Botani Ekonomi (Fiber)

13
Pemanfaatan Serat Alam Kapas, Ijuk, Linen, Hemp, Jute untuk Industri Oleh: Shanty Dwi Cahyani Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Pengatahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta Abstrak Serat alam yang berasal dari tumbuhan sudah tidak diragukan lagi manfaatnya bagi manusia. Banyak barang-barang berguna yang terbuat dari serat tumbuhan. Berdasarkan asalnya, serat alam yang berasal dari tumbuhan dibagi menjadi serat yang berasal dari kulit batang, daun, dan buah serta biji. Berdasarkan studi pustaka, beberapa jenis tanaman serat alam yang terdiri atas serat kulit batang, daun, dan buah serta biji sudah banyak dan sejak lama dibudidayakan di Indonesia, bahkan sudah ada yang statusnya mantap sebagai bahan baku industri skala nasional maupun internasional, seperti kapas dan linen. Tanaman serat alam tersebut sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan baku tekstil, pulp dan kertas. Selain itu, masih ada tanaman jute dan ijuk yang sering dimanfatkan sebagai bahan baku pembuatan karung goni dan tali. Namun, terdapat satu jenis tumbuhan yang manfaat seratnya belum terlalu dikenal di Indonesia yaitu hemp. Kata Kunci: Serat alam, manfaat, kapas, ijuk,linen, hemp, dan jute. PENDAHULUAN

description

Jurnal Botani Ekonomi (Fiber)

Transcript of Botani Ekonomi (Fiber)

Page 1: Botani Ekonomi (Fiber)

Pemanfaatan Serat Alam Kapas, Ijuk, Linen, Hemp, Jute untuk Industri

Oleh: Shanty Dwi Cahyani

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Pengatahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta

Abstrak

Serat alam yang berasal dari tumbuhan sudah tidak diragukan lagi manfaatnya bagi

manusia. Banyak barang-barang berguna yang terbuat dari serat tumbuhan. Berdasarkan

asalnya, serat alam yang berasal dari tumbuhan dibagi menjadi serat yang berasal dari kulit

batang, daun, dan buah serta biji. Berdasarkan studi pustaka, beberapa jenis tanaman serat

alam yang terdiri atas serat kulit batang, daun, dan buah serta biji sudah banyak dan sejak

lama dibudidayakan di Indonesia, bahkan sudah ada yang statusnya mantap sebagai bahan

baku industri skala nasional maupun internasional, seperti kapas dan linen. Tanaman serat

alam tersebut sangat potensial untuk digunakan sebagai bahan baku tekstil, pulp dan kertas.

Selain itu, masih ada tanaman jute dan ijuk yang sering dimanfatkan sebagai bahan baku

pembuatan karung goni dan tali. Namun, terdapat satu jenis tumbuhan yang manfaat

seratnya belum terlalu dikenal di Indonesia yaitu hemp.

Kata Kunci: Serat alam, manfaat, kapas, ijuk,linen, hemp, dan jute.

PENDAHULUAN

Serat alam (natural fibre) adalah jenis-

jenis serat sebagai bahan baku industri

tekstil atau lainnya, yang diperoleh

langsung dari alam. Berdasarkan asal

usulnya, serat alam dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa kelompok,yaitu serat

yang berasal dari binatang (animal fibre),

bahan tambang (mineral fibre) dan

tumbuhan (vegetable fibre) [Kirby, 1963].

Serat yang berasal dari tumbuhan

dapat dikelompokkan lagi sesuai dengan

asal serat diambil. Serat yang diambil dari

biji (seed fibres), misal serat cotton dan

coir. Serat yang diambil dari batang (bast

fibres), misal serat jute, flax, hemp, dan

kenaf. Serat yang diambil dari daun (leaf

fibres), henequen, sisal, daun nanas .

Secara kimiawi, semua serat yang

berasal dari tumbuhan unsur utama yang

ada dalam serat adalah cellulose, meskipun

unsur-unsur lain yang jumlahnya

bervariasi juga terdapat didalamnya,

Page 2: Botani Ekonomi (Fiber)

seperti hemicellulose, lignin, pectin, ash,

waxes dan zat-zat lainnya [Kirby, 1963].

Secara biologi, anatomi serat yang

berasal dar tumbuhan tersusun oleh

Tersusun atas sel-sel sklerenkim yang

berbentuk lonjong dan saling tumpang

tindih , memilki dinding sel yang tipis. Pada

bagian dinding sel terkandung lignin dan

selulos [Hill, 1951].

Berdasarkan kegunaannya, serat alam

yang berasal dari tumbuhan

diklasifikasikan menjadi Serat tekstil yang

memiliki sifat fleksibel, panjang, kekuatan

tarikannya tinggi, lunak, contohnya seperti

kapas, hemp, jute. Serat sikat yang

memiliki sifat kuat, kaku, elastis, sangat

fleksibel,piassava, Sorghum vulgare. Serat

anyaman dan tenunan kasar: lentur, berupa

helaian, contohnya seperti Pandanus

tectorius. Serat pengisi yang biasa

digunakan sebagai kain pelapis. Serat

bahan dasar kertas yang berupa serat kayu

[Hill, 1951].

SERAT KAPAS

Serat kapas adalah salah satu jenis

serat alam yang berasal dari tumbuhan

yang diperoleh dari rambut biji. Kapas

memiliki nama ilmiah Gossypium, sp

(termasuk kedalam family Malvaceae),

dan termasuk tumbuhan tahunan.

Gossypium terdiri atas 40-50 spesies

yang terdistribusi di daerah temperate yang

hangat hingga daerah tropik. Asal mula

tumbuhan ini tidak diketahui, tetapi 3

pusat diversitas utama adalah di Australia,

Afrika Timur laut hingga Arab dan di barat

hingga selatan Mexico. 4 spesies

kemungkinan tumbuh di Asia Tenggara.

Kaps tumbuh di tanah yang datar yang

mendapsatkan sinar matahari langsung

(tanpa naungan) dan bersuhu sekitar 25 –

28oC dengan kelembaban 70%.

Morfologi tumbuhan kapas: berakar

tunggang Batang berbentuk silindris dan

beruas-ruas, Batangnya berwarna hijau

ketika masih muda, dan berwarna hijau

kemerahan ketika sudah tua, Permukaan

batang sedikit berbulu dan berduri, Daun

tersusun spiral, tepi rata, tulang daun

menjari, Bunga soliter, biasanya dengan

cabang simpodial; kelopak bentuk cangkir,

mahkota 5 imbricate, kuning, putih, merah

atau ungu., Buah berbentuk kapsul,

membulat hingga bulat telur. Biji

berbentuk bulat telur yang ditutupi oleh

rambut panjang seperti wol dan kadang

juga oleh rambut yang pendek

Dalam dunia industri, rambut biji

kapas yang merupakan serat utama yang

panjang yang dipintal dalam pabrik tekstil

untuk dibuat benang. Selain itu, serat

kapas juga dibuat menjadi produk lain

seperti tali, jarring ikan dan dapat

digunakan dalam bidang kecantikan.

Potongan tekstil kapas digunakan dalam

industri kertas untuk menghasilkan kertas

Page 3: Botani Ekonomi (Fiber)

tulis, buku dan kertas gambar [Hartati,

1996].

Proses pengolahan serat kapas terdiri

dari beberapa tahap, antara lain Buah

kapas yang telah dipetik dijemur dibawah

sinar matahari. Setelah dijemur, pisahkan

serat kapas dari biji ,Gumpalan serat kapas

dibuka dan diluruskan. Pemintalan serat

menjadi benang. Proses yang terakhir

adalah Penenunan benang menjadi kain

[Ali, 1998].

SERAT IJUK

Serat ijuk berwarna hitam keabu-

abuan, serat ini merupakan rambut yang

menutupi bagian batang pohon aren

(Arenga, sp) yang termasuk dalam famili

Arengaceae. Aren merupakan tumbuhan

annual.

Pohon aren mudah tumbuh.

Memiliki asal-usul dari wilayah Asia

tropis, aren diketahui menyebar alami

mulai dari India timur di sebelah barat,

hingga sejauh Malaysia, Indonesia, dan

Filipina di sebelah timur. Di Indonesia,

aren dapat tumbuh liar atau ditanam,

sampai ketinggian 1.400 m dpl. Biasanya

aren banyak tumbuh di lereng-lereng atau

tebing sungai [Steenis, 1981]. Aren dapat

tumbuh didaerah beriklim sedang dan

basah dengan curah hujan lebih dari 1.200

mm setahun.

Tinggi pohon aren bisa mencapai 20

m dengan diameter 30-65 cm. Batang

tidak bercabang-cabang dan ditutupi oleh

bekas pangkal tangkai daun dan serat-serat

panjang berwarna hitam keabu-abuan

(ijuk). Daun aren menyirip dengan panjang

6- 10 m, tangkai daun 1-1,5 m dengan

pelepah daun pada pangkalnya.

Perbungaannya berumah satu, tumbuh di

antara ketiak daun, merunduk, bunga

betina ada di ujung dan bunga jantan

tumbuh di bagian bawah batangnya.

Buahnya seperti buah batu, bulat sampai

bulat telur dengan panjang 5-8 cm,

berdaging, terdiri dari 2 - 3 biji, hitam

[Steenis, 1981].

Serat pohon aren dapat berasal dari

bagian ijuk yang menutupi batang pohon

aren dan dapat juga berasal dari pelepah

dan tangkai daun aren dan dari akar. Serat

dari bagian ijuk dapat dipintal menjadi tali

seperti tali kapal, meskipun agak kaku,tali

dari ijuk batang aren ini memiliki kekuatan

yang cukup awet, kuat, dan tahan lama.

Ijuk juga bisa digunakan untuk berbagai

keperluan seperti sebagai bahan atap

rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk,

pelindung kayu dalam tanah dan dalam air

laut, bahan untuk membuat keranjang,

jaring ikan, dan tikar. Sedangkan serat

yang berasal dari pelepah dan tangkai daun

aren bisa diolah untuk menghasilkan serat

yang kiat dan tahan lama untuk dijadikan

benang, tali pancing, dan senar gitar batak.

Page 4: Botani Ekonomi (Fiber)

Sedangkan serat yang berasal dari akar

dapat dijadikan bahan anyaman, tali

pancing, atau cambuk [Heyne, 1787] .

Pengolahan serat ijuk terdiri dari

beberapa proses yaitu pengambilan Ijuk

dihasilkan dari pohon aren yang telah

berumur lebih dari 5 tahun. Pengambilan

ijuk dapat dilakukan dengan memotong

pangkal pelepah-pelapah daun. Kemudian,

ijuk yang bentuknya berupa lempengan

anyaman ijuk itu lepas dengan

menggunakan parang dari tempat ijuk itu

menempel. Lempengan-lempengan

anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon

aren, masih mengandung lidi-lidi ijuk.

Lidi-lidi ijuk dapat dipisahkan dari serat-

serat ijuk dengan menggunakan tangan.

Sisir kawat untuk membersihkan serat ijuk

dari berbagai kotoran dan untuk

memperkecil ukuran serat ijuk yang besar.

Ijuk yang sudah dibersihkan dapat

dipergunakan untuk membuat tambang

ijuk, sapu ijuk, atap ijuk dll [Soeprijino,

1973].

SERAT LINEN

Serat linen didapatkan dari kulit

batang tumbuhan rami yang memiliki

nama latin Boehmeria, sp dan termasuk

kedalam family urticaceae. Rami

termasuk kedalam jenis herba tahunan.

Tanaman rami memiliki penyebaran

yang luas, yakni mulai dari kondisi ekuator

di Indonesia dan Filipina (6°-9° LU dan

LS) hingga 38° LU atau lebih di Jepang

dan Korea Selatan, juga Rusia (45°LU)

serta berkembang di beberapa negara

lainnya baik beriklim tropis maupun

subtropis [Dempsey, 1975]. Rami dapat

tumbuh pada berbagai kondisi tanah.

Untuk mencapai pertumbuhan yang ideal

Rami ditanam pada daerah dengan

ketinggian diatas 700 m dpl (dataran

tinggi) yang memiliki rata-rata curah hujan

1.500-2.000 mm/tahun. Suhu ideal bagi

rami berkisar 20°-27° C.

Akar rami berupa akar umbi yang

tumbuh secara vertikal masuk ke dalam

tanah dengan diameter mencapai 1-2 cm.

Batang rami berbentuk silinder dengan

diameter 12-20 mm dan Tinggi batang

berkisar 1-2 m, Batang rami tidak

bercabang. Daun rami memiliki panjang

7,5-20 cm, permukaan daun atas berwarna

hijau muda sampai tua, sedangkan bagian

bawah berwarna putih keperakan, berbulu

halus. Bunga rami berukuran kecil dan

tumbuh di batang pada ketiak daun,

tumbuh kearah samping. Warna bunga

bervariasi (putih, hijau atau merah)

berubah coklat apabila sudah tua. Bunga

jantan biasanya terletak lebih rendah dari

pada bunga betina, mempunyai 3 – 5

kelopak dan beberapa benang sari.

Serat linen panjangnya

bervariasi dari 2,5 -50 cm dengan rata-rata

12,5-15 cm. serat rami merupaakn serat

Page 5: Botani Ekonomi (Fiber)

alam tumbuhan yang dapat menjadi

sumber bahan baku produk tekstil seperti

halnya kapas. Apabila dibandingkan

dengan kapas, serat linen lebih kuat,

mudah menyerap keringat dan tidak

mudah kena bakteri atau jamur. Selain

sebagai bahan baku produk tekstil, serat

linen dapat diolah menjadi pulp berkualitas

tinggi sebagai bahan baku pembuatan

berbagai jenis kertas berharga seperti

kertas saring teh, kertas peta, kertas tulis,

kertas uang, dll. Pulp tersebut

menghasilkan selulosa. Selulosa dapat

diolah lebih lanjut menjadi nitro selulosa

(NC), sebagai salah satu unsur utama

dalam pembuatan propelan atau bahan

peledak [Soeprijino, 1973].

Dalam bidang industri, proses

yang harus dilalui untuk mendapatkan

serat linen yang siap pakai antara lain

Proses dekortikasi batang rami menjadi

china grass (serat kasar) menggunakan

mesin, proses Degumming (penguraian)

china grass menjadi serat bebas gum (zat

perekat) melalui proses kimiawi dan

pemanasan. Proses selanjutnya adalah

proses pelunakan (softening) serat bebas

gum agar serat menjadi lemas. Setelah itu,

bundelan serat dibuka menjadi helaian

serat elementer agar mudah dipintal.

Proses terakhir adalah penenunan

[Soeprijino, 1973].

SERAT HEMP

Hemp merupakan sebutan bagi

tumbuhan ganja yang dimanfaatkan bagi

kebutuhan sandang dan pangan. Hemp

berasal dari spesies yang sama dengan

tumbuhan ganja yang sering disebut

dengan marijuana yaitu Cannabis sativa

yang berasal dari famili Cannabaceae.

Namun, hemp dan marijuana berasal dari

varietas yang berbeda. Tumbuhan hemp

memiliki kadar zat psikoaktif seperti THC

(Tetrahydrocannabinol) yang sangat

rendah yaitu kurang dari 1%. Sedangkan

ganja yang biasa disebut marijuana

memiliki kandungan THC sekitar 5-20%

[Dhira, 2011].

Hemp berasal dari Asia Tengah,

tetapi kemudian menyebar ke seluruh

dunia, baik yang beriklim sedang,

subtropics maupun tropis. Di Indonesia,

Hemp ditanam di Sumatra, Jawa, dan Bali

sampai ketinggian 1400 meter diatas

permukaan laut, atau tumbuh liar di hutan-

hutan, serta terdapat sebagai gulma di

perladangan. Daerah yang optimal bagi

pertumbuhan hemp adalah daerah yang

beriklim temperate dengan suhu 15-27 ° C.

Hemp Merupakan herba tegak,

satu tahunan, tinggi (umumnya 1-1.5 m,

kadang lebih tinggi), biasanya bercabang,

berumah dua atau kadang berumah satu,

ketika muda berambut agak lebat. Daun

hemp tumbuh di dekat pangkal batang

dengan posisi berhadapan, semakin keatas

tersusun spiral, bertangkai daun panjang;

Page 6: Botani Ekonomi (Fiber)

stipula bebas, pada permukaan bawah daun

terdapat rambut. Bunga hemp merupakan

bunga unisexual; bunga jantan pada tandan

yang pendek, rapat, putih kehijauan

dengan tepi putih, benangsari 5, kepala sari

kuning, bunga betina soliter di ketiak,

seperti membran, seluruh braktea

menutupi ovarium, perianthium tidak ada.

Buah hemp berbentuk oval, panjang 4-5

mm, lembut, kekuningan atau coklat Biji

hemp memiliki sedikit albumen dan

berdaging; embrio besar, kotiledon besar.

Serat hemp didapatkan dari

bagian kulit batang hemp, serat hemp

memiliki panjang hingga 15 kaki,

sementara panjang maksimum serat kapas

hanyalah tiga-per-empat inci . Serat kulit

batang dari hemp secara tradisional,

digunakan untuk membuat benang, tali,

tambang, jaring , kantong, dan kertas yang

sangat tahan lama. Serat batang hemp juga

dapat digunakan dalam bidang tekstil,

Pakaian yang dibuat dari bahan serat hemp

menolak 95% sinar UV ketika ditenun

dengan konstruksi yang rapat. Serat hemp

lebih menyerap air daripada serat katun,

dan memiliki kekuatan serat 3 kali lipat

serat katun . Serat hemp dikenal memiliki

sifat yang sangat kuat dan tahan lama

sehingga serat ini seringkali dicampur

dengan beton untuk digunakan sebagai

bahan dasar bangunan (hempcrete).

Pengolahan serat hemp terdiri dari

beberapa tahap yaitu Pisahkan serat kulit

kayu dan inti kayu, bersihkan serat kulit

kayu, perkecil ukuran serat, benang dari

ganja dibuat dengan memintal serat

panjang yang masih basah. Kualitas

benang dapat diperbaiki dengan

`cottonization` ganja, melalui penyusunan

kembali serat kulit kayu secara kimia dan

mekanik. Hal ini memungkinkan untuk

memproses serat ganja pada mesin kapas.

SERAT JUTE

Serat jute merupakan serat yang

berasal dari kulit batang tumbuhan jute.

Ada dua jenis tumbuhan jute yang dapat

dimanfaatkan seratnya, kedua jenis itu

adalah jute tosia (Corchorus olitorius) dan

jute putih (Corchorus capsularis) yang

sama-sama termasuk kedalam famili

Tiliaceae. Jute tosia dan jute putih

merupakan tumbuhan berkayu yang

annual.

Jute terdistribusi di sepanjang

daerah tropis dan subtropis di dunia,

terutama di Afrika, Amerika (termasuk

Brazil, Mexico, Bolivia, dan Venezuela),

Australia, China, Taiwan, India, Myanmar,

Bangladesh, Nepal, Sri Lanka, Japan,

Indonesia, Thailand, Malaysia, Philippina .

Jute dapat tumbuh di daerah yang memiliki

curah hujan tahunan 4,0-42,9 dm,

Temperatur tahunan 16,8-27,5 ° C, dan pH

4,5 sampai 8.2

Tinggi pohon jute antara 1,5 – 4,8

m, diameter batang 1,25 – 2 cm, Batang

Page 7: Botani Ekonomi (Fiber)

kecil, silindris, dan tegak dan bercabang.

Warna batang bermacam-macam antara

lain yang kemerahan, kekuningan, atau

hijau keunguan. Daun tunggal, mempunyai

daun penumpu, duduknya tersebar. Bunga

banci, Daun kelopak 4 – 5, bebas atau

berlekatan, tersusun seperti katup. Daun

mahkota juga 4 – 5, kebanyakan bebas

dengan susunan seperti katup Bunga jute

berwarna kuning dan berukuran kecil.

Buah jute merupakan buah kendaga

Serat jute merupakan serat yang

paling banyak digunakan setelah serat

kapas. Serat yang agak kasar diolah

menjadi berbagai jenis bahan tekstil

terutama untuk karung goni dan pelapis

permadani. Serat jute memiliki kekuatan

dan kekakuan yang besar, sehingga kerap

digunakan sebagai bahan penguat untuk

material komposit dengan matriks epoksi .

Serat jute juga dipakai untuk bahan

pembuat kertas, korden, pelapis kursi

mebel, bahkan pada masa Perang Dunia II

dipakai untuk jaring-jaring pada topi baja

(helm) prajurit dan juga untuk jaring

kamuflase (camouflage netting).

Proses pengolahan batang jute

hingga menjadi serat yang siap diolah

meliputi pemanenan batang jute pada saat

tanaman sudah berbunga. Batang tersebut

dibusukkan sehingga serat dapat

diekstraki. Proses selanjutnya, serat

dikeringkan dan dianyam untuk menjadi

kain goni. Jika digunakan dalam

pembuatan kertas, serat jute harus

dimasak selama 2 jam dengan alkali dan

kemudian digiling, kertas yang dihasilkan

akan berwarna abu-abu

KESIMPULAN

Begitu banyaknya manfaat yang

bisa didapatkan dari serat alam yang

berasal dari tumbuhan. Serat alam yang

berasal dari tumbuhan yang paling umum

dimanfaatkan biasanya berasal dari kulit

kayu. Manfaat dari serat alam tumbuhan

bagi manusia adalah sebagai bahan baku

pembuatan barang-barang yang dapat

berguna bagi kehidupan manusia, seperti

pakaian, kertas, tali, karung, dll. Tiap serat

yang berasal dari tumbuhan yang berbeda

pasti memiliki perbedaan pada sifat dan

kegunaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, F. 1998. Kebutuhan Industri Tekstil Nassional terhadap Bahan Baku Kapas. Malang: Ballitas.

Dempsey, JM., 1975. Fiber Crops.

USA : Rose Pronting Company.

Dhira. 2011. Apa itu Hemp?. http://www.legalisasiganja.com. 25 Februari 2013

Page 8: Botani Ekonomi (Fiber)

Hartati, R. 1996. Panduan Budidaya Kapas. Malang: Ballitas.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta

Hill, Albert. F. 1951. Economic Botany. New Delhi: Tata Mc Graw Hill.

Kirby. (1963). Vegetable Fibres, Leonard Hilll: London.

Soeprijono, P., . 1973. Serat-serat Tekstil. Bandung; Institut Teknologi Tekstil

Steenis, CGGJ van. 1981. Flora,

untuk sekolah di Indonesia.

PT Pradnya Paramita, Jakarta