brand topbigcms.bisnis.com/file-data/1/385/80434af5_NusantaraInfrastruktureTbk..pdfkami,” kata...

1

Transcript of brand topbigcms.bisnis.com/file-data/1/385/80434af5_NusantaraInfrastruktureTbk..pdfkami,” kata...

JAKARTA—Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan diketahui mengeksekusi terpidana kasus korupsi pada PT Indosat atas penggunaan jaringan 2,1 GHz atau 3G yang merugikan ne-gara hingga Rp1,3 triliun Indar Atmanto pada Selasa (16/9).

“Kami menyesalkan pelak -sanaan eksekusi yang di laksa-nakan terhadap klien kami, Bapak Indar Atmanto, tanpa kami menerima putusan terhadap kasasi yang diajukan oleh klien kami,” kata kuasa hukum Indar, Dodi Abdulkadir, dalam rilis yang

Bisnis terima Rabu (17/9).Dodi menyatakan akan mem-

pertanyakan kepada Mahkamah Agung soal putusan kasasi yang diajukan kliennya, agar bisa segera mengambil langkah hukum selanjutnya.

Dia tetap yakin mantan Direk -tur Utama IM2 itu tidak ber salah berdasarkan bukti-buk ti yang diajukan dalam per si dangan. In dar dihukum delapan ta hun penjara.

“Indosat akan te rus mendu-kung beliau,” kata Pre sdir Indosat Alexander Rusli. (Bisnis/mtb)

CHICAGO—McDonald’s Corp., perusahaan restoran cepat saji global, mengajukan merek untuk layanan ‘McBrunch’ ke U.S. Patent and Trademark Office (PTO) pada 23 Juli 2014.

Kepala Keuangan McDonald Peter Benson mengatakan rencana perusahaan adalah melanjutkan fokus pada peluang menu sarapan.

Pengajuan tersebut menun-jukkan minat dalam mempro-mosikan layanan makanan sarapan.

Pendaftaran merek McBrunch

bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya pernah didaftarkan pada 27 Februari 2001 oleh Scott Eckert dari Boca Raton, Florida. Namun, berdasarkan berkas PTO, pendaftaran tersebut tidak dilanjutkan.

“Kami mendapatkan surat permintaan penghentian dari McDonald. Pengawalan atas merek mereka sangat kuat dan klien kami memutuskan untuk tidak melanjutkan [pen-daftaran],” kata Julianne Bochinski, kuasa hukum Eckert, Rabu (17/9). (Bloomberg/rsp)

JAKARTA—Kantor hukum yang banyak menangani transaksi keuangan Makes and Partners mengumumkan kerja sama strategisnya dengan kantor hukum asal Singapura, Wong Partnership.

“Rencana bekerja sama dengan kantor hukum asing ini sudah lama digagas,” ujarnya Yozua Makes, selaku pendiri kantor hukum, Rabu (17/9), dalam acara ulang tahun kantor hukum itu yang ke-21.

Menurutnya kerja sama ini di -ja lin untuk meningkatkan fasili tas

bagi para kliennya yang keba-nyakan adalah investor asing.

Pihaknya memilih Wong Partnership karena memiliki kesamaan dalam memberikan jasa hukum, yakni dalam bidang project finance dan penanaman modal. Namun, ada beberapa hal yang tidak dimiliki Makes yakni arbitrase dan konstruksi.

“Makes sekarang sangat aktif dalam bidang konstruksi termasuk pembangunan jalan tol. Jadi kami butuh partner yang kuat dalam bidang itu,” tambahnya. (Bisnis/78)

KEJARI EKSEKUSI MANTAN DIRUT IM2 MCDONALD DAFTARKAN MEREK MCBRUNCH MAKES & PARTNERS JALIN ALIANSI

KLA

US

UL

11H U K U M B I S N I SKamis, 18 September 2014

�SENGKETA MEREK ACCU

Yuasa Corp. Gugat Lagi GS Garuda Sakti

�PERSEKONGKOLAN TENDER

KPPU Hukum 6 Perusahaan Konstruksi

Rio Sandy [email protected]

Dalam berkas perkara No. 24/HKI/Merek/2014/PN.JKT.PST yang diperoleh Bisnis, Yuasa mengaju-kan pembatalan merek milik Yudhi Tanto yang terdaftar dengan nomor IDM000026703, IDM000174207, IDM000174208, IDM000174209, dan IDM000174210.

Yuasa keberatan dengan pendaf-taran merek tersebut karena telah memproduksi aki dengan merek GS di seluruh dunia sejak 1908. Adapun, GS merupakan singkatan dari inisial nama pendiri Japan Storage Battery, Genzo Shimadzu.

Yuasa mengklaim merek GS per-tama kali didaftarkan sejak 1958 dan pernah dinyatakan sebagai top brand pada 2012. Merek GS juga sudah terdaftar di berbagai negara, seperti Jepang dan Indonesia.

Gugatan yang didaftarkan pada 11 April 2014 tersebut mengung-kapkan Yudhi memproduksi aki dengan menggunakan kemasan

(packaging) menyerupai kemasan milik Yuasa.

Menurut perusahaan yang ber-kantor pusat di Kyoto itu, tergugat beriktikad tidak baik untuk menge-labuhi konsumen yang mengira memiliki hubungan dengan Yuasa.

Yuasa mengklaim mereknya telah terkenal, sedangkan Garuda Sakti dianggap mempunyai persa-maan pada pokoknya. Atas dasar itulah mereka mengajukan gugatan dan meminta Pengadilan Niaga Jakarta Pusat membatalkan pendaf-taran merek GS milik Yudhi.

Kuasa hukum Yuasa Corporation Juliane Sari Manurung meno-lak untuk berkomentar ketika hendak dikonfirmasi mengenai perkara tersebut. “Saya tidak bisa berkomentar lebih lanjut.”

Sementara itu, pihak Yudhi Tan -to, pemilik merek GS Garuda Sakti, meng klaim masih terdapat segi pem beda dengan merek GS ter-kait dengan gugatan pembatalan yang kembali diajukan oleh Yuasa Corporation.

Kuasa hukum Yudhi, Wawan Setiawan mengatakan sebuah merek sudah jelas mempunyai unsur pembeda jika telah mendapat-kan sertifikat dari Direktorat Merek Kementerian Hukum dan HAM.

“Menurut saksi ahli kami, yaitu Sumardi Partoredjo, jika terdapat perbedaan warna dan susunan war-na saja sudah bisa dikatakan ber-beda. Jelas merek kami terdapat perbedaan dengan GS milik Yuasa,” kata Wawan, Selasa (16/9).

Saksi ahli, lanjutnya, juga mene-rangkan gugatan penghapus an atau pembatalan merek mem-punyai batas waktu hingga lima tahun setelah terdaftar. Adapun, merek GS milik Yudhi sudah ter-daftar sejak 2007, sehingga sudah melewati batas waktu tersebut.

Menurutnya, penghapusan atau pembatalan merek setelah lima tahun bisa dilakuan jika ada pe-langgaran terhadap ketertiban umum atau kesusilaan. Namun, pengertian tersebut tidak bisa dija-dikan alasan karena Garuda Sakti sudah melewati pemeriksaan su bstantif oleh regulator merek.

SUDAH DIPERIKSAWawan menjelaskan pemerik-

saan substantif juga sudah dilaku-kan Direktorat Merek dengan melihat literatur dan dalam ja-ringan (daring/online) sebelum penerbitan sertifikat merek. Jadi, merek milik Yudhi sudah tidak

mempunyai unsur kesamaan.Pihaknya juga mengungkapkan

bahwa tidak ada definisi tegas yang diberikan oleh undang-undang hingga saat ini. Biasanya keterkenal-an merek hanya dinilai dari penge-tahuan masyarakat umum.

Meskipun demikian, saksi ahli penggugat menuturkan keterke-nalan suatu merek bisa didukung dari faktor kegencaran promosi, tingkat investasi baik fisik mau-pun non-fisik, serta pendaftaran di beberapa negara besar.

Gugatan pembatalan atas me rek-merek tersebut pernah dilakukan Yuasa pada 2012. Ketika itu peng-adilan tingkat pertama tidak dapat menerima gugatan karena Yuasa tidak mencantumkan alamat ter-gugat dengan benar.

Yudhi ata kuasa hukumnya yang tidak pernah hadir dalam pem-bacaan gugatan hingga pemerik-saan bukti-bukti serta penyerahan ke simpulan. Menjelang pemba-caan putusan, kuasa hukum Yudhi datang menghadap majelis hakim dan menyerakan eksepsi soal keke-liruan pencantuman alamat.

JAKARTA—Enam perusahaan jasa kons-truksi dijatuhi denda oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) karena terbukti melakukan persekongkolan tender.

“PT Zuty Wijaya Sejati, PT Menarabaja Saranasakti, PT Handaru Adhiputra, PT Sinatria Inti Surya, PT Jayasakti Konstruksi dan PT Arafah Alam Sejahtera terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999,” ujar Saidah Sakwan selaku Ketua Majelis Komisi dalam diktum putusannya yang dibacakan Rabu (17/9).

Keenam terlapor merupakan peserta tender pembukaan/pembangunan Jalan Tanjung Agung–Simpang Pasar Agung–Danau Liang Kabupaten Lebong, Bengkulu tahun anggaran 2011.

Panitia/pokja pekerjaan konstruksi ULP Kabupaten Lebong TA 2011 dan PT Kandita Utama juga merupakan terlapor dalam kasus persekongkolan tender terse-but. Perkara ini terdaftar di KPPU dengan nomor 12/KPPU-L/2013.

Tim investigator KPPU sebelumnya mene-mukan bukti pelanggaran pasal 22 UU No. 5/1999 dalam bentuk persekongkolan horisontal yakni adanya perusahaan yang berafiliasi, adanya peserta tender yang me-nerima uang untuk menjadi perusahaan pendamping serta terdapat kerja sama dalam pembuatan dokumen penawaran.

Dari pemeriksaan diketahui terlapor II yakni PT Zuty Wijaya Sakti dan terlapor III PT Menarabaja Saranasakti memiliki hu-bungan kerabat dalam kepengurusannya.

Karena ada hubungan afiliasi tersebut maka melanggar Pasal 17 ayat 6 UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang melarang adanya badan usaha de-ngan kepengurusan yang berafiliasi ikut serta dalam pelelangan proyek yang sama.

Majelis juga mengatakan bahwa ter-lapor IV dan terlapor V yakni PT Handaru

Adhiputra dan PT Sinatria Inti Surya terbukti menerima uang untuk menjadi pendamping dalam tender masing-masing Rp3 juta dan Rp4 juta. Hal tersebut sudah diakui pula oleh kedua terlapor.

Dalam proses pemeriksaan, ditemukan juga adanya kerja sama dalam pembuatan dokumen penawaran yang melibatkan keenam terlapor. Dokumen tersebut dibuat oleh PT Jayasakti Konstruksi, sehingga pe -na waran harga pada tender antara para pe -ser ta sudah diatur dan tidak jauh berbeda.

Selain persekongkolan secara horison-tal, Majelis Komisi juga menemukan ada-nya persekongkolan vertikal yang dilaku-kan oleh terlapor I sebagai panitia kepada seluruh terlapor.

Berdasarkan penelusuran investigator, ter-lapor I menggugurkan 13 perusahaan lain dalam seleksi administratif untuk masuk dalam tender. Padahal, menurut komisi, ke salahan yang dilakukan 13 perusahaan tersebut tidak subtantif dan seharusnya masih bisa diloloskan untuk ikut tender.

Sementara itu, untuk terlapor VII yakni PT Kandita Utama tidak terbukti melakukan pelanggaran karena berhasil membuktikan bahwa pihaknya tidak ikut serta dalam kerja sama pembuatan doku-men penawaran ataupun menerima uang untuk menjadi pendamping.

REKOMENDASI KE KPKTerlapor II sebagai pemenang tender dan

otak dari persekongkolan dijatuhi denda senilai Rp2,063 miliar, terlapor III senilai Rp344 juta dan terlapor lainnya masing-masing Rp29 juta.

Majelis hakim juga memberikan reko-mendasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengadakan peme-riksaan terhadap dugaan korupsi yang terjadi dalam proyek pembangunan jalan tersebut. (Annisa Lestari Ciptaningtyas)

JAKARTA—Produsen baterai aki Yuasa Corporation kembali memperkarakan merek

GS Garuda Sakti ke pengadilan niaga karena dianggap memiliki kesamaan dengan merek

milik perusahaan Jepang itu.

�Yuasa mengklaim merek GS pertama kali didaftarkan pada 1958.

�Yudhi dituduh mem-produksi aki dengan ke-masan yang menyerupai produk Yuasa.

pusdok
Typewritten Text
Bisnis, 18 September 2014
pusdok
Typewritten Text