BPJS KESEHATAN

download BPJS KESEHATAN

of 3

Transcript of BPJS KESEHATAN

  • 5/27/2018 BPJS KESEHATAN

    1/3

    BPJS KESEHATAN : Tidak Ada Perbedaan Pelayanan untuk Masyarakat

    JAKARTA (Suara Karya): Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) memastikan Badan Penyelenggara Jaminan

    Sosial (BPJS) Kesehatan yang beroperasi pada 1 Januari 2014 tidak membedakan pelayanan. Masyarakat yang

    menjalankan proses rawat inap di kelas 1, 2, dan 3 akan mendapat pelayanan yang sama.

    "Harga obatnya sama, harga jasa dokter juga sama. Yang membedakan hanya harga kamarnya saja.

    Sebelumnya, masyarakat yang dirawat di kelas 1, harga obat dan jasa dokternya dihitung berdasarkan kelas 1.

    Nantinya tidak lagi," kata Ketua DJSN Chazali Situmorang di Jakarta, akhir pekan lalu.

    DJSN juga memastikan sebanyak 96,7 juta orang miskin akan dilayani BPJS Kesehatan. Mereka masuk 25,2

    juta rumah tangga miskin (RTM) dan penerima bantuan iuran (PBI) berdasarkan Pendataan Program

    Perlindungan Sosial (PPLS) 2011. "PBI ini berlaku untuk satu tahun mulai 2014 sampai 2015. Nanti PBI pada

    dua tahun berikutnya menggunakan PPLS tahun 2014," katanya.

    Angka 96,7 juta orang ini terbagi tiga kelompok, yakni rentan miskin yang berjumlah 60 juta jiwa, kelompok

    miskin yang mencapai 29 juta jiwa, dan sangat miskin sebanyak 7,7 juta jiwa. Pemerintah sendiri menaruh

    perhatian besar kepada kelompok rentan miskin, karena bisa menjadi miskin dan sangat miskin. Di sisi lain,

    kelompok dalam PBI bisa berubah dari yang tadinya miskin menjadi tidak miskin atau yang semula tidak miskin

    menjadi miskin. Proses pemutakhiran data kelompok masyarakat yang masuk kategori PBI akan dilakukan enam

    bulan sekali.

    Chazali juga memastikan jumlah PBI tepat sasaran karena berdasarkan nomor identitas tunggal yang terekam di

    e-KTP. Jika tidak sesuai, maka orang tersebut tidak berhak masuk PBI. Seperti halnya ketika menggunakan

    kartu ATM, jika nomor identitas yang dimasukkan tidak sama, maka kartu ATM akan ditolak oleh mesin.

    Rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang PBI yang merupakan peraturan pelaksana UU Nomor 24 Tahun

    2011 tentang BPJS diperkirakan siap disahkan pada Oktober 2012 ini. diharapkan disahkan.

    "Jadi bisa diketahui mana peserta BPJS yang preminya menjadi tanggungan pemerintah, mana yang tidak.

    Karenanya, fasilitas-fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, dan puskesmas harus memiliki teknologi

    informasi yang aksesnya terkoneksi dengan e-KTP," ucapnya.

    Dia menambahkan, ketika BPJS Kesehatan beroperasi, maka tidak ada lagi program jaminan kesehatan daerah

    (Jamkesda) dan tidak pemerintah daerah tidak akan menggunakan APBD untuk anggaran kesehatan bagi warga

    miskin.

    "Operasional BPJS semuanya dari APBN, bukan APBD. Dana Jamkesda yang sudah dianggarkan pemda,

    nantinya bisa digunakan untuk peningkatan mutu dan pelayanan kesehatan atau membangun sarana kesehatan

    dengan menggandeng pihak swasta. Bisa juga untuk membangun sumber daya manusia di bidang kesehatan,"

    tutur Chazali. (Singgih BS)

    Sumber :

    http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/112-bpjs-kesehatan-tidak-ada-perbedaan-pelayanan-untuk-

    masyarakat

  • 5/27/2018 BPJS KESEHATAN

    2/3

    Senin, 21 Oktober 2013 - 15:41 WIB

    Mulai 1 Januari 2014, Pemerintah Beri JaminanKesehatan 140 Juta Peserta BPJSOleh : DESK INFORMASI- Dibaca: 4740kaliPresiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, perubahan PT Asuransi Kesehatan(Askes) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dilakukan untuk

    mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial yang bersifat nasional bagi seluruh rakyat

    Indonesia.

    Melalui BPJS Kesehatan, pemerintah ingin memberikan jaminan yang lebih luas lagi bagi

    terpenuhinya kebutuhan kesehatan, kata Presiden SBY saat mencanangkan BPJS di Sekolah

    Pembentukan Perwira (SETUKPA) Jalan Bhayangkara, Kecamatan Gunung Puyuh, Sukabumi,

    Jabar, Senin (21/10).

    Presiden menegaskan, dengan kehadiran BPJS Kesehatan, maka mulai 1 Januari 2014,

    pemerintah akan memberikan pelayanan kepada 140 juta peserta, antara lain untuk 86,4 juta

    jiwa kepesertaan Jamkesmas, 11 juta jiwa untuk Jamkesda, 16 juta peserta Askes, 7 juta

    peserta Jamsostek, dan 1,2 juta peserta unsur TNI dan Polri.

    Pada tahap kedua tanggal 1 Januari 2019, seluruh rakyat Indonesia akan secara otomatis

    menjadi peserta BPJS Kesehatan. Tolong diingatkan Presiden yang akan datang, jangan lupa 1

    Januari 2019 kita sudah mendapatkan bantuan jaminan kesehatan, pesan Kepala Negara.

    Presiden menginstruksikan untuk memastikan suksesnya operasional BPJS kesehatan tanggal 1

    Januari 2014 mendatang, yang sudah tinggal 2 (dua) bulan. Kalau pelu bikin Posko bekerja

    siang dan malam, sehingga tanggal 1 Januari, apa yang kita rencanakan bisa dilaksanakan, ujar

    Presiden SBY.

    Kepala Negara juga meminta agar dioptimalkan jaminan kesehatan bagi peserta Askes,

    Jamsostek, Asabri, Jamkesmas, dan Jamkesda. Pastikan proses transisi menuju BPJS

    Kesehatan berlangsung lancar dan tidak menghambat layanan kesehatan yang berkualitas,

    perintah Kepala Negara.

    Presiden mengajak semua pihak bekerja keras untuk mencapai target pemenuhan jaminan

    kesehatan bagi seluruh rakyat tahun 2019 mendatang. Secara khusus saya berpesan agar

    meningkatkan memberikan layanan kesehatan yang profesional, santun, tanggap, informatif, dan

    bermartabat, pinta Presiden sembari mengajak semua pihak terkait untuk memberikan

    perluasan pelayanan kesehatan yang makin merata, terjangkau dan bermutu bagi masyarakat.

    Jangan Berobat ke Luar NegeriDalam kesempatan pencanangan itu, Presiden SBY mengatakan, pembangunan sektor

    kesehatan merupakan salah satu prioritas penting dalam agenda pembangunan nasional.

    Pemerintah ingin masyarakat di seluruh tanah air dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang

    layak.

    Pemerintah terus memperbaiki dan menyempurnakan pengelolaan jaminan kesehatan untuk

    memberikan kemudakan akses bagi masyarakat dalam memperoleh manfaat dari jaminan

    pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, ujar Presiden SBY.

    Perbaikan dan layanan kesehatan, lanjut Presiden, disinergikan dengan perkembangan

    kependudukan, kemajuan Iptek, kelestarian lingkungan hingga pembinaan budaya dan

    paradigma hidup sehat di kalangan masyarakat.

  • 5/27/2018 BPJS KESEHATAN

    3/3

    Melalui reformasi kesehatan, kita ingin membangun rakyat Indonesia yang bukan hanya sehat

    fisik tapi juga sehat jiwanya agar dapat menjadi bangsa yang kuat, tangguh dan cerdas, tegas

    Presiden SBY.

    Adapun kemitraan dengan BUMN dan kalangan dunia usaha, menurut Presiden SBY, akan

    diperluas kerjasamanya dalam penyediaan sarana dan fasilitas, serta jaminan kesehatan dalamjumlah yang mencukupi.

    Ditegaskan Presiden, melalui kemitraan pemerintah dengan BUMN dan kalangan dunia usaha,

    pemerintah akan memperbanyak pembangunan mulai Puskaesmas, Posyandu, dan sarana

    kesehatan lainnya, terutama di daerah rawan bencana, terpencil dan pulau terdepan, hingga

    pembangunan rumah sakit bertaraf internasional di kota-kota besar.

    Saya menyeru kepada rakyat yang tergolong mampu dan kaya, ketika di negeri sendiri sudah

    bisa dibangun rumah sakit bertaraf internasional, jangan sedikit-sedikit berobat ke luar negeri,

    seru SBY.

    Pada awal sambutannya, Presiden SBY atas nama negara dan pemerintah mengucapkan terima

    kasih atas peran dan pengabdian PT Askes selama 5 (lima) dekade. Badan usaha ini telah

    secara sungguh-sungguh ikut memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di seluruh

    tanah air, ungkap Presiden.

    Ia menyebutkan, sejarah mencatat sejak didirikan tanggal 15 Juli 1968, PT Askes berperan

    besar dalam memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan, utamanya bagi Pegawai Negeri Sipil

    (PNS), penerima pensiun, veteran perintis kemerdekaan beserta keluarganya, bahkan badan

    usaha dan masyarakat umum. Selama 20 tahun terakhir ini, lanjut Presiden, PT Askes telah

    menunjukkan kinerja yang baik.

    Acara pencanangan BPJS Kesehatan itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang

    Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Menteri BUMN DahlanIskan, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Menteri Keuangan M Chatib Basri, dan

    Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.

    (Humas Setkab/ES)