Bop
-
Upload
devi-maria-da-niemalz -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of Bop
I. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah
keuntungan yang maksimal, oleh karena itu tingkat biaya perlu direncanakan
secara sangat hati-hati mengenai:
1. Proyeksi arus kas keluar
2. Pengawasan biaya
Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan antara tingkat pengeluaran
dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Meskipun demikian,
biaya harus diawasi karena pengawasan biaya terutama harus diselaraskan dengan
tujuan yang ingi dicapai oleh perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan
dengan tanggung jawab yang harus dipikul oleh masing-masing kepala bagian
dalam perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh beberapa bagian seperti biaya
bahan mentah langsung dan biaya tenaga kerja langsung telah dibicarakan
sebelumnya. Pada bagian ini akan dibicarakan biaya-biaya lain yakni:
1. Biaya-biaya pabrik( biasanya disebut dengan biaya overhead pabrik)
2. Biaya-biaya distribusi( biasanya disebut dengan biaya penjualan)
3. Biaya-biaya administrasi
Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui
sifat-sifat biaya yang terdiri dari tiga(3) macam biaya yakni:
1. Biaya tetap (fixwd cost)
Biaya yang bersifat konstan secara total periode tanpa terpengaruh oleh
volume kegiatan, dengan beberapa asumsi tertentuseperti kebijaksanaan
manajemen , periode dan waktu lain. Misalnya: gaji, pajak kekayaan,
asuransi, penyusutan
2. Biaya variable (variable cost)
Biaya yang secara total mengalami perubahan searah atau sebanding
dengan perubahan tingkat kegiatan yang biasanya dinyatakan dengan
satuan aktivitas (activity base), seperti jam buruh langsung (DLH), jam
mesin (DMH) dan unit barang (Kg, liter, dll). Biaya-biaya ini misalnya:
biaya TKL, biaya pemeliharaan, peralatan, biaya BBTL .
1
3. Biaya semi variable (semi variable cost)
Biaya-biaya yang tidak bersifat variable. Biaya ini mengalami perubahan,
tetapi tidak sebanding dengan tingkat kegiatan, biaya ini termasuk kategori
biaya semi variable, antara lain: biaya TKTL, biaya pemeliharaan,
peralatan, biaya bahan mentah tak langsung.
Terhadap ketiga macam kategori biaya diatas, dapat dilakukan penggolongan lain
atas dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan, sehingga diperoleh cara
pengelompokkan lain biaya, yakni:
1. Dapat dikendalikan (controllable): biaya yang sangat terpengaruh oleh
kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
2. Tidak dapat dikendalikan (noncontrollable)
Kita harus hati-hati dalam mengelompokkan biaya tersebut karena sangat erat
hubungannya dengan tanggung jawab dan waktu.
I. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
rangka proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaa kerja
langsung. Begitu banyaknya jenis biaya yang terjadi di dalam pabrik, sehingga
memerlukan perhatian khusus.
2
II. PERENCANAAN BESARNYA ANGGARAN
Di dalam menentukan besarnya dana yang ahrus dianggarkan untuk anggaran
Biaya Overhead Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu
diperhatikan, yakni:
Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya
Masalah menentkan jumlah biaya (anggaran)
I. Penanggung jawab perencaan perlu diterapkan prinsip
pertanggungjawaban atau responsibility accounting atau yang sering
disebut prinsip biaya Departemen Langsung, atas dasar prinsip ini dikenal
adanya pembagian menjadi departemen produksi dan departemen jasa
untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.
Departemen produksi yaitu bagian di pabrik yang bekerja mengelola
bahan mentah menjadi barang jadi atau barang akhir. Sedangkan departemen
jasa yaitu bagian di pabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak
langsung ikut berperan dalam proses produksi jasa yang disediakan mungkin
saja sebagian dipergunakan sendiri oleh bagian ini.
Bedasarkan pembagian seperti ini maka dikenal dua macam biaya
overhead pabrik yakni BOP – langsung yang terjadi pada departemen produksi
dan BOP – tidak langsung yang terjadi pada departemen jasa.
Item biaya yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen produksi
dan departemen jasa dapat diperiksa contohnya pada table berikut ini:
3
Table 1
Biaya overhead pabrik
Perusahaan tekstil, suatu ilustrasi
Item biaya
BOP - langsung BOP – tak langsung
Bag.penjualan Bag.pengawasan Bag,finishing Bag.diesel Bag.bengkelBag.gudang&pe
mbelian
1.tempat kerja tak
langsung
2.material tak langsung
3.penyusutan
4.biaya lainya
Manajer peintalan
Mandor mesin pintal
Operator mesin pintal
Pembantu”.
Berbagai bahan penolong
Penyusutan gedung, mesin,aktiva tetap
Alat tulis,air dan listrik, asuransi dan pajak
Manajer pertemuan
Mandor mesin tenun
Operator mesin tenun
Pembantu”.
Berbagai bahan
penolong
Penyusutan gudang, mesin tenun,
Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak
Manajer finishing
Mandor finishing
Operator finishing
Pembantu”.
Berbagai macam
zat
Penyusutan gedung, inventaris
Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak
Mandor kamar
diesel
Operator diesel
Pembantu”.
Bahan bakar diese
Penyusutan gedung, inventaris
Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak
Mandor mekanik
Pembantu”.
Berbagai sumber cadangan
Penyusutan gedung, inventaris
Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak
kepala
gudang&pembelian
penjaga gudang
petugas pembelian
office suplier
Penyusutan gedung, inventaris
Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak
4
III. Cara menentukan jumlah anggaran
Masing-masing departemen berhak merencanakan biaya sesuai dengan
jenis biaya yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.sedangkan
untuk menentukan jumlahnya biaya masing-masing secara keseluruhan,
kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
Bedasarkan sifat biaya diatas maka ada jumlah anggaran yang
sudah jelas misalnya: penyusutan, gaji pegawai dll.
Bedasarkan wewenang untuk menentukan anggaran, ada biaya
yang wewenang menentukannya terletak di bagian itu sendiri
dengan pengertian dapat disetujui oleh atasan langsung.
Atas dasr pertimbangan diatas, maka penganggran jumlah biaya yang
perlu disediakan akan diatur seperti berikut (suatu ilustrasi)
Sifat biaya Dasar pertimbangan
Jenis biaya Wewenang penganggaran
Fixed
Variable
Semi variabel
Satuan waktu
Tariff tertentu
Ketentuan perusahaan
Kebijaksanaan sendiri
Volume dan harga tariff
Kebijaksaan menganggarkan
Penyusutan AT
Pajak kekayaan
Polis asuransi
Gaji pegawai
Suku cadang
Bahan bakar, material pembungkus
Bi.pemeliharaan
Pusat
Pusat bagian
Vol, bagian harga- pusat
bagian
5
i. Pengawasan biaya overhead
Biaya overhead memerlukan pengawasan yang sungguh-sungguh agar dengan
mudah direncanakan. Biaya overhead adalah salah satu unsur utama biaya
produksi selain biaya BBL dan TKL sehingga terlalu besarnya Biaya overhead
tentu secara langsung mempengaruhi harga pokok produksi dan akhirny akan
memperkecil keuntungan yang diperoleh atau terpaksa mempertinggi harga jual.
Dalam rangka pengawasan Biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi
adalah pengalokasian biaya bagian jasa kepada biaya produksi. Hal ini timbul
karena bagian jasa sendiri dan juga untuk bagian produksi. Dalam pengalokasian
biaya bagian jasa/pembantu diperlakukan satu cara pendekatan yang disebut clean
cost concept merupakan cara alokasi biaya dimana biaya overhead pada bagian
jasa/pembantu secara langsung dialokasikan ke bagian produksi dengan
bedasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing bagian produksi.
Contoh:
Selama proses produksi dalam tahun 1984, pada bagian jasa/pembantu akan
ttimbul biaya overhead sebesar Rp 1.000.000. jasa yang disediakan, dipakai oleh
berbagai bagian dengan proporsi:
Bagian produksi I: 40%
Bagian produksi II: 30%
Bagian produksi III: 30%
Dengan bedasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut di atas maka biaya overhead
Rp 1.000.000.dapat dialokasikan ke masing=masing bagian dengan perhitungan:
bagian proporsi Total biaya alokasi biayaBagian produksi I: 40% 1000000 400,000Bagian produksi II: 30% 1000000 300,000
Bagian produksi III: 30% 1000000 300,000
Misalnya:
Bagian pembantu/jasa terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian
reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa bagian
repasi untuk perbaikan mesin-mesin diesel dan sebaliknya.diantara keduanya 6
terjadi tukar-menukar jasa. Salah satu cara untuk mengalokasikan adalah dengan
metode aljabar (Algebraic method) dalam metode ini biaya overhead yang timbul
pada masing-masing jasa/pembantu dinyatakan dalam bentuk persamaan aljabar:
X= a1 + b1Y dan Y=a2 + b2 X
Dimana:
∞ X adalah jumlah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi
biaya dari bagian jasa Y
∞ Y adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi
biaya dari bagian jasa X
∞ A1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi
∞ A2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi
∞ B1 adalah presentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagian X
∞ B2 adalah presentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y
Contoh:
Pada PT. GENIT, selama tahun 1984 akan timbul biaya overhead sebesar berikut:
Bagian Biaya overhead
Bagian produksi:
Bagian 1
Bagian 2
Bagian jasa/pembantu:
Bagian 1 (X)
Bagian 2 (Y)
10.000.000
15.000.000
5.000.000
4.000.000
Jasa bagian jasa/pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh
bagian itu sendiri, dimana terjadi tukar-menukar jasa antara bagian jasa 1 dan 2.
Proporsi pemkain adaalah sebagai berikut:
Pemberi jasa
Pemakaian jasa
Bagian produksi Bagian jasa/pembantu
1 2 1(X) 2(Y)
Bagian 1 (X)
Bagian 2 (Y)
50%
55%
40%
30%
-
15%
10%
-
7
Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu
dinyatakan dengan persamaan-persamaan:
X= 5.000.000 + 0.15Y
Y= 4.000.000 + 0.10 X
Kedua persamaan diatas dikombinasikan menjadi:
X= 5.000.000 + 0.15 (4.000.000 + 0.10 X)
X= 5.000.000 + 600.000 + 0.015 X
Maka X = 5.685.279
Y = 4.568.528
Artinya:
∞ Biaya overhead bagian jasa 1 setelah mendapat alokasi biaya overhead
dari bagian jasa 2 adalah sebesar 5.685.279
∞ Biaya overhead bagian jasa 2 setelah mendapat alokasi biaya overhead
dari bagian jasa 1 adalah sebesar 4.568.528
Dengan demikian maka jumlah biaya overheadpabrik netto masing-masing bagian
ditentukan sebagi berikut:
Bagian jasa BOP asli menerima memberi BOP netto
Bagian 1 (X)
Bagian 2 (Y)
5.000.000
4.000.000
685.279
568.528
568.528
685.279
5.116.751
3.883.249
Kedua biaya BOP netto dari departemen jasa 1 dan 2 ini kemudian dibebankan
kepada departemen produksi 1 dan 2 dengan proporsi sebagai berikut:
BOP langsungbagian produksi 1 bagian produksi 2
10.000.000 15.000.000BOP tak langsung
dep.jasa 1 (X) 2.842.639 2.274.112dep.jasa 2 (Y) 2.512.691 1.370.558
total 15.355.330 18.644.670
8
Atas dasar penentuan biaya BOP untuk masing-masing bagian/departemen
produksi inilah kemudian ditentukan tariff BOP untuk masing-masing bagian.
Tariff inilah diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok produksi. Ada
bermacam-macam alat penghitung yang dapat dipakai, agar pembebanan biaya
betul-betul adil, artinya makin besar jasa yang dipakai makin besar pula rupiah
yang harus ditanggung.
Contoh:
Buaya bagian jasa Dasar pemakaian
Biaya listrik
Biaya pemakaian gedung
Biaya perbaikan mesin
Biaya pembelian
Kilowatt hour yang dipakai
Meter persegi luas lantai
Jam kerja perbaikan yang dipakai
Perbandingan nilai pembelian
ii. Masalah Satuan Kegiatan (Activity Based)
Satuan kegiatan atau satuan penghitung adalah satuan yang dipakai untuk
mengetahui jumlah kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian produksi dan
bagian jasa, dalam rangka proses produksi. Satuan kegiatan diperlukan untuk
penyususan anggran biaya overhead pabrik karena pada garis besarnya biaya
overhead pabrik merupakan hasil kali antara satuan kegiatan dengan rupiah
tertentu sebagai tarif biaya overhead. Satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai
pada bagian produksi dan bagian jasa/pembantu adalah:
Bagian produksi:
Unit barang yang dihasilkan
Jam buruh langsung (Direct Labor Hours)
Jam mesin langsung (Direct Machine Hours)
Biaya tenaga kerja langsung
Bagian jasa/pembantu:
Jam reparasi langsung (Direct repair Hours)
Kilowatt hours, untuk bagian pembangkit tenaga listrik
9
Nilai pembelian bahan mentah, untuk bagian pembelian
Jam buruh langsung dan jam kerja, untuk bagian umum dan
administrasi pabrik
Penentuan atau pemilihan satuan kegiatan ini merupakan tanggung jawab manajer
produksi. Manajer harus berhati-hati karena kesalahan dalam pemilihan satuan
kegiatan mengakibatkan kesalahan pembebanan biaya overhead ke setiap bagian,
atau kepada barang-arang yang dihasilkan. Maka akan mengakibatkan kesalahan
penentuan pada Harga Pokok produksi (HPP prod).
iii. Perhitungan Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi barang-barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah
diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Volume produksi masing-masing barang ( dari anggaran produksi)
2. Biaya bahan mentah untuk masing-masing barang (dari anggaran bahan
mentah)
3. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang (dari anggaran
tenaga kerja)
4. Biaya overhead masing-masing bagian produksi dan bagian jasa/pembantu
5. Satuan kegiatan masing-masing bagian produksi dan bagian jasa/pembantu
6. Angka-angka standar pada masing-masing bagian produksi dan bagian
jasa/pembantu
Contoh:
PT.KOTA BARU memprodusir 2 macam barang yakni: A dan B. dari budget
produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:
Barang Unit produksi
A
B
7.000
4.000
10
Bagian Satuan kegiatan
Produksi 1
Produksi 2
reparasi
Unit barang A
Jam mesin langsung (DMH)
Jam reparasi langsung (DRH)
Angka standar pada bagian produksi 2 adalah sebagai berikut:
Barang DMH
A
B
4
3
Angaka standar pada bagian reparasi:
Bagian yang menggunakan jasa DRH
Produksi 1
Produksi 2
0.2 DRH per unit A
0.07 DRH per DMH
Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan
sebagai berikut:
Bagian Biaya overhead
Produksi 1
Produksi 2
reparasi
26.000
16.000
6.000
Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan
mentahuntuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:
Barang Biaya bahan mentah
A
B
70.000
60.000
11
Sedangkan dari anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tentang rencana biaya
tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:
barang Biaya tenaga kerja langsung
A
B
35.000
14.000
Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of
goods manufactured) masing-masing barang.
Jawab:
Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian (baik bagian
produksi maupun bagian jasa/pembantu sebagai berikut:
bagian Perhitungan Satuan kegiatan Tingkat kegiatan
Produksi 1
Produksi 2
Reparasi
Barang A: 28.000
Barang B: 12.000
Bagian 1: 1.400
Bagian 2: 2.800
Unit A
DMH
DRH
7.000
40.000
4.200
Jadi tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah:
Bagian produksi 1: 7.000 unit barang A
Bagian produksi 2: 40.000 DMH
Reparasi : 4.200 DRH
12
Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tariff biaya overhead (overhead rate)
bagi masing-masing bagian produksi sebagai berikut:
keteranganBagian produksi
1 2
Biaya overhead bag.produksi pengalokasian
bi.overhead bagian reparsi
Bagian produksi 1
Bagian produksi 2
Jumlah biaya overhead yg dialokasikan se
barang A dan B
Tingkat kegiatan:
Bagian prod:uksi 1 (dlm unit A)
Bagian produksi 2 (dlm DMH)
Tariff biaya overhead (overhead rate)
Bagian produksi 1 (per unit A)
Bagian produksi 2 (per DMH)
26.000
2000
28.000
7.000 unit
16.000
4000
40.000 DMH
4
0.50
1. 28.000/7.000 = 4 per unit
2. 20.000/40.000 = 0.50 per DMH
13
Setelah diketahui tariff biaya overhead bagi masing-masing bagian produksi,
maka dapat dihitung harga pokok produksi barang A dan B sebagai berrikut
keterangan
Barang A (7.000 unit) Barang B (40.000 unit)
Total (Rp)Per unit
(Rp)Total (Rp)
Per unit
(Rp)
Bi.bahan mentah langsung
Bi. Tenaga ketja langsung
Bi. Overhead barang A
Bagian1:
=7.000*4=28.000
Bagian 2:
7*4 DMH*0.5= 14.000
Barang B
Bagian 2
=4.000*3 DMH*50
70.000
35.000
42.000
10
5
6
60.000
14.000
6.000
15
5
1.50
jumlah 147.000 21 80.000 20
iv. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik
Penyusunan biaya overhead pabrik secara terperinci dapat dipelajaridari cintoh
berikut ini.
Contoh:
PT.GITA BAHARI memproduksi dua macam barang yang diberi nama jenis “X”
dan “Y”. Pada pabrik terdapat iga bagian produksi dan tiga jenis bagian jasa atau
pembantu, yakni:
Bagian produksi:
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III
Bagian jasa/pembantu:
Bagian umum dan administrasi pabrik
Bagian pembangkit tenaga listrik14
Bagian reparasi
Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan 2 bagian lain,
yakni bagian penjualan dan bagian umum, dengan perbandingan luas lantai
sebagai berikut:
60% dipakai pabrik
20% dipakai bagian penjualan
20% dipakai bagian umum
Biaya –biaya yang dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada ketiga
bagian tersebut dengan dasar perbandingan luas lantai. Satuan kegiatan pada
bagian pabrik adlah sebagai berikut:
bagian satuan kegiatan
produksi(I,II,III) jam buruh langsung(DLH)
umum dan administrasi pabrik jam buruh langsung(DLH)
pembangkit tenaga listrik kilowatt hours(KWH)
reparasi jam reparasi langsung(DRH)Dari anggaran produksi, didapat data tentang rencana produksi tahiun 1984
sebagai berikut:
15
Dari anggaran tenaga kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung
(DLH) untuk bagian produksi sebagai berikut:
Catatan :
Barang X diproses melalui bagian produksi I,II,III. Sedangkan barang Y hanya
melalui produksi ! dsn III.
Dengan berdasarkan pengalaman pada waktu0waktu lampau dan memperhatikan
rencana produksi maka kepala bagian jasa/pembantu membuat rencana tingkat
kegiatan bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi sebagai berikut:
16
Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead bagian jasa/pembantu
digunakan pendekatan direct departmental cost, dengan berdasarkan proporsi
sebagai berikut:
1. Biaya gedung:60% dari biaya gedung dibebankan kepada bagian-bagian
dalam pabrik, dengan proporsi sebagi berikut:
2. Jasa bagian umum dan administrasi pabrik, digunakan bagian-bagian lain
dengan proporsi sebagai berikut:
17
3. Jasa bagian pembangkit tenaga listrik digunakan oleh bagian-bagian lain
dengan proporsi sebgai berikut:
4. Jasa bagian reparasi digunkaan oleh bagian-bagian dengan proporsi sebgai
berikut:
Biaya gedung yang akan terjadi selama tahun 1984 diperkirakan sebagai
berikut:
18
Kepala bagian pabrik, dengan berdasarkanpengalaman dan
pertimbangannya membuat rencana biaya-biaya overhead pada bagian
jasa/pembantu selama tahun 1984 adalah sebagai berikut:
Sedangkan kepala bagian produksi juga membuat rencana tentang biaya-
biaya overhead pada bagian produkis selama tahun 1984 adlah sebagai
berikut:
19
Biaya gedung yang menjadi tanggungan pabrik adlah :60% x Rp 150,00,00 =
Rp90.000 per tahun, dengan perincian per bulannya direncanakan sebagai berikut:
20
Dengan melihat ketiga budget diatas maka dapat digambarkan biaya-biaya pabrik
yang akan terjadi pada tahun 1984 sebagai berikut:
x) 35.176 = biaya overhead produksi I + bagian produksi II +
bagian produksi III
= RP24.788 + Rp2.380 + Rp8.008
Selanjutnya PT.GITA BAHARI menghitung tarif biaya overhead bagi setiap
bagian produksi sebagai berikut:
21
Keterangan:
1. 9000 = 10% x Rp9000 (proporsi pembebana biaya gedung)
2. 11.680 = 10% x Rp 11680 (proporsi pembebanan biaya
overhead bagian umum dan administrasi) dan seterusnya, sesuai
dengan data tentang pembebanan biaya overhead yang tersedia.
3. 130.680 = biaya overhead bagian pembangkit tenaga + alokasi
dari biaya gedung dan bagian umum/administrasi.
= Rp110.000 + Rp9.000 + Rp11.680
Tarif biaya overhead bagian jasa/pembantu, dapat dihitung sebagai
berikut:
RP 130.68020000
= Rp6,35 per 1.000 KWH.
bagian reparasi:
Rp 29.4774000
= Rp7,36 per DRH
Catatan:
22
1. Tingkat kegiatan bagian pembangkit tenaga dalam tahun 1984 adlaah 20.000.000
KWH dan bagian reparasi adlah 4.000 DRh.
2. Angka-angka pembilang diatas adlah jumlah biaya overhead masing-masing
bagian setelah mendapat alokasi overhead bagian lain.
Akhirnya dapat dihitung biaya overhead bagi barang X dan Y yang dihasilkan
sebagai berikut:
23
v. Anggaran biaya distribusi
Biaya distribusi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memasarkan barang atau menyampaikan barang ke pasar. Termasuk ke dalamnya
adalah:
1. Biaya tenaga kerja bagian penjualan
2. Biaya angkut (biaya pengangkutan barang jadi dari pabrik ke pasar)
3. Biaya perjalanan
4. Biaya telepon( biaya telepon yang dikeluarkan untuk kepentingan penjualan
barang)
5. Komisi
6. Penyusunan alat-alat kantor
7. Biaya administrasi penjualan
8. Biaya asuransi
9. Pajak
10. Biaya advertensi dan promosi
Angka-angka dalam anggaran biaya advertensi diatas kemudian dimasukkan
pada budget biaya distribusi untuk masing-masing penjualan. Pendekatan dalam
merencanakan besarnya biaya distribusi:
Untuk merencanakan besarnya biaiya distribusi digunkana berbagai cara
pendekatan yaitu:
1. Diperkirakan secara langsung
24
2. Dengan pertimbangan keadaan persaingan
3. Dengan menentukan persentase tertentu dari penjualan
4. Dengan menentukan jumla tertentu untuk setiap unit barang yang terjual
5. Dengan memperhatikan tingkat keuntungan tahun lalu
6. Berdasarka return on investment
7. Task method
Manfaat penyusunan anggaran biaya distribusi
Penyusunan anggaran biaya distribusi mendatangkan manfaat yang besar bagi
perusahaan, terutama dalam hal:
1. Perencanaan
2. Koordinasi
3. Pengawasan
Contoh anggaran biaya distribusiDengan asumsi bahwa anggaran penjualan telah disusun sebelumnya dan biaya
distribusi disusun berdasarkan penerimaan penjualan, maka anggaran biaya
distribusi dapat disusun sebagai berikut:
25
26
biaya-biaya yang dikategorikan sebagai biay administrasi semua biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatannya, selain biaya-biaya pabrik dan
biaya distribbusi. Pada perusahaan-perusahaan yang relatif bessar, biaya
administrasi timbul pada bagian-bagiain: administrasi, pembukuan, perbekalan,
dan bagian staf. Sehingga anggaran biaya administrasi secara keseluruhan,
mencakup:
1. Biaya untuk direksi dan stafnya
2. Biaya depertemen keuangan
3. Biaya departemen umum dan administrasi
Contoh:
Pada PT.KENCANA MURNI terdapat 2 bagian yang diperhitungkan dalam
penyususnan anggaran biaya administrasi, yakni bagian admininstrasi dan bagian
pembukuan. Anggaran biaya administrasi secara total adalah sebagai berikut:
27
BAB II
POWER POINT
28
29
30
31
BAB III
SOAL DAN JAWABAN
1. Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah
keuntungan yang maksimal, oleh karena itu tingkat biaya perlu direncanakan
secara sangat hati-hati mengenai:
3. Proyeksi arus kas keluar
4. Pengawasan biaya
2. Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui sifat-sifat biaya yang terdiri dari tiga macam biaya yakni:
Biaya tetap (fixwd cost)
Biaya variable (variable cost)
Biaya semi variable (semi variable cost)
3. Apa yang dimaksud dengan biaya tetap(fix cost)
Biaya yang bersifat konstan secara total periode tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan beberapa asumsi tertentuseperti kebijaksanaan manajemen , periode dan waktu lain. Misalnya: gaji, pajak kekayaan, asuransi, penyusutan
4.Apa yang dimaksud dengan biaya variable (variable cost)
Biaya yang secara total mengalami perubahan searah atau sebanding
dengan perubahan tingkat kegiatan yang biasanya dinyatakan dengan
satuan aktivitas (activity base), seperti jam buruh langsung (DLH), jam
mesin (DMH) dan unit barang (Kg, liter, dll). Biaya-biaya ini misalnya:
biaya TKL, biaya pemeliharaan, peralatan, biaya BBTL .
5.Apa yang dimaksud dengan biaya semi variable(semi variable cost)
32
Biaya-biaya yang tidak bersifat variable. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan tingkat kegiatan, biaya ini termasuk kategori biaya semi variable, antara lain: biaya TKTL, biaya pemeliharaan, peralatan, biaya bahan mentah tak langsung.
6.Pengelompokan biaya dapat dilakukan dengan ?
3. Dapat dikendalikan (controllable): biaya yang sangat terpengaruh oleh
kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
4. Tidak dapat dikendalikan (noncontrollable)
Kita harus hati-hati dalam mengelompokkan biaya tersebut karena sangat erat
hubungannya dengan tanggung jawab dan waktu.
7.Apa yang dimaksud anggaran biaya overhead pabrik ?
Adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
rangka proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaa
kerja langsung. Begitu banyaknya jenis biaya yang terjadi di dalam pabrik,
sehingga memerlukan perhatian khusus
8. Di dalam menentukan besarnya dana yang ahrus dianggarkan untuk anggaran
Biaya Overhead Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu
diperhatikan, yakni:
Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya
Masalah menentkan jumlah biaya (anggaran)
9. Penanggung jawab perencaan perlu diterapkan prinsip pertanggungjawaban
atau responsibility accounting atau yang sering disebut ?
prinsip biaya Departemen Langsung
10.Apa yang dimaksud dengan Departemen produksi ?
bagian di pabrik yang bekerja mengelola bahan mentah menjadi barang
jadi atau barang akhir
33
34
35