Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS...

60
@BPJSTKinfo BPJS Ketenagakerjaan Call Center: 1500910 www.bpjsketenagakerjaan.go.id JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA VOLUME 11 l TAHUN 2016 KARIR PASCA PENSIUN OPERATIONAL EXCELLENT HOUSING BENEFIT SEDIAKAN RUMAH PEKERJA IMPLEMENTASI K3 DI SEKTOR KONSTRUKSI

Transcript of Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS...

Page 1: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

@BPJSTKinfo

BPJS Ketenagakerjaan

Call Center: 1500910

www.bpjsketenagakerjaan.go.id

JEMBATAN MENUJU KESEJAHTERAAN PEKERJA

VO

LU

ME

11 l

TA

HU

N 2

016

KARIRPASCA

PENSIUN

OPERATIONALEXCELLENT

HOUSING BENEFITSEDIAKAN RUMAHPEKERJA

IMPLEMENTASI K3DI SEKTOR KONSTRUKSI

Page 2: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)
Page 3: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

3www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11www.bpjsketenagakerjaan.go.id

[ [email protected] ]

Elvyn G Masassya

Direktur Utama

U

HALO

ntuk itu, BPJS Ketenagakerjaan memiliki sejumlah

strategi. Strategi pertama adalah merealisasikan

total benefit untuk setiap peserta. Kedua,

memberikan layanan terbaik melalui friendly

service. Ketiga, mewujudkan BPJS

Ketenagakerjaan sebagai strongbrand di kalangan tenaga

kerja.

Dalam mewujudkan hal tersebut, BPJS Ketenagakerjaan telah

melakukan evaluasi kinerja per bulan Juli 2015 dan

mempersiapkan seluruh personel di seluruh unit kerja BPJS

Ketenagakerjaan yang tersebar di berbagai daerah di

Indonesia untuk mendukung operasional excellent BPJS

Ketenagakerjaan tahun 2016, serta memastikan implementasi

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah berjalan sesuai

dengan yang telah ditentukan.

Rencana kerja tahun 2016 dengan tema Delivering

Operational Excellence, memiliki tantangan tersendiri bagi

BPJS Ketenagakerjaan, karena dalam mewujudkan tema

tersebut diperlukan komitmen dari semua pihak, baik

pemerintah, insan BPJS Ketenagakerjaan serta

lembaga-lembaga terkait.

Pencapaian yang telah didapat pun akan terus ditingkatkan

melalui kerja keras dan fokus pada target tahun 2016. Selain

telah melakukan evaluasi kinerja tahun 2015, BPJS

Ketenagakerjaan juga melakukan pembahasan rencana kerja

tahun 2016.

Dan pencapaian kinerja di tahun 2015 lalu, menunjukkan

komitmen BPJS Ketenagakerjaan untuk berupaya keras

mewujudkan Era Baru Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan

menjadi ‘Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja di

Indonesia’.

Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenegakerjaan

berkeinginan untuk

menjadi badan yang

berkelas dunia yang

terpercaya, bersahabat,

dan unggul dalam

operasional dan

pelayanan.

Tahun 2016, ImplementasiOperasional Excellent

Page 4: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id4

Investment

Figur

21 24

28

DAFTAR ISI BRIDGE

Publisher: Direksi BPJS Ketenagakerjaan Editor in Chief: Utoh Banja l Managing Editor: Isnaldi Muhd. Dini l Editor: Faizal Rachman, Maria Emmy Maharjati, Ariyanto, Brian Radiastra, M. Kurniawan, Ahmad Ikhsan, Tri Harningsih l Reporters: Adyan Suseno, Ahmad Jauhari l Designer: Purwanto

Eddyl Photographer: Afrianto

Alamat Redaksi: Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan Indonesia 12930, website: www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Redaksi menerima sumbangan tulisan maupun foto kegiatan yang berhubungan dengan piha-pihak ekstenal di unit-unit kerja untuk dimuat di rubrik-rubrik MAJALAH BRIDGE. Semua naskah rubrik-rubrik di atas maksimal 5000 karakter dan dilampiri foto diri penulis. Naskah yang dimuat akan diberikan imbalan yang pantas.

Cover : Operation

Excellent

HALO

1-Stop

Manfaat

@BPJSTKInfo

Main Report17

32

8

5

Seberang

3Rencana kerja tahun 2016 dengan tema Delivering Operational Excellence, memiliki tantangan tersendiri bagi BPJS Ketenagakerjaan, karena dalam mewujudkan tema tersebut diperlukan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, insan BPJS Ketenagakerjaan serta lembaga-lembaga terkait.

BUDAYA LAYANAN PRIMA

BPJS KETENAGAKERJAAN

Karier Pasca Pensiun

OPERASIONAL EXCELLENT

MENJADI KOMITMEN

BPJS KETENAGAKERJAAN

Program Total Benefit “Meringankan PekerjaMenggaet Kepesertaan”

Central Provident Fund – Pengelola Jaminan Sosial di Negeri Singa Air Menerapkan Kinerja Unggul

BPJS KETENAGAKERJAANMELUNCURKAN PROGRAMTOTAL BENEFIT BAGI PESERTA

YasaruddinKepala DivisiPelayanan dan pengadaan

MemberikanPelayanan Maksimal,Adalah Tujuan Kami

Page 5: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

5www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

@bpjstkinfo

embangun budaya layanan prima menjadi

komitmen BPJS Ketenagakerjaan, dengan selalu

memberikan solusi yang cepat dan tuntas

terhadap keluhan peserta. Salah satunya, yang

dilakukan instansi jaminan sosial itu, memberikan akses

layanan yang mudah, cepat, serta bersahabat dalam

pengelolaannya.

Dukungan layanan prima tersebut, kata Kepala Divisi

Pengembangan IT BPJS Ketenagakerjaan Romie Erfianto,

membuat pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan

di atas 100% - melampaui target, per Oktober 2015 lalu,

dibandingkan jangka waktu yang sama pada tahun

sebelumnya.

Lonjakan pertumbuhan kepesertaan ini, ungkap dia

lagi, merupakan wujud komitmen BPJS Ketenagakerjaan

dalam meningkatkan pelayanan dan kinerja khususnya

dalam memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja

Indonesia. Hal ini dikemukakannya dalam acara Focus

Group discussion membedah sistem IT BPJS

Ketenagakerjaan, di Jakarta, Kamis (04 Febuari 2016) lalu

BPJS Ketenagakerjaan, kata Romie meyakinkan,

merupakan lembaga yang pengelolaannya sangat

transparan karena diawasi banyak instansi, seperti OJK,

BPK, Kantor Akuntan Publik (KAP) serta auditor internal

sehingga setiap transaksi keuangan telah melalui proses

audit yang ketat.

Pengembangan IT tersebut, jelasnya lagi, wujud dari

langkah BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan

transparansi kepada para peserta. Hal ini didukung oleh, visi

pembangunan IT di BPJS Ketenagakerjaan untuk menjadi

tulang punggung institusi dalam mewujudkan operational

excellence dalam layanan.

Dengan system IT yang kuat dapat menjangkau

pelayanannya ke seluruh nusantara, lanjut Romie, sehingga

BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan porsi anggaran

belanja untuk IT 20% pada tahun 2016 ini menjadi Rp 120

miliar, dari tahun sebelumnya Rp 100 miliar.

Romie mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan telah

mengembangkan fitur manfaat yang diharapkan bisa selesai

tahun ini. Misalnya saja, peserta bisa melihat status dari

klaimnya dan simulasi pensiun. Apalagi sekarang 10%-30%

dana bisa dipinjam untuk pembayaran rumah. Karena itu,

banyak peserta yang acapkali mencari tahu informasi

tersebut.

M

Institusi penyelenggara sistem jaminan sosial nasional terus meningkatkan kualitas

layanan IT untuk memenuhi kebutuhan informasi kepesertaan serta manfaatnya.

Kebijakan ini membuahkan hasil terjadi lonjakan kepesertaan tanpa penambahan SDM.

BUDAYA LAYANAN PRIMABPJS KETENAGAKERJAAN

BPJS TK dalam pengembangan IT, ungkapnya lagi,

akan menggunakan seluruh kanal. Antara lain, melalui

smartphone berbasis Android, Ios, dan Blackberry. Karena

dalam pengembangan mobile application seiring

berkembangnya zaman mutlak diperlukan. Dengan aplikasi

ini, peserta bisa mengecek apakah pembayaran dari

pemberi kerja tepat waktu dan tepat jumlah. Peserta juga

bisa memantau hasil pengembangan dananya. Jadi, unsur

transparansi bisa diketahui semua pihak, terutama peserta.

Romie, menjelaskan sistem IT BPJS Ketenagakerjaan,

berorientasi pada kebutuhan peserta dan kemampuan

untuk menyesuaikan kapasitas organisasi sesuai dengan

amanah UU dan PP turunannya dalam menghadapi

dinamika lingkungan, baik internal maupun eksternal.

Karena itu, BPJS Ketenagakerjaan menyesuaikan

model bisnis baru yang lebih fleksibel dan dinamis untuk

mendukung visi institusi dan implementasi keunggulan

operasional dan pelayanan kepada seluruh pekerja yang

berorientasi pada kebutuhan peserta.

Berbagai fitur system IT yang dimiliki BPJS

Ketenagakerjaan sangat mendukung akselerasi

kepesertaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk lebih

ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan pihak ketiga,

seperti Pemerintah Daerah, perbankan, telekomunikasi, retail

dan berbagai industri strategis lainnya.

Implementasi system IT ini juga lebih memudahkan

peserta untuk mengakses BPJS Ketenagakerjaan

dimanapun dan kapanpun. Sistem informasi yang digunakan

BPJS Ketenagakerjaan lebih efisien dari segi pembiayaan

infrastruktur (database serta jaringan komunikasi) dan

Sumber Daya Manusia yang dapat menghemat anggaran

Badan.

Untuk kanal pedaftaran serta pembayaran iuran, yang

telah bersinergi dengan seluruh Kantor Pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office

(SPO) Bank BRI dan BJB, 73 ribu lebih ATM Bank kerjasama,

24 ribu Payment Point Online Banking (PPOB), Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Pemerintah Daerah, Rumah

Sakit Trauma Center (RSTC), aplikasi web, smart kiosk dan

aplikasi mobile serta SMS.

Seluruh kemudahan akses ini diharapkan dapat menjadi

pondasi yang baik dalam mendukung strategi operasional

kedepannya untuk meningkatkan akselerasi perluasan

cakupan kepesertaan. n

Page 6: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id6

Peraturan

SK Menteri PAN No 81 Tahun 1993

P

erihal pelayanan prima terkait pelayanan

publik, yang aplikasikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku – diatur

dalam Keputusan Menteri PAN No 81/Tahun 1993.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, maka

dibutuhkan suatu bentuk pelayanan prima.

Pelayan prima terkait pelayan publik yang

dimaksud SK Menpan tersebut adalah segala bentuk

pelayanan yang diberikan pemerintah pusat/daerah,

seluruh badan termasuk BUMN dan BUMD dalam

rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pelayanan prima merupakan suatu pelayanan

terbaik, melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan

yang diberikan pihak lain atau daripada pelayanan

waktu yang lalu. Secara sederhana, pelayanan prima

(excellent service) adalah suatu pelayanan yang

terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan

pelanggan.

Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan

suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas.

Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah

suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan

kepuasan pelanggan/masyarakat.

Dalam pelayanan prima terdapat dua elemen yang

saling berkaitan, yaitu pelayanan dan kualitas. Kedua

elemen tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh

tenaga pelayanan (penjual, pedagang, pelayan, atau

salesman). Konsep pelayanan prima dapat diterapkan

pada berbagai organisasi, instansi, pemerintah, ataupun

perusahaan bisnis.

Perlu diketahui bahwa kemajuan yang dicapai oleh

suatu negara tercermin dari standar pelayanan yang

diberikan pemerintah kepada rakyatnya. Negara-negara

yang tergolong miskin pada umumnya kualitas

pelayanan yang diberikan di bawah standar minimal.

Pada negara-negara berkembang kualitas pelayanan

telah memenuhi standar minimal. Sedangkan di

negara-negara maju kualitas pelayanan terhadap

rakyatnya di atas standar minimal.

Peningkatan kualitas untuk meningkatkan

pelayanan yang ada ditekankan pada aspek berikut :

1. Struktural. Perbaikan struktural organisasi atau

perusahaan harus dilakukan dari tingkat top

manajemen hingga lower manajemen.

2. Operasional. Suatu perusahaan penjualan akan

dapat mewujudkan kebutuhan pelanggan

apabila peningkatan operasional dilaksanakan

artinya secara langsung kualitas pelayanan juga

dilaksanakan.

3. Visi. Suatu organisasi atau perusahaan harus

mengetahui arah organisasi dengan cara

mengidentifikasi tentang apa yang harus

dilakukan dan siapa yang akan melaksanakan.

4. Strategi pelayanan. Merupakan cara yang

ditentukan perusahaan dalam meningkatkan

pelayanan sehingga visi dapat terwujud, Strategi

pelayanan tersebut harus memperhatikan:

perilaku pelanggan, harapan pelanggan, image

pelanggan, loyalitas pelanggan, dan

alternatif-alternatif pelanggan.

Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Ketepatan waktu pelayanan berkaitan dengan

waktu tunggu dan proses.

2. Kualitas pelayanan berkaitan dengan akurasi atau

ketepatan pelayanan.

3. Kualitas pelayanan berkaitan dengan kesopanan

dan keramahan pelaku bisnis.

4. Kualitas pelayanan berkaitan dengan tanggung

jawab dalam penanganan keluhan pelanggan.

5. Kualitas pelayanan berkaitan dengan sedikit

banyaknya petugas yang melayani serta fasilitas

pendukung lainnya.

6. Kualitas pelayanan berkaitan dengan lokasi,

ruangan tempat pelayanan, tempat parkir,

ketersediaan informasi, dan petunjuk/

panduan lainnya.

7. Kualitas pelayanan berhubungan dengan

kondisi lingkungan, kebersihan, ruang tunggu,

fasilitas musik, AC, alat komunikasi, dan

lain-lain.

Pada dasarnya pelayanan prima mengandung

tiga aspek, yakni (1) kemampuan yang profesional, (2)

kemampuan yang teguh, (3) sikap yang ikhlas, tulus,

senang membantu, menyelesaikan kepentingan,

keluhan, memuaskan kebutuhan pelanggan dengan

memberikan pelayanan yang terbaik.

Terkait pelayanan prima, yang harus diaplikasikan

dalam kinerja BPJS Ketenagakerjaan – yang kini telah

bertransformasi dari BUMN menjadi institusi/badan

yang berada langsung di bawah Presiden. Untuk

mengadopsi pelayanan prima tersebut, ada tatacara

penyusunan standar pelayanan yang mengacu

Permen PAN-RB No 15 tahun 2014.

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

bahwa setiap Penyelenggara pelayanan publik baik

yang memberikan pelayanan kepada masyarakat

secara langsung maupun tidak langsung wajib

menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar

pelayanan prima sebagai tolok ukur dalam

penyelenggaraan pelayanan di lingkungan

masing-masing.

Jadi digulirkannya Permen PAN-RB No 25 Tahun

2014, sebagai acuan atau panduan bagi penyelenggara

dalam penyusunan, penetapan, dan penerapan

standar pelayanan. Sehingga dapat memberikan

kepastian, dalam meningkatkan kualitas dan kinerja

pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

selaras dengan kemampuan penyelenggara sehingga

mendapatkan kepercayaan masyarakat. n

Semenjak BPJS

Ketenagakerjaan

bertransformasi dari PT

Jamsotek (Persero), awal

tahun 2014 lalu, maka

status institusi jaminan

sosial itu tidak lagi Badan

Usaha Milik Negara

(BUMN) tetapi menjadi

Badan Layanan Publik

yang semua kinerjanya

sesuai peraturan dan

kebijakan yang telah

diatur oleh Kementerian

PAN – BR.

PELAYANAN PRIMADALAM KONTEKSPELAYANAN PUBLIK

Foto: twitter.com/yuddychrisnandi

Page 7: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

7www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Peraturan

erihal pelayanan prima terkait pelayanan

publik, yang aplikasikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku – diatur

dalam Keputusan Menteri PAN No 81/Tahun 1993.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, maka

dibutuhkan suatu bentuk pelayanan prima.

Pelayan prima terkait pelayan publik yang

dimaksud SK Menpan tersebut adalah segala bentuk

pelayanan yang diberikan pemerintah pusat/daerah,

seluruh badan termasuk BUMN dan BUMD dalam

rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pelayanan prima merupakan suatu pelayanan

terbaik, melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan

yang diberikan pihak lain atau daripada pelayanan

waktu yang lalu. Secara sederhana, pelayanan prima

(excellent service) adalah suatu pelayanan yang

terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan

pelanggan.

Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan

suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas.

Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah

suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan

kepuasan pelanggan/masyarakat.

Dalam pelayanan prima terdapat dua elemen yang

saling berkaitan, yaitu pelayanan dan kualitas. Kedua

elemen tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh

tenaga pelayanan (penjual, pedagang, pelayan, atau

salesman). Konsep pelayanan prima dapat diterapkan

pada berbagai organisasi, instansi, pemerintah, ataupun

perusahaan bisnis.

Perlu diketahui bahwa kemajuan yang dicapai oleh

suatu negara tercermin dari standar pelayanan yang

diberikan pemerintah kepada rakyatnya. Negara-negara

yang tergolong miskin pada umumnya kualitas

pelayanan yang diberikan di bawah standar minimal.

Pada negara-negara berkembang kualitas pelayanan

telah memenuhi standar minimal. Sedangkan di

negara-negara maju kualitas pelayanan terhadap

rakyatnya di atas standar minimal.

Peningkatan kualitas untuk meningkatkan

pelayanan yang ada ditekankan pada aspek berikut :

1. Struktural. Perbaikan struktural organisasi atau

perusahaan harus dilakukan dari tingkat top

manajemen hingga lower manajemen.

2. Operasional. Suatu perusahaan penjualan akan

dapat mewujudkan kebutuhan pelanggan

apabila peningkatan operasional dilaksanakan

artinya secara langsung kualitas pelayanan juga

dilaksanakan.

3. Visi. Suatu organisasi atau perusahaan harus

mengetahui arah organisasi dengan cara

mengidentifikasi tentang apa yang harus

dilakukan dan siapa yang akan melaksanakan.

4. Strategi pelayanan. Merupakan cara yang

ditentukan perusahaan dalam meningkatkan

pelayanan sehingga visi dapat terwujud, Strategi

pelayanan tersebut harus memperhatikan:

perilaku pelanggan, harapan pelanggan, image

pelanggan, loyalitas pelanggan, dan

alternatif-alternatif pelanggan.

Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Ketepatan waktu pelayanan berkaitan dengan

waktu tunggu dan proses.

2. Kualitas pelayanan berkaitan dengan akurasi atau

ketepatan pelayanan.

3. Kualitas pelayanan berkaitan dengan kesopanan

dan keramahan pelaku bisnis.

4. Kualitas pelayanan berkaitan dengan tanggung

jawab dalam penanganan keluhan pelanggan.

5. Kualitas pelayanan berkaitan dengan sedikit

banyaknya petugas yang melayani serta fasilitas

pendukung lainnya.

6. Kualitas pelayanan berkaitan dengan lokasi,

ruangan tempat pelayanan, tempat parkir,

ketersediaan informasi, dan petunjuk/

panduan lainnya.

7. Kualitas pelayanan berhubungan dengan

kondisi lingkungan, kebersihan, ruang tunggu,

fasilitas musik, AC, alat komunikasi, dan

lain-lain.

Pada dasarnya pelayanan prima mengandung

tiga aspek, yakni (1) kemampuan yang profesional, (2)

kemampuan yang teguh, (3) sikap yang ikhlas, tulus,

senang membantu, menyelesaikan kepentingan,

keluhan, memuaskan kebutuhan pelanggan dengan

memberikan pelayanan yang terbaik.

Terkait pelayanan prima, yang harus diaplikasikan

dalam kinerja BPJS Ketenagakerjaan – yang kini telah

bertransformasi dari BUMN menjadi institusi/badan

yang berada langsung di bawah Presiden. Untuk

mengadopsi pelayanan prima tersebut, ada tatacara

penyusunan standar pelayanan yang mengacu

Permen PAN-RB No 15 tahun 2014.

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

bahwa setiap Penyelenggara pelayanan publik baik

yang memberikan pelayanan kepada masyarakat

secara langsung maupun tidak langsung wajib

menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar

pelayanan prima sebagai tolok ukur dalam

penyelenggaraan pelayanan di lingkungan

masing-masing.

Jadi digulirkannya Permen PAN-RB No 25 Tahun

2014, sebagai acuan atau panduan bagi penyelenggara

dalam penyusunan, penetapan, dan penerapan

standar pelayanan. Sehingga dapat memberikan

kepastian, dalam meningkatkan kualitas dan kinerja

pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

selaras dengan kemampuan penyelenggara sehingga

mendapatkan kepercayaan masyarakat. n

Page 8: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id8

MainReport

alam menjalankan aktifitasnya, Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan senantiasa mengutamakan

prinsip-prinsip tata kelola lembaga/institusi

yang baik (good governance) dan pemanfaatan dana

kelolaan sepenuhnya demi kepentingan peserta.

Untuk itu, terdapat tiga elemen core operational

yang saling berkaitan di BPJS Ketenagakerjaan, yaitu

kepesertaan, investasi dan pelayanan. Dari sisi

kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan mengemban

tugas untuk menjadikan semua pekerja menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan. Untuk itu, kemudahan

menjadi peserta adalah hal yang utama.

Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan, Junaedi mengatakan, hingga

periode Desember 2015, total iuran BPJS

Ketenagakerjaan telah mencapai Rp35,95 triliun

(un-audited).

Sementara klaim jaminan untuk program Jaminan

Hari Tua (JHT) sudah sekitar Rp14,45 triliun dari 1,7 juta

kasus. Klaim Jaminan Kematian (JKM) mencapai

Rp416 miliar dari 28 ribu kasus dan Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK) sekitar Rp665 miliar dari 110

ribu kasus. "Sedangkan total dana kelolaan hingga

Desember 2015 sebesar Rp206 triliun atau naik sekitar

10% dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Sementara hasil investasi telah mencapai Rp17,69

triliun atau tumbuh sekitar 10%. "Dengan adanya acara

ini maka di tahun 2016 jumlah kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan diharap bertambah sekitar 4 juta

peserta atau menjadi 23,1 juta kepesertaan," tandasnya.

Untuk jumlah pekerja Bukan Penerima Upah

(BPU/ sektor informal) ditargetkan mencapai 1 juta

pekerja. Pihaknya pun optimistis target akuisisi 1 juta

pekerja informal dapat tercapai, mengingat masih

rendahnya angka peserta non formal saat ini

dibandingkan sektor formal.

BPJS Ketenagakerjaan juga mencatat

pertumbuhan kepesertaan di atas 100% atau

melampaui target per Oktober 2015 dibandingkan

periode sama tahun lalu. Pertumbuhan ini merupakan

wujud komitmen BPJS Ketenagakerjaan

meningkatkan pelayanan dan kinerja khususnya

memberikan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia.

Hingga Oktober 2015, BPJS Ketenagakerjaan

mencatat kepesertaan aktif 19,034 juta tenaga kerja

atau tumbuh 116,51% dibandingkan periode

sebelumnya sebanyak 16,337 juta atau 99,66% dari

target 2015. Peningkatan kepesertaan ini pun terjadi di

kategori kepesertaan perusahaan aktif yang melonjak

133,29% atau sebanyak 275.888 dibanding Oktober

2014 sebanyak 206.988 atau 109,65% dari target 2015.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G.

Masassya mengatakan, pertumbuhan positif ini

merupakan komitmen meningkatkan pelayanan dan

memberi kesejahteraan bagi seluruh tenaga kerja

Indonesia. Pertumbuhan tersebut melampaui dari

angka yang ditargetkan.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi

peserta, BPJS Ketenagakerjaan mengembangkan

sistem informasi baru dinamakan Sistem Informasi

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Elvyn

menjelaskan, sistem ini berorientasi kebutuhan peserta

dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi

berbasis tekhnologi informasi (TI) sesuai dengan

amanah undang-undang dan peraturan turunannya

dalam menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal.

Elvyn menambahkan, sistem informasi baru yang

dinamakan Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (SIJSTK) yang berorientasi kebutuhan peserta

dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi

sesuai amanah Undang-undang dan peraturan

turunannya menghadapi dinamika lingkungan, internal

maupun eksternal. Oleh karena itu, BPJS

Ketenagakerjaan menyesuaikan model bisnis baru

lebih fleksibel dan dinamis mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

bagi seluruh pekerja yang berorientasi kebutuhan

peserta (customer centric).

Berbagai fitur dimiliki SIJSTK sangat mendukung

akselerasi kepesertaan. Selain itu, kemampuan institusi

untuk lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi

dengan pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah,

perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai industri

strategis lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih

memudahkan peserta mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. Sistem informasi yang baru ini juga

lebih efisien dari segi pembiayaan infrastruktur

(database serta jaringan komunikasi) dan sumber daya

manusia yang dapat menghemat anggaran BPJS

Ketenagakerjaan. Ia menambahkan, sistem informasi

yang baru ini sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi pemerintah

serta perbankan dan perusahaan retail, telekomunikasi

dan industri.

Menurut Elvyn, implementasi SIJSTK ini juga lebih

memudahkan peserta untuk mengakses BPJS

Ketenagakerjaan di manapun dan kapanpun. Sistem

informasi yang baru ini juga lebih efisien dari segi

pembiayaan infrastruktur (database serta jaringan

komunikasi) dan Sumber Daya Manusia yang dapat

menghemat anggaran BPJS Ketenagakerjaan. Selain

itu, kemampuan institusi lebih ekspansif melalui

kerangka kolaborasi pihak ketiga, seperti Pemerintah

Daerah, perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai

industry strategis lainnya. “Implementasi SIJSTK ini

juga lebih memudahkan peserta mengakses BPJS

Ketenagakerjaan dimanapun dan kapanpun. Sistem

informasi yang baru ini dinilai lebih efisien dari segi

pembiayaan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran,” paparnya.

Ditambahkannya, sistem informasi baru ini sudah

terintegrasi dengan system operasional berbagai

lembaga dan instansi pemerintah serta perbankan dan

perusahaan retail, telekomunikasi dan industri. Kanal

pendaftaran serta pembayaran iuran yang bersinergi

dengan SIJSTK antara lain 337 Kantor Pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan, 10 ribu Service Point Office (SPO)

Bank BRI dan BJB, 73 ribu lebih ATM Bank kerjasama,

24 ribu payment point Online Banking (PPOB),

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Pemerintah

Daerah, Rumah Sakit Trauma Center (RSTC), aplikasi

web, smart kiosk dan aplikasi mobile serta SMS.

Elvyn mengungkapkan, seluruh kemudahan akses

ini diharapkan menjadi pondasi dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

kepesertaan di tahun 2016.

Seluruh inisiatif tersebut, lanjut Elvyn,

mendapatkan pengakuan organisasi-organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

Achievement in Transformation Excellence pada

Oktober 2015. Penghargaan ini diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana. Penghargaan

lainnya diberikan oleh ISSA (International Social

Security Association) dalam bidang pelayanan prima,

perluasan kanal distribusi dan pelaksanaan program

return to work.

Elvyn menjelaskan, pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan bertujuan untuk meningkatkan

kecepatan layanan, akses yang mudah, akurasi dan

friendly. Termasuk dalam proses klaim. Kalau jauh

sebelumnya peserta jaminan sosial tenaga kerja harus

mengurus klaim membutuhkan waktu dua minggu, kini

di BPJS Ketenagakerjaan lebih cepat. Dengan jargon

‘from two weeks to 20 minute’, peserta yang akan

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya. Karena, dengan data base yang

sudah ada pada BPJS Ketenagakerjaan, peserta yang

akan klaim tidak perlu konfirmasi ke kantor kelurahan.

“Misalnya, ada peserta pensiun atau berhenti bekerja

mau klaim tinggal masuk website BPJS

Ketenagakerjaan lalu kirimkan semua

berkas-berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit saja peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” imbuhnya.

Di sisi lain, untuk meningkatkan akses, BPJS

Ketenagakerjaan telah bermitra dengan sejumlah bank

papan atas dengan tidak mengeluarkan biaya

operasional dan biaya modal atau no opex, no capex.

“Loket layanan BPJS Ketenagakerjaan itu ada di kantor

bank, tanpa sewa. Dana dari peserta itu disimpan di

kantor bank yang bersangkutan. Kami juga akan

membuka 10.000 outlet baru yang meliputi 3 jenis,

yaitu physical present, electronic, dan canal distribution

bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal ini adalah

perbankan,” papar Elvyn.

Tahun ini BPJS Ketenagakerjaan juga akan

memperluas jaringannya dengan menggunakan

gerai-gerai Indomart di seluruh Indonesia. Sedangkan

untuk menjaga akurasi agar tidak ada lagi transaksi

yang bersifat cash, peserta sudah bisa memanfaatkan

e-registrasi, e-payment dan e-claim. Peserta juga dapat

mengecek saldo di smartphone, melalui BPJSTK

mobile. n

OPERATIONAL EXCELLENTMENJADI KOMITMENBPJS KETENAGAKERJAAN

Page 9: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

9www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

MainReport

Dalam menjalankan aktifitasnya, Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan senantiasa mengutamakan

prinsip-prinsip tata kelola lembaga/institusi

yang baik (good governance) dan pemanfaatan dana

kelolaan sepenuhnya demi kepentingan peserta.

Untuk itu, terdapat tiga elemen core operational

yang saling berkaitan di BPJS Ketenagakerjaan, yaitu

kepesertaan, investasi dan pelayanan. Dari sisi

kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan mengemban

tugas untuk menjadikan semua pekerja menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan. Untuk itu, kemudahan

menjadi peserta adalah hal yang utama.

Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan, Junaedi mengatakan, hingga

periode Desember 2015, total iuran BPJS

Ketenagakerjaan telah mencapai Rp35,95 triliun

(un-audited).

Sementara klaim jaminan untuk program Jaminan

Hari Tua (JHT) sudah sekitar Rp14,45 triliun dari 1,7 juta

kasus. Klaim Jaminan Kematian (JKM) mencapai

Rp416 miliar dari 28 ribu kasus dan Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK) sekitar Rp665 miliar dari 110

ribu kasus. "Sedangkan total dana kelolaan hingga

Desember 2015 sebesar Rp206 triliun atau naik sekitar

10% dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Sementara hasil investasi telah mencapai Rp17,69

triliun atau tumbuh sekitar 10%. "Dengan adanya acara

ini maka di tahun 2016 jumlah kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan diharap bertambah sekitar 4 juta

peserta atau menjadi 23,1 juta kepesertaan," tandasnya.

Untuk jumlah pekerja Bukan Penerima Upah

(BPU/ sektor informal) ditargetkan mencapai 1 juta

pekerja. Pihaknya pun optimistis target akuisisi 1 juta

pekerja informal dapat tercapai, mengingat masih

rendahnya angka peserta non formal saat ini

dibandingkan sektor formal.

BPJS Ketenagakerjaan juga mencatat

pertumbuhan kepesertaan di atas 100% atau

melampaui target per Oktober 2015 dibandingkan

periode sama tahun lalu. Pertumbuhan ini merupakan

wujud komitmen BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan terus membenahi pelayanannya. Seluruh kemudahan ini diharapkan menjadi pondasi dalam mendukung strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk meningkatkan akselerasi perluasan cakupan kepesertaan di tahun 2016.

meningkatkan pelayanan dan kinerja khususnya

memberikan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia.

Hingga Oktober 2015, BPJS Ketenagakerjaan

mencatat kepesertaan aktif 19,034 juta tenaga kerja

atau tumbuh 116,51% dibandingkan periode

sebelumnya sebanyak 16,337 juta atau 99,66% dari

target 2015. Peningkatan kepesertaan ini pun terjadi di

kategori kepesertaan perusahaan aktif yang melonjak

133,29% atau sebanyak 275.888 dibanding Oktober

2014 sebanyak 206.988 atau 109,65% dari target 2015.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G.

Masassya mengatakan, pertumbuhan positif ini

merupakan komitmen meningkatkan pelayanan dan

memberi kesejahteraan bagi seluruh tenaga kerja

Indonesia. Pertumbuhan tersebut melampaui dari

angka yang ditargetkan.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi

peserta, BPJS Ketenagakerjaan mengembangkan

sistem informasi baru dinamakan Sistem Informasi

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Elvyn

menjelaskan, sistem ini berorientasi kebutuhan peserta

dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi

berbasis tekhnologi informasi (TI) sesuai dengan

amanah undang-undang dan peraturan turunannya

dalam menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal.

Elvyn menambahkan, sistem informasi baru yang

dinamakan Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (SIJSTK) yang berorientasi kebutuhan peserta

dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi

sesuai amanah Undang-undang dan peraturan

turunannya menghadapi dinamika lingkungan, internal

maupun eksternal. Oleh karena itu, BPJS

Ketenagakerjaan menyesuaikan model bisnis baru

lebih fleksibel dan dinamis mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

bagi seluruh pekerja yang berorientasi kebutuhan

peserta (customer centric).

Berbagai fitur dimiliki SIJSTK sangat mendukung

akselerasi kepesertaan. Selain itu, kemampuan institusi

untuk lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi

dengan pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah,

perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai industri

strategis lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih

memudahkan peserta mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. Sistem informasi yang baru ini juga

lebih efisien dari segi pembiayaan infrastruktur

(database serta jaringan komunikasi) dan sumber daya

manusia yang dapat menghemat anggaran BPJS

Ketenagakerjaan. Ia menambahkan, sistem informasi

yang baru ini sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi pemerintah

serta perbankan dan perusahaan retail, telekomunikasi

dan industri.

Menurut Elvyn, implementasi SIJSTK ini juga lebih

memudahkan peserta untuk mengakses BPJS

Ketenagakerjaan di manapun dan kapanpun. Sistem

informasi yang baru ini juga lebih efisien dari segi

pembiayaan infrastruktur (database serta jaringan

komunikasi) dan Sumber Daya Manusia yang dapat

menghemat anggaran BPJS Ketenagakerjaan. Selain

itu, kemampuan institusi lebih ekspansif melalui

kerangka kolaborasi pihak ketiga, seperti Pemerintah

Daerah, perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai

industry strategis lainnya. “Implementasi SIJSTK ini

juga lebih memudahkan peserta mengakses BPJS

Ketenagakerjaan dimanapun dan kapanpun. Sistem

informasi yang baru ini dinilai lebih efisien dari segi

pembiayaan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran,” paparnya.

Ditambahkannya, sistem informasi baru ini sudah

terintegrasi dengan system operasional berbagai

lembaga dan instansi pemerintah serta perbankan dan

perusahaan retail, telekomunikasi dan industri. Kanal

pendaftaran serta pembayaran iuran yang bersinergi

dengan SIJSTK antara lain 337 Kantor Pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan, 10 ribu Service Point Office (SPO)

Bank BRI dan BJB, 73 ribu lebih ATM Bank kerjasama,

24 ribu payment point Online Banking (PPOB),

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Pemerintah

Daerah, Rumah Sakit Trauma Center (RSTC), aplikasi

web, smart kiosk dan aplikasi mobile serta SMS.

Elvyn mengungkapkan, seluruh kemudahan akses

ini diharapkan menjadi pondasi dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

kepesertaan di tahun 2016.

Seluruh inisiatif tersebut, lanjut Elvyn,

mendapatkan pengakuan organisasi-organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

Achievement in Transformation Excellence pada

Oktober 2015. Penghargaan ini diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana. Penghargaan

lainnya diberikan oleh ISSA (International Social

Security Association) dalam bidang pelayanan prima,

perluasan kanal distribusi dan pelaksanaan program

return to work.

Elvyn menjelaskan, pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan bertujuan untuk meningkatkan

kecepatan layanan, akses yang mudah, akurasi dan

friendly. Termasuk dalam proses klaim. Kalau jauh

sebelumnya peserta jaminan sosial tenaga kerja harus

mengurus klaim membutuhkan waktu dua minggu, kini

di BPJS Ketenagakerjaan lebih cepat. Dengan jargon

‘from two weeks to 20 minute’, peserta yang akan

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya. Karena, dengan data base yang

sudah ada pada BPJS Ketenagakerjaan, peserta yang

akan klaim tidak perlu konfirmasi ke kantor kelurahan.

“Misalnya, ada peserta pensiun atau berhenti bekerja

mau klaim tinggal masuk website BPJS

Ketenagakerjaan lalu kirimkan semua

berkas-berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit saja peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” imbuhnya.

Di sisi lain, untuk meningkatkan akses, BPJS

Ketenagakerjaan telah bermitra dengan sejumlah bank

papan atas dengan tidak mengeluarkan biaya

operasional dan biaya modal atau no opex, no capex.

“Loket layanan BPJS Ketenagakerjaan itu ada di kantor

bank, tanpa sewa. Dana dari peserta itu disimpan di

kantor bank yang bersangkutan. Kami juga akan

membuka 10.000 outlet baru yang meliputi 3 jenis,

yaitu physical present, electronic, dan canal distribution

bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal ini adalah

perbankan,” papar Elvyn.

Tahun ini BPJS Ketenagakerjaan juga akan

memperluas jaringannya dengan menggunakan

gerai-gerai Indomart di seluruh Indonesia. Sedangkan

untuk menjaga akurasi agar tidak ada lagi transaksi

yang bersifat cash, peserta sudah bisa memanfaatkan

e-registrasi, e-payment dan e-claim. Peserta juga dapat

mengecek saldo di smartphone, melalui BPJSTK

mobile. n

Page 10: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id10

MainReport

alam menjalankan aktifitasnya, Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan senantiasa mengutamakan

prinsip-prinsip tata kelola lembaga/institusi

yang baik (good governance) dan pemanfaatan dana

kelolaan sepenuhnya demi kepentingan peserta.

Untuk itu, terdapat tiga elemen core operational

yang saling berkaitan di BPJS Ketenagakerjaan, yaitu

kepesertaan, investasi dan pelayanan. Dari sisi

kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan mengemban

tugas untuk menjadikan semua pekerja menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan. Untuk itu, kemudahan

menjadi peserta adalah hal yang utama.

Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan, Junaedi mengatakan, hingga

periode Desember 2015, total iuran BPJS

Ketenagakerjaan telah mencapai Rp35,95 triliun

(un-audited).

Sementara klaim jaminan untuk program Jaminan

Hari Tua (JHT) sudah sekitar Rp14,45 triliun dari 1,7 juta

kasus. Klaim Jaminan Kematian (JKM) mencapai

Rp416 miliar dari 28 ribu kasus dan Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK) sekitar Rp665 miliar dari 110

ribu kasus. "Sedangkan total dana kelolaan hingga

Desember 2015 sebesar Rp206 triliun atau naik sekitar

10% dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Sementara hasil investasi telah mencapai Rp17,69

triliun atau tumbuh sekitar 10%. "Dengan adanya acara

ini maka di tahun 2016 jumlah kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan diharap bertambah sekitar 4 juta

peserta atau menjadi 23,1 juta kepesertaan," tandasnya.

Untuk jumlah pekerja Bukan Penerima Upah

(BPU/ sektor informal) ditargetkan mencapai 1 juta

pekerja. Pihaknya pun optimistis target akuisisi 1 juta

pekerja informal dapat tercapai, mengingat masih

rendahnya angka peserta non formal saat ini

dibandingkan sektor formal.

BPJS Ketenagakerjaan juga mencatat

pertumbuhan kepesertaan di atas 100% atau

melampaui target per Oktober 2015 dibandingkan

periode sama tahun lalu. Pertumbuhan ini merupakan

wujud komitmen BPJS Ketenagakerjaan

meningkatkan pelayanan dan kinerja khususnya

memberikan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia.

Hingga Oktober 2015, BPJS Ketenagakerjaan

mencatat kepesertaan aktif 19,034 juta tenaga kerja

atau tumbuh 116,51% dibandingkan periode

sebelumnya sebanyak 16,337 juta atau 99,66% dari

target 2015. Peningkatan kepesertaan ini pun terjadi di

kategori kepesertaan perusahaan aktif yang melonjak

133,29% atau sebanyak 275.888 dibanding Oktober

2014 sebanyak 206.988 atau 109,65% dari target 2015.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G.

Masassya mengatakan, pertumbuhan positif ini

merupakan komitmen meningkatkan pelayanan dan

memberi kesejahteraan bagi seluruh tenaga kerja

Indonesia. Pertumbuhan tersebut melampaui dari

angka yang ditargetkan.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi

peserta, BPJS Ketenagakerjaan mengembangkan

sistem informasi baru dinamakan Sistem Informasi

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Elvyn

menjelaskan, sistem ini berorientasi kebutuhan peserta

dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi

berbasis tekhnologi informasi (TI) sesuai dengan

amanah undang-undang dan peraturan turunannya

dalam menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal.

Elvyn menambahkan, sistem informasi baru yang

dinamakan Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (SIJSTK) yang berorientasi kebutuhan peserta

dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi

sesuai amanah Undang-undang dan peraturan

turunannya menghadapi dinamika lingkungan, internal

maupun eksternal. Oleh karena itu, BPJS

Ketenagakerjaan menyesuaikan model bisnis baru

lebih fleksibel dan dinamis mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

bagi seluruh pekerja yang berorientasi kebutuhan

peserta (customer centric).

Berbagai fitur dimiliki SIJSTK sangat mendukung

akselerasi kepesertaan. Selain itu, kemampuan institusi

untuk lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi

dengan pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah,

perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai industri

strategis lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih

memudahkan peserta mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. Sistem informasi yang baru ini juga

lebih efisien dari segi pembiayaan infrastruktur

(database serta jaringan komunikasi) dan sumber daya

manusia yang dapat menghemat anggaran BPJS

Ketenagakerjaan. Ia menambahkan, sistem informasi

yang baru ini sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi pemerintah

serta perbankan dan perusahaan retail, telekomunikasi

dan industri.

Menurut Elvyn, implementasi SIJSTK ini juga lebih

memudahkan peserta untuk mengakses BPJS

Ketenagakerjaan di manapun dan kapanpun. Sistem

informasi yang baru ini juga lebih efisien dari segi

pembiayaan infrastruktur (database serta jaringan

komunikasi) dan Sumber Daya Manusia yang dapat

menghemat anggaran BPJS Ketenagakerjaan. Selain

itu, kemampuan institusi lebih ekspansif melalui

kerangka kolaborasi pihak ketiga, seperti Pemerintah

Daerah, perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai

industry strategis lainnya. “Implementasi SIJSTK ini

juga lebih memudahkan peserta mengakses BPJS

Ketenagakerjaan dimanapun dan kapanpun. Sistem

informasi yang baru ini dinilai lebih efisien dari segi

pembiayaan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran,” paparnya.

Ditambahkannya, sistem informasi baru ini sudah

terintegrasi dengan system operasional berbagai

lembaga dan instansi pemerintah serta perbankan dan

perusahaan retail, telekomunikasi dan industri. Kanal

pendaftaran serta pembayaran iuran yang bersinergi

dengan SIJSTK antara lain 337 Kantor Pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan, 10 ribu Service Point Office (SPO)

Bank BRI dan BJB, 73 ribu lebih ATM Bank kerjasama,

24 ribu payment point Online Banking (PPOB),

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Pemerintah

Daerah, Rumah Sakit Trauma Center (RSTC), aplikasi

web, smart kiosk dan aplikasi mobile serta SMS.

Elvyn mengungkapkan, seluruh kemudahan akses

ini diharapkan menjadi pondasi dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

kepesertaan di tahun 2016.

Seluruh inisiatif tersebut, lanjut Elvyn,

mendapatkan pengakuan organisasi-organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

Achievement in Transformation Excellence pada

Oktober 2015. Penghargaan ini diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana. Penghargaan

lainnya diberikan oleh ISSA (International Social

Security Association) dalam bidang pelayanan prima,

perluasan kanal distribusi dan pelaksanaan program

return to work.

Elvyn menjelaskan, pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan bertujuan untuk meningkatkan

kecepatan layanan, akses yang mudah, akurasi dan

friendly. Termasuk dalam proses klaim. Kalau jauh

sebelumnya peserta jaminan sosial tenaga kerja harus

mengurus klaim membutuhkan waktu dua minggu, kini

di BPJS Ketenagakerjaan lebih cepat. Dengan jargon

‘from two weeks to 20 minute’, peserta yang akan

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya. Karena, dengan data base yang

sudah ada pada BPJS Ketenagakerjaan, peserta yang

akan klaim tidak perlu konfirmasi ke kantor kelurahan.

“Misalnya, ada peserta pensiun atau berhenti bekerja

mau klaim tinggal masuk website BPJS

Ketenagakerjaan lalu kirimkan semua

berkas-berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit saja peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” imbuhnya.

Di sisi lain, untuk meningkatkan akses, BPJS

Ketenagakerjaan telah bermitra dengan sejumlah bank

papan atas dengan tidak mengeluarkan biaya

operasional dan biaya modal atau no opex, no capex.

“Loket layanan BPJS Ketenagakerjaan itu ada di kantor

bank, tanpa sewa. Dana dari peserta itu disimpan di

kantor bank yang bersangkutan. Kami juga akan

membuka 10.000 outlet baru yang meliputi 3 jenis,

yaitu physical present, electronic, dan canal distribution

bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal ini adalah

perbankan,” papar Elvyn.

Tahun ini BPJS Ketenagakerjaan juga akan

memperluas jaringannya dengan menggunakan

gerai-gerai Indomart di seluruh Indonesia. Sedangkan

untuk menjaga akurasi agar tidak ada lagi transaksi

yang bersifat cash, peserta sudah bisa memanfaatkan

e-registrasi, e-payment dan e-claim. Peserta juga dapat

mengecek saldo di smartphone, melalui BPJSTK

mobile. n

Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK) berbasis tekhnologi informasi

Page 11: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

11www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

MainReport

alam menjalankan aktifitasnya, Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan senantiasa mengutamakan

prinsip-prinsip tata kelola lembaga/institusi

yang baik (good governance) dan pemanfaatan dana

kelolaan sepenuhnya demi kepentingan peserta.

Untuk itu, terdapat tiga elemen core operational

yang saling berkaitan di BPJS Ketenagakerjaan, yaitu

kepesertaan, investasi dan pelayanan. Dari sisi

kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan mengemban

tugas untuk menjadikan semua pekerja menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan. Untuk itu, kemudahan

menjadi peserta adalah hal yang utama.

Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan, Junaedi mengatakan, hingga

periode Desember 2015, total iuran BPJS

Ketenagakerjaan telah mencapai Rp35,95 triliun

(un-audited).

Sementara klaim jaminan untuk program Jaminan

Hari Tua (JHT) sudah sekitar Rp14,45 triliun dari 1,7 juta

kasus. Klaim Jaminan Kematian (JKM) mencapai

Rp416 miliar dari 28 ribu kasus dan Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK) sekitar Rp665 miliar dari 110

ribu kasus. "Sedangkan total dana kelolaan hingga

Desember 2015 sebesar Rp206 triliun atau naik sekitar

10% dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Sementara hasil investasi telah mencapai Rp17,69

triliun atau tumbuh sekitar 10%. "Dengan adanya acara

ini maka di tahun 2016 jumlah kepesertaan BPJS

Ketenagakerjaan diharap bertambah sekitar 4 juta

peserta atau menjadi 23,1 juta kepesertaan," tandasnya.

Untuk jumlah pekerja Bukan Penerima Upah

(BPU/ sektor informal) ditargetkan mencapai 1 juta

pekerja. Pihaknya pun optimistis target akuisisi 1 juta

pekerja informal dapat tercapai, mengingat masih

rendahnya angka peserta non formal saat ini

dibandingkan sektor formal.

BPJS Ketenagakerjaan juga mencatat

pertumbuhan kepesertaan di atas 100% atau

melampaui target per Oktober 2015 dibandingkan

periode sama tahun lalu. Pertumbuhan ini merupakan

wujud komitmen BPJS Ketenagakerjaan

meningkatkan pelayanan dan kinerja khususnya

memberikan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia.

Hingga Oktober 2015, BPJS Ketenagakerjaan

mencatat kepesertaan aktif 19,034 juta tenaga kerja

atau tumbuh 116,51% dibandingkan periode

sebelumnya sebanyak 16,337 juta atau 99,66% dari

target 2015. Peningkatan kepesertaan ini pun terjadi di

kategori kepesertaan perusahaan aktif yang melonjak

133,29% atau sebanyak 275.888 dibanding Oktober

2014 sebanyak 206.988 atau 109,65% dari target 2015.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G.

Masassya mengatakan, pertumbuhan positif ini

merupakan komitmen meningkatkan pelayanan dan

memberi kesejahteraan bagi seluruh tenaga kerja

Indonesia. Pertumbuhan tersebut melampaui dari

angka yang ditargetkan.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi

peserta, BPJS Ketenagakerjaan mengembangkan

sistem informasi baru dinamakan Sistem Informasi

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Elvyn

menjelaskan, sistem ini berorientasi kebutuhan peserta

dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi

berbasis tekhnologi informasi (TI) sesuai dengan

amanah undang-undang dan peraturan turunannya

dalam menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal.

Elvyn menambahkan, sistem informasi baru yang

dinamakan Sistem Informasi Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (SIJSTK) yang berorientasi kebutuhan peserta

dan kemampuan menyesuaikan kapasitas organisasi

sesuai amanah Undang-undang dan peraturan

turunannya menghadapi dinamika lingkungan, internal

maupun eksternal. Oleh karena itu, BPJS

Ketenagakerjaan menyesuaikan model bisnis baru

lebih fleksibel dan dinamis mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

bagi seluruh pekerja yang berorientasi kebutuhan

peserta (customer centric).

Berbagai fitur dimiliki SIJSTK sangat mendukung

akselerasi kepesertaan. Selain itu, kemampuan institusi

untuk lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi

dengan pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah,

perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai industri

strategis lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih

memudahkan peserta mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. Sistem informasi yang baru ini juga

lebih efisien dari segi pembiayaan infrastruktur

(database serta jaringan komunikasi) dan sumber daya

manusia yang dapat menghemat anggaran BPJS

Ketenagakerjaan. Ia menambahkan, sistem informasi

yang baru ini sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi pemerintah

serta perbankan dan perusahaan retail, telekomunikasi

dan industri.

Menurut Elvyn, implementasi SIJSTK ini juga lebih

memudahkan peserta untuk mengakses BPJS

Ketenagakerjaan di manapun dan kapanpun. Sistem

informasi yang baru ini juga lebih efisien dari segi

pembiayaan infrastruktur (database serta jaringan

komunikasi) dan Sumber Daya Manusia yang dapat

menghemat anggaran BPJS Ketenagakerjaan. Selain

itu, kemampuan institusi lebih ekspansif melalui

kerangka kolaborasi pihak ketiga, seperti Pemerintah

Daerah, perbankan, telekomunikasi, retail dan berbagai

industry strategis lainnya. “Implementasi SIJSTK ini

juga lebih memudahkan peserta mengakses BPJS

Ketenagakerjaan dimanapun dan kapanpun. Sistem

informasi yang baru ini dinilai lebih efisien dari segi

pembiayaan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran,” paparnya.

Ditambahkannya, sistem informasi baru ini sudah

terintegrasi dengan system operasional berbagai

lembaga dan instansi pemerintah serta perbankan dan

perusahaan retail, telekomunikasi dan industri. Kanal

pendaftaran serta pembayaran iuran yang bersinergi

dengan SIJSTK antara lain 337 Kantor Pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan, 10 ribu Service Point Office (SPO)

Bank BRI dan BJB, 73 ribu lebih ATM Bank kerjasama,

24 ribu payment point Online Banking (PPOB),

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Pemerintah

Daerah, Rumah Sakit Trauma Center (RSTC), aplikasi

web, smart kiosk dan aplikasi mobile serta SMS.

Elvyn mengungkapkan, seluruh kemudahan akses

ini diharapkan menjadi pondasi dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

kepesertaan di tahun 2016.

Seluruh inisiatif tersebut, lanjut Elvyn,

mendapatkan pengakuan organisasi-organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

Achievement in Transformation Excellence pada

Oktober 2015. Penghargaan ini diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana. Penghargaan

lainnya diberikan oleh ISSA (International Social

Security Association) dalam bidang pelayanan prima,

perluasan kanal distribusi dan pelaksanaan program

return to work.

Elvyn menjelaskan, pelayanan BPJS

Ketenagakerjaan bertujuan untuk meningkatkan

kecepatan layanan, akses yang mudah, akurasi dan

friendly. Termasuk dalam proses klaim. Kalau jauh

sebelumnya peserta jaminan sosial tenaga kerja harus

mengurus klaim membutuhkan waktu dua minggu, kini

di BPJS Ketenagakerjaan lebih cepat. Dengan jargon

‘from two weeks to 20 minute’, peserta yang akan

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya. Karena, dengan data base yang

sudah ada pada BPJS Ketenagakerjaan, peserta yang

akan klaim tidak perlu konfirmasi ke kantor kelurahan.

“Misalnya, ada peserta pensiun atau berhenti bekerja

mau klaim tinggal masuk website BPJS

Ketenagakerjaan lalu kirimkan semua

berkas-berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit saja peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” imbuhnya.

Di sisi lain, untuk meningkatkan akses, BPJS

Ketenagakerjaan telah bermitra dengan sejumlah bank

papan atas dengan tidak mengeluarkan biaya

operasional dan biaya modal atau no opex, no capex.

“Loket layanan BPJS Ketenagakerjaan itu ada di kantor

bank, tanpa sewa. Dana dari peserta itu disimpan di

kantor bank yang bersangkutan. Kami juga akan

membuka 10.000 outlet baru yang meliputi 3 jenis,

yaitu physical present, electronic, dan canal distribution

bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal ini adalah

perbankan,” papar Elvyn.

Tahun ini BPJS Ketenagakerjaan juga akan

memperluas jaringannya dengan menggunakan

gerai-gerai Indomart di seluruh Indonesia. Sedangkan

untuk menjaga akurasi agar tidak ada lagi transaksi

yang bersifat cash, peserta sudah bisa memanfaatkan

e-registrasi, e-payment dan e-claim. Peserta juga dapat

mengecek saldo di smartphone, melalui BPJSTK

mobile. n

Page 12: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id12

MainReport

Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G

Masassya, menjelaskan, dengan

melaksanakan empat hal yaitu:

aksesibilitas, kecepatan, keandalan, dan

keramahan maka BPJS Ketenagakerjaan bisa dikenal

oleh masyarakat. Selain itu, dengan empat hal

tersebut tentunya BPJS Ketenagakerjaan ingin

memberikan kemudahan kepada semua peserta

dalam mendapatkan layanan secara prima.

Elvyn G Masassya menambahkan, untuk

memberikan pelayanan prima kepada para peserta,

pihaknya sudah mencanangkan untuk menambah

sebanyak 208 kantor baik kantor cabang penuh

mapun kantor cabang perintis. Dengan kehadiran

208 kantor baru tersebut diharapkan masyarakat

memiliki kemudahan dalam mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. "Kita menargetkan supaya di

seluruh kota dan kabupaten di Indonesia bisa

terlayani dengan baik dengan adanya kantor cabang

penuh dan kantor cabang perintis," kata Elvyn G

Masassya, beberapa waktu lalu.

Selain menambah kantor cabang penuh dan

kantor cabang perintis, BPJS juga terus melakukan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar

dapat meningkatkan layanan kepada peserta. Antara

lain hal ini dilakukan melalui pelatihan pelayanan

prima yang dilaksanakan di sejumlah daerah sejak

tahun 2015.

Pelatihan seluruh karyawan BPJS

Ketenagakerjaan Maluku Utara, misalnya, telah

dilakukan pada tanggal 20-22 Maret 2015 di Bella

International Hotel. Direktur Umum dan SDM BPJS

Ketenagakerjaan, Amri Yusuf, pada acara tersebut

menjelaskan pentingnya tiga aspek pelayanan prima

BPJS Ketenagakerjaan yaitu fisik kantor, proses yang

terkait dengan alur layanan, dan SDM (sumber daya

manusia) yang berhubungan dengan sikap dan etika

dalam melakukan layanan yang melebihi ekspektasi

atau harapan peserta.

Kegiatan pelatihan tersebut berisi outbound tim

building dan pada hari kedua peserta pelatihan

diajarkan cara berpenampilan, cara bersikap serta

cara berbicara dengan pelanggan. Pada hari ketiga

peserta pelatihan diajarkan cara handling complain

dan implementasi service blue print yang merupakan

standar service di BPJS Ketenagakerjaan.

Layanan TerbaikBPJS Ketenagakerjaan terus mendorong

seluruh kantor cabang untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada peserta jaminan sosial

ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan

memberikan piagam penghargaan untuk memacu

kantor cabang agar dapat mengimplementasikan

program Operational Excellent dengan

sebaik-baiknya.

Salah satu kesuksesan dalam memberikan

pelayanan terbaik dibuktikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Cabang Pembantu (KCP)

Cianjur, dengan mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Penghargaan ini sebagai bukti

bahwa KCP BPJS Ketenagakerjaan Cianjur akan terus

berusaha memberikan pelayanan terbaik pada

masyarakat, khususnya dalam layanan jaminan sosial

ketenagakerjaan.

Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif

Dhakiri mengapresiasi BPJS Ketenagakerjaan KCP

Cianjur yang mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Menurut Hanif Dhakiri,

dengan mendapat piagam penghargaan tersebut

merupakan salah satu kesuksesan dalam

memberikan pelayanan terbaik. "Saya berharap apa

yang sudah dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Cianjur

bisa menjadi contoh buat yang lain," kata Hanif

Dhakiri, beberapa waktu yang lalu.

Hanif Dhakiri menambahkan, capaian dan

pelayanan BPJS Ketenagakerjaan KPC Cianjur cukup

memuaskan masyarakat, sehingga peminatnya terus

bertambah. Diharapkan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan di wilayah lain bisa lebih

mengoptimalkan lagi dalam memberikan pelayanan

pada masyarakat. Selain itu, para pemilik perusahaan

juga diharapkan semakin sadar untuk mendaftarkan

para pekerjanya sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan, karena hal tersebut sudah jelas

diatur dalam undang-undang.

MEMBERIKEMUDAHAN LAYANANKEPADA PESERTA

Budaya PRIMABPJS Ketenagakerjaan belum lama ini menerima

penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi

Jaminan Sosial Internasional (ISSA) dan tiga

penghargaan internasional lainnya. Presiden ISSA

Errol Frank Stoove menyerahkan penghargaan

tersebut kepada Direktur Utama BPJS

Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Forum

Regional Jaminan Sosial Asia Pasifik di Oman, 2

November 2015.

Kompetisi regional tersebut diselenggarakan

secara rutin setiap tiga tahun sekali dengan

melibatkan 48 organisasi jaminan sosial anggota

ISSA dari 16 negara di Asia Pasifik. Tiga penghargaan

lain yang diterima BPJS Ketenagakerjaan adalah "The

new initiatives approach to start the Return-to-Work

Program”, “The new service blue print to achieve

service excellence” dan “Expansion of

multi-distribution channels to all workers".

Sejak Januari 2014, Indonesia memasuki era

baru jaminan sosial. Ditandai dengan transformasi PT

Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Sesuai amanah transformasi, peranan dan fungsi

jaminan sosial juga berubah, bukan sekadar

perlindungan di saat terjadinya risiko sosial ekonomi

seperti meninggal, kecelakaan kerja, sakit atau

pensiun, tetapi juga menjadi jembatan kesejahteraan

pekerja.

Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan

kinerjanya di semua level. Dari segi kemanfaatan,

pada bulan Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan secara

resmi menyelenggarakan program Jaminan Pensiun

bagi seluruh pekerja dan menyelenggarakan program

Kembali Bekerja (Return to Work) sebagai

pengembangan manfaat program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK).

Berdasarkan pengalaman, tenaga kerja yang

mengalami cacat akibat kecelakaan kerja hanya

mendapatkan perlindungan berupa penggantian

biaya pengobatatan dan santunan. Tidak jarang

tenaga kerja tersebut kehilangan pekerjaan karena

dianggap sudah kehilangan kemampuan fisik untuk

bekerja. Melalui program “Return To Work”, tenaga

kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja

akan memperoleh rehabilitasi dan pelatihan kejuruan

untuk menjamin tenaga kerja tersebut dapat kembali

bekerja sesuai dengan bidang keahlian sebelumnya

ataupun bidang keahlian yang baru.

Di sisi pelayanan, BPJS Ketenagakerjaan

menerapkan budaya PRIMA yang artinya Peduli,

Ringkas, Interaktif, Modern, dan Aktif yang mengubah

secara total sistem dan prosedur layanan di tiga

aspek utama, yaitu Fisik, Proses, Manusia.

Perubahan pada aspek fisik menggambarkan

perubahan bentuk atau tampilan ruang pelayanan di

kantor cabang yang lebih modern dan ramah. Pada

aspek proses menggambarkan prosedur pendaftaran

dan klaim yang lebih ringkas dan interaktif berbasis

fisik maupun elektronik. Perubahan pada aspek

manusia merepresentasikan perubahan budaya baru

yang lebih peduli dan aktif dalam melayani peserta.

Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga telah

membangun kerja sama dengan berbagai pihak

untuk menambah nilai bagi peserta. Integrasi data

kepesertaan dengan data kependudukan berbasis

NIK (e-KTP) sangat efektif untuk mendukung proses

pendaftaran kepesertaan dan pelayanan klaim.

Perluasan kanal distribusi dengan pihak bank,

nonbank maupun yang berbasis elektornik

memudahkan peserta berinteraksi dengan BPJS

Ketenagakerjan. Kanal distribusi tersebut memiliki

fungsi yang sama dengan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan. Dengan demikian para pekerja

dapat melakukan pendaftaran peserta, pembayaran

iuran dan pengajuan klaim di mana pun dan kapan

pun.

Kemudahan AksesDalam rangka meningkatkan pelayanan, BPJS

Ketenagakerjaan mengembangkan sistem informasi

baru yang dinamakan Sistem Informasi Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Menurut Elvyn G

Masassya, SIJSTK berorientasi pada kebutuhan

peserta dan kemampuan untuk menyesuaikan

kapasitas organisasi sesuai dengan amanah

Undang-Undang dan peraturan turunannya dalam

menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal. BPJS Ketenagakerjaan

menyesuaikan model bisnis baru yang lebih fleksibel

dan dinamis untuk mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

kepada seluruh pekerja yang berorientasi pada

kebutuhan peserta.

Berbagai fitur yang dimiliki SIJSTK sangat

mendukung akselerasi kepesertaan, dari yang

sebelumnya secara kolektif melakukan pendekatan

ke perusahaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk

lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan

pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan,

telekomunikasi, retail dan berbagai industri strategis

lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih memudahkan

peserta untuk mengakses BPJS Ketenagakerjaan di

manapun dan kapanpun. Sistem informasi ini lebih

efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database

serta jaringan komunikasi) dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran Badan.

SIJSTK sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi

pemerintah serta perbankan dan perusahaan retail,

telekomunikasi dan industri.

Seluruh kemudahan akses ini diharapkan dapat

menjadi pondasi yang baik dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

BPJS Ketenagakerjaan mencanangkan tahun 2016 sebagai tahun Operational Excellent. Empat hal yang dikerjakan BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan kemudahan layanan kepada semua peserta yakni aksebilitas, kecepatan, kehandalan dan keramahan.

kepesertaan tahun 2016. Seluruh inisiatif tersebut

telah mendapatkan pengakuan dari organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

“Achievement in Transformation Excellence” pada

Oktober 2015. Penghargaan tersebut diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana.

Penghargaan lainnya diberikan oleh ISSA

(International Social Security Association) dalam

bidang pelayanan prima, perluasan kanal distribusi

dan pelaksanaan program Return to Work.

Pencapaian kinerja BPJS Ketenagakerjaan tersebut

menunjukan komitmennya untuk berusaha keras

mewujudkan Era Baru Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan dan menjadi Jembatan Menuju

Kesejahteraan Pekerja di Indonesia.

Bukan Perubahan BiasaPT Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi

BPJS Ketenagakerjaan. Badan ini resmi beroperasi

pada 1 Januari 2014 dan sesuai ketentuannya

beroperasi penuh pada 1 Juli 2015. Elvyn G Massasya

mengungkapkan, perubahan yang terjadi pada BPJS

Ketenagakerjaan bukan sekadar perubahan biasa,

tetapi transformasi yang melampaui bentuk mulai dari

fungsi hingga tata kelolanya.

Transformasi tersebut memiliki design baru dan

visi baru yang berangkat dari UU No. 24 Tahun 2011

tentang BPJS. Visi baru tersebut yakni “Menjadi BPJS

Ketenagakerjaan Berkelas Dunia, Terpercaya,

Bersahabat, Unggul dalam Operasional dan

Pelayanan”.

Berkaitan dengan hal di atas, BPJS

Ketenagakerjaan memiliki tiga elemen core

operational yang saling berkaitan, yaitu kepesertaan,

investasi dan pelayanan. Dari sisi kepesertaan, BPJS

Ketenagakerjaan mengemban tugas untuk

menjadikan semua pekerja menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Dari sisi pengelolaan data peserta, BPJS

Ketenagakerjaan memberi kemudahaan kepada

calon peserta. Sebagai contoh, dulu untuk menjadi

peserta jaminan sosial, seseorang harus mengisi 30

data dan formulirnya berlembar-lembar. Tapi

sekarang, cukup mengisi data-data inti saja karena

BPJS Ketenagakerjaan sudah merangkul

Kementerian Dalam Negeri untuk mengakses

data-data penduduk yang jadi peserta BPJS

ketenagakerjaan. Pendaftaraan kepesertaan juga

dipermudah, tidak perlu datang ke kantor, tetapi bisa

melalui website bahkan via smart phone.

Dalam bidang investasi, BPJS Ketenagakerjaan

memposisikan diri sebagai alat untuk memberikan

total benefit kepada peserta. Jika di masa lalu peserta

hanya mendapat financial benefit, sekarang bisa

dapat multi benefit.

Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan

untuk meningkatkan kecepatan layanan, akses yang

mudah, akurasi dan friendly. Termasuk dalam proses

klaim, sebelumnya peserta yang mengurus klaim

membutuhkan waktu dua minggu maka kini

memberikan layanan jauh lebih cepat. Dengan jargon

“from two weeks to 20 minute”, peserta yang

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya.

Pelayanan yang cepat tersebut dimungkinkan

karena data base sudah ada pada BPJS

Ketenagakerjaan, peserta yang akan klaim tidak perlu

konfirmasi ke kantor kelurahan. “Misalnya ada peserta

pensiun atau berhenti bekerja mau klaim tinggal

masuk website BPJS Ketenagakerjaan lalu kirimkan

semua berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” kata Elvyn G Masassya.

Selanjutnya, untuk menjaga akurasi agar tidak

ada lagi transaksi yang bersifat cash, peserta bisa

memanfaatkan e-registrasi, e-payment dan e-claim.

Peserta juga dapat mengecek saldo di smartphone,

melalui “BPJSTK mobile”. Transformasi ini telah

membawa BPJS Ketenagakerjaan kepada pelayanan

Operational Excellent yang lebih terjamin dan

transparan di manapun dan kapanpun. n

Page 13: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

13www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

MainReport

irut BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G

Masassya, menjelaskan, dengan

melaksanakan empat hal yaitu:

aksesibilitas, kecepatan, keandalan, dan

keramahan maka BPJS Ketenagakerjaan bisa dikenal

oleh masyarakat. Selain itu, dengan empat hal

tersebut tentunya BPJS Ketenagakerjaan ingin

memberikan kemudahan kepada semua peserta

dalam mendapatkan layanan secara prima.

Elvyn G Masassya menambahkan, untuk

memberikan pelayanan prima kepada para peserta,

pihaknya sudah mencanangkan untuk menambah

sebanyak 208 kantor baik kantor cabang penuh

mapun kantor cabang perintis. Dengan kehadiran

208 kantor baru tersebut diharapkan masyarakat

memiliki kemudahan dalam mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. "Kita menargetkan supaya di

seluruh kota dan kabupaten di Indonesia bisa

terlayani dengan baik dengan adanya kantor cabang

penuh dan kantor cabang perintis," kata Elvyn G

Masassya, beberapa waktu lalu.

Selain menambah kantor cabang penuh dan

kantor cabang perintis, BPJS juga terus melakukan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar

dapat meningkatkan layanan kepada peserta. Antara

lain hal ini dilakukan melalui pelatihan pelayanan

prima yang dilaksanakan di sejumlah daerah sejak

tahun 2015.

Pelatihan seluruh karyawan BPJS

Ketenagakerjaan Maluku Utara, misalnya, telah

dilakukan pada tanggal 20-22 Maret 2015 di Bella

International Hotel. Direktur Umum dan SDM BPJS

Ketenagakerjaan, Amri Yusuf, pada acara tersebut

menjelaskan pentingnya tiga aspek pelayanan prima

BPJS Ketenagakerjaan yaitu fisik kantor, proses yang

terkait dengan alur layanan, dan SDM (sumber daya

manusia) yang berhubungan dengan sikap dan etika

dalam melakukan layanan yang melebihi ekspektasi

atau harapan peserta.

Kegiatan pelatihan tersebut berisi outbound tim

building dan pada hari kedua peserta pelatihan

diajarkan cara berpenampilan, cara bersikap serta

cara berbicara dengan pelanggan. Pada hari ketiga

peserta pelatihan diajarkan cara handling complain

dan implementasi service blue print yang merupakan

standar service di BPJS Ketenagakerjaan.

Layanan TerbaikBPJS Ketenagakerjaan terus mendorong

seluruh kantor cabang untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada peserta jaminan sosial

ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan

memberikan piagam penghargaan untuk memacu

kantor cabang agar dapat mengimplementasikan

program Operational Excellent dengan

sebaik-baiknya.

Salah satu kesuksesan dalam memberikan

pelayanan terbaik dibuktikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Cabang Pembantu (KCP)

Cianjur, dengan mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Penghargaan ini sebagai bukti

bahwa KCP BPJS Ketenagakerjaan Cianjur akan terus

berusaha memberikan pelayanan terbaik pada

masyarakat, khususnya dalam layanan jaminan sosial

ketenagakerjaan.

Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif

Dhakiri mengapresiasi BPJS Ketenagakerjaan KCP

Cianjur yang mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Menurut Hanif Dhakiri,

dengan mendapat piagam penghargaan tersebut

merupakan salah satu kesuksesan dalam

memberikan pelayanan terbaik. "Saya berharap apa

yang sudah dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Cianjur

bisa menjadi contoh buat yang lain," kata Hanif

Dhakiri, beberapa waktu yang lalu.

Hanif Dhakiri menambahkan, capaian dan

pelayanan BPJS Ketenagakerjaan KPC Cianjur cukup

memuaskan masyarakat, sehingga peminatnya terus

bertambah. Diharapkan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan di wilayah lain bisa lebih

mengoptimalkan lagi dalam memberikan pelayanan

pada masyarakat. Selain itu, para pemilik perusahaan

juga diharapkan semakin sadar untuk mendaftarkan

para pekerjanya sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan, karena hal tersebut sudah jelas

diatur dalam undang-undang.

Budaya PRIMABPJS Ketenagakerjaan belum lama ini menerima

penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi

Jaminan Sosial Internasional (ISSA) dan tiga

penghargaan internasional lainnya. Presiden ISSA

Errol Frank Stoove menyerahkan penghargaan

tersebut kepada Direktur Utama BPJS

Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Forum

Regional Jaminan Sosial Asia Pasifik di Oman, 2

November 2015.

Kompetisi regional tersebut diselenggarakan

secara rutin setiap tiga tahun sekali dengan

melibatkan 48 organisasi jaminan sosial anggota

ISSA dari 16 negara di Asia Pasifik. Tiga penghargaan

lain yang diterima BPJS Ketenagakerjaan adalah "The

new initiatives approach to start the Return-to-Work

Program”, “The new service blue print to achieve

service excellence” dan “Expansion of

multi-distribution channels to all workers".

Sejak Januari 2014, Indonesia memasuki era

baru jaminan sosial. Ditandai dengan transformasi PT

Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Sesuai amanah transformasi, peranan dan fungsi

jaminan sosial juga berubah, bukan sekadar

perlindungan di saat terjadinya risiko sosial ekonomi

seperti meninggal, kecelakaan kerja, sakit atau

pensiun, tetapi juga menjadi jembatan kesejahteraan

pekerja.

Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan

kinerjanya di semua level. Dari segi kemanfaatan,

pada bulan Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan secara

resmi menyelenggarakan program Jaminan Pensiun

bagi seluruh pekerja dan menyelenggarakan program

Kembali Bekerja (Return to Work) sebagai

pengembangan manfaat program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK).

Berdasarkan pengalaman, tenaga kerja yang

mengalami cacat akibat kecelakaan kerja hanya

mendapatkan perlindungan berupa penggantian

biaya pengobatatan dan santunan. Tidak jarang

tenaga kerja tersebut kehilangan pekerjaan karena

dianggap sudah kehilangan kemampuan fisik untuk

bekerja. Melalui program “Return To Work”, tenaga

kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja

akan memperoleh rehabilitasi dan pelatihan kejuruan

untuk menjamin tenaga kerja tersebut dapat kembali

bekerja sesuai dengan bidang keahlian sebelumnya

ataupun bidang keahlian yang baru.

Di sisi pelayanan, BPJS Ketenagakerjaan

menerapkan budaya PRIMA yang artinya Peduli,

Ringkas, Interaktif, Modern, dan Aktif yang mengubah

secara total sistem dan prosedur layanan di tiga

aspek utama, yaitu Fisik, Proses, Manusia.

Perubahan pada aspek fisik menggambarkan

perubahan bentuk atau tampilan ruang pelayanan di

kantor cabang yang lebih modern dan ramah. Pada

aspek proses menggambarkan prosedur pendaftaran

dan klaim yang lebih ringkas dan interaktif berbasis

fisik maupun elektronik. Perubahan pada aspek

manusia merepresentasikan perubahan budaya baru

yang lebih peduli dan aktif dalam melayani peserta.

Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga telah

membangun kerja sama dengan berbagai pihak

untuk menambah nilai bagi peserta. Integrasi data

kepesertaan dengan data kependudukan berbasis

NIK (e-KTP) sangat efektif untuk mendukung proses

pendaftaran kepesertaan dan pelayanan klaim.

Perluasan kanal distribusi dengan pihak bank,

nonbank maupun yang berbasis elektornik

memudahkan peserta berinteraksi dengan BPJS

Ketenagakerjan. Kanal distribusi tersebut memiliki

fungsi yang sama dengan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan. Dengan demikian para pekerja

dapat melakukan pendaftaran peserta, pembayaran

iuran dan pengajuan klaim di mana pun dan kapan

pun.

Kemudahan AksesDalam rangka meningkatkan pelayanan, BPJS

Ketenagakerjaan mengembangkan sistem informasi

baru yang dinamakan Sistem Informasi Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Menurut Elvyn G

Masassya, SIJSTK berorientasi pada kebutuhan

peserta dan kemampuan untuk menyesuaikan

kapasitas organisasi sesuai dengan amanah

Undang-Undang dan peraturan turunannya dalam

menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal. BPJS Ketenagakerjaan

menyesuaikan model bisnis baru yang lebih fleksibel

dan dinamis untuk mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

kepada seluruh pekerja yang berorientasi pada

kebutuhan peserta.

Berbagai fitur yang dimiliki SIJSTK sangat

mendukung akselerasi kepesertaan, dari yang

sebelumnya secara kolektif melakukan pendekatan

ke perusahaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk

lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan

pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan,

telekomunikasi, retail dan berbagai industri strategis

lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih memudahkan

peserta untuk mengakses BPJS Ketenagakerjaan di

manapun dan kapanpun. Sistem informasi ini lebih

efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database

serta jaringan komunikasi) dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran Badan.

SIJSTK sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi

pemerintah serta perbankan dan perusahaan retail,

telekomunikasi dan industri.

Seluruh kemudahan akses ini diharapkan dapat

menjadi pondasi yang baik dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

kepesertaan tahun 2016. Seluruh inisiatif tersebut

telah mendapatkan pengakuan dari organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

“Achievement in Transformation Excellence” pada

Oktober 2015. Penghargaan tersebut diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana.

Penghargaan lainnya diberikan oleh ISSA

(International Social Security Association) dalam

bidang pelayanan prima, perluasan kanal distribusi

dan pelaksanaan program Return to Work.

Pencapaian kinerja BPJS Ketenagakerjaan tersebut

menunjukan komitmennya untuk berusaha keras

mewujudkan Era Baru Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan dan menjadi Jembatan Menuju

Kesejahteraan Pekerja di Indonesia.

Bukan Perubahan BiasaPT Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi

BPJS Ketenagakerjaan. Badan ini resmi beroperasi

pada 1 Januari 2014 dan sesuai ketentuannya

beroperasi penuh pada 1 Juli 2015. Elvyn G Massasya

mengungkapkan, perubahan yang terjadi pada BPJS

Ketenagakerjaan bukan sekadar perubahan biasa,

tetapi transformasi yang melampaui bentuk mulai dari

fungsi hingga tata kelolanya.

Transformasi tersebut memiliki design baru dan

visi baru yang berangkat dari UU No. 24 Tahun 2011

tentang BPJS. Visi baru tersebut yakni “Menjadi BPJS

Ketenagakerjaan Berkelas Dunia, Terpercaya,

Bersahabat, Unggul dalam Operasional dan

Pelayanan”.

Berkaitan dengan hal di atas, BPJS

Ketenagakerjaan memiliki tiga elemen core

operational yang saling berkaitan, yaitu kepesertaan,

investasi dan pelayanan. Dari sisi kepesertaan, BPJS

Ketenagakerjaan mengemban tugas untuk

menjadikan semua pekerja menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Dari sisi pengelolaan data peserta, BPJS

Ketenagakerjaan memberi kemudahaan kepada

calon peserta. Sebagai contoh, dulu untuk menjadi

peserta jaminan sosial, seseorang harus mengisi 30

data dan formulirnya berlembar-lembar. Tapi

sekarang, cukup mengisi data-data inti saja karena

BPJS Ketenagakerjaan sudah merangkul

Kementerian Dalam Negeri untuk mengakses

data-data penduduk yang jadi peserta BPJS

ketenagakerjaan. Pendaftaraan kepesertaan juga

dipermudah, tidak perlu datang ke kantor, tetapi bisa

melalui website bahkan via smart phone.

Dalam bidang investasi, BPJS Ketenagakerjaan

memposisikan diri sebagai alat untuk memberikan

total benefit kepada peserta. Jika di masa lalu peserta

hanya mendapat financial benefit, sekarang bisa

dapat multi benefit.

Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan

untuk meningkatkan kecepatan layanan, akses yang

mudah, akurasi dan friendly. Termasuk dalam proses

klaim, sebelumnya peserta yang mengurus klaim

membutuhkan waktu dua minggu maka kini

memberikan layanan jauh lebih cepat. Dengan jargon

“from two weeks to 20 minute”, peserta yang

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya.

Pelayanan yang cepat tersebut dimungkinkan

karena data base sudah ada pada BPJS

Ketenagakerjaan, peserta yang akan klaim tidak perlu

konfirmasi ke kantor kelurahan. “Misalnya ada peserta

pensiun atau berhenti bekerja mau klaim tinggal

masuk website BPJS Ketenagakerjaan lalu kirimkan

semua berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” kata Elvyn G Masassya.

Selanjutnya, untuk menjaga akurasi agar tidak

ada lagi transaksi yang bersifat cash, peserta bisa

memanfaatkan e-registrasi, e-payment dan e-claim.

Peserta juga dapat mengecek saldo di smartphone,

melalui “BPJSTK mobile”. Transformasi ini telah

membawa BPJS Ketenagakerjaan kepada pelayanan

Operational Excellent yang lebih terjamin dan

transparan di manapun dan kapanpun. n

Page 14: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id14

MainReport

irut BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G

Masassya, menjelaskan, dengan

melaksanakan empat hal yaitu:

aksesibilitas, kecepatan, keandalan, dan

keramahan maka BPJS Ketenagakerjaan bisa dikenal

oleh masyarakat. Selain itu, dengan empat hal

tersebut tentunya BPJS Ketenagakerjaan ingin

memberikan kemudahan kepada semua peserta

dalam mendapatkan layanan secara prima.

Elvyn G Masassya menambahkan, untuk

memberikan pelayanan prima kepada para peserta,

pihaknya sudah mencanangkan untuk menambah

sebanyak 208 kantor baik kantor cabang penuh

mapun kantor cabang perintis. Dengan kehadiran

208 kantor baru tersebut diharapkan masyarakat

memiliki kemudahan dalam mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. "Kita menargetkan supaya di

seluruh kota dan kabupaten di Indonesia bisa

terlayani dengan baik dengan adanya kantor cabang

penuh dan kantor cabang perintis," kata Elvyn G

Masassya, beberapa waktu lalu.

Selain menambah kantor cabang penuh dan

kantor cabang perintis, BPJS juga terus melakukan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar

dapat meningkatkan layanan kepada peserta. Antara

lain hal ini dilakukan melalui pelatihan pelayanan

prima yang dilaksanakan di sejumlah daerah sejak

tahun 2015.

Pelatihan seluruh karyawan BPJS

Ketenagakerjaan Maluku Utara, misalnya, telah

dilakukan pada tanggal 20-22 Maret 2015 di Bella

International Hotel. Direktur Umum dan SDM BPJS

Ketenagakerjaan, Amri Yusuf, pada acara tersebut

menjelaskan pentingnya tiga aspek pelayanan prima

BPJS Ketenagakerjaan yaitu fisik kantor, proses yang

terkait dengan alur layanan, dan SDM (sumber daya

manusia) yang berhubungan dengan sikap dan etika

dalam melakukan layanan yang melebihi ekspektasi

atau harapan peserta.

Kegiatan pelatihan tersebut berisi outbound tim

building dan pada hari kedua peserta pelatihan

diajarkan cara berpenampilan, cara bersikap serta

cara berbicara dengan pelanggan. Pada hari ketiga

peserta pelatihan diajarkan cara handling complain

dan implementasi service blue print yang merupakan

standar service di BPJS Ketenagakerjaan.

Layanan TerbaikBPJS Ketenagakerjaan terus mendorong

seluruh kantor cabang untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada peserta jaminan sosial

ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan

memberikan piagam penghargaan untuk memacu

kantor cabang agar dapat mengimplementasikan

program Operational Excellent dengan

sebaik-baiknya.

Salah satu kesuksesan dalam memberikan

pelayanan terbaik dibuktikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Cabang Pembantu (KCP)

Cianjur, dengan mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Penghargaan ini sebagai bukti

bahwa KCP BPJS Ketenagakerjaan Cianjur akan terus

berusaha memberikan pelayanan terbaik pada

masyarakat, khususnya dalam layanan jaminan sosial

ketenagakerjaan.

Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif

Dhakiri mengapresiasi BPJS Ketenagakerjaan KCP

Cianjur yang mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Menurut Hanif Dhakiri,

dengan mendapat piagam penghargaan tersebut

merupakan salah satu kesuksesan dalam

memberikan pelayanan terbaik. "Saya berharap apa

yang sudah dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Cianjur

bisa menjadi contoh buat yang lain," kata Hanif

Dhakiri, beberapa waktu yang lalu.

Hanif Dhakiri menambahkan, capaian dan

pelayanan BPJS Ketenagakerjaan KPC Cianjur cukup

memuaskan masyarakat, sehingga peminatnya terus

bertambah. Diharapkan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan di wilayah lain bisa lebih

mengoptimalkan lagi dalam memberikan pelayanan

pada masyarakat. Selain itu, para pemilik perusahaan

juga diharapkan semakin sadar untuk mendaftarkan

para pekerjanya sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan, karena hal tersebut sudah jelas

diatur dalam undang-undang.

Budaya PRIMABPJS Ketenagakerjaan belum lama ini menerima

penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi

Jaminan Sosial Internasional (ISSA) dan tiga

penghargaan internasional lainnya. Presiden ISSA

Errol Frank Stoove menyerahkan penghargaan

tersebut kepada Direktur Utama BPJS

Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Forum

Regional Jaminan Sosial Asia Pasifik di Oman, 2

November 2015.

Kompetisi regional tersebut diselenggarakan

secara rutin setiap tiga tahun sekali dengan

melibatkan 48 organisasi jaminan sosial anggota

ISSA dari 16 negara di Asia Pasifik. Tiga penghargaan

lain yang diterima BPJS Ketenagakerjaan adalah "The

new initiatives approach to start the Return-to-Work

Program”, “The new service blue print to achieve

service excellence” dan “Expansion of

multi-distribution channels to all workers".

Sejak Januari 2014, Indonesia memasuki era

baru jaminan sosial. Ditandai dengan transformasi PT

Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Sesuai amanah transformasi, peranan dan fungsi

jaminan sosial juga berubah, bukan sekadar

perlindungan di saat terjadinya risiko sosial ekonomi

seperti meninggal, kecelakaan kerja, sakit atau

pensiun, tetapi juga menjadi jembatan kesejahteraan

pekerja.

Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan

kinerjanya di semua level. Dari segi kemanfaatan,

pada bulan Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan secara

resmi menyelenggarakan program Jaminan Pensiun

bagi seluruh pekerja dan menyelenggarakan program

Kembali Bekerja (Return to Work) sebagai

pengembangan manfaat program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK).

Berdasarkan pengalaman, tenaga kerja yang

mengalami cacat akibat kecelakaan kerja hanya

mendapatkan perlindungan berupa penggantian

biaya pengobatatan dan santunan. Tidak jarang

tenaga kerja tersebut kehilangan pekerjaan karena

dianggap sudah kehilangan kemampuan fisik untuk

bekerja. Melalui program “Return To Work”, tenaga

kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja

akan memperoleh rehabilitasi dan pelatihan kejuruan

untuk menjamin tenaga kerja tersebut dapat kembali

bekerja sesuai dengan bidang keahlian sebelumnya

ataupun bidang keahlian yang baru.

Di sisi pelayanan, BPJS Ketenagakerjaan

menerapkan budaya PRIMA yang artinya Peduli,

Ringkas, Interaktif, Modern, dan Aktif yang mengubah

secara total sistem dan prosedur layanan di tiga

aspek utama, yaitu Fisik, Proses, Manusia.

Perubahan pada aspek fisik menggambarkan

perubahan bentuk atau tampilan ruang pelayanan di

kantor cabang yang lebih modern dan ramah. Pada

aspek proses menggambarkan prosedur pendaftaran

dan klaim yang lebih ringkas dan interaktif berbasis

fisik maupun elektronik. Perubahan pada aspek

manusia merepresentasikan perubahan budaya baru

yang lebih peduli dan aktif dalam melayani peserta.

Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga telah

membangun kerja sama dengan berbagai pihak

untuk menambah nilai bagi peserta. Integrasi data

kepesertaan dengan data kependudukan berbasis

NIK (e-KTP) sangat efektif untuk mendukung proses

pendaftaran kepesertaan dan pelayanan klaim.

Perluasan kanal distribusi dengan pihak bank,

nonbank maupun yang berbasis elektornik

memudahkan peserta berinteraksi dengan BPJS

Ketenagakerjan. Kanal distribusi tersebut memiliki

fungsi yang sama dengan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan. Dengan demikian para pekerja

dapat melakukan pendaftaran peserta, pembayaran

iuran dan pengajuan klaim di mana pun dan kapan

pun.

Kemudahan AksesDalam rangka meningkatkan pelayanan, BPJS

Ketenagakerjaan mengembangkan sistem informasi

baru yang dinamakan Sistem Informasi Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Menurut Elvyn G

Masassya, SIJSTK berorientasi pada kebutuhan

peserta dan kemampuan untuk menyesuaikan

kapasitas organisasi sesuai dengan amanah

Undang-Undang dan peraturan turunannya dalam

menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal. BPJS Ketenagakerjaan

menyesuaikan model bisnis baru yang lebih fleksibel

dan dinamis untuk mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

kepada seluruh pekerja yang berorientasi pada

kebutuhan peserta.

Berbagai fitur yang dimiliki SIJSTK sangat

mendukung akselerasi kepesertaan, dari yang

sebelumnya secara kolektif melakukan pendekatan

ke perusahaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk

lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan

pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan,

telekomunikasi, retail dan berbagai industri strategis

lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih memudahkan

peserta untuk mengakses BPJS Ketenagakerjaan di

manapun dan kapanpun. Sistem informasi ini lebih

efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database

serta jaringan komunikasi) dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran Badan.

SIJSTK sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi

pemerintah serta perbankan dan perusahaan retail,

telekomunikasi dan industri.

Seluruh kemudahan akses ini diharapkan dapat

menjadi pondasi yang baik dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

kepesertaan tahun 2016. Seluruh inisiatif tersebut

telah mendapatkan pengakuan dari organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

“Achievement in Transformation Excellence” pada

Oktober 2015. Penghargaan tersebut diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana.

Penghargaan lainnya diberikan oleh ISSA

(International Social Security Association) dalam

bidang pelayanan prima, perluasan kanal distribusi

dan pelaksanaan program Return to Work.

Pencapaian kinerja BPJS Ketenagakerjaan tersebut

menunjukan komitmennya untuk berusaha keras

mewujudkan Era Baru Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan dan menjadi Jembatan Menuju

Kesejahteraan Pekerja di Indonesia.

Bukan Perubahan BiasaPT Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi

BPJS Ketenagakerjaan. Badan ini resmi beroperasi

pada 1 Januari 2014 dan sesuai ketentuannya

beroperasi penuh pada 1 Juli 2015. Elvyn G Massasya

mengungkapkan, perubahan yang terjadi pada BPJS

Ketenagakerjaan bukan sekadar perubahan biasa,

tetapi transformasi yang melampaui bentuk mulai dari

fungsi hingga tata kelolanya.

Transformasi tersebut memiliki design baru dan

visi baru yang berangkat dari UU No. 24 Tahun 2011

tentang BPJS. Visi baru tersebut yakni “Menjadi BPJS

Ketenagakerjaan Berkelas Dunia, Terpercaya,

Bersahabat, Unggul dalam Operasional dan

Pelayanan”.

Berkaitan dengan hal di atas, BPJS

Ketenagakerjaan memiliki tiga elemen core

operational yang saling berkaitan, yaitu kepesertaan,

investasi dan pelayanan. Dari sisi kepesertaan, BPJS

Ketenagakerjaan mengemban tugas untuk

menjadikan semua pekerja menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Dari sisi pengelolaan data peserta, BPJS

Ketenagakerjaan memberi kemudahaan kepada

calon peserta. Sebagai contoh, dulu untuk menjadi

peserta jaminan sosial, seseorang harus mengisi 30

data dan formulirnya berlembar-lembar. Tapi

sekarang, cukup mengisi data-data inti saja karena

BPJS Ketenagakerjaan sudah merangkul

Kementerian Dalam Negeri untuk mengakses

data-data penduduk yang jadi peserta BPJS

ketenagakerjaan. Pendaftaraan kepesertaan juga

dipermudah, tidak perlu datang ke kantor, tetapi bisa

melalui website bahkan via smart phone.

Dalam bidang investasi, BPJS Ketenagakerjaan

memposisikan diri sebagai alat untuk memberikan

total benefit kepada peserta. Jika di masa lalu peserta

hanya mendapat financial benefit, sekarang bisa

dapat multi benefit.

Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan

untuk meningkatkan kecepatan layanan, akses yang

mudah, akurasi dan friendly. Termasuk dalam proses

klaim, sebelumnya peserta yang mengurus klaim

membutuhkan waktu dua minggu maka kini

memberikan layanan jauh lebih cepat. Dengan jargon

“from two weeks to 20 minute”, peserta yang

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya.

Pelayanan yang cepat tersebut dimungkinkan

karena data base sudah ada pada BPJS

Ketenagakerjaan, peserta yang akan klaim tidak perlu

konfirmasi ke kantor kelurahan. “Misalnya ada peserta

pensiun atau berhenti bekerja mau klaim tinggal

masuk website BPJS Ketenagakerjaan lalu kirimkan

semua berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” kata Elvyn G Masassya.

Selanjutnya, untuk menjaga akurasi agar tidak

ada lagi transaksi yang bersifat cash, peserta bisa

memanfaatkan e-registrasi, e-payment dan e-claim.

Peserta juga dapat mengecek saldo di smartphone,

melalui “BPJSTK mobile”. Transformasi ini telah

membawa BPJS Ketenagakerjaan kepada pelayanan

Operational Excellent yang lebih terjamin dan

transparan di manapun dan kapanpun. n

BPJS Ketenagakerjaan menerima penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi Jaminan Sosial Internasional (ISSA)

Page 15: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

15www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

irut BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G

Masassya, menjelaskan, dengan

melaksanakan empat hal yaitu:

aksesibilitas, kecepatan, keandalan, dan

keramahan maka BPJS Ketenagakerjaan bisa dikenal

oleh masyarakat. Selain itu, dengan empat hal

tersebut tentunya BPJS Ketenagakerjaan ingin

memberikan kemudahan kepada semua peserta

dalam mendapatkan layanan secara prima.

Elvyn G Masassya menambahkan, untuk

memberikan pelayanan prima kepada para peserta,

pihaknya sudah mencanangkan untuk menambah

sebanyak 208 kantor baik kantor cabang penuh

mapun kantor cabang perintis. Dengan kehadiran

208 kantor baru tersebut diharapkan masyarakat

memiliki kemudahan dalam mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. "Kita menargetkan supaya di

seluruh kota dan kabupaten di Indonesia bisa

terlayani dengan baik dengan adanya kantor cabang

penuh dan kantor cabang perintis," kata Elvyn G

Masassya, beberapa waktu lalu.

Selain menambah kantor cabang penuh dan

kantor cabang perintis, BPJS juga terus melakukan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar

dapat meningkatkan layanan kepada peserta. Antara

lain hal ini dilakukan melalui pelatihan pelayanan

prima yang dilaksanakan di sejumlah daerah sejak

tahun 2015.

Pelatihan seluruh karyawan BPJS

Ketenagakerjaan Maluku Utara, misalnya, telah

dilakukan pada tanggal 20-22 Maret 2015 di Bella

International Hotel. Direktur Umum dan SDM BPJS

Ketenagakerjaan, Amri Yusuf, pada acara tersebut

menjelaskan pentingnya tiga aspek pelayanan prima

BPJS Ketenagakerjaan yaitu fisik kantor, proses yang

terkait dengan alur layanan, dan SDM (sumber daya

manusia) yang berhubungan dengan sikap dan etika

dalam melakukan layanan yang melebihi ekspektasi

atau harapan peserta.

Kegiatan pelatihan tersebut berisi outbound tim

building dan pada hari kedua peserta pelatihan

diajarkan cara berpenampilan, cara bersikap serta

cara berbicara dengan pelanggan. Pada hari ketiga

peserta pelatihan diajarkan cara handling complain

dan implementasi service blue print yang merupakan

standar service di BPJS Ketenagakerjaan.

Layanan TerbaikBPJS Ketenagakerjaan terus mendorong

seluruh kantor cabang untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada peserta jaminan sosial

ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan

memberikan piagam penghargaan untuk memacu

kantor cabang agar dapat mengimplementasikan

program Operational Excellent dengan

sebaik-baiknya.

Salah satu kesuksesan dalam memberikan

pelayanan terbaik dibuktikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Cabang Pembantu (KCP)

Cianjur, dengan mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Penghargaan ini sebagai bukti

bahwa KCP BPJS Ketenagakerjaan Cianjur akan terus

berusaha memberikan pelayanan terbaik pada

masyarakat, khususnya dalam layanan jaminan sosial

ketenagakerjaan.

Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif

Dhakiri mengapresiasi BPJS Ketenagakerjaan KCP

Cianjur yang mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Menurut Hanif Dhakiri,

dengan mendapat piagam penghargaan tersebut

merupakan salah satu kesuksesan dalam

memberikan pelayanan terbaik. "Saya berharap apa

yang sudah dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Cianjur

bisa menjadi contoh buat yang lain," kata Hanif

Dhakiri, beberapa waktu yang lalu.

Hanif Dhakiri menambahkan, capaian dan

pelayanan BPJS Ketenagakerjaan KPC Cianjur cukup

memuaskan masyarakat, sehingga peminatnya terus

bertambah. Diharapkan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan di wilayah lain bisa lebih

mengoptimalkan lagi dalam memberikan pelayanan

pada masyarakat. Selain itu, para pemilik perusahaan

juga diharapkan semakin sadar untuk mendaftarkan

para pekerjanya sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan, karena hal tersebut sudah jelas

diatur dalam undang-undang.

Budaya PRIMABPJS Ketenagakerjaan belum lama ini menerima

penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi

Jaminan Sosial Internasional (ISSA) dan tiga

penghargaan internasional lainnya. Presiden ISSA

Errol Frank Stoove menyerahkan penghargaan

tersebut kepada Direktur Utama BPJS

Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Forum

Regional Jaminan Sosial Asia Pasifik di Oman, 2

November 2015.

Kompetisi regional tersebut diselenggarakan

secara rutin setiap tiga tahun sekali dengan

melibatkan 48 organisasi jaminan sosial anggota

ISSA dari 16 negara di Asia Pasifik. Tiga penghargaan

lain yang diterima BPJS Ketenagakerjaan adalah "The

new initiatives approach to start the Return-to-Work

Program”, “The new service blue print to achieve

service excellence” dan “Expansion of

multi-distribution channels to all workers".

Sejak Januari 2014, Indonesia memasuki era

baru jaminan sosial. Ditandai dengan transformasi PT

Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Sesuai amanah transformasi, peranan dan fungsi

jaminan sosial juga berubah, bukan sekadar

perlindungan di saat terjadinya risiko sosial ekonomi

seperti meninggal, kecelakaan kerja, sakit atau

pensiun, tetapi juga menjadi jembatan kesejahteraan

pekerja.

Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan

kinerjanya di semua level. Dari segi kemanfaatan,

pada bulan Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan secara

resmi menyelenggarakan program Jaminan Pensiun

bagi seluruh pekerja dan menyelenggarakan program

Kembali Bekerja (Return to Work) sebagai

pengembangan manfaat program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK).

Berdasarkan pengalaman, tenaga kerja yang

mengalami cacat akibat kecelakaan kerja hanya

mendapatkan perlindungan berupa penggantian

biaya pengobatatan dan santunan. Tidak jarang

tenaga kerja tersebut kehilangan pekerjaan karena

dianggap sudah kehilangan kemampuan fisik untuk

bekerja. Melalui program “Return To Work”, tenaga

kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja

akan memperoleh rehabilitasi dan pelatihan kejuruan

untuk menjamin tenaga kerja tersebut dapat kembali

bekerja sesuai dengan bidang keahlian sebelumnya

ataupun bidang keahlian yang baru.

Di sisi pelayanan, BPJS Ketenagakerjaan

menerapkan budaya PRIMA yang artinya Peduli,

Ringkas, Interaktif, Modern, dan Aktif yang mengubah

secara total sistem dan prosedur layanan di tiga

aspek utama, yaitu Fisik, Proses, Manusia.

Perubahan pada aspek fisik menggambarkan

perubahan bentuk atau tampilan ruang pelayanan di

kantor cabang yang lebih modern dan ramah. Pada

MainReport

aspek proses menggambarkan prosedur pendaftaran

dan klaim yang lebih ringkas dan interaktif berbasis

fisik maupun elektronik. Perubahan pada aspek

manusia merepresentasikan perubahan budaya baru

yang lebih peduli dan aktif dalam melayani peserta.

Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga telah

membangun kerja sama dengan berbagai pihak

untuk menambah nilai bagi peserta. Integrasi data

kepesertaan dengan data kependudukan berbasis

NIK (e-KTP) sangat efektif untuk mendukung proses

pendaftaran kepesertaan dan pelayanan klaim.

Perluasan kanal distribusi dengan pihak bank,

nonbank maupun yang berbasis elektornik

memudahkan peserta berinteraksi dengan BPJS

Ketenagakerjan. Kanal distribusi tersebut memiliki

fungsi yang sama dengan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan. Dengan demikian para pekerja

dapat melakukan pendaftaran peserta, pembayaran

iuran dan pengajuan klaim di mana pun dan kapan

pun.

Kemudahan AksesDalam rangka meningkatkan pelayanan, BPJS

Ketenagakerjaan mengembangkan sistem informasi

baru yang dinamakan Sistem Informasi Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Menurut Elvyn G

Masassya, SIJSTK berorientasi pada kebutuhan

peserta dan kemampuan untuk menyesuaikan

kapasitas organisasi sesuai dengan amanah

Undang-Undang dan peraturan turunannya dalam

menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal. BPJS Ketenagakerjaan

menyesuaikan model bisnis baru yang lebih fleksibel

dan dinamis untuk mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

kepada seluruh pekerja yang berorientasi pada

kebutuhan peserta.

Berbagai fitur yang dimiliki SIJSTK sangat

mendukung akselerasi kepesertaan, dari yang

sebelumnya secara kolektif melakukan pendekatan

ke perusahaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk

lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan

pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan,

telekomunikasi, retail dan berbagai industri strategis

lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih memudahkan

peserta untuk mengakses BPJS Ketenagakerjaan di

manapun dan kapanpun. Sistem informasi ini lebih

efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database

serta jaringan komunikasi) dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran Badan.

SIJSTK sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi

pemerintah serta perbankan dan perusahaan retail,

telekomunikasi dan industri.

Seluruh kemudahan akses ini diharapkan dapat

menjadi pondasi yang baik dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

kepesertaan tahun 2016. Seluruh inisiatif tersebut

telah mendapatkan pengakuan dari organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

“Achievement in Transformation Excellence” pada

Oktober 2015. Penghargaan tersebut diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana.

Penghargaan lainnya diberikan oleh ISSA

(International Social Security Association) dalam

bidang pelayanan prima, perluasan kanal distribusi

dan pelaksanaan program Return to Work.

Pencapaian kinerja BPJS Ketenagakerjaan tersebut

menunjukan komitmennya untuk berusaha keras

mewujudkan Era Baru Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan dan menjadi Jembatan Menuju

Kesejahteraan Pekerja di Indonesia.

Bukan Perubahan BiasaPT Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi

BPJS Ketenagakerjaan. Badan ini resmi beroperasi

pada 1 Januari 2014 dan sesuai ketentuannya

beroperasi penuh pada 1 Juli 2015. Elvyn G Massasya

mengungkapkan, perubahan yang terjadi pada BPJS

Ketenagakerjaan bukan sekadar perubahan biasa,

tetapi transformasi yang melampaui bentuk mulai dari

fungsi hingga tata kelolanya.

Transformasi tersebut memiliki design baru dan

visi baru yang berangkat dari UU No. 24 Tahun 2011

tentang BPJS. Visi baru tersebut yakni “Menjadi BPJS

Ketenagakerjaan Berkelas Dunia, Terpercaya,

Bersahabat, Unggul dalam Operasional dan

Pelayanan”.

Berkaitan dengan hal di atas, BPJS

Ketenagakerjaan memiliki tiga elemen core

operational yang saling berkaitan, yaitu kepesertaan,

investasi dan pelayanan. Dari sisi kepesertaan, BPJS

Ketenagakerjaan mengemban tugas untuk

menjadikan semua pekerja menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Dari sisi pengelolaan data peserta, BPJS

Ketenagakerjaan memberi kemudahaan kepada

calon peserta. Sebagai contoh, dulu untuk menjadi

peserta jaminan sosial, seseorang harus mengisi 30

data dan formulirnya berlembar-lembar. Tapi

sekarang, cukup mengisi data-data inti saja karena

BPJS Ketenagakerjaan sudah merangkul

Kementerian Dalam Negeri untuk mengakses

data-data penduduk yang jadi peserta BPJS

ketenagakerjaan. Pendaftaraan kepesertaan juga

dipermudah, tidak perlu datang ke kantor, tetapi bisa

melalui website bahkan via smart phone.

Dalam bidang investasi, BPJS Ketenagakerjaan

memposisikan diri sebagai alat untuk memberikan

total benefit kepada peserta. Jika di masa lalu peserta

hanya mendapat financial benefit, sekarang bisa

dapat multi benefit.

Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan

untuk meningkatkan kecepatan layanan, akses yang

mudah, akurasi dan friendly. Termasuk dalam proses

klaim, sebelumnya peserta yang mengurus klaim

membutuhkan waktu dua minggu maka kini

memberikan layanan jauh lebih cepat. Dengan jargon

“from two weeks to 20 minute”, peserta yang

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya.

Pelayanan yang cepat tersebut dimungkinkan

karena data base sudah ada pada BPJS

Ketenagakerjaan, peserta yang akan klaim tidak perlu

konfirmasi ke kantor kelurahan. “Misalnya ada peserta

pensiun atau berhenti bekerja mau klaim tinggal

masuk website BPJS Ketenagakerjaan lalu kirimkan

semua berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” kata Elvyn G Masassya.

Selanjutnya, untuk menjaga akurasi agar tidak

ada lagi transaksi yang bersifat cash, peserta bisa

memanfaatkan e-registrasi, e-payment dan e-claim.

Peserta juga dapat mengecek saldo di smartphone,

melalui “BPJSTK mobile”. Transformasi ini telah

membawa BPJS Ketenagakerjaan kepada pelayanan

Operational Excellent yang lebih terjamin dan

transparan di manapun dan kapanpun. n

Page 16: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

irut BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G

Masassya, menjelaskan, dengan

melaksanakan empat hal yaitu:

aksesibilitas, kecepatan, keandalan, dan

keramahan maka BPJS Ketenagakerjaan bisa dikenal

oleh masyarakat. Selain itu, dengan empat hal

tersebut tentunya BPJS Ketenagakerjaan ingin

memberikan kemudahan kepada semua peserta

dalam mendapatkan layanan secara prima.

Elvyn G Masassya menambahkan, untuk

memberikan pelayanan prima kepada para peserta,

pihaknya sudah mencanangkan untuk menambah

sebanyak 208 kantor baik kantor cabang penuh

mapun kantor cabang perintis. Dengan kehadiran

208 kantor baru tersebut diharapkan masyarakat

memiliki kemudahan dalam mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. "Kita menargetkan supaya di

seluruh kota dan kabupaten di Indonesia bisa

terlayani dengan baik dengan adanya kantor cabang

penuh dan kantor cabang perintis," kata Elvyn G

Masassya, beberapa waktu lalu.

Selain menambah kantor cabang penuh dan

kantor cabang perintis, BPJS juga terus melakukan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar

dapat meningkatkan layanan kepada peserta. Antara

lain hal ini dilakukan melalui pelatihan pelayanan

prima yang dilaksanakan di sejumlah daerah sejak

tahun 2015.

Pelatihan seluruh karyawan BPJS

Ketenagakerjaan Maluku Utara, misalnya, telah

dilakukan pada tanggal 20-22 Maret 2015 di Bella

International Hotel. Direktur Umum dan SDM BPJS

Ketenagakerjaan, Amri Yusuf, pada acara tersebut

menjelaskan pentingnya tiga aspek pelayanan prima

BPJS Ketenagakerjaan yaitu fisik kantor, proses yang

terkait dengan alur layanan, dan SDM (sumber daya

manusia) yang berhubungan dengan sikap dan etika

dalam melakukan layanan yang melebihi ekspektasi

atau harapan peserta.

Kegiatan pelatihan tersebut berisi outbound tim

building dan pada hari kedua peserta pelatihan

diajarkan cara berpenampilan, cara bersikap serta

cara berbicara dengan pelanggan. Pada hari ketiga

peserta pelatihan diajarkan cara handling complain

dan implementasi service blue print yang merupakan

standar service di BPJS Ketenagakerjaan.

Layanan TerbaikBPJS Ketenagakerjaan terus mendorong

seluruh kantor cabang untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada peserta jaminan sosial

ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan

memberikan piagam penghargaan untuk memacu

kantor cabang agar dapat mengimplementasikan

program Operational Excellent dengan

sebaik-baiknya.

Salah satu kesuksesan dalam memberikan

pelayanan terbaik dibuktikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Cabang Pembantu (KCP)

Cianjur, dengan mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Penghargaan ini sebagai bukti

bahwa KCP BPJS Ketenagakerjaan Cianjur akan terus

berusaha memberikan pelayanan terbaik pada

masyarakat, khususnya dalam layanan jaminan sosial

ketenagakerjaan.

Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif

Dhakiri mengapresiasi BPJS Ketenagakerjaan KCP

Cianjur yang mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Menurut Hanif Dhakiri,

dengan mendapat piagam penghargaan tersebut

merupakan salah satu kesuksesan dalam

memberikan pelayanan terbaik. "Saya berharap apa

yang sudah dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Cianjur

bisa menjadi contoh buat yang lain," kata Hanif

Dhakiri, beberapa waktu yang lalu.

Hanif Dhakiri menambahkan, capaian dan

pelayanan BPJS Ketenagakerjaan KPC Cianjur cukup

memuaskan masyarakat, sehingga peminatnya terus

bertambah. Diharapkan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan di wilayah lain bisa lebih

mengoptimalkan lagi dalam memberikan pelayanan

pada masyarakat. Selain itu, para pemilik perusahaan

juga diharapkan semakin sadar untuk mendaftarkan

para pekerjanya sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan, karena hal tersebut sudah jelas

diatur dalam undang-undang.

Budaya PRIMABPJS Ketenagakerjaan belum lama ini menerima

penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi

Jaminan Sosial Internasional (ISSA) dan tiga

penghargaan internasional lainnya. Presiden ISSA

Errol Frank Stoove menyerahkan penghargaan

tersebut kepada Direktur Utama BPJS

Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Forum

Regional Jaminan Sosial Asia Pasifik di Oman, 2

November 2015.

Kompetisi regional tersebut diselenggarakan

secara rutin setiap tiga tahun sekali dengan

melibatkan 48 organisasi jaminan sosial anggota

ISSA dari 16 negara di Asia Pasifik. Tiga penghargaan

lain yang diterima BPJS Ketenagakerjaan adalah "The

new initiatives approach to start the Return-to-Work

Program”, “The new service blue print to achieve

service excellence” dan “Expansion of

multi-distribution channels to all workers".

Sejak Januari 2014, Indonesia memasuki era

baru jaminan sosial. Ditandai dengan transformasi PT

Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Sesuai amanah transformasi, peranan dan fungsi

jaminan sosial juga berubah, bukan sekadar

perlindungan di saat terjadinya risiko sosial ekonomi

seperti meninggal, kecelakaan kerja, sakit atau

pensiun, tetapi juga menjadi jembatan kesejahteraan

pekerja.

Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan

kinerjanya di semua level. Dari segi kemanfaatan,

pada bulan Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan secara

resmi menyelenggarakan program Jaminan Pensiun

bagi seluruh pekerja dan menyelenggarakan program

Kembali Bekerja (Return to Work) sebagai

pengembangan manfaat program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK).

Berdasarkan pengalaman, tenaga kerja yang

mengalami cacat akibat kecelakaan kerja hanya

mendapatkan perlindungan berupa penggantian

biaya pengobatatan dan santunan. Tidak jarang

tenaga kerja tersebut kehilangan pekerjaan karena

dianggap sudah kehilangan kemampuan fisik untuk

bekerja. Melalui program “Return To Work”, tenaga

kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja

akan memperoleh rehabilitasi dan pelatihan kejuruan

untuk menjamin tenaga kerja tersebut dapat kembali

bekerja sesuai dengan bidang keahlian sebelumnya

ataupun bidang keahlian yang baru.

Di sisi pelayanan, BPJS Ketenagakerjaan

menerapkan budaya PRIMA yang artinya Peduli,

Ringkas, Interaktif, Modern, dan Aktif yang mengubah

secara total sistem dan prosedur layanan di tiga

aspek utama, yaitu Fisik, Proses, Manusia.

Perubahan pada aspek fisik menggambarkan

perubahan bentuk atau tampilan ruang pelayanan di

kantor cabang yang lebih modern dan ramah. Pada

aspek proses menggambarkan prosedur pendaftaran

dan klaim yang lebih ringkas dan interaktif berbasis

fisik maupun elektronik. Perubahan pada aspek

manusia merepresentasikan perubahan budaya baru

yang lebih peduli dan aktif dalam melayani peserta.

Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga telah

membangun kerja sama dengan berbagai pihak

untuk menambah nilai bagi peserta. Integrasi data

kepesertaan dengan data kependudukan berbasis

NIK (e-KTP) sangat efektif untuk mendukung proses

pendaftaran kepesertaan dan pelayanan klaim.

Perluasan kanal distribusi dengan pihak bank,

nonbank maupun yang berbasis elektornik

memudahkan peserta berinteraksi dengan BPJS

Ketenagakerjan. Kanal distribusi tersebut memiliki

fungsi yang sama dengan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan. Dengan demikian para pekerja

dapat melakukan pendaftaran peserta, pembayaran

iuran dan pengajuan klaim di mana pun dan kapan

pun.

Kemudahan AksesDalam rangka meningkatkan pelayanan, BPJS

Ketenagakerjaan mengembangkan sistem informasi

baru yang dinamakan Sistem Informasi Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Menurut Elvyn G

Masassya, SIJSTK berorientasi pada kebutuhan

peserta dan kemampuan untuk menyesuaikan

kapasitas organisasi sesuai dengan amanah

Undang-Undang dan peraturan turunannya dalam

menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal. BPJS Ketenagakerjaan

menyesuaikan model bisnis baru yang lebih fleksibel

dan dinamis untuk mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

kepada seluruh pekerja yang berorientasi pada

kebutuhan peserta.

Berbagai fitur yang dimiliki SIJSTK sangat

mendukung akselerasi kepesertaan, dari yang

sebelumnya secara kolektif melakukan pendekatan

ke perusahaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk

lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan

pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan,

telekomunikasi, retail dan berbagai industri strategis

lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih memudahkan

peserta untuk mengakses BPJS Ketenagakerjaan di

manapun dan kapanpun. Sistem informasi ini lebih

efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database

serta jaringan komunikasi) dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran Badan.

SIJSTK sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi

pemerintah serta perbankan dan perusahaan retail,

telekomunikasi dan industri.

Seluruh kemudahan akses ini diharapkan dapat

menjadi pondasi yang baik dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

ada penghujung Tahun lalu BPJS

Ketenagakerjaan memberikan paket

hadiah buat para pekerja peserta Jaminan

Sosial. Adapun paket tersebut terdiri dari

manfaat finansial dan non finansial, yang diberi

nama program Total Benefit.

Pemberian paket hadiah multi manfaat itu,

dikemukakan oleh Direktur Investasi BPJS

Ketenagakerjaan, Jeffry Haryadi dalam acara Press

Conference Launching Program Total Benefit BPJS

Ketenagakerjaan di Perumahan Grand Cikarang

City, Desa Harjamekar, Kec, Cikarang, Bekasi, pada

Rabu (16/12).

Peluncuran program tersebut, tukas Jeffry

sekaligus mensosialisasikan multi manfaat yang

diberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para

peserta Jaminan Sosial, yang meliputi Housing

Benefit, Food Benefit, Transportation Benefit,

Education Benefit dan Health Benefit.

Dalam menggulirkan program tersebut, jelas

dia lagi, di wilayah Cikarang, institusi Jaminan Sosial

menjalin kemitraan dengan developer untuk

menyediakan 1800 rumah yang sehat dan layak huni

serta terjangkau bagi para peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Jeffry menambahkan, untuk housing benefit di

Wilayah Cikarang, BPJS Ketenagakerjaan

bekerjasama dengan perbankan dan developer,

dalam hal ini untuk penyedian perumahan di

Perumahan Grand Cikarang bekerjasama dengan PT

Budi Langgeng Persada, dan untuk adminnya di

support oleh Bank Tabungan Negara (BTN)

Selain itu, untuk food benefit, ungkap dia lagi, di

Wilayah Cikarang institusi Jaminan Sosial bermitra

dengan PT Indomarco Adi Prima dan Koperasi

Karyawan Mulia Industri untuk menyalurkan bahan

pokok dengan harga ritel yang terjangkau bagi

pekerja peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Untuk manfaat lainnya, seperti transportation

benefit yang menyediakan transportasi dari rumah

menuju lokasi kerja, untuk mengurangi beban biaya

transportasi bagi para peserta Jaminan Sosial.

Selebihnya, education benefit yang berupa manfaat

beasiswa bagi putra-putri peserta Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan di dalam membantu meringankan

beban biaya pendidikan.

Dan, manfaat terakhir, health benefit, yang

memberikan fasilitas kesehatan yang dekat dengan

kawasan perumahan peserta, dimaksudkan untuk

mengurangi biaya kesehatan peserta Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan.

Pekerja yang ingin mendapatkan paket hadiah

dari BPJS Ketenagakerjaan, syaratnya menurut

Jeffry hanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

selama minimal setahun, tertib administrasi, dan

bukan perusahaan yang hanya mendaftarkan

sebagian tenaga kerjanya.

Khusus untuk housing benefit, ada persyaratan

lain, seperti kepemilikan rumah yang diajukan

adalah rumah pertama. Seluruh proses

pengajuannya mengacu persyaratan yang berlaku

di Bank penyalur (BTN).

Dan, jenis pinjaman yang diberikan dan

disediakan pada housing benefit ada dua macam,

pertama kredit pemilikan rumah (KPR) dan kedua

pinjaman uang muka (PUM) yang diberikan kepada

peserta melalui bank penyalur. Bunga KPR yang

dibebankan pada peserta hanya sebesar 5 persen

untuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) pada KPR subsidi. Untuk jangka waktu

selama 20 tahun.

Melalui kemudahan dalam pembiayaan di

dalam paket multi manfaat dengan menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak, tukas Jeffry,

BPJS Ketenagakerjaan siap menjadi Jembatan

Menuju Kesejahteraan Pekerja.

Dengan program total benefit ini, akan

memotivasi para pekerja di kawasan Industri

maupun perusahaan di Wilayah Cikarang, untuk ikut

kepesertaan Jaminan Sosial yang memberikan

banyak manfaat bagi peserta. Jumlah peserta aktif

BPJS Ketenagakerjaan hingga bulan Oktober 2015,

mencapai 19,035 juta tenaga kerja.

Pasca operasional penuh BPJS Ketenagakerjaan,

setelah empat bulan berjalan, Program Jaminan

Pensiun telah menghasilkan Rp1,20 triliun, yang

merupakan 123 persen dari target yang ditetapkan.

Sementara pembayaran jaminan, pembayaran klaim

mencapai Rp14 triliun atau setara dengan 75 persen

dari target, yang merupakan imbas dari pencairan

dana Jaminan Hari Tua (JHT) berdasarkan PP

60/2015.

Pengelolaan dana investasi program Dana

Jaminan Sosial (DJS) sebesar Rp191,32 T dan dana

investasi program BPJS sebesar Rp7,36 triliun.

Sementara, hasil investasi program DJS mencapai

Rp14,06 triliun dan hasil investasi program BPJS

mencapai Rp638,59 miliar. n

MainReport

BRIDGE VOLUME 1116

kepesertaan tahun 2016. Seluruh inisiatif tersebut

telah mendapatkan pengakuan dari organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

“Achievement in Transformation Excellence” pada

Oktober 2015. Penghargaan tersebut diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana.

Penghargaan lainnya diberikan oleh ISSA

(International Social Security Association) dalam

bidang pelayanan prima, perluasan kanal distribusi

dan pelaksanaan program Return to Work.

Pencapaian kinerja BPJS Ketenagakerjaan tersebut

menunjukan komitmennya untuk berusaha keras

mewujudkan Era Baru Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan dan menjadi Jembatan Menuju

Kesejahteraan Pekerja di Indonesia.

Bukan Perubahan BiasaPT Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi

BPJS Ketenagakerjaan. Badan ini resmi beroperasi

pada 1 Januari 2014 dan sesuai ketentuannya

beroperasi penuh pada 1 Juli 2015. Elvyn G Massasya

mengungkapkan, perubahan yang terjadi pada BPJS

Ketenagakerjaan bukan sekadar perubahan biasa,

tetapi transformasi yang melampaui bentuk mulai dari

fungsi hingga tata kelolanya.

Transformasi tersebut memiliki design baru dan

visi baru yang berangkat dari UU No. 24 Tahun 2011

tentang BPJS. Visi baru tersebut yakni “Menjadi BPJS

Ketenagakerjaan Berkelas Dunia, Terpercaya,

Bersahabat, Unggul dalam Operasional dan

Pelayanan”.

Berkaitan dengan hal di atas, BPJS

Ketenagakerjaan memiliki tiga elemen core

operational yang saling berkaitan, yaitu kepesertaan,

investasi dan pelayanan. Dari sisi kepesertaan, BPJS

Ketenagakerjaan mengemban tugas untuk

menjadikan semua pekerja menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Dari sisi pengelolaan data peserta, BPJS

Ketenagakerjaan memberi kemudahaan kepada

calon peserta. Sebagai contoh, dulu untuk menjadi

peserta jaminan sosial, seseorang harus mengisi 30

data dan formulirnya berlembar-lembar. Tapi

sekarang, cukup mengisi data-data inti saja karena

BPJS Ketenagakerjaan sudah merangkul

Kementerian Dalam Negeri untuk mengakses

data-data penduduk yang jadi peserta BPJS

ketenagakerjaan. Pendaftaraan kepesertaan juga

dipermudah, tidak perlu datang ke kantor, tetapi bisa

melalui website bahkan via smart phone.

Dalam bidang investasi, BPJS Ketenagakerjaan

memposisikan diri sebagai alat untuk memberikan

total benefit kepada peserta. Jika di masa lalu peserta

hanya mendapat financial benefit, sekarang bisa

dapat multi benefit.

Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan

untuk meningkatkan kecepatan layanan, akses yang

mudah, akurasi dan friendly. Termasuk dalam proses

klaim, sebelumnya peserta yang mengurus klaim

membutuhkan waktu dua minggu maka kini

memberikan layanan jauh lebih cepat. Dengan jargon

“from two weeks to 20 minute”, peserta yang

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya.

Pelayanan yang cepat tersebut dimungkinkan

karena data base sudah ada pada BPJS

Ketenagakerjaan, peserta yang akan klaim tidak perlu

konfirmasi ke kantor kelurahan. “Misalnya ada peserta

pensiun atau berhenti bekerja mau klaim tinggal

masuk website BPJS Ketenagakerjaan lalu kirimkan

semua berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” kata Elvyn G Masassya.

Selanjutnya, untuk menjaga akurasi agar tidak

ada lagi transaksi yang bersifat cash, peserta bisa

memanfaatkan e-registrasi, e-payment dan e-claim.

Peserta juga dapat mengecek saldo di smartphone,

melalui “BPJSTK mobile”. Transformasi ini telah

membawa BPJS Ketenagakerjaan kepada pelayanan

Operational Excellent yang lebih terjamin dan

transparan di manapun dan kapanpun. n

Pendaftaraan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bisa melalui website

Page 17: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

17www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Manfaat

Sebuah program baru BPJS Ketenagakerjaan yang memberikan multi manfaat,

diluncurkan akhir tahun lalu, untuk memberikan banyak kemudahan bagi peserta

Jaminan Sosial ketenagakerjaan, sekaligus memotifasi pekerja lain.

irut BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G

Masassya, menjelaskan, dengan

melaksanakan empat hal yaitu:

aksesibilitas, kecepatan, keandalan, dan

keramahan maka BPJS Ketenagakerjaan bisa dikenal

oleh masyarakat. Selain itu, dengan empat hal

tersebut tentunya BPJS Ketenagakerjaan ingin

memberikan kemudahan kepada semua peserta

dalam mendapatkan layanan secara prima.

Elvyn G Masassya menambahkan, untuk

memberikan pelayanan prima kepada para peserta,

pihaknya sudah mencanangkan untuk menambah

sebanyak 208 kantor baik kantor cabang penuh

mapun kantor cabang perintis. Dengan kehadiran

208 kantor baru tersebut diharapkan masyarakat

memiliki kemudahan dalam mengakses BPJS

Ketenagakerjaan. "Kita menargetkan supaya di

seluruh kota dan kabupaten di Indonesia bisa

terlayani dengan baik dengan adanya kantor cabang

penuh dan kantor cabang perintis," kata Elvyn G

Masassya, beberapa waktu lalu.

Selain menambah kantor cabang penuh dan

kantor cabang perintis, BPJS juga terus melakukan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar

dapat meningkatkan layanan kepada peserta. Antara

lain hal ini dilakukan melalui pelatihan pelayanan

prima yang dilaksanakan di sejumlah daerah sejak

tahun 2015.

Pelatihan seluruh karyawan BPJS

Ketenagakerjaan Maluku Utara, misalnya, telah

dilakukan pada tanggal 20-22 Maret 2015 di Bella

International Hotel. Direktur Umum dan SDM BPJS

Ketenagakerjaan, Amri Yusuf, pada acara tersebut

menjelaskan pentingnya tiga aspek pelayanan prima

BPJS Ketenagakerjaan yaitu fisik kantor, proses yang

terkait dengan alur layanan, dan SDM (sumber daya

manusia) yang berhubungan dengan sikap dan etika

dalam melakukan layanan yang melebihi ekspektasi

atau harapan peserta.

Kegiatan pelatihan tersebut berisi outbound tim

building dan pada hari kedua peserta pelatihan

diajarkan cara berpenampilan, cara bersikap serta

cara berbicara dengan pelanggan. Pada hari ketiga

peserta pelatihan diajarkan cara handling complain

dan implementasi service blue print yang merupakan

standar service di BPJS Ketenagakerjaan.

Layanan TerbaikBPJS Ketenagakerjaan terus mendorong

seluruh kantor cabang untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada peserta jaminan sosial

ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan

memberikan piagam penghargaan untuk memacu

kantor cabang agar dapat mengimplementasikan

program Operational Excellent dengan

sebaik-baiknya.

Salah satu kesuksesan dalam memberikan

pelayanan terbaik dibuktikan oleh BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Cabang Pembantu (KCP)

Cianjur, dengan mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Penghargaan ini sebagai bukti

bahwa KCP BPJS Ketenagakerjaan Cianjur akan terus

berusaha memberikan pelayanan terbaik pada

masyarakat, khususnya dalam layanan jaminan sosial

ketenagakerjaan.

Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif

Dhakiri mengapresiasi BPJS Ketenagakerjaan KCP

Cianjur yang mendapat piagam penghargaan

sebagai Kantor Cabang Pembantu Terbaik se-Jawa

Barat akhir tahun 2015. Menurut Hanif Dhakiri,

dengan mendapat piagam penghargaan tersebut

merupakan salah satu kesuksesan dalam

memberikan pelayanan terbaik. "Saya berharap apa

yang sudah dilakukan BPJS Ketenagakerjaan Cianjur

bisa menjadi contoh buat yang lain," kata Hanif

Dhakiri, beberapa waktu yang lalu.

Hanif Dhakiri menambahkan, capaian dan

pelayanan BPJS Ketenagakerjaan KPC Cianjur cukup

memuaskan masyarakat, sehingga peminatnya terus

bertambah. Diharapkan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan di wilayah lain bisa lebih

mengoptimalkan lagi dalam memberikan pelayanan

pada masyarakat. Selain itu, para pemilik perusahaan

juga diharapkan semakin sadar untuk mendaftarkan

para pekerjanya sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan, karena hal tersebut sudah jelas

diatur dalam undang-undang.

Budaya PRIMABPJS Ketenagakerjaan belum lama ini menerima

penghargaan Good Practice Award dari Asosiasi

Jaminan Sosial Internasional (ISSA) dan tiga

penghargaan internasional lainnya. Presiden ISSA

Errol Frank Stoove menyerahkan penghargaan

tersebut kepada Direktur Utama BPJS

Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Forum

Regional Jaminan Sosial Asia Pasifik di Oman, 2

November 2015.

Kompetisi regional tersebut diselenggarakan

secara rutin setiap tiga tahun sekali dengan

melibatkan 48 organisasi jaminan sosial anggota

ISSA dari 16 negara di Asia Pasifik. Tiga penghargaan

lain yang diterima BPJS Ketenagakerjaan adalah "The

new initiatives approach to start the Return-to-Work

Program”, “The new service blue print to achieve

service excellence” dan “Expansion of

multi-distribution channels to all workers".

Sejak Januari 2014, Indonesia memasuki era

baru jaminan sosial. Ditandai dengan transformasi PT

Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Sesuai amanah transformasi, peranan dan fungsi

jaminan sosial juga berubah, bukan sekadar

perlindungan di saat terjadinya risiko sosial ekonomi

seperti meninggal, kecelakaan kerja, sakit atau

pensiun, tetapi juga menjadi jembatan kesejahteraan

pekerja.

Untuk itu, BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan

kinerjanya di semua level. Dari segi kemanfaatan,

pada bulan Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan secara

resmi menyelenggarakan program Jaminan Pensiun

bagi seluruh pekerja dan menyelenggarakan program

Kembali Bekerja (Return to Work) sebagai

pengembangan manfaat program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK).

Berdasarkan pengalaman, tenaga kerja yang

mengalami cacat akibat kecelakaan kerja hanya

mendapatkan perlindungan berupa penggantian

biaya pengobatatan dan santunan. Tidak jarang

tenaga kerja tersebut kehilangan pekerjaan karena

dianggap sudah kehilangan kemampuan fisik untuk

bekerja. Melalui program “Return To Work”, tenaga

kerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja

akan memperoleh rehabilitasi dan pelatihan kejuruan

untuk menjamin tenaga kerja tersebut dapat kembali

bekerja sesuai dengan bidang keahlian sebelumnya

ataupun bidang keahlian yang baru.

Di sisi pelayanan, BPJS Ketenagakerjaan

menerapkan budaya PRIMA yang artinya Peduli,

Ringkas, Interaktif, Modern, dan Aktif yang mengubah

secara total sistem dan prosedur layanan di tiga

aspek utama, yaitu Fisik, Proses, Manusia.

Perubahan pada aspek fisik menggambarkan

perubahan bentuk atau tampilan ruang pelayanan di

kantor cabang yang lebih modern dan ramah. Pada

aspek proses menggambarkan prosedur pendaftaran

dan klaim yang lebih ringkas dan interaktif berbasis

fisik maupun elektronik. Perubahan pada aspek

manusia merepresentasikan perubahan budaya baru

yang lebih peduli dan aktif dalam melayani peserta.

Di samping itu, BPJS Ketenagakerjaan juga telah

membangun kerja sama dengan berbagai pihak

untuk menambah nilai bagi peserta. Integrasi data

kepesertaan dengan data kependudukan berbasis

NIK (e-KTP) sangat efektif untuk mendukung proses

pendaftaran kepesertaan dan pelayanan klaim.

Perluasan kanal distribusi dengan pihak bank,

nonbank maupun yang berbasis elektornik

memudahkan peserta berinteraksi dengan BPJS

Ketenagakerjan. Kanal distribusi tersebut memiliki

fungsi yang sama dengan kantor cabang BPJS

Ketenagakerjaan. Dengan demikian para pekerja

dapat melakukan pendaftaran peserta, pembayaran

iuran dan pengajuan klaim di mana pun dan kapan

pun.

Kemudahan AksesDalam rangka meningkatkan pelayanan, BPJS

Ketenagakerjaan mengembangkan sistem informasi

baru yang dinamakan Sistem Informasi Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (SIJSTK). Menurut Elvyn G

Masassya, SIJSTK berorientasi pada kebutuhan

peserta dan kemampuan untuk menyesuaikan

kapasitas organisasi sesuai dengan amanah

Undang-Undang dan peraturan turunannya dalam

menghadapi dinamika lingkungan, baik internal

maupun eksternal. BPJS Ketenagakerjaan

menyesuaikan model bisnis baru yang lebih fleksibel

dan dinamis untuk mendukung visi institusi dan

implementasi keunggulan operasional dan pelayanan

kepada seluruh pekerja yang berorientasi pada

kebutuhan peserta.

Berbagai fitur yang dimiliki SIJSTK sangat

mendukung akselerasi kepesertaan, dari yang

sebelumnya secara kolektif melakukan pendekatan

ke perusahaan. Selain itu, kemampuan institusi untuk

lebih ekspansif melalui kerangka kolaborasi dengan

pihak ketiga, seperti Pemerintah Daerah, perbankan,

telekomunikasi, retail dan berbagai industri strategis

lainnya. Implementasi SIJSTK ini lebih memudahkan

peserta untuk mengakses BPJS Ketenagakerjaan di

manapun dan kapanpun. Sistem informasi ini lebih

efisien dari segi pembiayaan infrastruktur (database

serta jaringan komunikasi) dan Sumber Daya Manusia

yang dapat menghemat anggaran Badan.

SIJSTK sudah terintegrasi dengan sistem

operasional berbagai lembaga dan instansi

pemerintah serta perbankan dan perusahaan retail,

telekomunikasi dan industri.

Seluruh kemudahan akses ini diharapkan dapat

menjadi pondasi yang baik dalam mendukung

strategi Operational Excellence di tahun 2016 untuk

meningkatkan akselerasi perluasan cakupan

PROGRAM TOTAL BENEFIT “MERINGANKAN PEKERJAMENGGAET KEPESERTAAN”

Pada penghujung Tahun lalu BPJS

Ketenagakerjaan memberikan paket

hadiah buat para pekerja peserta Jaminan

Sosial. Adapun paket tersebut terdiri dari

manfaat finansial dan non finansial, yang diberi

nama program Total Benefit.

Pemberian paket hadiah multi manfaat itu,

dikemukakan oleh Direktur Investasi BPJS

Ketenagakerjaan, Jeffry Haryadi dalam acara Press

Conference Launching Program Total Benefit BPJS

Ketenagakerjaan di Perumahan Grand Cikarang

City, Desa Harjamekar, Kec, Cikarang, Bekasi, pada

Rabu (16/12).

Peluncuran program tersebut, tukas Jeffry

sekaligus mensosialisasikan multi manfaat yang

diberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para

peserta Jaminan Sosial, yang meliputi Housing

Benefit, Food Benefit, Transportation Benefit,

Education Benefit dan Health Benefit.

Dalam menggulirkan program tersebut, jelas

dia lagi, di wilayah Cikarang, institusi Jaminan Sosial

menjalin kemitraan dengan developer untuk

menyediakan 1800 rumah yang sehat dan layak huni

serta terjangkau bagi para peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Jeffry menambahkan, untuk housing benefit di

Wilayah Cikarang, BPJS Ketenagakerjaan

bekerjasama dengan perbankan dan developer,

dalam hal ini untuk penyedian perumahan di

Perumahan Grand Cikarang bekerjasama dengan PT

Budi Langgeng Persada, dan untuk adminnya di

support oleh Bank Tabungan Negara (BTN)

Selain itu, untuk food benefit, ungkap dia lagi, di

Wilayah Cikarang institusi Jaminan Sosial bermitra

dengan PT Indomarco Adi Prima dan Koperasi

Karyawan Mulia Industri untuk menyalurkan bahan

pokok dengan harga ritel yang terjangkau bagi

pekerja peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Untuk manfaat lainnya, seperti transportation

benefit yang menyediakan transportasi dari rumah

menuju lokasi kerja, untuk mengurangi beban biaya

transportasi bagi para peserta Jaminan Sosial.

Selebihnya, education benefit yang berupa manfaat

beasiswa bagi putra-putri peserta Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan di dalam membantu meringankan

beban biaya pendidikan.

Dan, manfaat terakhir, health benefit, yang

memberikan fasilitas kesehatan yang dekat dengan

kawasan perumahan peserta, dimaksudkan untuk

mengurangi biaya kesehatan peserta Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan.

Pekerja yang ingin mendapatkan paket hadiah

dari BPJS Ketenagakerjaan, syaratnya menurut

Jeffry hanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

selama minimal setahun, tertib administrasi, dan

bukan perusahaan yang hanya mendaftarkan

sebagian tenaga kerjanya.

Khusus untuk housing benefit, ada persyaratan

lain, seperti kepemilikan rumah yang diajukan

adalah rumah pertama. Seluruh proses

pengajuannya mengacu persyaratan yang berlaku

di Bank penyalur (BTN).

Dan, jenis pinjaman yang diberikan dan

disediakan pada housing benefit ada dua macam,

pertama kredit pemilikan rumah (KPR) dan kedua

pinjaman uang muka (PUM) yang diberikan kepada

peserta melalui bank penyalur. Bunga KPR yang

dibebankan pada peserta hanya sebesar 5 persen

untuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) pada KPR subsidi. Untuk jangka waktu

selama 20 tahun.

Melalui kemudahan dalam pembiayaan di

dalam paket multi manfaat dengan menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak, tukas Jeffry,

BPJS Ketenagakerjaan siap menjadi Jembatan

Menuju Kesejahteraan Pekerja.

Dengan program total benefit ini, akan

memotivasi para pekerja di kawasan Industri

maupun perusahaan di Wilayah Cikarang, untuk ikut

kepesertaan Jaminan Sosial yang memberikan

banyak manfaat bagi peserta. Jumlah peserta aktif

BPJS Ketenagakerjaan hingga bulan Oktober 2015,

mencapai 19,035 juta tenaga kerja.

Pasca operasional penuh BPJS Ketenagakerjaan,

setelah empat bulan berjalan, Program Jaminan

Pensiun telah menghasilkan Rp1,20 triliun, yang

merupakan 123 persen dari target yang ditetapkan.

Sementara pembayaran jaminan, pembayaran klaim

mencapai Rp14 triliun atau setara dengan 75 persen

dari target, yang merupakan imbas dari pencairan

dana Jaminan Hari Tua (JHT) berdasarkan PP

60/2015.

Pengelolaan dana investasi program Dana

Jaminan Sosial (DJS) sebesar Rp191,32 T dan dana

investasi program BPJS sebesar Rp7,36 triliun.

Sementara, hasil investasi program DJS mencapai

Rp14,06 triliun dan hasil investasi program BPJS

mencapai Rp638,59 miliar. n

kepesertaan tahun 2016. Seluruh inisiatif tersebut

telah mendapatkan pengakuan dari organisasi

Jaminan Sosial Internasional, seperti ASSA (ASEAN

Social Security Association) berupa penghargaan

“Achievement in Transformation Excellence” pada

Oktober 2015. Penghargaan tersebut diberikan atas

keberhasilan transformasi BPJS Ketenagakerjaan

dalam berbagai aspek termasuk pelayanan,

kepesertaan dan pengelolaan dana.

Penghargaan lainnya diberikan oleh ISSA

(International Social Security Association) dalam

bidang pelayanan prima, perluasan kanal distribusi

dan pelaksanaan program Return to Work.

Pencapaian kinerja BPJS Ketenagakerjaan tersebut

menunjukan komitmennya untuk berusaha keras

mewujudkan Era Baru Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan dan menjadi Jembatan Menuju

Kesejahteraan Pekerja di Indonesia.

Bukan Perubahan BiasaPT Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi

BPJS Ketenagakerjaan. Badan ini resmi beroperasi

pada 1 Januari 2014 dan sesuai ketentuannya

beroperasi penuh pada 1 Juli 2015. Elvyn G Massasya

mengungkapkan, perubahan yang terjadi pada BPJS

Ketenagakerjaan bukan sekadar perubahan biasa,

tetapi transformasi yang melampaui bentuk mulai dari

fungsi hingga tata kelolanya.

Transformasi tersebut memiliki design baru dan

visi baru yang berangkat dari UU No. 24 Tahun 2011

tentang BPJS. Visi baru tersebut yakni “Menjadi BPJS

Ketenagakerjaan Berkelas Dunia, Terpercaya,

Bersahabat, Unggul dalam Operasional dan

Pelayanan”.

Berkaitan dengan hal di atas, BPJS

Ketenagakerjaan memiliki tiga elemen core

operational yang saling berkaitan, yaitu kepesertaan,

investasi dan pelayanan. Dari sisi kepesertaan, BPJS

Ketenagakerjaan mengemban tugas untuk

menjadikan semua pekerja menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Dari sisi pengelolaan data peserta, BPJS

Ketenagakerjaan memberi kemudahaan kepada

calon peserta. Sebagai contoh, dulu untuk menjadi

peserta jaminan sosial, seseorang harus mengisi 30

data dan formulirnya berlembar-lembar. Tapi

sekarang, cukup mengisi data-data inti saja karena

BPJS Ketenagakerjaan sudah merangkul

Kementerian Dalam Negeri untuk mengakses

data-data penduduk yang jadi peserta BPJS

ketenagakerjaan. Pendaftaraan kepesertaan juga

dipermudah, tidak perlu datang ke kantor, tetapi bisa

melalui website bahkan via smart phone.

Dalam bidang investasi, BPJS Ketenagakerjaan

memposisikan diri sebagai alat untuk memberikan

total benefit kepada peserta. Jika di masa lalu peserta

hanya mendapat financial benefit, sekarang bisa

dapat multi benefit.

Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan

untuk meningkatkan kecepatan layanan, akses yang

mudah, akurasi dan friendly. Termasuk dalam proses

klaim, sebelumnya peserta yang mengurus klaim

membutuhkan waktu dua minggu maka kini

memberikan layanan jauh lebih cepat. Dengan jargon

“from two weeks to 20 minute”, peserta yang

melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk

menyelesaikannya.

Pelayanan yang cepat tersebut dimungkinkan

karena data base sudah ada pada BPJS

Ketenagakerjaan, peserta yang akan klaim tidak perlu

konfirmasi ke kantor kelurahan. “Misalnya ada peserta

pensiun atau berhenti bekerja mau klaim tinggal

masuk website BPJS Ketenagakerjaan lalu kirimkan

semua berkasnya secara online. Besoknya, datang ke

kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20

menit peserta klaim bisa langsung mendapatkan

uangnya di bank,” kata Elvyn G Masassya.

Selanjutnya, untuk menjaga akurasi agar tidak

ada lagi transaksi yang bersifat cash, peserta bisa

memanfaatkan e-registrasi, e-payment dan e-claim.

Peserta juga dapat mengecek saldo di smartphone,

melalui “BPJSTK mobile”. Transformasi ini telah

membawa BPJS Ketenagakerjaan kepada pelayanan

Operational Excellent yang lebih terjamin dan

transparan di manapun dan kapanpun. n

Page 18: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id18

Manfaat

ada penghujung Tahun lalu BPJS

Ketenagakerjaan memberikan paket

hadiah buat para pekerja peserta Jaminan

Sosial. Adapun paket tersebut terdiri dari

manfaat finansial dan non finansial, yang diberi

nama program Total Benefit.

Pemberian paket hadiah multi manfaat itu,

dikemukakan oleh Direktur Investasi BPJS

Ketenagakerjaan, Jeffry Haryadi dalam acara Press

Conference Launching Program Total Benefit BPJS

Ketenagakerjaan di Perumahan Grand Cikarang

City, Desa Harjamekar, Kec, Cikarang, Bekasi, pada

Rabu (16/12).

Peluncuran program tersebut, tukas Jeffry

sekaligus mensosialisasikan multi manfaat yang

diberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para

peserta Jaminan Sosial, yang meliputi Housing

Benefit, Food Benefit, Transportation Benefit,

Education Benefit dan Health Benefit.

Dalam menggulirkan program tersebut, jelas

dia lagi, di wilayah Cikarang, institusi Jaminan Sosial

menjalin kemitraan dengan developer untuk

menyediakan 1800 rumah yang sehat dan layak huni

serta terjangkau bagi para peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Jeffry menambahkan, untuk housing benefit di

Wilayah Cikarang, BPJS Ketenagakerjaan

bekerjasama dengan perbankan dan developer,

dalam hal ini untuk penyedian perumahan di

Perumahan Grand Cikarang bekerjasama dengan PT

Budi Langgeng Persada, dan untuk adminnya di

support oleh Bank Tabungan Negara (BTN)

Selain itu, untuk food benefit, ungkap dia lagi, di

Wilayah Cikarang institusi Jaminan Sosial bermitra

dengan PT Indomarco Adi Prima dan Koperasi

Karyawan Mulia Industri untuk menyalurkan bahan

pokok dengan harga ritel yang terjangkau bagi

pekerja peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Untuk manfaat lainnya, seperti transportation

benefit yang menyediakan transportasi dari rumah

menuju lokasi kerja, untuk mengurangi beban biaya

transportasi bagi para peserta Jaminan Sosial.

Selebihnya, education benefit yang berupa manfaat

beasiswa bagi putra-putri peserta Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan di dalam membantu meringankan

beban biaya pendidikan.

Dan, manfaat terakhir, health benefit, yang

memberikan fasilitas kesehatan yang dekat dengan

kawasan perumahan peserta, dimaksudkan untuk

mengurangi biaya kesehatan peserta Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan.

Pekerja yang ingin mendapatkan paket hadiah

dari BPJS Ketenagakerjaan, syaratnya menurut

Jeffry hanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

selama minimal setahun, tertib administrasi, dan

bukan perusahaan yang hanya mendaftarkan

sebagian tenaga kerjanya.

Khusus untuk housing benefit, ada persyaratan

lain, seperti kepemilikan rumah yang diajukan

adalah rumah pertama. Seluruh proses

pengajuannya mengacu persyaratan yang berlaku

di Bank penyalur (BTN).

Dan, jenis pinjaman yang diberikan dan

disediakan pada housing benefit ada dua macam,

pertama kredit pemilikan rumah (KPR) dan kedua

pinjaman uang muka (PUM) yang diberikan kepada

peserta melalui bank penyalur. Bunga KPR yang

dibebankan pada peserta hanya sebesar 5 persen

untuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) pada KPR subsidi. Untuk jangka waktu

selama 20 tahun.

Melalui kemudahan dalam pembiayaan di

dalam paket multi manfaat dengan menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak, tukas Jeffry,

BPJS Ketenagakerjaan siap menjadi Jembatan

Menuju Kesejahteraan Pekerja.

Dengan program total benefit ini, akan

memotivasi para pekerja di kawasan Industri

maupun perusahaan di Wilayah Cikarang, untuk ikut

kepesertaan Jaminan Sosial yang memberikan

banyak manfaat bagi peserta. Jumlah peserta aktif

BPJS Ketenagakerjaan hingga bulan Oktober 2015,

mencapai 19,035 juta tenaga kerja.

Pasca operasional penuh BPJS Ketenagakerjaan,

setelah empat bulan berjalan, Program Jaminan

Pensiun telah menghasilkan Rp1,20 triliun, yang

merupakan 123 persen dari target yang ditetapkan.

Sementara pembayaran jaminan, pembayaran klaim

mencapai Rp14 triliun atau setara dengan 75 persen

dari target, yang merupakan imbas dari pencairan

dana Jaminan Hari Tua (JHT) berdasarkan PP

60/2015.

Pengelolaan dana investasi program Dana

Jaminan Sosial (DJS) sebesar Rp191,32 T dan dana

investasi program BPJS sebesar Rp7,36 triliun.

Sementara, hasil investasi program DJS mencapai

Rp14,06 triliun dan hasil investasi program BPJS

mencapai Rp638,59 miliar. n

Page 19: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

19www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Katiga

Kecelakaan kerja di bidang konstruksi masih cukup tinggi di Indonesia sehingga untuk mengatasinya diperlukan tenaga ahli konstruksi yang memahami Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam jumlah sangat banyak.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Ketenagakerjaan mencatat bahwa

kasus kecelakaan kerja peserta program

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) tahun

2015 menurun di banding tahun sebelumnya. Pada

2015 jumlah angka kecelakaan kerja peserta JKK

BPJS Ketenagakerjaan mencapai 50.089 kasus.

Angka tersebut menurun dibanding tahun 2014

sebanyak 53.319 kasus.

Menurut Ahmad Riyadi, Direktur Pelayanan dan

Pengaduan BPJS Ketenagakerjaan, penurunan kasus

kecelakaan kerja dapat terjadi karena BPJS

Ketenagakerjaan turut aktif dalam mengadakan

safety training untuk para pekerja, khususnya untuk

pekerja dengan risiko kecelakaan kerja yang tinggi.

Selain itu, pihak BPJS Ketenagakerjaan selalu

mempromosikan pentingnya implemetasi K3 di

perusahaan atau sektor usaha yang banyak

mempekerjakan tenaga kerja.

Salah satu sektor usaha yang banyak

mempekerjakan tenaga kerja dan masih cukup tinggi

angka kecelakaan kerjanya adalah sektor konstruksi.

Data International Labour Organization (ILO)

menyebutkan, setiap hari terjadi sekitar 6.000

kecelakaan kerja fatal di dunia. Sementara itu, kasus

kecelakaan kerja di Indonesia setiap hari yang dialami

para pekerja dari setiap 100 ribu tenaga kerja

terdapat 30% di antaranya terjadi di sektor

konstruksi.

Menurut pakar K3 Doedoeng Z. Arifin, angka

IMPLEMENTASI K3DI SEKTOR KONSTRUKSI

ada penghujung Tahun lalu BPJS

Ketenagakerjaan memberikan paket

hadiah buat para pekerja peserta Jaminan

Sosial. Adapun paket tersebut terdiri dari

manfaat finansial dan non finansial, yang diberi

nama program Total Benefit.

Pemberian paket hadiah multi manfaat itu,

dikemukakan oleh Direktur Investasi BPJS

Ketenagakerjaan, Jeffry Haryadi dalam acara Press

Conference Launching Program Total Benefit BPJS

Ketenagakerjaan di Perumahan Grand Cikarang

City, Desa Harjamekar, Kec, Cikarang, Bekasi, pada

Rabu (16/12).

Peluncuran program tersebut, tukas Jeffry

sekaligus mensosialisasikan multi manfaat yang

diberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para

peserta Jaminan Sosial, yang meliputi Housing

Benefit, Food Benefit, Transportation Benefit,

Education Benefit dan Health Benefit.

Dalam menggulirkan program tersebut, jelas

dia lagi, di wilayah Cikarang, institusi Jaminan Sosial

menjalin kemitraan dengan developer untuk

menyediakan 1800 rumah yang sehat dan layak huni

serta terjangkau bagi para peserta BPJS

Ketenagakerjaan.

Jeffry menambahkan, untuk housing benefit di

Wilayah Cikarang, BPJS Ketenagakerjaan

bekerjasama dengan perbankan dan developer,

dalam hal ini untuk penyedian perumahan di

Perumahan Grand Cikarang bekerjasama dengan PT

Budi Langgeng Persada, dan untuk adminnya di

support oleh Bank Tabungan Negara (BTN)

Selain itu, untuk food benefit, ungkap dia lagi, di

Wilayah Cikarang institusi Jaminan Sosial bermitra

dengan PT Indomarco Adi Prima dan Koperasi

Karyawan Mulia Industri untuk menyalurkan bahan

pokok dengan harga ritel yang terjangkau bagi

pekerja peserta Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Untuk manfaat lainnya, seperti transportation

benefit yang menyediakan transportasi dari rumah

menuju lokasi kerja, untuk mengurangi beban biaya

transportasi bagi para peserta Jaminan Sosial.

Selebihnya, education benefit yang berupa manfaat

beasiswa bagi putra-putri peserta Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan di dalam membantu meringankan

beban biaya pendidikan.

Dan, manfaat terakhir, health benefit, yang

memberikan fasilitas kesehatan yang dekat dengan

kawasan perumahan peserta, dimaksudkan untuk

mengurangi biaya kesehatan peserta Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan.

Pekerja yang ingin mendapatkan paket hadiah

dari BPJS Ketenagakerjaan, syaratnya menurut

Jeffry hanya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

selama minimal setahun, tertib administrasi, dan

bukan perusahaan yang hanya mendaftarkan

sebagian tenaga kerjanya.

Khusus untuk housing benefit, ada persyaratan

lain, seperti kepemilikan rumah yang diajukan

adalah rumah pertama. Seluruh proses

pengajuannya mengacu persyaratan yang berlaku

di Bank penyalur (BTN).

Dan, jenis pinjaman yang diberikan dan

disediakan pada housing benefit ada dua macam,

pertama kredit pemilikan rumah (KPR) dan kedua

pinjaman uang muka (PUM) yang diberikan kepada

peserta melalui bank penyalur. Bunga KPR yang

dibebankan pada peserta hanya sebesar 5 persen

untuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) pada KPR subsidi. Untuk jangka waktu

selama 20 tahun.

Melalui kemudahan dalam pembiayaan di

dalam paket multi manfaat dengan menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak, tukas Jeffry,

BPJS Ketenagakerjaan siap menjadi Jembatan

Menuju Kesejahteraan Pekerja.

Dengan program total benefit ini, akan

memotivasi para pekerja di kawasan Industri

maupun perusahaan di Wilayah Cikarang, untuk ikut

kepesertaan Jaminan Sosial yang memberikan

banyak manfaat bagi peserta. Jumlah peserta aktif

BPJS Ketenagakerjaan hingga bulan Oktober 2015,

mencapai 19,035 juta tenaga kerja.

Pasca operasional penuh BPJS Ketenagakerjaan,

setelah empat bulan berjalan, Program Jaminan

Pensiun telah menghasilkan Rp1,20 triliun, yang

merupakan 123 persen dari target yang ditetapkan.

Sementara pembayaran jaminan, pembayaran klaim

mencapai Rp14 triliun atau setara dengan 75 persen

dari target, yang merupakan imbas dari pencairan

dana Jaminan Hari Tua (JHT) berdasarkan PP

60/2015.

Pengelolaan dana investasi program Dana

Jaminan Sosial (DJS) sebesar Rp191,32 T dan dana

investasi program BPJS sebesar Rp7,36 triliun.

Sementara, hasil investasi program DJS mencapai

Rp14,06 triliun dan hasil investasi program BPJS

mencapai Rp638,59 miliar. n

Katiga

Page 20: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id20

Katiga

Provident Funds (Dana Penghematan) Kebijakan pemerintah Singapura menyelenggarkan

jaminan sosial, dimaksudkan untuk mewujudkan filosofi

nasional-Negeri Singa Air itu, yang berupa dukungan aktif

buat kemandirian. Selain itu, untuk mensupport upaya dan

tanggung jawab masyarakat/pekerja terhadap dirinya

sendiri dan keluarga, semasa usia produktif maupun di

usia tua (pensiun)

Di dalam rencana memberikan jaminan sosial untuk

hari tua, kala itu ada tiga pertimbangan utama yang harus

dicover – dipayungi melalui sejumlah program, al: pensiun,

kebutuhan perumahan dan perlindungan kesehatan.

Lantas, pada 1 Juli 1951, pemerintah Singapura

merancang sebuah skema tabungan wajib, sistem CPF

(Central Provident Fund) untuk membantu pekerja

memenuhi kebutuhan mereka sendiri di masa pensiun.

Pada saat yang sama, pemerintah juga memberikan

bantuan kepada pekerja dengan pendapatan rendah

yang membutuhkan bantuan melalui subsidi dan top-up.

Selang beberapa tahun, tepatnya pada 1968,

pemerintah memperkenalkan skema kepemilikan rumah

umum, yang memungkinkan warga/pekerja lokal bisa

membayar hipotek flat (HDB) mereka dengan

menggunakan tabungan CPF, ketimbang harus

mengurangi dana pensiun mereka untuk menyewa flat.

Kepemilikan rumah bagi warga/pekerja/anggota

CPF di Singapura menjadi pilar utama dalam memberikan

rasa keamanan mereka dimasa pensiun, karena dapat

mengurangi keharusan membayar biaya sewa flat dari

dana pensiun mereka.

Pada 1970-an, Singapura telah tumbuh menjadi

Negara yang modern dan warganya yang hidup

sejahtera. Sehingga upah dan standar hidup meningkat,

sehingga mendongkrak tingkat kontribusi CPF sehingga

bisa menghemat lebih banyak untuk pensiun.

Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan

warga/pekerja/anggota CPF di Negeri Singa Air itu,

pemerintah Singapura kembali memperkenalkan akun

baru - rekening khusus untuk menyimpan – kontribusi

lain, untuk memenuhi kebutuhan pensiun yang lain.

Secara bertahap CPF mengalami perbaikan (pada

2002, 2003, dan 2004) dalam memenuhi kebutuhan

masing-masing generasi di Singapura, tetapi tetap

berfokus pada konsep sentralisasi dana provident.

Semua warga/pekerja/anggota CPF tetap harus

memberikan kontribusi selama masa hidup mereka.

Dan, sistem CPF sekarang memiliki tiga kekuatan

utama, antara lain :

• Tanggung Jawab Pribadi: Warga/pekerja

/anggota tetap bekerja dan menabung lebih

banyak untuk masa pensiun Anda.

• Kepemilikan : Akumulasi tabungan Anda

sendiri.

• Pendapatan Seumur Hidup : Dengan CPF aktif,

tabungan CPF Anda akan membayar Anda

aliran pendapatan pensiun seumur hidup.

CPF mengelola segala bentuk jaminan sosial di Singapura,

yang mencakup empat account yang berbeda:

• Accunt Biasa (OA): Untuk membiayai

pembelian rumah, investasi disetujui, asuransi

CPF, dan pendidikan

• Rekening Khusus (SA): Untuk simpanan /

jaminan hari tua

• Rekening Pensiun (RA): Untuk membiayai

pembayaran berkala dari Usia 62 tahun

• Rekening Medisave (MA): Untuk pembayaran

perawatan rumah sakit, tunjangan kesehatan,

dan disetujuinya asuransi kesehatan dan dari

usia 55 tahun

Dari empat rekening yang dikelola CPF dan tiga

kekuatan utama yang dimilikinya, dapat memberi gambaran

sistem jaminan sosial di Singapura. Untuk mengetahui lebih

lanjut kinerja skema jaminan sosial yang dikelola institusi

tersebut simak berikut ini.

Jaminan Sosial Karyawan Skema CPF terutama menawarkan jaminan sosial di

Singapura untuk karyawan/pekerja lokal-swasta. Ada

beberapa cakupan – coverage yang sedikit berbeda untuk

karyawan sektor publik yang dipilih.

Setiap pegawai harus membayar jumlah tertentu dari

pendapatan mereka ke dalam dana masing-masing (4 rek

CPF). Jumlah yang tepat diperlukan untuk kontribusi

tahunan untuk jaminan sosial di Singapura, yang besarnya

tergantung pada usia dan pendapatan.

Karyawan dengan penghasilan bulanan kurang dari

SGD 500 tidak membayar apa-apa. Orang yang

berpenghasilan antara SGD 500 sd SGD 1.500

memberikan kontribusi jumlah datar (16%) dari

pendapatan bulanan untuk jaminan sosial di Singapura.

Sedangkan yang memiliki pendapatan lebih dari itu, harus

mengalokasikan persentase tertentu untuk

masing-masing rekening mereka.

Namun, ada titik cut-off untuk menghitung

persentase ini. Jika Anda mendapatkan lebih dari SGD

5.000 per bulan, tidak lagi mencari skema dalam

pembayaran untuk jaminan sosial di Singapura lagi.

Selain kontribusi tahunan yang dibuat oleh

karyawan, majikan mereka secara hukum juga diminta

kontribusinya untuk mendukung karyawan. Di luar

kontribusi wajib (16%), pemberi kerja dan karyawan dapat

memberi kontribusi sukarela sampai dengan top-up.

Semua kontribusi gabungan tidak boleh melebihi SGD

30.000 setahun.

Keempat Akun yang Dikelola CPF dan Manfaatnya

Uang yang dialokasikan ke rekening CPF untuk

jaminan sosial di Singapura tumbuh pada tingkat bunga

tetap. Peningkatannya secara teratur disesuaikan oleh

pemerintah Singapura. Pekerja/anggota CPF bisa

menggunakan uang dari rekening masing-masing untuk

tujuan tertentu – yang telah ditetapkan kegunaan setiap

rekeningnya.

Rekening Biasa (OA), semacam rekening tabungan

yang mana si pemilik dapat menarik uang untuk

kebutuhan tertentu. Dana OA dapat digunakan untuk

membeli rumah di Singapura, untuk membiayai

kecelakaan kerja sektor konstruksi di Indonesia

termasuk yang paling tinggi di kawasan ASEAN.

Hampir 32% kasus kecelakaan kerja di Indonesia

terjadi di sektor konstruksi yang meliputi semua jenis

proyek gedung, jalan, jembatan, terowongan, irigasi,

bendungan, dan sejenisnya.

Ahli K3 Kontruksi Terjaminnya keamanan dan keselamatan bagi

pekerja maupun masyarakat umum, termasuk

adanya jaminan kesehatan bagi pekerja dan jaminan

tidak adanya kerusakan dan gangguan terhadap

lingkungan dan keamananya, merupakan bentuk

perlindungan bagi pekerja dan masyarakat umum di

sekitar lingkungan kegiatan pekerjaan konstruksi

yang sedang berlangsung. Hal ini merupakan suatu

bentuk ”tertib penyelenggaraan jasa konstruksi”

sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang

No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan PP 29

tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa

Konstruksi.

Hal tersebut di atas bertujuan untuk mendukung

pencapaian produksi yang tinggi, pemanfaat sumber

daya secara optimal, efisien dan efektif yang pada

akhirnya akan berdampak terhadap adanya

kesejahteraan anggota masyarakat pekerja itu

sendiri. Menurut Doedoeng Z. Arifin, untuk menjamin

tertib penyelenggaraan jasa konstruksi dibutuhkan

ketersediaan tenaga ahli dan tenaga terampil dalam

bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di

sektor jasa konstruksi. Ahli K3 di bidang Konstruksi

atau disebut ”Ahli K3 Konstruksi” diharapkan mampu

bekerja secara profesional sesuai dengan kebutuhan

pasar tenaga kerja dan dunia usaha industri jasa

konstruksi.

Berdasarkan data dari Asosiasi Ahli K3

Konstruksi (A2K4), jumlah tenaga ahli konstruksi

yang menjadi anggota A2K4 saat ini sekitar 4.500

jiwa. Dengan tingkat pembangunan infrastruktur

yang luar biasa selama lima tahun ke depan (2105 –

2019) yang diprediksi sebesar Rp 5.519 Triliun, akan

dibutuhkan tambahan tenaga Ahli K3 Konstruksi

sebanyak 1.500 jiwa per tahun.

Kebutuhan akan jumlah tenaga ahli K3

Konstruksi yang besar juga dipicu oleh pengaturan

dalam Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2014

tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang

Pekerjaan Umum yang mewajibkan setiap proyek

untuk melibatkan tenaga ahli K3 Konstruksi bagi

proyek dengan potensi bahaya tinggi, yaitu apabila

pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau

mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang

dan/atau nilai kontrak di atas Rp. 100.000.000.000,-.

Pendekatan Pelatihan Untuk menghasilkan 1.500 tenaga ahli K3

Konstruksi ber-SKA dalam setahun bukan hal yang

mudah dilakukan. Selain perlu dilakukan melalui

pendekatan pelatihan dan bimbingan teknis yang

biasa, juga perlu adanya pendekatan pelatihan

distance learning. Hal ini memungkinkan

terjangkaunya para peserta pelatihan di tempat

tertentu yang karena jumlah peserta pelatihan dalam

satu angkatan tidak efisien dilakukan dengan

pendekatan klasikal.

Data BPS (2014) menyebutkan, jumlah tenaga

ahli konstruksi di Indonesia sebanyak 280 ribu orang

atau 4 persen dari keseluruhan tenaga kerja

konstruksi pada tahun 2014 yang berjumlah 7,2 juta

jiwa. Dari 280.000 tenaga ahli konstruksi, kini sudah

ada 81.333 orang yang bersertifikat kompetensi ahli

atau ber-SKA (LPJK, Maret 2015). Sementara sisanya

yang berjumlah sekitar 199 ribu tenaga ahli masih

belum memiliki SKA. Jumlah inilah yang menjadi

sasaran pembinaan Balai bersama stakeholder jasa

konstruksi lainnya.

Dengan kapasitas Balai menyelenggarakan

fasilitasi sertifikasi keahlian konstruksi sebanyak

5.000 peserta per tahun, maka jumlah di atas tidak

pernah dapat diselesaikan, karena setiap tahun

masuk tenaga ahli baru sekitar 8.500 orang (BPS

2010 – 2013). Oleh karena itu, diperlukan pendekatan

dan system delivery pelatihan yang tidak biasa dan

bersifat masal.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah

tersebut di atas adalah melalui pelatihan jarak jauh

keahlian konstruksi (PJJAK) atau Distance Learning.

Menurut Doedoeng Z. Arifin, PJJAK adalah suatu

lingkungan pendidikan dan pelatihan (diklat) keahlian

konstruksi online berpusat pada peserta diklat yang

dikembangkan Pusat Pembinaan Kompetensi dan

Pelatihan Konstruksi Badan Pembinaan Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum.

Sebagaimana pelatihan berbasis kompetensi

lainnya, PJJAK mengikuti standar sistem pelatihan

kerja nasional (sislatkernas). PJJAK didesain sebagai

suatu Pelatihan Kerja untuk memberi, memperoleh,

meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi

kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada

tingkat keahlian konstruksi tertentu sesuai dengan

jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Diharapkan melalui berbagai upaya pelatihan

tersebut dapat meningkatkan kompetensi para ahli

konstruksi, termasuk kemampuannya dalam

implementasi K3 di sektor konstruksi. Pada akhirnya

diharapkan akan semakin menurun jumlah kasus

kecelakaan kerja di sektor konstruksi. n

pendidikan anak-anak, atau untuk membeli asuransi jiwa.

Rekening Medisave (MA), misalnya, yang

diperuntukan biaya kesehatan, meliputi sakit (berobat

jalan dan rawat inap) serta manfaat bersalin bagi pekerja

wanita. Dengan kontribusi ke rekening CPF setiap

bulannya, sekitar SGD 330 sd 475.

Jika seorang pekerja/anggota memiliki lebih dari

SGD 40.000 di Rekening Khusus (SA), dia dapat

mengambil surplusnya (SGD 10.000) untuk berinvestasi

dalam usaha yang disetujui pemerintah, asal hasilnya

lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang

berlaku ang ditetapkan Skema CPF Investasi (CPFIS).

Misal, dana diinvestasikan untuk pembelian jenis

instrumen keuangan prospektif (seperti Saham-Saham

“Blue Chip”- potensial).

Pada usia 55, pekerja/anggota akan mendapatkan

Akun Pensiun (RA). Setidaknya dia harus sudah memiliki

hingga SGD 139.000 (Rp1,3-1,5 miliar) dari seluruh

rekening SA dan OA ke RA.

Setelah pekerja /anggota berhenti bekerja pada usia

65, dia akan mendapatkan satu lagi jenis jaminan sosial di

Singapura. Warga/pekerja/anggota CPF dapat

mengakses uang-dana di rekening RA dan

menggunakannya untuk membeli anuitas seumur hidup

dari bank lokal.

Pekerja/anggota CPF juga bisa menyimpannya

(mengalihkannya) dalam rekening investasi sampai

tabungan habis. Jika pekerja/anggota mau pensiun di

luar negeri, Dia dapat menguras rek RA, asal dia

benar-benar berniat untuk meninggalkan Singapura

selamanya.

Jaminan sosial di Singapura juga mencakup

tunjangan cacat dan manfaat. Untuk menerima tunjangan

cacat, pekerja/anggota CPF memerlukan penilaian medis

dari Institusi yang ditunjuk secara resmi, yang bisa

memberikan rekomendasi bahwa dia secara permanen

dan benar-benar tidak mampu bekerja. Sedangkan

tunjangan manfaat dibayar (minimal SGD 49.000) untuk

anggota keluarga dalam kasus kematian dini si pekerja/

anggota CPF – yang belum waktunya pensiun.

Jaminan Sosial untuk Self-Employed (Profesional / Wiraswasta)

Wiraswasta di Singapura - baik warga negara/

penduduk tetap juga harus berkontribusi terhadap skema

CPF. Jika mereka memiliki pendapatan bersih tahunan

antara SGD 6.000 sd SGD 60.000, mereka harus

membayar ke rekening Medisave mereka. kontribusi

tersebut berjumlah 2,38-9% dari pendapatan mereka,

tergantung pada usia orang tersebut.

Wiraswasta di Singapura juga dapat berkontribusi

untuk jenis Jaminan Sosial yang lain di Singapura. Namun,

besarnya kontribusi adalah murni sukarela dan atas

kebijakannya sendiri.

Jaminan Sosial untuk EkspatriatSeperti disebutkan sebelumnya, jaminan sosial di

Singapura hanya mencakup warga dan penduduk tetap.

Karyawan asing yang merupakan penduduk sementara

tidak tercakup oleh CPF. Ini termasuk sebagian besar

pekerja migran dan ekspatriat. Singapura tidak memiliki

perjanjian jaminan sosial dengan negara lain.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menyadari

diri kalau si pekerja ekspatriat harus memiliki jaminan

sosial sendiri sebelum pindah ke Singapura. Ada

panduan untuk mendapatkan jaminan sosial dan

pelayanan kesehatan di Singapura, serta tips untuk

mendapatkan polis asuransi jaminan sosial dan kesehatan

swasta untuk ekspatriat.

Selain itu jangan mengabaikan ketentuan pensiun.

Jika pekerja ekspatriat mau membayar ke skema pensiun

nasional, hubungi kantor jaminan sosial setempat (CPF).

Hal ini bisa tergantung pada faktor-faktor seperti durasi

(lama) tinggal pekerja ekspatriat di Singapura dan klausul

yang tepat dalam kontrak kerja baru si pekerja ekspatriat.

Jika pekerja ekspatriat menjadi penduduk tetap

sebagai pemegang izin bekerja untuk Singapura - sebagai

profesional, berkualitas, atau terampil karyawan di luar

negeri, dia juga bisa menambahkan ke skema CPF. Untuk

tinggal permanen sebagai hak pekerja bisa mendapatkan

jaminan sosial di Singapura. Bila ingin memperoleh

informasi yang lebih jauh tentang Jaminan Sosial, mereka

bisa menghubungi: Central Provident Fund Dewan

Singapura.

Pada kesimpulannya, penyelenggaraan skema CPF

bertujuan agar pekerja/anggota serta keluarga, dapat

pensiun aman, dengan memperoleh penghasilan seumur

hidup, sehingga bisa juga membiayai pendidikan,

kesehatan, dan rumah.

Dan, target penyelenggaraan skema jaminan sosial

oleh CPF telah terpenuhi. Bahkan obsesinya menjadi

jaminan sosial yang terbesar dan dihormati, telah

mendapat pengakuan dunia. Tinggal sekarang

bagaimana bisa mempertahankannya.

Struktur Orgnisasi CPF

Page 21: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

21www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Seberang

Provident Funds (Dana Penghematan) Kebijakan pemerintah Singapura menyelenggarkan

jaminan sosial, dimaksudkan untuk mewujudkan filosofi

nasional-Negeri Singa Air itu, yang berupa dukungan aktif

buat kemandirian. Selain itu, untuk mensupport upaya dan

tanggung jawab masyarakat/pekerja terhadap dirinya

sendiri dan keluarga, semasa usia produktif maupun di

usia tua (pensiun)

Di dalam rencana memberikan jaminan sosial untuk

hari tua, kala itu ada tiga pertimbangan utama yang harus

dicover – dipayungi melalui sejumlah program, al: pensiun,

kebutuhan perumahan dan perlindungan kesehatan.

Lantas, pada 1 Juli 1951, pemerintah Singapura

merancang sebuah skema tabungan wajib, sistem CPF

(Central Provident Fund) untuk membantu pekerja

memenuhi kebutuhan mereka sendiri di masa pensiun.

Pada saat yang sama, pemerintah juga memberikan

bantuan kepada pekerja dengan pendapatan rendah

yang membutuhkan bantuan melalui subsidi dan top-up.

Selang beberapa tahun, tepatnya pada 1968,

pemerintah memperkenalkan skema kepemilikan rumah

umum, yang memungkinkan warga/pekerja lokal bisa

membayar hipotek flat (HDB) mereka dengan

menggunakan tabungan CPF, ketimbang harus

mengurangi dana pensiun mereka untuk menyewa flat.

Kepemilikan rumah bagi warga/pekerja/anggota

CPF di Singapura menjadi pilar utama dalam memberikan

rasa keamanan mereka dimasa pensiun, karena dapat

mengurangi keharusan membayar biaya sewa flat dari

dana pensiun mereka.

Pada 1970-an, Singapura telah tumbuh menjadi

Negara yang modern dan warganya yang hidup

sejahtera. Sehingga upah dan standar hidup meningkat,

sehingga mendongkrak tingkat kontribusi CPF sehingga

bisa menghemat lebih banyak untuk pensiun.

Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan

warga/pekerja/anggota CPF di Negeri Singa Air itu,

pemerintah Singapura kembali memperkenalkan akun

baru - rekening khusus untuk menyimpan – kontribusi

lain, untuk memenuhi kebutuhan pensiun yang lain.

Secara bertahap CPF mengalami perbaikan (pada

2002, 2003, dan 2004) dalam memenuhi kebutuhan

masing-masing generasi di Singapura, tetapi tetap

berfokus pada konsep sentralisasi dana provident.

Semua warga/pekerja/anggota CPF tetap harus

memberikan kontribusi selama masa hidup mereka.

Dan, sistem CPF sekarang memiliki tiga kekuatan

utama, antara lain :

• Tanggung Jawab Pribadi: Warga/pekerja

/anggota tetap bekerja dan menabung lebih

banyak untuk masa pensiun Anda.

• Kepemilikan : Akumulasi tabungan Anda

sendiri.

• Pendapatan Seumur Hidup : Dengan CPF aktif,

tabungan CPF Anda akan membayar Anda

aliran pendapatan pensiun seumur hidup.

CPF mengelola segala bentuk jaminan sosial di Singapura,

yang mencakup empat account yang berbeda:

• Accunt Biasa (OA): Untuk membiayai

pembelian rumah, investasi disetujui, asuransi

CPF, dan pendidikan

• Rekening Khusus (SA): Untuk simpanan /

jaminan hari tua

• Rekening Pensiun (RA): Untuk membiayai

pembayaran berkala dari Usia 62 tahun

• Rekening Medisave (MA): Untuk pembayaran

perawatan rumah sakit, tunjangan kesehatan,

dan disetujuinya asuransi kesehatan dan dari

usia 55 tahun

Dari empat rekening yang dikelola CPF dan tiga

kekuatan utama yang dimilikinya, dapat memberi gambaran

sistem jaminan sosial di Singapura. Untuk mengetahui lebih

lanjut kinerja skema jaminan sosial yang dikelola institusi

tersebut simak berikut ini.

Jaminan Sosial Karyawan Skema CPF terutama menawarkan jaminan sosial di

Singapura untuk karyawan/pekerja lokal-swasta. Ada

beberapa cakupan – coverage yang sedikit berbeda untuk

karyawan sektor publik yang dipilih.

Setiap pegawai harus membayar jumlah tertentu dari

pendapatan mereka ke dalam dana masing-masing (4 rek

CPF). Jumlah yang tepat diperlukan untuk kontribusi

tahunan untuk jaminan sosial di Singapura, yang besarnya

tergantung pada usia dan pendapatan.

Karyawan dengan penghasilan bulanan kurang dari

SGD 500 tidak membayar apa-apa. Orang yang

berpenghasilan antara SGD 500 sd SGD 1.500

memberikan kontribusi jumlah datar (16%) dari

pendapatan bulanan untuk jaminan sosial di Singapura.

Sedangkan yang memiliki pendapatan lebih dari itu, harus

mengalokasikan persentase tertentu untuk

masing-masing rekening mereka.

Namun, ada titik cut-off untuk menghitung

persentase ini. Jika Anda mendapatkan lebih dari SGD

5.000 per bulan, tidak lagi mencari skema dalam

pembayaran untuk jaminan sosial di Singapura lagi.

Selain kontribusi tahunan yang dibuat oleh

karyawan, majikan mereka secara hukum juga diminta

kontribusinya untuk mendukung karyawan. Di luar

kontribusi wajib (16%), pemberi kerja dan karyawan dapat

memberi kontribusi sukarela sampai dengan top-up.

Semua kontribusi gabungan tidak boleh melebihi SGD

30.000 setahun.

Keempat Akun yang Dikelola CPF dan Manfaatnya

Uang yang dialokasikan ke rekening CPF untuk

jaminan sosial di Singapura tumbuh pada tingkat bunga

tetap. Peningkatannya secara teratur disesuaikan oleh

pemerintah Singapura. Pekerja/anggota CPF bisa

menggunakan uang dari rekening masing-masing untuk

tujuan tertentu – yang telah ditetapkan kegunaan setiap

rekeningnya.

Rekening Biasa (OA), semacam rekening tabungan

yang mana si pemilik dapat menarik uang untuk

kebutuhan tertentu. Dana OA dapat digunakan untuk

membeli rumah di Singapura, untuk membiayai

CENTRAL PROVIDENT FUND –PENGELOLA JAMINAN SOSIALDI NEGERI SINGA AIRMENERAPKAN KINERJA UNGGUL

pendidikan anak-anak, atau untuk membeli asuransi jiwa.

Rekening Medisave (MA), misalnya, yang

diperuntukan biaya kesehatan, meliputi sakit (berobat

jalan dan rawat inap) serta manfaat bersalin bagi pekerja

wanita. Dengan kontribusi ke rekening CPF setiap

bulannya, sekitar SGD 330 sd 475.

Jika seorang pekerja/anggota memiliki lebih dari

SGD 40.000 di Rekening Khusus (SA), dia dapat

mengambil surplusnya (SGD 10.000) untuk berinvestasi

dalam usaha yang disetujui pemerintah, asal hasilnya

lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang

berlaku ang ditetapkan Skema CPF Investasi (CPFIS).

Misal, dana diinvestasikan untuk pembelian jenis

instrumen keuangan prospektif (seperti Saham-Saham

“Blue Chip”- potensial).

Pada usia 55, pekerja/anggota akan mendapatkan

Akun Pensiun (RA). Setidaknya dia harus sudah memiliki

hingga SGD 139.000 (Rp1,3-1,5 miliar) dari seluruh

rekening SA dan OA ke RA.

Setelah pekerja /anggota berhenti bekerja pada usia

65, dia akan mendapatkan satu lagi jenis jaminan sosial di

Singapura. Warga/pekerja/anggota CPF dapat

mengakses uang-dana di rekening RA dan

menggunakannya untuk membeli anuitas seumur hidup

dari bank lokal.

Pekerja/anggota CPF juga bisa menyimpannya

(mengalihkannya) dalam rekening investasi sampai

tabungan habis. Jika pekerja/anggota mau pensiun di

luar negeri, Dia dapat menguras rek RA, asal dia

benar-benar berniat untuk meninggalkan Singapura

selamanya.

Jaminan sosial di Singapura juga mencakup

tunjangan cacat dan manfaat. Untuk menerima tunjangan

cacat, pekerja/anggota CPF memerlukan penilaian medis

dari Institusi yang ditunjuk secara resmi, yang bisa

memberikan rekomendasi bahwa dia secara permanen

dan benar-benar tidak mampu bekerja. Sedangkan

tunjangan manfaat dibayar (minimal SGD 49.000) untuk

anggota keluarga dalam kasus kematian dini si pekerja/

anggota CPF – yang belum waktunya pensiun.

Jaminan Sosial untuk Self-Employed (Profesional / Wiraswasta)

Wiraswasta di Singapura - baik warga negara/

penduduk tetap juga harus berkontribusi terhadap skema

CPF. Jika mereka memiliki pendapatan bersih tahunan

antara SGD 6.000 sd SGD 60.000, mereka harus

membayar ke rekening Medisave mereka. kontribusi

tersebut berjumlah 2,38-9% dari pendapatan mereka,

tergantung pada usia orang tersebut.

Wiraswasta di Singapura juga dapat berkontribusi

untuk jenis Jaminan Sosial yang lain di Singapura. Namun,

besarnya kontribusi adalah murni sukarela dan atas

kebijakannya sendiri.

Jaminan Sosial untuk EkspatriatSeperti disebutkan sebelumnya, jaminan sosial di

Singapura hanya mencakup warga dan penduduk tetap.

Karyawan asing yang merupakan penduduk sementara

tidak tercakup oleh CPF. Ini termasuk sebagian besar

pekerja migran dan ekspatriat. Singapura tidak memiliki

perjanjian jaminan sosial dengan negara lain.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menyadari

diri kalau si pekerja ekspatriat harus memiliki jaminan

sosial sendiri sebelum pindah ke Singapura. Ada

panduan untuk mendapatkan jaminan sosial dan

pelayanan kesehatan di Singapura, serta tips untuk

mendapatkan polis asuransi jaminan sosial dan kesehatan

swasta untuk ekspatriat.

Selain itu jangan mengabaikan ketentuan pensiun.

Jika pekerja ekspatriat mau membayar ke skema pensiun

nasional, hubungi kantor jaminan sosial setempat (CPF).

Hal ini bisa tergantung pada faktor-faktor seperti durasi

(lama) tinggal pekerja ekspatriat di Singapura dan klausul

yang tepat dalam kontrak kerja baru si pekerja ekspatriat.

Jika pekerja ekspatriat menjadi penduduk tetap

sebagai pemegang izin bekerja untuk Singapura - sebagai

profesional, berkualitas, atau terampil karyawan di luar

negeri, dia juga bisa menambahkan ke skema CPF. Untuk

tinggal permanen sebagai hak pekerja bisa mendapatkan

jaminan sosial di Singapura. Bila ingin memperoleh

informasi yang lebih jauh tentang Jaminan Sosial, mereka

bisa menghubungi: Central Provident Fund Dewan

Singapura.

Pada kesimpulannya, penyelenggaraan skema CPF

bertujuan agar pekerja/anggota serta keluarga, dapat

pensiun aman, dengan memperoleh penghasilan seumur

hidup, sehingga bisa juga membiayai pendidikan,

kesehatan, dan rumah.

Dan, target penyelenggaraan skema jaminan sosial

oleh CPF telah terpenuhi. Bahkan obsesinya menjadi

jaminan sosial yang terbesar dan dihormati, telah

mendapat pengakuan dunia. Tinggal sekarang

bagaimana bisa mempertahankannya.

Struktur Orgnisasi CPF

Page 22: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id22

Seberang

Provident Funds (Dana Penghematan) Kebijakan pemerintah Singapura menyelenggarkan

jaminan sosial, dimaksudkan untuk mewujudkan filosofi

nasional-Negeri Singa Air itu, yang berupa dukungan aktif

buat kemandirian. Selain itu, untuk mensupport upaya dan

tanggung jawab masyarakat/pekerja terhadap dirinya

sendiri dan keluarga, semasa usia produktif maupun di

usia tua (pensiun)

Di dalam rencana memberikan jaminan sosial untuk

hari tua, kala itu ada tiga pertimbangan utama yang harus

dicover – dipayungi melalui sejumlah program, al: pensiun,

kebutuhan perumahan dan perlindungan kesehatan.

Lantas, pada 1 Juli 1951, pemerintah Singapura

merancang sebuah skema tabungan wajib, sistem CPF

(Central Provident Fund) untuk membantu pekerja

memenuhi kebutuhan mereka sendiri di masa pensiun.

Pada saat yang sama, pemerintah juga memberikan

bantuan kepada pekerja dengan pendapatan rendah

yang membutuhkan bantuan melalui subsidi dan top-up.

Selang beberapa tahun, tepatnya pada 1968,

pemerintah memperkenalkan skema kepemilikan rumah

umum, yang memungkinkan warga/pekerja lokal bisa

membayar hipotek flat (HDB) mereka dengan

menggunakan tabungan CPF, ketimbang harus

mengurangi dana pensiun mereka untuk menyewa flat.

Kepemilikan rumah bagi warga/pekerja/anggota

CPF di Singapura menjadi pilar utama dalam memberikan

rasa keamanan mereka dimasa pensiun, karena dapat

mengurangi keharusan membayar biaya sewa flat dari

dana pensiun mereka.

Pada 1970-an, Singapura telah tumbuh menjadi

Negara yang modern dan warganya yang hidup

sejahtera. Sehingga upah dan standar hidup meningkat,

sehingga mendongkrak tingkat kontribusi CPF sehingga

bisa menghemat lebih banyak untuk pensiun.

Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan

warga/pekerja/anggota CPF di Negeri Singa Air itu,

pemerintah Singapura kembali memperkenalkan akun

baru - rekening khusus untuk menyimpan – kontribusi

lain, untuk memenuhi kebutuhan pensiun yang lain.

Secara bertahap CPF mengalami perbaikan (pada

2002, 2003, dan 2004) dalam memenuhi kebutuhan

masing-masing generasi di Singapura, tetapi tetap

berfokus pada konsep sentralisasi dana provident.

Semua warga/pekerja/anggota CPF tetap harus

memberikan kontribusi selama masa hidup mereka.

Dan, sistem CPF sekarang memiliki tiga kekuatan

utama, antara lain :

• Tanggung Jawab Pribadi: Warga/pekerja

/anggota tetap bekerja dan menabung lebih

banyak untuk masa pensiun Anda.

• Kepemilikan : Akumulasi tabungan Anda

sendiri.

• Pendapatan Seumur Hidup : Dengan CPF aktif,

tabungan CPF Anda akan membayar Anda

aliran pendapatan pensiun seumur hidup.

CPF mengelola segala bentuk jaminan sosial di Singapura,

yang mencakup empat account yang berbeda:

• Accunt Biasa (OA): Untuk membiayai

pembelian rumah, investasi disetujui, asuransi

CPF, dan pendidikan

• Rekening Khusus (SA): Untuk simpanan /

jaminan hari tua

• Rekening Pensiun (RA): Untuk membiayai

pembayaran berkala dari Usia 62 tahun

• Rekening Medisave (MA): Untuk pembayaran

perawatan rumah sakit, tunjangan kesehatan,

dan disetujuinya asuransi kesehatan dan dari

usia 55 tahun

Dari empat rekening yang dikelola CPF dan tiga

kekuatan utama yang dimilikinya, dapat memberi gambaran

sistem jaminan sosial di Singapura. Untuk mengetahui lebih

lanjut kinerja skema jaminan sosial yang dikelola institusi

tersebut simak berikut ini.

Jaminan Sosial Karyawan Skema CPF terutama menawarkan jaminan sosial di

Singapura untuk karyawan/pekerja lokal-swasta. Ada

beberapa cakupan – coverage yang sedikit berbeda untuk

karyawan sektor publik yang dipilih.

Setiap pegawai harus membayar jumlah tertentu dari

pendapatan mereka ke dalam dana masing-masing (4 rek

CPF). Jumlah yang tepat diperlukan untuk kontribusi

tahunan untuk jaminan sosial di Singapura, yang besarnya

tergantung pada usia dan pendapatan.

Karyawan dengan penghasilan bulanan kurang dari

SGD 500 tidak membayar apa-apa. Orang yang

berpenghasilan antara SGD 500 sd SGD 1.500

memberikan kontribusi jumlah datar (16%) dari

pendapatan bulanan untuk jaminan sosial di Singapura.

Sedangkan yang memiliki pendapatan lebih dari itu, harus

mengalokasikan persentase tertentu untuk

masing-masing rekening mereka.

Namun, ada titik cut-off untuk menghitung

persentase ini. Jika Anda mendapatkan lebih dari SGD

5.000 per bulan, tidak lagi mencari skema dalam

pembayaran untuk jaminan sosial di Singapura lagi.

Selain kontribusi tahunan yang dibuat oleh

karyawan, majikan mereka secara hukum juga diminta

kontribusinya untuk mendukung karyawan. Di luar

kontribusi wajib (16%), pemberi kerja dan karyawan dapat

memberi kontribusi sukarela sampai dengan top-up.

Semua kontribusi gabungan tidak boleh melebihi SGD

30.000 setahun.

Keempat Akun yang Dikelola CPF dan Manfaatnya

Uang yang dialokasikan ke rekening CPF untuk

jaminan sosial di Singapura tumbuh pada tingkat bunga

tetap. Peningkatannya secara teratur disesuaikan oleh

pemerintah Singapura. Pekerja/anggota CPF bisa

menggunakan uang dari rekening masing-masing untuk

tujuan tertentu – yang telah ditetapkan kegunaan setiap

rekeningnya.

Rekening Biasa (OA), semacam rekening tabungan

yang mana si pemilik dapat menarik uang untuk

kebutuhan tertentu. Dana OA dapat digunakan untuk

membeli rumah di Singapura, untuk membiayai

pendidikan anak-anak, atau untuk membeli asuransi jiwa.

Rekening Medisave (MA), misalnya, yang

diperuntukan biaya kesehatan, meliputi sakit (berobat

jalan dan rawat inap) serta manfaat bersalin bagi pekerja

wanita. Dengan kontribusi ke rekening CPF setiap

bulannya, sekitar SGD 330 sd 475.

Jika seorang pekerja/anggota memiliki lebih dari

SGD 40.000 di Rekening Khusus (SA), dia dapat

mengambil surplusnya (SGD 10.000) untuk berinvestasi

dalam usaha yang disetujui pemerintah, asal hasilnya

lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang

berlaku ang ditetapkan Skema CPF Investasi (CPFIS).

Misal, dana diinvestasikan untuk pembelian jenis

instrumen keuangan prospektif (seperti Saham-Saham

“Blue Chip”- potensial).

Pada usia 55, pekerja/anggota akan mendapatkan

Akun Pensiun (RA). Setidaknya dia harus sudah memiliki

hingga SGD 139.000 (Rp1,3-1,5 miliar) dari seluruh

rekening SA dan OA ke RA.

Setelah pekerja /anggota berhenti bekerja pada usia

65, dia akan mendapatkan satu lagi jenis jaminan sosial di

Singapura. Warga/pekerja/anggota CPF dapat

mengakses uang-dana di rekening RA dan

menggunakannya untuk membeli anuitas seumur hidup

dari bank lokal.

Pekerja/anggota CPF juga bisa menyimpannya

(mengalihkannya) dalam rekening investasi sampai

tabungan habis. Jika pekerja/anggota mau pensiun di

luar negeri, Dia dapat menguras rek RA, asal dia

benar-benar berniat untuk meninggalkan Singapura

selamanya.

Jaminan sosial di Singapura juga mencakup

tunjangan cacat dan manfaat. Untuk menerima tunjangan

cacat, pekerja/anggota CPF memerlukan penilaian medis

dari Institusi yang ditunjuk secara resmi, yang bisa

memberikan rekomendasi bahwa dia secara permanen

dan benar-benar tidak mampu bekerja. Sedangkan

tunjangan manfaat dibayar (minimal SGD 49.000) untuk

anggota keluarga dalam kasus kematian dini si pekerja/

anggota CPF – yang belum waktunya pensiun.

Jaminan Sosial untuk Self-Employed (Profesional / Wiraswasta)

Wiraswasta di Singapura - baik warga negara/

penduduk tetap juga harus berkontribusi terhadap skema

CPF. Jika mereka memiliki pendapatan bersih tahunan

antara SGD 6.000 sd SGD 60.000, mereka harus

membayar ke rekening Medisave mereka. kontribusi

tersebut berjumlah 2,38-9% dari pendapatan mereka,

tergantung pada usia orang tersebut.

Wiraswasta di Singapura juga dapat berkontribusi

untuk jenis Jaminan Sosial yang lain di Singapura. Namun,

besarnya kontribusi adalah murni sukarela dan atas

kebijakannya sendiri.

Jaminan Sosial untuk EkspatriatSeperti disebutkan sebelumnya, jaminan sosial di

Singapura hanya mencakup warga dan penduduk tetap.

Karyawan asing yang merupakan penduduk sementara

tidak tercakup oleh CPF. Ini termasuk sebagian besar

pekerja migran dan ekspatriat. Singapura tidak memiliki

perjanjian jaminan sosial dengan negara lain.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menyadari

diri kalau si pekerja ekspatriat harus memiliki jaminan

sosial sendiri sebelum pindah ke Singapura. Ada

panduan untuk mendapatkan jaminan sosial dan

pelayanan kesehatan di Singapura, serta tips untuk

mendapatkan polis asuransi jaminan sosial dan kesehatan

swasta untuk ekspatriat.

Selain itu jangan mengabaikan ketentuan pensiun.

Jika pekerja ekspatriat mau membayar ke skema pensiun

nasional, hubungi kantor jaminan sosial setempat (CPF).

Hal ini bisa tergantung pada faktor-faktor seperti durasi

(lama) tinggal pekerja ekspatriat di Singapura dan klausul

yang tepat dalam kontrak kerja baru si pekerja ekspatriat.

Jika pekerja ekspatriat menjadi penduduk tetap

sebagai pemegang izin bekerja untuk Singapura - sebagai

profesional, berkualitas, atau terampil karyawan di luar

negeri, dia juga bisa menambahkan ke skema CPF. Untuk

tinggal permanen sebagai hak pekerja bisa mendapatkan

jaminan sosial di Singapura. Bila ingin memperoleh

informasi yang lebih jauh tentang Jaminan Sosial, mereka

bisa menghubungi: Central Provident Fund Dewan

Singapura.

Pada kesimpulannya, penyelenggaraan skema CPF

bertujuan agar pekerja/anggota serta keluarga, dapat

pensiun aman, dengan memperoleh penghasilan seumur

hidup, sehingga bisa juga membiayai pendidikan,

kesehatan, dan rumah.

Dan, target penyelenggaraan skema jaminan sosial

oleh CPF telah terpenuhi. Bahkan obsesinya menjadi

jaminan sosial yang terbesar dan dihormati, telah

mendapat pengakuan dunia. Tinggal sekarang

bagaimana bisa mempertahankannya.

Struktur Orgnisasi CPF

Page 23: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

23www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Seberang

Provident Funds (Dana Penghematan) Kebijakan pemerintah Singapura menyelenggarkan

jaminan sosial, dimaksudkan untuk mewujudkan filosofi

nasional-Negeri Singa Air itu, yang berupa dukungan aktif

buat kemandirian. Selain itu, untuk mensupport upaya dan

tanggung jawab masyarakat/pekerja terhadap dirinya

sendiri dan keluarga, semasa usia produktif maupun di

usia tua (pensiun)

Di dalam rencana memberikan jaminan sosial untuk

hari tua, kala itu ada tiga pertimbangan utama yang harus

dicover – dipayungi melalui sejumlah program, al: pensiun,

kebutuhan perumahan dan perlindungan kesehatan.

Lantas, pada 1 Juli 1951, pemerintah Singapura

merancang sebuah skema tabungan wajib, sistem CPF

(Central Provident Fund) untuk membantu pekerja

memenuhi kebutuhan mereka sendiri di masa pensiun.

Pada saat yang sama, pemerintah juga memberikan

bantuan kepada pekerja dengan pendapatan rendah

yang membutuhkan bantuan melalui subsidi dan top-up.

Selang beberapa tahun, tepatnya pada 1968,

pemerintah memperkenalkan skema kepemilikan rumah

umum, yang memungkinkan warga/pekerja lokal bisa

membayar hipotek flat (HDB) mereka dengan

menggunakan tabungan CPF, ketimbang harus

mengurangi dana pensiun mereka untuk menyewa flat.

Kepemilikan rumah bagi warga/pekerja/anggota

CPF di Singapura menjadi pilar utama dalam memberikan

rasa keamanan mereka dimasa pensiun, karena dapat

mengurangi keharusan membayar biaya sewa flat dari

dana pensiun mereka.

Pada 1970-an, Singapura telah tumbuh menjadi

Negara yang modern dan warganya yang hidup

sejahtera. Sehingga upah dan standar hidup meningkat,

sehingga mendongkrak tingkat kontribusi CPF sehingga

bisa menghemat lebih banyak untuk pensiun.

Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan

warga/pekerja/anggota CPF di Negeri Singa Air itu,

pemerintah Singapura kembali memperkenalkan akun

baru - rekening khusus untuk menyimpan – kontribusi

lain, untuk memenuhi kebutuhan pensiun yang lain.

Secara bertahap CPF mengalami perbaikan (pada

2002, 2003, dan 2004) dalam memenuhi kebutuhan

masing-masing generasi di Singapura, tetapi tetap

berfokus pada konsep sentralisasi dana provident.

Semua warga/pekerja/anggota CPF tetap harus

memberikan kontribusi selama masa hidup mereka.

Dan, sistem CPF sekarang memiliki tiga kekuatan

utama, antara lain :

• Tanggung Jawab Pribadi: Warga/pekerja

/anggota tetap bekerja dan menabung lebih

banyak untuk masa pensiun Anda.

• Kepemilikan : Akumulasi tabungan Anda

sendiri.

• Pendapatan Seumur Hidup : Dengan CPF aktif,

tabungan CPF Anda akan membayar Anda

aliran pendapatan pensiun seumur hidup.

CPF mengelola segala bentuk jaminan sosial di Singapura,

yang mencakup empat account yang berbeda:

• Accunt Biasa (OA): Untuk membiayai

pembelian rumah, investasi disetujui, asuransi

CPF, dan pendidikan

• Rekening Khusus (SA): Untuk simpanan /

jaminan hari tua

• Rekening Pensiun (RA): Untuk membiayai

pembayaran berkala dari Usia 62 tahun

• Rekening Medisave (MA): Untuk pembayaran

perawatan rumah sakit, tunjangan kesehatan,

dan disetujuinya asuransi kesehatan dan dari

usia 55 tahun

Dari empat rekening yang dikelola CPF dan tiga

kekuatan utama yang dimilikinya, dapat memberi gambaran

sistem jaminan sosial di Singapura. Untuk mengetahui lebih

lanjut kinerja skema jaminan sosial yang dikelola institusi

tersebut simak berikut ini.

Jaminan Sosial Karyawan Skema CPF terutama menawarkan jaminan sosial di

Singapura untuk karyawan/pekerja lokal-swasta. Ada

beberapa cakupan – coverage yang sedikit berbeda untuk

karyawan sektor publik yang dipilih.

Setiap pegawai harus membayar jumlah tertentu dari

pendapatan mereka ke dalam dana masing-masing (4 rek

CPF). Jumlah yang tepat diperlukan untuk kontribusi

tahunan untuk jaminan sosial di Singapura, yang besarnya

tergantung pada usia dan pendapatan.

Karyawan dengan penghasilan bulanan kurang dari

SGD 500 tidak membayar apa-apa. Orang yang

berpenghasilan antara SGD 500 sd SGD 1.500

memberikan kontribusi jumlah datar (16%) dari

pendapatan bulanan untuk jaminan sosial di Singapura.

Sedangkan yang memiliki pendapatan lebih dari itu, harus

mengalokasikan persentase tertentu untuk

masing-masing rekening mereka.

Namun, ada titik cut-off untuk menghitung

persentase ini. Jika Anda mendapatkan lebih dari SGD

5.000 per bulan, tidak lagi mencari skema dalam

pembayaran untuk jaminan sosial di Singapura lagi.

Selain kontribusi tahunan yang dibuat oleh

karyawan, majikan mereka secara hukum juga diminta

kontribusinya untuk mendukung karyawan. Di luar

kontribusi wajib (16%), pemberi kerja dan karyawan dapat

memberi kontribusi sukarela sampai dengan top-up.

Semua kontribusi gabungan tidak boleh melebihi SGD

30.000 setahun.

Keempat Akun yang Dikelola CPF dan Manfaatnya

Uang yang dialokasikan ke rekening CPF untuk

jaminan sosial di Singapura tumbuh pada tingkat bunga

tetap. Peningkatannya secara teratur disesuaikan oleh

pemerintah Singapura. Pekerja/anggota CPF bisa

menggunakan uang dari rekening masing-masing untuk

tujuan tertentu – yang telah ditetapkan kegunaan setiap

rekeningnya.

Rekening Biasa (OA), semacam rekening tabungan

yang mana si pemilik dapat menarik uang untuk

kebutuhan tertentu. Dana OA dapat digunakan untuk

membeli rumah di Singapura, untuk membiayai

pendidikan anak-anak, atau untuk membeli asuransi jiwa.

Rekening Medisave (MA), misalnya, yang

diperuntukan biaya kesehatan, meliputi sakit (berobat

jalan dan rawat inap) serta manfaat bersalin bagi pekerja

wanita. Dengan kontribusi ke rekening CPF setiap

bulannya, sekitar SGD 330 sd 475.

Jika seorang pekerja/anggota memiliki lebih dari

SGD 40.000 di Rekening Khusus (SA), dia dapat

mengambil surplusnya (SGD 10.000) untuk berinvestasi

dalam usaha yang disetujui pemerintah, asal hasilnya

lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang

berlaku ang ditetapkan Skema CPF Investasi (CPFIS).

Misal, dana diinvestasikan untuk pembelian jenis

instrumen keuangan prospektif (seperti Saham-Saham

“Blue Chip”- potensial).

Pada usia 55, pekerja/anggota akan mendapatkan

Akun Pensiun (RA). Setidaknya dia harus sudah memiliki

hingga SGD 139.000 (Rp1,3-1,5 miliar) dari seluruh

rekening SA dan OA ke RA.

Setelah pekerja /anggota berhenti bekerja pada usia

65, dia akan mendapatkan satu lagi jenis jaminan sosial di

Singapura. Warga/pekerja/anggota CPF dapat

mengakses uang-dana di rekening RA dan

menggunakannya untuk membeli anuitas seumur hidup

dari bank lokal.

Pekerja/anggota CPF juga bisa menyimpannya

(mengalihkannya) dalam rekening investasi sampai

tabungan habis. Jika pekerja/anggota mau pensiun di

luar negeri, Dia dapat menguras rek RA, asal dia

benar-benar berniat untuk meninggalkan Singapura

selamanya.

Jaminan sosial di Singapura juga mencakup

tunjangan cacat dan manfaat. Untuk menerima tunjangan

cacat, pekerja/anggota CPF memerlukan penilaian medis

dari Institusi yang ditunjuk secara resmi, yang bisa

memberikan rekomendasi bahwa dia secara permanen

dan benar-benar tidak mampu bekerja. Sedangkan

tunjangan manfaat dibayar (minimal SGD 49.000) untuk

anggota keluarga dalam kasus kematian dini si pekerja/

anggota CPF – yang belum waktunya pensiun.

Jaminan Sosial untuk Self-Employed (Profesional / Wiraswasta)

Wiraswasta di Singapura - baik warga negara/

penduduk tetap juga harus berkontribusi terhadap skema

CPF. Jika mereka memiliki pendapatan bersih tahunan

antara SGD 6.000 sd SGD 60.000, mereka harus

membayar ke rekening Medisave mereka. kontribusi

tersebut berjumlah 2,38-9% dari pendapatan mereka,

tergantung pada usia orang tersebut.

Wiraswasta di Singapura juga dapat berkontribusi

untuk jenis Jaminan Sosial yang lain di Singapura. Namun,

besarnya kontribusi adalah murni sukarela dan atas

kebijakannya sendiri.

Jaminan Sosial untuk EkspatriatSeperti disebutkan sebelumnya, jaminan sosial di

Singapura hanya mencakup warga dan penduduk tetap.

Karyawan asing yang merupakan penduduk sementara

tidak tercakup oleh CPF. Ini termasuk sebagian besar

pekerja migran dan ekspatriat. Singapura tidak memiliki

perjanjian jaminan sosial dengan negara lain.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menyadari

diri kalau si pekerja ekspatriat harus memiliki jaminan

sosial sendiri sebelum pindah ke Singapura. Ada

panduan untuk mendapatkan jaminan sosial dan

pelayanan kesehatan di Singapura, serta tips untuk

mendapatkan polis asuransi jaminan sosial dan kesehatan

swasta untuk ekspatriat.

Selain itu jangan mengabaikan ketentuan pensiun.

Jika pekerja ekspatriat mau membayar ke skema pensiun

nasional, hubungi kantor jaminan sosial setempat (CPF).

Hal ini bisa tergantung pada faktor-faktor seperti durasi

(lama) tinggal pekerja ekspatriat di Singapura dan klausul

yang tepat dalam kontrak kerja baru si pekerja ekspatriat.

Jika pekerja ekspatriat menjadi penduduk tetap

sebagai pemegang izin bekerja untuk Singapura - sebagai

profesional, berkualitas, atau terampil karyawan di luar

negeri, dia juga bisa menambahkan ke skema CPF. Untuk

tinggal permanen sebagai hak pekerja bisa mendapatkan

jaminan sosial di Singapura. Bila ingin memperoleh

informasi yang lebih jauh tentang Jaminan Sosial, mereka

bisa menghubungi: Central Provident Fund Dewan

Singapura.

Pada kesimpulannya, penyelenggaraan skema CPF

bertujuan agar pekerja/anggota serta keluarga, dapat

pensiun aman, dengan memperoleh penghasilan seumur

hidup, sehingga bisa juga membiayai pendidikan,

kesehatan, dan rumah.

Dan, target penyelenggaraan skema jaminan sosial

oleh CPF telah terpenuhi. Bahkan obsesinya menjadi

jaminan sosial yang terbesar dan dihormati, telah

mendapat pengakuan dunia. Tinggal sekarang

bagaimana bisa mempertahankannya.

Struktur Orgnisasi CPF

Page 24: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id24

KARIR PASCA PENSIUNOLEH: ELVYN G. MASASSYA

InvestmentInvestment

T

api, tahukah Anda bahwa usia pensiun resmi

di Indonesia adalah 56 tahun. Sementara

tingkat usia hidup orang Indonesia saat ini

rata-rata sudah mencapai 72 tahun. Jadi ada

16 tahun sisa usia yang mesti dijalani. Nah apakah

selama 16 tahun itu cukup hanya melakukan kegiatan

sosial dan keagamaan? Jawabnya bisa ya, jika

memang secara finansial Anda telah masuk dalam

kategori merdeka. Artinya, ketika memasuki usia

pensiun, Anda telah memiliki aset produktif atau masih

memiliki penghasilan tetap yang bisa dipakai untuk

membiayai hidup, melalui program jaminan pensiun

yang diikuti sejak masih berusia muda.

Namun, bagaimana dengan kalangan yang ketika

masih usia bekerja saja penghasilannya pas-pasan. Apa

yang akan terjadi jika yang bersangkutan harus

mengakhiri masa kerjanya di perusahaan tersebut

karena sudah memasuki usia 56 tahun. Padahal, secara

finansial belum masuk dalam kategori financial

freedom. Solusinya cuma satu, yakni menyiapkan

karier kedua setelah pensiun.

Sebenarnya dari sudut pandang yang lain, tidak

pernah ada usia pensiun. Yang ada adalah berganti

kegiatan. Patokan usia pensiun itu hanyalah formalitas

yang diberlakukan di sejumlah perusahaan, dalam

kacamata usia produktif. Namun, dalam realitasnya,

dengan tingkat usia hidup yang lebih lama, usia

produktif itu juga bisa lebih lama. Di belahan Eropa

sana, seseorang baru memasuki usia pensiun tatkala

berusia 68 tahun. Bahkan di beberapa negara bisa

mencapai 70 tahun, dengan tingkat usia hidup

mencapai 80 tahun.

“Passion”Ketika seseorang mulai bekerja, pekerjaan

tersebut menghasilkan pendapatan. Apakah pekerjaan

tersebut disukai? Bisa ya dan bisa pula tidak. Bagi

generasi milenium saat ini, umumnya mereka

melakukan pekerjaan yang mereka sukai, sesuai

dengan hasrat jiwa atau passion mereka. Tapi, bagi

generasi yang lahir pada tahun 1950/1960/1970-an,

bekerja belum tentu sesuai dengan passion, melainkan

karena mereka diterima bekerja dan kemudian berjalan

terus hingga saat ini. Hanya sedikit yang berani

berpindah pekerjaan. Kebanyakan terjebak dalam

comfort zone. Menikmati yang ada tanpa berani

mengambil risiko mencari pekerjaan yang lebih sesuai

dengan bakat dan talenta atau keinginannya. Dan

tahu-tahu sudah memasuki usia pensiun.

Nah, bagi kalangan yang seperti ini, memang ada

yang beruntung. Menyiapkan hari tua dengan baik.

Namun, lebih banyak lagi yang ketika memasuki usia

pensiun belum cukup kaya. Dus, oleh karena itu,

solusinya sekali lagi adalah mulai membangun karier

baru setelah pensiun. Dan karier itu sejatinya mesti

disesuaikan dengan passion atau bakat lain yang

tersembunyi yang selama puluhan tahun terpendam

tanpa bisa dieksplorasi. Bagaimana konkretnya?

Umpamakan usia Anda saat ini 50-an tahun,

berarti masa kerja “formal” Anda tinggal 6 tahun lagi.

Sembari menunggu selesainya masa bakti formal itu,

Anda harus mulai berpikir untuk menyiapkan kegiatan

lain yang akan Anda jalankan setelah pensiun. Kegiatan

seperti apa? Cek diri Anda. Selama ini Anda memiliki

minat terhadap apa? Mungkin Anda penggemar

makanan. Mungkin Anda menggemari seni. Mungkin

Anda menggemari olahraga. Semua kegemaran

tersebut, hakikatnya bisa menjadi modal awal untuk

membangun karier kedua.

Bagi penggemar makanan, pertimbangkan untuk

memulai bisnis makanan, apakah sebagai pemasok

atau pedagang, dengan membuka warung dan/atau

restoran. Demikian pula bagi Anda yang memiliki

kesukaan di bidang lain. Di bidang apa pun, saat ini

terbuka beragam peluang untuk melakukan kegiatan

yang disukai yang bisa menjadi bisnis dan memiliki

manfaat ekonomis.

Bahkan, bagi Anda yang mungkin memang sejak

lama memiliki bakat bisnis, malah ada peluang lain

yang bisa dipertimbangkan. Apa itu? Belakangan ini

cukup banyak perusahaan yang menerapkan program

golden shake hand (GSH) atau pemutusan hubungan

kerja secara sukarela dengan aneka alasan. Biasanya,

karyawan yang mengambil program GSH akan

mendapatkan kompensasi cukup besar, yang jika

dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi modal kerja

menjalankan kegiatan bisnis baru. Nah, jika Anda

merasa, dalam enam tahun ke depan karier Anda tidak

akan meningkat, kenapa tidak mempertimbangkan

untuk ikut serta dalam program GSH tersebut.

Mungkin sebagian dari Anda ada resistan

terhadap pemikiran di atas, dengan alasan bahwa

Anda tidak memiliki bakat apa pun. Coba cek

tabungan Anda, apakah mencukupi dibandingkan

dengan kebutuhan finansial Anda setelah pensiun?

Atau apakah Anda yakin akan merasa bahagia dengan

tidak melakukan apa pun setelah tidak bekerja lagi?

Banyak contoh di sekitar kita, pensiunan yang mati

muda, di bawah rata-rata usia hidup kebanyakan

orang. Kenapa? Karena mengalami stres yang bahkan

jauh lebih berat ketimbang ketika masih bekerja.

Merasa rendah diri, merasa tidak berguna, merasa

dikucilkan, dan lain sebagainya. Dan ironisnya, mereka

tidak mau keluar dari stress zone tersebut, setelah

sekian puluh tahun berada di comfort zone.

Jadi, menyiapkan karier baru setelah pensiun

sebenarnya bukan sekadar untuk bisa tetap hidup

layak dan memiliki dukungan finansial, tetapi agar

tetap bisa menjalani hidup dengan normal, sama

seperti ketika masih berusia muda.

Kesimpulan, menyiapkan karier kedua setelah

pensiun bukanlah hal yang mengada-ada. Anda bisa

melakukannya ketika memasuki usia pensiun resmi

dan/atau mulai menyiapkannya sejak sebelum usia

pensiun resmi itu tiba. Gunakan tabungan yang ada

sebagai modal awal. Jika tidak memiliki tabungan yang

cukup, toh Anda memiliki teman-teman yang selama

puluhan tahun sudah bersama-sama mengarungi

hidup yang bisa Anda ajak untuk memulai suatu

kegiatan baru bersama-sama, atau Anda ikut serta

dalam kegiatan bisnis teman-teman Anda tersebut.

Selamat mencoba. n

Boleh jadi dahi Anda akan berkerut membaca judul tulisan ini. Bagaimana mungkin orang yang sudah pensiun masih memiliki karier? Kebanyakan orang beranggapan bahwa pensiun adalah tidak bekerja lagi, lalu menghabiskan masa tua dengan kegiatan-kegiatan keagamaan atau kegiatan sosial.

Page 25: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

25BRIDGE VOLUME 11

Investment

api, tahukah Anda bahwa usia pensiun resmi

di Indonesia adalah 56 tahun. Sementara

tingkat usia hidup orang Indonesia saat ini

rata-rata sudah mencapai 72 tahun. Jadi ada

16 tahun sisa usia yang mesti dijalani. Nah apakah

selama 16 tahun itu cukup hanya melakukan kegiatan

sosial dan keagamaan? Jawabnya bisa ya, jika

memang secara finansial Anda telah masuk dalam

kategori merdeka. Artinya, ketika memasuki usia

pensiun, Anda telah memiliki aset produktif atau masih

memiliki penghasilan tetap yang bisa dipakai untuk

membiayai hidup, melalui program jaminan pensiun

yang diikuti sejak masih berusia muda.

Namun, bagaimana dengan kalangan yang ketika

masih usia bekerja saja penghasilannya pas-pasan. Apa

yang akan terjadi jika yang bersangkutan harus

mengakhiri masa kerjanya di perusahaan tersebut

karena sudah memasuki usia 56 tahun. Padahal, secara

finansial belum masuk dalam kategori financial

freedom. Solusinya cuma satu, yakni menyiapkan

karier kedua setelah pensiun.

Sebenarnya dari sudut pandang yang lain, tidak

pernah ada usia pensiun. Yang ada adalah berganti

kegiatan. Patokan usia pensiun itu hanyalah formalitas

yang diberlakukan di sejumlah perusahaan, dalam

kacamata usia produktif. Namun, dalam realitasnya,

dengan tingkat usia hidup yang lebih lama, usia

produktif itu juga bisa lebih lama. Di belahan Eropa

sana, seseorang baru memasuki usia pensiun tatkala

berusia 68 tahun. Bahkan di beberapa negara bisa

mencapai 70 tahun, dengan tingkat usia hidup

mencapai 80 tahun.

“Passion”Ketika seseorang mulai bekerja, pekerjaan

tersebut menghasilkan pendapatan. Apakah pekerjaan

tersebut disukai? Bisa ya dan bisa pula tidak. Bagi

generasi milenium saat ini, umumnya mereka

melakukan pekerjaan yang mereka sukai, sesuai

dengan hasrat jiwa atau passion mereka. Tapi, bagi

generasi yang lahir pada tahun 1950/1960/1970-an,

bekerja belum tentu sesuai dengan passion, melainkan

karena mereka diterima bekerja dan kemudian berjalan

terus hingga saat ini. Hanya sedikit yang berani

berpindah pekerjaan. Kebanyakan terjebak dalam

comfort zone. Menikmati yang ada tanpa berani

mengambil risiko mencari pekerjaan yang lebih sesuai

dengan bakat dan talenta atau keinginannya. Dan

tahu-tahu sudah memasuki usia pensiun.

Nah, bagi kalangan yang seperti ini, memang ada

yang beruntung. Menyiapkan hari tua dengan baik.

Namun, lebih banyak lagi yang ketika memasuki usia

pensiun belum cukup kaya. Dus, oleh karena itu,

solusinya sekali lagi adalah mulai membangun karier

baru setelah pensiun. Dan karier itu sejatinya mesti

disesuaikan dengan passion atau bakat lain yang

tersembunyi yang selama puluhan tahun terpendam

tanpa bisa dieksplorasi. Bagaimana konkretnya?

Umpamakan usia Anda saat ini 50-an tahun,

berarti masa kerja “formal” Anda tinggal 6 tahun lagi.

Sembari menunggu selesainya masa bakti formal itu,

Anda harus mulai berpikir untuk menyiapkan kegiatan

lain yang akan Anda jalankan setelah pensiun. Kegiatan

seperti apa? Cek diri Anda. Selama ini Anda memiliki

minat terhadap apa? Mungkin Anda penggemar

makanan. Mungkin Anda menggemari seni. Mungkin

Anda menggemari olahraga. Semua kegemaran

tersebut, hakikatnya bisa menjadi modal awal untuk

membangun karier kedua.

Bagi penggemar makanan, pertimbangkan untuk

memulai bisnis makanan, apakah sebagai pemasok

atau pedagang, dengan membuka warung dan/atau

restoran. Demikian pula bagi Anda yang memiliki

kesukaan di bidang lain. Di bidang apa pun, saat ini

terbuka beragam peluang untuk melakukan kegiatan

yang disukai yang bisa menjadi bisnis dan memiliki

manfaat ekonomis.

Bahkan, bagi Anda yang mungkin memang sejak

lama memiliki bakat bisnis, malah ada peluang lain

yang bisa dipertimbangkan. Apa itu? Belakangan ini

cukup banyak perusahaan yang menerapkan program

golden shake hand (GSH) atau pemutusan hubungan

kerja secara sukarela dengan aneka alasan. Biasanya,

karyawan yang mengambil program GSH akan

mendapatkan kompensasi cukup besar, yang jika

dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi modal kerja

menjalankan kegiatan bisnis baru. Nah, jika Anda

merasa, dalam enam tahun ke depan karier Anda tidak

akan meningkat, kenapa tidak mempertimbangkan

untuk ikut serta dalam program GSH tersebut.

Mungkin sebagian dari Anda ada resistan

terhadap pemikiran di atas, dengan alasan bahwa

Anda tidak memiliki bakat apa pun. Coba cek

tabungan Anda, apakah mencukupi dibandingkan

dengan kebutuhan finansial Anda setelah pensiun?

Atau apakah Anda yakin akan merasa bahagia dengan

tidak melakukan apa pun setelah tidak bekerja lagi?

Banyak contoh di sekitar kita, pensiunan yang mati

muda, di bawah rata-rata usia hidup kebanyakan

orang. Kenapa? Karena mengalami stres yang bahkan

jauh lebih berat ketimbang ketika masih bekerja.

Merasa rendah diri, merasa tidak berguna, merasa

dikucilkan, dan lain sebagainya. Dan ironisnya, mereka

tidak mau keluar dari stress zone tersebut, setelah

sekian puluh tahun berada di comfort zone.

Jadi, menyiapkan karier baru setelah pensiun

sebenarnya bukan sekadar untuk bisa tetap hidup

layak dan memiliki dukungan finansial, tetapi agar

tetap bisa menjalani hidup dengan normal, sama

seperti ketika masih berusia muda.

Kesimpulan, menyiapkan karier kedua setelah

pensiun bukanlah hal yang mengada-ada. Anda bisa

melakukannya ketika memasuki usia pensiun resmi

dan/atau mulai menyiapkannya sejak sebelum usia

pensiun resmi itu tiba. Gunakan tabungan yang ada

sebagai modal awal. Jika tidak memiliki tabungan yang

cukup, toh Anda memiliki teman-teman yang selama

puluhan tahun sudah bersama-sama mengarungi

hidup yang bisa Anda ajak untuk memulai suatu

kegiatan baru bersama-sama, atau Anda ikut serta

dalam kegiatan bisnis teman-teman Anda tersebut.

Selamat mencoba. n

Artikel ini pernah dimuat di Harian Kompas edisi 29November 2015 dengan judul “Investasi: Karier Pasca Pensiun”.

Page 26: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id26

Galeri

6 NOVEMBER 2016 2015

11 NOVEMBER 2016 2015

PTSP & PATEN

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan sepakat untuk mengoptimalkan pelaksanaan program jaminan sosial nasional di Tanah Air melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di seluruh Indonesia.

FUN RUN SURABAYABadan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan

mensosialisasikan

program-programnya

dengan mengadakan BPJS

Ketenagakerjaan Fun Run

5K nasional di parkiran

Giant Margorejo, Surabaya.

Kegiatan ini diikuti lebih

dari 1.200 pelari yang

dibuka Wakil Gubernur

Jatim Saifullah Yusuf dan

Direktur Utama BPJS

Ketenagakerjaan Elvyn G

Masassya ini.

18 NOVEMBER 2015

STIMULUS INDRAMAYUBadan Penyelengara Jaminan

Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan memberikan bantuan iuran

gratis kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan kepada 1.000

nelayan di Kabupaten Indramayu. Penyerahan bantuan

tersebut dilakukan di Desa Karangsong, Kecamatan/

Kabupaten Indramayu dengan memberikan bantuan iuran

kepesertaan program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan

Jaminan Kematian (JKm) kepada nelayan.

Page 27: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

27www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Galeri

12 DESEMBER 2015

KAPSUL WAKTUBadan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menargetkan akuisisi pekerja Bukan Penerima Upah (BPU/sektor informal) hingga satu juta pekerja di 2016. Target tersebut melonjak dari akuisisi 300 ribu pekerja informal tahun ini dengan peserta aktif mencapai 1 juta orang. Direktur Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Junaedi optimistis target akuisisi satu juta pekerja informal dapat tercapai. Hal ini mengingat masih rendahnya angka peserta nonformal saat ini dibanding sektor formal.

16 DESEMBER 2015

TOTAL BENEFIT

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Ketenagakerjaan meresmikan

program Total Benefit di Perumahan

Grand Cikarang City, Desa

Harjamekar, Kecamatan Cikarang

Utara, Bekasi. Melalui program ini,

peserta mendapatkan dua manfaat

yang terdiri dari manfaat finansial

dan non-finansial, kata Direktur

Investasi BPJS Ketenagakerjaan,

Jeffry Haryadi dalam acara Press Conference Launching Program Total Benefit BPJS Ketenagakerjaan di

Perumahan Grand Cikarang City,

Rabu (16/12).

4 DESEMBER 2015

MOU DENGAN BNIDirektur Jaringan dan

Layanan BNI Adi Sulistyowati (kanan) dan

Direktur Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan Junaedi (kiri)

menandatanganani Perjanjian Kerja Sama

dalam rangka pembukaan BPJS Ketenagakerjaan

Service Point Office (SPO) di Jakarta, Jumat 4

Desember 2015.

Page 28: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id28

Figur

YasaruddinKepala Divisi Pelayanan dan Pengadaan

MEMBERIKANPELAYANAN MAKSIMAL,ADALAH TUJUAN KAMI

BPJS Ketenagakerjaan yang beroperasi sejak 1 Juli 2015 terus berusaha meningkatkan layanan bagi peserta. Untuk itu, pihaknya melakukan berbagai macam perubahan yang intinya bermuara pada dua aspek, yakni pelayanan dan fisik.

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), program

Jaminan Hari Tua (JHT), program Jaminan

Kematian (JKm) dan program Jaminan

Pensiun (JP). Guna mendukung keempat

program tersebut, BPJS Ketenagakerjaan melakukan

peningkatan di dua aspek, yakni aspek pelayanan

dan aspek benefit.

Kepala Divisi Pelayanan dan Pengadaan BPJS

Ketenagakerjaan, Yasaruddin mengatakan, guna

mendukung keempat program tersebut, BPJS

Ketenagakerjaan telah melakukan berbagai macam

perubahan, yang intinya bermuara pada dua aspek,

yakni aspek pelayanan dan aspek fisik.

Yasaruddin menerangkan, aspek pelayanan

menyangkut manusia. Jika selama ini kantor cabang

BPJS Ketenagakerjaan dicitrakan dengan pelayanan

yang kurang empati dan kurang peduli, saat ini

kondisinya telah banyak berubah.

Lalu, lanjutnya, ada aspek fisik di mana

kenyamanan untuk peserta kita datang akan

mendapat pelayanan lebih bersahabat dan lebih baik.

Aspek alur juga diubah dengan pola alur ban berjalan.

“Kalau yang tadinya program JHT bisa memakan

waktu dua hingga tiga hari bahkan seminggu,

sekarang saya garansi tidak akan lebih dari 30 menit,”

terang Yasaruddin.

Hal tersebut bisa dilakukan, dengan cara

memanfaatkan e-KTP. Dengan e-KTP, bisa tahu

nomor NIK dan akan terpampang semua datanya.

“Kita tidak lagi cek ulang dengan menanyakan nama

ibu kandungnya seperti yang sudah-sudah melainkan

bisa dilakukan dengan acak. Semisal siapa nama anak

ketiga sehingga bisa kita pastikan bahwa peserta itu

betul-betul yang berhak dan kita tidak punya

keraguan lagi,” jelas Yasaruddin.

Tentunya untuk mendukung ini, BPJS

Ketenagakerjaan juga telah

melakukan perubahan dengan

selalu meningkatkan sistem IT.

Yang kedua ialah aspek benefit

yang salah satunya, ialah program

return to work (RTW) yang

merupakan program perluasan

manfaat dari JKK. Program RTW ini

merupakan perluasan manfaat

pada program JKK yang diberikan

dalam bentuk pendampingan pada

kasus kecelakaan kerja yang

dialami oleh peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Pendampingan

pada manfaat RTW diberikan sejak

dini (early involvement), mulai dari

terjadinya musibah kecelakaan

sampai kembali bekerja.

Program jaminan JKK-RTW,

terang Yasaruddin, sebagai bentuk

pelayanan kepada pekerja yang

mengalami potensi disabilitas dan

penderita cacat akibat kecelakaan

kerja (fisik dan psikologis). Program

ini juga dimaksudkan untuk

menurunkan derajat kecacatan dan

peningkatan kualitas hidup tenaga

kerja.

Yasaruddin memaparkan,

program Jaminan JKK-RTW sendiri

sebagai bentuk pelayanan kepada

pekerja yang mengalami potensi

disabilitas dan penderita cacat

akibat kecelakaan kerja (fisik dan

psikologis). Program ini juga

dimaksudkan, untuk menurunkan

derajat kecacatan dan peningkatan kualitas hidup

tenaga kerja.

Selama ini, kalau terjadi kecelakaan kerja, tenaga

kerja yang mengalami kecacatan, baik fisik maupun

mental, tidak tahu nasib mereka selanjutnya. Apakah

masih bekerja atau tidak, atau perusahaan tidak mau

lagi menerimanya. “Ini kan hanya akan membebani

negara lagi bahwa potensi orang miskin akan

bertambah. Biasanya perlakuan terhadap

penyandang disabilitas agak diskriminatif. Di sini

kami terpanggil, kami buat program RTW, jadi

tenaga kerja yang alami kecelakaan kerja dan

mengalami kecacatan ini kita rehabilitasi supaya

mereka bisa kembali hidup normal seperti

masyarakat umumnya dengan didampingi petugas

kita. Intinya, mulai dari kecelakaan kerja sampai

sembuh semua kami tanggung biayanya sehingga

mereka bisa bekerja kembali,” ungkap Yasaruddin.

Menurut Yasaruddin, program JKK-RTW ini

dilatarbelakangi oleh UU Nomor 4/1997 tentang

Penyandang Cacat dan UU No 13/2003 tentang

Ketenagakerjaan. Secara garis besar, kedua

undang-undang tersebut memiliki konten serupa,

yaitu setiap tenaga kerja mempunyai hak dan

kesempatan yang sama, termasuk penyandang

cacat.

Yasaruddin pun menjelaskan, alur pelayanan

return to work dimulai saat peserta yang mengalami

kecelakaan kerja, mendapatkan penanganan di

pelayanan kesehatan dengan terlebih dahulu

menginformasikan kepada manajer kasus KK PAK.

Apabila peserta mengalami keterbatasan fungsi

maupun kehilangan organ tubuhnya yang

mengakibatkan peserta mengalami cacat fungsi

maupun cacat anatomi maka peserta akan

mendapatkan pelayanan rehabilitasi dan program

RTW, di mana terlebih dahulu pihak perusahaan dan

peserta yang mengalami cacat memberikan

persetujuan secara tertulis.

Selanjutnya, manajer kasus KK PAK akan

mendampingi peserta dalam proses RTW. Manajer

kasus KK PAK nantinya memantau pengobatan dan

perawatan yang tepat dan efektif bagi pasien serta

memfasilitasi percepatan proses pemulihan/

rehabilitasi. Setelah pengobatan dan rehabilitasi

tuntas, manajer kasus KK PAK memberikan

pelatihan pascakecacatan yang bertujuan untuk

memastikan peserta dapat bekerja kembali secara

normal.

Apabila upaya-upaya tersebut telah dilakukan

namun tidak memungkinkan bagi peserta yang

bersangkutan untuk kembali bekerja pada posisi

yang sama sebelum mengalami kecelakaan, manajer

kasus KK PAK akan mencarikan solusi lain dan

memberikan pelatihan dan keterampilan khusus yang

sesuai agar peserta dapat bekerja di unit kerja atau

bidang lain pada perusahaan yang sama.

Yasaruddin menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan

juga telah memiliki 11 mobil keliling di setiap kantor

wilayah dan memiliki 203 kantor cabang perintis di

seluruh wilayah, dan 46 Balai Latihan Kerja (BLK).

Manajemen juga bekerja sama dengan 2.783 fasilitas

kesehatan, yaitu 1.918 rumah sakit dan 865 klinik.

“Saat ini, fasilitas kesehatan trauma center yang

sudah online telah mencapai 1.529 unit,” imbuhnya.

Itulah kesibukkan Yasaruddin selaku Kepala Divisi

Pelayanan dan Pengadaan BPJS Ketenagakerjaaan.

Menurut Yasaruddin, kecintaan dan passion yang

besar terhadap apa yang dikerjakan membuat

dirinya bisa enjoy dalam menjalani pekerjaannya.

Baginya, tugas dan beban yang berat tak hanya

dipandang sebagai tanggung jawab yang harus

diselesaikan, tapi lebih dari itu, harus dinikmati dan

berbahagia dalam menjalaninya. “Jalani saja,

mengalir seperti air, tak pernah mengeluh, dan fokus

bekerja untuk hasilkan legacy yang terbaik,”

jelasnya. n

Page 29: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

29www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Figur

aminan Kecelakaan Kerja (JKK), program

Jaminan Hari Tua (JHT), program Jaminan

Kematian (JKm) dan program Jaminan

Pensiun (JP). Guna mendukung keempat

program tersebut, BPJS Ketenagakerjaan melakukan

peningkatan di dua aspek, yakni aspek pelayanan

dan aspek benefit.

Kepala Divisi Pelayanan dan Pengadaan BPJS

Ketenagakerjaan, Yasaruddin mengatakan, guna

mendukung keempat program tersebut, BPJS

Ketenagakerjaan telah melakukan berbagai macam

perubahan, yang intinya bermuara pada dua aspek,

yakni aspek pelayanan dan aspek fisik.

Yasaruddin menerangkan, aspek pelayanan

menyangkut manusia. Jika selama ini kantor cabang

BPJS Ketenagakerjaan dicitrakan dengan pelayanan

yang kurang empati dan kurang peduli, saat ini

kondisinya telah banyak berubah.

Lalu, lanjutnya, ada aspek fisik di mana

kenyamanan untuk peserta kita datang akan

mendapat pelayanan lebih bersahabat dan lebih baik.

Aspek alur juga diubah dengan pola alur ban berjalan.

“Kalau yang tadinya program JHT bisa memakan

waktu dua hingga tiga hari bahkan seminggu,

sekarang saya garansi tidak akan lebih dari 30 menit,”

terang Yasaruddin.

Hal tersebut bisa dilakukan, dengan cara

memanfaatkan e-KTP. Dengan e-KTP, bisa tahu

nomor NIK dan akan terpampang semua datanya.

“Kita tidak lagi cek ulang dengan menanyakan nama

ibu kandungnya seperti yang sudah-sudah melainkan

bisa dilakukan dengan acak. Semisal siapa nama anak

ketiga sehingga bisa kita pastikan bahwa peserta itu

betul-betul yang berhak dan kita tidak punya

keraguan lagi,” jelas Yasaruddin.

Tentunya untuk mendukung ini, BPJS

Ketenagakerjaan juga telah

melakukan perubahan dengan

selalu meningkatkan sistem IT.

Yang kedua ialah aspek benefit

yang salah satunya, ialah program

return to work (RTW) yang

merupakan program perluasan

manfaat dari JKK. Program RTW ini

merupakan perluasan manfaat

pada program JKK yang diberikan

dalam bentuk pendampingan pada

kasus kecelakaan kerja yang

dialami oleh peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Pendampingan

pada manfaat RTW diberikan sejak

dini (early involvement), mulai dari

terjadinya musibah kecelakaan

sampai kembali bekerja.

Program jaminan JKK-RTW,

terang Yasaruddin, sebagai bentuk

pelayanan kepada pekerja yang

mengalami potensi disabilitas dan

penderita cacat akibat kecelakaan

kerja (fisik dan psikologis). Program

ini juga dimaksudkan untuk

menurunkan derajat kecacatan dan

peningkatan kualitas hidup tenaga

kerja.

Yasaruddin memaparkan,

program Jaminan JKK-RTW sendiri

sebagai bentuk pelayanan kepada

pekerja yang mengalami potensi

disabilitas dan penderita cacat

akibat kecelakaan kerja (fisik dan

psikologis). Program ini juga

dimaksudkan, untuk menurunkan

derajat kecacatan dan peningkatan kualitas hidup

tenaga kerja.

Selama ini, kalau terjadi kecelakaan kerja, tenaga

kerja yang mengalami kecacatan, baik fisik maupun

mental, tidak tahu nasib mereka selanjutnya. Apakah

masih bekerja atau tidak, atau perusahaan tidak mau

lagi menerimanya. “Ini kan hanya akan membebani

negara lagi bahwa potensi orang miskin akan

bertambah. Biasanya perlakuan terhadap

penyandang disabilitas agak diskriminatif. Di sini

kami terpanggil, kami buat program RTW, jadi

tenaga kerja yang alami kecelakaan kerja dan

mengalami kecacatan ini kita rehabilitasi supaya

mereka bisa kembali hidup normal seperti

masyarakat umumnya dengan didampingi petugas

kita. Intinya, mulai dari kecelakaan kerja sampai

sembuh semua kami tanggung biayanya sehingga

mereka bisa bekerja kembali,” ungkap Yasaruddin.

Menurut Yasaruddin, program JKK-RTW ini

dilatarbelakangi oleh UU Nomor 4/1997 tentang

Penyandang Cacat dan UU No 13/2003 tentang

Ketenagakerjaan. Secara garis besar, kedua

undang-undang tersebut memiliki konten serupa,

yaitu setiap tenaga kerja mempunyai hak dan

kesempatan yang sama, termasuk penyandang

cacat.

Yasaruddin pun menjelaskan, alur pelayanan

return to work dimulai saat peserta yang mengalami

kecelakaan kerja, mendapatkan penanganan di

pelayanan kesehatan dengan terlebih dahulu

menginformasikan kepada manajer kasus KK PAK.

Apabila peserta mengalami keterbatasan fungsi

maupun kehilangan organ tubuhnya yang

mengakibatkan peserta mengalami cacat fungsi

maupun cacat anatomi maka peserta akan

mendapatkan pelayanan rehabilitasi dan program

RTW, di mana terlebih dahulu pihak perusahaan dan

peserta yang mengalami cacat memberikan

persetujuan secara tertulis.

Selanjutnya, manajer kasus KK PAK akan

mendampingi peserta dalam proses RTW. Manajer

kasus KK PAK nantinya memantau pengobatan dan

perawatan yang tepat dan efektif bagi pasien serta

memfasilitasi percepatan proses pemulihan/

rehabilitasi. Setelah pengobatan dan rehabilitasi

tuntas, manajer kasus KK PAK memberikan

pelatihan pascakecacatan yang bertujuan untuk

memastikan peserta dapat bekerja kembali secara

normal.

Apabila upaya-upaya tersebut telah dilakukan

namun tidak memungkinkan bagi peserta yang

bersangkutan untuk kembali bekerja pada posisi

yang sama sebelum mengalami kecelakaan, manajer

kasus KK PAK akan mencarikan solusi lain dan

memberikan pelatihan dan keterampilan khusus yang

sesuai agar peserta dapat bekerja di unit kerja atau

bidang lain pada perusahaan yang sama.

Yasaruddin menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan

juga telah memiliki 11 mobil keliling di setiap kantor

wilayah dan memiliki 203 kantor cabang perintis di

seluruh wilayah, dan 46 Balai Latihan Kerja (BLK).

Manajemen juga bekerja sama dengan 2.783 fasilitas

kesehatan, yaitu 1.918 rumah sakit dan 865 klinik.

“Saat ini, fasilitas kesehatan trauma center yang

sudah online telah mencapai 1.529 unit,” imbuhnya.

Itulah kesibukkan Yasaruddin selaku Kepala Divisi

Pelayanan dan Pengadaan BPJS Ketenagakerjaaan.

Menurut Yasaruddin, kecintaan dan passion yang

besar terhadap apa yang dikerjakan membuat

dirinya bisa enjoy dalam menjalani pekerjaannya.

Baginya, tugas dan beban yang berat tak hanya

dipandang sebagai tanggung jawab yang harus

diselesaikan, tapi lebih dari itu, harus dinikmati dan

berbahagia dalam menjalaninya. “Jalani saja,

mengalir seperti air, tak pernah mengeluh, dan fokus

bekerja untuk hasilkan legacy yang terbaik,”

jelasnya. n

Page 30: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

Figur

BRIDGE VOLUME 1130

aminan Kecelakaan Kerja (JKK), program

Jaminan Hari Tua (JHT), program Jaminan

Kematian (JKm) dan program Jaminan

Pensiun (JP). Guna mendukung keempat

program tersebut, BPJS Ketenagakerjaan melakukan

peningkatan di dua aspek, yakni aspek pelayanan

dan aspek benefit.

Kepala Divisi Pelayanan dan Pengadaan BPJS

Ketenagakerjaan, Yasaruddin mengatakan, guna

mendukung keempat program tersebut, BPJS

Ketenagakerjaan telah melakukan berbagai macam

perubahan, yang intinya bermuara pada dua aspek,

yakni aspek pelayanan dan aspek fisik.

Yasaruddin menerangkan, aspek pelayanan

menyangkut manusia. Jika selama ini kantor cabang

BPJS Ketenagakerjaan dicitrakan dengan pelayanan

yang kurang empati dan kurang peduli, saat ini

kondisinya telah banyak berubah.

Lalu, lanjutnya, ada aspek fisik di mana

kenyamanan untuk peserta kita datang akan

mendapat pelayanan lebih bersahabat dan lebih baik.

Aspek alur juga diubah dengan pola alur ban berjalan.

“Kalau yang tadinya program JHT bisa memakan

waktu dua hingga tiga hari bahkan seminggu,

sekarang saya garansi tidak akan lebih dari 30 menit,”

terang Yasaruddin.

Hal tersebut bisa dilakukan, dengan cara

memanfaatkan e-KTP. Dengan e-KTP, bisa tahu

nomor NIK dan akan terpampang semua datanya.

“Kita tidak lagi cek ulang dengan menanyakan nama

ibu kandungnya seperti yang sudah-sudah melainkan

bisa dilakukan dengan acak. Semisal siapa nama anak

ketiga sehingga bisa kita pastikan bahwa peserta itu

betul-betul yang berhak dan kita tidak punya

keraguan lagi,” jelas Yasaruddin.

Tentunya untuk mendukung ini, BPJS

Ketenagakerjaan juga telah

melakukan perubahan dengan

selalu meningkatkan sistem IT.

Yang kedua ialah aspek benefit

yang salah satunya, ialah program

return to work (RTW) yang

merupakan program perluasan

manfaat dari JKK. Program RTW ini

merupakan perluasan manfaat

pada program JKK yang diberikan

dalam bentuk pendampingan pada

kasus kecelakaan kerja yang

dialami oleh peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Pendampingan

pada manfaat RTW diberikan sejak

dini (early involvement), mulai dari

terjadinya musibah kecelakaan

sampai kembali bekerja.

Program jaminan JKK-RTW,

terang Yasaruddin, sebagai bentuk

pelayanan kepada pekerja yang

mengalami potensi disabilitas dan

penderita cacat akibat kecelakaan

kerja (fisik dan psikologis). Program

ini juga dimaksudkan untuk

menurunkan derajat kecacatan dan

peningkatan kualitas hidup tenaga

kerja.

Yasaruddin memaparkan,

program Jaminan JKK-RTW sendiri

sebagai bentuk pelayanan kepada

pekerja yang mengalami potensi

disabilitas dan penderita cacat

akibat kecelakaan kerja (fisik dan

psikologis). Program ini juga

dimaksudkan, untuk menurunkan

derajat kecacatan dan peningkatan kualitas hidup

tenaga kerja.

Selama ini, kalau terjadi kecelakaan kerja, tenaga

kerja yang mengalami kecacatan, baik fisik maupun

mental, tidak tahu nasib mereka selanjutnya. Apakah

masih bekerja atau tidak, atau perusahaan tidak mau

lagi menerimanya. “Ini kan hanya akan membebani

negara lagi bahwa potensi orang miskin akan

bertambah. Biasanya perlakuan terhadap

penyandang disabilitas agak diskriminatif. Di sini

kami terpanggil, kami buat program RTW, jadi

tenaga kerja yang alami kecelakaan kerja dan

mengalami kecacatan ini kita rehabilitasi supaya

mereka bisa kembali hidup normal seperti

masyarakat umumnya dengan didampingi petugas

kita. Intinya, mulai dari kecelakaan kerja sampai

sembuh semua kami tanggung biayanya sehingga

mereka bisa bekerja kembali,” ungkap Yasaruddin.

Menurut Yasaruddin, program JKK-RTW ini

dilatarbelakangi oleh UU Nomor 4/1997 tentang

Penyandang Cacat dan UU No 13/2003 tentang

Ketenagakerjaan. Secara garis besar, kedua

undang-undang tersebut memiliki konten serupa,

yaitu setiap tenaga kerja mempunyai hak dan

kesempatan yang sama, termasuk penyandang

cacat.

Yasaruddin pun menjelaskan, alur pelayanan

return to work dimulai saat peserta yang mengalami

kecelakaan kerja, mendapatkan penanganan di

pelayanan kesehatan dengan terlebih dahulu

menginformasikan kepada manajer kasus KK PAK.

Apabila peserta mengalami keterbatasan fungsi

maupun kehilangan organ tubuhnya yang

mengakibatkan peserta mengalami cacat fungsi

maupun cacat anatomi maka peserta akan

mendapatkan pelayanan rehabilitasi dan program

RTW, di mana terlebih dahulu pihak perusahaan dan

peserta yang mengalami cacat memberikan

persetujuan secara tertulis.

Selanjutnya, manajer kasus KK PAK akan

mendampingi peserta dalam proses RTW. Manajer

kasus KK PAK nantinya memantau pengobatan dan

perawatan yang tepat dan efektif bagi pasien serta

memfasilitasi percepatan proses pemulihan/

rehabilitasi. Setelah pengobatan dan rehabilitasi

tuntas, manajer kasus KK PAK memberikan

pelatihan pascakecacatan yang bertujuan untuk

memastikan peserta dapat bekerja kembali secara

normal.

Apabila upaya-upaya tersebut telah dilakukan

namun tidak memungkinkan bagi peserta yang

bersangkutan untuk kembali bekerja pada posisi

yang sama sebelum mengalami kecelakaan, manajer

kasus KK PAK akan mencarikan solusi lain dan

memberikan pelatihan dan keterampilan khusus yang

sesuai agar peserta dapat bekerja di unit kerja atau

bidang lain pada perusahaan yang sama.

Yasaruddin menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan

juga telah memiliki 11 mobil keliling di setiap kantor

wilayah dan memiliki 203 kantor cabang perintis di

seluruh wilayah, dan 46 Balai Latihan Kerja (BLK).

Manajemen juga bekerja sama dengan 2.783 fasilitas

kesehatan, yaitu 1.918 rumah sakit dan 865 klinik.

“Saat ini, fasilitas kesehatan trauma center yang

sudah online telah mencapai 1.529 unit,” imbuhnya.

Itulah kesibukkan Yasaruddin selaku Kepala Divisi

Pelayanan dan Pengadaan BPJS Ketenagakerjaaan.

Menurut Yasaruddin, kecintaan dan passion yang

besar terhadap apa yang dikerjakan membuat

dirinya bisa enjoy dalam menjalani pekerjaannya.

Baginya, tugas dan beban yang berat tak hanya

dipandang sebagai tanggung jawab yang harus

diselesaikan, tapi lebih dari itu, harus dinikmati dan

berbahagia dalam menjalaninya. “Jalani saja,

mengalir seperti air, tak pernah mengeluh, dan fokus

bekerja untuk hasilkan legacy yang terbaik,”

jelasnya. n

Ilustrasi kecelakaan kerja

Page 31: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

31www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Testimoni

“Kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia

diharapkan bisa lebih mengoptimalkan lagi dalam

memberikan pelayanan pada masyarakat. Selain itu, para

pemilik perusahaan juga diharapkan semakin sadar untuk mendaftarkan

para pekerjanya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, karena hal

tersebut sudah jelas diatur dalam undang-undang.”

- Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri

Perubahan yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan bukan

sekadar perubahan biasa, tetapi transformasi yang

melampaui bentuk mulai dari fungsi hingga tata kelolanya.

Transformasi tersebut memiliki design baru dan visi baru yang berangkat

dari UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS yakni Menjadi BPJS

Ketenagakerjaan Berkelas Dunia, Terpercaya, Bersahabat, Unggul dalam

Operasional dan Pelayanan.”

- Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G Masassya

Melalui program Total Benefit, peserta BPJS

Ketenagakerjaan mendapatkan dua manfaat yang terdiri

dari manfaat finansial dan nonfinansial. Melalui kemudahan

dalam pembiayaan serta menjalin kerjasama dengan berbagai pihak,

BPJS Ketenagakerjaan siap menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan

Pekerja,”

- Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Jeffry Haryadi PM

BPJS Ketenagakerjaan terus membenahi pelayanannya.

Seluruh kemudahan ini diharapkan menjadi pondasi dalam

mendukung strategi Operational Excellence di tahun 2016

untuk meningkatkan akselerasi perluasan cakupan kepesertaan di tahun

2016.”

- Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga BPJS

Ketenagakerjaan, Junaedi

STRATEGIOPERATIONAL

EXCELLENCE

aminan Kecelakaan Kerja (JKK), program

Jaminan Hari Tua (JHT), program Jaminan

Kematian (JKm) dan program Jaminan

Pensiun (JP). Guna mendukung keempat

program tersebut, BPJS Ketenagakerjaan melakukan

peningkatan di dua aspek, yakni aspek pelayanan

dan aspek benefit.

Kepala Divisi Pelayanan dan Pengadaan BPJS

Ketenagakerjaan, Yasaruddin mengatakan, guna

mendukung keempat program tersebut, BPJS

Ketenagakerjaan telah melakukan berbagai macam

perubahan, yang intinya bermuara pada dua aspek,

yakni aspek pelayanan dan aspek fisik.

Yasaruddin menerangkan, aspek pelayanan

menyangkut manusia. Jika selama ini kantor cabang

BPJS Ketenagakerjaan dicitrakan dengan pelayanan

yang kurang empati dan kurang peduli, saat ini

kondisinya telah banyak berubah.

Lalu, lanjutnya, ada aspek fisik di mana

kenyamanan untuk peserta kita datang akan

mendapat pelayanan lebih bersahabat dan lebih baik.

Aspek alur juga diubah dengan pola alur ban berjalan.

“Kalau yang tadinya program JHT bisa memakan

waktu dua hingga tiga hari bahkan seminggu,

sekarang saya garansi tidak akan lebih dari 30 menit,”

terang Yasaruddin.

Hal tersebut bisa dilakukan, dengan cara

memanfaatkan e-KTP. Dengan e-KTP, bisa tahu

nomor NIK dan akan terpampang semua datanya.

“Kita tidak lagi cek ulang dengan menanyakan nama

ibu kandungnya seperti yang sudah-sudah melainkan

bisa dilakukan dengan acak. Semisal siapa nama anak

ketiga sehingga bisa kita pastikan bahwa peserta itu

betul-betul yang berhak dan kita tidak punya

keraguan lagi,” jelas Yasaruddin.

Tentunya untuk mendukung ini, BPJS

Ketenagakerjaan juga telah

melakukan perubahan dengan

selalu meningkatkan sistem IT.

Yang kedua ialah aspek benefit

yang salah satunya, ialah program

return to work (RTW) yang

merupakan program perluasan

manfaat dari JKK. Program RTW ini

merupakan perluasan manfaat

pada program JKK yang diberikan

dalam bentuk pendampingan pada

kasus kecelakaan kerja yang

dialami oleh peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Pendampingan

pada manfaat RTW diberikan sejak

dini (early involvement), mulai dari

terjadinya musibah kecelakaan

sampai kembali bekerja.

Program jaminan JKK-RTW,

terang Yasaruddin, sebagai bentuk

pelayanan kepada pekerja yang

mengalami potensi disabilitas dan

penderita cacat akibat kecelakaan

kerja (fisik dan psikologis). Program

ini juga dimaksudkan untuk

menurunkan derajat kecacatan dan

peningkatan kualitas hidup tenaga

kerja.

Yasaruddin memaparkan,

program Jaminan JKK-RTW sendiri

sebagai bentuk pelayanan kepada

pekerja yang mengalami potensi

disabilitas dan penderita cacat

akibat kecelakaan kerja (fisik dan

psikologis). Program ini juga

dimaksudkan, untuk menurunkan

derajat kecacatan dan peningkatan kualitas hidup

tenaga kerja.

Selama ini, kalau terjadi kecelakaan kerja, tenaga

kerja yang mengalami kecacatan, baik fisik maupun

mental, tidak tahu nasib mereka selanjutnya. Apakah

masih bekerja atau tidak, atau perusahaan tidak mau

lagi menerimanya. “Ini kan hanya akan membebani

negara lagi bahwa potensi orang miskin akan

bertambah. Biasanya perlakuan terhadap

penyandang disabilitas agak diskriminatif. Di sini

kami terpanggil, kami buat program RTW, jadi

tenaga kerja yang alami kecelakaan kerja dan

mengalami kecacatan ini kita rehabilitasi supaya

mereka bisa kembali hidup normal seperti

masyarakat umumnya dengan didampingi petugas

kita. Intinya, mulai dari kecelakaan kerja sampai

sembuh semua kami tanggung biayanya sehingga

mereka bisa bekerja kembali,” ungkap Yasaruddin.

Menurut Yasaruddin, program JKK-RTW ini

dilatarbelakangi oleh UU Nomor 4/1997 tentang

Penyandang Cacat dan UU No 13/2003 tentang

Ketenagakerjaan. Secara garis besar, kedua

undang-undang tersebut memiliki konten serupa,

yaitu setiap tenaga kerja mempunyai hak dan

kesempatan yang sama, termasuk penyandang

cacat.

Yasaruddin pun menjelaskan, alur pelayanan

return to work dimulai saat peserta yang mengalami

kecelakaan kerja, mendapatkan penanganan di

pelayanan kesehatan dengan terlebih dahulu

menginformasikan kepada manajer kasus KK PAK.

Apabila peserta mengalami keterbatasan fungsi

maupun kehilangan organ tubuhnya yang

mengakibatkan peserta mengalami cacat fungsi

maupun cacat anatomi maka peserta akan

mendapatkan pelayanan rehabilitasi dan program

RTW, di mana terlebih dahulu pihak perusahaan dan

peserta yang mengalami cacat memberikan

persetujuan secara tertulis.

Selanjutnya, manajer kasus KK PAK akan

mendampingi peserta dalam proses RTW. Manajer

kasus KK PAK nantinya memantau pengobatan dan

perawatan yang tepat dan efektif bagi pasien serta

memfasilitasi percepatan proses pemulihan/

rehabilitasi. Setelah pengobatan dan rehabilitasi

tuntas, manajer kasus KK PAK memberikan

pelatihan pascakecacatan yang bertujuan untuk

memastikan peserta dapat bekerja kembali secara

normal.

Apabila upaya-upaya tersebut telah dilakukan

namun tidak memungkinkan bagi peserta yang

bersangkutan untuk kembali bekerja pada posisi

yang sama sebelum mengalami kecelakaan, manajer

kasus KK PAK akan mencarikan solusi lain dan

memberikan pelatihan dan keterampilan khusus yang

sesuai agar peserta dapat bekerja di unit kerja atau

bidang lain pada perusahaan yang sama.

Yasaruddin menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan

juga telah memiliki 11 mobil keliling di setiap kantor

wilayah dan memiliki 203 kantor cabang perintis di

seluruh wilayah, dan 46 Balai Latihan Kerja (BLK).

Manajemen juga bekerja sama dengan 2.783 fasilitas

kesehatan, yaitu 1.918 rumah sakit dan 865 klinik.

“Saat ini, fasilitas kesehatan trauma center yang

sudah online telah mencapai 1.529 unit,” imbuhnya.

Itulah kesibukkan Yasaruddin selaku Kepala Divisi

Pelayanan dan Pengadaan BPJS Ketenagakerjaaan.

Menurut Yasaruddin, kecintaan dan passion yang

besar terhadap apa yang dikerjakan membuat

dirinya bisa enjoy dalam menjalani pekerjaannya.

Baginya, tugas dan beban yang berat tak hanya

dipandang sebagai tanggung jawab yang harus

diselesaikan, tapi lebih dari itu, harus dinikmati dan

berbahagia dalam menjalaninya. “Jalani saja,

mengalir seperti air, tak pernah mengeluh, dan fokus

bekerja untuk hasilkan legacy yang terbaik,”

jelasnya. n

Page 32: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id32

Produk/Layanan1-Stop

Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan telah meluncurkan

program Total Benefit untuk para peserta.

Program ini sangat bermanfaat bagi

peserta untuk menurunkan biaya hidup, sehingga

mereka dapat mencapai kesejahteraan.

Pemberian manfaat tambahan ini digunakan

untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

peserta BPJS Ketenagakerjaan dan atau

keluarganya, serta membantu badan/unit usaha

yang mempunyai keterkaitan langsung dengan

peningkatan kesejahteraan peserta. “Melalui

program ini, peserta BPJS Ketenagakerjaan

mendapatkan dua manfaat yang terdiri dari manfaat

finansial dan nonfinansial,” ucap Jeffry Haryadi PM,

Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan.

Jeffry mengatakan, Total Benefit ini merupakan

salah satu manfaat yang diberikan BPJS

Ketenagakerjaan kepada para peserta. Total Benefit

yang diberikan terdiri dari Housing Benefit, Food

Benefit, Transportation Benefit, Education Benefit

dan Health Benefit.

Lebih lanjut, Jeffry menjelaskan, Housing

Benefit memberikan penyediaan rumah bagi

peserta BPJS Ketenagakerjaan melalui kerjasama

dengan perbankan dan developer. Seperti untuk

wilayah Cikarang di Perumahan Grand Cikarang City

yang didukung developer PT Budi Langgeng

Persada dan Bank Tabungan Negara.

Di wilayah Cikarang sendiri, BPJS

Ketenagakerjaan telah bekerjasama dengan

developer untuk dapat menyediakan 1800 rumah

yang sehat dan layak huni serta terjangkau bagi

para peserta BPJS Ketenagakerjaan. Syarat yang

diperlukan untuk mendapatkan manfaat ini adalah

dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

selama minimal satu tahun, tertib administrasi dan

tertib iuran serta bukan perusahaan PDS

(Perusahaan Daftar Sebagian) upah/tenaga kerja.

Selain itu, rumah yang diajukan juga

merupakan rumah pertama peserta. Seluruh proses

pengajuan KPR ini mengacu pada syarat dan

ketentuan yang berlaku di bank penyalur serta

otoritas yang mengatur bidang usaha perbankan.

Jenis pinjaman yang disediakan pada Housing

Benefit ada dua, yang pertama adalah Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) dan Pinjaman Uang Muka

(PUM) yang diberikan kepada peserta melalui bank

penyalur. Bunga KPR yang dibebankan pada

peserta hanya sebesar 5% untuk kategori

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pada

KPR subsidi. Sementara KPR nonsubsidi

dibebankan bunga sesuai dengan BI Rate ditambah

3% per tahun dengan sistem anuitas. Jangka waktu

maksimal yang diberikan untuk KPR, baik subsidi

maupun non-subsidi adalah selama 20 tahun.

Sedangkan, Pinjaman Uang Muka untuk

pemilikan rumah bagi peserta kategori MBR

dibebankan bunga sebesar 3% per tahun dengan

sistem anuitas dan jangka waktu maksimal 15 tahun.

Untuk PUM, kategori nonsubsidi tidak dapat

diberikan dana PUM sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia.

Adapun kerjasama dengan perbankan, lanjut

Jeffry, dalam memberikan pinjaman atau kredit

untuk pemilikan rumah dan pinjaman uang muka

perumahan serta kerjasama dengan supplier dalam

memberikan kebutuhan pokok yang terjangkau

adalah merupakan wujud nyata komitmen BPJS

Ketenagakerjaan untuk memberikan kesejahteraan

kepada masyarakat pekerja di Indonesia. “Melalui

kemudahan dalam pembiayaan serta menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak, BPJS

Ketenagakerjaan siap menjadi Jembatan Menuju

Kesejahteraan Pekerja,” kata Jeffry.

Sementara itu, Food Benefit manfaat

tambahan yang diberikan kepada peserta BPJS

dilingkungan tempat tinggalnya. Seperti yang

diberikan untuk wilayah Cikarang bekerjasama

dengan PT Indomarco Adi Prima dan Koperasi

Karyawan Mulia Industri untuk memberikan bahan

pokok dengan harga yang ritel yang sangat

terjangkau bagi peserta.

Manfaat lainnya, lanjut Jeffry, yaitu

Transportation Benefit yakni manfaat tambahan

yang menyediakan fasilitas transportasi dari rumah

dan menuju lokasi kerja untuk menekan biaya

transportasi bagi para peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Senada dengan Transportation

Benefit, Education Benefit merupakan manfaat

beasiswa yang diberikan kepada anak peserta BPJS

Ketenagakerjaan untuk membantu meringankan

beban biaya pendidikan.

Selanjutnya, Jeffry menambahkan, manfaat

terakhir adalah Health Benefit, yang memberikan

fasilitas kesehatan yang dekat dengan kawasan

perumahan peserta, yang bertujuan agar dapat

mengurangi biaya kesehatan para peserta BPJS

Ketenagakerjaan. n

Program Total Benefit diberikan untuk memperluas peranan BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan manfaat layanan tambahan untuk meningkatkan kesejahteraan peserta BPJS Ketenagakerjaan.

BPJS KETENAGAKERJAANMELUNCURKAN PROGRAMTOTAL BENEFIT BAGI PESERTA

Jeffry Haryadi PM, Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan

Page 33: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

33www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Produk/Layanan1-Stop

adan penyelenggara jaminan sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan telah meluncurkan

program Total Benefit untuk para peserta.

Program ini sangat bermanfaat bagi

peserta untuk menurunkan biaya hidup, sehingga

mereka dapat mencapai kesejahteraan.

Pemberian manfaat tambahan ini digunakan

untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

peserta BPJS Ketenagakerjaan dan atau

keluarganya, serta membantu badan/unit usaha

yang mempunyai keterkaitan langsung dengan

peningkatan kesejahteraan peserta. “Melalui

program ini, peserta BPJS Ketenagakerjaan

mendapatkan dua manfaat yang terdiri dari manfaat

finansial dan nonfinansial,” ucap Jeffry Haryadi PM,

Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan.

Jeffry mengatakan, Total Benefit ini merupakan

salah satu manfaat yang diberikan BPJS

Ketenagakerjaan kepada para peserta. Total Benefit

yang diberikan terdiri dari Housing Benefit, Food

Benefit, Transportation Benefit, Education Benefit

dan Health Benefit.

Lebih lanjut, Jeffry menjelaskan, Housing

Benefit memberikan penyediaan rumah bagi

peserta BPJS Ketenagakerjaan melalui kerjasama

dengan perbankan dan developer. Seperti untuk

wilayah Cikarang di Perumahan Grand Cikarang City

yang didukung developer PT Budi Langgeng

Persada dan Bank Tabungan Negara.

Di wilayah Cikarang sendiri, BPJS

Ketenagakerjaan telah bekerjasama dengan

developer untuk dapat menyediakan 1800 rumah

yang sehat dan layak huni serta terjangkau bagi

para peserta BPJS Ketenagakerjaan. Syarat yang

diperlukan untuk mendapatkan manfaat ini adalah

dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

selama minimal satu tahun, tertib administrasi dan

tertib iuran serta bukan perusahaan PDS

(Perusahaan Daftar Sebagian) upah/tenaga kerja.

Selain itu, rumah yang diajukan juga

merupakan rumah pertama peserta. Seluruh proses

pengajuan KPR ini mengacu pada syarat dan

ketentuan yang berlaku di bank penyalur serta

otoritas yang mengatur bidang usaha perbankan.

Jenis pinjaman yang disediakan pada Housing

Benefit ada dua, yang pertama adalah Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) dan Pinjaman Uang Muka

(PUM) yang diberikan kepada peserta melalui bank

penyalur. Bunga KPR yang dibebankan pada

peserta hanya sebesar 5% untuk kategori

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pada

KPR subsidi. Sementara KPR nonsubsidi

dibebankan bunga sesuai dengan BI Rate ditambah

3% per tahun dengan sistem anuitas. Jangka waktu

maksimal yang diberikan untuk KPR, baik subsidi

maupun non-subsidi adalah selama 20 tahun.

Sedangkan, Pinjaman Uang Muka untuk

pemilikan rumah bagi peserta kategori MBR

dibebankan bunga sebesar 3% per tahun dengan

sistem anuitas dan jangka waktu maksimal 15 tahun.

Untuk PUM, kategori nonsubsidi tidak dapat

diberikan dana PUM sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia.

Adapun kerjasama dengan perbankan, lanjut

Jeffry, dalam memberikan pinjaman atau kredit

untuk pemilikan rumah dan pinjaman uang muka

perumahan serta kerjasama dengan supplier dalam

memberikan kebutuhan pokok yang terjangkau

adalah merupakan wujud nyata komitmen BPJS

Ketenagakerjaan untuk memberikan kesejahteraan

kepada masyarakat pekerja di Indonesia. “Melalui

kemudahan dalam pembiayaan serta menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak, BPJS

Ketenagakerjaan siap menjadi Jembatan Menuju

Kesejahteraan Pekerja,” kata Jeffry.

Sementara itu, Food Benefit manfaat

tambahan yang diberikan kepada peserta BPJS

dilingkungan tempat tinggalnya. Seperti yang

diberikan untuk wilayah Cikarang bekerjasama

dengan PT Indomarco Adi Prima dan Koperasi

Karyawan Mulia Industri untuk memberikan bahan

pokok dengan harga yang ritel yang sangat

terjangkau bagi peserta.

Manfaat lainnya, lanjut Jeffry, yaitu

Transportation Benefit yakni manfaat tambahan

yang menyediakan fasilitas transportasi dari rumah

dan menuju lokasi kerja untuk menekan biaya

transportasi bagi para peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Senada dengan Transportation

Benefit, Education Benefit merupakan manfaat

beasiswa yang diberikan kepada anak peserta BPJS

Ketenagakerjaan untuk membantu meringankan

beban biaya pendidikan.

Selanjutnya, Jeffry menambahkan, manfaat

terakhir adalah Health Benefit, yang memberikan

fasilitas kesehatan yang dekat dengan kawasan

perumahan peserta, yang bertujuan agar dapat

mengurangi biaya kesehatan para peserta BPJS

Ketenagakerjaan. n

Page 34: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id34

Idea

Untuk menjadi lembaga jaminan sosial

berkelas dunia, BPJS Ketenagakerjaan

menjadi anggota International Social

Security Association (ISSA) atau asosiasi

jaminan sosial internasional. Menurut Direktur

Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G Masassya,

keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan dalam ISSA

adalah untuk menyamakan standar dengan negara

lain agar lembaga ini dapat menjadi berkelas dunia.

Ditambahkan, BPJS Ketenagakerjaan juga

mengupayakan menjalin kerjasama dalam ASSA

(ASEAN Social Security Association). Dalam

kerjasama ini pekerja dari negara-negara ASEAN

yang ada di Indonesia diproteksi oleh BPJS

Ketenagakerjaan.

Hal itu berkaitan dengan aturan yang

diterapkan oleh pemerintah Indonesia bahwa

tenaga kerja asing yang telah enam bulan bekerja

di Indonesia wajib menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Selain itu, kerjasama dengan

lembaga jaminan sosial negara lain diharapkan

dapat membantu pekerja Indonesia di luar negeri.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri

mengatakan, warga negara Indonesia yang bekerja

di luar negeri harus mendapatkan jaminan sosial di

negara tempatnya bekerja.

Koordinasi standarisasi dengan negara lain

dalam penyelenggaraan jaminan social

diselenggarakan oleh organisasi ISSA. Bentuk

konkret yang dilakukan antara lain mengikuti

konferensi, pelatihan, serta menyusun isu-isu

terkait jaminan social ketenagakerjaan tersebut.

BPJS Ketenagakerjaan bertekad menyamakan

standarisasi penyelenggaraan jaminan sosial

ketenagakerjaan sesuai dengan standar

pengelolaan yang dilakukan oleh negera lain.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri

menegaskan bahwa reformasi sistem jaminan

sosial ketenagakerjaan di Indonesia merupakan

salah satu yang terbesar di dunia. Hal itu dapat

dilihat dari jumlah kepesertaan yang mengikuti

BPJS Ketenagakerjaan mencapai sekitar 120 juta

jiwa.

Perlindungan Lebih BaikDengan potensi peserta yang sangat besar,

BPJS Ketenagakerjaan diharapkan bisa mendapat

pendapatan dari pengelolaan jaminan

ketenagakerjaan cukup besar sehingga

perlindungan dan jaminan sosial di Indonesia bisa

menjadi lebih baik. Tekad BPJS Ketenagakerjaan

menjadi lembaga berkelas dunia telah tergambar

dengan jelas pada visi dan misi lembaga

penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan ini.

Visi BPJS Ketenagakerjaan adalah menjadi

lembaga berkelas dunia, terpercaya, bersahabat

dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.

Sedangkan misi BPJS Ketenagakerjaan adalah

sebagai lembaga penyelenggara jaminan sosial

ketenagakerjaan yang memenuhi perlindungan

dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra

terpercaya bagi tenaga kerja, pengusaha dan

negara. BPJS Ketenagakerjaan memberikan

perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan

keluarga. BPJS Ketenagakerjaan menjadi mitra

terpercaya untuk memberikan perlindungan

kepada tenaga kerja dan meningkatkan

produktivitas. Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan

juga berperan serta dalam pembangunan di

Indonesia.

BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi

kemandirian dan harga diri untuk mengatasi risiko

sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak

tergantung kepada pihak lain dalam membiayai

perawatan pada waktu sakit, kehidupan di hari tua

maupun keluarganya bila meninggal dunia. Harga

diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak

dan bukan dari belas kasihan orang lain.

Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal,

pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan

dilakukan secara gotong royong, di mana yang

muda membantu yang tua, yang sehat membantu

yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi

membantu yang berpenghasilan rendah.

Selanjutnya, motto perusahaan adalah BPJS

Ketenagakerjaan menjadi jembatan menuju

kesejahteraan pekerja. Selanjutnya, nilai perusahaan

adalah Iman, Profesional, Teladan, Integritas, dan

Kerjasama. Iman adalah Taqwa, berfikir positif,

tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas. Profesional

adalah berprestasi, bermental unggul, proaktif dan

bersikap positif terhadap perubahan dan

pembaharuan. Teladan adalah berpandangan jauh

kedepan, penghargaan dan pembimbingan (reward

& encouragement), pemberdayaan. Integritas

adalah berani, komitmen, keterbukaan. Kerjasama

adalah kebersamaan, menghargai pendapat,

menghargai orang lain.

Sementara itu, etos kerja perusahaan yang

diterapkan BPJS Ketenagakerjaan adalah

Teamwork, Open Mind, Passion, Action, Sense

(TOPAS). Teamwork adalah memiliki kemampuan

dalam membangun kerjasama dengan orang lain

atau dengan kelompok untuk mencapai tujuan

perusahaan. Open Mind adalah memiliki

kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima

gagasan baru yang lebih baik. Passion adalah

bersemangat dan antusias dalam melaksanakan

pekerjaan. Action adalah segera melaksanakan

rencana/pekerjaan/tugas yang telah disepakati dan

ditetapkan bersama. Sense adalah rasa memiliki,

kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki

inisiatif yang tinggi untuk memecahkan masalah

perusahaan.

Kepemimpinan dan PelayananMenteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi

mengungkapkan, kepemimpinan sangat penting

dalam menjadikan BPJS Ketenagakerjaan berkelas

dunia, terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam

operasional dan pelayanan. Pimpinan harus mampu

memandu organisasi untuk melaksanakan

operasional lembaga dan memberikan pelayanan

kepada masyarakat.

Yuddy Chrisnadi menegaskan, perlu tindakan

konkrit dari pimpinan agar organisasi senantiasa

menjaga etos kerja dan semangat kerja bagi

pelaksana di dalamnya. Pimpinan harus

menanamkan niat dalam diri masing-masing,

mengamalkan ajaran agama dengan benar

sehingga ada semangat baru yang dapat segera

dilakukan. Pertama, harus melakukan introspeksi

diri di kalangan organisasi, prinsip budaya bangsa

dan budaya negara harus dipertahankan.

Kedua, BPJS Ketenagakerjaan harus

mempunyai manajemen yang siap melayani kapan

pun dan di manapun, dengan mengambil inisiatif

dan aktif untuk memberikan pelayanan kepada

peserta tanpa gembar-gembor, bersih dan

melayani tanpa ada pungutan.

Ketiga, BPJS Ketenagakerjaan harus bisa

menggenggam Indonesia, bukan hanya peserta

yang di perkotaan namun juga peserta di pedesaan

sehingga pelayanan Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan dapat dirasakan seluruh lapisan

masyarakat.

Keempat, BPJS Ketenagakerjaan merupakan

suatu institusi yang berdiri kokoh di atas fondasi

ekonomi kerakyatan, bukan ekonomi yang dikuasai

oleh segelintir orang. n

BPJS Ketenagakerjaan adalah

lembaga publik yang bertujuan

mengangkat harkat hidup para

pekerja di Indonesia. BPJS

ketenagakerjaan bertekad menjadi

lembaga berkelas dunia, terpercaya,

bersahabat, dan unggul dalam

operasional dan pelayanan.

MENJADI LEMBAGABERKELAS DUNIA

Page 35: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

35www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Idea

ntuk menjadi lembaga jaminan sosial

berkelas dunia, BPJS Ketenagakerjaan

menjadi anggota International Social

Security Association (ISSA) atau asosiasi

jaminan sosial internasional. Menurut Direktur

Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G Masassya,

keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan dalam ISSA

adalah untuk menyamakan standar dengan negara

lain agar lembaga ini dapat menjadi berkelas dunia.

Ditambahkan, BPJS Ketenagakerjaan juga

mengupayakan menjalin kerjasama dalam ASSA

(ASEAN Social Security Association). Dalam

kerjasama ini pekerja dari negara-negara ASEAN

yang ada di Indonesia diproteksi oleh BPJS

Ketenagakerjaan.

Hal itu berkaitan dengan aturan yang

diterapkan oleh pemerintah Indonesia bahwa

tenaga kerja asing yang telah enam bulan bekerja

di Indonesia wajib menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Selain itu, kerjasama dengan

lembaga jaminan sosial negara lain diharapkan

dapat membantu pekerja Indonesia di luar negeri.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri

mengatakan, warga negara Indonesia yang bekerja

di luar negeri harus mendapatkan jaminan sosial di

negara tempatnya bekerja.

Koordinasi standarisasi dengan negara lain

dalam penyelenggaraan jaminan social

diselenggarakan oleh organisasi ISSA. Bentuk

konkret yang dilakukan antara lain mengikuti

konferensi, pelatihan, serta menyusun isu-isu

terkait jaminan social ketenagakerjaan tersebut.

BPJS Ketenagakerjaan bertekad menyamakan

standarisasi penyelenggaraan jaminan sosial

ketenagakerjaan sesuai dengan standar

pengelolaan yang dilakukan oleh negera lain.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri

menegaskan bahwa reformasi sistem jaminan

sosial ketenagakerjaan di Indonesia merupakan

salah satu yang terbesar di dunia. Hal itu dapat

dilihat dari jumlah kepesertaan yang mengikuti

BPJS Ketenagakerjaan mencapai sekitar 120 juta

jiwa.

Perlindungan Lebih BaikDengan potensi peserta yang sangat besar,

BPJS Ketenagakerjaan diharapkan bisa mendapat

pendapatan dari pengelolaan jaminan

ketenagakerjaan cukup besar sehingga

perlindungan dan jaminan sosial di Indonesia bisa

menjadi lebih baik. Tekad BPJS Ketenagakerjaan

menjadi lembaga berkelas dunia telah tergambar

dengan jelas pada visi dan misi lembaga

penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan ini.

Visi BPJS Ketenagakerjaan adalah menjadi

lembaga berkelas dunia, terpercaya, bersahabat

dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.

Sedangkan misi BPJS Ketenagakerjaan adalah

sebagai lembaga penyelenggara jaminan sosial

ketenagakerjaan yang memenuhi perlindungan

dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra

terpercaya bagi tenaga kerja, pengusaha dan

negara. BPJS Ketenagakerjaan memberikan

perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan

keluarga. BPJS Ketenagakerjaan menjadi mitra

terpercaya untuk memberikan perlindungan

kepada tenaga kerja dan meningkatkan

produktivitas. Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan

juga berperan serta dalam pembangunan di

Indonesia.

BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi

kemandirian dan harga diri untuk mengatasi risiko

sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak

tergantung kepada pihak lain dalam membiayai

perawatan pada waktu sakit, kehidupan di hari tua

maupun keluarganya bila meninggal dunia. Harga

diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak

dan bukan dari belas kasihan orang lain.

Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal,

pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan

dilakukan secara gotong royong, di mana yang

muda membantu yang tua, yang sehat membantu

yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi

membantu yang berpenghasilan rendah.

Selanjutnya, motto perusahaan adalah BPJS

Ketenagakerjaan menjadi jembatan menuju

kesejahteraan pekerja. Selanjutnya, nilai perusahaan

adalah Iman, Profesional, Teladan, Integritas, dan

Kerjasama. Iman adalah Taqwa, berfikir positif,

tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas. Profesional

adalah berprestasi, bermental unggul, proaktif dan

bersikap positif terhadap perubahan dan

pembaharuan. Teladan adalah berpandangan jauh

kedepan, penghargaan dan pembimbingan (reward

& encouragement), pemberdayaan. Integritas

adalah berani, komitmen, keterbukaan. Kerjasama

adalah kebersamaan, menghargai pendapat,

menghargai orang lain.

Sementara itu, etos kerja perusahaan yang

diterapkan BPJS Ketenagakerjaan adalah

Teamwork, Open Mind, Passion, Action, Sense

(TOPAS). Teamwork adalah memiliki kemampuan

dalam membangun kerjasama dengan orang lain

atau dengan kelompok untuk mencapai tujuan

perusahaan. Open Mind adalah memiliki

kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima

gagasan baru yang lebih baik. Passion adalah

bersemangat dan antusias dalam melaksanakan

pekerjaan. Action adalah segera melaksanakan

rencana/pekerjaan/tugas yang telah disepakati dan

ditetapkan bersama. Sense adalah rasa memiliki,

kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki

inisiatif yang tinggi untuk memecahkan masalah

perusahaan.

Kepemimpinan dan PelayananMenteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi

mengungkapkan, kepemimpinan sangat penting

dalam menjadikan BPJS Ketenagakerjaan berkelas

dunia, terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam

operasional dan pelayanan. Pimpinan harus mampu

memandu organisasi untuk melaksanakan

operasional lembaga dan memberikan pelayanan

kepada masyarakat.

Yuddy Chrisnadi menegaskan, perlu tindakan

konkrit dari pimpinan agar organisasi senantiasa

menjaga etos kerja dan semangat kerja bagi

pelaksana di dalamnya. Pimpinan harus

menanamkan niat dalam diri masing-masing,

mengamalkan ajaran agama dengan benar

sehingga ada semangat baru yang dapat segera

dilakukan. Pertama, harus melakukan introspeksi

diri di kalangan organisasi, prinsip budaya bangsa

dan budaya negara harus dipertahankan.

Kedua, BPJS Ketenagakerjaan harus

mempunyai manajemen yang siap melayani kapan

pun dan di manapun, dengan mengambil inisiatif

dan aktif untuk memberikan pelayanan kepada

peserta tanpa gembar-gembor, bersih dan

melayani tanpa ada pungutan.

Ketiga, BPJS Ketenagakerjaan harus bisa

menggenggam Indonesia, bukan hanya peserta

yang di perkotaan namun juga peserta di pedesaan

sehingga pelayanan Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan dapat dirasakan seluruh lapisan

masyarakat.

Keempat, BPJS Ketenagakerjaan merupakan

suatu institusi yang berdiri kokoh di atas fondasi

ekonomi kerakyatan, bukan ekonomi yang dikuasai

oleh segelintir orang. n

Page 36: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id36

Kaki Langit

Siang menjelang saat saya menyudahi romansa

yang kesekian kali di alun-alun pasir Bromo.

Jeep yang saya tumpangi pun mulai

meninggalkan kabut tipis bak untaian sutera

yang mengapung di kaldera Bromo. Namun perjalanan

itu belum usai, sukar rasanya menolak ambisi untuk

menguak keindahan alam lainnya dikawasan ini.

Keindahan TNGBTS tak hanya Bromo, ada

keindahan lain di sudut kaki Bromo lainnya. Melipir ke

desa Sapeh, kecamatan Lumbang, Probolinggo, Anda

akan dibuat terperangah oleh sebuah arca nan antik.

Arca yang dimaksud adalah arca Gajah Mada,

Mahapatih Majapahit yang tersohor hingga negeri

Kamboja. Patung itu nampak duduk bersila di atas

sebongkah batu. Dadanya dibiarkan terbuka. Hanya

secarik kain menutupi bagian bawah tubuhnya.

Sesekali angin dingin berhembus dari balik perbukitan

yang berdiri di belakangnya. Tak jauh dari situ,

mengalir sebuah air terjun bernama Madakaripura.

Dimana keindahan pelangi tak hanya dapat dilihat,

namun dapat disentuh dari air yang jatuh disana.

Menurut cerita warga setempat, pengucap

Sumpah Palapa itu pernah bertapa di bawah air terjun

Madakaripura. Patung itu dibangun untuk mengenang

petilasannya.

Dari arca tersebut, lokasi air terjun masih sekitar

satu kilometer lagi. Untuk sampai di air terjun

pengunjung harus berjalan kaki dengan dampingan

seorang pemandu, karena aksesnya hanya berupa

jalan setapak dengan tebing di kiri-kanan. Tak hanya

itu, pengunjung juga harus menyeberangi sungai

selebar sekitar 5 meter yang penuh bebatuan.

Meloncat dari satu batu ke batu lain sering tak

terhindarkan. Namun semua itu akan terbayar lunas

ketika butir-butir air yang melayang dari atas bukit itu

menerpa wajah.

Air terjun menyebar dibeberapa titik sepanjang

200 meter - 300 meter di lokasi ini, masing-masing

serupa lembaran kain sutra raksasa yang menjuntai

dari puncak bukit. Air terjun Madakaripura yang

menjadi titik utama tersembunyi dibalik himpitan bukit

yang menyerupai sebuah gerbang raksasa. Disana

Anda akan melihat Madakaripura dengan ukurannya

yang jauh lebih besar, dramatis dan kental dengan

nuansa mistis.

Serupa tabung raksasa, fenomena alam setinggi

30 meter itu dijuluki air terjun abadi karena tidak

pernah berhenti mencurahkan tirai air halus serupa

curahan hujan bagi orang-orang yang dapat melintas

di bawahnya.. Atapnya nyaris membentuk lingkaran,

membuat berjuta-juta kubik air yang jatuh dari sana

seperti berirama, adakalanya sumber suara deburan air

menjadi rendah, karena aliran air yang jatuh juga

perlahan. Konon disalah satu sudut dibalik air terjun itu

terdapat gua dimana Mahapatih Gajah Mada pernah

bersemedi sebelum akhirnya mencapai

moksa-menghilang secara spiritual dan fisik dari muka

bumi.

Jika cuaca sedang cerah, maka keindahan pelangi

akan terlihat ketika butiran air terjun Madakaripura

memantulkan cahaya mentari. Tak hanya satu, bahkan

ada beberapa pelangi yang berkelap-kelip diantara

aliran sungai di bawah tebing itu. Bak berkecipak

pelangi, saya bisa menyentuhnya dengan mediasi air

yang membiaskan temaran warna-warni. Luar biasa

indah!

Umat Hindu Tengger kerap mengambil air di air

terjun Madakaripura untuk upacara keagamaan.

Mereka menyebutnya sebagai air suci. Kawasan air

terjun ini juga ramai saat malam Satu Suro, banyak

pelaku ritual yang bersemedi di kawasan ini.

Sayangnya, tak sepanjang tahun air terjun ini

dapat diakses, bila musim hujan tiba, beberapa spot di

kawasan ini cenderung akan mengakibatkan longsor

dan banjir. n

Tak terbantahkan, pesona kawasan Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru memang telah menjadi mutiara pemikat abadi bagi dunia pariwisata Indonesia. Keindahannya tak lekang digerus waktu meski beberapa kali mengalami ‘batuk-batuk’ hingga letusan eksplosif. Kontur dinding gunung-gunung disekitar kawasan Bromo memiliki ciri khas tersendiri yang membuat saya selalu ingin kembali.

BERKECIPAK PELANGIDI MADAKARIPURA

Kaki Langit

Page 37: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

37www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

iang menjelang saat saya menyudahi romansa

yang kesekian kali di alun-alun pasir Bromo.

Jeep yang saya tumpangi pun mulai

meninggalkan kabut tipis bak untaian sutera

yang mengapung di kaldera Bromo. Namun perjalanan

itu belum usai, sukar rasanya menolak ambisi untuk

menguak keindahan alam lainnya dikawasan ini.

Keindahan TNGBTS tak hanya Bromo, ada

keindahan lain di sudut kaki Bromo lainnya. Melipir ke

desa Sapeh, kecamatan Lumbang, Probolinggo, Anda

akan dibuat terperangah oleh sebuah arca nan antik.

Arca yang dimaksud adalah arca Gajah Mada,

Mahapatih Majapahit yang tersohor hingga negeri

Kamboja. Patung itu nampak duduk bersila di atas

sebongkah batu. Dadanya dibiarkan terbuka. Hanya

secarik kain menutupi bagian bawah tubuhnya.

Sesekali angin dingin berhembus dari balik perbukitan

yang berdiri di belakangnya. Tak jauh dari situ,

mengalir sebuah air terjun bernama Madakaripura.

Dimana keindahan pelangi tak hanya dapat dilihat,

namun dapat disentuh dari air yang jatuh disana.

Menurut cerita warga setempat, pengucap

Sumpah Palapa itu pernah bertapa di bawah air terjun

Madakaripura. Patung itu dibangun untuk mengenang

petilasannya.

Dari arca tersebut, lokasi air terjun masih sekitar

satu kilometer lagi. Untuk sampai di air terjun

pengunjung harus berjalan kaki dengan dampingan

seorang pemandu, karena aksesnya hanya berupa

jalan setapak dengan tebing di kiri-kanan. Tak hanya

itu, pengunjung juga harus menyeberangi sungai

selebar sekitar 5 meter yang penuh bebatuan.

Meloncat dari satu batu ke batu lain sering tak

terhindarkan. Namun semua itu akan terbayar lunas

ketika butir-butir air yang melayang dari atas bukit itu

menerpa wajah.

Air terjun menyebar dibeberapa titik sepanjang

200 meter - 300 meter di lokasi ini, masing-masing

serupa lembaran kain sutra raksasa yang menjuntai

dari puncak bukit. Air terjun Madakaripura yang

menjadi titik utama tersembunyi dibalik himpitan bukit

yang menyerupai sebuah gerbang raksasa. Disana

Anda akan melihat Madakaripura dengan ukurannya

yang jauh lebih besar, dramatis dan kental dengan

nuansa mistis.

Serupa tabung raksasa, fenomena alam setinggi

30 meter itu dijuluki air terjun abadi karena tidak

pernah berhenti mencurahkan tirai air halus serupa

curahan hujan bagi orang-orang yang dapat melintas

di bawahnya.. Atapnya nyaris membentuk lingkaran,

membuat berjuta-juta kubik air yang jatuh dari sana

seperti berirama, adakalanya sumber suara deburan air

menjadi rendah, karena aliran air yang jatuh juga

perlahan. Konon disalah satu sudut dibalik air terjun itu

terdapat gua dimana Mahapatih Gajah Mada pernah

bersemedi sebelum akhirnya mencapai

moksa-menghilang secara spiritual dan fisik dari muka

bumi.

Jika cuaca sedang cerah, maka keindahan pelangi

akan terlihat ketika butiran air terjun Madakaripura

memantulkan cahaya mentari. Tak hanya satu, bahkan

ada beberapa pelangi yang berkelap-kelip diantara

aliran sungai di bawah tebing itu. Bak berkecipak

pelangi, saya bisa menyentuhnya dengan mediasi air

yang membiaskan temaran warna-warni. Luar biasa

indah!

Umat Hindu Tengger kerap mengambil air di air

terjun Madakaripura untuk upacara keagamaan.

Mereka menyebutnya sebagai air suci. Kawasan air

terjun ini juga ramai saat malam Satu Suro, banyak

pelaku ritual yang bersemedi di kawasan ini.

Sayangnya, tak sepanjang tahun air terjun ini

dapat diakses, bila musim hujan tiba, beberapa spot di

kawasan ini cenderung akan mengakibatkan longsor

dan banjir. n

Page 38: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id38

Resensi

THE HAND BOOK FORQUALITY MANAGEMENTEDISI KE 2

The Hand Book for Quality Management

Edisi ke 2 adalah buku panduan definitif

untuk keunggulan organisasi, telah

diperbaharui mengikuti perkembangan

manajemen terkini.

Buku ini sepenuhnya direvisi oleh dua penulis

yang merupakan pakar manajemen kualitas Thomas

Pyzdek dan Paul Keller untuk American Society

Quality (ASQ) yang bersertifikat Manager Kualitas /

Organisasi Excellence (CMQ / QE).

Demikian pula sebagai buku pegangan untuk

manajemen kualitas : Buku ini sebagai panduan

lengkap untuk Operational Excellence.

Dalam buku tersebut dijelaskan secara

gamblang manajemen kualitas, yang merupakan

aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan

dalam menetapkan dan menjalankan kebijakan

mutu suatu perusahaan/organisasi.

Tujuan manajemen kualitas, adalah “do the

right things righ the first time, every time”.

Teknik manajemen kualitas adalah pemeriksaan

(inspection), deteksi kualitas (quality control),

pencegahan (quality assurance), serta pengarahan

(quality management).

Pemeriksaan (inspeksi) merupakan alat untuk

mengukur kegiatan proses konstruksi untuk

memeriksa apakah standar spesifikasi sudah dicapai

atau belum.

Quality control merupakan teknik dan aktivitas

operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang

dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup

monitoring, mengeliminir problem yang diketahui,

mengurangi penyimpangan/ perubahan yang tidak

perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas

ekonomi.

Quality Assurance adalah seluruh tindakan

yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar

terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu

produk/jasa yang diberikan. Aktivitasnya mencakup

kegiatan proses, baik internal maupun eksternal

termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan.

Prinsip manajemen kualitas – yang dipaparkan

dalam buku ini, meliputi:

1. Customer Focus

2. Leadership

3. Involvement of People

4. Process Approach

5. System Approach to Management

6. Continual Improvement

7. Factual Approach to Decision Making

8. Mutually Beneficial Supplier Relationships

Untuk melihat tingkat kualitas produk atau jasa

dapat digunakan beberapa alat quality tools, antara

lain: process flowchart, cause and effect diagram

(diagram Ishikawa), check sheet, Pareto analysis,

histogram, scatter diagram, dan Statistical Process

Control (SPC) chart.

Manajemen kualitas dilakukak melalui 4 langkah

proses yang dicetuskan oleh W. Edwarda Deming,

yaitu Plan, Do, Check, Act, atau sering disingkat

PDCA. Secara berkelanjutan, kualitas dipantau dan

dikontrol melalui 4 langkah tersebut. Manajemen

kualitas dalam industri dapat diterapkan melalui

TQM dan QMS.

1. Total Quality Management (TQM)

TQM telah menjadi pendekatan yang paling

terkemuka dan tidak tersembunyi untuk

mengembangkan kualitas dari kerja W.E. Deming

dan ahli kualitas lainnya. TQM dilahirkan pada tahun

1980 an sebagai gaya orang Jepang dalam

pendekatan manajemen untuk meningkatkan

kualitas. TQM berorientasi pada konsumen,

kepemimpinan, perencanaan strategi, resposibilitas

karyawan, perbaikan secara berkelanjutan,

kooperasi, metode-metode statistikal, serta training

dan pendidikan.

2. Quality Management System (QMS)

Sistem manajemen kualitas, merupakan sebuah

sistem untuk mencapai kepuasan pelanggan yang

melengkapi sistem-sistem lain perusahaan. QMS

diperlukan untuk memastikan produk atau jasa yang

dihasilkan memiliki kualitas yang diharapkan dan

telah dirancang.

Beberapa perusahaan terkenal karena

kesuksesan sistem manajemen kualitasnya, seperti :

1. Toyota

Toyota berhasil mengalahkan GM (General

Motor) dengan prinsip kaizen-nya. Kaizen

merupakan bahasa Jepang yang berasal dari huruf

‘kai’ dan ‘zen’, yang berarti baik dan perubahan.

Secara tersirat, kaizen berarti perbaikan secara

kerkelanjutan (continuous improvement).

Pada dasarnya, prinsip keizen menuntut

partisipasi tiap orang dalam organisasi/perusahaan

untuk berubah menjadi lebih baik lagi secara

berkelanjutan. Dengan peran serta seluruh anggota

organisasi, maka dengan sendirinya kualitas produk

yang dihasilkan pun akan menjadi lebih bagus lagi.

2. Motorolla

Motorolla berhasil menemukan dan

menerapkan prinsip Six Sigma di dalam

perusahaannya. Di dalam buku The Six Sigma

Handbook karya Thomas Pyzdek dan Paul A. Keller,

Six Sigma merupakan implementasi secara ketat,

fokus, dan sangat efektif dari prinsip-prinsip dan

teknik-teknik.

Sedangkan menurut Wikipedia.com, six sigma

adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan

untuk mengganti Total Quality Management (TQM),

sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas

dengan mendalami sistem produksi perusahaan

secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk,

menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu,

memangkas waktu pembuatan produk, dan

mengurangi biaya.

Six Sigma juga disebut sistem komprehensif –

maksudnya, adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat –

untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis.

Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada

peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin

ilmu karena mengikuti model formal, yaitu DMAIC

(Difine, Measure, Analyze, Improve, Control) dan alat

karena digunakan bersamaan dengan lainnya,

seperti diagram Pareto (Pareto Chart) dan

histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan

kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk

mengidentifikasi dan memecahkan masalah.

Kemampuan ini adalah hal yang fundamental dalam

filosofi Six Sigma. n

Profil Buku

ISBN : 0071799249

Rilis I : 2013

Rilis II : 2016

Halaman : 512

Penulis : Thomas Pyzdek, Paul

Keller

Penerbit : McGraw-Hill Education

Binding : Hardcover

Harga : Rp 1.551.000

Ketersediaan : Pesan dalam 24 jam

Resensi Terkait : Industri,

Manajemen, Quality Control,

Manajemen, Produksi, Operasi &

Manajemen, Quality Control,

Teknik

Page 39: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

39www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Resensi

he Hand Book for Quality Management

Edisi ke 2 adalah buku panduan definitif

untuk keunggulan organisasi, telah

diperbaharui mengikuti perkembangan

manajemen terkini.

Buku ini sepenuhnya direvisi oleh dua penulis

yang merupakan pakar manajemen kualitas Thomas

Pyzdek dan Paul Keller untuk American Society

Quality (ASQ) yang bersertifikat Manager Kualitas /

Organisasi Excellence (CMQ / QE).

Demikian pula sebagai buku pegangan untuk

manajemen kualitas : Buku ini sebagai panduan

lengkap untuk Operational Excellence.

Dalam buku tersebut dijelaskan secara

gamblang manajemen kualitas, yang merupakan

aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan

dalam menetapkan dan menjalankan kebijakan

mutu suatu perusahaan/organisasi.

Tujuan manajemen kualitas, adalah “do the

right things righ the first time, every time”.

Teknik manajemen kualitas adalah pemeriksaan

(inspection), deteksi kualitas (quality control),

pencegahan (quality assurance), serta pengarahan

(quality management).

Pemeriksaan (inspeksi) merupakan alat untuk

mengukur kegiatan proses konstruksi untuk

memeriksa apakah standar spesifikasi sudah dicapai

atau belum.

Quality control merupakan teknik dan aktivitas

operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang

dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup

monitoring, mengeliminir problem yang diketahui,

mengurangi penyimpangan/ perubahan yang tidak

perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas

ekonomi.

Quality Assurance adalah seluruh tindakan

yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar

terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu

produk/jasa yang diberikan. Aktivitasnya mencakup

kegiatan proses, baik internal maupun eksternal

termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan.

Prinsip manajemen kualitas – yang dipaparkan

dalam buku ini, meliputi:

1. Customer Focus

2. Leadership

3. Involvement of People

4. Process Approach

5. System Approach to Management

6. Continual Improvement

7. Factual Approach to Decision Making

8. Mutually Beneficial Supplier Relationships

Untuk melihat tingkat kualitas produk atau jasa

dapat digunakan beberapa alat quality tools, antara

lain: process flowchart, cause and effect diagram

(diagram Ishikawa), check sheet, Pareto analysis,

histogram, scatter diagram, dan Statistical Process

Control (SPC) chart.

Manajemen kualitas dilakukak melalui 4 langkah

proses yang dicetuskan oleh W. Edwarda Deming,

yaitu Plan, Do, Check, Act, atau sering disingkat

PDCA. Secara berkelanjutan, kualitas dipantau dan

dikontrol melalui 4 langkah tersebut. Manajemen

kualitas dalam industri dapat diterapkan melalui

TQM dan QMS.

1. Total Quality Management (TQM)

TQM telah menjadi pendekatan yang paling

terkemuka dan tidak tersembunyi untuk

mengembangkan kualitas dari kerja W.E. Deming

dan ahli kualitas lainnya. TQM dilahirkan pada tahun

1980 an sebagai gaya orang Jepang dalam

pendekatan manajemen untuk meningkatkan

kualitas. TQM berorientasi pada konsumen,

kepemimpinan, perencanaan strategi, resposibilitas

karyawan, perbaikan secara berkelanjutan,

kooperasi, metode-metode statistikal, serta training

dan pendidikan.

2. Quality Management System (QMS)

Sistem manajemen kualitas, merupakan sebuah

sistem untuk mencapai kepuasan pelanggan yang

melengkapi sistem-sistem lain perusahaan. QMS

diperlukan untuk memastikan produk atau jasa yang

dihasilkan memiliki kualitas yang diharapkan dan

telah dirancang.

Beberapa perusahaan terkenal karena

kesuksesan sistem manajemen kualitasnya, seperti :

1. Toyota

Toyota berhasil mengalahkan GM (General

Motor) dengan prinsip kaizen-nya. Kaizen

merupakan bahasa Jepang yang berasal dari huruf

‘kai’ dan ‘zen’, yang berarti baik dan perubahan.

Secara tersirat, kaizen berarti perbaikan secara

kerkelanjutan (continuous improvement).

Pada dasarnya, prinsip keizen menuntut

partisipasi tiap orang dalam organisasi/perusahaan

untuk berubah menjadi lebih baik lagi secara

berkelanjutan. Dengan peran serta seluruh anggota

organisasi, maka dengan sendirinya kualitas produk

yang dihasilkan pun akan menjadi lebih bagus lagi.

2. Motorolla

Motorolla berhasil menemukan dan

menerapkan prinsip Six Sigma di dalam

perusahaannya. Di dalam buku The Six Sigma

Handbook karya Thomas Pyzdek dan Paul A. Keller,

Six Sigma merupakan implementasi secara ketat,

fokus, dan sangat efektif dari prinsip-prinsip dan

teknik-teknik.

Sedangkan menurut Wikipedia.com, six sigma

adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan

untuk mengganti Total Quality Management (TQM),

sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas

dengan mendalami sistem produksi perusahaan

secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk,

menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu,

memangkas waktu pembuatan produk, dan

mengurangi biaya.

Six Sigma juga disebut sistem komprehensif –

maksudnya, adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat –

untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis.

Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada

peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin

ilmu karena mengikuti model formal, yaitu DMAIC

(Difine, Measure, Analyze, Improve, Control) dan alat

karena digunakan bersamaan dengan lainnya,

seperti diagram Pareto (Pareto Chart) dan

histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan

kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk

mengidentifikasi dan memecahkan masalah.

Kemampuan ini adalah hal yang fundamental dalam

filosofi Six Sigma. n

Page 40: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id40

Relasi

Untuk memberikan komitmen atas terpenuhinya kebutuhan rumah bagi masyarakat Indonesia, termasuk kebutuhan rumah bagi para pekerja, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melakukan sinergi dengan BPJS Ketenagakerjaan menyediakan rumah bagi pekerja. Kerjasama ini, merupakan sinergi 2 BUMN dalam rangka mendukung program pemerintah terkait sejuta rumah.

PT Bank Tabungan Negara (Pesero), Tbk

(Bank BTN) bersama Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan menjalin kerja sama

terkait pengadaan perumahan bagi pekerja. Dengan

kerja sama tersebut, peserta BPJS ketenagakerjaan

bisa mendapatkan bunga kredit pemilikan rumah

(KPR) yang lebih ringan.

Direktur Utama Bank BTN, Maryono

menegaskan, bentuk pembiayaan meliputi kredit

konstruksi, kredit pemilikan rumah, dan pinjaman

uang muka perumahan. Seluruh proses pengajuan

KPR mengacu pada syarat dan ketentuan yang

diberlakukan Bank BTN. Di samping itu, tambahnya,

Bank BTN juga memegang otoritas yang mengatur

bidang usaha perbankan. "Khusus untuk pinjaman

uang muka dan pengajuan kredit konstruksi

mengacu pada jangka waktu yang kita tetapkan

maksimal 15 tahun," ucapnya.

Untuk suku bunga, lanjut Maryono, akan

disesuaikan dengan BI Rate dan perhitungan dari

Bank BTN. Khusus untuk pengajuan kredit

pemiilikan rumah nonsubsidi dan pinjaman uang

muka, peserta atau debitur dikenakan suku bunga

sesuai BI Rate ditambah 3% per tahun. Sementara

suku bunga kredit pemilikan rumah subsidi

mengikuti ketentuan pemerintah dan sistem anuitas

tahunan dari Bank BTN.

Program KPR yang digelontorkan Bank BTN

bagi pekerja ini, terang Maryono, merupakan

fasilitas yang diberikan Bank BTN bersama BPJS

Ketenagakerjaan kepada para pekerja dan

perusahaan yang telah terdaftar sebagai peserta

program jaminan sosial ketenagakerjaan dan

memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas

perumahan. “Program ini merupakan komitmen

kami dalam pemenuhan rumah rakyat sekaligus

menjawab kebutuhan rumah bagi para pekerja di

dalam negeri.

Program ini, lanjutnya, merupakan fasilitas

yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para

pekerja dan perusahaan yang telah terdaftar

sebagai peserta program jaminan sosial

ketenagakerjaan dan memenuhi syarat untuk

mendapatkan fasilitas perumahan. Dalam hal ini,

Bank BTN akan memberikan fasilitas menyangkut

Kredit Konstruksi (KK), KPR dan Pinjaman Uang

Muka (PUM),” ujar Direktur Utama Bank BTN ini.

Lebih lanjut Maryono menjelaskan, skema

kerjasama BTN dengan BPJS Ketenagakerjaan,

dilakukan di awal pembukaan dan penempatan

rekening perumahan pekerja kerjasama bank,

program jaminan hari tua dalam bentuk deposito

yang bersumber dari dana jaminan hari tua yang

dibuka atas nama BPJS Ketenagakerjaan di Bank

BTN.

Menurut Maryono, penempatan dilakukan

secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Pola

penyaluran dana ini adalah executing yang

dilakukan oleh Bank BTN dalam bentuk KK, KPR dan

PUM. “Pelaksanaan dan segala risiko pembiayaan

PPKB ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab BTN.

Ini terkait dengan kompetensi dan pengalaman

pembiayaan perumahan yang sudah dilakukan BTN

selama ini. Kami akan profesional menjalankan

program ini dan tetap akan GCG,” paparnya.

Jangka waktu maksimal kredit untuk pemilikan

rumah dapat dilakukan sampai 20 tahun, sementara

jangka waktu pinjaman uang muka perumahan

mengacu pada jangka waktu yang ditetapkan Bank

BTN dengan batas maksimal 15 tahun. Berbeda

dengan jangka waktu kredit konstruksi yang hanya

mengacu pada jangka waktu kredit yang berlaku di

Bank BTN.

Sebagaimana diketahui, kerjasama Bank BTN

dengan BPJS Ketenagakerjaan dimulai sejak tahun

2006 dengan Program Perumahan Bagi Peserta

Jamsostek melalui Kredit Pemilikan Rumah

Sederhana Sehat Jamsostek (KPRSHJ), Kredit

Pemilikan Rumah Jamsostek (KPRJ), Kredit

Kontruksi Jamsostek (KKJ). Tahun 2008 kerjasama

tersebut berubah menjadi Pinjaman Uang Muka

(PUMP-KB) Jamsostek. Sampai dengan Juni 2015

telah terealisasi dari kerjasama program ini rumah

sebanyak 29.945 unit dengan jumlah penyaluran

lebih dari Rp560 Miliar.

Saat ini, Bank BTN masih menguasai market

share pembiayaan perumahan per Juni 2015

tercatat mencapai 29,4%. Sampai dengan Triwulan

III 2015 tercatat Kredit dan Pembiayaan Bank BTN

tumbuh 19,04% dari Rp110,54 Triliun pada tahun

2014 menjadi Rp131,58 Triliun pada 30 September

2015. Kredit dan pembiayaan yang diberikan Bank

BTN tumbuh lebih baik diatas rata-rata industri

nasional per Agustus 2015 yang berada pada kisaran

10,96%. “Bank BTN memproyeksikan kredit yang

diberikan perseroan akan terus tumbuh sampai

dengan akhir tahun 2015. Kami mempunyai target

sampai dengan akhir tahun pertumbuhan kredit

berada pada kisaran 18% – 19%,” papar Maryono. n

BTN SIAP MENYEDIAKANRUMAH BAGI PEKERJA

Foto: btn.co.id Direktur Utama Bank BTN, Maryono

Page 41: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

41www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Relasi

T Bank Tabungan Negara (Pesero), Tbk

(Bank BTN) bersama Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan menjalin kerja sama

terkait pengadaan perumahan bagi pekerja. Dengan

kerja sama tersebut, peserta BPJS ketenagakerjaan

bisa mendapatkan bunga kredit pemilikan rumah

(KPR) yang lebih ringan.

Direktur Utama Bank BTN, Maryono

menegaskan, bentuk pembiayaan meliputi kredit

konstruksi, kredit pemilikan rumah, dan pinjaman

uang muka perumahan. Seluruh proses pengajuan

KPR mengacu pada syarat dan ketentuan yang

diberlakukan Bank BTN. Di samping itu, tambahnya,

Bank BTN juga memegang otoritas yang mengatur

bidang usaha perbankan. "Khusus untuk pinjaman

uang muka dan pengajuan kredit konstruksi

mengacu pada jangka waktu yang kita tetapkan

maksimal 15 tahun," ucapnya.

Untuk suku bunga, lanjut Maryono, akan

disesuaikan dengan BI Rate dan perhitungan dari

Bank BTN. Khusus untuk pengajuan kredit

pemiilikan rumah nonsubsidi dan pinjaman uang

muka, peserta atau debitur dikenakan suku bunga

sesuai BI Rate ditambah 3% per tahun. Sementara

suku bunga kredit pemilikan rumah subsidi

mengikuti ketentuan pemerintah dan sistem anuitas

tahunan dari Bank BTN.

Program KPR yang digelontorkan Bank BTN

bagi pekerja ini, terang Maryono, merupakan

fasilitas yang diberikan Bank BTN bersama BPJS

Ketenagakerjaan kepada para pekerja dan

perusahaan yang telah terdaftar sebagai peserta

program jaminan sosial ketenagakerjaan dan

memenuhi syarat untuk mendapatkan fasilitas

perumahan. “Program ini merupakan komitmen

kami dalam pemenuhan rumah rakyat sekaligus

menjawab kebutuhan rumah bagi para pekerja di

dalam negeri.

Program ini, lanjutnya, merupakan fasilitas

yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para

pekerja dan perusahaan yang telah terdaftar

sebagai peserta program jaminan sosial

ketenagakerjaan dan memenuhi syarat untuk

mendapatkan fasilitas perumahan. Dalam hal ini,

Bank BTN akan memberikan fasilitas menyangkut

Kredit Konstruksi (KK), KPR dan Pinjaman Uang

Muka (PUM),” ujar Direktur Utama Bank BTN ini.

Lebih lanjut Maryono menjelaskan, skema

kerjasama BTN dengan BPJS Ketenagakerjaan,

dilakukan di awal pembukaan dan penempatan

rekening perumahan pekerja kerjasama bank,

program jaminan hari tua dalam bentuk deposito

yang bersumber dari dana jaminan hari tua yang

dibuka atas nama BPJS Ketenagakerjaan di Bank

BTN.

Menurut Maryono, penempatan dilakukan

secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Pola

penyaluran dana ini adalah executing yang

dilakukan oleh Bank BTN dalam bentuk KK, KPR dan

PUM. “Pelaksanaan dan segala risiko pembiayaan

PPKB ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab BTN.

Ini terkait dengan kompetensi dan pengalaman

pembiayaan perumahan yang sudah dilakukan BTN

selama ini. Kami akan profesional menjalankan

program ini dan tetap akan GCG,” paparnya.

Jangka waktu maksimal kredit untuk pemilikan

rumah dapat dilakukan sampai 20 tahun, sementara

jangka waktu pinjaman uang muka perumahan

mengacu pada jangka waktu yang ditetapkan Bank

BTN dengan batas maksimal 15 tahun. Berbeda

dengan jangka waktu kredit konstruksi yang hanya

mengacu pada jangka waktu kredit yang berlaku di

Bank BTN.

Sebagaimana diketahui, kerjasama Bank BTN

dengan BPJS Ketenagakerjaan dimulai sejak tahun

2006 dengan Program Perumahan Bagi Peserta

Jamsostek melalui Kredit Pemilikan Rumah

Sederhana Sehat Jamsostek (KPRSHJ), Kredit

Pemilikan Rumah Jamsostek (KPRJ), Kredit

Kontruksi Jamsostek (KKJ). Tahun 2008 kerjasama

tersebut berubah menjadi Pinjaman Uang Muka

(PUMP-KB) Jamsostek. Sampai dengan Juni 2015

telah terealisasi dari kerjasama program ini rumah

sebanyak 29.945 unit dengan jumlah penyaluran

lebih dari Rp560 Miliar.

Saat ini, Bank BTN masih menguasai market

share pembiayaan perumahan per Juni 2015

tercatat mencapai 29,4%. Sampai dengan Triwulan

III 2015 tercatat Kredit dan Pembiayaan Bank BTN

tumbuh 19,04% dari Rp110,54 Triliun pada tahun

2014 menjadi Rp131,58 Triliun pada 30 September

2015. Kredit dan pembiayaan yang diberikan Bank

BTN tumbuh lebih baik diatas rata-rata industri

nasional per Agustus 2015 yang berada pada kisaran

10,96%. “Bank BTN memproyeksikan kredit yang

diberikan perseroan akan terus tumbuh sampai

dengan akhir tahun 2015. Kami mempunyai target

sampai dengan akhir tahun pertumbuhan kredit

berada pada kisaran 18% – 19%,” papar Maryono. n

Foto: btnproperti.co.id

Page 42: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id42

Tips

Undang-undang mengamanatkan bahwa setiap peserta yang mendapat musibah kecelakaan saat bekerja wajib mendapat santunan apalagi itu menyebabkan meninggal dunia. Karyawan yang mengalami kecelakaan saat menjalankan pekerjaan yang menyebabkan meninggal dunia, maka ahli waris mendapatkan santunan sebesar 48 kali gaji almarhum yang dilaporkan ke BPJS Ketenagakerjaan.

Beberapa waktu yang lalu, Dewi Steffani istri

dari almarhum Hadiansyah yang meninggal

akibat kecelakaan kerja di Bandung

langsung menerima santunan sebesar Rp

188 juta dari BPJS Ketenagakerjaan. Santunan

tersebut sebesar 48 kali gaji yang dilaporkan kepada

BPJS Ketenagakerjaan.

Menurut Kepala Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Bandung Suci, Darmadi, total klaim

yang diterima ahli waris almarhum Hadiansyah

mencapai Rp 188 juta. “Penyerahan santunan tersebut

mencapai 188 juta rupiah, karena termasuk kategori

kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dunia dan

terjadinya saat bekerja, dan semua santunan

merupakan hak dari wahli waris, semoga bermanfaat

dan dapat digunakan dengan sebaiknya,” kata Suci

Darmadi, beberapa waktu yang lalu.

Hal tersebut di atas memberikan gambaran

bahwa untuk mengajukan klaim manfaat dari program

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah sangat

mudah. Jika ada yang mengajukan untuk

mendapatkan klaim JKK sangat sulit dan berbelit-belit

barangkali hal tersebut disebabkan karena prosedur

pengajuan klaim yang telah ditetapkan BPJS

Ketenagakerjaan tidak diikuti dengan benar.

JKK merupakan program BPJS Ketenagkerjaan

yang bertujuan untuk melindungi pekerja dari risiko

dan akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Pekerja

berhak mendapatkan perlindungan tersebut

sebagaimana telah diatur dalam UU No. 24 Tahun 2011

tentang Badan Penyelengaara Jaminan Sosial. BPJS

Ketenagakerjaan selalu berupaya memberikan

perlindungan bagi tenaga kerja seperti yang telah

diamanatkan oleh Undang Undang demi mewujudkan

kesejahteraan bagi setiap pekerja.

Tentang JKKKecelakaan kerja yang timbul akibat hubungan

kerja merupakan risiko yang dihadapi oleh tenaga kerja

dalam melakukan pekerjaannya. Adanya jaminan

kecelakaan kerja sangat bermanfaat untuk

menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh

penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko sosial

seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja

baik fisik maupun mental. Kesehatan dan keselamatan

tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha

atau perusahaan sehingga pengusaha memiliki

kewajiban untuk membayar iuran jaminan sosial

tenaga kerja.

Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga

kerja yang mengalami kecelakaan, dimulai pada saat

berangkat kerja sampai tiba kembali di rumah atau

termasuk menderita penyakit akibat hubungan kerja.

Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan

oleh perusahaan.

Program JKK memberikan perlindungan atas

risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,

termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan

dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan

penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Iuran dibayarkan oleh pemberi kerja yang

dibayarkan (bagi peserta penerima upah), tergantung

pada tingkat risiko lingkungan kerja, yang besarannya

dievaluasi paling lama 2 (tahun) sekali. Untuk tingkat

risiko lingkungan kerja sangat rendah besaran iuran

0,24% dari upah sebulan, tingkat risiko rendah (0,54%

dari upah sebulan), tingkat risiko sedang (0,89% dari

upah sebulan), tingkat risiko tinggi (1,27% dari upah

sebulan) dan tingkat risiko sangat tinggi (1,74% dari

upah sebulan).

Untuk kecelakaan kerja yang terjadi sejak 1 Juli

2015 harus diperhatikan adanya masa kadaluarsa klaim

untuk mendapatkan manfaat. Masa kadaluarsa klaim

selama selama 2 (dua) tahun dihitung dari tanggal

kejadian kecelakaan. Perusahaan harus tertib

melaporkan baik secara lisan (manual) ataupun

elektronik atas kejadian kecelakaan kepada BPJS

Ketenagakerjaan selambatnya 2 kali 24 jam setelah

kejadian kecelakaan, dan perusahaan segera

menindaklanjuti laporan yang telah dibuat tersebut

dengan mengirimkan formulir kecelakaan kerja tahap I

yang telah dilengkapi dengan dokumen pendukung.

Adapun manfaat yang diberikan dari program JKK

BPJS Ketenagakerjaan antara lain berupa: (1) pelayanan

kesehatan (perawatan dan pengobatan), (2) santunan

berbentuk uang (penggantian biaya pengangkutan,

sementara tidak mampu bekerja, santunan kecacatan,

santunan kematian dan biaya pemakaman).

Cara Pengajuan Klaim Tata cara pengajuan klaim jaminan dari program

JKK BPJS Ketenagakerjaan sangat mudah. BPJS

Ketenagakerjaan telah membuat tata cara pengajuan

klaim jaminan dari program JKK sebagaiman di bawah

ini.

Pertama, apabila terjadi kecelakaan kerja,

pengusaha wajib mengisi form BPJS Ketenagakerjaan 3

(laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada

BPJS Ketenagakerjaan tidak lebih dari 2 x 24 Jam

terhitung sejak terjadinya kecelakaan.

Kedua, setelah tenaga kerja dinyatakan

sembuh/meninggal dunia oleh dokter yang merawat,

pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan kecelakaan

tahap II) dan dikirim kepada BPJS Ketenagakerjaan

tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan

sembuh/meninggal. Selanjutnya BPJS Ketenagakerjaan

akan menghitung dan membayar santunan dan ganti

rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga

kerja/ahli waris.

Ketiga, form BPJS Ketenagakerjaan 3a berfungsi

sebagai pengajuan permintaan pembayaran jaminan

disertai bukti sebagai berikut: (1) fotokopi kartu peserta

(KPJ), (2) surat keterangan dokter yang merawat

dalam bentuk form BPJS Ketenagakerjaan 3b atau 3c,

(3) kuitansi biaya pengobatan dan perawatan serta

kwitansi pengangkutan.

Semua persyaratan tersebut wajib dilengkapi

untuk kelancaran proses klaim jaminan dari program

JKK BPJS Ketenagakerjaan. n

CARA MUDAHMENGAJUKANKLAIM JKK

Page 43: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

43www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Tips

eberapa waktu yang lalu, Dewi Steffani istri

dari almarhum Hadiansyah yang meninggal

akibat kecelakaan kerja di Bandung

langsung menerima santunan sebesar Rp

188 juta dari BPJS Ketenagakerjaan. Santunan

tersebut sebesar 48 kali gaji yang dilaporkan kepada

BPJS Ketenagakerjaan.

Menurut Kepala Kantor Cabang BPJS

Ketenagakerjaan Bandung Suci, Darmadi, total klaim

yang diterima ahli waris almarhum Hadiansyah

mencapai Rp 188 juta. “Penyerahan santunan tersebut

mencapai 188 juta rupiah, karena termasuk kategori

kecelakaan yang mengakibatkan meninggal dunia dan

terjadinya saat bekerja, dan semua santunan

merupakan hak dari wahli waris, semoga bermanfaat

dan dapat digunakan dengan sebaiknya,” kata Suci

Darmadi, beberapa waktu yang lalu.

Hal tersebut di atas memberikan gambaran

bahwa untuk mengajukan klaim manfaat dari program

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah sangat

mudah. Jika ada yang mengajukan untuk

mendapatkan klaim JKK sangat sulit dan berbelit-belit

barangkali hal tersebut disebabkan karena prosedur

pengajuan klaim yang telah ditetapkan BPJS

Ketenagakerjaan tidak diikuti dengan benar.

JKK merupakan program BPJS Ketenagkerjaan

yang bertujuan untuk melindungi pekerja dari risiko

dan akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Pekerja

berhak mendapatkan perlindungan tersebut

sebagaimana telah diatur dalam UU No. 24 Tahun 2011

tentang Badan Penyelengaara Jaminan Sosial. BPJS

Ketenagakerjaan selalu berupaya memberikan

perlindungan bagi tenaga kerja seperti yang telah

diamanatkan oleh Undang Undang demi mewujudkan

kesejahteraan bagi setiap pekerja.

Tentang JKKKecelakaan kerja yang timbul akibat hubungan

kerja merupakan risiko yang dihadapi oleh tenaga kerja

dalam melakukan pekerjaannya. Adanya jaminan

kecelakaan kerja sangat bermanfaat untuk

menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh

penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko sosial

seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja

baik fisik maupun mental. Kesehatan dan keselamatan

tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha

atau perusahaan sehingga pengusaha memiliki

kewajiban untuk membayar iuran jaminan sosial

tenaga kerja.

Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga

kerja yang mengalami kecelakaan, dimulai pada saat

berangkat kerja sampai tiba kembali di rumah atau

termasuk menderita penyakit akibat hubungan kerja.

Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan

oleh perusahaan.

Program JKK memberikan perlindungan atas

risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja,

termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan

dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan

penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Iuran dibayarkan oleh pemberi kerja yang

dibayarkan (bagi peserta penerima upah), tergantung

pada tingkat risiko lingkungan kerja, yang besarannya

dievaluasi paling lama 2 (tahun) sekali. Untuk tingkat

risiko lingkungan kerja sangat rendah besaran iuran

0,24% dari upah sebulan, tingkat risiko rendah (0,54%

dari upah sebulan), tingkat risiko sedang (0,89% dari

upah sebulan), tingkat risiko tinggi (1,27% dari upah

sebulan) dan tingkat risiko sangat tinggi (1,74% dari

upah sebulan).

Untuk kecelakaan kerja yang terjadi sejak 1 Juli

2015 harus diperhatikan adanya masa kadaluarsa klaim

untuk mendapatkan manfaat. Masa kadaluarsa klaim

selama selama 2 (dua) tahun dihitung dari tanggal

kejadian kecelakaan. Perusahaan harus tertib

melaporkan baik secara lisan (manual) ataupun

elektronik atas kejadian kecelakaan kepada BPJS

Ketenagakerjaan selambatnya 2 kali 24 jam setelah

kejadian kecelakaan, dan perusahaan segera

menindaklanjuti laporan yang telah dibuat tersebut

dengan mengirimkan formulir kecelakaan kerja tahap I

yang telah dilengkapi dengan dokumen pendukung.

Adapun manfaat yang diberikan dari program JKK

BPJS Ketenagakerjaan antara lain berupa: (1) pelayanan

kesehatan (perawatan dan pengobatan), (2) santunan

berbentuk uang (penggantian biaya pengangkutan,

sementara tidak mampu bekerja, santunan kecacatan,

santunan kematian dan biaya pemakaman).

Cara Pengajuan Klaim Tata cara pengajuan klaim jaminan dari program

JKK BPJS Ketenagakerjaan sangat mudah. BPJS

Ketenagakerjaan telah membuat tata cara pengajuan

klaim jaminan dari program JKK sebagaiman di bawah

ini.

Pertama, apabila terjadi kecelakaan kerja,

pengusaha wajib mengisi form BPJS Ketenagakerjaan 3

(laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada

BPJS Ketenagakerjaan tidak lebih dari 2 x 24 Jam

terhitung sejak terjadinya kecelakaan.

Kedua, setelah tenaga kerja dinyatakan

sembuh/meninggal dunia oleh dokter yang merawat,

pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan kecelakaan

tahap II) dan dikirim kepada BPJS Ketenagakerjaan

tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan

sembuh/meninggal. Selanjutnya BPJS Ketenagakerjaan

akan menghitung dan membayar santunan dan ganti

rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga

kerja/ahli waris.

Ketiga, form BPJS Ketenagakerjaan 3a berfungsi

sebagai pengajuan permintaan pembayaran jaminan

disertai bukti sebagai berikut: (1) fotokopi kartu peserta

(KPJ), (2) surat keterangan dokter yang merawat

dalam bentuk form BPJS Ketenagakerjaan 3b atau 3c,

(3) kuitansi biaya pengobatan dan perawatan serta

kwitansi pengangkutan.

Semua persyaratan tersebut wajib dilengkapi

untuk kelancaran proses klaim jaminan dari program

JKK BPJS Ketenagakerjaan. n

Page 44: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id44

HRClinic

Tentang Pengasuh Rubrik:Brian Aprinto, SPHR adalah penulis buku manajemen SDM terlaris Buku Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia dan Buku Pedoman Lengkap Softskills. Kunci Sukses dalam Karir, Bisnis dan Kehidupan Pribadi. Brian juga orang Indonesia pertama yang tersertifikasi Senior Professional in Human Resource (SPHR) dari Human Resource Certification Institute (HRCI) di Amerika.

Halo Pak Brian,

Nama saya Yuri dari Jakarta. Saat ini saya

sedang merintis menjadi pemilik usaha yang sedang

berkembang. Kondisi yang saya alami jauh berbeda

dengan ketika saya masih menjadi karyawan.

Sebagai karyawan saya tidak memiliki rasa

tanggungjawab kepada diri sendiri apalagi

terhadap nafkah karyawan saya. Sebagai

wirausahawan saya harus memeras pikiran dan

tenaga untuk memperoleh penghasilan, sedangkan

dahulu sebagai karyawan saya pasti akan menerima

gaji tiap tanggal 25. Bagaimanakah meneguhkan

diri saya untuk tetap termotivasi mencapai tujuan

pribadi saya? Saya tidak ingin karena bosan atau

ada hambatan maka saya cepat menyerah dan

berbalik haluan kembali menjadi karyawan. Terima

kasih.

Jawab

Salam kenal Pak Yuri, untuk berkomitmen pada

sasaran anda terlebih dahulu anda perlu

menetapkan tujuan anda. Tujuan menciptakan

suatu alasan/motif agar anda termotivasi bekerja.

Kita seyogyanya bekerja untuk mewujudkan misi

dan visi pribadi. Bersedia menabur terlebih dahulu

baru menerima imbalan. Sehingga tujuan akhir

berupa uang dapat menjadi sandungan bagi usaha

kita. Semua orang membutuhkan uang, namun

uang bukan satu-satunya hal yang penting dalam

kehidupan.

Tujuan dapat berbentuk fisik atau abstrak.

Tujuan yang berbentuk fisik misalnya rumah, mobil,

kapal, jabatan, nail haji atau kekuasaan. Tujuan yang

berbentuk abstrak misalnya menjadi manusia yang

lebih baik, membangun karakter, mengumpulkan

pengetahuan dan lainnya.

Agar tujuan tersebut membangkitkan

semangat, perlu menyentuh emosi dalam diri

seseorang hingga ke bawah sadarnya. Untuk

menginternalisasikan tujuan pribadi, dapat

digunakan cara seperti menyatakan tujuan dan

menuliskannya pada kertas serta menempelkan di

tembok. Kertas ini setiap hari dibacakannya

keras-keras. Lalu membuat visualisasi impiannya

dengan menempelkan gambar rumah atau mobil

idamannya. Hal ini dilakukan untuk

menginternalisasikan tujuan mereka dalam hati

mereka.

Manfaat menginternalisasi tujuan kedalam

emosi bawah sadar ini yaitu meningkatkan

semangat serta memandu mereka mencapai tujuan

tersebut. Ketika suatu tujuan telah terkait dengan

emosi, maka emosi mereka melakukan sensor

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

pencapaian tujuan dan memandu pada

peluang-peluang untuk mencapainya.

Dengan demikian, untuk membuat diri anda

konsisten mencapai tujuan yaitu dengan

menetapkan tujuan. Tujuan tersebut tidak hanya

sekedar dibuat namun juga direnungkan dan

diinternalisasikan. Tujuannya agar membangkitkan

semangat motivasi diri untuk mencapainya dan

menciptakan sensor emosi yang memandu

pencapaian tujuan-tujuan tersebut. n

ada tanggal 5 Desember 2015 yang lalu

BPJS Ketenagakerjaan merayakan HUT

ke-38. Acara puncak hari jadi BPJS

Ketenagakerjaan yang semula bernama

Jamsostek diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta,

8 Desember 2015. Acara ini mengangkat tema

“Upaya Optimalisasi Peran BPJS Ketenagakerjaan

dalam Mewujudkan Kesejahteraan Pekerja”, dihadiri

sesepuh BPJS Ketenagakerjaan, perwakilan

Kementerian, pengusaha, dan perwakilan dari

serikat pekerja.

Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan,

Elvyn G Masassya, BPJS Ketenagakerjaan ke

depannya harus bisa mentransformasikan

masyarakat kerja di Indonesia untuk menjadi

mandiri dan bermartabat. BPJS Ketenagakerjaan

telah mulai melakukan transformasi sejak dua tahun

lalu dengan melakukan inovasi perubahan secara

lebih baik.

Elvyn G Masassya menuturkan, hari ulang tahun

dimaknai dengan instropeksi, kontemplasi,

retrospeksi terhadap apa yang telah dilakukan, apa

yang sedang dilakukan, dan apa yang akan

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan ke depan. BPJS

Ketenagakerjaan telah melakukan banyak

perubahan di bidang kepesertaan, investasi, IT,

keuangan, SDM, dan tata kelola. "Keseluruhan itu

kami rangkai dan bangun dalam peran budaya kerja

dan bisnis proses yang baru," kata Elvyn G

Masassya.

Selenggarakan Fun RunSebelum acara puncak peringatan HUT ke-38,

BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan

kompetisi lari "BPJS Ketenagakerjaan Fun Run 5K"

yang digelar di 11 kota di Indonesia, yaitu Medan,

Batam, Lampung, Serang, Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar dan

Balikpapan. Acara yang sekaligus dilakukan untuk

menjaring kepesertaan ini mendapat sambutan luar

biasa dari masyarakat.

Kegiatan lomba lari “BPJS Ketenagakerjaan

Fun Run 5K” dimulai di Kota Batam pada tanggal 14

November 2015 dan puncaknya di Stadion Gelora

Bung Karno Jakarta pada tanggal 13 Desember

2015. Menurut Kepala Urusan Komunikasi Eksternal

BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja,

penyelenggaraan kegiatan ini untuk menjalin

kedekatan BPJS Ketenagakerjaan dengan

masyarakat sekaligus menginformasikan yang

belum terdaftar sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan segera mendaftarkan diri mereka.

Dalam kegiatan Fun Run tersebut, peserta

dapat langsung mendaftarkan diri sebagai anggota

BPJS Ketenagakerjaan di lokasi Fun Run. Kompetisi

lari ini terbuka untuk para peserta BPJS

Ketenagakerjaan serta akan diikuti para pekerja

perusahaan mitra BPJS Ketenagakerjaan, pelari

profesional, pelari amatir hingga masyarakat

umum.

Peserta yang mengikuti kompetisi ini dapat

mendaftar melalui situs resmi BPJS

Ketenagakerjaan dengan harga tiket pendaftaran

sebesar Rp 50.000 per orang. Khusus bagi para

pendaftar yang dapat menunjukkan kartu peserta

BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan cash back

(pengembalian) sebesar Rp 20.000. Harga tiket

tersebut sudah termasuk race pack bagi setiap

peserta yang berisi handuk, dry fit, tumbler, nomor

dada, dan race bag.

Lomba lari “BPJS Ketenagakerjaan Fun Run

5K” memberikan total hadiah ratusan juta, grand

prize mobil dan perjalanan liburan gratis ke Hong

Kong. Ribuan orang mengikuti acara ini dan pada

acara puncak di Stadion Gelora Bung Karno diikuti

oleh lebih dari 5.000 orang.

Donor DarahSebagai rangkaian HUT BPJS Ketenagakerjaan

ke-38, sejumlah kantor cabang di daerah

menyelenggarakan kegiatan donor darah. Kantor

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kupang

menyelenggarakan kegiatan donor darah

bekerjasama dengan Unit Transfusi Darah (UTD)

Palang Merah Indonesia (PMI) NTT, pada tanggal 8

Desember 2015.

Menurut Kepala BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Kupang, Ishak, penyelenggaraan kegiatan

donor darah merupakan bagian dari

tanggungjawab sosial BPJS Ketenagakerjaan

kepada masyarakat dalam kaitannya dengan

penyediaan stok darah, khususnya di Kupang dan

secara umum di NTT.

Stok darah selalu mengalami kekurangan, oleh

karena itu melalui tanggungjawab sosial BPJS

Ketenagakerjaan melakukan sinergi dengan

UTD-PMI NTT menyelenggarakan donor darah.

Kegiatan donor darah di Kupang diikuti oleh

para pegawai BPJS Ketenagakerjaan, karyawan

perusahaan peserta BPJS Ketenagakerjaan, dan

masyarakat umum yang datang secara suka rela.

Kegiatan donor darah ini dapat menambah stok

darah di Kantor UTD PMI NTT yang sudah menipis

dari semua jenis golongan darah baik, golongan

darah A, B, O dan golongan darah AB. Diharapkan

darah yang didapatkan dari kegiatan HUT Kantor

BPJS Ketenagakerjaan dapat memenuhi kebutuhan

darah untuk beberapa hari kedepan.

Sementara itu, peringatan HUT BPJS

Ketenagakerjaan ke-38 dilakukan dengan caranya

sendiri oleh Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Kota Dumai dan Kantor Cabang Duri, Kabupaten

Bengkalis. Upacara bendera dilaksanakan di

halaman Kantor BPJS Ketenagakerjaan Jalan

Jendral Sudirman Kota Dumai Kota, tanggal 5

Desember 2015, dengan tema "Optimalisasi Peran

BPJS Ketenagakerjaan dalam Mewujudkan

Kesejahteraan Pekerja".

Upacara bendera diikuti para pegawai BPJS

Ketenagakerja cabang Dumai dan Duri, Kabupaten

Bengkalis. Miskipun sedikit terganggu karena hujan,

namun upacara bendera itu tetap terlaksana

dengan baik hingga selesai. Usai upacara bendera

dilanjutkan dengan acara silaturrahmi dan potong

tumpeng bersama.

Kepala BPJS Cabang Dumai, Riadh

mengharapkan dengan memasuki usia ke-38, BPJS

Ketenagakerjaan akan berbenah diri dan terus

berupaya meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat khususnya kepada peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Dijelaskan, pada saat ini BPJS

Ketenagakerjaan telah menyelenggarakan empat

program pelayanan jaminan, yaitu Jaminan Hari Tua

(JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan

Kematian (JK) dan Jaminan Pensiun (JP). n

BAGAIMANA BERKOMITMENPADA SASARAN DALAM BEKERJA?

Page 45: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

45www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

NewsFeed

Banyak cara dapat dilakukan untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) atau sering disebut Ultah. Salah satu cara yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan dalam rangka memperingati Ultahnya ke-38 adalah dengan menggelar kompetisi “BPJS Ketenagakerjaan Fun Run 5K.”

Pada tanggal 5 Desember 2015 yang lalu

BPJS Ketenagakerjaan merayakan HUT

ke-38. Acara puncak hari jadi BPJS

Ketenagakerjaan yang semula bernama

Jamsostek diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta,

8 Desember 2015. Acara ini mengangkat tema

“Upaya Optimalisasi Peran BPJS Ketenagakerjaan

dalam Mewujudkan Kesejahteraan Pekerja”, dihadiri

sesepuh BPJS Ketenagakerjaan, perwakilan

Kementerian, pengusaha, dan perwakilan dari

serikat pekerja.

Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan,

Elvyn G Masassya, BPJS Ketenagakerjaan ke

depannya harus bisa mentransformasikan

masyarakat kerja di Indonesia untuk menjadi

mandiri dan bermartabat. BPJS Ketenagakerjaan

telah mulai melakukan transformasi sejak dua tahun

lalu dengan melakukan inovasi perubahan secara

lebih baik.

Elvyn G Masassya menuturkan, hari ulang tahun

dimaknai dengan instropeksi, kontemplasi,

retrospeksi terhadap apa yang telah dilakukan, apa

yang sedang dilakukan, dan apa yang akan

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan ke depan. BPJS

Ketenagakerjaan telah melakukan banyak

perubahan di bidang kepesertaan, investasi, IT,

keuangan, SDM, dan tata kelola. "Keseluruhan itu

kami rangkai dan bangun dalam peran budaya kerja

dan bisnis proses yang baru," kata Elvyn G

Masassya.

Selenggarakan Fun RunSebelum acara puncak peringatan HUT ke-38,

BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan

kompetisi lari "BPJS Ketenagakerjaan Fun Run 5K"

yang digelar di 11 kota di Indonesia, yaitu Medan,

Batam, Lampung, Serang, Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar dan

Balikpapan. Acara yang sekaligus dilakukan untuk

menjaring kepesertaan ini mendapat sambutan luar

biasa dari masyarakat.

Kegiatan lomba lari “BPJS Ketenagakerjaan

Fun Run 5K” dimulai di Kota Batam pada tanggal 14

November 2015 dan puncaknya di Stadion Gelora

Bung Karno Jakarta pada tanggal 13 Desember

2015. Menurut Kepala Urusan Komunikasi Eksternal

BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja,

penyelenggaraan kegiatan ini untuk menjalin

kedekatan BPJS Ketenagakerjaan dengan

masyarakat sekaligus menginformasikan yang

belum terdaftar sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan segera mendaftarkan diri mereka.

Dalam kegiatan Fun Run tersebut, peserta

dapat langsung mendaftarkan diri sebagai anggota

BPJS Ketenagakerjaan di lokasi Fun Run. Kompetisi

lari ini terbuka untuk para peserta BPJS

Ketenagakerjaan serta akan diikuti para pekerja

perusahaan mitra BPJS Ketenagakerjaan, pelari

profesional, pelari amatir hingga masyarakat

umum.

Peserta yang mengikuti kompetisi ini dapat

mendaftar melalui situs resmi BPJS

Ketenagakerjaan dengan harga tiket pendaftaran

sebesar Rp 50.000 per orang. Khusus bagi para

pendaftar yang dapat menunjukkan kartu peserta

BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan cash back

(pengembalian) sebesar Rp 20.000. Harga tiket

tersebut sudah termasuk race pack bagi setiap

peserta yang berisi handuk, dry fit, tumbler, nomor

dada, dan race bag.

Lomba lari “BPJS Ketenagakerjaan Fun Run

5K” memberikan total hadiah ratusan juta, grand

prize mobil dan perjalanan liburan gratis ke Hong

Kong. Ribuan orang mengikuti acara ini dan pada

acara puncak di Stadion Gelora Bung Karno diikuti

oleh lebih dari 5.000 orang.

Donor DarahSebagai rangkaian HUT BPJS Ketenagakerjaan

ke-38, sejumlah kantor cabang di daerah

menyelenggarakan kegiatan donor darah. Kantor

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kupang

menyelenggarakan kegiatan donor darah

bekerjasama dengan Unit Transfusi Darah (UTD)

Palang Merah Indonesia (PMI) NTT, pada tanggal 8

Desember 2015.

Menurut Kepala BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Kupang, Ishak, penyelenggaraan kegiatan

donor darah merupakan bagian dari

tanggungjawab sosial BPJS Ketenagakerjaan

kepada masyarakat dalam kaitannya dengan

penyediaan stok darah, khususnya di Kupang dan

secara umum di NTT.

Stok darah selalu mengalami kekurangan, oleh

karena itu melalui tanggungjawab sosial BPJS

Ketenagakerjaan melakukan sinergi dengan

UTD-PMI NTT menyelenggarakan donor darah.

Kegiatan donor darah di Kupang diikuti oleh

para pegawai BPJS Ketenagakerjaan, karyawan

perusahaan peserta BPJS Ketenagakerjaan, dan

masyarakat umum yang datang secara suka rela.

Kegiatan donor darah ini dapat menambah stok

darah di Kantor UTD PMI NTT yang sudah menipis

dari semua jenis golongan darah baik, golongan

darah A, B, O dan golongan darah AB. Diharapkan

darah yang didapatkan dari kegiatan HUT Kantor

BPJS Ketenagakerjaan dapat memenuhi kebutuhan

darah untuk beberapa hari kedepan.

Sementara itu, peringatan HUT BPJS

Ketenagakerjaan ke-38 dilakukan dengan caranya

sendiri oleh Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Kota Dumai dan Kantor Cabang Duri, Kabupaten

Bengkalis. Upacara bendera dilaksanakan di

halaman Kantor BPJS Ketenagakerjaan Jalan

Jendral Sudirman Kota Dumai Kota, tanggal 5

Desember 2015, dengan tema "Optimalisasi Peran

BPJS Ketenagakerjaan dalam Mewujudkan

Kesejahteraan Pekerja".

Upacara bendera diikuti para pegawai BPJS

Ketenagakerja cabang Dumai dan Duri, Kabupaten

Bengkalis. Miskipun sedikit terganggu karena hujan,

namun upacara bendera itu tetap terlaksana

dengan baik hingga selesai. Usai upacara bendera

dilanjutkan dengan acara silaturrahmi dan potong

tumpeng bersama.

Kepala BPJS Cabang Dumai, Riadh

mengharapkan dengan memasuki usia ke-38, BPJS

Ketenagakerjaan akan berbenah diri dan terus

berupaya meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat khususnya kepada peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Dijelaskan, pada saat ini BPJS

Ketenagakerjaan telah menyelenggarakan empat

program pelayanan jaminan, yaitu Jaminan Hari Tua

(JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan

Kematian (JK) dan Jaminan Pensiun (JP). n

BERAGAM CARAPERINGATI ULTAH

Page 46: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id46

ada tanggal 5 Desember 2015 yang lalu

BPJS Ketenagakerjaan merayakan HUT

ke-38. Acara puncak hari jadi BPJS

Ketenagakerjaan yang semula bernama

Jamsostek diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta,

8 Desember 2015. Acara ini mengangkat tema

“Upaya Optimalisasi Peran BPJS Ketenagakerjaan

dalam Mewujudkan Kesejahteraan Pekerja”, dihadiri

sesepuh BPJS Ketenagakerjaan, perwakilan

Kementerian, pengusaha, dan perwakilan dari

serikat pekerja.

Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan,

Elvyn G Masassya, BPJS Ketenagakerjaan ke

depannya harus bisa mentransformasikan

masyarakat kerja di Indonesia untuk menjadi

mandiri dan bermartabat. BPJS Ketenagakerjaan

telah mulai melakukan transformasi sejak dua tahun

lalu dengan melakukan inovasi perubahan secara

lebih baik.

Elvyn G Masassya menuturkan, hari ulang tahun

dimaknai dengan instropeksi, kontemplasi,

retrospeksi terhadap apa yang telah dilakukan, apa

yang sedang dilakukan, dan apa yang akan

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan ke depan. BPJS

Ketenagakerjaan telah melakukan banyak

perubahan di bidang kepesertaan, investasi, IT,

keuangan, SDM, dan tata kelola. "Keseluruhan itu

kami rangkai dan bangun dalam peran budaya kerja

dan bisnis proses yang baru," kata Elvyn G

Masassya.

Selenggarakan Fun RunSebelum acara puncak peringatan HUT ke-38,

BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan

kompetisi lari "BPJS Ketenagakerjaan Fun Run 5K"

yang digelar di 11 kota di Indonesia, yaitu Medan,

Batam, Lampung, Serang, Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar dan

Balikpapan. Acara yang sekaligus dilakukan untuk

menjaring kepesertaan ini mendapat sambutan luar

biasa dari masyarakat.

Kegiatan lomba lari “BPJS Ketenagakerjaan

Fun Run 5K” dimulai di Kota Batam pada tanggal 14

November 2015 dan puncaknya di Stadion Gelora

Bung Karno Jakarta pada tanggal 13 Desember

2015. Menurut Kepala Urusan Komunikasi Eksternal

BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja,

penyelenggaraan kegiatan ini untuk menjalin

kedekatan BPJS Ketenagakerjaan dengan

masyarakat sekaligus menginformasikan yang

belum terdaftar sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan segera mendaftarkan diri mereka.

Dalam kegiatan Fun Run tersebut, peserta

dapat langsung mendaftarkan diri sebagai anggota

BPJS Ketenagakerjaan di lokasi Fun Run. Kompetisi

lari ini terbuka untuk para peserta BPJS

Ketenagakerjaan serta akan diikuti para pekerja

perusahaan mitra BPJS Ketenagakerjaan, pelari

profesional, pelari amatir hingga masyarakat

umum.

Peserta yang mengikuti kompetisi ini dapat

mendaftar melalui situs resmi BPJS

Ketenagakerjaan dengan harga tiket pendaftaran

sebesar Rp 50.000 per orang. Khusus bagi para

pendaftar yang dapat menunjukkan kartu peserta

BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan cash back

(pengembalian) sebesar Rp 20.000. Harga tiket

tersebut sudah termasuk race pack bagi setiap

peserta yang berisi handuk, dry fit, tumbler, nomor

dada, dan race bag.

Lomba lari “BPJS Ketenagakerjaan Fun Run

5K” memberikan total hadiah ratusan juta, grand

prize mobil dan perjalanan liburan gratis ke Hong

Kong. Ribuan orang mengikuti acara ini dan pada

acara puncak di Stadion Gelora Bung Karno diikuti

oleh lebih dari 5.000 orang.

Donor DarahSebagai rangkaian HUT BPJS Ketenagakerjaan

ke-38, sejumlah kantor cabang di daerah

menyelenggarakan kegiatan donor darah. Kantor

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kupang

menyelenggarakan kegiatan donor darah

bekerjasama dengan Unit Transfusi Darah (UTD)

Palang Merah Indonesia (PMI) NTT, pada tanggal 8

Desember 2015.

Menurut Kepala BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Kupang, Ishak, penyelenggaraan kegiatan

donor darah merupakan bagian dari

tanggungjawab sosial BPJS Ketenagakerjaan

kepada masyarakat dalam kaitannya dengan

penyediaan stok darah, khususnya di Kupang dan

secara umum di NTT.

Stok darah selalu mengalami kekurangan, oleh

karena itu melalui tanggungjawab sosial BPJS

Ketenagakerjaan melakukan sinergi dengan

UTD-PMI NTT menyelenggarakan donor darah.

Kegiatan donor darah di Kupang diikuti oleh

para pegawai BPJS Ketenagakerjaan, karyawan

perusahaan peserta BPJS Ketenagakerjaan, dan

masyarakat umum yang datang secara suka rela.

Kegiatan donor darah ini dapat menambah stok

darah di Kantor UTD PMI NTT yang sudah menipis

dari semua jenis golongan darah baik, golongan

darah A, B, O dan golongan darah AB. Diharapkan

darah yang didapatkan dari kegiatan HUT Kantor

BPJS Ketenagakerjaan dapat memenuhi kebutuhan

darah untuk beberapa hari kedepan.

Sementara itu, peringatan HUT BPJS

Ketenagakerjaan ke-38 dilakukan dengan caranya

sendiri oleh Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Kota Dumai dan Kantor Cabang Duri, Kabupaten

Bengkalis. Upacara bendera dilaksanakan di

halaman Kantor BPJS Ketenagakerjaan Jalan

Jendral Sudirman Kota Dumai Kota, tanggal 5

Desember 2015, dengan tema "Optimalisasi Peran

BPJS Ketenagakerjaan dalam Mewujudkan

Kesejahteraan Pekerja".

Upacara bendera diikuti para pegawai BPJS

Ketenagakerja cabang Dumai dan Duri, Kabupaten

Bengkalis. Miskipun sedikit terganggu karena hujan,

namun upacara bendera itu tetap terlaksana

dengan baik hingga selesai. Usai upacara bendera

dilanjutkan dengan acara silaturrahmi dan potong

tumpeng bersama.

Kepala BPJS Cabang Dumai, Riadh

mengharapkan dengan memasuki usia ke-38, BPJS

Ketenagakerjaan akan berbenah diri dan terus

berupaya meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat khususnya kepada peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Dijelaskan, pada saat ini BPJS

Ketenagakerjaan telah menyelenggarakan empat

program pelayanan jaminan, yaitu Jaminan Hari Tua

(JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan

Kematian (JK) dan Jaminan Pensiun (JP). n

NewsFeed

Page 47: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

47www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Tawa

ada tanggal 5 Desember 2015 yang lalu

BPJS Ketenagakerjaan merayakan HUT

ke-38. Acara puncak hari jadi BPJS

Ketenagakerjaan yang semula bernama

Jamsostek diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta,

8 Desember 2015. Acara ini mengangkat tema

“Upaya Optimalisasi Peran BPJS Ketenagakerjaan

dalam Mewujudkan Kesejahteraan Pekerja”, dihadiri

sesepuh BPJS Ketenagakerjaan, perwakilan

Kementerian, pengusaha, dan perwakilan dari

serikat pekerja.

Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan,

Elvyn G Masassya, BPJS Ketenagakerjaan ke

depannya harus bisa mentransformasikan

masyarakat kerja di Indonesia untuk menjadi

mandiri dan bermartabat. BPJS Ketenagakerjaan

telah mulai melakukan transformasi sejak dua tahun

lalu dengan melakukan inovasi perubahan secara

lebih baik.

Elvyn G Masassya menuturkan, hari ulang tahun

dimaknai dengan instropeksi, kontemplasi,

retrospeksi terhadap apa yang telah dilakukan, apa

yang sedang dilakukan, dan apa yang akan

dilakukan BPJS Ketenagakerjaan ke depan. BPJS

Ketenagakerjaan telah melakukan banyak

perubahan di bidang kepesertaan, investasi, IT,

keuangan, SDM, dan tata kelola. "Keseluruhan itu

kami rangkai dan bangun dalam peran budaya kerja

dan bisnis proses yang baru," kata Elvyn G

Masassya.

Selenggarakan Fun RunSebelum acara puncak peringatan HUT ke-38,

BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan

kompetisi lari "BPJS Ketenagakerjaan Fun Run 5K"

yang digelar di 11 kota di Indonesia, yaitu Medan,

Batam, Lampung, Serang, Jakarta, Bandung,

Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar dan

Balikpapan. Acara yang sekaligus dilakukan untuk

menjaring kepesertaan ini mendapat sambutan luar

biasa dari masyarakat.

Kegiatan lomba lari “BPJS Ketenagakerjaan

Fun Run 5K” dimulai di Kota Batam pada tanggal 14

November 2015 dan puncaknya di Stadion Gelora

Bung Karno Jakarta pada tanggal 13 Desember

2015. Menurut Kepala Urusan Komunikasi Eksternal

BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja,

penyelenggaraan kegiatan ini untuk menjalin

kedekatan BPJS Ketenagakerjaan dengan

masyarakat sekaligus menginformasikan yang

belum terdaftar sebagai peserta BPJS

Ketenagakerjaan segera mendaftarkan diri mereka.

Dalam kegiatan Fun Run tersebut, peserta

dapat langsung mendaftarkan diri sebagai anggota

BPJS Ketenagakerjaan di lokasi Fun Run. Kompetisi

lari ini terbuka untuk para peserta BPJS

Ketenagakerjaan serta akan diikuti para pekerja

perusahaan mitra BPJS Ketenagakerjaan, pelari

profesional, pelari amatir hingga masyarakat

umum.

Peserta yang mengikuti kompetisi ini dapat

mendaftar melalui situs resmi BPJS

Ketenagakerjaan dengan harga tiket pendaftaran

sebesar Rp 50.000 per orang. Khusus bagi para

pendaftar yang dapat menunjukkan kartu peserta

BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan cash back

(pengembalian) sebesar Rp 20.000. Harga tiket

tersebut sudah termasuk race pack bagi setiap

peserta yang berisi handuk, dry fit, tumbler, nomor

dada, dan race bag.

Lomba lari “BPJS Ketenagakerjaan Fun Run

5K” memberikan total hadiah ratusan juta, grand

prize mobil dan perjalanan liburan gratis ke Hong

Kong. Ribuan orang mengikuti acara ini dan pada

acara puncak di Stadion Gelora Bung Karno diikuti

oleh lebih dari 5.000 orang.

Donor DarahSebagai rangkaian HUT BPJS Ketenagakerjaan

ke-38, sejumlah kantor cabang di daerah

menyelenggarakan kegiatan donor darah. Kantor

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kupang

menyelenggarakan kegiatan donor darah

bekerjasama dengan Unit Transfusi Darah (UTD)

Palang Merah Indonesia (PMI) NTT, pada tanggal 8

Desember 2015.

Menurut Kepala BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Kupang, Ishak, penyelenggaraan kegiatan

donor darah merupakan bagian dari

tanggungjawab sosial BPJS Ketenagakerjaan

kepada masyarakat dalam kaitannya dengan

penyediaan stok darah, khususnya di Kupang dan

secara umum di NTT.

Stok darah selalu mengalami kekurangan, oleh

karena itu melalui tanggungjawab sosial BPJS

Ketenagakerjaan melakukan sinergi dengan

UTD-PMI NTT menyelenggarakan donor darah.

Kegiatan donor darah di Kupang diikuti oleh

para pegawai BPJS Ketenagakerjaan, karyawan

perusahaan peserta BPJS Ketenagakerjaan, dan

masyarakat umum yang datang secara suka rela.

Kegiatan donor darah ini dapat menambah stok

darah di Kantor UTD PMI NTT yang sudah menipis

dari semua jenis golongan darah baik, golongan

darah A, B, O dan golongan darah AB. Diharapkan

darah yang didapatkan dari kegiatan HUT Kantor

BPJS Ketenagakerjaan dapat memenuhi kebutuhan

darah untuk beberapa hari kedepan.

Sementara itu, peringatan HUT BPJS

Ketenagakerjaan ke-38 dilakukan dengan caranya

sendiri oleh Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Kota Dumai dan Kantor Cabang Duri, Kabupaten

Bengkalis. Upacara bendera dilaksanakan di

halaman Kantor BPJS Ketenagakerjaan Jalan

Jendral Sudirman Kota Dumai Kota, tanggal 5

Desember 2015, dengan tema "Optimalisasi Peran

BPJS Ketenagakerjaan dalam Mewujudkan

Kesejahteraan Pekerja".

Upacara bendera diikuti para pegawai BPJS

Ketenagakerja cabang Dumai dan Duri, Kabupaten

Bengkalis. Miskipun sedikit terganggu karena hujan,

namun upacara bendera itu tetap terlaksana

dengan baik hingga selesai. Usai upacara bendera

dilanjutkan dengan acara silaturrahmi dan potong

tumpeng bersama.

Kepala BPJS Cabang Dumai, Riadh

mengharapkan dengan memasuki usia ke-38, BPJS

Ketenagakerjaan akan berbenah diri dan terus

berupaya meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat khususnya kepada peserta BPJS

Ketenagakerjaan. Dijelaskan, pada saat ini BPJS

Ketenagakerjaan telah menyelenggarakan empat

program pelayanan jaminan, yaitu Jaminan Hari Tua

(JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan

Kematian (JK) dan Jaminan Pensiun (JP). n

Suatu siang yang terik seorang pemuda menghampiri

tukang ojek..

Pemuda : Bang nanya, abang ojek disini kan?

Ojek : iya.. mau kemana mas? sini saya anter nih helm nya

*ngasih helm*

Pemuda : Kalau ke pasar depan komplek berapa ya bang?

Ojek : udah dua belas ribu aja, ga di mahalin kok!

Pemuda : Umpama nih ke perempatan depan sana berapa

ya?

Ojek : udah tujuh ribu deh penglaris dari pagi sepi belum

narik nih mas

Pemuda : Kalau ke gang depan situ loh berapa bang?

Ojek : Ah deket itu mah empat ribu aja sini saya anter

Pemuda : Bang kalau sampai ke mall berapa ya?

Ojek : Duh jauh itu mah dua puluh ribu deh. Mas

sebenernya mau kemana sih? *mulai curiga*

Pemuda : Gak mane-mane bang. Ane cuma nanya doang

sih, soalnya ane mau ikutan ngojeg disini juga bang

Ojek : !@#$%^&*~!@## *tancap gas nyelonong masuk got*

ISTRI Vs SUAMI

Sepasang suami istri sedang berada dalam mobil,

menyusuri jalan dalam kota, dan saling mendiamkan karena

beberapa menit lalu mereka baru saja beradu argurmen.

Tak lama, mereka melewati sebuah areal persawahan di

mana banyak terapat kambing dan sapi yang sedang

merumput.

Si Suami menunjuk ke kawanan kambing dan sapi itu sambil

berkata sinis kepada si Istri,”Saudara – saudara mu ya tuh?”

“Iya!” jawab si istri.. ”Saudara ipar!!”

*Istri cerdas

THREE MUSKETER NAIK PESAWAT

Tiga orang musketeer berencana liburan ke Disney Land

Hongkong naik pesawat. Dengan bermaksud sombong,

musketeer pertama yang dari Amrik tiba-tiba

mengeluarkan cerutu khas Amrik yang mahal dari sakunya.

Baru dia bakar dan dia hisap sekali langsung dibuang

keluar pesawat.

Dua musketeer lain kaget, lalu bertanya:

"loh? kok itu baru sekali hisap langsung dibuang sih?"

Musketeer pertama dengan sombong menjawab:

"Ah, gak apa apa, di amerika yang begituan mah

banyak..."

Musketeer kedua yang dari itali gak mau kalah. Dia

mengeluarkan spagheti mahal khas Itali yang mahal

dari kopernya. Baru dia jilat sedikit sausnya langsung

dibuang keluar pesawat. Dua musketeer lain kaget

dan bertanya:

"loh? kok itu baru sekali jilat langsung dibuang sih?"

Musketeer kedua dengan sombong menjawab:

"Ah, gak apa apa, di Itali yang begituan mah banyak"

Musketeer yang ketiga dari Indonesia pun gak mau

kalah sekaligus kebingungan karena kebetulan lagi ga

bawa apa-apa. Tiba-tiba dia lihat di bangku depan ada

koruptor buron lagi tidur sambil ngorok.

Dia pun langsung melempar koruptor tersebut keluar

pesawat. Dua musketeer lain langsung shock dan ga

bisa berkata-kata... Musketeer ketiga langsung bilang:

"Gak apa apa, di Indonesia mah yang begituan banyak

kok " Blahh!!

NANYA TUKANG OJEK

Foto: thirstt.com

Page 48: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id48

sayaTanya

Peletakan batu pertama pembangunan

perumahan program Housing Benefit dari

BPJS Ketenagakerjaan telah dilakukan di

kawasan Perumahan Grand Cikarang City,

pada 16 Desember 2015. Menurut Direktur Investasi

BPJS Ketenagakerjaan, Jeffry Haryadi, pengadaan

rumah layak huni program Housing Benefit sejalan

dengan program Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (Kempupera) yang mencanangkan

Program Satu Juta Rumah.

Program Housing Benefit merupakan bagian dari

program BPJS Ketenagakerjaan yang dinamakan Total

Benefit BPJS Ketenagakerjaan. Program ini bertujuan

membantu peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk

mengurangi biaya kebutuhan hidup yang tiap tahun

semakin meningkat.

Jeffry Haryadi menjelaskan, program Total

Benefit BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari lima item

yakni Housing Benefit, Food Benefit, Transportation

Benefit, Health Benefit, dan Education Benefit. Untuk

program Housing Benefit pada saat ini dilakukan

pengadaan ribuan rumah baru di kawasan Perumahan

Grand Cikarang City di Desa Harjamekar, Kecamatan

Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Pada tahap selanjutnya akan dibangun lagi

sebanyak 1.800 unit rumah yang merupakan

kelanjutan dari implementasi Housing Benefit BPJS

Ketenagakerjaan. Program ini memberikan

kemudahan kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan

yang mempunyai penghasilan menengah ke bawah

untuk dapat memiliki rumah layak huni. Masing-masing

unit rumah dijual seharga Rp 120 juta dengan luas

tanah sekitar 35 meter persegi. Perumahan ini memiliki

akses melalui Jalan Raya Urip Sumoharjo, Cikarang

Utara, dan transportasi kereta api melalui Stasiun

Lemahabang Cikarang.

Untuk dapat memiliki rumah dari program

Housing Benefit tersebut para peserta BPJS hanya

membayar cicilan sekitar Rp 800.000 hingga Rp 1,5

juta per bulan. Jeffry Haryadi menambahkan, di

lingkungan perumahan tersebut akan dibangun

minimarket yang menyediakan kebutuhan bahan

pokok untuk para penghuni. Penyedian bahan pokok

sehari-hari ini merupakan perwujudan dari program

Food Benefit BPJS Ketenagakerjaan.

Gerai kebutuhan pokok tersebut merupakan kerja

sama BPJS Ketenagakerjaan dengan PT Indomarco

Prismatama. Namun, harga barang kebutuhan yang

dijual di gerai tersebut berbeda dengan minimarket

lainnya. Khusus bagi pemilik kartu BPJS

Ketenagakerjaan akan mendapatkan harga barang

yang lebih murah dibanding harga barang di

minimarket lainnya.

Program Housing Benefit BPJS Ketenagakerjaan

mendapat sambutan dari banyak pihak, bukan saja dari

peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan tetapi

juga dari pihak pemerintah. Menurut Staf Ahli

Menpupera Bidang Sosial dan Peran Masyarakat, Lana

Winayanti, program Housing Benefit BPJS

Ketenagakerjaan sangat mendukung pelaksanaan

program pemerintah dalam pengadaan sejuta rumah

layak huni.

Lana Winayanti menilai program Housing Benefit

BPJS Ketenagakerjaan mendukung program

pengadaan sejuta rumah untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Ditambahkan, masalah perizinan

pembangunan perumahan selama ini sering menjadi

hambatan dalam pengadaan rumah. Menurut Lana

Winayanti, pihaknya sangat berharap agar perizinan

untuk perumahan dapat ditekan biayanya. Diharapkan

pemerintah daerah dapat menurunkan biaya perizinan

dan biaya pajak sehingga para pengembang dan pihak

industri dapat memenuhi kebutuhan pengadaan

perumahan bagi para pekerja.

Jeffry Haryadi menjelaskan, skema pembayaran

cicilan perumahan melalui Fasilitas Likuiditas

Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan fasilitas

perumahan komersil. Program Housing Benefit berada

di antara keduanya, di tengah-tengah skema

pembayaran melalui FLPP dan skema pembanyaran

perumahan untuk komersil. Dengan demikian,

masyarakat khususnya bagi peserta BPJS

ketenagakerjaan, dapat memiliki rumah dengan cicilan

yang ringan, bunga sekitar 10,5 persen. Dibandingkan

dengan program di luar Housing Benefit dengan

bunga mencapai 12-13 persen.

Program Housing Benefit memberikan

penyediaan rumah bagi peserta BPJS

Ketenagakerjaan melalui kerjasama dengan perbankan

dan developer. Untuk pembangunan perumahan di

wilayah Cikarang yaitu di Perumahan Grand Cikarang

City, BPJS Ketenagakerjaan didukung developer PT

Budi Langgeng Persada dan Bank Tabungan Negara

(BTN).

Sedangkan untuk pelaksanaan program Food

Benefit di wilayah Cikarang, BPJS Ketenagakerjaan

bekerjasama dengan PT Indomarco Adi Prima dan

Koperasi Karyawan Mulia Industri untuk memberikan

bahan pokok dengan harga yang ritel yang sangat

terjangkau bagi peserta.

Menurut Jeffry Haryadi, persyaratan yang

diperlukan untuk mendapatkan rumah layak huni dari

program Housing Benefit BPJS Ketenagakerjaan

adalah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan selama

minimal satu tahun, tertib administrasi dan tertib iuran

serta bukan perusahaan PDS (Perusahaan Daftar

Sebagian) upah atau tenaga kerja. Selain itu, rumah

yang diajukan merupakan rumah pertama peserta.

Seluruh proses pengajuan KPR ini mengacu pada

syarat dan ketentuan yang berlaku di bank penyalur

serta otoritas yang mengatur bidang usaha perbankan.

Terdapat dua jenis pinjaman yang disediakan

pada program Housing Benefit, yaitu Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) dan Pinjaman Uang Muka (PUM) yang

diberikan kepada peserta melalui bank penyalur.

Bunga KPR yang dibebankan kepada peserta hanya

sebesar 5 persen untuk kategori Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR) pada KPR subsidi.

Sementara KPR non-subsidi dibebankan bunga sesuai

dengan BI Rate ditambah 3 persen per tahun dengan

sistem anuitas. Jangka waktu maksimal yang diberikan

untuk KPR, baik subsidi maupun non-subsidi adalah

selama 20 tahun.

Kerjasama dengan perbankan dalam memberikan

pinjaman atau kredit untuk pemilikan rumah dan

pinjaman uang muka perumahan serta kerjasama

dengan supplier dalam memberikan kebutuhan pokok

yang terjangkau merupakan wujud nyata komitmen

BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan

kesejahteraan kepada masyarakat pekerja di

Indonesia. n

BPJS Ketenagakerjaan membangun ribuan unit rumah layak huni bagi peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan di sekitar kawasan industri Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pembangunan perumahan ini merupakan implementasi dari program Housing Benefit BPJS Ketenagakerjaan.

HOUSING BENEFITSEDIAKAN RUMAHPEKERJA

Page 49: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

49www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

sayaTanya

eletakan batu pertama pembangunan

perumahan program Housing Benefit dari

BPJS Ketenagakerjaan telah dilakukan di

kawasan Perumahan Grand Cikarang City,

pada 16 Desember 2015. Menurut Direktur Investasi

BPJS Ketenagakerjaan, Jeffry Haryadi, pengadaan

rumah layak huni program Housing Benefit sejalan

dengan program Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (Kempupera) yang mencanangkan

Program Satu Juta Rumah.

Program Housing Benefit merupakan bagian dari

program BPJS Ketenagakerjaan yang dinamakan Total

Benefit BPJS Ketenagakerjaan. Program ini bertujuan

membantu peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk

mengurangi biaya kebutuhan hidup yang tiap tahun

semakin meningkat.

Jeffry Haryadi menjelaskan, program Total

Benefit BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari lima item

yakni Housing Benefit, Food Benefit, Transportation

Benefit, Health Benefit, dan Education Benefit. Untuk

program Housing Benefit pada saat ini dilakukan

pengadaan ribuan rumah baru di kawasan Perumahan

Grand Cikarang City di Desa Harjamekar, Kecamatan

Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Pada tahap selanjutnya akan dibangun lagi

sebanyak 1.800 unit rumah yang merupakan

kelanjutan dari implementasi Housing Benefit BPJS

Ketenagakerjaan. Program ini memberikan

kemudahan kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan

yang mempunyai penghasilan menengah ke bawah

untuk dapat memiliki rumah layak huni. Masing-masing

unit rumah dijual seharga Rp 120 juta dengan luas

tanah sekitar 35 meter persegi. Perumahan ini memiliki

akses melalui Jalan Raya Urip Sumoharjo, Cikarang

Utara, dan transportasi kereta api melalui Stasiun

Lemahabang Cikarang.

Untuk dapat memiliki rumah dari program

Housing Benefit tersebut para peserta BPJS hanya

membayar cicilan sekitar Rp 800.000 hingga Rp 1,5

juta per bulan. Jeffry Haryadi menambahkan, di

lingkungan perumahan tersebut akan dibangun

minimarket yang menyediakan kebutuhan bahan

pokok untuk para penghuni. Penyedian bahan pokok

sehari-hari ini merupakan perwujudan dari program

Food Benefit BPJS Ketenagakerjaan.

Gerai kebutuhan pokok tersebut merupakan kerja

sama BPJS Ketenagakerjaan dengan PT Indomarco

Prismatama. Namun, harga barang kebutuhan yang

dijual di gerai tersebut berbeda dengan minimarket

lainnya. Khusus bagi pemilik kartu BPJS

Ketenagakerjaan akan mendapatkan harga barang

yang lebih murah dibanding harga barang di

minimarket lainnya.

Program Housing Benefit BPJS Ketenagakerjaan

mendapat sambutan dari banyak pihak, bukan saja dari

peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan tetapi

juga dari pihak pemerintah. Menurut Staf Ahli

Menpupera Bidang Sosial dan Peran Masyarakat, Lana

Winayanti, program Housing Benefit BPJS

Ketenagakerjaan sangat mendukung pelaksanaan

program pemerintah dalam pengadaan sejuta rumah

layak huni.

Lana Winayanti menilai program Housing Benefit

BPJS Ketenagakerjaan mendukung program

pengadaan sejuta rumah untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Ditambahkan, masalah perizinan

pembangunan perumahan selama ini sering menjadi

hambatan dalam pengadaan rumah. Menurut Lana

Winayanti, pihaknya sangat berharap agar perizinan

untuk perumahan dapat ditekan biayanya. Diharapkan

pemerintah daerah dapat menurunkan biaya perizinan

dan biaya pajak sehingga para pengembang dan pihak

industri dapat memenuhi kebutuhan pengadaan

perumahan bagi para pekerja.

Jeffry Haryadi menjelaskan, skema pembayaran

cicilan perumahan melalui Fasilitas Likuiditas

Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan fasilitas

perumahan komersil. Program Housing Benefit berada

di antara keduanya, di tengah-tengah skema

pembayaran melalui FLPP dan skema pembanyaran

perumahan untuk komersil. Dengan demikian,

masyarakat khususnya bagi peserta BPJS

ketenagakerjaan, dapat memiliki rumah dengan cicilan

yang ringan, bunga sekitar 10,5 persen. Dibandingkan

dengan program di luar Housing Benefit dengan

bunga mencapai 12-13 persen.

Program Housing Benefit memberikan

penyediaan rumah bagi peserta BPJS

Ketenagakerjaan melalui kerjasama dengan perbankan

dan developer. Untuk pembangunan perumahan di

wilayah Cikarang yaitu di Perumahan Grand Cikarang

City, BPJS Ketenagakerjaan didukung developer PT

Budi Langgeng Persada dan Bank Tabungan Negara

(BTN).

Sedangkan untuk pelaksanaan program Food

Benefit di wilayah Cikarang, BPJS Ketenagakerjaan

bekerjasama dengan PT Indomarco Adi Prima dan

Koperasi Karyawan Mulia Industri untuk memberikan

bahan pokok dengan harga yang ritel yang sangat

terjangkau bagi peserta.

Menurut Jeffry Haryadi, persyaratan yang

diperlukan untuk mendapatkan rumah layak huni dari

program Housing Benefit BPJS Ketenagakerjaan

adalah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan selama

minimal satu tahun, tertib administrasi dan tertib iuran

serta bukan perusahaan PDS (Perusahaan Daftar

Sebagian) upah atau tenaga kerja. Selain itu, rumah

yang diajukan merupakan rumah pertama peserta.

Seluruh proses pengajuan KPR ini mengacu pada

syarat dan ketentuan yang berlaku di bank penyalur

serta otoritas yang mengatur bidang usaha perbankan.

Terdapat dua jenis pinjaman yang disediakan

pada program Housing Benefit, yaitu Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) dan Pinjaman Uang Muka (PUM) yang

diberikan kepada peserta melalui bank penyalur.

Bunga KPR yang dibebankan kepada peserta hanya

sebesar 5 persen untuk kategori Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR) pada KPR subsidi.

Sementara KPR non-subsidi dibebankan bunga sesuai

dengan BI Rate ditambah 3 persen per tahun dengan

sistem anuitas. Jangka waktu maksimal yang diberikan

untuk KPR, baik subsidi maupun non-subsidi adalah

selama 20 tahun.

Kerjasama dengan perbankan dalam memberikan

pinjaman atau kredit untuk pemilikan rumah dan

pinjaman uang muka perumahan serta kerjasama

dengan supplier dalam memberikan kebutuhan pokok

yang terjangkau merupakan wujud nyata komitmen

BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan

kesejahteraan kepada masyarakat pekerja di

Indonesia. n

Page 50: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id50

SehatInfo

Secara periodik pemerintah melalui

Kementerian Ketenagakerjaan mengapresiasi

perusahaan-perusahan Nasional yang peduli

dan mengaplikasikan kebijakan kesehatan

kerja di lingkungan perusahaannya. Pada akhir Tahun

2015 lalu, misalnya, pemerintah memberikan

penghargaan Golden Sertifikat dan Golden Flag untuk

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

kepada PT Surveyor Indonesia.

Kesehatan kerja menjadi penting, dikarenakan

perusahaan yang mengaplikasikan kesehatan kerja di

lingkungan kantor maupun pabrik, baik indoor atau

out door-seperti work shoop atau lapangan terbuka,

akan berdampak positif terhadap kinerja karyawan dan

juga perusahaan.

Kesehatan kerja yang dimaksud adalah adanya

jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan.

Menurut ILO/WHO Committee 1995 , kesehatan kerja

bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat

kesehatan fisik, mental dan sosial yang

setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis

pekerjaan.

Untuk mencegah gangguan kesehatan kerja

yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, dengan

memberikan perlindungan bagi pekerja dalam

melakukan pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang

merugikan kesehatan.

Penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam

suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan kondisi

fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan

penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap

manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.

Kesehatan kerja menurut Suma’mur didefinisikan

sebagai spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran

beserta prakteknya, agar masyarakat pekerja

memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha

preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/

gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan

faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta

terhadap penyakit-penyakit umum.

Untuk membangun kesehatan kerja di tempat

kerja, perlu diketahui ruang lingkup dari kesehatan

kerja yang harus dipenuhi oleh perusahaan, meliputi

sbb:

1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.

o Sarana dan Prasarana.

o Tenaga (dokter pemeriksa

kesehatan tenaga kerja, dokter

Perusahaan dan paramedis Perusahaan).

o Organisasi (pimpinan Unit Pelayanan

Kesehatan Kerja, pengesahan

penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

Kerja).

2. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga

Kerja.

o Awal (Sebelum Tenaga Kerja diterima

untuk melakukan pekerjaan).

o Berkala (sekali dalam setahun atau lebih).

o Khusus (secara khusus terhadap tenaga

kerja tertentu berdasarkan tingkat resiko

yang diterima).

o Purna Bakti (dilakukan tiga bulan sebelum

memasuki masa pensiun).

3. Pelaksanan P3K (petugas, kotak P3K dan Isi

Kotak P3K).

4. Pelaksanaan Gizi Kerja.

o Kantin (50-200 tenga kerja wajib

menyediakan ruang makan, lebih dari 200

tenaga kerja wajib menyediakan kantin

Perusahaan).

o Katering pengelola makanan bagi Tenaga

Kerja.

o Pemeriksaan gizi dan makanan bagi

Tenaga Kerja.

o Pengelola dan Petugas Katering.

5. Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat

Ergonomi.

o Prinsip Ergonomi:

• Antropometri dan sikap tubuh

dalam bekerja.

• Efisiensi Kerja.

• Organisasi Kerja dan Desain

Tempat Kerja

• Faktor Manusia dalam Ergonomi.

o Beban Kerja :

• Mengangkat dan Mengangkut.

• Kelelahan.

• Pengendalian Lingkungan Kerja.

6. Pelaksanaan Pelaporan (Pelayanan Kesehatan

Kerja, Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

dan Penyakit Akibat Kerja)

Apabila prinsip-prinsip tersebut diaplikasikan di

dalam bentuk opersional, maka tujuan utama dari

kesehatan kerja akan tercapai, yang meliputi, antara lain:

• Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit

dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.

• Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi

tenaga kerja.

• Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas

tenaga kerja.

• Pencegahan kelelahan kerja dan meningkatkan

kegairahan serta kenikmatan kerja.

• Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-

bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh

perusahaan tersebut.

• Perlindungan bagi masyarakat luas dari

bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh

produk-produk perusahaan.

ErgonomiKesehatan kerja, tidak lepas dari suatu aturan atau

norma kerja yang terdapat dalam sistem kerja - dalam

bahasa yunani dikenal sebagai ergonomi.

Ergonomi diperlukan, karena setiap aktivitas atau

pekerjaan yang tidak dilakukan sesuai aturan atau

norma kerja akan berakibat tidak nyaman, biaya

operasional tinggi, kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja meningkat. Akibatnya perfomans kerja

yang buruk sehingga menyebabkan menurunnya

efisiensi dan daya kerja.

Salah satu keluhan yang kerap dialami pekerja

berkaitan dengan posisi kerja di kantor yang tidak

ergonomi, antara lain: Sakit kepala (head ache), Mata

kering dan terasa pegal (dry eyes, asthenopia), Nyeri

leher (neck stiffnes), Spasme otot bahu (frozen

shoulder), Carpal Tunnel Syndrome; kesemutan, baal

atau nyeri pada pergelangan tangan, serta Sakit

pinggang dan punggung bawah (low back pain).

Sick Building SyndromeSelain itu, kesehatan kerja juga sangat dipengaruhi

lingkungan kerja yang tidak sehat. Seperti halnya, pekerja

di gedung-gedung pencakar langit yang kerap membuat

pekerja mengalami sick building syndroma (SBS).

Penyakit ini tidak menunjukan gejala-gejala khas.

Keluhan pekerja yang mengalami SBS, kerap ditandai

dengan sakit kepala, lesu, iritasi mata maupun kulit, serta

berbagai problema gangguan pernafasan / sesak, dan

seringkali sulit diketahui penyebab yang nyata.

Umumnya digedung-gedung dengan sistem

ventilasi dan kualitas ruangan yang buruk – tanpa AC,

serta pencahayaan yang tidak memadahi, ataupun

pencemaran udara dalam ruangan.

Untuk pencegahan SBS, beberapa poin yang dapat

dilakukan, antara lain : harus dimulai sejak perencanaan,

penggunaan bahan bangunan dari dinding, lantai, plafon,

penyekat ruangan, bahan perekat dan cat dinding serta

desain ruangan – memiliki ventilasi yang cukup atau

sistem AC yang memadahi. Selain itu, penempatan

furnitur, lemari, barang-barang kantor di dalam ruangan

gedung, terlalu banyak, lembab, dan berdebu juga

mempengaruhi kesehatan kerja.

Semua item di atas berkaitan dengan upaya

menghasilkan sirkulasi udara dan tempat kerja yang

hygiene - sehat, yang sangat menunjang kesehatan kerja

para pekerja di gedung-gedung pencakar langit.

Dasar Hukum Kesehatan Kerja1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga) dan pasal 8

(delapan).

2. Peraturan Menteri Perburuhan no 7 Tahun 1964

tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan

serta Penerangan di Tempat Kerja.

3. Permenaker No 2 Tahun 1980 tentang

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam

Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

4. Permenaker No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban

Melapor Penyakit Akibat Kerja.

5. Permenaker No 3 Tahun 1983 tentang Pelayanan

Kesehatan Kerja.

6. Permenaker No 1 Tahun 1998 tentang

Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi

Tenaga Kerja

7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 333 Tahun

1989 tentang Diagnosa dan Pelaporan Penyakit

Akibat Kerja.

8. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No 1 Tahun

1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang

Makan.

9. Surat Edaran Dirjen Binawas tentang Perusahan

Catering yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga

Kerja. n

TEMPAT KERJA SEHAT,AMAN, DAN NYAMAN

Page 51: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

51www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

SehatInfo

ecara periodik pemerintah melalui

Kementerian Ketenagakerjaan mengapresiasi

perusahaan-perusahan Nasional yang peduli

dan mengaplikasikan kebijakan kesehatan

kerja di lingkungan perusahaannya. Pada akhir Tahun

2015 lalu, misalnya, pemerintah memberikan

penghargaan Golden Sertifikat dan Golden Flag untuk

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

kepada PT Surveyor Indonesia.

Kesehatan kerja menjadi penting, dikarenakan

perusahaan yang mengaplikasikan kesehatan kerja di

lingkungan kantor maupun pabrik, baik indoor atau

out door-seperti work shoop atau lapangan terbuka,

akan berdampak positif terhadap kinerja karyawan dan

juga perusahaan.

Kesehatan kerja yang dimaksud adalah adanya

jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan.

Menurut ILO/WHO Committee 1995 , kesehatan kerja

bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat

kesehatan fisik, mental dan sosial yang

setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis

pekerjaan.

Untuk mencegah gangguan kesehatan kerja

yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, dengan

memberikan perlindungan bagi pekerja dalam

melakukan pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang

merugikan kesehatan.

Penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam

suatu lingkungan kerja disesuaikan dengan kondisi

fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan

penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap

manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.

Kesehatan kerja menurut Suma’mur didefinisikan

sebagai spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran

beserta prakteknya, agar masyarakat pekerja

memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha

preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/

gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan

faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta

terhadap penyakit-penyakit umum.

Untuk membangun kesehatan kerja di tempat

kerja, perlu diketahui ruang lingkup dari kesehatan

kerja yang harus dipenuhi oleh perusahaan, meliputi

sbb:

1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.

o Sarana dan Prasarana.

o Tenaga (dokter pemeriksa

kesehatan tenaga kerja, dokter

Perusahaan dan paramedis Perusahaan).

o Organisasi (pimpinan Unit Pelayanan

Kesehatan Kerja, pengesahan

penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan

Kerja).

2. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga

Kerja.

o Awal (Sebelum Tenaga Kerja diterima

untuk melakukan pekerjaan).

o Berkala (sekali dalam setahun atau lebih).

o Khusus (secara khusus terhadap tenaga

kerja tertentu berdasarkan tingkat resiko

yang diterima).

o Purna Bakti (dilakukan tiga bulan sebelum

memasuki masa pensiun).

3. Pelaksanan P3K (petugas, kotak P3K dan Isi

Kotak P3K).

4. Pelaksanaan Gizi Kerja.

o Kantin (50-200 tenga kerja wajib

menyediakan ruang makan, lebih dari 200

tenaga kerja wajib menyediakan kantin

Perusahaan).

o Katering pengelola makanan bagi Tenaga

Kerja.

o Pemeriksaan gizi dan makanan bagi

Tenaga Kerja.

o Pengelola dan Petugas Katering.

5. Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat

Ergonomi.

o Prinsip Ergonomi:

• Antropometri dan sikap tubuh

dalam bekerja.

• Efisiensi Kerja.

• Organisasi Kerja dan Desain

Tempat Kerja

• Faktor Manusia dalam Ergonomi.

o Beban Kerja :

• Mengangkat dan Mengangkut.

• Kelelahan.

• Pengendalian Lingkungan Kerja.

6. Pelaksanaan Pelaporan (Pelayanan Kesehatan

Kerja, Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

dan Penyakit Akibat Kerja)

Apabila prinsip-prinsip tersebut diaplikasikan di

dalam bentuk opersional, maka tujuan utama dari

kesehatan kerja akan tercapai, yang meliputi, antara lain:

• Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit

dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.

• Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi

tenaga kerja.

• Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas

tenaga kerja.

• Pencegahan kelelahan kerja dan meningkatkan

kegairahan serta kenikmatan kerja.

• Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-

bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh

perusahaan tersebut.

• Perlindungan bagi masyarakat luas dari

bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh

produk-produk perusahaan.

ErgonomiKesehatan kerja, tidak lepas dari suatu aturan atau

norma kerja yang terdapat dalam sistem kerja - dalam

bahasa yunani dikenal sebagai ergonomi.

Ergonomi diperlukan, karena setiap aktivitas atau

pekerjaan yang tidak dilakukan sesuai aturan atau

norma kerja akan berakibat tidak nyaman, biaya

operasional tinggi, kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja meningkat. Akibatnya perfomans kerja

yang buruk sehingga menyebabkan menurunnya

efisiensi dan daya kerja.

Salah satu keluhan yang kerap dialami pekerja

berkaitan dengan posisi kerja di kantor yang tidak

ergonomi, antara lain: Sakit kepala (head ache), Mata

kering dan terasa pegal (dry eyes, asthenopia), Nyeri

leher (neck stiffnes), Spasme otot bahu (frozen

shoulder), Carpal Tunnel Syndrome; kesemutan, baal

atau nyeri pada pergelangan tangan, serta Sakit

pinggang dan punggung bawah (low back pain).

Sick Building SyndromeSelain itu, kesehatan kerja juga sangat dipengaruhi

lingkungan kerja yang tidak sehat. Seperti halnya, pekerja

di gedung-gedung pencakar langit yang kerap membuat

pekerja mengalami sick building syndroma (SBS).

Penyakit ini tidak menunjukan gejala-gejala khas.

Keluhan pekerja yang mengalami SBS, kerap ditandai

dengan sakit kepala, lesu, iritasi mata maupun kulit, serta

berbagai problema gangguan pernafasan / sesak, dan

seringkali sulit diketahui penyebab yang nyata.

Umumnya digedung-gedung dengan sistem

ventilasi dan kualitas ruangan yang buruk – tanpa AC,

serta pencahayaan yang tidak memadahi, ataupun

pencemaran udara dalam ruangan.

Untuk pencegahan SBS, beberapa poin yang dapat

dilakukan, antara lain : harus dimulai sejak perencanaan,

penggunaan bahan bangunan dari dinding, lantai, plafon,

penyekat ruangan, bahan perekat dan cat dinding serta

desain ruangan – memiliki ventilasi yang cukup atau

sistem AC yang memadahi. Selain itu, penempatan

furnitur, lemari, barang-barang kantor di dalam ruangan

gedung, terlalu banyak, lembab, dan berdebu juga

mempengaruhi kesehatan kerja.

Semua item di atas berkaitan dengan upaya

menghasilkan sirkulasi udara dan tempat kerja yang

hygiene - sehat, yang sangat menunjang kesehatan kerja

para pekerja di gedung-gedung pencakar langit.

Dasar Hukum Kesehatan Kerja1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga) dan pasal 8

(delapan).

2. Peraturan Menteri Perburuhan no 7 Tahun 1964

tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan

serta Penerangan di Tempat Kerja.

3. Permenaker No 2 Tahun 1980 tentang

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam

Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

4. Permenaker No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban

Melapor Penyakit Akibat Kerja.

5. Permenaker No 3 Tahun 1983 tentang Pelayanan

Kesehatan Kerja.

6. Permenaker No 1 Tahun 1998 tentang

Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi

Tenaga Kerja

7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 333 Tahun

1989 tentang Diagnosa dan Pelaporan Penyakit

Akibat Kerja.

8. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No 1 Tahun

1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang

Makan.

9. Surat Edaran Dirjen Binawas tentang Perusahan

Catering yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga

Kerja. n

Page 52: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id52

WisdomWisdom

Sebagai bangsa yang berazaskan Bhineka

TunggalIka – Walaupun Berbeda-beda Tapi

Satu, keaneka ragaman suku bangsa,

agama, bukanlaah menjadi suatu

pertentangan tapi justru menjadi suatu kekuatan

yang bila bisa saling menghargai dan menghomati

keanekaragaman tersebut atau adanya toleransi.

Toleransi adalah perilaku terbuka dan

menghargai segala perbedaan yang ada dengan

sesama. Biasanya orang bertoleransi terhadap

perbedaan kebudayaan dan agama. Namun, konsep

toleransi ini juga bisa diaplikasikan untuk perbedaan

tingkat sosial, jenis kelamin, gangguan fisik maupun

intelektual maupun perbedaan lainnya.

Toleransi juga berarti menghormati dan mau

belajar dari orang lain, menghargai perbedaan,

menjembatani kesenjangan budaya, menolak

stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai

kesamaan sikap dan Toleransi juga adalah istilah

dalam konteks sosial, budaya dan agama yang

berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya

diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang

berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas

dalam suatu masyarakat

Aneka Jenis ToleransiContohnya adalah toleransi beragama, dimana

penganut mayoritas dalam suatu masyarakat

mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.

Istilah toleransi juga digunakan dengan

menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas,

misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain

Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu:

• Negatif : Isi ajaran dan penganutnya tidak

dihargai. Isi ajaran dan penganutnya

dibiarkan saja karena dalam keadaan

terpaksa.

• Positif : Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya

diterima serta dihargai.

• Empati : Isi ajaran serta penganutnya dihargai

–ikut merasakan karena dalam ajaran mereka

itu terdapat unsur-unsur kebenaran yang

berguna untuk memperdalam pendirian dan

kepercayaan sendiri.

Marilah kita renungkan dan amati suasana

kehidupan bangsa Indonesia. Kita harus merasa

bangga akan tanah air kita dan juga kita harus

bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita telah

dikaruniai tanah air yang indah dengan aneka ragam

kekayaan alam yang berlimpah ditambah lagi

beraneka ragam suku, ras, adat istiadat, budaya,

bahasa, serta agama dan lain-lainnya.

Kondisi bangsa Indonesia yang pluralistis

acapkali menimbulkan permasalahan tersendiri, bila

tanpa toleransi yang kuat, seperti muncul masalah

agama, paham separatisme, tawuran maupun

kesenjangan sosial.

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia,

kerukunan hidup antar umat beragama harus selalu

dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia

terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain

karena masalah agama. Toleransi antar umat

beragama bila kita bina dengan baik akan dapat

menumbuhkan sikap hormat menghormati antar

pemeluk agama sehingga tercipta suasana yang

tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan

beragama termasuk dalam melaksanakan ibadat

sesuai dengan agama dan keyakinannya.

Sikap Toleransi Sesama PekerjaDengan sikap saling menghargai, saling

menghormati, dan saling membantu sehingga akan

terbina kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.

Dan, mensupport untuk meningkatkan kinerja

perusahaan. Contoh pelaksanaan toleransi antara

umat beragama di sebuah perusahaan :

• Memberikan waktu untuk menjalankan

ibadah

• Membantu bila rekan kerja mengalami

musibah bencana alam-kebanjiran, kebakaran.

• Membantu karyawan yang mengalami

kecelakaan kerja maupun lalu-lintas saat

menjalani tugas.

• Memberi perhatian maupun bantuan bila

keluarga karyawan mengalami musibah

sakit, hingga harus menjalani perawatan

khusus.

• Memberikan bingkisan/perhatian perusaahaan

kepada karyawan pada hari-hari besar

keagamaan (Islam, Kristen Protestan,

Katolik, Budha, dan Lainnya)

• Menggantikan ship – jam kerja rekan,

dikarenakan hari besar keagamaan.

• Perusahaan dan karyawan saling

menghormati keyakinan dalam beragama.

Tidak melakukan penistaan terhadap rekan

kerja yang berbeda keyakinan.

• Memperkokoh Silahturahmi sesama

karyawan yang berbeda agama di dalam

perusahaan.

Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita wujudkan

dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan

dan tidak menyinggung keyakinan agama

masing-masing. Kita sebagai umat beragama

berkewajiban menahan diri untuk tidak

menyinggung perasaan umat beragama yang lain.

Hidup rukun dan bertoleransi tidak berarti bahwa

agama yang satu dan agama yang lainnya

dicampuradukkan.

Jadi sekali lagi melalui toleransi ini diharapkan

terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan

menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan

masing-masing.

Dalam kehidupan sehari-hari Anda, apakah

contoh-contoh toleransi antar umat beragama

seperti diuraikan di atas telah Anda lakukan? Jika

Anda telah melakukannya berarti Anda telah

berperilaku toleran dan saling menghargai. Tetapi

jika Anda tidak melakukannya berarti Anda tidak

toleran dan tidak saling menghargai. Sikap seperti

itu harus dijauhi.

Toleransi Dalam Kehidupan di Masyarakat

Sikap toleransi tidak hanya sesama rekan kerja,

tapi juga dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat. Cobalah Anda renungkan dan sadari

mengapa terjadi peristiwa seperti kerusuhan antar

umat beragama, bentrokan antar suku/ras/etnis,

dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut

merupakan cerminan dari kurangnya toleransi

dalam kehidupan bermasyarakat.

• Adanya sikap saling menghormati dan

menghargai antara pemeluk agama.

• Tidak membeda-bedakan suku, ras, atau

golongan.

• Memperkokoh Silaturahmi dan menerima

perbedaan.

• Mengakui dan menghargai hak asasi

manusia (HAM).

• Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa

kebangsaan atau nasionalisme.

• Menghindari terjadinya perpecahan, bila

ada permasalahan diselesaikan secara

kekeluargaan/musyawarah atau menlalui

jalur hukum yang adil.

Jadi toleransi atau sikap menghargai dan

menghormati terhadap keanekaragaman suku/

etnis/budaya dan agama, harus hadir tidak hanya di

tengah masyarakat luas, tetapi juga harus

ditumbuhkan di komunitas yang lebih kecil seperti

organisasi maupun institusi pemerintahan maupun

swasta-termasuk perusahaan. Tanpa toleransi yang

ada perpecahan, pertikaian, dan permusuhan.n

Kita hidup di dalam negara yang penuh keragaman, baik dari suku, agama, maupun budaya. Untuk bisa hidup damai dan berdampingan, tentu dibutuhkan toleransi satu sama lain.

MENYIKAPI PLURALISME‘SARA’ SESAMA PEKERJA

Page 53: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

53www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Wisdom

ebagai bangsa yang berazaskan Bhineka

TunggalIka – Walaupun Berbeda-beda Tapi

Satu, keaneka ragaman suku bangsa,

agama, bukanlaah menjadi suatu

pertentangan tapi justru menjadi suatu kekuatan

yang bila bisa saling menghargai dan menghomati

keanekaragaman tersebut atau adanya toleransi.

Toleransi adalah perilaku terbuka dan

menghargai segala perbedaan yang ada dengan

sesama. Biasanya orang bertoleransi terhadap

perbedaan kebudayaan dan agama. Namun, konsep

toleransi ini juga bisa diaplikasikan untuk perbedaan

tingkat sosial, jenis kelamin, gangguan fisik maupun

intelektual maupun perbedaan lainnya.

Toleransi juga berarti menghormati dan mau

belajar dari orang lain, menghargai perbedaan,

menjembatani kesenjangan budaya, menolak

stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai

kesamaan sikap dan Toleransi juga adalah istilah

dalam konteks sosial, budaya dan agama yang

berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya

diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang

berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas

dalam suatu masyarakat

Aneka Jenis ToleransiContohnya adalah toleransi beragama, dimana

penganut mayoritas dalam suatu masyarakat

mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.

Istilah toleransi juga digunakan dengan

menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas,

misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain

Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu:

• Negatif : Isi ajaran dan penganutnya tidak

dihargai. Isi ajaran dan penganutnya

dibiarkan saja karena dalam keadaan

terpaksa.

• Positif : Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya

diterima serta dihargai.

• Empati : Isi ajaran serta penganutnya dihargai

–ikut merasakan karena dalam ajaran mereka

itu terdapat unsur-unsur kebenaran yang

berguna untuk memperdalam pendirian dan

kepercayaan sendiri.

Marilah kita renungkan dan amati suasana

kehidupan bangsa Indonesia. Kita harus merasa

bangga akan tanah air kita dan juga kita harus

bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita telah

dikaruniai tanah air yang indah dengan aneka ragam

kekayaan alam yang berlimpah ditambah lagi

beraneka ragam suku, ras, adat istiadat, budaya,

bahasa, serta agama dan lain-lainnya.

Kondisi bangsa Indonesia yang pluralistis

acapkali menimbulkan permasalahan tersendiri, bila

tanpa toleransi yang kuat, seperti muncul masalah

agama, paham separatisme, tawuran maupun

kesenjangan sosial.

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia,

kerukunan hidup antar umat beragama harus selalu

dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia

terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain

karena masalah agama. Toleransi antar umat

beragama bila kita bina dengan baik akan dapat

menumbuhkan sikap hormat menghormati antar

pemeluk agama sehingga tercipta suasana yang

tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan

beragama termasuk dalam melaksanakan ibadat

sesuai dengan agama dan keyakinannya.

Sikap Toleransi Sesama PekerjaDengan sikap saling menghargai, saling

menghormati, dan saling membantu sehingga akan

terbina kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.

Dan, mensupport untuk meningkatkan kinerja

perusahaan. Contoh pelaksanaan toleransi antara

umat beragama di sebuah perusahaan :

• Memberikan waktu untuk menjalankan

ibadah

• Membantu bila rekan kerja mengalami

musibah bencana alam-kebanjiran, kebakaran.

• Membantu karyawan yang mengalami

kecelakaan kerja maupun lalu-lintas saat

menjalani tugas.

• Memberi perhatian maupun bantuan bila

keluarga karyawan mengalami musibah

sakit, hingga harus menjalani perawatan

khusus.

• Memberikan bingkisan/perhatian perusaahaan

kepada karyawan pada hari-hari besar

keagamaan (Islam, Kristen Protestan,

Katolik, Budha, dan Lainnya)

• Menggantikan ship – jam kerja rekan,

dikarenakan hari besar keagamaan.

• Perusahaan dan karyawan saling

menghormati keyakinan dalam beragama.

Tidak melakukan penistaan terhadap rekan

kerja yang berbeda keyakinan.

• Memperkokoh Silahturahmi sesama

karyawan yang berbeda agama di dalam

perusahaan.

Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita wujudkan

dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan

dan tidak menyinggung keyakinan agama

masing-masing. Kita sebagai umat beragama

berkewajiban menahan diri untuk tidak

menyinggung perasaan umat beragama yang lain.

Hidup rukun dan bertoleransi tidak berarti bahwa

agama yang satu dan agama yang lainnya

dicampuradukkan.

Jadi sekali lagi melalui toleransi ini diharapkan

terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan

menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan

masing-masing.

Dalam kehidupan sehari-hari Anda, apakah

contoh-contoh toleransi antar umat beragama

seperti diuraikan di atas telah Anda lakukan? Jika

Anda telah melakukannya berarti Anda telah

berperilaku toleran dan saling menghargai. Tetapi

jika Anda tidak melakukannya berarti Anda tidak

toleran dan tidak saling menghargai. Sikap seperti

itu harus dijauhi.

Toleransi Dalam Kehidupan di Masyarakat

Sikap toleransi tidak hanya sesama rekan kerja,

tapi juga dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat. Cobalah Anda renungkan dan sadari

mengapa terjadi peristiwa seperti kerusuhan antar

umat beragama, bentrokan antar suku/ras/etnis,

dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut

merupakan cerminan dari kurangnya toleransi

dalam kehidupan bermasyarakat.

• Adanya sikap saling menghormati dan

menghargai antara pemeluk agama.

• Tidak membeda-bedakan suku, ras, atau

golongan.

• Memperkokoh Silaturahmi dan menerima

perbedaan.

• Mengakui dan menghargai hak asasi

manusia (HAM).

• Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa

kebangsaan atau nasionalisme.

• Menghindari terjadinya perpecahan, bila

ada permasalahan diselesaikan secara

kekeluargaan/musyawarah atau menlalui

jalur hukum yang adil.

Jadi toleransi atau sikap menghargai dan

menghormati terhadap keanekaragaman suku/

etnis/budaya dan agama, harus hadir tidak hanya di

tengah masyarakat luas, tetapi juga harus

ditumbuhkan di komunitas yang lebih kecil seperti

organisasi maupun institusi pemerintahan maupun

swasta-termasuk perusahaan. Tanpa toleransi yang

ada perpecahan, pertikaian, dan permusuhan.n

Page 54: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id54

adan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Ketenagakerjaan bersama BPJS

Kesehatan menggandeng Kementerian

Dalam Negeri (Kemendagri) dalam

rangka sosialisasi kepada seluruh pihak yang

terlibat dalam implementasi Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) dan Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN) di wilayah Batam.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensinergikan fungsi

masing-masing pihak dalam penyelenggaraan

program jaminan sosial di daerah, khususnya di

Wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Selain itu juga, untuk melihat sejauh mana

optimalisasi penyelenggaraan Jaminan Sosial di

daerah tersebut dengan mekanisme PTSP dan

PATEN yang telah berjalan. "Ini kan sebagai tindak

lanjut dari Perjanjian kerjasama antara Kemendagri

dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS

Kesehatan pada November 2015 lalu. Oleh karena

itu, dengan sistem jaminan sosial negara

berkomitmen agar masyarakat terhindar dari

potensi miskin karena berbagai risiko," kata

Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan Junaedi saat acara

sosialisasi MoU dan PKS antara Kemendagri

dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS

Kesehatan di Batam, Kep. Riau kemarin. Menurut

dia, sosialisasi ini merupakan yang pertama kali

dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan di kota

Batam.

Selanjutnya, perseroan akan merambah ke

daerah sentra industri yang memiliki banyak

pekerja, seperti di Pulau Jawa dan Bali. "Tentu saja

yang memiliki potensi seperti Jawa Bali, itu yang

kita utamakan dalam sosialisasi. Sehingga lebih

efektif daripada jauh-jauh tapi potensinya kecil.

Kita harap tahun ini bisa lebih efektif dalam

mengakuisisi dan edukasi masyarakat," ujar dia.

Hingga periode Desember 2015, total iuran

BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai Rp35,95

triliun (un-audited). Sementara klaim jaminan untuk

program Jaminan Hari Tua (JHT) sudah sekitar

Rp14,45 triliun dari 1,7 juta kasus. Klaim Jaminan

Kematian (JKM) mencapai Rp416 miliar dari 28 ribu

kasus dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sekitar

Rp665 miliar dari 110 ribu kasus.

Sedangkan total dana kelolaan hingga

Desember 2015 sebesar Rp206 triliun atau naik

sekitar 10% dari tahun sebelumnya. Sementara hasil

investasi telah mencapai Rp17,69 triliun atau

tumbuh sekitar 10%. Junaedi juga berharap, dengan

adanya acara ini maka di tahun 2016 jumlah

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bertambah

sekitar 4 juta peserta atau menjadi 23,1 juta

kepersetaan.

Sementara untuk jumlah pekerja Bukan

Penerima Upah (BPU/ sektor informal) ditargetkan

mencapai 1 juta pekerja. Pihaknya pun optimistis

target akuisisi 1 juta pekerja informal dapat tercapai,

mengingat masih rendahnya angka peserta non

formal saat ini dibandingkan sektor formal.

Ditjen Bina Administrasi Kewilayaan

Kementerian Dalam Negeri Rizari menambahkan,

pelaksanaan serta optimalisasi PTSP dan PATEN

dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama yang

baik seluruh pihak yang terlibat serta adanya

koordinasi yang baik. Menurutnya, agar koordinasi

tetap terjaga, dibentuk pula Tim Pembina

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial di tingkat

pusat yang bertugas untuk melakukan sosialisasi

terkait dengan kebijakan atau regulasi terkait

kepesertaan program Jaminan Sosial dengan

Festival Antikorupsi 2015 memanfaatkan

momentum peringatan Hari Antikorupsi

Internasional yang jatuh pada tanggal 9

Desember 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk

menumbuhkan inisiatif dari masyarakat dan komunitas

dan melibatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam

pemberantasan korupsi.

BPJS Ketenagakerjaan mengambil bagian dalam

acara penting di Festival Antikorupsi 2015 ini. Boot

BPJS Ketenagakerjaan mendapat kehormatan

dikunjungi Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan

setelah beliau membacakan sambutan Presiden Joko

Widodo.

Presiden Joko Widodo dalam sambutan yang

dibacakan Menkopolkukam menegaskan, tindakan

pencegahan tidak kalah pentingnya dengan

penegakan hukum. Karena itu pemerintah perlu

membangun sistem dan tata kelola pemerintahan yang

bersih dan bebas korupsi. Sistem yang baik akan efektif

untuk mencegah peluang terjadinya korupsi.

Menkopolhukam menambahkan, pemerintah akan

melakukan langkah percepatan reformasi birokrasi

termasuk di dalamnya reformasi pelayanan publik dan

perizinan. Mekanisme kerja birokrasi harus diarahkan ke

pemerintahan elektronik atau E-government. Di

antaranya, cash flow management system, pajak online,

e-budgetting, e-purchasing system, E-catalog

pemanfaatan whistleblowing system serta banyak lagi

yang lain.

Selanjutnya disebutkan, banyak pekerjaan dalam

birokrasi yang bisa dilakukan jauh lebih efisien dengan

menggunakan teknologi birokrasi. Untuk mencegah

dan memerangi korupsi memerlukan langkah yang

komprehensif. Perlunya partisipasi rakyat untuk terlibat

dalam melawan korupsi. Selain itu, diperlukan juga

keteladanan para pemimpin pemegang kekuasaan dari

pusat sampai daerah untuk berdiri di depan

membangun kepemimpinan yang bebas dari korupsi.

Sementara itu, terkait dengan upaya

pemberantasan korupsi, Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) mengapreasiasi BPJS Ketenagakerjaan

termasuk dalam kategori 10 besar institusi pemerintah

yang tanggap menindaklanjuti rekomendasi yang

diberikan KPK. Terkait dengan hal tersebut, Deputi

Bidang Pencegahan KPK Pahala Nainggolan langsung

menyampaikan Laporan Hasil Pemantauan Sistem

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan tahun 2015 kepada

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G

Massasya di kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan di

Jakarta, 28 Januari 2016.

Seluruh jajaran BPJS Ketenagakerjaan

menyatakan komitmennya untuk menjaga integritas

dan menjadikan BPJS Ketenagakerjaan sebagai Badan

yang terpercaya dalam mengelola dana untuk

kesejahteraan peserta. BPJS Ketenagakerjaan dalam

melakukan pengelolaan dana selalu mengacu kepada

regulasi yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu

Peraturan Pemerintah (PP) No 55 Tahun 2015 tentang

Perubahan Atas PP No 99 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Tenaga Kerja. n

Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi sedunia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar acara Festival Antikorupsi 2015. Acara yang diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesha, ITB Bandung (10-11 Desember 2015) ini mengangkat tema “Berbagi Peran Membangun Negeri, Berbagi Peran Memberantas Korupsi”.

Review

BPJS KETENAGAKERJAANDI FESTIVAL ANTIKORUPSI 2015

mekanisme PTSP dan PATEN.

"Dengan adanya fungsi dan tugas yang jelas

terhadap semua pihak, diharapkan pelayanan

kepada peserta serta peningkatan kepesertaan

Program Jaminan Sosial dapat terwujud secara

optimal di seluruh wilayah Indonesia," tukasnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Administrasi

Kewilayahan Kemendagri Endang Try Setyasih

mengungkapkan, saat ini sudah ada sebanyak

1.044 kecamatan yang baru memiliki PATEN.

Padahal, jumlah kecamatan di Indonesia

mencapai 7.049 kecamatan. Artinya, masih ada

6.005 kecamatan yang belum memiliki PATEN

atau sekitar 85% dari total kecamatan. Endang

menuturkan, kecilnya jumlah PATEN yang suda

ada disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan

edukasi dari pusat kepada pemerintah daerah.

"Kita masih upayakan sosialisasi ke bupati dan

walikota agar mendelegasikan wewenang izinnya

ke kecamatan supaya masyarakat lebih mudah

mengurus jaminan sosialnya. Dia pun menargetkan

seluruh kecamatan sudah memiliki PATEN hingga

akhir tahun 2016 ini.n

Page 55: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

Agenda

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Ketenagakerjaan bersama BPJS

Kesehatan menggandeng Kementerian

Dalam Negeri (Kemendagri) dalam

rangka sosialisasi kepada seluruh pihak yang

terlibat dalam implementasi Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) dan Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN) di wilayah Batam.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensinergikan fungsi

masing-masing pihak dalam penyelenggaraan

program jaminan sosial di daerah, khususnya di

Wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Selain itu juga, untuk melihat sejauh mana

optimalisasi penyelenggaraan Jaminan Sosial di

daerah tersebut dengan mekanisme PTSP dan

PATEN yang telah berjalan. "Ini kan sebagai tindak

lanjut dari Perjanjian kerjasama antara Kemendagri

dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS

Kesehatan pada November 2015 lalu. Oleh karena

itu, dengan sistem jaminan sosial negara

berkomitmen agar masyarakat terhindar dari

potensi miskin karena berbagai risiko," kata

Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan Junaedi saat acara

sosialisasi MoU dan PKS antara Kemendagri

dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS

Kesehatan di Batam, Kep. Riau kemarin. Menurut

dia, sosialisasi ini merupakan yang pertama kali

dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan di kota

Batam.

Selanjutnya, perseroan akan merambah ke

daerah sentra industri yang memiliki banyak

pekerja, seperti di Pulau Jawa dan Bali. "Tentu saja

yang memiliki potensi seperti Jawa Bali, itu yang

kita utamakan dalam sosialisasi. Sehingga lebih

efektif daripada jauh-jauh tapi potensinya kecil.

Kita harap tahun ini bisa lebih efektif dalam

mengakuisisi dan edukasi masyarakat," ujar dia.

Hingga periode Desember 2015, total iuran

BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai Rp35,95

triliun (un-audited). Sementara klaim jaminan untuk

program Jaminan Hari Tua (JHT) sudah sekitar

Rp14,45 triliun dari 1,7 juta kasus. Klaim Jaminan

Kematian (JKM) mencapai Rp416 miliar dari 28 ribu

kasus dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sekitar

Rp665 miliar dari 110 ribu kasus.

Sedangkan total dana kelolaan hingga

Desember 2015 sebesar Rp206 triliun atau naik

sekitar 10% dari tahun sebelumnya. Sementara hasil

investasi telah mencapai Rp17,69 triliun atau

tumbuh sekitar 10%. Junaedi juga berharap, dengan

adanya acara ini maka di tahun 2016 jumlah

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bertambah

sekitar 4 juta peserta atau menjadi 23,1 juta

kepersetaan.

Sementara untuk jumlah pekerja Bukan

Penerima Upah (BPU/ sektor informal) ditargetkan

mencapai 1 juta pekerja. Pihaknya pun optimistis

target akuisisi 1 juta pekerja informal dapat tercapai,

mengingat masih rendahnya angka peserta non

formal saat ini dibandingkan sektor formal.

Ditjen Bina Administrasi Kewilayaan

Kementerian Dalam Negeri Rizari menambahkan,

pelaksanaan serta optimalisasi PTSP dan PATEN

dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama yang

baik seluruh pihak yang terlibat serta adanya

koordinasi yang baik. Menurutnya, agar koordinasi

tetap terjaga, dibentuk pula Tim Pembina

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial di tingkat

pusat yang bertugas untuk melakukan sosialisasi

terkait dengan kebijakan atau regulasi terkait

kepesertaan program Jaminan Sosial dengan

BPJS KETENAGAKERJAANGANDENG KEMENDAGRISOSIALISASIKAN PTSP DAN PATEN

mekanisme PTSP dan PATEN.

"Dengan adanya fungsi dan tugas yang jelas

terhadap semua pihak, diharapkan pelayanan

kepada peserta serta peningkatan kepesertaan

Program Jaminan Sosial dapat terwujud secara

optimal di seluruh wilayah Indonesia," tukasnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Administrasi

Kewilayahan Kemendagri Endang Try Setyasih

mengungkapkan, saat ini sudah ada sebanyak

1.044 kecamatan yang baru memiliki PATEN.

Padahal, jumlah kecamatan di Indonesia

mencapai 7.049 kecamatan. Artinya, masih ada

6.005 kecamatan yang belum memiliki PATEN

atau sekitar 85% dari total kecamatan. Endang

menuturkan, kecilnya jumlah PATEN yang suda

ada disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan

edukasi dari pusat kepada pemerintah daerah.

"Kita masih upayakan sosialisasi ke bupati dan

walikota agar mendelegasikan wewenang izinnya

ke kecamatan supaya masyarakat lebih mudah

mengurus jaminan sosialnya. Dia pun menargetkan

seluruh kecamatan sudah memiliki PATEN hingga

akhir tahun 2016 ini.n

55BRIDGE VOLUME 11

Page 56: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id56

adan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Ketenagakerjaan bersama BPJS

Kesehatan menggandeng Kementerian

Dalam Negeri (Kemendagri) dalam

rangka sosialisasi kepada seluruh pihak yang

terlibat dalam implementasi Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) dan Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN) di wilayah Batam.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensinergikan fungsi

masing-masing pihak dalam penyelenggaraan

program jaminan sosial di daerah, khususnya di

Wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Selain itu juga, untuk melihat sejauh mana

optimalisasi penyelenggaraan Jaminan Sosial di

daerah tersebut dengan mekanisme PTSP dan

PATEN yang telah berjalan. "Ini kan sebagai tindak

lanjut dari Perjanjian kerjasama antara Kemendagri

dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS

Kesehatan pada November 2015 lalu. Oleh karena

itu, dengan sistem jaminan sosial negara

berkomitmen agar masyarakat terhindar dari

potensi miskin karena berbagai risiko," kata

Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan Junaedi saat acara

sosialisasi MoU dan PKS antara Kemendagri

dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS

Kesehatan di Batam, Kep. Riau kemarin. Menurut

dia, sosialisasi ini merupakan yang pertama kali

dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan di kota

Batam.

Selanjutnya, perseroan akan merambah ke

daerah sentra industri yang memiliki banyak

pekerja, seperti di Pulau Jawa dan Bali. "Tentu saja

yang memiliki potensi seperti Jawa Bali, itu yang

kita utamakan dalam sosialisasi. Sehingga lebih

efektif daripada jauh-jauh tapi potensinya kecil.

Kita harap tahun ini bisa lebih efektif dalam

mengakuisisi dan edukasi masyarakat," ujar dia.

Hingga periode Desember 2015, total iuran

BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai Rp35,95

triliun (un-audited). Sementara klaim jaminan untuk

program Jaminan Hari Tua (JHT) sudah sekitar

Rp14,45 triliun dari 1,7 juta kasus. Klaim Jaminan

Kematian (JKM) mencapai Rp416 miliar dari 28 ribu

kasus dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sekitar

Rp665 miliar dari 110 ribu kasus.

Sedangkan total dana kelolaan hingga

Desember 2015 sebesar Rp206 triliun atau naik

sekitar 10% dari tahun sebelumnya. Sementara hasil

investasi telah mencapai Rp17,69 triliun atau

tumbuh sekitar 10%. Junaedi juga berharap, dengan

adanya acara ini maka di tahun 2016 jumlah

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bertambah

sekitar 4 juta peserta atau menjadi 23,1 juta

kepersetaan.

Sementara untuk jumlah pekerja Bukan

Penerima Upah (BPU/ sektor informal) ditargetkan

mencapai 1 juta pekerja. Pihaknya pun optimistis

target akuisisi 1 juta pekerja informal dapat tercapai,

mengingat masih rendahnya angka peserta non

formal saat ini dibandingkan sektor formal.

Ditjen Bina Administrasi Kewilayaan

Kementerian Dalam Negeri Rizari menambahkan,

pelaksanaan serta optimalisasi PTSP dan PATEN

dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama yang

baik seluruh pihak yang terlibat serta adanya

koordinasi yang baik. Menurutnya, agar koordinasi

tetap terjaga, dibentuk pula Tim Pembina

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial di tingkat

pusat yang bertugas untuk melakukan sosialisasi

terkait dengan kebijakan atau regulasi terkait

kepesertaan program Jaminan Sosial dengan

Review

mekanisme PTSP dan PATEN.

"Dengan adanya fungsi dan tugas yang jelas

terhadap semua pihak, diharapkan pelayanan

kepada peserta serta peningkatan kepesertaan

Program Jaminan Sosial dapat terwujud secara

optimal di seluruh wilayah Indonesia," tukasnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Administrasi

Kewilayahan Kemendagri Endang Try Setyasih

mengungkapkan, saat ini sudah ada sebanyak

1.044 kecamatan yang baru memiliki PATEN.

Padahal, jumlah kecamatan di Indonesia

mencapai 7.049 kecamatan. Artinya, masih ada

6.005 kecamatan yang belum memiliki PATEN

atau sekitar 85% dari total kecamatan. Endang

menuturkan, kecilnya jumlah PATEN yang suda

ada disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan

edukasi dari pusat kepada pemerintah daerah.

"Kita masih upayakan sosialisasi ke bupati dan

walikota agar mendelegasikan wewenang izinnya

ke kecamatan supaya masyarakat lebih mudah

mengurus jaminan sosialnya. Dia pun menargetkan

seluruh kecamatan sudah memiliki PATEN hingga

akhir tahun 2016 ini.n

Page 57: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

57www.bpjsketenagakerjaan.go.id BRIDGE VOLUME 11

Agenda

adan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Ketenagakerjaan bersama BPJS

Kesehatan menggandeng Kementerian

Dalam Negeri (Kemendagri) dalam

rangka sosialisasi kepada seluruh pihak yang

terlibat dalam implementasi Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (PTSP) dan Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN) di wilayah Batam.

Kegiatan ini bertujuan untuk mensinergikan fungsi

masing-masing pihak dalam penyelenggaraan

program jaminan sosial di daerah, khususnya di

Wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Selain itu juga, untuk melihat sejauh mana

optimalisasi penyelenggaraan Jaminan Sosial di

daerah tersebut dengan mekanisme PTSP dan

PATEN yang telah berjalan. "Ini kan sebagai tindak

lanjut dari Perjanjian kerjasama antara Kemendagri

dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS

Kesehatan pada November 2015 lalu. Oleh karena

itu, dengan sistem jaminan sosial negara

berkomitmen agar masyarakat terhindar dari

potensi miskin karena berbagai risiko," kata

Direktur Kepesertaan Hubungan Antar Lembaga

BPJS Ketenagakerjaan Junaedi saat acara

sosialisasi MoU dan PKS antara Kemendagri

dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS

Kesehatan di Batam, Kep. Riau kemarin. Menurut

dia, sosialisasi ini merupakan yang pertama kali

dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan di kota

Batam.

Selanjutnya, perseroan akan merambah ke

daerah sentra industri yang memiliki banyak

pekerja, seperti di Pulau Jawa dan Bali. "Tentu saja

yang memiliki potensi seperti Jawa Bali, itu yang

kita utamakan dalam sosialisasi. Sehingga lebih

efektif daripada jauh-jauh tapi potensinya kecil.

Kita harap tahun ini bisa lebih efektif dalam

mengakuisisi dan edukasi masyarakat," ujar dia.

Hingga periode Desember 2015, total iuran

BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai Rp35,95

triliun (un-audited). Sementara klaim jaminan untuk

program Jaminan Hari Tua (JHT) sudah sekitar

Rp14,45 triliun dari 1,7 juta kasus. Klaim Jaminan

Kematian (JKM) mencapai Rp416 miliar dari 28 ribu

kasus dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sekitar

Rp665 miliar dari 110 ribu kasus.

Sedangkan total dana kelolaan hingga

Desember 2015 sebesar Rp206 triliun atau naik

sekitar 10% dari tahun sebelumnya. Sementara hasil

investasi telah mencapai Rp17,69 triliun atau

tumbuh sekitar 10%. Junaedi juga berharap, dengan

adanya acara ini maka di tahun 2016 jumlah

kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bertambah

sekitar 4 juta peserta atau menjadi 23,1 juta

kepersetaan.

Sementara untuk jumlah pekerja Bukan

Penerima Upah (BPU/ sektor informal) ditargetkan

mencapai 1 juta pekerja. Pihaknya pun optimistis

target akuisisi 1 juta pekerja informal dapat tercapai,

mengingat masih rendahnya angka peserta non

formal saat ini dibandingkan sektor formal.

Ditjen Bina Administrasi Kewilayaan

Kementerian Dalam Negeri Rizari menambahkan,

pelaksanaan serta optimalisasi PTSP dan PATEN

dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama yang

baik seluruh pihak yang terlibat serta adanya

koordinasi yang baik. Menurutnya, agar koordinasi

tetap terjaga, dibentuk pula Tim Pembina

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial di tingkat

pusat yang bertugas untuk melakukan sosialisasi

terkait dengan kebijakan atau regulasi terkait

kepesertaan program Jaminan Sosial dengan

Agenda

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan apresiasi kepada BPJS Ketenagakerjaan yang telah menindaklanjuti rekomendasi Laporan Hasil Kajian Sistem Jaminan Sosial Ketenagakerjaan tahun 2014. BPJS Ketenagakerjaan masuk dalam kategori 10 besar institusi pemerintah yang tanggap menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan KPK.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

memberikan apresiasi kepada BPJS

Ketenagakerjaan yang telah menindaklanjuti

rekomendasi Laporan Hasil Kajian Sistem

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan tahun 2014. BPJS

Ketenagakerjaan masuk dalam kategori 10 besar

institusi pemerintah yang tanggap menindaklanjuti

rekomendasi yang diberikan KPK.

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang

Pencegahan KPK Pahala Nainggolan langsung

menyampaikan Laporan Hasil Pemantauan Sistem

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan tahun 2015 kepada

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G

Masassya di kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan di

Jakarta.

Kepala Urusan Komunikasi Eksternal BPJS

Ketenagakerjaan, Irvansyah Utoh Banja menjelaskan,

menyambut positif hasil laporan kajian yang dilakukan

KPK yang diharapkan pengelolaannya menjadi lebih

baik, bersih dan sesuai harapan semua pihak.

Ia menjelaskan Laporan Kajian KPK bertujuan salah

satunya untuk mengidentifikasi titik-titik kelemahan dan

potensi korupsi dari Sistem Jaminan Sosial Tenaga Kerja

dan melakukan analisis terhadap kebijakan Sistem

Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan tata kelolanya pada

instansi-instansi terkait. Hasil pemantauan terhadap

rekomendasi KPK tersebut dituangkan dalam Laporan

Hasil Pemantauan Tahun 2015 terhadap Sistem Jaminan

Sosial Ketenagakerjaan.

Ruang lingkup kegiatan kajian KPK pada BPJS

Ketenagakerjaan yang difokuskan pada aspek

pengawasan, regulasi, kelembagaan, kepesertaan,

pelayanan, dan pembiayaan. Irvansyah menambahkan,

tidak hanya terkait rekomendasi KPK saja, BPJS

Ketenagakerjaan selalu menindaklanjuti dan

menyelesaikan hal-hal yang menjadi perhatian lembaga

pengawas lainnya, seperti temuan hasil audit Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK). “Hal ini merupakan komitmen

yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan untuk menjaga

integritas dan menjadi Badan yang terpercaya dalam

mengelola dana untuk kesejahteraan peserta,” jelasnya.

Lebih lanjut, Irvansyah menjelaskan BPJS

Ketenagakerjaan dalam melakukan pengelolaan dana

selalu mengacu kepada regulasi yang telah ditetapkan

pemerintah, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No 55

Tahun 2015 tentang Perubahan Atas PP No 99 Tahun 2013

tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Sementara itu, Pahala Nainggolan menjelaskan, dari

seluruh rekomendasi yang disampaikan oleh KPK, BPJS

Ketenagakerjaan telah berhasil menindaklanjuti 100% dan

masuk dalam kategori 10 besar institusi pemerintah

dengan tanggap menindaklanjuti rekomendasi yang

diberikan KPK. “KPK berkomitmen untuk mengawal

implementasi Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

untuk melindungi seluruh masyarakat pekerjaa Indonesia,”

kata Pahala.

Hingga akhir 2015, dana yang dikelola oleh BPJS

Ketenagakerjaan mencapai Rp 206,37 triliun dari 19,1 juta

peserta, terdiri atas pekerja penerima upah dan pekerja

bukan penerima upah. Dana kelolaan ini rata-rata tumbuh

15,83% per tahun sejak tahun 2010. Adapun hasil investasi

mencapai Rp 17,68 triliun atau rata-rata tumbuh 14,96%

pertahun. n

mekanisme PTSP dan PATEN.

"Dengan adanya fungsi dan tugas yang jelas

terhadap semua pihak, diharapkan pelayanan

kepada peserta serta peningkatan kepesertaan

Program Jaminan Sosial dapat terwujud secara

optimal di seluruh wilayah Indonesia," tukasnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Administrasi

Kewilayahan Kemendagri Endang Try Setyasih

mengungkapkan, saat ini sudah ada sebanyak

1.044 kecamatan yang baru memiliki PATEN.

Padahal, jumlah kecamatan di Indonesia

mencapai 7.049 kecamatan. Artinya, masih ada

6.005 kecamatan yang belum memiliki PATEN

atau sekitar 85% dari total kecamatan. Endang

menuturkan, kecilnya jumlah PATEN yang suda

ada disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan

edukasi dari pusat kepada pemerintah daerah.

"Kita masih upayakan sosialisasi ke bupati dan

walikota agar mendelegasikan wewenang izinnya

ke kecamatan supaya masyarakat lebih mudah

mengurus jaminan sosialnya. Dia pun menargetkan

seluruh kecamatan sudah memiliki PATEN hingga

akhir tahun 2016 ini.n

KPK APRESIASI TANGGAPNYABPJS KETENAGAKERJAANTINDAKLANJUTI REKOMENDASI

Page 58: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 11 www.bpjsketenagakerjaan.go.id58

Q Q

Q

A

A

A

JawabTanya

BRAM SANTOSO

Saya Bram. Yang ingin saya tanyakan

adalah, siapa yang menanggung selisih

biaya pengobatan apabila tenaga kerja

memilih tarif rawat inap di luar ketentuan

yang berlaku ? Apakah untuk peserta BPU

perlakuaannya sama dengan peserta

penerima upah?

BPJS KETENAGAKERJAAN

Dalam hal peserta memanfaatkan kelas

rawat inap di rumah sakit swasta atau

pemerintah lebih tinggi dari kelas rawat

inap yang dikerjasamakan dengan BPJS

Ketenagakerjaan, maka selisih biaya

pelayanan kesehatan menjadi beban

perusahaan dan/atau beban peserta.

Perlakuan pelayanan kesehatan bagi peserta

bukan penerima upah maupun penerima

upah adalah sama.

MARIA SERHYL

Apakah manfaat pensiun cacat dapat

diberikan kepada peserta yang mengalami

sakit seperti stroke dan mengalami lumpuh

separuh badan sehingga tidak dapat bekerja

kembali?

BPJS KETENAGAKERJAAN

Manfaat pensiun cacat dapat diberikan pada

kasus cacat total akibat penyakit stroke

Manfaat pensiun cacat tidak selalu berkaitan

dengan kasus kecelakaan kerja, artinya

semua kasus cacat total tetap baik karena

penyakit biasa atau kecelakaan kerja

mendapatkan hak pensiun cacat selama

memenuhi syarat minimal kepesertaan 1

bulan.

LOVALIA UNTU

Jika ada tenaga kerja HABIS KONTRAK

per 1 September 2015 atau seterusnya,

apakah persyaratan pencairan JHT yang

harus dilampirkan adalah sama dengan

persyaratan untuk tenaga kerja yang

MENGUNDURKAN DIRI atau tenaga

kerja PHK?

BPJS KETENAGAKERJAAN

Untuk tenaga kerja kontrak

persyaratannya adalah sama dengan

persyaratan peserta mengundurkan

diri. Persyaratannya adalah sebagai

berikut :

• Kartu Peserta BPJS

Ketenagakerjaan asli.

• Fotocopy KTP atau Paspor yang

masih berlaku dengan

menunjukkan yang asli.

• Surat keterangan pengunduran

diri dari perusahaan tempat

bekerja yang ditujukan kepada

dan diketahui Dinas

Ketenagakerjaan setempat

dengan tembusan kepada BPJS

Ketenagakerjaan setempat.

Persyaratan surat keterangan ini

wajib bagi tenaga kerja yang

mengundurkan diri terhitung

mulai 1 September 2015 dan

seterusnya.

• Fotocopy Kartu Keluarga (KK)

yang masih berlaku dengan

menunjukkan yang asli.

• Fotocopy rekening tabungan jika

pembayaran dilakukan melalui

transfer.

Page 59: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)
Page 60: Bridge Edisi 11 Low 2 - BPJS Ketenagakerjaanbpjsketenagakerjaan.go.id/assets/uploads/tiny_mce/BRIDGE/06042016... · Ketenagakerjaan, antara lain 10 ribu Service Point Office (SPO)

BRIDGE VOLUME 09 www.bpjsketenagakerjaan.go.id6060 BRIDGE VOLUME 03 www.bpjsketenagakerjaan.go.id