listyaningsih. (2015). Perilaku Anak Dalam Keluarga

Yang Gemar Menonton Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Di

Desa Cangkir Kecamatan Driyorejo-Gresik.Kajian Moral dan

Kewarganegaraan.02 (03).681-695.

Page 21: JURNAL LITERASI MEDIA REMAJA Studi Deskriptif … LITERASI MEDIA REMAJA_ARUM_SOFIAH.pdf1 LITERASI MEDIA REMAJA (Studi Deskriptif Kualitatif Literasi Media Dalam Menonton Tayangan Sinetron

20

Alkhajar, Eka Nada Shofa. (2009).“Televisi, Hiperealitas Remaja Dan Media

Literacy”, DalamAnomi Media Massa, Eka Nada Shofa Alkhajar, Dkk. Solo

: Katta.

Astuti, Santi Indra. (2010). Sinetron Remaja Dan Penonton Belia: Riset Audiens

Terhadap Penonton Sinetron Remaja. Jurnal Mimbar Vol. Xxvi (1). 17- 29.

Baksin, Askurifai. (2006). Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. (1993). Televisi Siaran Teori dan Praktek.Bandung:

Mandar Maju.

____________________. (1994). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek , Cet. 8,

Bandung: Remaja Rosdakarya.

____________________.(2004). Dinamika Komunikasi.Bandung : Remaja

Rosdakarya

Guntarto, B. (2011). Perkembangan Program Literasi Media di

Indonesia.Http://indonesia-medialiteracy.net/.Diakses pada Hari Selasa, 10

Februari 2015, Pukul 20.44 WIB.

Judhita, Christiany. (2013). Literasi Media Pada Anak Di Daerah Perbatasan

Indonesia Dan Timor Leste.Jurnal IPTEK Komunikasi.15 (1).47-62.

http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/bppkiyogyakarta/files/2013/07/04_A

rtikelChristiany Juditha-Juni-2013.pdf. Diakses pada Jumat, 28 November

2014, 11:47 WIB

Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana

Kuswandi, Wawan. (1996). Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.

Jakarta: Rineka Cipta

Monks, F.J, A.M.P Knoers dan Siti Rahayu Haditono. (1999). Psikologi

Perkembangan.Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Nielsen. (2014). Nielsen: Konsumsi Media Lebih Tinggi Di Luar

Jawa.Http://Www.Nielsen.Com/. Diakses Pada Rabu, 29 Oktober 2014

Pukul 23.27 WIB.

Nurudin.(2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

_______. (2011). Nurudin: Kodrat Sinetron itu Menghibur (Kata Pengantar Buku

TV Menghibur diri Sampai

Mati.Https://www.academia.edu/5706785/Nurudin_Kodrat_Sinetron_itu_Me

nghibur_Kata_Pengantar_Buku_TV_Menghibur_diri_Sampai_Mati_, diakses

pada Rabu, 23 Desember 2015, pkl 20.51 WIB

Triwardani, Reny.(2011). Televisi Dalam Ruang Keluarga: Menyoal Menonton

Televisi Sebagai Praktik Konsumsi Dalam Konfigurasi Ruang Domestik.

Jurnal Ilmu Komunikasi. 8 (2). Hal 190- 206

Wardhana, Veven Sp. (1994). Kapitalisme TV dan Strategi Budaya

Massa.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.