BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang...

128
BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi Politik Santri Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Oleh: Desi Ayu Lestari 11151120000022 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang...

Page 1: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI

(Studi Tentang Tingkat Partisipasi Politik Santri Pondok

Pesantren Daarut Tauhid Bandung dalam Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Oleh:

Desi Ayu Lestari

11151120000022

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi
Page 3: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi
Page 4: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi
Page 5: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

i

ABSTRAK

Skripsi ini membahas mengenai partisipasi dan budaya politik pemilih

pemula kelas XII SMK dan SMA di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung

dalam partisipasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar tingkat

partisipasi pemilih pemula di dalam pondok pesantren dan faktor-faktor apa saja

yang dapat mempengaruhi partisipasi politik pada Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Jawa Barat 2018 dengan menggunakan teori dari model perilaku politik

yaitu sosiologis, psikologis, dan pilihan rasional, serta budaya politik parokial.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan

teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner pada 41 responden. Analisis

data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda, uji validitas, uji

reabilitas, analisis asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas,

uji multikolinieritas, uji autokorelasi.

Hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa variabel dari model

sosiologis, model psikologis, pilihan rasional dan budaya politik secara simultan

nilai Fhitung sebesar 3,035 dengan probabilitas (p) = 0,030 maka dapat disimpulkan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi aktif. Sedangkan secara

parsial (uji T) hasil penelitian menunjukan bahwa model sosiologis memiliki nilai

sig sebesar 0,169, model psikologis nilai sig sebesar 0,043, model pilihan rasional

nilai sig sebesar 0,291, dan budaya politik parokial memiliki nilai sig sebesar

0,037. Dikonsultasikan dengan nilai sig<0,05 menghasilkan kesimpulan bahwa

model sosiologis dan pilihan rasional tidak mempunyai pengaruh terhadap

partisipasi aktif politik. Sedangkan model psikologis dan budaya politik parokial

mempunyai pengaruh terhadap partisipasi aktif politik. Selain itu, uji koefisien

determinasi menunjukan bahwa variabel independen yang meliputi, model

sosiologi, model psikologis, pilihan rasional dan budaya politik mampu

menjelaskan variabel dependen partisipasi aktif sebesar 16,9%, hal ini dapat

diketahui berdasarkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,169. Sedangkan 83,1%

merupakan faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini (ε).

Kata kunci : Partisipasi aktif, model sosiologis, model psikologis, pilihan rasional,

budaya politik parokial, pemilih pemula.

Page 6: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga dicurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, rasul yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju masa yang

terang benderang hingga saat ini.

Skripsi yang berjudul “BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI

(Studi Tentang Tingkat Partisipasi Politik Santri Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018)”

disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis merupakan makhluk social yang tak luput dari keberadaan orang

sekitar. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya penulis mendapatkan bantuan

berupa bimbingan, dukungan, serta motivasi dari beberapa pihak. Dalam

kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. Ali Munhanif, M.A, beserta seluruh staff dan jajarannya.

3. Dr. Iding Rosyidin, M,Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik,

dan Suryani, M,Si. selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Politik.

Page 7: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

iii

4. Dr. A. Bakir Ihsan, M.Si selaku wakil Dekan bidang Akademik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Burhanudin Muhtadi, M.A selaku Dosen Pembimbing skripsi

penulis yang telah membimbing, mengarahkan, mengajarkan, serta

meluangkan waktu dalam proses pengerjain skripsi ini sehingga dapat

diselesaikan.

6. Dr. Idris Thaha, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan arahan dalam pembuatan skripsi.

7. Para dosen tercinta selama penulis menuntut ilmu di FISIP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Agus Nugraha, Dr. Haniah Hanafie

M.Si, Chaider S. Bamualim, Gefarina Djohan, MA, Ana Sabhana

Azmy, M.I.P, serta seluruh dosen di Program Studi Ilmu Politik yang

tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan ilmu

yang bermanfaat bagi penulis.

8. Terima kasih kepada pihak Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung

yang telah memberikan kebutuhan data dari penelitian ini, sehingga

dapat diteliti.

9. Teristimewa terimakasih kepada Orang Tua penulis yang bernama

H.Sardi Kusnadi dan Hj. Entin Artinah yang telah memberikan

pengorbanan yang begitu besar dalam segi moril maupun materil. Tak

lupa kepada kakak dari penulis yaitu Selvi Kusuma Dewi, Fathullah

Hanung Yasenosa S.E, Susi Kurniawati, Harun Sulaiman, Evi

Rahayu, Dede Sutisna dan seluruh keluarga besar dari H.S Kusnadi

Page 8: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

iv

yang selalu mendoakan, memberikan support dan pengorbanan dari

segi moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

10. Terkhusus terima kasih kepada Rudy Ramdan Nuari dan Frisca

Kartika Sari yang selalu memberikan dukungan serta menjadi

pendengar yang baik dari penulisan skripsi ini.

11. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yuni Purwanti selaku

senior panutan terbaik yang selalu memberikan dukungan untuk

menjadi diri sendiri dan memberikan masukan terhadap pembuatan

skripsi ini.

12. Terima kasih kepada teman-teman politik 2015 dan sahabat dari solter

yaitu Bianca, Shinta, Winda, Diana, Wilda, Safira, Rezqy,Wulan,

Telly, sahabat dari tetangga masa kini yaitu Aghnia Barik, Bella

Zakiah, Mafaza Annisa, sahabat kelas yaitu Siti Arfiyah, Adelia

Rorianti, Nabila Aisyah, Muhammad Ade Tri Saputra, Fawaz Aljawi

dan Ahmad Fauzi yang telah memberikan support, serta tempat

bercerita keluh kesah mengenai penulisan skripsi ini.

Page 9: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

v

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada

semua pihak yang telah terlibat dalam proses pembuatan skripsi, penulis berharap

agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ciputat, 29 Juli 2019

Desi Ayu Lestari

Page 10: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................ix

DAFTAR PERSAMAAN ...................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

BAB I: PENDAHULUAN

1. Pernyataan Masalah ................................................................................1

2. Pertanyaan Masalah ................................................................................9

3. Tujuan dan Manfaat ................................................................................10

4. Tinjauan Pustaka .....................................................................................10

5. Sistematika Penulisan .............................................................................13

BAB II TEORI DAN KONSEP

A. Partisipasi Politik ...................................................................................15

B. Budaya Politik .........................................................................................17

C. Perilaku Politik .......................................................................................20

D. Hipotesis ..................................................................................................25

E. Kerangka Pemikiran ................................................................................27

Page 11: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

vii

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................28

B. Objek Penelitian ......................................................................................28

C. Variabel ..................................................................................................30

D. Pengukuran ..............................................................................................33

E. Populasi dan Sampel ...............................................................................35

F. Metode Pengumpulan Data .....................................................................38

G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................39

H. Teknik Analisis Data ...............................................................................40

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi Penelitian .....................................................................................48

B. Identitas Responden ................................................................................50

C. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................52

D. Analisis Partisipasi Aktif ........................................................................54

E. Analisis Perilaku Politik ..........................................................................58

F. Analisis Budaya Politik ...........................................................................70

G. Analisis Asumsi Klasik ...........................................................................74

H. Analisis Regresi Berganda ......................................................................78

H.1 Koefisien Determinasi ..........................................................78

H.2 Uji Signifikansi Simultan .....................................................79

H.3 Uji Hipotesis Penelitian ........................................................79

Page 12: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

viii

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................85

B. Saran .......................................................................................................87

Daftar Pustaka .....................................................................................................89

Lampiran-lampiran ..............................................................................................xv

Page 13: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XII SMA dan SMK Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung ......................................................... 29

Tabel 3.2 Populasi Penelitian Kelas XII SMA dan SMK Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung .........................................................29

Tabel 3.3 Operasionalisasi Indikator Variabel dan Pengukuran .............34

Tabel 3.4 Kategori Pilihan Skala Likert .................................................35

Tabel 3.8 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ....................................45

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Umur ................................51

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................51

Tabel 4.3 Validitas Model Sosiologis .....................................................52

Tabel 4.4 Validitas Model Psikologis .....................................................52

Tabel 4.5 Validitas Pilihan Rasional .......................................................53

Tabel 4.6 Validitas Budaya Politik .........................................................53

Tabel 4.7 Validitas Partisipasi Aktif .......................................................53

Tabel 4.8 Reliabilitas ..............................................................................54

Tabel 4.9 Keikutsertaan Kegiatan Kampanye ........................................55

Tabel 4.10 Ikut Serta Menyumbang Dana ................................................56

Tabel 4.11 Calon Kandidat .......................................................................56

Tabel 4.12 Hak Pilih Sebagai Tanggung Jawab .......................................57

Tabel 4.13 Visi dan Misi ...........................................................................58

Tabel 4.14 Kesamaan Suku ......................................................................59

Tabel 4.15 Faktor Ketaatan Beragama .....................................................60

Page 14: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

x

Tabel 4.16 Faktor Usia ..............................................................................60

Tabel 4.17 Faktor Wilayah .......................................................................61

Tabel 4.18 Mengetahui Asal Wilayah ......................................................62

Tabel 4.19 Citra Baik Pasangan Calon Gubernur .....................................62

Tabel 4.20 Asal Partai Calon Gubernur ....................................................63

Tabel 4.21 Partai Pendukung Calon Gubernur .........................................64

Tabel 4.22 Kepribadian Calon Calon Gubernur Dari Salah Satu Partai ...64

Tabel 4.23 Kedekatan dengan Partai Pendukung Calon Gubernur ..........65

Tabel 4.24 Orang Tua Terlibat dalam Salah Satu Partai ..........................66

Tabel 4.25 Kinerja Partai ..........................................................................67

Tabel 4.26 Hasil Nyata Calon Gubernur ..................................................67

Tabel 4.27 Kesejahteraan dari Kebijakan Partai Calon Gubernur ............68

Tabel 4.28 Keuntungan dari Kebijakan Partai Calon Gubernur ...............69

Tabel 4.29 Kehidupan Lebih Baik ............................................................70

Tabel 4.30 Sosok Kyai ..............................................................................70

Tabel 4.31 Arahan Kyai ............................................................................71

Tabel 4.32 Nasehat dan Arahan Ustadz ....................................................72

Tabel 4.33 Taat Beragama ........................................................................73

Tabel 4.34 Seorang Pemimpin dalam Ajaran Islam .................................73

Tabel 4.35 Uji Normalitas ........................................................................74

Tabel 4.36 Uji Heteroskedastisitas ...........................................................75

Tabel 4.37 Uji Multikoliniaritas ...............................................................76

Tabel 4.38 Uji Autokorelasi ......................................................................77

Page 15: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xi

Tabel 4.40 Koefisien determinasi .............................................................78

Tabel 4.41 Uji F ........................................................................................79

Tabel 4.42 Uji Hipotesis ...........................................................................79

Page 16: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xii

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 3.5 Menentukan Sampel ...............................................................36

Persamaan.3.6 Uji Validitas ............................................................................41

Persamaan.3.7 Uji Reliabilitas ........................................................................43

Persamaan.3.10 Regresi Linier Berganda .........................................................45

Persamaan.3.11 Hipotesis Nol atau Hipotesis Alternatif ..................................47

Persamaan.3.12 Uji Parsial ...............................................................................47

Page 17: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Baliho Kampanye Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa

Barat 2018 ...............................................................................4

Gambar 1.2 Kunjungan Pasangan Nomer Urut 1 Ridwan Kamil Pada Salah

Satu Pondok Pesantren Di Jawa Barat ....................................5

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...............................................................27

Page 18: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data SMA Putra Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung ..... xv

Lampiran 2: Data SMK Putra Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung ..... xx

Lampiran 3: Data SMK Putri Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung ...... xxii

Lampiran 4: Kuesioner Penelitian .................................................................... xxiv

Lampiran 5: Jawaban Responden..................................................................... xxxi

Page 19: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Secara umum partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara dalam

menentukan keputusan yang mempengaruhi hidupnya. Pemerintah memiliki

kewenangan dalam melaksanakan keputusan politik dan masyarakat berhak untuk

menentukan keputusan politik.1 Partisipasi politik berkaitan dengan perilaku

politik. Perilaku politik diartikan sebagai aktivitas yang berhubungan langsung

dengan proses politik terutama dalam pengambilan keputusan politik masyarakat

yang berpartisipasi.2

Menurut Mujani et al (2011: 33) masyarakat dalam menentukan keputusan

politik dilandasi oleh beberapa model dari perilaku politik, yaitu pertama model

sosiologis. Model ini menjelaskan seseorang berpartisipasi dalam pemilu karena

sadar arti penting pemilu bagi kepentingan dirinya dan masyarakat, kedua model

psikologis. Model ini menjelaskan seseorang berpatisipasi dalam pemilu karena

merasa dekat dengan suatu partai tertentu dan ketiga model pilihan rasional.

Model ini menggambarkan seseorang yang berpartisipasi mengharapkan sesuatu

yang lebih atau dapat dikatakan adanya timbal balik dalam memilih.3 Ketiga

model dari perilaku politik ini dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam

pengambilan keputusan politik.

1Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cet IV (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2014), hal.368. 2Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Grasindo, 1990), hal.130.

3Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, (Jakarta,

2011), hal.33.

Page 20: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

2

Partisipasi politik dibedakan menjadi partisipasi aktif dan partisipasi pasif.4

Partisipasi aktif erat kaitannya dengan kesadaran politik. Kesadaran politik yang

dimaksud yaitu memberikan suara dalam pemilihan umum yang diselenggarakan

oleh pemerintah. Masyarakat memiliki kesadaran politik melalui pendidikan,

minat, perhatian serta kepercayaan pada pemerintah. Sementara partisipasi pasif

adalah partisipasi yang memiliki tingkat kepercayaan dan kesadaran politik yang

rendah terhadap pemerintah.5 Masyarakat yang tidak termasuk ke dalam

partisipasi aktif dan pasif dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang apatis atau

golongan putih (golput). Golongan putih adalah seseorang yang memiliki hak

pilih namun ia tidak menggunakan hak pilihnya.6 Dalam negara demokrasi,

partisipasi politik merupakan hal yang dianggap penting, karena suara partisipasi

dari masyarakat dimanifestasikan untuk kegiatan pemilihan umum.

Pemilihan umum diartikan sebagai sarana bagi masyarakat untuk

menyatakan kedulatannya terhadap negara. Kedaulatan rakyat adalah kekuasaan

yang berada pada tangan rakyat. Apapun kebijakan pemerintah harus berdasarkan

kesepakatan dengan rakyat. Sehingga kedaulatan rakyat akan menciptakan

pemimpin yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk menyejahterakan

rakyat.7 Pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia berlandaskan oleh Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemilihan umum terbagi menjadi

tiga bagian yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (pilpres), Pemilihan

4Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Cet VII (Jakarta: Grasindo Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2010), hal.179. 5Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cet IV, hal.369.

6Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, hal.182.

7Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, hal.222-226.

Page 21: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

3

Legislatif (pileg) yang meliputi DPR, DPD, dan DPRD, Pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah (pilkada) yang melibatkan Gubernur, Bupati, dan Wali

Kota.8

Terkait dengan penelitian, penulis tertarik untuk memfokuskan pada

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Pemilihan Gubernur

dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018 dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2018

yang terdiri dari 4 pasangan calon sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa

Barat 2018. Pasangan no urut 1 yaitu Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum yang

diusung oleh partai PPP, PKB, NASDEM dan HANURA. Pasangan no urut 2

yaitu Tubagus Hasanudi dan Anton Charliyan yang diusung oleh partai PDIP.

Pasangan no urut 3 adalah Sudrajat dan Ahmad Syaikhu yang diusung oleh partai

GERINDRA, PKS dan PAN. Pasangan no urut 4 adalah Dede Mizwar dan Dedi

Mulyadi yang diusung oleh partai DEMOKRAT dan GOLKAR. Pasalnya 3 bulan

menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018 setiap

pasangan calon mulai berkampanye melalui media sosial, dan media cetak seperti

koran, banner dan baliho.9 Tampak di sepanjang jalan kota Bandung dan

sekitarnya terdapat beberapa baliho, salah satunya yaitu:

8Primandha Sukma Nur Wardhani, “Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan

Umum”, (Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta,

Vol.10, No.1, 2018), hal.58. [Jurnal on-line], http://journal.unime.ac.id 9Fajar Guniawan,”Menuju Pesta Rakyat Jawa Barat”. Artikel ini diakses pada 30 Juli

2019 dari https://www.researchgate.net/publication/324257738_MENUJU_PESTA_RAKYAT

Page 22: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

4

Gambar 1.1. Baliho Kampanye Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa

Barat 2018.10

Setiap pasangan calon gubernur memiliki strategi kampanye blusukan agar

dapat bersosialisasi langsung dengan masyarakat. Seperti salah satu pasangan

nomor urut 1, yaitu Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum. Pasangan ini

bersilaturahmi ke beberapa pondok pesantren di Jawa Barat. Hal ini dalam rangka

mendapatkan dan meningkatkan suara dukungan pemilih di pondok pesantren,

melalui kyai dan ustadz di pondok pesantren.11

10

Baliho terletak di Jalan GegerKalong Girang Bertepatan denganJjalan Menuju Pondok

Pesantren Daarut Tauhid Bandung. 11

Sari Hardiyanto, Dulang Suara Targetkan Sambangi 5.000 Pesantren Jawa Barat,

Artikel ini diakses pada 30 Juli 2019 dari https://www.jawapos.com.

Page 23: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

5

Gambar 1.2. Kunjungan Pasangan Nomor Urut 1 Ridwan Kamil Pada Salah

Satu Pondok Pesantren Di Jawa Barat.12

Antusias masyarakat dalam Pemilihan Gubernur di tahun 2018 cukup

besar. Dibuktikan dengan data yang didapat dari KPU Jawa Barat, yaitu sebesar

32,5 juta masyarakat memiliki hak pilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur 2018. Dari jumlah tersebut terdapat hak pilih pemilih pemula.13

Menurut komisioner Divisi Sosialisasi KPU Jabar, yaitu Nina Yuningsih, jumlah

pemilih pemula pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018

mencapai 2 juta atau 75 persen.14

Dibandingkan dengan jumlah pemilih pemula

pada Pemilihan Gubernur sebelumnya tingkat partisipasi pemilih pemula hanya

12

Blusukan Kampanye Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018 Pasangan

Nomor Urut 1 yaitu Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum di Salah Satu Pondok Pesantren

Daerah Jawa Barat. 13

Bappeda Jabar Humas, “Pemilih Pemula Jawa Barat Bertambah 2 Juta”, Artikel ini

diakses pada 30 Juli 2019 dari 5 http://bappeda.jabarprov.go.id. 14

Bappeda Jabar Humas, Pemilih Pemula Jawa Barat Bertambah 2 Juta, Artikel ini

diakses pada 30 Juli 2019 dari http://bappeda.jabarprov.go.id.

Page 24: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

6

mencapai 65 persen. Partisipasi masyarakat, khususnya bagi pemilih yang baru

menggunakan hak pilih sangat diperhitungkan suaranya dalam pemilihan umum.15

Seperti yang tercatat dalam Undang-Undang No.10 Tahun 2008, Bab IV Pasal 19

pada Ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa: 16

“Pemilih pemula didefinisikan sebagai warga negara Indonesia yang pada

hari pemilihan umum genap berusia 17 tahun atau lebih dan mempunyai hak

untuk memilih. Sebagaimana yang dijelaskan pada ayat 1, penyelenggara

pemilu telah mencantumkan pemilih dalam daftar memilih.”

Pemilih pemula memiliki latar belakang, sifat dan karakter yang berbeda-

beda. Umumnya pemilih pemula berasal dari para pelajar. Kalangan pemilih

pemula dalam kegiatan partisipasi politik menjadikan sasaran bagi kegiatan

politik karena sifatnya yang apatis, rendahnya pengetahuan dan pendidikan akan

menjadikan pemilih pemula rentan dimobilisasi partisipasinya.17

Termasuk pada

pemilih pemula di kalangan pondok pesantren lebih mudah untuk dimobilisasi

suaranya oleh pendiri pondok pesantren.18

Pondok pesantren adalah suatu

perkumpulan kecil dari masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam.19

Dalam lingkungan pondok pesantren terdapat tokoh yang dihormati dan

berpengaruh besar terhadap masyarakat, tokoh tersebut adalah kyai. Kyai

15

Dodo, “Pemilih pemula Diprediksi Bertambah 2 Juta Jiwa, www.pikiran-rakyat.com,

diakses pada hari Sabtu, 2 Febuari 2019, hal.96. 16

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, diakses pada tanggal 13 November 2018, http://www.dpr.go.id. 17

Saiful Mujani, Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi Politik di

Indonesia Pasca Orde Baru, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hal.4. 18Syamsul Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, (Jawa

Tengah: Jurnal Tarbiyah, Universitas IAIN Walisongo, Vol.15, No.2, 2010), hal.284. [Jurnal on-

line], http://journal.radenfatah.ac.id 19Ana Shofiya dan M.Turhan, “Orientasi Politik Santri Sebagai Pemilih Pemula dalam

Pemilihan Gubernur Jawa Timur Tahun 2013 (Studi Pada Santri di Pondok Pesantren Roudlotun

Nasyi’in Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto)”, (Surabaya: Jurnal Studi

Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Surabaya, Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Vol.2,

No.2, 2014)”, hal.611. [Jurnal on-line], http://jurnalmahasiswaunesa.ac.id

Page 25: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

7

dianggap memiliki pengetahuan agama yang tinggi untuk menyampaikan ceramah

di kalangan masyarakat. Berdasarkan pengetahuan agamanya kyai memiliki

beberapa murid yang disebut dengan santri.20

Kyai memiliki pengaruh besar

terhadap kepribadian santri. Sehingga peraturan dan perintah yang ditetapkan oleh

kyai akan ditaati oleh setiap santri dalam lingkungan pondok pesantren.

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk memfokuskan penelitan pada pondok

pesantren. Dikarenakan ingin melihat berapa besar tingkat partisipasi pemilih

pemula dalam lingkungan pondok pesantren yang memiliki kesan sosial-religius

terkait dengan pilihan politiknya. Apakah dalam berpartisipasi santri dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor dari perilaku politik dan budaya politik. Penulis

mengambil salah satu pondok pesantren di daerah Jawa Barat yaitu Pondok

Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Menariknya untuk diteliti Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung memiliki keunikan, yaitu tingginya aktivitas usaha

ekonomi yang sudah diterapkan sejak awal masa pendirian hingga saat ini oleh

pendiri pondok pesantren.

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung didirikan oleh Abdullah

Gymnastiar atau yang dikenal dengan Aa Gym pada 4 September 1990. Letak

pondok pesantren berdekatan dengan Universitas Pasundan Bandung, yang berada

di Jalan GegerKalong Girang Kota Bandung, Jawa Barat. Pondok Pesantren ini

tidak menutup diri dari lingkungan sekitar, melainkan berinteraksi secara aktif

dalam lingkungan masyarakat.21

Dengan letak geografis dan interaksi aktif di

lingkungan masyarakat, seharusnya membuat para santri dapat dengan mudah

20

Syamsul Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, hal.284. 21Wiratni Ahmadi, “Profil Pesantren Daarut Tauhid” dalam http://www.daaruttauhiid\

diakses pada tanggal 24 April 2018.

Page 26: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

8

untuk mengakses informasi politik baik dari lingkungan masyarakat yang ada di

pondok pesantren maupun di luar lingkungan pondok pesantren.

Berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya, Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung mengusung konsep pondok pesantren modern. Maksud

dari konsep pondok pesantren modern, yaitu pondok pesantren tidak hanya fokus

mengajarkan ilmu agama saja. Melainkan mengajarkan ilmu-ilmu yang bersifat

umum seperti keterampilan di bidang ekonomi, berkuda, memanah yang dimiliki

oleh Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Sedangkan pondok pesantren

pada umumnya mengusung corak tradisional hanya mengajarkan dan

menyebarkan ilmu-ilmu agama Islam saja tanpa ada ilmu keterampilan.22

Salah satu indikasi kuat bahwa Pondok Pesantren Daarut Tauhid ini lebih

mengedepankan berwirausaha daripada bidang sosial lainnya, salah satunya

adalah program pesantren yang bernama Daarut Tarbiyah. Program ini adalah unit

dari Yayasan Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang menyelenggarakan

pendidikan non-formal. Salah satu programnya yaitu program pendidikan Akhlak

Plus Wirausaha (APW) sebagai usaha dalam membentuk generasi muda yang

berakhlakul karimah dan berjiwa wirausaha. Program pendidikan APW ini, dapat

menunjukkan sikap santri dalam berwirausaha yang istimewa, hal ini didukung

dengan data raport kegiatan yang menyatakan bahwa seluruh (100%) pada aspek

22

Yasmadi, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 62

.

Page 27: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

9

aplikasi santri mendapatkan nilai paling tinggi dengan kategori keterampilan

wirausaha.23

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung terdiri dari santriwati dan

santriwan. Dalam lingkungan pendidikan Pondok Pesantren terdapat beberapa

jenjang pendidikan yaitu, SMP, SMA dan SMK.24

Berdasarkan data tersebut,

yang termasuk kategori pemilih pemula dalam pemilihan Gubernur 2018, yaitu

siswa kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang

berusia 17-19 tahun, memiliki kartu tanda penduduk (KTP) yang berdomisili Jawa

Barat, memiliki surat undangan memilih, serta menggunakan hak pilihnya.

Dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai berapa besar partisipasi pemilih pemula siswa kelas XII SMK dan SMA

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang memiliki hak pilih dan

menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa

Barat 2018. Serta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pemilih

pemula dalam berpartisipasi.

B. Pertanyaan Masalah

Berdasarkan pernyataan masalah yang telah dikemukakan, peneliti

merumuskan pertanyaan masalah penelitian ini, yaitu:

23

Mega Nurrizalia dan Jajat Ardiwinata, “Pengaruh Motivasi Belajar: Proses Pembelajaran

dan Lingkungan Sosial Terhadap Sikap Berwirausaha Pemuda: Studi Pada Santri Mukim Program

Pendidikan Akhlak Plus Wirausaha Pesantren Daarut Tauhid Bandung”, (Bandung: Jurnal

Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Pendidikan Indonesia, Vol.12, No.2, 2016), hal.1. [Jurnal

on-line], http://ejournal.upi.edu. 24Wiratni Ahmadi, “Profil Pesantren Daarut Tauhid” dalam http://www.daaruttauhiid\

diakses pada tanggal 24 April 2018.

Page 28: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

10

1. Bagaimana tingkat partisipasi pemilih pemula siswa kelas XII SMK dan

SMA Daarut Tauhid Bandung dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Jawa barat 2018?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula

kelas XII SMK dan SMA Daarut Tauhid Bandung dalam Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui berapa besar tingkat partisipasi pemilih pemula yang

aktif dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

2. Untuk menjelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

partisipasi politik pemilih pemula siswa kelas XII SMK dan SMA Daarut

Tauhid Bandung dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa

Barat 2018.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Menjelaskan mengenai pentingnya pemilih pemula berpartisipasi dalam

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

2. Untuk memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi

politik terhadap pemilih pemula.

D. Tinjauan Pustaka

Penulis menemukan beberapa literatur jurnal dan skripsi untuk dapat

memperjelas, serta menjadi pelengkap atas penelitian yang penulis akan diteliti.

Tinjauan pustaka ini diharapkan untuk memberikan keragaman kerangka

Page 29: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

11

pemikiran dan pandangan yang berbeda dapat dijadikan bahan untuk

pertimbangan dan perbandingan dalam melakukan penelitian.

Pertama, tulisan jurnal dari Ana Shofia dan M. Turhan.25

Penelitian jurnal

ini menyampaikan bahwasannya orientasi politik dapat mempengaruhi santri

yang berada di Pondok Pesantren Roudlotun Nasyi‟in Mojokerto, Jawa Timur.

Sebagai pemilih pemula dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2013.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain

penelitian studi kasus kolektif. Studi dari kasus kolektif adalah suatu studi kasus

menggunakan berbagai macam kasus. Teknik dari pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang

digunakan yaitu teknik analisis data interaktif Huberman dan Miles. Hal ini

disebabkan untuk memenuhi kriteria dalam penelitian yang bertujuan untuk

mengarahkan partisipasi politik santri, yang sebagaimana pada umumnya pemilih

pemula masih terpantau jauh dari kriteria berpengalaman dalam memilih atau

mengikuti pemilu. Perbedaan penelitian yang akan diteliti, yaitu penulis

menggunakan metode penelitian kuantitatif dan teknik analisis regresi linier

berganda untuk mencari antara hubungan independen terhadap dependen.

Kedua, tulisan jurnal dari Andriyus.26

Penelitian jurnal ini menjelaskan

bahwa pemilu merupakan prinsip dasar dari negara yang menganut sistem

25

Ana Shofiya dan M. Turhan, “Orientasi Politik Santri Sebagai Pemilih Pemula dalam

Pemilihan Gubernur Jawa Timur Tahun 2013 (Studi Pada Santri di Pondok Pesantren Roudlotun

Nasyi’in Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto)”, (Surabaya: Jurnal Studi

Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Surabaya, Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Vol.2,

No.2, 2014),hal.611-624.[Jurnal on-line], http://jurnalmahasiswaunesa.ac.id. 26Andriyus,“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat pada

Pemilihan Umum Legislatif 2009 di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi”,

(Riau: Jurnal Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Islam Riau, Kajian Ilmu Pemerintahan, Vol.2,

No.2, 2013), hal.18-38. [Jurnal on-line], http://jurnal.uir.ac.id.

Page 30: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

12

demokrasi. Pentingnya pemilu dalam demokrasi adalah untuk mengetahui sejauh

mana tingkat partisipasi masyarakat terhadap pemilu itu sendiri. Penelitian ini

fokus pada faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi partisipasi

politik dikalangan masyarakat Singingi dalam Pemilihan Legislatif pada tahun

2009 di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi. Selain itu,

penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mewawancarai

masyarakat sekitar mengenai partisipasinya terhadap pemilihan legislatif pada

tahun 2009. Sedangkan perbedaan dalam penelitian yang akan penulis teliti

menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan objek penelitian siswa dan

siswi kelas XII sebagai pemilih pemula di dalam lingkungan pondok pesantren.

Ketiga, tulisan tesis dari Tadanugi Imanuel N.27

Penelitian ini menjelaskan

tentang Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah pada tahun

2010. Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah berkaitan

dengan partisipasi pemilih pemula. Penulis tesis ini menilai bahwa pemilih

pemula dalam Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah,

cenderung menggunakan hak pilihnya berdasarkan ketokohannya serta

pengalaman memimpin yang dimiliki oleh seorang kandidat. Selain pengaruh dari

ketokohan, identifikasi dari sebuah partai dapat mempengaruhi sikap pemilih

pemula dalam memilih. Oleh sebab itu, penelitian tesis ini mengambil teori dari

perilaku politik pemilih pemula yang menggunakan hak pilihannya dalam

Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Dalam penelitian

ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Proses pengambilan data di

27Tadanugi Imanuel N,“ Perilaku Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Kepala Daerah di

Kabupaten Poso Tahun 2010”, (Poso: Tesis Ilmu Politik, Universitas Universitas Diponegoro,

Program Pascasarjana 2012), h.4-6, [Tesis on-line], http://eprints.undip.ac.id.

Page 31: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

13

delapan Kecamatan dengan menggunakan rumus Slovin. Sedangkan perbedaan

dalam penelitian yang akan diteliti, penulis menggunakan dua dimensi dari

perilaku politik dan budaya politik. Objek dalam penelitian yaitu di ruang lingkup

pondok pesantren. Data yang akan diambil oleh penulis hanya dalam satu wilayah

yaitu di wilayah Jawa Barat.

Keempat, skripsi dari Luthfi Hasanal Bolqiah28

Dari penelitian ini

menjelaskan mengenai keterpilihan Aceng Fikri sebagai Anggota DPD RI.

penelitiannya menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan dari perilaku

politik sosiologis, psikologis, dan pilihan rasional. Dari pendekatan perilaku

politik tersebut peneliti Luthfi Hasanal menjadikan tiga variabel independen dan

variabel dependennya keterpilihan Aceng Fikri. Sedangkan fokus perbedaan yang

akan penulis teliti menggunakan dua variabel independen yaitu perilaku politik,

budaya politik parokial dan satu variabel dependen yaitu partisipasi politik.

E. Sistematika Penulisan

Pada sistematika penulisan, penulis membagi ke dalam lima bab. Bab

pertama. Pada bab ini penulis memaparkan pernyataan masalah. Penulis

mengangkat masalah tentang tingkat partisipasi pemilih pemula kelas XII SMK

dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung, serta faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilihan Gubernur

dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Selain itu, pada bab pertama terdapat dua

28

Luthfi Hasanal Bolqiah, “Perilaku Politik Dalam Pemilu Legislatif DPD RI (Analisis

Keterpilihan Aceng Fikri Sebagai Anggota DPD RI Tahun 2014 Dengan Pendekatan Perilaku

Warga Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut)”, (Tangerang: Skripsi Ilmu Politik,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Sarjana Sosial, 2017).

Page 32: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

14

pertanyaan, tujuan, manfaat, serta tinjauan pustaka yang terdiri dari beberapa

literatur untuk memberikan keragaman kerangka pemikiran dan pandangan yang

berbeda. Sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penulisan skripsi

ini.

Bab kedua. Pada bab ini memaparkan mengenai kerangka teoretis dan

konseptual yang menjelaskan pokok permasalahan penelitian ini dengan

menggunakan teori dari partisipasi politik, budaya politik parokial dan perilaku

politik. Selain itu, pada bab ini menjelaskan mengenai kerangka pemikiran.

Bab ketiga. Pada bab ini memaparkan mengenai metode penelitian yang

digunakan dan hipotesis yang mendasari faktor-faktor dari partisipasi pemilih

pemula pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.

Bab keempat. Pada bab ini penulis memaparkan hasil dari penelitian terkait

dengan jumlah data dan sampel diukur dari kuesioner yang penulis sebarkan. Hal

ini untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi partisipasi

politik dengan menggunakan teori dari perilaku politik dan budaya politik.

Bab kelima. Pada bab ini penulis menarik kesimpulan dari penelitian yang

telah diteliti, memberikan saran, dan masukan untuk khalayak.

Page 33: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

15

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

Pada bab ini penulis membahas mengenai teori partisipasi politik dan

faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik dalam Pemilihan Gubernur

dan Wakil Gubernur Jawa barat 2018. Dengan mengambil teori dari perilaku

politik dan budaya politik subjek-parokial. Untuk menentukan partisipasi politik,

penulis mengambil teori dari buku Ramlan Surbakti mengenai partisipasi aktif,

pasif dan apatis. Selain itu, penulis juga akan menjelaskan keterkaitannya

partisipasi politik dengan perilaku pemilih pemula dari model sosiologis,

psikologis, pilihan rasional, dan budaya politik. Pada bab ini juga menjelaskan

mengenai hipotesis serta kerangka berfikir.

A. Partisipasi Politik

Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang agar

ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik dengan cara memilih pemimpin

baik secara langsung maupun tidak langsung”.29

Partisipasi politik ini mencakup

kegiatan dengan memberikan suara dalam pemilihan umum. Hal yang penting

dari partisipasi politik adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mempengaruhi

keputusan-keputusan pemerintah.30

Pemerintah secara langsung melaksanakan

keputusan politik dan masyarakat yang menentukan keputusan politik. Partisipasi

politik fokus pada kegiatan politik dan dalam prosesnya terdapat masyarakat di

29

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cet IV, hal.369 30

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cet IV, hal.370.

Page 34: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

16

dalamnya. Masyarakat memberikan hak suara pada kegiatan politik hal ini dapat

mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam melaksanakan keputusan politik.31

Partisipasi politik menurut Surbakti (2010: 180-182) memiliki beberapa

tipologi yaitu partisipasi aktif, pasif dan apatis. Partisipasi aktif adalah “suatu

sikap yang menunjukan keaktifan dalam kegiatan seperti halnya mengajukan usul

dalam kebijakan umum, dan mengajukan kritik”. Seseorang yang berpartisipasi

aktif cenderung pada kalangan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan,

perhatian, serta minat yang tinggi dalam kegiatan politik. Sedangkan partisipasi

pasif adalah “suatu sikap masyarakat yang menerima kebijakan dan keputusan

pemerintah”. Seseorang pada partisipasi pasif memiliki tingkat kesadaran yang

rendah namun perhatian dan kepercayaan pada pemerintah masih tetap tinggi

dalam kegiatan politik.32

Selain itu, ada beberapa masyarakat yang tidak termasuk

dalam kategori partisipasi aktif dan pasif. Masyarakat ini memiliki tingkat

kesadaran politik serta perhatian dan kepercayaan pada pemerintah yang rendah

dalam kegiatan politik. Kelompok ini dapat disebut apatis (golput).

Menurut Milbarth dan Goel, sebagaimana dikutip dari Budiardjo (2014:

372) partisipasi memiliki beberapa pola yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu

“pertama, pemain (Gladiators) adalah masyarakat yang sangat aktif dalam dunia

politik, kedua, penonton (Spectators) adalah masyarakat yang aktif secara

minimal dan termasuk yang menggunakan hak pilihnya, ketiga, apatis

31

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, hal.180. 32

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, hal.182

Page 35: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

17

(Apathetics) adalah masyarakat yang tidak aktif sama sekali dan tidak memakai

hak pilihnya”.33

Terkait dengan penelitian. Partisipasi pemilih pemula dalam lingkungan

pondok pesantren menarik untuk dilakukan penelitian. Sebab dalam

berpartisipasi, pemilih pemula sebagian besar memiliki sifat yang apatis dan

rendah dalam pengetahuan politik.34

Sehingga dalam berpartisipasi kerapkali

dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, terutama dalam lingkungan pondok

pesantren yang lebih rentan dipengaruhi oleh pendiri pondok pesantren yaitu kyai.

Kyai di dalam pondok pesantren dijadikan sosok panutan oleh santri yang sedang

mengemban ilmu di pondok pesantren.35

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk

melihat berapa besar tingkat partisipasi siswa dan siswi kelas XII SMK dan SMA

yang berada di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung dalam Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018, serta apa saja faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi partisipasi politik dengan menggunakan teori dari perilaku

politik dan budaya politik.

B. Budaya Politik

Budaya politik merupakan budaya atas dasar norma yang mengatur sikap,

dan pola pemikiran psikologis terhadap masyarakat dalam kehidupan.36

Budaya

partisipasi terfokus kepada orientasi politik. Orientasi politik membahas mengenai

33

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cet IV, hal.372.

34

Saiful Mujani, Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi Politik di

Indonesia Pasca Orde Baru,hal.4.

35Syamsul Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, hal.284.

36 Gabriel Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik: Tingkah Laku Politik dan Demokrasi

di Lima Negara, hal.10.

Page 36: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

18

pengetahuan, kepercayaan, dan pemahaman seseorang mengenai sistem politik”.37

Secara sederhana budaya politik dapat dipahami sebagai sikap masyarakat

terhadap peristiwa politik yang sedang terjadi. Teori budaya politik dalam

penelitian ini yaitu untuk melihat sejauhmana budaya politik parokial dapat

mempengaruhi partisipasi pemilih pemula SMK dan SMA Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Sebagaimana

teori dari Almond et al (2004: 15) orientasi politik menghasilkan jenis budaya

politik, sebagai berikut:

B.1. Budaya politik parokial

Budaya politik parokial adalah budaya yang tingkat partisipasi politiknya

rendah yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.38

Hal ini disebabkan

budaya politik parokial lebih bersifat afektif yang mengedepankan perasaan, dan

normatif yang berpegang terhadap norma atau aturan daripada kognitif yang

bersifat faktual atau empiris. Masyarakat dalam budaya politik parokial memiliki

ruang lingkup yang sempit, dan masyarakat tidak mengharapkan apapun terhadap

suatu sistem politik.39

Menurut Almond et al (2004: 21) budaya politik parokial

secara sederhana dipahami sebagai seseorang berpegang terhadap aturan yang

telah dibuat oleh lingkungan sekitar yang artinya setiap orang harus menaati

peraturan yang ada dilingkungannya.40

Keterkaitan budaya politik parokial dalam

penelitian ini yaitu tokoh kyai di lingkungan pondok pesantren sangat berperan

37

Gabriel Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik: Tingkah Laku Politik dan Demokrasi

di Lima Negara, hal.14. 38

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, hal.35. 39

Gabriel Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik: Tingkah Laku Politik dan Demokrasi

di Lima Negara, hal.21. 40

Gabriel Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik: Tingkah Laku Politik dan Demokrasi

di Lima Negara, hal.29.

Page 37: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

19

penting terhadap kegiatan-kegiatan yang berada di pondok pesantren. Sehingga

apapun yang dilakukan kyai akan menjadi contoh untuk santri.41

Santri terikat

dengan aturan-aturan yang dibuat kyai di dalam pondok pesantren. Maka dapat

dikatakan dalam pondok pesantren adanya hubungan patronase antara kyai

terhadap santri. Patronase adalah seseorang yang mempunyai wewenang dalam

suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi pihak lain di lingkungan tersebut.42

Oleh karena itu, penelitian ini untuk mengetahui berapa besar pengaruh patronase

antara kyai terhadap santri sebagai pemilih pemula di Pondok Pesantren Daarut

Tauhid Bandung dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat

2018.

B.2. Budaya Politik Kaula atau Subyek.

Budaya politik subyek merupakan budaya politik yang orientasinya tinggi

terhadap sistem politik. Namun, dengan tingginya orientasi hanya berlaku

terhadap aspek input sedangkan pada aspek output masih rendah. Secara

sederhana budaya politik subyek adalah seorang warga yang aktif dalam kegiatan

atau mengetahui informasi mengenai politik namun keterlibatan dalam kegiatan

politik orang tersebut bersifat pasif.43

B.3. Budaya Politik Partisipan.

Budaya politik partisipan adalah suatu bentuk dimana anggota-anggota

masyarakat cenderung di orientasikan secara eksplisit terhadap aspek input dan

output dari sistem politik. Secara sederhana seseorang memiliki perhatian besar

41 Syamsul Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, hal.285.

42 Syamsul Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, hal.286.

43 Gabriel Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik: Tingkah Laku Politik dan Demokrasi

di Lima Negara, hal.21.

Page 38: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

20

terhadap sistem politik. Salah satu bentuk perhatiannya disalurkan melalui

demonstrasi atau mengkritik pemerintahan yang menurut orang tersebut tidak

adil.44

C. Perilaku Politik

Perilaku politik merupakan suatu kegiatan politik ataupun aktivitas yang

berhubungan langsung dengan proses politik. Baik dalam pembuatan keputusan

politik hingga pelaksanaan aktivitas politik.45

Berdasarkan teori dari Mujani et al

(2011: 3-4) terdapat dua jenis yang dapat menjelaskan keterkaitan perilaku politik

dengan partisipasi politik dalam pemilu.46

Pertama, pemilih yang menggunakan

hak pilihnya dalam kegiatan pemilihan umum, dengan memenuhi undangan yang

di berikan oleh pihak penyelenggara pemilihan umum. Pemilih yang tidak

menggunakan hak pilihnya, tetapi terdaftar sebagai pemilih dan memiliki surat

undangan untuk memilih dari pihak penyelenggara pemilihan umum. Pemilih ini

memberikan keterangan mengapa berpartisipasi dan tidak berpartisipasi pada

pemilihan umum (voter turnout). Kedua, pemilih yang menggunakan pilihan

politiknya terhadap calon dari satu partai. Pemilih ini memberikan kesimpulan

bahwa partai tersebut pantas untuk dipilih sehingga tidak ada alasan untuk

memilih calon dari partai lain.47

Namun, teori yang kedua mengenai pilihan

politik pada partai tertentu bukan fokus penelitian ini.

44

Gabriel Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik: Tingkah Laku Politik dan Demokrasi

di Lima Negara, hal.21. 45

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta:Grasindo, 1990), hal. 130.

46

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.3.

47 Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.4-5.

Page 39: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

21

Penelitian ini fokus pada variabel utama yaitu partisipasi politik dan

budaya politik. Pemilih pemula yang memiliki hak pilih dan menggunakan hak

pilih. Selain fokus pada variabel utama partisipasi politik, pemilih pemula dalam

menggunakan hak pilih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari perilaku

politik.48

Faktor tersebut untuk menentukan sikap pemilih pemula dalam

berpartisipasi. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi pemilih

pemula dapat diketahui dengan teori perilaku politik yang terbagi menjadi tiga

model yaitu model sosisologis, psikologis dan pilihan rasional.49

C.1. Model Perilaku Politik

Berdasarkan teori dari Mujani et al (2011: 6-34) terdapat tiga model

perilaku politik dalam partisipasi politik, yaitu:

a. Model sosiologis terbagi menjadi dua bagian dalam menjelaskan

partisipasi politik (voter turnout).50

Pertama, model SES (socio

economic status). Model ini menjelaskan bahwa seseorang yang berada

pada tingkat pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik, maka tingkat

kesadaran dalam berpartisipasi tinggi. Oleh sebab itu, dibandingkan

dengan seseorang yang kurang berpendidikan, mereka yang

berpendidikan lebih memungkinkan untuk ikut serta memilih dalam

pemilihan umum. Model CVM (civic voluntary model).51

Model ini

48 Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.6.

49 Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.7. 50

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.7 51

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.6.

Page 40: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

22

menyatakan bahwa berpartisipasi tidak memandang dari tingkat

pendidikan dan pekerjaan, melainkan berpartisipasi karena aktif

mendapatkan informasi dalam jejaring sosial dan terlibat langsung

dengan organisasi di lingkungan sekitar. Seseorang yang aktif

mengetahui informasi mengenai pemilihan umum dalam jejaring sosial

serta terlibat langsung dengan sebuah kelompok atau organisasi di

lingkungan sekitar. Kemungkinan besar mereka akan ikut berpartisipasi

dalam pemilihan umum. Kedua, yaitu pilihan politik. Pilihan politik

dalam model sosiologis memiliki karakteristik yaitu seseorang yang

menggunakan hak pilihnya berdasarkan kesaman suku, agama,

kelompok etnik dan bahasa.52

Keterkaitan model sosiologis dalam

partisipasi adalah untuk melihat apakah pemilih pemula di lingkungan

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung menggunakan hak pilihnya

berdasarkan karakteristik dari model sosiologis yaitu dengan kesamaan

suku, agama, kelompok etnik dan bahasa.

b. Model psikologis memiliki dua dimensi dalam menjelaskan partisipasi

politik. Pertama, model yang menggambarkan kedekatan dengan partai

tertentu.53

Mujani et al (2011: 23) menyatakan bahwa “Seorang warga

berpartisipasi dalam pemilu bukan karena kondisinya lebih baik secara

sosial-ekonomi, atau karena berada dalam jaringan sosial”.54

Namun, ia

52

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.7. 53

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.22.

54 Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.23.

Page 41: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

23

tertarik dengan politik. Memiliki perasaan dekat dengan partai tertentu

(identitas partai), memiliki informasi cukup untuk menentukan

pilihannya pada partai tersebut, merasa suaranya berarti serta percaya

bahwa pilihannya dapat memperbaiki keadaan dan pilihan politiknya

teralienasi oleh suatu partai. Kedua, karakteristik dari model psikologis

memilih berdasarkan kualitas personal (personal quality). Kualitas

personal menggambarkan kepribadian seorang pemimpin yang dinilai

dari kharismatik, ketokohan dan penampilannya yang menunjang untuk

dipilih.55

Seperti halnya seorang warga menggunakan hak pilihnya

karena merasa calon pemimpin tersebut memiliki kepribadian yang baik

dan dinilai dapat memimpin secara bijak. Sehingga orang tersebut dalam

menggunakan hak pilihnya mendukung salah satu calon dari partai

tersebut.56

Keterlibatan model psikologis dalam partisipasi politik, yaitu

untuk melihat apakah pemilih pemula dalam berpartisipasi dikarenakan

dekat dengan suatu partai, serta karakteristik pilihan politiknya memilih

pemimpin berdasarkan kepribadian atau sikap yang terlihat baik untuk

menjadi pemimpin.

c. Pilihan rasional adalah seseorang yang berpartisipasi berdasarkan

ekonomi politik (sosiotropik). Ekonomi politik sebagai penilaian

terhadap sistem pemerintahan yang telah di jalankan oleh pemimpin

55

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.21. 56

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.22.

Page 42: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

24

sebelumnya.57

Pilihan rasional dalam partisipasi politik dikaitkan

dengan seseorang yang merasakan dirinya berubah karena ekonomi

politik yang di bangun oleh pemimpin sebelumnya ada perubahan yang

signifikan dalam kehidupan ekonomi sehari-harinya.58

Maka orang

tersebut akan berpartisipasi dalam pemilihan umum untuk memilih

kembali pemimpin sebelumnya.59

Namun, sebaliknya jika seseorang

merasakan tidak ada perubahan yang signifikan terhadap ekonomi.

Maka orang tersebut berpartisipasi dalam pemilihan umum

kemungkinan tidak akan memilih pemimpin sebelumnya. Melainkan

akan memilih calon pemimpin yang lain agar orang tersebut

mendapatkan ekonomi politik yang lebih baik.60

Pemilih pemula dalam

model pilihan rasional memiliki karakteristik memilih pemimpin

berdasarkan isu politik yang berkembang di lingkungan sekitar.61

Keterkaitan model perilaku pilihan rasional dalam partisipasi politik

yaitu untuk melihat apakah pemilih pemula dalam berpartisipasi

merasakan adanya perubahan yang baik terhadap ekonomi politik yang

dibangun oleh pemimpin sebelumnya, atau sebaliknya pemilih pemula

berpartisipasi karena tidak merasakan perubahan yang baik terhadap

57

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, (Jakarta,

2012), hal.29. 58

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.30. 59

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, (Jakarta,

2012), hal.31.

60

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.32. 61

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.33.

Page 43: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

25

ekonomi politik. Karakteristik dari pilihan rasional yaitu untuk melihat

apakah pemilih pemula memilih calon pemimpin berdasarkan isu yang

berkembang pada saat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa

Barat 2018 berlangsung.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah hubungan antar variabel yang di uji atau jawaban

sementara atas pertanyaan dari penelitian. Prasetyo dan Lina (2016: 76)

menyatakan bahwa “Hipotesis di dalam penelitian kuantitatif adalah hipotesis

satu variabel dan hipotesis dua atau lebih yang dikenal sebagai hipotesis

kausal”.62

Hipotesis memiliki dua macam jenis, yaitu:

“Hipotesis nol atau hipotesis nihil yang ditandai dengan (Ho) dan hipotesis

kerja atau hipotesis alternatif yang ditandai dengan (Ha). Hipotesis nol

merupakan hipotesis yang tidak memiliki keterkaitan hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan hipotesis kerja

merupakan hipotesis yang memiliki keterkaitan hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Dapat disimpulkan Ho adalah

variabel X tidak mempengaruhi variabel Y, dan Ha adalah variabel X

mempengaruhi variabel Y.63

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah:

D.1.Perilaku Politik

1. Ho1: Variabel perilaku sosiologis tidak berpengaruh terhadap partisipasi

aktif politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.

62

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2016), hal.76 63

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hal.222.

Page 44: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

26

Ha1: Variabel perilaku sosiologis berpengaruh terhadap partisipasi aktif

politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.

2. Ho2: Variabel perilaku psikologis tidak berpengaruh terhadap partisipasi

aktif politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.

Ha2: Variabel perilaku psikologis berpengaruh terhadap partisipasi aktif

politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.

3. Ho3: Variabel perilaku pilihan rasional tidak berpengaruh terhadap

partisipasi aktif politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut

Tauhid Bandung.

Ha3: Variabel pilihan rasional berpengaruh terhadap partisipasi aktif

politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.

D.2.Budaya Politik

4. Ho2: Variabel budaya politik parokial tidak berpengaruh terhadap

partisipasi aktif politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut

Tauhid Bandung.

Ha4: Variabel budaya politik parokial berpengaruh terhadap partisipasi

aktif politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.

Page 45: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

27

E. Kerangka Pemikiran

E.1. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran untuk memperjelas dalam

menentukan variabel yang akan diteliti. Kerangka berfikir secara teoretis akan

menjelaskan hubungan antar variabel dependen dan independen yang termasuk ke

dalam penelitian.64

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu

perilaku politik yang meliputi perilaku politik sosiologis, psikologis, pilihan

rasional dan budaya politik yang meliputi budaya politik parokial. Sedangkan

untuk variabel dependen terdapat satu variabel yaitu partisipasi politik.

Berdasarkan permasalahan didalam penelitian, dapat digambarkan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Gambar.2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian.

64

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),

hal.60.

Perilaku Politik

(X1)

Budaya Politik

(X2)

Partisipasi Politik

(Y)

Page 46: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

28

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan

oleh penulis, yaitu jenis penelitian, objek penelitian, variabel, teknik pengumpulan

data, pengukuran, penarikan sampel, metode pengumpulan data, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

merupakan suatu pendekatan yang bersifat empiris terhadap kajian untuk

mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data yang berbentuk numerik.65

Penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan

untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Penelitian ini menggunakan

analisis data dari probability sampling yang artinya semua elemen memiliki

peluang kemungkinan untuk terpilih menjadi sampel.66

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula kelas XII SMK dan SMA di

lingkungan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung dalam Pemilihan Gubernur

dan Wakil Gubenur Jawa Barat 2018.

B. Objek Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung

Jawa Barat. Adapun kriteria objek penelitian ini yaitu siswa kelas XII SMK dan

65Subagio, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”, [artikel on-line],

http://www.komunikasi.uinsgd.ac.id, diakses pada tanggal 8 Maret 2019. 66

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),

hal.7-8.

Page 47: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

29

SMA yang berusia 17-19 tahun, memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jawa

Barat, memiliki surat undangan untuk memilih di TPS, pertama kali memilih serta

menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa

Barat 2018. Berikut jumlah siswa dan jumlah populasi siswa kelas XII SMK dan

SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang ditentukan pada penelitian

ini, yaitu:

Tabel 3.1. Jumlah Siswa Kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut

Tauhid Bandung67

Tingkat Pendidikan Jumlah Siswa

SMK 103

SMA 83

Total 186

Tabel 3.1 menunjukan jumlah siswa kelas XII SMK dan SMA Pondok

Pesantren Daarut Tauhid Bandung sebanyak 186. Jumlah tersebut belum masuk

kriteria dalam penelitian ini.

Tabel 3.2. Populasi Penelitian Kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung68

Tingkat Pendidikan Populasi Penelitian

SMK 40

SMA 30

Total 70

Pada tabel 3.2 menunjukan bahwa populasi dari penelitian ini berjumlah

sebesar 70 siswa dan siswi kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut

Tauhid Bandung. Populasi dari penelitian ini fokus pada kriteria siswa dan siswi

sebagai pemilih pemula yang memiliki surat undangan untuk memilih dan

67

Data SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung Peneliti Terima. 68

Data Penyebaran Kuesioner Pada Siswa Kelas XII SMA dan SMK Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung Untuk Menentukan Populasi Penelitian.

Page 48: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

30

menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa

Barat 2018.

C. Variabel

Variabel penelitian merupakan nilai dari objek atau suatu kegiatan yang

memiliki tindakan tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk menarik

kesimpulan.69

Adapun variabel dari penelitian ini adalah:

1. Variabel independen

Variabel independen atau variabel stimulus, predictor, antecedent, atau

dapat dikatakan sebagai variabel pengaruh (bebas).70

Variabel ini adalah variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab variabel terikat yaitu dependen.71

Variabel independen dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi politik yang ditinjau dari teori

perilaku politik dan budaya politik parokial.

Menurut Mujani et al (2011: 3) dalam buku yang berjudul “Kuasa Rakyat”,

perilaku politik dalam partisipasi politik adalah untuk melihat seberapa banyak

warga negara yang berpartisipasi dalam pemilihan umum dan mengapa seseorang

memutuskan ikut serta dalam pemilu. Perilaku politik dalam partisipasi pemilu

cukup memenuhi norma-norma dari demokrasi. Sebab dapat dijadikan ukuran

69

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal.61. 70Dodit Aditya, “Hand Out Mata Kuliah Metodologi Research: Variabel Penelitian dan

Definisi Operasional”, [artikel on-line], https://adityasetyawan.files.wordpress.com, diakses pada

tanggal 8 Maret 2019. 71

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal.61.

Page 49: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

31

suatu pemerintahan yang didukung oleh rakyat serta valid untuk diamati secara

sistematik mengenai karakteristik para pemilih sebagai voting behavior.72

Keterkaitan perilaku politik dalam partisipasi politik terbagi menjadi tiga

model. Pertama, model sosiologis terdiri menjadi dua bagian yaitu model SES

(socio economic status). Pemilih yang berpartisipasi dalam pemilu memiliki

tingkat pendidikan yang lebih baik. Sehingga tingkat kesadaran dalam

berpartisipasi tinggi.73

Dalam penelitian ini, teori SES (socio economic status)

dikaitkan dalam objek penelitian yaitu penelitian dilakukan di sekolah menengah

kejuruan dan sekolah menengah atas. Sehingga dapat dilihat apakah teori SES

berpengaruh pada tingkat partisipasi politik atau sebaliknya, teori SES tidak

berpengaruh terhadap tingkat partisipasi politik. Model sosiologis memiliki

karakteristik memilih berdasarkan kesukuan, agama, kedaerahan, dan bahasa.

Terkait dalam penelitian, apakah karakteristik dari model sosiologis dapat

mempengaruhi pemilih dalam menggunakan hak pilih.

Kedua, model psikologis adalah pemilih berpartisipasi karena memiliki rasa

dekat dengan partai tertentu dan karakteristik memilih atas dasar identifikasi satu

partai atau tokoh di dalam partai.74

Terkait dengan penelitan, model psikologis

untuk mengidentifikasi sejauhmana kedekatan dengan partai, dan kepribadian

seorang pemimpin dapat berpengaruh terhadap keputusan pemilih dalam

menggunakan hak pilih. Ketiga, pilihan rasional merupakan pilihan yang

72Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.3 73

73

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.6. 74

74

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.23

Page 50: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

32

didasarkan oleh sosiotropik atau memilih berdasarkan kebijakan atau penilaian

terhadap kepemimpinan sebelumnya terkait dengan ekonomi politik. Karakteristik

dari model pilihan rasional yaitu memilih berdasarkan isu yang sedang

perkembang dalam pemilihan umum.75

Model pilihan rasional dalam penelitian

ini, yaitu untuk mengidentifikasi sejauhmana pemilih pemula dalam berpartisipasi

dengan menilai kebijakan yang dibuat oleh pemimpin sebelumnya berpengaruh

terhadap kehidupannya, dan dalam menggunakan hak pilihnya apakah pemilih

pemula dipengaruhi oleh isu yang sedang berkembang pada pemilihan umum.

Sedangkan budaya politik parokial dalam menjelaskan partisipasi politik

dilihat dari teori patronase yang melibatkan hubungan kyai dengan santri. Pemilih

pemula dalam lingkungan pondok pesantren memiliki karakteristik yang agamis.76

Santri yang berada pada pondok pesantren harus taat pada peraturan yang telah

ditetapkan oleh pendiri pondok pesantren yaitu Kyai, dan mengikuti arahan Kyai

dalam semua kegiatan. Hal ini akan mengakibatkan dalam berpartisipasi akan

terjalinnya hubungan patronase antara kyai dengan santri.77

Oleh sebab itu,

pemilih pemula di lingkungan pondok pesantren dalam berpartisipasi apakah

dipengaruhi oleh Kyai, atau bahkan sebaliknya tidak ada pengaruh kyai dalam

partisipasi politik pemilih pemula.78

Dari ketiga variabel independen yang telah dijelaskan, penulis

menggunakan model perilaku politik dan budaya politik parokial dalam

75Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.27.

76

Syamsul Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, hal.298. 77Wiratni Ahmadi, “Profil Pesantren Daarut Tauhid” dalam http://www.daaruttauhiid\

diakses pada tanggal 24 April 2018.

78Syamsul Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, hal.290.

Page 51: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

33

menjelaskan partisipasi politik. Partisipasi dalam penelitian ini untuk mengetahui

berapa besar tingkat partisipasi pemilih pemula kelas XII di pondok pesantren dan

faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi partisipasi politik pemilih

pemula di dalam lingkungan Pondok Pesantren Darut Tauhid Bandung pada

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.79

2. Variabel Dependen

Variabel dependen disebut dengan variabel output atau variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.80

Variabel dependen dalam penelitian untuk mengidentifikasi partisipasi pemilih

pemula siswa SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid terkait dengan

kriteria yang berusia 17-19 tahun, memiliki surat undangan memilih, memiliki

KTP yang berdomisili di Jawa Barat dan menggunakan hak pilihnya pada

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

D. Pengukuran

Penelitian ini menggunakan metode pengukuran operasionalisasi.

Operasionalisasi adalah gambaran prosedur untuk memasukkan unit-unit

pertanyaan yang akan dianalisis dalam kategori tertentu dari setiap variabel.81

Variabel yang di teliti dibagi menjadi dua jenis, yaitu independen dan dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku politik dan budaya

politik parokial. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat

79 Syamsul Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, hal.291.

80Dodit Aditya, “Hand Out Mata Kuliah Metodologi Research: Variabel Penelitian dan

Definisi Operasional”, [artikel on-line], https://adityasetyawan.files.wordpress.com, diakses pada

tanggal 8 Maret 2019. hal.11. 81

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2016), hal.90

Page 52: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

34

partisipasi politik pemilih pemula kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung. Adapun rincian operasionalisasi indikator variabel dari

penelitian ini, yaitu:

Tabel 3.3. Operasionalisasi Indikator Variabel dan Pengukuran

NO Variabel Dimensi Indikator Skala

1. Partisipasi Politik

Pemilih Pemula

(Y)

Partisipasi aktif -Ikut serta kegiatan kampanye

calon gubernur dan wakil

gubernur

-Ikut serta penyumbangan dana

kegiatan kampanye calon

gubernur dan wakil gubernur

-Ikut serta karena memiliki calon

gubernur dan wakil gubernur

yang diunggulkan

-Ikut serta berdasarkan tanggung

jawab sebagai warga negara

Indonesia

Likert

2. Perilaku Politik Perilaku

Sosiologis

-Faktor suku calon gubernur dan

wakil

(X1) -Faktor agama calon gubernur dan

wakil gubernur

-Faktor usia calon gubernur dan

wakil gubernur

-Faktor wilayah calon gubernur

dan wakil gubernur

Perilaku

Psikologis

-Isu calon gubernur dan wakil

gubernur

-Identitas partai calon gubernur

dan wakil gubernur

-Keterlibatan partai calon

gubernur dan wakil gubernur

Likert

Pilihan

Rasional

-Kinerja calon gubernur dan wakil

gubernur

-Visi misi calon gubernur dan

wakil gubernur

Budaya Politik

Parokial

(X2)

Patronase -Arahan kyai

3. -Lingkungan pondok pesantren

Page 53: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

35

Operasionalisasi indikator memiliki kategori jawaban untuk masing-masing

variabel yang didapatkan dari studi literatur atau tinjauan pustaka. Untuk

mengukur jawaban dari variabel (Y) dan (X) digunakan sebuah alat ukur, yaitu

skala likert. Skala likert adalah pernyataan yang sistematis menunjukan dari sikap

seorang responden terhadap pernyataan dari kuesioner penelitian.82

Skala likert

menjelaskan bahwa masing-masing kategori jawaban dari kuesioner penelitian

memiliki ukuran yang sama. Penilaian menggunakan skala likert dalam kuesioner

memiliki 5 kategori, yaitu:

Tabel 3.4. Kategori Pilihan Skala Likert83

Pernyataan Jumlah Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

E. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 54) populasi adalah “suatu wilayah yang terdiri

dari objek atau subjek yang memiliki kualitas serta karakteristik tertentu dan

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.84

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK dan SMA di

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung, yang memiliki hak pilih dan

menggunakan hak pilih tersebut dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Jawa Barat 2018. Total siswa kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut

82

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuantitatif, hal.110. 83

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuantitatif, hal.111. 84

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal.55.

Page 54: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

36

Tauhid Bandung berjumlah 186.85

Tetapi tidak semua jumlah siswa dari 186

memiliki kriteria menggunakan hak pilih pada Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Jawa Barat 2018. Siswa yang memiliki hak pilih berjumlah 74. Namun,

4 diantaranya tidak menggunakan hak pilih. Oleh sebab itu, 4 orang siswa tersebut

bukan bagian dari populasi penelitian ini.

Sehingga berdasarkan kualifikasi yang akan diteliti, siswa yang memenuhi

kriteria sebagai pemilih pemula, memiliki hak pilih dan menggunakan hak

pilihnya dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat berjumlah

70 siswa dari SMK putra dan putri, SMA putra Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.86

Sampel adalah sebagian kecil dari kasus yang akan peneliti pilih dari

populasi. Pengambilan sampel yaitu untuk mewakili populasi.87

Oleh sebab itu,

dalam menentukan sampel penulis menggunakan rumus slovin:

“Persamaan 3.5. Menentukan Sampel”88

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

85 Data Hasil Jawaban Kuesioner Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

86

Data Hasil Jawaban Kuesioner Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

87 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuantitatif, hal.121.

88

Luthfi Hasanal Bolqiah, “Perilaku Politik Dalam Pemilu Legislatif DPD RI (Analisis

Keterpilihan Aceng Fikri Sebagai Anggota DPD RI Tahun 2014 Dengan Pendekatan Perilaku

Warga Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut)”, hal.38

Page 55: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

37

e : Batas Toleransi Kesalahan

Siswa kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung

yang memenuhi kualifikasi untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu

berusia 17-19 tahun yang merupakan pemilih pemula, memiliki Kartu Tanda

Penduduk (KTP) berdomisili Jawa Barat, memiliki surat undangan untuk

memilih, dan menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Jawa Barat 2018.89

Di luar dari kualifikasi di atas, maka bukan bagian

dari sampel penelitian ini. Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini apabila

dihitung menggunakan rumus slovin, sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan dan kriteria tersebut, maka sampel penelitian ini

adalah 41,17 (dibulatkan kebawah menjadi 41). Untuk menentukan jumlah sampel

dari masing-masing sekolah SMK dan SMA sebagai berikut:

1.Siswa kelas XII SMK sebanyak:

2.Siswa kelas XII SMA sebanyak:

89

Biodata Awal Pengisian Kuesioner Oleh Responden Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.

Page 56: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

38

Jadi masing-masing sampel atau responden yang akan diambil adalah SMK

sebanyak 23 dan SMA sebanyak 18 dari sampel 41 siswa dan populasi 70. Untuk

menentukan responden dalam pengisian kuesioner, penelitian ini menggunakan

teknik acak sederhana yaitu simple random sampling, atau penarikan sampel yang

menggunakan teknik pengambilan secara acak nama-nama responden yang

dimasukan ke dalam gelas untuk diambil satu persatu secara acak.90

F. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data dari sumber pertama atau asli yang berbentuk data

file. Data ini melalui narasumber atau responden yang dijadikan sebagai objek

penelitian sebagai sarana untuk mendapatkan informasi.91

Jenis data ini diukur

secara langsung berupa informasi dengan bilangan angka. Teknik pengumpulan

data ini dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang telah

ditentukan.92

Oleh sebab itu, penulis turun langsung ke lapangan untuk

menyebarkan kuesioner kepada responden.

Pada proses penyebaran kuesioner, penulis membagikan kuesioner terhadap

siswa yang dijadikan sampel pada penelitian yaitu sebanyak 41 siswa dan siswi

kelas XII di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Dengan memenuhi

kriteria yang telah ditentukan. Pengisian kuesioner di awasi oleh penulis agar

berjalan dengan baik. Selain itu, penulis juga menjelaskan dan membacakan

kembali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner di depan ruangan

kelas sehingga informasi yang didapat hasilnya akan teruji kebenarannya.

90 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuantitatif, hal.123.

91 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal.15.

92Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal.16.

Page 57: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

39

Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 26-28 Febuari 2019, pada pagi hari

pukul 10.00 WIB di ruangan kelas masing-masing dengan mengumpulkan siswa

dan siswi XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang

telah ditentukan menjadi sampel dari penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada

waktu jam istirahat sedang berlangsung.93

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah ada diperoleh dalam bentuk telah jadi

dan dikumpulkan oleh pihak lain.94

Data sekunder mendukung keperluan dari data

primer dengan bentuk dokumen, dan buku untuk menunjang penelitian.95

Dalam

penelitian ini data sekunder yaitu berbentuk dokumen jumlah siswa yang tercatat

di pihak sekolah. Dokumen ini berisikan data mengenai total jumlah siswa, tempat

dan tanggal lahir, serta alamat siswa. Hal ini untuk memastikan bahwa penelitian

yang diteliti valid.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian terbagi menjadi dua bagian yaitu:

G.1. Kuesioner

Kuesioner merupakan “serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada

responden tentang objek yang akan sedang diteliti yang berupa pendapat,

tanggapan dan dirinya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penulis

93 Penyebaran Kuesioner Pada Kelas XII SMA dan SMK Pondok Pesantren Daaarut Tauhid

Bandung, 28 Febuari 2019. 94

Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2008), hal.101. 95

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal.15.

Page 58: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

40

tidak boleh menyimpang dari arah yang akan dicapai oleh penelitian.”96

Oleh

sebab itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mampu untuk menyaring

informasi yang dibutuhkan oleh penulis kepada responden. Kuesioner adalah

salah satu cara pengambilan data secara tertulis dimana responden menjawab

pertanyaan dari peneliti.

G.2. Studi Kepustakaan

Studi pustakan merupakan metode pengumpulan data dengan mencari

referensi dari berbagai sumber antara lain jurnal, dan lain-lain yang berkaitan

dengan penelitian.97

H. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik dari analisis data,

yaitu teknik analisis uji validitas, uji reliabilitas, analisis uji asumsi klasik yang

terbagi menjadi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolonieritas, uji

autokolerasi dan regresi linier berganda terbagi menjadi uji koefisien determinasi

(R2), uji simultan (uji F), uji parsial (uji T).

H.1.Uji Validitas

Uji validitas adalah “suatu kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen

dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data itu valid”.98

Instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar

tepat untuk mengukur yang akan diukur.99

Tujuan dari uji validitas yaitu untuk

96Dodit Aditya, “Hand Out Mata Kuliah Metodologi Research: Variabel Penelitian dan

Definisi Operasional”, diakses pada tanggal 8 Maret 2019. hal.13. 97Dodit Aditya, “Hand Out Mata Kuliah Metodologi Research: Variabel Penelitian dan

Definisi Operasional”, diakses pada tanggal 8 Maret 2019. hal.14. 98

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal.135. 99

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hal.137.

Page 59: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

41

mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam penelitian didalam isi

kuesioner. Uji validilitas dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk.

Validitas konstruk merupakan uji terluas dibandingkan dengan lainnya, sebab

melibatkan banyak prosedur termasuk dalam validitas isi dan kriteria.100

Uji

validitas menggunakan rumus dari korelasi product moment, yaitu sebagai

berikut:

Persamaan.3.6. Uji Validitas”101

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

n : Jumlah responden

X : Skor variabel (jawaban responden)

Y : Skor total variabel respoden

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa perangkat

lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS). Uji validitas menggunakan

instrumen dari “korelasi Bivariate Person dan Correlated Item-Total Correlation

dan uji signifikansi 0,05.102

Pengambilan keputusan uji validitas yaitu”:

1. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan yang berkorelasi terhadap skor total,

dan pertanyaan tersebut dianggap valid.

100Dodit Aditya, “Hand Out Mata Kuliah Metodologi Research: Variabel Penelitian dan

Definisi Operasional”, diakses pada tanggal 8 Maret 2019. hal.18.

101Luthfi Hasanal Bolqiah, “Perilaku Politik Dalam Pemilu Legislatif DPD RI (Analisis

Keterpilihan Aceng Fikri Sebagai Anggota DPD RI Tahun 2014 Dengan Pendekatan Perilaku

Warga Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut)”, hal.41.

102

Luthfi Hasanal Bolqiah, “Perilaku Politik Dalam Pemilu Legislatif DPD RI (Analisis

Keterpilihan Aceng Fikri Sebagai Anggota DPD RI Tahun 2014 Dengan Pendekatan Perilaku

Warga Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut)”, hal.42.

Page 60: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

42

2. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tidak berkolerasi terhadap skor total,

dan pertanyaan tersebut dianggap tidak valid.

H.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian terhadap skala yang menghasilkan

hasil konsisten apabila instrumen tersebut digunakan secara berulang dan

memberikan hasil yang sama.103

Oleh sebab itu, diperlukannya uji reliabilitas

untuk mengukur ketepatan jawaban responden. Uji reliabilitas merupakan andalan

bagi indicator. Informasi pada indikator tidak berubah-ubah atau dapat dikatakan

konsisten yang artinya jika pengamatan dilakukan oleh alat ukur yang sama atau

lebih dari satu kali maka hasilnya harus sama. Sebaliknya jika tidak sama maka

alat ukur tersebut tidak reliabel.104

Kesalahan pengukuran data dapat mengakibatkan hasil yang berbeda

meskipun dilakukan untuk mengukur sesuatu yang sama atau sudah pernah diukur

sebelumnya.105

Reliabilitas didapatkan dengan berulang kali mengukur konstruk

atau ketertarikan pada variabel. Semakin tinggi tingkat hubungan antar skor yang

diperoleh pada pengukuran berulang, menandakan semakin tinggi reliabilitasnya.

Penelitian ini menggunakan pengukuran uji reliabilitas dengan alpha

cronbach. Ukuran kuesioner penelitian dapat dikatakan reliabel jika “alpha

cronbach 0,7, namun jika alpha cronbach 0,7 data tersebut tidak reliabel”.

Diketahui dengan rumus berikut:

103Malhotra, Operation Management, (USA: Person, 2012), hal.317.

104Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuantitatif, hal.104.

105

Suharsaputra, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, (Bandung: PT

Rafika Aditama, 2012), hal.104.

Page 61: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

43

“Persamaan.3.7. Uji Reliabilitas.”106

(

)

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pernyataan

: Jumlah varian butir

: Varian total

I. Analisis Asumsi Klasik

Analisis asumsi klasik dilakukan sebelum pengujian dari analisis regresi

linier berganda terhadap hipotesis penelitian.107

Oleh sebab itu, penelitian ini

menggunakan beberapa rangkaian uji dari analisis asumsi klasik, yaitu sebagai

berikut:

I.1 Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan menguji model regresi sebagaimana variabel

pengganggu atau residual. Uji normalitas memiliki distribusi normal atau

kebalikannya. Dapat diketahui uji t dan uji f berasumsi normal.108

Namun, jika

asumsi dilanggar maka uji dari SPSS tidak akan valid untuk jumlah yang kecil.

Untuk mengujinya dapat menggunakan dua cara, yaitu mengunakan analisis

grafik dan uji statistik. Agar dapat menguji data berdistribusi normal atau tidak

106Luthfi Hasanal Bolqiah, “Perilaku Politik Dalam Pemilu Legislatif DPD RI (Analisis

Keterpilihan Aceng Fikri Sebagai Anggota DPD RI Tahun 2014 Dengan Pendekatan Perilaku

Warga Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut)”, hal.43.

107

Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariat, (Semarang: Universitas Diponegoro,

2013), hal.102.

108 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hal.160

Page 62: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

44

dapat dilakukan “uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual berdistribusi

normal jika mempunyai nilai signifikansi > 0,05”.109

I.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas berfungsi untuk menguji dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual atau dapat dikatakan sebagai salah satu

pengamatan terhadap pengamatan lainnya. Adapun beberapa cara dapat dilakukan

untuk uji heteroskedastisitas, yaitu dengan cara melihat “uji grafik plot, uji park,

uji glejser, serta uji white.”110

Penelitian ini menggunakan metode dari grafik plot

antara nilai prediksi variabel. Tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak ada

pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y”.111

I.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi yang berfungsi

untuk menguji adanya korelasi antar variabel independen (varibel bebas).112

“Uji

multikolinieritas melihat nilai VIF dari variabel independen, nilai VIF < 10,

disimpulkan data bebas dari gejala multikolinieritas”.113

I.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berfungsi untuk menguji model regresi linier yang

menjelaskan apakah korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Namun, jika terjadi

109 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hal.165.

110 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.139.

111

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.143.

112 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.105.

113

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.106.

Page 63: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

45

korelasi, maka adanya problem dari autokorelasi.114

Untuk melihat ada tidaknya

gejala autokorelasi dalam penelitian ini, menggunakan uji dari Durbin-Watson

(DW test). Ghozali (2012: 107) menyatakan bahwa “Durbin Watson digunakan

hanya untuk autokorelasi tingkat satu atau first order autocorrelation”.115

“Tabel 3.8. Pengambilan Keputusan Autokorelasi"116

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi positif atau

negative

Tidak ditolak du < d < 4-du

Sumber: Imam Ghozali (2012: 112)

K. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda merupakan analisis yang berfungsi untuk

mengetahui adanya pengaruh antara dua variabel independen atau lebih.117

Regresi linier berganda tujuannya adalah mencari hubungan pengaruh variabel

bebas (X) ke variabel terikat (Y).118

Pada penelitian ini regresi linier berganda

didefinisikan sebagai pengaruh variabel (X) perilaku politik dan budaya politik

subjek-parokial terhadap variabel (Y) yaitu partisipasi politik. Adapun persamaan

umum dari regresi linier berganda adalah:

“Persamaan.3.10. Regresi Linier Berganda”119

114 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.110.

115

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS, (Yogyakarta:

Universitas Diponegoro, 2012), hal.107.

116 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS, hal.108.

117

Neuman, Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, hal.451.

118 Riang Enjelita dan kawan-kawan, “Analisis Regresi Linier Berganda”, (Padang: Jurnal

Matematika, Vol.2, No.1, 2014), hal.72. [jurnal on-line], https://media.neliti.com.

119

Luthfi Hasanal Bolqiah, “Perilaku Politik Dalam Pemilu Legislatif DPD RI (Analisis

Keterpilihan Aceng Fikri Sebagai Anggota DPD RI Tahun 2014 Dengan Pendekatan Perilaku

Warga Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut)”, hal.45.

Page 64: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

46

Keterangan:

Y : Variabel terikat (dependen)

X : Variabel bebas (independen)

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

e : Residu

L. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk mengukur sejauhmana

kemampuan suatu model dalam menerangkan beberapa variasi dari variabel

dependen. “Nilai dari koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu”.120

“Nilai

R2 kecil artinya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi

sangat terbatas. Jika sebuah nilai mendekati satu berarti variabel independen

memberikan semua informasi untuk memprediksi variasi variabel dependen”.121

M. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Pada dasarnya Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen.122

Pengujian ini menggunakan tingkat

signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Untuk membuat keputusan uji F “Jika nilai F

lebih besar dari pada 4 maka Ho ditolak. Dengan kata lain hipotesis alternatif (Ha)

diterima, dan menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan

120 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.96.

121

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.97.

122

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS, hal.98.

Page 65: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

47

signifikan mempengaruhi variabel dependen”.123

Kriteria atau prosedur dari uji F

yaitu:124

“Persamaan.3.11. Hipotesis Nol atau Hipotesis Alternatif”125

Ho : b1 = b2 = b3 = 0

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0

Keterangan:

Ho : berarti tidak ada pengaruh X1, X2, X3, terhadap Y

Ha : berarti ada pengaruh X1, X2, X3, terhadap Y

N. Uji Parsial (Uji T)

Uji parsial adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y) secara parsial. Pengujian hipotesis dilakukan

menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α =5%) atau tingkat keyakinan

sebesar 0,95.126

Adapun rumus dari hipotesis sebagai berikut:

“Persamaan.3.12. Uji Parsial”.127

Ho : bi = 0

Ha : bi ≠ 0

Ketentuan dalam pengujian ini adalah:

1. Jika tingkat signifikansi ≤ 5%, Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika tingkat signifikansi ≥ 5%, Ho diterima dan Ha ditolak.

123 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS, Yogyakarta:

Universitas Diponegoro, 2012), hal.104.

124 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS, hal.17.

125

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.103.

126 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS, hal.171.

127

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.97.

Page 66: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti menjabarkan hasil dari analisis penelitian mengenai

tingkat partisipasi politik santri. Serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

partisipasi santri Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung dalam Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Setelah melakukan penelitian

langsung di lapangan dengan cara menyebarkan kuesioner atau angket kepada

responden yang terpilih menjadi sampel, maka hasil dari penyebaran kuesioner

memperoleh berbagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

Untuk memaparkan hasilnya, dalam penelitian kuantitatif terdapat beberapa

rincian pengujian yang menguji jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan

dalam kuesioner. Rincian proses pengujiannya yaitu uji validitas dan reliabilitas,

melakukan perhitungan statistik menggunakan regresi linear berganda, uji asumsi

klasik, menjabarkan beberapa tabel dalam bentuk nilai skala likert sebagai

jawaban dari responden, agar mengetahui tingkat partisipasi serta faktor-faktor

yang mempengaruhi partisipasi pemilih pemula kelas XII SMK dan SMA Pondok

Pesantren Daarut Tauhid Bandung pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Jawa Barat 2018. Pada bagian akhir dijabarkan mengenai pengujian hipotesis

gunanya untuk menjawab hasil dari penelitian ini.

A. Lokasi Penelitian

A.1. Sejarah dan Letak Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung didirikan pada tanggal 4

September 1990. Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung dirintis oleh KH.

Page 67: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

49

Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. Berdirinya Pondok Pesantren ini terinspirasi

dari kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan kemandirian

melalui usaha atau berdagang yang ditekuni sejak dini. Nabi Muhammad SAW

pertama kali berwirausaha diajak oleh pamannya yang bernama Abu Thalib, yang

pada saat itu ikut dengan rombongan dagang ke negeri Syam. Oleh karena itu, Aa

Gym terinspirasi pada kisah Nabi Muhammad SAW sehingga membangun sebuah

pondok pesantren mengajarkan ilmu-ilmu agama serta ilmu wirausaha yang

diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Aa Gym mempercayai bahwa dengan menerapkan wirausaha akan

membentuk kemandirian dalam diri seseorang.128

Pondok Pesantren Daarut

Tauhid Bandung mengutamakan di bidang pendidikan, dakwah, ekonomi dan

sosial. Aktivitas ekonomi dipandang sebagai salah satu ciri khas dari Pondok

Pesantren Daarut Tauhid Bandung. Sedangkan dalam bidang pendidikan, dakwah

dan sosial mengusung konsep Manajemen Qolbu atau (MQ). Konsep dari

Manajemen Qolbu meliputi 4 komponen yaitu Ma’rifatullah, Manajemen Diri,

Entrepreneurship dan Leadership. Tata nilai dari MQ menjadi dasar sejarah bagi

organisasi Pondok Pesantren Daarut Tauhid yang dikenal sebagai jargon “Menuju

Generasi Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar”. 129

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung memiliki program pendidikan

SMP yang didirikan pada tahun 2011, SMK didirikan pada 20 Juli 2009, SMA

128Wiratni Ahmadi, “Profil Pesantren Daarut Tauhid” dalam http://www.daaruttauhiid\

diakses pada tanggal 9 April 2019. 129Wiratni Ahmadi, “Profil Pesantren Daarut Tauhid” dalam http://www.daaruttauhiid\

diakses pada tanggal 8 April 2018.

Page 68: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

50

Putra didirikan pada 2009 dan SMA Putri didirikan pada tahun 2017.130

Letak

geografis pondok pesantren ini berdekatan dengan Universitas Pendidikan yang

terletak di jalan GegerKalong Girang No.38 Kota Bandung Kecamatan Sukasari.

Berbatasan dengan bagian Timur Kota Bandung. Kecamatan Sukasari terdiri atas

4 kelurahan, yaitu Kelurahan Sarijadi, Kelurahan Sukarasa, Kelurahan

GegerKalong Girang dan Kelurahan Isola.131

B. Identitas Responden

Pada tahap pertama dalam pengisian kuesioner. Responden pemilih pemula

dari santri putra putri kelas XII SMK dan SMA diminta untuk mengisi identitas

dari lembar pertama kuesioner. Hal ini untuk memudahkan peneliti dalam

pengambilan sampel yang berkriteria sebagai pemilih pemula berusia 17-19 tahun

dan berpartisipasi pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat

2018.

Dari jumlah siswa 186 terbagi menjadi SMK putra 55, SMK putri 48 dan

SMA putra 83. Responden yang memenuhi kriteria sebagai pemilih pemula yaitu

sebanyak 70 siswa dari kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut

Tauhid Bandung. Untuk menentukan jumlah sampel responden, penelitian ini

menggunakan rumus Slovin. Berdasarkan perhitungan dari rumus Slovin,

responden yang terpilih untuk dijadikan sampel yaitu sebanyak 41 siswa putra dan

putri kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

130Wiratni Ahmadi, “Profil Pesantren Daarut Tauhid” dalam http://www.daaruttauhiid\

diakses pada tanggal 9 April 2018.

131

Badan Pusat Statistik Kota Bandung, Statistik Daerah Kecamatan Sukasari 2016,

(Bandung: Badan Pusat Statistik, 2016), hal.1-2.

Page 69: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

51

Lembar pertama kuesioner terdiri dari beberapa pertanyaan yang wajib

responden isi yaitu, umur, jenis kelamin, suku, asal daerah, memiliki KTP

berdomisili Jawa Barat, menggunakan hak pilih, memiliki surat undangan

memilih, dan pertama kali memilih. Hal ini untuk mengkategorikan pemilih

pemula yang menggunakan hak pilih.

Tabel 4.1. Identitas Responden Berdasarkan Umur

Dari hasil persentase di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini, memiliki tingkatan umur. Responden yang berumur 17 tahun

sebanyak 16 orang (39%), responden yang memiliki umur 18 sebanyak 19 orang

(46,3%), dan yang berumur 19 tahun sebanyak 6 orang (14,7%). Peneliti

menggunakan seluruh sampel dari populasi yang telah ditentukan.132

Tabel 4.2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui penelitian ini berasal dari jenis

kelamin yang berbeda. Terdiri dari pemilih pemula laki-laki sebanyak 28 orang

(68,3%), dan perempuan sebanyak 13 (31,7%).

132

Data Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

No Umur Frekuensi Persentase

1 17 16 39% 2 18 19 46,3% 3 19 6 14,7%

Total 41 100

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 28 68,3% 2 Perempuan 13 31,7%

Total 41 100

Page 70: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

52

C. Uji Validitas dan Reabilitas

C.1. Validitas

Uji validitas merupakan instrumen dalam kuesioner yang digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Sehingga indikator-indikator tersebut

dapat mencerminkan karakteristik dari variabel yang digunakan dalam

penelitian.133

Pengujian ini penting dilakukan, sebab untuk mengetahui valid

tidaknya kuesioner yang digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang

reliabel belum tentu valid. Uji validitas yaitu untuk mengukur sah atau tidaknya

suatu kuesioner menggunakan teknik Pearson correlation. Berikut ini adalah hasil

uji validitas.

Tabel 4.3. Validitas Model Sosiologis

Variabel Pearson Correlation Sig Keterangan

X1.1.1 0,450** 0,003 Valid

X1.1.2 0,823** 0,000 Valid

X1.1.3 0,826** 0,000 Valid

X1.1.4 0,772** 0,000 Valid

X1.1.5 0,597** 0,000 Valid

Tabel 4.4. Validitas Model Psikologis

Variabel Pearson Correlation Sig Keterangan

X1.2.1 0,622** 0,000 Valid

X1.2.2 0,709** 0,000 Valid

X1.2.3 0,562** 0,000 Valid

X1.2.4 0,723** 0,000 Valid

X1.2.5 0,677** 0,000 Valid

X1.2.6 0,568** 0,000 Valid

133 Malhotra, Operations Management, hal.319.

Page 71: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

53

Tabel 4.5. Validitas Pilihan Rasional

Variabel Pearson Correlation Sig Keterangan

X1.3.1 0,707** 0,000 Valid

X1.3.2 0,684** 0,000 Valid

X1.3.3 0,832** 0,000 Valid

X1.3.4 0,701** 0,000 Valid

X1.3.5 0,443** 0,004 Valid

Tabel 4.6. Validitas Budaya Politik Parokial

Variabel Pearson Correlation Sig Keterangan

X2.1 0,706** 0,000 Valid

X2.2 0,646** 0,000 Valid

X2.3 0,774** 0,000 Valid

X2.4 0,819** 0,000 Valid

X2.5 0,825** 0,000 Valid

Tabel 4.7. Validitas Partisipasi Aktif

Variabel Pearson Correlation Sig Keterangan

Y1 0,800** 0,000 Valid

Y2 0,799** 0,000 Valid

Y3 0,855** 0,000 Valid

Y4 0,908** 0,000 Valid

Y5 0,900** 0,000 Valid

Berdasarkan tabel 4.3 sampai 4.7 di atas menunjukkan bahwa instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini valid. Hal ini diketahui dari masing-masing

nilai signifikansi < 0,05.

C.2. Reliabilitas

Uji realibilitas adalah uji dimana setiap variabel diukur dengan

menggunakan teknik Cronbach’s alpha. Pengukuran Cronbach’s alpha dipilih

karena pengukuran ini merupakan teknik pengujian reliabilitas kuesioner yang

paling sering digunakan.134

Selain itu, Cronbach’s alpha dapat digunakan untuk

134

Bryman dan Bell, Business Research Methods, (Oxford: University Press, 2007),

hal.176.

Page 72: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

54

mendeteksi indikator-indikator yang tidak konsisten.135

Berikut ini adalah hasil

dari uji reliabilitas pada alat ukur penelitian.

Tabel 4.8. Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha (α) Keterangan

Model Sosiologis 0,737 Reliabel

Model Psikologis 0,716 Reliabel

Pilihan Rasional 0,702 Reliabel

Budaya Politik 0,809 Reliabel

Partisipasi Aktif 0,904 Reliabel

Cronbach’s Alpha memiliki ukuran skala reliabilitas yang berkisar antara

nol sampai dengan satu.136

Menurut Eisingerich dan Rubera nilai tingkat

keandalan Cronbach’s Alpha minimum untuk alat ukur yang andal adalah 0,70.137

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel yang membentuk

model sosiologis, model psikologis, model pilihan rasional, budaya politik dan

partisipasi aktif >0,7. Ini berarti instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

reliabel.

D. Analisis Partisipasi Aktif

Pertanyaan pertama dari partisipasi aktif berbunyi “Saya ikut serta dalam

kegiatan kampanye pada calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang saya dukung

pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018”. Pertanyaan ini diajukan untuk

mengetahui adanya keterlibatan responden dalam mengikuti kegiatan kampanye

pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Meskipun

pertanyaan penulis ajukan terkesan memiliki dimensi partisipasi dalam pengertian

135

Malhotra, Operations Management, hal.289.

136

Hair, Multivariate Data Analysis: Seventh Edition, (Pearson Prentice Hall, 2010), hal.92.

137

A.B Eisingerich dan G. Rubera, Drivers of Brand Commitment: A Cross-National

Investigation, (Journal Of International Marketing, Vol.18, No.2, 2010), hal. 27. [jurnal on-line],

http://doi.org/10.1509/jimk.18.2.64.

Page 73: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

55

perilaku (behavioral), peneliti lebih tertarik untuk melihat sikap mereka dalam

menanggapi kegiatan kampanye. Berikut hasilnya:

Tabel 4.9. Keikutsertaan Kegiatan Kampanye

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 3 7,3%

4 Setuju 12 29,3%

5 Sangat Setuju 26 63,4%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.15 didapatkan dari 41 responden yang diwawancarai, 9 orang

(7,3%) mengaku netral terhadap keikutsertaan kegiatan kampanye. 30 orang

(29,3%) mengaku setuju, 2 orang (63,4%) sangat setuju dengan keikutsertaan

kegiatan kampanye. Hal ini menunjukkan kesadaran politik sebagian besar

responden sangat baik.

Pertanyaan kedua dari partisipasi aktif, yaitu “Saya ikut menyumbang dana

untuk kegiatan kampanye pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur yang

saya dukung.” Pertanyaan ini ditanyakan dalam konteks untuk melihat apakah

responden berpartisipasi atas dasar menyumbang dana dalam kegiatan kampanye

pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Meskipun

pertanyan terkait dengan sumbangan kampanye terkesan pengertian dari perilaku,

namun respon yang diharapkan peneliti berdasarkan pertanyaan ini lebih

dimaksudkan pada sikap responden terhadap pemberian dana kampanye pada

salah satu partai. Berikut hasilnya:

Page 74: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

56

Tabel 4.10. Ikut Serta Menyumbang Dana

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 1 2,4%

4 Setuju 14 34,2%

5 Sangat Setuju 26 63,4%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.10 menerangkan dari 41 responden yang menjawab sangat setuju

sebanyak 26 orang (63,4%) dan yang menjawab setuju sebanyak 14 orang

(34,2%). Sekitar 97,6% setuju sikap responden dalam berpartisipasi dengan cara

menyumbang dana untuk calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pemilihan

Gubernur 2018. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tidak keberatan

jika seandainya mengeluarkan dana pribadinya untuk kegiatan kampanye.

Pertanyaan ketiga dari partisipasi aktif yang berbunyi “Saya memiliki calon

kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur yang diunggulkan”. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah responden mencari tahu informasi mengenai calon

Gubernur dan Wakil Gubernur sehingga responden mengetahui calon Gubernur

dan Wakil Gubernur yang terbaik untuk dipilih. Walaupun pertanyaan di atas

terkesan dengan definisi dari perilaku, tetapi penulis melihat dari dimensi sikap

responden terhadap calon kandidat yang diunggulkan. Berikut hasilnya:

Tabel 4.11. Calon Kandidat

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 2 4,9%

4 Setuju 14 34,1%

5 Sangat Setuju 25 61%

Jumlah 41 orang 100%

Page 75: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

57

Tabel 4.11 menunjukan bahwa dari 41 responden yang diwawancarai, 2 orang

(4,9%) mengaku netral dalam memiliki calon kandidat dalam pasangan calon

Gubernur dan wakil Gubernur pada pemilihan tahun 2018. 14 orang (34,1%)

mengaku setuju, dan 25 orang (61%) mengaku sangat setuju bahwa memiliki

calon kandidat dalam pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada

Pemilihan Gubernur Tahun 2018. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden

memiliki pengetahuan mengenai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur

yang mereka pilih.

Pertanyaan dari partisipasi aktif yang keempat adalah “Saya menggunakan

hak pilih dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 sebagai salah satu bentuk

tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia”. Pertanyaan ini diajukan untuk

melihat sejauhmana motivasi responden dalam menggunakan hak pilih. Penulis

ingin melihat seberapa pedulinya sikap responden dalam menggunakan hak pilih.

Berikut hasilnya:

Tabel 4.12. Hak Pilih Sebagai Tanggung Jawab

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 8 19,5%

4 Setuju 6 14,6%

5 Sangat Setuju 27 65,9%

Jumlah 41 orang 100%

Dari tabel 4.12 diketahui 41 responden yang diwawancarai, 8 orang (19,5%)

diantaranya mengaku netral dalam menggunakan hak pilih, 6 orang (14,6%)

mengaku setuju, dan 27 orang (65,9%) mengaku sangat setuju. Hal ini

menunjukkan sebagian besar responden menyadari tanggung jawabnya sebagai

Page 76: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

58

warga negara dan menerapkannya dengan menggunakan hak pilih mereka pada

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Pertanyaan variabel Y partisipasi aktif yang kelima berbunyi “Saya memilih

berdasarkan visi dan misi yang meyakinkan untuk membangun Jawa Barat lebih

baik lagi”. Pertanyaan ini untuk mengetahui apakah responden memiliki kriteria

penilaian sebelum menggunakan hak pilih perlu mengetahui visi dan misi yang

diajukan oleh para calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pemilihan Gubernur

Jawa Barat 2018. Berikut hasilnya:

Tabel 4.13. Visi dan Misi

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 5 12,2%

4 Setuju 11 26,8%

5 Sangat Setuju 25 61%

Jumlah 41 orang 100%

Tabel 4.19 menerangkan dari 41 responden yang diwawancarai, 5 orang

(12,2%) mengaku netral dalam indikasinya memiliki visi dan misi dalam

pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur tahun 2018. 11 orang (26,8%) mengaku

setuju, dan 25 orang (61%) mengaku sangat. Hal ini menunjukkan responden

sebelum menggunakan hak pilihnya, mereka mencari tahu mengenai masing-

masing visi dan misi dari setiap calon Gubernur dan Wakil Gubernur.

E. Analisis Perilaku Politik

E.1. Sosiologis

Pertanyaan pertama dari variabel X yaitu “Saya memilih calon Gubernur dan

wakil Gubernur dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 berdasarkan

kesamaan suku dengan saya”. Pertanyaan di atas untuk mengetahui keterkaitan

Page 77: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

59

partisipasi politik dengan perilaku politik memilih berdasarkan karakteristik

model sosiologis dari kesamaan suku. Pertanyaan ini untuk mengukur apakah

faktor dari kesamaan suku dapat berpengaruh terhadap responden dalam memilih.

Hasil pertanyaan tersebut adalah:

Tabel 4.14. Kesamaan Suku

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 9 22%

4 Setuju 30 73,2%

5 Sangat Setuju 2 4,9%

Jumlah 41 orang 100%

Tabel 4.14 menunjukan bahwa dari 41 responden yang diwawancarai, 9

orang (22%) mengaku netral, 30 orang (73,2%) mengaku setuju dan 2 orang

(4,9%) sangat setuju. Sebagian besar responden menjadikan latar belakang

kesamaan suku dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Gubernur dan

Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Pertanyaan kedua dari model sosiologis adalah “Saya mempertimbangkan

calon Gubernur dan Wakil Gubernur berdasarkan faktor kesalehan atau ketaatan

dalam beragama (Islam) dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018”.

Pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk mengetahui sejauhmana sikap

responden dalam menggunakan hak pilih dengan mempertimbangkan pilihannya

terhadap faktor kesalehan atau ketaatan beragama (khususnya agama Islam) para

calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Hasilnya adalah:

Page 78: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

60

Tabel 4.15. Faktor Ketaatan Beragama

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 9 22%

4 Setuju 27 65,9%

5 Sangat Setuju 5 12,2%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.15 menjelaskan bahwa dari 41 responden yang diwawancarai, 9

orang (22%) mengaku netral, 27 orang (65,9%) mengaku setuju, 5 orang (12,2%)

sangat setuju. Sebagian besar responden berpartisipasi dengan melihat kesalehan

dan ketaatan beragama (Islam) calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat

2018.

Pertanyaan model sosiologis ketiga berbunyi “Saya menimbang mana calon

Gubernur dan Wakil Gubernur yang paling muda untuk saya pilih”. Pertanyaan

ini dimaksudkan untuk menguji sikap responden terkait dengan faktor usia muda,

apakah menjadi bahan pertimbangan responden dalam memilih. Berikut hasilnya:

Tabel 4.16. Faktor Usia

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 9 22%

4 Setuju 32 78%

5 Sangat Setuju 0 0

Jumlah 41 orang 100%

Berdasarkan tabel 4.16, dari total 41 responden yang diwawancarai, 9 orang

(22%) mengaku netral, 32 orang (78%) mengaku setuju. Data di atas menunjukan,

sebagian besar responden mempertimbangkan usia Gubernur dan Wakil Gubernur

yang akan dipilihnya. Responden memiliki kecenderungan untuk memilih calon

Page 79: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

61

Gubernur dan Wakil Gubernur yang dinilai paling muda diantara calon Gubernur

lainnya.

Pertanyaan keempat, yaitu “Saya memilih Gubernur dan Wakil Gubernur

yang berasal dari wilayah yang sama dengan saya”. Tujuan pertanyaan ini adalah

untuk melihat apakah kesamaan wilayah dengan responden menjadikan bahan

pertimbangan menggunakan hak pilih pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.

Hasil dari pertanyaan tersebut yaitu:

Tabel 4.17. Faktor Wilayah

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 17 41,5%

4 Setuju 23 56,1%

5 Sangat Setuju 1 2,4%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.17, diketahui dari 41 responden yang diwawancarai, 17 orang

(22%) mengaku netral, 23 orang (78%) mengaku setuju, dan 1 orang (2,4%)

mengaku sangat setuju memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang berasal

dari satu wilayah dengan responden. Sebagian besar responden memiliki

kecenderungan untuk memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang berasal

dari wilayah yang sama dengan responden.

Pertanyaan kelima model sosiologis dari variabel X1 adalah “Saya

mengetahui asal wilayah masing-masing calon Gubernur dan Wakil Gubernur

Jawa Barat penting untuk saya jadikan pertimbangan dalam memilih”.

Pertanyaan ini diajukan apakah dengan responden mengetahui asal wilayah

pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018 dapat

mempengaruhi sikap responden dalam memilih. Berikut ini merupakan hasilnya:

Page 80: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

62

Tabel 4.18. Mengetahui Asal Wilayah

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 11 26,8%

4 Setuju 25 61%

5 Sangat Setuju 5 12,2%

Jumlah 41 orang 100%

Tabel 4.18, pada 41 responden yang diwawancarai, 11 orang (26,8%)

mengaku netral, 25 orang (61%) mengaku setuju, dan 5 orang (12,2%) mengaku

sangat setuju. Berdasarkan tabel 4.18, responden setuju bahwa mereka

mengetahui asal wilayah calon Gubernur dan Wakil Gubernur sehingga dapat

mempengaruhi sikap responden dalam memilih.

E.2. Psikologis

Pertanyaan pertama dari model psikologis, yaitu “Saya memilih berdasarkan

citra baik calon Gubernur dari salah satu partai”. Tujuannya dari pertanyaan ini,

yaitu untuk mengetahui respon pemilih pemula dalam menanggapi citra baik yang

ditampilkan oleh salah satu partai. Apakah citra baik dari salah satu partai dapat

berpengaruh terhadap partisipasi responden dalam memilih. Berikut adalah

hasilnya:

Tabel 4.19. Citra Baik Pasangan Calon Gubernur

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 12 29,3%

4 Setuju 15 36,6%

5 Sangat Setuju 14 34,1%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.19 menerangkan keseluruhan 41 responden yang diwawancarai,

12 orang (29,3%) mengaku netral, 15 orang (36,6%) mengaku setuju dan 14 orang

Page 81: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

63

(34,1%) sangat setuju. Dari data di atas mengenai citra baik dari salah satu partai,

sebagian besar responden menjawab setuju bahwa citra baik dari salah satu partai

dapat berpengaruh terhadap pilihan politik responden.

Pertanyaan kedua dari model psikologis “Saya memilih berdasarkan asal

partai dari calon Gubernur”. Selain asal wilayah, pertanyaan berikutnya

bertujuan untuk melihat sejauh mana responden mempertimbangkan partisipasi

politiknya terhadap asal partai calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Berikut

jawaban dari responden:

Tabel 4.20. Asal Partai Calon Gubernur

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 13 31,7%

4 Setuju 15 36,6%

5 Sangat Setuju 13 31,7%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.20 menerangkan dari 41 responden yang diwawancarai, 13 orang

(31,7%) mengaku netral, 15 orang (36,6%) mengaku setuju dan 13 orang (31,7%)

sangat setuju memilih berdasarkan asal partai dari calon Gubernur. Hal ini

menunjukkan bahwa responden memiliki preferensi terhadap partai sebelum

memutuskan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Pertanyaan ketiga dari model psikologis adalah “Saya memilih berdasarkan

partai-partai pendukung calon Gubernur”. Pertanyaan ini bertujuan untuk melihat

Apakah keputusan responden dalam menggunakan hak pilih dipengaruhi oleh

partai dari pendukung salah satu calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Berikut

hasilnya:

Page 82: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

64

Tabel 4.21. Partai Pendukung Calon Gubernur

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 11 26,8%

4 Setuju 18 43,9%

5 Sangat Setuju 12 29,3%

Jumlah 41 orang 100%

Tabel 4.21 menjelaskan bahwa dari 41 responden yang diwawancarai, 11

orang (26,8%) mengaku netral dengan memilih berdasarkan partai-partai

pendukung calon Gubernur. 18 orang (43,9%) mengaku setuju, 12 orang (29,3%).

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa selain asal partai, partai-partai

pendukung juga menjadi bahan pertimbangan responden dalam memilih calon

Gubernur dan Wakil Gubernur.

Pertanyaan keempat dari model psikologis yang menjelaskan “Saya memilih

karena melihat kepribadian calon Gubernur dari salah satu partai”. Pertanyaan

diajukan untuk mengetahui apakah kepribadian atau kharismatik yang dimiliki

oleh salah satu calon Gubernur dari salah satu partai, dijadikan sebagai bahan

pertimbangan responden dalam memilih. Hasil pertanyaan ini adalah:

Tabel 4.22. Kepribadian Calon Calon Gubernur Dari Salah Satu Partai

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 2 4,9%

3 Netral 18 43,9%

4 Setuju 17 41,5%

5 Sangat Setuju 4 9,7%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.28, dari total 41 responden yang diwawancarai, 2 orang (4,9%)

mengaku tidak setuju, 18 orang (43,9%) mengaku netral, 17 orang (41,5%)

mengaku setuju dan 4 orang (9,7%) sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 83: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

65

kepribadian calon Gubernur dan Wakil Gubernur dijadikan pertimbangan oleh

responden dalam memilih.

Pertanyaan kelima model psikologis dari variabel X1 berbunyi “Saya memilih

karena saya dekat dan ikut terlibat dalam partai yang mendukung salah satu

calon”. Pertanyaan ini memiliki arti, yaitu untuk mengetahui sejauh mana

responden dekat dengan suatu partai dan ikut terlibat dalam golongan partai yang

mendukung salah satu calon Gubernur, sehingga responden memprioritaskan

suara untuk partai tersebut dalam menggunakan hak pilihnya. Pertanyaan ini

mendapatkan respon sebagai berikut:

Tabel 4.23. Kedekatan dengan Partai Pendukung Calon Gubernur

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 2 4,9%

3 Netral 4 9,7%

4 Setuju 18 43,9%

5 Sangat Setuju 17 41.5%

Jumlah 41 orang 100%

Berdasarkan tabel 4.23, dari 41 responden yang diwawancarai, 2 orang

(4,9%) mengaku tidak setuju, 4 orang (9,7%) mengaku netral, 18 orang (43,9%)

mengaku setuju dan 17 orang (41,5%) sangat setuju. Terlihat dengan jelas, data

diatas menunjukan kedekatan dan keterlibatan responden dalam partai tertentu

merupakan bahan pertimbangan yang berarti bagi sebagian besar responden dalam

memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Pertanyaan keenam dalam model psikologis, yaitu “Saya memilih karena

orang tua saya terlibat dalam salah satu partai pendukung calon Gubernur Jawa

Barat”. Pertanyaan diajukan untuk mengetahui Apakah dengan keterlibatan orang

tua pada partai tertentu akan berpengaruh pada keputusan responden dalam

Page 84: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

66

menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa

Barat 2018, hasil menunjukan:

Tabel 4.24. Orang Tua Terlibat dalam Salah Satu Partai

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 13 31,8%

4 Setuju 14 34,1%

5 Sangat Setuju 14 34,1%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.24 menerangkan dari 41 responden yang diwawancarai, 13 orang

(31,8%) mengaku netral, 14 orang (34,1%) mengaku setuju dan 14 orang (34,1%)

sangat setuju memilih berdasarkan orang tua terlibat dalam salah satu partai

pendukung calon Gubernur Jawa Barat. Berdasarkan hasil tersebut, dapat di lihat

bahwa keterlibatan orang tua responden dalam salah satu partai merupakan faktor

yang dapat mempengaruhi partisipasi responden dalam menggunakan hak

pilihnya pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

E.3. Pilihan Rasional

Pertanyaan pertama dalam pilihan rasional adalah “Saya memilih karena

kinerja partai calon Gubernur”. Pertanyaan diajukan untuk mengetahui

sejauhmana kinerja partai dari calon Gubernur dan Wakil Gubernur dirasakan

oleh responden, sehingga dapat berpengaruh terhadap keputusan responden dalam

memilih. Hasil menyatakan:

Page 85: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

67

Tabel 4.25. Kinerja Partai

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 6 14,6%

4 Setuju 23 56,1%

5 Sangat Setuju 12 29,3%

Jumlah 41 orang 100%

Tabel 4.25 menjabarkan bahwa dari 41 responden yang diwawancarai, 6

orang (14,6%) mengaku netral, 23 orang (56,1%) mengaku setuju dan 12 orang

(29,3%) sangat setuju. Data diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden

menggunakan hak pilihnya dengan melihat kinerja partai dari calon Gubernur dan

Wakil Gubernur.

Pada pertanyaan kedua dari model pilihan rasional yaitu “Saya memilih

karena melihat hasil nyata dari kinerja calon Gubernur yang memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat”. Dari pertanyaan tersebut penulis ingin melihat,

apakah hasil nyata kinerja dari calon Gubernur dan Wakil Gubernur dapat

berpengaruh pada keputasan responden dalam memilih. Diketahui hasil

pengumpulan data, yaitu:

Tabel 4.26. Hasil Nyata Calon Gubernur

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 11 26,8%

4 Setuju 22 53,7%

5 Sangat Setuju 8 19,5%

Jumlah 41 orang 100%

Dari tabel 4.26 diketahui sebesar 41 responden diwawancarai, 11 orang

(26,8%) diantaranya mengaku netral, 22 orang (53,7%) mengaku setuju dan 8

Page 86: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

68

orang (19,5%) sangat setuju. Hasil nyata kinerja Guberner dan Wakil Gubernur

yang dirasakan oleh responden menjadikan salah satu bahan pertimbangan

responden dalam memilih. Hal ini disebabkan hasil kinerja yang memuaskan

membuat masyarakat percaya akan rekam jejak yang telah dicapai dari calon

Gubernur dan Wakil Gubernur.

Pertanyaan ketiga dari model pilihan rasional berbunyi “Saya memilih karena

kebijakan yang dibuat partai atau calon Gubernur yang memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat”. Pertanyaan tersebut ditujukan untuk melihat

sejauhmana responden menggunakan hak pilih percaya atas kebijakan yang dibuat

oleh partai atau calon Gubernur dapat memberikan kesetahteraan bagi masyarakat.

Berikut hasilnya:

Tabel 4.27. Kesejahteraan dari Kebijakan Partai Calon Gubernur

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 10 24,4%

4 Setuju 15 36,6%

5 Sangat Setuju 16 39%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.27 diketahui 41 responden yang diwawancarai, 10 orang (24,4%)

mengaku netral, 15 orang (36,6%) mengaku setuju dan 16 orang (39%) sangat

setuju. Data di atas menunjukan responden setuju memilih calon Gubernur dan

Wakil Gubernur, sebab mereka percaya bahwa kebijakan yang dibuat partai atau

calon Gubernur dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat umum.

Pertanyaan keempat dari model pilihan rasional adalah “Saya memilih karena

kebijakan yang dibuat partai atau calon kandidat dirasa dapat memberikan

keuntungan, baik secara pribadi maupun kepada masyarakat umum”. Pertanyaan

Page 87: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

69

ini diajukan untuk mengetahui apakah responden merasa dengan memilih partai

atau calon Gubernur dapat memberikan keuntungan baik secara pribadi maupun

masyarakat umum. Berikut hasilnya:

Tabel 4.28. Keuntungan dari Kebijakan Partai Calon Gubernur

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 8 19,5%

4 Setuju 18 43,9%

5 Sangat Setuju 15 36,6%

Jumlah 41 orang 100%

Tabel 4.28 menguraikan bahwa dari 41 responden yang diwawancarai, 8

orang (19,5%) mengaku netral, 18 orang (43,9%) mengaku setuju dan 15 orang

(36,6%) sangat setuju. Mayoritas responden memilih berdasarkan kebijakan yang

memberikan keuntungan baik secara pribadi maupun secara umum, kebijakan

yang menguntungkan untuk pribadi dan masyarakat umum akan membuat yakin

responden untuk memilih partai atau calon gubernur tersebut.

Pertanyaan kelima model pilihan rasional dari variabel X1 “Saya memilih

karena merasa kehidupan saya sudah berubah menjadi lebih baik dari

sebelumnya” pertanyaan diatas bertujuan untuk melihat sikap responden dalam

menanggapi pemerintahan yang dijalankan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur

sebelumnya yang telah mengubah hidupnya menjadi lebih baik, sehingga ia

merasa harus mempertahankan hak pilihnya terhadap Gubernur dan Wakil

Gubernur tersebut. Berikut hasil jawaban dari responden:

Page 88: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

70

Tabel 4.29. Kehidupan Lebih Baik

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 7 17,1%

4 Setuju 19 46,3%

5 Sangat Setuju 15 36,6%

Jumlah 41 orang 100%

Tabel 4.29 menerangkan dari 41 responden yang diwawancarai, 7 orang

(17,1%) mengaku netral, 19 orang (46,3%) mengaku setuju dan 15 orang (36,6%)

sangat setuju. Sebagian besar responden dalam penelitian ini setuju memilih calon

Gubernur dan Wakil Guberunur karena merasa kehidupannya telah berubah

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal ini terkait dengan kinerja calon Gubernur

yang dampaknya telah dirasakan oleh responden, sehingga membuat responden

percaya memilih calon tersebut.

F. Analisis Budaya Politik

Pertanyaan pertama dari budaya politik parokial variabel X2 yaitu “Kyai

adalah sosok penting bukan hanya soal rujukan tentang agama tapi juga referensi

dalam memilih”, diajukan untuk mengetahui apakah pandangan politik Kyai

berpengaruh terhadap keputusan responden dalam memilih Gubernur dan Wakil

Gubernur. Hasil dari pertanyaan tersebut adalah:

Tabel 4.30. Sosok Kyai

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 0 0

3 Netral 9 22%

4 Setuju 24 58,5%

5 Sangat Setuju 8 19,5%

Jumlah 41 orang 100%

Page 89: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

71

Tabel 4.30 menerangkan dari 41 responden yang diwawancarai, 9 orang

(22%) mengaku netral, 24 orang (58,5%) mengaku setuju dan 8 orang (19,5%)

sangat setuju. Dari data di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden

dalam lingkungan pondok pesantren setuju, memilih karena responden menilai

bahwa Kyai merupakan sosok penting sebagai panutan dalam kehidupan santri

baik dari segi agama maupun politik. Hal ini menunjukkan, bahwa pendapat dan

pandangan politik dari tokoh agama yaitu Kyai berperan penting sebagai faktor

yang mempengaruhi keputusan reponden dalam memilih calon Gubernur dan

Wakil Gubernur.

Pertanyaan kedua dari budaya politik parokial “Saya memilih karena

mengikuti arahan dari kyai di pondok pesantren saya”. Pertanyaan ini untuk

mengetahui apakah responden dalam menggunakan hak pilih berdasarkan arahan

dari kyai di pondok pesantren, berikut hasil yang didapat:

Tabel 4.31. Arahan Kyai

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 1 2,4%

3 Netral 12 29,3%

4 Setuju 22 53,7%

5 Sangat Setuju 6 14,6%

Jumlah 41 orang 100%

Dari tabel 4.31 menerangkan dari 41 responden yang diwawancarai,

diantaranya 1 orang (2,4%) tidak setuju, 12 orang (29,3%) mengaku netral, 22

orang (53,7%) mengaku setuju dan 6 orang (14,6%) sangat setuju. Hasil dari data

di atas menunjukkan sebagian besar responden setuju dalam berpartisipasi di

arahkan oleh tokoh agama yaitu Kyai di pondok pesantren. Terlihat dari tabel 4.30

Page 90: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

72

dan 4.31 adanya hubungan patronase antara kyai dengan santri di dalam pondok

pesantren dalam partisipasi politik.

Pertanyaan ketiga dari budaya politik parokial berbunyi “Saya memilih

berdasarkan nasehat atau arahan dari para ustadz”. Pertanyaan ini untuk melihat

apakah responden dalam berpartisipasi berdasarkan nasehat yang diberikan ustadz

di pondok pesantren.

Tabel 4.32. Nasehat dan Arahan Ustadz

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 3 7,3%

3 Netral 13 31,7%

4 Setuju 15 36,6%

5 Sangat Setuju 10 24,4%

Jumlah 41 orang 100%

Pada tabel 4.38 menyatakan bahwa dari 41 responden yang diwawancarai, 3

orang (7,3%), 13 orang (31,7%) mengaku netral, 15 orang (36,6%) mengaku

setuju, 10 orang (24,4%) sangat setuju dengan memilih berdasarkan nasehat dari

ustadz yang berada di pondok pesantren. Selain pandangan tokoh agama, arahan

ustadz sebagai guru yang mengajar santri di pondok pesantren juga berpengaruh

terhadap sebagian besar responden dalam berpartisipasi pada Pemilihan Gubernur

dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Pertanyaan keempat dari budaya politik parokial “Saya memilih calon

Gubernur yang dianggap paling taat beragama oleh kyai”, pertanyaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam menggunakan hak pilih responden

mengikuti arahan Kyai mengenai calon Gubernur yang paling taat beragama harus

Page 91: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

73

dipilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Berikut hasil dari

pertanyaan keempat dari budaya politik parokial:

Tabel 4.33. Taat Beragama

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 5 12,2%

3 Netral 9 22%

4 Setuju 11 26,8%

5 Sangat Setuju 16 39%

Jumlah 41 orang 100%

Dapat di lihat pada tabel 4.39,dari 41 responden yang diwawancarai, 5 orang

(12,2%) mengaku tidak setuju, 9 orang (22%) mengaku netral, 11 orang (26,8%)

mengaku setuju, 16 orang (39%) sangat setuju dengan memilih calon Gubernur

yang dianggap paling taat beragama oleh kyai. Penilain Kyai mengenai ketaatan

beragama calon Gubernur dan Wakil Gubernur berpengaruh besar pada keputusan

responden dalam memilih.

Pertanyaan kelima dari budaya politik parokial variabel X2, yaitu “Saya

mendukung semua yang kyai ajarkan mengenai kriteria seorang pemimpin dalam

ajaran Islam” bertujuan untuk mengetahui apakah kriteria seorang pemimpin

dalam ajaran Islam yang diajarkan oleh Kyai dapat berpengaruh pada keputusan

memilih responden pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat

2018. Hasilnya adalah:

Tabel 4.34. Seorang Pemimpin dalam Ajaran Islam

No Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 4 9,8%

3 Netral 12 29,3%

4 Setuju 18 43,9%

5 Sangat Setuju 7 17,1%

Jumlah 41 orang 100%

Page 92: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

74

Berdasarkan data pada tabel 4.34, diketahui dari 41 responden yang

diwawancarai, 4 orang (9,8%), 12 orang (29,3%) mengaku, 18 orang (43,9%)

mengaku setuju, 7 orang (17,1%) sangat setuju dengan memilih pemimpin yang

kyai ajarkan dalam ajaran Islam. Nilai-nilai dan kriteria pemimpin yang baik

dalam agama Islam yang Kyai ajarkan di pondok pesantren akan menjadi

keputusan responden dalam memilih Gubernur dan Wakil Gubernur.

G. Analisis Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji analisis regresi berganda, perlu dilakukan uji asumsi

klasik untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar tidak terjadi kesalahan dalam

menentukan nilai.138

Uji asumsi klasik yang dipakai dalam penelitian ini adalah

uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikoliniaritas dan uji autokorelasi.

G.1. Uji Normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk mencari tahu di dalam model regresi

apakah variabel independen dan variabel dependen mempunyai kontribusi atau

tidak”.139

Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau

mendekati normal. Pengujian ini mengunakan Kolmogorov Smirnov. Hasil dari

penelitian ini uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 4.35. Uji Normalitas

Variabel sig batas Keterangan

Unstandardized Residual 0,185 0,05 Normal

138

Suharsaputra, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, hal.104.. 139

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS, hal.160.

Page 93: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

75

Untuk menilai hasil uji normalitas dapat dilakukan berdasarkan probabilitas

atau Asymtotic Significance, yaitu:140

a. Jika probabilitas > 0,05 maka terdistribusi secara normal.

b. Jika probabilitas < 0,05 maka tidak terdistribusi secara normal

Berdasarkan tabel 4.35 di atas dapat diketahui nilai Asymtotic Significance

sebesar 0,185>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

G.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain.141

Asumsi penting dari model regresi linier adalah adanya

gangguan yang muncul dalam regresi linier, yaitu homogenitas, di mana semua

gangguan tadi mempunyai varian yang sama. Hasil pengujian heteroskedasitas

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.36. Uji Heteroskedastisitas142

Variabel sig Batas Keterangan

Model Sosiologi 0,141 > 0,05 Tidak terjadi heteroskedasitas

Model Psikologi 0,790 > 0,05 Tidak terjadi heteroskedasitas

Pilihan Rasional 0,785 > 0,05 Tidak terjadi heteroskedasitas

Budaya Politik Parokial 0,761 > 0,05 Tidak terjadi heteroskedasitas

Untuk menilai hasil uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji

Glejser berdasarkan nilai signifikansi, yaitu:143

a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

140

Santoso, Panduan Lengkap SPSS Versi 20, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014),

hal.393. 141

Duwi Priyatno, Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: Gava

Media, 2016), hal.158. 142

Pengujian Data Wawancara Responden. 143

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.142-143.

Page 94: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

76

b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas.

Berdasarkan tabel 4.36 dapat diketahui bahwa nilai probabilitas lebih besar

dari 0,05, dengan demikian variabel yang diajukan dalam penelitian ini tidak

terjadi heteroskedasitas.

G.3. Uji Multikoliniaritas

Uji multikoliniaritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.144

Untuk mengetahui ada

atau tidaknya multikoliniaritas maka dapat dilihat dari nilai varians inflation

factor (VIF) dan tolerance (α).

Tabel 4.37. Uji Multikoliniaritas145

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Model Sosiologis 0,939 1,065 Tidak terjadi multikoliniaritas

Model Psikologis 0,767 1,304 Tidak terjadi multikoliniaritas

Pilihan Rasional 0,817 1,224 Tidak terjadi multikoliniaritas

Budaya Politik Parokial 0,989 1,011 Tidak terjadi multikoliniaritas

Kriteria pengukuran uji multikoliniaritas adalah sebagai berikut:146

a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 0,10 maka tidak terjadi

multikoliniaritas.

b.Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 0,10 maka terjadi multikoliniaritas.

Berdasarkan tabel 4.37 dapat diketahui bahwa pada variabel penelitian nilai

tolerance value > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikoliniaritas.

144

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, hal.150. 145

Pengujian Data Wawancara Responden. 146

Danang Sunyoto, Metodologi Penelitian Akuntansi, (Bandung: PT Refika Aditama,

2018), hal.98.

Page 95: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

77

G.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam suatu model

regresi linear, ditemukan korelasi antara pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1.147

Teknik yang digunakan yaitu pengujian Durbin–

Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.38. Uji Autokorelasi

Variabel Sig

Durbin Watson 2,032

Durbin Watson upper 1,72048

Pada uji autokorelasi, ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan cara

sebagai berikut:148

a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du)

maka koefisien autokorelasi = 0, sehingga tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka

koefisien autokorelasi > 0, sehingga ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, sehingga

ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-

dl), sehingga hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Tabel 4.38 menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 2,207 dan (du)

bernilai 1,72048. Sehingga dapat dilihat bahwa nilai DW berada pada posisi

147

Purbayu Santosa, dan Ashari, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS,

(Yogyakarta: Andi, 2005), hal.12. 148

Purbayu Santosa, dan Ashari, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS,

hal.12.

Page 96: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

78

(du)<DW<(4-du), yaitu 1,72048< 2,207< 2,27952, dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi autokorelasi.

H. Analisis Regresi Berganda

H.1. Koefisisen Determinasi (R2)

Tabel 4.40. Koefisien determinasi Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,502a ,252 ,169 ,21005

a. Predictors: (Constant), Budaya Politik Subjek Parokial, Model Sosiologi, Pilihan Rasional, Model Psikologi b. Dependent Variable: Partisipasi Aktif

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi

berkisar antara nol sampai satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.149

Tabel 4.40 menunjukkan nilai koefisien determinasi variabel independen

yang meliputi, model sosiologi, model psikologis, pilihan rasional dan budaya

politik mampu menjelaskan variabel dependen partisipasi aktif sebesar 16,9%.

Hal ini dapat diketahui berdasarkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,169.

Sedangkan 83,1% merupakan faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam

penelitian ini (ε).

149

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

hal.242.

Page 97: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

79

H.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Tabel 4.41. Uji F ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,536 4 ,134 3,035 ,030b

Residual 1,588 36 ,044 Total 2,124 40

a. Dependent Variable: Partisipasi Aktif b. Predictors: (Constant), Budaya Politik Parokial, Model Sosiologi, Pilihan Rasional, Model Psikologi

Tabel 4.41 menunjukkan pengujian secara simultan, diperoleh nilai Fhitung

sebesar 3,035 dengan probabilitas (p) = 0,030. Berdasarkan ketentuan uji F di

mana nilai probabilitas (p) ≤ 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model sosiologis,

model psikologis, pilihan rasional dan budaya politik secara simultan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi aktif.

H.3. Uji Hipotesis (Uji T)

Tabel 4.42 Uji Hipotesis

Variabel Β thitung Sig Keterangan

(Constant) 2,125

Model Sosiologis 0,160 1,402 0,169 Tidak Berpengaruh

Model Psikologis 0,310 2,099 0,043 Berpengaruh Positif

Pilihan Rasional -0,132 -1,072 0,291 Tidak Berpengaruh

Budaya Politik 0,248 2,161 0,037 Berpengaruh Positif

Persamaan regresi:

Partisipasi aktif = 2,125 + 0,160X1 + 0,310X2 - 0,132X3 + 0,248X4 + ε

Uji T digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individu dalam

menerangkan variabel dependen secara terpisah.150

Dasar yang digunakan dalam

uji t adalah sebagai berikut:

150

Jonathan Sarwono, Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS, (Yogyakarta:

Andi, 2005), hal.98

Page 98: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

80

1.Jika nilai signifikansi >0,05, maka variabel independen tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

2.Jika nilai signifikansi < 0,05, maka variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

H.3.1 Model Sosiologis dan Partisipasi Aktif Politik

Berdasarkan pengujian pada tabel 4.42, diperoleh nilai thitung adalah sebesar

1,402 dan koefisien regresi (β) 0,160 dengan probabilitas (p) = 0,169. Hasil

analisis menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p) 0,05, dapat disimpulkan

bahwa model sosiologis tidak berpengaruh terhadap partisipasi aktif politik, maka

hipotesis pertama, yaitu variabel perilaku sosiologis berpengaruh terhadap

partisipasi aktif politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung tidak terdukung.

Dilihat dari teori model sosiologis SES (Social Economic Status), seseorang

memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik akan berpartisipasi dalam pemilu,

dan seseorang memiliki karakteristik untuk memilih didasarkan pada kesamaan

suku, agama, kelompok etnik atau bahasa tertentu.151

Dilihat dari tabel 4.9 sampai

4.13 yang menjelaskan bahwa partisipasi aktif pemilih pemula kelas XII SMK

dan SMA di Pondok Pesanteren Daarut Tauhid Bandung memiliki tingkat

partisipasi yang tinggi, hal ini terkait dengan model sosiologis SES yaitu

pendidikan lebih baik sehingga partisipasinya tinggi. Namun dalam karakteristik

menggunakan hak pilihnya, pemilih pemula pondok pesantren tidak memilih

151

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.6.

Page 99: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

81

berdasarkan faktor kesamaan suku, agama, daerah, suku dan bahasa. Sehingga

dalam berpartisipasi pemilih pemula tidak dipengaruhi oleh model sosiologis.

H.3.2 Model Psikologis dan Partisipasi Aktif

Berdasarkan pengujian pada tabel 4.42, diperoleh nilai thitung sebesar 2,099

dan koefisien regresi (β) 0,310 dengan probabilitas (p) = 0,043. Hasil analisis

menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p) ≤ 0,05, dapat disimpulkan bahwa model

psikologis berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap partisipasi aktif

politik, maka hipotesis kedua, dimana variabel perilaku psikologis berpengaruh

terhadap partisipasi aktif pemilih pemula kelas XII SMK dan SMA Pondok

Pesantren Daarut Tauhid Bandung terdukung.

Ini menunjukkan teori model psikologis yaitu seseorang yang memiliki

perasaan dekat dengan partai tertentu (identitas partai), memiliki informasi yang

cukup untuk menentukan pilihannya pada partai tertentu, orang tersebut merasa

suaranya berarti. Karakteristik memilih dari model psikologis yaitu melalui sikap,

kepribadian dan kharismatik seseorang yang mencalonkan diri dalam pemilu.152

Hasil penelitian dari model psikologis menunjukkan bahwa responden

memiliki perasaan yang cukup dekat dengan partai politik, dan adanya pengaruh

dari kepribadian salah satu calon Gubernur yang di anggap baik untuk dipilih.

Sehingga mendorong sebagian besar responden memilih Gubernur dan Calon

Gubernur yang diyakini pantas untuk dipilih sebagai pemimpin. Hal ini

menunjukkan model psikologis dalam partisipasi aktif merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap pertimbangan memilih pemilih pemula kelas XII SMK dan

152

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.22

Page 100: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

82

SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung pada Pemilihan Gubernur dan

Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

H.3.3 Pilihan Rasional dan Partisipasi Aktif

Berdasarkan pengujian pada tabel 4.42, diperoleh nilai thitung sebesar -1,072

dan koefisien regresi (β) -0,132 dengan probabilitas (p) = 0,291. Hasil analisa

menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p) ≤ 0,05,disimpulkan bahwa pilihan

rasional berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi aktif politik, maka

hipotesis ketiga dimana variabel perilaku pilihan rasional tidak berpengaruh

terhadap partisipasi aktif politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung tidak terdukung.

Ini menunjukan teori dari model pilihan rasional yaitu seseorang mengikuti

pemilihan umum mengharapkan sesuatu yang lebih dari berpartisipasi seperti

berpartisipasi karena ekonomi politik (sosiotropik). Ekonomi politik merupakan

penilaian terhadap sistem pemerintahan yang telah di jalankan oleh salah satu

calon Gubernur sebelumnya. Karakteristik memilih dalam model pilihan rasional

yaitu berdasarkan isu yang sedang berkembang sehingga dapat mempengaruhi

dalam berpartisipasi.153

Hasil dari pengujian hipotesis model pilihan rasional menunjukan bahwa

pemilih pemula kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung tidak dipengaruhi oleh faktor model pilihan rasional dalam perilaku

politik. Sebab pemilih pemula tidak menunjukan sikap berpartisipasi yang

berdasarkan menilai kinerja dari partai sebelumnya. Penilaian terhadap sistem

153

Saiful Mujani, R.William Liddle, Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat: Analisis Tentang

Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, hal.30.

Page 101: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

83

pemerintahan sebelumnya dirasa tidak berpengaruh pada keputusan responden

dalam berpartisipasi. Karakteristik dari model pilihan rasional tidak berpengaruh

terhadap partisipasi aktif. Sehingga pemilih pemula kelas XII di Pondok Pesantren

Daarut Tauhid Bandung dalam berpartisipasi tidak dipengaruhi oleh pilihan

rasional.

I.3.4 Budaya Politik Parokial dan Partisipasi Aktif

Berdasarkan uji hipotesis pada tabel 4.2, diperoleh nilai thitung adalah sebesar

2,161 dan koefisien regresi (β) 0,248 dengan probabilitas (p) = 0,037. Hasil

analisis menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p) ≤ 0,05, dapat disimpulkan

bahwa budaya politik berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

partisipasi aktif politik, maka hipotesis keempat dimana variabel budaya politik

parokial berpengaruh terhadap partisipasi aktif politik kelas XII SMK dan SMA

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung terdukung.

Terkait dengan teori, budaya politik parokial merupakan budaya yang

tingkat partisipasinya dipengaruhi oleh faktor yang bersifat afektif atau lebih

mengedepankan perasaan dan normatif berpegang pada aturan di dalam

lingkungan.154

Budaya politik parokial dapat menjelaskan pemilih pemula yang

berada di lingkungan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung memiliki

partisipasi yang tinggi dan memiliki kesan modern atau lebih maju, sebab di

Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung selain mempelajari Ilmu agama pada

umumnya santri juga mempelajari Ilmu kewirausahaan yang diterapkan pada

154

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utara,

2008), hal.36.

Page 102: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

84

pondok pesantren.155

Santri yang berada di dalam pondok pesantren wajib menaati

peraturan dan norma yang berlaku di pondok pesantren. Aturan yang belaku diatur

oleh pendiri pondok pesantren yaitu Kyai.156

Sehingga terjalin hubungan

patronase antara Kyai terhadap partisipasi politik santri pada Pemilihan Gubernur

dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Hasil pengujian hipotesis dari teori budaya politik parokial, pemilih pemula

kelas XII SMK dan SMA di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung

berpartisipasi karena adanya pengaruh dari Kyai. Hal ini menunjukan Kyai

menjalin hubungan patronase terhadap santri, dengan menggunakan cara

kekuasaan atau jabatannya sebagai seseorang yang menjadi panutan dan

memberikan arahan kepada santri agar ikut serta dalam Pemilihan Gubernur dan

Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Dengan demikian, faktor dari budaya politik

parokial berpengaruh terhadap partisipasi politik pemilih pemula kelas XII SMK

dan SMA Daarut Tauhid Bandung.

155

Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, hal.285. 156

Ma’arif, “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”, hal.286.

Page 103: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

85

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik

kesimpulan serta memberikan saran bagi studi yang relevan berikutnya. Dalam

bab ini peneliti menjabarkan kesimpulan dan saran yang didapatkan dari analisis

data serta pembahasan pada penelitian.

A. Kesimpulan

Tingkat partisipasi pemilih pemula siswa kelas XII SMK dan SMA Pondok

Pesantren Daarut Tauhid Bandung dalam pemilihan Gubernur Jawa barat 2018

dinilai dari keikutsertaan pemilih dalam pemilu. Selain itu partisipasi pemilih

dapat dinilai dari beberapa aspek, yaitu:

1. Pada aspek keikutsertaan dalam kegiatan kampanye, 63,4% responden

menyatakan sangat setuju, 29,3% menyatakan setuju, hal ini menunjukkan

bahwa keikutsertaan responden dalam kegiatan kampanye baik.

2. Pada aspek keikutsertaan dalam penyumbangan dana kampanye, 63,4%

responden menyatakan sangat setuju, 34,1% menyatakan setuju, hal ini

berarti sebagian besar sikap responden bersedia untuk ikut serta

menyumbang dana dalam kegiatan kampanye.

3. Pada aspek keikutsertaan memilih karena memiliki calon yang

diunggulkan, 61% responden menyatakan sangat setuju, 34,1%

menyatakan setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa

sebagian besar responden mengetahui visi dan misi calon Gubernur dan

Wakil Gubernur yang akan dipilih untuk dijadikan sebagai calon

Page 104: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

86

unggulan. Visi dan misi tersebut mempengaruhi responden dalam memilih

Gubernur dan Wakil Gubernur.

4. Pada aspek keikutsertaan memilih berdasarkan tanggung jawab sebagai

warga negara, 65,9% responden menyatakan sangat setuju, 14,6%

menyatakan setuju. Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa kesadaran

responden akan tanggung jawab sebagai warga negara tinggi terutama

dalam menggunakan hak pilihnya. Kesadaran ini mejadi faktor yang

mendorong responden menggunakan hak pilihnya dalam memilih

Gubernur dan Wakil Gubernur.

5. Pada aspek keikutsertaan memilih berdasarkan visi dan misi yang

meyakinkan, 61% responden menyatakan sangat setuju, 26,8%

menyatakan setuju. Hasil ini menunjukkan visi misi merupakan faktor

yang menjadi pertimbangan bagi sebagian besar responden dalam memilih

Gubernur dan Wakil Gubernur.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa model sosiologis,

model psikologis, pilihan rasional dan budaya politik mempengaruhi partisipasi

aktif sebesar 16,9%, sedangkan 83,1% merupakan faktor-faktor lain yang tidak

dijelaskan dalam penelitian. Pengujian terhadap hipotesis penelitian menunjukan

bahwa:

1. Perilaku sosiologis tidak berpengaruh terhadap partisipasi aktif politik

kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

2. Perilaku psikologis berpengaruh terhadap partisipasi aktif politik kelas

XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

Page 105: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

87

3. Perilaku pilihan rasional tidak berpengaruh terhadap partisipasi aktif

politik kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.

4. Budaya politik parokial berpengaruh terhadap partisipasi aktif politik

kelas XII SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

B. Saran

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yang dapat disempurnakan

melalui penelitian yang relevan dikemudian hari. Penulis memiliki saran untuk

pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut, diantaranya:

1. Dalam penelitian ini, variabel dari pilihan rasional tidak memiliki

pengaruh yang signifikan. Sebab santri di dalam pondok pesantren menilai

bahwa kebijakan yang telah dibuat pemerintah tidak dirasakan oleh santri.

Pihak pondok pesantren perlu melakukan evaluasi terhadap pola pikir

santri, agar santri dapat berfikir lebih bijak dan rasional dalam

menggunakan hak pilihnya.

2. Penelitian ini menemukan variabel dari budaya politik parokial yang

berpengaruh signifikan, yang artinya santri di dalam lingkungan pondok

pesantren berpartisipasi karena arahan dari Kyai yang mengajak para

santri untuk menggunakan hak pilihnya. Upaya yang dilakukan oleh pihak

pondok pesantren dapat dikatakan sangat baik. Akan tetapi, lebih baik lagi

apabila ditingkatkan pemahaman mengenai arti dari pemilihan umum.

Sehingga santri yang berada pada lingkungan pondok pesantren lebih bijak

dalam berpartisipasi.

Page 106: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

88

3. Penelitian ini memiliki kelemahan yaitu tidak ada perbandingan dengan

pondok pesantren lain. Apabila dilakukan penelitan lebih lanjut, penulis

menyarankan agar menggunakan objek penelitan lebih dari satu pesantren

sebagai bahan untuk perbandingan.

4. Penelitian ini tidak ada perbandingan antara pendidikan di dalam pondok

pesantren dengan pendidikan non pesantren. Maka sebaiknya jika

dilakukan penelitian lebih lanjut, dapat menggunakan objek dari

pendidikan di dalam pondok pesantren dan pendidikan non pesantren, agar

diketahui perbandingannya.

5. Penelitian ini fokus terhadap satu wilayah yaitu Jawa Barat. Penulis

menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan dua wilayah

atau lebih, agar terlihat komparasi dari hasil yang didapatkan.

Page 107: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

89

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Almond, Gabriel dan Sidney Verba. Budaya Politik: Tingkah Laku Politik dan

Demokrasi di Lima Negara. Jakarta: Bina Aksara, 2004.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Statistik Daerah Kecamatan Sukasari 2016.

Bandung: Badan Pusat Statistik, 2016.

Bryman dan Bell, Business Research Method. Oxford: University Press, 2007.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Cet IV Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2014.

Bungan, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2017.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS.

Yogyakarta: Universitas Diponegoro, 2012.

Ghozali, Imam. Structural Equation Modelling: Edition II. Semarang: Universitas

Diponegoro, 2008.

Hair. Multivariate Data Analysis: Seventh Edition. Pearson Prentice Hall, 2010.

Malhotra. Operations Management. USA: Person, 2012.

Muhamad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Page 108: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

90

Mujani, Saiful. Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi

Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2007.

Mujani, William dan Kuskridho. Kuasa Rakyat: Analisis Tentang Perilaku

Memilih Dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-

Orde Baru. Jakarta Selatan: Mizan Publika, 2011.

Neuman. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.

Jakarta: Bina Aksara, 2015.

Prasetyo dan Lina. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2016.

Priyatno, Duwi. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta:

Gava Media, 2016.

Santoso. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2014.

Santosa, Purbayu dan Ashari, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS.

Yogyakarta: Andi, 2005.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2010.

Suharsaputra. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung:

PT Rafika Aditama, 2012.

Sunyoto, Danang. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika

Aditama, 2018.

Page 109: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

91

Surbakti,Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo, 1990.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik Cet VII. Jakarta: Grasindo Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2010.

Yasmadi. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Karya Ilmiah

Hasanal, Luthfi. “Perilaku Politik Dalam Pemilu Legislatif DPD RI: Analisis

Keterpilihan Aceng Fikri Sebagai Anggota DPD RI Tahun 2014 Dengan

Pendekatan Perilaku Warga Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut”,

(Skripsi S1, Program Studi Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2017).

Imanuel, Tadanugi. “Perilaku Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Kepala

Daerah di Kabupaten Poso Tahun 2010” (Tesis S2, Program Studi Ilmu

Politik, Universitas Universitas Diponegoro, 2012).

Jurnal Online

Andriyus,“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat pada

Pemilihan Umum Legislatif 2009 di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten

Kuantan Singingi” Jurnal Studi Ilmu Pemerintahan No.2: Vol.2 (2013):

18-38. http://jurnal.uir.ac.id.

Eisingerich dan G. Rubera. “Drivers of Brand Commitment: A Cross-National

Investigation” Journal Of International Marketing No.2: Vol.18 (2010):

27. http://doi.org/10.1509/jimk.18.2.64.

Enjelita, Riang dan kawan-kawan. “Analisis Regresi Linier Berganda” Jurnal

Matematika, No.1: Vol.2 (2014): 72. https://media.neliti.com.

Page 110: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

92

Ma’arif. Syamsul. “Pola Hubungan Patron-Client Kiai dan Santri di Pesantren”

Jurnal Tarbiyah No.2: Vol.15 (2010): 284. http://journal.radenfatah.ac.id

Masnidar, Leni “Statistik Deskriptif: Jurnal Hikmah Sekolah Tinggi Agama Islam,

No.1: Vol.14 (2017): hal.52. https://jurnalhikmah.ac.id.

Nurrizalia, Mega dan Jajat Ardiwinata, “Pengaruh Motivasi Belajar: Proses

Pembelajaran dan Lingkungan Sosial Terhadap Sikap Berwirausaha

Pemuda: Studi Pada Santri Mukim Program Pendidikan Akhlak Plus

Wirausaha Pesantren Daarut Tauhid Bandung” Jurnal Pendidikan Luar

Sekolah No.2: Vol.12 (2016): 1. http://ejournal.upi.edu.

Shofiya, Ana dan M.Turhan. “Orientasi Politik Santri Sebagai Pemilih Pemula

dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur Tahun 2013” Jurnal Studi

Pendidikan Kewarganegaraan No.2: Vol.2 (2014): 611.

http://jurnalmahasiswaunesa.ac.id

Sukma, Primandha dan Nur Wardhani. “Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam

Pemilihan Umum”Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial No.1: Vol.10

(2018): 58. http://journal.unime.ac.id

Artikel Online

Aditya, Dodit “Hand Out Mata Kuliah Metodologi Research: Variabel Penelitian

Dan Definisi Operasional” diakses dalam

https://adityasetyawan.files.wordpress.com pada tanggal 8 Maret 2019.

Ahmadi, Wiratni “Profil Pesantren Daarut Tauhid” diakses dalam

http://www.daaruttauhiid\ pada tanggal 24 April 2018.

Page 111: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

93

Guniawan, Fajar ”Menuju Pesta Rakyat Jawa Barat”, diakses dalam

https://www.researchgate.net/publication/324257738_MENUJU_PESTA_RA

KYAT pada 30 Juli 2019

Hardiyanto, Sari “ Dulang Suara Targetkan Sambangi 5.000 Pesantren Jawa

Barat, diakses dalam https://www.jawapos.com pada 30 Juli 2019.

Humas, Bappeda Jabar “Pemilih Pemula Jawa Barat Bertambah 2 Juta”, diakses

dalam http://bappeda.jabarprov.go.id pada 30 Juli 2019.

Rihanto, Dodo “Pemilih Pemula Diprediksi Bertambah 2 Juta Jiwa” diakses

dalam www.pikiran-rakyat.com pada 2 Febuari 2019.

Subagio, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”, diakses dalam

http://www.komunikasi.uinsgd.ac.id pada tanggal 8 maret 2019.

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, diakses dalam

http://www.dpr.go.id. pada tanggal 13 November 2018.

Document

Data absensi, tempat tanggal lahir, dan alamat siswa putra dan putri kelas

XI sebagai pemilih pemula didalam Pondok Pesantren Tauhid Bandung pada

pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2018.

Data hasil wawancara melalui angket kuesioner dan secara langsung

diwawancarai kelas XI SMK dan SMA Pondok Pesantren Daarut Tauhid

Bandung.

Page 112: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xv

Lampiran 1: Data SMA Putra Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

DATA SISWA

SMA DAARUT TAUHIID BOARDING SCHOOL

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

KELAS : XII IPA-1

No Nama Siswa

Tempat Tanggal

Lahir Alamat

1 Abdul Azis

Bandung, 9 Desember

1999

Kp. Cibatu Meong, Jatiendah ,

Bandung

2 Abdul Jafar Mandily Garut, 25 Juni 1999 Kp. Singkur Mulya, Kota Cimahi

3

Abiyyuddhaga Putra

Pramadhani

Surabaya, 7 Desember

1999

Kel. Sawah Baru, Kec. Ciputat,

Tangerang Selatan

4 Afif Faraz

Singkawang, 21 Juli

2001

Kel. Sei bangkong, Pontianak

Kota, Kalimantan Barat

5

Al Farrel Ghaly Rakha

Sisworo Sidoardjo, 15 Juli 2000

Kel. Setra Jaya, Kec. Cikarang

Timur, Bekasi

6

Aslammabad Putra

Rosadi Depok, 19 Maret 2001

Bojong Pondok Terong,

Cipayung, Bogor

7 Bhakti Nurmansya

Pemangkat, 9

November 2000

Kel. Sungai Jawi, Pontianak

Kota, Kalimantan Barat

8 Darul Fadli Pontianak, 11 Juli 2000

Kel. Saigon, Kec. Pontianak

Timur, Kalimantan Barat

9

Dawam Rosihan

Millati Anwar

Cimahi, 9 Desember

2000

Kel. Gadobangkong, Kec.

Ngamprah, Bandung Barat

10 Denis Almaesa

Demak, 30 Desember

2000 Kec. Cinere, JakartaSelatan

11

Dwi Yudha Nugraha

Zaky Asy'ari

Salatiga, 3 Januari

2002

Kel. Plamboyan, Padang Barat,

Sumatera Barat

12 Fakhril Ananta Bandung, 17 Juli 2000

Kp. Legok Jambu, Soreang,

Bandung

13

Fryan Farhan

Abdulloh

Bekasi, 10 November

2001

Kel. Jati Makmur, Kec. Pondok

Gede, Bekasi

14 Ghinay Mukhlis

Cianjur, 1 Agustus

2001 Kp Gayam, Ds. Muka, Cianjur

15 Guruh Ripai Ma'arip

Cianjur, 13 September

1999

Ds. Mekar Sari, Kec. Cikalong

Kulon, Cianjur

16

Iqbal Hanif Anggita

Adi

Yogyakarta, 18

Desember 1999

Kadipaten Wetan, Kec. Kraton,

Kadipaten, Yogyakarta

17 Kiki Mulyadi Garut, 13 Juni 1998

Kp. Cibongas, Ds. Sukawangi,

Kec. Singajaya, Kab. Garut

18 Miftah Firdaus Zein Jakarta, 21 Juli 2000 Kel. Sukabumi Utara, Kebon

Page 113: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xvi

Jeruk, Jakarta Barat

19

Mohammad Rizky

Ramadhan

Jakarta, 16 Desember

2000

Kel. Kota Baru, Kec. Bekasi

Barat, Bekasi

20

Muhammad Faisal

Ramadhan

Bekasi, 14 Desember

2000

Kel. Sukaresmi, Cikarang

Selatan, Bekasi

21

Muhammad Gio

Juliansyah

Sukabumi, 20 Juli

2001

Ds. Sampora, Kec. Cikidang,

Sukabumi

22

Muhammad Rizky

Nurfauzan Samid Makasar, 11 Juli 2001

Kel. Pondok Bambu, Kec. Duren

Sawit, Jakarta Timur

23

Muhammad Salman

Al Farizi

Bandung, 2 Agustus

2001

Kp. Pesantren, Kec. Soreang,

Bandung

24

Muhammad Varrel

Arsy

Mojokerto, 28 Agustus

2001 Kec. Brebes, Jawa Tengah

25 Raihan Mubarraq Bekasi, 26 Mei 2001

Kp. Srengseng Ds. Sukamulya

Kec. Sukatani, Bekasi

26

Ramadhan Ajie

Permana

Karawang, 2 Desember

2001

Ds. Pisang Sambo, Kec.

Sukatani, Karawang

27

Rizki Fitrah

Hidayatulloh Bandung, 15 Juli 2000

Kp. Cicau, Kel. Padasuka, Kota

Cimahi

28

Tengku Muhammad

Abdul Kholiq

Tanjung Karang, 17

Februari 2000

Kel. Natar, Kec. Natar, Lampung

Selatan

29 Thoriq Najmu Tsaqib

Bandung, 26 Oktober

2000

Kel. Batunungggal, Kec.

Buahbatu, Bandung

Page 114: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xvii

KELAS : XII IPA-2

No Nama Siswa

Tempat Tanggal

Lahir Alamat

1

Ahmad Fachriza

Diwantono

Karawang, 29 Oktober

2001

Dsn. Kaum Kp. Cipule Ds.

Mulyasari Kec. Ciampel -

Karawang

2

Ahmad Fauzi

Mubarok

Balikpapan, 1 April

2001

Kel. Dawuan Tengah, Kec.

Cikampek, Karawang

3

Andi Nandana Reka

Sose Surabaya, 18 Mei 2000

Kel. Kemanggisan, Kec.Tanah

Abang, Jakarta Pusat

4 Aufarrahman Fasya

Bandung, 4 Januari

2001 Kec. Mustika Jaya, Bekasi

5

Avicena Syaifullah

Anwar Cilacap, 16 April 2001

Tegal Kamulyan, Kec. Cilacap

Selatan, Cilacap, Jawa Tengah

6 Dion Aviecenna

Jakarta, 29 Januari

2000

Kp. Nitraloka , Ds. Pamoyanan,

Kab. Cianjur

7 Doni Putra Erlida

Ujung Batu, 8

September 1999

Kel. Unjung Batu, Kec. Ujung

Batu, Rokan Hulu , Riau

8

Dzaky Muhammad

Syafiq

Bandung, 25 April

2001

Kel. Loa Bakung, Kec. Sungai

Kunjang, Samarinda-Kaltim

9

Fadli Muhammad

Nurrachman Jakarta, 18 April 2001

Pulo Gebang, Kec. Cakung

Jakarta Timur

10 Farhan Muhtadin

Mempawah, 3 Mei

2001

Kel. Tengah, Kec. Mempawah

Hilir, Mempawah - KalBar

11

Fiqar Haytsam

Muhammad Dzul

Qornain

Tanggerang, 5 April

2001

Kel. Cipondoh, Kota

Tanggerang, Banten

12

Ikhwan Al Qawiyyu

Kadarsyah

Bandung, 18 April

2000

Kel. Malakasari, Kec.

Baleendah, Bandung

13

Muhammad Ammar

Rizqi Kusbiyakto

Bekasi, 17 Agustus

2001

Kel. Lambangsari, Kec. Tambun

Utara, Bekasi

14

Muhammad Bagas

Subagja

Bandung, 14 Januari

2001 Kel. Margahayu, Bandung

15

Muhammad Farhan

Fairuzzaman

Duri, 18 Desember

2000

Kel.Pematang Pudu, Kec.

Lamandau, Riau

16

Muhammad Insan

Kamil

Bandar Lampung, 17

Juli 2000

Kel. Labuhan Ratu, Kec.

Kedaton, Bandar Lampung

17

Muhammad Rizqi

Musyafa Aryanto

Depok, 25 September

2001

Kel. Tanah Baru, Kec. Beji,

Depok

18

Muhammad Salman

Abdullah Ayyasy Jakarta, 3 April 2000 Kel. Cipageran, Cimahi

19 Mukhlis Salam Jakarta, 14 Januari Kel Sukapura, Kec. Cilincing,

Page 115: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xviii

2001 Jakarta Pusat

20 Mushab Fathan Athali

Jakarta, 12 Februari

2000 Ds.Ciseureuh, Purwakarta

21 Nando Apriyansyah

Purwosari, 24 April

1999

Dusun Purwosari II Negara Ratu,

Kec. Natar, Lampung Selatan

22 Putra Dangiang Wangi Bandung, 18 Juni 2002

Kel. Parakan Mas, Kec.

Cinambo, Bandung

23

Sapdi Muhammad

Ramdan Junaedi

Bengkulu Selatan, 25

Desember 1999

Ds. Sukaluyu, Kec. Situraja,

Sumedang

KELAS : XII IPS

No Nama Siswa

Tempat Tanggal

Lahir Alamat

1

Abizar Fadlan

Multazam

Cimahi, 26 Februari

2000 Kel Setiamanah, Kota Cimahi

2 Adam Fadhil Riandy

Bandung, 13 Desember

2001

Kel. Mabuun, Kec. Murung

Pudak, Kalimantan Selatan

3

Aminullah Luqmanul

Karim

Bandung, 14 Januari

2002

Kel. Turangga, Kec. Lengkong,

Kodya Bandung

4 Arjuna Zawani Taris

Pontianak, 19 Juni

2000

Kel. Sei Bangkong, Pontianak,

Kalimantan Barat

5 Burhanudin Garut, 7 Februari 2000

Ds. Kadongdong, Kec.

Banjarwangi, Kab. Garut

6 Daffa B'ariq Adhima

Subang, 24 September

2001

Ds. Sindangsari, Kec.

Kasomalang, Subang

7

Daffa Dhiya Ulhaq

Hermawan

Bandung, 24 Desember

2000

Ds. Ciburuy, Kec. Padalarang,

Bandung Barat

8

Deris Muhamad Nurul

Ihsan

Cianjur, 3 Oktober

1999

KP. Cisalak , Ds. Sukawangi,

Kec. Warungkondang, Cianjur

9

Devan Muhammad

Firdaus

Bandung, 25 Oktober

2000

Kp. Saparako, Majalaya , Kab.

Bandung

10 Fatih Mubassyir

Pontianak, 18 Agustus

2001

Ds. Mungguk, Kec. Sekadau

Hilir, Kalimantan Barat

11 Fatih Thoriq Aqilla

Karawang, 11

November 2001

Dusun Krajan, Pulo Kelapa, Kec.

Lemahabang, Karawang

12 Fatur Fahrezi

Jakarta, 27 September

2002

Kel. Cilangkap, Kec. Cipayung,

Jakarta Timur

13 Gerhana Dwi Purnama

Indramayu, 16 Juli

2000

Ds. Tambi Lor, Kec. Sliyeg, Kab

Indramayu

14 Ilham Sanusi Da'i Bandung, 23 Mei 2000 Ds. Margajaya, Kec. Tanjungsari

Page 116: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xix

Kab. Sumedang

15 Indra

Bandung, 21 April

1999

Kel. Kopo, Kec. Bojong Loa

Kaler, Kodya Bandung

16 Iqbal Ramadhon

Sidoharjo, 20 Februari

2000

Dusun Purwosari Negara Ratu,

Natar Lampung Selatan

17 Mareza Yudistya Jakarta, 11 Maret 2001

Kel. Kelapa Dua, Kec. Kebon

Jeruk, Jakarta Barat

18

Mochamad Farhan

Qozy Aly Jakarta, 26 Juni 2000

Kel. Rawa Badak Utara, Kec.

Koja, Jakarta Utara

19 Muhamad Adril Aleno

Cianjur, 11 Agustus

2000

Kp. Cangklek Ds. Sukamanah,

Kec. Cugenang, Cianjur

20

Muhammad Andita

Atma Graha

Pangkal Pinang, 25

September 2001

Kel. Rawa Bangun, Kec.

Tamansari, Kota Pangkal Pinang

21

Muhammad Bayu

Aditya Mukhtar Batam, 5 Juli 20001 Kel. Teluk Tering, Batam - Riau

22

Muhammad Farrel

Fauzan

Jakarta, 17 Januari

2002

Kel. Cempaka, Kec. Kemayoran,

Jakarta

23

Muhammad Naufal

Manal

Bantaeng, 22 Maret

2001

Kel. Letta, Bantaeng Sulawesi

Selatan

24

Muhammad Rafli

Maulana

Tasikmalaya, 12 Juni

2000

Kp. Neglasari Ds. Sukamanah,

Kec. Cigalontang, Tasikmalaya

25

Muhammad Rizky

Fadilah Bandung, 7 Juli 2001

Ds. Kayu Ambon, Lembang-

Bandung

26 Nanda Dean Ardhana Bandung, 8 Juni 2001

Kel. Cipadung, Kec.

Panyileukan, Bandung

27

Naufal Abdurrahman

Zaky

Cimahi, 2 Februari

2000

Kel. Cibabat, Cimahi Utara,

Cimahi

28

Raden Muhamad

Raihan. F Bandung, 30 Mei 2001

Kel. Sukamiskin, Kec.

Arcamanik, Bandung

29 Rafif Qardhawi

Tangerang, 25 Juli

2001

Kel. Larangan, Tanggerang,

Banten

30 Rizqy Rachmansyah

Bandung, 11 Agustus

2001

Ds. Cilame Ke. Ngamprah,

Bandung Barat

31 Yusuf Huda Muttaqin

Bandung, 19 Februari

2001

Ds. Pasir Jati, Kec. Cilengkrang,

Bandung

Page 117: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xx

Lampiran 2: Data SMK Putra Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

Page 118: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxi

Page 119: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxii

Lampiran 3: Data SMK Putri Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung.

Page 120: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxiii

Page 121: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxiv

Lampiran 4: Kuesioner Penelitian

I. Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb.

Perkenalkan nama saya Desi Ayu Lestari, saya adalah mahasiswi S-1 Ilmu

Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2015 yang sedang mengadakan

penelitian untuk skirpsi mengenai Budaya Politik dan Perilaku Politik (Studi Tentang

Tingkat Partisipasi Politik Santri Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung dalam

Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.

Untuk itu saya sangat membutuhkan sampel data agar melengkapi penelitian.

Dimohon kerjasamanya untuk pengisian kuesioner ini, karena informasi yang

Saudara/Saudari berikan akan sangat berguna bagi penelitian ini. Terima kasih atas

bantuan dan kerjasamanya yang Saudara/Saudari berikan. Data profil responden

hanya untuk klarifikasi semata bila ada peneliti butuhkan dari Saudara/Saudari.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama: .......................................................................................................................

Umur: .......................................................................................................................

Suku: ……………………………………………………………………………....

Asal Daerah: ……………………………………………………………………….

Alamat : .....................................................................................................................

Jenis Kelamin: ...........................................................................................................

1. Pada saat Pemilihan Gubernur Jawa Barat 27 Juni 2018 apakah anda sudah

memiliki KTP? Ya

Tidak

Page 122: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxv

2. Apakah KTP anda berdomisili Jawa Barat?

3. Apakah anda menggunakan hak pilih (memilih) dalam Pemilihan Gubernur Jawa

Barat 2018?

4. Apakah nama anda terdaftar dalam TPS untuk memilih?

5. Apakah anda memiliki surat undangan untuk memilih?

6. Apakah pada pemilihan Gubernur Jawa Barat merupakan pertama kali anda

memilih.

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Berilah tanda ceklis pada jawaban yang anda pilih.

2. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama dan

3. Dimohon untuk menjawab pertanyaan secara berurutan.

4. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda dan jangan ada pertanyaan

yang tertinggal.

5. Dalam kuesioner ini terdapat sejumlah pertanyaan dengan empat pilihan

jawaban, yaitu:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Ya Tidak

Ya Tidak

Ya Tidak

Ya Tidak

Ya Tidak

Page 123: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxvi

A. Partisipasi Politik

Partisipasi aktif

NO. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S N TS STS

1 Saya ikut serta dalam kegiatan kampanye

pada calon Gubernur dan wakil Gubernur

yang saya dukung di pemilihan Gubernur

Jawa Barat 2018.

2 Saya ikut menyumbang dana untuk kegiatan

kampanye pasangan calon Gubernur dan

wakil Gubernur yang saya dukung.

3 Saya memiliki calon kandidat Gubernur

dan wakil Gubernur yang diunggulkan.

4. Saya menggunakan hak pilih dalam

pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018

sebagai salah satu bentuk tanggung jawab

sebagai warga negara Indonesia.

5 Saya memilih berdasarkan visi dan misi

yang meyakinkan untuk membangun Jawa

Barat lebih baik lagi.

Page 124: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxvii

Apatis

NO. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S N TS STS

1 Saya memiliki KTP Jawa Barat namun saya

tidak menggunakan hak pilih pada

pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.

2 Saya mengetahui adanya pemilihan

Gubernur Jawa Barat 2018 namun saya

tidak menggunakan hak pilih saya.

3 Saya tidak ikut memilih dalam pemilihan

Gubernur Jawa Barat 2018 karena ada

urusan pribadi yang tidak bisa ditinggalkan.

4 Saya tidak memilih dikarenakan tidak ada

untungnya untuk diri saya.

5 Saya tidak memilih karena pemilihan

Gubernur Jawa Barat 2018 tidak akan

menghasilkan pemimpin yang lebih baik.

6 Saya tidak yakin dengan pasangan-pasangan

calon Gubernur akan membawa Jawa Barat

lebih baik lagi.

Page 125: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxviii

B. Perilaku Politik

Pendekatan Sosiologis

NO. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S N TS STS

1 Saya memilih calon Gubernur dan wakil

Gubernur dalam pemilihan Gubernur Jawa

Barat 2018 berdasarkan kesamaan suku

dengan saya.

2 Saya mempertimbangkan calon Gubernur

dan wakil Gubernur berdasarkan faktor

kesalehan atau ketaatan dalam beragama

(Islam) dalam pemilihan Gubernur Jawa

Barat 2018.

3 Saya menimbang mana calon Gubernur dan

wakil Gubernur yang paling muda untuk

saya pilih.

4 Saya memilih Gubernur dan wakil Gubernur

yang bersal dari wilayah yang sama dengan

saya.

5 Saya mengetahui asal wilayah para calon

Gubernur dan wakil Gubernur Jawa Barat

penting untuk saya jadikan pertimbangan

dalam memilih.

Page 126: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxix

Pendekatan Psikologis

NO. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S N TS STS

1 Saya memilih berdasarkan citra baik calon

Gubernur dari salah satu partai.

2 Saya memilih berdasarkan asal partai dari

calon Gubernur.

3 Saya memilih berdasarkan partai-partai

pendukung calon Gubernur.

4 Saya memilih karena menyukai kepribadian

calon Gubernur dari salah satu partai.

5 Saya memilih karena saya dekat dan ikut

terlibat dalam partai yang mendukung salah

satu calon.

6 Saya memilih karena orang tua saya terlibat

dalam salah satu partai pendukung calon

Gubernur Jawa Barat.

Pendekatan Pilihan Rasional

NO. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S N TS STS

1 Saya memilih karena kinerja partai calon

Gubernur.

2 Saya memilih karena melihat hasil nyata

dari kinerja calon Gubernur yang

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

3 Saya memilih karena kebijakan yang dibuat

partai atau calon Gubernur yang

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

4 Saya memilih karena saya kebijakan yang

dibuat partai atau calon kandidat dirasa

dapat memberikan keuntungan, baik secara

pribadi maupun kepada masyarakat umum.

5 Saya memilih karena merasa kehidupan

saya sudah berubah menjadi lebih baik dari

sebelumnya.

Page 127: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

xxx

C. Budaya Politik.

Budaya Politik Parokial

NO. Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S N TS STS

1 Kyai adalah sosok penting bukan hanya soal

rujukan tentang agama tapi juga refrensi

dalam memilih.

2 Saya memilih karena mengikuti arahan dari

kyai di Pesantren saya.

3 Saya memilih berdasarkan nasehat atau

arahan dari para ustadz.

4 Saya memilih calon Gubernur yang

dianggap paling taat beragama oleh kyai.

5 Saya mendukung semua yang kyai ajarkan

mengenai kriteria seorang pemimpin dalam

ajaran Islam.

Page 128: BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49178...BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK SANTRI (Studi Tentang Tingkat Partisipasi

XXXI

Lampiran 5: Jawaban Respoden

X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.1.4 X1.1.5 TOTAL X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4 X1.2.5 X1.2.6 TOTAL X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3 X1.3.4 X1.3.5 TOTAL X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 TOTAL Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Total

1 4 4 4 4 4 20 5 5 3 3 3 3 22 4 5 5 4 4 22 5 4 4 5 5 23 5 5 5 5 5 25

2 4 4 4 3 3 18 3 3 3 2 2 3 16 5 4 4 4 4 21 4 4 4 5 3 20 5 5 5 5 5 25

3 4 4 4 4 4 20 5 5 3 3 4 4 24 4 4 5 5 4 22 4 3 3 4 4 18 5 5 5 5 5 25

4 4 4 4 4 5 21 3 3 3 2 2 3 16 5 4 5 5 5 24 4 4 4 4 3 19 5 5 5 5 5 25

5 3 3 3 3 3 15 5 5 4 4 4 4 26 5 4 4 4 5 22 4 4 4 5 4 21 3 4 3 3 3 16

6 3 3 4 3 4 17 3 3 3 3 4 4 20 4 3 4 3 4 18 3 3 3 4 3 16 5 5 5 5 5 25

7 3 4 4 3 4 18 3 3 4 4 3 3 20 4 3 3 3 3 16 4 4 2 2 3 15 5 4 5 5 5 24

8 4 4 4 3 4 19 5 5 4 3 3 5 25 5 5 5 4 4 23 4 4 5 5 3 21 5 5 5 5 5 25

9 4 3 3 3 3 16 3 5 4 4 4 4 24 4 3 4 5 4 20 4 4 3 5 4 20 4 4 4 4 4 20

10 4 5 5 5 3 22 5 4 4 4 4 4 25 4 3 5 5 4 21 5 4 5 4 5 23 5 5 5 5 5 25

11 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 4 23 4 4 4 3 3 18 5 4 4 4 3 20 5 5 5 5 5 25

12 4 4 4 3 4 19 4 3 3 3 4 3 20 4 4 4 4 4 20 4 4 5 5 4 22 5 5 5 4 5 24

13 4 3 3 3 3 16 3 3 3 3 3 3 18 4 4 3 4 4 19 3 4 3 3 4 17 5 5 5 5 5 25

14 4 5 5 5 4 23 4 4 4 3 4 4 23 3 3 3 3 4 16 4 4 4 3 4 19 5 5 5 5 4 24

15 4 4 4 4 4 20 4 4 4 3 4 4 23 5 4 5 5 4 23 4 3 3 2 2 14 5 5 5 5 5 25

16 4 4 4 4 4 20 4 4 5 3 4 5 25 3 4 3 3 3 16 4 4 2 2 3 15 5 5 4 5 5 24

17 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 24 3 3 4 5 4 19 4 3 3 3 2 15 4 5 5 5 5 24

18 4 4 4 4 4 20 4 4 5 3 4 4 24 5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25

19 4 4 4 3 3 18 4 4 5 5 5 3 26 4 4 3 4 3 18 3 4 4 3 4 18 4 4 4 3 3 18

20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 3 4 3 22 4 4 5 5 5 23 4 4 4 5 4 21 5 5 5 5 5 25

21 4 3 4 4 3 18 4 4 5 4 4 4 25 3 4 3 4 4 18 5 5 4 5 5 24 5 5 4 4 4 22

22 4 4 3 3 3 17 4 4 5 5 5 5 28 4 3 3 4 4 18 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 25

23 4 3 4 3 3 17 4 4 5 3 4 4 24 3 3 4 4 5 19 4 5 4 5 4 22 5 5 5 5 5 25

24 4 4 4 4 3 19 4 3 4 4 5 3 23 5 5 5 5 4 24 4 5 5 5 4 23 5 4 4 5 4 22

25 3 3 3 4 4 17 4 4 4 4 5 4 25 4 4 5 4 5 22 4 4 2 2 3 15 3 4 4 4 4 19

26 4 4 4 4 4 20 3 3 5 4 5 4 24 4 4 3 4 4 19 4 3 3 5 4 19 5 5 5 5 5 25

27 4 5 4 4 4 21 5 4 4 3 5 3 24 5 5 5 5 5 25 5 5 5 4 5 24 5 4 3 3 4 19

28 4 4 4 4 4 20 5 5 4 4 4 5 27 4 4 5 5 5 23 4 4 5 5 4 22 3 4 4 3 4 18

29 4 4 4 3 3 18 4 4 5 3 5 5 26 4 4 4 3 4 19 5 5 5 5 5 25 4 3 4 4 4 19

30 4 4 4 4 4 20 5 5 5 4 5 3 27 4 4 3 4 5 20 4 4 4 3 4 19 4 5 5 5 5 24

31 4 4 4 4 4 20 5 5 4 5 5 5 29 4 4 4 4 5 21 5 4 4 5 5 23 5 5 5 5 5 25

32 4 4 4 4 4 20 3 3 4 3 5 5 23 4 5 5 4 5 23 4 3 4 5 3 19 5 5 5 5 4 24

33 4 4 4 4 5 21 5 5 5 4 5 5 29 5 4 4 4 5 22 4 3 3 3 4 17 5 4 5 5 5 24

34 4 4 4 3 3 18 4 3 4 4 4 5 24 4 4 5 5 3 21 3 3 4 3 2 15 4 5 5 3 4 21

35 4 4 4 4 4 20 5 5 3 4 5 5 27 5 4 5 5 3 22 3 4 3 3 3 16 5 5 5 5 5 25

36 3 3 3 4 3 16 3 3 3 3 5 5 22 5 4 4 4 5 22 3 3 3 4 4 17 4 4 4 5 5 22

37 4 4 4 4 3 19 3 3 4 3 5 3 21 4 3 4 3 5 19 4 3 3 4 3 17 4 4 4 3 3 18

38 5 4 4 3 3 19 5 5 3 4 5 5 27 4 3 3 3 5 18 3 3 5 4 4 19 4 4 4 3 3 18

39 4 4 4 3 3 18 3 5 5 5 4 5 27 5 5 5 4 4 23 3 3 3 2 2 13 4 4 4 3 3 18

40 4 4 4 4 4 20 5 3 3 3 5 5 24 4 3 4 5 4 20 3 4 3 3 3 16 4 4 4 4 4 20

41 4 5 5 5 4 23 5 5 5 4 5 3 27 4 5 4 5 5 23 4 2 5 4 4 19 4 5 4 5 5 23

Total Setiap Pertanyaan

Nomer Responden

Budaya Politik (X2)Perilaku Politik (X1)

Model Sosiologis X1.1Partisipasi aktif (Y)

Model Psikologis X1.2 Pilihan Rasional X1.3 Budaya Politik Subjek-Parokial