BUDAYA LITERASI -...

123
BUDAYA LITERASI (Model Pengembangan Budaya Baca Tulis Berbasis Kecerdasan Majemuk Melalui Tutor Sebaya)

Transcript of BUDAYA LITERASI -...

Page 1: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

BUDAYA LITERASI

(Model Pengembangan Budaya Baca Tulis Berbasis Kecerdasan Majemuk Melalui Tutor Sebaya)

Page 2: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

ii

UU No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Fungsi dan Sifat hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak

Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak Terkait Pasal 49 1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang

pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya.

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Page 3: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

iii

BUDAYA LITERASI (Model Pengembangan Budaya Baca Tulis Berbasis

Kecerdasan Majemuk Melalui Tutor Sebaya)

Page 4: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

iv

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

GUSTINI, Neng Budaya Literasi (Model Pengembangan Budaya Baca Tulis Berbasis Kecerdasan

Majemuk Melalui Tutor Sebaya)/oleh Neng Gustini, Dede Rohaniawati, dan Anugrah Imani.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta: Deepublish, Juni 2016.

viii, 115 hlm.; Uk:15.5x23 cm ISBN 978-602-401-377-6 1. Bahasa I. Judul

410

Hak Cipta 2016, Pada Penulis

Desain cover : Herlambang Rahmadhani Penata letak : Invalindiant Candrawinata

Jl. Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman

Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581 Telp/Faks: (0274) 4533427

Website: www.deepublish.co.id www.penerbitdeepublish.com e-mail: [email protected]

PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)

Anggota IKAPI (076/DIY/2012)

Copyright © 2016 by Deepublish Publisher All Right Reserved

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Page 5: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

v

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan Puji dan syukur ke hadirat Illahi Rabbi yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan

kemampuan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan naskah buku

berbasis penelitian yang berjudul, BUDAYA LITERASI (Model

Pengembangan Budaya Baca Tulis Berbasis Kecerdasan Majemuk

Melalui Tutor Sebaya). Buku ini disusun sebagai salah satu wujud

pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu penulisan, pengajaran

dan pengabdian pada masyarakat. Kami mengucapkan terima kasih atas

bantuan dan dukungan dari pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu

per satu, yang telah memotivasi kami untuk menyelesaikan buku ini, baik

secara moril maupun material. Terutama kepada pihak Pendidikan Tinggi

Islam Kementerian Agama (Diktis Kemenag) yang telah membiayai

penelitian ini sehingga menjadi sebuah buku yang layak dibaca oleh

semua.

Tidak menutup kemungkinan bahwa dalam penyusunan buku ini

masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan kami.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dengan bekal pengetahuan

yang dimiliki untuk mencapai hasil yang terbaik. Maka, demi perbaikan

dan penyempurnaan laporan ini, kami menerima kritik dan saran yang

konstruktif dari pembaca.

Semoga buku ini dapat menjadi bekal ilmu pengetahuan bagi

pembaca dan menjadikan rahmat yang tak putus bagi kami. Amin Yaa

Rabbal ‘alamiin

Bandung, Desember 2015

Penulis

Page 6: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................ 12

C. Signifikansi Penulisan ........................................................ 13

BAB II PENGEMBANGAN BUDAYA BACA TULIS ................ 15

A. Pengertian Membaca .......................................................... 15

B. Pengertian Menulis ............................................................. 19

C. Hubungan Membaca dan Menulis .................................... 26

D. Budaya Baca Tulis ............................................................... 28

E. Pengembangan Model Budaya Baca ................................. 33

BAB III MULTIPLE INTELLIGENCE (KECERDASAN

MAJEMUK) ........................................................................ 37

A. Teori Kecerdasan Majemuk................................................ 37

B. Macam-macam Kecerdasan Majemuk .............................. 40

C. Kritikan Terhadap Teori Kecerdasan Majemuk ............... 46

BAB IV PEER TUTOR (TUTOR SEBAYA) ................................... 49

A. Pengertian Peer Tutor .......................................................... 49

B. Manfaat Pembelajaran dengan Peer Tutor ......................... 50

C. Implementasi Peer Tutor ..................................................... 51

Page 7: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

vii

D. Implementasi Pengembangan program budaya

baca melalui Peer Tutor ....................................................... 56

E. Kelebihan dan Kekuarangan Peer Tutor/Tutor

Sebaya .................................................................................. 56

BAB V METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 59

A. Jenis Penelitian .................................................................... 59

B. Pendekatan Penelitian ........................................................ 59

C. Teknik Penetapan Responden ........................................... 61

D. Instrumen Penelitian .......................................................... 62

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 62

F. Teknik Analisis Data .......................................................... 63

BAB VI MODEL PENGEMBANGAN BUDAYA BACA

TULIS BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK

MELALUI TUTOR SEBAYA ............................................ 65

A. Kondisi Objektif Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ......... 65

B. Model Pengembangan Budaya Baca Tulis Berbasis

Kecerdasan Majemuk Melalui Tutor Sebaya .................... 77

C. Temuan pada Penelitian Model Pengembangan

Budaya Baca Tulis Berbasis Kecerdasan Majemuk

Melalui Tutor Sebaya ......................................................... 83

BAB VII PENUTUP ........................................................................... 89

A. Simpulan ............................................................................. 89

B. Rekomendasi ....................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. 97

CURRICULUM VITAE .................................................................... 113

Page 8: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

viii

Page 9: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini banyak sekali tantangan kehidupan

remaja, khususnya Mahasiswa. Banyak dampak yang terasa, baik

secara positif maupun negatif. Masa remaja yang dikenal dengan

masa transisi atau pencarian jati diri mengakibatkan mudahnya

remaja saat ini menerima tren ataupun gaya hidup baru yang ada

di sekitarnya. Tidak hanya sekedar tren, dalam penyerapan

informasi pun kalangan remaja dapat dikatakan sebagai kalangan

‚tersensitif‛ dalam menyerap informasi yang ada. Informasi

sangatlah dibutuhkan bagi kalangan mana pun. Adapun media

yang disediakan untuk mendapat informasi yaitu media elektronik

berupa: TV, radio, dan internet. Selain itu media cetak berupa

koran, majalah, dsb. Walaupun memiliki fungsi yang sama yaitu

menyajikan informasi, namun kedua jenis media tersebut memiliki

keunggulan masing-masing yang dapat meningkatkan minat dari

para pengguna informasi untuk memilih mana yang lebih baik

antara media cetak dan media elektronik.

Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman

menyebabkan berbagai kalangan memilih segala sesuatu secara

praktis. Inilah yang terjadi pada saat sekarang terutama remaja.

Dalam pengambilan informasi yang dibutuhkan, para remaja saat

ini saat enggan untuk membaca dalam bentuk kertas seperti koran

Page 10: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 2 -

dan majalah. Mereka cenderung hanya ingin mengakses apapun

yang mereka inginkan melalui media elektronik. Hal ini

menyebabkan media cetak secara perlahan mulai diabaikan di

kalangan remaja.

Berikut hasil survei antara penggunaan media cetak dan

media elektronik:

Survei ini dilakukan terhadap 13 mahasiswa dan mahasiswi

usia 19 sampai dengan 21 tahun. Dapat dilihat bahwa media

elektronik sangat mendominasi minat para remaja khususnya

mahasiswa dalam pencarian informasi yang mereka butuhkan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan para

remaja menggunakan media elektronik karena praktis dan menarik.

Namun, belum ada pemikiran lebih lanjut tentang berapa biaya

yang dipergunakan apabila kita menggunakan media elektronik.

Sedangkan alat untuk mengakses informasi melalui media

elektronik semakin banyak dan beraneka ragam sesuai dengan

perkembangan teknologi dan zaman. BPS tahun 2006

mempublikasikan, membaca bagi masyarakat Indonesia belum

menjadikan kegiatan sebagai sumber untuk mendapatkan

Page 11: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 3 -

informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan

mendengarkan radio (40,3%) dari pada membaca (23,5%). Artinya,

membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5%

dari total penduduk Indonesia. Masyarakat lebih suka

mendapatkan informasi dari televisi dan radio dari pada membaca.

Dengan data ini terbukti bahwa membaca belum menjadi

kebutuhan bagi masyarakat. Membaca belum menjadi prioritas

untuk mendapatkan ilmu dan informasi yang baru. Membaca

masih menjadi kebutuhan pelengkap dan tidak dijadikan sebagai

sebuah tradisi dalam kehidupan.

Budaya membaca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan

pendidikan suatu bangsa. Kegiatan membaca merupakan hal yang

sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Parameter kualitas

suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi pendidikannya. Pendidikan

selalu berkaitan dengan kegiatan belajar. Belajar selalu identik

dengan kegiatan membaca karena dengan membaca akan

bertambahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang.

Pendidikan tanpa membaca bagaikan raga tanpa roh. Fenomena

‚pengangguran intelektual‛ tidak akan terjadi apabila masyarakat

memiliki semangat membaca yang membara.

Sayangnya, di Indonesia masih terdapat fenomena

‚pengangguran intelektual‛ karena minat membaca masyarakatnya

masih dikatakan rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh

International Education Achievement (IEA) pada awal tahun 2000

menunjukkan bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia

menduduki urutan ke 29 dari 31 negara yang diteliti di Asia,

Afrika, Eropa dan Amerika. Dengan demikian tidaklah

mengherankan bila Indeks kualitas sumber daya manusia (Human

Page 12: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 4 -

Development Index/HDI) di Indonesia juga rendah. Hal ini sesuai

dengan survei yang dilakukan oleh UNDP pada tahun 2005 bahwa

HDI Indonesia menempati peringkat 117 dari 175 negara.

Begitu Juga dengan budaya menulis di kalangan mahasiswa

masih sangat rendah. Kondisi ini sesuai dengan survei atau

penelitian.

Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa

sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami

pembaca (Tarigan, 1986:21). Membaca dan menulis adalah

keterampilan yang saling melengkapi. Tidak ada yang perlu

ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang

dapat dibaca kalau belum ada yang ditulis. Ada pepatah yang

mengatakan untuk mengenal dunia maka membacalah, dan

untuk dikenal dunia maka menulislah. Pepatah ini

mengingatkan kita bahwa betapa pentingnya arti tulisan bagi

seseorang. Budaya untuk menulis di kalangan civitas

akademika di perguruan tinggi pun masih tergolong rendah.

Walaupun saat ini perguruan tinggi terus mendorong minat

menulis mahasiswa dan dosennya, banyak kalangan civitas

akademika yang mengalami kesulitan untuk menuangkan

pemikirannya menjadi sebuah tulisan yang baik dan menarik

untuk dibaca. Menulis masih belum menjadi budaya

dikalangan civitas akademika.

(http://www.telkomuniversity.ac.id/article/pentingnya-

menciptakan-budaya-menulis-di-perguruan-tinggi#sthash.)

Mayoritas dosen dan mahasiswa tidak terampil menulis,

terbukti dengan jumlah publikasi yang rendah, yakni berada

pada urutan ke-92 di bawah Malaysia, Nigeria dan Thailand

(Alwasilah, 2000). Indonesia setiap tahunnya hanya mampu

menerbitkan 3-4 ribu judul buku baru. Padahal Amerika pada

tahun 1990 menerbitkan judul buku baru sebanyak 77.000

Page 13: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 5 -

buah, Jerman Barat sebanyak 59.000 buah, Inggris sebanyak

43.000 buah, Jepang sebanyak 42.000 buah dan Prancis

sebanyak 37.000 buah. Data lain menunjukkan bahwa

perbandingan antara jumlah koran dengan jumlah penduduk

di Indonesia 1:41,53, sementara di Inggris satu koran dibaca

oleh 3,16 orang, di Jerman 3,19 orang, dan Amerika Serikat

4,43 orang. (File.upi.edu)

Keadaan ini juga terjadi di perguruan tinggi, berdasarkan

studi pendahuluan melalui survei awal. Bila dianalisis rendahnya

kebiasaan baca di Indonesia disebabkan karena beberapa faktor. Di

antaranya yaitu: 1) Warisan budaya membaca, Budaya baca

memang belum pernah diwariskan nenek moyang. Kita hanya

terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara

verbal atau lisan yang diceritakan oleh orang tua, nenek, dan tokoh

masyarakat. Sehingga tidak ada pembelajaran secara tertulis yang

dapat menimbulkan kebiasaan membaca.

Kebiasaan membaca dipengaruhi oleh faktor determinisme

genetic, yakni warisan orangtua. Seseorang yang gemar membaca

dibesarkan dari lingkungan yang cinta membaca. Lingkungan

terdekatnya inilah yang akan memengaruhi seseorang untuk

mendekatkan diri pada bacaan, jadi seseorang tidak suka membaca

karena memang sejak kecil dibesarkan oleh orangtua yang tidak

pernah mendekatkan dirinya pada bacaan.

Di negara maju, seperti Jepang, budaya membaca adalah

suatu kebiasaan yang telah menjadi kebutuhan bagi

masyarakatnya. Ibarat sandang, pangan dan papan, membaca

merupakan bagian dari kehidupan mereka tiap harinya. Sajidiman

Surjohadiprojo (1995), ketika menjabat sebagai duta besar Jepang

mengatakan bahwa yang paling membedakan bangsa Indonesia

Page 14: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 6 -

dengan bangsa Jepang adalah kemampuan adaptifnya, termasuk

kemampuan membaca dan mempelajari budaya bangsa lain. Tidak

akan dijumpai orang Jepang melamun dan mengobrol di kereta api

bawah tanah, kegiatan mereka kalau tidak tidur tentu membaca, 2)

Sistem pembelajaran di Indonesia, Sistem pembelajaran di

Indonesia telah membuat siswa cenderung pasif dan hanya

mendengarkan guru mengajar di kelas daripada mencari informasi

atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di sekolah dengan

membaca buku sebanyak-banyaknya. Misalnya saja PR yang

diberikan oleh guru, kebanyakan PR tersebut berbentuk

mengerjakan soal-soal di buku paket atau LKS. Berarti hanya

melanjutkan tugas dan soal yang belum selesai dikerjakan di

sekolah. Sebaiknya PR yang diberikan lebih berbentuk sebuah

proyek yang menyenangkan, di mana anak dituntut untuk banyak

membaca dari berbagai literatur. Wawasan mereka lebih

berkembang sehingga perlahan akan terbina iklim membaca.

Membaca bukan dianggap sebagai hal yang membosankan dan

tidak menarik, melainkan sebagai hal menyenangkan bagi siswa.

Di beberapa negara maju, siswa SMA berkewajiban

menamatkan buku bacaan dengan jumlah tertentu sebelum mereka

lulus sekolah. Seperti data yang terdapat di salah satu banner di

rumah puisi milik sastrawan nasional, Taufik Ismail, bahwa

misalnya di Jerman, Perancis dan Belanda mewajibkan siswanya

harus menamatkan hingga 22-32 judul buku (1966-1975), di Jepang

15 judul buku (1969-1972), di Malaysia 6 judul Buku (1976-1980),

Singapura 6 judul buku (1982-1983), di Thailand 5 judul buku

(1986-1991), sedangkan di Indonesia sejak tahun 1950-1997 nol buku

Page 15: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 7 -

atau tidak ada kewajiban untuk menamatkan satu judul buku pun.

Kondisi ini pun masih berlangsung hingga sekarang.

Kepedulian pemerintah dalam sistem pendidikan sangat

berpengaruh terhadap kemajuan bangsa itu sendiri. Jepang yang

pada tahun 1945 dibom oleh sekutu hingga dua kotanya hancur

luluh, untuk bangkit pertama kali yang dilakukan adalah dengan

mengumpulkan para guru karena Jepang yakin, bahwa mereka

akan dapat bangkit dan kembali menjadi salah satu negara

terkemuka di dunia adalah melalui kepeduliannya dengan

pendidikan. 3) Teknologi dan berbagai tempat hiburan, Munculnya

permainan (game) yang makin canggih dan variatif serta tayangan

televisi yang semakin menarik, telah mengalihkan perhatian anak

dari buku. Tempat hiburan yang makin banyak didirikan juga

membuat anak-anak lebih banyak meluangkan waktu ke tempat

hiburan daripada membaca buku. 4) Minimnya sarana untuk

memperoleh bacaan, masih minimnya sarana untuk memperoleh

bacaan juga menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya

kebiasaan baca masyarakat Indonesia. Andaipun harus membeli,

harga buku yang ada di pasaran relatif mahal. Hal ini

menyebabkan orang tua tidak membelikan buku bacaan tambahan

selain mengutamakan buku-buku yang diwajibkan oleh sekolah.

Apalagi kondisi ekonomi masyarakat yang kurang mampu,

jangankan terpikir untuk membeli buku bacaan, untuk memiliki

ongkos pergi ke sekolah pun terkadang menjadi hambatan bagi

mereka.

Kebiasaan baca masyarakat Indonesia masih rendah. Kondisi

saat ini tercatat satu buku dibaca sekitar 80.000 penduduk

Indonesia. Hal ini dikatakan oleh Direktur Eksekutif Kompas

Page 16: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 8 -

Gramedia, Suwandi S Subrata, sebagaimana ditulis dalam laman

www.kompas.com pada Rabu (29/2) yang menyebutkan bahwa

pada tahun 2011 tercatat produksi buku di Indonesia sekitar 20.000

judul buku. Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang

sekitar 240 juta, angka ini sangat miris.

Oleh karena itu, perlu adanya model pengembangan budaya

baca dan tulis untuk meningkatkan dan mengembangkan budaya

baca dan tulis. Adapun model yang diajukan adalah melalui peer

tutor yang memfasilitasi peserta didik agar dapat membaca buku

dan menulis. Namun, sayangnya sarana pengembangan untuk

memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan,

komunitas masih merupakan barang aneh dan langka. Jumlah

perpustakaan umum masih tergolong sedikit dan koleksi buku-

buku di perpustakaan sekolah cenderung terbatas.

Jika demikian kondisinya, maka wajarlah jika kebiasaan baca

bangsa ini rendah. Sebab, pemerintah sebagai pembuat kebijakan

yang mengatur hal ini terutama pihak yang terkait seperti

Kementerian Pendidikan, belum memiliki kebijakan yang mampu

membuat bangsa ini merasa perlu membaca. 5) Sifat malas yang

merajalela, Lingkungan saat ini sudah sangat modern. Namun,

tidak dengan sendirinya kita sebagai manusia dapat dikatakan

menjadi modern. Karena kita baru bisa dikatakan modern kalau

dapat mengubah perilaku dan pola pikir kita. Ciri-ciri manusia

modern adalah jika ia mau membuka diri terhadap pengalaman

baru, inovasi dan perubahan, bukan hanya sekedar malas-malasan.

Masyarakat di negara maju telah memiliki motivasi intrinsik

untuk membaca. Mereka memahami arti pentingnya membaca,

yaitu merupakan aktivitas vital yang harus diselami jika ingin

Page 17: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 9 -

sukses di dunia ini. Pangan, sandang, dan papan adalah kebutuhan

primer manusia secara fisik (badan), sedangkan buku dan bahan

bacaan lainnya adalah kebutuhan primer manusia secara non-fisik,

rohani (kebutuhan otak).

Setiap individu memiliki kecerdasan, Howard Gardner

(http:visiuniversal.blogspot.com/2014/03) dalam studinya perihal

kecerdasan manusia ditemukan bahwa pada hakikatnya setiap

manusia memiliki tujuh (kemudian ditambahkan dua menjadi

sembilan) spektrum kecerdasan yang berbeda-beda dan

menggunakannya dengan cara-cara yang sangat individual. Teori

kecerdasan ini disebut dengan teori kecerdasan jamak atau dikenal

sebagai multiple intelligences.

Multiple intelligence (Kecerdasan Majemuk) adalah sebuah

penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu

menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan

menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini merupakan alat untuk

melihat bagaimana pikiran manusia mengoperasikan dunia, baik

itu benda-benda yang konkret maupun hal-hal yang abstrak. Bagi

Gardner tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada anak

yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan.

Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan

anak, orang tua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat

merancang sebuah metode khusus.

Gardner mengemukakan definisi kecerdasan yang berbeda

untuk mengukur cakupan yang lebih luas potensi manusia, baik

anak-anak maupun orang dewasa. Gardner membaginya dalam 8

kecerdasan yang terdiri dari Word Smart (kecerdasan linguistik),

Logic Smart (kecerdasan logika matematika), Body Smart

Page 18: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 10 -

(kecerdasan fisik), Picture Smart (kecerdasan visual spasial), Self

Smart (kecerdasan intrapersonal), People Smart (kecerdasan

interpersonal), Music Smart (kecerdasan musikal), dan Nature Smart

(kecerdasan naturalis). Kedelapan kecerdasan tersebut dapat saja

dimiliki individu, hanya saja dalam taraf yang berbeda, selain itu

kecerdasan ini juga tidak berdiri sendiri, terkadang bercampur

dengan kecerdasan yang lain. Implikasi teori multiple intelligences

dalam proses pendidikan dan pembelajaran adalah bahwa pengajar

perlu memperhatikan modalitas kecerdasan dengan cara

menggunakan berbagai strategi dan pendekatan sehingga anak

akan dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

Terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat dipilih sehingga

sesuai dengan cara dan gaya belajar anak. Hal ini merupakan

kekuatan agar anak dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan

yang lebih penting adalah rasa senang dan nyaman dalam belajar

dan dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan

dan kebutuhannya yang berbeda-beda tersebut. Dalam hal ini

peningkatan budaya baca dan tulis berbasis kecerdasan majemuk

(multiple intelligence) dimaksudkan bahwa kebiasaan baca individu

disesuaikan dengan modalitas kecerdasannya masing-masing.

Merujuk kondisi-kondisi tersebut perlu adanya model yang

tepat untuk mengembangkan budaya baca dan tulis mahasiswa.

Maka dari itu, penulis mengajukan sebuah teknik, yaitu peer tutor

(tutor teman sebaya). Tutor sebaya merupakan suatu bentuk

pendidikan psikologis yang disengaja dan sistematik. Bimbingan

sebaya ini memungkinkan mahasiswa untuk memiliki

keterampilan-keterampilan guna mengimplementasikan

pengalaman kemandirian dan kemampuan mengontrol diri yang

Page 19: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 11 -

sangat bermakna bagi remaja secara khusus. bimbingan teman

sebaya tidak memfokuskan pada proses berpikir, proses-proses

perasaan dan proses pengambilan keputusan. Dengan cara yang

demikian, tutor sebaya memberikan kontribusi pada dimilikinya

pengalaman yang kuat yang dibutuhkan oleh para remaja

yaitu respect. (Carr, 1981: 4).

Tutor teman sebaya dianggap penting karena pada dasarnya

sebagian besar remaja lebih sering membicarakan masalah-masalah

mereka dengan teman sebaya dibandingkan dengan orang tua, atau

guru di sekolah atau dosen di kampus, untuk masalah yang

dianggap sangat serius pun mereka bicarakan dengan teman

sebaya mereka. Apabila terdapat remaja yang akhirnya

menceritakan masalah serius yang mereka alami kepada orang tua,

atau guru, biasanya karena sudah terpaksa (pembicaraan dan

upaya pemecahan masalah bersama teman sebaya mengalami jalan

buntu). Hal tersebut terjadi karena remaja memiliki keterkaitan

serta ikatan terhadap teman sebaya yang kuat. Kelekatan yang

terjadi antara remaja, antara lain karena remaja merasa bahwa

orang dewasa tidak dapat memahami mereka dan mereka yakin

bahwa hanya sesama merekalah dapat saling memahami.

Steinberg, mengemukakan bahwa keadaan yang demikian sering

menjadikan remaja sebagai suatu kelompok yang eksklusif.

Fenomena ini muncul sebagai akibat dari berkembangnya

karakteristik personal fable yang didorong oleh perkembangan

kognitif dalam masa formal oprations (Santrock, 2004: 204).

Keeratan, keterbukaan dan perasaan senasib di antara sesama

remaja dapat menjadi peluang bagi upaya memfasilitasi

perkembangan remaja. Pada sisi lain, beberapa karakteristik

Page 20: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 12 -

psikologis remaja (emosional dan labil) juga merupakan tantangan

bagi layanan yang memanfaatkan peer helper/peer tutor.

Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi

pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya

(Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia

& Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001)

mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan

sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap

yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman

menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara

berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan

sebagainya (Conger, 1991). Remaja yang bermasalah lebih senang

bercerita pada sahabatnya, daripada memilih guru

pembimbingnya. Memanfaatkan momentum inilah perlunya

dibentuk bimbingan teman sebaya.

B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan mendeskripsikan program budaya baca dan

tulis mahasiswa di perguruan tinggi sebelum menggunakan

peer tutor (tutor sebaya).

2. Mendeskripsikan proses implementasi pengembangan

budaya baca dan tulis mahasiswa berbasis kecerdasan

majemuk (multiple intelligences) melalui peer tutor (tutor

sebaya).

3. Menjelaskan hasil pengembangan budaya baca dan tulis

mahasiswa berbasis kecerdasan majemuk melalui peer tutor

(tutor sebaya)

Page 21: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 13 -

C. Signifikansi Penulisan

Hasil penulisan buku ini diharapkan dapat bermanfaat dan

bersignifikansi, baik secara:

1. Teoretis, sebagai bahan acuan atau referensi dalam bidang

bahasa, dan khususnya bidang yang lainnya seperti:

bimbingan karier dan belajar atau akademik dalam

mengembangkan program budaya baca dan tulis mahasiswa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Dan dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan budaya

baca dan Tulis di kalangan mahasiswa pada khususnya, dan

masyarakat Indonesia pada umumnya dalam rangka

peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dan dapat

dijadikan sebagai acuan dalam upaya pengembangan budaya

baca para peserta didiknya agar dapat berprestasi lebih baik

di masa yang akan datang.

2. Praktis, sebagai bahan informasi dan model bimbingan dan

tutorial bagi dosen mata kuliah Bimbingan konseling dan

bahasa dalam rangka mengembangkan sumber belajar

terutama bahan ajar perkuliahan yang berkaitan dengan

bimbingan karier dalam meningkatkan kebiasaan baca dan

tulis (literasi). Dan dapat dijadikan sebagai bahan kajian

belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri dan

memberdayakan mahasiswa, pada khususnya dan

meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya,

mendeskripsikan program budaya baca dan tulis mahasiswa

dengan memetakan kecerdasannya.

Page 22: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 14 -

Page 23: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 15 -

BAB II

PENGEMBANGAN BUDAYA BACA TULIS

A. Pengertian Membaca

Menurut Ma’mur (2010: 138) ‚Membaca merupakan kegiatan

rutin yang tidak dapat dipisahkan dari gaya kehidupan manusia

modern, terlebih lagi dalam dunia pendidikan‛. Membaca adalah

proses interaktif yang berlangsung antara pembaca dan teks,

sehingga pembaca menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan

strategi untuk menentukan apa makna yang terkandung di dalam

teks. Menurut Byrne dalam jurnal nya yang berjudul ‚Modules for

the Professional Preparation of Teaching Assistants in Foreign Language‛

tahun 1998 menjelaskan bahwa pengetahuan membaca meliputi:

1. Kompetensi linguistik: kemampuan untuk mengenali unsur-

unsur sistem tulisan; pengetahuan kosakata; pengetahuan

tentang bagaimana kata-kata menjadi kalimat terstruktur.

2. Kompetensi Wacana: pengetahuan tentang membuat wacana

dan bagaimana teks saling berhubungan satu sama lain.

3. Kompetensi Sosiolinguistik: pengetahuan tentang berbagai

jenis teks dan struktur untuk mengetahui perbedaan antara

teks dan struktur tersebut.

4. Kompetensi strategis: kemampuan untuk menggunakan

strategi top-down, serta pengetahuan tentang bahasa (strategi

bottom-up).

Jadi, tujuan membaca adalah untuk menentukan

pengetahuan yang spesifik, keterampilan, dan strategi yang perlu

Page 24: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 16 -

untuk dipahami oleh pembaca. Hasil bacaan adalah ketika pembaca

tahu keterampilan dan strategi yang tepat untuk jenis teks, dan

memahami bagaimana menerapkannya untuk mencapai tujuan

membaca. Rivers & Temperley (1978: 187) menyatakan bahwa ada

tujuh tujuan utama membaca:

a. Untuk memperoleh informasi dengan maksud karena kita

ingin tahu tentang beberapa topik.

b. Untuk mendapatkan petunjuk tentang cara melakukan

beberapa pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari (misalnya,

mengetahui bagaimana sebuah alat bekerja);

c. Untuk bertindak dalam bermain, bermain game, melakukan

teka-teki;

d. Untuk tetap berhubungan dengan teman-teman melalui

korespondensi atau untuk memahami surat bisnis;

e. Untuk mengetahui kapan atau di mana sesuatu akan terjadi

atau apa yang tersedia;

f. Untuk mengetahui apa yang terjadi atau telah terjadi (seperti

yang dilaporkan dalam surat kabar, majalah, laporan);

g. Untuk hobi atau kesenangan.

Membaca juga dapat diartikan sebagai proses belajar untuk

mengucapkan kata. Spesialis di bidang pendidikan, percaya bahwa

membaca melibatkan lebih dari proses keterampilan lain dan

berpikir (Morrison, 1968: 22). Kegiatan membaca dapat dilakukan

dari sejak kecil, mengenalkan gambar dan teks dalam buku serta

membacakannya pada seorang anak dapat merangsang

kemampuan berkomunikasi mereka. Menurut Nunan (1999: 249)

membaca memiliki pendekatan top-down dan bottom-up. Dalam

pendekatan bottom-up pembaca melihat bacaan sebagai proses

decoding atau simbol yang ditulis setara. Sedangkan dalam

Page 25: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 17 -

pendekatan top-down bahwa belajar membaca tentunya harus

melibatkan proses yang sama misalnya, pembaca yang fasih dapat

mengenali kata-kata berdasarkan sudut pandangnya. Davies dalam

jurnal nya ‚Introducing Reading‛ tahun 1995 menetapkan ada empat

jenis membaca yaitu:

1) Membaca reseptif, yang merupakan cepat, membaca otomatis

yang kita lakukan ketika kita membaca narasi;

2) Membaca reflektif, di mana kita berhenti sejenak dan

merenungkan apa yang telah kita baca;

3) Skimming, di mana kita membaca cepat untuk membangun

secara umum apa yang terkandung dalam teks;

4) Scanning, atau mencari informasi tertentu.

Membaca dapat membantu seseorang menjadi sadar tentang

perbedaan teks dan strategi yang mereka gunakan untuk membuat

makna ketika mereka membaca, memiliki rasa kontrol atas proses

berpikir mereka sendiri, dan untuk menjadi pembaca kritis. Dalam

hal ini mahasiswa sebagai subjek harus terlebih dahulu mampu

memahami apa yang dikatakan dalam teks sebelum mereka dapat

memproses informasi ke tingkat yang lebih tinggi. Untuk membuat

mahasiswa memahami dalam membaca, area isi bacaan harus

diajarkan di kedua keterampilan dan proses yang diperlukan untuk

belajar dari teks.

Anderson & Nunan (2008: 5) menyebutkan bahwa ada tiga

jenis utama dari teks sekolah dengan pendekatan yang berbeda dari

bagian pembaca:

1) Informasi-terfokus, umumnya menyajikan informasi yang

diselenggarakan di sub kategori logis dan menggunakan pola

teoretis sebab akibat;

2) Konsep-terfokus, yang biasa digunakan dalam teks ilmu;

Page 26: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 18 -

3) Proses berfokus teks, umumnya ditemukan dalam teks

matematika. Jadi, isi teks berbeda karena setiap tubuh

pengetahuan memiliki kerangka sendiri.

Hal ini mengasumsikan bahwa peserta didik khususnya

mahasiswa harus mampu belajar dari berbagai teks. Membaca

adalah strategi untuk membantu peserta didik untuk berkembang

menjadi pembaca mandiri yang strategis dapat menulis untuk

memperoleh pengetahuan baru dalam mata kuliah mereka

Anderson & Nunan (2008: 6) Sebenarnya, itu menjadi tantangan

bagi dosen untuk membantu mahasiswa mengembangkan strategi

mereka dalam membaca dan berinteraksi dengan teks, karena

sebagian besar peserta didik tidak memiliki latar belakang

pengetahuan untuk memahami informasi yang disajikan.

Tujuan membaca adalah untuk belajar hal yang relevan

dengan latar belakang pengetahuan. Mahasiswa mempunyai tujuan

berbeda, karena itu dosen perlu memastikan bahwa mereka

memiliki tujuan yang jelas untuk membaca sebelum melibatkannya

dalam kegiatan membaca untuk fokus pada proses membaca.

Tujuan utama ini adalah dapat tercapainya program membaca di

perguruan tinggi khususnya di kalangan mahasiswa supaya

mereka bagus dalam kemampuan akademik sehingga membantu

mereka dalam mengembangkan pribadi melalui budaya baca tulis.

Selain itu, tujuan dari membaca adalah untuk

mengembangkan literasi konten. Anderson & Nunan (2008: 7)

mengatakan bahwa literasi sebagai kemampuan untuk

menggunakan membaca dan menulis untuk akuisisi konten baru

dalam disiplin ilmu tertentu. Hal ini akan terjadi jika peserta didik

dapat memahami isi informasi dari apa yang mereka baca. Untuk

Page 27: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 19 -

memudahkan literasi, para guru dapat mentransfernya di

kehidupan nyata, sehingga peserta didik dapat melihat nilai apa

yang mereka pelajari di sekolah dan menerapkannya di luar

sekolah. Miller (2000: 3), literasi berkembang dalam berbagai

konteks yang bervariasi. Itulah sebabnya bahwa membaca dan

menulis sangat erat kaitannya.

B. Pengertian Menulis

Menulis erat kaitannya dengan membaca, karena orang yang

terbiasa menulis berarti dia terbiasa membaca sebagaimana yang

dikutip dalam Ma’mur (2010: 112) membatasi menulis sebagai

proses menyusun dan menyunting teks dalam berbagai bagian

yang mengambil tiga bentuk: batasan struktur, batasan isi, dan

batasan tujuan. Struktur dibatasi dengan aturan-aturan susunan

kalimat yang baik, paragraph yang baik, bentuk teks yang baik

pula. Batasan ini berasal dari gagasan yang harus disampaikan atau

diungkapkan dan bagaimana gagasan-gagasan tersebut saling

berkaitan, dan tujuan ditentukan oleh tujuan penulisan serta model

atau bentuk tulisan yang hendak ditawarkan pada khalayak

pembacanya.

Berdasarkan batasan-batasan mengenai menulis di atas,

kiranya dapat dikatakan bahwa menulis adalah kegiatan

merangkaikan kata dan kalimat sedemikian rupa untuk

mengungkapkan serta menyampaikan informasi dan gagasan

tertulis pada khalayak pembaca agar dipahami. Dengan demikian

aktivitas menulis sejatinya menuntut keterampilan lain yang harus

dimiliki penulis sebelum ia benar-benar mampu menuangkan

gagasannya.

Page 28: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 20 -

Keterampilan yang harus dimiliki penulis ialah kosakata yang

cukup, menguasai struktur kalimat dengan baik agar bisa

menghubungkan kata-kata menjadi bangunan kalimat yang

bermakna dan diterima. Serta logika yang baik agar kalimat-

kalimat tersebut bisa disusun dalam paragraf yang koheren

sehingga membentuk wacana yang utuh, runtun, dan wajar

Ma’mur (2010: 118).

Setiap orang punya gaya menulis yang berbeda, yang jelas

penulis harus menguasai kosa kata dan bidang ilmu yang

ditulisnya. Dengan demikian, seorang penulis harus membekali

dirinya dengan pengetahuan yang memadai. Salah satunya bisa

didapat dari hasil membaca. Sehingga ide-ide akan berkembang

dan mengalir secara runtun dan jelas. Menurut Langan (1987: 11),

ada empat langkah dalam menulis efektif:

1. Membuat sebuah pokok bahasan

Langkah pertama dalam menulis adalah untuk memutuskan

titik apa yang ingin dibuat saat itu dalam satu kalimat. Pokok

bahasan ini umumnya dikenal sebagai kalimat topik. Sebagai

panduan untuk diri sendiri dan untuk pembaca, pokok

bahasan ditempatkan dalam kalimat pertama di paragraf.

Segala sesuatu yang berkaitan dalam kalimat harus

mendukung pokok bahasan tunggal yang ditulis dalam

kalimat pertama.

2. Mendukung pokok bahasan dengan bukti spesifik

Langkah dasar kedua adalah untuk mendukung pokok

bahasan itu dengan bukti spesifik. Hal yang dimaksud adalah

pernyataan umum. Bukti yang mendukung terdiri dari

rincian spesifik (bisa merangsang pembaca untuk membaca)

Page 29: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 21 -

bisa dengan dukungan dan penjelasan alasan, contoh, dan

fakta-fakta.

3. Mengatur dan menghubungkan bukti spesifik

Pada saat yang sama penulis bisa menghasilkan rincian

khusus yang diperlukan untuk mendukung pokok bahasan,

penulis harus berpikir tentang cara-cara untuk mengatur dan

menghubungkan berbagai rincian. Semua rincian dalam

tulisan harus menyatu atau tetap bersama-sama. Dengan cara

ini, pembaca akan dapat bergerak dengan lancar dan jelas dan

dari satu informasi pendukung ke yang berikutnya.

4. Menulis jelas, kalimat bebas dari kesalahan

Langkah keempat dalam menulis yang efektif adalah

mengikuti aturan yang tertulis. Mempunyai keterampilan,

harus dipastikan kalau kalimat yang tertulis bebas dari

kesalahan. Berikut adalah yang paling umum dari konvensi

ini:

Sebelum memulai menulis, ada baiknya bertanya dulu

kepada diri sendiri beberapa pertanyaan dasar Lesikar and

Flatley (2005: 79).

a. Mengapa harus menulis ini?

Tujuannya:

1) Untuk mengonfirmasi perjanjian atau janji

2) Untuk membujuk seseorang atau menjual sesuatu

3) Untuk memberikan informasi atau menjawab

pertanyaan

4) Untuk meminta informasi atau tindakan

5) Untuk membenarkan sesuatu

6) Untuk melaporkan kemajuan

Page 30: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 22 -

7) Untuk meminta maaf untuk sesuatu

8) Untuk menawarkan simpati

b. Siapa pembacanya?

1) Ingatlah bahwa setiap pembaca memiliki sikap.

Bagaimana agar bisa mengubah sikap pembaca?

2) Memperhitungkan tingkat pengetahuan pembaca.

Menulis untuk seseorang yang kita kenal selama

bertahun-tahun atau seseorang yang mungkin tidak

pernah bertemu

3) Setiap pembaca memiliki kebutuhan dan harapan.

Cobalah untuk memenuhi ini. Apakah mereka

membutuhkan informasi ini?

4) Apakah pembaca kita datang dari budaya yang

berbeda?

c. Kapan waktu terbaik untuk menulis?

Jika ada tenggat waktu pastikan diri kita mempunyai

banyak waktu

d. Di mana mengumpulkan informasi untuk menulis?

1) Di mana kita dapat menemukan informasi yang

dibutuhkan pembaca?

2) Apa pembaca nama, judul dan alamat yang tepat?

3) Di mana kita bisa menemukan tempat damai dan

tenang untuk berkonsentrasi pada tulisan ini?

e. Apa informasi yang bisa disampaikan dalam tulisan ini?

1) Apakah pembaca memiliki pengetahuan sebelumnya

tentang hal ini?

2) Rincian atau info penting apa yang harus tercakup

dalam tulisan ini??

Page 31: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 23 -

3) Bagaimana agar pesan bisa disusun untuk

membantu pembaca mengetahui hal ini?

Berikut tujuh tahapan yang dapat membantu kita dalam

memproduksi karya tulis menurut Lesikar & Flatley (2005:

82):

Gambar 2.1. Tujuh Tahapan Memproduksi Karya Tulis

Berikut merupakan penjelasan dari gambar 2.1:

Langkah 1: Tujuan

Ini adalah pertanyaan untuk mempertimbangkan tujuan

dan pesan tentang mengapa harus menulis ini sebelum

meletakkan pena di atas kertas, atau jari keyboard.

Page 32: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 24 -

Langkah 2: Penulisan

Mengumpulkan informasi dan bahan yang akan

membantu dalam menempatkan seluruh pesan dan

informasi.

Langkah 3: Mengatur

Mengurutkan semua ide secara logis untuk membantu

mengatur struktur penulisan pesan sehingga jelas.

Langkah 4: Draft

Setelah tiga tahap persiapan menyusun dokumen

mungkin bisa dikonsultasikan dengan rekan atau atasan

sehingga mereka mungkin dapat menyarankan

perbaikan untuk kejelasan atau struktur.

Langkah 5: Mengungkap

Mengungkap reaksi pembaca Anda. Bertanya pada diri

sendiri:

a. Apakah informasi yang ditulis sudah jelas, ringkas,

sopan, lengkap dan benar?

b. Apakah semua struktur kalimat sudah benar?

c. Apakah gagasan utama dinyatakan dengan jelas?

d. Apakah fakta dan angka sudah benar?

e. Apakah jelas menyatakan tindakan yang diperlukan?

Langkah 6: Tentukan

Memperjelas pesan dengan memperbaiki struktur dan

mengurangi hal yang tidak diperlukan. Tujuannya

adalah untuk mengatakan apa yang ingin dikatakan

dengan tetap mempertahankan kejelasan dan kesopanan.

Page 33: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 25 -

Langkah 7: Edit

Mengoreksi dokumen dengan hati-hati sebelum

menandatanganinya. Periksa tanda baca ejaan dan tata

bahasa dengan hati-hati, dan kemudian periksa lagi.

Dari penjelasan di atas setidaknya ada tujuh tahapan dalam

membuat sebuah karya tulis menjadi karya yang layak untuk

dipublikasikan, berikut merupakan skenario langkah-langkah

tersebut:

Gambar 2.2. Langkah-langkah Membuat Karya Tulis

Selanjutnya Harris yang dikutip oleh Ma’mur (2010: 121)

menyatakan bahwa dalam sebuah tulisan setidaknya ada unsur

utama yang perlu diperhatikan. Pertama adalah isi (content), yakni

substansi tulisan. Kedua adalah bentuk (form), yakni adalah

gagasan atau organisasi. Ketiga adalah tata bahasa (grammar), yakni

penggunaan tata bahasa dan pla sintaksisi. Keempat adalah gaya

Page 34: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 26 -

(style), yakni pilihan struktur kalimat dan kata-kata yang tepat

untuk memberikan sentuhan khusus pada tulisan. Kelima adalah

mekanik (mechanics), yakni pemakaian konsesi grafis bahasa yang

bersangkutan.

C. Hubungan Membaca dan Menulis

Seorang anak di saat masuk TK atau SD mungkin dapat

membaca lebih baik dan mungkin dapat menulis cerita yang

dibangun dengan ejaan yang benar atau hampir benar. Kita

mungkin agak terkejut mengetahui bahwa anak-anak tersebut

cukup luar biasa, meskipun tahu dari mana mereka mendapatkan

pengetahuan tersebut. Semua keterampilan ini disebut

keterampilan literacy (Miller: 2000: 1).

Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang erat.

Pada prinsipnya kita menulis untuk dibaca. Minimal untuk dibaca

oleh diri sendiri. Tugas penulis adalah mengatur/menggerakkan

suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan tertentu dalam

bayangan/kesan pembaca. Berikut tabel hubungan antara maksud

penulis dan respons pembaca menurut Tarigan (1994: 5):

Tabel 2.1. : Hubungan antara Maksud Penulis dan Respon

Pembaca

Maksud Penulis Respons Pembaca

Memberitahukan atau mengajar Mengerti/memahami

Meyakinkan atau mendesak Percaya/Menantang

Menghibur atau menyenangkan Kesenangan estetis

Mengutarakan/mengekspresikan

perasaan dan emosi yang berapi-api

Tingkah laku atau pikiran

yang dikendalikan oleh emosi

Page 35: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 27 -

Maksud tabel di atas adalah bahwasanya perlu dipahami

sekalipun penulis telah menentukan maksud dan tujuan yang baik

sebelum dan sewaktu menulis, namun seringkali penulis

menghadapi kesulitan dalam hal mengikuti tujuan utama yang

telah ditetapkan. Dari keterangan di atas, kalau kita bisa

merumuskan maksud dan tujuan dipandang dari segi respons

pembaca, maka tulisan kita pasti lebih sesuai dengan harapan

pembaca sehingga maksud penulis dapat dihubungkan dengan

responsi yang diinginkan dari pihak pembaca. Suatu cara yang baik

ialah dengan cara merumuskan sebuah kalimat tujuan. Ini

merupakan sebuah kalimat yang secara eksplisit menyatakan

tujuan kita yang ada kaitannya dengan pokok pembicaraan dan

pembaca.

Membaca dan menulis adalah satu kesatuan dan merupakan

keterampilan yang erat berhubungan dengan proses-proses yang

mendasari bahasa. Karena itu bisa mencerminkan perilaku

seseorang, semakin terampil seseorang berbahasa, akan semakin

terampil pula jalan pikirannya, dan hal itu bisa diraih melalui

praktik dan latihan (Tarigan, 1994: 6). Lebih jelas lagi bisa dilihat

dari skema berikut mengenai ciri-ciri khusus dari keterampilan

membaca dan menulis Brown (1994: 334).

Tabel 2.2. : Ciri-ciri Khusus Keterampilan Membaca dan

Menulis

Penglihatan/gerakan

tangan

Membaca Menulis

Grafo-

logi

Struk-

tur

Kosa-

kata

Grafo-

logi

Struk-

tur

Kosa-

kata

Page 36: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 28 -

Secara singkat para ahli merumuskan ciri-ciri tulisan yang baik

yang mudah dipahami pembaca seperti berikut ini:

a. Jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau ide

b. Jelas: jangan membingungkan para pembaca

c. Singkat: jangan memboroskan waktu para pembaca

d. Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang beraneka

ragam, berkarya dengan penuh kegembiraan

(Mc. Mahan & Day, 1960 dalam Tarigan, 1994)

D. Budaya Baca Tulis

Istilah literasi pada umumnya mengacu pada kemampuan

atau keterampilan membaca dan menulis. Artinya seorang yang

literat adalah orang yang telah menguasai keterampilan membaca

dan menulis dalam bahasa. Namun demikian, pada umumnya

penguasaan keterampilan membaca seseorang itu lebih baik dari

kemampuan menulisnya Ma’mur (2010: 111). Membaca dan

menulis sangat erat kaitannya, hal ini bisa menjadi sarana untuk

menambah wawasan pengetahuan. Chaedar Alwasilah (2007: 26)

dalam bukunya ‚Pokoknya Menulis‛ pernah menyebutkan bahwa

kelemahan kaum intelektual kita adalah rendahnya budaya

menulis, sehingga ilmu yang dimiliki mereka berhenti di situ. Tak

ada reproduksi. Dan itu semua dikarenakan tidak membudaya

membaca kritis. Tanpa kemampuan ini, pembaca dan penjelajah

dunia maya tidak akan kebanjiran ilmu.

Zaman dulu saja pada tahun 2004 The Times Higher Education

Supplement memilih 200 universitas terhebat di dunia. Sepuluh

terhebat adalah di antaranya Harvard University, University of

California Berkeley, Massachusetts Institute of Technology,

Page 37: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 29 -

California Institute of Technology, Oxford University, Cambridge

University, Stanford University, Yale University, Princeton

University, dan ETH Zurich (Swiss). Yang mengagumkan adalah

masuknya empat universitas tetangga terdekat kita, yaitu National

University of Singapore, Nanyang University, Malaya University,

dan Sains Malaya University. Urutan itu ditentukan oleh skor yang

diperoleh dalam lima hal, yaitu penulisan oleh sejawat, jumlah

dosen asing, jumlah mahasiswa asing, rasio dosen-mahasiswa, dan

yakni jumlah karya tulis dosen yang dikutip di forum dunia.

Aji Septiaji pada artikelnya yang berjudul ‚Budayakan Minat

Baca Tulis‛ di Kompasiana tahun 2004 mengatakan bahwa maju

mundurnya peradaban suatu bangsa salah satu nya bisa dilihat dari

budaya baca tulis bangsa itu sendiri. Semakin tinggi budaya baca-

tulis masyarakat, semakin maju pula peradabannya. Siapa pun

yang ingin maju dan berbuat yang terbaik bagi bangsanya haruslah

membiasakan diri dengan aktivitas membaca dan menulis. Dalam

empat keterampilan berbahasa pun keduanya menempati urutan

tertinggi setelah menyimak dan berbicara. Hubungan keduanya

sangat erat bagaikan fondasi-fondasi yang turut memperkokoh

sebuah bangunan. Membaca dan menulis seharusnya sudah

mendarah daging dalam jiwa dan raga kita.

Orang bijak mengatakan bahwa membaca adalah jendela

dunia, Membaca merupakan solusi bagi siapa saja yang ingin

menulis. Semakin banyak buku yang dibaca semakin banyak

kosakata serta wawasan yang diproduksi. Namun ketika membaca

dijadikan sebagai pandangan sekilas, ‚yang penting menulis‛ tanpa

membaca terlebih dahulu mustahil ide serta wawasan akan

tertuang dalam tulisan. Aktivitas membaca dan menulis masih

Page 38: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 30 -

sangat minim di negara kita. berbeda dengan negara tetangga yang

mempunyai motto ‚sedikit-sedikit membaca,‛ sedangkan kita

hanya ‚sedikit membaca.‛ Membaca dan menulis harus

dibudayakan, jika tidak maka akan berdampak bagi sumber daya

manusia kelak.

Seseorang dikatakan ahli dalam menulis karena sebelumnya

ia ahli dalam membaca. Sedangkan untuk menciptakan manusia

aktif, cerdas, kreatif, dan terampil ditentukan olah tradisi membaca.

Niat yang ikhlas dan rasa malas sering menjadi penyebab setiap

orang dalam meraih ilmu, apalagi untuk membaca dan menulis.

Menurut Putu Wijaya seorang sastrawan dari Bali, bahwa ‚faktor

bakat berpengaruh tak lebih dari lima persen.‛ Itu berarti dalam hal

menulis setiap orang mampu karena tidak didominasi oleh bakat

atau kemampuan. Niat yang besar merupakan penggerak utama

dalam memulai segalanya. Niat saja mungkin tak cukup, perlu

adanya kekuatan emosi yang menggerakkan niat. Ketika niat hanya

dijadikan sebagai pelengkap, maka ia takkan berarti apa-apa.

Hakikat orang yang gemar membaca dan menulis ialah ingin

meraih sukses. Siapa pun bisa sukses. Jadi siapa pun dan

bagaimana pun bisa meraih sukses tanpa memandang status, baik

itu orang kaya, miskin, negeri bahkan swasta. Menumbuhkan niat

yang ikhlas memang tak mudah, semua harus berawal dari dalam

diri dan dari hal terkecil. Sudah saatnya bagi kita untuk

menenggelamkan diri dalam dunia kreativitas dengan

membudayakan tradisi membaca dan menulis. Siapa banyak

membaca dan menulis mereka menguasai informasi, sedangkan

mereka yang menguasai informasi maka mereka menguasai dunia.

Page 39: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 31 -

Bayangkan oleh kita semua, wahyu pertama yang diterima

Rasululllah yang jumlahnya lima ayat (surah al-Alaq ayat 1-5)

terdapat enam kata berhubungan secara langsung dengan ilmu

pengetahuan. Yakni, iqra (dua kali), ‘allama (dua), bil qolam (satu),

dan maa lam ya’lam (satu). Ayat-ayat tersebut sekaligus

mengindikasikan betapa Islam menekankan arti penting membaca

dalam kehidupan manusia. Kata baca sendiri mempunyai banyak

arti. Ini menunjukkan betapa ajaran Islam mendorong umatnya

mencintai dan menguasai ilmu pengetahuan. Di mana pun dan

kapan pun umat Islam berada, di situlah ilmu pengetahuan

dikembangkan (K.H. Didin Hafidhuddin dalam Republika: 2014).

Untuk menjadi generasi pengamal ilmu yang berujung pada

lahirnya kembali peradaban, ada dua kegiatan yang harus selalu

dilakukan terutama generasi mudanya, diantaranya mahasiswa

yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa. Diantaranya

membaca dan menulis. Apabila dua kegiatan ini melekat dan

membudaya pada struktur berpikir tidak akan ada lagi

ketertinggalan. Cobalah tengok masyarakat/bangsa yang dikatakan

maju dan sukses saat ini mereka pasti sangat kental dengan budaya

baca dan tulis. Contohnya Negara Jepang dan sebagian Negara

maju di Eropa (Jerman, Perancis, dll), masyarakatnya selalu mengisi

hari dan waktu luang mereka dengan membaca, baik saat antre di

loket, di perjalanan KA, bus atau pesawat, menunggu di lobi,

menunggu datangnya kendaraan umum, di jeda kuliah, dan semua

waktu mereka hampir terisi dengan kegiatan membaca. Lalu

tulisan, sekian banyak karya ilmiah dan non-ilmiah mereka di

media-media tulisan lokal maupun internasional.

Page 40: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 32 -

Faktanya, Islam pernah gemilang dan bercahaya menaungi

sepertiga bola dunia. Peradaban umat Islam kala itu sangat kental

dengan bacaan, tulisan dan pembelajaran. Ulama sekelas Ibnu Jarir

at-Thabari menulis rata-rata 14 halaman per harinya jika ditinjau

dari seluruh umur beliau. Karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

segudang yang sampai ke tangan kita, belum yang hilang. Ulama

terkenal dari keempat madzhab dikenal tidak dikenal dengan buku

dan karya tulis mereka yang monumental. Bahkan Al-Quran

Kalamullah dan Hadits yang mulia sampai kepelukan kita saat ini

melalui media tulisan. Konon sebagian ulama besar Islam sampai

hilang atau berkurang penglihatannya karena saking banyaknya

membaca. Begitulah peran strategis budaya membaca dan menulis.

Tidak akan terpisah dari kemajuan suatu zaman, keunggulan

seorang insan. Membaca dan menulis adalah sunnatullah yang

mengiringi keberhasilan umat.

Sayangnya dalam konteks Negara kita, perhatian masyarakat

secara umum terhadap buku masih sangat minim. Minat baca-tulis

masih demikian amat rendah. Hal ini tentu saja menjadi catatan

yang kurang menggembirakan. Akan tetapi, kenyataan ini dapat

disebabkan dengan beberapa alasan: (1) Tingkat kesejahteraan

masyarakat yang masih memprihatinkan. Kondisi ekonomi yang

tidak menentu menjadi faktor utama terabaikannya perhatian

terhadap buku. (2) Tidak ada contoh konkret untuk dijadikan

teladan dalam hal mencintai buku.

Inilah realita yang terjadi di negeri kita. Budaya mencintai

buku masih langka. Padahal minat baca-tulis harus kita

tumbuhkan, apalagi kita bisa mendapatkan informasi apa saja, bisa

membacanya melalui akses internet kemudian menuliskannya

Page 41: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 33 -

kembali dengan sudut pandang kita. Kita gali segala macam

pengetahuan untuk kemudian kita sampaikan kepada khalayak

dengan menuliskannya, entah melalui artikel, kolom, esai atau

bahkan sebuah buku. Sebuah aktivitas yang sangat mulia, ketika

kita mau berbagi pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain

dengan menuliskannya.

Begitu banyak survei yang mengatakan bahwa budaya

membaca (buku) di Indonesia sangat rendah. Hal ini dapat

digambarkan dari angka penjualan buku di Indonesia yang masih

rendah. Jumlah buku yang terjual adalah sebanyak 33,19 juta

eksemplar. Jika katakanlah penduduk Indonesia berjumlah

sebanyak 200 juta, hanya 1 dari 6 orang yang membeli buku setiap

tahunnya. Maka dari itu melalui strategi yang cocok mahasiswa

diharapkan dapat mengembangkan budaya baca tulis yang bisa

membuka wawasan dan keterampilannya.

E. Pengembangan Model Budaya Baca

Pengembangan budaya baca merupakan serangkaian

kegiatan yang diarahkan untuk mendorong masyarakat

menjadikan kegiatan membaca sebagai bagian dari kebutuhan

hidup sehari-hari, baik yang berorientasi pada penyegaran pikiran

(entertainment) maupun untuk perluasan atau pengayaan wawasan

pengetahuan (knowledge building) sehinga masyarakat secara

mandiri dapat meningkatkan mutu kehidupannya, baik secara

rohani maupun jasmani. Pengembangan budaya baca juga

mencakup upaya untuk mewujudkan lingkungan dan berbagai

sarana yang kondusif untuk menumbuhkembangkan kebiasaan

membaca bagi semua lapisan masyarakat tanpa diskriminasi, baik

Page 42: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 34 -

dari segi gender maupun status sosial ekonominya. Budaya baca

dinilai penting untuk dikembangkan di Indonesia karena: 1)

melalui budaya baca dan belajar diharapkan wawasan,

pengetahuan, kreativitas, motivasi untuk maju dan mengatasi

rintangan meningkat serta tidak mudah putus asa, 2) dilihat dari

kualitas insan Indonesia, 67% tingkat pendidikan angkatan kerja

baru adalah tamatan dan tidak tamat SD dan SMP, 3) rata-rata lama

pendidikan penduduk Indonesia hanya 7 tahun (sampai kelas 8),

dan 4) produktivitas nasional masih rendah.

Pengembangan budaya baca tidak terbatas hanya menjadi

tugas dan tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional saja

selaku penanggungjawab penyelenggaraan pendidikan formal dan

nonformal, tetapi juga semua lembaga/instansi pemerintah dan

swasta, individu dan kelompok. Akan tetapi, analisis situasi

budaya baca ini difokuskan pada aspek-aspek yang berkaitan

dengan pendidikan non-formal dan secara lebih khusus lagi yang

berkaitan dengan pengembangan budaya baca melalui

perpustakaan, atau bahkan komunitas baca.. Membaca merupakan

salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang diajarkan di

Sekolah Dasar. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan

satu dengan yang lain dan merupakan satu kesatuan. Kegiatan

membaca merupakan kegiatan reseptif, suatu bentuk penyerapan

yang aktif. Dalam kegiatan membaca, pikiran dan mental

dilibatkan secara aktif, tidak hanya aktivitas fisik saja. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83), membaca adalah melihat

serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca merupakan

suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis

Page 43: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 35 -

melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dengan kata lain, membaca

adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung

di dalam bahan tulis. Menurut Akhadiah (1991: 22), membaca

merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang

mencangkup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-

kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta

menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.

Model baca dan tulis yang dikembangkan dalam penulisan

ini terdiri dari 4 program, yaitu:

a. Dear (Drop Everything and Read),

b. ODOA (one day one article) dan OMOB (one month one book)

c. Jurnal Membaca dan Menulis

d. Bengkel Membaca dan Menulis

e. Komunitas Baca dan Tulis (KOMBIS)

f. Secara detail akan dijelaskan di bab VI.

Page 44: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 36 -

Page 45: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 37 -

BAB III

MULTIPLE INTELLIGENCE (KECERDASAN MAJEMUK)

A. Teori Kecerdasan Majemuk

Kecerdasan Majemuk (KM) adalah validasi tertinggi gagasan

bahwa perbedaan individu adalah penting (Jasmine, 2007:11).

Kecerdasan majemuk merupakan konsep yang menghargai setiap

perbedaan yang ada dalam diri individu baik mengenai bakat dan

minatnya masing-masing. Setiap perbedaan dianggap wajar bahkan

unik dan sangat berharga. Setiap manusia memiliki potensi bawaan

baik secara fisik maupun psikis yang diwariskan oleh kedua orang-

tuanya. Potensi bawaan ini akan semakin nyata jika diasah oleh

lingkungan, sebagaimana yang diungkapkan Watson yang dikutip

oleh Hurlock (1993) dalam Yuliani Sujiono (2013:180) bahwa ia

dapat melatih bayi normal untuk menjadi apa saja yang diinginkan-

dokter, ahli hukum, artis bahkan pengemis dan pencuri tanpa

mempedulikan bakat, kemampuan, kecenderungan, dan ras anak

itu. hal tersebut memberikan isyarat bahwa faktor lingkungan

begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan potensi

seseorang. Berikut merupakan bagan pembentukan potensi bawaan

yang dikutip dari Bambang Sujiono & Yuliani Sujiono (2013:181):

Page 46: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 38 -

Gambar 2.3. Pembentukan Potensi Bawaan

Dari bagan di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat

terjadinya pembuahan di situlah manusia dibentuk, gen orangtua

akan menurun pada bayi dan hal tersebut tidak dapat diubah

kecuali dengan rekayasa genetik yang tidak mudah seperti halnya

dalam dunia kedokteran, genetik itulah yang memunculkan potensi

baik dari segi fisik maupun psikis. Fisik seseorang tidak akan jauh

dari orang tuanya begitupun dengan psikis seperti intelektual,

emosional dan sosial, termasuk penyimpangan kejiwaan

merupakan turunan dari genetiknya (ayah-ibu dan keturunannya).

Hanya saja potensi yang ada dalam diri manusia tidak melulu

SAAT

PEMBUAHAN

(Conception Phase)

Genetik

(Nature Aspects)

Tidak dapat diubah

kecuali dikontrol

FISIK

- Rambut, mata,

kulit

- Postur tubuh:

tinggi, pendek,

gemuk, kurus

- Berbagai

penyakit

menular

PSIKIS

- Mental

(emosional,

sosial,

intelektual)

- Berbagai

penyimpangan

kejiwaan

POTENSI

Page 47: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 39 -

dapat diukur dengan hitungan matematis seperti halnya emosi,

jiwa sosial, empati, dan sebagainya. Potensi itu akan semakin

terasah jika faktor lingkungan mendukungnya.

Menurut Gardner dalam Sujiono (2013:182) dalam teori

kecerdasan majemuk ada banyak cara belajar dan anak-anak dapat

menggunakan intelegensinya yang berbeda untuk mempelajari

sebuah keterampilan atau konsep. Sebagai contoh, dalam belajar

matematika mengenai penjumlahan, ada anak yang menjumlahkan

angka dengan cara membayangkan angka-angka tersebut di udara

dan menggerakkan jarinya untuk menghitungnya. Tetapi di sisi

lain, ada anak yang menghitung angka-angka tersebut dengan cara

menuliskan angka-angka dalam kertas untuk kemudian

dihitungnya. Kedua anak tersebut sama-sama menghitung dan

hasilnya sama tapi cara yang mereka lakukan berbeda, hal tersebut

dapat terjadi karena setiap individu memiliki kecerdasan berbeda,

ada anak yang lebih cenderung pada kecerdasan logis-matematis

dan ada yang cenderung pada kecerdasan spasial yakni berkaitan

dengan ruang dan gambar.

Saat ini teori kecerdasan majemuk dijadikan salah satu acuan

dalam dunia pendidikan untuk memahami potensi, minat, bakat

dan keahlian anak. Terutama dalam pembelajaran di sekolah guru

dapat menentukan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang

sesuai dengan potensi anak, tidak terkecuali di perguruan tinggi,

dosen dapat menerapkan konsep ini kepada mahasiswa dalam

rangka menilai sejauh mana minat mereka dalam membaca dan

menulis, sehingga dosen dapat mengarahkan minat tersebut

menjadi energi positif terutama dalam membudayakan membaca

dan menulis di kalangan mahasiswa.

Page 48: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 40 -

B. Macam-macam Kecerdasan Majemuk

Howard Gardner merupakan tokoh pencetus Kecerdasan

Majemuk, menurutnya ada tujuh kecerdasan yang terdapat dalam

diri manusia (Howard Gardner, 2013:39), kemudian ia

menambahkannya menjadi delapan kecerdasan (Sujiono, 2013:185),

di antaranya:

1. Kecerdasan Linguistik (berkaitan dengan bahasa)

Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengelola

kata, atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik

secara lisan maupun tertulis. Orang yang cerdas dalam

bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang,

menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata

yang diucapkannya. Kecerdasan itu memiliki empat

keterampilan yaitu: menyimak, membaca, menulis dan

berbicara. Kecerdasan linguistik juga telah diuji secara

empiris oleh Gargner (2013:45) ‚daerah spesifik dari otak

disebut dengan ‚Daerah Broca‛, bertanggung jawab untuk

menghasilkan kalimat yang benar secara tata bahasa.

Seseorang yang mengalami kerusakan otak di daerah ini

dapat memahami kata-kata dan kalimat cukup baik tetapi

mengalami kesulitan menyusun kata-kata menjadi kalimat

kecuali dalam bentuk yang paling sederhana.‛ Itulah

mengapa linguistik termasuk pada kategori kecerdasan

majemuk. Tujuan mengembangkan kecerdasan majemuk

yaitu: 1) agar anak mampu berkomunikasi baik lisan maupun

tulisan dengan baik, 2) memiliki kemampuan bahasa untuk

meyakinkan orang lain, 3) mampu mengingat dan menghafal

Page 49: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 41 -

informasi, 4) mampu memberikan penjelasan, 5) mampu

untuk membahas bahasa itu sendiri. (Sujiono, 2013: 185).

Program yang diujicobakan kepada mahasiswa dalam rangka

membudayakan baca tulis melalui peer tutor berbasis multiple

intelligence merupakan langkah tepat untuk memulai

kebiasaan mereka dalam membaca dan menulis. Dengan

mengenal terlebih dahulu buku-buku apa yang disukai oleh

mahasiswa berdasarkan tes kecerdasan majemuk (smart test),

maka penulis dapat mengarahkan mahasiswa untuk

menggali kemampuan linguistiknya. Terlebih lagi mahasiswa

dibantu oleh teman sebayanya (peer tutor) untuk mengasah

kemampuan mereka dalam membaca dan menulis.

2. Kecerdasan Logis-Matematis (berbakat dengan nalar dan

logika dan matematika)

Kecerdasan logis-matematis adalah kecerdasan dalam hal

angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan

mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika

atau akal sehat. Kecerdasan logika matematis pada dasarnya

melibatkan kemampuan-kemampuan menganalisis masalah

secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus

atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah

(Sujiono, 2013: 187). Hal ini pernah terjadi pada pemenang

nobel Barbara Mc Clintock tahun 1983 dalam bidang

kedokteran dan fisiologi, karyanya mengenai mikrobiologi. Ia

memiliki kekuatan intelektual dalam melakukan deduksi dan

pengamatan seperti pada kecerdasan logis-matematis

(Gardner, 2013:43). Biasanya untuk merangsang kemampuan

logis-matematis dapat dilakukan dengan cara bilangan,

Page 50: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 42 -

beberapa pola, hitungan, statistik, logika, game strategi dan

lain-lain.

3. Kecerdasan Spasial (berkaitan dengan ruang dan gambar)

Kecerdasan spasial merupakan salah satu bagian dari

kecerdasan jamak yang berhubungan dengan kemampuan

untuk memvisualisasikan gambar dalam pikiran seseorang,

atau untuk anak di mana ia berpikir dalam bentuk visualisasi

dan gambar untuk memecahkan sesuatu masalah atau

menemukan jawaban. Sebagai contoh, seorang navigator

yang mengelilingi lautan, ia hanya berbekal posisi bintang di

langit sebagai petunjuk untuk menemukan pulau yang akan

dilewatinya, karena ia memiliki kecerdasan spasial maka ia

dapat menentukan arah mana yang harus ia tuju untuk

sampai ke sebuah pulau dengan hanya berbekal gugusan-

gugusan bintang dengan memetakannya dalam pikirannya.

Atau contoh lain dalam seni catur, di mana seorang pemain

harus cerdik mengatur setiap langkah dan gerak buah catur

dalam ruang kotak yang tersedia.

4. Kecerdasan Kinestetik (berkaitan dengan badan dan gerak

tubuh)

Kecerdasan kinestetik adalah suatu kecerdasan di mana saat

menggunakannya kita mampu melakukan gerakan-gerakan

yang bagus, berlari, menari, membangun sesuatu, semua seni

dan hasta karya. Pengendalian gerakan badan tentu saja

terletak di korteks motoris, dengan setiap belahan otak

mendominasi atau mengendalikan gerakan badan yang

berada di sisi berlawanan (Gardner, 2013: 41). Kecerdasan

kinestetik juga dapat rusak jika seseorang terkena apraxia

Page 51: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 43 -

(kehilangan kemampuan melakukan gerakan yang

terkoordinasi). Atlet seperti David Beckham misalnya,

memiliki kecerdasan kinestetik, ia dapat menendang bola dari

jarak yang sangat jauh ke gol lawan dengan tepat tanpa

meleset sedikitpun, kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh

semua atlet pesepak bola lainnya.

5. Kecerdasan Interpersonal (berhubungan dengan antar

pribadi, sosial)

Kecerdasan interpersonal adalah berpikir lewat

berkomunikasi dengan orang lain. ini mengacu pada

‚keterampilan manusia‛, dapat dengan mudah membaca,

berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain (Sujiono,

2013: 192). Komunikasi sendiri dapat diartikan sebagai bentuk

interaksi manusia yang saling memengaruhi satu sama lain,

sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk

komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,

lukisan, seni dan teknologi (Wiryanto, 2004; Solihat,

dkk.,2014). Kecerdasan interpersonal bersifat pribadi

diperlukan bukti dari kecerdasan bahasa, musik, atau

beberapa bentuk ekspresi kecerdasan lain bila pengamat ingin

mendeteksinya. Seperti halnya seseorang yang memiliki

kecerdasan interpersonal, orang akan tahu ia memiliki

kemampuan itu karena ia menuliskan pengalaman hidupnya

dalam bukunya. Kecerdasan interpersonal juga diperkuat

oleh penulisan yang dilakukan Daniel Goleman mengenai

kecerdasan emosional, dimana kecerdasan ini dapat

menentukan keberhasilan seseorang dalam hidup.

Page 52: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 44 -

6. Kecerdasan Intrapersonal (berkaitan dengan hal-hal yang

sangat mempribadi)

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan diri kita untuk

berpikir secara reflektif, yaitu mengacu kepada kesadaran

reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri

sendiri. Adapun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini

ialah berpikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri,

mencanangkan tujuan, refleksi, merenung, membuat jurnal,

menilai diri, waktu menyendiri, proyek yang dirintis sendiri,

dan menulis introspeksi (Sujiono, 2013: 191). Kemampuan

intrapersonal biasanya ada dalam seorang guru, seorang guru

dapat menaklukan anak yang dicap bandel dan nakal, guru

tersebut memahami muridnya, ia terampil membaca

kehendak anak, psikologis anak, bahkan ketika anak itu diam

sekalipun ia tahu apa yang ada dalam benak anak. Itulah

yang dinamakan kemampuan intrapersonal.

7. Kecerdasan Musikal (berkaitan dengan musik, irama dan

bunyi/suara)

Kecerdasan musikal yaitu kemampuan menangani bentuk-

bentuk musikal, dengan cara mempersepsi (penikmat musik),

membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer),

mengekspresikan (penyanyi). Kecerdasan ini meliputi

kepekaan pada irama, pola titi nada pada melodi, dan warna

nada atau warna suara lagu (Sujiono, 2013: 192). Terkadang

kecerdasan musik ini dipandang sebelah mata oleh para

orang tua, musik dianggap sebagai hobi atau kesukaan semua

orang, bukan hal yang perlu dikembangkan dalam diri,

padahal kecerdasan musik juga dapat diindikasikan sebagai

Page 53: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 45 -

kecerdasan bahasa, sebagaimana yang diungkapkan oleh

Gardner (2013: 39) ‚bagian tertentu dari otak berperan

penting dalam persepsi dan produksi musik. Daerah ini

mempunyai karakteristik terletak di belahan otak sebelah

kanan, atau terletak di daerah yang dapat dinyatakan dengan

jelas, sebagai bahasa.‛

8. Kecerdasan Natural

Kecerdasan natural yaitu keahlian mengenali dan

mengategorikan spesies (flora, fauna) di lingkungan sekitar,

mengenai eksistensi suatu spesies, memetakan hubungan

antara beberapa spesies. Kecerdasan ini juga meliputi

kepekaan pada fenomena alam lainnya (misalnya: formasi

awan dan gunung-gunung). Dan bagi mereka yang

dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan

membedakan benda tak hidup, seperti mobil, sepatu karet

dan sampul kaset cd dan lain-lain (Garnerd, 1998; Sujiono,

2013). Selain itu, kecerdasan natural ialah kemampuan

merasakan bentuk-bentuk serta menghubungkan elemen-

elemen yang ada di alam.

Tidak menutup kemungkinan kedelapan kecerdasan

majemuk di atas dapat bertambah sesuai dengan perkembangan

kepribadian manusia yang semakin kompleks. Seperti halnya di

Indonesia, ada juga istilah kecerdasan spiritual di mana seseorang

memiliki kemampuan lebih dalam bidang agama dan

pengaplikasiannya.

Page 54: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 46 -

C. Kritikan Terhadap Teori Kecerdasan Majemuk

Menurut Bambang Saeful Hadi dalam jurnalnya berjudul

‚Teori Kecerdasan Ganda dan Implikasinya terhadap Strategi

Pembelajaran di Sekolah‛, ada beberapa kritikan yang muncul

terhadap teori Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk) atau

biasa disingkat dengan MI, baik dari para ahli psikologi dan

ahli/praktisi pendidikan beberapa diantaranya dari Susan W. Mills

(Frostburgh State University), Elliot Eisner, Stenberg, dan lain-lain.

Kritikan tersebut antara lain:

1. Para ahli banyak yang bingung dengan konstruk MI tersebut,

apakah ia termasuk sebuah dominan atau sebuah disiplin.

2. MI sulit dibedakan dengan sesuatu yang ada pada learning

style, cognitive style, atau working style.

3. Ada banyak macam jenis kecerdasan yang belum tercakup

dalam konstruk MI Gardner, seperti kemampuan seseorang

untuk memahami goresan lukisan, membuat/menghadirkan

suatu kondisi benda pada sebuah kanvas, dan lain-lain.

4. Definisi kecerdasan musikal tidak jelas dan tidak cukup

untuk menunjuk kemampuan tersebut, karena untuk

menghasilkan kerja musik diperlukan pula bodily-kinesthetic,

musical intellegency.

5. Teori MI tidak kompatibel dengan g (general intelligence)

6. Teori MI sebenarnya hampir sama dengan teori yang ada

pada psychometric, hanya cakupannya yang ditambah.

7. Sulit melakukan pengetesannya, karena dengan demikian

perlu ada 7 atau set alat tes. Terhadap kritikan, Gardner

menyanggah bahwa sederet tes akan inkonsisten dengan

sejumlah teori yang telah mapan.

Page 55: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 47 -

Menanggapi kritikan tersebut Gardner membuat sebuah

artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Wiconsin Association for

Supervision and Curriculum Development (WASCD) dan

ringkasannya dimuat di majalah Phi Delta Kappan pada bulan

November 1995 (Mills, 2001; Hadi, tt), setelah menulis artikel ia

membuat buku yang diberi judul Intellegence Reframed, dalam

bukunya ia menambahkan satu lagi kecerdasan dalam diri manusia

yaitu naturally intelligence.

Page 56: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 48 -

Page 57: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 49 -

BAB IV

PEER TUTOR (TUTOR SEBAYA)

A. Pengertian Peer Tutor

Pembelajaran tutoring merupakan pembelajaran melalui

kelompok yang terdiri atas satu peserta didik dan satu pengajar

(tutor, mentor) atau boleh lebih seorang peserta didik mampu

memegang tugas sebagai mentor, bahkan sampai taraf tertentu

dapat menjadi tutor. Greenwood,Maheady & Delquadri dalam Hall

(1999), menyatakan bahwa ‚Manfaat utama penggunaan metode ini

adalah agar guru dapat mengaktifkan seluruh peserta didik secara

serempak sambil mengawasi kemajuan mereka‛.

Sedangkan menurut Zaini (dalam Suyitno, 2004:36) ‚metode

belajar yang paling baik adalah mengajarkan kepada orang lain.

Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya

sebagai bagian dari pembelajaran akan sangat membantu peserta

didik dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya.

Bantuan tersebut dapat dilakukan teman-teman di luar

pembelajaran di kelas. Mengingat bahwa elemen pokok merupakan

elemen pokok dalam pembelajaran, yang pada akhirnya dapat

mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu,

maka peserta didik harus dijadikan sumber pertimbangan di dalam

pemilihan sumber pembelajaran.

Tutor sebaya ialah pemanfaatan peserta didik yang

mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam

Page 58: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 50 -

kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan

kepada siswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam

menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas.

Metode pembelajaran tutor sebaya (Peer Teaching/peer tutor)

adalah metode pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan,

bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa belajar efektif

dan efisien (Hamalik, 1990:73). Subjek yang memberikan bimbingan

dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Arikunto (1986:77)

menyatakan bahwa tutor sebaya (Peer Teaching) adalah seseorang

atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai

pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap teman

sekelas. Dalam mengembangkan budaya baca, konsep pengajaran

tutor sebaya (peer teaching) dapat dan memungkinkan digunakan

untuk membantu siswa dalam membiasakan baca dan tulis.

B. Manfaat Pembelajaran dengan Peer Tutor

Manfaat dari pelaksanaan pengajaran dengan tutor sebaya

bagi tutor adalah:

1. Tutor akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar

dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa

yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab

yang dibebankan kepadanya.

2. Siswa yang dijadikan pengajar atau tutor, eksistensinya

diakui oleh teman sebaya.

3. Selain bermanfaat bagi tutor, pembelajaran dengan tutor

sebaya juga mendatangkan manfaat bagi teman yang diajar.

Siswa akan lebih memahami konsep materi yang diajarkan.

Page 59: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 51 -

4. Peserta didik mengembangkan kemampuan yang lebih baik

untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa

yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan tutor

sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil

dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan

cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka

menggunakan bahasa yang lebih akrab.

C. Implementasi Peer Tutor

Beberapa hal penting dalam konseling teman sebaya menurut

Geral Corey (2005):

a. Hubungan Konseling Sebaya:

1) Hubungan saling percaya

2) Komunikasi yang terbuka

3) Pemberdayaan klien agar mampu mengambil

keputusannya sendiri.

b. Persyaratan Tutor Sebaya:

1) Berpengalaman sebagai pendidik sebaya (tidak mutlak)

2) Memiliki minat, kemauan, dan perhatian untuk

membantu klien.

3) Terbuka untuk pendapat orang lain.

4) Menghargai dan menghormati klien.

5) Peka terhadap perasaan orang dan mampu berempati.

6) Dapat dipercaya dan mampu memegang rahasia.

c. Keterampilan Tutor Sebaya:

1) Membina suasana yang aman, nyaman, dan

menimbulkan rasa percaya klien terhadap Tutor.

2) Melakukan komunikasiinterpersonal, yaitu hubungan

timbal balik yang bercirikan:

Page 60: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 52 -

a) komunikasi dua arah

b) Perhatian pada aspek verbal dan non verbal

c) Penggunaan pertanyaan untuk menggali informasi,

perasaan dan pikiran

d) Kemampuan melakukan 3 M (Mendengar yang aktif,

memahami secara positif, dan merespons secara

tepat), seperti :

e) Jaga kontak mata dengan lawan bicara/mahasiswa

lainnya (sesuaikan dengan budaya setempat)

tunjukkan minat mendengar.

f) Jangan memotong pembicaraan klien, atau

melakukan kegiatan lain.

g) Ajukan pertanyaan yang relevan.

h) Tunjukkan empati.

i) Lakukan refleksi dengan cara mengulang kata-kata

klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.

d. Persiapan Tutor sebelum pertemuan:

1) Menyiapkan mental dan psikologis, artinya Tutor sedang

tidak terbawa oleh emosi atau masalahnya sendiri.

2) Mengatur dan menata tempat konseling sesuai

persyaratan.

3) Menyiapkan alat, atau hal-hal yang mempermudah

bantuan konseling.

e. Langkah-langkah /tahapan tutorial:

1) Mengucapkan salam.

2) Mempersilakan klien duduk.

3) Menciptakan situasi yang membuat klien merasa

nyaman.

4) Mengajukan pertanyaan tentang maksud dan tujuan

kedatangannya.

Page 61: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 53 -

5) Berikan informasi yang sangat

dibutuhkan klien, termasuk berbagai alternatif jalan

keluar.

6) Mendorong dan membantu klien untuk menentukan

jalan keluar atas persoalan yang dihadapi.

7) Sampaikan tawaran untuk konseling berikutnya apabila

masih perlu pembicaraan selanjutnya, dan ucapkan

salam penutup dan terima kasih.

Model pembelajaran peer tutor diarahkan pada peserta didik

yang memiliki kemampuan lebih dalam terhadap suatu bidang

studi dapat menjadi tutor bagi para peserta didik yang lain yang

kurang mampu dalam bidang tersebut. Selanjutnya, peserta didik

bisa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diminta untuk

terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi. Sementara

tutor/pengajar menempatkan diri sebagai fasilitator, pendamping,

dan sekaligus teman belajar. Perannya lebih pada memfasilitasi

proses pembelajaran daripada menjadi sumber dominan dari

proses tersebut.

Sebagai fasilitator, pengajar/tutor berperan dalam

menyiapkan materi, serta membantu dalam pembagian kelompok

agar merata dan berimbang, sehingga proses tersebut bisa berjalan

dengan lancar. Selain itu, pengajar/tutor juga berperan sebagai

pengamat proses, dan sekaligus tempat rujukan bagi peserta didik.

pengajar harus hadir setiap kali kelompok membutuhkannya

sebagai teman diskusi, sumber rujukan atau untuk memberikan

peneguhan atas hasil yang dicapai kelompok. Dengan pembagian

peran seperti ini, tutor dengan sendirinya dituntut untuk aktif.

Hal ini penting sekali, karena jika tutor bersikap pasif maka

proses pembelajaran dengan model ini tidak akan berjalan dengan

Page 62: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 54 -

lancar. Jika bisa berjalan pun, bisa dipastikan proses itu tidak akan

berjalan secara optimal.

Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:334)

berpendapat bahwa ‚Setiap saat peserta didik memerlukan

bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari peserta

didik lainnya‛. Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil

(1997:3.34) juga berpendapat bahwa ‚Anak memperoleh

pengetahuan dan keterampilan karena dia bergaul dengan teman

lainnya‛.

Menurut Greenwood (1998) dalam Du Paul et al (1998:583),

prosedur pelaksanaan Peer Tutor adalah sebagai berikut:

1. Grouping (Pengelompokan)

a. Seluruh peserta didik di kelas dibagi menjadi dua

kelompok

b. Dipasangkan menjadi tutor dan tutee yang duduk

berdekatan

c. Tutor dilengkapi naskah berisi materi akademik sesuai

konten yang akan diajarkan

2. Explanation (Penjelasan)

a. Tutor mengajarkan satu bagian dari naskah kepada tutee

dalam waktu tertentu

b. Tutee merespons secara lisan bagian yang diajarkan

c. Tutor melakukan perhitungan poin berdasarkan jawaban

yang diberikan tutee

3. Substitution (Pergantian)

a. Kedua sisa bertukar peran saat waktu yang ditentukan

habis

Page 63: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 55 -

b. Pada sesi tutoring, tutor/pengajar mencatat perolehan

poin setiap peserta didik

4. Achievement (Penghargaan)

a. Guru menjumlahkan seluruh poin yang dihasilkan oleh

masing-masing kelompok

b. Tim dengan perolehan poin terbanyak diumumkan

sebagai pemenang dan diberi penghargaan oleh anggota

dari tim lain

5. Evaluation (Evaluasi)

a. Dosen/pengajar memberikan evaluasi terhadap materi

yang telah dipelajari.

Model pembelajaran Peer Tutoring/ tutor sebaya dapat man

capai tingkat keberhasilan yang diharapkan dengan mengikuti

beberapa prosedur, Miller (dalam Aria Djalil 1997:2.48) menuliskan

saran penggunaan tutor sebagai berikut:

1) Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.

2) Jelaskan tujuan itu kepada seluruh peserta didik (kelas).

3) Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai.

4) Gunakan cara yang praktis.

5) Hindari kegiatan pengulangan yang telah dilakukan dosen.

6) Pusatkan kegiatan tutorial pada keterampilan yang akan

dilakukan tutor.

7) Berikan latihan singkat mengenai yang akan dilakukan tutor.

8) Lakukanlah pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi

melalui tutor sebaya.

9) Jagalah agar peserta didik yang menjadi tutor tidak sombong.

Page 64: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 56 -

D. Implementasi Pengembangan program budaya baca melalui

Peer Tutor

a. Tutor sebaya bukan merupakan Tutor profesional, namun

keberadaannya sangat membantu bagi terciptanya suatu

hubungan yang profesional dan pengembangan budaya baca

dan tulis. Mereka menjadi penghubung yang baik antara

Tutor profesional dan siswa lainnya.

b. Tutor sebaya memahami batas-batas kemampuan dalam

mengembangkan budaya baca dan tulis.

c. Tutor sebaya senantiasa menciptakan hubungan secara

terbuka, saling percaya, dan sebagai pendamping dalam

mengembangkan budaya baca dan tulis melalui

pendampingan intensif dengan membiasakan membaca buku

sebanyak 5 buku dengan menuliskan resumenya.

E. Kelebihan dan Kekurangan Peer Tutor/Tutor Sebaya

1. Kelebihan model Peer Tutor/Tutor Sebaya

Menurut Suryo dan Amin (1982: 51), beberapa kelebihan

model tutor sebaya adalah sebagai berikut:

a. Adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab

antara peserta didik yang dibantu dengan peserta didik

sebagai tutor yang membantu.

b. Bagi tutor sendiri, kegiatan ini merupakan kesempatan

untuk belajar berkomunikasi.

c. Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu.

d. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan

kepercayaan diri.

Page 65: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 57 -

e. Tidak hanya berlaku bagi para peserta didik yang normal

saja akan tetapi menurut Herring-Harrison (2007) juga

berlaku bagi siswa yang tuli atau yang mengalami

kesulitan pendengaran.

f. Penulisan-penulisan terdahulu menunjukkan bahwa

penerapan Peer Tutor dapat meningkatkan keterlibatan

akademik dan kemahiran peserta didik dalam berbagai

lintas wilayah muatan akademik

2. Kekurangan model peer tutor/Tutor Sebaya

Menurut Suryo dan Amin (1982: 51), beberapa kekurangan

model tutor sebaya adalah sebagai berikut:

a) peserta didik yang dipilih sebagai tutor dan berprestasi

baik, belum tentu mempunyai hubungan baik dengan

peserta didik yang dibantu.

b) peserta didik yang dipilih sebagai tutor belum tentu bisa

menyampaikan materi dengan baik.

Page 66: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 58 -

Page 67: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 59 -

BAB V

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berdasarkan pendekatannya merupakan jenis

penelitian kuantitatif karena gejala-gejala dari hasil pengamatan

yang berwujud data diukur terlebih dahulu dalam bentuk angka

dan untuk mengolahnya menggunakan statistik. Sedangkan,

menurut tujuannya, penelitian ini berjenis penulisan improftif,

yang ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau

menyempurnakan suatu keadaan atau pelaksanaan suatu program.

Program yang akan dikembangkan dan ditingkatkan dalam

penelitian ini (Nana Syaodih, 2007: 19) adalah program budaya

baca dan tulis mahasiswa berbasis kecerdasan majemuk melalui

peer tutor (teman sebaya).

B. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan atas permasalahan yang diteliti dan tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan

pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan

pada tahap pengembangan program budaya baca berbasis

kecerdasan majemuk (multiple intellegences) melalui peer tutor.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi

eksperimen (eksperimen semu), setiap kelas dalam penelitian ini

mendapatkan perlakuan berbeda, namun setaraf atau satu jenjang.

Page 68: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 60 -

Kedua kelas dalam penelitian ini mendapatkan perlakuan yang

sama dalam hal pengembangan budaya baca dan tulis, yang

berbeda adalah satu kelas (kelas eksperimen) berbasis kecerdasan

majemuk dan menggunakan metode peer tutor, sedangkan satu

kelas lagi tidak menggunakan peer tutor dan tidak berbasis

kecerdasan majemuk (kelas kontrol). Desain penelitian yang

digunakan adalah The Non-Equivalent Group Design. Menurut

Suryabrata (2003: 116) pola tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 5.1. : Pola Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen - X O1

Kontrol - C O2

Keterangan:

O1 : tes akhir untuk kelas eksperimen

O2 : tes akhir untuk kelas kontrol

X : penerapan peer tutor berbasis kecerdasan majemuk

C : penerapan metode konvensional.

Strategi penelitian yang digunakan adalah penelitian dan

pengembangan (R&D). Penelitian ini akan mengujicobakan suatu

pendekatan dalam mengembangkan budaya baca dan tulis

mahasiswa. Borg and Gall (1989) menyatakan bahwa penelitian dan

pengembangan dapat didefinisikan sebagai ‚a process used to develop

and validate educational product‛. Produk dalam konteks ini tidak

hanya terkait dalam bentuk buku pegangan atau visual, melainkan

juga metode atau pengembangan Program yang terkait dengan

kegiatan pendidikan, khususnya budaya baca dan tulis. Oleh

karena itulah, kegiatan dalam penelitian ini dipilih, karena

penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan program

Page 69: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 61 -

pengembangan budaya baca dan tulis berbasis kecerdasan

majemuk melalui peer tutor. Pada dasarnya pendekatan penelitian

pengembangan dalam pelaksanaannya menuntut sejumlah siklus

kegiatan, yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian

sehingga mendapatkan program akhir. Untuk lebih mudahnya

dapat dilihat bagan berikut:

C. Teknik Penetapan Responden

Lokasi penelitian ini di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sunan Gunung Djati Bandung, dan yang menjadi sasaran dalam

penulisan ini (populasi) sebagai adalah Mahasiswa semester 1

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, sedangkan sebagai sampel

ditetapkan secara acak klaster berstrata, yaitu mahasiswa semester

1 yang mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia dan Bimbingan

dan Konseling di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang berjumlah

310 mahasiswa. karena populasinya lebih dari 100, maka sesuai

patokan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1993: 107),

lebih baik diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih bergantung pada

situasi dan kondisi. Berdasarkan hal itu, penulis mengambil

sampel: 10 % dari 310 mahasiswa yang mengikuti mengikuti mata

kuliah Bahasa Indonesia dan Bimbingan dan Konseling di Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan adalah 31 mahasiswa.

Teknik pengambilan sampel dari populasi di atas memakai

teknik randomisasi. Randomisasi merupakan suatu teknik

mengambil individu untuk sampel dari populasi dengan cara

random (acak) dengan jenis klaster-berstrata (stratified-cluster);

penulis membatasi pada klaster tertentu, yaitu mahasiswa semester

1 yang mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia dan Bimbingan

Page 70: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 62 -

dan Konseling di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang berjumlah

310 mahasiswa.. Suatu cara disebut random kalau kita tidak

memilih-milih individu-individu yang kita tugaskan untuk mengisi

sampel kita (Sutrisno Hadi, 1989: 223). Adapun cara randomisasi

yang digunakan dalam penulisan ini adalah cara ordinal.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

1. Angket kecerdasan majemuk yang digunakan untuk menge-

tahui kecerdasan majemuk mahasiswa

2. Sosiometri, digunakan untuk menentukan mahasiswa yang

akan menjadi tutor dalam kelompoknya.

3. Observasi, digunakan untuk mengamati proses pengem-

bangan budaya baca dan tulis

4. Angket mahasiswa berupa tanggapan mahasiswa terhadap

program baca dan tulis melalui peer tutor.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data

sekunder, yaitu data yang diambil dari lembaga atau institusi

(Suyanto dan Sutinah: 2007). Pengumpulan data melalui observasi,

cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan

melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang akan diteliti.

Data yang diperoleh akan digunakan oleh penulis untuk

menjelaskan gambaran umum lokasi penelitian. Pengumpulan data

melalui studi pustaka dengan memanfaatkan penelitian terdahulu,

jurnal dan buku, serta angket tentang baca dan tulis. Data

Page 71: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 63 -

penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen

sebagai berikut: observasi, wawancara dan angket (smart/

kecerdasan). Data yang dikumpulkan melalui instrument observasi,

wawancara dan angket (smart test multiple intellegences). Sumber

data dalam penulisan ini diperoleh secara langsung dari mahasiswa

FTK UIN SGD Bandung sebagai responden.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penulisan ini

menggunakan dua jenis, yaitu angket, yang terdiri dari angket

kecerdasan majemuk dan angket tanggapan mahasiswa terhadap

program baca dan tulis melalui peer tutor dan lembar observasi

yang diisi oleh observer yang mengamati jalannya proses

pengembangan budaya baca dan tulis.

F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dari responden melalui:

1. angket kecerdasan majemuk: perhitungan skor yang

diberikan mahasiswa untuk setiap pernyataan diberi skor 1:

ya dan 0: tidak. dianalisis dengan menggunakan statistik

inferensial melalui uji t (t-test).

2. Angket respons terhadap pengembangan budaya baca dan

tulis mahasiswa melalui peer tutor, dianalisis menggunakan:

a. Melakukan tabulasi pengumpulan angket dari seluruh

siswa

b. Menghitung persentase jawaban mahasiswa untuk setiap

kriteria dengan perhitungan sebagai berikut:

Jumlah Jawaban siswa X 100%

Jumlah seluruh siswa

Page 72: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 64 -

c. Melakukan interpretasi jawaban angket dengan cara

membuat kategori untuk setiap kriteria. Berdasarkan

tabel di bawah ini.

Tabel 5.2 : Kriteria Jawaban Mahasiswa

Prosentase Kriteria

1-25 Tidak ada

26-49 Sebagian kecil

50 Hampir separuhnya

51-75 Separuhnya

76-99 Sebagian besar

100 Seluruhnya

Koentjaraningrat (1997 dalam Wati 2011)

Page 73: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 65 -

BAB VI

MODEL PENGEMBANGAN BUDAYA BACA TULIS BERBASIS

KECERDASAN MAJEMUK MELALUI TUTOR SEBAYA

A. Kondisi Objektif Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

1. Sekilas Sejarah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Gunung Djati

Bandung merupakan salah satu fakultas dari UIN Sunan Gunung

Djati yang dulu bernama IAIN Sunan Gunung Djati Bandung,

secara resmi berdiri pada tahun 1968 berdasarkan surat Keputusan

Menteri Agama No.57/1968.

Pada awalnya, Fakultas Tarbiyah terdiri dari dua jurusan

yaitu Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan

Bahasa Arab (PBA), Seiring dengan perkembangan dunia

pendidikan, baik dari segi animo peserta didik maupun jumlah

lembaga pendidikan yang membutuhkan tenaga-tenaga pengajar

pada beberapa bidang studi umum, pada tahun 1982 Fakultas

Tarbiyah membuka jurusan Tadris dengan tiga bidang studi; yaitu

bidang IPS, Matematika dan Bahasa Inggris. Pada tahun 1987

bertambah satu bidang lagi, yaitu bidang IPA. Sementara untuk

memenuhi kebutuhan guru agama di SD dan MI, pada tahun 1989

Fakultas Tarbiyah membuka Program Diploma Dua. Pada tahun

1996 disusul dengan membuka D3 penyetaraan. Kemudian pada

tahun 1994 membuka Program Akta Mengajar IV untuk para guru

agama lulusan S1 non-tarbiyah.

Page 74: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 66 -

Pada tahun akademik 1998/1999, Fakultas Tarbiyah

menyelenggarakan program akademik dengan Jurusan/Program

Studi sebagai berikut: Jurusan Kependidikan Islam (KI), Jurusan

Pendidikan Agama Islam (PAI), Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

(PBA), Jurusan Psikologi, Jurusan Pendidikan dan Tadris, dengan

Program Studi Bahasa Inggris, program Studi Matematika,

Program Studi Biologi, Program Studi Fisika, Program Studi Kimia,

Program Studi Teknik Informatika. Selain itu diselenggarakan pula

Program Diploma Dua Bidang D2 GPAI SD/MI, Bidang D2

Pendidikan Guru MI, Bidang D2 Pendidikan Guru RA/TKI dan

Program Akta Mengajar IV.

Seiring dengan perubahan status IAIN menjadi UIN tahun

2005, Program Studi Teknik Informatika (TI) bergabung dengan

Fakultas Sain dan Teknologi, dan pada tahun akademik 2006-2007,

dan jurusan psikologi berkembang menjadi fakultas tersendiri.

Maka sekarang Fakultas Tarbiyah dan Keguruan memiliki 5 (lima)

jurusan dan 6 (enam) Program Studi yakni Jurusan Kependidikan

Islam yang sekarang menjadi Manajemen Pendidikan Islam (MPI),

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Jurusan Pendidikan

Bahasa Inggris (PBI), Jurusan Pendidikan MIPA dengan Program

Studi Pendidikan matematika, Program Studi Pendidikan Biologi,

Program Studi Pendidikan Fisika, Program Studi Pendidikan

Kimia, dan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Dengan penetapan visi untuk menjadi Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Djati (SGD) yang Unggul,

Kompetitif, Profesional, dan Populis di Indonesia pada tahun 2019

sebagai acuan kebijakan dan program. Mulai tahun 2015 arah

pengembangan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan secara sistematis

Page 75: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 67 -

dituangkan dalam Rencana Strategis Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan 2015-2019. Pada periode ini Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan melakukan upaya perbaikan mutu dan layanan

akademik secara terus menerus (continues quality improvement),

peningkatan kualitas penulisan dan pengabdian kepada

masyarakat, pengembangan organisasi dan kemahasiswaan,

penataan organisasi dan tata kelola (ortala), modernisasi fasilitas,

peningkatan kapasitas teknologi informasi, penataan manajemen

dan sumber daya manusia, serta peningkatan kesejahteraan

pegawai dan aspek pendukung lainnya. Sementara itu, adaptasi

dan respons aktif terhadap berbagai tantangan eksternal telah

dilakukan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung

melalui upaya pemenuhan tuntutan kualitas lulusan, pemenuhan

standar mutu internasional dalam penyelenggaraan pendidikan

tinggi, termasuk respons terhadap pemberlakuan Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan produk

turunannya, seperti peraturan tentang program profesi guru, serta

pemenuhan tuntutan masyarakat terhadap pendidikan yang

berasaskan persamaan hak dan kesempatan untuk memperoleh

akses yang lebih mudah dengan biaya yang terjangkau.

Pengembangan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD

Bandung selama lima tahun ke depan yang dipedomani oleh

Renstra Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung 2015-

2019 merupakan proses pendewasaan dan pengokohan jati diri,

sebagai Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang ‚Unggul,

Kompetitif, Profesional, dan Populis‛. Kondisi objektif Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan yang ingin dicapai bahwa Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung ingin berada pada

Page 76: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 68 -

tatanan kelembagaan dan manajemen yang kokoh, serta memiliki

program dan layanan akademik yang bermutu, yang didukung

oleh fasilitas yang modern. Sejalan dengan visi Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan yang menjangkau jauh ke depan, tuntutan untuk

menjadi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung kelas

dunia (world class) masih merupakan tantangan yang harus

diwujudkan. Upaya untuk mewujudkan diri menjadi Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan kelas dunia ini pada dasarnya merupakan

bentuk komitmen dan pengabdian Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan dalam memberikan layanan mutu terbaik bagi

masyarakat Indonesia dan dunia pendidikan. Komitmen ini, selain

merupakan tekad untuk mampu berperan lebih baik dan lebih

banyak bagi kemaslahatan masyarakat Indonesia. Dengan

demikian, Fakultas Tarbiyah dan Keguruandengan sendirinya

tampil lebih baik dan lebih kokoh sebagai Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan yang bermartabat.

Berdasarkan kondisi di atas, dalam lima tahun ke depan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung akan

melakukan upaya pengembangan dengan berfokus kepada (1)

peningkatan mutu kinerja dan layanan akademik, penulisan, dan

pengabdian kepada masyarakat, (2) pemantapan pendidikan

profesional guru dan tenaga profesional lainnya, (3) peningkatan

mutu manajemen dan sumber daya, (4) penataan kelembagaan, (5)

peningkatan citra, kemitraan, dan internasionalisasi, dan (6)

peningkatan mutu pembinaan dan layanan kemahasiswaan.

Keenam fokus pengembangan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini

dijiwai oleh Renstra UIN SGD Bandung 2011-2015 sebagai lembaga

yang menaunginya. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD

Page 77: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 69 -

Bandung menempatkan ilmu keislaman serta nilai-nilai keislaman

dan keindonesiaan sebagai sentral pelaksanaan Tridarma

Perguruan Tinggi, baik pada pengembangan keilmuan dan

pendidikan, penulisan dan kajian, maupun pada pengabdian

kepada masyarakat. Kiprah sentral ini merupakan jati diri utama

yang tetap dipegang dan terus diperkuat sampai saat ini.

Ketika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) SGD Bandung

berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), pada bulan

Oktober 2005 berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) No. 57

tahun 2005, selain nama fakultas diubah menjadi Fakultas Tabiyah

dan Keguruan (FTK), jurusan dan program studinya pun telah

berkembang menjadi lebih banyak, yang meliputi:

1. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

2. Jurusan Kependidikan Islam/Manajemen Pendidikan

Islam (KI/MPI)

3. Jurusan Pendidikan Guru MI (PGMI)

4. Jurusan Pendidikan Bahasa, terdiri atas:

a. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

b. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)

5. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam (PMIPA)

a. Program Studi Pendidikan Matematika

b. Program Studi Pendidikan Fisika

c. Program Studi Pendidikan Kimia

d. Program Studi Pendidikan Biologi

Dalam kurun waktu 45 tahun, sejak tahun 1968 Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah

mengalami beberapa kali perubahan dan penggantian

Page 78: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 70 -

kepemimpinan. Berdasarkan catatan sejarah, para pimpinan yang

pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas secara berturut-turut

adalah sebagai berikut:

1) Drs. H. Utuy Turmudz dari tahun 1968 s.d. 1972

2) Drs. H. Fathurrahman dari tahun 1972 s.d. 1976

3) Drs. H. Yoesoef Iskandar dari tahun 1976 s.d. 1980

4) Drs. H. Ishak Soleh dari tahun 1980 s.d. 1984

5) Prof. Drs. H. Ahmad Supardi dari tahun 1984 s.d. 1992

6) Dr. H. Busyrol Karim dari tahun 1992 s.d. 1996

7) Prof. Dr. H. Ahmad Tafsir dari tahun 1996 s.d. 2004

8) Prof. Dr. H. Afifuddin, MM. dari tahun 2004 s.d. 2011

9) Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si dari tahun 2011 s.d. 2015

10) Dr. Tedi Priatna, M.Ag. dari tahun 2015 s.d. Sekarang

2. Visi, Misi, Tujuan, dan Motto

a. Visi

Terwujudnya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sunan Gunung Djati Bandung yang Unggul, Kompetitif,

Profesional, dan Populis di Indonesia pada tahun 2019.

b. Misi

Untuk mengejawantahkan visi di atas, maka

dikembangkan dalam bentuk misi yang menjadi acuan

operasionalnya:

1) Penguatan budaya akademik civitas akademika

berbasis akhlak karimah.

2) Pengembangan dan pemanfaatan pembelajaran

berbasis riset (classroom research).

3) Penguatan layanan sistem informasi terpadu berbasis

ICT (Information Communication and Technology).

Page 79: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 71 -

4) Penguatan pengabdian pada masyarakat berbasis

profesi keguruan.

5) Peningkatan peran dan fungsi jurusan/ prodi. untuk

menghasilkan produk unggulan yang berdaya saing.

6) Peningkatan kerja sama kemitraan untuk penguatan

daya sanding lembaga.

7) Peningkatan efisiensi dan efektivitas anggaran

berbasis kebutuhan lembaga.

c. Tujuan

Adapun tujuannya, yaitu:

1) Terwujudnya budaya akademik civitas akademika

berbasis akhlak karimah.

2) Terwujudnya pembelajaran riset (classroom research).

3) Terwujudnya layanan sistem informasi terpadu

berbasis ICT (Information Communication and

Technology).

4) Terwujudnya pengabdian pada masyarakat berbasis

profesi keguruan.

5) Terwujudnya peran dan fungsi jurusan/ prodi. untuk

menghasilkan produk unggulan yang berdaya saing.

6) Terwujudnya kerja sama kemitraan untuk penguatan

daya sanding lembaga.

7) Terwujudnya efisiensi dan efektivitas anggaran

berbasis kebutuhan lembaga.

d. Moto

Membudayakan Kepribadian ‚Guru‛ yang Akademis

Page 80: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 72 -

e. Program Unggulan

1) Peningkatan peran dosen pembimbing akademik

sebagai wali asuh dalam pembudayaan akhlak

karimah dan akademik;

2) Peningkatan peran dan fungsi jurusan/program studi

untuk menghasilkan produk unggulan yang berdaya

saing;

3) Pengembangan sistem informasi akademik berbasis

data base;

4) Pengembangan dan peningkatan zona internet bagi

seluruh warga fakultas;

5) Pengembangan konsorsium keilmuan (guru besar)

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui

team teaching dan classroom action research;

6) Pewujudan sekolah model Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan;

7) Peningkatan peran ikatan alumni jurusan/program

studi;

8) Optimalisasi silaturahim warga fakultas (pimpinan

fakultas, dosen, tenaga kependidikan, dan pimpinan

mahasiswa) melalui pola pembinaan bulanan.

f. Kebijakan dan Sasaran

Untuk mencapai tujuan yang dirumuskan di atas,

maka ditetapkan sasaran pengembangan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung 4 (empat)

tahun ke depan sebagai berikut:

Page 81: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 73 -

1) Tersedianya sistem dan piranti layanan akademik

dan administrasi yang mendukung kegiatan

akademik yang bermutu tinggi;

2) Meningkatnya mutu layanan akademik,

pembelajaran, dan pembimbingan yang bermuara

pada peningkatan hasil pembelajaran dan karya tulis

ilmiah mahasiswa dan dosen;

3) Tersedianya program pendidikan yang unggul,

berkarakter, dan relevan dengan tuntutan dan

perkembangan masyarakat, serta terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat;

4) Tersedianya model-model pendidikan berbasis

keunggulan yang berkarakter dan kearifan lokal

berdaya saing global;

5) Meningkatnya aktivitas dan mutu penulisan sesuai

dengan arah kebijakan penulisan Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN SGD Bandung yang bermuara

pada meningkatnya jumlah publikasi nasional dan

internasional;

6) Meningkatnya kuantitas dan mutu aktivitas

pengabdian kepada masyarakat secara melembaga

yang berbasis inovasi dan hasil-hasil penulisan;

7) Terwujudnya sistem manajemen yang terintegrasi

yang didukung oleh teknologi informasi;

8) Terwujudnya perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Bandung sebagai pusat sumber

belajar yang mendukung peningkatan mutu

akademik dan penulisan;

Page 82: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 74 -

9) Meningkatnya kesejahteraan dosen dan karyawan

melalui pola peningkatan mutu layanan akademik;

3. Profil Manajemen Pendidikan Islam

a. Sejarah Singkat

Eksistensi Jenjang S.1 Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati

Bandung diselenggarakan berdasarkan SK Direktur Jenderal

Pendidikan Islam No. 625 Tahun 2012 tanggal 31 Mei 2012

dan sesuai dengan PMA No. 36 Tahun 2009 tentang Penetapan

Pembidangan Ilmu dan Gelar akademik di lingkungan Perguruan

Tinggi Agama Islam.

Sebagai Program Studi-baru, Prodi S1 Manajemen

Pendidikan Islam sudah menyiapkan segala pranata dan

infrastruktur yang diperlukan bagi penyelenggaraan program

studi tersebut termasuk penyusunan kurikulum. Prodi

Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung sudah

mengadakan perumusan kurikulum Prodi Manajemen

Pendidikan Islam pada hari Kamis, 20 September 2012.

Namun demikian, kurikulum S.1 Manajemen Pendidikan

Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan tersebut memerlukan

pengembangan. Oleh karena itu, pada tanggal 14 September

2013 dilakukan workshop pengembangan kurikulum S.1

Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan. Pasca workshop pengembangan kurikulum,

Program Studi S.1 Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Sunan Gunung Djati Bandung pada tanggal 14 Mei 2013

Page 83: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 75 -

melakukan workshop peninjauan dan penyempurnaan

kurikulum. Workshop peninjauan dan penyempurnaan

kurikulum merupakan langkah strategis untuk meningkatkan

mutu pendidikan pada Program Studi S.1 Manajemen

Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sunan Gunung Djati Bandung melalui penyediaan kurikulum

program studi yang memadai.

b. Visi, Misi, Tujuan, dan Profil Lulusan

1) Visi

‚Menjadi program studi yang unggul, kompetitif,

dan profesional dalam bidang manajemen

pendidikan Islam di Indonesia pada tahun 2020‛

2) Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan

pengembangan manajemen pendidikan Islam

dengan model research based learning dalam

rangka meningkatkan quality assurance dan total

quality controll;

b. Melaksanakan penulisan dalam rangka

pengembangan keilmuan dan pengembangan

karya inovatif manajemen pendidikan Islam;

c. Mengembangkan pengabdian dan kemitraan

dengan berbagai lembaga pemerintah dan

kemasyarakatan baik nasional maupun

internasional.

Page 84: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 76 -

3) Tujuan

Program Studi S.1 Manajemen Pendidikan Islam

diarahkan untuk menjadi tenaga kependidikan non guru

yaitu:

a) Menghasilkan tenaga administratif (tata usaha)

pada pendidikan formal dan non-formal;

b) Menghasilkan manager pendidikan di berbagai

jalur, jenis, dan jenjang organisasi pendidikan;

c) Menghasilkan lulusan yang memiliki

kompetensi profesional, leadership, dan spiritual

serta mampu melaksanakan tugas-tugas

manajemen pada lembaga pendidikan.

4) Profil Lulusan

Profil Utama

a) Manajer pendidikan di berbagai jalur, jenis, dan

jenjang lembaga pendidikan Islam dan

organisasi yang menangani pendidikan Islam

serta lembaga pendidikan nonformal (lembaga

kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,

pusat kegiatan belajar masyarakat, pondok

pesantren, Majlis taklim, dan diniyah

takmiliyah) yang berlandas-kan nilai-nilai

Islami;

b) Tenaga administrasi pada lembaga pendidikan

formal dan nonformal.

Profil Penunjang

1) Konsultan/fasilitator dalam bidang manajemen

pendidikan Islam;

Page 85: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 77 -

2) Laboran pada lembaga pendidikan Islam;

3) Penulis bidang manajemen pendidikan Islam;

4) Penulis bidang manajemen pendidikan Islam;

5) Pendidik manajemen dan administrasi.

B. Model Pengembangan Budaya Baca Tulis Berbasis

Kecerdasan Majemuk Melalui Tutor Sebaya

1. Program budaya baca dan tulis mahasiswa Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebelum

menggunakan peer tutor (tutor sebaya).

Berdasarkan observasi dan studi pendahuluan serta

wawancara kepada siswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

diketahui bahwa belum ada program yang terencana dan

sistematis dalam rangka mengembangkan budaya baca dan

tulis mahasiswa, selain hanya melalui pembelajaran yang

terstruktur, seperti tugas-tugas membuat karya ilmiah:

makalah, laporan buku dan laporan observasi.

2. Implementasi pengembangan budaya baca dan tulis

mahasiswa berbasis kecerdasan majemuk melalui peer tutor

(tutor sebaya).

Data yang diperoleh melalui angket kecerdasan majemuk

untuk mengembangkan budaya baca dan tulis mahasiswa

berbasis kecerdasan majemuk melalui peer tutor (tutor sebaya)

adalah sebagai berikut.

a. Persentase Berdasarkan Jawaban Soal

Hasil perhitungan persentase jawaban mahasiswa untuk

setiap kriteria kecerdasan majemuk diperoleh hasil sebagai

berikut:

Page 86: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 78 -

Tabel 6.1 : Persentase Jawaban Soal pada Pretest

Prosentase Kriteria Jumlah %

1- 25 Tidak ada 0 0%

26-49 Sebagian kecil 12 15%

50 Hampir separuhnya 0 0%

51-75 Separuhnya 40 50%

76-99 Sebagian besar 27 34%

100 Seluruhnya 1 1%

80

Pada Tabel 4.1 di atas, dari 80 pertanyaan di dapat 50%

atau separuhnya(40 soal) persentase jawaban antara 51% -

75%, sebagian besar atau 35% (27 orang) persentase jawaban

antara 76%-99%, sebagian kecil atau 15% (12 orang)

persentase jawaban antara 26% - 49%.

Tabel 6.2 : Persentase Jawaban Soal pada Postest

Prosentase Kriteria Jumlah %

1- 25 Tidak ada 0 0%

26-49 Sebagian kecil 8 10%

50 Hampir separuhnya 0 0%

51-75 Separuhnya 39 49%

76-99 Sebagian besar 32 40%

100 Seluruhnya 1 1%

Pada Tabel 4.2 di atas, dari 80 pertanyaan di dapat 49%

atau hampir separuhnya (39 soal) persentase jawaban antara

51%-75%, sebagian besar atau 40% (32 orang) persentase

jawaban antara 76% - 99%, sebagian kecil atau 10% (8 orang)

persentase jawaban antara 26% - 49%.

Page 87: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 79 -

b. Persentase Berdasarkan Mahasiswa

Tabel 6.3 : Persentase Jawaban Mahasiswa pada Pretest

Prosentase Kriteria Jumlah %

1 - 25 Tidak ada 0 0%

26-49 Sebagian kecil 5 16%

50 Hampir separuhnya 0 0%

51-75 Separuhnya 16 52%

76-99 Sebagian besar 10 32%

100 Seluruhnya 0 0%

Jumlah 31 100%

Pada Tabel 4.3 di atas, dari 31 mahasiswa ditunjukkan

sebanyak separuhnya atau 52% (16 mahasiswa) menjawab

soal benar sebesar 51%-75%, sebagian besar atau 32% (10

mahasiswa) menjawab soal benar sebesar 51% - 75%, sebagian

kecil atau 16% (5 mahasiswa) menjawab soal benar sebesar

51%-75%.

Tabel 6.4 : Persentase Jawaban Mahasiswa pada Postest

Prosentase Kriteria Jumlah %

1 - 25 Tidak ada 0 0%

26-49 Sebagian kecil 3 10%

50 Hampir separuhnya 2 6%

51-75 Separuhnya 15 48%

76-99 Sebagian besar 11 35%

100 Seluruhnya 0 0%

Jumlah 31 100%

Pada Tabel 4.4 di atas, dari 31 mahasiswa ditunjukan

sebanyak separuhnya atau 48% (15 mahasiswa) menjawab

Page 88: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 80 -

soal benar sebesar 51% - 75%, sebagian besar atau 35% (11

mahasiswa) menjawab soal benar sebesar 51% - 75%, sebagian

kecil atau 10% (3 mahasiswa) menjawab soal benar sebesar

51%-75% dan sebanyak 6% (2 orang) menjawab soal benar

sebesar 50%.

Data juga diperoleh melalui observasi dan dokumentasi,

berikut aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan program

pengembangan budaya baca dan tulis melalui peer tutor.

Gambar 6. 1 Aktivitas mahasiswa pada saat workshop dan

sosialisasi pengembangan budaya baca dan tulis melalui

peer tutor.

Page 89: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 81 -

Gambar 6.2 Kegiatan workshop pengembangan budaya baca

dan tulis mahasiswa

3. Hasil pengembangan budaya baca dan tulis mahasiswa

berbasis kecerdasan majemuk melalui peer tutor (tutor

sebaya).

Adapun untuk mengetahui perbedaan antara pre tes dan

postes, maka hasil analisis beda dengan menggunakan Uji T

didapat output SPSS sebagai berikut:

Tabel 6.5 : Uji T (T-Test)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 54.19 31 12.048 2.164

Postest 56.13 31 11.798 2.119

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest & Postest 31 .954 .000

Page 90: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 82 -

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest -

Postest -1.935 3.633 .652 -3.268 -.603 -2.967 30 .006

Dari output di atas didapat, Hipotesis Uji t (One tailed)

H0 : μ1 ≥ μ2 : Rata-rata nilai pretest lebih besar daripada rata-rata

nilai postest

H1 : μ1 < μ2 : Rata-rata nilai pretest lebih kecil daripada rata-rata

nilai postest

Didapat nilai t = -2,967 dengan derajat kebebasan = 30 dan p-

value (2 sisi/2-tailed ) = 0,006. Karena kita melakukan uji hipotesis

satu sisi (one tailed) H1 : μ1 < μ2, maka nilai p-value(2-tailed) harus

dibagi dua menjadi 0,006/2 = 0,003 nilai ini lebih kecil dari α = 0,05

maka H0 : μ1 ≥ μ2 ditolak dan H1 : μ1 < μ2 diterima . Sehingga dapat

disimpulkan bahwa rata-rata nilai pretes lebih kecil dari nilai

posttest. Kondisi ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara pengembangan budaya baca dan tulis mahasiswa

berbasis kecerdasan majemuk sebelum dan sesudah menggunakan

peer tutor (teman sebaya).

Page 91: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 83 -

C. Temuan pada Penelitian Model Pengembangan Budaya

Baca Tulis Berbasis Kecerdasan Majemuk Melalui Tutor

Sebaya

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara budaya baca dan

tulis berbasis kecerdasan majemuk mahasiswa Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, khususnya

Jurusan Manajemen Pendidikan Islam sebelum dan sesudah

menerapkan peer tutor. Terlihat dari rata-rata nilai pretes lebih kecil

dari nilai posttest.

Program budaya baca dan tulis mahasiswa Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebelum

menggunakan peer tutor (tutor sebaya).

Berdasarkan observasi dan studi pendahuluan, diketahui

bahwa belum ada program yang terencana dan sistematis dalam

rangka mengembangkan budaya baca dan tulis mahasiswa, selain

hanya melalui pembelajaran yang terstruktur, seperti tugas-tugas

membuat karya ilmiah: makalah, laporan buku dan laporan

observasi.

Pengembangan budaya baca merupakan serangkaian

kegiatan yang diarahkan untuk mendorong masyarakat

menjadikan kegiatan membaca sebagai bagian dari kebutuhan

hidup sehari-hari, baik yang berorientasi pada penyegaran pikiran

(entertainment) maupun untuk perluasan atau pengayaan wawasan

pengetahuan (knowledge building) sehingga masyarakat secara

mandiri dapat meningkatkan mutu kehidupannya, baik secara

rohani maupun jasmani. Pengembangan budaya baca juga

mencakup upaya untuk mewujudkan lingkungan dan berbagai

Page 92: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 84 -

sarana yang kondusif untuk menumbuhkembangkan kebiasaan

membaca bagi semua lapisan masyarakat tanpa diskriminasi, baik

dari segi gender maupun status sosial ekonominya. Budaya baca

dinilai penting untuk dikembangkan di Indonesia, khususnya di

UIN Sunan Gunung Djati Bandung karena: 1) melalui budaya baca

dan belajar diharapkan wawasan, pengetahuan, kreativitas,

motivasi untuk maju dan mengatasi rintangan meningkat serta

tidak mudah putus asa, 2) dilihat dari kualitas insan Indonesia, 67%

tingkat pendidikan angkatan kerja baru adalah tamatan dan tidak

tamat SD dan SMP, 3) rata-rata lama pendidikan penduduk

Indonesia hanya 7 tahun (sampai kelas 8), dan 4) produktivitas

nasional masih rendah. Pengembangan budaya baca tidak terbatas

hanya menjadi tugas dan tanggung jawab Kementerian Pendidikan

Nasional saja selaku penanggungjawab penyelenggaraan

pendidikan formal dan nonformal, tetapi juga semua

lembaga/instansi pemerintah dan swasta, individu dan kelompok.

Ridwan Siregar (2004) mengemukakan bahwa

pengembangan budaya baca dalam masyarakat tidak hanya

ditentukan oleh keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan-

bahan bacaan, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan dan

kemudahan akses terhadap bahan-bahan bacaan. Ketersediaan

bahan-bahan bacaan berarti tersedianya bahan-bahan bacaan yang

memenuhi, kebutuhan masyarakat. Sedangkan kemudahan akses

adalah tersedianya sarana dan prasarana dimana masyarakat dapat

dengan mudah memperoleh bahan bacaan dan informasi tentang

bahan bacaan. Ketersediaan dan kemudahan akses tersebut

berkaitan erat dengan pelayanan perpustakaan dan yang lainnya di

antaranya: komunitas baca, kegiatan-kegiatan yang bisa

Page 93: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 85 -

mewujudkan kebiasaan menjadi budaya baca dan tulis di

lingkungan, khususnya lingkungan Perguruan Tinggi. Di

lingkungan perguruan tinggi, khususnya di UIN Sunan Gunung

Djati Bandung budaya baca juga belum berkembang dengan baik.

Perkuliahan di kelas pada umumnya belum diarahkan pada

kegiatan membaca. Sumber-sumber pengetahuan untuk mahasiswa

adalah kuliah-kuliah di kelas dan buku daras. Di sisi lain,

perpustakaan hanya memiliki koleksi yang sangat terbatas dengan

pelayanan yang sangat sederhana dan bahan bacaan yang terbatas.

Kondisi seperti itu, akan berpengaruh terhadap kehidupan

intelektual di dalam kampus karena bahan bacaan tidak

dibutuhkan secara luas oleh masyarakat akademik, maka kegiatan

menulis pun tidak akan dapat berkembang dengan baik (ingat,

bahwa penulis yang baik juga adalah pembaca yang baik). Dengan

kata lain, komunikasi ilmiah tidak berjalan dengan semestinya.

Berdasarkan kondisi dan fenomena tersebut, maka ada upaya

untuk mengatasi keadaan seperti itu, sama seperti di lingkungan

sekolah, harus dilakukan perbaikan yang mencakup hal berikut ini:

perbaikan fasilitas dan karakteristik pelayanan perpustakaan; dan

mengubah metode pengajaran dari teaching-based kepada learning-

based serta perbanyak kegiatan-kegiatan yang bisa memotivasi dan

memfasilitasi kebiasaan/budaya dan tulis mahasiswa juga adanya

komunitas baca dan tulis mahasiswa. Ridwan Siregar (2004)

menambahkan bahwa peran perpustakaan harus diubah dari

sekedar store house yang pasif menjadi educational force yang aktif.

Reformasi perkuliahan akan mempunyai efek timbal-balik pada

perpustakaan, dan efek timbal balik yang sama akan dihasilkan

Page 94: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 86 -

pari bahan-bahan bacaan dan pelayanan perpustakaan yang

disempurnakan.

Berikut ini beberapa model atau program yang dapat

diimplementasikan untuk pengembangan budaya baca dan tulis

mahasiswa berbasis kecerdasan majemuk melalui peer tutor (tutor

sebaya). Program yang tersebut adalah sebagai berikut.

a. Dear (Drop Everything and Read); program ini dilaksanakan

setiap hari sebelum pembelajaran di kelas dimulai, dosen dan

mahasiswa serentak membaca salah satu buku yang diminati.

b. One day one article (ODOA), kegiatan ini dilaksanakan melalui

komunitas baca, dengan kegiatan ini mahasiswa terbiasa

untuk membaca menulis artikel.

c. One month one book (OMOB), kegiatan ini dilaksanakan

melalui komunitas baca dan tulis. Dengan kegiatan ini

mahasiswa termotivasi membaca buku dan membuat resume

dari buku yang dibaca kemudian sharing atau diskusi hasil

bacaan.

d. Jurnal membaca dan menulis. Hasil bacaan dibuat jurnal

harian atau mingguan dan tulisan pun dibuat jurnal

berdasarkan waktu membaca dan menulis, dan memuat

resensi atau resume.

e. Bengkel membaca dan menulis. Pembelajaran membaca dan

menulis dapat diawali dengan menggunakan web semantic

clues atau peta konsep. Dalam membaca kita mengawali

dengan mencari ide pokok setiap paragraph. Sedangkan

dalam menulis dapat diawali dari membuat outline atau

kerangka karangan terlebih dahulu.

Page 95: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 87 -

f. Komunitas baca dan tulis. Telah terbentuk komunitas baca

dan tulis (kombis) yang beranggotakan 15 orang dengan

memiliki program dan bidang berbasis kecerdasan majemuk.

Sehingga mahasiswa pada akhir pertemuan diberi angket

kecerdasan majemuk.

Pengembangan budaya baca dan tulis mahasiswa berbasis

kecerdasan majemuk melalui peer tutor (tutor sebaya) menghasilkan

hal-hal sebagai berikut.

a. Dibentuknya komunitas baca dan tulis di kalangan

mahasiswa dengan nama Kombis memiliki program DEAR,

ODOA, OMOB, jurnal membaca dan menulis, bengkel

membaca dan menulis.

b. Pelaksanaan sosialisasi, seminar dan workshop

pengembangan budaya baca dan tulis mahasiswa berbasis

kecerdasan majemuk melalui peer tutor (tutor sebaya) pada

tanggal 12 desember 2015 dengan peserta 50 orang dengan

hasil yang cukup memuaskan dan pelaksanaannya dibantu

oleh komunitas baca dan tulis (Kombis).

c. Mahasiswa menjadi terbiasa dan termotivasi membaca dan

menulis melalui program-program tersebut.

Walaupun begitu, penulisan ini memiliki keterbatasan dan

pada dasarnya belum final, namun harapan penulis ada penulisan

selanjutnya yang mengembangkan dan mengkaji ulang hasil

penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan yang telah

dilaksanakan ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak hal

yang menghambat dan menjadi kendala dalam proses penulisan,

baik pada saat sebelum atau sesudahnya. Adapun keterbatasan

Page 96: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 88 -

yang dialami oleh penulis, antara lain sebagai berikut: Dari segi

teknis, penulis harus dapat menyesuaikan waktu yang dimiliki

dengan responden atau bahkan mahasiswa yang dijadikan

responden, karena responden adalah berstatus mahasiswa yang

harus mengikuti proses pembelajaran di kampus. Dalam hal

pengambilan sampel, penulis hanya mampu mengambil 31

responden dari populasi seluruh siswa kelas semester 1 di Jurusan

MPI sehingga bagi penulis jumlah sampel yang berjumlah 31 siswa

belum tentu menggambarkan karakteristik populasi yang ada.

Selain itu instrumen yang digunakan dalam penulisan ini

bukan satu-satunya yang mampu mengungkapkan keseluruhan

aspek yang diteliti. Karena itu, instrumen kuesioner untuk

mengungkap data budaya baca dan tulis berbasis kecerdasan

majemuk mahasiswa tidak cukup karena untuk mengungkap data

siswa tidak cukup hanya melihat hasil pengisian kuesioner saja,

melainkan perlu adanya wawancara secara mendalam dengan

menggunakan tolok ukur wawancara yang lebih representatif.

Page 97: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 89 -

BAB VII

PENUTUP

A. Simpulan

1. Program budaya baca dan tulis mahasiswa Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebelum

menggunakan peer tutor (tutor sebaya) belum terencana dan

sistematis, selain hanya melalui pembelajaran yang

terstruktur, seperti tugas-tugas membuat karya ilmiah:

makalah, laporan buku dan laporan observasi.

2. Implementasi pengembangan budaya baca tulis berbasis

kecerdasan majemuk melalui peer tutor dengan program

yang terlaksana sebagai berikut:

a. Terlaksananya program Dear (Drop Everything and Read);

program ini dilaksanakan setiap hari sebelum

pembelajaran di kelas dimulai, dosen dan mahasiswa

serentak membaca salah satu buku yang diminati.

b. Terlaksananya program One day one article (ODOA),

kegiatan ini dilaksanakan melalui komunitas baca,

dengan kegiatan ini mahasiswa terbiasa untuk membaca

menulis artikel.

c. Terlaksananya One month one book (OMOB), kegiatan ini

dilaksanakan melalui komunitas baca dan tulis. Dengan

kegiatan ini mahasiswa termotivasi membaca buku dan

Page 98: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 90 -

membuat resume dari buku yang dibaca kemudian

sharing atau diskusi hasil bacaan.

d. Terlaksananya Jurnal membaca dan menulis. Hasil

bacaan dibuat jurnal harian atau mingguan dan tulisan

pun dibuat jurnal berdasarkan waktu membaca dan

menulis, dan memuat resensi atau resume.

e. Terlaksananya Bengkel membaca dan menulis.

f. Terbentuknya Komunitas baca dan tulis. Telah terbentuk

komunitas baca dan tulis (kombis) yang beranggotakan

15 orang dengan memiliki program dan bidang berbasis

kecerdasan majemuk. Sehingga mahasiswa pada akhir

pertemuan diberi angket kecerdasan majemuk.

3. Hasil pengembangan budaya baca dan tulis mahasiswa

berbasis kecerdasan majemuk melalui peer tutor (tutor

sebaya), terdapat perbedaan yang signifikan antara budaya

baca dan tulis mahasiswa sebelum dan sesudah

menggunakan peer tutor.

Pengembangan budaya baca dan tulis mahasiswa berbasis

kecerdasan majemuk melalui peer tutor (tutor sebaya)

menghasilkan hal-hal sebagai berikut.

a. Telah terbentuk komunitas baca dan tulis di kalangan

mahasiswa dengan nama Kombis dengan program

DEAR, ODOA, OMOB, jurnal membaca dan menulis,

bengkel membaca dan menulis sebagaimana yang telah

dijelaskan di atas.

b. Adanya pelaksanaan sosialisasi, seminar dan workshop

pengembangan budaya baca dan tulis mahasiswa

berbasis kecerdasan majemuk melalui peer tutor (tutor

Page 99: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 91 -

sebaya) pada tanggal 12 desember 2015 dengan peserta

50 orang dengan hasil yang cukup memuaskan.

pelaksanaan dibantu oleh komunitas baca dan tulis

(Kombis) dalam rangka menyosialisasikan dan

memberikan gambaran tentang program-program

pengembangan budaya baca dan tulis di kalangan

mahasiswa sehingga diharapkan dengan kegiatan ini

dapat memotivasi dan memfasilitasi kebiasaan baca

sehingga membaca dan menulis membudaya di kalangan

mahasiswa.

c. Mahasiswa menjadi terbiasa dan termotivasi membaca

dan menulis melalui program-program tersebut.

B. Rekomendasi

Merujuk pada hasil penulisan tersebut, penulis mengajukan

rekomendasi sebagai berikut.

1. Diharapkan komunitas baca dan tulis mahasiswa di Jurusan

MPI menjadi perintis atau pelopor sehingga melahirkan

komunitas-komunitas baca dan tulis mahasiswa di Jurusan

lain dan Fakultas lain, bahkan di tingkat Universitas.

Komunitas Baca dan Tulis Mahasiswa agar lebih dapat

mengefisienkan sumber daya relawan di komunitasnya

dalam mewujudkan visi besarnya yakni untuk membentuk

Insan, khususnya mahasiswa yang berbudaya baca dan tulis.

2. Senantiasa menjalin kerja sama pihak Fakultas dan

Universitas (Jamiah) bahkan dengan Bapusipda Provinsi Jawa

barat secara umum dalam rangka membudayakan program

baca di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan

Page 100: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 92 -

mahasiswa dan meluaskan misi dan visinya sehingga tercipta

masyarakat dan bangsa yang beradab melalui membaca dan

menulis.

3. Diharapkan setiap Fakultas dan bahkan Universitas (Jamiah)

memfasilitasi pengembangan budaya baca dan tulis di

kalangan mahasiswa, khususnya. Umumnya seluruh civitas

akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung sehingga

tercipta civitas akademika yang berbudaya baca dan tulis.

Page 101: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 93 -

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar & Alwasilah, Senny Suzanna. (2005). Pokoknya

Menulis. Bandung: Kiblat.

Anderson, Neil, J. & Nunan, David. (2008). Practical English

Language Teaching Reading. New York: McGraw Hill.

Brown, H. Douglas. (1994). Principles of Language Learning and

Teaching. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Byrnes, Heidi. (1998). Modules for the Professional Preparation of

Teaching Assistants in Foreign Language. Washington DC:

Center for Applied Linguistics.

Chenoweth, Karin. (2002). Washington Pos, March 7.

D’Angelo, Frank. (1980). Process and Thought in Composition.

Massachussetts: Winthrop Publishers, Inc.

Davies, F. (1995). Introducing Reading. London: Penguin.

De Porter, Bobbi. & Hernachi, Mike. (2003). Quantum Learning:

Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa:

Bandung.

Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdiknas RI. (2004), Perpustakan

Perguruan Tinggi Buku pedoman. edisi ke-3, Jakarta:

Depdiknas RI Direktorat Pendidikan Tinggi.

Gardner, Howard. (2013). Kecerdasan Majemuk. Tangerang:

Interaksara

Gibbons, Pauline. (2002). Scaffolding Language Scaffolding Learning.

Portsmouth, NH: Heinemann, Inc.

Page 102: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 94 -

http: siuniversal.blogspot.com/2014/03

http: 2.bp.blogspot.com, dan file.upi.edu

Idris, Kamah. (2003). Pola dan Strategi Pengembangan Perpustakaan

dan Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Perpustakaan Nasional

RI.

Ife, Jim. (1995). Community Development, Creating Community

Alternatives,

Vision, Analysis, And Practice. Australia : Longman Australia.

Kartasamita, Ginandjar. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat,

Memadukan

Pertumbuhan dan Permasalahan. Jakarta : Cides.

Kartasamita, Ginandjar. (1997). Pemberdayaan Masyarakat: Konsep

Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat. Surabaya:

Bappenas.

Kompas Harian. Edisi 1 Maret 2012.

Ma’mur, Ilzamudin. (2010). Membangun Budaya Literasi. Banten:

IAIN Suhada Press.

Miller, William. (2000). Strategies for Developing Emergent Literacy.

New York: McGraw Hill.

Morrison, Ida E. (1968). Teaching Reading in the Elementary School.

USA: The Ronald Press Company.

Mortimer J. Adler; Charles Van Doren, 1986, Cara Membaca Buku dan

Memahaminya,Cet. II, Jakarta: PT, Pantja Simpati.

Muktiono, Joko D. (2003). Aku Cinta Buku, Cet. I, Jakarta: PT. Elex

Media Komutindo;

Musthafa, Bachrudin. (1996). Content Area Reading: Principles and

Strategies to Promote Independent Learning.

Page 103: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 95 -

NS. Sutarno. (2003). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Yayasan

Obor Indonesia.

NS. Sutarno. (2006). Perpustakaan dan masyarakat. Jakarta: Sagung

Seto.

Noerhayati S. (1987). Pengelolaan Perpustakaan, Jilid I, Cet. I,

Bandung: Alumni.

Rooijakkers. (2005). Cara Belajar di Perguruan Tinggi, Cet. XX,

Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2011). Metode Penulisan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Nunan, David. (1999). Second language Teaching and Learning.

Boston: Heinle & Heinle Publishers.

Rammatullah, Azam Syukur. (2005). Problematika Anak Kampus.

Quranic Media Pustaka: Yogyakarta

Rivers, W., and Temperley, M. (1978). A Practical Guide to the

Teaching of English as a Second or Foreign Language. New York:

Oxford University Press.

Reading Process Analysis. September, (2006). From

http://www.wested.org/stratlit/ ideas/readingprocess/shtml.

Siregar, A. Ridwan. (1992) 'Kurikulum dan perpustakaan

perguruan tinggi' dalam Buletin Perpustakaan BKS-PTN

Barat, Vol.III No.1 dan 2.

Solihat, Manaf. dkk. (2014). Interpersonal Skill Tips Membangun

Komunikasi dan Relasi. Bandung: Mujahid

Sujiono, Yulan Nurani. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia

Dini. Jakarta: Indeks

Suyanto, Bagong & Sutinah (eds). (2008). Metode Penulisan Sosial:

Berbagai

Page 104: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 96 -

Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penulisan Pendidikan.

Bandung: PPS UPI dan PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur., Saifullah, Aceng Ruhendi., & Harnas,

Kholid A. (1990). Membaca Dalam Kehidupan. Bandung:

Angkasa

Page 105: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 97 -

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN

FOTO WORKSHOP BUDAYA BACA DAN TULIS

Page 106: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 98 -

Page 107: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 99 -

Angket Kecerdasan Majemuk

Beri tanda (√) pada pernyataan yang menggambarkan dirimu.

o A.

• (....) Buku sangat penting bagi saya.

• (....) Seringkali benak saya berbicara baik sebelum

membaca, berbicara & menulis.

• (....) Saya menyukai permainan kata seperti scrable, TTS

atau kata sandi.

• (....) Saya mudah dan percaya diri dalam berekspresi,

baik lisan maupun tulisan.

• (....) Saya mudah menyerap informasi dengan

mendengarkan radio, mp3, cd audio.

• (....) Saya senang menghibur diri atau orang lain dengan

lelucon.

• (....) Saya menyukai pelajaran bahasa, ilmu sosial dan

sejarah.

• (....) Saya suka mencari bacaan yang berkaitan dengan

hal-hal yang saya minati.

• (....) Saya suka bercerita.

• (....) Saya mudah menghafal kata-kata yang lumayan

aneh.

Jumlah (√) = * ]

Page 108: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 100 -

o B.

• (....) Saya dapat menghitung angka di luar kepala dengan

mudah.

• (....) Matematika dan ilmu pasti adalah favorit pelajaran

saya di sekolah.

• (....) Saya senang game atau teka-teki yang menuntut

penalaran logis.

• (....) Saya senang membuat eksperimen sederhana.

• (....) Saya selalu berusaha mencari pola, keteraturan,

urutan logis berbagai hal.

• (....) Saya tertarik pada perkembangan-perkembangan

baru di bidang sains.

• (....) Saya yakin, hampir semua hal memiliki penjelasan

rasional.

• (....) Saya berpikir dengan konsep yang jelas.

• (....) Saya peka terhadap kesalahan penalaran dalam

perkataan & tindakan orang.

• (....) Saya suka jika sesuatu telah diukur, dikelompokkan

untuk mudah memahami secara tepat.

Jumlah (√) = * ]

Page 109: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 101 -

o C.

• (....) Saya sering melihat gambaran visual yang jelas saat

memejamkan mata.

• (....) Saya peka terhadap warna.

• (....) Saya suka corat-coret saat mencatat atau memikirkan

sesuatu.

• (....) Saya tidak mudah tersesat di daerah yang belum saya

kenal benar.

• (....) Saya suka pelajaran seni dan lebih suka geometri

daripada aljabar.

• (....) Saya lebih suka membaca bahan yang banyak

gambarnya.

• (....) Saya suka memilah sesuatu menjadi beberapa bagian

dan memasangkan kembali.

• (....) Saya mudah membayangkan bagaimana sesuatu dari

sudut pandang berbeda.

• (....) Saya suka menggunakan kamera foto atau video untuk

merekam hal-hal yang menarik.

• (....) Saya suka mengerjakan teka-teki menyusun potongan

gambar atau game visual lainnya.

Jumlah (√) = * ]

Page 110: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 102 -

o D.

• (....) Saya menguasai satu atau beberapa olahraga (mis. Bola,

voli, lari, badminton, renang dll.)

• (....) Saya tidak betah duduk diam dalam waktu yang lama.

• (....) Saya suka pekerjaan yang melibatkan keterampilan

tangan yg nyata (memahat, merakit, menjahit, dll)

• (....) Saya suka pertualangan yang mendebarkan.

• (....) Ide-ide terbaik saya biasanya muncul saat saya berjalan-

jalan.

• (....) Saya suka menghabiskan waktu luang dengan

beraktivitas di ruang terbuka.

• (....) Saya sering menggunakan gerak tangan atau bahasa

tubuh lainnya ketika bercakap-cakap.

• (....) Saya harus mempraktekkan suatu keterampilan yang

baru, tidak sekedar membaca atau menonton.

• (....) Saya harus menyentuh sesuatu agar dapat lebih

mengenalnya.

• (....) Pelajaran yang paling menyenangkan adalah olahraga

dan seni ukir atau menjahit.

Jumlah (√) = * ]

Page 111: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 103 -

o E.

• (....) Saya dapat memainkan satu alat musik.

• (....) Saya biasanya tahu apabila ada nada musik yang

sumbang.

• (....) Saya sering mendengarkan musik dari radio,mp3 di

rumah atau di jalan.

• (....) Musik mudah membangkitkan emosi saya.

• (....) Kadangkala tanpa sadar saya berjalan sambil

melantunkan lagu atau jingle iklan.

• (....) Saya dapat mengikuti irama musik dengan mudah

menggunakan alat perkusi sederhana.

• (....) Saya mengenal nada-nada berbagai macam lagu atau

karya musik.

• (....) Saya mudah menyanyikan kembali lagu walau baru

mendengar satu atau dua kali.

• (....) Saya suka mengetuk-ketukan jari berirama atau

bernyanyi kecil saat belajar atau bekerja.

• (....) Menurut saya suara saya merdu.

Jumlah (√) = * ]

Page 112: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 104 -

o F.

• (....) Saya suka bekerja sendiri daripada berkelompok.

• (....) Saya punya keinginan kuat untuk mempertahankan apa

yang saya inginkan atau saya yakini.

• (....) Saya tidak memusingkan perkataan orang.

• (....) Saya dapat menghadapi masa-masa kemunduran

dengan tabah.

• (....) Saya punya tujuan-tujuan penting dalam hidup yang

saya pikirkan dengan teratur.

• (....) Saya punya pandangan realistis mengenai kelemahan

dan kekuatan diri saya.

• (....) Saya memiliki buku harian untuk menuliskan

kehidupan pribadi saya dan tujuan hidup saya.

• (....) Saya bercita-cita menjadi pengusaha dan memulai

usaha sendiri.

• (....) Saya memiliki hobi.

• (....) Saya banyak berpikir tentang tujuan hidup dan apa

yang ingin saya capai.

Jumlah (√) = * ]

Page 113: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 105 -

o G.

• (....) Saya sering dimintai nasihat atau saran oleh teman.

• (....) Saya Mudah berteman.

• (....) Saya percaya diri dan merasa nyaman bertemu dengan

orang lain.

• (....) Saya sering menawarkan bantuan saat orang lain

memerlukannya.

• (....) Saya lebih suka olahraga berkelompok seperti sepak

bola, voli daripada lari.

• (....) Saya senang terlibat dengan kegiatan sosial.

• (....) Saya suka tantangan mengajar teman tentang hal-hal

yang saya kuasai.

• (....) Saya bisa menebak perasaan orang hanya dengan

melihat mereka.

• (....) Saya suka membicarakan masalah dg orang lain

daripada memecahkan sendiri.

• (....) Saya tidak segan menerima posisi sebagai ketua atau

pemimpin.

Jumlah (√) = * ]

Page 114: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 106 -

o H.

• (....) Saya suka berkelana, hiking atau jalan-jalan di alam

terbuka.

• (....) Saya ikut organisasi peduli lingkungan.

• (....) Saya dibesarkan di keluarga yang menyukai binatang

piaraan dan tanaman.

• (....) Saya sangat suka menonton acara flora dan fauna.

• (....) Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang

berbeda.

• (....) Saya melakukan hobi yang berkaitan dengan alam (mis.

Mengamati burung)

• (....) Saya punya ingatan dan daya kenal yang hebat

terhadap detail dari suatu tempat, hewan, tanaman.

• (....) Ketika berlibur, saya memilih pergi ke alam terbuka

(gunung, taman) daripada ke dunia fantasi.

• (....) Saya berminat pada masalah sosial, psikologi dan

motivasi manusia.

• (....) Saya menyukai informasi masuk akal tentang

perkembangan astronomi, jagat raya& benda langit.

Jumlah (√) = * ]

Page 115: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 107 -

PEDOMAN WAWANCARA

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

A. Latar alamiah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung

1. Latar belakang Berdirinya

a. Tahun berapa berdiri Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?

b. Alasan didirikannya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?

c. Apa tujuan (visi, misi dan strategi) didirikannya Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan?

d. Siapa Pendiri Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?

e. Bagaimana Struktur Organisasi Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan

2. Kondisi Geografis Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

a. Bagaimana letak geografis Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan?

b. Bagaimana kondisi sosial masyarakat Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan?

3. Kondisi fisik bangunan

a. Berapa jumlah gedung yang ada di Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan?

b. Berapa jumlah ruang belajar/kelas Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan?

c. Berapa luas tanah yang dimiliki Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan?

d. Bagaimana kondisi fasilitas penunjang Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan?

e. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana pada waktu

awal berdirinya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?

Page 116: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 108 -

f. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) di Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan?

g. Bagaimana keadaan kepala sekolah, guru, staf dan

mahasiswa di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?

4. Kondisi Sosial dan Budaya

a. Bagaimana kondisi sosial budaya setempat (lingkungan

sekitar kampus)?

B. Program Budaya baca di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

1. Bagaimana proses pengembangan budaya baca di Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan?

2. Siapa saja yang terlibat dalam pengembangan program

budaya baca di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?

3. Bagaimana metode dan teknik yang digunakan dalam proses

pengembangan program budaya baca di Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan?

4. Bagaimana waktu pelaksanaannya dan pengelolaannya?

5. Adakah peran atau kerja sama dengan komunitas baca

masyarakat dalam mengembangkan program budaya baca di

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?

6. Bagaimana peran dan bentuk kerjasamanya

7. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan program budaya baca di Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan?

Page 117: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 109 -

C. Dampak program budaya baca di Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan

1. Bagaimana dampak program budaya terhadap siswa Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan?

2. Bagaimana dampak program budaya terhadap proses

pembelajaran di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?

3. Bagaimana dampak peran komunitas baca masyarakat

terhadap proses pengembangan (Pelaksanaan) program

budaya baca?

4. Bagaimana evaluasi dan tindak lanjut program budaya baca

di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan?

Page 118: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 110 -

Lampiran Karya Mahasiswa

PENDIDIKAN KARAKTER USWATUN HASANAH

RASULULLAH SAW.

Santi Wahyuni

Dunia pendidikan sedang disibukkan dengan pembuatan

sistem yang efektif, supaya peserta didik mempunyai karakter,

permasalahan ini di latar belakangi oleh perubahan zaman, dan

arus globalisasi dari barat yang telah masuk ke Indonesia, sehingga

membuat karakter – karakter peserta didik yang terbentuk

cenderung ke arah negatif, sedangkan karakter bangsa dan agama

ditinggalkan.

Permasalahan ini, tidak bisa kita limpahkan semuanya

kepada pemerintah, banyak kalangan yang mempunyai kewajiban

memikirkan permasalahan dalam pendidikan, salah satunya adalah

lulusan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati

Bandung, khususnya untuk jurusan Manajemen Pendidikan Islam.

Bekal yang dimiliki tentang pendidikan Islam, memusatkan

perhatian pendidikan karakter kepada pencontohan sikap uswatun

hasanah Rasulullah, selain tercapainya tujuan pendidikan karakter,

yaitu menjadi individu yang lebih baik, yang lebih penting adalah

tercapainya ridha Allah SWT.

Selain pengaplikasian dalam bentuk sistem pendidikan,

pendidikan karakter uswatun hasanah Rasulullahpun merupakan

filter bagi sistem yang datang dari luar, jika tidak bertentangan

Page 119: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 111 -

dengan bangsa dan agama, kita bisa menggunakan sistem tersebut,

jika sistem bertentangan, maka kita tidak boleh menggunakannya.

Salah satu contoh nyata yang bisa kita aplikasikan untuk

pendidikan karakter uswatun hasanah Rasul di era sekarang untuk

peserta didik ialah; Rasul mengajarkan kepada kita agar yang

penerima ilmu (peserta didik) hormat kepada pemberi ilmu (guru),

tidaklah mungkin suatu ilmu akan bisa didapat jika kita tidak

menghormati orang yang memberikan ilmu, banyak dizaman

sekarang murid yang tidak menghormati guru maupun mahasiswa

tidak menghormati dosennya, sehingga wajar penerima ilmu sulit

untuk memahami pelajaran dan tidak bisa ujian. Kita dapat

tekankan bahwa jika ingin memahami dan barokahnya suatu ilmu,

kuncinya adalah menghormati guru. Selain itu jika kita

melaksanakan amalan – amalan sunah yang dianjurkan rasul, kita

akan mendapat pahala dan ridha Allah SWT.

Page 120: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 112 -

Page 121: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 113 -

CURRICULUM VITAE

Penulis pertama

Neng Gustini, M.Pd., M.Ag. adalah Dosen

Bimbingan Konseling pada jurusan MPI UIN

SGD Bandung. Lahir di Bandung, 20 April

1981. Beralamat di Jl. Cibaduyut Gg. TVRI 2

No. 59 Bandung. Pendidikan S2 ditempuh di

UPI jurusan Bimbingan Konseling UPI dan S-

2 Pend. Bahasa Arab UIN SGD. Sekarang

peneliti sedang menempuh pendidikan S3 pada Prodi Bimbingan

Konseling UPI Bandung. Pengalaman Penelitian yang relevan,

diantaranya: Faktor-faktor Penghambat dalam Menerjemah-kan

Bahasa Arab di Indonesia (2003), Bimbingan Konseling dalam

Mengembangkan Akhlak Mulia Siswa MAN 1 Bandung (2008),

Pembelajaran bahasa Arab melalui Teknik Mind Mapping, (2010),

dana bantuan Depag, Penggunaan Peta Konsep untuk

meningkatkan kemampuan Nahwu dan Insya mahasiswa, (2011),

Pembelajaran bahasa Arab Nahwu Kontrastrif di Perguruan Tinggi

Agama Islam (Penelitian di STIT At-Taqwa (2010), penelitian

kolektif,dana bantuan dari Depag, Penggunaan teknik Mind

Mapping dalam pembelajaran bahasa Arab di UPI (2011) dana

Hibah Penelitian UPI.

Page 122: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 114 -

Penulis kedua

Nama lengkap, Dede Rohaniawati, M.Pd.

lahir di Garut, 25 Januari 1984. Pendidikan

Sekolah Dasar (SD) di Garut tamat tahun

1994, kemudian melanjutkan ke Madrasah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di kota

yang sama dan pada lulus tahun 2001.

Mengambil Sarjana (S1) UIN Sunan Gunung

Djati Bandung, Fakultas Tarbiyah jurusan PAI tamat tahun 2005

dan melanjutkan pendidikan Master (S2) di Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI) Bandung Prodi Pendidikan Umum, lulus tahun

2008. Peneliti sempat bertugas di STAIN Kerinci pada tahun 2009-

2011 sebagai dosen pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam dan

Ilmu Pendidikan. Sekarang Penulis merupakan Dosen UIN Sunan

Gunung Djati Bandung. Selama menimba karier sebagai dosen,

peneliti aktif menulis di berbagai artikel surat kabar, menjadi editor

pada buku-buku pendidikan, melakukan penelitian baik individual

maupun kelompok, serta mengikuti konferensi internasional di

beberapa universitas di Indonesia. Adapun buku yang pernah

diterbitkan yaitu ‚Kekerasan dan Pengaruhnya Terhadap

Pendidikan Agama Islam‛ terbit tahun 2011 oleh STAIN Kerinci

Press, buku ke-2 ‚Membangun Karakter Pendidikan dengan

Akhlak Mulia‛ terbit April 2012, buku ke-3 ‚Membangun karakter

Pendidikan di Madrasah‛ terbit Desember 2012. Buku ke-4

‚Landasan Pendidikan‛ terbit Juli 2013. Dan Buku ke-5 ‚Landasan

Pendidikan‛ terbit Januari 2015.

Page 123: BUDAYA LITERASI - litapdimas.kemenag.go.idlitapdimas.kemenag.go.id/file/Upload_File/collection/publication/... · Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman ... proyek

- 115 -

Penulis ketiga

Anugrah Imani, M.Pd. lahir pada 22 April

1983, merupakan dosen bahasa Inggris pada

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD

Bandung. Banyak karya ilmiah yang sudah

diterbitkan terutama hasil penelitian

mengenai kebahasaan, dan penulis aktif

mengikuti forum-forum international dalam kajian bahasa Inggris.

Penulis sekarang menjabat sebagai ketua laboratorium bahasa

Inggris di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung

Djati Bandung periode 2015–2020