Bpd

23
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 42 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, dan sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah kabupaten Blitar Nomor 11 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa guna mewujudkan demokrasi di Desa yang berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat ditetapkan Peraturan Bupati tentang Badan Permusyawaratan Desa; b. bahwa untuk melaksanakan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu untuk diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Bupati

description

ututututu

Transcript of Bpd

Page 1: Bpd

BUPATI BLITAR

PERATURAN BUPATI BLITAR

NOMOR 23 TAHUN 2007

TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 42 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun

2005 tentang Desa, dan sebagai pelaksanaan Peraturan

Daerah kabupaten Blitar Nomor 11 Tahun 2006 tentang Badan

Permusyawaratan Desa guna mewujudkan demokrasi di Desa

yang berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala

Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat

ditetapkan Peraturan Bupati tentang Badan Permusyawaratan

Desa;

b. bahwa untuk melaksanakan hal sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, perlu untuk diatur dan ditetapkan dalam Peraturan

Bupati

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa

Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Nomor 9) ;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Page 2: Bpd

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan

Lembaran Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah

ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan

Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik

Indoensia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3952) ;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun

2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4587) ;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun

2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593).

8. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BLITAR TENTANG BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA .

- 2 -

Page 3: Bpd

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.

2. Pemerintahan Daerah, adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

3. Daerah, adalah Kabupaten Blitar.

4. Bupati, adalah Bupati Blitar.

5. Kecamatan, adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten.

6. Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-

usul dan adat istiadat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

7. Pemerintahan Desa, adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

8. Pemerintah Desa, adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa.

9. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang

merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

10. Lembaga kemasyarakatan, adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat

sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam

memberdayakan masyarakat.

11. Perangkat Desa, adalah pembantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugasnya.

12. Dusun, adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan Kerja

Pelaksanaan Pemerintah Desa.

13. Peraturan Daerah, adalah Peraturan Daerah Kabupaten Blitar.

14. Peraturan Desa, adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD

bersama Kepala Desa.

15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDes, adalah

rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui

- 3 -

Page 4: Bpd

bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan

Desa.

BAB II

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN WEWENANG BPD

Pasal 2

BPD sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa berkedudukan di setiap

Desa

Pasal 3

BPD mempunyai kedudukan sejajar dan menjadi mitra pemerintah desa,

mempunyai arti :

a. BPD tidak dapat dibubarkan oleh Kepala Desa

b. Kepala Desa tidak dapat diberhentikan oleh BPD, kewenangan BPD hanya

sebatas mengusulkan pemberhentian Kepala Desa kepada Bupati melalui

Camat

c. Penetapan setiap program kerja Pemerintahan Desa dan penetapan

kebijaksanaan Pemerintahan Desa harus selalu dimusyawarahkan oleh

Pemerintah Desa dengan BPD

d. Dalam melaksanakan tugasnya Pemerintah Desa dan BPD harus mampu

menciptakan hubungan kerja secara sinergis

Pasal 4

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan BPD sebatas pada tingkat perumusan

kebijaksanaan dan pelaksanaan tidak sampai pada aspek teknis administrasi.

Pasal 5

(1) BPD mempunyai wewenang untuk meminta keterangan kepada Pemerintah Desa

(2) Mekanisme permintaan keterangan BPD kepada Pemerintah Desa dilakukan

melalui surat resmi yang ditandatangani oleh Ketua BPD berdasarkan hasil Risalah

Rapat BPD yang dibuat oleh Sekretaris BPD

BAB III

KEANGGOTAAN BPD

Pasal 6

(1) Keanggotaan BPD dipilih secara musyawarah dengan keterwakilan yang

proporsional untuk setiap Dusun

(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dari Ketua Rukun Warga,

Rukun Tetangga dan tokoh masyarakat yang diakui ketokohannya di masyarakat

(3) Keanggotaan BPD mewajibkan adanya unsur perempuan di dalamnya

- 4 -

Page 5: Bpd

Pasal 7(1) BPD melakukan kegiatan untuk menyusun keanggotaan BPD dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah anggota BPD di Desanya.

b. Menentukan jumlah anggota BPD untuk setiap Dusun

c. Menentukan jumlah anggota BPD dari unsur perempuan

(2) Ketentuan jumlah anggota BPD untuk setiap Dusun diatur sebagai berikut :

a. Desa yang terdiri dari 1 (satu) Dusun, maka keterwakilan wilayah ditetapkan

berdasarkan stelsel Rukun Warga (RW)

b. Desa yang terdiri dari 2 (dua) Dusun, maka jumlah anggota BPD untuk Dusun

dengan penduduk terbesar adalah ½ (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah

BPD.

c. Desa yang terdiri lebih dari 2 (dua) Dusun, maka jumlah anggota BPD setiap

Dusun adalah sesuai dengan jumlah penduduk secara proporsional

d. Desa yang terdiri lebih dari 2 (dua) Dusun, apabila terdapat 1 (satu) Dusun

dengan jumlah penduduk lebih 50 % (lima puluh persen) dari total jumlah

penduduk Desa, maka jumlah anggota BPD adalah ½ (setengah) dikurangi 1

(satu) dari jumlah BPD dan sisanya dibagi secara proporsional jumlah penduduk

setiap Dusun yang lain.

PROSES PEMBENTUKAN BPD

Pasal 8

(1) Dalam rangka Pembentukan BPD disusun Panitia Musyawarah dengan

Keputusan BPD.

(2) Panitia Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari anggota

BPD dan tokoh masyarakat yang dianggap mampu dengan jumlah sesuai

kebutuhan

(1) Mekanisme musyawarah penetapan anggota BPD diatur dalam tata tertib BPD.

Pasal 8

(2) Yang dapat dipilih sebagai anggota BPD adalah peserta musyawarah.

(3) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang

dan paling banyak 11 (sebelas) orang, dengan memperhatikan luas wilayah,

jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa.

(4) Mekanisme musyawarah penetapan anggota BPD diatur dalam tata tertib BPD.

(5) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai

berikut :

- 5 -

Page 6: Bpd

a. jumlah penduduk sampai dengan 1.500 jiwa terdiri dari 5 (lima) orang anggota

BPD ;

b. jumlah penduduk 1.501 sampai dengan 2.000 jiwa terdiri dari 7 (tujuh orang

anggota BPD ;

c. jumlah penduduk 2.001 sampai dengan 2.500 jiwa terdiri dari 9 (sembilan)

orang anggota BPD ;

d. jumlah penduduk diatas 2.500 jiwa terdiri dari 11 (sebelas) orang anggota BPD.

Pasal 9

Yang dapat ditetapkan sebagai anggota BPD adalah penduduk Desa warga Negara

Republik Indonesia yang :

a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;

b. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ;

c. tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang

mengkhianati Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, seperti G.30 S/PKI

dan/atau kegiatan organisasi terlarang lainnya ;

d. berpendidikan dan berijazah sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama ;

e. berumur sekurang-kurangnya 25 tahun ;

f. sehat jasmani dan rohani ;

g. berkelakuan baik, jujur dan adil ;

h. tidak sedang menjalani hukuman atau terdakwa ;

i. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap ;

j. mengenal desanya dan dikenal oleh masyarakat di desa yang bersangkutan ;

k. terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 6

(enam) bulan terakhir pada saat musyawarah penetapan anggota BPD ; dan

l. bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD.

Pasal 10

(3) Pembentukan BPD diawali dengan dibentuknya Panitia Musyawarah.

(4) Panitia Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari anggota

BPD, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka

masyarakat.

(5) Susunan kepanitiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari :

a. Ketua merangkap anggota ;

b. Sekretaris merangkap anggota ;

c. Bendahara merangkap anggota ;

- 6 -

Page 7: Bpd

d. Seksi-seksi merangkap anggota.

(4) Penentuan kedudukan dalam Panitia Musyawarah ditetapkan dengan

musyawarah dan mufakat atau voting.

Pasal 11

(1) Pantia Musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 mempunyai tugas :

a. membuat Tata Tertib Musyawarah ;

b. menetapkan besarnya biaya musyawarah ;

c. menerima pendaftaran calon anggota BPD ;

d. melakukan pemeriksaan persyaratan administrasi calon anggota BPD ;

e. mengajukan bakal calon yang memenuhi syarat kepada BPD untuk ditetapkan

sebagai calon anggota BPD ;

f. membuat dan menandatangani berita acara rapat musyawarah dan melaporkan

kepada BPD.

(2) Panitia Musyawarah yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

yang berlaku dalam proses musyawarah dikenakan tindakan dan sanksi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 12

Musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b dipimpin oleh peserta

musyawarah tertua dibantu oleh peserta musyawarah termuda.

Pasal 13

(1) Hasil musyawarah/mufakat penetapan anggota BPD ditetapkan dengan keputusan

BPD.

(2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati

melalui Kepala Desa dan Camat.

Pasal 14

(1) Sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-

sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati atau Pejabat lain yang

ditunjuk.

(2) Susunan kata-kata sumpah/janji anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) adalah sebagai berikut :

“Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi

kewajiban saya selaku anggota Badan Permusyawaratan Desa dengan sebaik-

baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam

- 7 -

Page 8: Bpd

mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara; dan bahwa

saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945

serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-

lurusnya yang berlaku bagi desa, daerah dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia“.

Pasal 15

Pelantikan Anggota BPD oleh Bupati atau Pejabat lain yang ditunjuk dilaksanakan

selambat-lambatnya 30 hari sejak tanggal pengesahan .

Pasal 16

Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat diangkat/diusulkan

kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

BAB IV

PIMPINAN BPD

Pasal 17

(1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua dan 1

(satu) orang Sekretaris.

(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dari dan oleh anggota

BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus.

(3) Rapat pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua

dan dibantu oleh anggota termuda.

Pasal 18

(1) Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD.

(2) Rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (satu perdua)

dari jumlah anggota BPD.

(3) Dalam hal tertentu Rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-

kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD.

(4) Keputusan BPD dianggap sah apabila disetujui lebih dari ½ (satu per dua)

ditambah 1 (satu) dari anggota BPD yang hadir .

(5) Hasil Rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi dengan

notulen yang dibuat oleh Sekretaris BPD.

BAB V

- 8 -

Page 9: Bpd

PEMBIAYAAN BPD

Pasal 19

(1) Pimpinan dan Anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan

keuangan desa.

(2) Tunjangan Pimpinan dan Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dalam APBDes.

Pasal 20

(1) Untuk melaksanakan kegiatannya, BPD disediakan biaya operasional sesuai

kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan setiap tahun dalam

APBDes.

BAB VI

SEKRETARIAT BPD

Pasal 21

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, BPD dibantu oleh Sekretariat BPD.

(2) Sekretariat BPD dipimpin oleh Sekretaris BPD.

(3) Untuk membantu pelaksanaan tugas sekretaris BPD, BPD dapat mengangkat staf

sekretariat BPD.

(4) Alat kelengkapan BPD lainnya seperti komisi atau panitia dapat dibentuk sesuai

dengan kebutuhan.

(5) Pembentukan Sekretariat BPD dan alat kelengkapan BPD lainnya ditetapkan

dengan Keputusan BPD.

Pasal 22

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Sekretaris BPD berfungsi :

a. mengatur dan mengurus administrasi kesekretariatan BPD ;

b. berperan sebagai penghubung antara BPD dan Pemerintah Desa ;

c. merencanakan dan menyusun agenda kegiatan BPD ;

d. mengelola anggaran kegiatan BPD dan Sekretariat BPD ;

e. menyiapkan bahan-bahan rapat BPD dan bertugas sebagai Notulis dalam kegiatan

rapat-rapat yang diselenggarakan oleh BPD ;

BAB VII

LARANGAN BAGI ANGGOTA BPD

- 9 -

Page 10: Bpd

Pasal 23

Pimpinan dan Anggota BPD dilarang :

a. sebagai pelaksana proyrk desa ;

b. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan

mendiskriminasikan wargaatau golongan masyarakat lain ;

c. melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme dan menerima uang, barang dan atau jasa

dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan

dilakukan ;

d. menyalahgunakan wewenang ;

e. melanggar sumpah / janji jabatan.

Pasal 24

Selain larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pemimpin dan Anggota BPD :

a. tidak boleh merangkap jabatan sebagai Kepala Desa atau Perangkat Desa atau

Pengurus Badan Usaha Milik Desa ;

b. tidak boleh merangkap menjadi Panitia Pemilihan Kepala Desa.

BAB VIII

PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTI ANTAR WAKTU ANGGOTA BPD

Pasal 25

Anggota BPD berhenti atau diberhentikan karena :

a. meninggal dunia ;

b. mengajukan berhenti atas permohonan sendiri ;

c. tidak lagi memenuhi syarat atau melanggar sumpah/janji ;

d. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik anggota BPD yang baru ;

e. tidak berdomisili di desa yang bersangkutan ; dan

f. melakukan tindak pidana yang telah mendapat keputusan hukum yang tetap.

Pasal 26

(1) Pemberhentian anggota BPD dan/atau Pimpinan BPD diusulkan oleh Pimpinan

BPD melalui Kepala Desa dan Camat kepada Bupati.

(2) Usulan pemberhentian anggota BPD dan atau Pimpinan BPD sekurang-kurangnya

harus mendapatkan persetujuan 2/3 dari jumlah anggota BPD.

Pasal 27

(1) Pemimpin dan atau Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan sebelum

berakhir masa jabatannya diadakan pergantian antar waktu.

- 10 -

Page 11: Bpd

(2) Masa jabatan anggota dan / atau Pimpinan BPD pengganti adalah sisa waktu

masa jabatan yang belum dijalani oleh anggota BPD yang berhenti atau

diberhentikan.

(3) Tata cara dan mekanisme penetapan anggota dan / atau Pimpinan BPD pengganti

diatur dalam tata tertib BPD.

BAB IX

TATA TERTIB BPD

Pasal 28

(1) Sebelum melaksanakan tugasnya, BPD harus terlebih dahulu menyusun dan

menetapkan Peraturan Tata Tertib BPD dengan Keputusan BPD.

(2) Peraturan Tata Tertib BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam

suatu rapat BPD yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota BPD.

(3) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaporkan kepada Bupati

melalui Camat.

BAB X

MEKANISME SIDANG BPD

Pasal 29

(1) Sidang BPD dilakukan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.

(2) Sidang BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipimpin oleh Ketua BPD.

(3) Dalam hal Ketua BPD berhalangan, sidang dipimpin oleh Wakil Ketua BPD.

(4) Pelaksanaan Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat

(3) ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD.

BAB XI

TINDAKAN PENYIDIKAN TERHADAP ANGGOTA BPD

Pasal 30

Anggota BPD dalam mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam Sidang BPD,

tidak dapat dituntut secara hukum.

Pasal 31

(1) Tindakan penyidikan terhadap anggota BPD dilaksanakan setelah adanya ijin

tertulis dari Camat atas nama Bupati.

(2) Hal-hal lain yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat

- 11 -

Page 12: Bpd

(1), adalah :

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan

pidana penjara lima tahun atau lebih ;

b. dituduh telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan

hukuman mati.

(3) Tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dilaporkan kepada Bupati paling

lambat 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 32

(1) BPD (Badan Perwakilan Desa) yang pada saat ini masa jabatannya ditetapkan

selama 5 lima tahun tetap melaksanakan tugasnya sampai dengan berakhir masa

jabatannya.

(2) Apabila masa jabatan BPD (Badan Perwakilan Desa) sudah berakhir dan BPD

(Badan Permusyawaratan Desa) belum terbentuk, maka BPD (Badan Perwakilan

Desa) tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai terbentuknya BPD (Badan

Permusyawaratan Desa) yang sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah

ini.

Pasal 33

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Blitar

Nomor 5 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa (BPD) dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan

Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah

ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Blitar.

Ditetapkan di Blitar

pada tanggal 18 Desember 2006

BUPATI BLITAR,

ttd

- 12 -

Page 13: Bpd

HERRY NOEGROHO

Diundangkan di Blitar

pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR,

BACHTIAR SUKOKARJADJI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2007 NOMOR

- 13 -

Page 14: Bpd

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

NOMOR 11 TAHUN 2006

TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

I. UMUM

Bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun

2005 tentang Desa maka ada perubahan yang mendasar dalam pelaksanaan

demokrasi di Desa BPD yang dulu adalah Badan Perwakilan Desa berubah menjadi

Badan Permusyawaratan Desa. Penetapan anggotan BPD tidak lagi melalui proses

pemilihan namun cukup melalui musyawarah dan mufakat . Keanggotan BPD terdiri

dari para Ketua Rukun Tetangga, Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan

profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. BPD berfungsi

menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan

aspirasi masyarakat.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Khusus untuk pengangkatan Penjabat Kepala Desa diusulkan oleh BPD

dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang berkembang di desa

yang bersangkutan.

Page 15: Bpd

Huruf e

Untuk menghindari terjadinya kerancuan dalam pertanggungjawaban Panitia

Pemilihan Kepala Desa, maka pimpinan dan anggota BPD tidak boleh

menjadi ketua dan atau anggota dalam Panitia Pemilihan Kepala Desa.

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Huruh h

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Yang dimaksud dengan “memproses pemilihan kepala desa” adalah

membentuk panitia pemilihan, menetapkan calon kepala desa yang

berhak dipilih, menetapkan calon kepala desa terpilih dan mengusulkan

calon kepala desa terpilih kepada Bupati untuk disyahkan menjadi

kepala desa.

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Huruf h

Cukup jelas

- 15 -

Page 16: Bpd

Pasal 7

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “keterwakilan wilayah” adalah dari masing-masing

dusun harus ada perwakilannya yang duduk dalam BPD.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “hal tertentu” adalah rapat BPD yang akan

membahas dan memutuskan kebijakan yang bersifat prinsip dan strategis

bagi kepentingan masyarakat desa dan membebani masyarakat atau

- 16 -

Page 17: Bpd

keuangan desa seperti usulan pemberhentian kepala desa, penetapan

APBDesa, melakukan pinjaman desa.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Status Staf Sekretariat BPD adalah bukan sebagai Perangkat Desa dan

pembebanan pembiayaan tunjangan staf Sekretariat BPD dibebankan pada

anggaran operasional BPD.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

- 17 -

Page 18: Bpd

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31

Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34

Cukup jelas

- 18 -