sistem ERP

download sistem ERP

of 34

description

langsung download aja!

Transcript of sistem ERP

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangHingga beberapa tahun terakhir ini, kebanyakan perusahaan besardan menengah mendesain serta memprogram sistem informasi yang disesuaikan secara internal. Hal ini mneghasilkan banyak sistem yang didesain untuk berbagai kebutuhan yang berbeda bagi pengguna tertentu. Walaupun berbagai sistem dapat menangani pekerjaan yang ditujukan baginyasecara efisien, berbagai sistem ini tidak menyediakan bantuan untuk keputusan strategis pada tingkat perusahaan karena tidak adanya integrasi yang dibutuhkan untuk dapat mentransfer informasi di lintas batas perusahaan. Kini, tren sistem informasi adalah mengimplementasikan sistem berorientasi perusahaan yang terintegrasi. Sistem ini bukanlah paket peranti lunak yang didesain secara khusus untuk perusahaan tertentu. Sebaliknya, ini adalah sistem umum yang menggabungkan berbagai praktik bisnis terbaik yang digunakan. Perusahaan menggabung dan memadukan berbagai komponen peranti lunak yang sudah dibentuk sebelumnya untuk membentuk sistem perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning ERP) yang paling dapat memenuhi kebutuhan bisnisnya. Artinya perusahaan mungkin perlu mengubah cara perusahaan menjalankan bisnisnya untuk dapat memanfaatkan ERP secara penuh.Konsep sistem Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan salah satu konsep yang cukup terkenal yang mengintegrasikan proses setiap lini dalam manajemen perusahaan secara transparansi dan memiliki akuntabilitas yang cukup tinggi. Untuk memasuki pasar internasional, penggunaan sistem ERP merupakan salah satu yang menjadi prasyarat dasar bagi setiap perusahaan. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana basis perekonomiannya bertumpu di bidang bisnis, maka efisiensi menjadi salah satu faktor yang cukup penting dalam setiap perusahaan. Dengan bantuan ERP, perusahaan di Indonesia dapat terintegrasi pada setiap proses dalam perusahaan tersebut ke dalam suatu sistem yang terkomputerisasi. Manfaat lain dari ERP ini adalah integrasi bisnis secara keseluruhan, fleksibilitas dalam organisasi untuk bertansformasi dan meningkatkan turn over, menciptakan analisa dan peningkatan kapabilitas yang lebih baik, serta penggunaan teknologi terbaru.

1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :1. Apa definisi dari Enterprise Resource Planning (ERP)?2. Apa saja fungsi umum dan elemen utama dalam sistem ERP?3. Apa saja aspek konfigurasi pada ERP?4. Apa tujuan dari penggudangan data dalam sistem ERP?5. Apa saja resiko yang dapat ditimbulkan dari pengimplementasian ERP?6. Apa saja penentu keberhasilan dan kegagalan sistem ERP?7. Apa saja macam macam produk sistem ERP?

1.3 Tujuan1. Memahami pengertian dari sistem ERP.2. Memahami fungsi umum dan berbagai elemen utama dalam sistem ERP.3. Memahami berbagai aspek konfigurasi ERP termasuk server, basis data, dan penggunaan peranti lunak khusus.4. Memahami tujuan dari penggudangan data sebagai alat strategis dan mengetahui berbagai masalah yang berkaitan dengan desain, pemeliharaan, dan operasional gudang data.5. Mengetahui resiko yang berkaitan dengan implementasi ERP.6. Mengetahui berbagai penentu keberhasilan dan kegagalan sistem ERP.7. Mampu mengidentifikasi berbagai produk utama ERP dan mengenal berbagai fitur pembedanya.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi Enterprise Resource Planning (ERP)Perencanaan sumber daya perusahaan, atau Enterprise Resource Planning (ERP), adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh luas mulai dari manajemen paling atas hingga operasional di sebuah perusahaan agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas perusahaan tersebut.Sistem ERP adalah paket peranti lunak bermodul yang berevolusi dari sistem perencanaan sumber daya perusahaan tradisional (manufacturing resource planning MRP II). Tujuan dari ERP adalah mengintegrasikan berbagai proses utama perusahaan seperti entri pesanan, produksi, pengadaan dan utang usaha, penggajian, dan sumber daya manusia.Sebagai ilustrasi, lihatlah model tradisional untuk perusahaan manufaktur yang digambarkan dalam figur 2.1. Perusahaan ini menggunakan arsitektur basis data tertutup (closed database architecture), yang secara konseptual hampir sama dengan model file datar dasar. Dalam pendekatan ini, sistem manajemen basis data digunakan untuk memberikan keunggulan teknologi yang minimal jika dibandingkan dengan sistem file datar. DBMS sedikit lebih unggul daripada sistem file terpisah yang canggih. Sedangkan dalam pendekatan file datar, data tetap milik aplikasi. Jadi, terdapat basis data yang berbeda, terpisah, dan independen. Seperti juga dalam arsitektur file datar, terdapat banyak banyak sekali redundansi data dalam lingkungan basis data tertutup.

Figur 2.1Sistem Informasi Tradisional

Ketika pelanggan memesan suatu produk, pesanan tersebut harus diketik beberapa kali untuk dimasukkan ke dalam sistem di berbagai departemen yang berbeda beda. Pekerjaan yang redundan ini menyebabkan penundaan, hilangnya pesanan, dan dapat menyebabkan kesalahan entri data.Selama masa transit melalui berbagai sistem, status pesanan dapat saja tidak diketahui. Contohnya, ketika merespons pertanyaan dari pelanggan, bagian pemasaran mungkin tidak mampu melihat ke basis data produksi untuk menetapkan apakah suatu pesanan telah diprosuksi atau dikirim. Akibatnya, pelanggan yang merasa frustasi tersebut akan diberitahukan bahwa Anda harus menelpon bagian produksi. Begitu pula pengadaan bahan baku dari para pemasok yang tidak terhubung dengan pesanan pelanggan sampai memasuki tahapan produksi. Hal ini akan menghasilkan penundaan, karena bagian produksi akan menunggu tibanya bahan baku yang dibutuhkan, atau dapat berakibat adanya investasi berlebihan dalam persediaan untuk menghindari kehabisan persediaan.

2.1.1 Aplikasi Inti ERP

Figur 2.2Sistem ERP

ERP secara fungsional dibagi dalam dua kelompok aplikasi umum : aplikasi inti dan aplikasi analisis basis. Aplikasi inti (core aplication) adalah aplikasi yang secara operasional mendukung aktivitas rutin perusahaan. Aplikasi inti umumnya meliputi penjualan dan distribusi perencanaan bisnis, perencanaan produksi, pengendalian pabrik, dan logistik. Aplikasi inti disebut juga aplikasi pemrosesan transaksi online (Online transaction processing - OLTP). Aplikasi ini termasuk: Fungsi Penjualan dan distribusi menangani order yang masuk dan menjadwal pengiriman, termasuk memeriksa ketersediaan produk untuk memastikan pengiriman yang tepat waktu dan memverifikasi batas kredit pelanggan. Tidak seperti traditional model, order pelanggan masuk dalam ERP hanya sekali. Semenjak semua pengguna dapat mengakses database umum, status order dapat ditentukan pada setiap point. Kenyataannya, pelanggan dapat mengakses internet dan memeriksa status order secara langsung. Integrasi tersebut mengurangi aktivitas manual, menghemat waktu, dan mengurangi kesalahan. Perencanaan bisnis terdiri dari perkiraan permintaan, perencanaan produksi produk, dan detail arah informasi yang menjelaskan rangkaian dan tahapan dari proses yang sedang berlangsung. Perencanaan kapasitas dan perencanaan produksi bisa sangat kompleks. Oleh karena itu, beberapa ERP menyediakan alat simulasi untuk membantu manajer memutuskan bagaimana untuk menghindari kekurangan pada material, tenaga kerja, atau fasilitas fasilitas pabrik. Sekali master production schedule selesai, data masuk ke modul MRP (Materials requirment planning), yang menyediakan tiga bagian kunci pada informasi: laporan pengecualian, daftar material yang dibutuhkan, daftar permintaan persediaan. Pengendalian dasar perusahaan menyangkut jadwal produksi yang detail, pengiriman, dan kegiatan penetapan biaya pekerja dihubungkan dengan proses produksi aktual. Aplikasi logistik bertanggung jawab untuk meyakinkan pengiriman yang tepat waktu kepada pelanggan. sebagian besar ERP juga termasuk kegitan pengadaan dalam fungsi logistik.

2.1.2 Pemrosesan Analitis Online (Online Analytical Processing OLAP)ERP lebih dari sekedar sistem pemrosesan transaksi canggih. ERP adalah alat pendukung keputusan yang memberikan pihak manajemen informasi secara real-time, hingga memungkinkan adanya keputusan secara tepat waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja serta mencapai keunggulan bersaing. Pemrosesan analitis online (Online Analytical processing - OLAP) meliputi pendukung keputusan, pemodelan, penarikan informasi, analisi/laporan khusus, dan analisis bagaimana jika (what - if).Bagaimanapun aplikasi analisis bisnis diperoleh atau diturunkan, fungsi lain yang sangat penting untuk keberhasilannya adalah gudang data. Gudang data (data warehouse) adalah basis data yang dibuat untuk dapat melayani pencarian secara cepat, penarikan, permintaan khusus, dan kemudahan dalam penggunaan. Data biasanya diekstraksi secara berkala dari basis data operasional atau dari layanan informasi publik.2.2 Konfigurasi Sistem ERP2.2.1 Konfigurasi ServerKebanyakan ERP didasarkan pada model klien server (client server model). Model klien-server adalah bentuk topologi jaringan, dimana komputer atau terminal pengguna (klien) mengakses berbagai program ERP dan data melalui komputer host yang disebut server. Dua arsitektur dasarnya adalah model dua tingkat dan model tiga tingkat.a. Model Dua TingkatDalam model dua tingkat (two tier model) yang umum, server menangani pekerjaan aplikasi dan basis data. Komputer klien bertanggung jawan atas penyajian data ke pengguna dan meneruskan input dari pengguna kembali ke server. Beberapa pemasok ERP menggunakan pendekatan ini untuk aplikasi local area network (LAN) dengan penggunaan server dibatasi pada populasi pengguna yang relatif sedikit.

Gambar 2.3Model Server 2 Tingkatb. Model Tingkat TigaFungsi basis data dan aplikasi dipisah dalam model tiga tingkat (three tier model). Arsitektur ini umum dalam sistem ERP yang besar dan yang menggunakan wide area network (WAN) sebagai konektivitas antara penggunanya. Untuk memenuhi permintaan klien dibutuhkan dua atau lebih koneksi jaringan. Sebagai permulaan, klien akan membuat komunikasi dengan server aplikasi. Server aplikasi kemudian memulai koneksi kedua ke server basis data.

Gambar 2.4Model Server 3 Tingkat

2.2.2 Server OLTP Vs OLAPKetika mengimplementasikan sistem ERP yang akan melibatkan gudang data, maka harus dilakukan pembedaan yang jelas antara berbagai jenis pemrosesan data : pemrosesan transaksi online dan pemrosesan analitis online. Peristiwa dalam pemrosesan transaksi online (online transaction processing - OLTP) terdiri atas sejumlah besar transaksi yang relatif sederhana seperti pembaharuan record akuntansi yang disimpan dalam beberapa tabel yang berhubungan.Pemrosesan analisis online (Online analytical processing - OLAP) dapat dikarakterisasikan sebagai transaksi online yang : Mengakses data dalam jumlah yang sangat besar (contohnya, data penjualan selama beberapa tahun). Menganalisis hubungan antarberbagai jenis elemen bisnis seperti penjualan. Produk, area geografis, dan saluran pemasaran. Melibatkan data teragregasi, seperti volume penjualan, anggaran, dan dana yang dikeluarkan. Membandingkan berbagai data teragregasi dalam beberapa periode waktu hierarkis (contohnya, bulanan, triwulan, tahunan). Menyajikan data dalam berbagai perspektif yang berbeda, seperti penjualan berdasarkan wilayah, penjualan berdasarkan saluran distribusi, atau pernjualan berdasarkan produk. Melibatkan perhitungan yang rumit antarberbagai elemen data, seperti perkiraan laba sebagai fungsi dari pendapatan penjualan untuk tiap jenis saluran penjualan dalam wilayah tertentu. Merespons dengan cepat permintaan pengguna hingga dapat melakukan proses pemikiran analitis tanpa dihalangi oleh penundaan sistem.Perbedaan antara OLAP dengan OLTP dapat diringkas sebagai berikut. Aplikasi OLTP mendukung berbagai kegiatan yang penting untuk misi tertentu melalui berbagai rangkaian permintaan sederhana ke basis data operasional. Aplikasi OLAP mendukung berbagai kegiatan yang penting untuk manajemen melalui penyelidikan analitis berbagai hubungan data yang rumit dan yang dikumpulkan di gudang data. OLAP dan OLTP memiliki persyaratan yang berbeda dan saling bertentangan. Server OLAP mendukung operasi analitis umum yang meliputi konsolidasi, penggalian, serta pengirisan dan pemotongan.Konsolidasi (consolidation) adalah agregasi atau penyatuan data. Contohnya, berbagai data kantor penjualan dapat disatukan ke tingkat kota, dan kota ke tingkat provinsi.Penggalian data (drill-down) memungkinkan perincian data untuk mengunkap perincian dasar yang menjelaskan fenomena tertentu. Contohnya, pengguna dapat menggali data dari retur penjualan total untuk suatu periode agar dapat mengidentifikasi berbagai produk yang sesungguhnya dikembalikan serta alasannya.Pengisian dan Pemotongan (slicing and dicing) memungkinkan pengguna untuk mempelajari data dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Salah satu irisan data dapat saja menunjukkan penjualan dalam tiap wilayah. Irisan lainnya menyajikan penjualan berdasarkan produk di berbagai wilayah. Pengirisan dan pemotongan sering kali dilakukan berdasarkan poros waktu untuk menunjukkan tren dan pola.

2.3 Penggudangan Data (Data Warehousing)Penggudangan data adalah salah satu isu TI yang paling cepat berkembang sebelum bisnis itu sendiri saat ini. Tidak mengherankan, fungsionalitas penggudangan data sedang digabungkan ke dalam semua sistem ERP yang terkemuka. Data warehouse merupakan basis data relational atau multidimentional yang dapat menghabiskan ratusan gigabytes atau bahkan terabytes penyimpanan disket. Ketika gudang data diatur untuk sebuah departemen atau fungsi, maka gudang data tersebut sering kali disebut sebagai data mart. Proses penggudangan data (data warehousing) melibatkan ekstraksi (extracting), konversi (converting) dan standardisasi (standardizing) data operasional organisasi dari ERP dan sistem lama dan memasukkannya kedalam arsip pusat yang disebut dengan data warehouse. Sekali data dimasukkan kedalam warehouse, data dapat diakses melalui berbagai macam query dan alat analisis yanng digunakan untuk penggalian data (proses pemilihan, eksplorasi dan pemodelan data untuk mengungkapkan hubungan dan pola umum yang ada dalam basis data tetapi tersembunyi didalamnya).Proses penggudangan data memiliki berbagai tahapan dasar berikut ini :a. Pemodelan untuk gudang datab. Mengekstrak data dari database operasional.c. Pembersihan data yang diekstrak. d. Mengubah data menjadi model gudang .e. Memuat data kedalam database data warehouse.

Gambar 2.5Sistem Gudang Data

Berikut tahapan penting dalam proses data warehousing. a. Membuat Model Data WarehouseDesain basis data yang baik menekankan pentingnya normalisasi data untuk menghilangkan anomali pembaruan (update anomaly), anomali penyisipan (insertion anomaly), dan anomali penghapusan (deletion anomaly). Hal ini diperlukan agar basis data dapat mencerminkan hubungan yang dinamis yang terjadi dalam entitas secara akurat. Walaupun basis data normalized secara penuh dapat menghasilkan model yang fleksibel yang dibutuhkan untuk membantu banyak pengguna dalam lingkungan operasi yang dinamis ini, tetapi hal ini juga menambah kompleksitas yang berakhir pada performa yang tidak efisien. Jadi, dalam merancang model basis data ini perlu dipisahkan normalized table mana yang harus di konsolidasikan ke dalam denormalized tables agar performa dari sistem dapat terjaga. b. Mengekstrak Data dari Basis Data OperasiUntuk mengekstraksi data dari basis data, umumnya basis data itu harus tidak beroperasi untuk menghindari ketidakkonsistenan data. Karena besarnya data dan kebutuhan transfer yang cepat untuk meminimalisir downtime, konversi tidak dilakukan atau dikerjakan sedikit saja. Untuk mempercepat transfer, dapat digunakan teknik yang disebut changed data capture (hanya merekam data yang dimodifikasi baru-baru ini). Salah satu fitur penting dari data warehouse adalah data yang dimasukkan ke dalam data warehouse merupakan data yang stabil akibat data dimasukkan kedalam warehouse setelah aktivitasnya selesai. c. Membersihkan Data yang diekstrak Pembersihan data melibatkan perbaikan data sebelum dimasukkan kedalam warehouse. Pembersihan ini dikarenakan data operasi dapat mengandung kesalahan klerikal, entri data, dan program. Pembersihan ini, juga termasuk menstandarisasi istilah bisnis dalam basis data. d. Mengubah data ke dalam data model warehouse Data warehouse terdiri dari data detil dan data ringkas. Untuk meningkatkan efisiensi, data dapat di ubah menjadi data ringkas sebelum dimasukkan kedalam warehouse. Sebuah data warehouse yang berisi ringkasan data dapat mengurangi waktu proses selama analisis. Tetapi, karena masalah bisnis memerlukan data detil untuk mengevaluasi tren, pola, atau anomali yang terlihat pada laporan ringkas juga satu anomali dalam data detil dapat muncul dalam bentuk berbeda di ringkasan yang bermacam maka perangkat lunak OLAP masih membolehkan pengguna membuat data detil virtual jika belum ada. e. Memasukkan data ke dalam basis data data warehouse Kesuksesan data warehouse membutuhkan pemisahan pembuatan dan pemeliharaan antara data warehouse dengan basis data operasi. Berikut beberapa alasan perlunya warehouse Efisiensi internal : Persyaratan struktur dan operasional dari pemrosesan transaksi dengan data mining sangat berbeda, sehingga menjadi hal yang sangat tidak praktis untuk menyimpan data operasional dengan arsip data dalam basis data yang sama. Integrasi dengan sistem yang lama atau sebelumnya : Pengaruh dari sistem lama yang masih sangat kental karena telah lama digunakan, sehingga sebagian besar data bisnis perusahaan dibuat oleh sistem yang lama. Padahal data yang dihasilkan biasanya tidak dapat digunakan dalam alat data mining modern. Jadi, agar data ini dapat dipakai, data warehouse yang terpisah dibutuhkan untuk memberi ruang penyatuan antara sistem lama yang kontemporer ke struktur umum yang mendukung analisis perusahaan secara menyeluruh. Konsolidasi data global : Munculnya ekonomi global membawa perubahan yang besar kepada struktur bisnis organisasi dan kebutuhan akan informasi pun meningkat. Karena kompleksitas dari bisnis saat ini, sebuah data warehouse yang terpusat dan terpisah dari basis data operasional merupakan cara yang efektif untuk mengumpulkan, menstandarkan, dan mengasimilasi data dari sumber yang beraneka ragam.2.3.1 Keputusan yang didukung Oleh Gudang DataDengan membuat gudang data menjadi sefleksibel dan semudah mungkin digunakan, maka gudang data akan dapat diakses oleh banyak pengguna akhir. Beberapa keputusan yang didukung oleh gudang data secara fundamental tidak berbeda dari keputusan yang didukung oleh basis data tradisional. Penggunaan informasi lainnya, seperti analisis multidimensional dan visualisasi informasi tidak mungkin dilakukan dengan sistem tradisional. Beberapa pengguna gudang data membutuhkan laporan rutin berdasarkan query tradisional. Ketika laporan standar dapat diantisipasi di muka, maka laporan tersebut dapat secara otomatis disediakan sebagai produk rutin. Pembuatan otomatis informasi standar dapat mengurangi aktivitas akses ke gudang data dan akan meningkatkan efisiensi gudang data untuk menangani berbagai kebutuhan lain yang lebih esoteris (khusus).Kemampuan penggalian adalah teknik analisis data yang berguna dan berkaitan dengan penggalian data. Analisis penggalian dimulai dengan tampilan ringkasan dari data yang dijelaskan di atas. Ketika terdapat anomali atau tren yang menarik, pengguna akan menggali ke tampilan tingkat yang lebih rendah dan akhirnya ke dalam data perincian dasarnya. Tentu saja, analisis semacam ini tidak dapat diantisipasi seperti laporan standar. Kemampuan menggali adalah tur OLAP alat penggalian data yang tersedia bagi pengguna. Alat untuk penggalian data berubah dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan pembuat keputusan dalam memahami perilaku unit bisnis sehubungan dengan berbagai entitas penting termasuk pelanggan, pemasok, karyawan, dan produk. Laporan standar dan query yang dihasilkan dari tampilan ringkasan dapat menjawab banyak pertanyaan apa, tetapi kemampuan menggali dapat menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana. Tabel 2.1 meringkas beberapa aplikasi penggalian data untuk mendukung keputusan.

Tabel 2.1Aplikasi Penggalian DataBidang BisnisAplikasi

Perbankan/InvestasiMendeteksi pola penipuan penggunaan kartu kredit.Mengidentifikasi pelanggan yang setia dan memprediksi yang tampaknya akan mengubah afiliasi kartu kreditnya.Mempelajari data pasar historis untuk menetapkan prinsip perdagangan saham para investor.Memprediksi penggunaan kartu kredit kelompok pelanggan penting.

Perawatan Kesehatan dan Asuransi KesehatanMemprediksi kunjungan kantor berdasarkan analisis historis perilaku pasien.Mengidentifikasi terapi pengobatan yang berhasil dan ekonomis untuk berbagai penyakit.Mengidentifikasi prosedur medis mana yang cenderung akan diklaim bersamaan.Memprediksi pelanggan mana yang akan membeli polis baruMengidentifikasi indikator tindakan penipuan.

PemasaranMengidentifikasi pola pembelian berdasarkan data pelanggan historis.Mengidentifikasi hubungan antara data demografis pelanggan.Memprediksi repons atas berbagai bentuk kampanye pemasaran dan promosi.

2.3.2 Mendukung Keputusan Rantai Pasokan dari Gudang DataAlasan utama membuat gudang data adalah untuk mengoptimalkan kinerja bisnis. Banyak perusahaan merasa bahwa lebih banyak keuntungan strategis yang bisa didapat dengan membagi dara secara eksternal. Dengan memberikan informasi kepada para pelanggan dan pemasok ketika mereka membutuhkannya, perusahaan dapat meningkatkan hubungannya dan memberikan layanan yang lebih baik. Potensi keuntungan bagi perusahaan ini dilihat dari segi rantai pasokan yang lebih responsifdan esien. Dengan menggunakan teknologi Internet dan aplikasi OLAP, perusahaan dapat membagi gudang datanya bersama para mitra dagangnya dan akhirnya, akan menganggap mitra dagangnya sebagai divisi dalam perusahaan.

2.4 Resiko yang Berkaitan dengan Implementasi ERPManfaat dari ERP sangat banyak, tetapi berbagai manfaat tersebut tidak akan timbul tanpa risiko dalam tingkat tertentu bagi perusahaan. Sistem ERP bukanlah peluru perak yang hanya dengan keberadaannya, akan mengatasi semua masalah perusahaan. Jika demikian halnya, maka tidak akan ada kegagalan dapam ERP. Akan tetapi kenyataannya ada banyak. Berikut resiko yang perlu dipertimbangkan dalam implementasi ERP :1. Implementasi dengan pendekatan Big-Bang dan pengenalan (Phased-In) Kebanyakan implementasi ERP mengalami kegagalan karena masalah budaya dalam perusahaan yang menentang tujuan dari rekayasa ulang proses. Berbagai strategi untuk mengimplementasikan sistem ERP untuk mencapai tujuan ini mengikuti dua pendekatan umum : pendekatan big bang dan pengenalan (phased-in).Pendekatan big-bang. Pendekatan ini mencoba untuk mengalihkan operasi dari sistem lama ke sistem baru sekaligus, tanpa adanya tahapan pengimplementasian. Hal ini tentunya akan mendapat penentang karena setiap orang dalam organisasi lebih familiar dengan sistem lama. Selain itu, individu seringkali menemukan dirinya mengisi data lebih banyak dibanding dengan saat menggunakan sistem lama. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada operasi harian. Tetapi ketika periode penyesuaian dapat terlewati dan munculnya budaya perusahaan baru, ERP menjadi alat operasi dan strategik yang memberikan keuntungan kompetitif kepada perusahaan. Pendekatan Phased-In. Karena banyaknya tentangan atas pendekatan diatas, maka pendekatan ini menjadi alternative favorit dalam pengimplementasian ERP. Pendekatan ini mengimplementasikan ERP pada unit bisnis satu demi satu. Proses dan data umum dapat disatukan tanpa harus mengganggu operasi perusahaan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk membuat ERP dapat berjalan dengan baik bersamaan dengan sistem lama, setelah fungsi-fungsi organisasi terkonversikan kedalam sistem yang baru, sistem lama diistirahatkan.

2. Penolakan Perubahan Budaya PerusahaanAgar dapat berhasil, semua area fungsional perusahaan harus dilibatkan dalam menentukan budaya perusahaan dan dalam menetapkan berbagai kebutuhan sistem yang baru. Kesediaan perusahaan dan kemampuannya untuk melakukan perubahan dalam implementasi ERP tidak akan berhasil.Budaya teknologi juga harus dinilai. Perusahaan yang kekurangan dukungan dari staf teknologi untuk sistem yang baru tersebut, atau memiliki basis pengguna yang tidak mengenal dengan baik teknologi komputer, akan mengalami kurva pembelajaran yang sangat curam dan berpotensi menimbulkan hambatan penerimaan yang lebih besar atas sistem tersebut dari para karyawannya.3. Memilih ERP yang salahAlasan umumnya dari kegagalan pengimplementasian ERP adalah ERP tidak mendukung satu atau lebih proses bisnis yang penting. Jika salah memilih, dibutuhkan perubahan model ERP yang luas, memakan waktu, dan juga tentunya menghabiskan dana yang tidak sedikit. Gangguan serius dapat terjadi dikarenakan kealpaan ini. Lebih lanjut, pengembangan dari sistem ERP ini akan menjadi lebih sulit lagi.4. Memilih Konsultan yang salahMengimplementasikan sistem ERP adalah peristiwa yang hanya akan sekali dilakukan perusahaan. Keberhasilan dari berbagai proyek ERP tergantung pada keahlian dan pengalaman yang biasanya tidak dimiliki secara internal. Inilah sebabnya, semua implementasi ERP melibatkan kantor konsultan luar, yang akan mengoordinasikan proyek tersebut, membantu perusahaan mengidentifikasi berbagai kebutuhannya, mengembangkan spesifikasi kebutuhan atas ERP, memilih berbagai paket ERP, dan mengelola pembersihan.Kantor konsultan yang telah mempraktikkan ERP, kadang-kadang juga sangat kekurangan sumber daya manusia. Hal ini terjadi terutama pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an, ketika ribuan klien berlomba-lomba untuk mengimplementasikan ERP sebelum milenium baru untuk menghindari masalah Y2K. Sejalan dengan permintaan untuk implementasi ERP yang jauh lebih banyak dari persediaan konsultan yang berkualifikasi, makin banyak pula cerita berbagai proyek yang akhirnya gagal.Keluhan yang sering ditemui adalah banyak kantor konsultan menjanjikan profesional yang berpengalaman, tetapi kenyataannya mengirim trainee. Kantor kantor tersebut dituduh menggunakan pendekatan umpan dan alihkan (bait-and-switch) untuk mendapatkan kontrak. Dalam wawancara pelaksanaan yang pertama, kantor konsultan tersebut memperkenalkan para konsultan terkenalnya, yang canggih, berbakat, dan persuasif. Klien kemudian menyetujui perjanjian, dengan bayangan yang salah bahwa orang-orang ini, atau yang lainnya dengan kualikasi yang sama, yang akan benar-benar mengimplementasikan sistem tersebut.Masalah yang ini dapat disamakan dengan praktik umum di industri penerbangan yang tiket penerbangannya dijual lebih banyak daripada yang seharusnya. Beberapa mengatakan bahwa kantor konsultan, yang tidak ingin menolak bisnis, bersalah karena menawarkan staf konsultannya ke banyak perusahaan daripada seharusnya. Akan tetapi, konsekuensinya jauh lebih parah daripada sekadar merasa tidak nyaman karena harus tertinggal penerbangan, dan satu kamar hotel dan makan gratis tidak akan dapat mengompensasikan kerusakan yang telah dilakukan. Oleh karenanya, sebelum melibatkan konsultan luar, pihak manajemen harus : Melakukan wawancara dengan para staf yang akan dilibatkan dalam proyek tersebut dan membuat draf kontrak secara terperinci, yang menspesikasikan anggota tim konsultan mana saja yang akan ditugaskan serta untuk pekerjaan apa. Menuliskan bagaimana perubahan staf akan ditangani. Melakukan pemeriksaan referensi atas para anggota staf yang diajukan. Menyelaraskan kepentingan konsultan dengan kepentingan perusahaan melalui negosiasi untuk skema pembayaran berdasarkan kinerja, yang didasarkan pada pencapaian berbagai tahapan penting dalam proyek tersebut. Contohnya, jumlah yang sesungguhnya dibayar ke konsultan mungkin antara 85 hingga 115 persen dari nilai kontrak, berdasarkan keberhasilan implementasi proyek di bawah atau melebihi jadwal. Menetapkan tanggal penghentian yang pasti bagi konsultan terkait untuk menghindari perjanjian dengan konsultan menjadi berkepanjangan, hingga mengakibatkan ketergantungan dan aliran biaya yang tidak berakhir.5. Biaya Tinggi dan Kelebihan BiayaBiaya kepemilikan total (total cost ownership-TCO) sistem ERP sangat berbeda-beda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Untuk implementasi sistem berukuran menengah hingga besar, biaya berkisar dari ratusan ribu hingga ratusan juta dolar. TCO meliputi peranti keras, peranti lunak, jasa konsultasi, biaya personel internal, instalasi, dan pembaruan serta pemeliharaan sistem untuk dua tahun pertama setelah implementasi. Risiko akan dianggap sebagai biaya yang tidak diperhitungkan dan belum diperkirakan. Beberapa dari masalah yang umumnya dialami terjadi dalam berbagai area berikut ini.Pelatihan. Biaya pelatihan selalu lebih tinggi daripada yang diperkirakan karena pihak manajemen terutama hanya fokus pada biaya mengajari para karyawan mengenai peranti lunak yang baru tersebut. Pelatihan ini hanyalah salah satu bagian dari semua pelatihan yang dibutuhkan. Para karyawan juga perlu mempelajari prosedur baru, yang sering kali dilupakan selama proses penganggaran.Pengujian dan Integrasi Sistem. ERP adalah model holistis (menyeluruh) dengan sebuah sistem mengendalikan seluruh perusahaan, secara teoretis. Akan tetapi, kenyataannya banyak perusahaan menggunakan ERP sebagai sistem tulang punggung (backbone) yang dilekatkan ke sistem warisannya dan dengan sistem khusus lainnya, yang mendukung berbagai kebutuhan unik perusahaan. Mengintegrasikan berbagai sistem yang berbeda ini dengan ERP dapat melibatkan penulisan program konversi khusus atau bahkan modifikasi kode internal ERP. Integrasi dan pengujian dilakukan berdasarkan kasus per kasus, jadi biaya akan sangat sulit diperkirakan di muka.Konversi Basis Data. Sistem ERP yang baru berarti basis data yang baru. Konversi basis data adalah proses mentransfer data dari le datar sistem warisan ke dalam basis data relasional ERP. jika data sistem warisan andal, proses konversi mungkin dapat dicapai melalui prosedur yang otomatis. Akan tetapi, bahkan dalam kondisi yang ideal, akan dibutuhkan banyak sekali pengujian dan rekonsiliasi manual untuk memastikan bahwa transfer tersebut lengkap dan akurat. Sering kali, data dalam sistem warisan tidak andal (kadang disebut kotor). Field kosong dan nilai data yang rusak menyebabkan berbagai masalah dalam konversi hingga membutuhkan intervensi manusia dan pengetikan ulang data. Selain itu, dan yang lebih penting, struktur data yang lama biasanya tidak sesuai dengan proses yang direkayasa ulang untuk sistem baru tersebut. Tergantung dari sejauh mana proses rekayasa ulang yang dilibatkan, seluruh basis data dapat saja perlu dikonversi melalui prosedur entri data manual.Proses implementasi ERP ini memerlukan biaya yang besar sedangkan manfaatnya tidak dapat dirasakan dalam jangka waktu yang pendek. Untuk itu, manajemen haruspandaimenaksir kuntungan yang didapat dari pengimplementasian ini agar tidak mengalami kerugian akibat proses ini.

6. Mengembangkan Ukuran KinerjaKarena ERP sangat mahal untuk diimplementasikan, banyak manajer sering kali khawatir dengan penghematan biaya yang secara nyata dapat dicapai dalam jangka pendek. Bahkan, banyak sekali kritik mengenai keberhasilan relatif ERP yang dikaitkan dengan apakah manfaatnya melebihi biayanya. Untuk menilai berbagai manfaat ERP, pihak manajemen pertama-tama harus mengetahui apa yang diinginkan dan yang dibutuhkan dari ERP tersebut. Pihak manajemen dapat membuat ukuran kinerja utama seperti pengurangan tingkat persediaan, perputaran persediaan, kehabisan barang persediaan, dan rata-rata pemenuhan pesanan yang mencerminkan harapan pihak manajemen. Untuk memonitor kinerja di berbagai area penting tersebut, beberapa perusahaan membentuk kelompok penilaian nilai independen yang bertanggung jawab langsung ke pihak manajemen puncak. Walaupun titik impas keuangan ERP akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, perspektif operasional dalam hal keberhasilannya dapat dikembangkan melalui pengembangan indikator kinerja yang terfokus dan dapat diukur.7. Gangguan Terhadap OperasiSistem ERP dapat menimbulkan kehancuran bagi perusahaan yang menginstalasinya. Dalam survei Deloitte Consulting atas 64 perusahaan Fortune 500,25 persen perusahaan yang disurvei mengakui bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja dalam periode tepat setelah implementasi. Rekayasa ulang proses bisnis yang sering kali menyertai implementasi ERP adalah penyebab utama yang paling umum menimbulkan masalah kinerja. Dengan kata lain, ketika bisnis dimulai di bawah sistem ERP, segala sesuatunya tampak dan bekerja dalam cara yang berbeda dari yang dulu dilakukan melalui sistem yang lama. Dibutuhkan periode penyesuaian bagi semua orang untuk mencapai titik nyaman dalam kurva pembelajaran. Penyesuaian dapat memakan waktu lebih lama di beberapa perusahaan daripada di perusahaan lainnya, karena tergantung pada budaya perusahaan dan sikap atas perubahan dalam perusahaan. Daftar perusahaan besar yang telah mengalami gangguan serius, meliputi Dow Chemical, Boeing, Dell Computer, Apple Computer, Whirpool Corporation, dan Waste Management. Kasus yang paling terkenal di media massa adalah Hershey Foods Corporation, yang mengalami kesulitan untuk memproses berbagai pesanan melalui sistem ERP barunya hingga tidak dapat mengirimkan produk produknya.Sebagai akibat dari berbagai gangguan ini, penjualan pada triwulan ketiga Hershey jatuh sebesar 12,4 persen jika dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya, dan laba turun sebesar 18,6 persen. Masalah Hershey berkaitan dengan dua kesalahan strategis yang berhubungan dengan implementasi sistem. Pertama, karena melewati jadwal, perusahaan tersebut memutuskan untuk berganti ke sistem yang baru dalam musim ramai perusahaan. Kesulitan yang tidak dapat dihindari akibat implementasi sistem yang rumit seperti SAP R/3 akan lebih mudah untuk ditangani dalam periode bisnis yang tidak terlalu sibuk. Kedua, banyak ahli merasa bahwa I-Iershey mencoba untuk melakukan terlalu banyak hal dalam satu kali implementasi. Selain sistem R/3 tersebut, perusahaan tersebut mengimplementasikan sistem manajemen hubungan pelanggan dan peranti lunak logistik dari dua pemasok yang berbeda, dan yang harus terhubung dengan R/3. ERP dan berbagai komponen khusus ini semuanya diimplementasikan dengan pendekatan big bang.2.5 Faktor-faktor Pendukung Kesuksesan dan Kegagalan dalam ERP Faktor Pendukung KeberhasilanBeberapa hal yang menjadi faktor kesuksesan dalam ERP didalam perusahaan: 1. Management/OrganisasiManagement organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, adapun unsur unsur dalam organisasi adalah: a. Commitment Commitment adalah sikap karyawan untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat dalam upaya-upaya mencapai misi, nilai-nilai dan tujan organisasi. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa komitmen merupakan suatu benrtuk loyalitas yang lebih konkret yang dapat dilihat dari sejauh mana karyawan mencurahkan perhatian, gagasan dan tanggung jawab dalam upaya mencapai tujuan organisasi. b. Education Education adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam hal ini organisasi dituntut untuk bisa lebih baik/cekatan dalam mengelola organisasi peruahaan.Agar tida terjadi human errors yang dapat merugikan perusahaan. c. Involvement Involvement adalah derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berprestasi aktif didalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri.d. Training Training adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya.Dalam hal ini organisasi dituntut untuk biasa mengkoordinasikan seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. e. Role & responsibilities Role & responsibilities di sini adalah merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen puncak untuk mengukur dan menilai prestasi kerja manajer di bawahnya.Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang digunakan adalah informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu. 2. Proses Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sidat dari satu atau lebih objek dibawah pengaruhnya. Unsur-unsur dari proses ERP adalah: a. Alignment Adalah penjara strategi dimulai dengan kebutuhan penafsiran strategi IT dan diagnosa masalah yang mengizinkan eksekutif untuk menyediakan pengertian pada kebutuhan kritis, objektifitas, dan prioritas yang mereka hadapi. b. DocumentationAdalah suatu bahan untuk refleksi kegiatan pembelajaran yang berfungsi sebagai alat evaluasi atau refleksi dari perencanaan sampai implementasi suatu model pembelajaran, informasi model pembelajaran. Strategi pembelajaran yang diterapkan, interaksi aktif terekam dalam proses dokumentasi. c. Integration Adalah suatu prosesmenggabungkan atau menyatukan data yang berasal dari sumber yang berbeda dan mendukung pengguna untuk melihat kesatuan data. d. Process redesign Penggambaran, perencanaan, pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi sebagai konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem. 3. Teknologi Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Beberapa aspek penting yang ada didalam teknologi diantaranya adalah: a. Hardware Perangkat komputer yang terdiri atas susunan komponen-komponen elektronik berbentuk fisik (berupa benda) jebis-jenis hardware pada personal computer (PC) antara lain motherboard, hard disk, floppy, memory dan lain-lain.b. Software Kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh mesin komputer dalam menjalankan pekerjaannya.Perangjat lunak ini merupakan catatan bagi mesin computer untuk menyimpan perintah maupun dokumen serta arsip lainnya. c. System management System management adalah seseorang yang biasanya dianggap sebagai system manager. Keberadaan dari seorang system management adalah untuk meminimalisasi penggunaan yang berlebihan dari suatu sistem, sepeti redundasi perangkat atau resource, permintaan yang tumpang tindih dari penyeimbangan performance, network management, menekan pengeluaran, biaya maintenance, diagnosis dan perbaikan, serta migrasi dari suatu sistem lama ke sistem baru. 4. Data Data adalah fakta berupa angka, karakter symbol, tanda-tanda, tulisan suara, bunyi yang mempresentasikan keadaan sebenarnya yang selanjutnya digunakan sebagai masukan suatu sistem informasi. Ada beberapa jenis data diantaranya: a. Master files Master files adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.b. Transactional fileTransactional files adalah bertambah setiap terjadi transaksi baru files tersebut berfungsi untuk menyimpan secara detail setiap transaksi yang terjadi. c. Data structure Structure adalah cara menyimpan atau mempresentasikan data didalam computer agar bisa dipakai secara efisien. Sedangkan data adalah representasi dari fakta dunia nyata.Fakta atau keterangan tentang kenyataan yang disimpan, direkam, atau direpresentasikan dalam bentuk tulisan, suara, gambar, sinyal atau symbol. 5. Personil/manusia Dalam sistem ERP selain teknologi, ada factor lain yang sangat berpengaruh, yaitu factor manusia. Manusia merupakan pelaku atau objek aktif untuk mencapai kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan-kesuksesan tersebut ada beberapa unsur yang ada didalam personil/manusia yang harus dikembangkan atau dilatih yaitu:a. Education Education adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. b. Training Training adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Dengan diadakannya training untuk personal, diharapkan dapat meningkatkan kinerja personal itu tersebut, dan dapat mengurangi tingkat kecelakaan pegawai. c. Skills development Skills development adalah proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah ukuran dan arti pentingnya.Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan. d. Knowledge managementKnowledge management adalah sebuah proses yang mengkoordinasikan penggunaan informasi, pengetahuan dan pengalaman. Dengan konsep tersebut, berarti ada perbedaan untuk data, informasi dan pengetahuan. Faktor Penyebab Kegagalan1. Kompleksitas inheren dalam implementasi ERPSistem ERP adalah komplek, dan pengimplementasiannya bisa jadi sulit, membutuhkan waktu yang banyak dan merupakan suatu proyek yang mahal bagi perusahaan. Teknologi sangat terintegrasi dan memerlukan komitmen dari seluruh divisi dan sering berakibat pada berubahnya proses bisnis perusahaan.2. Isu konsultan luarKeberhasilan proyek tergantung pada keahlian dan pengalaman yang biasanya tidak dimiliki secara internal. Hampir semua implementasi ERP melibatkan konsultan luar yang mengkoordinasi proyek, mengidentifikasi kebutuhan perusahaan, memilih paket ERP dan mengelola perpindahannya. Keluhan yang sering timbul adalah perusahaan konsultan yang menjanjikan praktisi berpengalaman ternyata mengirim pekerja magang yang tidak berkompetensi. Jika tidak, meskipun konsultan yang dikirim mengetahui dan paham atas peranti lunak yang di instal, tetapi mempunyai keterbatasan pada pemahaman atas proses busines klien.3. Pelatihan yang kurang memadaiKurangnya pelatihan merupakan penyebab kegagalan implementasi ERP. Tidak hanya pendidikan pada staff teknik, tetapi juga komunitas pengguna yang mendukung secara nyata pekerjaan dengan sistem. ERP merubah cara perusahaan untuk menjalankan busines, alih-alih pelatihan setiap orang bagaimana menjalankan busines secara berbeda, tetapi mereka dilatih pada software komputer baru. Perusahaan harus mencari orang yang tepat untuk memberi pelatihan, dan memahami proses busines sekarang dan dapat menghubungkan dengan peranti lunak yang baru (ERP).4. Resiko dan hambatan prosesProcess Risk atau risiko proses adalah risiko yang akan diterima berupa kerugian keuangan signifikan atau kerugian akan reputasinya sebagai hasil perubahan yang signifikan dalam perusahaan melakukan sesuatu. Terdapat beberapa tipe dari risiko proses:a. Performance dips menurunnya efisiensi selama para karyawan belajar pekerjaan dan teknologi baru.b. Project fights ketika masalah terjadi, managemen puncak menurunkan proyek.c. Process fumbles implementasi baru, mungkin tidak tepat waktu sesuai yang direncanakan, dan masalah kinerja.d. Process failures setelah berjalan, proses baru yang sederhana tidak dapat bekerja.Terdapat tiga hambatan proses yang memberikan kontribusi kegagalan ERP:a. Focusing on technology peranti lunak dengan sendirinya tidak akan dapat memecahkan masalah bisnis.b. Ignoring requirements definition proses-proses yang diadopsi untuk menyesuaikan peranti lunak atau prosesproses warisan/ yang lama diangkat kedalam peranti lunak yang tidak didesain untuk menanganinya.c. Skipping the implementation plan phase melompat dari definisi yang diperlukan untuk tahap pengembangan.5. Budaya perusahaanBeberapa proyek ERP gagal karena para karyawan tidak menyadari kebutuhan dan keuntungan dari proyek. Periode penyesuaian akan dibutuhkan bagi setiap orang untuk dapat mencapai titik kenyamanan bekerja dalam kurva pembelajaran. Tergantung pada budaya perusahaan dan sikap atas perubahan dalam perusahaan, penyesuaian mungkin akan membutuhkan waktu lama dan bahkan akan menjadi resistan terhadap perubahan. Orang biasanya cenderung mempertahankan comfort zone, yang dalam hal ini, jika sudahmerasa nyaman akan sangat sulit untuk melakukan perubahan, apalagi jika sampai saat tersebut semua operasi dan prosedur dirasa sudah cukup baik tanpa perlu memakai suatu sistem baru dalam hal ini ERP.

2.6 Berbagai Produk ERP terkemukaPasar ERP terdiri atas produk dari lusinan vendor (penjual) dari semua ukuran. Beberapa software vendor ERP yaitu: 1. SAP SAP adalah penjual ERP terbesar. SAP diperkirakan telah memiliki 10 juta pengguna berlisensi di seluruh dunia dengan lebih dari dua puluh ribu pemasangan dengan menggunakan produk basis R/3-nya. Daftar pelanggan terdiri dari perusahaan-perusahaan dari semua ukuran dalam 19 industri termasuk ruang angkasa, otomobil, perbankan, kimia, produk konsumen, pendidikan tinggi, dan perusahaan fasilitas umum. Sekarang ini SAP memperluas solusi ERP tradisionalnya pada pendekatan internet dan e-business. Secara tradisional SAP telah menargetkan klien organisasi lebih besar, khususnya untuk penjual ERP. 2. J.D.Edwards Filosofi J.D. Edwards berbeda dengan SAP. Mereka menggunakan suatu pendekatan perhitungan jaringan yang dapat dikonfigurasikan, yang memberikan suatu sistem fleksibel yang cukup terbuka untuk penerimaan modul praktek terbaik dari penjual lain. Dengan kata lain jika klien menginginkan untuk menggunakan sistem SCM dari penjual lain, sistem J.D. Edwards (JDE) seharusnya mengakomodasinya. Arsitektur mereka memungkinkan aplikasi yang dapat dikonfigurasi, dan didistribusikan untuk dijalankan pada suatu program yang beragam tanpa pengguna atau analis mengetahui program mana atau database mana yang terlibat dalam setiap tugas tertentu. Basis klien JDE ditarik dari industri berikut : otomotif, energy/kimia, pemerintah/pendidikan/fasilitas umum, farmasi, produk, kemasan konsumen, perakitan industri, arsitektur/perekayasaan/konstruksi, pertambangan, real estate dan elektronik. 3. OracleOracle didirikan pada tahun 1977 oleh Leary Ellison.Database oracle adalah DBMS pertama yang menggabungkan bahasa SQL.Sekarang Oracle menawarkan berbagai alat pengembangan aplikasi dan merupakan suatu penyelenggara jaringan komputer.Saat ini oracle merupakan pemasok dunia terkemuka dalam bidang perangkat lunak untuk manajemen informasi, perusahaan perangkat lunak independen terbesar kedua di dunia. 4. People soft People Soft didirikan tahun 1987, produknya mendukung manajemen sumber daya manusia dan fungsi keuangan.Sekarang ini, people soft telah memperluas kedalam suatu sistem seluas perusahaan. Rangkaian aplikasi inti peoplesoft memfokuskan pada fungsi-fungsi yang fundamental bagi kebanyakan organisasi mengelola bahan baku, orang, keuangan dan proyek. 5. BAAN BAAN adalah sebuah perusahaan perangkat lunak yang menspesialisasikan dalam aplikasi seluas perusahaan. Didirikan pada tahun 1978 oleh Jan dan Paul Baan, ia menjadi penjual (vendor) ERP besar yang beroperasi si lebih dari 80 negra. Baan mencakup modul untuk manufacturing, keuangan, penaksir proyek, manajemen dan distribusi. Integrasi ini dengan modul Baan muncul dalam industri berikut: ruang angkasa dan pertahanan, otomotif, produk kemasan konsumen, elektronik, perekayasaan dan konstruksi, produk kehutanan, peralatan industrial, logam primer, semikonduktor, kimia khususdan grosir. Sistem ERP BAAN mendukung berbagai bahasa, struktur pajak, dan mata uang termasuk euro.Ia dibangun pada konsep arsitektur terbuka dan memungkinkan pelanggan untuk mengkonfigurasi aplikasi untuk bekerja dengan sistem internal yang ada. Program yang disukai adalah UNIX, NT, dan AS/400.

BAB IIISTUDI KASUS3.1 Contoh Kasus Astra Agro Lestari (AAL) dirintis pada tahun 1981 memulai bisnisnya dengan memasuki bisnis perkebunan singkong. Seiring menurunnya permintaan atas komoditi tersebut, AAL kemudian mengganti semua perkebunan singkongnya menjadi perkebunan karet. Saat ini AAL dikenal sebagai perusahaan penghasil Crued Palm Oil (CPO) terbesar. AAL memasuki bisnis CPO dengan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantation, dan saat ini AAL telah memiliki hampir 400.000 ha perkebunan kelapa sawit dan lebih dari 30 subsidiary yang bermain juga di perkebunan kelapa sawit.Sebagai perusahaan agribisnis besar, jangkauan wilayah AAL cukup luas dari ujung barat Sumatera (Aceh) sampai ujung Sulawaesi (Morowali). Perusahaan ini memiliki 43 site. Perkebunan sawit AAL terbagi atas beberapa wilayah, yaitu Andalas 1 (A1) meliputi tiga site dengan luas 12,6 ribu ha; Andalas 2 (A2) mencakup 10 site seluas 61 ribu ha; Andalas 3 (A3) terdiri dari tiga site seluas 33 ribu ha; Borneo 1-3 lebih dari 100 ribu ha dan Sulawesi seluas 185 ribu ha. Kedepan AAL menargetkan bisa memiliki luas kebun hingga 500.000 ha.Mengelola dan mengontrol bisnis kebun sawit yang luasnya mencapai ratusan ribu ha bukan soal mudah. Apalagi site kebunnya terpencar-pencar. Begitu pula kaitannya dengan pengelolaan dan pengawasan data/informasinya. Pemanfaatan dan implementasi teknologi informasi (TI) yang dipilih harus tepat sehingga bisa membantu perusahaan meningkatkan performa yang berujung pada peningkatan revenue dan net profit. Teknologi yang dipilih oleh perusahaan adalah teknologi yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya, artinya TI tersebut dapat menjadi enabler bagi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan.Dalam era persaingan global ini, perusahaan jasa dan manufaktur dituntut untuk bersaingan dengan maksimal dengan para kompetitor untuk mendapatkan pendapatan yang lebih agar perusahaan lebih bertahan. Apalagi perusahaan juga harus melakukan respon yang cepat terhadap pasar yang ada dikarenakan tuntutan dari pasar yang bergerak secara dinamis. Selain itu rantai pasok (supply chain) harus bergerak secara cepat untuk memenuhi kebutuhan mulai dari bahan baku dari pemasok (supplier) sampai barang yang sudah jadi yang berada di konsumen. Oleh karena itu perlu suatu adanya monitoring untuk memantau aktivitas perusahaan untuk memudahkan proses kerja.

3.2 PenyelesaianAAL dapat menerapkan ERP sebagai solusinya karena dianggap selaras dengan kebutuhan perusahaan. ERP akan mengintegrasikan semua fungsi dalam perusahaan agar data-data yang ada dapat dilihat sebagai single view sehingga manajemen dapat dengan mudah dan cepat mengambil keputusan. ERP sangat dibutuhkan perusahaan karena perusahaan memerlukan manajemen biaya yang baik dan akurat mengingat komoditi CPO sangat fluktuatif di pasar dunia.AAL dapat menerapkan program ERP untuk menangani masalah payroll, human resource, finance, dan sebagainya. Program ERP yang digunakan adalah Oracle untuk memproses semua data yang berhubungan dengan sistem yang dimiliki oleh AAL. AAL menggunakan Oracle 9.i dan Oracle 10.i sebagai database servernya. PT AAL menggunakan software database Oracle untuk kepentingan database servernya. Hal ini lebih dikarenakan Oracle dikenal sebagai software database server skala besar yang mempunyai kemampuan yang baik dalam menangani transaksi data dalam jumlah yang besar dan kemampuan proses data yang cepat.

BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanERP merupakan suatu solusi untuk mendukung berbagai fungsi bisnis seperti manufaktur, manajemen rantai suplai, finansial, proyek, sumber daya manusia dan manajemen hubungan pelanggan dengan menyimpan data.Tidak semua perusahaan berhasil dalam menerapkan ERP hal ini perlu dimengerti bahwasanya penerapan aplikasi sistem baru yang didukung perangkat lunak, selalu menghadapi kesulitan dalam implementasi, khususnya dalam bentuk kelambatan, melampaui anggaran, dan masalah kinerja. Namun pada umumnya kegagalan penerapan ERP pada umumnya disebabkan karena faktor manusia misalnya kebiasaan para key user (manajer) yang tidak terbiasa menggunakan perangkat lunak, mereka yang kurang komit dan kurang menyisihkan waktu dalam melakukan analisis dan para manajer yang kurang memperhatikan pendidikan dan pelatihan karyawan dapat menyebabkan gagalnya ERP.

DAFTAR PUSTAKAHall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi 2. Jakarta : Salemba Empat.Winarno, Wahyu Agus. (2010). Kesuksesan dan Kegagalan Implementasi ERP : Apakah Kesalahan Peranti Lunak?. Jurnal Akuntansi Universitas Jember. 330236. 36-47Kharismasari, Ayu. (2014). Peran Teknologi Informasi dalam Mendukung Sistem Informasi. Makalah : Universitas BrawijayaHandayani, Dwi dan Budi Wibowo. (2011). Pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) Terhadap Perbaikan Proses Bisnis dan Perubahan Budaya Perusahaan. Makalah : Universitas Gadjah Mada YogyakartaRusmala. (2012). Enterprise Resource Sistem (ERP). Makalah : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Komputer AMIKOM YogyakartaDina. (2012). Penerapan ERP pada PT. Astra Argo Lestari. [Online] Tersedia : http://dina48.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/09/25/penerapan-erp-pada-pt-astra-agro-lestari/, diakses pada 14 November 2015.Barton, Patricia. (2014). Enterprise Resource Planning : Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan. [Online]. Tersedia : http://dotsystem.co/blog/?p=26, diakses pada 16 November 2015.

34