Brunei Darusalam

25

Click here to load reader

description

politik pemerintahan asia tenggara

Transcript of Brunei Darusalam

BAB IPENDAHULUANI. Latar Belakang Kawasan Asia Tenggara patut berbanga sebab memliki dua negara yang tergolong sebagai negara maju. Kedua negara tersebut adalah Singapura dan Brunei darusalam. PDB per kapita Singapura yaitu sebesar US$ 62.400,- sementara Brunei Darusalam sebesar US$ 54.800,-. Walaupun demikian sampai saat ini tidak ada katagori resmi dari PBB yang menggolongkan negara maju maupun berkembang. Data yang terhimpun sebelumnya berasal dari penggolongan IMF, CIA dan Bank Dunia. (Dickson, 2015). Brunei darusalam memang memilki nama yang tidak semasyur Singapura. Brunei Darusalam kalah telak jika dibandingkan dengan Singapura mengenai tujuan wisata. Namun dibalik semua itu Brunei Darusalam memiliki pencapaian yang tidak kalah hebat dibandingkan dengan Singapura. Sebut saja indeks pembangunan manusia yang tinggi, produk domestic perkapita terbesar kelima di dunia, hingga sebagai negara terkaya kelima di 182 negara karena memiliki ladang minyak dan gas alam yang luas. Semua itu menghantarkan Brunei darusalam sebagai kekuatan yang harus dipertimbangkan di kawasan Asia Tenggara. Selain kesuksesan yang sudah dicapai Brunei Darusalam, negara ini juga dikatagorikan sebagai negara sekuler yang begitu memegang syariat islam. Semenjak kemerdekaannya, Brunei Darusalam menyatakan konsep Melayu Islam Beraja. Pemerintahan yang dianut pun berasakan monarki absolute dengan sultan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Konsep-konsep agama islam mempengaruhi penuh segala kebijkan yang ada. Hal itu juga disebabkan karena penduduk mayoritas dari negara Brunei Darusalam adalah mayoritas islam. Permasalah muncul pada warga negara Brunei Darusalam yang tidak hanya terdiri atas pemeluk agama islam saja. Berdasarkan data statistik, penduduk Brunei Darusalam hanya berjumlah 370 ribu orang. Sekitar 67 persen dari total populasinya beragama Islam, Buddha 13 persen, Kristen 10 persen, dan kepercayaan lainnya sekitar 10 persen. (Academia.edu) Adanya berbagai macam etnis ini menghasilkan pembenturan terhadap hukum dan kebijakan Brunei Darusalam yang begitu memegang syariat islam. Salah satu aksi protes yang ada yaitu warga negara los angeles Amerika Serikat yang memprotes tindakan negara Brunei Darusalam pada 8 Mei 2014. Pihak pengunjuk rasa menuding Negara Brunei Darusalam melanggar HAM sebab tidak hanya islam yang menajdi warga negara di Brunei Darusalam. (Salam-online.com, 2014). Berdasarkan permasalahan penerapan hukum syariat islam di Brunei Daruslaam tersebut, maka penulis mengambil judul mengenai Pengaruh hukum syariat islam terhadap warga negara non muslim di negara Brunei Darusalam. II. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, peneliti merasa perlu untuk mencari serta menjawab pertanyaan mengenai Bagamainakah pengaruh hukum syariat islam terhadap warga negara non muslim di negara Brunei Daruslam?

BAB IIKERANGKA BERPIKIRI. Pengertian Hukum Syariah Memahami syariah adalah kompleks dan penuh perdebatan. Hal tersebut dapat ditelusuri dari pengertian istilah al-syariah secara etimologis berasal dari bahasa arab syariah yang berarti jalan ke mata air maupun pelepas dahaga4. Adapun dalam al-Quran, kata syariah muncul dalam tiga surat yakni surat al-Syura ayat 13 dan 21, surat al-Maidah ayat 48 maupun surat al-Jasyiyah ayat 18. Dalam ketiga surat tersebut, kata syariah sendiri disebutkan dalam ketiga surat tersebut beraneka ragam, misalnya saja, surat al- Maidah ayat 48 menyebutkan syariah dalam bentuk syirah yang memiliki kaitan dengan hukum praktis, surat al- Jasyiyah ayat 18 menyebutkan syariah sebagai hukum melawan hawa nafsu, sedangkan surat al-Syura ayat 13, syariah sendiri dimaknai sebagai syara yang dimaknai sebagai perintah Tuhan dalammenegakkan agama. Dari pemahaman ketiga surat tersebut, makna syariah kemudian dikonsensukan menjadi dua hal yakni syariah sebagai hukum Tuhan dalam teks-teks sakral dan syariah sebagai hukum yang dirumuskan oleh para ahli fikih dari teks-teks al-Quran dan al- Hadis yang kemudian dikontekstualisasikan pada tradisi masyarakat (urf), dan kebutuhan hidup (al-masalih} al-mursalah). Secara konseptual, syariah kemudian dipahami sebagai keseluruhan teks al-Quran, as- Sunnah sebagai ketentuan Allah dan hasil ijtihad para ulama berpedoman kepada wahyu Allah yang menjadi pegangan hidup umat manusia. Maka secara garis besar, sumber hukum syariah Islam sendiri bersumber pada Al-Quran, as- Sunnah, dan ijtihad ulama sebagai dasar hukum tertinggi di antara hukum lainnya. Pemahaman fikih menjadi kunci dalam menjabarkan implementasi syariah dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, terdapat berbagai macam peta pemikiran mazhab jurisprudensi syariah yakni ahl al-ray (rasionalis), ahl al-h}adis (tradisionalis) dan al-jami bayna huma (moderat). Adapun ketiga mahzab tersebut mewakili pandangan para ahli fikih yang plural berdasarkan cara pandang melihat kasus hukum maupun akar filosofis keilmuannya. Namun demikian, ketiga mazhab jurisprudensi memiliki tujuan yang sama yakni maqasi d al-syariah, yakni tujuan akhir disyariatkannya Islam untuk mencapai kehidupan manusia yang bermaslahat dan berkeadilan. Namun demikian, memahami syariah sebagai produk hukum hakikatnya adalah memahaminya sebagai produk politik, sehingga karakter substansi produk hukum sangat dipengaruhi oleh konfigurasi politik yang melahirkannya. (Academia.edu)

II. Monarki Absoulut

Monarki absolute merupakan bentuk pemerintahan yang dikepalai oleh seorang (raja, ratu, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas. Bentuk pemerintahan monarki sendri terdapat tiga jenis selain monarki absolute. Dua bentuk selanjutnya yaitu monarki konstitusional dan monarki parlementer. Monarki konstitusional merupakan bentuk pemerintahan yang dikepalai oleh rajayang kekuasaannya dibatasi olehundang-undang. Sementara itu monarki parlementer merupakan bentuk pemerintahan yang dikepalai oleh raja dengan menempatkan parlemen sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. (Academia.edu.com)

III. Demokrasi Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu Demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat,atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Terdapat prinsip-prinsip demokrasi yaitu keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik, tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara, tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warganegara, penghormatan terhadap supremasi hukum. Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang, kedudukan yang sama dalam hukum, terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang Pada saat itu pelaksanaan demokrasi dilakukan secara langsung, dalam artian rakyat berkumpul pada suatu tempat tertentu dalam rangka membahas berbagai permasalahankenegaraan. Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi perwakilan dimana terdapat beberapa perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan dari rakyat biasa di Majelis. Sebagai sebuah kondisi ideal, demokrasi tentu dicita - citakan oleh banyak kalangan. Tetapi upaya menuju demokrasi yang ideal merupakan sebuah proses yang tidak mudah. Proses menuju demokrasi inilah yang disebut sebagai demokratisasi. Demokratisasi biasanya diawali dengan adanya liberalisasi (meluasnya kebebasan). Dalam tahap ini media massa ag ak diberi kelonggaran sehingga tidak menghadapi ancaman pembredelan, masyarakat cukup leluasa melakukan partisipasi sosial melalui organisasi dan wahana lain, serta mulai berkembang penghargaan terhadap keragaman (pluralisme). (datastudi.files)

IV. Minoritas Minoritas merujuk pada kelompok bawahan maupun marginal. Minoritas sosiologis tak perlu bersifat numerik sebab dapat mencakup kelompok yang di bawah normal dengan memandang pada kelompok dominan dalam hal status sosial, pendidikan, pekerjaan, kekayaan, dan kekuasaan politik. Kelompok sosial yang tak menyusun mayoritas populasi total dari voting dominan secara politis dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Istilah "kelompok minoritas" sering diterapkan bersama dengan wacana hak asasi manusia dan hak kolektif yang mengemuka di abad ke-20. Kelompok minoritas adalah kelompok individu yang tidak dominan dengan ciri khas bangsa, suku bangsa, agama, atau bahasa tertentu yang berbeda dari mayoritas penduduk. Minoritas sebagai kelompok yang dilihat dari jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk lainnya dari negara bersangkutan dalam posisi yang tidak dominan. Keanggotaannya memiliki karakteristik etnis, agama, maupun bahasa yang berbeda dengan populasi lainnya dan menunjukkan setidaknya secara implisit sikap solidaritas yang ditujukan untuk melestarikan budaya, tradisi,agama dan bahasa. (academia.edu)

BAB IIIPEMBAHASAN

I. Profil Negara Brunei Darusalam Brunei Darussalam (arti harafiah: Rumah perdamaian) adalah sebuah negara kecil dan independen dengan satu-satunya pemerintahan kesultanan di Asia Tenggara. Semenjak memperoleh kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1984, kesultanan Brunei telah berhasil mengukuhkan kekuasaannya dan sekarang telah memiliki kontrol yang tak tersaingi atas negara. Durabilitas kesultanan Brunei disebabkan karena telah berhasil mensentralisasikan kekuatan di kantor sultan, telah berhasil memanfaatkan landasan tradisional dan religius untuk melegitimasi kesultanan dan telah berhasil menunjukkan bahwa kesultanan adalah sebuah pemerintahan yang stabil. Kesultanan Brunei telah berhasil menghindari tuntutan reformasi politik dengan cara penggunaan efektif hasil keuntungan hidrokarbon melalui pengadaan program kesejahteraan yang berlimpah dan ekstensif. Sebagai sebuah institusi politik neo-tradisional, kesultanan Brunei telah menunjukkan kemampuannya untuk beradaptsi dan berkembang di dalam lingkungan global yang dinamis. (Talib, 2013). Negeri ini sebelum merdeka merupakan negara protektorat (perwakilan) Inggris sejak tahun 1888. Bentuk perwakilan ini ditunjukkan pada tahun 1906 ketika Brunei menerima kehadiran resident Inggris yang pertama. Resident ini merupakan wakil pemerintah Inggris di Brunei. Negara ini merupakan negara kerajaan dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Negara tersebut terletak di bagian utara Pulau Kalimantan (Borneo) dan berbatasan dengan Malaysia. Berdasarkan data statistik, penduduk Brunei Darusalam hanya berjumlah 370 ribu orang.Sekitar 67 persen dari total populasinya beragama Islam, Buddha 13 persen, Kristen 10 persen, dan kepercayaan lainnya sekitar 10 persen. Di lihat dari sejarahnya, Brunei adalah salah satu kerajaan tertua di Asia Tenggara. Sebelum abad ke-16, Brunei memainkan peranan penting dalam penyebaran Islam di Wilayah Kalimantan dan Filipina. Brunei Darussalam terletak di Pantai Kalimantan Barat Laut, hanya berbatasan dengan satu negara saja, yaitu Malaysia, di negara bagian Serawak, atau terletak antara 4O2LU 5O3LU dan 114O5BT-115O22BT. Keseluruhan pantai menghadap laut Cina Selatan yang panjangnya sekitar 161 km. Serawak membagi Brunei menjadi dua bagian yaitu bagian barat dan bagian timur. Negara Brunei Darusalam terbagi atas dua bagian, yaitu bagian barat dan bagian timur. Bagian barat terdiri atas 3 daerah yaitu daerah Tutong, Belait, dan Brunei, sedangkan bagian timurnya adalah daerah Temburong. Luas wilayah seluruhnya adalah 5,765 km2, hampir sama dengan luas Pulau Bali di Indonesia (5.561 km2). Brunei mempunyai batas sebagai berikut.a) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatanb) Sebelah timur berbatasan dengan Sabah, Malaysiac) Sebelah barat berbatasan dengan Serawak, MalaysiaBrunei Darussalam memiliki sumber daya alam yang utama berupa minyak. Ladang minyak merupakan cadangan minyak terbanyak di Asia Tenggara. Ladang minyak di lepas pantai terdapat di Kuala Belait, Ampar, dan Jerudong. Di Brunei sendiri belum ada kilang penyulingan minyak. Sebagian besar minyak mentah dialirkan melalui pipa-pipa ke Miri dan Lutong di Serawak untuk disuling.Kerajaan Brunei Darussalam merupakan Negara yang memiliki corak pemerintahan monarki absolut (kerajaan mutlak) yang bersendikan ajaran Islam dari golongan Ahli Sunnah Waljamaah yang falsafahnya adalah keadilan, amanah dan kebebasan dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap pula sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan September 2000, Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi sejak tahun 1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa selain menasihati sultan. Dikarenakan oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei menjadi salah satu negara yang paling stabil dari segi politik di Asia. Sultan Hassana Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala Negara serta pemerintahan Brunei Darussalam. Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah cabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi. Kekuasaan yudikatif berada pada supreme count pimpinan dan para hakim diangkat sumpah oleh sultan untuk menjabat 3 tahun. Sistem pemerintahan Brunei Darussalam bersifat demokratis, namun dalam hal cara pemilihan para birokrat di Brunei cenderung dengan sistem rekruitmen tertutup.

II. Hukum Syariah Islam di Brunei Darusalam

Sesudah merdeka di tahun 1984, Brunei kembali menunjukkan usaha serius dalam upaya penyebaran syiar Islam, termasuk dalam suasana politik yang masih baru. Di antara langkah-langkah yang diambil ialah mendirikan lembaga-lembaga modern yang selaras dengan tuntutan Islam. Sebagai negara yang menganut sistem hukum agama, Brunei Darussalam menerapkan hukum syariah dalam perundangan negara. Untuk mendorong dan menopang kualitas keagamaan masyarakat, didirikan sejumlah pusat kajian Islam serta lembaga keuangan Islam. Sudah hampir setahun pula Brunei Darusalam menerapkan hukum syariat islam secara jelas di negaranya. Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah, menerapkan hukum tersebut tepatnya pada tanggal 1 Mei 2014. Rencana penerapan hukum syariat islam sudah ada semenjak Oktober 2013 dan memang diumumkan akan berlaku enam bulan setelahnya. Penerapan hukum syariat islam ini dilakukan secara bertahap mulai dari yang paling ringan hingga ke keseluruhan. Tahapan pertama dilakukan bagi pelanggaran dengan hukuman denda atau penjara, seperti hamil di luar nikah, tidak menghormati bulan Ramadan, tidak salat Jumat bagi pria, dan menyebarkan agama lain.Tahapan kedua yang akan dimulai 12 bulan mendatang akan berlaku hukuman cambuk atau potong tangan bagi pencuri atau meminum minuman keras (khamr). Sementara itu, tahap terakhir adalah pelaksanaan hukum syariah secara keseluruhan. Hukuman rajam dan pancung, akan diberlakukan tahun depan, yang meliputi kejahatan seperti perzinaan, sodomi, penistaan Islam, menghina Al-Quran dan Nabi Muhammad shallalahu alaihi wasallam.Rajam adalah hukuman dengan cara melempari seseorang dengan batu hingga tewas. Dalam penerapannya, hukuman cambuk, pancung, dan rajam dilakukan di depan publik untuk memberikan efek jera bagi masyarakat. (Armandhanu, 2014). Sejak pertama kali mendengar Brunei akan menerapkan syariah Islam, apalagi ketika mendengar kata "rajam, cambuk, dan potong tangan", kelompok aktivis HAM dan PBB mulai gerah. Kantor Komisaris Tinggi untuk HAM PBB mendesak Brunei menunda penerapan hukum syariah untuk meninjau kembali, sudahkah memenuhi standar hak asasi manusia internasional atau tidak. Human Right Watch lebih frontal dengan mengatakan bahwa dengan menerapkan hukum syariah, Brunei telah kembali ke abad pertengahan. Hukum ini memuat langkah otoriter hukuman abad pertengahan yang brutal yang tidak punya tempat di abad 21 yang modern. Protes juga datang dari kelompok LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transeksual) yang merasa kaum mereka terancam rajam jika melakukan sodomi. Bentuk protes mereka adalah memboikot hotel di bawah bendera Dorchester Collection milik Kerajaan Brunei. Boikot juga diserukan oleh para selebriti Hollywood. Aktivis HAM berdalih hukuman ini akan mendiskriminasi kaum wanita dan menjadi ancaman bagi non-Muslim di negara dengan pendapatan per kapita hampir US$50.000 itu. Ada sekitar 20 persen non-Muslim dari 440.000 rakyat Brunei, lebih dari 70 persennya adalah penganut Islam.Kekhawatiran terbesar datang dari para pekerja asing di berbagai sektor, terutama sektor minyak yang jadi komoditas utama negara tersebut. Sebanyak 30.000 buruh migran Filipina beragama Katolik Roma juga terancam. Meski banyak kritik mengalir, Kesultanan Brunei Darussalam tetap bersikukuh dengan keputusan mereka. Keputusan pihak kesultanan untuk menerapkan syariat itu tidak dibuat dalam satu dua hari. Pihak kesultanan sudah mengajukan rencana implementasi syariat itu pada 1990-an. Tetapi, entah karena alasan apa, hukuman tersebut tak kunjung diimplementasikan. Sebelum syariat diterapkan, pihak kesultanan mengaku bahwa tingkat kejahatan di negeri tersebut meningkat tiga kali lipat pada 20002008. Pada 2012 ada kenaikan sebanyak 50 persen untuk pelaku penyalahgunaan obat. Pihak kesultanan menganggap hal tersebut disebabkan pengaruh dari luar yang berasal dari internet. Menurut Sultan, islam adalah antivirus untuk melawan globalisasi. Keputusan sultan yang telah memimpin selama 47 tahun itu didukung mayoritas etnis muslim Melayu yang merupakan 69 persen penduduk Brunei. Hanya sebagian kecil penduduk Melayu dan penduduk nonmuslim yang tidak setuju dengan keputusan tersebut. (Jawa Pos, 2014)Penerapan hukum syariat di Brunei Daruslaam pada warga nonmuslim adalah seluruh penduduk tidak boleh makan dan minum di tempat umum saat bulan puasa. Jika tidak, mereka akan didenda. Baju yang dipakai penduduk nonmuslim pun diatur. Jika bajunya dianggap terlalu terbuka, mereka akan dihukum maksimal enam bulan penjara dan atau denda BND 2 ribu (setara Rp 18,4 juta). Seluruh penduduk muslim maupun nonmuslim wajib memakai hijab jika bekerja untuk pemerintah atau menghadiri acara-acara resmi. Sebanyak 8,7 persen penduduk di Brunei beragama Kristen. Dulu gereja dan para pendeta diawasi dengan ketat oleh pemerintah. Kini, setelah syariat diimplementasikan, pengawasan akan jauh lebih ketat. Sekolah-sekolah maupun penitipan anak yang berbasis nonmuslim juga berimbas. Sebab, orang tua dilarang menitipkan anaknya di tempat penitipan anak nonmuslim. Hukuman untuk tindakan itu adalah penjara lima tahun dan atau denda BND 20 ribu (Rp 183,8 juta). Pada syariat, jika keyakinan orang tua berbeda, agama si anak akan ikut orang tuanya yang muslim. Pada akta lahirnya juga hanya dicantumkan nama orang tuanya yang muslim. Mengajarkan ajaran selain Islam kepada siswa yang beragama Islam juga dilarang. Padahal, banyak sekolah Kristen yang memiliki siswa muslim. Selain itu, masih ada 19 kata yang tidak boleh digunakan oleh agama lain. Misalnya, kata Allah yang merujuk pada Tuhan dan firman Allah. Padahal, kata tersebut kerap digunakan pada Bible yang berbahasa Melayu. Kitab Bible Melayu itulah yang biasa digunakan orang-orang kristiani di Brunei. III. Hukum Syariah Islam tidak hanya diterapkan Di Brunei Darusalam Jika melihat penerapan dari hukum syariat islam yang penuh dengan pro dan kontra, maka selayaknya dilihat juga mengenai penerapannya di negara lain. Tentunya hukum syariat islam ini tidak hanya diterapkan di Brunei Daruslaam saja. Beberapa negara pun menerapkannya seperti misalnya Mesir, Mauritania, Sudan, Afghanistan, Iran, Irak, Maladewa, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Yaman, Malaysia, Nigeria, dan Uni Emirat Arab. Jika ditotal terdapat 69 negara yang menerapkan hukum syariah islam. Beberapa fakta memperlihatkan bahwa penerapan hukum syariat islam di negara-negara tersebut kebanyakan mengalami kegagalan. (CNN Indonesia, 2014)Salah satu kegagalan yang dapat dilihat yaitu penerapan di negara Pakistan. Pakistan telah mengancang-ancang penggunaan syariat islam sebelum negara ini berhasil dibentuk. Sejak berdirinya Republik Islam Pakistan pada 3 Juni 1947, negara ini mengalami kesulitan serius dalam mendefinisikan keislamannya. Perdebatan-perdebatan yang berkepanjangan dalam Majelis Konstituante --demikian pula hasil kompromi antara kubu tradisionalis dan modernis yang terjelma dalam Konstitusi Pertama (1956), Konstitusi Kedua (1962) ataupun amandemen-amandemennya yang tidak memuaskan seluruh pihak-- dengan jelas merefleksikan hal ini. Dalam benak kaum modernis, hukum Islam --agar bisa diterapkan-- mesti dimodernisasi selaras dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Sementara kaum tradisionalis menuntut bahwa fiqh, yang dihasilkan para mujtahid lewat deduksi dan derivasi dari Alquran dan Sunnah Nabi, harus diberlakukan tanpa kecuali. Kontroversi sengit tentang riba dan bunga bank, pendayagunaan zakat, program keluarga berencana, hukum kekeluargaan Islam, dan lainnya, merupakan cerminan betapa sulitnya kaum muslim Pakistan mendefinisikan syariat Islam untuk konteks negeri mereka. Dalam kasus program keluarga berencana, misalnya, kelompok modernis mendukung gagasan kontrol penduduk untuk negara Pakistan yang memiliki populasi dan angka kelahiran tinggi. Lembaga Riset Islam menerjemahkan fatwa Mahmud Syalthut, Syaikh al-Azhar, yang mendukung program tersebut. Tetapi, kelompok tradisionalis menegaskan bahwa Islam tidak mendukung gagasan kontrol penduduk. Penggunaan alat-alat kontrasepsi, menurut mereka, akan mengarah kepada indiskriminasi hubungan seksual. Bahkan, dalam sebuah konperensi ulama, dinyatakan bahwa kalau Firaun telah membunuh anak-anak lelaki Bani Israel, sementara orang-orang pagan Arab telah membunuh anak-anak wanitanya, maka Pemerintah Pakistan lebih buruk lagi: lewat program keluarga berencananya, ia telah membunuh baik anak lelaki maupun wanita.(Amal, 2006). Penerapan Hukum syariah islam sebenarnya sama sekali tidak menjanjikan. Puluhan ribu orang mati di Sudan Selatan karena perang sipil ketika sistem syariah diperkenalkan pada tahun 1983. Di beberapa provinsi Nigeria, dimana hukum syariah dalam bentukhudud diberlakukan, orang-orang dicambuk dan dipotong tangannya, untuk menunjukkan bahwa rezim penguasa adalah orang-orang yang konsisten melaksanakan hukum Allah. Di Pakistan dan Afghanistan hampir setiap saat bom meledak karena pemahaman yang kaku terhadap syariah. Bahkan di Mesir yang cenderung sekuler, seorang penulis wanita (Farah Fauda) mati dibunuh didepan apartemennya oleh seseorang yang tengah melaksanakan fatwa ulama yang menyebut bahwa sang penulis telah murtad. Seorang ulama Mesir yang membela si pembunuh menyatakan bahwa jika pemerintah gagal melaksanakan syariah (termasuk membunuh yang murtad tadi) maka setiap muslim berhak melaksanakan pembunuhan itu. Penerapan syariah dengan otoritaswilyatul faqihdi Iran sejak 1979, telah menyebabkan banyak umat Islam Syiah menjadi risih dengan kemunafikan ulama dan kemudian menolak formalisasi Syariat tersebut. Iran juga tercatat sebagai salah satu negara dengan presentase tertinggi kecanduan narkoba didunia. Sementara penerapanfiqhWahabi di Arab Saudi bisa terlihat dalam kasus seperti belasan gadis sekolah yang terbakar hidup-hidup setelah ditolak menyelamatkan diri dari gedung sekolahnya yang terbakar oleh polisi agama semata karena mereka tidak memakai cadar. (Muzanni,2013). Kini semua negara yang menerapkan hukum syariat mengalami persoalan besar, baik karena benturan dengan hukum positif internasional maupun kelemahan implementasinya. Penerapan syariat dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai hak asasi manusia. Hukum syariat islam juga akan berpengaruh terhadapwarga negara non muslim yang menjadi minoritas di negara yang menerapkan hukum tersebut seperti Brunei Darusalam.

IV. Pengaruh Adanya penerapan Hukum Syariah Islam di Brunei Darusalam

Adapun pengaruh dari adanya penerapan syariat islam bagi masyarakat minoritas di Brunei Darusalam yaitu (Dihimpun dari World Watch Monitor dan Relegious Freedom Coalition) : 1. Kebebasan memeluk agama dibatasi. Salah satu contoh yaitu aturan hukum syariat islam mengenai ibadah umat Kristen di geraja. Dahulu gereja dan para pendeta diawasi dengan ketat oleh pemerintah. Kini, setelah syariat diimplementasikan, pengawasan akan jauh lebih ketat. Selain itu adanya pengharusan untuk memakai jilbab bagi warga negara muslim maupun non muslim yang bekerja di pemerintahan atau mengahdiri acara resmi akan semakin membatasi hak asasi manusia yang ada di Brueni Darusalam. 2. Haliniakanmenimbulkankecemburuansosialdanmungkinakanberakhirdenganadanya gerakan revolusi dari masyarakat Brunei untuk menjatuhkan kerajaan. Sebab masih menjadi perdebatan mengenai penerapan hukum ini yang disinyalir tidak akan berlaku pada kerajaan dan hanya berlaku pada keseluruhan rakyat biasa. 3. Hukum syariat islam semakin mempersulit situasi minoritas di Brunei Darusalam yang sebelum hukum berlaku pun sudah cukup terkekang kehidupannya dengan serangkaian peraturan yang ketat di Brunei Darusallam. 4. Brunei Darusallam yang menempati peringkat sebagai negara yang paling sulit ke-24 untuk menjadi seorang Kristen, dalam daftar tahunan 50 negara di World Watch List akan semakin meningkat posisinya. 5. Hak asuh terhadap anak dari orang tua campuran (muslim dan non-muslim) akan hilang sebab salah satu orang tua non muslim tidak diakui di akte kelahiran.V. Brunei Darusalam : Antara Demokrasi & Pemerintahan Monarki Absolut Kekuasaan sultan di Brunei Darusalam begitu besar dan tingggi. Segala keputusan sultan tidak dapat diganggu gugat. Adanya hukum syariah islam pun dicetuskan oleh sultan. Beberapa pihak menyangsikan bahwa hukum ini dibuat untuk melegalkan dan menguatkan kekeusaan sultan. Kehidupan kesultanaan Brunei terkenal dengan kemewahannya seperti misalnya beberapa barang yang berlapis emas hingga dinding dan perabotan kamar mandi pun. Maka untuk mengecilkan adanya gerakan yang bertujuan menuntut kehidupan sultan diberlakukanlah hukum tersebut. Hal itu tidaklah berlebihan mengingat hukum tersebut dalam pelaksanaannya memang begitu ketat dank eras disbanding hukum lainnya. Walaupun sultan beralasan tujuan dari pelaksanaan hukum tersebut untuk emngurangi tindak kejahatan yang ad di negaranya. Masyarakat tentunya memiliki pandangan akan pelaksanaan hukum tersebut. Tidak sedikit pula yang menyatakan ketidaksetujuan. Namun rakyat Brunei tidaklah seberani negara lain untuk menyatakan pendapatnya di depan public. Semua itu dikarebnakan pelaksanaan hukum serta pengawasan yang begitu ketat dari pemrintah Brunei. Masyarakat Brunei diatur dengan ketat dan media dikontrol dengan ketat. Apalagi kesultanan begitu memanjakan masyarakatnya dengan beberapa fasilitas yang dapat dengan mudah didapat rakyat. Fasilatas tersebut berupa pendidikan, kesehatan, akses jalan, hingga public space yang dapat diakses secara gratis. Melihat dari kebijakan-kebijakan sultan yang begitu berusaha untuk mensejahterakan rakyatanya, maka rakyat akan berpikir ulang untuk melakukan perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap tidak sesuai. Hal tersebut selanjutnya makin melegalkan kekuasaan sultan di Brunei Darusalam. Untuk meningkatkan legitimasi terhadap Kesultanan, Sultan mempromosikan ideologi Melayu Islam Beraja (MIB) dengan tujuan untuk meningkatkan kesetiaan rakyat terhadap negara. Ideologi ini telah menjadi dasar penting dari legitimasi politik sang sultan, ideologi ini mengangkat Islam sebagai agama nasional, menjamin hak-hak dari masyarakat dan membenarkan garis keturunan sang sultan sebagai sistem pemerintahan yang relevan. MIB ini digambarkan sebagai alternatif yang lebih sesuai dengan kondisi Brunei dibanding konsep demokrasi negara Barat, karena ideologi ini menekankan pada hubungan yang istimewa dan intim antara sang sultan dan rakyatnya. Sang sultan menyatakan bahwa ideologi tersebut adalah kemauan Tuhan. Walaupun pada kenyataannya negara ini mengaku menerapkan system demokrasi. Namun timbul suatu anomali keadaan dengan kenyataan bahwa kesultaanan yang memiliki kekuasaan penuh. Demokrasi akan susah berkembang di negara ini. Demokrasi terbentur akan system pemerintahan monarki absoulut. Bahkan pemilu hanyalah sebuah formalitas belaka. Adanya dewan legislative pun hanyalah menjadi penasehat sultan semata dan keputusan tetap berada di tangan sultan.

BAB IVPENUTUPI. Kesimpulan Hukum syariat islam di negara Brunei Darusalam akan menimbulkan dampak tidak baik bagi kesejahteraan rakyat Brunei utamanya kaum minoritas. Penegakan Hak Asasi Manusia sangatlah kecil di negara ini. Walaupun pemerintahan sultan begitu menyediakan segala kemudahan hak-hak rakyatnya. Namun perlu di kaji ulang mengenai hak-hak lain yang dibatasi. Seperti misalnya hak menyuarakan pendapat hingga hak politik yang begitu dibatasi. Sudah cukup mampukah segala fasilatas gratis yang disediakan menutupi tidak diterapkannya hak politik dan hak sosial tersebut. Sehingga walaupun menyebutkan diri sebagai negara yang menerapkan asas demokrasi, sesungguhnya demokrasi tersebut tidak diterapkan secara keseluruhan. Terkait adanya hukum syariat islam semakin menguatkan bahwa negara ini bukanlah negara yang menerapkan demokrasi di pemerintahanya. Hukum syariah islam secara penuh telah mengambil hak-hak kaum minoritas di negara ini. Maka besar kemungkinan jumlah kaum minoritas akan semakin berkurang di negara tersebut.

II. Saran Seharusnya negara Brunei hanya memberlakukan hukum syariah islam bagi warga negara nya yang beragama muslim. Sebab sumber hukum syariat islam adalh AL-Quran. Sementara agam-agama minoritas yang ada tidaklah menajdikan Al-Quran sebagi sumebr hukumnya. Apalagi hukum syariah islam ini sekaligus membatasi agama-agama minortitas yang ada di Brunei Darusalam untuk berkembang.

DAFTAR PUSTAKAAmal, Taufik. Pelajaran Berharga dari Pakistan. Retrieved From : http://islamlib.com/?site=1&aid=227&cat=content&cid=11&title=pelajaran-berharga-dari-pakistanArmandhanu, Denny. 2014. Brunei Mulai Terapkan Hukum Syaria. Retrieved From : http://m.news.viva.co.id/news/read/501353-brunei-mulai-terapkan-hukum-syariahAuthor. 2014. What Sharia law may bring for non-Muslims in Brunei. Retrieved From: https://www.worldwatchmonitor.org/2014/_05/article_3121913.html/Cm, Adi. Brunei. Retrieved from: https://www.academia.edu/4533182/BruneiFath, Amri. Sistem Pemerintahan. Retrieved From : https://www.academia.edu/4316117/Struktur_KenegaraanNizwah, Dzakiatun. Kodifikasi Hukum Dan Interpretasi Hukum. Retrieved From : https://www.academia.edu/5147635/KODIFIKASI_HUKUM_DAN_INTERPRETASI_HUKUMRedaksi. 2014. Brunei Christians Fear Harsh Islamic Law. Retrived From : http://www.religiousfreedomcoalition.org/2014/05/22/brunei-christians-fear-harsh-islamic-law/Redaksi. 2014. Protes Penerapan Syariah di Brunei, Dewan Kota Beverly Hills Desak Hotel Milik Sultan Ditutup. Retrieved From: http://www.salam-online.com/2014/05/imbas-penerapan-syariah-di-brunei-pemkot-beverly-hills-desak-hotel-milik-sultan-ditutup.htmlRedaksi. 2014. Rakyat Dukung Penerapan Hukum Islam di Brunei. Retrieved From : http://www.jawapos.com/baca/artikel/392/rakyat-dukung-penerapan-hukum-islam-di-bruneiSofia, Nanum. 2018. Sejarah Melayu : Kerajaan Brunei. Retrieved From: http://m.melayuonline.com/ind/history/dig/312/kerajaan-bruneiTalib, Naimah. 2013. Brunei Darussalam: Kesultanan Absolut dan Negara Modern. Retrieved From : http://kyotoreview.org/issue-13/brunei-darussalam-kesultanan-absolut-dan-negara-modern/POLITIK PEMERINTAHAN ASIA TENGGARA BRUNEI DARUSALAMPENGARUH HUKUM SYARIAT ISLAM TERHADAP WARGA NEGARA NON MUSLIM (MINORITAS) DI BRUNEI DARUSALAM

OLEH : Ida Ayu Adhi Prayanti (1321105008) Ni Putu Eka Wiratmini (1321105022) Deadora Isabel Dos Reis Saldanha (1321105037) Ni Made Mahatma Devi (1321105045) Alit Darmajaya (1321105056)

HUBUNGAN INTERNASIONAL 2013FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA1