(Buaru Pol)Kegagalan Implementasi ERP Pada FMD

28
MAKALAH Kegagalan Implementasi ERP pada Perusahaan Fox Meyer Drug (FMD) KELAS E Disusun Oleh : 1. Meidina Rosyadah (115060801111075) 2. Jasicka Indri K. (115060801111063) 3. Rosikhan Maulana (115060800111094) 4. Rusliawan Santoso (115060801111065) 5. Andhika Rizqi (115060800111056) Dosen Pengampu : Denny Sagita R., S.Kom, M.Kom PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of (Buaru Pol)Kegagalan Implementasi ERP Pada FMD

MAKALAH

Kegagalan Implementasi ERP pada Perusahaan Fox Meyer Drug (FMD)

KELAS E

Disusun Oleh :

1. Meidina Rosyadah (115060801111075)

2. Jasicka Indri K. (115060801111063)

3. Rosikhan Maulana (115060800111094)

4. Rusliawan Santoso (115060801111065)

5. Andhika Rizqi (115060800111056)

Dosen Pengampu :

Denny Sagita R., S.Kom, M.Kom

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunianya makalah dengan

judul ”Kegagalan Implementasi ERP pada Perusahaan Fox Meyer Drug (FMD)” dapat

terselesaikan.

Makalah ini di susun dengan judul ” Kegagalan Implementasi ERP pada Perusahaan Fox

Meyer Drug (FMD)” untuk memenuhi tugas mata kuliah ERP (Enterprise Resource Planning)/

Perencanaan Sumber Daya Perusahaan dengan pengampu dosen mata kuliah yaitu Pak Denny

Sagita R., S.Kom, M.Kom.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dalam penyusunannya.

Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penyusun harapkan.

Malang, 2 April 2014

Penyusun

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD II

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................................I

Kata Pengantar............................................................................................................................... II

Daftar Isi ...................................................................................................................................... III

BAB I PENDAULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................3

1.3 Tujuan .................................................................................................................................3

1.4 Ruang Lingkup.....................................................................................................................3

BAB II DASAR TEORI

2.1 Implementasi ERP...............................................................................................................4

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Dalam Implementasi ERP .........................................5

2.3 Garis Besar Peusahaan Fox Meyer Drug.............................................................................7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Penyebab Kegagalan ERP pada Fox Meyer Drug (FMD)..................................................8

3.2 Pencegahan Kegagalan ERP pada Fox Meyer Drug (FMD)............................................10

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................13

BAB V DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD III

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD IV

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

dan ruang lingkup implementasi sistem ERP pada perusahaan farmasi yang bernama Fox Meyer

Drug.

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini, teknologi informasi sudah sangat canggih dan modern,

tidak lain fungsinya adalah untuk memudahkan para penggunanya untuk membantu

kehidupan sehari – harinya. Khususnya perusahaan menengah keatas yang kebutuhan

teknologinya harus sangat canggih dan reliabel sehingga dapat membantu perusahaan

tersebut untuk menjalankan atau mengolah sumber daya – sumber daya agar dapat berjalan

secara maksimal dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan itu sendiri. Maka dari itu

diciptakannya teknologi – teknologi yang dapat membantu berjalannya perusahaan tersebut,

salah satunya yaitu sistem ERP.

ERP (Enterprise Resource Planning) sendiri merupakan sebuah konsep untuk

merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan meliputi dana, manusia, mesin, suku

cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh luas mulai dari manajemen paling

atas hingga operasional di sebuah perusahaan agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk

menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stake holder) atas

perusahaan tersebut.

ERP ini sendiri diimplementasikan pada perusahaan-perusahaan menengah ke atas

maupun perusahaan-perusahaan besar. Dalam makalah ini akan dibahas penerapan sistem

ERP pada perusahaan Fox Meyer Drug. Namun pada saat sistem ERP diterapkan pada

perusahaan Fox Meyer Drug ini, terjadi sebuah kesalahan yang menjadi sebuah kegagalan

dalam mengimplementasikan sistem ERP di perusahaan tersebut.

Adapun faktor-faktor kegagalan yang menjadi kendala saat mengimplementasikan

sistem ERP ini, karena tidak semua perusahaan akan cocok dengan sistem ERP yang

dipilihnya , sehingga sistem ERP itu sendiri yang harus di konfigurasi ulang agar sesuai

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 1

untuk digunakan pada perusahaan tersebut. Atau yang menjadi penyebab lain kegagalan saat

pengimplementasian sistem ERP, juga termasuk adanya kesalahan desain yang menyebabkan

tidak adanya keterlibatan dari pengguna atau user. Maka dari itu, programer harus teliti

memilih sistem ERP yang cocok bagi sumber daya yang ada pada perusahaan tersebut, tidak

hanya pilih yang bagus dan mahal, kadang sistem ERP yang bagus dan mahal tidak syncron

dengan sumber daya perusahaan yang ada sebelumnya. Atau mungkin sebelumnya sudah

memakai sistem ERP, lalu ingin menggantinya dengan yang baru.

Terkait dengan perusahaan Fox Meyer Drug (FMD), yang merupakan salah satu

perusahaan farmasi terbesar di dunia yang mengalami kebangkrutan pada tahun 1996. Salah

satu penyebab kebangkrutan Fox Meyer Drug adalah karena sebuah kesalahan implementasi

pada system enterprise resource planning (ERP) yang mereka punya. Fox Meyer Drug

memilih SAP R/3 sebagai aplikasi ERP mereka. Pada bulan September 1993, Fox Meyer

Drug menandatangani kontrak dengan konsultan SAP yaitu Andersen Consulting

(Accenture), untuk mengimplementasikan SAP pada proses bisnis mereka. Proyek ini

meliputi Supply Chain, Inventory Control, Customer Service, Strategic Planning,

Information Systems, Pengiriman, dan Handling.

Beberapa hal yang menjadi penyebab kegagalan lain di dalam implementasi ERP ini

adalah tidak adanya keterlibatan dari pengguna akhir atau end user. Perencanaan tentang

pengimplementasian hanya dilakukan oleh manajemen tingkat atas (upper management) dari

Fox Meyer Drug, Andersen Consulting, serta orang-orang teknis yang berkepentingan

lainnya. Orang-orang yang menjadi end user tidak dilibatkan sehingga terjadi kejanggalan

yang besar antara pengguna dengan perencana sistem. Kurangnya kerjasama diantara end

user juga menjadi salah satu penyebab lainnya. Tidak ada pelatihan khusus untuk para

pengguna SAP di perusahaan Fox Meyer Drug.

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Apa sajakah yang menjadi faktor penyebab kegagalan pengimplementasian sistem ERP

pada perusahaan Fox Meyer Drug?

2. Bagaimana pencegahan yang dilakukan terhadap kegagalan pengimplementasian sistem

ERP pada perusahaan Fox Meyer Drug?

1.3 Tujuan

Tujuan yang tersampaikan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja penyebab

kegagalan pengimplementasian sistem ERP pada perusahaan Fox Meyer Drug ini dan

bagaimana pencegahannya agar tidak terjadi kesalahan dan kegagalan dalam

pengimplementasian sistem ERP.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam makalah ini akan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan

implementasi sistem ERP pada perusahaan Fox Meyer Drug yang meliputi :

1. Kegagalan implementasi sistem ERP ini sendiri pada perusahaan farmasi Fox Meyer

Drug.

2. Pencegahan untuk menghindari terjadinya kegagalan atas implementasi sistem ERP

ini pada perusahaan Fox Meyer Drug.

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 3

BAB II

DASAR TEORI

Dasar Teori menjelaskan tentang implementasi ERP, Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan

Dalam Implementasi ERP, dan Garis Besar Perusahaan Fox Meyer Drug.

2.1 Implementasi ERP

Semakin banyak perusahaan yang tumbuh di era global ini membuat semakin banyak

persaingan bisnis diantara perusahaan tersebut. Setiap perusahaan mencoba meningkatkan

konsumennya dengan melakukan pelayanan yang cepat dan biaya yang murah dibandingkan

dengan kompetitornya.

Salah satu cara untuk mewujudkan kesuksesan tersebut dapat dilakukan dengan cara

mengintegrasikan sistem informasi, peningkatan efisiensi dari sistem informasi untuk

menghasilkan manajemen yang lebih efisien dalam business process. Data yang diintegrasikan

dapat membantu proses bisnis yang efisien dan memudahkan pengambilan keputusan oleh

manajemen perusahaan. Teknologi ERP dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi

produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, dan fungsi lainnya. ERP telah

berkembang sebagai alat integrasi, memiliki tujuan untuk mengintegrasikan semua aplikasi

perusahaan ke pusat penyimpanan data dengan mudah diakses oeh semua bagian yang

membutuhkan. Integrasi data pada teknologi ERP dilakukan dengan single data entry (sebuah

departemen memasukkan data, maka data ini dapat digunakan oleh fungsi-fungsi lainnya pada

perusahaan).

Implementasi ERP pada perusahaan di Indonesia yang mempunyai harapan untuk

mempercepat proses bisnis, meningkatkan efisiensi, dan meraup pendapatan yang lebih besar.

Namun, pada saat proses implementasi, banyak faktor yang dapat menggagalkan implementasi

ERP. Masalah yang dihadapi antara lain pertama, manajemen tidak menyediakan proyek tim

yang terbaik pada proyek implementasi menyangkut kompetensi anggota tim, kredibilitas, dan

kreativitas tim proyek, kepemimpinan tim yang efektif, komitmen tim, tanggung jawab tim,

jumlah tim yang memadai, tanggung jawab yang tumpang tindih pada tim, pendekatan kerja

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 4

yang kurang jelas, tujuan yang tidak dipahami oleh tim proyek. Kedua, manajmen tidak mampu

membedakan bahwa ERP bukanlah sekedar investasi teknologi informasi melainkan perbaikan

proses bisnis atau peningkatan bisnis dengan didukung oleh teknologi informasi. Akibatnya nilai

investasi yang ditanamkan tidak bisa kembali, karena banyak pimpinan perusahaan yang

memiliki pengertian bahwa ERP adalah sekedar investasi teknologi informasi, bukan investasi

bisnis yang didukung teknologi informasi. Ketiga, manajemen kurang memahami proses

imlementasi yang benar, manajemen tidak memberikan dukungan efektif terhadap impelementasi

ERP di perusahaannya sendiri.

2.2 Faktor Penyebab Kegagalan dalam Implementasi ERP

Dari hasil penelitian terhadap berbagai implementasi ERP di perusahaan-perusahaan di

seluruh dunia, pada akhirnya di-simpulkan bahwa yang menjadi penyebab utama kegagalan

implementasi dan instalasi ini ada beberapa faktor yaitu:

a. Tidak ada atau kuranngya support dan sponsorship dari Top Executive

Implementasi ERP adalah suatu keputusan yang harus diambil dan dimulai oleh

para Top Excecutive, artinya adalah keputusan bersifat Top Down. Orang-orang harus

berkomitmen untuk melakukan perubahan di bagian masing-masing. Orang yang

dimasukkan ke dalam proyek harus meluangkan waktunya sebagaian besar untuk proyek.

Maka dari itu, perlu adanya support dari seorang Top Executive.

b. Proyek dianggap sebagai proyek dari satu departemen saja

Implementasi dan instalasi ERP adalah crossfunction, artinya proyek tidak akan

berjalan semestinya jika ada asumsi bahwa proyek ini hanya milik satu bagian atau

departemen saja, misalnya saat implementasi di Departemen Finance, maka deparetemen

lain merasa tidak berkepentingan dan jika terjadi fail, dianggap adalah fail tersebut hanya

milik depertemen yang bersangkutan. Padahal dengan ERP ini nantinya akan terjadi

keterkaitan yang erat antar departemen dan terjadi transparansi dan juga sinergi antara

satu bagian dengan bagian yang lain.

c. Tidak ada yang diserahkan untuk menjadi Person in Charge (PIC) atau Project

Manager(PM) yang full time.

Di dalam proyek dibutuhkan seseorng yang memang ditugaskan menjadi PIC atau

PM yang bertujuan untuk meningkatkan komitmen agar pekerjaan sesuai dengan

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 5

schedule yang direncanakan. Implementasi dan instalasi ini membutuhkan biaya, waktu

dan resources yang tidak sedikit sehingga dibutuhkan seseorang yang bertanggung jawab.

d. Segala proses dan prosesdur implementasi diserahkan hanya ke tim IT saja

Hal ini sangat umum terjadi, dimana para anggota team yang terlibat di proyek

implementasi umunya suka menyerahkan saja untuk pengambilan keputusan atau

perubahan prosedur ke pihak IT dengan alasan mereka orang teknikal yang menguasai

secara baik bidang teknikal. Padahal yang mengetahui prosedur yang benar dibagian

masing-masing adalah pihak yang terlibat utama didalamnya, misalnya orang finance

untuk di bagian finance, orang produksi untuk dibagian produksi dan seterusnya.

e. Vendor yang melakukan implementasi kurang atau tidak memiliki kemampuan dan

kompetensi yang baik dalam melakukan implementasi dan instalasi.

Vector dibutuhkan untuk melakukan instalasi dan implementasi ERP. Vendor

harus memiliki jam terbang yang baik sehingga sudah mengetahui kira-kira masalah yang

akan muncul dan memiliki kemampuan untuk melakukan permasalahan sesuai dengan

pengalaman yang telah didaoat sebelumnya.

f. Tidak adanya dokumentasi untuk prosedur implementasi

Dalam implementasi ERP, dokumentasi adalah salah satu kata kunci. Setiap pihak

yang terlibat didalamnya harus melakukan dokumentasi sehingga bisa diketahui sudah

sampai dimana proses dan prosedur implemnatsi yang dilakukan. Ibarat system ISO,

maka dokumtasi haruslah sesuatu yang utama dilakukan.

g. Kekurangan atau kegagalan di Training

Training memberikan peran yang besar untuk menentukan sukses tidaknya

implementasi dan instalasi dari ERP. Karyawan yang selama ini bekerja dengan prosedur

yang telah ada dan akan berubah tentu sesuatu yang sulit, tapi perubahan bisa dilakukan

dengan meberikan training bagi para implementor dan user sehingga saat system

dijalankan maka para user sudah mengetahui kira-kira apa yang akan dilakukan.

h. Kesulitan perubahan cultur di organisasi

Orang biasanya cenderung mempertahankan comfort zone, dimana jika sudah

merasa nyaman akan sangat sulit untuk melakukan perubahan, apalagi jika sampai saat

tersebut semua operasi dan prosedur dirasa sudah cukup baik tanpa perlu memakai suatu

system baru dalam hal ini ERP. Salah satu kendala terbesar dalam implementasi ini

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 6

adalah merubah cultur ini. Jika seseorang terlambat atau salah dalam melakukan entry

data, maka dampaknya akan sangat panjang kedepannya. Cultur ini yang mesti diubah

dan dijelaskan kesemua pihak yang terlibat didalamnya.

2.3 Garis Besar Perusahaan Fox Meyer Drug

Fox Meyer Drug (FMD) adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia yang

mengalami kebangkrutan pada tahun 1996. Salah satu penyebab kebangkrutan FMD adalah

karena sebuah kesalahan implementasi pada system enterprise resource planning (ERP) yang

mereka punya. FMD memilih SAP R/3 sebagai aplikasi ERP mereka. Pada bulan September

1993, FMD menandatangani kontrak dengan konsultan SAP yaitu Andersen Consulting

(Accenture), untuk mengimplementasikan SAP pada proses bisnis mereka. Proyek ini meliputi

Supply Chain, Inventory Control, Customer Service, Strategic Planning, Information Systems,

Pengiriman, dan Handling.

Karena kompetisi yang ketat, FMD membutuhkan solusi bisnis yang mampu

mengakomodasi segala macam kebutuhan bisnisnya. Dengan solusi ini juga diharapkan

perusahaan akan mampu mengelola pesanan, persediaan, dan aktivitas penjualan di dalam satu

streamline operation serta menyediakan distribusi yang efektif dan efisien dari resep obat yang

merupakan sebuah komponen penting di dalam sebuah industry farmasi.

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 7

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang penyebab kegagalan ERP pada Fox Meyer Drug

(FMD) dan Pencengahan kegagalan ERP pada fox Meyer Drug (FMD)

3.1 Penyebab kegagalan ERP Pada Fox Meyer Drug (FMD)

Fox Meyer Drug (FMD) mengalami kebangkrutan karena sebuah kesalahan implementasi

pada system enterprise resource planning (ERP) yang diimplementasikan ada prusahaan mereka.

FMD memilih SAP R/3 yang sedang popular pada saat itu sebagai aplikasi ERP mereka. Pada

bulan Septemer 1993, FMD menandatangani kontrak dengan konsultan SAP yaitu Andersen

Consulting (Accenture), untuk mengimplemetasikan SAP pada proses bisnis mereka. Proyek ini

meliputi Supply Chain, Inventory Control, Customer Service, Strategic Planning, Information

System, Pengiriman, dan Handling.

FMD membutuhkan solusi bisnis yang mampu mengakomodasi segala macam kebutuhan

bisnisnya. Dengan solusi ini juga diharapkan perusahaan akan mampu mengelola pesanan,

persediaan, dan aktivitas penjualan di dalam satu streamline operation serta menyediakan

distribusi yang efektif dan efisien dari resep obat yang merupakan sebuah komponen penting di

dalam sebuah industry farmasi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan implementasi ERP pada Fox Meyer

Drug (FMD), faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut :

1. Keselarasan antara Sistem Informasi, People, dan Business Process

Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan implementasi pada fox mayer

drug adalah tidak adanya keterlibatan dari end user. Perencanaan tentang

pengimplementasian hanya dilakukan oleh manajemen tingkat atas (upper management)

dari FMD, Andersen Consulting, serta orang-orang teknis yang berkepentingan lainnya.

Orang-orang yang menjadi end user tidak dilibatkan sehingga terjadi gap yang sangat

besar antara pengguna dengan perencana system. Kurangnya kerjasama antara end user

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 8

juga menjadi salah satu penyebab lainnya. Tidak ada pelatihan khusus untuk para

pengguna SAP di FMD.

2. Metode Pengembangan Sistem

Pendekatan system yang digunakan oleh FMD adalah pendekatan bertahap. Pada

musim panas tahun 1994, FMD melakukan kontrak dengan Andersen utnuk menambah

aplikasi pada 6 gudang baru. FMD dan Andersen berencana untuk mengimplemetasikan

aplikasi pada gudang tersebut untuk January dan February 1995. Salah satu keuntungan

yang didapat dari pengembangan system secara bertahap ini adalah perusahaan dapat

dengan cepat mengidentifikasikan jika ada suatu kesalahan pada system. Tetapi yang

terjadi pada FMD adalah kesalahan itu sudah tidak dapat lagi ditanggulangi karena sudah

terlanjur banyak terjadi kesalahan yang mengakibatkan perusahaan rugi sekitar US$ 100

juta.

3. Pemanfaatan Project Management

Project team yang ada tidak dapat bekerja dengan optimal karena tidak adanya

komnikasi antara pihak manajemen, tim proyek, dengan pengguna akhir. Hal pertama

yang menyebabkan project team tidak bekerja maksimal adalah kesalahan dalam memilih

software. SAP R/3 di desain untuk perusahaan manufaktur, bukan untuk perusahaan

wholesalers terutama yang membutuhkan banyak transaksi dalam proses bisnisnya. Hal

lain dari kegagalan project team ini adalah tidak adanya restrukturisasi proses bisnis yang

dikerjakan (change management). SAP tidak terintegrasi karena ketidakmampuan dari

FMD untuk merestrukturisasi proses bisnis yang mereka jalankan dengan adanya SAP.

4. Keselarasan antara Company Direction dengan IS Direction

Perusahaan menginginkan solusi yang tepat yang bisa membantu untuk membuat rantai

keputusan yang rumit dan meningkatkan penekanan cost. Berdasarkan analisis pada

aktivitas supply chain, ERP memberikan solusi terbaik pada FMD untuk menyediakan

informasi yang up-to-date, otomatis, dan mampu unutk mengitegrasikan system

persediaan barang (inventory). Idealnya dalah perusahaan mampu untuk mengelola

pesanan, persediaan, dan aktivitas penjualan ke dalam satu system serta menyediakan

distribusi yang efektif dan efisien. Kenyataan yang terjadi adalah aplikasi SAP R/3

tidak mampu untuk mengakomodir semua yang menjadi tuntutan dari proses bisnis

FMD karena aplikasi SAP R/3 hanya cocok untuk perusahaan murni manufaktur, bukan

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 9

perusahaan yang juga bertindak sebagai wholesalers dimana banyak terjadi transaksi

disana.

5. Tantangan yang Dihadapi Oleh Pengelola Sistem Informasi

Ekspektasi yang tinggi dihadapi oleh para manajer bisnis di FMD sehingga

penggunaan SAP R/3 (yang pada masa itu merupakan suatu software yang paling

populer) menjadi sedikit dipaksakan. Seiring dengan kebutuhan bisnis yang semakin

meningkat, ada semacam keterpaksaan bagi pihak pengembang Sistem Informasi

untuk mengimplementasikan SAP R/3 di FMD yang tidak terencana dengan baik.

Seharusnya sebelum pengimplementasian dilakukan semacam blueprint bagi rencana

yang nantinya akan dilaksanakan.

3.2 Pencegahan Kegagalan ERP pada fox Meyer Drug (FMD)

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh Fox Mayer Drug sebelum

mengimplementasikan ERP. ERP tidak bisa diimplementasikan begitu saja tanpa melakukan

komunikasi-komunikasi dengan end user yang terlibat langsung dengan system. Keputusan yang

dilakukan oleh Fox Meyer Drug untuk mengimplementasikan SAP R/3 perlu dikaji ulang agar

segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kebutuhan bisnisnya.

Perusahaan perlu untuk melibatkan end user secara lebih mendalam karena perusahaan tidak

boleh melupakan B2E atau business to employment. People perlu dikelola untuk dapat mengerti

IS. Perencanaan yang baik akan menghindari perusahaan dari sebuah kegagalan implementasi

sistem informasi.

Berikut langkah-langkah yang perlu diambil oleh Fox Mayer Drug:

1) Perencanaan

Pemilihan Software

Komite pengendali proyek harus memproses tehnikal dan operasional dengan

keahlian tingkat tinggi pada proses pemilihan software. Mereka harus membandingkan

software yang berbeda, mengevaluasi pro dan kontra dan memilih mana yang lebih

cocok untuk perusahaan. Dalam hal dianjurkan mencari orang yang dapat memberi

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 10

saran atau bahkan konsultan. Menguji software di situs-situs yang telah tersedia

mungkin dapat membantu.

Merencanakan Worst case

Mengembangkan perencanaan bagaimana cara bertahan dari kondisi yang tidak

memungkinkan, menetapkan secara jelas prosedur roll back atau mengembangkan

perencanaan kegagalan dengan mem-breakdown berbagai sistem modul dan

keseluruhan sistem baru.

Keterlibatan Stakeholder

Sebuah proyek ERP harus terdapat keterlibatan dari semua stakeholder,

termasuk end-user dan customer suatu perusahaan. Semua stakeholder harus mengerti

tujuan dan ekspektasi dari proyek dan membutuhkan pendapat dari mereka. Khususnya

pada langkah awal ketika masalah kritis muncul.

2) Implementasi

Mencantumkan urusan proses Reengineering yang di perlukan

ERP tidak bisa diharapkan untuk meningkatkan keuntungan tanpa prestasi

sebelumnya dari peningkatan pasokan rantai perencanaan sistem, optimasi sistem

perusahaan, manajemen hubungan customer, manajemen transportasi dan logistik dan

manajemen gudang. Instalasi sistem ERP bukanlah proses akhir proses bisnis dan

sistem harus selalu mengikuti perubahan untuk meningkatkan kompetitif keuntungan.

Pengujian yang teliti

Mengembangkan rencana pengujian komprehensif yang terorganisir, mendorong

partisipasi pengguna dalam pengujian, dan memastikan skenario pengujian memadai

yang dilakukan untuk sistem yang baru.

Lingkup proyek yang realistis

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 11

Lingkup proyek harus diidentifikasi secara jelas dengan target waktu yang

realistis. Milestone harus ditetapkan. Jika perlu, pelaksanaan dapat diujicobakan di

bagian tertentu atau diluncurkan secara bertahap.

Pengawasan pada kondisi proyek

Manajemen utama dan pelaksanaan tim harus memiliki komunikasi yang erat

dengan vendor software, perusahaan konsultan dan orang-orang IT, memastikan bahwa

kemajuan proyek berjalan pada jalur yang benar dan tujuan proyek terus dipatuhi.

Ketika masalah muncul, jangan mengorbankan kebutuhan bisnis dengan waktu, terima

perbedaan dengan syarat bahwa sistem baru masih dapat memenuhi tujuan utama.

Mencari Support End-user

Semua karyawan harus terlatih dengan perangkat lunak baru. Terima keluhan

dari end-user dan meminimalkan perasaan negatif ke sistem baru. Identifikasi agen

perubahan dan ciptakan semangat tinggi untuk memenuhi tantangan baru.

Review pasca pelaksanaan

Mengembangkan jaminan dan kontrol kualitas program untuk memastikan

pemeriksaan sistem di tempat. Mengembangkan matrix bisnis untuk mengukur maksud

manfaat proyek dengan apa yang sebenarnya telah dicapai, menetapkan pemilik untuk

melacak setiap matrix. Saldo keuntungan dari semua pemangku kepentingan setelah

baru implementasi sistem.

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 12

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari makalah yang telah kami buat maka dapat disimpulkan bahwa :

Proses implementasi ERP pada suatu perusahaan harus melalui perencanaan yang baik

dari berbagai pihak

Faktor-faktor yang yang menyebabkan kegagalan ERP pada perusahaan FMD adalah

tidak adanya keterlibatan dari end-user, metode pengembangan sistem yang tidak

maksimal, project team yang ada tidak dapat bekerja dengan optimal, aplikasi SAP R/3

tidak mampu untuk mengakomodir semua yang menjadi tuntutan dari proses bisnis

FMD, dan yang terakhir adalah keterpaksaan bagi pihak pengembang Sistem

Informasi untuk mengimplementasikan SAP R/3 di FMD yang tidak terencana

dengan baik.

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 13

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://danasmoro.blogspot.com/2008/09/kegagalan-implementasi-erp-pada-fox.html diakses

pada tanggal 2 April 2014 jam 16:28 WIB

[2] http://www.mentaya.co.id/mty16/index.php/77-ulasan/68-apa-itu-erp diakses pada tanggal 2

April 2014 jam 16:52 WIB

[3] Toruan, Dewi Margareth L. 2013. Kesuksesan dan Kegagalan Implementasi Enterprise

Resource Planning (ERP) dan Contoh Studi Kasuss PT. Semen Gresik & Fox Meyer.

Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, IPB.

KEGAGALAN IMPLEMENTASI ERP PADA PERUSAHAAN FMD 14