Bop

46
I. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan yang maksimal, oleh karena itu tingkat biaya perlu direncanakan secara sangat hati-hati mengenai: 1. Proyeksi arus kas keluar 2. Pengawasan biaya Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan antara tingkat pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Meskipun demikian, biaya harus diawasi karena pengawasan biaya terutama harus diselaraskan dengan tujuan yang ingi dicapai oleh perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan dengan tanggung jawab yang harus dipikul oleh masing-masing kepala bagian dalam perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh beberapa bagian seperti biaya bahan mentah langsung dan biaya tenaga kerja langsung telah dibicarakan sebelumnya. Pada bagian ini akan dibicarakan biaya-biaya lain yakni: 1. Biaya-biaya pabrik( biasanya disebut dengan biaya overhead pabrik) 2. Biaya-biaya distribusi( biasanya disebut dengan biaya penjualan) 3. Biaya-biaya administrasi 1

description

bop-anggaran perusahaan

Transcript of Bop

Page 1: Bop

I. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah

keuntungan yang maksimal, oleh karena itu tingkat biaya perlu direncanakan

secara sangat hati-hati mengenai:

1. Proyeksi arus kas keluar

2. Pengawasan biaya

Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan antara tingkat pengeluaran

dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Meskipun demikian,

biaya harus diawasi karena pengawasan biaya terutama harus diselaraskan dengan

tujuan yang ingi dicapai oleh perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan

dengan tanggung jawab yang harus dipikul oleh masing-masing kepala bagian

dalam perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh beberapa bagian seperti biaya

bahan mentah langsung dan biaya tenaga kerja langsung telah dibicarakan

sebelumnya. Pada bagian ini akan dibicarakan biaya-biaya lain yakni:

1. Biaya-biaya pabrik( biasanya disebut dengan biaya overhead pabrik)

2. Biaya-biaya distribusi( biasanya disebut dengan biaya penjualan)

3. Biaya-biaya administrasi

Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui

sifat-sifat biaya yang terdiri dari tiga(3) macam biaya yakni:

1. Biaya tetap (fixwd cost)

Biaya yang bersifat konstan secara total periode tanpa terpengaruh oleh

volume kegiatan, dengan beberapa asumsi tertentuseperti kebijaksanaan

manajemen , periode dan waktu lain. Misalnya: gaji, pajak kekayaan,

asuransi, penyusutan

2. Biaya variable (variable cost)

Biaya yang secara total mengalami perubahan searah atau sebanding

dengan perubahan tingkat kegiatan yang biasanya dinyatakan dengan

satuan aktivitas (activity base), seperti jam buruh langsung (DLH), jam

mesin (DMH) dan unit barang (Kg, liter, dll). Biaya-biaya ini misalnya:

biaya TKL, biaya pemeliharaan, peralatan, biaya BBTL .

1

Page 2: Bop

3. Biaya semi variable (semi variable cost)

Biaya-biaya yang tidak bersifat variable. Biaya ini mengalami perubahan,

tetapi tidak sebanding dengan tingkat kegiatan, biaya ini termasuk kategori

biaya semi variable, antara lain: biaya TKTL, biaya pemeliharaan,

peralatan, biaya bahan mentah tak langsung.

Terhadap ketiga macam kategori biaya diatas, dapat dilakukan penggolongan lain

atas dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan, sehingga diperoleh cara

pengelompokkan lain biaya, yakni:

1. Dapat dikendalikan (controllable): biaya yang sangat terpengaruh oleh

kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan.

2. Tidak dapat dikendalikan (noncontrollable)

Kita harus hati-hati dalam mengelompokkan biaya tersebut karena sangat erat

hubungannya dengan tanggung jawab dan waktu.

I. ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam

rangka proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaa kerja

langsung. Begitu banyaknya jenis biaya yang terjadi di dalam pabrik, sehingga

memerlukan perhatian khusus.

2

Page 3: Bop

II. PERENCANAAN BESARNYA ANGGARAN

Di dalam menentukan besarnya dana yang ahrus dianggarkan untuk anggaran

Biaya Overhead Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu

diperhatikan, yakni:

Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya

Masalah menentkan jumlah biaya (anggaran)

I. Penanggung jawab perencaan perlu diterapkan prinsip

pertanggungjawaban atau responsibility accounting atau yang sering

disebut prinsip biaya Departemen Langsung, atas dasar prinsip ini dikenal

adanya pembagian menjadi departemen produksi dan departemen jasa

untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.

Departemen produksi yaitu bagian di pabrik yang bekerja mengelola

bahan mentah menjadi barang jadi atau barang akhir. Sedangkan departemen

jasa yaitu bagian di pabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak

langsung ikut berperan dalam proses produksi jasa yang disediakan mungkin

saja sebagian dipergunakan sendiri oleh bagian ini.

Bedasarkan pembagian seperti ini maka dikenal dua macam biaya

overhead pabrik yakni BOP – langsung yang terjadi pada departemen produksi

dan BOP – tidak langsung yang terjadi pada departemen jasa.

Item biaya yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen produksi

dan departemen jasa dapat diperiksa contohnya pada table berikut ini:

3

Page 4: Bop

Table 1

Biaya overhead pabrik

Perusahaan tekstil, suatu ilustrasi

Item biaya

BOP - langsung BOP – tak langsung

Bag.penjualan Bag.pengawasan Bag,finishing Bag.diesel Bag.bengkelBag.gudang&pe

mbelian

1.tempat kerja tak

langsung

2.material tak langsung

3.penyusutan

4.biaya lainya

Manajer peintalan

Mandor mesin pintal

Operator mesin pintal

Pembantu”.

Berbagai bahan penolong

Penyusutan gedung, mesin,aktiva tetap

Alat tulis,air dan listrik, asuransi dan pajak

Manajer pertemuan

Mandor mesin tenun

Operator mesin tenun

Pembantu”.

Berbagai bahan

penolong

Penyusutan gudang, mesin tenun,

Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak

Manajer finishing

Mandor finishing

Operator finishing

Pembantu”.

Berbagai macam

zat

Penyusutan gedung, inventaris

Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak

Mandor kamar

diesel

Operator diesel

Pembantu”.

Bahan bakar diese

Penyusutan gedung, inventaris

Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak

Mandor mekanik

Pembantu”.

Berbagai sumber cadangan

Penyusutan gedung, inventaris

Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak

kepala

gudang&pembelian

penjaga gudang

petugas pembelian

office suplier

Penyusutan gedung, inventaris

Alat tulis ,air dan listrik, asuransi dan pajak

4

Page 5: Bop

III. Cara menentukan jumlah anggaran

Masing-masing departemen berhak merencanakan biaya sesuai dengan

jenis biaya yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.sedangkan

untuk menentukan jumlahnya biaya masing-masing secara keseluruhan,

kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

Bedasarkan sifat biaya diatas maka ada jumlah anggaran yang

sudah jelas misalnya: penyusutan, gaji pegawai dll.

Bedasarkan wewenang untuk menentukan anggaran, ada biaya

yang wewenang menentukannya terletak di bagian itu sendiri

dengan pengertian dapat disetujui oleh atasan langsung.

Atas dasr pertimbangan diatas, maka penganggran jumlah biaya yang

perlu disediakan akan diatur seperti berikut (suatu ilustrasi)

Sifat biaya Dasar pertimbangan

Jenis biaya Wewenang penganggaran

Fixed

Variable

Semi variabel

Satuan waktu

Tariff tertentu

Ketentuan perusahaan

Kebijaksanaan sendiri

Volume dan harga tariff

Kebijaksaan menganggarkan

Penyusutan AT

Pajak kekayaan

Polis asuransi

Gaji pegawai

Suku cadang

Bahan bakar, material pembungkus

Bi.pemeliharaan

Pusat

Pusat bagian

Vol, bagian harga- pusat

bagian

5

Page 6: Bop

i. Pengawasan biaya overhead

Biaya overhead memerlukan pengawasan yang sungguh-sungguh agar dengan

mudah direncanakan. Biaya overhead adalah salah satu unsur utama biaya

produksi selain biaya BBL dan TKL sehingga terlalu besarnya Biaya overhead

tentu secara langsung mempengaruhi harga pokok produksi dan akhirny akan

memperkecil keuntungan yang diperoleh atau terpaksa mempertinggi harga jual.

Dalam rangka pengawasan Biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi

adalah pengalokasian biaya bagian jasa kepada biaya produksi. Hal ini timbul

karena bagian jasa sendiri dan juga untuk bagian produksi. Dalam pengalokasian

biaya bagian jasa/pembantu diperlakukan satu cara pendekatan yang disebut clean

cost concept merupakan cara alokasi biaya dimana biaya overhead pada bagian

jasa/pembantu secara langsung dialokasikan ke bagian produksi dengan

bedasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing bagian produksi.

Contoh:

Selama proses produksi dalam tahun 1984, pada bagian jasa/pembantu akan

ttimbul biaya overhead sebesar Rp 1.000.000. jasa yang disediakan, dipakai oleh

berbagai bagian dengan proporsi:

Bagian produksi I: 40%

Bagian produksi II: 30%

Bagian produksi III: 30%

Dengan bedasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut di atas maka biaya overhead

Rp 1.000.000.dapat dialokasikan ke masing=masing bagian dengan perhitungan:

bagian proporsi Total biaya alokasi biayaBagian produksi I: 40% 1000000 400,000Bagian produksi II: 30% 1000000 300,000

Bagian produksi III: 30% 1000000 300,000

Misalnya:

Bagian pembantu/jasa terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian

reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa bagian

repasi untuk perbaikan mesin-mesin diesel dan sebaliknya.diantara keduanya 6

Page 7: Bop

terjadi tukar-menukar jasa. Salah satu cara untuk mengalokasikan adalah dengan

metode aljabar (Algebraic method) dalam metode ini biaya overhead yang timbul

pada masing-masing jasa/pembantu dinyatakan dalam bentuk persamaan aljabar:

X= a1 + b1Y dan Y=a2 + b2 X

Dimana:

∞ X adalah jumlah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi

biaya dari bagian jasa Y

∞ Y adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi

biaya dari bagian jasa X

∞ A1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi

∞ A2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi

∞ B1 adalah presentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagian X

∞ B2 adalah presentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y

Contoh:

Pada PT. GENIT, selama tahun 1984 akan timbul biaya overhead sebesar berikut:

Bagian Biaya overhead

Bagian produksi:

Bagian 1

Bagian 2

Bagian jasa/pembantu:

Bagian 1 (X)

Bagian 2 (Y)

10.000.000

15.000.000

5.000.000

4.000.000

Jasa bagian jasa/pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh

bagian itu sendiri, dimana terjadi tukar-menukar jasa antara bagian jasa 1 dan 2.

Proporsi pemkain adaalah sebagai berikut:

Pemberi jasa

Pemakaian jasa

Bagian produksi Bagian jasa/pembantu

1 2 1(X) 2(Y)

Bagian 1 (X)

Bagian 2 (Y)

50%

55%

40%

30%

-

15%

10%

-

7

Page 8: Bop

Dengan menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian jasa/pembantu

dinyatakan dengan persamaan-persamaan:

X= 5.000.000 + 0.15Y

Y= 4.000.000 + 0.10 X

Kedua persamaan diatas dikombinasikan menjadi:

X= 5.000.000 + 0.15 (4.000.000 + 0.10 X)

X= 5.000.000 + 600.000 + 0.015 X

Maka X = 5.685.279

Y = 4.568.528

Artinya:

∞ Biaya overhead bagian jasa 1 setelah mendapat alokasi biaya overhead

dari bagian jasa 2 adalah sebesar 5.685.279

∞ Biaya overhead bagian jasa 2 setelah mendapat alokasi biaya overhead

dari bagian jasa 1 adalah sebesar 4.568.528

Dengan demikian maka jumlah biaya overheadpabrik netto masing-masing bagian

ditentukan sebagi berikut:

Bagian jasa BOP asli menerima memberi BOP netto

Bagian 1 (X)

Bagian 2 (Y)

5.000.000

4.000.000

685.279

568.528

568.528

685.279

5.116.751

3.883.249

Kedua biaya BOP netto dari departemen jasa 1 dan 2 ini kemudian dibebankan

kepada departemen produksi 1 dan 2 dengan proporsi sebagai berikut:

BOP langsungbagian produksi 1 bagian produksi 2

10.000.000 15.000.000BOP tak langsung

dep.jasa 1 (X) 2.842.639 2.274.112dep.jasa 2 (Y) 2.512.691 1.370.558

total 15.355.330 18.644.670

8

Page 9: Bop

Atas dasar penentuan biaya BOP untuk masing-masing bagian/departemen

produksi inilah kemudian ditentukan tariff BOP untuk masing-masing bagian.

Tariff inilah diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok produksi. Ada

bermacam-macam alat penghitung yang dapat dipakai, agar pembebanan biaya

betul-betul adil, artinya makin besar jasa yang dipakai makin besar pula rupiah

yang harus ditanggung.

Contoh:

Buaya bagian jasa Dasar pemakaian

Biaya listrik

Biaya pemakaian gedung

Biaya perbaikan mesin

Biaya pembelian

Kilowatt hour yang dipakai

Meter persegi luas lantai

Jam kerja perbaikan yang dipakai

Perbandingan nilai pembelian

ii. Masalah Satuan Kegiatan (Activity Based)

Satuan kegiatan atau satuan penghitung adalah satuan yang dipakai untuk

mengetahui jumlah kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian produksi dan

bagian jasa, dalam rangka proses produksi. Satuan kegiatan diperlukan untuk

penyususan anggran biaya overhead pabrik karena pada garis besarnya biaya

overhead pabrik merupakan hasil kali antara satuan kegiatan dengan rupiah

tertentu sebagai tarif biaya overhead. Satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai

pada bagian produksi dan bagian jasa/pembantu adalah:

Bagian produksi:

Unit barang yang dihasilkan

Jam buruh langsung (Direct Labor Hours)

Jam mesin langsung (Direct Machine Hours)

Biaya tenaga kerja langsung

Bagian jasa/pembantu:

Jam reparasi langsung (Direct repair Hours)

Kilowatt hours, untuk bagian pembangkit tenaga listrik

9

Page 10: Bop

Nilai pembelian bahan mentah, untuk bagian pembelian

Jam buruh langsung dan jam kerja, untuk bagian umum dan

administrasi pabrik

Penentuan atau pemilihan satuan kegiatan ini merupakan tanggung jawab manajer

produksi. Manajer harus berhati-hati karena kesalahan dalam pemilihan satuan

kegiatan mengakibatkan kesalahan pembebanan biaya overhead ke setiap bagian,

atau kepada barang-arang yang dihasilkan. Maka akan mengakibatkan kesalahan

penentuan pada Harga Pokok produksi (HPP prod).

iii. Perhitungan Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi barang-barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah

diketahui hal-hal sebagai berikut:

1. Volume produksi masing-masing barang ( dari anggaran produksi)

2. Biaya bahan mentah untuk masing-masing barang (dari anggaran bahan

mentah)

3. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang (dari anggaran

tenaga kerja)

4. Biaya overhead masing-masing bagian produksi dan bagian jasa/pembantu

5. Satuan kegiatan masing-masing bagian produksi dan bagian jasa/pembantu

6. Angka-angka standar pada masing-masing bagian produksi dan bagian

jasa/pembantu

Contoh:

PT.KOTA BARU memprodusir 2 macam barang yakni: A dan B. dari budget

produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:

Barang Unit produksi

A

B

7.000

4.000

10

Page 11: Bop

Bagian Satuan kegiatan

Produksi 1

Produksi 2

reparasi

Unit barang A

Jam mesin langsung (DMH)

Jam reparasi langsung (DRH)

Angka standar pada bagian produksi 2 adalah sebagai berikut:

Barang DMH

A

B

4

3

Angaka standar pada bagian reparasi:

Bagian yang menggunakan jasa DRH

Produksi 1

Produksi 2

0.2 DRH per unit A

0.07 DRH per DMH

Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan

sebagai berikut:

Bagian Biaya overhead

Produksi 1

Produksi 2

reparasi

26.000

16.000

6.000

Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan

mentahuntuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:

Barang Biaya bahan mentah

A

B

70.000

60.000

11

Page 12: Bop

Sedangkan dari anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tentang rencana biaya

tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:

barang Biaya tenaga kerja langsung

A

B

35.000

14.000

Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of

goods manufactured) masing-masing barang.

Jawab:

Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian (baik bagian

produksi maupun bagian jasa/pembantu sebagai berikut:

bagian Perhitungan Satuan kegiatan Tingkat kegiatan

Produksi 1

Produksi 2

Reparasi

Barang A: 28.000

Barang B: 12.000

Bagian 1: 1.400

Bagian 2: 2.800

Unit A

DMH

DRH

7.000

40.000

4.200

Jadi tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah:

Bagian produksi 1: 7.000 unit barang A

Bagian produksi 2: 40.000 DMH

Reparasi : 4.200 DRH

12

Page 13: Bop

Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tariff biaya overhead (overhead rate)

bagi masing-masing bagian produksi sebagai berikut:

keteranganBagian produksi

1 2

Biaya overhead bag.produksi pengalokasian

bi.overhead bagian reparsi

Bagian produksi 1

Bagian produksi 2

Jumlah biaya overhead yg dialokasikan se

barang A dan B

Tingkat kegiatan:

Bagian prod:uksi 1 (dlm unit A)

Bagian produksi 2 (dlm DMH)

Tariff biaya overhead (overhead rate)

Bagian produksi 1 (per unit A)

Bagian produksi 2 (per DMH)

26.000

2000

28.000

7.000 unit

16.000

4000

40.000 DMH

4

0.50

1. 28.000/7.000 = 4 per unit

2. 20.000/40.000 = 0.50 per DMH

13

Page 14: Bop

Setelah diketahui tariff biaya overhead bagi masing-masing bagian produksi,

maka dapat dihitung harga pokok produksi barang A dan B sebagai berrikut

keterangan

Barang A (7.000 unit) Barang B (40.000 unit)

Total (Rp)Per unit

(Rp)Total (Rp)

Per unit

(Rp)

Bi.bahan mentah langsung

Bi. Tenaga ketja langsung

Bi. Overhead barang A

Bagian1:

=7.000*4=28.000

Bagian 2:

7*4 DMH*0.5= 14.000

Barang B

Bagian 2

=4.000*3 DMH*50

70.000

35.000

42.000

10

5

6

60.000

14.000

6.000

15

5

1.50

jumlah 147.000 21 80.000 20

iv. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik

Penyusunan biaya overhead pabrik secara terperinci dapat dipelajaridari cintoh

berikut ini.

Contoh:

PT.GITA BAHARI memproduksi dua macam barang yang diberi nama jenis “X”

dan “Y”. Pada pabrik terdapat iga bagian produksi dan tiga jenis bagian jasa atau

pembantu, yakni:

Bagian produksi:

Bagian produksi I

Bagian produksi II

Bagian produksi III

Bagian jasa/pembantu:

Bagian umum dan administrasi pabrik

Bagian pembangkit tenaga listrik14

Page 15: Bop

Bagian reparasi

Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan 2 bagian lain,

yakni bagian penjualan dan bagian umum, dengan perbandingan luas lantai

sebagai berikut:

60% dipakai pabrik

20% dipakai bagian penjualan

20% dipakai bagian umum

Biaya –biaya yang dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada ketiga

bagian tersebut dengan dasar perbandingan luas lantai. Satuan kegiatan pada

bagian pabrik adlah sebagai berikut:

bagian satuan kegiatan

produksi(I,II,III) jam buruh langsung(DLH)

umum dan administrasi pabrik jam buruh langsung(DLH)

pembangkit tenaga listrik kilowatt hours(KWH)

reparasi jam reparasi langsung(DRH)Dari anggaran produksi, didapat data tentang rencana produksi tahiun 1984

sebagai berikut:

15

Page 16: Bop

Dari anggaran tenaga kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung

(DLH) untuk bagian produksi sebagai berikut:

Catatan :

Barang X diproses melalui bagian produksi I,II,III. Sedangkan barang Y hanya

melalui produksi ! dsn III.

Dengan berdasarkan pengalaman pada waktu0waktu lampau dan memperhatikan

rencana produksi maka kepala bagian jasa/pembantu membuat rencana tingkat

kegiatan bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi sebagai berikut:

16

Page 17: Bop

Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead bagian jasa/pembantu

digunakan pendekatan direct departmental cost, dengan berdasarkan proporsi

sebagai berikut:

1. Biaya gedung:60% dari biaya gedung dibebankan kepada bagian-bagian

dalam pabrik, dengan proporsi sebagi berikut:

2. Jasa bagian umum dan administrasi pabrik, digunakan bagian-bagian lain

dengan proporsi sebagai berikut:

17

Page 18: Bop

3. Jasa bagian pembangkit tenaga listrik digunakan oleh bagian-bagian lain

dengan proporsi sebgai berikut:

4. Jasa bagian reparasi digunkaan oleh bagian-bagian dengan proporsi sebgai

berikut:

Biaya gedung yang akan terjadi selama tahun 1984 diperkirakan sebagai

berikut:

18

Page 19: Bop

Kepala bagian pabrik, dengan berdasarkanpengalaman dan

pertimbangannya membuat rencana biaya-biaya overhead pada bagian

jasa/pembantu selama tahun 1984 adalah sebagai berikut:

Sedangkan kepala bagian produksi juga membuat rencana tentang biaya-

biaya overhead pada bagian produkis selama tahun 1984 adlah sebagai

berikut:

19

Page 20: Bop

Biaya gedung yang menjadi tanggungan pabrik adlah :60% x Rp 150,00,00 =

Rp90.000 per tahun, dengan perincian per bulannya direncanakan sebagai berikut:

20

Page 21: Bop

Dengan melihat ketiga budget diatas maka dapat digambarkan biaya-biaya pabrik

yang akan terjadi pada tahun 1984 sebagai berikut:

x) 35.176 = biaya overhead produksi I + bagian produksi II +

bagian produksi III

= RP24.788 + Rp2.380 + Rp8.008

Selanjutnya PT.GITA BAHARI menghitung tarif biaya overhead bagi setiap

bagian produksi sebagai berikut:

21

Page 22: Bop

Keterangan:

1. 9000 = 10% x Rp9000 (proporsi pembebana biaya gedung)

2. 11.680 = 10% x Rp 11680 (proporsi pembebanan biaya

overhead bagian umum dan administrasi) dan seterusnya, sesuai

dengan data tentang pembebanan biaya overhead yang tersedia.

3. 130.680 = biaya overhead bagian pembangkit tenaga + alokasi

dari biaya gedung dan bagian umum/administrasi.

= Rp110.000 + Rp9.000 + Rp11.680

Tarif biaya overhead bagian jasa/pembantu, dapat dihitung sebagai

berikut:

RP 130.68020000

= Rp6,35 per 1.000 KWH.

bagian reparasi:

Rp 29.4774000

= Rp7,36 per DRH

Catatan:

22

Page 23: Bop

1. Tingkat kegiatan bagian pembangkit tenaga dalam tahun 1984 adlaah 20.000.000

KWH dan bagian reparasi adlah 4.000 DRh.

2. Angka-angka pembilang diatas adlah jumlah biaya overhead masing-masing

bagian setelah mendapat alokasi overhead bagian lain.

Akhirnya dapat dihitung biaya overhead bagi barang X dan Y yang dihasilkan

sebagai berikut:

23

Page 24: Bop

v. Anggaran biaya distribusi

Biaya distribusi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

memasarkan barang atau menyampaikan barang ke pasar. Termasuk ke dalamnya

adalah:

1. Biaya tenaga kerja bagian penjualan

2. Biaya angkut (biaya pengangkutan barang jadi dari pabrik ke pasar)

3. Biaya perjalanan

4. Biaya telepon( biaya telepon yang dikeluarkan untuk kepentingan penjualan

barang)

5. Komisi

6. Penyusunan alat-alat kantor

7. Biaya administrasi penjualan

8. Biaya asuransi

9. Pajak

10. Biaya advertensi dan promosi

Angka-angka dalam anggaran biaya advertensi diatas kemudian dimasukkan

pada budget biaya distribusi untuk masing-masing penjualan. Pendekatan dalam

merencanakan besarnya biaya distribusi:

Untuk merencanakan besarnya biaiya distribusi digunkana berbagai cara

pendekatan yaitu:

1. Diperkirakan secara langsung

24

Page 25: Bop

2. Dengan pertimbangan keadaan persaingan

3. Dengan menentukan persentase tertentu dari penjualan

4. Dengan menentukan jumla tertentu untuk setiap unit barang yang terjual

5. Dengan memperhatikan tingkat keuntungan tahun lalu

6. Berdasarka return on investment

7. Task method

Manfaat penyusunan anggaran biaya distribusi

Penyusunan anggaran biaya distribusi mendatangkan manfaat yang besar bagi

perusahaan, terutama dalam hal:

1. Perencanaan

2. Koordinasi

3. Pengawasan

Contoh anggaran biaya distribusiDengan asumsi bahwa anggaran penjualan telah disusun sebelumnya dan biaya

distribusi disusun berdasarkan penerimaan penjualan, maka anggaran biaya

distribusi dapat disusun sebagai berikut:

25

Page 26: Bop

26

Page 27: Bop

biaya-biaya yang dikategorikan sebagai biay administrasi semua biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatannya, selain biaya-biaya pabrik dan

biaya distribbusi. Pada perusahaan-perusahaan yang relatif bessar, biaya

administrasi timbul pada bagian-bagiain: administrasi, pembukuan, perbekalan,

dan bagian staf. Sehingga anggaran biaya administrasi secara keseluruhan,

mencakup:

1. Biaya untuk direksi dan stafnya

2. Biaya depertemen keuangan

3. Biaya departemen umum dan administrasi

Contoh:

Pada PT.KENCANA MURNI terdapat 2 bagian yang diperhitungkan dalam

penyususnan anggaran biaya administrasi, yakni bagian admininstrasi dan bagian

pembukuan. Anggaran biaya administrasi secara total adalah sebagai berikut:

27

Page 28: Bop

BAB II

POWER POINT

28

Page 29: Bop

29

Page 30: Bop

30

Page 31: Bop

31

Page 32: Bop

BAB III

SOAL DAN JAWABAN

1. Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah

keuntungan yang maksimal, oleh karena itu tingkat biaya perlu direncanakan

secara sangat hati-hati mengenai:

3. Proyeksi arus kas keluar

4. Pengawasan biaya

2. Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui sifat-sifat biaya yang terdiri dari tiga macam biaya yakni:

Biaya tetap (fixwd cost)

Biaya variable (variable cost)

Biaya semi variable (semi variable cost)

3. Apa yang dimaksud dengan biaya tetap(fix cost)

Biaya yang bersifat konstan secara total periode tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan beberapa asumsi tertentuseperti kebijaksanaan manajemen , periode dan waktu lain. Misalnya: gaji, pajak kekayaan, asuransi, penyusutan

4.Apa yang dimaksud dengan biaya variable (variable cost)

Biaya yang secara total mengalami perubahan searah atau sebanding

dengan perubahan tingkat kegiatan yang biasanya dinyatakan dengan

satuan aktivitas (activity base), seperti jam buruh langsung (DLH), jam

mesin (DMH) dan unit barang (Kg, liter, dll). Biaya-biaya ini misalnya:

biaya TKL, biaya pemeliharaan, peralatan, biaya BBTL .

5.Apa yang dimaksud dengan biaya semi variable(semi variable cost)

32

Page 33: Bop

Biaya-biaya yang tidak bersifat variable. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan tingkat kegiatan, biaya ini termasuk kategori biaya semi variable, antara lain: biaya TKTL, biaya pemeliharaan, peralatan, biaya bahan mentah tak langsung.

6.Pengelompokan biaya dapat dilakukan dengan ?

3. Dapat dikendalikan (controllable): biaya yang sangat terpengaruh oleh

kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan.

4. Tidak dapat dikendalikan (noncontrollable)

Kita harus hati-hati dalam mengelompokkan biaya tersebut karena sangat erat

hubungannya dengan tanggung jawab dan waktu.

7.Apa yang dimaksud anggaran biaya overhead pabrik ?

Adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam

rangka proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaa

kerja langsung. Begitu banyaknya jenis biaya yang terjadi di dalam pabrik,

sehingga memerlukan perhatian khusus

8. Di dalam menentukan besarnya dana yang ahrus dianggarkan untuk anggaran

Biaya Overhead Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu

diperhatikan, yakni:

Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya

Masalah menentkan jumlah biaya (anggaran)

9. Penanggung jawab perencaan perlu diterapkan prinsip pertanggungjawaban

atau responsibility accounting atau yang sering disebut ?

prinsip biaya Departemen Langsung

10.Apa yang dimaksud dengan Departemen produksi ?

bagian di pabrik yang bekerja mengelola bahan mentah menjadi barang

jadi atau barang akhir

33

Page 34: Bop

34

Page 35: Bop

35