bronkoskop

6
BRONKOSKOPI Bronkoskopi dimulai pada abad ke Sembilan belas oleh Gustav K ilian yang memeriksa trakea dengan laringoskop. Kemudian Kilian memakai esofagoskop untuk mengeluarkan benda asing dari trakea dan menyebutnya: bronkoskopi langsung (direct bronchoscopy). Chevalier Jackson lah yang mempopulerkan teknik ini yang k ebanyakan dipakainya untuk mengeluarkan benda asing dari trakea dan bronkus. Br onkus ini disebut juga sebaga: open tube bronchoscope, ventilating bronchoscope, stiff bronchoscope (bronkoskop kaku) atau straight broncoscope. BRONKOSKOP KAKU Bronkoskop kaku, ialah pipa dari metal dengan lampu. Terdapat dua macam penyinaran, yaitu lampu diletakan di distal (pada ujung bronkoskop), atau di pr oksimal. Lampu proksimal terletak pada gagang bronkosko yang diproyeksikan dari tepi lensa okuler ke distal bronkoskop (tipe Haslinger). Dengan kemajuan teknologi sekarang, dibuat lampu yang terang (150-400 Watt) yang berisi halogen yang disalurkan dengan serat optic ke bagian distal bronkoskop. BRONKOSKOP SERAT OPTIK Dengan kemajuan pengetahuan tentang serat optic, maka pada pertengahan tahun 1950 Ikeda dan teman-teman membuat bronkoskop serat optic yang lentur dan dipakai pertama kali pada pertengahan tahun 1970 Bronkoskop serat optic merupakan gabungan serat-oprik (gelas) yang menyalurkan cahayanya ke ujung distal bronkoskop. Bronkoskop ini lentur, sehingga dapat dimasukkan ke dalam cabang bronkus. Ahli endoskopi masa kini mengatakan bahwa endoskopi serat oprik lebih baik daripada bronkoskop kaku. Kelebihan bronkoskop serat optic 1. Dengan mempergunakan bronkoskop serat optic, karena lentur (fleksibel) rasa nyeri minimal, dapat dilakukan dengan analgesia topical saja 2. Bronkoskop dapat dimasukan melalui rongga mulut atau rongga hidung, juga dimasukkan melalu bronkoskop kaku, apabila perlu memeriksa cabang-cabang bronkus. Pada keadaan gawat dapat melalui pipa endotrakea atau juga kanul trakeostomi 3. Bronkoskop serat opti dapat dimasukkan kedalam cabang bronkus karena kelenturannya, sehingga dapat dilakukan biopsy atau penyikatan untuk pemeriksaan sitologi pada tumor ganas yang terdapat dalam segmen atau subsegmen bronkus. 4. Pasien yangtidak dapat merebahkan diri (kalau telentang akan sesak napas) pada pasien dengan kelainan jantung, maka bronkoskopi dilakukan pada pasien dalam posisi duduk 5. Pasien dengan trismus, tidak dapat membuka mulut, maka bronkoskopi serat optic dimasukkan melalui hidung

Transcript of bronkoskop

Page 1: bronkoskop

8/2/2019 bronkoskop

http://slidepdf.com/reader/full/bronkoskop 1/6

BRONKOSKOPI

Bronkoskopi dimulai pada abad ke Sembilan belas oleh Gustav Kilian yang memeriksa trakea denganlaringoskop. Kemudian Kilian memakai esofagoskop untuk mengeluarkan benda asing dari trakea danmenyebutnya: bronkoskopi langsung (direct bronchoscopy) .

Chevalier Jackson lah yang mempopulerkan teknik ini yang kebanyakan dipakainya untuk mengeluarkanbenda asing dari trakea dan bronkus. Bronkus ini disebut juga sebaga: open tube bronchoscope,ventilating bronchoscope, stiff bronchoscope (bronkoskop kaku) atau straight broncoscope.

BRONKOSKOP KAKU

Bronkoskop kaku, ialah pipa dari metal dengan lampu. Terdapat dua macam penyinaran, yaitu lampudiletakan di distal (pada ujung bronkoskop), atau di proksimal. Lampu proksimal terletak pada gagangbronkosko yang diproyeksikan dari tepi lensa okuler ke distal bronkoskop (tipe Haslinger). Dengankemajuan teknologi sekarang, dibuat lampu yang terang (150-400 Watt) yang berisi halogen yang

disalurkan dengan serat optic ke bagian distal bronkoskop.

BRONKOSKOP SERAT OPTIK

Dengan kemajuan pengetahuan tentang serat optic, maka pada pertengahan tahun 1950 Ikeda danteman-teman membuat bronkoskop serat optic yang lentur dan dipakai pertama kali pada pertengahantahun 1970

Bronkoskop serat optic merupakan gabungan serat-oprik (gelas) yang menyalurkan cahayanya ke ujungdistal bronkoskop. Bronkoskop ini lentur, sehingga dapat dimasukkan ke dalam cabang bronkus.

Ahli endoskopi masa kini mengatakan bahwa endoskopi serat oprik lebih baik daripada bronkoskopkaku.

Kelebihan bronkoskop serat optic

1. Dengan mempergunakan bronkoskop serat optic, karena lentur (fleksibel) rasa nyeri minimal,dapat dilakukan dengan analgesia topical saja

2. Bronkoskop dapat dimasukan melalui rongga mulut atau rongga hidung, juga dimasukkanmelalu bronkoskop kaku, apabila perlu memeriksa cabang-cabang bronkus. Pada keadaan gawatdapat melalui pipa endotrakea atau juga kanul trakeostomi

3. Bronkoskop serat opti dapat dimasukkan kedalam cabang bronkus karena kelenturannya,

sehingga dapat dilakukan biopsy atau penyikatan untuk pemeriksaan sitologi pada tumor ganasyang terdapat dalam segmen atau subsegmen bronkus.

4. Pasien yangtidak dapat merebahkan diri (kalau telentang akan sesak napas) pada pasien dengankelainan jantung, maka bronkoskopi dilakukan pada pasien dalam posisi duduk

5. Pasien dengan trismus, tidak dapat membuka mulut, maka bronkoskopi serat optic dimasukkanmelalui hidung

Page 2: bronkoskop

8/2/2019 bronkoskop

http://slidepdf.com/reader/full/bronkoskop 2/6

6 . Pasien dengan kelainan bertebra servikal, sehingga tidak dapat dilakukan ekstensi leher padapemeriksaan dengan bronkoskop serat optic

Kekurangan bronkoskop serat optic

1. Pengelihatan sering buram, oleh karena lensa kena hembisan napas atau tertutup secret,meskipun sebelumnya telah diberikan obat untuk pencegahannya. Diusahakan untukmenyemprotkan air melalui saluran di bronkoskop, dan kemudaian dihisap melalui alat pengisapyang ada di dinding bronkoskop. Kadang-kadang cara ini tidak banyak berhasil, sehingga perlubronkoskop dikeluarkan dan dibersihkan di luar, setelaj itu dimasukkan lagi ke dalam laring dantrakea. Tindakan ini lebih mudah bila bronkoskop kaku telah dipasang dulu di trakea kemudianbronkoskop serat optic melalui bronkoskop kaku.

2. Secret yang kental kadang-kadang tidak diisap melalui alat pengisap yang ada di bronkoskopserat optic

3. Untuk mengeluarkan benda asing dari traktus trakeobronkial terbatas, meskipun beberapabenda dapat dikeluarkan denga alat khusus untuk bronkoskop serat optic, seperti cunam, atausemacam keranjang kecil

4. Untuk mengontrol perdarahan yang difus kadang-kadang sukar, hampur tidak dapat dilihatsumber perdarahan, karena lumen tertutup darah.

5. Tanpa ada pipa endotrakea di trakea, resusitasi jantung-pau sangatlah sukar.

Meskipun banyak kelebihan bronkoskop serat-optik, tidak berarti bahwa alat ini dapat menggantikanperan bronkoskop-kaku. Kedua alat ini saling mengisi, kekurangan dari bronkoskop kaku diisi olehbronkoskop-serat optic. Sebaliknya, kekurangan bronkoskop serat-optik dapat diganti oleh bronkoskopkaku. Sejak diperkenalkannya bronkoskop serat optic, bronkoskop kaku tidak dipakai seseringsebelumnya. Namun demikian pada keadaan tertentu bronkokskop kaku lebih dipilih, seperti:

1. Pada anak-anak, oleh karena trakea dan glotis masih sempit,2. Peda perdarahan massif di paru,3. Mengisap secret kental dari trakea dan bronkus,4. Untuk mengeluarkan bronkolit5. Untuk mengeksterpasi adenoma bronkus,6 . Untuk mengeluarkan benda asing dari trakea dan bronkus, terutama pada anak-anak,7. Pada keadaan trakea sempit, seperti pada striktur uretra, penekanan dari luar atau tumor intra

lumen,8. Fotografi pada trakea dan bronkus utama serta orifisiumnya dengan memakai teleskop.

Beberaoa ahli mengatakan bahwa hasil pemotretan dengan bronkoskop kaku lebih jelasdaripada dengan bronkoskop serat optic.

Oleh karena itu seorang bronkoskopi haruslah mahir mempergunakan bronkoskopi kaku danbronkoskop serat optic.

INDIKASI BRONKOSKOPI

Page 3: bronkoskop

8/2/2019 bronkoskop

http://slidepdf.com/reader/full/bronkoskop 3/6

Tindakan bronkoskopi diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan untuk terapi. Bronkoskop sebaiknyadilakukan sedini mungkin untuk diagnostic maupun terapi.

a. Untuk menegakan diagnosis dilakukan pada keadaan:1. Hemoptisis

Hemoptisis yang darahnya banyak keluar, atau yang berulang meskipun tiap kali darahnyasedikit, dengan atau tanpa kelainan pada pemeriksaan radiologic, serta meskipun padapemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, harus dilakukan tindakan bronkoskop untukmencari asal perdarahan.Perlu ditekankan supaya bronkoskopi jangan ditunda karenaa pasien sedang mengeluarkandarah, tetapi bronkoskopi harus dilakukan dengan berhati-hati dan persiapan yang telitisetelah hemoptysis yang masif. Bahkan dengan bronkoskop pada kelainan itu darah didalam lumen yang menyumbat dapat diisap keluar. Bila darahan ditunda sampai tidakterdapat perdarahan lagi, maka kesempatan untuk mendapatkan sumber perdarahan tidakdidapat. Perdarahan yang masig dapat ditanggulangi dengan kateter balon yang dimasukan

melalui pipa endotrakea atau bronkoskop sampai dilakukan tindakan torakotomi.Diagnosis banding pada hemoptysis ialah karsinoma bronkus, bronkoadenoma, metastasistumor ganas ke bronkus, tuberculosis paru, granuloma bronkus, bronkiektasis dan absesparu.

2. Batuk kronisBatuk iritatif yang terus menerus dan tidak diketahui penyebabnya, harus selalu dicurigaikemungkinan adanya benda asing di traktus trakeo-bronkial. Pada bronchitis kronis dantumor bronkus batuk berlangsung kronis dan kadang-kadang mengandung sputum kental.Diagnosis banding pada batuk kronis ialah bronchitis kronis, tuberculosis paru, benda asingdi trakea atau di bronkus, karsinoma bronkus, dan bronkoadenoma.

3. Mengi (wheezing)Mengi yang dapat diketahui dari anamnesis atau ditemukan pada pemeriksaan, padakeadaan yang baru didapat atau sudah sejak lama, perlu dilakukan bronkoskopi.Bunyi mengi yang tidak hilang setelah pasien batuk, atau setelah batuk hilang maka mengiitu juga hilang, tetapi kemudian kembali terdengar pada tempat yang sama, merupakantanda adanya penyempitan bronkus. Pada sumbatan bronkus, mengi dan batuk akanterdapat bersama dengan sesak nafas.

4. Kelainan radiologicPneumonia yang menetap atau berulang, dan atelectasis, pada pemeriksaan radiologictampak sebagai sumbatan bronkus. Keadaan ini merupakan indikasi untuk tindakan

bronkoskopi. Pada gambaran abses paru dan tumor bronkus, diperlukan juga tindakanbronkoskopi.Selain itu pada keadaan a) hemoptysis, sedangkan pada pemeriksaan radiologic torak tidakterdapat kelainan, b) pada pemeriksaan sitoloik sputum terdapat sel tumor ganas,sedangkan pada pemeriksaan radiologic toraks tidak terdapat kelainan.Pada keadaan demikian bronkoskopi harus dilakukan, dan pada tiap lesi dilakukan biopsydan penyikatan.

Page 4: bronkoskop

8/2/2019 bronkoskop

http://slidepdf.com/reader/full/bronkoskop 4/6

5. Kelainan ekstra torakalBeberapa kelainan ekstra torakal yang memerlukan bronkoskopi ialah a) pembesaran getahbening di leher dan aksial sebagai metastasis tumor ganas, b) eritema nodosum, c)sumbatan vena cava superior, d) jari gada (clubbing finger) dan osteo artropatipulmonerhipertrofi, e) perubahan suara, karena kelumpuhan saraf rekuren yang disebabkan oleh

pembesaran kelenjar getah bening yang menekan saraf rekuren, f) karsinoma esophagus,untuk melihat apakah terdapat metastasis ke bronkus, g) penyakit dan tumor ganas tiroiduang mempengaruhi traktus trakeo bronkial.

b. Sebagai tindakan terapi, dilakukan pada keadaan:1. Benda asing. Sumbatan saluran trakeo bronkial oleh benda asing harus segera dikeluarkan

dengan bronkoskopi. Benda asing dapat berupa benda padat atau benda cairBenda asing mungkin berupa cairan yang teraspirasi, seperti minuman atau muntah padabayi. Mungkin juga cairan meconium pada bayi yang baru lahir yang menyumbat salurantrakea dan bronkus. Bila pengisapan cairan itu tidak cepat dilakukan, dapat terjadikomplikasi berupa abses paru atau peradangan lain. Yang umum ialah telah terjadinyaedema selaput lender trakea atau bronkus, sehingga menyulitkan pengisapan zat yangteaspirasi atau pengeluaran benda asing.

2. Mengisap secret yang ada dalam bronkusSecret akibat perdangan pada bronchitis kronis, bronkiektasis, dan abses paru, mungkinkental dan menyumbat saluran trakeo bronkial. Secret itu disebut benda asing endogenyaitu benda asing yang beasal dari dalam tubuh sendiri. Dengan bronkoskopi secret itudihisap, kemudian dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk memeriksa jenis kuman, sertauji resistensi

3. Penyumbatan bronkus oleh secret yang kentalDengan fisioterapi seringkali tidak berhasil dengan baik, sedangkan dengan bronkoskopidapat dilkaukan pencucian dengan hasil yang memuaskan.

4. Menyemprotkan obat ke dalam lumen bronkus pada kasus bronkiektasis, setelah sekretnyadiisa ke luar.

5. Melebarkan bronkus (businase)Penyempitan saluran trakeo bronkial dapat dilebarkan dengan cara bronkoskopi, kemudiandengan dilatator (busi) lumen itu diperlebar.

6 . Mengeluarkan tumor jinak endobronkial, seperti papilloma, osteo kondroma, lipoma, danneurofibroma.

KONTRAINDIKASI BRONKOSKOPI

Kontraindikasi untuk melakukan bronkoskopi ada, tetapi harus dievaluasi masing-masing pasien.Meskipun tidak terlalu jauh bedanya kontraindikasi dibagi dalam kontraindikasi relative, resikobertambah oleh tindakan bronkoskopi, dan kontraindikasi absolut.

Page 5: bronkoskop

8/2/2019 bronkoskop

http://slidepdf.com/reader/full/bronkoskop 5/6

1. Kontraindikasi relativePada beberapa keadaan, merupakan kontraindikasi, apabila tindakan bronkoskopi hanya untuktindakan diagnostic. Tetapi apabila indikasinya untuk terapi, bronkoskopi dapat dikerjakanseperti: a) kasus dengan prognosis buruk, b) pasien yang lemah dan tua, c) hipertensipulmonum, d) keadaan kardio pulmonum yang buruk, e) aneurisma aorta. Aneurisma aorta

dapat pecah apabila dilakukan bronkoskopi dengan bronkoskopi kaku, tetapi bila dilakukandengan bronkoskop serat optic lebih aman, meskipun tetap harus berhati-hati, f) trauma atauankilosis vertebra servikal. Lebih aman bronkoskopi dengan mempergunakan bronkoskopi seratoptic, g) trismus. Dengan bronkoskop serat optic dapat dilakukan bronkoskopi melalui hidung

2. Resiko akan bertambah pasca bronkoskopi, seperti pada keadaan:a) Asma bronkial, bronkoskopi akan menambah sumbatan bronkus, b) uremia, menyebabkanbahaya perdarahan pasca biopsy, c) hemoptysis, perdarahan akan bertambah apabila tindakanbronkoskopi kurang hati-hati d) abses paru, bahaya pecahnya abses sehingga seluruh traktustrakea bronkial terisi oleh nanah e) imunosupresi, bahaya peradangan pascabronkoskopi f)obstruksi vena kava superior, kemungkinan edema laring pasca bronkoskopi.

3. Kontraindikasi absolut. Bronkoskopi sebaiknya tidak dikerjakan pada keadaana) Penyakit perdarahan. Pasien yang mudah terjadi perdarahan tidak boleh dilakukanbronkoskopi, sebab ada kemungkinan terjadi hematom intralumen atau perdarahan yang sukardiatasi. Pada pasien yang demikian dapat tumbuh gumpakan darah sepanjang traktus trakeabronkial b) hipoksemia, c) hiperkapnia akut, d)aritmia jantung, e) infark miokard yang akut, f)dekompensasi jantung (payah jantung). Beban tambahan pada bronkoskopi dapatmengakibatkan dekompensasi yang lebih buruk, g) radang akut saluran napas(laringotrekeobronkitis akut). Bronkoskopi tidak dilakukan jika ada radang akut saluran napas,sebab mungkin dapat menyebabkan ventilasi terganggu. Pada anak kecil yang tersangka aspirasibenda asing dan menderita radang akut saluran napas, sukar untuk menentukan diagnosisnya,serta sukar untuk menentukan apakah akan dilakukan bronkoskopi atau tidak. Akan tetapidalam keadaan sumbatan saluran trakea dan bronkus oleh benda asing, masih dipertimbangkanbronkoskopi setelah ditanggulangi keadaan yang menyebabkan kontraindikasi itu. Keuntungandan resiko harus dipertimbangkan sebaik-baiknya, tergantung pada keadaan pasien

KOMPLIKASI BRONKOSKOPI

Morbiditas dan bortalitas bronkoskopi antara prosedur yang menyertainya (mengambil benda asing,penyikatan, biopsy) sangat mudah, apabila dikerjakan dengan baik.

Komplikasi dengan pemakaian bronkoskopi kaku dan bronkoskopi erat optic sama.

Ada tambahan kompikasi pada pemakaian bronkoskopi kaku, yaitu gigi goyah atau copot, trauma padamukosa saluran napas, edema subglotik dan perdarahan.

Page 6: bronkoskop

8/2/2019 bronkoskop

http://slidepdf.com/reader/full/bronkoskop 6/6

Pada perdarahan di bronkus utama lebih baik penganggulangannya dengan bronkoskop kaku dibandingdengan bronkoskopi serat optik , karena dengan bronkoskopi kaku lebih mudah terlihat tempatperdarahan serta dapat dilakukan aplikasi topical untuk menghentikan perdarahan.

Komplikasi yang mungkin terjadi pada bronkoskopi, oleh obat premedikasi dan anastesi (umum) adalah

depresi pernapasan, apnea, hipotensi, sinkope, reaksi alergi. Pada analgesia local mungkin terjadi hentinapas, spasme laring, spasme bronkus, reaksi alergi, mual dan muntah.

Secara umum dapat terjadi komplikasi berupa trauma laring, hipoksia, hiperkarbia, spasme bronkus.Gejala kardiovaskular berupa aritmia atrial dan ventrikuler, iskemia mikard, angina dan henti jantung.Mungkin terjadi peradangan dengan kenaikan suhu badan oleh bakterimia, pneumonia, kontaminasi isirongga abses intrabronkial serta peradangan oleh basil tbc, jamur, dan virus

Pada pengisapan secret intrabronkial, mungkin terjadi komplikasi berupa hipoksia dan perdarahan.

Pada penyikatan bronkus dan biopsy bronkus atau paru dapat terjadi perdarahan, perforasi

bronkus/[aru, pneumotoraks, sikat patah atau cunam patah.

Pada aspirasi jarum, komplikasi yang mungkin terjadi ialah perdarahan, perforasi pembuluh darah besar,hemo-mediastinum, pneumomediastinum, pneumothorax

Terapi laser endobronkial mungkin menyebabkan hipoksia, perdarahan, perforasi esophagus, bronkusatau paru, terbakar dan menyebabkan kematian.

Pada pencucian broncoalveolar dapat terjadi demam, pneumonitis, perdarahan bronkial, spasmebronkus serta pneumotoraks

Pada saat pengambilan benda asing mungkin terjadi hemoptysis masif dan obstruksi jalan napas.