PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

106
PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH PEMULA PADA PEMILUKADA DI KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2018 SYAMSUL Nomor Stambuk : 105640173213 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Page 1: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIHPEMULA PADA PEMILUKADA DI KABUPATEN ENREKANG

TAHUN 2018

SYAMSUL

Nomor Stambuk : 105640173213

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIHPEMULA PADA PEMILUKADA DI KABUPATEN ENREKANG

TAHUN 2018

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

SYAMSUL

Nomor Stambuk : 105640173213

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...
Page 4: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Syamsul

Nomor Stambuk : 105640173213

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis atau dipublikasikan orang lain atau

melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai aturan yang berlaku, sekali pun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, Februari 2020

Yang Menyatakan,

Syamsul

Page 5: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...
Page 6: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

ABSTRAK

Syamsul,2020. Pengaruh Pemasaran Politik Terhadap Perilaku PemilihPemula Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Enrekang Tahun2018. (Dibimbing oleh Hafis Elfiasya Parawu dan Rudi Hardi )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik pemasaranpolitik, seberapa baik perilaku pemiilih pemula, dan mengetahui seberapa besarpengaruh pemasaran politik terhadap perilaku pemilih pemula pada pemilihankepala daerah di Kabupaten Enrekang tahun 2018.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian analisis deskriptif dan regresi linear sederhana dengan analisiskuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan informasidari informan, reduksi data dan penyajian data. Hipotesis yang dikemukakanadalah pemasaran politik berpengaruh terhadap perilaku pemilih pemula. Datayang diperoleh dari 57 responden yang merupakan masyarakat pemilih pemula dikelurahan Kambiolangi, melalui kusioner, dan kemudian dianalisis dengankorelasi product moment dan koefisien determinan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemasaran politik sangatberpengaruh terhadap perilaku pemilih pemula di kabupaten Enrekang. Terdapatpengaruh yang signifikan partisipan politik terhadap pemasaran politik kabupatenEnrekan, diketahui dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa pemasaranpolitik mempunyai pengaruh terhadap perilaku pemilih pemula di KelurahanKambiolangi Kabupaten Enrekang, hal ini terbukti dari perhitungan r = 0,651 danini berarti koefisien korelasi menunjukkan hubungan positif antara pemasaranpolitik terhadap perilaku pemilih dengan signifikasi sebesar 65,1%.

Kata Kunci : Pemasaran Politik, Pemilih Pemula, Pemilukada

Page 7: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum AlaikumWarahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemasaran Politik TerhadapmPerilaku Pemilih

Pemula Pasa Pemilihan Umum Kepala Daerah di Kabupaten Enrekang Tahun

2018”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyususnan skripsi ini akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulisi dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahman Rahim, MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Hafis Elfiansyah Parawu, M. Si dan Bapak Rudi Hardi, S.

Sos,.M. Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar mengarahkan

penulis dalam penyususnan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Para Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang

selama ini memberikan ilmunya kepada penulis serta dorongan dan

semngat yang selalu diberikan.

6. Orang tua yang selalu mendoakan hingga penulis sampai pada tahap ini

serta saudara-saudariku yang selalu memberikan dukungan dan bantuan

materi.

Page 8: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

7. Seluruh staff bagian pegawai Kelurahan Kabiolangi Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang yang telah memberikan bantuan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Bapak Saharuddin selaku Kepala Desa Batunoni Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang yang telah memberikan bantuan dan

selalu mau direpotkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada seluruh keluraga besar Syairi yang selalu memberikan dukungan,

suport serta canda tawa kepada penulis.

10. Kepada pembimbimg ke 3 Nur Asyah.S S. Sos dan Sulfiati Amd.Kep

yang selalu mau direpotkan oleh penulis sehingga skripsi ini selesai.

11. Kepada orang spsesial yang tidak bisa saya sebutkan namanya dalam

skripsi ini yang selalu menemani penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan demi kesempurnaannya skripssi ini. Atas segala kekurangan yang

ada, penulis memohon maaf.

Makassar, Juni 2019

Syamsul

Page 9: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA ILMIAH................................ iv

PENERIMAAN TIM ................................................................................ v

ABSTRAK ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR............................................................................... vii

DAFTAR ISI.............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

1. Kegunaan Teoritis .......................................................................... 7

2. Kegunaan Praktis ........................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Defenisi dan Teori ................................................................. 8

1. Konsep Demokrasi dan Politik ....................................................... 8

2. Pemasaran Politik ........................................................................... 10

3. Proses Pemasaran Politik ................................................................ 15

Page 10: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

4. Segmentasi Politik ........................................................................... 15

5. Perilaku Politik Partisipasi Politik dan Perilaku Memilih........... 19

B. Pemilih Pemula.................................................................................... 31

C. Kerangka Pikir .................................................................................... 33

D. Defenisi Operasional Variabel .......................................................... 36

E. Hipotesis .............................................................................................. 38

1. Hipotesis Alternatif (Ha)................................................................... 38

2. Hipotesis Nihil (Ho) ........................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................. 39

B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................... 39

C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 39

D. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 40

1. Observasi ........................................................................................... 40

2. Metode Kosioner................................................................................ 40

E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 45

F. Teknik Analisis Data........................................................................... 45

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif................................................. 45

2. Regresi Linear Sederhana................................................................. 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian................................................................ 48

1. Kondisi Geografis Kabupaten Enrekang ........................................ 49

2. Batas-Batas Daerah Kabupaten Enrekang ..................................... 49

vi

i

Page 11: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

3. Pemerintahan Kabupaten Enrekang ............................................... 50

4. Keadaan Penduduk Kabupaten Enrekang ..................................... 51

5. Visi Misi Kabupaten Enrekang ........................................................ 52

6. Tujuan Kabupaten Enrekang .......................................................... 54

7. Profil Kelurahan Kambiolangi......................................................... 55

8. Monografi Kelurahan Kambiolangi ................................................ 56

9. Keadaan Umum ................................................................................. 57

10. Visi dan Misi Kelurahan Kambiolangi ............................................ 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 59

1. Pemasaran Politik Pada Pemilukada Enrekang 2018 ...................... 59

2. Perilaku Pemilih Pemula Pada Pemilukada Enrekang 2018 ........... 64

3. Pengaruh Pemasaran Politik Terhadap Perilaku Pemilih Pemula

Pada Pemilukada 2018......................................................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 74

B. Saran ................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 ................................................................................................. 13

TABEL 2.2 ................................................................................................. 16

TABEL 3.1 ................................................................................................. 42

TABEL 3.2 ................................................................................................. 43

TABEL 3.3 ................................................................................................. 43

TABEL 3.4 ................................................................................................. 44

TABEL 3.5 ................................................................................................. 45

TABEL 3.6 ................................................................................................. 46

TABEL 4.1 ................................................................................................. 52

TABEL 4.2 ................................................................................................. 57

TABEL 4.3 ................................................................................................. 59

TABEL 4.4 ................................................................................................. 61

TABEL 4.5 ................................................................................................. 63

TABEL 4.6 ................................................................................................. 65

TABEL 4.7 ................................................................................................. 67

TABEL 4.8 ................................................................................................. 69

TABEL 4.9 ................................................................................................. 70

TABEL 4.10 ............................................................................................... 72

TABEL 4.11 ............................................................................................... 72

Page 13: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 ............................................................................................ 36

GAMBAR 4.1 ............................................................................................ 48

Page 14: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : 1. Tabulasi Sistem Komputerisasi

2. Tabulasi Efektivitas KerjaPegawai

Lampiran 3 : 1. Hasil Uji Validitas

2. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 4 : Analisis Data

Page 15: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilih di Indonesia merupakan salah satu segmen dalam pesta demokrasi

disetiap tingkatan. Jumlahnya yang besar menjadikan segmen ini menarik bagi

bara praktisi demi memenangkan persaingan di dunia politik. Pemilih pemula

mempunyai karakteristik sendiri sebagai pemilih yang baru memulai

menggunakan hak suaranya dalam pemilihan umum.

Dalam pemilu, pemberian suara merupakan salah satu bentuk dari sekian

bentuk partisipasi politik dalam berdemokrasi. Pemberian suara menjadi ukuran

paling dasar dalam politik konvensional. Dalam partisipasi pemilih, salah satu

basis suara diperebutkan dalam disetiap tingkatan pemilihan adalah basis suara

pemilih pemula. Pemilih pemula merupakan pemilih yang baru pertama kali

memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih yaitu 17 hingga 21

tahun. UU No. 7 tahun 2017 tentang pemilu memberikan jaminan bagi pemilih

pemula yang genap berusia 17 tahun guna menyalurkan hak pilihnya pada pemilu.

Partisipasi politik memiliki peran penting dalam proses pemilihan umum

pesta demokrasi. Jenis pemilih yang perlu diperhatikan tingkat partisipasi politik

pemilihnya adalah bagi para pemilih pemula. Kurangnya kesadaran berpolitik atau

rendahnya pendidikan politik bagi para pemilih pemula dikhawatirkan akan

menurunkan tingkat partisipasi politik dalam pemilu. Mengingat pentingnya

partisipasi politik pemula dalam agenda kontestasi dalam Pemilu, maka perlu

pemilih pemula menjadi incaran para kontestan Pemilu. Baik dari partai politik

maupun personal termasuk pendukungnya. Pemilih pemilu yang rentan

1

Page 16: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

dipengaruhi ini sangat mudah dijaring dan akan menjaring teman yang lain.

Dalam proses pemilu peran pemilih pemula juga cukup penting untuk mencegah

golput.

Pengenalan pemilih pemula dalam pesta demokrasi masih rendah dan

mudah dipengaruhi kepentingan keluarga, orang tua dan kerabat. Keterlibatan

Pemilih Pemula dari data disetiap gelaran pemilu mencapai 30%. Angka yang

sangat besar singga menjadi sasaran atau segmen para peserta pemilu yang ikut

kontestasi. Cukup besarnya persentase pemilih pemula ini maka suara pemilih

pemula menjadi basis yang sangat diperhitungkan dalam memenangkan

konstestasi dalam pesta demokrasi. Selain itu pemilih pemula juga merupakan

segmen yang menarik dan unik, dimana antusisme tinggi dan bisa berpikir

rasional. Perilaku pemilih pemula yang baru memasuki usia hak pilih pastilah

belum mimiliki jangkauan politik yang sangat luas untuk menentukan calon yang

harus dipilih. Masa depan sebagai pemilih pemula dalam pemilu juga sangat

penting karena mayoritas adalah pelajar sehingga masa depan bagi mereka salah

satunya juga tergantung pada pemimpin yang dipilih.

Pemilih pemula merupakan salah satu segmen yang memang menjanjikan

secara kuantitas dalam pemilu. Termasuk pula pada pemilukada Enrekang ini.

Berdasarkan data KPU Enrekang, jumlah pemilih pemula yang terdaptar sebanyak

19.788 jiwa atau dengan persentase 11,65% dari jumlah DPT yang ada. Dengan

jumlahnya yang cukup besar menjadi ladang perebutan bagi yang berkepentingan

dalam kontestasi 5 tahunan ini. Pemilih pemula memiliki antusiasme tinggi

sementara keputusan pilihan yang belum bulat, menempatkan pemilih pemula

Page 17: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

sebagai swing voters yang sesungguhnya. Pilihan politik segmen ini belum

dipengaruhi motivasi ideologis tertentu dan lebih didorong oleh konteks dinamika

lingkungan politik lokal. Pemilih pemula mudah dipengaruhi hal-hal tertentu,

terutama oleh orang terdekat seperti anggota keluarga, kerabat, teman, maupun

media massa

Partisipasi politik pemilih pemula cukup menentukan kemenangan calon dalam

pemilihan umum. Oleh karena itu peran partai politik dan kontestan calon dalam

sosialisasinya untuk mencari dukungan dan meningkatkan partisipasi politik

pemilih pemula untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum dan

menggunakan hak politiknya dalam pemilihan. Pemilih Pemula yang baru

memasuki hak pilih juga memiliki jangkauan pemahaman politik yang cukup luas

dalam menentukan calon pilihannya. Secara common sense, pemilih pemula

menggunakan ilmu ekonomi sebagai panutannya. Hal ini dapat dilihat ketika pemilih

pemula memilih kandidat yang dapat memberinya keuntungan yang sebesar-

besarnya. Misalnya, memilih kandidat yang memberinya uang atau materi sebagai

harga dari suara yang akan digunakannya. Selain itu, pemilih pemula juga

cenderung memilih kandidat berdasarkan figurnya bukan kemampuannya

sehingga pemilih pemula juga cenderung mudah dimanfaatkan oleh kontetastan

yang bertarung dalam kontestasi.

Berbagai cara yang dilakukan politisi, calon kandidat atau yang berkepentingan

dalam kontestasi politik untuk menggaet suara pemilih pemula untuk

berpartisipasi menentukan pilihannya di Pemilukada Enrekang ini. Kegiatan-

kegiatan dilakukan oleh kandidat juga tim sukses kotak kosong untuk menggat

Page 18: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

suara pemilih pemula seperti halnya mengadakan pertandingan olahraga,

perlombaan kesenian, membiayai tim pemuda dalam sebuah pertandingan juga

perlombaan, bahkan sampai mengadakan perlombaan balap motor, pula

perlombaan motor trail. Tidak sedikit pemilih pemula yang juga tidak terlalu

peduli dengan persoalan program yang ditawarkan oleh pasangan calon. Sebagus

apa pun program yang telah dibuat dan diusung, bagi mereka yang terpenting

adalah bagaimana mendapat uang saat kampanye, atau memperoleh atribut seperti

kaos, topi, stiker, dan bahkan dapat melihat artis secara langsung saat kampanye

yang diselenggarakan oleh kandidat pilkada untuk menghibur.

Dinamika komunikasi politik dalam masyarakat terdapat berbagai tahap

penyelenggaraan pemilihan umum semakin meningkat sejalan dengan

meningkatnya persiapan dari kandidat pula yang berkepentingan dalam pesta

demokrasi. Upaya dalam meraih kemenangan dilakukan usaha menarik perhatian

dan dukungan publik. Kualitas komunikasi dapat dilihat bagaimana isi pesan

dapat sampai dari komunikator kepada masyarakat sehingga memilih atau

mendukung misalnya melalui sosialisasi program, menyampaikan keunggulan

figur atau kandidat. Dukungan atau penolakan terhadap isi komunikasi. Dari segi

kandidat politik, pada masa pemilihan umum, terutama dalam tahapan kampanye,

mereka disibukkan dengan kalkulasi serta penyusunan strategi dalam mencari

dukungan suara sebanyak-banyaknya.

Dalam proses inilah manajemen kampanye bagi partai politik maupun kandidat

perindividu dianggap penting, dengan menggunakan berbagai sarana dan

Page 19: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

prasarana serta sumber daya yang dimiliki secara optimal untuk bersaing dengan

partai politik maupun kandidat lain dalam memenangkan pemilihan umum.

Tahun 2018 merupakan tahun politik dalam di Indonesia. Sebanyak 171 daerah

akan melakukan ajang pemilihan kepala daerah (Pemilukada) di tahun tersebut.

Baik ditingkat pemilihan Gubernur, Walikota dan juga Bupati. Dalam pemilihan

umum, semua warga negara berhak ikut dalam memilih dengan catatan telah

memenuhi syarat sebagai pemilih. Turut serta dalam proses penyelenggaraan

demokrasi sangat penting karena pemimpin yang terpilih dalam pemilu sangat

menentukan nasib rakyat. Salah satu kabupaten yang melaksanakan pemilukada

tahun 2018 adalah Kabupaten Enrekang, yang berada di Provinsi Sulawesi-

Selatan (Sul-Sel).

Setelah melewati tahapan-tahapan, pemilukada ini di ikuti satu pasang calon

(Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd-Asman SE), dan berhadapan dengan Kotak

Kosong. Calon Bupati ini merupakan petahana atau incumbent dan menjabat

sebagai Ketua Partai Golongan (Golkar) dan calon Wakil Bupati sebelumnya

merupakan Anggota DPR Kab Enrekang dan juga menjabat sebagai Ketua Partai

Nasional Demokrat (Nasdem). Pemilukada ini, terdapat 169.836 jiwa daftar

pemilih tetap (DPT), dimana terbagi 86.417 jiwa pemilih Laki-laki dan 83.419

jiwa pemilih perempuan yang tersebar di 12 Kecamatan dan terdapat 129 Desa

dan Kelurahan.

Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Enrekang,

kontestasi ini dimenangkan oleh pasangan H. Muslimin Bando-Asman dengan

kemenangan 78.586 jiwa atau dengan persentase 67,15%. Sedangkan jumlah yang

Page 20: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

memilih Kotak Kosong adalah 35.856 atau dengan persentase 32,85%. Partisipasi

politik dalam pesta demokrasi ini yang menggunakan hak suaranya sebanyak

115.450 Jiwa, atau dengan persentase 67,97%. Dari data KPU pula diketahui

pasangan ini menang disemua kecamatan yang ada. Pemilih Berdasarkan realitas

diatas maka penulis tertarik untuk menganalisis fenomena pemilih pemula

kabupaten Enrekang melalui penelitian yang berjudul: “Pengaruh Pemasaran

Politik Terhadap perilaku Pemilih Pemula pada Pemilukada Kabupaten

Enrekang Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, mengantarkan pada refleksi

rumusan masalah:

1.Seberapa baik pemasaran politik pada Kabupaten Enrekang tahun 2018?

2.Seberpa baik perilaku pemilih pemula pada Kabupaten Enrekang tahun

2018 ?

3.Seberapa besar pengaruh pemasaran politik terhadap perilaku pemilih

pemula pada Kabupaten Enrekang tahun 2018 ?

C. Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan dari peneliti sebagai berikut

1. Untuk mengetahui seberapa baik pemasaran politik pada Kabupaten

Enrekang tahun 2018

2. Untuk mengetahui baik perilaku pemilih pemula pada Kabupaten

Enrekang tahun 2018

Page 21: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh pemasaran politik terhadap

perilaku pemilih pemula pada Kabupaten Enrekang tahun 2018

D. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat secarah teoritis dalam memberikan

gambaran yang jelas pengaruh pemasaran politik terhadap perilaku pemilih

pemula dalam pemilu.

2. Kegunaan Praktis

Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan

pertimbangan dalam pesta demokrasi terkhusus pada pemilihan kepala

daerah kabupaten Enrekang.

Page 22: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Defenisi dan Teori

1. Konsep Demokrasi dan Politik

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani (dēmokratía) ‘kekuasaan rakyat’,

yang dibentuk dari kata dêmos ‘rakyat’ dan kratos ‘kekuasaan’, merujuk pada

sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di

Athena. Demokrasi secara harfiah diartikan sebagai sistem politik dimana

kedaulatan berada ditangan rakyat. Hampir semua negara di dunia menyakini

demokrasi sebagai tolak ukur tak terbantah dari keabsahan politik. Keyakinan

bahwa kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintah menjadi

basis bagi tegak kokohnya sistem politik demokrasi. Dengan hal itu

menunjukan bahwa rakyat di letakkan pada posisi penting walaupun secara

operasional implikasinya diberbagai negara tidak selalu sama.

Demokrasi secara mendasar dapat dipahami sebagai suatu sistem politik di

mana semua warga negara memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam

pemilu yang diadakan secara periodik dan bebas, yang secara efektif

menawarkan peluang pada masyarakat untuk mengganti elit yang memerintah.

Menguatnya tuntutan demokrasi dipandang sebagai sistem yang mampu

mengantar masyarakat ke arah transformasi sosial politik lebih ideal.

Demokrasi dinilai lebih mampu mengangkat harkat manusia, lebih rasional,

dan realistis untuk mencegah munculnya suatu kekuasaan yang dominan.

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga

8

Page 23: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Didalam

sistem demokrasi, salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang

membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif)

untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas

(independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.

Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar

ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol

berdasarkan prinsip checks and balances.

Dalam konsep demokrasi, dimana kedaulatan ditangan rakyat itu masih

menjadi perdebatan antara para ahli-ahli politik didunia. Misalnya Joseph A.

Schumpeter yang mengatakan, pemerintahan yang dibentuk melalui pemilu

yang bebas dan adil merupakan pengertian demokrasi. Demikian juga

dijelaskan Samuel P. Huntington bahwa suatu sistem dikatakan demokratis

sejauh para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu

dipilih melalui pemilu yang adil, jujur dan berkala didalam sistem itu para

calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dari hampir semua penduduk

dewasa yang berhak memberikan hak suara.

Dengan melihat pandangan kedua ilmuan politik ini dapat digolongkan

kedalam persfektif demokrasi prosedural, karena menekankan pemilu yang

bebas dan adil sebagai dasar dari pengertian demokrasi. Dengan devenisi ini

yang kurang memuaskan sehingga melahirkan kritik dari ahli politik lain.

Lyman Tower misalnya menyebutkan ciri-ciri demokrasi meliputih:

keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik, tingkat

Page 24: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

persamaan tertentu diantara warga negara, tingkat kebebasan atau kemerdekaan

tertentu yang diakui oleh warga negara, suatu sistem perwakilan dan suatu

sistem pemilihan kekuasaan mayoritas. Demikan halnya David Beetham bahwa

masyarakat demokratis haruslah mencakup empat hal: pemilu bebas dan jujur,

keterbukaan dan akuntabilitas pemerintahan, jaminan terhadap kebebasan

politik, dan tersedianya masyarakat kewargaan (civil society).

Pasca Orde Baru, perdebatan antara demokrasi langsung dengan demokrasi

perwakilan juga mewarnai perkembangan pemikiran sistem demokrasi di

Indonesia. Setelah praktek demokrasi perwakilan melalui pemilu tahun 1999

kurang memuaskan, sehingga hal tersebut mendorong pelaksanaan pemilihan

secara langsung. Dengan pemilihan umum dan pemilukada secara langsung,

Indonesia disebut mengadopsi demokrasi campuran. Meskipun terdapat

perbedaan dalam mendefenisikan demokrasi, namun para ahli politik tetap

beranggapan pemilu merupakan syarat minimal harus tersedia dalam negara

yang menganut demokrasi. Secara teoritis, mekanisme pemilihan secara

langsung baik pemilihan umum presiden dan maupun pemilukada bersifat lebih

demokratis, karna memberikan hak kepada setiap warga negara untuk

menentukan pilihan politiknya secara langsung.

2. Pemasaran Politik (Marketing Politik)

Sistem demokrasi yang diterapkan oleh Indonesia mengatarkan masyarakat

ke arah yang lebih baik yang mana masyaraat lebih kritis dalam menilai dan

menganalisis apa yang dilakukan oleh kandidat dan partai politik. Pada masa

sebelum demokrasi diterapkan masyarakat cenderung akan diam dan menerima

Page 25: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

ketika partai politik hanya memberikan janji tanpa ada realisasi. Pendekatan yang

diterapkan oleh kandidat dan partai politik pada masa lalu hanya melihat arti

penting masyarakat sebagai alat memenangkan pemilihan umum. Pendekatan ini

hanya menjadikan masyarakat sebagai alat dan instrumen kandidat dan partai

politik untuk memenangkan pemilihan.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka

masyarakat masa kini lebih sadar dan mengetahui bagaimana cara berpolitik yang

benar. Dampak bagi kandidat dan partai politik akan semakin ditinggalkan oleh

konstituen atau pendukung mereka dan akan semakin kehilangan peluang untuk

memenangkan pemilihan. Oleh sebab itu, maka pendekatan baru yaitu pendekatan

political marketing perlu diterapkan oleh partai politik atau kandidat apabila

mereka tidak menginginkan kehilangan dukungan dari masyarakat sebagai

pemilih.

Political marketing terdiri atas dua kata yaitu “political” dan “marketing”.

Political Marketing menurut Lock dan Harris sebagai berikut: “political

marketing is concerned with communicating with party members, media and

prospective sources of funding as well as the electorate”. Sedangkan Wring

dalam Inco Hary Perdana (2012:19) mendefinisikan political marketing sebagai

“the party or candidate’s use of opinion research and enviromental analysis to

produce and promote a competitive offering which will help realise

organisational aims and satisfy groups of electors in exchange for their votes”.

Dalam Model Laswell, Komunikasi Politik dihubungkan dengan political

marketing adalah political marketing merupakan bagian dari Komunikasi Politik.

Page 26: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Political Marketing digunakan dalam konteks dan tujuan yang lebih sempit.

Sehingga dapat dikatakan bahwa semua kegiatan political marketing merupakan

bagian dari kegiatan Komunikasi Politik sedangkan ada bagian lain dari

Komunikasi Politik yang bukan merupakan kegiatan Political Marketing (Inco

Hary Perdana, 2012:18).

Penggunaan pendekatan marketing dalam dunia politik dikenal dengan

marketing politik (political marketing). Dalam marketing politik, yang ditekankan

adalah penggunaan pendekatan marketing untuk membantu politikus (dalam

“kandidat”, dan partai politik agar lebih efisien dan efektif dalam membangun

hubungan dua arah dengan masyarakat. Hubungan ini diartikan sangat luas, dari

kontak fisik selama periode kampanye sampai dengan komunikasi tidak langsung

melalui pemberitaan di media massa (Firmanzah, 2012:128). Marketing yang

diadaptasi ke dalam dunia politik, dapat memberikan inspirasi tentang cara

seorang kandidat dalam membuat produk berupa isu dan program kerja

berdasarkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat.

Page 27: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Tabel 2.1

Hubungan Model Laswell dengan Komunikasi Politik &

Political Marketing

Model

Laswell

Hubungan dengan komunikasi politik dan political

Marketing

Komunikator Komunikator Pada komunikasi politik komunikator bersifat

dua arah misalkan Pemerintah yang awalnya merupakan

komunikator politik, bisa menjadi komunikan pada saat

lain. Namun, pada political marketing, komunikator terbatas

kepada para pelaku politik yang akan ikut dalam pemilu seperti

partai atau kandidat.

Pesan Pada komunikasi politik, pesan bisa diartikan secara luas.

Pesan dapat merupakan himbauan pemerintah kepada

masyarakat, masyarakat kepada pemerintah dan bahkan

masyarakat kepada masyarakat. Pada political marketing pesan

diartikan lebih sempit. Konten pesan biasanya berupa promise

dari kandidat yang ditawarkan melalui berbagai macam

rencana kebijakan. Pesan disampaikan oleh partai atau

kandidat. Dari pesan tersebut, electore (para pemilih) akan

mempunyai alasan kenapa partai atau kandidat tersebut harus

dipilih. Dalam bahasa Pemasaran Komersial sering

disebut dengan reason to believe.

Khalayak Pada Komunikasi Politik yang dimaksudkan dengan khalayak

Page 28: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

atau komunikan bisa sangat luas. Bisa masyarakat sipil, NGO

atau pemerintah, ketika memang pesan ditujukan untuk

mereka. Pada political marekting, yang dimaksud dengan

khalayak adalah electore atau para pemilih.

Channel/

Media

Pada Komunikasi Politik yang dimaksud adalah media massa.

Sedangkan pada political marketing, media bisa berarti media

massa namun juga melalui perwakilan langsung atau

tokoh/kelompok yang berpengaruh terhadap nilai-nilai di

sebuah daerah. Hal ini dalam strategi kampanye political

marketing dikenal dengan push,pull atau pass Political

Marketing.

Efek Pada Komunnikasi Politik yang dimaksud dengan efek dari

komunikasi bisa dilihat secara luas seperti civil education

sedangkan dalam political marketing lebih sempit cakupannya.

Yang ingin dihasilkan berupa electore electore yang aktif

dalam pemilu dan memilih kandidat tertentu. Sedikit lebih luas

lagi, dalam political marketing juga ingin dihasilkan efek

bahwa partai atau kandidat menjadi naik citra dan popularitas.

Sumber : Laswell dalam Inco Hary Perdana , 2012:17-18

Konsep marketing politik mencoba untuk melakukan perubahan-perubahan

didalam dunia politik dengan tujuan agar dapat mengembalikan dunia politik

kepada tujuan semula yaitu menyerap dan mengapresiasikan pendapat

Page 29: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya (dikutip dari O’Cass

dalam Firmanzah 2012: 156) adalah :

a. Menjadikan pemilih sebagai subjek, bukan objek dari para kandidat.

Menjadi subjek berarti bebas menentukan pilihan sendiri tanpa adanya

tekanan dari apapun dan manapun. Subjek menentukan mana yang terbaik

bagi dirinya sendiri dan bukannya ditentukan oleh pihak lain atau orang

lain. Sedangkan menjadi objek berarti tidak dapat menentukan pilihan

mereka sendiri.

b. Menjadikan permasalahan yang dihadapi pemilih sebagai langkah awal

dalam menyusun program kerja yang ditawarkan sebagai pemecahan

masalah.

c. Marketing politik tidak menjamin sebuah kemenangan, tetapi

menyediakan tools untuk menjaga hubungan dengan pemilih sehingga dari

situ akan terbangun kepercayaan, sehingga selanjutnya akan diperoleh

dukungan suara mereka.

Menurut Firmanzah (2012: 156), marketing politik bukanlah konsep untuk

menjual partai politik atau kandidat individu ke pemilih, namun sebuah konsep

yang menawarkan bagaimana sebuah partai politik atau kandidat individu bisa

membuat program yang berhubungan dengan permasalahan aktual. Marketing

politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus menerus oleh kandidat

dalam membangun kepercayaan melalui proses jangka panjang bukan hanya pada

saat kampanye.

3. Proses Pemasaran Politik (Political Marketing)

Page 30: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Seorang kandidat harus mampu menangkap keresahan dan permasalahan yang

ada dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, program-program yang

mereka tawarkan bisa menjawab akar permasalahan yang ada dan juga mampu

menumbuhkan keyakinan pemilih untuk memberikan suaranya kepada kandidat

tersebut.

Guna tercapainya tujuan tersebut, seorang kandidat perlu menerapkan metode

dan cara yang tepat. Metode yang tepat diharapkan secara menyeluruh dapat

mengembangkan produk politik yang dimiliki, mengemas strategi komunikasi

yang tepat dengan kelompok sasaran, melakukan distribusi pesan dan pada

akhirnya dapat memenangkan persaingan. Marketing politik adalah salah satu

metode yang dapat digunakan karena pemikiran dasar marketing politik adalah

melihat bahwa kebutuhan konsumen adalah hal terpenting, sehingga perlu

diidentifikasi dan dicari cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Segmentasi Politik

Masyarakat terdiri dari banyak individu yang memiliki nilai kebenaran

masing-masing dalam menilai sesuatu. Begitupula dalam menilai kandidat hingga

penentuan kandidat mana yang akan dipilih. Dinamika masyarakat yang berbeda

satu sama lain menuntut partai politik atau kandidat untuk dapat mengidentifikasi

kelompokkelompok yang terdapat didalam masyarakat untuk memahami

karakteristik masing-masing. Aktivitas ini dapat dikatakan sebagai proses

segmentasi.

Segmentasi pemilih menurut Kollat dalam Firmanzah (2012:187) dapat

dijelaskan pada tabel berikut:

Page 31: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Tabel 2.2

Metode Segmentasi Pemilih

Dasar

Segmentasi

Detil Penjelasan

Geografi Masyarakat dapat disegmentasikan berdasarkan geografis dankerapatan (density) populasi. Misalnya produk dan jasa yangdibutuhkan oleh orang yang tinggal di pedesaan akan berbedadengan produk politik yang dibutuhkan oleh orang perkotaan.Bagitu juga antara pegunungan dengan pesisir, masing-masing memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain.

Demografi Komsumen politik dapat dibedakan berdasarkan umur, jeniskelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan kelas sosial.Masing-masing kategori memiliki karakteristik yang berbedatentang isu politik satu sama lain. Sehingga perlu untukdikelompokkan berdasarkan kategori demografi.

Psikografi Psikografi memberikan tambahan metode segmentasiberdasarkan geografi. Dalam metode ini, segmentasidilakukan berdasarkan kebiasaan, lifestyle, dan perilaku yangmungkin terkait dalam isu-isu politik.

Perilaku

(behavior)

Masyarakat dapat dibedakan dan dikelompokkan berdasarkanproses pengambilan keputusan, intensitas ketertarikan danketerlibatan dengan isu politik, loyalitas, dan perhatianterhadap permasalahan politik. Masing-masing kelompokmemiliki perilaku yang berbeda-beda, sehingga perlu untukdiidentifikasikan.

Sosial-budaya Pengelompokan masyarakat dapat dilakukan melaluikarakteristik sosial dan budaya. Klasifikasi seperti budaya,suku, etnik, dan ritual spesifik seringkali membedakanintensitas, kepentingan dan perilaku terhadap isu-isu politik.

Sebab-akibat Selain metode segmentasi yang bersifat statis, metode inimengelompokkan masyarakat berdasarkan perilaku yangmuncul dari isu-isu politik. Sebab-akibat ini melandaskanpersfektif pemilih (voters). Pemilih dapat mengelompokkanberdasarkan pemilih rasional, tradisional, kritis dan pemilihmendua.

Sumber : Kollat et al; Dalrymple & Parson; Cui & Liu dalam Firmanzah

Page 32: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Orientasi pasar sangat tergantung pada segmentasi yang merupakan aktivitas

seperti deteksi, evaluasi dan pemilihan kelompok yang memiliki kesamaan

karakteristik sehingga memungkinkan untuk mendesain suatu strategi yang sesuai

dengan karakteristik tersebut (Francisco dalam Firmanzah, 2012: 182).

Segmentasi sangat diperlukan untuk menyusun program yang sesuai dengan

karakteristik kelompok. Dengan adanya segmentasi juga akan memudahkan

kandidat dalam berkomunikasi dan membangun interaksi dengan masyarakat.

Dari sudut kandidat politik, Czudnowski dalam Riswanda Imawan (1988: 42-

43) mengemukakan tujuh variabel yang menentukan seseorang terpilih atau tidak

terpilih dalam suatu pemilihan. Bahkan ketujuh variabel ini berpengaruh terhadap

kinerja (performance) seorang (calon) elit politik:

1. Social Bacground.

Faktor ini berhubungan dengan pengaruh status social ekonomi keluarga, di

mana seseoran kandidat dibesarkan. Berbagai hasil penelitian menunjukkan

bahwa seseorang.

2. Political Socialization.

Sosialisasi politik yang diterima seseorang terbukti akan membetuk persepsi

politiknya. Melalui sosialisasi, seseorang akan mengetahui penanganan

tugas-tugas dan isu-isu yang berkaitan dengan tugas politik tertentu.

Pengalaman sosialisasi ini akan dapat memberikan masukan tentang

berbagai jabatan publik, kemampuan dan ketrampilan yang dibutuhkan

untuk meraih jabatan publik tertentu yang dianggap cocok. Dengan berbagai

Page 33: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

pengetahuan itu maka seorang kandidat akan dapat mempersiapkan

kampanye dengan baik untuk meraih suara dalam sebuah pemilihan.

3. Initial Political Activity.

Faktor ini menunjuk pada latar belakang aktivitas dan pengalaman politik

seseorang kandidat. Pengalaman berorganisasi misalnya, akan memberi

bekal bagaimana sebuah team bekerja sama dan bernegoisasi dalam rangka

menggolkan sebuah isu politik menjadi sebuah kebijakan.

4. Apprenticeship.

Magang merupakan cara paling effektif mengenalkan kandidat terhadap

peran politik yang dikehendakinya dengan bimbingan orang yang lebih

berpengalaman. Dengan cara ini seseorang kandidat akan tahu mekanisme

dan budaya kerja yang terkait dengan pekerjaan dalam jabatan publiknya.

5. Occupational Variables.

Faktor ini menunjukkan perlunya seorang kandidat meningkatkan

kemampuan dan pengalaman kerjanya, agar ia dapat melakukan tugas-tugas

yang terkait dengan pengelolaan aspirasi masyarakat.

6.Motivations.

Asumsi pakar politik tentang motivasi seseorang terjuan dalam politik

adalah karena adanya harapan atau ekspektasi terhadap penghargaan pribadi

(personal reward), dan orientasi mereka terhadap tujuan bersama (collective

goals). Seorang elit biasanya menggabungkan keduanya, atau bahkan

memanipulasi tujuan pribadi (personal needs) menjadi kepentingan

masyarakat (public objective).

Page 34: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

7. Selection.

Hal ini terutama berkaitan dengan cara seleksi seseorang menjadi kandidat.

Seleksi tertutup mengharuskan seorang kandidat berasal dari dalam partai

ini berlaku dalam pemilihan umum legislative 2004 tetapi pada tahun 2009

masyarakat menghendaki calon-calon yang dekat dengan mereka dan UU

Pemilu memungkinkan pemilih memilih nama. Dengan jumlah pemilih 147

juta, maka untuk effisiensi kontestan pemilihan umum harus menyusun

strategi dan menentukan skala prioritas dengan mengidentifikasi dan

membuat klasifikasi segmen calon pemilih.

5. Perilaku Politik, Partisipasi Politik dan Perilaku Memilih

Pendekatan perilaku sendiri muncul dan berkembang dalam masa sesudah

Perang Dunia II. Gerakan ini terpengaruh oleh karya-karya sarjana sosiologi Max

Weber dan Talcott Parsons, di samping penemuan-penemuan baru di bidang

psikologi. Para sarjana ilmu politik yang terkenal karena pendekatan perilaku

politik ini adalah Gabriel A. Almond (struktural functional analysis), David

Easton (general sistems analysis), Karl W.Deutsch (communications theory)

David Truman, Robert Dahl, dan sebagainya. Salah satu pemikiran pokok dari

para pelopor pendekatan perilaku adalah bahwa perilaku politik, atau kekuasaan,

atau keyakinan politik.

Harold d. Lasswell, memberikan catatan penting mengenai perilaku politik

yaitu: Pertama, perilaku politik selalu berorientasi pada nilai atau berusaha

mencapai tujuan. Nilai dan tujuan dibentuk dalam proses perilaku politik, yang

sesungguhnya merupakan satu bagian. Kedua, perilaku politik bertujuan

Page 35: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

menjangkau masa depan, bersifat mengantisipasi, berhubungan dengan masa

lampau, dan senantiasa memperhatikan kejadian masa lalu.

Dari dua catatan perilaku politik tersebut, jelas bahwa perilaku politik memiliki

dimensi orientasi, dimensi nilai, dan dimensi waktu. Dimensi orientasi

menunjukkan harapan-harapan individu atau kelompok yang hendak dicapai;

dimensi nilai lebih menunjukkan suatu hal, baik abstrak maupun konkret yang

diperbuat, dirumuskan, dilaksanakan, dan diperebutkan; sedangkan dimensi waktu

menunjukkan adanya keterkaitan langsung antara perilaku politik sekarang, latar

belakang perilaku politik sebelumnya, serta berhubungan langsung dengan

perilaku politik yang akan berkembang pada masa akan datang. Dari ketiga

dimensi tersebut, dimensi orientasi dan nilai lebih baik menunjukkan bahwa

perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses

pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.

Perilaku politik dapat di rumuskan sebagai hubungan antara pemerintah dengan

masyarakat, diantara lembaga-lembaga pemerintah, diantara kelompok dan

individu dalam masyarakat menyangkut proses pembuatan, pelaksanaan dan

penegakan keputusan-keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku

politik. Menurut Robert K carl bahwa perilaku politik adalah suatu telaah

mengenai kelakuan manusia dalam situasi politik.

Secara umum perilaku politik dapat diartikan sebagai buah pikiran atau

tindakan manusia yang berkaitan dengan proses pemerintahan. Perilaku politik

dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pelaksanaan

keputusan politik. Interaksi antara pemerintah dan masyarakat, antar lembaga dan

Page 36: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

pemerintahan serta antara kelompok individu dalam masyarakat untuk proses

pembuatan, pelaksanaan dan penegakan keputusan politik pada dasarnya

merupakan perilaku politik. Perilaku politik meliputi tanggapan internal seperti

persepsi, sikap, orientasi dan keyakinan serta tindakan-tindakan nyata seperti

pemberian suara, protes, lobi dan sebagainya. Persepsi politik berkaitan dengan

gambaran suatu obyek tertentu, baik mengenai keterangan, informasi dari sesuatu

hal, maupun gambaran tentang obyek atau situasi politik dengan cara tertentu.

Sedangkan sikap politik adalah merupakan hubungan atau pertalian diantara

keyakinan yang telah melekat dan mendorong seseorang untuk menanggapi suatu

objek atau situasi politik dengan cara tertentu.

Sikap dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh proses dan peristiwa historis

masa lalu dan merupakan kesinambungan yang dinamis. Peristiwa atau kejadian

politik secara umum maupun yang menimpa pada individu atau kelompok

masyarakat, baik yang menyangkut sistem politik atau ketidakstabilan politik,

janji politik dari calon pemimpin atau calon wakil rakyat yang tidak pernah

ditepati dapat mempengaruhi perilaku politik masyarakat. Adapun yang dimaksud

dengan perilaku politik.

a. Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin.

b. Berhak dan memiliki wewenang untuk mengikuti suatu partai politik atau

parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau (LSM) lembaga

swadaya masyarakat.

c. Ikut serta dalam partisipasi politik.

d. Ikut mengkritik para pelaku politik yang berotoritas.

Page 37: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

e. Berhak untuk menjadi pimpinan politik.

Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai pelaku politik

guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-

undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku.

Ramlan Surbakti dalam bukunya memahami ilmu politik mengatakan bahwa

perilaku politik itu merupakan suatu kegiatan ataupun aktivitas yang berkenaan

ataupun berhubungan langsung dengan proses politik, baik itu dalam pembuatan

keputusan politik sampai kepada pelaksanaan aktivitas politik secara periode. Ada

dua variabel yang mempengaruhi perilaku politik seseorang dalam berpartisipasi

politik yaitu kesadaran dan kepercayaan kepada unsur politik yang ada. variabel

tersebut menyatu dalam faktor status sosial, status ekonomi, afiliasi politik dan

pengalaman organisasi. Kesadaran adalah sadar akan perbuatan (kepada keadaan

yang sebenarnya) kesadaran yang dimiliki oleh manusia adalah bentuk unik

dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang ia yakini. Refleksi

adalah ungkapan kesadaran dimana ia dapat memberikan atau bertahan pada

situasi dan kondisi tertentu dalam sebuah lingkungan.

Kesadaran disini menjelaskan bahwa seorang aktor politik sadar bahwa dirinya

memiliki kemampuan politik guna memenuhi haknya. Usaha calon kandidat untuk

meraih kemenangan dan menjadi pemimpin harus disertai oleh dukungan dan

kepercayaan masyarakat. Oleh karena merupakan kunci utama setiap kandidat

untuk untuk bisa memperoleh keuasaan dalam pemerintahan. kepercayaan adalah

kunci kompetisi kepemimpinan, kepercayaan merupakan amanah. Kepercayaan

masyarakat terbentuk karena status dan orientasi politik yang dimiliki oleh para

Page 38: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

calon kandidat. Misalnya status sosial yang dimiliki oleh salah satu calon kandidat

karena status kebangsawanannya sehingga masyarakat percaya akan

kemapuannya.

Fiorina (1976) menyatakan bahwa keputusan memilih selama pemilu adalah

perilaku “ekpresif”. Perilaku ini tidak jauh dengan perilaku Supporter yang

memberikan dukungannya pada tim yang mereka dukung. Menurut mereka,

perilaku pemilih sangat dipengaruhi oleh loyalitas dan ideologi. Keputusan untuk

memberikan dukungan dan suara tidak akan terjadi apabila tidak terdapat loyalitas

pemilih yang cukup tinggi kepada partai politik jagoannya. Begitu juga

sebaliknya, pemilih tidak akan memberikan suaranya kalau mereka menganggap

bahwa suatu partai politik tidak loyal serta tak konsiten terhadap janji dan harapan

yang telah mereka berikan.

Konsep loyalitas di sini harus di lihat dari dua arah, yaitu konstituen kepada

partai politik dan dari partai politik konstituennya. Selain itu perilaku memilih

juga syarat dengan kedekatan ideologis antara pemilih dengan partai politik.

Melimpahnya informasi dan pesan politik menjelang kampanye pemilihan umum

menyulitkan pemilih untuk mengolah dan menganalisisnya. Disamping itu,

informasi yang tersedia sering sekali bertolak belakang dengan kenyataan yang

sebenarnya. Hal ini bisa diakibatkan oleh teknik manipulasi politik untuk

menyudutkan lawan politik, janji-janji politik, penggunaan konsep dan bahasa

yang rumit serta pesan propaganda di satu sisi, sedangkan di sisi lain para

pemilihnya mengidap keterbatasan kognitif (Bounded Rational) (Simon, 1960).

Page 39: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Studi pemilu dari masa ke masa di identikkan dengan persoalan partisipasi.

Partisipasi politik masyarakat, khususnya partisipasi pada pemilu dalam ilmu

politik terangkum sebagai bagian dari kajian perilaku politik. perilaku memilih

tidak lepas dari tinjauan perilaku politik itu sendiri. Hal ini didasari bahwa

perilaku memilih merupakan bagian dalam budaya perilaku politik. Perilaku

pemilih merupakan tingkah laku dalam menentukan pilihannya yang dirasa paling

disukai atau paling cocok. Perilaku merupakan tanggapan yang diaplikasikan

lewat tindakan terhadap sesuatu yang dirasakan oleh setiap individu pada pesta

demokrasi tersebut. Menurut Samuel P. Huntington, partisipasi politik adalah

kegiatan warga negara pribadi yang bertujuan mempengaruhi pengambilan

keputusan oleh pemerintah.

Dalam pandangan lain ilmuan politik lainnya, McClosky menekankan

kesukarelaan dalam mendefenisikan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan

sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam

proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses

pembentukan kebijakan umum.

Sedangkan Nie dan Verba bahwa partisipasi politik adalah kegiatan pribadi

warga negara yang legal dan sedikit banyak langsung bertujuan untuk

mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan atau tindakan yang diambil oleh

mereka. Kegiatan mengikuti pemilihan termasuk di dalamnya bekerja dalam suatu

pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, mengorganisir sumbangan

untuk kampanye hanyalah salah satu bentuk partisipasi politik diantara beberapa

partisipasi politik lainnya.

Page 40: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Terdapat beberapa budaya politik, satu diantaranya adalah budaya politik

partisipatif atau disebut juga budaya politik demokrasi yakni suatu kumpulan

sistem keyakinan, sikap, norma, persepsi dan sejenisnya yang menopang

terwujudnya partisipasi. Untuk terwujudnya partisipasi itu warga negara harus

yakin akan kompetensinya untuk terlibat dalam proses politik dan pemerintah

memperhatikan kepentingan rakyat agar rakyat tidak kecewa dan apatis terhadap

pemerintah. Dalam studi yang dilakukan oleh Almond dan Verba ditemukan

bahwa negara-negara yang mempunyai budaya politik yang sudah matang akan

menopang demokrasi yang stabil. Sebaliknya, negara-negara yang memiliki

derajat budaya politik yang belum matang tidak mendukung terwujudnya

demokrasi yang stabil. Kematangan budaya politik tersebut ditunjukkan dengan

peluang yang diberikan oleh negara kepada masyarakat untuk mandiri, sehingga

akhirnya memiliki tingkat kompetensi yang tinggi.

Pemilu dengan sistem demokrasi “one person, one vote”, dapat juga

digambarkan kaitan antara sikap pemilih dalam menentukan pilihan terhadap

kandidat. Dapat dijelaskan bahwa penentuan sikap sangat tergantung pada tiga hal

yaitu, persepsi, kepribadian, dan motivasi. Persepsi merupakan aktivitas pikiran

seseorang secara aktif dalam memberikan tanggapan, pandangan atau respon

terhadap objek atau stimulus. Perbedaan-perbedaan latar belakang pengetahuan,

kondisi psikologis, pengaruh lain kelompok dan sebagainya akan membedakan

pandangan-pandangan tertentu dalam menentukan sikap dan tindakan seseorang.

Pada dasarnya teori perilaku dalam ilmu sosial diilhami oleh B.F. Skinner.

Skinner dan para penganut teori perilaku secara umum tertarik pada hubungan

Page 41: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

antara manusia dengan lingkungan mereka yang terdiri dari bermacam-macam

obyek sosial dan non sosial. Mereka berargumentasi bahwa perilaku individu

merupakan hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Penganut teori

perilaku beranggapan bahwa individu tidak memiliki kesadaran dalam merespon

stimuli. Respon stimuli ditentukan oleh stimuli eksternal atau lingkungan

sekitarnya (Ritzer, 1992).

Perilaku pemilih merupakan tingkah laku seseorang dalam menentukan

pilihannya yang dirasa paling disukai atau paling cocok. Perilaku merupakan

tanggapan yang diaplikasikan lewat tindakan terhadap sesuatu yang dirasakan

oleh setiap individu. Bicara tentang perilaku memilih jika dikaitkan dengan

dengan devenisi perilaku diatas maka dapat kita artikan bahwa perilaku

memilih merupakan suatu tanggapan dalam mendukung sebuah partai politik

atau kandidat yang diimplementasikan lewat pemberian suara dalam pemilu.

Menurut Dennis Kavanagh (2004) pendekatan pemilih dan pendekatan

dalam memilih dapat dianalisis dengan lima pendekatan. Pendekatan kelima

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pendekatan Sosiologi atau Sosial Struktural

Pendekatan sosiologi cenderung menempatkan kegiatan memilih dengan

mengaitkan dengan konteks sosial. Konkretnya, pilihan seseorang dalam

pemilihan umum dipengaruhi latar belakang demografi dan sosial ekonomi

seperti jenis kelamin tempat tinggal (kota ataupun desa), pekerjaan, pendidikan,

kelas, pendapatan atau agama.

Pomper (2012) mengatakan bahwa adanya hubungan antara predisposisi

sosial ekonomi pemilih dan keluarga dalam kaitannya dengan perilaku pemilih.

Page 42: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Menurutnya, predisposisi sosial ekonomi pemilih dan keluarga pemilih

mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku memilih seseorang.

Misalnya prefensi-prefensi politik keluarga, apakah prefensi politik pilihan

ayah atau prefensi pilihan ibu akan berpengaruh pada prefensi politik anak

Predisposisi sosial ekonomi bisa berupa agama yang dianut, tempat tinggal,

kelas sosial, karakteristik demografis dan sebagainya.

b. Pendekatan Psikologis

Pendekatan psikologi sosial menjelaskan bahwa tingkahlaku pemilih

akan sangat dipengaruhi oleh interaksi antara faktor internal dan ekternal

individu dalam bermasyarakat. Pendekatan Psikologi sosial juga bisa

menjelaskan bagaimana sikap (attitude) dan harapan (expectation) masyarakat

dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegangan teguh pada

tuntutan sosial (conformity). Salah satu konsep psikologi sosial yang digunakan

untuk menjelaskan perilaku untuk memilih pada pemilihan umum adalah

berupa identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada persepsi pemilih atau

partai-partai yang ada atau keterikatan emosional pemilih terhadap partai

tertentu.

Dalam hal pendekatan psikologis, seperti namanya, pendekatan ini

menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi terutama konsep sikap dan

sosialisasi untuk menjelaskan pilihan karena pengaruh kekuatan psikologis yang

berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses sosialisasi. Mereka

menjelaskan bahwa sikap seseorang sebagai dalam mempengaruhi pemilih.

Misalnya sistem kepercayaan, agama, dan pengalaman hidup seseorang. Dalam

pendekatan ini dipercaya bahwa tingkahlaku individu akan membentuk norma

Page 43: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

kepercayaan individu tersebut Pendekatan psikologi lebih menitih beratkan

konsep sosialisasi dan sikap sebagai variabel utama dalam menjelaskan perilaku

memilih, daripada pengelompokan sosial. Menurut pendekatan ini, para pemilih

menentukan pilihannya terhadap seorang kandidat karena pengaruh kekuatan

psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari sosialisasi yang

mereka terima.

Penganut pendekatan ini menjelaskan bahwa sikap seseorang sebagai reflekasi

kepribadian seseorang merupakan variabel yang cukup menentukan perilaku

politik seseorang. Oleh karena itu, pendekatan psikologis, menurut Richard Rose

dan Ian Mc. Alliser (dalam politk explore, 2012), menekankan pada tiga aspek

psikologi sebagai kajian utama, yaitu ikatan emosional pada suatu parpol,

orientasi terhadap isu-isu dan orientasi terhadap kandidat. Bagi pendekatan

psikologis, faktor sikap merupakan sikap yang penting.

c. Pendekatan Rasional

Pilihan adalah mengenai komitmen memilih antara dua atau lebih kandidat,

dan sering terbawa bersamanya. Suatu pertimbangan tentang mengapa salah satu

terpilih di antara yang lain. Dalam hal ini, pilihan adalah suatu pengambilan

tindakan yaitu memutuskan pilihan. Secara umum teori pilihan rasional diadopsi

oleh ilmuwan politik dari ilmu ekonomi. Karena didalam ilmu ekonomi

menekankan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang

sebesar-besarnya. Hal ini senada dengan perilaku politik yaitu seseorang

memutuskan memilih kandidat tertentu setelah mempertimbangkan untung

ruginya sejauh mana program-program yang disodorkan oleh kandidat tersebut

akan menguntungkan dirinya, atau sebaliknya malah merugikan.

Page 44: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Ramlan Surbakti menyatakan bahwa pilihan rasional melihat kegiatan perilaku

memilih sebagai produk kalkulasi antara untung dan rugi Ini disebabkan karena

pemilih tidak hanya mempertimbangkan ongkos memilih dan kemungkinan

suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi juga perbedaan dari

alternatif-alternatif berupa pilihan yang ada. Pemilih di dalam pendekatan ini

diasumsikan memiliki motivasi, prinsip, pendidikan, pengetahuan, dan informasi

yang cukup. Pilihan politik yang mereka ambil dalam pemilu bukanlah karena

faktor kebetulan atau kebiasan melainkan menurut pemikiran dan pertimbangan

yang logis. Berdasarkan informasi, pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki

pemilih memutuskan harus menentukan pilihannya dengan pertimbangan untung

dan ruginya untuk menetapkan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada kepada

pilihan yang terbaik dan yang paling menguntungkan baik untuk kepentingan

sendiri maupun untuk kepentingan umum.

Fenomena terjadinya perubahan pilihan dari pemilu ke pemilu yang lain

menunjukkan bahwa terdapat variabel-variabel lain yang mempengaruhi, seperti

faktor situasional. Faktor ini turut mempengaruhi pemilih ketika menentukan

pilihan politiknya pada pemilu. Hal ini disebabkan seorang pemilih tidak hanya

pasif, terbelenggu oleh karakteristik sosiologis dan faktor psikologis akan tetapi

juga merupakan individu yang aktif dan bebas bertindak. Menurut teori rasional,

faktor-faktor situasional berupa isu-isu politik dan kandidat yang dicalonkan

memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan merubah referensi pilihan

politik seorang pemilih karena melalui penilaian terhadap isu-isu politik dan

kandidat dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional, seorang

Page 45: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

pemilih akan dibimbing untuk menentukan pilihan politiknya. Orientasi isu

berpusat pada pertanyaan apa yang seharusnya dilakukan dalam memecahkan

persoalan-persoalan yang sedang dihadapi olah masyarakat, bangsa dan negara.

Sementara orientasi kandidat mengacu pada persepsi dan sikap seorang pemilih

terhadap kepribadian kandidat itu sendiri tanpa memperdulikan label dari partai

yang mengusung kandidat tersebut.

Dalam menilai seorang kandidat menurut Him Melweit, terdapat dua

variabel yang harus dimiliki oleh seorang kandidat. Variabel pertama adalah

kualitas instrumental yaitu tindakan yang diyakini pemilih akan direalisasikan

oleh kandidat apabila ia kelak menang dalan pemilu. Variabel kedua adalah

kualitas simbolis yaitu kualitas keperbadian kandidat yang berkaitan dengan

integrasi diri, ketegasan, kejujuran, kewibawaan, kepedulian, ketaatan pada norma

dan aturan dan sebagainya. Pendapat Ramlan Surbakti dan Him Melweit tersebut

senada dengan apa yang dikemukakan oleh Dan Nimmodalam bukunya

Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek yang mengatakan: “Pemberi suara yang

rasional pada hakikatnya aksional diri, yaitu sifat yang intrinsik pada setiap

karakter personal pemberi suara yang turut memutuskan pemberian suara pada

kebanyakan warga negara”. Menurutnya bahwa orang yang rasional adalah :

1. Selalu dapat mengambil keputusan bila dihadapkan pada alternatif

2. Memilah alternatif-alternatif sehingga masing-masing apakah lebih

disukai, sama saja atau lebih rendah bila dibandingkan dengan alternatif

yang lain

Page 46: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

3. Menyusun alternatif-alternatif dengan cara yang transitif; jika A lebih

disukai daripada B, dan B daripada C, maka A lebih disukai daripada C

4. Selalu memilih alternatif yang peringkat preferensi paling tinggi

B. Pemilih Pemula

Pemilih adalah warga negara Indonesia yang telah genap berusia 17 tahun atau

lebih atau sudah/pernah kawin. Pemilih dalam setiap pemilihan umum didaftarkan

melalui pendataan yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh penyelenggara

pemilihan umum. Pemilih pemula merupakan pemilih yang baru pertama kali

memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih yaitu 17 hingga 21

tahun. Pengetahuan mereka terhadap pemilu tidak berbeda jauh dengan kelompok

lainnya, yang membedakan adalah soal antusiasme dan preferensi.

Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadikan seseorang dapat

memilih adalah:

1. WNI yang berusia 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin.

2. Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya

3. Terdaftar sebagai pemilih

4. Bukan anggota TNI/Polri (Purnawirawan / Sudah tidak lagi menjadi

anggota TNI / Kepolisian).

5. Tidak sedang dicabut hak pilihnya

6. Terdaftar di DPT.

Khusus untuk Pemilukada calon pemilih harus berdomisili sekurangkurangnya

6 (enam) bulan didaerah yang bersangkutan Pentingnya peranan pemilih pemula

karena sebanyak 10-20 % dari seluruh pemilih adalah pemilih pemula, dengan

Page 47: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

demikian jumlah pemilih pemula sangatlah besar, sehingga hak warga negara

dalam menggunakan hak pilihnya janganlah sampai tidak berarti akibat dari

kesalahan-kesalahan yang tidak diharapkan, misalnya jangan sampai sudah

memiliki hak pilih tidak dapat menggunakan hak pilihnya karena tidak terdaftar

atau juga masih banyak kesalahan dalam menggunakan hak pilihnya, dll.

Siapapun itu yang bisa merebut perhatian kalangan akan dapat merasakan

keuntungannya. Lahirnya dukungan dari kelompok ini secara tidak langsung

membawa dampak pencitraan yang sangat berarti. Setidaknya untuk pengamanan

proses regenerasi kader politik kedepan, meskipun membutuhkan biaya yangtidak

sedikit. Ketiadaan dukungan dari kalangan ini akan terasa cukup merugikan bagi

target-target suara pemilu yang telah ditetapkan tiap-tiap parpol.

Pemilih pemula yang terdiri atas pelajar, mahasiswa atau pemilih dengan

rentang usia 17-21 tahun menjadi segmen yang memang unik, seringkali

memunculkan kejutan dan tentu menjanjikan secara kuantitas. Disebut unik, sebab

perilaku pemilih pemula dengan antusiasme tinggi, relatif lebih rasional, haus

akan perubahan dan tipis akan kadar polusi pragmatisme.

Pemilih pemula memiliki antusiasme yang tinggi sementara keputusan pilihan

yang belum bulat, sebenarnya menempatkan pemilih pemula sebagai swing

vooters yang sesungguhnya. Pilihan politik mereka belum dipengaruhi motivasi

ideologis tertentu dan lebih didorong oleh konteks dinamika lingkungan politik

lokal. Pemilih pemula mudah dipengaruhi kepentingan-kepentingan tertentu,

terutama oleh orang terdekat seperti anggota keluarga, mulai dari Orang tua

hingga kerabat dan teman. Selain itu, media massa juga lkut berpengaruh terhadap

Page 48: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

pilihan pemilih pemula. Hal ini dapat berupa berita di televisi, spanduk, brosur,

poster, dan lain-lain.

Pemilih pemula khususnya remaja (berusia 17 tahun) mempunyai nilai

kebudayaan yang santai, bebas, dan cenderung pada hal-hal yang informal dan

mencari kesenangan, oleh karena itu semua hal yang kurang menyenangkan akan

dihindari. Disamping mencari kesenangan, kelompok sebaya adalah paling

penting dalam kehidupan seorang remaja, sehingga bagi seorang remaja perlu

mempunyai kelompok teman sendiri dalam pergaulan.

C. Kerangka Pikir

Era demokrasi sekarang ini pemilihan umum adalah senjata bagi para calon

penghuni panggung kekuasaan di negeri ini untuk merebut hati para pemilih.

Berbagai cara dilakukan oleh aktor politik yang akan bertarung di pemilihan

umum untuk mencapai tujuan mereka termasuk penggunaan money politik.

Kesadaran para pemilih sangat dibutuhkan dalam menangkal setiap tindakan

money politik yang dilakukan oleh para calon agar pemilihan yang berlangsung

nantinya bersifat jujur dan adil sesuai dengan asas-asas pemilihan umum.

Tujuan dari partai politik atau calon kepala daerah adalah jelas merebut

hati para pemilih agar memilihnya pada saat pemilihan kelak. Untuk itu mereka

harus mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pemilih yang berada di daerah

tersebut terkhusus di Kabupaten Enrekang.

Mengenai perilaku pemilih tersebut masih dalam tataran kerangka dasar

pemikiran yang tetap berlandas pada faktor-faktor yang mempengaruhi yakni

sosiologi, psikologi dan rasionalitas serta didukung oleh dua pendekatan atau

Page 49: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

mazhab besar yakni mazhab Columbia dan mazhab Michigan serta satu

mazhab tambahan yakni mazhab rasional.

Pendekatan sosiologis menekankan peranan sosiologis sebagai faktor

pembentuk peranan seseorang. Pada pendekatan sosiologis mengedepankan

pandangan seseorang berdasarkan status sosial. Masyarakat secara menyeluruh

merupakan kelompok orang yang memiliki kesadaran yang sangat kuat.

Pendekatan ini menjelaskan karakter sosial dan menjelaskan tentang

pengelompokan sosial berdasarkan kelompok jenis kelamin, pekerjaan, umur,

agama yang dapat membentuk perilaku politik pemilih di setiap daerah sama

halnya di Kabupaten Enrekang.

Selain pendekatan sosiologis ada juga pendekatan besar yang dapat

menjelaskan perilaku pemilih. Pendekatan itu adalah pendekatan psikologis.

Pada pendekatan psikologis menjelaskan tentang bagaimana karakteristik

seseorang terhadap isu-isu yang beredar di dalam masyarakat sehingga

membentuk pandangan politik tersendiri. Keterikatan seseorang terhadap partai

politik tertentu dan kedekatan seseorang terhadap pemimpin juga merupakan

faktor yang dapat menjelaskan perilaku memilih bagi seorang pemilih.

Selain mazhab kedua besar pada penjelasan sebelumnya juga ditemukan

mazhab yang baru seiring dengan berkembangnya studi tentang perilaku

memilih yaitu pendekatan rasional. Pada pendekatan ini memandang pemilih

dalam menentukan sikap dalam pemilihan umum berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan rasional. Pendekatan rasional yang dikenalkan oleh Downs

(1975) yang mengasumsikan bahwa pemilih pada dasarnya bertindak secara

Page 50: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

rasional ketika membuat pilihan dalam tempat pemungutan suara, tanpa

melihat agama, jenis kelamin, kelas, latar belakang orang tua, dan macam

sebagainya.

Berdasarkan konteks pilihan rasional, pemilih akan menjatuhkan pilihan

terhadap partai politik atau kandidat tertentu ketika pemilih merasa

mendapatkan faedah yang sesuai dengan mengedepankan keuntungan

setelahnya.

Jika dilihat dari konteks kewilayahan, Kabupaten Enrekang merupakan

daerah yang mayoritas penduduknya memiliki pendidikan yang cukup tinggi.

Sehingga untuk konteks pemilihan umum, rasionalitas mungkin menjadi

pertimbangan utama dalam menentukan pilihan. Untuk itu penulis

menggambarkan skema pemikirannya sebagai berikut (gambar ada dibelakang)

Kerangka Pikir

Pemilihan umum kepala daerah

Kabupaten Enrekang Tahun

2018

Page 51: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Gambar 2.1: Bagan Kerangka Pikir

D. Defenisi Oprasional Variabel

1.Pemasaran Politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan oleh sebuah

partai politik, politikus, atau kontestan dalam membangun kepercayaan an citra

public.

a. Iklan Politik adalah iklan sebagai alat komunikasi untuk mencari

dukungan masyarakat.Bentuk dan isi dari iklan yang mampu meraih

audiens melalui media ini di bawah kendali dari aktor politik, media

(TV, radio, surat kabar, internet) dan saluran transmisi lainnya.

b. Promosi Politik adalah dalah upaya periklanan, kehumasan dan promosi

yang diramu sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan masyaraka.

c. Citra Politik adalah Citra politik adalah gambaran yang melekat pada diri

politisi tersebut. Jika dimaknai lebih dalam lagi, citra politik tersebut

merupakan pilihan ideologi sang politisi yang diwujudkan melalui

sebuah keputusan, tindakan dan keberpihakan.

Pemasaran Politik

1. Iklan politik

2. Promosi Politik

3. Citra Politik

McCarthy (1957)

Perilaku Pemilih

1. Psikologi

2. Sosiologis

3. Rasional

Kavanagh (1994)

Perilaku pemilih pemilihan umum kepala

daerah di kabupaten Enrekang yang lebih

baik pada priode berikutnya

Page 52: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

2. Perilaku Pemilih adalah merupakan tindakan seseorang untuk memberikan

suara dalam pemilihan umum, dimana yang menjadi perhatian adalah mengapa

seorang pemilih memilih partai tertentu atau kandidat tertentu dan bukan partai

lainnya atau kandidat lainnya

a. Pendekatan Psikologis

1. Keputusan memilih berdasarkan kedekatan kandidat

2. Keputusan memilih berdasarkan kedekatan tim sukses kanidat

3. Keputusan memilih berdasarkan kedekatan/emosional partai

4. Keputusan memilih berdasarkan kedekatan partai kandidat

b. Pendekatan Sosiologis

1. Keputusan memilih berdasarkan usia

2. Keputusan memilih berdasarkan jenis kelamin

3. Keputusan memilih berdasarkan agama

4. Keputusan memilih berdasarkan pekerjaan

5. Keputusan memilih berdasarkan kelas sosial

6. Keputusan memilih berdasarkan ikatan keluarga

7. Keputusan memilih berdasarkan kesamaan daerah

c. Pendekatan Rational Choice

1. Keputusan memilih berdasarkan visi-misi

2. Keputusan memilih berdasarkan orientasi isu

3. Keputusan memilih berdasarkan orientasi kandidat

4. Keputusan memilih berdasarkan program kerja ditawarkan

E. Hipotesis

Page 53: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah :

Ho = Tidak ada pengaruh antara pemasaran politik terhadap perilaku pemilih

pemula pada pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Enrekang

tahun 2018.

Ha = Ada pengaruh antara pemasaran politik terhadap perilaku pemilih pemula

pada pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Enrekang tahun

2018.

Page 54: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih selama 2

(Dua) Bulan .lokasi penalitian di Kabupaten Enrekang Kecematan Alla Desa

Kambiolangi. karna peneliti melihat banyaknya pemilih pemula di kabupaten

enrekang yang setiap Tahunya bertambah.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini mengunakan jenis penelitian kuantitaif dengan alasan peneliti

mengunakan jenis penelitian ini karna penelitian kuantitatif memiliki banyak

keungulan seperti memberikan kesimpulan lebih tepat dan berdasrkan fakta yang

terjadi serta penelitian ini juga mengunakan sampel jadi sangat efisien,dan tipe

penelitian yang digunakan yaitu deskriftif karna judul peneliti ini menghubungkan

antara variabel dan menguji hipotesis, hal ini dapat dilihat dari judul “ pengaruh

pemasaran politik terhadap perilaku pemilih pemula pada pemilihan umum kepala

daerah di kabupaaten enrekang”.

C. Populasi dan Sampel

populasi yang digunakan pada penelitian ini yakni pemilih pemula di

kabupaten Enrekang, Kecematan Alla Desa Kambiolangi pengunaan populasi

dalam penelitian sebanyak 57 pemilih pemula, sedangkan sampel yang digunakan

adalah pemilih pemula, mengunakan populasi sebagai sampel yang berjumlah 86

masyarakat.

39

Page 55: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Jumlah Pemilih Pemulah Kabupaten Enrekang,Kecematan Alla,Desa

Kambiolangi = .D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi, adalah metode pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan dan pengindraan dalam pengumpulan data. Dengan tujuan

mendapatkan gambaran yang benar tentang suatu gejala sosial atau

peristiwa tertentu yang ada dan terjadi pada suatu lokasi dalam suatu daerah.

Untuk itu sebelum melakukan penelitian penulis akan melakukan observasi

awal di Kabupaten Enrekang

2. Metode Kusioner (angket), merupakan penelitian yang dialkukan dengan

cara dibagikan keseluruh sampel untuk jawap. Kusioner dibagikan

secarah langsung maupun tidak langsung yang terdiri dari pertayaan dan

peryataan, kepada responden dengan cara dikirim melalu pos atau

internet.

Kosioner dilengkapi dengan skala pengukuran untuk menghasilkan data

kuantitatif. Nilai variabel yang diukur mengunakan instrumen yang dapat

dinyatakan secara efesien dalam bentuk angka. Sakala likert digunakan dalam

penelitian ini untuk mengukur perilaku, pendapat dan pandangan masyrakat

mengenai masalah variabel penelitian, yang terdiri atas variabel sistem

selanjutnya dijabarkan menjadi indikator variabel akaan dijadikan dasar dalam

penyusanan item-item instrumen yang berupa pertayaan atau peryataan. Jenis

Page 56: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

kusioner tertutup yaitu jawaban sudh disediakan dalam bentuk checlist sehingga

responden muda menetukan pilihan jawaban. Ada 5 (lima) pilihan jawaban pada

setiap item pertanyaan, yaitu:

1. Jawaban Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5

2. Jawaban Setuju (S) : diberi skor 4

3. Jawaban Ragu-Ragu (RR) : diberi skor 3

4. Jawaban Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2

5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1

Kuesioner penelitian yang dibuat oleh peneliti ini akan diuji validitas dan

reliabilitasnya sebelum dan sesudah penelitian. Uji validitas dilakukan untuk

menguji keakuratan/ kevalidan kuesioner penelitian, sedangkan uji reliabilitas

dilakukan untuk menguji kehandalan/ konsistensi kuesioner penelitian. Peneliti

akan melakukan uji validitas menggunakan bantuan software SPSS version 24.0.

Pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel

Product Moment (lihat Lampiran). Jika nilai rhitung ≥ rtabel maka indikator atau

pertanyaan kuesioner dikatakan valid, begitupula sebaliknya. Data juga dikatakan

valid jika nilai sig. (2-tailed) data < 0.05

Pengujian realibilitas cukup dengan membandingkan ralpha atau angka

cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha atau angka cronbach alpha ≥ 0,7 maka

indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliabel, begitupula sebaliknya.

Adapun uji validitas dan rebilitias instrumen penelitian sebagai berikut:

Page 57: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

1. Uji validitas dan Reliability

Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat pengukur

dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Dalam analisis ini

item dikatakan valid pasti reliabel 18 item tersebut semua valid. Untuk

mengetahui tingkat validitas dapat dilihat korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung

lebih besar dari nilai r tabel atau r hitung > nilai r tabel ( pada taraf signifikansi

5% ) maka item tersebut adalah valid (Riduwan dan Sunarto, 2015). Pengujian

validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

a. Hasil uji validitas dan reliability variabel pemasaran politik

Tabel 3.1Hasil Uji Validitas Pemasaran Politik (X)

No. Instrumen r hitung r tabel Keterangan

1 0,667 >0,2564 Valid

2 0,576 >0,2564 Valid

3 0,441 >0,2564 Valid

4 0,404 >0,2564 Valsid

5 0,320 >0,2564 Valid

6 0,527 >0,2564 Valid

7 0,638 >0,2564 Valid

8 0,460 >0,2564 Valid

9 0,576 >0,2564 Valid

Page 58: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen dari kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel

pemasaran politik yaitu dinyatakan valid.

Tabel 3.2Hasil Uji Reliability variabel Pemasaran Politik (X)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,623 9

Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach’s Alpha dari semua

variabel lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dari

kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel pemasaran politik

dinyatakan handal atau dapat di percaya.

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen dari kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel

motivasi yaitu dinyatakan valid.

Hasil Uji Reliability variabel motivasi

Tabel 3.3

Hasil Uji Realibilitas Variabel Motivasi (X)

Reliability StatisticsCronbach's

Alpha N of Items

,813 12

Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach’s Alpha dari semua

variabel lebih besar dari 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dari

Page 59: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel motivasi dinyatakan

handal atau dapat di percaya.

b. Hasil uji validitas dan reliability variabel perilaku pemilu

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Pemilu (Y)

No. Insrumen r hitung r tabel Keterangan

1 0,678 >0,2564 Valid

2 0,591 >0,2564 Valid

3 0,324 >0,2564 Valid

4 0,545 >0,2564 Valid

5 0,380 >0,2564 Valid

6 0,473 >0,2564 Valid

7 0,678 >0,2563 Valid

8 0,545 >0,2564 Valid

9 0,591 >0,2564 Valid

Sumber: data primer diolah 2018

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen dari kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel

perilaku pemilu yaitu dinyatakan valid.

Tabel 3.5

Page 60: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Hasil Uji Reliability variabel Perilaku Pemilu

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,655 9

Pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach’s Alpha dari semua

variabel lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen dari

kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel perilaku pemilu

dinyatakan handal atau dapat di percaya.

D. Instumen Penelitian

Jumlah instrumen penelitian berdasrkan pada jumlah variabel yang akan diteliti.

Penelitian ini bemaksud meneliti tentang “ Pengaruh Pemasaran politik Terhadap

Perilaku Pemilih Pemula Pada Kabupaten Enrekang” oleh sebab itu ada (2)

intsrumen yang akan dibuat dalam penelitian ini yaitu (a) untuk mengukur

variabel Pemasaran politik dana (b) mengukur variabel pemilih pemula .

penelitian ini membuat kisi-kisi instrumen penelitian untuk memudahkan proses

penilayan.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis data, yaitu:

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif, yaitu menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data kuesioner yang telah terkumpul

dari jawaban responden. Teknik analisis statistik deskriptif yang digunakan

dalam penelitian ini berupa tabel, perhitungan modus, median, mean

(pengukuran tendensi sentral), perhitungan penyebaran data melalui

Page 61: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta perhitungan persentase (%).

Penentuan persentase dari perolehan data hasil kuesioner dari masing-masing

variabel menggunakan rumus perhitungan persentase:

% = x 100%

Keterangan rumus:

n = Skor yang diperoleh

N = Skor ideal

% = Persentase

Data yang sudah dipersentasekan lalu ditafsirkan dengan kalimat-kalimat

yang bersifat kualitatif, dimana hasil persentase itu dapat digolongkan

sebagaimana terlihat pada Tabel 3.6

Tabel 3.6

Kriteria Jawaban Responden

Persentase Jawaban Tafsiran Kualitatif

80% - 100%

60% - <80%

40% - <60%

20% - < 40%

0% - < 20%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Tidak Baik

(Arikunto, 2010: 246)

2. Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat besaran

pengaruh variable Pemasaran politik terhadap variable Perilaku Pemilih

pemula pada Masyarakat kabupaten Enrekang. Digunakan pula untuk

Page 62: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

membangun persamaan dan digunakan untukt untuk membuat perkiraan

(prediction). Adapun rumus persamaan regresi sederhana yang digunakan

dalam penelitian ini, adalah:

Ý = a + b X

Keterangan rumus:

Ý = variable pemasarn Politik

X = variable Pemilih Pemula

a = konstanta

b = koefisien regresi

Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan

software SPSS version 24.0. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk

melakukan uji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dasar pengambilan

keputusannya, adalah:

a. Jika nilai P value (sig) ≥ 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak

b. Jika nilai P value (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima

Page 63: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Kabupaten Enrekang yang sejak abad XIV dikenal dengan sebutan

Massenrempulu yang berarti “ menyusur gunung” dengan ibu kotanya adalah

Enrekang dan merupakan salah satu kabupaten di provinsi sulawesi selatan yang

mempunyai keunikan tersendiri karena terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit

yang sambung-menyambung sekitar 85% dari luas wilayahnya. Sebutan

Enrekang berasal dari kata Endek yang berarti naik atau panjat, dari sinilah asal

mula sebutan Endekan. Masih ada persi lain yang ada dalam pengertian umum

sampai sekarang dan bahkan ada dalam administrasi pemerintah yang lebih di

kenal dengan sebutan Enrekang. Adapun gambaran Kabupaten Enrekang dapat di

lihat dari Peta berikut ini:

Gambar 4.1: Peta Wilayah Kabupaten Enrekang

48

Page 64: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

1. Kondisi Geografis Kabupaten Enrekang

Kabupaten Enrekang termasuk dalam salah satu wilayah dalam Provinsi

Sulawesi Selatan yang secara astronomis terletak pada 3° 14’ 36” - 3° 50’ 00” dan

119° 40’ 53”- 120° 06’ 33” BT dan berada pada ketinggian 442m dpl, dengan luas

wilayah sebesar 1.786.02 km². Kabupaten Enrekang berbatasan dengan Tana

Toraja disebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan

Sidrap, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidrap dan sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Pinrang.

2. Batas-Batas Daerah Kabupaten Enrekang

Selama dasawarsa terjadi perubahan administrasi pemerintahan baik tingkat

Kecamatan maupun pada tingkat Kelurahan atau Desa, yang awalnya pada tahun

1905 hanya berjumlah 5 kecamatan dan 54 desa atau kelurahan, tetapi pada tahun

2008 jumlah kecamatan menjadi 12 kecamatan dan 129 desa dan kelurahan.

Adapun pembagian kecamatan dalam lingkup Kabupaten Enrekang antara lain:

a. Kecamatan Alla

b. Kecamatan Anggeraja

c. Kecamatan Enrekang

d. Kecamatan Masalle

e. Kecamatan Buntu Batu

f. Kecamatan Baroko

g. Kecamatan Cendana

h. Kecamatan Curio

i. Kecamatan Malua

Page 65: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

j. Kecamatan Baraka

k. Kecamatan Bungin

l. Kecamatan Maiwa

Secara umum terletak topografi wilayah Kabupaten Enrekang terbagi atas

wilayah perbukitan kasrt(kapur) yang terbentang dibagian utara dan tengah,

lembah-lembah yang curam, sungai serta tidak mempunyai wilayah pantai. Jenis

Flora yang banyak ditemukan pohon bitti atau yang bisa disebut vitex coffasus,

pohon hitam sulawesi atau diospyros celebica, pohon ulin atau kayu besi

euisideraxylon zwageri, pohon lithocarpus celebica, kayu bayam kayu agatis-

agatis celebica, kayu kuning – arcangelisia flava merr. Selain itu terdapat juga

rotan lembah – calamus sp, rotan tohiti – calamus inops becc. Rotan taman jenis

angrek juga banyak ditemukan anggrek yaitu goodyera celebica, anggrek

Sulawesi dari spesies phalaenopsis venosa, anggrek kalajengking arachnis

celebica. Anggrek pleomele angustifolia. Anggrek cymbidium finlaysonianum,

dan jenis tanaman lainnya.

3. Pemerintahan Kabupaten Enrekang

Awal mula terbentuknya Kabupaten Enrekang yang telah beberapa kali

mengalami pergantian Bupati sampai sekarang. Pelantikan Bupati Enrekang yang

pertama yaitu pada tanggal 19 Februari 1960 dan ditetapkan sebagai hari

terbentuknya Daerah Kabupaten Enrekang. Berikut adalah daftar Bupati

Kabupaten Enrekang yang menjabat sejak terbentuknya pada tahun 1960:

a. Andi Babba Mangopo (1960-1963)

b. Muhammad Nur (1963-1964)

Page 66: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

c. Muhammad Cahtif Lasiny (1964-1965)

d. Bambang Soetrisna (1965-1969)

e. Abdullah Rachman, B. A (1969-1971)

f. Drs. Mappatoeran Parawansa (1971-1973)

g. Mochammad Daud (1973-1978)

h. H. Abdullah Dollar, B. A(1978-1983)

i. Muhammad Saleh Nurdin Agung (1983-1988)

j. Mayjend TNI H.M Amin Syam (1988-1993)

k. Andi Rachman (1993-1998)

l. Drs. Andi Iqbal Mustafa (1998-2003

m. Ir. H. La Tinro La Tunrung (2003-2008)

n. H. Muhammad Lody Sindingan, S.H, M.Si (2008 Pelaksana Tugas)

o. Ir. H. La Tinro La Tunrung (2008-20013)

p. rs. H. Muslimin Bando, M.Pd (2013-Sekarang)

4. Keadaan Penduduk Kabupaten Enrekang

Adapun jumlah penduduk di Kabupaten Enrekang di beberapa Kecamatan

dilihat pada tabel berikut:

Page 67: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk di Kabupaten Enrekang

No Nama Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Cendana 4241 4564 8805

2. Baraka 11161 10920 22081

3. Buntu Batu 6827 6524 13351

4. Anggeraja 11412 12456 24868

5. Malua 3908 4092 8000

6. Alla 11140 10589 21729

7. Curio 8641 7674 17315

8. Masalle 65017 6207 71224

9. Baroko 5406 5101 10507

10. Enrekang 99490 98704 198194

11. Bungin 2284 11667 23312

12. Maiwa 11.655 2098 4328

Sumber: BPS Enrekang 2019

5. Visi Misi Kabupaten Enrekang

Enrekang sebagai daerah yang cukup potensial dilihat dari segi sumber daya

alam, tingkat aksebilitas sarana dan prasarana sesungguhnya memungkinkan

Page 68: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

untuk mencapai daerah agropolitan dimana pola pengembangannya sektor

pertanian selanjutnya akan memberikan efek eksternal terhadap tumbuh

kembangnya berbagai sektor lainnya seperti industri pengelolaan perdagangan,

lembaga keuangan dan sebagainya. Pengembangan daerah agropolitan dimaksud

harus tetap mengacu pada prinsip otonomi dan kemandirian melalui

pengembangan interkoneksitas antar daerah baik Sulawesi Selatan maupun diluar

Sulsel. Pengembangan daerah harus dipandang dalam persfektif masa depan

sehingga pelaksanaan pembangunan akan selalu ditempatkan dalam kerangka

pembangunan berkelanjutan, kerangka pembangunan seperti itu akan

meningkatkan aspek kelestarian lingkungan sebagai persyaratan utama.

Merupakan proses untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Adapun misi

Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:

a. Pilar pendukung perekonomian bagi pengembangan perekonomian Sul-Sel

melalui pengembangan berbagai komoditas unggulan khususnya sektor

pertanian.

b. Mengembangkan kerjasama karyawan dan keterkaitan fungsional antara daerah

agar tetap mengacu pada semangat dan otonomi.

c. Mengembangkan implementasi pembangunan yang lebih menekankan pada

pengembangan kawasan Timur Enrekang (KTE) dalam rangka mewujudkan

keseimbangan pembangunan antara wilayah di Kabupaten Enrekang.

d. Melakukan penataan tata ruang yang mampu memberikan peluang bagi

terciptanya struktur ekonomi dan wilayah yang kuat serta memungkinkan

munculnya interkoneksitas antar wilayah.

Page 69: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

e. Mengedepankan norma dan nilai-nilai budaya tradisional dan keagamaan

seperti kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan saling menghormati, semngat

gotong royong dan kerja sama, dalam berbagai aktivitas pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan.

6. Tujuan Kabupaten Enrekang

Merupakan penjabaran dari misi dan bersifat operasional tentang apa yang

dicapai:

a. Komoditas Kabupaten Enrekang mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal,

regional, maupun untuk kebutuhan ekspor.

b. Pembangunan sumber daya yang menjadi pilar pendukung ekonomi

kerakyatan.

c. Tercapainya kerjasama antar wilayah dan antar kawasan Kabupaten Enrekang.

d. Terwujudnya kerjasama antar pemerintah Kabupaten Enrekang dengan

berbagai pihak.

e. Meningkatkan pengelolaan potensi di kawasan Timur Enrekang.

f. Terwujudnya penataan wilayah/kawasan yang berdaya guna dan hasil guna.

g. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan sosial.

h. Terwujudnya ketahanan budaya dan spritual.

i. Terwujudnya kepemerintahan yang baik partisipasif transparan dan akuntabel.

j. Tercapainya peraturan keagamaan ketertiban dalam masyarakat.

Page 70: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

7. Profil Kelurahan Kambolangi

Terbentuk jadi Desa Kambiolangi pada tahun 1956 yang dipimpin oleh Bapak

Tahali. Seiring berjalanya pemerintahan maka proses pergantian pejabat kepala

Desa Kambiolagi itu sebanyak 7 (tujuh) kali sampai pada tahun 1994.

Setelah tahun 1995 Desa kambiolangi berubah menjadi kelurahan Kambiolangi

yang dipimpin oleh Bapak Amma Leha, dengan pembagian wilayah lingkungan

menjadi 3 lingkungan yaitu :

a. Lingkungan Kecok

b. Lingkungan Belajen Barat

c. Lingkungan Belajen Utara

Selanjutnya urutan pejabat dan masa jabatanya

a. Amma leha : Pada Tahun 1995-1999

b. Saleh : Pada Tahun 2002-2003

c. Amiruddin Amin S.IP : Pada Tahun 2004-2007

d. Salama S.Sos : Pada Tahun 2008-2010

e. Nana Muliana S.Sos : Pada Tahun 2010-2012

f. Ansyar S.Pd : Pada Tahun 2012-2013

Pada masa jabatan ini kelurahan Kambiolangi menambah wilayah

lingkunganya menjadi lima lingkungan Yaitu :

1. Lingkungan Kecok

2. Lingkungan belajen barat

3. Lingkungan belajen utara

4. Lingkungan belajen timur

Page 71: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

5. Lingkungna curiak

g. Padeli SE : Pada Tahun 2014-2016

Pada masa jabatan ini kelurahan kambiolangi memekarkan lingkungnya

menjadi 6 lingkungan :

1. Lingkungan Kecok

2. Lingkungan belajen barat

3. Lingkungan belajen utara

4. Lingkungan belajen timur

5. Lingkungna curiak

6. Lingkungan Rondo

h. Acmad Faisal, SH, MM : Pada Tahun 2016

Menjabat sebagai pelaksana tugas

i. ABD. Salam SE (Februari Tahun 2017 Sampai Skrang)

8. Monografi Kelurahan Kambiolangi

1. Kelurahan : Kambolangi

2. Kecematan : Alla

3. Kabupaten : Enrekang

4. Propinsi : Sulawesi- Selatan

5. Keadaan Tahun : 2017

9. Keadaan Umum

1. Luas dan Batas Wilayah

Page 72: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

a. Luas wilayah kelurahan : 350 H

b. Batas Wilayah

1.Sebelah Utara : Kel. Buntu Sugi

2. Sebelah Selatan : Kel. Kalosi

3. Sebelah Barat : Desa Suliman

4. Sebelah Timur : Desa Taulo

c. Kondisi Geografi

1. ketinggian Tana Dari Pemukiman Laut : 700 m s/d 820 m

2. Bayaknya Curah Hujan : 1500 s/d 2.2500

3. Tofografi : Tinngi

4. Suhu Udara Rata-rata : 25 s/d 27c

d. Obserfasi

1. Jarak dari Pemerintah Kekabupaten : 35 cm

2. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : 35 cm

3. Jarak dari Ibukota Propensi : 275 cm

Tabel 4.2Nama Lingkungan diKelurahan Kambiolangi

No NAMA

LINGKUNGAN

JLMH

KK

JMLH

JIWA

JENIS KELAMIN

L P

1 Belajen Utara 211 922 483 439

Curiak 162 836 225 611

Belajen Timur 175 799 387 412

Kecok 103 438 213 225

Belajen Barat 167 756 394 362

Rondo 79 367 195 172

Page 73: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Jumlah 897 4118 1897 2221

10. Visi dan Misi Kelurahan Kambiolangi

Visi: Mewujudkan kelurahan kambiolangi menjadi pusat perdangan hasil

pertanian terbesar di sulawesi selatan tahun 2023.

Misi :

a. Perdangan perbankan.

b. Pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan Ekonomi kerakyatan .

c. Pengembangan infrastruktur .

d. Membentuk kelompok usaha Ekonomi kerakyatan .

e. Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pelatihan dan keterampilan .

f. Adanya sarana imformasi pasar.

g. Memudahkan investor .

h. Membuka akses pasar.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pemasaran Politik Pada Pemilukada Enrekang 2018

Page 74: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Untuk mendapatkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian Pengaruh

Pemasaran Politik terhadap Perilaku Pemilih Pemula pada Pemilukada Enrekang

2018 di Kelurahan Kambiolangi Kabupaten enrekang maka dapat dilihat dari

indikator pemasaran politik yang meliputi:

a. Iklan Politik

Iklan Politik adalah iklan sebagai alat komunikasi untuk mencari dukungan

masyarakat.Bentuk dan isi dari iklan yang mampu meraih audiens melalui media

ini di bawah kendali dari aktor politik, media (TV, radio, surat kabar, internet) dan

saluran transmisi lainnya. Dengan adanya subindikator tentang iklan politik dapat

membantu hasil penelitian yang dilakukan sehingga dapat memperjelas data yang

diperoleh sesuai yang diinginkan. Adapun hasil kuesioner yang dihasilkan dari

beberapa pernyataan mengenai prestasi di Kelurahan Kambiolangi yang memiliki

57 pemilih pemula dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.3:

Hasil Responden Tentang Iklan Politik pada Pemilukada Enrekang 2018

No. Item-item

instrumen

SS

(%)

S

(%)

RR

(%)

TS

(%)

STS

(%)

JUMLAH

(%)

1. Memperoleh

informasi

kandidat melalui

media massa

35,1 56,1 8,8 0 0 100

2. Memperoleh

Page 75: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

informasi

perkembangan

politik melalui

media

komonikasi

35,1 50,9 10,5 3,5 0 100

3. Pemasangan

baliho baik

dimedia cetak

maupun di

media sosial

28,1 45,6 24,6 1,8 0 100

Rata-rata (%)32,7 50,8 14,6 1,7 0 100

Sumber : Data primer diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.3 diatas tentang pemilih pemula memperoleh

informasi pada Pemilukada Enrekang 2018 Melalui Media Massa dimana

persentase pemilih pemula menjawab Sangat Setuju sebanyak 35,1%, Setuju

sebanyak 56,1%, Kurang Setuju 8,8%, Tidak Setuju sebanyak 0% dan Sangat

Tidak Setuju 0%. Dari data ini mengkonfirmasi bahwa tentang kandidat calon

Bupati di Enrekang, pemilih pemula membutuhkan media massa untuk

memperoleh informasi.

Untuk perkembagan politik melalui media komunikasi pada Pemilukada

ini, persentase pemilih pemula menjawab Sangat Setuju 35,1%, Setuju sebanyak

50,9%, Ragu-Ragu sebanyak 10,5%, Tidak Setuju sebanyak 3,5%, dan Sangat

Tidak Setuju sebanyak 0% (tidak ada). Dari data ini menunjukkan bahwa

Page 76: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

dinamika perkembangan politik, pemilih pemula membutuhkan media komunikasi

dalam memperoleh informasi tentang perkembangan politik pada pemilukada

Enrekang.

Intdikator ke-3 dari pemasaran politik pada Pemilukada Enrekang 2018

yaitu pemasangan Baliho. Dari jawaban pemilih pemula dalam tabel 4:3, dapat

diketahui bahwa pemilih pemula sangat setuju sebanyak 28,1%, setuju sebanyak

45,6%, ragu-ragu sebanyak 24,6%, tidak setuju sebanyak 1,8%, sangat tidak

setuju 0%. Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa pemasangan baliho baik

dimedia cetak maupun dimedia massa di Kabupaten Enrekang cukup berpengaruh

dalam melakukan kampanye politik.

b. Promosi Politik

Promosi Politik merupakan upaya dalam periklanan, kehumasan dan promosi

yang diramu sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan

adanya sub indikator tentang promosi politik dapat membantu hasil penelitian

yang dilakukan sehingga dapat memperjelas data yang diperoleh sesuai yang

diinginkan. Adapun hasil kuesioner yang dihasilkan dari beberapa pernyataan

mengenai promosi politik di Kelurahan Kambiolangi yang memiliki 57 pemilih

pemula dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4:

Hasil Responden Tentang Promosi Politik pada Pemilukada Bupati Enrekang

2018

No.Item-iteminstrumen

SS(%)

S(%)

RR(%)

TS(%)

STS(%)

JUMLAH(%)

Page 77: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

1. Kandidatbupati danwakil bupati2018melakukankampanye

43,9 40,4 12,3 2 0 100

2. Memperolehinformasikandidatmelalui mediaperiklanan

19,3 49,1 24,6 7,0 0 100

Rata-rata (%) 30,4 43,3 16,4 8,8 0,6 100

Sumber : data primer diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4:4 diatas tentang promosi politik terkait calon kandidat

melakukan kampanye politik pada pemilukada Enrekang 2018, dapat diketahui

bahwa pemilih pemula menjawab Sangat Setuju sebanyak 43,9%, Setuju

sebanyak 40,4%, Ragu-Ragu sebanyak 12,3%, Tidak Setuju sebanyak 3,5%, dan

Sangat Tidak Setuju 0%. Dari data ini mengkonfirmasi bahwa pemilih pemula

cukup peduli calon kandidat melakukan promosi politik lewat kampanye

pasangan calon pada Pemilukada 2018 ini.

Terkait untuk memperoleh informasi kandidat melalui media periklanan

pada Pemilukada Enrekang 2018 ini, dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pemilih

pemula menjawab Sangat Setuju sebanyak 19,3%, Setuju sebanyak 49,1%, Ragu-

Ragu sebanyak 24,6%, Tidak Setuju sebanyak 7,0%, Sangat Tidak Setuju 0%.

Dari data ini dapat diketahui bahwa pemilih pemula pada Pemilukada ini untuk

memperoleh informasi lewat media periklanaan cukup setuju.

c. Citra Politik

Page 78: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Citra Politik merupakan gambaran yang melekat pada diri pilitisi tersebut atau

lebih khususnya citra politik merupakan pilihan ideologi sang politisi yang

diwujudkan melalui sebuah keputusan, tindakan dan keberpihakan. Dengan

adanya subindikator tentang citra politik dapat membantu hasil penelitian yang

dilakukan sehingga dapat memperjelas data yang diperoleh sesuai yang

diinginkan. Adapun hasil kuesioner yang dihasilkan dari beberapa pernyataan

mengenai citrai politik di Kelurahan Kambiolangi yang memiliki 57 pemilih

pemula dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Responden Tentang Citra Politik Pada Pemilukada Bupati 2018

No. Item-item

instrumen

SS

(%)

S

(%)

RR

(%)

TS

(%)

STS

(%)

JUMLAH

(%)

1. Kandidat timsuksesmenjanjikanfasilitas umumjika terpilih

35,1 50,9 10,5 3,5 0100

2. MemilihBupatiEnrekang 2018berdasarkanvisi dan misiyang diberikan

28,1 54,4 7,0 8,8 1,8100

Rata-rata (%) 25,1 43,3 16,9 14,0 0,6100

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.5 tentang Citra Politik terkait Kandidat tim sukses

menjanjikan fasilitas umum jika terpilih bahwa Pemilih Pemula pada Pemilukada

Page 79: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

2018 Sangat Setuju sebanyak 35,1%, Setuju sebanyak 50,9%, Ragu-Ragu

sebanyak 10,5%, Tidak Setuju sebanyak 3,5%, Sangat Tidak Setuju 0%. Dari

hasil pengolahan tersebut dapat diketahui bahwa Kandidat tim sukses menjanjikan

fasilitas umum jika terpilih Pemilih Pemula cukup berpengaruh untuk

berpengaruh membangun Citra Politik.

Dari jawaban responden tersebut menyangkut memilih Bupati Enrekang

2018 berdasarkan visi misi yang diberikan pada Pemilukada Bupati 2018 maka

dapat dilihat nilai rata-rata yang dimiliki dari jumlah penyataan ini dapat

diuraikan bahwa memilih Bupati berdasarkan visi misi yang diberikan pada

pilkada Bupati 2018 khususnya di Kelurahan Kabiolangi Kabupaten Enrekang

dari nilai pernyataan tersebut yang menjawab sangat setuju sebanyak 28,1% ,

setuju sebanyak 54,4% , ragu-ragu sebanyak 7,0%, tidak setuju sebanyak 8,8%,

sangat tidak setuju 1,8%. Dari hasil pengolahan tersebut dapat disimpulkan bahwa

jawaban mendominasi pada instrumen Pemilih Pemula berpengaruh dalam

menggunakan hak pilih pada Pemilukada Bupati 2018 yaitu “Setuju”, sehingga

pemilih pemula memilih Bupati bersarkan visi misi yang diberikan.

2. Perilaku Pemilih Pemula Pada Pemilukada Enrekang 2018

Untuk mendapatkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian Pengaruh

Pemasaran Politik terhadap Perilaku Pemilih Pemula pada Pemilihan Umum

Kepala Daerah di Kelurahan Kambiolangi Kabupaten enrekang maka dapat dilihat

dari indikator Perilaku Mmemilih yang meliputi antara lain:

a. Pendekatan Sosiologis

Page 80: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Pendekatan Sosiologis, dimana keputusan memilih berdasarkan usia, memilih

berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan agama, pekerjaan, kelas sosial, ikatan

kelurga, serta memilih berdasarkan kesamaan daerah. Dengan adanya

subindikator tentang pendekatan psikologis dapat membantu hasil penelitian yang

dilakukan sehingga dapat memperjelas data yang diperoleh sesuai yang

diinginkan. Adapun hasil kuesioner yang dihasilkan dari beberapa pernyataan

mengenai pendekatan psikologis di Kelurahan Kambiolangi yang memiliki 57

pemilih pemula dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Responden tentang Pendekatan Sosiologis pada Pemilukada Enrekang 2018

No Item-Item

Instrumen

SS

(%)

S

(%)

RR

(%)

TS

(%)

STS

(%)

JUMLAH

(%)

1. Memilih

berdasarkan

usia.

49,1 33,3 1,8 8,8 7,0 100

2. Memilih

berdasarkan

ikatan

keluarga.

29,8 56,1 5,3 7,0 1,8 100

3. Memilih

berdasarkan

kesamaan

21,1 24,6 28,1 26,3 0 100

Page 81: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

daerah.

Rata-rata (%) 33,3 38 11,7 14,0 2,9 100

Sumber: Data primer diolah, 2019

Dari jawaban responden menyangkut tentang pendekatan sosiologis maka

dapat dilihat dengan adanya nilai rata-rata yang dimiliki dari jumlah pernyataan

memilih berdasarkan usia pada pemilihan Bupari Enrekang 2018 di Kelurahan

Kambiolangi maka yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 49,1%, Setuju

sebanyak 33,3%, Ragu-Ragu sebanyak 1,8%, Tidak Setuju sebanyak 8,8%,

Sangat Tidak Setuju sebanyak 7,0%. Sedangkan untuk pernyataan memilih

berdasarkan ikatan keluarga maka yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 29,8%,

Setuju sebanyak 56,1%, Ragu-Ragu sebanyak 5,3%, Tidak Setuju sebanyak 7,0%,

Sangat Tidak Setuju 1,8%. Dan untuk pernyataan memilih berdasarkan kesamaan

daerah yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 22,1%, Setuju sebanyak 24,6%,

Ragu-Ragu sebanyak 28,1%, Tidak Setuju sebanyak 26,3%, Sangat Tidak Setuju

0%. Data membuktikan bahwa pemilih pemula setuju dengan indikator

pendekatan sosiologis dalam perilaku pemilih pada pemilu Bupati 2018 di

Kabupaten Enrekang khususnya Kelurahan Kambiolangi.

b. Pendekatan Psikologis

Pendekatan Psikologis, dimana keputusan memilih berdasarkan kedekatan

kandidat, kedekatan tim sukses kandidat, kedekatan emosional partai serta

memilih berdasrkan kedekatan partai kandidat. Dengan adanya subindikator

Page 82: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

tentang pendekatanpsikologis dapat membantu hasil penelitian yang dilakukan

sehingga dapat memperjelas data yang diperoleh sesuai yang diinginkan. Adapun

hasil kuesioner yang dihasilkan dari beberapa pernyataan mengenai pendekatan

psikologis di Kelurahan Kambiolangi yang memiliki 57 pemilih pemula dapat

dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Responden tentang Pendekatan pada Pemilukada Enrekang 2108

No. Item-Item

Instrumen

SS

(%)

S

(%)

RR

(%)

TS

(%)

STS

(%)

JUMLAH

%

1. Memilih

berdasarkan

kedekatan

figus kandidat

28,1 31,6 21,1 19,3 0 100

Page 83: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

2. Memilih

berdasarkan

kedekatan tim

suskses

kandidat.

22,8 42,1 21,1 14,0 0 100

3. Memilih

berdasarkan

kedekatan

emosional

partai

52,6 45,6 1,8 0 0 100

Rata-rata 34,5 39,8 14,6 11,1 0 100

Sumber: data primer diolah, 2019

Dari jawaban responden menyangkut tentang pendekatan psikologis maka

dapat dilihat dengan adanya nilai rata-rata yang dimiliki dari jumlah pernyataan

memilih berdasarkan kedekatan figur kandidat pada pemilihan Bupari Enrekang

2018 di Kelurahan Kambiolangi maka yang menjawab Sangat Setuju sebanyak

428,1%, Setuju sebanyak 31,6%, ragu-ragu sebanyak 21,1%, Tidak Setuju

sebanyak 19,3%, sangat tidak setuju sebanyak 0%. Sedangkan untuk pernyataan

memilih berdasarkan kedekatan tim sukses kandidat maka yang menjawab sangat

Setuju sebanyak 22,8%, Setuju sebanyak 42,1%, Ragu-Ragu sebanyak 21,1%,

Tidak Setuju sebanyak 14,0%, Sangat Tidak Setuju 0%. Dan untuk pernyataan

Page 84: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

memilih berdasarkan kedekatan emosional partai yang menjawab Sangat Setuju

sebanyak 52,6%, Setuju sebanyak 45,6%, Ragu-Ragu sebanyak 1,8%, Tidak

Setuju sebanyak 0%, Sangat Tidak Setuju 0% (tidak ada). Data membuktikan

bahwa pemilih pemula setuju dengan indikator pendekatan psikologis dalam

perilaku pemilih pada pemilu Bupati 2018 di Kabupaten Enrekang khususnya

Kelurahan Kambiolangi.

c. Pendekatan Rasional

Pendekatan Rasional, dimana keputusan memilih berdasarkan visi-misi,

memilih berdasarkan orientasi isi, orientasi kandidat, serta keputusan memilih

berdasarkan program kerja yang ditawarkan. Dengan adanya subindikator tentang

pendekatan rasional dapat membantu hasil penelitian yang dilakukan sehingga

dapat memperjelas data yang diperoleh sesuai yang diinginkan. Adapun hasil

kuesioner yang dihasilkan dari beberapa pernyataan mengenai pendekatan

rasional di Kelurahan Kambiolangi yang memiliki 57 pemilih pemula dapat

dilihat dari tabel berikut

Page 85: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Tabel 4.8

Hasil Responden tentang Pendekatan Rasional Pada Pemilukada Enrekang 2018

No. Item-item instrumen

SS

(%)

S

(%)

RR

(%)

TS

(%)

STS

(%)

Jumlah

1. Memilih berdasarkan

visi-misi. 52,5 45,6 1,8 0 0 100

2. Memilih kandidat

karena kepribadian

seperti integritas,

ketegasan, kejujuran,

kewibawaan,

kepedulian, ketaatan

pada norma dan

aturan.

45,6 50,9 1,8 0 0 100

3. Memilih berdasarkan

program kerja yang

ditawarkan kandidat. 38,6 49,1 12,3 0 0 100

Rata-rata 45,6 48,6 5,3 0 0 100

Sumber: Data primer diolah, 2019Dari jawaban responden menyangkut tentang pemilih pendekatan rasional

dapat dilihat dengan adanya nilai rata-rata yang dimiliki dari jumlah pernyataan

memilih berdasarkan visi-misi kandidat pada pemilihan Bupari Enrekang 2018 di

Page 86: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Kelurahan Kambiolangi maka yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 52,6%,

Setuju sebanyak 45,6%, Ragu-Ragu sebanyak 1,8%, Tidak Setuju sebanyak 0%,

dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 0%. Sedangkan untuk pernyataan memilih

kandidat karena keperibadian kandidat seperti integritas, ketegasan, kejujuran,

kewibawaan, kepedulian, ketaatan pada norma dan aturan maka yang menjawab

sangat setuju sebanyak 45,6%, setuju sebanyak 50,9%, ragu-ragu sebanyak 1,8%,

tidak setuju sebanyak 1,8%, sangat tidak setuju 0%. Dan untuk pernyataan

memilih berdasarkan program kerja yang ditawarkan yang menjawab Sangat

Setuju sebanyak 38,6%, Setuju sebanyak 49,1%, Ragu-Ragu sebanyak 12,3%,

Tidak Setuju sebanyak 0%, Sangat Tidak Setuju 0%. Data membuktikan bahwa

Pemilih Pemula setuju dengan indikator pendekatan rasional dalam perilaku

pemilih pada pemilu Bupati 2018 di Kabupaten Enrekang khususnya Kelurahan

Kambiolangi.

3. Pengaruh Pemasaran Politik Terhadap Perilaku Pemilih Pemula Pada

Pemilukada Enrekang 2018

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemasaran politik (X) dengan

perilaku pemilu (Y), maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Uji Parsial (Uji T)

Uji t untuk menguji kemaknaan atau keberartian koefisien regresi parsial.

Pengujian melalui uji t adalah membandingkan t hitung dengan t tabel pada taraf

nyata α = 0,05. Uji t berpengaruh signifikan apabila hasil perhitungan thitung lebih

besar dari t tabel (t hitung > t tabel) atau probabilitas kesalahan lebih kecil dari 5%

(sig<0,05). Dalam penelitian ini t tabel yang digunakan adalah 1,672.

Page 87: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Tabel 4.9Hasil Uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 8,485 4,348 1,951 ,056

Pemasaran Politik ,755 ,119 ,651 6,359 ,000

a. Dependent Variable: Perilaku Pemilu

Berdasarkan tabel 4.9, maka pengujian variabel bebas dijabarkan sebagai berikut:

a) Pengaruh pemasaran politik terhadap perilaku pemilih pemula

Variabel pemasaran politik (X) menunjukkan nilai thitung lebih besar dari

ttabel (1,951 >1,672),atau sig<α (0,000 < 0,05), berarti variabel pemasaran

politik (X) berpengaruh terhadap pemilih pemula (Y) di Kelurahan

Kambiolangi Kabupaten Enrekang.

b) Analisis Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui apakah ada pengeruh antara pemasaran politik (X)

dengan perilaku pemilih (Y), maka menggunakan rumus regresi linear

sebagai berikut:

Rumus : Y= a + bx

Keterangan:

Y = subjek atau nilai dalam dependen

a = harga Y, apabila X= 0 (harga konstan)

Page 88: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

b = angka arah atau koefisien yang menunjukkan angka peningkatan atau

penurunan variabel dependen yang di dasarkan pada variabel

independen.

X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis regresi linear sederhana melalui

SPSS versi 20, maka diperoleh sebagai berikut:

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat a = 8,485 dan b = 0,651

kemudian disusun persamaan:

Y = a + Bx

Y = 8,485 + 0,651X

a) Nilai konstanta (a), yaitu 8,485 artinya apabila pemasaran politik sama

dengan nol, maka perilaku politik di Kelurahan Kambiolangi adalah positif.

b) Nilai koefisien regresi untuk variabel pemasaran politik (X), yaitu 8,485.

Hal ini berarti bahwa pemasaran politik berpengaruh positif sehingga

dengan adanya pemasaran politik yang semakin baik maka berpengaruh

positif terhadap perilaku pemilih pemula pada pemilukada di Kelurahan

Kambiolangi Kabupaten Enrekang 2018.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F merupakan uji secara simultan untuk mengetahui apakah variabel X

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. Uji F dilakukan

dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel. Dari hasil analisis diperoleh hasil output

pada tabel:

Page 89: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Tabel 4.10Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 481,781 1 481,781 40,442 ,000b

Residual 655,201 55 11,913

Total 1136,982 56

a. Dependent Variable: Perilaku Pemilu

b. Predictors: (Constant), Pemasaran Politik

Berdasarkan tabel uji F yang diperoleh dari hasil pengolahan komputerisasi

dengan menggunakan SPSS versi 20 maka diperoleh Sig F 0,000 < 0,05 (5%)

dengan Ftabel 4,01 (Fhitung > F tabel ) = 40,442 > 4,03 maka model regresi dapat

dipergunakan. Jadi, dapat simpulkan bahwa pemasaran politik secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemilih pemula pada pemilukada di

Kelurahan Kambiolangi Kabupaten Enrekang 2018.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya jumlah

pengaruh variabel pemasaran politik (x) dengan pemilih pemula (y). Kemudian

dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien yang ditentukan. Berikut

adalah model Summary berdasarkan hasil pengelolahan SPSS versi 20. Adapun

hasil dan koefisien determinasi dapa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11Tabel Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,651a ,424 ,413 3,45149

a. Predictors: (Constant), Pemasaran Politik

Page 90: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Berdasarkan hasil uji koefisien determasi diatas, nilai R2 (Adjusted R

Square). Dari model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel bebas (independent) dalam menerangkan variabel terikat

(dependent). Dari tabel diatas diketahui bahwa R2 sebesar 0,424, hal itu berarti

42,4% yang menunjukkan bahwa pemhasaran politik dipengaruhi oleh pemilih

pemula. Sisanya 57,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam

penelitian ini.

Page 91: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya,maka berikut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan partisipan politik terhadap pemasaran politik kabupaten Enrekang .hal

ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan spss versi 20 diperoleh niliai

signifikan 0,00 yang lebih kecil atau berada dibawa nilai 0,05 .ini menunjukkan

bahwa variabel partisipan politik terhadap pemasaran politik Kabupaten Enrekang

dengan demikian Ha diterima dan Ho di tolak. Partisipasi pemilih pemula juga

sangat ditentukan oleh faktor pendekatan psikologis, sosiologis, dan rasional,

choice.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan secara rinci sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak penyelangara adalah sebagai

berikut

1. Faktor penghambat partisipasi politik pemilih pemula yaitu; kesibukan

kegiatan sehari-hari, perasaan tidak mampu, dan larangan dari pihak orang

tua.

2. Pendidikan bagi pemilih perlu mendapatkan fokus yang jelas. Ini terkait

dengan proses sosialisasi bagi pemilih pemula. Dalam upaya melakukan

pendidikan bagi pemilih pemula tentunya tidak hanya dilakukan ketika

masuk usia pilih. Namun lebih dari itu, pendidikan bagi pemulaharus

Page 92: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

dilakukan sedini mungkin, sehingga pemahaman hakekat demokrasi sudah

terbangun dan ketika sudah mencapai usia pemilih, para pemilih pemula

sudah siap menggunakan hak pilihnya secara cerdas.

3. Tentu saja peningkatan kinerja penyelenggara Pemilu atau KPU, bukan

hanya terkait dengan kinerja teknis penyelenggaraan, namun juga dalam

hal memberikan pemahaman tentang pentingnya partisipasi masyarakat

dalam penyelenggaraan Pemilu, sehingga masyarakat bisa memahami

partisipasi apa saja yang dapat dilakukan dan apa output dari partisipasi

tersebut. Bentuk netralitas, transparansi dan tanggung jawab sebagai

kepribadian utama dari penyelenggara pemilu perlu dikedepankan dalam

mengawal suksesnya setiap tahapan penyelenggaraan pemilu. Jika sudah

ditanamkan kepercayaan atas komitmen kejujuran dan ketidakberpihkan,

maka masyarakat bisa antusias untuk ikut berpartisipasi dalam setiap

penyelenggaraan pemilu.

Page 93: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 94: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Lampiran 1

1. Kusioner Penelitian

KUSIONER PENELITIAN PENGARUH PEMASARAN POLITIK

TERHADAP PERILAKU PEMILIH PEMULA PADA PEMILUKADA

DI KABUPATEN ENREKANG 2018

Kepada yang terhormat,

Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar

Nama : SYAMSUL

NIM : 105640173213

Melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemasaran Politik Terhadap

Perilaku Pemilih Pemula Pada Pemilukada Di Kabupaten Enrekang 2018”. Oleh

karena itu, saya membutuhkan partisipasi Bapak/Ibu untuk mengisi kusioner

dibawah ini, sebagai data penelitian yang akan saya olah nanti. Berilah jawaban

yang paling objektif. Jawaban dari Bapak/Ibu atas setiap pernyataan hanya

dipergunakan untuk kepentingan akademis semata.

Atas kerja sama dan perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

1. IdentitasNama :

Umur :

Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Pendidikan : a. SD d. Diploma

b. SMP e. Sarjana

c. SMA f. Pasca Sarjana

Golongan : a. Ia-Id c. IIIa-IIId

Page 95: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

b. IIa-IId d. IVa-Ivd

2. Petunjuk

Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang saudara pilih.

Kriteria penilaian.

No. Peryataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-Ragu (RR) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Pemasaran Politik (Y) dan Perilaku Pemilih Pemula (Y)

No Pernyataan Alternatif

SS S RR TS STS

Iklan politik

1 Saya memperoleh informasi caleg melalui media

massa

2 Saya memperoleh informasi perkembangan

politik saat ini melaui media komunikasi

3 Bagaimnamenurut Bapak/Ibu/Saudara (i) apa

bila ada pemasangan baliho baik dimedia cetak

maupun dimedia massa

Promosi politik

Page 96: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

4 Saya pernah ikut dalam menjaga keamanan dan

ketertiban pilkada Bupati Enrekang 2018

5 Menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) bagaimna jika

kandidat Bupati dan Wakil Bupati Enrekang

2018 melakukan kampanye?

6 Saya memeperoleh informasi melalui media

periklanan.

Citra politik

7 Apakah kaum intelektual mempengarauhi anda

untuk menggunakan hak pilih dalam pilkada

Bupati Enrekang 2018.

8 Pada Pemilihan Bupati Enrekang 2018, ada

kandidat atau tim sukses menjanjikan pasilitas

umum kampung/desa kalau terpilih,

9 Saya memilih Bupati Enrekang 2018

berdasarkan visi misi yang diberikan.

Pendektan Sosiologis

10 Dalam pemilihan Bupati Enrekang 2018Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih berdasarkan usia

11 Dalam pemilihan Bupati Enrekang 2018Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih berdasarkan ikatankeluarga.

12 Dalam pemilihan Bupati Enrekang 2018Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih berdasarkankesamaan daerah

Pendekatan Psikologis

13 Bagaimana menurut Bapak/Ibu/Saudara(i) padapemilihan Bupati Enrekang memilih berdasarkankedekatan figur kandidat ?

14 Bagaimna jika dalam pemilihan Bupati Enrekang2018 Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih berdasarkan

Page 97: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

kedekatan tim sukses kandidat ?

15 Saya memilih Bupati Enrekang 2018 berdasarkankedekatan/ emosional partai .

Pendekatan Rasional

16 Dalam pemilihan Bupati Enrekang 2018Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih berdasarkan visi-misi kandidat.

17 Dalam pemilihan Bupati Enrekang 2018Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih kandidat karnakepribadian kandidat seperti integritas diri,ketegasan, kejujuran, kewibawaan, kepedulian,ketaatan pada norma dan aturan.

18 Dalam pemilihan Bupati Enrekang 2018Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih berdasarkanprogram kerja yang ditawarkan kandidat.

Lampiran 2

1. Tabulasi Variabel Pemasaran Politik (X)

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Jumlah

1 2 4 5 3 4 4 4 4 4 32

2 5 5 4 4 5 4 4 4 4 39

3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 40

4 4 3 4 4 5 2 2 4 5 33

5 4 2 4 5 5 4 4 4 5 37

6 4 3 4 4 5 2 2 4 5 33

7 5 4 5 4 4 4 4 4 5 39

8 5 4 4 2 5 4 2 4 5 35

9 4 5 4 5 4 4 4 5 4 39

10 4 5 4 5 4 4 5 4 5 40

11 5 4 4 5 5 4 3 5 4 39

12 4 3 5 3 4 3 3 4 5 34

13 5 5 4 5 5 4 4 5 5 42

14 5 5 4 4 4 4 4 4 4 38

15 4 5 4 5 5 3 3 5 5 39

16 5 5 5 4 5 5 5 3 5 42

Page 98: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

17 5 5 5 4 4 4 5 4 5 41

18 4 4 5 1 5 4 3 5 5 36

19 4 4 5 3 4 5 3 5 4 37

20 4 4 4 5 4 4 3 2 4 34

21 5 4 3 5 5 4 5 5 4 40

22 5 4 5 5 4 5 4 5 5 42

23 5 5 5 5 4 5 5 4 5 43

24 5 2 5 5 5 5 5 5 5 42

25 5 5 5 4 5 5 4 4 5 42

26 3 4 4 5 4 5 3 3 5 36

27 5 4 5 2 4 4 3 4 5 36

28 5 5 5 2 3 5 2 4 4 35

29 4 4 4 4 4 4 2 4 4 34

30 4 5 4 4 4 4 3 2 4 34

31 5 4 3 4 4 4 3 4 5 36

32 4 4 4 4 4 4 3 5 5 37

33 4 4 3 5 4 3 3 5 3 34

34 4 4 4 2 3 4 3 4 4 32

35 3 3 4 2 3 3 4 4 5 31

36 4 4 2 4 4 4 2 4 4 32

37 4 4 5 2 5 4 3 4 3 34

38 4 4 4 2 3 4 3 4 4 32

39 4 5 4 2 5 4 2 2 5 33

40 4 5 5 2 5 5 2 2 5 35

41 4 5 4 5 4 4 5 4 5 40

42 4 4 3 4 5 3 2 4 5 34

43 4 4 3 4 3 2 4 2 4 30

44 4 4 5 4 4 2 2 3 4 32

45 4 4 3 4 5 3 2 4 5 34

46 4 4 4 4 2 4 4 3 4 33

47 3 3 3 3 3 3 4 4 4 30

48 3 3 3 5 2 5 2 4 5 32

49 5 5 4 3 5 3 3 5 5 38

50 4 4 3 2 4 3 2 1 5 28

51 5 5 4 3 5 3 3 5 5 38

52 5 5 4 3 5 3 3 5 5 38

53 3 5 3 5 3 4 3 5 5 36

54 4 4 3 4 5 3 2 4 5 34

55 4 4 3 4 5 3 2 4 5 34

Page 99: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

56 4 4 3 4 5 4 2 4 5 3557 4 4 3 4 5 3 2 4 5 34

2. Tabulasi Variabel Perilaku Pemilih Pemula (Y)

Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Jumlah1 4 4 4 2 2 4 5 5 5 352 5 4 4 4 4 5 5 5 5 413 5 5 4 4 5 4 5 4 5 414 1 3 4 3 2 4 5 5 4 315 4 4 4 4 5 4 4 4 4 376 1 3 4 3 2 4 5 5 4 317 5 4 3 3 3 5 5 4 5 378 4 2 2 4 4 4 5 5 5 359 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4110 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3811 5 2 5 2 5 4 5 5 4 3712 1 3 4 3 3 4 5 5 4 3213 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4314 5 4 4 4 4 3 4 5 4 3715 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4016 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4317 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4518 4 4 5 3 4 5 4 5 4 3819 4 4 5 4 3 3 4 4 4 3520 4 2 4 2 2 4 4 5 4 3121 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4422 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4223 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4424 5 5 4 3 3 5 4 5 5 3925 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4026 3 4 4 3 4 4 5 4 3 3427 4 4 4 3 3 4 5 5 4 3628 5 5 4 2 5 2 4 5 5 3729 2 4 4 4 4 4 4 4 5 3530 4 5 5 3 5 3 4 4 4 3731 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3932 4 5 3 5 5 3 5 4 5 3933 4 3 5 2 3 2 5 4 4 3234 5 5 4 4 2 2 4 4 4 3435 2 2 4 3 4 5 5 5 4 3436 4 4 2 2 4 4 2 3 4 2937 4 4 4 4 4 3 4 4 3 34

Page 100: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

38 2 2 4 2 3 3 4 4 4 2839 5 2 1 2 2 2 5 5 5 2940 5 2 2 2 3 2 5 5 4 3041 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4042 5 5 4 3 5 4 4 4 3 3743 4 2 4 2 4 3 5 2 4 3044 4 2 4 2 2 2 5 5 4 3045 5 5 4 5 2 3 4 4 3 3546 5 5 3 4 2 4 4 4 4 3547 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3648 1 2 4 2 3 3 5 5 5 3049 5 5 5 5 2 5 4 4 5 4050 4 3 4 2 3 2 5 4 4 3151 2 2 2 2 2 2 4 4 5 2552 5 5 5 5 3 5 4 4 5 4153 2 2 5 3 4 4 5 5 5 3554 5 5 4 3 5 4 4 4 3 3755 5 5 4 3 4 3 4 4 3 3556 5 5 4 3 3 3 4 4 3 3457 4 5 4 3 4 3 4 4 5 36

Lampiran 3

3. Uji ValiditasPemasaran Politik

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Jumlah

P1

Pearson

Correlation1 ,360** ,374** ,018 ,408** ,241 ,321* ,257 ,360** ,667**

Sig. (2-tailed) ,006 ,004 ,894 ,002 ,071 ,015 ,053 ,006 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P2

Pearson

Correlation,360** 1 ,121 -,012 ,103 ,224 ,142 -,021

1,000*

* ,576**

Sig. (2-tailed) ,006 ,371 ,932 ,445 ,094 ,293 ,878 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P3

Pearson

Correlation,374** ,121 1 -,249 ,085 ,385** ,341** ,049 ,121 ,441**

Sig. (2-tailed) ,004 ,371 ,062 ,529 ,003 ,009 ,717 ,371 ,001

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P4Pearson

Correlation,018 -,012 -,249 1 ,029 ,083 ,348** ,220 -,012 ,404**

Page 101: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

Sig. (2-tailed) ,894 ,932 ,062 ,832 ,538 ,008 ,100 ,932 ,002

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P5

Pearson

Correlation,408** ,103 ,085 ,029 1 -,141 -,125 ,171 ,103 ,320*

Sig. (2-tailed) ,002 ,445 ,529 ,832 ,297 ,354 ,203 ,445 ,015

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P6

Pearson

Correlation,241 ,224 ,385** ,083 -,141 1 ,343** ,087 ,224 ,527**

Sig. (2-tailed) ,071 ,094 ,003 ,538 ,297 ,009 ,519 ,094 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P7

Pearson

Correlation,321* ,142 ,341** ,348** -,125 ,343** 1 ,212 ,142 ,638**

Sig. (2-tailed) ,015 ,293 ,009 ,008 ,354 ,009 ,113 ,293 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P8

Pearson

Correlation,257 -,021 ,049 ,220 ,171 ,087 ,212 1 -,021 ,460**

Sig. (2-tailed) ,053 ,878 ,717 ,100 ,203 ,519 ,113 ,878 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

P9

Pearson

Correlation,360** 1,000*

* ,121 -,012 ,103 ,224 ,142 -,021 1 ,576**

Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,371 ,932 ,445 ,094 ,293 ,878 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

JML

Pearson

Correlation,667** ,576** ,441** ,404** ,320* ,527** ,638** ,460** ,576** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,002 ,015 ,000 ,000 ,000 ,000

N 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Pemasaran Politik

No. Instrumen r hitung r tabel Keterangan

1 0,667 >0,2564 Valid

2 0,576 >0,2564 Valid

3 0,441 >0,2564 Valid

Page 102: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

4 0,404 >0,2564 Valsid

5 0,320 >0,2564 Valid

6 0,527 >0,2564 Valid

7 0,638 >0,2564 Valid

8 0,460 >0,2564 Valid

9 0,576 >0,2564 Valid

Perilaku Pemilih Pemula

No. Insrumen r hitung r tabel Keterangan

1 0,678 >0,2564 Valid

2 0,591 >0,2564 Valid

3 0,324 >0,2564 Valid

4 0,545 >0,2564 Valid

5 0,380 >0,2564 Valid

6 0,473 >0,2564 Valid

7 0,678 >0,2563 Valid

8 0,545 >0,2564 Valid

9 0,591 >0,2564 Valid

4. Uji Rehabilitas

Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

Page 103: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

,655

9

Variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,623 9

Page 104: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...
Page 105: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...
Page 106: PENGARUH PEMASARAN POLITIK TERHADAP PERILAKU PEMILIH ...

RIWAYAT HIDUP

SYAMSUL, lahir pada tanggal 03 September 1994 di DesaBatunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. Iaanak ketiga dari tiga bersaudara, buah Cinta dari daripasangan Iskandar dan Alm. Norma. Penulis menempuhpendidikan Sekolah Dasar di SDN 59 Garotin mulai tahun2001 sampai tahun 2007. Pada tahun yang sama penulismelanjutkan pendidikan di SMPN 1 Anggeraja dan tamatpada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2010, penulis

melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Anggeraja dan tamat pada tahun 2013.Kemudian pada tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggitepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar pada jurusan IlmuPemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik strata 1 (S1). Pada tahun2020 penulis berhasil mempertanggungjawabkan hasil karya ilmiah di depanpenguji yang berjudul “Pengaruh Pemasaran Politik Terhadap Perilaku PemilihPemula Pada Pemilukada di Kabupaten Enrekang Tahun 2018” dan mendapatkangelas S.IP.